Anda di halaman 1dari 59

KARYA ILMIAH TERAPAN

Penyebab Putusnya Tali Tambat Pada Saat Kapal


Sandar di Pelabuhan Tanjung Manggis

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Pendidikan dan pelatihan pelaut Diploma III Pelayaran

DIMAS ADH E REFALDWI

N I T . 06.18.049.1.53

AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

TAHUN 2021/2022
Penyebab Putusnya Tali Tambat Pada Saat Kapal
Sandar di Pelabuhan Tanjung Manggis

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Pendidikan dan pelatihan pelaut Diploma III Pelayaran

DIMAS ADH E REFALDWI

N I T . 06.18.049.1.53

AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

TAHUN 2021/2022

i
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dimas Adhe Refaldwi

Nomor Induk Taruna : 06.18.049.1.53

Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul :

Penyebab Putusnya Tali Tambat Pada Saat Kapal Sandar di Pelabuhan


Tanjung Manggis

Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema dan
yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.

Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi
yang ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

SURABAYA, 20 Maret 2022

DIMAS ADHE REFALDWI

NIT 0618049153

ii
iii
PENGESAHAN PROPOSAL

KARYA ILMIAH TERAPAN


PENYEBAB PUTUSNYA TALI TAMBAT PADA SAAT KAPAL SANDAR
DI PELABUHAN TANJUNG MANGGIS
Disusun Oleh :

DIMAS ADHE REFALDWI


06 18 049 1 53
Ahli Nautika Tingkat III
Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Karya Ilmiah Terapan
Politeknik Pelayaran
Pada Tanggal 2022

Menyetujui :
Penguji I Penguji II Penguji III

(Anak Agung Istri S.W S.Si.T.,M.Adm.SDA) (Elise D.L, S,Sos.M.Pd) (Dr.Ir.Imbang M.T)
Penata (III/d) Penata Muda Tk.I (III/b) Penata Tk.1(III/d)
NIP. 1978121 72005022 001 NIP. 1981063 200212 2 002 NIP. 1963062 51993031 001

Mengetahui :
Ketua Jurusan Nautika

Anak Agung Istri Sri Wahyuni S.Si.T., M.Adm.SDA.


Penata Tk.I(III/d)

NIP. 1978121 72005022 001

iv
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur senantiasa saya panjatkan kepada Allah SWT.
Tuhan Yang Maha Esa pengayom segenap alam yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga dalam penulisan karya ilmiah terapan ini saya tidak
mengalami kendala hingga terselesaikannya karya ilmiah terapan yang saya beri
judul “Penyebab Putusnya Tali Tambat Pada Saat Kapal Sandar di Pelabuhan
Tanjung Manggis”.

Pada kesempatan ini, dalam penulisan karya ilmiah terapan ini saya
mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karenanya dari hati yang
terdalam saya juga ingin mengungkapkan rasa terima kasih saya kepada :
Kedua orangtua saya yang selalu memberikan dukungan kepada saya baik itu
berupa dukungan moril maupun dukungan materil.
Kepada Dosen Pembimbing materi mata kuliah yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan masukan baik dalam pembuatan karya ilmiah terapan ini
maupun dalam bidang lainnya.
Teman-teman seperjuangan yang juga selalu memberikan motivasi baik
berupa sharing pendapat, motivasi dan hal-hal lainnya dalam rangka pembuatan
proposal ini.
Pihak-pihak terkait lainnya yang juga turut serta membantu saya dalam
pembuatan karya tulis ilmiah ini. Saya sangat menyadari tidak ada manusia yang
sempurna begitu juga dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, apabila nantinya
terdapat kekurangan, kesalahan dalam karya tulis ilmiah ini, saya selaku penulis
sangat berharap kepada seluruh pihak agar dapat memberikan kritik dan juga
saran seperlunya.
Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat dan
bahan pembelajaran kepada kita semua.
Surabaya, 20 Maret 2022

Dimas Adhe Refaldwi

v
ABSTRAK

DIMAS ADHE REFALDWI, Penyebab Putusnya Tali Tambat Pada Saat


Kapal Sandar di Pelabuhan Tanjung Manggis. Dibimbing oleh Ibu Elise Dwi
Lestari S.Sos.M.Pd dan Bapak Dr.Ir. Imbang Danang Djojo, M.T.

Kegiatan sandar merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan


bongkar atau muat di pelabuhan. Pada saat kapal sandar diperlukan tali – tali
tambat yang berfungsi untuk menambatkan kapal ke dermaga supaya kapal tidak
terbawa arus, angin ataupun gelombang yang terdapat di perairan. Namun terdapat
beberapa faktor yang dapat menyebabkan putusnya tali tambat yaitu faktor
internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor diakibatkan dari dalam kapal
itu sendiri sementara faktor eksternal adalah faktor yang diakibatkan dari luar
kapal, dalam hal ini yaitu faktor alam. Diantara lain faktor internal meliputi,
kondisi tali tambat yang sudah lapuk karena kurangnya perawatan, kurang
matangnya mooring plan yang dilakukan oleh perwira dek pada sebelum kapal
sandar dan lalainya crew kapal dalam mengawasi tali tambat pada saat kapal
sandar. Selain faktor internal terdapat faktor eksternal yang diakibatkan dari luar
kapal dalam hal ini faktor alam yaitu cuaca buruk, pasang dan surut yang
mengakibatkan arus air laut pada saat kapal sandar menjadi sangat kencang,

Kata kunci: Analisis, Putus, Tali tambat, Faktor

vi
ABSTRACT

DIMAS ADHE REFALDWI, the causes of the breaking of mooring


ropes while Vessel berthing At Port Tanjung Manggis. Supervised by Mrs. Elise
Dwi Lestari S.Sos.M.Pd and Mr. Dr.Ir. Imbang Danang Djojo, M.T.
The docking activity is an activity carried out to carry out loading or
unloading at the port. When the ship docks, mooring ropes are needed that
function to tether the ship to the dock so that the ship is not carried away by
currents, wind or waves in the waters. However, there are several factors that can
cause the breaking of the mooring line, namely internal and external factors.
Internal factors are factors caused from within the ship itself while external
factors are factors that result from outside the ship, in this case natural factors.
Among other things, internal factors include, the condition of the mooring ropes
that have rotted due to lack of maintenance, the lack of maturity of the mooring
plan carried out by the deck officers before the ship docks and the ship crew's
negligence in supervising the mooring ropes when the ship docks. In addition to
internal factors, there are external factors caused from outside the ship, in this
case natural factors, namely bad weather, high tides and low tides which cause
the wave current when the ship docks to be very fast,

Keywords: Analysis, Break, Mooring rope, Factor

vii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ............................................. ……...ii

HALAMAN PERSETUJUAN SEMINAR .............................................. ……..iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ……...iv

KATA PEGANTAR ................................................................................ ………v

ABSTRAK .............................................................................................. ……...vi

ABSTRACT ............................................................................................ …….vii

DAFTAR ISI ........................................................................................... ……viii

