Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGENALAN KEHIDUPAN MASYARAKAT

PERIKANAN (PPKMP) DI PELABUHAN ( SKPT ) SEBATIK NUNUKAN PROVINSI


KALIMANTAN UTARA

DI SUSUN OLEH :

NAMA ANGGOTA KELOMPOK / PRODI / NRP :

1 . MUHAJIR EFENDI / TPI / 57211113558

2 . LARY FREEZGY DIRGANTARA / MP / 57212113612

3 . QANITAH ALYA RAGITA PUTRI / TPS / 57215213869

4 . NUR JASNITA ASLUDDIN / TPS / 57252113867

5 . RANIAH / TPH / 57213213704

KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


BADAN RISET SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN
POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN (AUP) JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK
PENGENALAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PERIKANAN
DI PELABUAHAN (SKPT) SEBATIK NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN
UTARA
Oleh :

1 . MUHAJIR EFENDI / TPI / 57211113558

2 . LARY FREEZGY DIRGANTARA / MP / 57212113612

3 . QANITAH ALYA RAGITA PUTRI / TPS / 57215213869

4 . NUR JASNITA ASLUDDIN / TPS / 57252113867


5 . RANIAH / TPH / 57213213704

Laporan ini telah di setujui syarat untuk mendapatkan nilai praktik pada mata kuliah PPKM Semester 2
Politeknik AUP Jakarta

Telah di periksa dan di setujui :

Di : Jakarta

Pada tanggal : Ferbuari 2022

Ketua panitia PPKMP 2022 Dosen Pembimbing

Basimo,APi,MI Margono, S.st.Pi,M.Tr.P


NIP NIP

Mengetahui
Direktur Politeknik AUP

Dr Muh Hery Rivadi A.S.Pi.M.Si


Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat, serta
karuniaNya saya dapat menyelesaikan laporan yang berjudul PRAKTIK PENGENALAN
KEHIDUPAN MASYARAKAT PERIKANAN (PPKMP) di pelabuhan (SKPT) Sebatik di Provinsi
Kalimantan Utara (Kaltara) tepat pada waktu yang telah ditentukan tanpa hambatan yang berarti,
untuk memenuhi salah satu tugas dari hasil Praktik Pengenalan Kehidupan Masyarakat Perikanan
(PPKMP) di pelabuhan (SKPT) Sebatik di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara)
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak
Margono, S.st.Pi,M.Tr.Pi. selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk
mengarahkan dan memberi bimbingan kepada penulis selama penulis menyusun laporan ini. Selain
itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1 . Suparmoko S.St.Pi
2 . Ignasius ile Bungan S.St.Pi
3 . Bapak/ibu beserta keluarga yang telah memberi dukungan moral dan materi
4 . Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu selama pembuatan laporan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI………………………………………………………..……………….
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................
A . Latar Belakang......................................................................................
B .Tujuan ..................................................................................................
C . Batasan masalah …………………………………………………………………
BAB II PROFIL DESA .......................................................................................
2.1 Demografi ………………………………………………………………
2.2 Sosial Ekonomi …………………………………………………………
2.3 Ekologi Dan Lingkungan ………………………………………………
2.4 Fasilitas umum Dan Kesehatan ………………………………………………..
BAB III PROFIL INDUK SEMANG……………………………………………..
3.1 Profil Desa Pesisr .……………………………………………………….
BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIK……………………………………………
4.1wilayah pelaksanaan ................................................................................
4.2wilayah .............................................................................
4.3 Metode pengumpulan data primer dan skunder ................................................
4.4 Tabel data Lokasi lokasi yang di kunjungi anggota kelompok............................
BAB V PEMBAHASAN...........................................................................................
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A . LATAR BELAKANG
Keberhasilan pembangunan perikanan nasional sangat terkait dengan keberadaan kualitas
sumberdaya manusia sebagai kunci pokok dalam menentukan keberhasilan program pembangunan
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan sumberdaya manusia menjadi salah satu upaya
pokok yang harus diwujudkan. Dengan demikian upaya peningkatan kualitas dan kemampuan
sumberdaya manusia mutlak diperlukan guna mendukung keberhasilan pembangunan
Dalam rangka mendukung hal tersebut, Politeknik Ahli Usaha Perikanan (Politeknik AUP) sebagai
salah satu lembaga pendidikan tinggi professional dalam bidang perikanan dalam menyiapkan
sumberdaya manusia perikanan selalu berupaya untuk selalu merealisasikan hal tersebut melalui
rancangan pembelajaran yang tertuang dalam kurikulum dengan komposisi 30% teori dan 70%
praktik. Salah satu kegiatan praktik tersebut adalah praktik lapangan bagi taruna tingkat pertama yang
dilaksanakan pada awal semester II yang selanjutnya disebut dengan Praktik Pengenalan Kehidupan
Masyarakat Perikanan (PPKMP). PPKMP dimaksudkan agar para taruna remaja yang berasal dari
berbagai latar belakang yang berbeda,baik latar belakang pendidikan (sekolah menengah umum atau
kejuruan),tingkat sosial budaya, asal daerah yang berbeda, dan sebagainya dapat mengetahui dan
mengenal serta memiliki kesamaan cara pandang terhadap kehidupan masyarakat perikanan
(pembudidaya ikan, nelayan, pengolah ikan, pedagang ikan dan penyuluhan perikanan).
Proses transformasi nilai dalam waktu yang demikian singkat tersebut memerlukan wahana dan
pengelolaan yang sesama agar dapat mencapai hasil yang seoptimal mungkin. Penyelenggaraan
PPKMP ini dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan kepada taruna tentang masyarakat
perikanan, lembaga pedesaan di lingkungan kehidupan pelaku utama perikanan serta menumbuhkan
kesadaran, yang pada gilirannya menumbuhkan jiwa dan semangat pengabdian taruna dalam berperan
serta membantu mewujudkan pengembangan masyarakat perikanan pada umumnya dengan usaha
perikanan yang tangguh.

B . TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya PPKMP adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui dan memahami berbagai aspek kehidupan masyarakat perikanan,lembaga desa
dan penyuluhan serta memahami mekanisme kerja lembaga perekonomian yang terkait dengan sektor
perikanan.
2. Memiliki cara pandang yang sama terhadap masyarakat perikanan dengan segala aspek
kehidupannya.
3. Dapat Mengetahui dan menghayati secara langsung kehidupan masyarakat perikanan serta
mekanisme kerja lembaga-lembaga yang terkait dengan aktivitas usaha perikanan.
4. Menembuhkan jiwa dan semangat pengabdian diri taruna terhadap dunia perikanan.
5. Dapat melihat langsung dan mengikuti perkembangan teknologi perikanan.
C . BATASAN MASALAH
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis harapkan kritik
dan saran dari pembaca untuk perbaikan dalam penulisan selanjutnya. Penulis berharap laporan ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumny
BAB . II
PROFIL KECAMATAN SEBATIK KABUPATEN NUNUKAN

2.1 Demografi
Penduduk Kecamatan Sebatik Barat berjumlah 10.285 jiwa. Sementara itu jumlah penduduk
Sebatik secara keseluruhan 30.947 jiwa. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa 1/3 jumlah
penduduk Sebatik berada di Sebatik Barat, dan 2/3 lainnya merupakan penduduk Sebatik Timur. Hal
ini dapat dipahami mengingat bahwa Sebatik Timur kondisinya lebih maju dari Sebatik Barat, baik
dari segi ekonomi maupun sarana infrastruktur yang relatif lebih baik dan lengkap. Oleh karena itu,
penduduk banyak terkonsentrasi di wilayah Timur yang jauh lebih maju. Kondisi seperti tersebut di
atas tampak pula pada jumlah penduduk per kelurahan di Sebatik Barat, yakni Kelurahan Aji Kuning
dengan jumlah penduduk terbesar (3.687 jiwa). Kondisi ini terkait dengan kemajuan Desa Aji Kuning
yang jauh melebihi desa-desa lain di Sebatik Barat. Sejak dari awal penduduk Aji Kuning telah
banyak mengadakan hubungan ekonomi perdagangan dengan negara tetangga (Malaysia).

