RUDY SETYONO
NIT : 05 17 017 1 55
ELECTRO TECHNICAL OFFICER
Menyatakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema dan
yang saya nyatakan sebagai kutipan merupakan ide saya sendiri.
Jika pernyatan diatas terbukti tidak benar, maka saya sendiri menerima sanksi
yang ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.
SURABAYA,.......................... 2020
RUDY SETYONO
NIT : 05.17.017.1.55/E
ii
PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL
KARYA ILMIAH TERAPAN
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
iii
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA ILMIAH TERAPAN
RUDY SETYONO
NIT : 05 17 017 1 55/E
Ahli Elektro Pelayaran Tingkat III
Edi Kurniawan , S.ST.,MT A.A Istri Wahyuni S.SiT. M.Adm.,Sda Antony Damanik, SE
Penata Muda Tk.1 (III/b) Penata (III/d) Penata Tk.I (III/d)
NIP.198312022019021001 NIP.197812172005022001 NIP.197509111997031005
Mengetahui:
Ketua Jurusan Elektro Pelayaran
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur, kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena rahmat
dan anugrah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Terapan ini
dengan judul :
Karya Ilmiah Terapan ini merupakan salah satu persyaratan baku Taruna
dalam menyelesaikan studi program Diploma III Dengan diselesaikan sesuai waktu
yang telah ditetapkan. Penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode penelitian
kualitatif deskriptif yang berfokus pada analisis obyek penelitian untuk mendapatkan
validitas data dan membuat kesimpulan untuk terwujudnya tujuan dari penelitian ini
Adapun selain sebagai tugas karya ilmiah terapan, makalah ini juga memiliki
tujuan sebagai pemberi informasi dan data kepada para pembaca tentang kinerja
kapal. Besar harapan penulis pembuatan makalah ini dapat memberikan informasi
dan wawasan pengetahuan yang lebih banyak bagi para pembaca untuk lebih
memahami dan dapat menerapkan penggunaan alarm kebakaran secara tepat di kapal.
masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat, bahasa ataupun cara
penulisan serta materi yang dibahas akibat keterbatasannya penulis dalam penguasaan
v
materi, waktu dan juga data-data yang diperoleh. Penulis dalam hal ini juga
senantiasa menerima adanya kritik dan saran yang bersifat memperbaiki dan
Dalam kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu penulis khususnya kepada orang tua dan saudara tercinta,
serta senior-senior yang memberikan dukungan baik wawasan, moril dan material
serta kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,
3. Ibu Anak Agung Istri Sri W., S.Si,T, selaku Ketua Jurusan Elektro dan Bapak
4. Bapak Edi Kurniawan dan bapak Faris Nofandi. selaku Pembimbing Karya
5. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Akhir kata penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat
Surabaya,… ......................2020
Penulis
vi
DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL ................................................................................................i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN SEMINAR .............................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................iv
KATA PENGANTAR ..............................................................................................v
DAFTAR ISI .............................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................vii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................2
C. Batasan Masalah ......................................................................................2
D. Tujuan Penelitian.....................................................................................3
E. Manfaat Penelitian...................................................................................3
hal
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
jenis kapal. Salah satu kebutuhan itu adalah harus adanya listrik untuk
atau generator set adalah sebuah mesin listrik yang terdiri dari sebuah
beban dan daya reaktif sangat mempengaruhi kestabilan dari tegangan yang
kebutuhan daya aktif dalam beban. Untuk frekuensi yang biasa digunakan
gangguan besar yang mungkin terjadi secara tiba tiba seperti lepasnya
B. Rumusan Masalah
kapal ?
kapal ?
C. Batasan Masalah
generator.
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kelistrikan di kapal
1. Generator
Fungsi utama generator di kapal adalah untuk menyuplai kebutuhan daya listrik di
kapal (Herudin, 2014). Daya listrik digunakan untuk menggerakkan motor-motor dari
peralatan bantu pada kamar mesin, lampu penerangan, system komunikasi dan
sistem sanitari, cold storage, alarm dan sistem kebakaran, dan sebagainya.
Dalam sistem kelistrikan di kapal perlu diperhatikan kapasitas dari generator dan
rata terbesar yang terjadi pada waktu yang singkat selama periode
kerja dari peralataan tersebut, demikian juga sebaliknya. Sedangkan kebutuhan rata-
7
rata merupakan daya rata-rata pada periode kerja yang dapat ditentukan dengan
dioperasikan.
