Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayahNya serta kerja keras penyusun telah berhasil menyusun
Materi Penyuluhan yang akan digunakan bagi para penyuluh dan pelaku utama
maupun pelaku usaha. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada para
penyusun yang telah mencurahkan pikiran, waktu, dan tenaganya, sehingga materi ini
siap untuk digunakan.
i
KATA PENGANTAR
Rumpon merupakan salah perlengkapan penangkapan ikan yang dalam
kurun waktu yang belum lama dan banyak digunakan oleh para nelayan baik
skala kecil maupun besar. Pancing tegak dapat ditemui di wilayah perairan
dalam. Terutama di sekita rumpon laut dalam. Daerah penangkapannya
terletak pada alur ruaya ikan-ikan pelagis besar.
Pada akhir dari setiap bab, disusun rangkuman materi dari bab yang
bersangkutan dan juga tersedia contoh soal-soal untuk mengukur sejauh mana
pemahaman peserta didik menguasai materi yang sudah dipelajari. Sebagai
acuan, jika minimal 80% pertanyaan dapat dijawab dengan benar diasumsikan
peserta didik sudah menguasai materi dan dapat melanjutkan pelajaran pada
bab berikutnya. Jika jawaban yang benar masih kurang dari 80%, peserta didik
disarankan untuk mempelajari kembali bab yang bersangkutan sebelum
mempalajari bab berikutnya.
Semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan dan
meningkatkan mutu buku ini.
ii
DAFTAR ISI
iii
3.11. Test Formatif ........................................................................................................... 43
3.12. Tugas ....................................................................................................................... 43
iv
DAFTAR GAMBAR
v
3. 11 Cara membuka gulungan tali rumpon dari coil ............................................................. 33
3. 12 Menggulung tali rumpon atau wire di dek .................................................................... 33
3. 13 Cara menata jangkar sebelum diturunkan ke air .......................................................... 34
3. 14 Haluan kapal saat memasang rumpon ......................................................................... 35
3. 15 Jadwal pemeliharaan rumpon ....................................................................................... 36
3. 17 Pergeseran posisi rumpon akibat cuaca buruk. ........................................................... 38
3. 16 Lingkaran putar rumpon ................................................................................................. 38
3. 18 Berbagai kerusakan yang terjadi pada komponen rumpon ......................................... 40
3. 19 Mengangkat tali rumpon ke kapal selama perbaikan di laut ........................................ 41
3. 20 Penyelam sedang melepaskan pelampung rumpon .................................................... 42
vi
sudah lama kita kenal adalah dengan menggunakan rumpon (fish agregate
BAB I PENDAHULUAN device) dan menggunakan atraksi cahaya.
Mencari fish ground alam bukan pekerjaan mudah. Contoh yang paling
1.1. RUMPON
sederhana adalah pada penangkapan ikan kembung dengan menggunakan
Saat anda mempelajari metoda penangkapan yang mendasari teknologi payang tradisional, kumpulan ikan hanya dapat diketahui oleh para nelayan
penangkapan ikan, terdapat empat faktor utama yang harus anda pahami, yang sudah berpengalaman, atau berdasarkan pengetahuan yang diturunkan
yaitu: Ikan apa yang hendak ditangkap (Biologi Ikan), dimana ikan akan dari orang-orang tua mereka, bahkan tidak jarang dibarengi dengan mistis.
ditangkap (fish ground), bagaimana sifatnya (fish behaviour) dan berapa jumlah Contoh pada perikanan modern, bagaimana hunting purse seiner “around the
yang akan/boleh ditangkap (stock assessments dan kelestarian). Dari keempat ocean, by day, by weeks, even by month” hanya untuk mencari dan mengejar
faktor di atas, fish ground merupakan faktor penentu dalam menentukan kumpulan-kumpulan ikan tuna yang sedang bermigrasi.
