SKEMA SERTIFIKASI
OPERATOR PENANGKAPAN IKAN DI LAUT
1. JARING INSANG (GILL NET)
2. RAWAI TUNA (TUNA LONG LINE)
3. PUKAT CINCIN (PUSRE SEINE)
4. HUHATE (POLE & LINE)
5. PENANGANAN IKAN DI ATAS KAPAL
Disusun atas dasar permintaan otoritas kompeten bidang penangkapan ikan. Skema ini dapat
digunakan dalam sertifikasi kompetensi Operator Penangkapan ikan di laut, sesuai
Kepmenakertrans No 298 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
Penangkapan Ikan di Laut
Oleh: Oleh :
LEMBAR PENGESAHAN
Nomor :
SS.LSP-KP.PI.012
Telah Diperiksa/Disahkan
Oleh Ketua Komisi Sertifikasi BNSP :
2
SKEMA SERTIFIKASI OPERATOR
PENANGKAPAN IKAN D LAUT
1. LATAR BELAKANG
1.1. Dalam rangka mengantisipasi pemberlakuan MEA diperlukan program untuk memperkuat daya saing
tenaga kerja Indonesia di pasar global yaitu dengan menempatkan penguasaan kompetensi sebagai
fokus pengembangan sumberdaya manusia bidang kelautan dan perikanan.
1.2. Kondisi saat ini dirasakan adanya kesenjangan antara kualitas yang dimiliki tenaga kerja
dengan yang dibutuhkan oleh dunia usaha/industri, kesenjangan ini menimbulkan dua akibat yaitu
terjadinya pengangguran dan rendahnya produktifitas. Kesenjangan tersebut terjadi terutama
disebabkan oleh sistem pendidikan dan pelatihan yang belum sepenuhnya berbasis pada kompetensi
kerja
1.3. Sertifikasi kompetensi kerja merupakan bentuk pengakuan secara formal terhadap kompetensi kerja
yang dikuasai oleh lulusan pendidikan/pelatihan kerja atau tenaga kerja yang berpengalaman. Standar
kompetensi mencerminkan kemampuan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan dukungan
sikap kerja.
1.4. Pengembangan sistem sertifikasi profesi ditujukan untuk merespon kemajuan inovasi teknologi dan
pertumbuhan spesialisasi profesi untuk memfasilitasi pasar kerja global.
1.5. Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi Kelautan dan Perikanan (LSP-KP) didasari oleh kebutuhan
dan kesepakatan dari unsur asosiasi industri, asosiasi profesi kelautan dan perikanan, dan
Kementerian Kelautan dan Perikanan.
.
2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI
2.1. Pedoman ini berisi prinsip dan persyaratan umum skema sertifikasi operator penangkapan ikan d laut,
suatu paket kompetensi yang mencakup kemampuan kerja setiap individu dalam bidang dunia usaha
3
SKEMA SERTIFIKASI OPERATOR
PENANGKAPAN IKAN D LAUT
perikanan pemerintah maupun swasta yang sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI) bidang penangkapan ikan d laut.
2.2. Penjenjangan kualifikasi kompetensi kerja ditentukan berdasarkan kebutuhan dunia kerja dalam
profesi di bidang penangkapan ikan d laut.
3. TUJUAN SERTIFIKASI
3.1. Memastikan dan memelihara kompetensi di bidang penangkapan ikan d laut sehingga kompeten dan
mampu menjalankan tugasnya dengan professional.
3.2. Menjadi acuan bagi LSP-KP dan Asesor Kompetensi untuk melakukan Asesmen.
4. ACUAN NORMATIF
4.1. UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
4.2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
4.3. Keppres No. 8 Tahun 2012 tentang KKNI.
4.4. PP 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional.
4.5. Permenakertrans No 8 Tahun 2012 Tata cara penetapan SKKNI.
4.6. Permenakertrans No. 5 tahun 2012 tenang Standar Kompetensi Kerja Nasional.
4.7. ISO 17024: Rev. 2012. General requirement for bodies operating certification systems of persons.
4.8. Kepmenakertrans Nomor 77 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI) Penangkapan ikan d laut
4.9. Pedoman BNSP 210 tahun 2014 tentang Pedoman Pengembangan dan Pemeliharaan Skema
Sertifikasi.
4.10. ISIC (International Standard for International Classification of all Economic Activities) Revision 4, 2008.
4.11. ILO Guide to National Qualification Frameworks, 2007.
4.12. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2015 (KBLUI 2015).
1 A.031110.007.01
Merakit Jaring Insang
2 A.031110.012.01
Melakukan penangkapan ikan di laut dengan menggunakan Jaring
Insang Hanyut (drift gillnet)
4
SKEMA SERTIFIKASI OPERATOR
PENANGKAPAN IKAN D LAUT
3 PRK.NP03.002.01
Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Kapal
1 A.031110.008.01
Merakit Rawai Tuna (Tuna Long Line)
2 A.031110.013.01
Melakukan penangkapan ikan di laut dengan menggunakan rawai
tuna ( tuna long-line)
3 PRK.NP03.002.01
Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Kapal
1 A.031110.005.01
Merakit Pukat Cincin (Purse Seine)
2 A.031110.010.01
Melakukan penangkapan ikan di laut dengan menggunakan Pukat
Cincin (Purse Seine)
3 PRK.NP03.002.01
Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Kapal
1 A.031110.009.01
Merakit Huhate
2 A.031110.014.01
Melakukan penangkapan ikan di laut dengan menggunakan
Huhate (Pole&line)
5
SKEMA SERTIFIKASI OPERATOR
PENANGKAPAN IKAN D LAUT
3 PRK.NP03.002.01
Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Kapal
1 A.031110.020.01
Melakukan Penanganan Ikan Tuna di Kapal
2 A.031110.021.01
Melakukan Penanganan Ikan Pelagis Kecil di Kapal
3 PRK.NP03.002.01
Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Kapal
6
SKEMA SERTIFIKASI OPERATOR
PENANGKAPAN IKAN D LAUT
b. Terdaftar dalam direktori pemegang sertifikat pada buku direktori yang akan diterbitkan oleh
LSP-KP.
6.2.5. Pemegang sertifikat harus menjalankan profesinya secara professional dan memenuhi kaedah-
kaedah sertifikasi.
6.2.6. Jika diperlukan dalam hal tertentu dan diminta oleh LSP-KP pemegang sertifikat harus
memberikan rekaman keluhan, sanggahan, dan perselisihan serta tindakan koreksinya.
7. BIAYA SERTIFIKASI
7.1. LSP-KP menetapkan biaya sertifikasi untuk Operator sebesar Rp. 350.000,-/asesi.
7.2. . Biaya uji kompetensi ditransfer ke LSP Kelautan dan Perikanan dengan Nomor Rekening 100.032.426
Bank Bukopin Cab MT Haryono Jakarta
8. PROSES SERTIFIKASI
8.1. Persyaratan Pendaftaran
8.1.1. Pemohon memahami proses asesmen yang mencakup persyaratan dan ruang lingkup
sertifikasi ,penjelasan proses penilaian hak pemohon, biaya sertifikasi dan kewajiban pemegang
sertifikat.
8.1.2. Pemohon mengajukan permohonan demgan mengisi formulir permohonan (APL-01) dan
dilengkapi dengan bukti berupa FC KTP, FC Ijasah terakhir, dll.
8.1.3. Pemohon mengisi Formulir asesmen mandiri (APL-02) yang dilengkapi dengan bukti berupa
portofolio.
8.1.4. Pemohon menyatakan setuju dengan semua persyaratan yang berlaku.
7
SKEMA SERTIFIKASI OPERATOR
PENANGKAPAN IKAN D LAUT
8.3.1. Uji kompetensi dirancang untuk menilai kompetensi secara tertulis, lisan, praktek, pengamatan
atau cara lain yang andal dan objektif.
8.3.2. Peralatan teknis yang digunakan dalam proses pengujian diverifikasi dan dikalibrasi secara tepat.
8.3.3. Prinsip asesmen dan aturan bukti diterapkan sesuai dengan persyaratan dasar peserta untuk
mengumpulkan bukti yang berkualitas.
8.3.4. Bukti yang dikumpulkan dari Uji praktek, uji tulis, uji lisan yang diperiksa dan dievaluasi untuk
memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan
kompetensi telah memenuhi aturan bukti.
8.3.5. Hasil proses asesmen yang memenuhi aturan bukti direkomendasikan kompeten dan yang belum
memenuhi aturan bukti direkomendasikan belum kompeten.
8
SKEMA SERTIFIKASI OPERATOR
PENANGKAPAN IKAN D LAUT
8.5.3. LSP-KP membuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang sertifikat kompetensi untuk
memastikan bahwa, selama pembekuan sertifikasi, pemegang sertifikat tidak diperkenankan
melakukan promosi terkait dengan sertifikasi yang dibekukan.
8.5.4. LSP-KP membuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang sertifikat kompetensi untuk
memastikan bahwa setelah pencabutan sertifikat, pemegang sertifikat tidak diperkenankan
menggunakan sertifikatnya sebagai bahan rujukan untuk kegiatannya.
9
SKEMA SERTIFIKASI OPERATOR
PENANGKAPAN IKAN D LAUT
c. untuk tidak menggunakan sertifikasi yang dapat mencemarkan LSP-KP, dan tidak membuat
pernyataan terkait sertifikasi yang oleh LSP-KP dianggap menyesatkan atau tidak dapat
dipertanggung jawabkan;
d. menghentikan penggunaan semua pengakuan atas sertifikasi yang merujuk pada LSP-KP
atau sertifikasi LSP-KP apabila sertifikat dibekukan atau dicabut, dan mengembalikan
sertifikat yang diterbitkan LSP-KP;
e. tidak menggunakan sertifikat dengan cara yang menyesatkan.
8.7.3. LSP-KP menetapkan prosedur tentang tindakan perbaikan untuk setiap penyalahgunaan
sertifikat, termasuk penyalahgunaan logo dan atau penanda.
8.8. Banding
8.8.1. LSP-KP menetapkan prosedur untuk menerima, melakukan kajian, dan membuat keputusan
terhadap banding. Proses penanganan banding mencakup setidaknya unsur-unsur dan metoda
berikut:
a. proses untuk menerima, melakukan validasi dan menyelidiki banding, dan untuk memutuskan
tindakan apa yang diambil dalam menanggapinya, dengan mempertimbangkan hasil banding
sebelumnya yang serupa;
b. penelusuran dan perekaman banding, termasuk tindakan-tindakan untuk mengatasinya;
c. memastikan bahwa, jika berlaku, perbaikan yang tepat dan tindakan perbaikan dilakukan.
8.8.2. LSP-KP membuat kebijakan dan prosedur yang menjamin bahwa semua banding ditangani
secara konstruktif, tidak berpihak, dan tepat waktu.
8.8.3. Penjelasan mengenai proses penanganan banding dapat diketahui publik tanpa diminta.
8.8.4. LSP-KP bertanggung jawab atas semua keputusan di semua tingkat proses penanganan
banding. LSP-KP menjamin bahwa personil yang terlibat dalam pengambilan keputusan proses
penanganan banding berbeda dari mereka yang terlibat dalam keputusan yang menyebabkan
banding.
8.8.5. Penyerahan, investigasi dan pengambilan keputusan atas banding tidak akan mengakibatkan
tindakan diskriminatif terhadap pemohon banding.
8.8.6. LSP-KP menerima banding, dan memberikan laporan kemajuan serta hasil penanganannya
kepada pemohon banding.
8.8.7. LSP-KP memberitahukan secara resmi kepada pemohon banding pada akhir proses
penanganan banding.
--------------------------------------------------
10