Pada kapal-kapal baru, sistem distribusi DC saat ini jarang digunakan karena
untuk semua sistem, sistem AC lebih mudah dan murah dibandingkan sistem DC
perawatan. Dan berdasarkan SOLAS 1960, tindakan pencegahan harus dilakukan dan
sesuai dengan peraturan yang berlaku. (Kelemahan dari sistem kawat tunggal dalam
kaitannya dengan keselamatan apabila dilakukan isolasi terhadap kabel tidak dapat
menjadi indikator untuk kondisi underload. Dan jika dilakukan survei terhadap
kondisi sirkuit ke kebutuhan peralatan tidak dapat dilakukan pengujian Megger tanpa
3. Frekuensi
Dua macam frekuensi daya yang biasa digunakan secara umum adalah 50 Hz dan
bagian belahan dunia sebagian besar menggunakan frekuensi 50 Hz. Sehingga dalam
menguntungkan. Daya keluaran motor sebanding dengan kecepatannya dan untuk itu
mesin dengan 60 Hz secara umum lebih baik dan mempunyai daya yang lebih besar
dibandingkan dengan 50 Hz. Dan kecepatan motor yang diperoleh dari suplai mesin
4. Distribusi Daya
Energi untuk beban penerangan dan beban daya sistem kelistrikan suatu kapal
biasanya disuplai oleh 2 atau lebih generator (David,2014). Selain itu juga dapat
disuplai dari emergency generator atau dari battery (accu). Daya listrik keluaran dari
generator ini biasanya semuanya akan dipusatkan menuju ke satu Main Switch Board
dayanya terhubung dengan bus tie dari switchboard di kapal. Jika sistem pelayanan
Ada banyak desain yang berbeda untuk distribusi daya pada instalasi beban listrik di
kapal tergantung tipe kapalnya. Daya listrik atau arus listrik keluaran dari MSB
dibagi.
Contohnya pada beban penerangan, semua beban pada kelompok ini mempunyai
tegangan 220 V satu phasa dengan frekuensi 50 Hz. Kebanyakan beban ini berupa
keluaran untuk peralatan untuk peralatan-peralatan power yang relatif rendah. Beban
daya pada kelompok ini mempunyai tegangan 220 V/380 V tiga phasa dengan
frekuensi 50 Hz.
9
Instalasi listrik kapal atau sistem distribusi daya listrik di atas kapal
merupakan salah satu instalasi yang sangat penting untuk mengoptimalkan kinerja
operasional kapal itu sendiri (Anantyo,2015). Instalasi tersebut dimulai dari unit
pembangkit listrik yang berupa generator yang kemudian akan melalui berbagai
macam komponen sistem distribusi. Perancangan instalasi listrik kapal ini tentu harus
berdasarkan pada persyaratan atau ketentuan yang berlaku untuk sistem di kapal.
Pemilihan generator yang sesuai dengan kebutuhan, melewati beberapa tahap sampai
akhirnya ditemukan tipe mesin yang cocok dipasang di kapal. Energi untuk daya
sistem kelistrikan suatu kapal biasanya disuplai oleh 2 atau lebih generator. Selain itu
juga dapat disuplai dari emergency generator atau dari baterai (accu). Daya listrik
keluaran dari generator ini biasanya semuanya akan dipusatkan menuju ke satu Main
distribution dayanya terhubung dengan bus tie dari switchboard di kapal. Jika sistem
Emergency Generator. Ada banyak desain yang berbeda untuk distribusi daya pada
instalasi beban listrik di kapal tergantung tipe kapalnya. Pada kapal yang besar, 2 atau
3 sub distribusi atau load center switchboard harus tersedia untuk distribusi daya dan
sistem penerangan. Secara umum satu switchboard terletak pada bagian belakang
kapal, satu pada bagian depan dan jika memungkinkan yang ketiga diletakkan pada
bagian tengah kapal. Tiap bagian switchboard pusat daya disuplai dari switchboard
10
layanan kapal dengan menggunakan Bus feeder. Desain ini lebih ekonomis dari pada
memberikan banyak jalur yang panjang dari switchboard layanan kapal ke seluruh
sesuai. Kompartemen ini biasanya juga bertindak sebagai pusat untuk pelayanan
meja kerja juga untuk komponen peralatan lampu sekring dan kebutuhan listrik
lainnya.
