Anda di halaman 1dari 41

KARYA ILMIAH TERAPAN

OLAH GERAK KAPAL DALAM UPAYA MENGHINDARI


JARING NELAYAN DI ALUR PELAYARAN RAMAI

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III Pelayaran

ERIL DWITAMA YOVALDI RIVKI


NIT.05.17.052.1.53/N
AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN


POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
TAHUN 2020
OLAH GERAK KAPAL DALAM UPAYA MENGHINDARI
JARING NELAYAN DI ALUR PELAYARAN RAMAI

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III

ERIL DWITAMA YOVALDI RIVKI


NIT.05.17.052.1.53/N
AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN


POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
TAHUN 2020

i
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Eril Dwitama Yovaldi Rivki

Nomor Induk Taruna : 05.17.052.1.53/ N

Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul:

OLAH GERAK KAPAL DALAM UPAYA MENGHINDARI JARING

NELAYAN DI ALUR PELAYARAN RAMAI

Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam Karya Ilmiah Terapan tersebut,

kecuali tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.

Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi

yang di tetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

SURABAYA, …………..............

ERIL DWITAMA

ii
iii
iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala berkah dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal karya ilmiah terapan ini. Adapun

proposal karya ilmiah terapan ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk

menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Pelayaran Politeknik Pelayaran

Surabaya yang berjudul “OLAH GERAK KAPAL DALAM UPAYA

MENGHINDARI JARING NELAYAN DI ALUR PELAYARAN

RAMAI” Penulis sadar bahwa di dalam karya ilmiah terapan ini masih terdapat

banyak kekurangan, baik dalam hal penyajian materi maupun teknik

penulisannya. Hal tersebut di karenakan masih kurangnya pengalaman yang

dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada pembaca

agar memberikan kritik dan saran yang membangun agar dapat digunakan untuk

menyempurnakan proposal karya ilmiah terapan yang dibuat ini.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu serta memberikan arahan, bimbingan, petunjuk dalam segala hal yang

sangat berarti dan menunjang dalam penyelesaian proposal penelitian ini dan juga

rasa bangga kepada :

1. Capt. Dian Wahdiana, M.M. selaku Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya

beserta jajarannya yang telah menyediakan fasilitas dan pelayanan, sehingga

penulis dapat menyelesaikan proposal ini.

2. Pak Daviq Wiratno, S.Si.T, M.T, M.Mar. selaku Ketua Jurusan Nautika yang

telah memberikan dukungan dan motivasi dalam proposal ini.

v
3. Arleiny, S.Si.T,M.M selaku Dosen Pembimbing I dan Drs. Suharto, M.T

selaku Dosen Pembimbing II, yang penuh ketekunan dan kesabaran

memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan proposal ini.

4. Bapak/Ibu Dosen Politeknik Pelayaran Surabaya, khususnya lingkungan

program studi Nautika Politeknik Pelayaran Surabaya yang telah memberikan

bekal ilmu sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini.

5. Kedua orang tua saya atas segala dukungannya dan doanya, serta rekan-rekan

taruna yang telah memberikan dorongan dan semangat sehingga proposal ini

dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Ilmiah Terapan ini masih jauh dari

sempurna dan masih terdapat kekurangan dari segi isi maupun teknik penulisan,

maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan penulisan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan mohon maaf atas segala

kekurangan.

Surabaya, ……..…………..

Eril Dwitama

vi
ABSTRAK

Eril Dwitama Yovaldi Rivki, 2020, Olah Gerak Kapal Dalam Upaya
Menghindari Jaring Nelayan di Alur Pelayaran Ramai. Dibimbing oleh Arleiny,
S.Si.T,M.M selaku Dosen Pembimbing I dan Drs. Suharto, M.T selaku Dosen
Pembimbing II
Beberapa gaya yang mempengaruhi kapal dalam gerakannya, untuk
dapat mengetahui mengolah gerakan kapal dengan baik, maka terlebih dahulu
harus mengetahui sifat sebuah kapal dan bagaimana gerakannya pada waktu
mengolah gerak tersebut. Dalam olah gerak kapal saat memasuki alur
pelayaran ramai, akan terdapat beberapa kapal nelayan, perlu diwaspadai apabila
para nelayan banyak di dalam alur pelayaran, apalagi terhadap jaringnya, karena
apabila jaring nelayan tersebut terkena kapal maka akan membuat kecelakaan
pada alur pelayaran tersebut. perlu kita perhatikan beberapa faktor baik dari
dalam kapal itu sendiri maupun faktor dari luar,seperti bentuk kapal,
keadaan mesin, daun kemudi, sarat, trim dan, keadaan muatan. Kemudian
faktor dari luar, misalnya: angin, arus, ombak serta, kedalam perairan.
Sehingga diperlukan persiapan khusus untuk olah gerak kapal saat mau
sandar dipelabuhan diantaranya peralatan navigasi dan komunikasi, safety
equipment, tali menali dan jangkar, ship condition.
Alur pelayaran tersebut disebut disebut ramai juga karena terdapat banyak
macam kapal sehubungan dengan hal tersebut maka para nahkoda harus lebih
teliti dan lebih cerdik dalam mengemudi atau olah gerak kapal, belum yang tidak
terlihat langsung/dibawah laut seperti jaring nelayan maupun karang besar atau
kapal kandas, tentunya dengan dibantu alat - alat navigasi agar terhindarnya dari
hal yang tidak diinginkan.
Metode yang digunakan penulis adalah menggunakan metode kualitatif,
sehingga penulis dapat memahami dan mengungkapkan tentang masalah yang
diteliti, dan dengan menggunakan metode kualitatif ini penulis dapat melakukan
pengamatan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya antara keserasian teori
dan praktek.

