Anda di halaman 1dari 10

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

KELAUTAN DAN PERIKANAN


(LSP-KP)

SKEMA SERTIFIKASI
OPERATOR PENANGKAPAN IKAN DI LAUT
1. JARING INSANG (GILL NET)
2. RAWAI TUNA (TUNA LONG LINE)
3. PUKAT CINCIN (PUSRE SEINE)
4. HUHATE (POLE & LINE)
5. PENANGANAN IKAN DI ATAS KAPAL

Disusun atas dasar permintaan otoritas kompeten bidang penangkapan ikan. Skema ini dapat
digunakan dalam sertifikasi kompetensi Operator Penangkapan ikan di laut, sesuai
Kepmenakertrans No 298 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
Penangkapan Ikan di Laut

Ditetapkan Tanggal : 29 Januari 2018 Disyahkan Tanggal : 1 Februari


2018
SKEMA SERTIFIKASI OPERATOR
PENANGKAPAN IKAN D LAUT

Oleh: Oleh :

Anthon A. Djari Herry Maryuto


Ketua Komite Skema Sertifikasi Direktur LSP-KP

Nomor Dokumen : SS.LSP-KP.PI.012


Nomor Salinan :
Status Distribusi :
Terkendali
Tak terkendali

*) Beri tanda √ untuk yang sesuai

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skema Sertifikasi :


OPERATOR PENANGKAPAN IKAN D LAUT

Nomor :
SS.LSP-KP.PI.012

Telah Diperiksa/Disahkan
Oleh Ketua Komisi Sertifikasi BNSP :

Ir. Drs. Asrizal Tatang

2
SKEMA SERTIFIKASI OPERATOR
PENANGKAPAN IKAN D LAUT

1. LATAR BELAKANG
1.1. Dalam rangka mengantisipasi pemberlakuan MEA diperlukan program untuk memperkuat daya saing
tenaga kerja Indonesia di pasar global yaitu dengan menempatkan penguasaan kompetensi sebagai
fokus pengembangan sumberdaya manusia bidang kelautan dan perikanan.
1.2. Kondisi saat ini dirasakan adanya kesenjangan antara kualitas yang dimiliki tenaga kerja
dengan yang dibutuhkan oleh dunia usaha/industri, kesenjangan ini menimbulkan dua akibat yaitu
terjadinya pengangguran dan rendahnya produktifitas. Kesenjangan tersebut terjadi terutama
disebabkan oleh sistem pendidikan dan pelatihan yang belum sepenuhnya berbasis pada kompetensi
kerja
1.3. Sertifikasi kompetensi kerja merupakan bentuk pengakuan secara formal terhadap kompetensi kerja
yang dikuasai oleh lulusan pendidikan/pelatihan kerja atau tenaga kerja yang berpengalaman. Standar
kompetensi mencerminkan kemampuan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan dukungan
sikap kerja.
1.4. Pengembangan sistem sertifikasi profesi ditujukan untuk merespon kemajuan inovasi teknologi dan
pertumbuhan spesialisasi profesi untuk memfasilitasi pasar kerja global.
1.5. Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi Kelautan dan Perikanan (LSP-KP) didasari oleh kebutuhan
dan kesepakatan dari unsur asosiasi industri, asosiasi profesi kelautan dan perikanan, dan
Kementerian Kelautan dan Perikanan.
.
2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI
2.1. Pedoman ini berisi prinsip dan persyaratan umum skema sertifikasi operator penangkapan ikan d laut,
suatu paket kompetensi yang mencakup kemampuan kerja setiap individu dalam bidang dunia usaha

3
SKEMA SERTIFIKASI OPERATOR
PENANGKAPAN IKAN D LAUT

perikanan pemerintah maupun swasta yang sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI) bidang penangkapan ikan d laut.
2.2. Penjenjangan kualifikasi kompetensi kerja ditentukan berdasarkan kebutuhan dunia kerja dalam
profesi di bidang penangkapan ikan d laut.

3. TUJUAN SERTIFIKASI
3.1. Memastikan dan memelihara kompetensi di bidang penangkapan ikan d laut sehingga kompeten dan
mampu menjalankan tugasnya dengan professional.
3.2. Menjadi acuan bagi LSP-KP dan Asesor Kompetensi untuk melakukan Asesmen.