Selanjutnya daya listrik atau arus listrik keluaran dari MSB dibagi dalam beban
satu phase dengan frekuensi 50 Hz. Kebanyakan beban ini berupa penerangan
b. Beban daya; semua beban pada kelompok ini mempunyai tegangan 220 V/380 V
tiga phase dengan frekuensi 50 Hz. Kebanyakan beban pada kelompok ini adalah
peralatan berupa mesin pompa (ballast, bilges, fw, dan lain-lain), mesin angkat
(crane, jangkar, dan lain-lain), refrigerator dan sistem air condition (AC).
c. Beban komunikasi dan navigasi; terdiri dari peralatan navigasi bertegangan 220 V
V DC yang diambil dari rectifier dan di back up oleh battery melalui UPS. Suplai
utama dari output generator mempunyai tegangan line 390 V atau tegangan phase
225 V pada frekuensi 50 Hz. Jadi tegangan pada tiap terminal dari beban-beban
11
adalah 380 V (line voltage) / 220 V (tegangan phase) pada frekuensi 50 Hz.
Pelayanan sistem beban daya secara prinsip terdiri dari motor penggerak peralatan
bantu dan peralatan pemanas yang tersedia baik secara tersendiri atau dalam
digunakan untuk sumber daya peralatan bantu sistem propulsi yang besar. Dan
diletakkan pada ruangan yang sama dengan switchboard distribusi. Tapi mungkin
digunakan untuk motor yang besar pada salah satu tempat di kapal. Kelompok
beban disuplai oleh feeder melalui panel distribusi. Panel ini menjadi pusat
Sistem pembangkit listrik arus bolak-balik (Generator Arus AC) menjadi standar
bagi kebanyakan instalasi listrik dikapal. Pemilihan sistem dengan arus bolak balik
Pada kapal-kapal baru, sistem distribusi DC saat ini jarang digunakan karena
untuk semua sistem, sistem AC lebih mudah dan murah dibandingkan sistem DC.
peraturan yang berlaku. Kelemahan dari sistem kawat tunggal dalam kaitannya
dengan keselamatan apabila dilakukan isolasi terhadap kabel tidak dapat menjadi
indikator untuk kondisi underload dan jika dilakukan survei terhadap kondisi sirkuit
generator dipengaruhi oleh load factor (faktor beban) peralatan. Load factor untuk
tiap peralatan di kapal tidak sama. Hal ini tergantung pada jenis kapal dan daerah
pelayarannya seperti faktor medan yang fluktuatif (rute pelayaran), dan kondisi
beban yang berubah ubah serta periode waktu pemakaian yang tidak tentu atau tidak
Walaupun pada beberapa kondisi kapal terdapat selisih yang cukup besar dan ini
13
daripada kebutuhan daya listrik kapal yang ditetapkan dalam keseimbangan daya.
Dengan keseimbangan daya dapat diketahui daya listrik yang diperlukan untuk
2. Beban terhubung dari seluruh perlengkapan cadangan harus dinyatakan dalam hal
perlengkapan pemakaian daya nyata yang hanya bekerja bila suatu perlengkapan
3. Daya yang diperlukan untuk instalasi pendingin yang mungkin ada, harus dipakai
konfigurasi dari sistem pembangkit listrik yang sesuai serta untuk menentukan kapan
generator dioperasikan. Secara umum terdapat empat kelompok beban di kapal yang
bahaya.
1. Persiapan berlayar
2. Berlayar
3. Berlabuh
4. Bongkar muat
5. Manuver
15
pelayaran. Dalam penentuan beban digunakan analisis beban listrik (electric load
peralatan yang dinyatakan dalam presentase. Untuk peralatan yang jarang digunakan
dianggap mempunyai beban nol seperti fire pump, anchor windlass, capstan dan boat
winches.
bekerja pada pemakaian yang tidak teratur secara bersamaan. Pembebanan pada kapal
b. Beban generator kapal terputus – putus (Intermitten Load) Beban ini terdapat
3. Kendali Generator
Tegangan terminal generator diukur dan dibandingkan dengan nilai refrensi yang
diinginkan. Selama operasi pada keadaan konstan, tegangan terminal diatur oleh
sistem kendali umpan balik berpenguatan tinggi. Terdapat juga perubahan tegangan
Integritas sistem dipertahankan ketika keseluruhan sistem tenaga listrik tetap utuh
tanpa pemutusan generator atau beban, kecuali untuk mengisolasi dari elemen yang
yang beroprasi dengan perubahan beban keluaran generator, topologi, dan parameter
operasi lain secara terus menerus. Gangguan pada sistem tenaga listrik dibagi menjadi
dua, yaitu gangguan kecil dan besar. Gangguan kecil dalam bentuk perubahan beban
perubahan kondisi. Sistem harus dapat beroprasi dibawah setiap kondisi secara ideal
dan sesuai dengan permintaan beban. Sistem juga harus dapat dipertahankan dari
stabilitas sistem tenaga listrik dibagi menjadi tiga bagian, yaitu stabilitas sudut rotor,
penyaluran melalui dua atau lebih saluran feeder yang saling berhubungan
menguntungkan, karena gangguan pada jaringan terbatas hanya pada saluran yang
terganggu saja. Sedangkan pada saluran yang lain masih dapat menyalurkan tenaga
listrik dari sumber lain dalam rangkaian yang tidak terganggu. Sehingga kontinuitas
pelayanan sumber tenaga listrik dapat terjamin dengan baik.Yang perlu diperhatikan
pada sistem ini apabila beban yang dilayani bertambah, maka kapasitas pelayanan
untuk sistem rangkaian tertutup ini kondisinya akan semakin memburuk. Tetapi jika
digunakan titik sumber (pembangkit tenaga listrik) lebih dari satu didalam sistem
jaringan ini maka sistem ini akan banyak dipakai dan akan menghasilkan kualitas
referensi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu apabila pada titik beban
terdapat dua alternatif saluran berasal lebih dari satu sumber, maka jaringan ini
merupakan bentuk tertutup atau biasa disebut juga bentuk jaringan distribusi ring.