Kata kunci : olah gerak, nelayan, alur pelayaran ramai

vii
ABSTRACT

Eril Dwitama Yovaldi Rivki, 2020, Move the Ship in an Effort to Avoid the
Fishing Nets at the Alur Pelayaran Ramai. Guided by Arleiny, S.Si.T, M.M as
Advisor I and Drs. Suharto, M.Tt as Supervisor II
Some of the forces that affect the ship in motion, to be able to
know the process the movement of the ship properly, There will be several
fishing boats, it will take several days on a cruise ship, needed for the net,
because it is related to fishing nets. A boat is needed so it will make an accident
on the shipping channel. it must first know the nature of a ship and how the
movement at the time of the motion process.In navigation vessel while entering
shipping lanes are narrow and shallow we need to consider several factors
from within the ship itself as well as external factors, such as the shape of the
vessel, a state of the engine, leaves the wheel, loaded, trim, state of charge, and
external factors such as wind, currents, waves, into perairan.kemudian utuk
preparations to be made if the movement of ships currently docked in ports
would include navigation and communication equipment, safety equipment,
menali ropes and anchors, ship condition.
The shipping line is called crowded as well because there are many types
of ships in connection with the ha, so the captain must be more careful and
smarter in driving or moving the boat, not yet seen directly (under the sea) such
as fishing nets or large corals or ships run aground, of course with the help of
navigation tools so that avoidance of unwanted things.
This method the author can understand and reveal about the problems that
the author carefully, and also this qualitative method the writer can make
observations with objects that the author studies. The point is to get an actual
picture between the compatibility of theory and practice.

Key Words : ship navigation, fish ship, navigation channel

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN SEMINAR ............................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

ABSTRACT .......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. LATAR BELAKANG ...................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH .................................................................. 3

C. TUJUAN PENELITIAN .................................................................... 3

D. MANFAAT PENELITIAN................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 5

A. REVIEW PENELITIAN SEBELUMNYA .............................. ......... 5

B. LANDASAN TEORI......................................................................... 6

1. Pengertian olah gerak .................................................................. 6

2. Menghindari jaring nelayan ....................................................... 11

a. Penggunaan alat – alat navigasi ................................................... 11

b. Aturan – aturan menghindari tubrukan ......................................... 16

3. Pengertian alur pelayaran ramai .......................................................... 19


ix
a. Fungsi alur pelayaran .................................................................... 20
b. Aturan pada alur pelayaran sempit ................................................ 20

C. KERANGKA PENELITIAN .................................................................. 22

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................23

A. JENIS PENELITIAN .............................................................................. 23

B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN ............................................... 24

C. JENIS DAN SUMBER DATA ............................................................... 24

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ...................................................... 25

E. TEKNIK ANALISIS DATA .................................................................. 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 28

A. DESKRIPSI DATA ............................................................................... 28

B. HASIL PENELITIAN ............................................................................ 30

C. PEMBAHASAN .................................................................................... 33

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 34

A. KESIMPULAN ...................................................................................... 34

B. SARAN .................................................................................................. 35

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 36

LAMPIRAN .......................................................................................................... 37

Lampiran 1 Pedoman Wawancara ............................................................... 37

Lampiran II Hasil Wawancara ..................................................................... 38

Lampiran III Dokumentasi ........................................................................... 40

Lampiran IV Ship’s Particular ................................................................... 41

Lampiran V Crew List.................................................................................. 42

x
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman
2.1. Review Penelitian Sebelumnya ............................................ 5

xi
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman
2.1. Teritip pada lambung kapal .............................................................. 11
2.2. Alur pelayaran ramai ........................................................................ 20
2.3. Kerangka Penelitian ......................................................................... 22
4.1. Kapal OPS Andra ............................................................................. 27
4.2. Pengamatan jaring nelayan dari anjungan ........................................ 29
4.3. Pengamatan dari luar anjungan ........................................................ 29
4.4. Terbebas dari jaring nelayan ............................................................ 30

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di dalam dunia pelayaran, keselamatan adalah hal yang paling utama.

Untuk meningkatkan keselamatan harus terpenuhi persyaratan keselamatan

dan keamanan yang menyangkut angkutan di perairan dan kepelabuhanan.

Karena pentingnya hal ini, bermacam-macam prosedur dibuat dan

dilaksanakan demi terwujudnya keselamatan dalam suatu pelayaran. Berbagai

aturan internasional telah dibuat untuk mengendalikan keselamatan pelayaran

antara lain: SOLAS 1974, STCW 1978, dan COLREG. Ada tiga faktor yang

menyebabkan terjadinya kecelakaan pelayaran (syarat keselamatan tidak

terpenuhi) yaitu: (1) faktor manusia, (2) faktor teknis, (3) faktor alam. Dari

ketiga faktor tersebut, faktor manusia menempati urutan pertama sebagai

penyebab dari kecelakaan pelayaran.

Transportasi laut memberikan kontribusi yang sangat besar bagi

perekonomian dunia dimana pengangkutan barang merupakan bagian

terpenting dalam bisnis transportasi laut. Keefektifan terhadap operasional

pelayaran akan menurunkan biaya operasional yang memberikan dampak

yang besar baik bagi konsumen maupun penyedia layanan transportasi itu

sendiri. Perlu diketahui bahwa kontribusi transportasi laut menjadi semakin

penting karena nilai biaya yang dikeluarkan adalah paling kecil bila

dibandingkan dengan biaya transportasi darat ataupun udara

Tetapi faktor yang harus diperhatikan yaitu bahwa tidak semua daerah

di Indonesia memiliki penghubung langsung dengan lautan, setiap daerah pun

1
2

memiliki tingkat fasilitas distribusi barang dari tempat yang satu ketempat

yang lain maka sangatlah diperlukan akses masuk pelabuhan yang melewati

alur masuk ke pelabuhan.