keberhasilan penangkapan ikan, tanpa mengetahui fish ground ikan yang Di Indonesia penelitian-penelitian tentang keempat hal tersebut di atas
menjadi tujuan daerah penangkapan adalah pekerjaan menangkap ikan yang terutama mengenai ikan-ikan yang hidup di kawasan perairan Indonesia boleh
sia-sia. Fish ground di alam merupakan suatu lingkungan kehidupan yang dikatakan masih langka. Banyak data yang masih tersimpan di benak-benak
disukai ikan untuk berkumpul. Berbagai faktor yang menyebabkan ikan mau para nelayan, para fishing master dan nakhoda kapal penangkap ikan bahkan
berkumpul di lingkungan yang sesuai untuknya, yang dapat dipelajari pada perusahaan perikanan. Indonesia sudah mencoba suatu langkah yang
mata kuliah biologi perikanan. Secara umum ikan akan berkumpul saat makan, didasarkan pada teknologi penginderaan jarak jauh (Indrajah, remote sensing)
saat hendak memijah, dan saat bermigrasi (tuna adalah ikan yang bersifat higly sehingga mampu memantau perubahan suhu dan kandungan klorofil di
migratory). permukaan laut hampir diseluruh perairan Indonesia. Namun demikian perlu
Sebuah pertanyaan yang selalu menggelitik para nelayan adalah diingat bahwa, teknologi ini didasarkan pada pendeteksian perubahan suhu
bagaimana menangkap ikan yang paling mudah. Jawabannya sederhana permukaan dan pergerakan air laut, sehingga untuk menentukan suatu fishing
mungkin “jawaban bodoh” adalah menangkap ikan yang sedang “ngumpul” dan ground diperlukan data pendukung utama, yaitu data (insitu) hasil tangkapan.
syukur-syukur “diem”. Pernyataan “ngumpul dan diem” inilah yang memacu Data inilah yang sulit diperoleh selain untuk melakukan penelitian yang
para nelayan berupaya mengumpulkan ikan dengan berbagai cara. Cara yang demikian memerlukan biaya yang tidak sedikit dimana kita (Indonesia) belum
banyak memilikinya. Data indrajah dapat diperoleh setiap saat, namun data
1 2
hasil tangkapan kontinu dari waktu ke waktu pada fishing ground yang sama technique), Kapal Penangkap (fishing vessel), Disain Alat Penangkap Ikan
masih menjadi pertanyaan besar. Secara nasional Indonesia (dalam hal ini (fishing gear design), Perlengkapan Kapal Penangkap Ikan (fishing equipment),
Departemen Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perikanan telah menerapkan Perlengkapan Komunikasi (communication equipment), Perlengkapan Navigasi
Proyek Fishing Log Book) dimana data hasil tangkapan di berbagai tempat (navigational equipment), Kualifikasi dan kualitas SDM (fishing master,
pendaratan ikan dan kapal-kapal penangkap “diharapkan” dapat dicatat. Selain nakhoda, dan anak kapalnya), Biaya Operasional (bahan bakar, pelumas,
itu Indonesia telah lama mengenal teknologi pendeteksian bawah air bahan makanan, hak dan jaminan sosial bagi awak kapal seperti: gaji, premi,
(Underwater fish detection devices). Dari hanya untuk memperkirakan asuransi, sakit, bahkan keluarga yang ditinggalkannya), hingga manajemen.
kedalaman perairan hingga sekarang dapat digunakan untuk memprediksi baik Ikan pada umumnya adalah predator, yang besar memakan yang lebih
karakteristik perairan maupun biotanya. Data hasil pendeteksian fish finder
kecil, yang paling kecil memakan crustacea, crustacea memakan plankton.
diproses dengan menggunakan program analisis seperti EP 500 pada komputer
Sehingga pada salah satu mata rantai makannya adalah sangat tergantung
PC sederhana, atau secara life video sehingga dapat diprediksi jumlah densitas
dengan adanya unsur hara, chlorophyl dan sinar matahari menciptakan proses
per spesies dan ukuran per ekor, berdasarkan layer tertentu dari dasar laut
photosintesanya.
hingga ke permukaan dan kawasan, bahkan kecepatan dan arah pergerakan
Indonesia memperoleh sinar matahari sepanjang tahun. Hampir seluruh
(schooling maupun individu), berdasarkan ukuran layer. Mungkin suatu saat
pulau-pulau besar memiliki sungai yang mengalirkan “bahan unsur hara, yang
berbagai upaya di atas akan dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan
belum terdekomposisi..??”, pada kenyatanya, dengan terjadinya penggundulan
suatu daerah penangkapan ikan tertentu pada waktu tertentu dan tersedia
hutan, maka yang dialirkan adalah sampah hutan dan endapan lumpur.
secara kontinu sekaligus “dapat dipahami dan mudah serta disukai” oleh para
Diperparah lagi dengan hampir punahnya hutan mangrove dimana terciptanya
nelayan.
