N I T . 06.18.049.1.53
TAHUN 2021/2022
Penyebab Putusnya Tali Tambat Pada Saat Kapal
Sandar di Pelabuhan Tanjung Manggis
N I T . 06.18.049.1.53
TAHUN 2021/2022
i
PERNYATAAN KEASLIAN
Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema dan
yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.
Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi
yang ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.
NIT 0618049153
ii
iii
PENGESAHAN PROPOSAL
Menyetujui :
Penguji I Penguji II Penguji III
(Anak Agung Istri S.W S.Si.T.,M.Adm.SDA) (Elise D.L, S,Sos.M.Pd) (Dr.Ir.Imbang M.T)
Penata (III/d) Penata Muda Tk.I (III/b) Penata Tk.1(III/d)
NIP. 1978121 72005022 001 NIP. 1981063 200212 2 002 NIP. 1963062 51993031 001
Mengetahui :
Ketua Jurusan Nautika
iv
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur senantiasa saya panjatkan kepada Allah SWT.
Tuhan Yang Maha Esa pengayom segenap alam yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga dalam penulisan karya ilmiah terapan ini saya tidak
mengalami kendala hingga terselesaikannya karya ilmiah terapan yang saya beri
judul “Penyebab Putusnya Tali Tambat Pada Saat Kapal Sandar di Pelabuhan
Tanjung Manggis”.
Pada kesempatan ini, dalam penulisan karya ilmiah terapan ini saya
mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karenanya dari hati yang
terdalam saya juga ingin mengungkapkan rasa terima kasih saya kepada :
Kedua orangtua saya yang selalu memberikan dukungan kepada saya baik itu
berupa dukungan moril maupun dukungan materil.
Kepada Dosen Pembimbing materi mata kuliah yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan masukan baik dalam pembuatan karya ilmiah terapan ini
maupun dalam bidang lainnya.
Teman-teman seperjuangan yang juga selalu memberikan motivasi baik
berupa sharing pendapat, motivasi dan hal-hal lainnya dalam rangka pembuatan
proposal ini.
Pihak-pihak terkait lainnya yang juga turut serta membantu saya dalam
pembuatan karya tulis ilmiah ini. Saya sangat menyadari tidak ada manusia yang
sempurna begitu juga dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, apabila nantinya
terdapat kekurangan, kesalahan dalam karya tulis ilmiah ini, saya selaku penulis
sangat berharap kepada seluruh pihak agar dapat memberikan kritik dan juga
saran seperlunya.
Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat dan
bahan pembelajaran kepada kita semua.
Surabaya, 20 Maret 2022
v
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
vii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL………………………………………………………………...xi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG...........................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................2
C. BATASAN MASALAH.........................................................................2
D. TUJUAN PENELITIAN.......................................................................2
E. MANFAAT PENELITIAN...................................................................3
1. Manfaat Teoritis…….…………………………………………3
2. Manfaat Praktis……….…………………………………….…3
viii
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI……………………………………….…............4
1. Definisi Putus…………………….……….……..……………..4
4. Definisi Operasional……………………….…………………..7
B. KERANGKA PENELITIAN.…………….………………..................9
A. JENIS PENELITIAN..…………………..……………………..……10
1. Jenis Data………………………………………...………..….11
D. PEMILIHAN INFORMAN……………………………………........13
1. Reduksi Data……………………………………….…………14
2. Kategorisasi………………………………...….……………..14
B. HASIL PENELITIAN……………………………………………….17
1. Hasil Observasi……………………………………………….17
2. Hasil Wawancara…………………………………………….19
ix
3. Analisis Data………………………………………………….20
C. PEMBAHASAN……………………………………………………..20
BAB. V PENUTUP
A. SIMPULAN…………………………………………………………..21
B. SARAN……………………………………………………………….21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia dikenal sebagai negara maritim yang mempunyai laut sangat luas,
dimana luas wilayahnya merupakan perairan yang terdiri atas banyak pulau. Oleh
sebab itu sarana transportasi laut sangat penting untuk menghubungkan antar
pulau yang tersebar di seluruh Indonesia. Satu dari sekian sarana transportasi laut
adalah angkutan laut berupa kapal. Sampai saat ini alat angkutan yang efisien
ialah kapal karena dapat membawa barang dalam jumlah besar dan dapat
membawa dari suatu tempat ke tempat lain.