Telah kita ketahui alur pelayaran adalah bagian dari perairan yang alami

maupun buatan yang dari segi kedalaman, lebar, dan hambatan pelayaran

lainnya dianggap aman untuk dilayari dan berfungsi untuk mengarahkan

kapal- kapal yang akan keluar/masuk ke pelabuhan. Alur pelayaran

mempunyai kedalaman dan lebar yang cukup untuk bisa dilalui kapal-kapal

yang menggunakan pelabuhan. Apabila alur pelayaran yang dilayari dangkal

maka harus dilakukan pengerukan untuk mendapatkan kedalaman yang

diperlukan. Adapun berbagai jenis dan ukuran kapal yang tidak mampu untuk

memasuki sebuah alur pelayaran sempit seperti sungai dan letak dermaga

yang memiliki kedangkalan yang rendah.

Begitupun di alur pelayaran juga terdapat hambatan – hambatan yang

dapat mengganggu masuknya ke pelabuhan atau memperlambat pergerakan

kapal yang sedang beroperasi, seperti adanya kapal – kapal kecil maupun

jaring – jaring nelayan yang di sebarkan oleh nelayan di dalam alur pelayaran

yang dapat menimbulkan kecelakaan kapal bahkan tenggelam jika terkena

jaringnya.

Untuk keselamatan dalam berlayar maka lebih difokuskan kepada

keahlian nahkoda dalam mengolah gerak kapal khususnya di alur – alur

pelayaran ramai, tentunya dengan berpedoman pada Peraturan Pencegahan

Tabrakan di Laut yang berlaku. Sebab apabila pemahaman dalam mengolah


3

gerak kapal tidak dikuasai betul oleh nahkoda maka dapat terjadi hal yang

tidak diinginkan pada kapal.

Terkait masalah alur pelayaran yang juga di atur dalam Peraturan

Pencegahan Tabrakan di Laut pada aturan 9 tentang bagaimana melayari

kapal pada alur pelayaran sempit, juga berpedoman pada tindakan untuk

menghindari tubrukan aturan 8, dan pada aturan 6 tentang kecepatan aman,

dimana pada waktu memasuki alur pelayaran sempit harus melayarkan kapal

dengan kecepatan aman.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengulasnya dalam karya ilmiah

terapan yang berjudul “Olah Gerak Kapal Dalam Upaya Menghindari

Jaring Nelayan di Alur Pelayaran Ramai”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan hal tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah Bagaimana prosedur mengolah gerak kapal dalam upaya menghindari

jaring nelayan di alur pelayaran ramai?

C. BATASAN MASALAH

Agar pokok bahasan dalam karya ilmiah terapan ini tidak meluas, maka

penulis hanya akan membatasi masalah pada prosedur olah gerak kapal

menghindari jaring nelayan di alur pelayaran ramai pada siang hari.

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian yang dilakukan

oleh penulis bertujuan untuk :


4

1. Untuk mengetahui prosedur olah gerak kapal yang dilakukan pada saat

bertemu jaring nelayan di alur pelayaran ramai.

2. Untuk meminimalisir bahaya tubrukan pada saat menghindari jaring

nelayan di alur pelayaran ramai.

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat Penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan berguna sebagai referensi bagi penulis, yaitu

dengan pemberian pemahaman prosedur mengolah gerak kapal dalam upaya

menghindari jaring nelayan di alur pelayaran ramai.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dan sumbangan

pemikiran bagi para taruna – taruni di Politeknik Pelayaran Surabaya untuk

memahami prosedur mengolah gerak kapal di alur pelayaran ramai.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. REVIEW PENELITIAN SEBELUMNYA

Dalam penulisan Karya Ilmiah Terapan (KIT) ini penulis tidak terlepas

dari hasil penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh

beberapa peneliti sebelumnya. Penulis mengambil perbandingan dengan judul

karya ilmiah sebelumnya. Karya ilmiah tersebut penulis jadikan sebagai

bahan referensi bagi penulis dalam melengkapi literatur pembahasan

penelitiannya, review penelitian terdahulu penulis sajikan dalam bentuk tabel

2.1. sebagai berikut :

Tabel 2.1. Review Penelitian Sebelumnya


NO. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. Firmansyah Pengoptimalan Berlayar memasuki alur

Surjaman Olah Gerak Kapal pelayaran sempit harus

(Tahun 2012) Memasuki Alur mematuhi aturan – aturan

Pelayaran Sempit internasional yang berlaku.

2. Sutini Analisis Olah Berlayar mengikuti alur

(Tahun 2018) Gerak Kapal Pada dengan memperhatikan

Saat Memasuki kedalaman dasar laut dan

Alur Pelayaran kecepatan aman.

Sempit dan

Dangkal

5
6

3. Erfan Lubis Analisa Prosedur Mengikuti prosedur berolah

(Tahun 2019) Olah Gerak Kapal gerak pada saat berlabuh

Pada Saat jangkar karena

Berlabuh Jangkar mengutamakan keselamatan

di Pelabuhan dan keamanan.

B. LANDASAN TEORI

1. Pengertian Olah Gerak

Menurut buku yang ditulis oleh Capt. Djoko Subandrio, MM.

dalam buku yang berjudul olah gerak dan pengendalian kapal (2011),

olah gerak adalah suatu gaya yang mempengaruhi kapal dalam

gerakannya, kemampuan sebuah kapal dalam olah gerak dipengaruhi

oleh beberapa faktor baik faktor internal maupun eksternal.

