Anda di halaman 1dari 12

Lex Administratum, Vol.I/No.

1/Jan-Mrt/2013

TANGGUNG JAWAB SYAHBANDAR Kata kunci: syahbandar,


DALAM KESELAMATAN PELAYARAN keselamatan pelayaran
DITINJAU DARI UU PELAYARAN
NO.17 TAHUN 2008 TENTANG PENDAHULUAN
PELAYARAN 1 A. LATAR BELAKANG PENULISAN
Oleh: Randy Y.C. Aguw2 Menyadari akan penti ngnya
peran syahbandar mengenai
ABSTRAK keselamatan dalam pelayaran, maka
Tujuan peneliti an ini adalah untuk lahirlah undang undang nomor 17
mengetahui bagaimana Tanggung tahun 2008 tentang pelayaran,
Jawab Syahbandar Dalam Keamanan berbagai macam peraturan telah
dan Keselamatan Pelayaran dan mendahului peraturan perundang
bagaimana Tugas Syahbandar Dalam undangan ini, dilihat dari konteks
Rangka Meningkatkan Keamanan sejarah tentang perkembangan
dan Keselamatan Pelayaran. tugas dan wewenang syahbandar
Berdasarkan penggunaan metode dalam pelabuhan telah mengalami
peneliti an kepustakaan disimpulkan perbaikan perbaikan dan
bahwa: 1. Tanggung jawab peningkatan yang akan mengangkat
syahbandar sangatlah penti ng lebih jelas mengenai peran yang
karena keamanan dan keselamatan sangat penti ng bagi
pelayaran adalah sudah menjadi kesyahbandaran, sebelum undang
tugasnya. Tindakan-ti ndakan yang di undang no 17 tahun 2008 tentang
lakukannya adalah/agar untuk pelayaran disahkan mengganti kan
meningkatkan pengawasan undang-undang no 21 tahun 1992 ,
keamanan dan keselamatan maka ada beberapa peraturan lainya
terhadap hal-hal yang berhubungan juga yang mengatur mengenai
dengan pelayaran. 2. Tugas kesyahbandaran, antara lain,
pengawasan yang di lakukan 1. Redden reglement 1925 pasal 2
seorang syahbandar dalam rangka peraturan Bandar
pengaturan sarana dan prasarana 2. UU pelayaran 1936 stb 700
pelaksanaan operasional tentang pengaturan pelabuhan
transportasi laut sangatlah penti ng. dan pelayaran diindonesia, pas al
Seorang syah Bandar dalam 6 syahbandar disebut sebagai
tugasnya harus juga memasti kan haven mesteer
kesadaran para pemkai jasa 3. Undang undang dasar Negara
transportasi laut seperti repoblik Indonesia 1945
perusahaan, pemilik kapal, awak 4. UNCLOS 1982 , arti cle 218
kapal untuk mentaati hukum dan pemaksaan pentaatan oleh
ketentuan perundang-undangan Negara pelabuhan, oleh pakar
yang berlaku di bidang keselamatan hukum disebut syahbandar atau
pelayaran yang pada umumnya disebut habour master
masih rendah. 5. Pembinaan kepelabuhan
dilaksanakan oleh administrator
1
Artikel skripsi. Dosen pembimbing skripsi: Henry dan kepala pelabuhan sesuai PP
R.Ch. Memah,SH,MH, Marthim N. Tooy,SH,MH, Max
No 23 tahun 1983
Sondakh,SH,MH.
2
NIM: 060711373. Mahasiswa Fakultas Hukum 6. Peraturan pemerintah nomor 11 ,
Universitas Sam Ratulangi, Manado. 12 , 13 , dan 14 tahun 1983
tentang pembinaan kepelabuhan dan fungsi pengusahaaan diatur dalam
1
Lex Administratum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

