i
PERNYATAAN KEASLIAN
merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam karya ilmiah terapan (KIT) tersebut,
kecuali tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.
Jika pertanyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya bersedia bersedia menerima
sanksi yang ditetepkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.
SURABAYA, ……….…….......
ii
PERSETUJUAN SEMINAR
KARYA ILMIAH TERAPAN
SURABAYA,........................
Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
Ketua Jurusan Nautika
iii
PENGESAHAN KARYA ILMIAH TERAPAN
NIT. 04.16.051.1.41
Pada tanggal………………..
Menyetujui:
Mengetahui:
Ketua Jurusan Nautika
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan ridho-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Terapan yang berjudul
“PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KOROSI PADA LAMBUNG
KAPAL GUNA MENINGKATKAN USIA PEMAKAIAN KAPAL SECARA
MAKSIMAL” dengan baik dan tepat waktu tanpa adanya kendala apapun.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membimbing, dan
memberikan arahan, serta petunjuk dalam pembuatan proposal penelitian ini. Sehingga
proposal penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik. Perkenankanlah penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya Bapak Heru Susanto, M.M.
3. Ketua Jurusan Nautika Daviq Wiratno, S.Si.T., M.T., M.Mar.
4. Pembimbing I Bapak Manungku T P, S.Si.T., M.Pd.
5. Pembimbing II Ibu Elise Dwi Lestari, S.Sos., M.Pd.
6. Bapak/Ibu dosen Politeknik Pelayaran Surabaya, khususnya lingkungan program
studi Nautika Politeknik Pelayaran Surabaya.
7. Kedua orang tua saya atas segala dukungan dan doanya.
8. Rekan-rekan kelas Nautika B Diploma III yang telah membantu.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan mohon maaf atas segala
kekurangan.
SURABAYA, …………….....
v
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
vii
DAFTAR ISI
viii
1. Data Primer................................................................................................................40
2. Data sekunder.............................................................................................................40
E. METODE PENGUMPULAN DATA.............................................................................41
F. PEMILIHAN INFORMAN............................................................................................42
G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA..............................................................................43
1. Pengumpulan Data (data collecting)..........................................................................43
2. Penyajian Data (data display).....................................................................................44
3. Kesimpulan (conclusion)............................................................................................44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...............................................45
A. GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN............................................................45
B. HASIL PENELITIAN....................................................................................................48
1. Penyajian Data............................................................................................................48
2. Analisis Data..............................................................................................................51
3. Pembahasan................................................................................................................64
BAB V PENUTUP.........................................................................................................71
A. KESIMPULAN..............................................................................................................71
B. SARAN..........................................................................................................................72
PEDOMAN WAWANCARA.........................................................................................73
HASIL WAWANCARA.................................................................................................76
HASIL WAWANCARA.................................................................................................78
HASIL WAWANCARA.................................................................................................80
HASIL WAWANCARA.................................................................................................82
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................84
ix
DAFTAR GAMBAR
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
masih memungkinkan untuk mengurangi laju korosi dan akibat yang bisa
laut adalah disebabkan oleh korosi air laut. Seperti yang terjadi pada kapal
Pada tanggal 20 Maret 2017 sekitar tengah hari, KM. Sweet Istanbul
Priok (KPLP). Kapal pada mulanya miring ke kanan secara perlahan. Tidak
ada korban jiwa maupun muatan dikarenakan kapal pada posisi tidak
beroperasi. Selain itu, tidak terlihat adanya pencemaran bahan bakar kapal.
konstruksi baja di galangan Sietas Kg Schiffswerft Gmbh & Co., J.J. Jerman
pada tahun 1991. Pada tahun 2010, kapal dibeli oleh PT. Alkan Abadi untuk
dioperasikan di Indonesia.
dinyatakan pailit, maka sejak tahun 2015 kapal di bawah penguasaan bank.
Kapal diklaskan pada PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero). Pada Juli
survey dipersyaratkan.
ke dalam lambung kapal di bawah garis air seperti halnya kotak laut
(seachest), tabung poros baling-baling (stern tube) dapat menjadi akses bagi
kapal sudah berada di bawah air. Namun demikian, ditinjau dari urutan
kejadian, kapal miring ke kanan dan trim buritan terlebih dahulu sebelum
terdapat kerusakan pada bagian buritan kanan yang menyebabkan air laut
dari bahaya korosi selama 3 tahun (sesuai dengan jadwal pengedokan atau
berkala di atas kapal oleh awak kapal terus harus dilakukan. Dengan tidak
adanya awak kapal maupun perhatian dari pemilik kapal, kontruksi kapal
akan sangat rentan terhadap bahaya korosi. Kapal dalam kondisi 2 tahun
akibat korosi baik dari sisi dalam maupun sisi luar kapal.