Menurut penulis, pengendalian kapal dapat di artikan sebagai

penguasaan kapal dalam keadaan bergerak maupun diam untuk mencapai

tujuan pelayaran yang aman dan efisien, olah gerak kapal sangat

tergantung pada bermacam-macam faktor misalnya,

tenaga penggerak, kemudi, bentuk badan kapal dibawah garis air dan

bentuk bangunan atasnya, kondisi cuaca, sarat, keadaan arus atau

pasang surut air.

Pada umumnya teori mengolah gerak kapal dapat kita pelajari

secara baik apabila kita mengerti faktor-faktor yang mempengaruhi pada

olah gerak kapal. Tetapi pengalaman secara praktek dalam olah gerak

kapal merupakan suatu kemampuan yang nilainya sangat tinggi dan


7

bermanfaat dalam melakukan olah gerak kapal. Oleh karena itu

kombinasi antara teori dan pengalaman untuk pelaut merupakan nilai

yang ideal dan keharusan.

Banyak orang menguasai teori mengolah gerak kapal tetapi dengan

kurangnya pengalaman praktek akan membaea kerugian yang besar.

Sebagai anjuran kepada calon pelaut atau pelaut tidak boleh melaukan

olah gerak kapal dengan sembrono, tetapi setiap olah gerak harus

dilakukan dengan perhitungan, perkiraan yang tepat, tanggung jawab

yang tinggi dan memegang teguh kedisiplinan.

Ada satu keyakinan bahwa bila pelaut atau calon pelaut melakukan

anjuran tersebut diatas maka olah gerak kapal pada setiap kesempatan

akan dapat dilaksanakan dan membawa kapalnya dengan baik, aman dan

selamat. Bentuk kapal dimaksud adalah perbandingan antara panjang dan

lebar kapal sangat berpengaruh terhadap gerakan membelok.

Kemampuan olah gerak sebuah kapal akan dipengaruhi oleh faktor

dari dalam kapal itu sendiri maupun faktor yang datang dari luar kapal,

yang berkaitan dengan keadaan laut dan perairan dimana kapal berada.

Faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Faktor dari Luar

Disini dimaksudkan sebagai faktor yang datangnya dari luar

kapal, mencangkup dua hal penting yaitu keadaan laut dan keadaan

perairan. Hal ini perlu dipehami mengingat keterbatasan kemampuan

kapal menghadapi cuaca dan perairan maupun laut yang berbeda –


8

beda, serta gerakan kapal di air juga memerlukan ruang gerak yang

cukup.

1) Pengaruh Angin sangat mempengaruhi olah gerak, terutama di

tempat – tempat yang sempit dan sulit dalam keadaan kapal

yang kosong walaupun pada situasi tertentu angin dapat di

pergunakan untuk mempercepat olah gerak kapal.

2) Pengaruh Arus adalah gerakan air dengan arah dan kecepatan

tertentu, menuju ke suatu tempat tertentu pula. Dikenal arus

tetap dan arus tidak tetap, arah arus memberikan pengaruh

kepada olah gerak yang biasanya arah arus ditentukan “KE” dan

angin “DARI” misalnya arus Timur berarti arus “ke” Timur.

Rimban yang disebabkan oleh arus tergantung dari arah dan

kekuatan arus dengan arah dan kecepatan kapal.

3) Semua benda yang terapung dipermukaan arus dan didalmnya,

praktis akan bergerak dengan arah dan kekuatan arus tersebut.

Diperairan bebas umumnya arus akan menghanyutkan kapal,

sedangkan diperairan sempit atau tempat – tempat tertentu arus

akan memutar kapal. Pengaruh arus terhadap olah gerak kapal

sama sedangan pengaruh angin.

4) Pengaruh perairan disini sangat relatif sifatnya, tergantung

dalam dan lebarnya perairan dengan sarat dan lebar kapal itu.

Pada perairan sempit, jika lunas kapal berada terlalu dekat

dengan dasar perairan maka akan terjadi ombak haluan atau

buritan serta penurunan permukaan air diantara haluan dan


9

buritan di sisi kiri / kanan kapal serta arus bolak – balik. Hal ini

disebabkan karena pada waktu baling – baling bawah bergerak

ke atas terjadi pengisapan air yang membuat lunas kapal

mendekati dasar perairan, terutama jika kapal berlayar dengan

kecepatan tinggi, maka kapal akan terasa menyentak – nyentak

dan dapat menyebabkan kemungkinan menyentuh dasar

perairan. Gejala penurunan tekanan antara dasar laut dengan

lunas kapal berbanding terbalik dengan dengan kwadrat

kecepatannya. Hal ini yang menyebabkan kapal dapat larat dari

tempat semula berlabuh.

b. Faktor Dari Dalam

Pada olah gerak kapal terdapat faktor dari dalam juga dapat

mempengaruhi pergerakan kapal antara lain :

1) Ukuran kapal sendiri dapat mempengaruhi olah gerak kapal

karena semakin besar kapal membuat perhitungan kapal

semakin rumit, pengendalian kapal besar pun akan lebih

diperhitungkan lagi karena jarak pandang ujung – ujung kapal

terlihat jauh sebab panjang dan lebar kapal mempunyai nilai

besar dan berat kapal akan semakin sulit untuk di kendalikan

terlebih saat berlabuh jangkar.

2) Muatan yang di bawa kapal sangat berpengaruh dalam hal

berolah gerak, apabila kapal sedang kosong atau tanpa muatan

maka kapal akan sangat mudah dipengaruhi oleh faktor dari luar

yang dapat menyebabkan kapal mudah terbawah arus.


10

3) Macam mesin yang ada di kapal sangat berpengaruh pada

kelancaran olah gerak kapal.

4) Kekuatan mesin yang digunakan pada kapal menjadi salah satu

faktor mempermudah pergerakan kapal atau proses olah gerak.