4. ACUAN NORMATIF
4.1. UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
4.2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
4.3. Keppres No. 8 Tahun 2012 tentang KKNI.
4.4. PP 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional.
4.5. Permenakertrans No 8 Tahun 2012 Tata cara penetapan SKKNI.
4.6. Permenakertrans No. 5 tahun 2012 tenang Standar Kompetensi Kerja Nasional.
4.7. ISO 17024: Rev. 2012. General requirement for bodies operating certification systems of persons.
4.8. Kepmenakertrans Nomor 77 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI) Penangkapan ikan d laut
4.9. Pedoman BNSP 210 tahun 2014 tentang Pedoman Pengembangan dan Pemeliharaan Skema
Sertifikasi.
4.10. ISIC (International Standard for International Classification of all Economic Activities) Revision 4, 2008.
4.11. ILO Guide to National Qualification Frameworks, 2007.
4.12. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2015 (KBLUI 2015).

5. KEMASAN / PAKET KOMPETENSI


A. Kemasan Okupasi : OPERATOR I PENANGKAPAN IKAN DENGAN ALAT TANGKAP JARING
INSANG (GILL NET)
Rincian Unit Kompetensi atau Uraian Tugas : 3 (tiga) Unit Kompetensi

N0 KODE UNIT UNIT KOMPETENSI

1 A.031110.007.01
Merakit Jaring Insang

2 A.031110.012.01
Melakukan penangkapan ikan di laut dengan menggunakan Jaring
Insang Hanyut (drift gillnet)

4
SKEMA SERTIFIKASI OPERATOR
PENANGKAPAN IKAN D LAUT

3 PRK.NP03.002.01
Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Kapal

B. Kemasan Okupasi : OPERATOR I PENANGKAPAN IKAN DENGAN ALAT TANGKAP RAWAI


TUNA (TUNA LONG LINE)
Rincian Unit Kompetensi atau Uraian Tugas : 3 (tiga) Unit Kompetensi

N0 KODE UNIT UNIT KOMPETENSI

1 A.031110.008.01
Merakit Rawai Tuna (Tuna Long Line)

2 A.031110.013.01
Melakukan penangkapan ikan di laut dengan menggunakan rawai
tuna ( tuna long-line)
3 PRK.NP03.002.01
Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Kapal

C. Kemasan Okupasi : OPERATOR I PENANGKAPAN IKAN DENGAN ALAT TANGKAP PUKAT


CINCIN (PURSE SEINE)
Rincian Unit Kompetensi atau Uraian Tugas : 3 (tiga) Unit Kompetensi

N0 KODE UNIT UNIT KOMPETENSI

1 A.031110.005.01
Merakit Pukat Cincin (Purse Seine)

2 A.031110.010.01
Melakukan penangkapan ikan di laut dengan menggunakan Pukat
Cincin (Purse Seine)
3 PRK.NP03.002.01
Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Kapal

D. Kemasan Okupasi : OPERATOR I PENANGKAPAN IKAN DENGAN ALAT TANGKAP HUHATE


(POLE & LINE)
Rincian Unit Kompetensi atau Uraian Tugas : 3 (tiga) Unit Kompetensi

N0 KODE UNIT UNIT KOMPETENSI

1 A.031110.009.01
Merakit Huhate

2 A.031110.014.01
Melakukan penangkapan ikan di laut dengan menggunakan
Huhate (Pole&line)

5
SKEMA SERTIFIKASI OPERATOR
PENANGKAPAN IKAN D LAUT

3 PRK.NP03.002.01
Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Kapal

E. Kemasan Okupasi : OPERATOR I PENANGANAN IKAN DI ATAS KAPAL


Rincian Unit Kompetensi atau Uraian Tugas : 3 (tiga) Unit Kompetensi

N0 KODE UNIT UNIT KOMPETENSI

1 A.031110.020.01
Melakukan Penanganan Ikan Tuna di Kapal

2 A.031110.021.01
Melakukan Penanganan Ikan Pelagis Kecil di Kapal

3 PRK.NP03.002.01
Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Kapal

A.2 Persyaratan Dasar Pemohon Sertifikasi Operator I Penangkapan ikan d laut


1. Bagi peserta didik SMK-KP/SUPM, sudah lulus mata pelajaran yang akan diujikan, atau,
2. Berpengalamam di bidang penangkapan ikan d laut minimal 1 tahun, atau
3. Memiliki sertifikat latih berbasis kompetensi penangkapan ikan d laut Tingkat Dasar, diverifikasi oleh
LSP-KP

6. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT


6.1. Hak Pemohon
6.1.1. Menyampaikan keluhan, complain, dan permintaan penyelesaian perselisihan kepada LSP-KP.
6.1.2. Mendapatkan informasi yang diperlukan untuk setiap perubahan persyaratan sertifikasi
6.1.3. Mendapatkan penjelasan dan informasi tambahan tentang program-program LSP-KP, khususnya
menyangkut dengan persyaratan, perubahan persyaratan, jadwal sertifikasi dan lain-lain.
6.1.4. Menggunakan sebutan/logo LSP-KP.
6.1.5. Mendapatkan sertifikat kompetensi jika dinyatakan kompeten.