pengaturan umum I -IV A.PENGERTIAN KELAIKLAUTAN,


7. Inpres 4 tahun 1985 KAPAL, PELAYARAN,
8. Peraturan pemerintah No 56, 57 , SYAHBANDAR, KESELAMATAN
58 , dan 59 tahun 1991 DAN KEAMANAN PELAYARAN
Ini merupakan pengaturan 1. Pengerti an Kelaiklautan
pengaturan hukum yang mengatur Kelaiklautan kapal diatur secara
tentang kesyahbandaran dalam hal tegas dalam Pasal 1 ayat (10)
tugas dan fungsinya di pelabuhan. Undang-Undang Republik Indonesia
Penti ngnya masalah keselamatan Nomor 17 Tahun 2008 tentang
dan keamanan dalam pelayaran, pelayaran, menjelaskan “Kelaikan
adalah merupakan tanggung jawab kapal adalah keadaan kapal yang
didalam kepelabuhan sebab memenuhi persyaratan keselamatan
persoalan terbesar dalam kapal, pencegahan pencemaran dari
kecelakaan kapal dalam pelayaran kapal, pengawakan, pembuatan,
adalah persoalan kemampuan dan kesehatan dan kesejahteraan awak
keahlian seseorang dalam kapal serta penumpang dan status
menjalankan tugas kesyahbandaran. hukum kapal untuk berlayar di
Dengan berti ti k tolak dari latar perairan tertentu.”
belakang pemikiran diatas, maka
sangatlah menarik untuk membahas 2. Pengerti an Kapal
suatu penulisan mengenai “Peran Dengan perkembangan dan
Syahbandar Di Pelabuhan Dalam tuntutan zaman, maka pemerintah
Rangka Keselamatan Dan Keamanan Indonesia membuat Undang- undang
dalam pelayaran” Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran sehingga muncullah
B.PERUMUSAN MASALAH pengerti an kapal sesuai dengan
1. Bagaimana Tanggung Jawab undang-undang tersebut berbunyi.
Syahbandar Dalam Keamanan dan Kapal adalah kendaraan air dengan
Keselamatan Pelayaran? bentuk apapun dan jenis apapun
2. Bagaimana Tugas Syahbandar yang digerakkan dengan tenaga
Dalam Rangka Meningkatkan mekanik, tenaga angin dan ditunda,
Keamanan dan Keselamatan termasuk kendaraan yang berdaya
Pelayaran? dukung dinamis, kendaraan di
bawah permukaan air serta alat
D. METODE PENELITIAN apung dan bangunan terapung yang
Dalam penulisan skripsi ini, ti dak berpindah- pindah.
penulis telah menggunakan metode
peneliti an kepustakaan ( library 5. Pengerti an Syahbandar
research) yang dilakukan dengan Kata Syahbandar menurut
jalan membaca serta mempelajari eti mologisnya terdiri dari kata Syah
berbagai sumber tertulis yang ada dan Bandar. Syah berarti penguasa
hubungannya dengan masalah yang dan kata Bandar berarti :
dibahas. Pelabuhan- pelabuhan dan sungai-
sungai yang digunakan sebagai
TINJAUAN PUSTAKA tempat kepil atau tempat labuh,
tempat-tempat kepil pada
jembatan punggah dan jembatan-
jembatan muat, dermaga-dermaga dan cerocok-cerocok dan tempat -
2
Lex Administratum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

tempat kepil lain yang lazim 4. Mengawasi pemanduan


digunakan oleh kapal-kapal,juga mengawasi kegiatan penundaan
daerah laut yang dimaksudkan kapal.
sebagai tempat-tempat kepil 5. Mengawasi kegiatan pekerjaan
kapal-kapal yang karena saratnya bawah air dan salvage.
atau sebab lain, t idak dapat 6. Mengawasi bongkar muat barang
masuk dalam batas -batas tempat- berbahaya.
tempat kepil yang lazim 7. Mengawasi pengisian bahan
3
digunakan. bakar.
8. Mengawasi pengerukan dan
Berdasarkan pengerti an di atas rekalmasi
terlihat beberapa unsur yang 9. Mengawasi kegiatan
berhubungan langsung satu sama pembangunan fasilitas pelabuhan.
lainnya yaitu adanya penguasa Dalam melakukan tugas yang
laut,sungai, dermaga, dan kapal. dipercayakan sebagai pemimpin
Atau dengan kata lain ada unsur terti nggi di pelabuhan maka
manusia(pengusaha/pemerintah) syahbandar memiliki fungsi, yaitu:
dan unsur sarana dan prasarana 1. Melaksanakan fungsi keselamatan
yaitu laut dan sungai, dermaga dan dan keamanan dalam pelayaran
kapal. Sarana dan prasarana harus yang mencakup, pelaksanaan,
diatur dan di tata sedemikian rupa pengawasan, dan penegakan
sehingga dapat menunjang hukum di bidang angkutan
kelancaran lalulintas angkutan laut. perairan
2. Syahbandar membantu tugas
B. TUGAS, FUNGSI, dan pencarian dan penyelamatan
KEWENANGAN SYAHBADAR dipelabuhan sesuai dengan
Syahbandar sebagai pejabat ketentuan perundang-undangan
terti nggi dalam kepelabuhan 3. Syahbandar diangkat oleh menteri
tentunya memiliki kewenangan yang setelah memenuhi persyaratan
besar yang diberikan oleh aturan kompetensi dibidang keselamatan
hukum Indonesia, oleh UU Nomor 17 dan keamanan serta
Tahun 2008 maka syahbandar kesyahbandaran.
memiliki tugas sebagai berikut: Dalam melaksanakan fungsi dan
1. Mengawasi kelaiklautan kapal, tugas diatas maka syahbandar
keselamatan, keamanan, dan memiliki kewenangan sebagai
keterti ban dipelabuhan. berikut:
2. Mengawsi terti b lalu lintas kapal 1. Mengkoordinasi seluruh kegiatan
diperairan pelabuhan dan alur- pemerintahan dipelabuhan
alur pelayaran. 2. Memeriksa dan menyimpan surat,
3. Mengawasi kegiatan alih dokumen, dan warta kapal
muatdiperairan pelabuhan. 3. Menerbitkan persetujuan
kegiatan kapal dipelabuhan
3 melakukan pemeriksaan kapal
Peraturan Bandar 1925 ( Dephub
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, 4. Menerbitkan surat persetujuan
1972), hal. 1. berlayar.
5. Melakukan pemeriksaan
kecelakaan kapal.
6. Melaksanakan sij i l awak kapal.
3
Lex Administratum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