5) Teritip adalah kulit kapal yang tebal teritipnya akan

memperbesar tahanan akibatnya, akan mempengaruhi kecepatan

dan kemampuan olah gerak disebabkan karena semakin tebal

teritip yng menempel pada kulit kapal maka semakin besar pula

gaya gesekan yang timbul.

Gambar: 2.1 teritip pada lambung kapal

Sumber: id.wikipedia.org : 2018

6) Keadaan pemuatan, kapal yang bemuatan penuh akan lebih baik

kemampuan olah geraknya, tetapi muatan yang penuh dengan

kepadatan yang tepat, dibanding kapal kosong, karena hal ini

sangat berpengaruh terhadap keberadaan trim kapal.

2. Menghindari Jaring Nelayan

Menurut wikipedia pengertian dari menghindari jaring nelayan

adalah mengelak, menghindari, atau mendahulukan keselamatan dengan

cara dan usaha agar tidak terjadi tubrukan. Ada berbagai cara untuk
11

menghindari tubrukan di alur pelayaran ramai, seperti alat bantu navigasi

untuk membantu menghindari tubrukan dan berpedoman pada aturan –

aturan yang ada pada Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut..

a. Penggunaan Alat - alat Navigasi

Alat navigasi adalah alat untuk membantu prosedur dari

mengolah gerak menghindari tubrukan dan penentuan posisi, arah

perjalanan baik di tempat sebenarnya atau di peta, dan oleh sebab

itulah pengetahuan tentang kompas dan peta, radar, arpa. Sebelum

kompas ditemukan, navigasi dilakukan dengan melihat posisi benda-

benda langit seperti matahari dan bintang-bintang dilangit, yang

tentunya bermasalah kalau langit sedang mendung. kapal kapal

sekarang sudah canggih baik dari system elektronik yang terus

bermunculan sehingga mempermudahkan kita dalam menentukan

posisi kapal salah satu alat alat tersebut sebagai berikut:

1) Peta

Peta merupakan perlengkapan utama dalam pelayaran

penggambaran dua dimensi (pada bidang datar) keseluruhan

atau sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan dengan

perbandingan/skala tertentu.

2) Radar

Radar sangat bermanfaat dalam navigasi Kapal laut dan

kapal terbang modern sekarang dilengkapi dengan radar untuk

mendeteksi kapal atau pesawat lain, cuaca atau awan yang

dihadapi di depan sehingga bisa menghindar dari bahaya yang


12

ada di depan pesawat atau kapal Radar merupakan singkatan

dari (radio detection and ranging), yang berarti deteksi dan

penjarakan radio, adalah sistem yang digunakan untuk

mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda

seperti pesawat dan hujan. Istilah radar pertama kali digunakan

pada tahun 1941, menggantikan istilah dari singkatan Inggris

RDF (Radio Directon Finding). Gelombang radio kuat dikirim

dan sebuah penerima mendengar gema yang kembali.

3) ARPA ( Automatic Radar Plotting Aid )

Automatic Radar Plotting Aid (ARPA) kemampuan dapat

membuat trek menggunakan kontak radar. Sistem ini dapat

menghitung objek dengan cara dilacak, kecepatan dan titik

terdekat pendekatan ( CPA ), sehingga tahu jika ada bahaya

tabrakan dengan kapal atau daratan lainnya.

ARPA memberikan presentasi dari situasi saat ini dan

menggunakan teknologi komputer untuk memprediksi situasi

dan keadaan yang akan datang. Sebuah ARPA menilai risiko

tabrakan, dan memungkinkan operator untuk melihat manuver

dan berbagai model ARPA yang memiliki berbagai fungsi

berikut:

a) Benar atau relatif presentasi gerak radar.

b) Akuisisi otomatis target ditambah akuisisi manual. Digital

membaca-out target diakuisisi yang menyediakan kursus


13

kecepatan, jangkauan, bantalan, titik terdekat pendekatan

dan waktu untuk CPA ( TCPA).

c) Kemampuan untuk menampilkan informasi penilaian

tabrakan langsung pada PPI, dengan menggunakan vektor (

benar atau relatif) atau sekitar Di prediksi grafis Danger (

PAD ) display.

d) Kemampuan untuk melakukan manuver uji coba , termasuk

perubahan tentu saja, perubahan kecepatan, dan

dikombinasikan perubahan kursus / kecepatan. Stabilisasi

tanah otomatis untuk keperluan navigasi.

e) ARPA memproses informasi radar jauh lebih cepat daripada

radar konvensional namun masih tunduk pada pembatasan

yang sama.

f) Data ARPA hanya seakurat data yang berasal dari input

seperti giro dan kecepatan log.

4) GPS ( Global Positioning system )

GPS Salah satu perlengkapan modern untuk navigasi.

Global Positioning System adalah perangkat yang dapat

mengetahui posisi koordinat bumi secara tepat yang dapat secara

langsung menerima sinyal dari satelit. Perangkat GPS modern

menggunakan peta sehingga merupakan perangkat modern

dalam bernavigasi.

Global Positioning System (GPS) adalah satu-satunya

sistem navigasi satelit yang berfungsi dengan baik. Sistem ini


14

menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang

mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di

permukaan, dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan,

arah, dan waktu.

5) ECDIS ( Electronic Chart Display and Information System )

ECDIS atau “Electronic Chart Display and Information

System” adalah suatu alat yang fungsi dan systemnya dapat

memberikan informasi tentang navigasi dan yang kegunannya

adalah untuk memback-up peralatan yang ada, sehingga dapat

diterima dan dianggap memenuhi persyaratan yang ditentukan

sesuai aturan V/19 & V/27 dari konvensi SOLAS 1974

&amandemennya. Oleh karena itu peralatan ECDIS ini harus

memenuhi criteria standard kinerja ( Performance Standard )

dari IMO sesuai Bab V Solas 1974.