beban dilayani dari dua arah penyulang, sehingga berkesinambungan pelayanan lebih
terjamin, serta kualitas dayanya menjadi lebih baik, karena rugi tegangan dan rugi
Secara umum bentuk sistem distribusi ring ini ada dua macam, yaitu:
2. Close Loop bila diperlengkapi dengan normally-close switch, yang dalam keadaan
E. Pengaruh Stabilitas
Pada titik kerja awal (sebelum terjadi gangguan), dapat diketahui bahwa
drastic (Razak,2017). Selisih antara daya output listrik tersebut dan daya mekanis
rotor/daya bertambah besar. Setelah gangguan hilang, daya output generator menjadi
lebih besar daripada daya mekanis turbin. Hal ini mengakibatkan perlambatan pada
rotor generator. Bila terdapat torsi lawan yang cukup setelah gangguan hilang untuk
stabil setelah ayunan (swing) yang pertama dan kembali ke titik kerjanya dalam
waktu kira-kira 0,5 detik. Bila kopel lawan tersebut tidak cukup besar, sudut
rotor/daya akan terus bertambah besar sampai sinkronisasi dengan sistem hilang,
sistem.
3. Gangguan: jenis, lama, dan posisi gangguan pada kejadian gangguan satu fasa
lainnya.
20
stabilitas suatu sistem, maka kestabilan sistem juga semakin tinggi. Hali ini juga
kestabilan yang baik tentu berdampak pada keekonomisan peralatan yang berarti
(Sumber : Ajisujatman27.com )
21
mesin sinkron (dalam hal ini generator) yang terkoneksi pada sistem tenaga listrik
untuk tetap pada kondisi sinkron setelah mengalami gangguan. Kestabilan sudut rotor
dibagi menjadi dua, yaitu stabilitas gangguan kecil (keadaan tunak) dan stabilitas
keadaan transien.
G. Stabilitas Frekuensi
tenaga listrik, istilah frekuensi diasoasikan dengan frekuensi tegangan dan arus listrik.
Frekuensi ini diperoleh dari kombinasi jumlah putaran dan jumlah kutub listrik pada
perubahan polaritas (alternasi) per menit, akibatnya pada masa tersebut banyak kita
H. Stabilitas Tegangan
mempertahankan tegang dalam seluruh rangkaian pada kondisi operasi normal setelah
lepasnya beban pada area dimana tegangan mencapai nilai rendah yang tidak dapat
ketidakstabilan tegangan biasanya adalah drop tegangan yang terjadi ketika daya aktif
dan daya reaktif mengalir melalui reaktansi induktif pada jaringan transmisi. Hal ini
membatasi jaringan untuk mengirim daya. transfer daya akan terbatas ketika
generator mencapai batas dari maksimal daya reaktifnya. Faktor lain penyebab
tegangan tidak stabil dapat dibagi menjadi dua faktor utama. Dari mesin yang
Perhatikan suara mesin saat dioperasikan, apakah suaranya normal atau suara
mesinnya juga naik turun. Jika suara mesin genset tidak normal, berarti kecepatan
putaran mesin tersebut juga tidak stabil. Putaran mesin pada putaran 1000 rpm. Jika
kecepatan putaran mesin genset tidak normal jauh melebihi 1000 rpm atau jauh
kurang dari 1000 rpm dan suaranya berubah, inilah yang menyebabkan tegangan
a. Periksa dan pastikan bahan bakar mesin genset tersebut dalam keadaan bersih
d. Pastikan saluran bahan bakar ke mesin genset selalu lancar, tidak tersumbat.