2.2 Sosial Ekonomi


Masalah Ketertinggalan Sebatik merupakan pulau terluar dan terbagi menjadi dua wilayah negara
yaitu sebelah Utara Wilayah Malaysia (Sabah), dan sebelah Selatan Wilayah Indonesia (Provinsi
Kalimantan Timur). Kondisi yang demikian menjadikan penduduk Sebatik tidak terlepas dari
pengaruh kehidupan masyarakat negara tetangga. Pada satu sisi, penduduk Sebatik mendapat imbas
kemajuan ekonomi dari penduduk negara tetangga. Pada sisi lain, ada ketergantungan masyarakat
dengan negara tetangga, misalnya dalam pemasaran hasil dan pemenuhan kebutuhan rumahtangga.
Ketergantungan masyarakat pada negara tetangga dapat mengurangi rasa kebangsaan dan
nasionalisme. Mereka akan lebih mementingkan kebutuhan ekonomi daripada memperhatikan
kedudukannya sebagai warga negara Indonesia. Hal ini tampak dari informasi yang diperoleh bahwa
beberapa penduduk Sebatik, terutama yang dekat dengan perbatasan mempunyai ID ganda. Alasan
mereka adalah untuk kemudahan hubungan dengan masyarakat negara tetangga yang dirasakan
memberikan banyak keuntungan. Sementara itu, akses komunikasi dan transportasi ke wilayah
Indonesia masih kurang memadai, sehingga sebagian besar penduduk seolah-olah kurang menyatu
dan berinteraksi secara intensif dengan penduduk lainnya di wilayah Indonesia. Hal ini menjadikan
Sebatik Barat tertinggal dalam berbagai pembangunan, baik pembangunan fisik maupun non fisik.
Masalah-masalah kesejahteraan sosial yang biasanya terkait dengan daerah tertinggal antara lain
rendahnya kemampuan ekonomi, rendahnya pendidikan, dan rendahnya kualitas hidup. Demikian
pula yang terjadi di Sebatik Barat, tampak dari besarnya populasi keluarga kurang mampu (kecuali
miskin).

Kecamatan Sebatik Timur, yakni sekolah milik swasta. Sekolah lanjutan atas negeri hanya ada di
Nunukan. Kondisi seperti ini menyebabkan banyak penduduk yang mengalami kesulitan untuk
melanjutkan sekolah, baik karena masalah jarak lokasi maupun kemampuannya yang terbatas. Oleh
karena itu, hanya beberapa anak, khususnya dari golongan mampu yang dapat melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi. Dengan demikian, dari segi pendidikan penduduk Sebatik Barat
sebagian besar rendah (hanya mencapai tingkat Sekolah)

2.3 Ekologi Dan Lingkungan


Potensi dan Sumber Alam Berdasarkan informasi tokoh masyarakat setempat, di Sebatik sebenarnya
terdapat sumber alam yang dapat mendukung kemajuan wilayah, yakni sumber minyak bumi, namun
demikian hingga kini belum ada upaya untuk ekspolitasi sumber tersebut. Sumber alam yang sudah
diolah saat ini adalah tanah pertanian/perkebunan. Hasil yang diperoleh saat ini dari pengolahan tanah
yang merupakan hasil pertanian/perkebunan rakyat, adalah dari kebun coklat dan pisang. Kebun
coklat dan pisang tersebut cukup luas dan memberikan hasil cukup besar bagi masyarakat Sebatik
Barat. Jenis pisang di wilayah ini bagi masyarakat setempat dikenal dengan nama “pisang sanggar”
(pisang goreng), karena umumnya disajikan dengan cara digoreng. Untuk masyarakat Jawa, pisang
sanggar tersebut biasa dikenal sebagai pisang “kepok”. Menurut masyarakat setempat, hasil coklat
dan pisang banyak dijual ke negara tetangga Malaysia (Tawao). Ada bebarapa hal yang mendorong
mereka melakukan hal itu, pertama karena kebiasaan yang sudah lama mereka lakukan secara turun
menurun untuk melakukan hubungan dagang dengan penduduk negara tetangga. Bahkan di antara
mereka ada yang pernah tinggal dan punya kerabat yang berada di Malaysia dan mempunyai Identity
Card (ID) Malaysia. Kedua, tampaknya masyarakat masih lebih mengutamakan kebutuhan ekonomi
daripada kesadaran sebagai WNI. Hal ini tampaknya merupakan salah satu ciri masyarakat di daerah
perbatasan. Ketiga, dari segi transportasi dan jarak serta waktu tempuh ke Tawao relatif lebih murah
dan mudah dibandingkan ke Nunukan. Kenyataan yang ada saat ini, infrastruktur untuk jalur
transportasi ke wilayah Indonesia masih kurang memadai. Jalan penghubung antar kecamatan
kondisinya rusak, apalagi pada musim penghujan sulit dilalui kendaraan roda empat maupun roda dua.
Sebelum masyarakat mengembangkan tanaman coklat, di Sebatik pernah dikembangkan tanaman kopi
terutama saat permintaan kopi dari negara tetangga cukup besar. Setelah permintaan kopi dan
harganya anjlok masyarakat mulai beralih pada tanaman coklat.
2.4 Fasilitas umum dan kesehatan