6) AIS ( Automatic Identification System )

The Automatic Identification System (AIS) adalah jarak

pendek sistem pelacakan pesisir digunakan pada kapal dan

dengan Lalu Lintas Kapal Jasa ( VTS ) untuk mengidentifikasi

dan menemukan kapal oleh elektronik pertukaran data dengan

kapal lain di dekatnya dan stasiun VTS. Informasi seperti

identifikasi yang unik, posisi, arah dan kecepatan dapat

ditampilkan pada layar atau ECDIS. AIS dimaksudkan untuk

membantu petugas watchstanding kapal dan memungkinkan

pihak berwenang maritim untuk melacak dan memantau


15

pergerakan kapal, dan mengintegrasikan VHF sistem transceiver

standar seperti penerima LORAN - C atau Global Positioning

System, dengan sensor navigasi elektronik lainnya, seperti

gyrocompass atau tingkat indikator gilirannya.

(IMO) Konvensi Internasional Organisasi Maritim

Internasional untuk Keselamatan Jiwa di Laut ( SOLAS )

membutuhkan AIS untuk dipasang di atas kapal voyaging

internasional dengan tonase kotor ( GT ) dari 300 atau lebih ton,

dan semua kapal penumpang terlepas dari ukuran. Diperkirakan

bahwa lebih dari 40.000 kapal saat ini membawa kelas AIS

peralatan A.

Kapal luar AIS jangkauan radio dapat dilacak dengan

sistem Long Range Identifikasi dan Pelacakan dengan transmisi

kurang sering.

7) Echo Sounder

Echo sounder adalah teknik menggunakan pulsa suara

diarahkan dari permukaan atau dari kapal selam secara vertikal

ke bawah untuk mengukur jarak ke bawah melalui gelombang

suara . Echo terdengar juga dapat merujuk kepada hydroacoustic

"echo sounder " didefinisikan sebagai suara aktif dalam air (

sonar ), Jarak diukur dengan mengalikan setengah waktu dari

pulsa keluar sinyal untuk kembalinya dengan kecepatan suara di

dalam air, yang kira-kira 1,5 kilometer per detik. Echo terdengar

secara efektif aplikasi tujuan khusus dari sonar yang digunakan


16

untuk menemukan bottom. serta bantuan untuk navigasi

(sebagian besar kapal yang lebih besar akan memiliki setidaknya

sounder kedalaman sederhana), echo terdengar umumnya

digunakan untuk memancing Variasi elevasi sering mewakili

tempat di mana ikan berkumpul.

b. Aturan – aturan Menghindari Tubrukan

Menurut wikipedia untuk menghindari tubrukan sendiri

terdapat aturan – aturan yang sudah diatur oleh IMO (International

Maritime Organization) agar lebih spesifik dan dapat dijalankan

sesuai dengan aturan 6 kecepatan aman dan yang diatur pada aturan

8, berikut aturan – aturan menghindari tubrukan,

1) Peraturan 6, Kecepatan Aman

Setiap kapal harus senantiasa bergerak dengan kecepatan

aman sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat dan

berhasil untuk menghindari tubrukan dan dapat dihentikan

dalam jarak yang sesuai dengan keadaan dan suasana yang ada

dalam menentukan kecepatan aman, faktor-faktor berikut

termasuk faktor-faktor yang harus diperhitungkan :

a) Oleh semua kapal tingkat penglihatan, kepadatan lalu lintas

termasuk pemusatan kapal-kapal ikan atau kapal lain,

Kemampuan olah gerak kapal, khususnya yang

berhubungan jarak henti dan kemampuan berputar Pada

malam hari, terdapatnya cahaya latar belakang misalanya

lampu lampu dari daratan atau pantulan lampu-lampu


17

sendiri Keadaan angin,laut dan arus dan bahaya-bahaya

navigasi yang ada disekitarnya, Sarat sehubungan dengan

keadaan air yang ada.

b) Tambahan bagi kapal kapal yang radarnya dapat bekerja

dengan baik Ciri-ciri efisiensi dan keterbatasan pesawat

radar setiap kendala yang timbul oleh skala jarak radar

yang dipakai pengaruh keadaan laut, cuaca dan sumber

sumber gangguan lain pada penggunaan radar,

Kemungkinan bahwa kapal-kapal kecil gunung es dan

benda-benda terapung lainnya tidak dapat ditangkap oleh

radar pada jarak yang cukup, Jumlah, posisi dan gerakan

kapal-kapal yang ditangkap oleh radar, Berbagai macam

penilaian penglihatan yang lebih tepat yang mungkin dapat

bila radar digunakan untuk menentukan jarak kapal-kapal

atau benda lain disekitarnya.

2) Peraturan 8, Tindakan untuk menghindari tubrukan

a) Setiap tindakan yang dilakukan untuk menghindari

tubrukan ,jika keadaan mengijinkan harus tegas, dilakukan

dalam waktu yang cukup lapang dan benar-benar

memperhatikan syarat-syarat kepelautan yang baik.

b) Setiap perubahan haluan dan atau kecepatan untuk

menghindari tubrukan jika keadaan mengizinkan harus

cukup besar sehingga segera menjadi jelas bagi kapal lain


18

yang sedang mengamati dengan penglihatan atau dengan

radar.

c) Jika ada ruang gerak yang cukup perubahan haluan saja

mungkin merupakan tindakan yang paling berhasil guna

untuk menghindari situasi saling mendekat terlalu rapat,

dengan ketentuan bahwa perubahan itu dilakukan dalam

waktu cukup dini, bersungguh sungguh dan tidak

mengakibatkan terjadinya situasi saling mendekat terlalu

rapat.

d) Tindakan yang dilakukan untuk menghindari tubrukan

dengan kapal lain harus sedemikian rupa sehingga

menghasilkan pelewatan dengan jarak aman.

e) Jika diperlukan untuk menghindari tubrukan atau untuk

memberikan waktu yang lebih banyak untuk menilai

keadaan kapal harus mengurangi kecepatannya atau

menghilangkan kecepatannya sama sekali dengan

memberhentikan atau menjalankan mundur sarana

penggeraknya.