PEMBAHASAN d. Pelabuhan adalah tempat yang


A. TANGGUNG JAWAB SYAHBANDAR terdiri dari daratan dan perairan
TERADAP JASA ANGKUTAN LAUT di sekitarnya dengan batas-batas
UNTUK KESELAMATAN PENUMPANG tertentu sebagai tempat kegiatan
DAN BARANG pemerintahan dan kegiatan
Kelaiklautan kapal sangat erat ekonomi yang dipergunakan
kaitannya dengan keselamatan sebagai tempat kapal bersandar,
pelayaran, kelaiklautan kapal kalau berlabuh, naik turun penumpang
ti dak dibantu dengan sarana dan atau bongkar muat barang
keselamatan pelayaran, maka resiko yang dilengkapi dengan fasilitas
kecelakaan kapal sangat t inggi. keselamatan pelayaran dan
Dalam pembahasan ini perlu kegiatan penunjang pelabuhan
dikemukakan unsur-unsur yang serta sebagai tempat
berhubungan dengan keselamatan perpindahan intra dan antar
pelayaran sesuai dengan Undang - moda transportasi.
undang Nomor 17 Tahun 2008 e. Alur pelayaran adalah bagian dari
tentang pelayaran adalah sebagai perairan yang alami maupun
berikut: buatan yang dari segi kedalaman,
a. Pelayaran adalah segala sesuatu lebar dan hambatan pelayaran
yang berkaitan dengan angkutan lainnya dianggap aman untuk
di perairan, kepelabuhan serta dilayari.
keamanan dan keselamatannya. f. Sarana bantu navigasi pelayaran
b. Kapal adalah kendaraan air adalah sarana yang dibangun
dengan bentuk dan jenis apapun, atau terbentuk secara alami yang
yang digerakkan dengan tenaga berada di luar kapal yang
mekanik tenaga angin atau berfungsi membantu navigator
ditunda, termasuk dengan dalam menentukan posisi atau
kendaraan yang berdaya dukung haluan kapal serta
dinamis, kendaraan di bawah memberitahukan bahaya atau
permukaan air, serta alat apung rintangan pelayaran untuk
dan bangunan terapung yang kepenti ngan keselamatan
ti dak berpindah- pindah. berlayar.
c. Perairan adalah perairan yang g. Telekomunikasi pelayaran adalah
meliputi laut wilayah, perairan seti ap pemancaran pengiriman
kepulauan, perairan pedalaman atau penerimaan t iap jenis
sebagaimana yang dimaksud tanda, gambar, suara dan
dalam Undang- undang Nomor 4 informasi dalam bentuk apapun
Prp. 1960 tentang Perairan melalui sistem kawat, opti k,
Indonesia Undang- undang Nomor radio atau sistem
17 Tahun 1985 tentang elektromagneti k lainnya dalam
Pengesahan United Nati ons dinas bergerak pelayaran yang
Conventi on on the law of the sea merupakan bagian dari
(Konvensi Perserikatan Bangsa- keselamatan pelayaran.
bangsa tentang hukum laut), h. Pekerjaan bawah air adalah
serta perairan daratan. pekerjaan yang berhubungan
dengan instalasi, konstruksi atau
kapal yang dilakukan di bawah Dalam rangka pengaturan sarana
air yang bersifat khusus. dan prasarana inilah dibutuhkan
4
Lex Administratum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