Sebatik sebagai wilayah yang tergolong daerah tertinggal mempunyai keterbatasan infrastruktur,
seperti sarana perhubungan, komunikasi, penyediaan air bersih, sarana pendidikan, dan sarana
kesehatan. Prasarana dan sarana kesehatan yang ada di wilayah Kecamatan Sebatik Barat saat ini
hanya ada dua puskesmas, yakni satu Puskesmas di Desa Setabu dan satu Puskesmas di Desa Aji
Kuning, dengan jumlah dokter masing-masing satu orang. Dengan demikian, penduduk mengalami
hambatan dalam mengakses fasilitas kesehatan yang ada. Hal ini merupakan permasalahan sendiri
bagi penduduk Sebatik Barat dalam mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu,
banyak penduduk Sebatik Barat yang masih mengandalkan pengobatannya pada bantuan dukun
melalui cara-cara tradisional, yang dalam bahasa daerah/lokal disebut tatamba. Tatamba Puslitbang
Kesos 13 Diagnosa Permasalahan Sosial di Sebatik Barat Kab. Nunukan juga merupakan kebiasaan
adat (ritual) pengobatan bagi penduduk yang terkena bisa ular, tenung yaitu cara penyembuhannya
disembur dengan air putih yang sudah diberi doa. Menurut mereka si sakit sembuh karena izin dari
Allah. Beberapa cara tradisional lainnya masih sering dilakukan penduduk, misalnya pengobatannya
dengan cara mengunyah pucuk daun jambu dan nangka, merebus akar alang-alang, cabe rawit, butuh
(kemaluan) tupai, lalu diminum.
BAB III
PROFIL SKPT SEBATIK

3.1 Profil desa pesisir

Gambar Pulau Sebatik

Sebatik merupakan salah satu pulau kecil yang berbatasan dengan Negara Malaysia. Dalam Buku
Rencana Induk Pengelolaan Perbatasan Negara, Pulau Sebatik merupakan salah satu pulau terluar
yang menjadi prioritas utama pembangunan karena berbatasan langsung dengan negara tetangga. Di
Pulau Sebatik terdapat Titik Dasar No. TD 036 dan Titik Referensi No. TR 036. Pulau Sebatik
merupakan pulau yang wilayahnya terbagi menjadi 2 (dua) bagian, sebagian wilayah merupakan
daerah teritorial Negara Malaysia dan sebagian masuk dalam wilayah Indonesia. Dimana sebelah
utara dengan Malaysia, dengan Selat Makassar di sebelah selatan, di sebelah barat dengan
Kecamatan Sebatik Barat, di sebelah timur dengan Laut Sulawesi.
Luas Wilayah Kecamatan Sebatik memiliki luas daerah yaitu 104,42 km2yang terdiri dari dua belas
(12) Desa dengan 4 desa Swasembada serta Desa Tanjung Karang sebagai ibukota kecamatan. Ke
empat desa itu terletak di pesisir/tepi laut. Desa-desa yang berada di Kecamatan Sebatik antara lain
sebagai berikut :
1 Pancang
2 Sungai Nyamuk
3 Tanjung Aru
4 Tanjung Karang
5 Lapri

 
BAB IV
Pelaksanaan Praktik

4.1 waktu pelaksanaan


Pelaksanaan PPKMP Tahun 2022 bagi taruna angkatan LVII I berdasarkan kurikulum Politeknik
AUP dengan bobot 2 SKS dan dilaksanakan pada semester II yang berlangsung selama 10 hari, yaitu
dari tanggal 7 ferbuari – 16 ferbuari 2022. Bertempat di lokasi praktik yang ada di daerah tempat
tinggal di pelabuhan (SKPT) sebatik provinsi kalimtan utara (kaltara)
4.2 wilayah
Wilayah PPKMP yg di kunjungi terdiri dari beberapa lokasi seperti di wilayah ;
- Tanjung aru
- Sungai nyamuk
- Pancang
- Tanjung aru