DAFTAR TABEL………………………………………………………………...xi

DAFTAR GAMBAR. .............................................................................. ….....xii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….xiii

BAB I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG...........................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................2

C. BATASAN MASALAH.........................................................................2

D. TUJUAN PENELITIAN.......................................................................2

E. MANFAAT PENELITIAN...................................................................3

1. Manfaat Teoritis…….…………………………………………3

2. Manfaat Praktis……….…………………………………….…3

viii
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI……………………………………….…............4

1. Definisi Putus…………………….……….……..……………..4

2. Definisi Tali Tambat………………………..……...………….4

3. Penambat Tali Tambat…..……………………….…………...6

4. Definisi Operasional……………………….…………………..7

B. KERANGKA PENELITIAN.…………….………………..................9

BAB. III METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN..…………………..……………………..……10

B. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN.………….…..………...…10

C. JENIS DATA DAN SUMBER DATA…………..…………..…...…11

1. Jenis Data………………………………………...………..….11

2. Teknik Pengumpulan Data…………………………….…….12

D. PEMILIHAN INFORMAN……………………………………........13

E. TEKNIK ANALISIS DATA………………………………...………14

1. Reduksi Data……………………………………….…………14

2. Kategorisasi………………………………...….……………..14

BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN…………………..15

B. HASIL PENELITIAN……………………………………………….17

1. Hasil Observasi……………………………………………….17

2. Hasil Wawancara…………………………………………….19

ix
3. Analisis Data………………………………………………….20

C. PEMBAHASAN……………………………………………………..20

BAB. V PENUTUP

A. SIMPULAN…………………………………………………………..21

B. SARAN……………………………………………………………….21

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kerangka Penelitian………………………………………………….....9

Tabel 4.1 Lampiran Observasi…………………………………………………...17

Tabel 4.2 Daftar Responden……………………………………………………...19

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Tali Nylon………………………………………………………………….......5

2.2 Tali Baja……………………………………………………………………….6

3.1 Kapal Gas Patricia……………..……………………………………………..15

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Transkip Wawancara


Lampiran 2 : Gambar-Gambar
Lampiran 3 : Gambar-Gambar
Lampiran 4 : Daftar pasang surut di Tg. Manggis saat melakukan Observasi
Lampiran 5 : Near Miss Report

xiii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia dikenal sebagai negara maritim yang mempunyai laut sangat luas,
dimana luas wilayahnya merupakan perairan yang terdiri atas banyak pulau. Oleh
sebab itu sarana transportasi laut sangat penting untuk menghubungkan antar
pulau yang tersebar di seluruh Indonesia. Satu dari sekian sarana transportasi laut
adalah angkutan laut berupa kapal. Sampai saat ini alat angkutan yang efisien
ialah kapal karena dapat membawa barang dalam jumlah besar dan dapat
membawa dari suatu tempat ke tempat lain.

Kapal laut merupakan sarana angkutan laut yang penting dalam dunia
kemaritiman untuk memajukan perdagangan dari dalam dan luar negeri, untuk itu
sarana tersebut mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Kapal laut adalah
alat transportasi yang memenuhi persyaratan berlayar dilaut untuk keperluan
angkutan laut atau yang diperuntukkan untuk itu. Oleh karena itu, untuk
memperlancar arus distribusi barang maka diperlukan sarana dan prasarana untuk
menambatkan atau menyandarkan kapal sehingga distribusi barang dapat berjalan
lancar, yaitu pelabuhan.

Pelabuhan adalah tempat berlabuh atau tempat bertambatnya kapal laut serta
kendaraan air lainnya, tempat menaikkan dan menurunkan penumpang, tempat
bongkar muat barang serta merupakan daerah lingkungan kerja kegiatan ekonomi.

Pelabuhan merupakan salah satu prasarana ekonomi yang sangat penting bagi
daerah atau negara dimana pelabuhan tersebut berada sehingga dapat menunjang
kelancaran arus ekonomi. Peran pelabuhan berbeda tiaptiap negara. Adapun
peranan dari pelabuhan yaitu tempat berlabuh/tertambatnya kapal yang aman serta
menyediakan fasilitas yang menunjang untuk kelancaran operasional dari
pelabuhan tersebut.
2

Material yang digunakan untuk tali–tali tambat yang ada di kapal biasanya
menggunakan yang terbuat dari bahan natural, bahan sintetis ataupun bahan
gabungan. Jenis tali yang dibutuhkan di kapal adalah tali yang berkekuatan besar,
tahan air dan dapat terapung serta memiliki daya renggang dan lentur yang baik.
Hal ini semua banyak terdapat ditemui di tali serat berbahan sintetis.

Faktor–faktor penyebab putusnya tali tambat antara lain arus air laut di
dermaga, terjadinya pasang surut, kurangnya maintenance, kurangnya kelayakan
tali tambat yang ada diatas kapal, lalainya anak buah kapal,dan kurangnya
mooring plan oleh para perwira kapal pada saat akan sandar.

B. RUMUSAN MASALAH
Berawal dari hal-hal di atas maka permasalahan yang di angkat dalam
penelitian ini adalah:
1. Faktor-Faktor yang menyebabkan putusnya tali tambat pada kapal MT. Gas
Patricia
2. Upaya yang dilakukan untuk mencegah putusnya tali tambat pada kapal
MT. Gas Patricia

C. BATASAN MASALAH

Sehubungan dengan masalah yang berkaitan dengan Penyebab Putusnya Tali


Tambat Pada Saat Kapal Sandar, maka dalam penelitian ini penulis hanya
memfokuskan penelitian pada faktor-faktor yang menyebabkan tali tambat putus
pada saat kapal sandar dan upaya untuk mencegahnya.

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan putusnya tali tambat dan mengetahui
upaya yang harus dilakukan untuk mencegah putusnya tali tambat pada saat kapal
sandar.
3

E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan Dapat memperdalam pengetahuan dan informasi bagi
pembaca tentang kapal pada saat sandar di pelabuhan dan dapat mengetahui
kemampuan tali tambat dan menambah pengetahuan tentang faktor–faktor
yang harus dipertimbangkan pada saat kapal sandar.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan dapat menjadi masukan, gambaran serta penjelasan untuk
pembaca dalam menerapkan tindakan yang harus dilakukan pada saat kapal
sandar dan dapat menjadi bahan masukan atau referensi kepada Nahkoda,
perwira dan crew kapal lainnya dalam mengatasi hal-hal yang menjadi
kendala dan masalah dalam keadaan kapal sandar di pelabuhan
4

BAB II

TINJAUAN PUSAKA

A. LANDASAN TEORI

Untuk menunjang pembahasan mengenai Penyebab Putusnya Tali Tambat


Pada Saat Kapal Sandar di Pelabuhan Tanjung Manggis, maka perlu diketahui dan
dijelaskan dari beberapa landasan teori terkait dengan pembahasan karya ilmiah
terapan ini.

1. Definisi Putus

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, putus mempunyai arti tidak


berhubungan atau bersambung lagi (karena terpotong dan sebagainya).
Putusnya tali tambat pada MT. Gas Patricia yaitu putusnya tali – tali yang
tertambat di dermaga.

2. Definisi Tali Tambat

Dikutip dari maritimeworld.web.id tali tambat adalah tali yang digunakan


untuk menambatkan kapal di dermaga atau yang digunakan untuk menarik
kapal oleh kapal tunda, tug boat atau kapal lain. Untuk menambatkan kapal ke
dermaga digunakan tali–temali. Semakin besar kapal yang ditambatkan
diperlukan tali tambat yang lebih banyak, kapal tanker membutuhkan sampai
12 tali tambat, kapal layar membutuhkan 4 sampai 6 tali tambat. Untuk
menambatkan kapal ke dermaga awak kapal harus berkoordinasi dengan
buruh pelabuhan dalam menambatkan tali kapal ke dermaga. Biasanya MT.
Gas Patricia menggunakan 12 tali tambat di dermaga tanjung manggis karena
arus air lautya sangat kuat, akan tetapi di dermaga lain hanya menggunakan 8
tali tambat. Tali tambat pada kapal harus memiliki spesifikasi dan kriteria
khusus yang tujuannya untuk menambatkan kapal ke dermaga atau benda
terapung lainnya. Jenis dan material dari tali tambat itu sendiri harus memiliki
bahan yang kuat, elastis dan tahan lama. Tali tambat yang digunakan di MT.
5

Gas Patricia adalah jenis tali berbahan sintetis, yaitu nylon. Macam–macam
tali tambat berdasarkan jenis dan materialnya sebagai berikut :

a. Tali Berbahan Sintetis (Nylon)

Tali tambat pada saat ini umumnya terbuat dari bahan sintetis seperti
penggunaan bahan polypropylene atau serat 11 nylon. Ukuran dan
kekuatan dari jenis tali serat sintetis ini disesuaikan dengan material yang
digunakan oleh pabrik pembuatnya yang tentunya memiliki perbedaan
antara satu dengan yang lain. Jenis tali ini adalah yang sangat banyak
digunakan oleh kapal untuk dijadikan tali tambat. Tali nylon atau
polypropylene yang biasa disingkat tali PP adalah tali yang terbuat dari
serat buatan manusia yang disebut dengan serat polypropylene. Proses
produksi tali ini sendiri yaitu resin polypropylene diekstrusi sehingga
menjadi serat filament, lalu serat filament dipilin menjadi strand, lalu
strand tersebut dilipin kembali menjadi rope. Seluruh tali tambat di atas
MT. Gas Patricia menggunakan tali tambat berjenis sintetis atau
polypropylene.

Gambar 2.1 Tali Nylon

(https://indonesian.alibaba.com/product-detail/high-
performance-100-new-fiber-ship-mooring-rope-deck-equipment-
60265129925.html)
6

b. Tali baja (wire rope)

Tali baja dibuat dari bahan baja galvanis yang lentur dan sesuai dengan
tipe yang telah disetujui oleh badan klasifikasi. Apabila kabel baja dalam
penggunaannya harus dengan mesin untuk alat tambat (mooring winches)
dan kabel baja ini harus memiliki inti dari bahan logam bukan dari bahan
sintetis. Pada umumnya jenis yang digunakan memiliki rangkaian
kumparan kabel tidak kurang dari 186 kabel yang membungkus inti
logam.

Gambar 2.2 Tali Baja

(https://seoasmarines.com/2019/05/17/pengertian-wire-
rope-adalah/)

3. Penambatan Tali Tambat

Dalam penambatan kapal satu dengan yang lainnya akan berbeda


meskipun demikian, prinsi-prinsip dasar penambatan kapal adalah sama.
Secara garis besar dalam proses penambatan kapal terdapat faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi dalam olah geraknya, yaitu faktor luar dan faktor dalam.

Faktor luar yaitu faktor yang datang dari luar kapal dalam faktor ini
penyebabnya adalah arus air laut. Keadaan arus air laut dipengaruhi oleh
cuaca yang meliputi hujan, angin. Arus air laut yang kencang dapat
mempengaruhi keadaan dan kondisi tali–tali tambat pada saat kapal sandar.

Faktor Dalam yaitu faktor yang datang dari dalam kapal, faktor ini
penyebabnya adalah bentuk kapal Perbandingan antara panjang dan lebar
7

kapal sangat mempengaruhi ketika kapal sedang dalam keadaan sandar dan
dihantam oleh arus air laut.

Yang kedua keadaan dan kondisi tali tambat Kondisi tali tambat yang
lapuk dan sudah tidak layak pakai menjadi faktor dalam yang utama dalam
kejadian putusnya tali ketika kapal sandar.

Yang ketiga kondisi ABK yang letih dan cenderung kurangnya konsentrasi
pada saat dinas jaga dikarenakan jaga pelabuhan selama 24 jam, yang
akhirnya lalai untuk memeriksa kondisi tali–tali tambat pada saat jaga.

4. Definisi Operasional

Menurut Saifuddin Azwar dalam bukunya yang berjudul Metode


Penelitian (2007:72), definisi adalah yang memiliki arti tunggal dan diterima
secara objektif bilamana indikatornya tidak tampak. Suatu definisi variabel
yang dirumuskan berdasarkan karakteristik variabel yang diamati agar tidak
terjadi kesalahpahaman. Dalam penulisan karya ilmiah terapan ini, terdapat
istilah-istilah pelayaran yang digunakan untuk membantu dalam memberikan
pengertian. Istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:

a. Head Line
Head line atau biasa disebut dengan tali troos memiliki fungsi untuk
kapal agar tidak bergerak mundur.

b.Forward Spring Line


Tali ini berada di bagian haluan kapal, memiliki fungsi untuk menahan
kapal agar tidak maju ataupun mundur.

c. Forward Breast Line


Tali ini berada diantara tali tross dan spring muka, berfungsi untuk
menahan bagian depan kapal agar tidak terbuka dan agar tetap badan kapal
merapat pada dermaga.

d.After Spring Line


8

Berada dibagian tengah belakang kapal, memiliki fungsi untuk


menahan kapal agar tidak mundur.

e. After Breast Line


Berada diantara tali spring belakang dan tali tross belakang, berfungsi
menahan bagian belakang kapal agar tidak terbuka keluar dan agar tetap
badan kapal menempel pada dermaga.

f. After Line
Tali ini berada di paling belakang kapal, berfungsi untuk menahan
kapal agar tidak maju ke depan.

g.Winch
Alat ini digunakan untuk mengencangkan (heave up) dan mengarea
(slack away) daripada tali – tali tambat kapal pada saat kapal berada di
dermaga atau buoy.

h. Anak Buah Kapal (ABK)


Anak Buah Kapal adalah semua awak kapal kecuali Nahkoda dan
secara administrasi tercantum dalam sijil kapal.

i. Arus Air Laut


Arus air laut adalah pergerakan massa air atau ombak
secara vertikal dan horizontal sehingga menuju keseimbangannya, atau
gerakan air yang sangat luas yang terjadi di seluruh lautan dunia. Arus
juga merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dikarenakan
tiupan angin atau perbedaan densitas atau pergerakan gelombang panjang.

j. Bolder
Adalah perangkat pelabuhan untuk menambatkan (tambat) kapal di
dermaga atau perangkat yang mengikatkan tali di kapal. Bolder biasanya
terbuat dari besi cor yang ditanamkan pada pondasi dermaga sehingga
mampu untuk mampu menahan gaya yang bekerja pada penambatan kapal
di dermaga, sedangkan bolder kapal biasanya sepasang untuk melilitkan
tali dikapal pada kedua bolder.
9

B. KERANGKA PENELITIAN

Analisis Penyebab Seringnya Putus Tali Tambat Pada


Saat Kapal Sandar Di Pelabuhan Tanjung Manggis

Faktor–faktor yang menyebabkan


putusnya tali tambat

Faktor Internal Faktor Eksternal

1. Kondisi tali – tali tambat yang 1. Kondisi arus air laut yang
lapuk dan tidak laik pakai. cenderung kencang mempengaruhi
kondisi kapal dan tali – tali
2. Kelalaian ABK pada saat dinas tambatnya.
jaga tidak memperhatikan kondisi
tali tambat ketika sandar.

Upaya mengatasi kendala

1. Selalu memperhatikan dan melakukan perawatan


terhadap semua tali tambat yang terdapat di atas
kapal.

2. Memberikan perhatian lebih terhadap keadaan tali


tambat oleh ABK ketika kapal sandar terlebih saat
arus air laut kencang.

Kapal sandar dengan aman dan


terhindar dari putusnya tali tambat

Tabel 2.1 Tabel Kerangka Peneltian


10

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna ( perspektif subyek ) lebih di
tonjolkan dalam penelitian kualitatif. Terdapat perbedaan mendasar antara peran
landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam
penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori yang di gunakan. Sedangkan
dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang
ada sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan suatu teori.

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dalam bentuk angket data
yang berbentuk kata–kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif di peroleh
melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis
dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah di tuangkan dalam catatan
lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang di peroleh
melalui pemotretan atau rekaman video, sedangkan sumber data yang di gunakan
adalah data primer yakni pendekatan penelitian dengan cara mengumpulkan data
dari responden secara langsung oleh peneliti. Data yang di gunakan bukan dari
hasil pengumpulan sebelumnya. Teknik pengumpulan data pada penelitian primer
ini dapat berupa wawancara, observasi, opinion pooling.

B. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN

Penulis melakukan penelitian ini yang dilaksanakan pada saat praktek layar
(PRALA) selama 12 bulan terhitung sejak sign on 21 November 2020 sampai sign
off 23 November 2021 di atas kapal MT. Gas Patricia.
11

C. JENIS DATA DAN SUMBER DATA

Pada Bagian ini akan dipaparkan tentang jenis data, sumber data, dan teknik
pengumpulan data berdasarkan data, fakta, serta informasi yang pernah dilakukan
selama melaksanakan praktek layar. Paparan tersebut sebagai berikut.

1. Jenis Data

Data berdasarkan dan data penelitian bisa dikelompokan kedalam dua


jenis yakni data primer serta data sekunder. Data primer merukapan data yang
didapat atau dikumpulkan oleh peneliti dengan cara langsung dari sumbernya.
Data primer biasanya disebut dengan data asli atau data baru yang mempunyai
sifat up to date. Untuk memperoleh data primer, peneliti wajib
mengumpulkannya secara langsung. Cara yang bisa digunakan peneliti untuk
mencari data primer yaitu observasi,wawancara, serta metode dokumentasi.

a. Data Primer
Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama.
Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkomplasi atau pun dalam bentuk
file. Data ini harus di cari melalui narasumber atau responden, yaitu orang
yang kita jadikan objek penelitian. Dalam penulisan karya ilmiah terapan
ini saya melakukan observasi langsung pada saat melakukan dinas jaga,
melaksanakan wawancara langsung kepada perwira kapal, dan melakukan
dokumentasi pada saat perawatan tali tambat dan tali yang putus.

b. Data Sekunder
Selain mengambil data primer, penulis juga mengambil data sekunder
yang dibutuhkan melalui pengamatan di atas kapal. Sehingga mampu
mendapatkan data yang benar, agar tujuan penulisan dapat tercapai dan
sesuai dengan judul yang penulis ambil. Data ini diperoleh dari bagaimana
perawatan tali tambat yang sudah dilaksanakan, dan daftar pasang surut di
pelabuhan tanjung manggis.
12

2. Teknik Pengumpulan Data


a. Observasi

Observasi menurut Raco dalam kutipan Heru Erlang (2010:112) adalah


bagian dalam pengumpulan data. Observasi berarti mengumpulkan data
langsung dari lapangan. Adapun menurut Sutrisno hadi (1987) dalam Andi
Praswoto (2010:27) dalam kutipan Heru Erlang mengartikan observasi
adalah sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
suatu gejala yang tampak pada objek penelitian, mengenai dunia
kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Dalam melakukan observasi
peneliti menggunakan observasi terbuka dimana peneliti dalam
pengumpulan data menyatakan sebenarnya kepada sumber data, bahwa
sedang dilakukan penelitian. Jadi, mereka yang diteliti mengetahui sejak
awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti menurut Moleong (2007:17).

b. Wawancara
Menurut Moleong (2007:186) mendiskripsikan wawancara adalah
percakapan dengan tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang
memberikan jawaban atas pertanyaan. Sedangkan menurut Esterberg
dalam kutipan Heru Erlang (2002) dalam sugiyono (2008:72),
mengungkapkan wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab.
Dalam melakukan wawancara peneliti menggunakan metode
wawancara semiterstruktur, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas.
Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan lebih
terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat tentang
pengalamannya.

c. Metode Dokumentasi
Andhi dalam kutipan Heru Erlang (2010:192), mengungkapkan
dokumen merupakan rekaman yang bersifat tertulis atau video dan isinya
merupaka peristiwa yang telah berlalu. Jadi, dokumen bukanlah catatan
peristiwa yang terjadi pada saat ni dan masa yang akan dating, namun
13

catatan masa lalu. Adapun menurut Guba dan Lincolin (1981) dalam
moleong (2002:161) dokumentasi adalah setiap bahan tertulis atau video
dari record yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan dari
seorang penyelidik. Ditambahkan pula oleh Usman dan Akbar dalam
kutipan Heru Erlang (1996) dalam Andi (2010:192) bahwa data – data
yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi cenderung merupakan data
sekunder sedangkan data – data yang dikumpulkan dengan teknik
pengamatan dan wawancara cenderung merupakan data primer atau data
yang langsung didapat dari pihak pertama. Merujuk Arikunto dalam
kutipan Heru Erlang (2000:135), dokumentasi merupakan benda-benda
tertulis seperti buku–buku, majalah, dokumen, peraturan–peraturan,
notulen, catatan harian, dan sebagainya. Adapun panduan pengambilan
data dokumentasi yang diperlukan.

D. PEMILIHAN INFORMAN

Menurut Sugiyono (2005:50) sampel dalam penelitian kualitatif bukan


dinamakan responden melainkan informan kunci, narasumber, partisipan, teman
atau guru dalam penelitian. Sugiyono (2005:54) menyatakan bahwa penentuan
informan kunci dalam penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti mulai memasuki
lapangan dan selama penelitian berlangsung yaitu memilih orang tertentu yang
dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan dan selanjutnya
berdasarkan data atau informasi kunci yang lainnya yang diharapkan dapat
memberikan data yang lebih lengkap, sehingga informan dalam penelitian ini
ialah seluruh kru di deck kapal yang meliputi Nahkoda, Mualim 1, Mualim 2,
Mualim 3, karena peneliti sendiri berasal dari jurusan Nautika Pelayaran sehingga
akan lebih banyak berada di kapal bersama orang-orang Deck Department.

E. TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data adalah metode atau cara untuk mendapatkan sebuah data
menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut menjadi mudah untuk
dipahami dan juga bermanfaat untuk menemukan solusi permasalahan, yang
terutama adalah masalah tentang sebuah penelitian.
14

Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian ilmiah
sebab dengan adanya analisis data tersebut akan memberikan arahan dan makna
yang berguna dalam pemecahan masalah penelitian (Nazir 2011:405).

Menurut Moleong (2005:228) secara umum proses analisis data mencakup :

1. Reduksi Data
a. Identifikasi Satuan (unit). Pada umumnya diidentifikasikan adanya
satuan yaitu bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang
memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus penelitian
b. Sesudah satuan diperoleh, langkah berikutnya adalah membat
koding. Membuat koding berarti kode pada setiap satuan, agar
tetap dapat ditelusuri data atau satuannya berasal dari mana.
2. Kategorisasi
a. Menyusun Kategori. Kategorisasi adalah upaya memilah setiap
satuan kedalam bagian–bagian yang memiliki kesamaan.
b. Setiap kategori diberi nama yang disebut label.
15

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Sesuai dengan judul yang diangkat penulis mengenai “Penyebab Putusnya


Tali Tambat Pada Saat Kapal Sandar di Pelabuhan Tanjung Manggis” penulis
akan memaparkan gambaran umum lokasi penelitian sebagai deskripsi data. Data
ini diambil sesuai dengan keadaan sebenarnya yang terjadi di kapal, sehingga
dengan deskripsi ini penulis mengharapkan agar pembaca dapat menggambarkan
apa yang terjadi selama penulis melaksanakan penelitian. Kapal MT. Gas Patricia
merupakan salah satu armada milik PT. Tanker Total Pasifik dan dikelola oleh
PT.Waruna Nusa Sentana. Kapal ini merupakan kapal khusus pengankut LPG
MIX (Butane And Propane) dengan pelayaran dalam Negeri. Kapal ini bisa
mengangkut hingga 1800 MT LPG MIX dalam satu kali pelayaran nya. Kru kapal
terdiri dari 17 orang termasuk Nahkoda. Berikut penulis uraikan mengenai data
kapal tempat penulis mengadakan penelitian :

Gambar 3.1 Kapal Gas Patricia


16

Ship Particulars

Ship Name : Gas Patricia

Port Of Registry : Belawan

Call Sign : YCYT2

IMO Number : 9202821

Type Of Ship : LPG Tanker

Builder Of Ship : Hitachi Shipbuilding Mukaishima Marine CO.

Year Build : 1999

Gross Tonnage (Grt) : 3543 Tonnes

Net Tonnage (Nrt) : 1068 Tonnes

LOA : 95,70 M

LBP : 88,50 M

Breadth (Moulded) : 16,00 M

Depth (Moulded) : 7,10M


17

B. HASIL PENELITIAN
1. Hasil Observasi

No. Tanggal Kondisi Kondisi Keterangan


Voyage Sandar Perairan Tg. Tali
Manggis

050/L/21 20 Juni 2021 Arus Tali -Pasang tinggi yang


perairan spring berakibat kencangnya
kuat halauan arus air laut
dan
buritan -Lapuknya tali tambat
putus karena kurangnya
perawatan

-Lalainya ABK
dalam dinas jaga
yang kurang
memperhatikan
kondisi tali tambat
pada saat kapal
sandar.

051/L/21 22 Juni 2021 Arus Tidak -Kondisi perairan dan


perairan Putus tali baik
baik

052/L/21 25 Juni 2021 Arus Tali -Pasang tinggi yang


perairan tambat berakibat kencangnya
kuat spring arus air laut
halauan
-Lapuknya tali tambat
dan
karena kurangnya
buritan
putus perawatan

-Kurangnya mooring
plan sesaat sebelum
kapal sandar

-Lalainya ABK
dalam dinas jaga
yang kurang
memperhatikan
18

kondisi tali tambat


pada saat kapal
sandar.

053/L/21 27 Juni 2021 Arus Tidak -Pasang tinggi yang


Perairan Putus berakibat kencangnya
Kuat arus air laut

-Tali tambat
ditambah menjadi
3x3

-ABK selalu
mengecek dan
mengatur tali tambat
setiap jam seiring
muatan yang sudah di
keluarkan

-Kondisi tali baik

054/L/21 30 Juli 2021 Arus Tidak -Kondisi perairan dan


perairan putus tali baik
baik
-ABK selalu
mengecek dan
mengatur tali tambat
setiap jam seiring
muatan yang sudah di
keluarkan

Tabel 4.1 Lampiran Obsevasi

Berdasarkan tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor yang


menyebabkan putusnya tali tambat MT. Gas Patricia adalah kondisi tali tambat
yang sudah lapuk dikarenakan penyimpanan yang kurang baik dan perwatan
terhadap tali itu sendiri kurang dan tingginya pasang di pelabuhan tanjung
manggis yang menyebabkan kencangnya arus air laut di perairan tersebut, dan
lalainya anak buah kapal pada saat dinas jaga yang kurang memperhatikan kondisi
tali tambat ketika kapal sandar.
19

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah putusnya tali tambat yaitu,
melaksanakan mooring plan dengan matang sesaat kapal sebelum sandar, selalu
melakukan perawatan terhadap seluruh tali tambat yang ada di atas kapal, dan
juga selalu mengingatkan kepada awak kapal yang sedang berdinas jaga untuk
memberikan perhatian lebih terhadap keadaan tali–tali tambat pada saat kapal
sedang sandar di pelabuhan. Kondisi tali tambat ketika kapal sandar akan
berpengaruh pada saat kapal melakukan kegiatan bongkar ataupun muat dan juga
sangat berpengaruh apabila badan kapal terhantam arus, angin dan adanya pasang
surut di perairan.

Ketika mooring plan sudah diubah dan setiap sejam sekali tali tambat di area,
tali tambat sudah tidak putus lagi sampai trip terakhir yaitu bulan agustus nahkoda
MT. Gas Patricia yaitu Capt. Armansyah telah habis masa kontraknya di
perusahaan PT. Waruna Nusa Sentana dan digantikan oleh Capt. Rerry Arsyan.
Ketika nahkoda yang baru menjabat, MT. Gas Patricia sudah tidak ke tanjung
manggis lagi dan digantikan oleh MT. Gas Venus.

2. Hasil Wawancara
a. Daftar Nama crew responden
NO NAMA JABATAN KETERANGAN

1. CAPT. ARMANSYAH NAHKODA RESPONDEN 1

2. SIGIT M. ROJAK MUALIM I RESPONDEN 2

3. ADHYTIA MUALIM II RESPONDEN 3

4. M. RIDWAN MUALIM III RESPONDEN 4

Tabel 4.2 Daftar Responden


b. Daftar pertanyaan wawancara
1) Apakah kondisi tali tambat yang lapuk karena kurangnya
perawatan juga menjadi faktor penyebab putusnya tali tambat?
2) Apakah pasang yang tinggi di Pelabuhan Tanjung Manggis
menjadi faktor eksternal putusnya tali tambat MT. Gas Patricia?
3) Mengapa kurangnya mooring plan juga mempengaruhi putusnya
tali tambat?
4) Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah putusnya
tali tambat?
20

5) Bagaimana cara melakukan perawatan tali tambat di atas kapal.

Berdasarkan hasil wawancara, dapat disimpulkan faktor yang


menyebabkan putusnya tali tambat adalah kondisi tali tambat yang sudah
lapuk karena kurangnya perawatan, kurangnya perawatan menyebabkan
kualitas dan keadaan tali berkurang yang menyebabkan tali tidak kuat
menahan kencangnya arus air laut yang dikarenakan pasang tinggi di
pelabuhan tanjung manggis, ketika kapal sandar dengan kondisi tali yang
lapuk, kemudian ABK lalai dalam memperhatikan kondisi tali tambat
maka terjadilah putusnya tali tambat pada saat MT. Gas Patricia sandar di
pelabuhan Tanjung Manggis, Bali.

3. Analisis Data
Dari hasil data diatas kapal, selama penulis melaksanakan praktek berlayar
( PRALA ) bahwa pelaksanaan sandar di pelabuhan tanjung manggis awalnya
belum sesuai dengan mooring plan, setelah ada tali yang putus baru mooring
plan diubah. Untuk perawatan tali sudah rutin dilakukan akan tetapi
walaupun sudah di lakukan perawatan, tali setiap 1 tahun sekali harus diganti
dengan yang baru.

C. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil observasi lapangan dan wawancara dengan deck officer
pada kapal MT.Gas Patricia, dari hasil observasi dan wawancara yang penulis
lakukan dengan mengamati bahwa ABK lalai pada saat menjalankan dinas jaga
padahal kondisi tali tambat yang sudah tidak layak, kurangnya mooring plan,dan
arus air laut sedang kuat hal ini mengakibatkan putusnya tali tambat. Setelah tali
tambat sudah diganti dengan yang baru, mooring plan diperbaiki, dan ABK pada
saat dinas jaga mengarea tali setiap 1 jam sekali walaupun arus air laut kuat tali
tambat tidak akan putus.
21

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan saat penulis melakukan praktek laut
serta hasil uraian – uraian yang terdapat pada bab sebelumnya, penelitian dengan
judul “Penyebab Putusnya Tali Tambat Pada Saat Kapal Sandar di Pelabuhan
Tanjung Manggis”, maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor yang
menyebabkan putusnya tali tambat di MT. Gas Patricia pada saat sandar di
pelabuhan Tg. Manggis, Bali terdapat dua, yaitu internal dan eksternal.
1. Faktor internal
Faktor yang diakibatkan dari kapal itu sendiri, antara lain, kondisi tali
tambat yang lapuk dan, lalainya ABK tidak memperhatikan kondisi tali
tambat pada saat dinas jaga.
2. Faktor eksternal
Faktor yang diakibatkan atau datangnya dari luar kapal, dalam hal ini
yaitu faktor alam. Pasang cukup tinggi yang terjadi di Tg. Manggis
mengakibatkan arus di pelabuhan tersebut menjadi kencang. Ketika kapal
sandar di pelabuhan, apabila arus air laut tersebut sedang kuat dan
menghantam halauan kapal, halauan kapal tidak bisa menahan dan
memecah arus air laut, dikarenakan hal tersebut tali tambat di halauan
maupun buritan kapal akan terputus.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis selama praktek di


MT. Gas Patricia, dapat diajukan saran sebagai berikut:

1. Untuk menunjang keselamatan kapal pada saat sandar agar tidak terjadi
putusnya tali tambat, hendaknya dilakukan perawatan yang baik dan
menyeluruh terhadap tali – tali tambat yang ada di atas kapal karena tali –
tali tambat ini sangat penting ketika kapal sandar untuk kegiatan bongkar
22

muat dan kegiatan lainnya. Sebaiknya pihak kapal lebih menekan pihak
kantor atau perusahaan agar selalu mengirimkan permintaan pihak kapal,
dalam hal ini adalah tali tambat kapal, guna melakukan perawatan
terhadap tali tambat. Selain itu Mualim dan juru mudi jaga lebih
memperhatikan keadaan tali tambat ketika kapal sandar, agar ketika tali
tambat bertambah ketegangannya, awak kapal dapat mengarea tali tersebut
agar tali tidak terputus ketika ketegangan tali tersebut diluar
kemampuannya.
2. Selalu memperhatikan keadaan pasang surut. Sebaiknya perwira lebih
mempertimbangkan dan memperhatikan segala resiko terhadap kapal jika
datangnnya pasang surut yang terjadi di Tg. Manggis karena faktor ini
mempengaruhi keadaan kapal yang sedang sandar di pelabuhan. Selain itu
memberikan informasi pasang surut kepada seluruh Mualim dan kru
lainnya agar dapat mempersiapkan segala sesuatunya ketika pasang datang
dan adanya arus kencang yang menghantam badan kapal ketika sedang
sandar.
3. Mempersiapkan mooring plan sebaik mungkin, apabila sudah memasuki
perairan harusnnya nahkoda sudah memperhatikan bagaimana kondisi
perairan tersebut dan menentukan bagaimana mooring plan yang akan
digunakan. Tidak menunggu tali tambat putus kemudian mooring plan
diubah.
DAFTAR PUSAKA

Arikunto, S. (2006). Dalam Metodelogi penelitian (hal. 151). Yogyakarta:


Bina Aksara.

Dqlab.id 2021 (8 September). Kenali 4 perbedaan data sekunder dan data


primer saat melakukan penelitian. Diakses pada tanggal 5 Januari 2022, Dari

https://dqlab.id/kenali-4-perbedaan-data-sekunder-dan-data-primer-saat-
melakukan-penelitian

Id.wikipedia.org 2021 (7 November). Penelitian kualitatif. Diakses pada


26 Desember 2021, Dari

https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kualitatif

Indonesiashippingline.com 2019(11 Maret). Istilah pelayaran atau kamus


pelayaran nasional dan internasional. Diakses pada 20 Desember 2021, Dari

https://www.indonesiashippingline.com/shipping/3852-istilah-%E2%80%93-
istilah-pelayaran-atau-kamus-pelayaran-nasional-dan-internationa.html

Kamus Besar Bahasa Indonesia 1994, Analisis, Putus. Diakses pada 9


Desember 2021, Dari
https://kbbi.web.id/

Maritimeworld.web.id 2014 (3 Mei). Definisi tali tambat. Diakses pada 15


Desember 2021, Dari

https://www.maritimeworld.web.id/2014/01/nama-nama-tali-tambat-kapal.html

Materibelajar.co.id 2022 (4 Januari). Pengertian wawancara menurut para


ahli. Diakses pada tanggal 21 Januari 2022, Dari

https://materibelajar.co.id/pengertian-wawancara-menurut-para-ahli/

UK Hydrographic Office. (2021). Admiralty Tide Tables South China Seas


& Indonesia (Including Tidal Stream Tables). London: UK Hydrographic

Pakdosen.co.id 2022 (9 Februari). Dokumentasi adalah. Diakses pada


tanggal 17 Februari 2022, Dari

https://pakdosen.co.id/dokumentasi-adalah/
Penerbitbukudeepublish.com 2021 (25 November). Studi Pustaka. Diakses
pada tanggal 3 Februari 2022, Dari

https://penerbitbukudeepublish.com/studi-pustaka/

Penerbitdeepublish.com 2021 (19 Mei). Teknik analisis data. Diakses pada


tanggal 25 Februari 2021, Dari

https://penerbitdeepublish.com/teknik-analisis-data/

Ruangguru.com 2017 (13 November). 10 pengertian observasi menurut


para ahli. Diakses pada anggal 18 Januari 2022, Dari

https://www.ruangguru.com/blog/10-pengertian-observasi-menurut-para-ahli

Surabaya, P. P. (2020). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Terapan.


Surabaya: Politeknik Pelayaran Surabaya. (Surabaya, 2020)
LAMPIRAN 1

TRANSKIP WAWANCARA

LEMBAR WAWANCARA

Nama Responden : Capt. Armansyah

Jabatan : Nahkoda MT. Gas Patricia

Observer : Dimas Adhe Refaldwi

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah kondisi tali tambat Tentu saja, ketika tali tambat lapuk
yang lapuk karena kekuatan tali tambat untuk menahan kapal
kurangnya perawatan juga dari arus akan berkurang yang akan sangat
menjadi faktor penyebab mudah berakibat putusnya tali tambat.
putusnya tali tambat?

2. Apakah pasang yang tinggi Faktor eksternal ini juga berpengaruh


di perairan Tanjung terhadap putusnya tali tambat, arus air laut
Manggis menjadi faktor yang kencang mempengaruhi kondisi tali –
eksternal putusnya tali tali tambat yang ada di atas kapal, apabila
tambat MT. Gas Patricia? tali tersebut tidak kuat menahan
kencangnya arus maka hal yang akan
terjadi adalah putusnya tali tambat.

3. Mengapa kurangnya Mooring plan seharusnya dilakukan secara


mooring plan juga matang sesaat sebelum kapal sandar.
mempengaruhi putusnya tali Mooring plan bertujuan untuk menghindari
tambat? putusnya tali tambat, dan apabila ketika
kapal sandar dan mooring plan tersebut
kurang matang akan berakibat fatal, salah
satunya akan menyebabkan putusnya tali
tambat.

4. Bagaimana upaya yang Upaya yang dapat dilakukan untuk


dapat dilakukan untuk mencegah putusnya tali tambat adalah
mencegah putusnya tali melakukan perawatan terhadap tali itu
tambat? sendiri dan selalu memperhatikan tali – tali
tambat apabila kapal sedang sandar, karena
ketika kapal sandar kondisi tali dipengaruhi
oleh arus, angin, dan kondisi sarat kapal itu
sendiri. Ketika kapal melakukan bongkar
atau muat maka sarat kapal akan berubah
dan mempengaruhi kekencangan tali
tambat itu sendiri, apabila tali kencang dan
tidak di area maka resiko putusnya tali
tambat akan bertambah dan dapat
menyebabkan putusnya tali tambat ketika
kapal sandar.
5. Bagaimana cara melakukan Satu dari sekian cara untuk perawatan
perawatan tali tambat di atas adalah dengan cara menyemprot air tawar
kapal? setelah kapal menghibob tali apabila kapal
selesai sandar. Ini berfungsi untuk
membersihkan tali dari air laut. Cara lain
untuk perawatan tali adalah mengganti tali
yang lama dengan yang baru. Dalam hal ini
apabila perusahaan sedang tidak bias
mengirimkan barang permintaan kapal, kita
bisa membalikan posisi tali yang ada di
winch tersebut. Bisa juga dengan melapisi
tali tambat dibagian bolder dengan pelapis
yang terbuat dari karet, akan tetapi
perusahaan tidak menyediakan pelapis ini,
jadi cara ini tidak pernah digunakan
dikapal MT. Gas Patricia. Cara ini pernah
saya gunakan di kapal lain dan cukup
efekif.
LEMBAR WAWANCARA

Nama Responden : Sigit M. Rojak

Jabatan : Mualim I MT. Gas Patricia

Observer : Dimas Adhe Refaldwi

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah kondisi tali tambat Betul, kondisi tali tambat yang lapuk sudah
yang lapuk karena kurangnya pasti tidak kuat untuk menahan kapal dari
perawatan juga menjadi arus yang kuat.
faktor penyebab putusnya
tali tambat?

2. Apakah pasang yang tinggi Pasang yang tinggi sudah pasti akan
di Pelabuhan Tanjung menyebabkan arus yang sangat kuat.
Manggis menjadi faktor apabila tali tersebut tidak kuat menahan
eksternal putusnya tali kencangnya arus maka besar kemungkinan
tambat MT. Gas Patricia? hal yang akan terjadi adalah putusnya tali
tambat.

3. Mengapa kurangnya mooring Tujuan utama mooring plan adalah untuk


plan juga mempengaruhi menghindari putusnya tali tambat, dan
putusnya tali tambat? apabila ketika kapal sandar dan mooring
plan tersebut kurang matang akan berakibat
fatal, salah satunya akan menyebabkan
putusnya tali tambat.
4. Bagaimana upaya yang dapat Upaya yang dapat dilakukan untuk
dilakukan untuk mencegah mencegah tali tambat adalah melakukan
putusnya tali tambat? perawatan terhadap tali itu sendiri dan
selalu memperhatikan tali – tali tambat
apabila kapal sedang sandar, karena ketika
kapal sandar kondisi tali dipengaruhi oleh
arus, angin, dan kondisi sarat kapal itu
sendiri. Ketika kapal melakukan bongkar
atau muat maka sarat kapal akan berubah
dan mempengaruhi kekencangan tali
tambat itu sendiri, apabila tali kencang dan
tidak di area maka resiko putusnya tali
tambat akan bertambah dan dapat
menyebabkan putusnya tali tambat ketika
kapal sandar. Peranan ABK pada saat dinas
jaga sangat berpengaruh untuk mengatur
tali pada saat kegiatan bongkar muat.

5. Bagaimana cara melakukan Satu dari sekian cara untuk perawatan


perawatan tali tambat di atas adalah dengan cara menyemprot air tawar
kapal? setelah kapal menghibob tali apabila kapal
selesai sandar. Ini berfungsi untuk
membersihkan tali dari air laut. Cara lain
untuk perawatan tali adalah mengganti tali
yang lama dengan yang baru setiap 1 tahun
sekali, jika perusahaan tidak memberi tali
yang baru, upaya yang dilakukan adalah
membalik posisi tali yang ada pada winch.
LEMBAR WAWANCARA

Nama Responden : Adhytia

Jabatan : Mualim II MT. Gas Patricia

Observer : Dimas Adhe Refaldwi

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah kondisi tali tambat Ini menjadi faktor kunci dari putusnya tali
yang lapuk karena kurangnya tambat. Tali tambat kapal seharusnya dapat
perawatan juga menjadi menahan kapal dari arus, angin maupun
faktor penyebab putusnya ombak agar kapal tidak terbawa arus, angin
tali tambat? ataupun ombak. Ketika kondisi tali yang
kurang layak maka akan dengan cepat tali
terputus karena hal tersebut

2. Apakah pasang yang tinggi Pasang maupun surut yang terjadi di


di Pelabuhan Tanjung Tanjung Manggis semuanya sudah
Manggis menjadi faktor tercantum dalam Tide Tables. Namun
eksternal putusnya tali dalam hal ini kejadian putusnya tali tambat
tambat MT. Gas Patricia? di MT. Gas Patricia dikarenakan lapuknya
tali tambat ditambah dengan lalainya ABK
yang tidak memperhatikan kondisi tali
tambat itu sendiri pada saat kegiatan
bongkar muat.

3. Mengapa kurangnya mooring Dikarenakan mooring plan bertujuan agar


plan juga mempengaruhi meminimalisir putusnya tali tambat yang
putusnya tali tambat? dikarenakan angin, arus tempat dimana
kapal sandar. Mooring plan
memperhitungkan dimana kapal sandar dan
ada pengaruh apa saja dimana tempat kapal
sandar, baik itu arus, pasang, surut, ombak
maupun angin

4. Bagaimana upaya yang dapat Yang pertama adalah selalu melakukan


dilakukan untuk mencegah perawatan terhadap seluruh tali tambat
putusnya tali tambat? yang ada di atas kapal, kemudian pada saat
kapal sandar, crew jaga selalu melakukan
pengecekan terhadap tali – tali tambat,
terlebih ketika kapal sedang melakukan
kegiatan bongkar muat karena kegiatan ini
sangat mempengaruhi kondisi tali tambat
karena adanya perubahan sarat kapal dan
miringnya kapal ketika sandar. Kondisi
dari tali itu sendiri juga sangat
mempengaruhi kuat apa tidaknya tali
tambat ketika terkena arus, ombak ataupun
angin.

5. Bagaimana cara melakukan Cara yang paling efektif untuk melakukan


perawatan tali tambat di atas perawatan tali tambat yang ada di atas
kapal? kapal adalah dengan cara mengganti tali
tambat itu sendiri setiap 1 tahun sekali.
Selain cara mengganti tali tambat yang ada
di atas kapal, yaitu dengan cara
menyemprotkan air tawar terhadap tali itu
sendiri guna membersihkan kotoran yang
menempel di tali tersebut, karena ketika
kotoran menempel di tali tambat dan
terpapar sinar matahari maka kondisi ini
mempengaruhi kualitas tali itu sendiri, dan
penyimpanan tali tambat di atas kapal
harus baik.
LEMBAR WAWANCARA

Nama Responden : M. Ridwan

Jabatan : Mualim III MT. Gas Patricia

Observer : Dimas Adhe Refaldwi

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah kondisi tali tambat Menurut saya ini yang menjadi faktor
yang lapuk karena kunci dari kejadian putusnya tali tambat,
kurangnya perawatan juga dikarenakan kondisi tali yang sudah lapuk
menjadi faktor penyebab tidak dapat menahan arus yang datang
putusnya tali tambat? menghantam badan kapal.

2. Apakah pasang yang tinggi Hal ini sangat mempengaruhi kondisi tali
di Pelabuhan Tanjung tambat. Ditambah kondisi tali tambat yang
Manggis menjadi faktor sudah lapuk dengan kondisi pasang yang
eksternal putusnya tali tinggi di Tanjung Manggis menyebabkan
tambat MT. Gas Patricia? putusnya tali tambat.

3. Mengapa kurangnya Selain faktor yang sangat mempengaruhi


mooring plan juga putusnya tali tambat yaitu kondisi tali yang
mempengaruhi putusnya tali lapuk, faktor kurangnya mooring plan juga
tambat? menjadi faktor yang mempengaruhi
putusnya tali tambat.
4. Bagaimana upaya yang Upaya yang pertama adalah
dapat dilakukan untuk memperhatikan tali tambat ketika kapal
mencegah putusnya tali sandar, terutama pada saat bongkar ataupun
tambat? muat. Terlebih sudah mengetahui kondisi
pasang yang tinggi di tanjung manggis
yang berakibat kencangnya arus air laut,
maka dari itu ABK yang sedang dalam
dinas jaga sebaiknya memperhatikan tali
tambat secara berkala ketika kapal sandar.
Selain itu melakukan perawatan terhadap
tali – tali tambat yang ada di atas kapal,
baik dengan cara penyimpanan ataupun
dengan rutin membersihkan tali tambat
setelah kapal lepas sandar.

5. Bagaimana cara melakukan Dengan cara membalik tali yang berada di


perawatan tali tambat di atas winch secara berkala, hal ini guna
kapal? menghindari tali tambat yang terpapar sinar
matahari pada satu sisi, kemudian dengan
cara mengganti tali tambat itu sendiri
secara berkala, dan menyemprotkan tali
tambat itu dengan air tawar setelah kapal
lepas sandar
LAMPIRAN 2

GAMBAR-GAMBAR

Kondisi tali tambat pada winch yang akan diganti

Kondisi kurangnya perwatan pada tali tambat


LAMPIRAN 3

GAMBAR-GAMBAR

Kondisi tali tambat setelah putus

Kondisi tali tambat pada winch setelah diganti


LAMPIRAN 4

Daftar Pasang surut di Tg. Manggis menggunakan pengambilan


data dari Aplikasi yang disediakan kantor yaitu Tidal Tables
LAMPIRAN 5

Near Miss Report

Anda mungkin juga menyukai