awal rantai makanan biota laut. Dengan kata lain sebesar apapun ikan di
Berbicara mengenai fishing ground, tidak boleh terlepas dari berbagai
samudra sana, makanannya berawal di mangrove.
kondisi perairan yang dinamis, kitapun harus memahami physical
Belajar dari phenomena ini maka terciptalah fish ground buatan.
oceanography-nya, harus mengetahui kondisi dasar perairannya, dan lain
Awalnya rumpon dibuat untuk menghasilkan unsur hara ditengah laut dari daun
sebagainya semua faktor alam yang mempengaruhi teknologi penangkapan
kelapa yang membusuk, kemudian terciptalah photosintesa, berlanjut dengan
ikan, seperti arus, angin, musim, gelombang, dll.). Kondisi fisik daerah
tumbuhnya phitoplankton, zoo plankton, berkumpul pula crustacea, dan biota
penangkapan akan sangat mempengaruhi Teknik Penangkapannya (fishing
3 4
laut tingkat tinggi yang berukuran makin besar dan makin besar akibat adanya Fishing ground buatan adalah suatu metoda bagaimana mengumpulkan
sifat predator. ikan dengan menciptakan suasana atau lingkungan yang mirip dengan habitat
Kita mengenal dua jenis fish ground, pertama adalah fish ground alami, asli dari jenis ikan yang hendak dikumpulkan. Pemilihan bahan untuk rumpon
didasarkan pada penciptaan kondisi lingkungan tersebut. Salah satunya untuk
dan kedua adalah fisih ground buatan. Fish ground alami adalah fish ground
menciptakan rantai makanan. Rantai makanan dibagi dalam dua proses.
yang sudah ada di laut. Sedangkan fish ground buatan adalah fish ground
Proses pertama menciptakan rantai makanan (food chain) yang akan
yang diciptakan oleh manusia yang dibuat semirip mungkin dengan fish ground
alami, yang dikenal dengan rumpon (Fish Aggregate Devices; FAD). menghasilkan kelimpahan zooplankton dan macronekton. Proses kedua
adalah menciptakan berlangsungnya hukum alam pada kehidupan ikan yaitu
Ditinjau dari konstruksi dan lokasi pemasangannya rumpon dibagi
sifat predator (ikan besar memakan ikan yang kecil). Pada proses yang kedua
menjadi dua jenis, yaitu rumpon dangkal dan rumpon laut dalam. Dewasa ini,
inilah yang diharapkan terjadi pengumpulan berbagai jenis dan ukuran ikan,
dengan diciptakannya alat pendeteksi bawah air (fish finder) yang cukup
dimulai dari ikan-ikan kecil hingga yang lebih besar secara bertahap. Bila
terjangkau harganya. Rumpon tidak lagi dibuat untuk menciptakan rantai
diperkirakan telah berkumpul ikan-ikan dalam jumlah yang banyak maka fungsi
makanan, tapi rumpon dimanfaatkan sebagai attractor di fish ground yang telah
rumpon telah tercipta dengan baik.
diketahui melalui fish finder.
Ditinjau dari segi pengoperasiannya dibagi menjadi dua pula, yaitu 1.2. Rumpon Buatan dari Bagian Tumbuhan
rumpon tidak tetap (rumpon kenvensional yang berasal dari Tegal, Pekalongan, Proses dekomposisi pada tumbuhan yang direndam di air laut hingga
dan sekitarnya), dan rumpon tetap (rompong di Sulawesi dan payaos dari menghasilkan makanan yang diperlukan melalui beberapa tahapan.
Filipina). Sedangkan ditinjau dari segi bahan dibagi menjadi tiga kelompok, Tahap pertama: Proses pembusukan (dekomposisi) tumbuhan (chlorophyll)
yaitu: akan menumbuhkan diatomeae.
1. Rumpon yang terbuat dari bagian tumbuhan. Tahap kedua: Melimpahkan diatom yang sangat diperlukan sebagai
2. Rumpon yang terbuat bukan tumbuhan makanan bagi phytoplankton.
3. Rumpon yang terbuat dari gabungan bagian tumbuhan dan bukan
tumbuhan
5 6
Setelah melimpahnya zooplankton maka akan mengundang ikan-ikan kecil Gambar 1. 2 Komponen rumpon konvensional
untuk berkumpul dan memakannya. Pada tahapan ini terjadilah proses kedua PERSYARATAN:
yaitu, penciptaan kondisi lingkungan dimana ikan besar memakan ikan kecil.