6.2. Kewajiban Pemegang Sertifikat


6.2.1. Menandatangani surat persetujuan pemegang sertifikat sesuai dengan ketentuan LSP-KP.
6.2.2. Mematuhi semua persyaratan sertifikasi dari LSP-KP.
6.2.3. Memberikan pelayanan kepada klien atau bekerja ditempat kerja berdasarkan aturan dan kriteria
sertifikasi, memelihara serta menjaga kredibilitas aktivitas sertifikasi profesi.
6.2.4. Pemegang sertifikat LSP-KP dapat menggunakan dokumen, brosur, atau iklan seperti :
a. Dapat menggunakan sertifikatnya untuk keperluan profesinya.

6
SKEMA SERTIFIKASI OPERATOR
PENANGKAPAN IKAN D LAUT

b. Terdaftar dalam direktori pemegang sertifikat pada buku direktori yang akan diterbitkan oleh
LSP-KP.
6.2.5. Pemegang sertifikat harus menjalankan profesinya secara professional dan memenuhi kaedah-
kaedah sertifikasi.
6.2.6. Jika diperlukan dalam hal tertentu dan diminta oleh LSP-KP pemegang sertifikat harus
memberikan rekaman keluhan, sanggahan, dan perselisihan serta tindakan koreksinya.

7. BIAYA SERTIFIKASI
7.1. LSP-KP menetapkan biaya sertifikasi untuk Operator sebesar Rp. 350.000,-/asesi.
7.2. . Biaya uji kompetensi ditransfer ke LSP Kelautan dan Perikanan dengan Nomor Rekening 100.032.426
Bank Bukopin Cab MT Haryono Jakarta

8. PROSES SERTIFIKASI
8.1. Persyaratan Pendaftaran
8.1.1. Pemohon memahami proses asesmen yang mencakup persyaratan dan ruang lingkup
sertifikasi ,penjelasan proses penilaian hak pemohon, biaya sertifikasi dan kewajiban pemegang
sertifikat.
8.1.2. Pemohon mengajukan permohonan demgan mengisi formulir permohonan (APL-01) dan
dilengkapi dengan bukti berupa FC KTP, FC Ijasah terakhir, dll.
8.1.3. Pemohon mengisi Formulir asesmen mandiri (APL-02) yang dilengkapi dengan bukti berupa
portofolio.
8.1.4. Pemohon menyatakan setuju dengan semua persyaratan yang berlaku.

8.2. Proses Asesmen


8.2.1. Asesmen direncanakan dan disusun dengan cara yang menjamin bahwa verifikasi persyaratan
skema sertifikasi telah dilakukan secara obyektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi
untuk memastikan kompetensi.
8.2.2. Metoda asesmen dan perangkat asesmen dipilih dinterpretasikan untuk mengkonfirmasikan bukti
yang akan dikumpulkan dan bagaimana bukti tersebut akan dikumpulkan.
8.2.3. Rincian mengenai rencana asesmen dan proses asesmen dijelaskan, dibahas dan diklarifikasi
dengan peserta sertifikasi.
8.2.4. Prinsip asesmen dan aturan bukti diterapkan sesuai dengan persyaratan dasar peserta untuk
mengumpulkan bukti yang berkualitas.
8.2.5. Bukti yang dikumpulkan dari portofolio yang merupakan lampiran dari APL-02 diperiksa dan
dievaluasi untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk
memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan bukti.
8.2.6. Hasil proses asesmen yang memenuhi aturan bukti direkomendasikan kompeten dan yang belum
memenuhi aturan bukti direkomendasikan untuk mengikuti ke proses lanjut uji kompetensi.