3. Pengertian Alur Pelayaran Ramai

Dalam wikipedia Alur pelayaran ramai adalah perairan yang dari

segi kedalaman, lebar, dan bebas hambatan pelayaran lainnya dianggap

aman dan selamat untuk dilayari oleh kapal di laut, sungai atau danau.

Sedangkan kata ramai berarti banyak kegiatan ataupun kapal di daerah

alur pelayaran tersebut, seperti kegiatan menuju pelabuhan,


19

meninggalkan pelabuhan, mengeruk ataupun mencari ikan. maka arti dari

alur pelayaran ramai adalah jalur yang digunakan atau dilewati oleh

kapal – kapal besar maupun kapal – kapal kecil (nelayan) yang

melakukan kegiatan di alur pelayaran tersebut.

Gambar: 2.2 Alur pelayaran ramai

Sumber: id.wikipedia.org : 2016

a. Fungsi Alur Pelayaran

Alur pelayaran digunakan unuk mengarahkan kapal yang

akan masuk ke kolam pelabuhan. Alur pelayaran dan kolam

pelabuhan harus cukup tenang terhadap pengaruh gelombang dan

arus. Perencanaan alur pelayaran dan kolam pelabuhan ditentukan

oleh kapal terbesar yang akan masuk ke pelabuhan. Alur pelayaran

ini ditandai dengan alat bantu pelayaran yang berupa pelampung dan

lampu-lampu.

b. Aturan Pada Alur Pelayaran Sempit

Aturan alur pelayaran sempit ini berkaitan dengan alur

pelayaran ramai sebab itu dibahas dan dikaitkan agar terhindar dari
20

tubrukan yang mengacu pada aturan (9) Peraturan Pencegahan

Tubrukan di Laut.

1) Kapal jika berlayar mengikuti arah alur pelayaran atau air

pelayaran sempit harus berlayar sedekat mungkin denganbatas

luar alur pelayaran yang terletak disis lambung kanannya selama

masih aman dan dapat dilaksanakan.

2) Kapal dengan panjang kurang dari 20 meter atau kapal layar

tidak boleh menghalang-halangi jalannya kapal lain yang hanya

dapat berlayar dengan aman didalam alur pelayaran atau air

pelayaran sempit.

3) Kapal yang sedang menangkap ikan tidak boleh menghalang-

halangi jalannya kapal lain yang berlayar di dalam alur

pelayaran atau air pelayaran sempit.

4) Kapal tidak boleh memotong air pelayaran sempit atau alur

pelayaran sempit, jika pemotongan demikian itu menghalangi

jalannya kapal yang hanya dapat belayar dengan aman didalam

alur pelayaran atau air pelayaran demikian itu. Kapal yang

disebut belakangan boleh menggunakan isyarat bunyi yang

diatur dalam aturan 34 d jika ragu – ragu mengenai maksud pada

kapal yang memotong haluan itu.

5) Di alur pelayaran sempit jika penyusulan dapat dilaksanakan,

hanya kapal yang disusul itu merlakukan tindakan untuk

memungkinkan dilewatinya dengan aman,maka kapal yang

bermaksud untuk menyusul harus menunjukkan maksudnya


21

dengan membunyikan isyarat yang sesuai diisyaratkan

dalam aturan kapal yang disusul itu jika menyetujui harus

mermperdengarkan isyarat sesduai dengan yang ditentukan

dalam aturan dan mengambil langkah untuk memungkinkan

dilewati dengan aman. Jika ragu-ragu boleh membunyikan

isyarat – isyarat yang diatur dalam aturan 13.


22

C. KERANGKA PENELITIAN

Kerangka penelitian dibuat berdasarkan pertanyaan penelitian (research

question), dan mempresentasikan suatu himpunan dari beberapa konsep serta

hubungan diantara konsep – konsep tersebut.

Olah gerak kapal dalam upaya


menghindari jarring nelayan di alur
pelayaran ramai

Identifikasi
permasalahan

Untuk mengetahui Untuk meminimalisir


prosedur olah gerak bahaya tubrukan pada
kapal yang dilakukan saat menghindari
pada saat bertemu jaring jaring nelayan di alur
nelayan di alur pelayaran ramai
pelayaran ramai

Pembelajaran aturan-aturan
P2TL yang berkaitan dan
olah gerak di alur pelayaran
sempit

Pemahaman terhadap
mualim jaga pada saat
berolah gerak di ruang
kemudi

Dapat memahami berolah gerak


kapal menghindari jaring nelayan
di alur pelayaran ramai

Gambar 2.3 Kerangka Penelitian


23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan

cenderung menggunakan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif

subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Sesuai dengan

pengertian tersebut kami menganalisis data dengan menggunakan pendekatan

induktif. Selain itu kami juga memberikan data-data yang sesuai dengan

landasan teori yang kami gunakan. Sehingga penelitian kami dapat menjadi

penelitian yang benar dan tepat.

Metode ini penulis dapat memahami dan mengungkapkan tentang

masalah yang penulis teliti, dan juga metode kualitatif ini penulis dapat

melakukan interview dengan objek yang penulis teliti. Dapat dipahami bahwa

menganalisa deskriptif kualitatif adalah memberikan prediket pada variabel

yang diteliti sesuai dengan kondisi sebenarnya Maksudnya adalah untuk

memperoleh gambaran yang sebenarnya antara keserasian teori dan praktek.

