merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam karya ilmiah terapan (KIT)
tersebut, kecuali tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya
sendiri.
Jika pertanyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya bersedia bersedia menerima
sanksi yang ditetepkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.
Zacky Heroe P
ii
PERSETUJUAN SEMINAR
KARYA ILMIAH TERAPAN
SURABAYA,..................................
Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
Ketua Jurusan Nautika
iii
PENGESAHAN
KARYA ILMIAH TERAPAN
Menyetujui:
Mengetahui:
Ketua Jurusan Nautika
iv
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
berkah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Terapan
LAMBUNG KAPAL MV.BAHAR MAS” dengan tepat waktu tanpa adanya hal-hal
membantu serta memberikan arahan, bimbingan, petunjuk dalam segala hal yang
9. Semua crew MV. Bahar Mas yang telah membantu dalam proses penyelesaian
v
Semoga kelak penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak, khususnya bagi
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Ilmiah Terapan ini masih jauh dari
sempurna dan masih terdapat kekurangan dari segi isi maupun teknik penulisan, maka
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
penulisan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan mohon maaf atas segala
kekurangan.
vi
ABSTRAK
Salah satu sumber kerusakan terbesar pada pelat kapal laut adalah karena
korosi air laut. Pelat lambung kapal adalah daerah yang pertama kali terkena air laut.
Korosi pada pelat lambung kapal dapat mengakibatkan turunnya kekuatan dan umur
pakai kapal, mengurangi kecepatan kapal serta dapat mengganggu kelancaran
pengoperasian kapal. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk melakukan pencegahan
terhadap korosi yang terjadi di kapal.
Dari penelitian yang didapat selama praktek layar dan dari fakta-fakta yang
ditemui, jelaslah bahwa perawatan dan penanggulangan korosi di MV. Bahar Mas
terutama di lambung kapal tidak sesuai dengan prosedur maintenance system.
vii
ABSTRACT
viii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 3
1. Korosi ........................................................................................... 5
ix
f. Dampak korosi ......................................................................... 17
A. Jenis Penelitian................................................................................... 19
C. Pembahasan ....................................................................................... 30
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 34
B. Saran .................................................................................................. 34
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
berekasi secara kimia dengan lingkungan. Pada dasarnya korosi tidak bisa
laju korosi dan akibat yang bisa ditimbulkan oleh korosi. (Kusuma & Sarwito.
2012).
Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi merupakan
logam yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada
peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang
disebabkan oleh korosi air laut. Seperti musibah yang terjadi pada Kapal
tanggal 26 September 2012 pukul 04.48 WIB. Musibah ini disebabkan Kapal
Motor Bahuga Jaya ditabrak oleh Kapal Tanker Norgas Chantika. Dari sisi
kelayakan kapal, kondisi kapal yang sudah uzur dengan usia lebih dari 40
benturan kecil pun akan membuat lambung kapal pecah dan menyebabkan
Sampai saat ini penggunaan besi dan baja sebagai bahan utama
pembuatan kapal masih sangat dominan. Dari segi biaya dan kekuatan,
penggunaan besi dan baja untuk bangunan kapal memang cukup memadai.
Tetapi besi dan baja sangat reaktif dan mempunyai kecenderungan yang besar
untuk terserang korosi air laut. Pada dasarnya korosi yang terjadi pada kapal
adalah peristiwa pelepasan elektron-elektron dari logam (besi atau baja) yang
bermuatan positif dari logam (Fe+3) akan bereaksi dengan ion hydroxyl (OH-)
dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari
kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya.
adalah daerah yang pertama kali terkena air laut. Pada daerah lambung ini
bagian bawah air ataupun daerah atas air rentang terkena korosi. Korosi pada
plat badan kapal dapat mengakibatkan turunnya kekuatan dan umur pakai
korosi pada lambung kapal harus dilakukan guna menjamin keselamatan dan
3
B. RUMUSAN MASALAH
lambung kapal?
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoritis
tentang jenis-jenis korosi yang terjadi diatas kapal dan cara yang
Surabaya.
4
2. Manfaat praktis
Surabaya terkait dengan teori dan pencegahan korosi yang terjadi di kapal.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Korosi
berlaku pada logam saja, tetapi para insinyur korosi juga ada yang
seperti keramik, plastik, karet. Sebagai contoh rusaknya cat karet karena
pembuatan baja, serangan logam yang solid oleh logam yang cair (liquid
merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak
Korosi sangat lazim terjadi pada besi. Karat pada besi, noda pada
perak, dan patina hijau yang terbentuk pada tembaga dan kuningan,
nyata adalah korosi yang terjadi pada badan kapal, keroposnya jembatan,
asalnya. Asal dari tanah kembali ke tanah, asal dari bijih besi kembali ke
secara maksimal, karena dilihat dari segi ekonomi dan segi keamanan
1) Faktor Internal
2) Faktor Eksternal
dan air laut banyak mengandung garam, maka air hujan dan air laut
terjadi pada lingkungan berair atau lembap maka akan dapat terjadi
4) Bakteri
korosi. H2S dan besi sulfida (Fe2S2 ) hasil reduksi sulfat (SO42-)
mempercepat korosi bila sulfat ada di dalam air. Zat-zat ini dapat
5) Temperatur
Jika hal diatas terjadi pada sebuah kapal laut maka dapat
akibat korosi air laut maka diperlukan suatu perlindungan korosi pada
pelat baja.