Potensi penambahan air laut juga bisa didapat selain dari adanya
kebocoran di lambung kapal, masuknya air ke dalam kapal bisa juga adanya
hempasan gelombang maupun dari air hujan. Tutup palka yang tidak kedap
juga dapat menyebabkan masuknya air ke dalam palka. Hal ini akan dapat
menimbulkan korosi internal selain faktor kelembaban dan udara laut yang
Sampai saat ini penggunaan besi dan baja sebagai bahan utama
pembuatan kapal masih sangat dominan. Penggunaan besi dan baja untuk
bangunan kapal cukup memadai dari segi kualitas dan biaya untuk
kecenderungan yang besar untuk terserang korosi air laut. Pada dasarnya
dari logam (besi atau baja) yang berada di dalam larutan elektrolit (air laut).
Ada dua faktor yang berpengaruh pada korosi, yaitu yang berasal dari
bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian
4
2018).
Plat lambung kapal adalah daerah yang sangat sering terkena air laut.
Sehingga lambung kapal sangat cepat untuk terjadinya proses korosi. Pada
daerah lambung ini bagian bawah air ataupun daerah atas air rentan terkena
maksimal”.
5
B. RUMUSAN MASALAH
dapat diambil adalah usaha apa saja yang dilakukan untuk mencegah dan
pemakaian kapal ?.
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoritis
tentang jenis-jenis korosi yang terjadi diatas kapal dan cara yang
Surabaya.
2. Manfaat praktis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Korosi
material akibat bereaksi dengan lingkungan, dalam hal ini adalah interaksi
maksimal, karena dilihat dari segi ekonomi dan segi keamanan merupakan
hal yang tidak mungkin ditinggalkan. Jika dua jenis logam yang berbeda
dua faktor yaitu faktor dari dalam dan dari luar. Pemercepat korosi:
cepat berkarat. Selain itu, dalam air yang kadar oksigen terlarutnya
lebih tinggi, perkaratan juga akan lebih cepat. Hal ini sebagaimana air
b. pH
Pada suasana yang lebih asam, pH < 7, reaksi korosi besi akan
c. Keberadaan elektrolit
katode.
d. Suhu
e. Galvanic coupling
Bila besi terhubung atau menempel pada logam lain yang kurang
elektron dari besi (anoda) ke logam kurang reaktif (katoda). Efek ini
diikat oleh oksigen di udara. Air hujan banyak mengandung asam, dan
air laut banyak mengandung garam, maka air hujan dan air laut
kutub muatan, yang akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode.
sebagai anode dan katode. Permukaan logam yang lebih kasar akan
menjadi anode yang terkorosi. Korosi akan sangat cepat terjadi pada
pada lingkungan berair atau lembab maka akan dapat terjadi sel
9
d. Bakteri
akan menghasilkan CO2 dan H2S, selama masa putaran hidupnya. CO2
korosi. H2S dan besi sulfida Fe2S2 hasil reduksi sulfat SO42- oleh
korosi bila sulfat ada di dalam air. Zat-zat ini dapat menaikkan
kecepatan korosi. Jika terjadi korosi logam besi maka hal ini dapat
e. Temperatur
15 Mei 2017).
4. Jenis-jenis Korosi
Sumber :corrosion-doctors.org
bersinggungan Pada lingkungan asam (pH < 7), terjadi reduksi ion
hidrogen dan pada lingkungan basa (pH > 7) atau netral (pH = 7),
tidak ada lokasi preferensial atau lokasi untuk reaksi katodik atau
anodik. Katoda dan anoda terletak secara acak dan bergantian dengan
Sumber :corrosion-doctors.org
metal yang kurang mulia berubah menjadi ion – ion positif karena
Sumber :corrosion-doctors.org
Korosi selektif adalah terdiri dari satu atau lebih komponen dari
(Gadang, 2008).
13
Sumber :corrosion-doctors.org
terbentuk antara dua logam atau logam dan bahan non-logam. Di luar
dibatasi pada satu logam di wilayah lokal dalam atau dekat dengan
Sumber :corrosion-doctors.org
dibatasi pada satu titik atau area kecil, dan membentuk bentuk rongga.