1. Tumbuhan harus yang mengandung banyak chlorophyll dan segar (bukan
Sekaligus memberikan perlindungan kepada ikan kecil untuk tidak dimakan
kering).
secara langsung oleh ikan-ikan besar. Sifat perlindungan rumpon terhadap
2. Harus dapat cepat membusuk dan tahan lama (sekitar 15 hari) atau lebih
ikan kecil ini ditujukan untuk memperpanjang waktu sehingga ikan-ikan dari
(beserat memanjang dan liat).
berbagai jenis dan ukuran dapat lebih banyak berkumpul dalam jumlah yang
besar. Ilustrasi rumpon koonvensional beserta komponennya disaji pada 3. Harus dapat menciptakan lingkungan yang teduh (untuk berlindung dari
biota yang tingkatnya lebih tinggi dan sinar matahari langsung).
7 8
bersumber dari food chain dan coral life cycle, yaitu memberikan tempat PERSYARATAN:
tumbuh atau menempel biota karang sesuai dengan tingkat yang paling rendah Secara teknis material apapun
hingga tingkat tertinggi dalam proses pembentukan lingkungan karang yang yang direndam di air laut merupakan
diupayakan untuk menciptakan habitat dari jenis ikan tertentu. media tumbuh atau tempat
Rumpon laut dalam dapat dipasang pada kedalaman antara 270 – 3.700 menempelnya biota karang. Namun
m, dengan berbagai disain mulai dari pelampung bambu, drum, pontoon besi, tujuan pembuatan rumpon ini tidak
pontoon alumunium, dan fiber glass. terlepas dari persyaratan harus mudah
ditangani, mudah dipindah atau mudah
Perkembangan FAD dengan berbagai keberhasilannya dalam menarik
diperbaiki, sehingga dihindarkan
perhatian ikan untuk berkumpul dalam jumlah besar, telah mempengaruhi
bahan-bahan non tumbuhan yang tidak
seluruh tingkat perikanan, tidak hanya perikanan artisanal atau subsistence,
mudah korosif, dan aerodinamis.
dapat meningkatkan hasil tangkap dan dapat melakukan penangkapan harian
(one day fishing) juga perikanan komersil dapat meningkatkan hasil
tangkapannya dengan tajam, leisure fishing hampir setiap hari dapat
menangkap ikan.
Gambar 1. 3 Rumpon Buatan dari
FAD juga dapat mengurangi konsumsi bahan bakar, dengan mengurangi Bahan Bukan Tumbuhan
waktu pencarian (searching time) ikan, ikan-ikan besar yang berada di bawah
rumpon dapat ditangkap dengan hand line sementara kapal drifting (Shomura,
et al., 1982). Rumpon jenis demikian ditampilkan pada gambar 2.3.
9 10
saat ikan akan beranjak dewasa bandeng akan berpindah ke air payau, diawali
dari bandeng masih berbentuk burayak (nener). Burayak akan beruaya
mencari air yang berkadar rendah dengan menelusuri tempat-tempat terlindung
pada tepian pantai, atau sungai.
Ikan bandeng adalah jenis ikan yang dapat hidup di dua perairan yang
berbeda kadar garamnya, yaitu perairan laut dan perairan payau. Saat akan
memijah bandeng pergi ke perairan laut yang memiliki kadar garam tinggi, dan
11 12
1.6. Penempatan Rumpon
Dasar Perairan:
tegangan geser rumpon akibat cuaca buruk. Dasar perairan yang berbentuk
gunung yang curam, jurang laut, atau celah sempit harus dihindari, karena akan Kondisi Laut dan Cuca:
menyebabkan kegagalan prematur penanaman rumpon, misalnya akibat
gesekan tali pada batu atau pegunungan. Rumpon bisa hilang atau bergeser
jauh, jangkar bisa terseret ke dalam air yang lebih dalam, atau penanaman
mungkin tidak berfungsi sesuai dengan desain yang direncanakan.