10
ABS, BKI, DNV, RINA, GL, LR, BV, NK, KR, CCS) dengan klas
,A32 ,A36 ,D32, D36 and etc) dengan tebal: 8 mm s/d 100 mm, lebar:
kapal pada umumnya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu baja konstruksi
kapal biasa, baja konstruksi kapal dengan tegangan tinggi, dan baja
kerusakan yang tinggi, terutama terjadinya korosi pada pelat baja yang
dengan air tawar + 4.000 Ohm-Cm, dan sesuai dengan posisi pelat
yaitu:
1) Selalu tercelup air yaitu pelat lajur alas, pelat lajur bilga dan pelat
2) Keluar masuk air yaitu pelat lajur sisi kapal dari sarat air minimal
3) Tidak tercelup air yaitu pelat lajur sisi mulai dari sarat maksimal
d. Jenis-jenis korosi
1) Korosi Merata
merata adalah jenis korosi dimana pada korosi tipe ini laju korosi
2) Korosi Atmosfer
3) Korosi Galvanis
Karena aksi kedua faktor ini korosi retak tegang terjadi. Aksi
akhirnya retak. Fenomena seperti ini terjadi juga pada bahan non
5) Korosi Celah
6) Korosi Sumuran
2013).
7) Korosi Erosi
(1) Perubahan drastis pada diameter lubang bor atau arah pipa
aliran utama
(7) Temperatur
8) Korosi Mikrobiologis
e. Pencegahan korosi
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Bila salah satu tidak
ada, maka peristiwa korosi tidak dapat terjadi. Maka diperlukan hal-hal
1) Proses pelapisan
Hal ini dilakukan dengan cara dicat atau dilapisi dengan logam
langsung dengan air dan udara yang lembab, cara ini biasa
4) Tin Plating
5) Galvanisasi
Contohnya pada tiang listrik atau tiang telepon, pipa air dan pagar.
17
6) Chromium Plating
meskipun lapisan kromium ada yang rusak. Untuk cara ini biasa
f. Dampak korosi
logam besi. Semakin lama akan semakin banyak yang teroksidasi dan
transportasi khususnya kapal laut, kondisi laut atau sungai yang kotor
dan asam juga semakin mempercepat laju korosi logam. Pada kondisi
g. Regulasi korosi
B. KERANGKA PENELITIAN
pikiran kedalam sebuah kerangka berpikir yang dirangkai pada suatu skema
2. Menjalankan prosedur
Melakukan prosedur perawatan dalam Plan Maintenance
lambung kapal dengan benar. System.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Waktu Penelitian
2. Tempat Penelitian
sebagai berikut .
1. Data Primer
pertama melalui prosedur dan dicatat. Dalam hal ini penulis memperoleh
data primer dengan cara langsung dari hasil wawancara dengan pihak
yang bertanggung jawab untuk keselamatan kerja, dan perwira lain yang
2006:129).
2. Data sekunder
sumbernya yang diteliti. Data ini diperoleh dari buku-buku dan internet
observasi, serta dari informasi lain yang telah disampaikan pada saat
1. Metode Observasi
2. Metode Wawancara
wawancara atau dialog dengan narasumber yang ada yaitu para perwira
diatas kapal mulai dari Nakhoda dan juga Kepala Kamar Mesin terkait
3. Metode Dokumentasi
E. Pemilihan Informan
Dalam penelitian ini subjek penulis atau informan adalah awak kapal
dan juga Mualim I. (Dilakukan pada saat nanti selama penulis melakukan
praktek laut/PRALA).
Deskriptif. Yaitu penulisan yang berisi paparan dan uraian mengenai suatu
obyek permasalahan yang timbul pada saat tertentu. Metode ini digunakan
proposal ini.
data (data collecting), reduksi data (data reduction), penyajian data (data
sebagai berikut :
dan memilih hal-hal pokok serta mefokuskan diri pada data yang relevan
dibutuhkan.
4. Kesimpulan (conclusion)
menggambarkan realita.
36
DAFTAR PUSTAKA
Danang Angga, (2012). Teknologi Proteksi dan Pengendalian Korosi pada Kapal.
https://www.scribd.com/doc/97346961/TEKNOLOGI-
PROTEKSI-DAN-PENGENDALIAN-KOROSI-PADA-KAPALl
Diakses Pada 10 Mei 2017
Sri Yamtinah, dkk (2009). KIMIA untuk SMA dan MA kelas XII. Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.