8.3. Proses Uji Kompetensi

7
SKEMA SERTIFIKASI OPERATOR
PENANGKAPAN IKAN D LAUT

8.3.1. Uji kompetensi dirancang untuk menilai kompetensi secara tertulis, lisan, praktek, pengamatan
atau cara lain yang andal dan objektif.
8.3.2. Peralatan teknis yang digunakan dalam proses pengujian diverifikasi dan dikalibrasi secara tepat.
8.3.3. Prinsip asesmen dan aturan bukti diterapkan sesuai dengan persyaratan dasar peserta untuk
mengumpulkan bukti yang berkualitas.
8.3.4. Bukti yang dikumpulkan dari Uji praktek, uji tulis, uji lisan yang diperiksa dan dievaluasi untuk
memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan
kompetensi telah memenuhi aturan bukti.
8.3.5. Hasil proses asesmen yang memenuhi aturan bukti direkomendasikan kompeten dan yang belum
memenuhi aturan bukti direkomendasikan belum kompeten.

8.4. Keputusan Sertifikasi


9.4.1. LSP-KP menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan selama proses sertifikasi mencukupi
untuk:
a. mengambil keputusan sertifikasi.
b. melakukan penelusuran apabila terjadi, misalnya, banding atau keluhan.
9.4.2. LSP-KP membatasi keputusan sertifikasi sesuai persyaratan dalam skema sertifikasi yang
digunakan.
9.4.3. Keputusan sertifikasi terhadap peserta hanya dilakukan oleh LSP-KP berdasarkan informasi
yang dikumpulkan selama proses sertifikasi. Personil yang membuat keputusan sertifikasi tidak
ikut serta dalam pelaksanaan uji kompetensi atau pelatihan peserta sertifikasi.
9.4.4. Personil yang membuat keputusan sertifikasi harus memiliki pengetahuan yang cukup dan
pengalaman dengan proses sertifikasi untuk menentukan apakah persyaratan sertifikasi telah
dipenuhi.
9.4.5. Sertifikat tidak diserahkan sebelum seluruh persyaratan sertifikasi dipenuhi.
9.4.6. Sertifikat Asisten Teknis Reproduksi Ternak berlaku selama 4 tahun terhitung sejak ditetapkan.
9.4.7. LSP-KP memerbitkan sertifikat kompetensi kepada semua yang berhak menerima dalam bentuk
surat dan dari atau kartu yang ditandatangani dan disyahkan oleh personil yang ditunjuk oleh
LSP-KP
9.4.8. Sertifikat kompetensi LSP-KP sesuai pedoman BNSP, dan dirancang untuk mengurangi risiko
pemalsuan.

8.5. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat


8.5.1. LSP-KP mempunyai kebijakan dan prosedur terdokumentasi untuk pembekuan dan pencabutan
sertifikasi, penambahan dan pengurangan ruang lingkup sertifikasi, yang juga menjelaskan tindak
lanjut oleh LSP-KP.
8.5.2. Kegagalan dalam menyelesaikan masalah yang mengakibatkan pembekuan sertifikat, dalam
waktu yang ditetapkan oleh LSP-KP, akan mengakibatkan pencabutan sertifikasi atau
pengurangan ruang lingkup sertifikasi.

8
SKEMA SERTIFIKASI OPERATOR
PENANGKAPAN IKAN D LAUT

8.5.3. LSP-KP membuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang sertifikat kompetensi untuk
memastikan bahwa, selama pembekuan sertifikasi, pemegang sertifikat tidak diperkenankan
melakukan promosi terkait dengan sertifikasi yang dibekukan.
8.5.4. LSP-KP membuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang sertifikat kompetensi untuk
memastikan bahwa setelah pencabutan sertifikat, pemegang sertifikat tidak diperkenankan
menggunakan sertifikatnya sebagai bahan rujukan untuk kegiatannya.