Gbr 1. 9 Perairan yang
berarus kuat
Kedalaman: Berhati-hati, untuk menghindari wilayah perairan yang bercuaca buruk,
Rumpon yang ditempatkan di perairan dan laut yang terlalu bergelombang, untuk mengurangi nelayan untuk
dangkal kurang dari 500 meter umumnya tidak memperbaiki rumpon. Pada kondisi seperti ini, biaya investasi akan tinggi
efektif mengagregasi tuna. Selain itu, biaya dibanding denngan manfaat yang dihasilkannya.
penanaman rumpon meningkat sebanding Perairan yang berarus kuat harus dihindari. Seperti juga cuaca buruk
dengan kedalaman, karena semakin dalam dan laut kasar, arus kuat akan meningkatkan ketegangan pada tali rumpon,
semakin panjang tali tambat yang dibutuhkan. menyebabkan komponen tali cepat rusak. Ilayah berarus deras sering terjadi di
Rumpon yang ditanam pada kedalaman antara ujung pulau (tanjung), dan selat sempit di antara pulau-pulau yang berdekatan.
1000 - 2000 m umumnya berfungsi dengan
baik. Pada kondisi tertentu, bagaimanapun, Gambar 1. 8 Kisaran kedalaman
penanaman rumpon Jarak antar rumpon:
mungkin perlu untuk menanamkan rumpon di
kedalaman yang lebih besar. Umumnya rumpon akan mengagregasi lebih efektif jika ditempak pada
jarak sekitar 4 – 5 mil laut dari terumbu karang ke arah laut. Jarak antar
rumpon sekitar 10 – 12 mkil laut. Jjarak ini cukup untuk menghindari
interferensi dari karang dan rumpon lainnya.
15 16
Tentu saja selalu ada pengecualian. Beberapa rumpon yang ditanam Umumnya untuk meningkatkan
lebih dekat ke pantai telah berhasil mengagregasi ikan secara efektif. Wilayah keselamatan dengan mengonsentrasikan
yang memiliki dasar curam (slope) tidak mungkin untuk menanam rumpon pada rumpon pada suatau wilayah yang dikenal.
jarak 4 atau 5 mil laut dari pantai karena terlalu dalam. Namun demikian, ketika
memilih sebuah situs baru yang belum pernah diuji sebelumnya, bila
memungkinkan gunakan jarak tersebut di atas.
Gambar 1. 11
Aksessibilitas rumpon
RINGKASAN
1. Fish ground merupakan faktor penentu dalam menentukan keberhasilan
penangkapan ikan, tanpa mengetahui fish ground ikan yang menjadi tujuan
penangkapan adalah pekerjaan menangkap ikan yang sia-sia.
Gambar 1. 10 Jarak rumpon 2. Fish ground terbagi menjadi dua jenis, pertama adalah fish ground alami,
dan kedua adalah fish ground buatan
Aksesebilitas dan Keselamatan:
3. Ditinjau dari segi bahan, bahan rumpon dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
Rumpon harus ditempatkan agar aman untuk dicapai dari pelabuhan.
a. Rumpon yang terbuat dari bagian tumbuhan.
Letak lokasi dan jarak dari pantai tergantung pada kondisi laut dan jarak operasi
yang aman untuk perahu berukuran kecil. Nelayan sangat berpengalaman b. Rumpon yang terbuat bukan tumbuhan
mengenai faktor dan kondisi laut disekitarnya. c. Rumpon yang terbuat dari gabungan bagian tumbuhan dan bukan
tumbuhan
17 18
4. Pemilihan bahan untuk rumpon konvensional adalah didasarkan pada 4. Tumbuhan umumnya dapat digunakan sebagai bahan fishing ground buatan
penciptaan kondisi lingkungan yang mirip dengan kondisi lingkungan yang terutama dari famili palm, jelaskan mengapa tumbuhan dari famili ini baik
disukai oleh ikan. Salah satunya untuk menciptakan rantai pertama untuk bahan fishing ground buatan ?
makanan. Rantai makanan dibagi dalam dua proses. Proses pertama 5. Salah satu fungsi bahan fish ground buatan adalah menciptakan rantai
menciptakan rantai makanan yang akan menghasilkan kelimpahan makanan ikan (food chain), jelaskan bagaimana proses yang terjadi dari
zooplankton. Proses kedua adalah menciptakan berlangsungnya hukum
bahan tumbuhan hingga berkumpulnya ikan-ikan yang menjadi tujuan
alam pada kehidupan ikan yaitu sifat predator.
penangkapan?