Korosi sumuran adalah salah satu bentuk yang paling merusak dari
korosi.
air pada permukaan baja) dan pitting dapat dimulai di lokasi anodik
Sumber :corrosion-doctors.org
dapat terjadi sepanjang batas butir dan jenis korosi ini sering disebut
Sumber :corrosion-doctors.org
senyawa amonia, baja ringan rentan terhadap larutan alkali dan baja
Sumber :corrosion-doctors.org
(Aulia,dkk 2014):
a. Pre Inspection
b. Surface Preparation
dari dasar menghapus rekat erat, nahan kimia, kotoran dsb serta
c. Paint Preparation
d. Paint Application
hasil pengecatan.
1) Urutan Pengecatan
a) Lapisan pertama
b) Lapisan Kedua
c) Lapisan Ketiga
digunakan adalah jenis cat Anti Fouling (AF). Cat jenis ini
2) Cara-Cara Pengecatan
4) Penggunaan Cat
cat itu sendiri memiliki fungsi berbeda, penggunaan cat antara lain:
antara lunas sampai dengan garis air. Dimana pada bagian ini
d) Cat Bottop (B/T), cat Bottop yaitu cat yang mempunyai daya
e) Cat Top Side (T/S), cat ini dipergunakan untuk cat akhir
kapal.
6. Dampak korosi
korosi tersebut akan sedikit demi sedikit membuat kapal rapuh dan
pengelola kapal. Karena kapal akan semakin sering untuk diperiksa dan
7. Regulasi korosi
B. KERANGKA PENELITIAN
pikiran kedalam sebuah kerangka berpikir yang dirangkai pada suatu skema
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan
instrumen, maka peneliti harus memiliki wawasan dan bekal teori yang luas
situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas danbermakna (Suryana, 2010).
(Suryana, 2010).
(Suryana, 2010).
tujuan yang sudaah digariskan itu tercapai atau sesuaai atau cocok
dengan harapan atau teori yang sudah baku. Tujuan dari penelitian
kasus), studi komparatif, studi tentang waktu dan gerak, analisis tingkah
B. WAKTU PENELITIAN
C. TEMPAT PENELITIAN
1. Data Primer
kerja, dan perwira lain yang lebih tahu tentang permasalahan ini di
kapal.
2. Data sekunder
sumbernya yang diteliti. Data ini diperoleh dari buku-buku dan internet
dalam observasi. Serta dari informasi lain yang telah disampaikan pada
saat kuliah.
1. Metode Observasi
2. Metode Wawancara
yaitu para perwira diatas kapal mulai dari nakhoda dan juga kepala kamar
3. Metode Dokumentasi
F. PEMILIHAN INFORMAN
Dalam penelitian ini subjek penulis atau informan adalah awak kapal
dan juga Mualim I. (Dilakukan pada saat nanti selama penulis melakukan
praktek laut/PRALA).
3. Teknik Dokumentasi
Deskriptif, yaitu penulisan yang berisi paparan dan uraian mengenai suatu
obyek permasalahan yang timbul pada saat tertentu. Metode ini digunakan
(Hamid Patilima,1999).
Patilima,1999).
3. Kesimpulan (conclusion)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
gambaran umum obyek penelitian sesuai dengan judul penelitian ini yaitu
gambaran umum obyek penelitian ini pembaca dapat memahami dan mampu
merasakan tentang hal yang terjadi pada saat penulis melakukan penelitian di
di Jl. Raya Cilincing No. 1, Kali Baru Jakarta Utara. Kapal MV Boga Indah
memiliki nama panggilan (Call Sign) Nine Victor Two Three Nine Nine
diantaranya : Panjang Kapal / Length Over All (LOA) 229 Meter dan lebar
Boga Indah:
46
SHIP’S PARTICULAR
2. Nationality : Singapore
7. EMAIL : master.bogaindah@ocean21vessels.com
8. DWT : 89.537 MT
muatan yang akan dibongkar dan dimuat atau dikenal dengan istilah
discharging dan loading yang sudah terhitung dalam sebuah Cargo Manifest.
Setelah tahap itu akan diperiksa kembali oleh Chief Officer diatas kapal
dengan dibuatnya sebuah Stowage Plan untuk proses bongkar dan muat
muatan. Hal tersebut diulang berulangkali tiap voyage dan dilakukan pada
saat kapal baik sandar di pelabuhan ataupun ship to ship dengan crane barge.