Jika bahan bakar mesin genset sudah dalam keadaan bagus,namun putaran genset
otomatis.
Selain permasalahan pada putaran mesin, yang mungkin terjadi pada mesin adalah
governor rusak. Governor rusak juga dapat meyebabkan putaran mesin tidak normal,
dan menyebabkan tegangan genset tidak stabil atau naik turun. Untuk mengatur
putaran mesin tetap stabil, periksa fungsi governor pada mesin genset tersebut,
Jika putaran mesin dalam keadaan normal, berarti penyebab tegangan genset
Periksa kabel keluaran genset, pastikan dalam keadaan bagus ,tidak terkelupas.
Cek tahanan isolasi kabel tersebut, pastikan nilai tahanan isolasinya masih dalam
keadaan bagus, kabel yang rusak dapat menyebabkan hubungan singkat atau
Selain itu, periksa setiap terminal kabel atau sambungan-sambungan kabel, baik
sambungan atau terminal yang ada pada mesin genset, kabel-kabel governor, kabel
keluaran genset, terminal kabel pada AVR, sambungan gulungan di dalam generator
dan lainnya. Pastikan semua sambungan atau terminal kabel, baik pada mesin
maupun pada generator sudah terpasang dengan baik dan tidak ada yang terlepas,
putus atau longgar. Sambungan atau terminal kabel yang longgar juga dapat
Jika semua hal tersebut sudah dipastikan dalam keadaan bagus,penyebab tegangan
tidak stabil ada pada AVR nya. Mungkin AVR pada generator tersebut sudah rusak
sehingga perlu diganti atau mungkin perlu dilakukan pengaturan tegangan. Fungsi
AVR pada generator tersebut untuk mengatur tegangan genset agar tetap stabil.
sinkron memegang peranan penting. Pada saat terjadi gangguan dan setelah terjadi
gangguan sudut rotor akan berosilasi dan menyebabkan osilasi aliran daya sistem.
Osilasi ini dapat menjadikan ketidakstabilan pada sistem. Oleh sebab itu kestabilan
sistem tenaga kadangkala dilihat dari stabilitas sudut rotor mesin sinkron.
25
stabilitas :
karakteristik
I. Kerangka Penelitian
Start
Perumusan Masalah
Studi Literatur
Pengambilan Data
Sesuai
Analisis
Kesimpulan
B
SeAleB
saiIII
27
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
stabilnya tegangan dan frekuensi pada kelistrikan kapal dan cara untuk
mengatasinya.
paling penting dan harus ada dalam suatu penelitian ilmiah, berhasil
tidaknya suatu penelitian antara lain bergantung juga dari cara penelitian
itu diperlukan agar dapat diolah dan disajikan menjadi gambaran dan
b. Melakukan seleksi terhadap data yang dianggap data inti berkaitan langsung
dengan permasalahan.
28
Pada penelitian ada dua jenis metode penelitian yaitu metode kualitatif dan
metode kuantitatif. Dimana pada penelitian ini menggunakan dua jenis metode
1. Metode Kualitatif
sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori ini juga
yang diambil dari analisis wawancara pada kru kapal, yaitu masinis tiga,
2. Metode Kuantitatif
B. LOKASI PENELITIAN
1. WAKTU PENELITIAN
atas kapal kurang lebih selama 6 bulan di laut dan 6 bulan di darat.
tentang rumusan masalah yang ada. Sehingga pada bagian akhir, penulis
bisa memperoleh kesimpulan atas semua masalah yang ada pada proposal
ini.
2. TEMPAT PENELITIAN
dengan cara mengolah data hasil wawancara untuk dirangkum menjadi suatu
temuan yang terdapat di lapangan dengan alat ukur berupa teori-teori yang
dan diamati diatas kapal akan digambarkan dan dijelaskan dengan terperinci.
Baik dan buruknya penelitian tergantung dari metode pengumpulan data dan
metode analisis data yang digunakan. Pengumpulan data yang dimaksud adalah
yang ada. Data-data yang diperoleh ini pun kemudian dianalisa dan dari hasil
analisis ini diharapkan akan menghasilkan suatu gambaran yang lebih jelas dari
Analisis data dari permasalahan-permasalah yang terjadi akan dibahas pada bab
selanjutnya.
31
DAFTAR PUSTAKA
[2] Kundur, Prabha, “Power System Stability and Control”, McGraw-Hill Inc., 1994.
[3] IEEE/CIGRE Joint Task Force on Stability Terms and Definitions, “Definition
251963-1