peranan Syahbandar sebagai ketentuan peraturan bandar oleh


pelaksana operasional Nahkoda/ awak kapal antara lain:
melaksanakan pengawasan terhadap a. Kapal t idak boleh berpindah
kegiatan transportasi laut. tempat.
Menurut Peraturan Bandar 1925 b. Tidak boleh melakukan
Pasal 1 ayat (1 ) dikatakan bahwa perbuatan-perbuatan yang
yang dimaksud dengan Syahbandar dapat menimbulkan bahaya
adalah Syahbandar Ahli, Pejabat kebakaran.
Syahbandar dan Syahbandar Muda. 4 c. Tidak boleh melakukan
Syahbandar dalam melaksanakan perbuatan-perbuatan yang
tugas dan fungsinya sebagai unsur dapat menimbulkan
pelaksana teknis melakukan pencemaran dan kelestarian
pengawasan kapal di pelabuhan. lingkungan
Disamping Syahbandar ada pula d. Tidak boleh melakukan
petugas yang ditunjuk oleh perbuatan-perbuatan yang
pemerintah, untuk mengawasi kapal- dapat menyebabkan
kapal asing yang dikenal sebagai Port pendangkalan terhadap alur
State Control Offi cer dan pelayaran.
pengawasannya meliputi : e. Tidak boleh melakukan
1. Sewaktu kapal datang perbuatan-perbuatan yang
Ada ti ga tugas penti ng yang dapat mengganggu keamanan
harus dilakukan oleh dan keterti ban umum serta
Syahbandar( Harbor Master ) ialah terganggunya terti b hukum di
: Perairan Bandar.
a. Menunjuk tempat f. Kesempatan kepada
sandar/ labuh kapal Syahbandar untuk melakukan
b. Memberikan warta kapal pemeriksaan di kapal dalam
untuk diisi dan ditandatangani rangka pemeriksaan terus-
oleh Nahkoda menerus mengenai segi
c. Meneliti dokumen keselamatan pelayaran.
pelaut/surat-surat kapal yang 3. Sewaktu Kapal akan Berlayar
diterima dari Nahkoda. Kapal yang akan berlayar
2. Sewaktu Kapal berada di Perairan meninggalkan pelabuhan harus
Bandar mendapatkan surat ij in berlayar
Sewaktu kapal berada di perairan (port clearance ) dari Syahbandar
bandar, menunggu selesainya sesuai Pasal 8 Peraturan Bandar
bongkar muat barang, embarkasi 1925. Sebelum diberikan surat
dan debarkasi penumpang, ijin berlayar oleh Syahbandar
Syahbandar mengawasi dengan perlu diselesaikan lebih dahulu
ketat ditaati nya ketentuan- hal-hal sebagai berikut:
a. Perusahaan Pelayaran
4
Dephub DJPL, 1972. Peraturan Bandar Semua kewajiban-kewajiban
1952 , hal. 1. perusahaan/Nahkoda
terhadap Bea Cukai,
Kesehatan, Imigrasi, Perum
Pelabuhan sudah diselesaikan.
b. Pandu
Harus sudah diminta oleh perusahaan yang
5
Lex Administratum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

bersangkutan dan sudah siap - terjaminnya keselamatan


untuk melakukan pemanduan. kelancaran bongkar muat barang
c. Nahkoda - terjaminnya kelancaran dan
Memberikan c learing keterti ban naik turun penumpang
declarati on kepada - terjaminnya terti b hukum dan
Syahbandar. keamanan di dalam bandar
d. Syahbandar Harus meneliti : - terjaminnya kelestarian
- Apakah dokumen lengkap lingkungan di dalam bandar
dan masih berlaku Oleh sebab itu peran Syahbandar
- Apakah Nahkoda dan awak perlu diti ngkatkan melalui
kapal lengkap dan keterampilan nauti s, teknis dan
memenuhi syarat-syarat administrati f serta disiplin kerja,
ijazah yang ditentukan peningkatan dedikasi terhadap
- Apakah awak kapal pengembangan tugas demi
memiliki buku pelaut dan terwujudnya keselamatan kapal,
serti fi kat barang dan keselamatan j iwa di
Dari uraian di atas, mengenai laut. Survei membukti kan bahwa
tugas dan tanggung jawab serta dunia pelayaran menghadapi dilema
ruang lingkup kegiatan-kegiatan di mana kecelakaan kapal masih saja
Syahbandar, dapat dilihat bahwa terjadi dalam jumlah yang
Syahbandar secara langsung turut memprihati nkan walaupun teknologi
berperan dan menunjang kelancaran perkapalan dan komunikasi
pelayaran dan angkutan laut melalui pelayaran sudah maju dan dapat
: dikatakan telah canggih. Untuk itu
- Pelaksanaan tugas pengawasan perlu dikaji dari berbagai faktor
terhadap keselamatan kapal dan kecelakaan dan mencari langkah-
keselamatan berlayar. langkah untuk mengurangi atau
- Pelaksanaan tugas pengawasan mengeliminasinya.
terhadap keluar masuk dan Pada bagan alur tugas kegiatan
gerakan-gerakan kapal dalam Syahbandar dapat dilihat bahwa,
bandar. sejumlah perangkat hukum produk
- Pelaksanaan tugas pengawasan internasional dan nasional telah
terhadap penataan hukum- dipakai sebagai landasan bagi
hukum yang berlaku dalam Syahbandar, untuk melakukan
bidang keselamatan/ perkapalan pengawasan penegakkan hukum
dan pelayaran. demi terjadinya keselamatan kapal
Untuk melaksanakan pengawasan di laut melalui surat ij in berlayar.
terti b bandar dan keselamatan Dalam pemberian surat ijin
kapal, Syahbandar berwenang untuk berlayar ini juga telah melibatkan
menerapkan perundang-undangan sejumlah instansi terkait di
yang bertujuan untuk: pelabuhan, yaitu :
- terjaminnya kelancaran dan - PT. Pelabuhan Indonesia
keselamatan keluar masuknya - Bea Cukai
suatu kapal - Karanti na Pelabuhan
- Imigrasi
Seti ap kapal yang hendak
melakukan pelayaran harus memiliki
Surat I j in Berlayar (SIB). Dan Syahbandar sebelum memberikan
6
Lex Administratum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