48
B. HASIL PENELITIAN
1. Penyajian Data
lambung kapal adalah bagian terluar dan berhadapan langsung dengan air
maka sangat perlu dilakukan perawatan lambung kapal. Dalam hal ini
kapal. Pada saat dilakukan dok kering maka kapal akan dimasukkan ke
kolam penyangga yang semula diisi dengan air lalu selanjutnya setelah
kapal sudah mulai duduk maka air akan dibuang agar lambung dan
kapal saat di dalam dok. Dalam hal ini saya terfokus hanya pada
Dalam drydock ini pihak kapal dan pihak dok mempunyai agenda
pelaksanaan dok kering ini pihak kapal dan pihak memutuskan untuk
pada lambung kapal. Bagian tersebut dibagi menjadi tiga daerah, yaitu
bagian yag terendam air laut, bagian yang terkadang terkena air laut dan
bagian yang tidak terendam air laut. Setiap daerah tersebut memerlukan
Pada bagian 2 dan 3 diatas terdapat korosi dan binatang laut yang
biasa disebut teritip. Akan tetapi pada bagian nomor 3 paling bawah yang
terendam air laut adalah yang paling banyak terdapat karat dan teritip.
air laut hanya terdapat karat di beberapa bagian. Bagian kapal dibagi
informasi detail dan hasil yang baik pada setiap bagiannya. Bagian
propeller.
Perpendicular)
2. Analisis Data
hewan laut yang biasa disebut teritip. Kotoran dan sampah tersangkut
plastik dan jaring nelayan yang tersangkut pada saat kapal berlayar.
Ada pula jaring yang mengangkut bagian propeller dan rudder kapal.
Hasil dari inspeksi tahap awal dijadikan job to do dalam tools box
meeting. Hasil yang didapat dari inspeksi dicatat kapten dan dijadikan
di dockyard selesai.
53
Pada bagian yang terendam air laut terdapat banyak karat dan
Pada bagian yang terkadang terkena air laut tidak terdapat teritip
Pada bagian yang sama sekali tidak terkena air laut masih bersih
lambung kapal.
55
bertekanan tinggi karena sifat karat yang tidak mudah terpisah dari
dasar dan menghapus rekat erat, bahan kimia, kotoran serta berguna
tidak mudah terkena korosi dan tidak mudah binatang laut untuk
RZ.
58
Cat ini untuk melindungi permukaan logam agar tidak berkarat atau
rusak
seanjutnya yaitu lapisan kedua, jenis cat yang digunakan adalah jenis
yang datang dari luar (excess) dapat dicegah dan untuk mencegah
terjadinya korosi.
61
Pada lapisan ketiga atau lapisan terluar, jenis cat yang digunakan
adalah jenis cat Anti Fouling (AF). Cat jenis ini berfungsi untuk
kapal.
lambung kapal.
62
FR 28, 31, 34, 37, 40, 46, 49, 52, 55, 58, 61, 64, 67, 70, 73, 76,
79, 82, 85, 88, 91, 94, 198, 201, 204, 207, 210, 213, 216, 219,
222.
FR 102, 108, 114, 121, 130, 136, 146, 156, 169, 176, 186, 192
FR 105, 111, 117, 127, 133, 142, 149, 162, 172, 183, 189
3. Pembahasan
reaksi kimia atau elektrokimia antara anoda dan katoda baja dengan
hal ini adalah interaksi secara kimiawi. Korosi merupakan proses alamiah
yang dialami oleh suatu logam, dalam hal ini yang dibahas adalah korosi
yang terjadi pada lambung kapal. Korosi merupakan salah satu sumber
pada lambung kapal sangat perlu dilakukan karena lambung kapal adalah
bagian terluar yang paling rawan terjadi korosi dan berhadapan langsung
dengan air laut yang mengandung garam. Garam tersebut dapat dengan
cepat membentuk reaksi sehingga korosi pada plat lambung kapal terjadi.
b. Pengecatan
dengan diameter 0,5 s.d 1,00 mm. Pasir yang diperlukan untuk satu
memakan waktu yang lebih singkat dan hasil pengecatan yang lebih
dan/atau roll).
bebarapa tahap. Hal ini berkaitan dengan pelapisan cat dan ketebalan
memperoleh hasil yang yang baik, yaitu hasil yang tidak terlalu tebal
atau terlalu tipis. Ketebalan tiap lapis yang normal adalah 30 s.d 50
mikro.