4.3 Metode mengumpulkan data primer dan sekunder


Metode yang digunakan pada PPKMP adalah mengunjungi secara rutin keluarga pelaku utama
perikanan dan mengikuti segala aktivitasnya, secara umum metode pelaksanaan meliputi;
1. RRA (Rapid Rular Appraisal), untuk lebih memahami situasi dan kondisi desa nelayan dalam
waktu relatif singkat
2. Diskusi, untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam masyarakat pesisir.
3. Wawancara, untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan kegiatan pelaku utama
perikanan (menggunakan kuesioner)
Dalam pengambilan data meliputi:
a. Data primer, adalah data yang diperoleh dari pengamatan secara langsung di lapangan,
baik secara observasi ataupun interview.
b. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari seluruh staf kantor di pelabuhan (SKPT)
sebatik,
baik dari buku maupun dari internet
4.4 Tabel data rekap Lokasi-lokasi yang dikunjungi oleh anggota kelompok PPKMP

A . TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN


B . PERMESINAN PERIKANAN
Untuk mengenal lebih jauh kegiatan permesinan perikanan di lakukan wawancara ke responden Pak
Ramsyah. Data tersebut meliputi sebagai berikut :
a . Permesinan di atas kapal

No Spesifikasi
1 Nama kapal Cv anugrah
2 Tanda pendaftaran Pk . 205/031/13/UPP-SNN-2018
3 Tanda selar KLU 1 NO.281
4 Nama pemilik Pak Ramsyah
5 Nama nahkoda Jumar yusuf
6 Panjang kapal 5 m lebih
7 Lebar kapal 2 m setengah
8 Dalam kapal 1m
9 Gros tonage 5
10 Port of register 90
11 Tahun pembuatan 5 tahun

Data mesin induk meliputi (MAIN ENGINE)


No Spesifikasi
1 Model Mesin Tempel
2 Merek Yamaha
3 Jumlah silinder 2 mesin . 4 silinder
4 Stroke 2
5 Starting system manual
6 Di mensi ( p * l * t) 14.52 x 2.14 x 0.87
7 Jenis bahan bakar Bensin campur
8 Sistem pendinginan Es batu
9 Produksi 2018
10 Berat 80 kg
11 Daya mesin 40 HP / 15 PK
12 RPM 4000

1. Dalam sehari Main engine beroperasi 10 jam untuk bahan bakar 90 liter sekaligus pulang
pergi kelokasi penangkapan
2. Perawatn sekitar 6 bulan sekali untuk oli 1 bulan sekali dan untuk karburator sekitar 6 bulan
sekali
3. Prosedur pengoprasian mesin induk (main engine) kapal star dan stop di lakukan cara sebagai
berikut:
- Kendorkan baut jalan udara yang terdapat penutup tangki hubungkan konektor ke motor,
operasikan bulp pupm
4. Keruskan yg sering terjadi pada mesin kapal biasa nya kipas yg sering patah
5. Dan untuk oli pelumas yg dibutuh kan dalam 1 trip sekitar 1 liter untuk 1 jerigen
6. Alat mesin bantu dalam proses penangkapan ikan adalah pompa air
b. Permesinan Budidaya Perikanan
Kegiatan yg di lakukan adalah mengunjungi hasil budidaya kolam air tawar nila merah milik pak
Asriadi, budidaya ini mulai di bangun 2007 dan beropersi sekitar 2020, dibudidaya tersebut memiki 3
orang pekerja.
No Jenis mesin Spesifikasi dan kegunaan
1 Blower Meberikan oksigen pada ikan
2 Mesin pompa air Memasukan dan mengeluarkan air
3
4
5
6
C . TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN
1. Data responden
Nama responden : ibu nurtang
Usia : 43 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Status : menikah
Pendidikan terakhir : SD
Lama usaha: 6 tahun
Keikutsertaan dalam pelatihan : pernah

2.karakteristik hasil tangkapan:


Asal bahan baku:dari kapal milik sendiri
Apakah bahan baku memenuhi kebutuhan: memenuhi
Mutu bahan baku mentah:di TPI kualitas bagus,dan segar dan cara penjualan juga sangat higienis.
Ketersediaan ikan di TPI:ikan kakap merah,ikan Arut,ikan sanangin,ikan kerapu dan ikan tengiri dan
banyak lagi.
Berapa jumlah pelaku usaha :10 orang
Teknik penanganan yaitu dengan menggunakan es
Bagaimana sanitasi di TPI;bersih dan rapi