surat ijin berlayar ( port c learance ) sesuai konvensi-konvensi dimaksud


perlu meneliti kelengkapan dan kondisi kapal atau
dokumen kapal dan lain- lain, dan perlengkapannya secara substansial
jika ti dak terdapat hal- hal yang memburuk oleh karena t idak
bertentangan dengan peraturan, terpelihara. 5
maka surat ij in berlayar dapat
diberikan dan jika terdapat hal-hal B. TUGAS PENGAWASAN
yang bersifat pelanggaran atau SYAHBANDAR AKAN
adanya kekurangan pada kapal, LAIKLAUTNYA KAPAL DENGAN
surat ij in berlayar ti dak dapat TUJUAN MENINGKATKAN
diberikan, dan kepada Nahkoda atau KEAMANAN DAN KESELAMATAN
perusahaan pelayaran diperintahkan DALAM PELAYARAN
untuk : Peran syahbandar dalam bidang
- Melengkapi kekurangan pengawasan adalah sangat penti ng
- Menurunkan muatan atau hal ini dapat dilihat dalam undang
penumpang apabila lebih undang pelayaran Indonesia
- Menyelesaikan dokumen apabila mengenai keselamatan kapal ada
sudah ti dak berlaku lagi beberapa hal yang perlu mendapat
Pengawasan yang dilakukan oleh perhati an dari syahbandar dalam
Port State Control Offi cer meliputi pengawasannya yaitu:
aturan-aturan Internati onal 1. Material kapal;
Mariti me Organizati on (IMO), 2. Konstruksi kapal;
sebagai berikut: 3. Bangunan kapal;
a. SOLAS (Safety of Life At Sea ) 74 4. Permesinan dan perlistrikan
b. Load Line Conventi on 1966 kapal;
c. MARPOL 73 /78 5. Stabilitas kapal;
d. STCW Conventi on 1978 6. Tata susunan serta
Amandemen 1995 perlengkapan termasuk
e. Tonnage Measurement 1969 perlengkapan alat penolong dan
Port State Control (PSC) di radio;
Pelabuhan untuk meningkatkan 7. Elektornika kapal.
keselamatan pelayaran, Demikian juga dalam rangka
perlindungan l ingkungan laut dan mengatur sarana dan prasarana di
kondisi kerja serta kehidupan di Bidang Keselamatan Pelayaran,
atas kapal, dengan kata lain bahwa maka ada beberapa perangkat
PSC bertujuan untuk menghapus peraturan yang mengatur tentang
pengoperasian kapal-kapal keselamatan kapal antara lain:
substandard dan kapal-kapal 1. Nasional
substandard adalah kapal-kapal a. Undang-undang Nomor 17
yang ti dak memenuhi perlengkapan Tahun 2008 tentang Pelayaran
atau penataan yang diisyaratkan b. Scheepen Ordonansi 1953 (SO.
oleh konvensi-konvensi 1935)
internasional tentang keselamatan ScheepenVerordening 1935
dan pencemaran serta t idak (SV. 1935 )
memenuhi persyaratan spesifi kasi
5
Sammy Rosadhi, Panduan P ort State
Control Inspecti on, 1996 , hal. 2.