5. Proses siklus rantai makanan dan siklus kehidupan biota laut dari rumpon
non tumbuhan adalah bersumber dari coral life cycle, yaitu memberikan TUGAS
tempat tumbuh atau menempel biota karang sesuai dengan tingkat yang Kunjungilah tempat perakitan rumpon baik rumpon konvensioanl maupun
paling rendah hingga tingkat tertinggi dalam proses pembentukan rumpon laut dalam, Gambarkan disainnya kemudian pelajarilah spesifikasi
lingkungan karang yang diupayakan menciptakan habitat dari jenis ikan bahan yang digunakan serta dimana dan bagaimana memasangnya di tengah
tertentu. laut.
6. Rumpon telah mempengaruhi seluruh tingkat perikanan, mulai perikanan
artisanal atau subsistence, perikanan komersil hingga leisure fishing
sehingga dapat meningkatkan hasil tangkap secara tajam.
PERTANYAAN
1. Apakah yang dimaksud dengan fish ground buatan ?
19 20
Bab 2 Konstruksi Rumpon
21 22
bulat. Bagian pipa atas sepanjang 80 Setelah anda membaca dan memahami konstruksi jaring insang serta
Gambar 2. 4
cm dan bagian 105 cm berfungsi untuk mengikatkan rantai bagian-bagianya, cobalah anda kerjakan latihan di bawah ini.
atas komponen atas tali rumpon.
23 24
BAB 3 PEMASANGAN RUMPON rumpon yang kana digunakan. Kemudian ujung atas tali rumpon dipasangkan
ke ponton. Selanjutnya ponton di lego.
Pemasangan rumpon membutuhkan koordinasi sekuensi pekerjaan. Sebaiknya gunakanlah winch jangkar agar kecepatan turun tali dapat
Mungkin saja berbeda sesuai disain dan waktu. Koordinasi ini tergantung dari diatur, atau jika terjadi sesuatu jangkar dan tali rumpon masih dapat dihibob ke
penataan dari kapal pemasang dan jumlah ruang kerja yang tersedia, serta atas kapal. Metode ini sangat berbahaya jika menggunakan kapal berukuran
metode yag digunakan untuk melego jangkar. Pada kasus tertentu tergantung kecil.
juga pada kondisi laut dan jauhnya posisi pemasangan.
Prinsip Pemasangan Rumpon Belakangan
Prinsip pemasangan rumpon ada dua yaitu “jangkar dulu” atau “jangkar
belakangan”. Pemasangan rumpon dengan metode “jangkar belakangan” adalah
dengan menurunkan ponton, kemudian komponen tali rumpon dan terakhir
Prinsip Pemasangan Rumpon Jangkar Dulu adalah melabuhkan jangkar. Jika memungkinkan arah bentangan tali
Pemasangan dengan metode disesuaikan dengan kontur dasar laut.
“Jangkar Dulu” adalah dengan
menurunkan jangkar dulu, kemudian tali
rumpon bagian bawah. Tali ini akan
meluncur terbawa oleh beratnya jangkar
ke dasar laut. Setelah jangkar “makan”
maka sisa komponen rumpon diturunkan.
Gambar 3. 2 Jangkar belakangan
Metode “jangkar dulu” digunakan
jika kedalaman perairan tidak diketahui Sebagai contoh, rumpon akan dipasangkann di kedalaman 1.000 meter,
Gambar 3. 1 jangan menggunakan
dengan pasti Dalam kasus ini rantai atas perahu kecil
maka kapal harus mencoba berlayar sejauh 1 000 meter. Setelah semua
belum dipasangkan ke tali rumpon sampai jangkar komponen tali rumpon berada di air, janbgkar dilabuhkan. Metode ini
mencapai dasar laut. Setelah jangkar makan, tali rumpon dikencangkan untuk memberikan probabilitas terbesar untuk menempatkan rumpon pada
mengukur kedalaman, gunanya untuk memperkirakan berapa panjang total tali kedalaman yang dikehendaki.
25 26
27 28
memasang rumpon pada saat kekuatan angin besar (lihat gamabr 3.4). juga menyulitka dalam proses penurunan. Gambar 3.7 adalah contoh kapal
Sangatlah mudah untuk mengestimasi arus permukaan dengan yang sesuai untuk pemasangan rumpon.
mengamati arah gerakan seutas tali kecil yang dibanduli gayung dan
pengapung dan ditenggelamkan ke air. Tali akan hanyut
mengikuti arus, dan akan memberikan indikasi baik
kecepatan maupun arah arus. Perhatikan Gambar 3.5.