3.proses produksi dan produk olahannya


Jenis olahan: amplang,bakso,Lektor
Jumlah produk yg di hasilkan 1 bulan
1.amplang 80 bungkus
2.bakso sekitar 3-5 kg
3.lekor sekitar 4-5 kg
Proses pembuatan:
Yang pertama ambil daging ikan tenggiri,½ kg atau sesuai pesanan pelanggan,tepung
kanji,telur,bawang dan penyedap rasa secukupnya,lalu satukan hingga menjadi adonan dan potong
sesuai jenis olahan.
Proses produksi:masih menggunakan tradisional atau manual
Volume bahan baku'500-1.000 kg
Hasil olahan di jual kepada :pedagang
Ada berapa karyawan yg terlibat:tidak ada
Pada bulan apa saja ibu melakukan olahan:pada saat ada pesanan masuk.atau pada saat waktu time
pemukat naik
Kegiatan ibu selain mengelola yaitu menjadi guru mengaji.
Modal usaha berasal dari modal sendiri
Kendala yg di alami yaitu: kekurangan modal

4.pemasaran produksi
Berapa jumlah pedagang di daerah tersebut: banyak
Jenis produk apa saja yg di pasarkan:amplang,lekor dan. Bakso
Ke daerah mana saja pemasaran nya:ke daerah² sekitar dan keluar negri (Malaysia)
Sistem pemasaran:jual online dan titip ke supermarket
Bagaimana instruktur pemasaran: mendukung
Produk yg paling laku di pasaran:lekor dan amplang

5.lain-lain
D . PENYULUHAN PERIKANAN
Nama responden : ibu Rahmatia
Pekerjaan buru ikat rumput laut
Lama bekerja 10 tahun
Haraga pertali Rp.10.000
1 hari mendapatkan 7 tali
Pekerja dalam 1 kelompok 10-15 orang
Waktu yg di tempuh saat panen yaitu 35-40 hari
Panjang tali 13.15.17 meter
Tali yang di gunakan yaitu tali tunggal dan doubel
Pemilik bibit:bapak Fendi
Isi dalam 1 pondasi 600 tali
Penyakit atau kegagalan panen biasanya karena
Hama,tiram dan lumut.
1 tali ada 8 atau 7 botol
Panjang jemuran 18
Lebar 10
Harga 1 gulung tali 300 ribu
Pemasangan atau pengambilan rumput laut tergantung cuaca
Bahan bakar yg di gunakan yaitu bensin campur oli
Pulang dan pergi mengabiskan 20 liter
1 gulung tali menghasilkan 8-9 tali
Mulai beroperasi 1 tahun

Ketua bapak tamsil


Bendahara bapak Mukhlis
Sekretaris bapak Aziz
Nama kelompok :Saroha
E . TEKNOLOGI AKUAKULTUR
Nama responden : ibu Rahmatia
Pekerjaan buru ikat rumput laut
Lama bekerja 10 tahun
Haraga pertali Rp.10.000
1 hari mendapatkan 7 tali
Pekerja dalam 1 kelompok 10-15 orang
Waktu yg di tempuh saat panen yaitu 35-40 hari
Panjang tali 13.15.17 meter
Tali yang di gunakan yaitu tali tunggal dan doubel
Pemilik bibit:bapak Fendi
Isi dalam 1 pondasi 600 tali
Penyakit atau kegagalan panen biasanya karena
Hama,tiram dan lumut.
1 tali ada 8 atau 7 botol
Panjang jemuran 18
Lebar 10
Harga 1 gulung tali 300 ribu
Pemasangan atau pengambilan rumput laut tergantung cuaca
Bahan bakar yg di gunakan yaitu bensin campur oli
Pulang dan pergi mengabiskan 20 liter
1 gulung tali menghasilkan 8-9 tali
Mulai beroperasi 1 tahun

Ketua bapak tamsil


Bendahara bapak Mukhlis
Sekretaris bapak Aziz
Nama kelompok :Saroha
F . PENGOLAHAN SUMBER DAYA PERAIRAN
RESPONDEN : bapak beni Wijaya merupakan manager agro wisata
Pendidikan sarjana
Umur 27
Pendapat : Rp.1-2 juta
Mereka akan ada waktu tertentu untuk gotong royong membersihkan mangrove
Ada masyarakat yg sadar dan paham dan ada juga yg tidak sehingga buang sampah sembarang
Salah satu penyebab mangrove mati juga yaitu kurang nya kesadaran masyarakat yg membuang limba
oli ke laut.
Pekerja/karyawan 3 orang
Di mangrove ini juga ada hewan yg di pelihara seperti ular,buaya,dan ikan
mangrove yang mulai berdiri pada tahun 1999 dan
mulai beroprasi pada tahun 2018 ,
pemilik dari mangrove ini yairu bapak masjidil,
mangrove ini di lestarikan dan di jadikan tempat wisata bagi masyarakat sekitar dan para pendatang,
namun ada juga beberpa warga yg memanfaatkan mangrove ini sebagai tempat mengikat perahu
mereka bahkan ada juga yg menebang liar secara sembunyi-sembunyi dan di jadikan bagan
,mangrove ini seluas 1 hektar,
jenis mangrove di sini terbagi mejadi 3 yaitu,rizhopora,achivennia,stylosa,mangrove ini juga sering di
sebut pareppa,bakau
BAB V
PEMBAHASAN
Divisi Teknologi Penangkapan Ikan
Mengembangkan teknologi penangkapan ikan yang efektif, efisien serta dapat
dipertanggungjawabkan (ramah lingkungan dan berkelanjutan) melalui kajian unit penangkapan,
metode penangkapan, selektivitas, dan tingkah laku ikan sesuai trend kemajuan ipteks lain dan
lingkungan bisnis perikanan tangkap.
Permesinan kapal
Permesinan adalah Seluruh mesin yang ada diatas kapal baik yang berada diatas kapal deck maupun
di dalam kamar mesin – mesin kecuali mesin induk yang fungsinya memperlancar pengoperasioan
mesin induk dan operasi kapal secara perkesinambungan dengan aman dan selamat, Proses
Permesinan (Machining) merupakan proses pembentukan suatu produk dengan pemotongan dan
menggunakan mesin perkakas.

Pengolahan hasil perikanan


Program Studi Sarjana Teknologi Hasil Perikanan bertujuan untuk mengembangkan lulusan yang
memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang penanganan, pengolahan, pengemasan, dan
distribusi ikan yang sesuai dengan higiene, sanitasi, manajemen mutu, dan standarisasi.
Pengelolaan Sumberdaya Perairan
Sumber Daya Perairan mempelajari tentang kegiatan atau proses perencanaan, pengorganisasian,
pemanfaatan, dan juga pengelolaan sumber daya perairan. Proses tersebut meliputi pemetaan dan
pemantauan sumber daya, pembudidayaan, eksploitasi produksi hingga pemasaran sumber daya
perairan
Akuakultur
Akuakultur adalah metode untuk melakukan pemeliharaan serta penangkaran berbagai jenis makhluk
hidup seperti hewan dan tumbuhan yang hidup di perairan, Ruang lingkup Akuakultur (budidaya) bisa
dilihat dari beberapa sudut pandang yaitu berdasarkan kegiatan, spasial, sumber air, zonasi darat –
laut, dan posisi wadah produksi. Berdasarkan kegiatannya akuakultur (budidaya) mencakup : ...
Subsistem pengadaan sarana dan prasarana produks
Penyuluhan perikanan
penyuluhan Perikanan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka
mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas,
efisiensi usaha, pendapatan dan
BAB VI
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN DAN SARAN
1. Perlu adanya pemantauan ekowisata untuk mengarahkan para pengelola dalam keberlanjutan
ekowisata yang lebih baik lagi. Seperti diadakannya penyuluhan konservasi secara kontiniu kepada
masyarakat dimana kegiatan sosialisasi ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai
konservasi.
2. Perlu adanya konsep baru untuk menarik wisatawan agar pembangunan ekowisata berjalan dengan
baik , seperti penawaran jasa wisata yang menarik bagi pengunjung, namun tentu saja menaati
protokol yang ada. Di mana karakteristik pengunjung dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk
pengelola dalam pembuatan paket-paket wisata. Paket wisata yang bisa diterapkan di Kawasan
Ekowisata ini adalah paket wisata yang digemari oleh kalangan keluarga, para remaja/pelajar dan
pekerja

Anda mungkin juga menyukai