7
Lex Administratum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

Dan peraturan pelaksanaan mencapai peningkatan dan


lainnya yang bersumber dari kepenti ngan keseragaman dari pada
ordonansi tersebut. pelaksanaan peraturan serta
c. Peraturan lambung ti mbul berbagai kepenti ngan kerjasama
1935 pejabat pengawas kapal-kapal
2. Internasional sebagai suatu usaha lanjutan dari
Safety of li fe at Sea 1974 pengawasan terus -menerus. 6
diperbaiki dengan Amandemen Sesuai dengan ketentuan
1978 berlaku bagi semua kapal peraturan peundang-
yang melakukan pelayaran antara undangantentang pelayaran
pelabuhan-pelabuhan di dunia. Indonesia maka dalam
Ordonansi dan peraturan melaksanakan fungsi keselamatan
tersebut mengatur antara lain: dan keamanan maka syahba ndar
a. Instansi yang melakukan mempunyai tugasyaitu:
pengawasan terhadap laik laut 1. Mengawasi kelaiklautan kapal,
suatu kapal. keselamatan, keamanan, dan
b. Mengatur persyaratan keterti ban di pelabuhan;
konstruksi bangunan kapal 2. Mengawasi terti b lalu l intas
c. Mengatur persyaratan kapal di periran, pelabuhan
kelengkapan kapal dan alur pelayaran;
d. Mengatur persyaratan alat- 3. Mengawasi kegiatan
alat radio komunikasi kapal penundan kapal;
e. Mengatur persyaratan daerah 4. Mengawasi keterti ban
pelayaran suatu kapal embarkasi dan debarkasi
f. Mengatur persyaratan penumpang;
navigasi kapal 5. Mengawasi bongkar muat
g. Mengatur tatacara pemuatan barang berbahaya serta
di kapal limbah bahan berbahaya dan
h. Mengatur persyaratan beracun.
stabilitas kapal Disamping pengawas yang
i. Mengatur persyaratan dilakukan oleh Syahbandar, port
permesinan dan kelistrikan state control, ada juga yang
j. Mengatur tentang muatan dilakukan oleh Biro Klasifi kasi
berbahaya terhadap pembangunan kapal baru.
k. Mengatur persyaratan kapal Biro klasifi kasi yang telah diakui
nuklir pada umumnya memiliki banyak
l. Mengatur persyaratan untuk pengalaman mengenai kekuatan
Nahkoda, perwira deck, dan kapal,bentuk kapal, konstruksi kapal
mesin kapal serta awak kapal dan mesin penggerak sehingga
m. Mengatur bentuk serti fi kat pemerintah Indonesia memberikan
keselamatan pelayaran kewenangan kepada Biro Klasifi kasi
Berdasarkan ketentuan dalam untuk mengawasi berupa:
ordonansi kapal Pasal 3 ( 1) maka - Lambung Timbul Kapal
pengawasan terhadap pelayaran - Badan Kapal (kulid)
diselenggarakan oleh pejabat
pengawas kapal-kapal, hal ini
6
dilakukan dengan tujuan untuk Dephub DIPL. Instruksi Umum
Pengawasan Kapal , 1972, Jakarta, hal, 4.
- Mesin kapal
8
Lex Administratum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

Sebagai bukti bahwa kapal telah kapal-kapal kayu yang digerakkan


memenuhi semua peraturan yang oleh angin karena memakai layar,
diharuskan maka kapal tersebut hanya tergantung pada kekuatan
diberikan berbagai serti fi kat sesuai alam (natural forces) mulai pada
dengan kategori kapal itu dan waktu itu, peningkatan dalam segi
serti fi kat-serti fi kat tersebut adalah: keselamatan adalah membuat kapal
a. Serti fi kat Kesempurnaan dengan konstruksi yang lebih baik.
b. Serti fi kat Garis Muat Kapal Baja meningkatkan konstruksi
c. Serti fi kat Radio Kapal menjadi lebih kuat dengan
d. Serti fi kat MARPOL penemuan mesin uap membuat
Keempat serti fi kat itu hanya kapal t idak tergantung pada
untuk kapal-kapal yang berlayar di kekuatan alam (angin).
wilayah perairan Indonesia dan Walaupun resiko masih tetap ada
serti fi kat-serti fi kat kapal yang dan penyebabnya ti dak dapat diduga
berlayar kesemua lautan yaitu: sebelumnya dan hal ini merupakan
a. Serti fi kat Keselamatan Konstruksi permulaan dan terbentuknya
b. Serti fi kat Keselamatan perusahaan. Klasifi kasi kapal, atau
Perlengkapan Biro Klasifi kasi Indonesia, dan badan
c. Serti fi kat Keselamatan Radio itulah terkumpul para sarjana teknik
d. Serti fi kat Keselamatan Garis bangunan kapal untuk melaksanakan
Muat Internasional pengawasan terhadap pembangunan
e. . Serti fi kat Fitness kapal baru. Para ahli bangunan
Disamping itu ada kapal telah bekerja keras untuk
serti fi kat/ dokumen lain yang penyusun peraturan- peraturan
diperlakukan yaitu: konstruksi kapal dan melaksanakan
a. Surat Tanda Kebangsaan Kapal: pengawasan dimulai pada
- Surat Laut (G. 175 atau lebih) pembangunan kapal baru.
- Pas Tahunan (GT. 7 sampai Di Indonesia perusahaan ini
dengan GT. 175) dikenal dengan nama Biro Klasifi kasi
- Pas Kecil (< GT. 7 ) Indonesia atau menjadi salah satu
b. Surat Ukur Kapal badan usaha milik negara Direktorat
Serti fi kat-serti fi kat tersebut di Jenderal Perhubungan Laut, untuk
atas mempunyai masa lakunya mengawasi terhadap kapal baru
masing-masing paling lama berlaku (kapal baja) yang tugas dan
12 bulan, kecuali surat ukur kapal tanggungjawabnya meliputi :
dan surat laut berlaku untuk - Badan Kapal ( Hull)
selamanya selama kapal itu t idak - Lambung Timbul ( Load Line )
mengalami perubahan bangunan - Mesin Kapal ( Machinery )
7
kapal. Dengan adanya klasifi kasi, kapal -
Melihat kenyataan ini bahwa pada kapal senanti asa berangsur-angsur
abad-abad yang lalu, banyak kapal menjadi lebih baik dalam segi
dan muatan yang hilang di lautan kekuatan konstruksi, walaupun
begitu pada masa sekarang ini masih
7
Dephub DJPL Materi Penyuluhan juga terjadi kecelakaan kapal yang
Kesyahbandaran, 1993, hal. 117. disebabkan oleh kesalahan manusia
atau kesalahan
organisasi/manajemen.
Dari hasil analisa ternyata 80% dari semua kecelakaan yang telah
9
Lex Administratum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