Kapal laut merupakan sarana angkutan laut yang penting dalam dunia
kemaritiman untuk memajukan perdagangan dari dalam dan luar negeri, untuk itu
sarana tersebut mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Kapal laut adalah
alat transportasi yang memenuhi persyaratan berlayar dilaut untuk keperluan
angkutan laut atau yang diperuntukkan untuk itu. Oleh karena itu, untuk
memperlancar arus distribusi barang maka diperlukan sarana dan prasarana untuk
menambatkan atau menyandarkan kapal sehingga distribusi barang dapat berjalan
lancar, yaitu pelabuhan.
Pelabuhan adalah tempat berlabuh atau tempat bertambatnya kapal laut serta
kendaraan air lainnya, tempat menaikkan dan menurunkan penumpang, tempat
bongkar muat barang serta merupakan daerah lingkungan kerja kegiatan ekonomi.
Pelabuhan merupakan salah satu prasarana ekonomi yang sangat penting bagi
daerah atau negara dimana pelabuhan tersebut berada sehingga dapat menunjang
kelancaran arus ekonomi. Peran pelabuhan berbeda tiaptiap negara. Adapun
peranan dari pelabuhan yaitu tempat berlabuh/tertambatnya kapal yang aman serta
menyediakan fasilitas yang menunjang untuk kelancaran operasional dari
pelabuhan tersebut.
2
Material yang digunakan untuk tali–tali tambat yang ada di kapal biasanya
menggunakan yang terbuat dari bahan natural, bahan sintetis ataupun bahan
gabungan. Jenis tali yang dibutuhkan di kapal adalah tali yang berkekuatan besar,
tahan air dan dapat terapung serta memiliki daya renggang dan lentur yang baik.
Hal ini semua banyak terdapat ditemui di tali serat berbahan sintetis.
Faktor–faktor penyebab putusnya tali tambat antara lain arus air laut di
dermaga, terjadinya pasang surut, kurangnya maintenance, kurangnya kelayakan
tali tambat yang ada diatas kapal, lalainya anak buah kapal,dan kurangnya
mooring plan oleh para perwira kapal pada saat akan sandar.
B. RUMUSAN MASALAH
Berawal dari hal-hal di atas maka permasalahan yang di angkat dalam
penelitian ini adalah:
1. Faktor-Faktor yang menyebabkan putusnya tali tambat pada kapal MT. Gas
Patricia
2. Upaya yang dilakukan untuk mencegah putusnya tali tambat pada kapal
MT. Gas Patricia
C. BATASAN MASALAH
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan putusnya tali tambat dan mengetahui
upaya yang harus dilakukan untuk mencegah putusnya tali tambat pada saat kapal
sandar.
3
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan Dapat memperdalam pengetahuan dan informasi bagi
pembaca tentang kapal pada saat sandar di pelabuhan dan dapat mengetahui
kemampuan tali tambat dan menambah pengetahuan tentang faktor–faktor
yang harus dipertimbangkan pada saat kapal sandar.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan dapat menjadi masukan, gambaran serta penjelasan untuk
pembaca dalam menerapkan tindakan yang harus dilakukan pada saat kapal
sandar dan dapat menjadi bahan masukan atau referensi kepada Nahkoda,
perwira dan crew kapal lainnya dalam mengatasi hal-hal yang menjadi
kendala dan masalah dalam keadaan kapal sandar di pelabuhan
4
BAB II
TINJAUAN PUSAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Definisi Putus
Gas Patricia adalah jenis tali berbahan sintetis, yaitu nylon. Macam–macam
tali tambat berdasarkan jenis dan materialnya sebagai berikut :
Tali tambat pada saat ini umumnya terbuat dari bahan sintetis seperti
penggunaan bahan polypropylene atau serat 11 nylon. Ukuran dan
kekuatan dari jenis tali serat sintetis ini disesuaikan dengan material yang
digunakan oleh pabrik pembuatnya yang tentunya memiliki perbedaan
antara satu dengan yang lain. Jenis tali ini adalah yang sangat banyak
digunakan oleh kapal untuk dijadikan tali tambat. Tali nylon atau
polypropylene yang biasa disingkat tali PP adalah tali yang terbuat dari
serat buatan manusia yang disebut dengan serat polypropylene. Proses
produksi tali ini sendiri yaitu resin polypropylene diekstrusi sehingga
menjadi serat filament, lalu serat filament dipilin menjadi strand, lalu
strand tersebut dilipin kembali menjadi rope. Seluruh tali tambat di atas
MT. Gas Patricia menggunakan tali tambat berjenis sintetis atau
polypropylene.