1) Lapisan dasar, jenis cat yang dipakai adalah jenis cat dasar.
2) Lapisan kedua, jenis cat yang digunakan adalah jenis cat Anti
terjadinya korosi.
adalah jenis cat Anti Fouling (AF). Cat jenis ini mempunyai sifat
sampai dengan garis air. Dimana pada bagian ini selalu tercelup
4) Cat Bottop (B/T), cat Bottop yaitu cat yang mempunyai daya
Cat ini dipergunakan pada daerah antara garis muat kosong dan
5) Cat Top Side (T/S), cat ini dipergunakan untuk cat akhir
antara lain:
kaleng (20 liter) untuk bagian bawah bottom plate, 17 kaleng untuk
anode ini dilakukan pada tanggal 27 Februari 2019 pada tiap sisi
perusahan asal Jepang terkenal dengan plat yang tebal dan kualitas
terkenal dengan plat yang tipis dan kurang baik. Kualitas plat kapal
Berbeda dengan kapal plat yang berkualitas kurang baik, maka dapat
internasional.
71
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Lambung kapal adalah bagian kapal yang sangat penting. Lambung kapal
yang sesuai fungsinya sebagai penahan tekanan air agar kapal tetap
lambung kapal akan sangat berdampak pada keselamatan kapal dan orang
orang yang ada di dalamnya. Untuk itu perlu adanya perawatan pada kapal
waktu yang tepat. Ketepatan waktu sangat penting untuk mengurangi biaya
kapal selama drydocking. Maka dari itu pihak kapal harus bisa mengatur
dengan baik jadwal dan waktu yang akan dilaksanakan selama melakukan
drydocking.
72
B. SARAN
pengontrolan pada lambung kapal yang terkena korosi. Hal itu dapat
diatasi agar tidak menyebar ke bagian lambung kapal yang lainnya. Saran
mualim jaga apabila tingkat korosi pada lambung kapal masih dapat
dijangkau maka perlu adanya alat keselamatan seperti safety harness yang
PEDOMAN WAWANCARA
A. TUJUAN WAWANCARA
mualim kapal terhadap dampak dan cara pencegahan yang dilakukan di atas kapal.
B. PERTANYAAN WAWANCARA:
1. Apakah anda mengerti tentang korosi yang terjadi pada lambung kapal ?
2. Apakah anda mengetahui tentang dampak korosi yang terjadi di atas kapal ?
3. Apa yang sudah para crew kapal lakukan terhadap korosi yang terjadi pada
kaamar mesin ?
4. Apakah tersedia standar prosedur untuk mencegah korosi yang terjadi di atas
kapal ?
5. Bagaimana cara pencegahan yang dilakukan para crew kapal terhadap korosi
yang terjadi ?
atas kapal ?
C. SUMBER INFORMAN
1. CHIEF OFFICER
Usia : 35
Lama karir : 10 TH
2. SECOND ENGINEER
Nama : SAFRUDIN
Usia : 30
Lama karir : 6 TH
Nama : TARYADI
Usia : 35
Lama karir : 10 TH
Usia : 28
Jabatan : OILER
Lama karir : 4 TH
HASIL WAWANCARA
PERTANYAAN WAWANCARA:
1. Apakah anda mengerti tentang korosi yang terjadi pada lambung kapal ?
Mengerti, karena merupakan bagian dari tugas dan tanggung jawab saya
2. Apakah anda mengetahui tentang dampak korosi yang terjadi di atas kapal ?
Dampak korosi diatas kapal dapat menurunkan kualitas plat lambung kapal
dan jika itu dibiarkan maka akan terjadi kebocoran plat lambung kapal.
3. Apa yang sudah para crew kapal lakukan terhadap korosi yang terjadi pada
lambung kapal ?
Biasanya para crew saya perintahkan untuk mengetok dan mengecat ulang
4. Apakah tersedia standar prosedur untuk mencegah korosi yang terjadi di atas
kapal ?
Iya, terdapat standar prosedur yang harus dilakukan untuk mengatasi korosi
pada lambung kapal. Dikarenakan lambung kapal adalah daerah yang rawan
kecelakaan maka para crew diwajibkan memakai safety harness dan peralatan
yang aman saat bekerja. Dan juga perawatan lambung kapal hanya dapat
dilakukan saat kapal dalam pelabuhan atau sedang berlabuh jangkar karena
5. Bagaimana cara pencegahan yang dilakukan para crew kapal terhadap korosi
yang terjadi ?
pengecatan ulang.
atas kapal ?