disebabkan oleh “ organizati onal and kerusakan yang mempengaruhi


management problems ” dan hal kesempurnaan kapal.
tersebut merupakan “ human error ”. d. Pemeriksaan tambahan,
Di kalangan industri juga sudah dilakukan apabila diperlukan
diambil suatu kesimpulan bahwa dispensasi misalnya akan
faktor penentu dalam keberhasilan mengangkut penumpang,
atau kegagalan mencapai suatu membawa muatan berbahaya dan
target produksi adalah kondisi Iain- lain. Kondisi laiklaut harus
sumber daya manusia yang terkait. selalu dipertahankan antara lain,
Pernyataan tersebut sangatlah dengan perawatan oleh awak
nyata dalam l ingkup keselamatan kapal sendiri terhadap bangunan
mariti m. Kapal dinyatakan t idak kapal, mesin kapal, alat-alat
laiklaut adalah kapal yang t idak keselamatan dan penolong
memenuhi syarat untuk melakukan lainnya sehingga semuanya
pelayaran. Contohnya adalah dalam keadaan memungkinkan
terdapatnya kebocoran pada badan dan s iap digunakan seti ap waktu
kapal, terjadi kerusakan pada alat diperlukan.
bantu navigasi, t idak diawaki Sebagaimana diuraikan di atas,
dengan baik dan cakap. Serta apabila persyaratan teknis yang
dibukti kan dengan hasil diharuskan telah dipenuhi, maka
pemeriksaan dari Marine Inspector persyaratan anak buah kapal perlu
(MI). diperhati kan pula yaitu t ingkat
Pengguna jasa angkutan laut perijazahan seorang Nahkoda,
yang menggunakan kapal yang t idak perwira-perwira dek dan mesin
laiklaut, resikonya pada kerugian serta radio.
barang dan j iwa manusia Pengoperasian dari pelayaran
(penumpang dan awak kapal). niaga adalah suatu bentuk usaha
Sehingga disinilah proses hukum yang khusus dan cukup kompleks,
terhadap pelanggaran di laut di yang diatur oleh berbagai
mulai. Dan melihat kenyataan ini peraturan- peraturan dan konvensi-
diadakanlah pemeriksaan- konvensi hasil pengembangan
pemeriksaan yang dilakukan secara nasional maupun
Syahbandar/pemerintah yang internasional, akan tetapi peraturan
ditunjuk untuk melakukan yang berhubungan dengan aspek-
pengawasan berupa: aspek teknis pelayaran hanya dapat
a. Pemeriksaan Tahunan, seti ap 12 tercapai apabila sebagian dari
bulan diperiksa dalam keadaan objekti vitas keselamatan dan
dilimbungkan di atas galangan pengoperasian kapal yang bebas
kapal. polusi. Dalam suatu analisa akhir
b. Pemeriksaan besar, dilakukan sementara Nahkoda kapal juga
seti ap 4 tahun sekali bersama bertanggung jawab atas
dengan waktu dok tahunan. keselamatan dari kapal dan
c. Pemeriksaan awaknya, namun tanggung jawab
kerusakan/perbaikan dilakukan keseluruhan untuk administrasi dan
pada waktu terjadi sesuatu keselamatan operasional seti ap
kapal terletak pada pemiliknya atau
organisasi lainnya atau seorang yang
menerima tanggung jawab atas pengoperasian kapal dari pemilik.
10
Lex Administratum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