Dalam menganalisis dan mendeskripsikan mengenai tindakan yang

harus di lakukan pada saat akan memasuki alur pelayaran ramai. Penelitian

menggunakan landasan teori sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai

dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk

memberikan gambaran umum tentang latar penelitian serta bahan

pembahasan hasil penelitian.


24

B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian dimulai dari sesmester IV yang kemudian dilanjutkan pada

praktik laut (PRALA) dia atas kapal SV. OPS Andra dari tanggal 23 Agustus

2019 sampai dengan 14 Agustus 2020.

C. JENIS DAN SUMBER DATA

Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penyusunan proposal ini

adalah data yang merupakan informasi yang diperoleh penulis melalui

pengamatan langsung dan wawancara. Dari sumber-sumber ini diperoleh data

sebagai berikut .

1. Data Primer

Sumber data primer dalam penelitian ini di dapatkan pada saat

melakukan prala di atas kapal. Pengalaman yang didapatkan pada saat

melakukan observasi di harapkan dapat di jadiakan contoh dan

pembelajaran pada saat melewati alur pelayaran ramai untuk

menghindari jaring nelayan.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak

langsung yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi,

yang diusahakan sendiri pengumpulannya oleh penulis, selain dari

sumbernya yang diteliti. Data ini diperoleh dari buku-buku dan internet

yang berkaitan dengan obyek penelitian proposal atau yang berhubungan

dengan permasalahan yang akan dibahas, yang diperlukan sebagai


25

pedoman teoritis dan ketentuan formal dari keadaan nyata dalam

observasi. Serta dari informasi lain yang telah disampaikan pada saat

kuliah.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti

untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian. Maka data yang diperoleh

haruslah mendalam, cara-cara yang dapat digunakan oleh penulis untuk

mengumpulkan data. Untuk memperoleh data dilapangan yang sesuai dengan

masalah yang akan diteliti maka penulis menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan dengan sengaja dan

sistematis terhadap aktivitas individu atau obyek lain yang diselidiki.

Observasi pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data

penelitian melalui pengamatan dan penginderaan. Untuk memperoleh

data yang autentik dalam pengumpulan data tentang pengendalian radar

di alur pelayaran sempit.

Pengumpulan data dengan angket ini penulis mengajukan daftar

pertanyaan secara tertulis kepada responden, dimana jawabannya sudah

disediakan. Angket ini penulis tujukan kepada orangtua.

2. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan teknik dokumentasi adalah data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip nilai, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Data
26

yang akan dicari dapat berupa arsip-arsip tertulis, guna mengetahui

panduan sistem kerja yang terjadi.

E. TEKNIK ANALISIS DATA

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga

dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain

(Bogdan dalam Sugiyono, 2013:244).

Terdapat langkah-langkah dalam menganalisis data:

1. Data yang terkumpul dikategorikan dan dipilah-pilah menurut jenis

datanya.

2. Melakukan seleksi terhadap data yang dianggap data inti yang berkaitan

langsung dengan permasalahan dan yang hanya merupakan data

pendukung.

3. Menelaah, mengkaji dan mempelajari lebih dalam data tersebut

kemudian melakukan interpretasi data untuk mencari solusi dalam

permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Pada penelitian ini,

analisis data dilakukan semenjak awal penelitian. Pengamatan

dilaksanakan di salah satu kapal niaga yang dilaksanakan pada saat

praktek layar.

Teknik analisis yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah

terapan ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu teknik analisis yang

mengambarkan atau memaparkan peristiwa di kapal yang terkait dalam

masalah yang dibahas. Di dalam karya ilmiah terapan ini juga


27

dideskripsikan saran-saran yang baik berdasarkan teori yang ada maupun

pengetahuan dan pengalaman yang didapat di kapal.

Penulis mencoba untuk menjelaskan permasalahan yang terjadi di

kapal terkait dalam masalah yang dibahas. Dari permasalahan yang ada

penulis menganalisa penyebab permasalahan tersebut serta mencari

pemecahan masalahnya dan memberikan saran-saran yang baik

didasarkan atas teori-teori yang ada maupun pengetahuan yang penulis

dapat di atas kapal.


28
DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta:PT Raja


Grafindo Persada.

Emzir. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif, PT.


Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Fathoni, A. (2005). Metodelogi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta:


Rineka cipta.

Fatin Nur.2017. http://seputarpengertian.blogspot.com/2017/09/pengertian-studi-


literatur.html (di akses 16 maret)

Geost Flyoh.2018. https://www.geologinesia.com/2018/03/pasang-surut-air-


laut.html (di akses 19 maret)

Hamid Patilima (1999) Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:ALFABETA.

Kinzo, Inoue. (2011). Pengemudian Kapal Teori Dan Praktek. PT. Matsushita
Gobel Foundatio, Jakarta.

M Mahfud Uzam Muzaki.2014. http://uzam-


muzaqi.blogspot.com/2014/03/mengukur-kecepatan-kapal.html

Padamu negri.2016. https://www.padamu.net/pengertian-jaring-dan-nelayan-dan-


perbedaannya.

Purwantomo, Agus Hadi. 2004. Kumpulan Soal Jawab Teknik Pengendalian &
Olah Gerak Kapal.

Ridwan, (1999) Proposal Penelitian. Bandung:ALFABETA.

Sedarmayanti, (2001) Metodologi Penelitian. Mandar Maju, Bandung:


ALFABETA

Subandrijo, D. (2011). Olah Gerak Dan Pengendalian Kapal. Semarang: Badan


Penerbit Universitas Diponegoro.

Suwendra, I Wayan. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif ( Dalam Ilmu Sosial,


Pendidikan, Kebudayaan dan Keagamaan ). Ebook. (Online)
diakses pada tanggal 10 April 2019.

Anda mungkin juga menyukai