(https://indonesian.alibaba.com/product-detail/high-
performance-100-new-fiber-ship-mooring-rope-deck-equipment-
60265129925.html)
6
Tali baja dibuat dari bahan baja galvanis yang lentur dan sesuai dengan
tipe yang telah disetujui oleh badan klasifikasi. Apabila kabel baja dalam
penggunaannya harus dengan mesin untuk alat tambat (mooring winches)
dan kabel baja ini harus memiliki inti dari bahan logam bukan dari bahan
sintetis. Pada umumnya jenis yang digunakan memiliki rangkaian
kumparan kabel tidak kurang dari 186 kabel yang membungkus inti
logam.
(https://seoasmarines.com/2019/05/17/pengertian-wire-
rope-adalah/)
Faktor luar yaitu faktor yang datang dari luar kapal dalam faktor ini
penyebabnya adalah arus air laut. Keadaan arus air laut dipengaruhi oleh
cuaca yang meliputi hujan, angin. Arus air laut yang kencang dapat
mempengaruhi keadaan dan kondisi tali–tali tambat pada saat kapal sandar.
Faktor Dalam yaitu faktor yang datang dari dalam kapal, faktor ini
penyebabnya adalah bentuk kapal Perbandingan antara panjang dan lebar
7
kapal sangat mempengaruhi ketika kapal sedang dalam keadaan sandar dan
dihantam oleh arus air laut.
Yang kedua keadaan dan kondisi tali tambat Kondisi tali tambat yang
lapuk dan sudah tidak layak pakai menjadi faktor dalam yang utama dalam
kejadian putusnya tali ketika kapal sandar.
Yang ketiga kondisi ABK yang letih dan cenderung kurangnya konsentrasi
pada saat dinas jaga dikarenakan jaga pelabuhan selama 24 jam, yang
akhirnya lalai untuk memeriksa kondisi tali–tali tambat pada saat jaga.
4. Definisi Operasional
a. Head Line
Head line atau biasa disebut dengan tali troos memiliki fungsi untuk
kapal agar tidak bergerak mundur.
f. After Line
Tali ini berada di paling belakang kapal, berfungsi untuk menahan
kapal agar tidak maju ke depan.
g.Winch
Alat ini digunakan untuk mengencangkan (heave up) dan mengarea
(slack away) daripada tali – tali tambat kapal pada saat kapal berada di
dermaga atau buoy.
j. Bolder
Adalah perangkat pelabuhan untuk menambatkan (tambat) kapal di
dermaga atau perangkat yang mengikatkan tali di kapal. Bolder biasanya
terbuat dari besi cor yang ditanamkan pada pondasi dermaga sehingga
mampu untuk mampu menahan gaya yang bekerja pada penambatan kapal
di dermaga, sedangkan bolder kapal biasanya sepasang untuk melilitkan
tali dikapal pada kedua bolder.
9
B. KERANGKA PENELITIAN
1. Kondisi tali – tali tambat yang 1. Kondisi arus air laut yang
lapuk dan tidak laik pakai. cenderung kencang mempengaruhi
kondisi kapal dan tali – tali
2. Kelalaian ABK pada saat dinas tambatnya.
jaga tidak memperhatikan kondisi
tali tambat ketika sandar.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna ( perspektif subyek ) lebih di
tonjolkan dalam penelitian kualitatif. Terdapat perbedaan mendasar antara peran
landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam
penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori yang di gunakan. Sedangkan
dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang
ada sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan suatu teori.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dalam bentuk angket data
yang berbentuk kata–kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif di peroleh
melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis
dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah di tuangkan dalam catatan
lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang di peroleh
melalui pemotretan atau rekaman video, sedangkan sumber data yang di gunakan
adalah data primer yakni pendekatan penelitian dengan cara mengumpulkan data
dari responden secara langsung oleh peneliti. Data yang di gunakan bukan dari
hasil pengumpulan sebelumnya. Teknik pengumpulan data pada penelitian primer
ini dapat berupa wawancara, observasi, opinion pooling.
Penulis melakukan penelitian ini yang dilaksanakan pada saat praktek layar
(PRALA) selama 12 bulan terhitung sejak sign on 21 November 2020 sampai sign
off 23 November 2021 di atas kapal MT. Gas Patricia.
11
Pada Bagian ini akan dipaparkan tentang jenis data, sumber data, dan teknik
pengumpulan data berdasarkan data, fakta, serta informasi yang pernah dilakukan
selama melaksanakan praktek layar. Paparan tersebut sebagai berikut.
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama.
Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkomplasi atau pun dalam bentuk
file. Data ini harus di cari melalui narasumber atau responden, yaitu orang
yang kita jadikan objek penelitian. Dalam penulisan karya ilmiah terapan
ini saya melakukan observasi langsung pada saat melakukan dinas jaga,
melaksanakan wawancara langsung kepada perwira kapal, dan melakukan
dokumentasi pada saat perawatan tali tambat dan tali yang putus.
b. Data Sekunder
Selain mengambil data primer, penulis juga mengambil data sekunder
yang dibutuhkan melalui pengamatan di atas kapal. Sehingga mampu
mendapatkan data yang benar, agar tujuan penulisan dapat tercapai dan
sesuai dengan judul yang penulis ambil. Data ini diperoleh dari bagaimana
perawatan tali tambat yang sudah dilaksanakan, dan daftar pasang surut di
pelabuhan tanjung manggis.
12
b. Wawancara
Menurut Moleong (2007:186) mendiskripsikan wawancara adalah
percakapan dengan tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang
memberikan jawaban atas pertanyaan. Sedangkan menurut Esterberg
dalam kutipan Heru Erlang (2002) dalam sugiyono (2008:72),
mengungkapkan wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab.
Dalam melakukan wawancara peneliti menggunakan metode
wawancara semiterstruktur, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas.
Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan lebih
terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat tentang
pengalamannya.
c. Metode Dokumentasi
Andhi dalam kutipan Heru Erlang (2010:192), mengungkapkan
dokumen merupakan rekaman yang bersifat tertulis atau video dan isinya
merupaka peristiwa yang telah berlalu. Jadi, dokumen bukanlah catatan
peristiwa yang terjadi pada saat ni dan masa yang akan dating, namun
13
catatan masa lalu. Adapun menurut Guba dan Lincolin (1981) dalam
moleong (2002:161) dokumentasi adalah setiap bahan tertulis atau video
dari record yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan dari
seorang penyelidik. Ditambahkan pula oleh Usman dan Akbar dalam
kutipan Heru Erlang (1996) dalam Andi (2010:192) bahwa data – data
yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi cenderung merupakan data
sekunder sedangkan data – data yang dikumpulkan dengan teknik
pengamatan dan wawancara cenderung merupakan data primer atau data
yang langsung didapat dari pihak pertama. Merujuk Arikunto dalam
kutipan Heru Erlang (2000:135), dokumentasi merupakan benda-benda
tertulis seperti buku–buku, majalah, dokumen, peraturan–peraturan,
notulen, catatan harian, dan sebagainya. Adapun panduan pengambilan
data dokumentasi yang diperlukan.
D. PEMILIHAN INFORMAN
Teknik analisis data adalah metode atau cara untuk mendapatkan sebuah data
menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut menjadi mudah untuk
dipahami dan juga bermanfaat untuk menemukan solusi permasalahan, yang
terutama adalah masalah tentang sebuah penelitian.
14
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian ilmiah
sebab dengan adanya analisis data tersebut akan memberikan arahan dan makna
yang berguna dalam pemecahan masalah penelitian (Nazir 2011:405).
1. Reduksi Data
a. Identifikasi Satuan (unit). Pada umumnya diidentifikasikan adanya
satuan yaitu bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang
memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus penelitian
b. Sesudah satuan diperoleh, langkah berikutnya adalah membat
koding. Membuat koding berarti kode pada setiap satuan, agar
tetap dapat ditelusuri data atau satuannya berasal dari mana.
2. Kategorisasi
a. Menyusun Kategori. Kategorisasi adalah upaya memilah setiap
satuan kedalam bagian–bagian yang memiliki kesamaan.
b. Setiap kategori diberi nama yang disebut label.
15
BAB IV
Ship Particulars
LOA : 95,70 M
LBP : 88,50 M
B. HASIL PENELITIAN
1. Hasil Observasi
-Lalainya ABK
dalam dinas jaga
yang kurang
memperhatikan
kondisi tali tambat
pada saat kapal
sandar.
-Kurangnya mooring
plan sesaat sebelum
kapal sandar
-Lalainya ABK
dalam dinas jaga
yang kurang
memperhatikan
18
-Tali tambat
ditambah menjadi
3x3
-ABK selalu
mengecek dan
mengatur tali tambat
setiap jam seiring
muatan yang sudah di
keluarkan
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah putusnya tali tambat yaitu,
melaksanakan mooring plan dengan matang sesaat kapal sebelum sandar, selalu
melakukan perawatan terhadap seluruh tali tambat yang ada di atas kapal, dan
juga selalu mengingatkan kepada awak kapal yang sedang berdinas jaga untuk
memberikan perhatian lebih terhadap keadaan tali–tali tambat pada saat kapal
sedang sandar di pelabuhan. Kondisi tali tambat ketika kapal sandar akan
berpengaruh pada saat kapal melakukan kegiatan bongkar ataupun muat dan juga
sangat berpengaruh apabila badan kapal terhantam arus, angin dan adanya pasang
surut di perairan.
Ketika mooring plan sudah diubah dan setiap sejam sekali tali tambat di area,
tali tambat sudah tidak putus lagi sampai trip terakhir yaitu bulan agustus nahkoda
MT. Gas Patricia yaitu Capt. Armansyah telah habis masa kontraknya di
perusahaan PT. Waruna Nusa Sentana dan digantikan oleh Capt. Rerry Arsyan.
Ketika nahkoda yang baru menjabat, MT. Gas Patricia sudah tidak ke tanjung
manggis lagi dan digantikan oleh MT. Gas Venus.
2. Hasil Wawancara
a. Daftar Nama crew responden
NO NAMA JABATAN KETERANGAN
3. Analisis Data
Dari hasil data diatas kapal, selama penulis melaksanakan praktek berlayar
( PRALA ) bahwa pelaksanaan sandar di pelabuhan tanjung manggis awalnya
belum sesuai dengan mooring plan, setelah ada tali yang putus baru mooring
plan diubah. Untuk perawatan tali sudah rutin dilakukan akan tetapi
walaupun sudah di lakukan perawatan, tali setiap 1 tahun sekali harus diganti
dengan yang baru.
C. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil observasi lapangan dan wawancara dengan deck officer
pada kapal MT.Gas Patricia, dari hasil observasi dan wawancara yang penulis
lakukan dengan mengamati bahwa ABK lalai pada saat menjalankan dinas jaga
padahal kondisi tali tambat yang sudah tidak layak, kurangnya mooring plan,dan
arus air laut sedang kuat hal ini mengakibatkan putusnya tali tambat. Setelah tali
tambat sudah diganti dengan yang baru, mooring plan diperbaiki, dan ABK pada
saat dinas jaga mengarea tali setiap 1 jam sekali walaupun arus air laut kuat tali
tambat tidak akan putus.
21
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan saat penulis melakukan praktek laut
serta hasil uraian – uraian yang terdapat pada bab sebelumnya, penelitian dengan
judul “Penyebab Putusnya Tali Tambat Pada Saat Kapal Sandar di Pelabuhan
Tanjung Manggis”, maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor yang
menyebabkan putusnya tali tambat di MT. Gas Patricia pada saat sandar di
pelabuhan Tg. Manggis, Bali terdapat dua, yaitu internal dan eksternal.
1. Faktor internal
Faktor yang diakibatkan dari kapal itu sendiri, antara lain, kondisi tali
tambat yang lapuk dan, lalainya ABK tidak memperhatikan kondisi tali
tambat pada saat dinas jaga.
2. Faktor eksternal
Faktor yang diakibatkan atau datangnya dari luar kapal, dalam hal ini
yaitu faktor alam. Pasang cukup tinggi yang terjadi di Tg. Manggis
mengakibatkan arus di pelabuhan tersebut menjadi kencang. Ketika kapal
sandar di pelabuhan, apabila arus air laut tersebut sedang kuat dan
menghantam halauan kapal, halauan kapal tidak bisa menahan dan
memecah arus air laut, dikarenakan hal tersebut tali tambat di halauan
maupun buritan kapal akan terputus.
B. SARAN
1. Untuk menunjang keselamatan kapal pada saat sandar agar tidak terjadi
putusnya tali tambat, hendaknya dilakukan perawatan yang baik dan
menyeluruh terhadap tali – tali tambat yang ada di atas kapal karena tali –
tali tambat ini sangat penting ketika kapal sandar untuk kegiatan bongkar
22
muat dan kegiatan lainnya. Sebaiknya pihak kapal lebih menekan pihak
kantor atau perusahaan agar selalu mengirimkan permintaan pihak kapal,
dalam hal ini adalah tali tambat kapal, guna melakukan perawatan
terhadap tali tambat. Selain itu Mualim dan juru mudi jaga lebih
memperhatikan keadaan tali tambat ketika kapal sandar, agar ketika tali
tambat bertambah ketegangannya, awak kapal dapat mengarea tali tersebut
agar tali tidak terputus ketika ketegangan tali tersebut diluar
kemampuannya.
2. Selalu memperhatikan keadaan pasang surut. Sebaiknya perwira lebih
mempertimbangkan dan memperhatikan segala resiko terhadap kapal jika
datangnnya pasang surut yang terjadi di Tg. Manggis karena faktor ini
mempengaruhi keadaan kapal yang sedang sandar di pelabuhan. Selain itu
memberikan informasi pasang surut kepada seluruh Mualim dan kru
lainnya agar dapat mempersiapkan segala sesuatunya ketika pasang datang
dan adanya arus kencang yang menghantam badan kapal ketika sedang
sandar.
3. Mempersiapkan mooring plan sebaik mungkin, apabila sudah memasuki
perairan harusnnya nahkoda sudah memperhatikan bagaimana kondisi
perairan tersebut dan menentukan bagaimana mooring plan yang akan
digunakan. Tidak menunggu tali tambat putus kemudian mooring plan
diubah.
DAFTAR PUSAKA
https://dqlab.id/kenali-4-perbedaan-data-sekunder-dan-data-primer-saat-
melakukan-penelitian
https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kualitatif
https://www.indonesiashippingline.com/shipping/3852-istilah-%E2%80%93-
istilah-pelayaran-atau-kamus-pelayaran-nasional-dan-internationa.html
https://www.maritimeworld.web.id/2014/01/nama-nama-tali-tambat-kapal.html
https://materibelajar.co.id/pengertian-wawancara-menurut-para-ahli/
https://pakdosen.co.id/dokumentasi-adalah/
Penerbitbukudeepublish.com 2021 (25 November). Studi Pustaka. Diakses
pada tanggal 3 Februari 2022, Dari
https://penerbitbukudeepublish.com/studi-pustaka/
https://penerbitdeepublish.com/teknik-analisis-data/
https://www.ruangguru.com/blog/10-pengertian-observasi-menurut-para-ahli
TRANSKIP WAWANCARA
LEMBAR WAWANCARA
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah kondisi tali tambat Tentu saja, ketika tali tambat lapuk
yang lapuk karena kekuatan tali tambat untuk menahan kapal
kurangnya perawatan juga dari arus akan berkurang yang akan sangat
menjadi faktor penyebab mudah berakibat putusnya tali tambat.
putusnya tali tambat?
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah kondisi tali tambat Betul, kondisi tali tambat yang lapuk sudah
yang lapuk karena kurangnya pasti tidak kuat untuk menahan kapal dari
perawatan juga menjadi arus yang kuat.
faktor penyebab putusnya
tali tambat?
2. Apakah pasang yang tinggi Pasang yang tinggi sudah pasti akan
di Pelabuhan Tanjung menyebabkan arus yang sangat kuat.
Manggis menjadi faktor apabila tali tersebut tidak kuat menahan
eksternal putusnya tali kencangnya arus maka besar kemungkinan
tambat MT. Gas Patricia? hal yang akan terjadi adalah putusnya tali
tambat.
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah kondisi tali tambat Ini menjadi faktor kunci dari putusnya tali
yang lapuk karena kurangnya tambat. Tali tambat kapal seharusnya dapat
perawatan juga menjadi menahan kapal dari arus, angin maupun
faktor penyebab putusnya ombak agar kapal tidak terbawa arus, angin
tali tambat? ataupun ombak. Ketika kondisi tali yang
kurang layak maka akan dengan cepat tali
terputus karena hal tersebut
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah kondisi tali tambat Menurut saya ini yang menjadi faktor
yang lapuk karena kunci dari kejadian putusnya tali tambat,
kurangnya perawatan juga dikarenakan kondisi tali yang sudah lapuk
menjadi faktor penyebab tidak dapat menahan arus yang datang
putusnya tali tambat? menghantam badan kapal.
2. Apakah pasang yang tinggi Hal ini sangat mempengaruhi kondisi tali
di Pelabuhan Tanjung tambat. Ditambah kondisi tali tambat yang
Manggis menjadi faktor sudah lapuk dengan kondisi pasang yang
eksternal putusnya tali tinggi di Tanjung Manggis menyebabkan
tambat MT. Gas Patricia? putusnya tali tambat.
GAMBAR-GAMBAR
GAMBAR-GAMBAR