Kapal Pemasang Rumpon diturunkan); D: Ponton atau pelampung rumpon; E: Rantai atas; F: Ujung rantai
diikat erat sampai saatnya dilego; G: Sambungan antara rantai bawwah dengan
Gunakanlah kapal yang berukuran besar, lambung rendah, ruang kerjja
tali rumpon diikat sampai saatnya dilego.
geladak yang luas, memiliki winch atau boom. Jangan menggunakan kapal
berukuran kecil atau kapal besar dengan lambung tinggi. Selain berbahaya
29 30
Gambar 3. 9 Penempatan
pelampung di sisi luar buritan
kiri sebelum diturunkan
Gambar 3. 8 Penataan komponen rumpon sebelum di pasang kuat tapi mudah dilepas. Landasi bawahnya dengan terpal atau karung
untuk menghindari kerusakan pada badan kapal. Termasuk juga tempat
meluncurkan rantai jangkar, perhatikan gambar 3.9.
Mempersiapkan Komponen Rumpon
Jika menggunakan kapal berukuran kecil, dan ponton atau pelapung
Komponen rumpon harus ditata dan disusun sesuai urutan logis mulai
harus ditunda sejak keluar dari pelabuhan. Cara pelampung ditunda ini umum
dari ponton hingga jangkar. Penataan harus menghindarkan sekecil apapun
dilakukan jika keadaan laut bergelombang, dan hal ini sangat aman dilakukan
dari resiko kegagalan atau kecelakaan awak kapal atau awaknya.
jika kapal tidak memiliki winch untuk menurunkan komponen rumpon.
Ponton atau Pelampung Rumpon Perhatikan gambar 3.10, bagaimana ponton di tunda.
Ponton atau pelampung rumpon harus ditempatkan di lokasi
penurunannya, sehingga hanya dibutuhkan oleh garak kapal seminimal
mungkin. Lokasinya di sisi luar buritan kiri atau buritan kanan. Ponton harus
diikat kuat dengan tambang. Ikatan harus
31 32
Rantai dan tali rumpon menggunakan sistem angka delapan (lihat gambar 3.12). Cara ini akan
Cara yang paling biasa dilakukan untuk menyimpan rantai dan tali
mengurangi resiko kusut atau terbelit susunannya. Terutama jika tali terbuat
rumpon adalah langsung ditata di dek kapal di lokasi penurunannya. Keduanya
dari wire.
harus terikat erat selama dalam pelayaran menuju lokasi penanaman rumpon.
Jangkar Rumpon
Saat tiba di lokasi pengikatnya dilepas dan langsung diturunkan dari atas dek.
Alternatif lain, jika ruang Cara termudah dan paling
kerja sempit dan aman menata jangkar sebelum
berbahaya menurunkan diturunkan ke air adalah dengan
dari sisi lambung kapal, menempatkannya di atas konstruksi
rantai dan tali disimpan kayu (berbentuk meja) yang sejajar
dalam kotak kayu dengan top bulkwark. Perhatikan
kokoh. Kotak dapat
Gambar 3. 11 Cara membuka gulungan tali rumpon Gambar 3. 13 Cara menata jangkar
ditempakan di palkah sebelum diturunkan ke air
ikan. Membuka gulungan tali dari coilnya harus benar, jika tidak akan terjadi gambar 3.13.
tekukan pada tali. Cara termudah adalah dengan menggunakan alat pembuka Penjelasan gambar 3.13 A: Jangkar rumpon; B: Besi siku penahan rantai
atau penggulung tali. Lihat gambar 3.11. pengikat block;C; Konstruksi kayu penumpu jangkar; D: Block penghantar rantai
jangkar saat diturunkan; E landasan tebuat dari plywood.
Tali rumpon yang telah dibuka sebaiknya digulung kembali di atas dek Prosedur Pemasangan Rumpon
dengan
Segera setelah persiapan yang dijelaskan di atas. Prosedur
pemasangan rumpon adalah seperti yang dijelaskan berikut.
pula dibandingkan dengan posisi yang diperoleh dengan membaring dua buah Setelah jangkar diturunkan, dan ditunggu beberapa waktu sampai
benda darat di kenal. . rumpon tampak stabil. Tentukanlah posisi sebenarnya penanaman rumpon
setelah dipasang. Sebaiknya posisi penanaman rumpo dilaporkan ke pihak
Selanjutnya, pada posisi dimana kapal akan melakukan awal penurunan
(“jangkar belakangan”). Posisi ini harus berada tepat dibawah arus dari posisi yang berwenang yang mengatur wilayah penangkapan.