8.6. Proses Sertifikasi Ulang


8.6.1. LSP-KP menetapkan kebijakan dan prosedur terdokumentasi untuk proses sertifikasi ulang,
sesuai dengan persyaratan skema sertifikasi.
8.6.2. LSP-KP menjamin selama proses sertifikasi ulang, proses tersebut memastikan kompetensi
pemegang sertifikat terpelihara, dan pemegang sertifikat masih mematuhi persyaratan skema
sertifikasi terkini.
8.6.3. Pemilik sertifikat dalam hal mengajukan perpanjangan harus mengajukan permohonan dengan
mengisi formulir APL-01 dan APL-02 lengkap dengan bukti.
8.6.4. Prinsip asesmen dan aturan bukti diterapkan sesuai dengan persyaratan dasar peserta untuk
mengumpulkan bukti yang berkualitas.
8.6.5. Bukti yang dikumpulkan berupa dokumen portofolio atau log book diperiksa dan dievaluasi untuk
memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan
kompetensi telah memenuhi aturan bukti.
8.6.6. Hasil proses asesmen yang memenuhi aturan bukti direkomendasikan kompeten dan yang belum
memenuhi aturan bukti direkomendasikan belum kompeten.
8.6.7. Kegiatan sertifikasi ulang yang ditetapkan LSP-KP menjamin bahwa dalam memastikan
terpeliharanya kompetensi pemegang sertifikat dilakukan melalui asesmen yang tidak memihak.
8.6.8. Sertifikasi ulang yang ditetapkan LSP-KP disesuaikan dengan skema sertifikasi, minimum
mempertimbangkan beberapa hal berikut:
a. asesmen di tempat kerja;
b. pengembangan profesional;
c. wawancara terstruktur;
d. konfirmasi kinerja yang memuaskan secara konsisten dan catatan pengalaman kerja;
e. uji kompetensi;
f. pemeriksaan kemampuan fisik terkait tuntutan kompetensi.

8.7. Penggunaan Sertifikat


8.7.1. LSP-KP mengatur dan mendokumentasikan persyaratan penggunaan logo atau penanda
sertifikasi kompetensi.
8.7.2. LSP-KP mensyaratkan pemegang sertifikat kompetensi untuk menandatangani perjanjian
dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. untuk mematuhi ketentuan yang relevan dalam skema sertifikasi;
b. untuk membuat pernyataan bahwa sertifikasi yang diterima hanya untuk ruang lingkup
sertifikasi yang telah diberikan;

9
SKEMA SERTIFIKASI OPERATOR
PENANGKAPAN IKAN D LAUT

c. untuk tidak menggunakan sertifikasi yang dapat mencemarkan LSP-KP, dan tidak membuat
pernyataan terkait sertifikasi yang oleh LSP-KP dianggap menyesatkan atau tidak dapat
dipertanggung jawabkan;
d. menghentikan penggunaan semua pengakuan atas sertifikasi yang merujuk pada LSP-KP
atau sertifikasi LSP-KP apabila sertifikat dibekukan atau dicabut, dan mengembalikan
sertifikat yang diterbitkan LSP-KP;
e. tidak menggunakan sertifikat dengan cara yang menyesatkan.
8.7.3. LSP-KP menetapkan prosedur tentang tindakan perbaikan untuk setiap penyalahgunaan
sertifikat, termasuk penyalahgunaan logo dan atau penanda.

8.8. Banding
8.8.1. LSP-KP menetapkan prosedur untuk menerima, melakukan kajian, dan membuat keputusan
terhadap banding. Proses penanganan banding mencakup setidaknya unsur-unsur dan metoda
berikut:
a. proses untuk menerima, melakukan validasi dan menyelidiki banding, dan untuk memutuskan
tindakan apa yang diambil dalam menanggapinya, dengan mempertimbangkan hasil banding
sebelumnya yang serupa;
b. penelusuran dan perekaman banding, termasuk tindakan-tindakan untuk mengatasinya;
c. memastikan bahwa, jika berlaku, perbaikan yang tepat dan tindakan perbaikan dilakukan.
8.8.2. LSP-KP membuat kebijakan dan prosedur yang menjamin bahwa semua banding ditangani
secara konstruktif, tidak berpihak, dan tepat waktu.
8.8.3. Penjelasan mengenai proses penanganan banding dapat diketahui publik tanpa diminta.
8.8.4. LSP-KP bertanggung jawab atas semua keputusan di semua tingkat proses penanganan
banding. LSP-KP menjamin bahwa personil yang terlibat dalam pengambilan keputusan proses
penanganan banding berbeda dari mereka yang terlibat dalam keputusan yang menyebabkan
banding.
8.8.5. Penyerahan, investigasi dan pengambilan keputusan atas banding tidak akan mengakibatkan
tindakan diskriminatif terhadap pemohon banding.
8.8.6. LSP-KP menerima banding, dan memberikan laporan kemajuan serta hasil penanganannya
kepada pemohon banding.
8.8.7. LSP-KP memberitahukan secara resmi kepada pemohon banding pada akhir proses
penanganan banding.

--------------------------------------------------

10

Anda mungkin juga menyukai