Di kapal MV Boga Indah sudah memadai karena setiap bulan saya meminta
HASIL WAWANCARA
Nama : SAFRUDIN
PERTANYAAN WAWANCARA:
1. Apakah anda mengerti tentang korosi yang terjadi pada lambung kapal ?
Mengerti, tapi hanya dalam lingkup engine, kamar mesin dan sedikit tentang
lambung kapal.
2. Apakah anda mengetahui tentang dampak korosi yang terjadi di atas kapal ?
Dampak korosi diatas kapal dapat merusak dan membuat keropos suatu logam
3. Apa yang sudah para crew kapal lakukan terhadap korosi yang terjadi pada
lambung kapal ?
Biasanya Oiler saya perintahkan untuk mengetok dan megecat ulang dinding
engineroom dan juga mesin lainnya yang mengalami korosi dan banyak karat.
4. Apakah tersedia standar prosedur untuk mencegah korosi yang terjadi di atas
kapal ?
Terdapat standar prosedur yang harus dilakukan. Terutama pada bagian mesin
5. Bagaimana cara pencegahan yang dilakukan para crew kapal terhadap korosi
yang terjadi ?
Dengan cara melakukan pemeriksaan di segala ruangan dan setiap bagian pada
mesin kapal.
kapal ?
sudah memadai ?
Di kapal MV Boga Indah sudah memadai karena setiap bulan saya meminta
HASIL WAWANCARA
Nama : TARYADI
PERTANYAAN WAWANCARA:
1. Apakah anda mengerti tentang korosi yang terjadi pada lambung kapal ?
2. Apakah anda mengetahui tentang dampak korosi yang terjadi di atas kapal ?
Dampak korosi diatas kapal akan mengakibatkan umur kapal berkurang karena
besinya keropos.
3. Apa yang sudah para crew kapal lakukan terhadap korosi yang terjadi pada
kaamar mesin ?
Biasanya saya ngetok dan megecat ulang deck, ladder, mooring winch, hatch
4. Apakah tersedia standar prosedur untuk mencegah korosi yang terjadi di atas
kapal ?
5. Bagaimana cara pencegahan yang dilakukan para crew kapal terhadap korosi
yang terjadi ?
Dengan cara memeriksa seluruh bagian pada deck, hatch cover, mooring
kapal ?
Ombak air laut dan cuaca buruk. Yaitu apabila dapat menggoyahkan kapal,
sudah memadai ?
81
Di kapal MV Boga Indah sudah memadai karena setiap bulan second engineer
bulanan.
82
HASIL WAWANCARA
PERTANYAAN WAWANCARA:
1. Apakah anda mengerti tentang korosi yang terjadi pada lambung kapal ?
2. Apakah anda mengetahui tentang dampak korosi yang terjadi di atas kapal ?
Dampak korosi diatas kapal merupakan bahaya bagi besi karena membuat besi
mudah hancur.
3. Apa yang sudah para crew kapal lakukan terhadap korosi yang terjadi pada
kamar mesin ?
Biasanya saya ngetok dan megecat ulang dinding engineroom dan juga mesin
4. Apakah tersedia standar prosedur untuk mencegah korosi yang terjadi di atas
kapal ?
5. Bagaimana cara pencegahan yang dilakukan para crew kapal terhadap korosi
yang terjadi ?
Dengan cara mengecek seluruh bagian pada kamar mesin. Termasuk bagian
kapal ?
Ombak air laut. Yaitu apabila dapat menggoyahkan kapal, maka pelaksaan
sudah memadai ?
83
Di kapal MV Boga Indah sudah memadai karena setiap bulan second engineer
bulanan.
84
DAFTAR PUSTAKA
Auliya dkk. (2014). Kajian Reparasi Pengecatan Pada Lambung Kapal. E-jurnal.
Brown, Theodore L. et al. (2015). Chemistry: The Central Science (13th edition).
Dwi Andriyanto dan Khoiruz Zam. 2013. Laporan Resmi Praktikum Pengetahuan
E-Jurnal.http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-korosi-menurut-para-
Vol.1.https://www.scribd.com/doc/88354024/E-book-Logam-Korosi-
KM .Sweet Istanbul.
Jakarta
International,New York
Sri Yamtinah. (2009). “KIMIA untuk SMA dan MA kelas XII”. Pusat Perbukuan