penanaman rumpon yang direncanakan. Panjang tali rumpon yang akan Pemeriksaan Rumpon
dipasang adalah 1.200 meter. Sehingga posisi aal penurunan adalah sejauh
Rumpon harus diperiksa dan dipelihara secara berkala dan teratur
800 meter atau 2/3 dari panjangg total tali rumpon dari posisi rumpon.
sehingga apabila terjadi masalah
Posisi awal pemsangan di program ke GPS, kapal melaju ke posisi dapat dideteksi secara dini (lihat
tersebut dan mulai proses pemasangan rumpon. Langkah pertama menurunkan gambar 3.15). Komponen rumpon
pelampung dan rantai atas, kemudian tali drumpon diturunkan. Haluan kapal yanbg rusak diganti, sehingga
diarahkan melawan arus (lihat gambar 3.14). mengurangi risiko kerugian
prematur rumpon. Melakukan
kunjungan inspeksi secara
berkala dapat mengungkapkan
penyebab potensi kerugian
rumpon sebelum terjadi. Inspeksi
teratur juga meningkatkan Gambar 3. 15 Jadwal pemeliharaan rumpon
35 36
hendak dilakukan perbaikan komponen rumpon, gunakanlah kapal berukuran kemungkinan untuk mengurangi atau menambah berat jangkar, atau
besar yang dilengkapi dengan peralatan bongkar muat yang memadai. menambah atau mengurangi daya apung pelampung. Posisi rumpon harus
Interval Pemeliharan selalu dikonfirmasikan dengan posisi rumpon hasil pemeriksaan sebelumnya
Selang waktu antar pemeriksaan tergantung oleh kondisi existing (Perhatikan gambar 3.17)
berjauhannya antar satu rumpon dengan rumpon lainnya yang dapat
dikunjungi. Jika usia pakai rumpan lama maka selang waktu antar
pemeliharaan dapat tidak terlalu dekat, tapi jika usia pakai rumpon rendah
maka selang waktu pemeriksaan harus lebih dekat. Terutama jika telah terjadi
badai. Idealnya rumpon harus diperiksa paling lambat setiap dua minggu sekali
(Lihat gambar 3.15).
37 38
Pemeliharaan dan Perawatan Rumpon dan membawa yang rusakke darat untuk pemeriksaan dan perbaikan lebih
Sebagian besar kerusakan yang terjadi pada rumpon adalah pada lanjut. Pada pelaksanaannya pelampung harus diganti setiap enam bulan
pelampung rumpon, atau kerusakan dibagian atas sekitar 30 meter dari sekali untuk meminimalkan resiko kehilangan rumpon.
Situasi Perawatan
Hasil pengamatan visual, akan menghasilkan sejumlah situasi yang
membutuhkan perawatan dan perbaikan. Kerusakan yang umum terjadi adalah Gambar 3. 18 Berbagai kerusakan yang terjadi pada komponen rumpon
kebocoran pelampung yang menyebabkan pelampung terisi air, pelampung Dalam kedua kasus di atas, sementara menggunakan kapal-kapal besar
terlepas, peralatan penyambung yang terpisah dari pelampung, sangat yang dilengkapi dengan peralatan bongkar muat membuat pekerjaan lebih
berkarat dan rusak, tali yang terkelupas atau sebagian seratnya terabrasi. mudah, pekerjaan ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan kapal yang
Perhatikan gambar 3.18. lebih kecil, jika perlu pelampung ditunda ke pelabuhan. Cara memperbaiki di
Prosedur Perawatan laut perhatikan gambar 3.19.
Jika kerusakan terjadi pada tali rumpon, maka perlu untuk mengangkat
tali dan memperbaikinya langsung dilaut. Perbaikan dilakukan dengan
memotong yang rusak dan menggantinya dengan yang baru dengan cara
splicing. Jika kerusakan terjadi pada ponton atau komponen atas rumpon,
pendekatan perbaikan terbaik adalah dengan mengganti komponen tersebut,
39 40
Gambar 3. 19 Mengangkat tali rumpon ke kapal selama perbaikan di laut
Perbaikan seperti pada gambar 3.19 hanya boleh dilakukan pada saat
cuaca tenang.
41 42
TEST FORMATIF
TUGAS
43