Sementara analisa stati sti k keamanan dan keselamatan


memberi kesan bahwa kurang lebih terhadap hal- hal yang
80% dari semua kecelakaan kapal berhubungan dengan pelayaran.
disebabkan oleh kesalahan manusia 2. Tugas pengawasan yang di
human error kebenaran mendasar lakukan seorang syahbandar
bahwa perbuatan atau kelalaian dalam rangka pengaturan sarana
manusia mengambil bagian dalam dan prasarana pelaksanaan
seti ap kecelakaan yang sebenarnya, operasional transportasi laut
termasuk kegagalan struktural atau sangatlah penti ng. Seorang syah
perlengkapan dapat Bandar dalam tugasnya harus juga
menjadipenyebab langsung. Untuk memasti kan kesadaran para
itu apa yang dapat dilakukan dalam pemkai jasa transportasi laut
menghindari terjadinya suatu seperti perusahaan, pemilik
kecelakaan di dalam akti vitas kapal, awak kapal untuk mentaati
pelayaran adalah dengan cara hukum dan ketentuan perundang-
melaksanakan pengendalian yang undangan yang berlaku di bidang
lebih baik terhadap faktor manusia keselamatan pelayaran yang pada
yang berparti sipasi baik di kapal, umumnya masih rendah.
maupun di darat.
Keberadaan sistem manajemen B. SARAN
yang diimplementasikan akan sangat 1. Dalam Menjaga keamanan dan
menentukan terhadap t ingkat keselamatan pelayaran, maka
keselamatan dan ti ngkat mutu yang seorang syahbandar perlu
dapat dicapai oleh perusahaan bekerja lebih professional dalam
pelayaran. meningkatkan fungsi pengawasan
Di lain pihak pengusaha agar dapat menghindari bahaya-
transportasi laut harus menghadapi bahaya dalam pelayaran.
kenyataan bahwa sarana angkutan 2. Dalam menjalankan tugas
yang dikelolanya harus memenuhi seorang syahbandar harus di
standar keselamatan agar muatan butuhkan sikap yang profesional
yang diangkut dapat diserahkan agar supaya pengawasan menjadi
kepada pemilik barang dengan aman lebih intensif demi menjaga
dengan biaya angkutan yang dapat keamanan dan keselamatan
dijangkau oleh masyarakat dalam pelayaran agar t idak
pengguna jasa angkutan laut. merugikan bagi para pemakai
jasa transportasi laut.
PENUTUP
A. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
1. Tanggung jawab syahbandar A. Djohan Tunggal, Drs. SH. Hukum
sangatlah penti ng karena Laut,Havarindo, Jakarta, 2008.
keamanan dan keselamatan A. Hamzah, Dr. SH, Laut Teritorial
pelayaran adalah sudah menjadi Perairan Indonesia , Akademika
tugasnya. Tindakan-ti ndakan yang Presindo, Edisi Pertama, Jakarta,
di lakukannya adalah/agar untuk 1994.
meningkatkan pengawasan Iman Syahputra Tunggal, SH, LLM,
Peraturan Perundang-undangan
Pelayaran dan Penerbangan di

11
Indonesia , Hamarindo, Jakarta,
1997.
Joko, Subagio, P. SH. Hukum Laut
Indonesi, Rineka Cipta, Jakarta,
2009.
Purwosutjipto, H. M. N. SH.
Pengerti an Pokok Hukum Dagang
Indonesia , Hukum Pelayaran dan
Perairan Darat. Jakarta,
Djambatan, 2000.
Departemen Perhubungan Republik
Indonesia, Penyuluhan
Kesyahbandaran. Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut,
Jakarta, 1984/ 1985 dan 1993.
Departemen Perhubungan,
Peraturan Bandar 1925
, Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut, Jakarta.
Departemen Perhubungan, Instruksi
Umum Pengawasan Kapal,
Direktorat Jenderal Perhubungan
Laut, 1972, Jakarta.
Marpaung, Leden. SH. Tindak pidana
wilayah perairan Indonesia,
Sinar Grafi ka, Jakarta 1993.
Purba, Radiks. Angkutan muatan
laut, Rineka Cipta, Jakarta 1994 .
Yulius, B, Drs. Kamus Baru Bahasa
Indonesia , Cetakan II, 1989.
Sammy Rosahdi, Drs. Panduan Port
State Control Inspecti on
Dephub ,DJPL. 1996. Jakarta.

Sumber Lain:

Undang-Undang Nomor 17 Tahun


2008 Tentang Pelayaran
Himpunan Peraturan Perundang
Undangan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai