Anda di halaman 1dari 128

MODUL AJAR

DASAR-DASAR TEKNIKA KAPAL PENANGKAP


IKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(SMK)

PROSEDUR DARURAT
DAN SAR

Peruntukan Modul : Kelas X – FASE E (Semester 1)


Program Keahlian : Teknika Kapal Penangkap Ikan
Penulis : ASROFI, S.Tr.Pi
Sekolah : SMK Negeri 2 Rembang
Tahun : 2021
TUJUAN DAN ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN
DASAR DASAR TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN
Bidang Keahlian : Kemaritiman
Program Keahlian : Teknika Kapal Penangkap Ikan
Mata Pelajaran : Prosedur Darurat dan SAR
Waktu : 216 JP 
Fase :E

Rasional
Alur pembelajaran adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang disusun secara logis
menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase. Tujuan pembelajaran adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki peserta didik dalam satu atau lebih
kegiatan pembelajaran, yang menjadi prasyarat untuk dapat mencapai “Capaian
Pembelajaran”. Alur ini disusun secara linear sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan dari hari ke hari. Alur dan tujuan pembelajaran ini disusun untuk capaian
pembelajaran fase E yang telah ditetapkan dengan memperhatikan perkembangan tingkat
kemampuan berpikir peserta didik. Pada fase ini peserta didik memahami proses bisnis,
perkembangan teknologi dalam proses kerja dan isu-isu global, technoprenuer,job
profile,peluang usaha dan pekerjaan, Prosedur darurat, CCRF, bangunan dan stabilitas kapal,
teknik penangkapan, penanganan, penyimpanan dan pemasaran ikan dan mesin penggerak
kapal penangkap ikan. Agar tujuan pembelajaran mudah dicapai, perlu adanya alur
pembelajaran yang runtut, sistematis dan logis.
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN

Bidang Keahlian : Kemaritiman


Program Keahlian : Teknika Kapal Penangkap Ikan
Mata Pelajaran : Prosedur Darurat dan SAR
Waktu : 216 JP
Fase :E

N Elemen Tujuan/Capaia Profil Materi Strategi Jml Ket Mod


o n akhir fase per Prlajar Pembelaj Jam ul
elemen Pancasila aran
1 Proses Peserta didik 1. Beriman 1. Alur bisnis 1.Diskusi 18 JP
bisnis mampu dan 2. Karakteristik 2.Observasi
menyelur memahami proses Bertaqwa produk/ jasa: /kunjunga
uh bidang bisnis teknika kepada Perencanaan n industri
teknika kapal penangkap Tuhan produk/jasa, 3.Penugasa
kapal ikan sebagai Yang mata rantai n
penangka bagian integral Maha Esa pasok
p ikan dari bisnis dan (supply 6 JP TP 1 Modul
pelayaran berahklak chain), 1
perikanan, mulia logistik 6 JP TP 2 (untuk
meliputi: 2. Mandiri 3. Proses TP 1,
1. Memahami 3. Bernalar produksi/jas 6 JP TP 3 TP 2
proses/alur kritis a : dan TP
bisnis 4. Berkebhi perawatan 3)
2. Memahami nekaan dan
manajemen global perbaikan
produksi/jasa mesin, , jasa
3. Memahami keagenan
pengelolaan kapal,
organisasi dan produk dan
manajemen pemasaran
awak kapal ikan
4. Pengelolaan
organisasi
dan
manajemen
awak kapal
dengan
memperhatik
an potensi
dan kearifan
lokal
2. Perkemba Peserta didik 1. Beriman 1. Perkemban 1. Diskusi 18 JP
ngan mampu dan gan 2. Observa
teknologi, menjelaskan Bertaqwa teknologi si/kunju
proses tentang kepada di bidang ngan
kerja, dan perkembangan Tuhan mesin industri
isu-isu teknologi yang Yang kapal dan 3. Penugas
global di digunakan dalam Maha Esa penangkap an 6 JP TP 4 Modul
bidang proses kerja dan dan an ikan , 2 (TP
teknika isu-isu global berahklak industry 6 JP TP 5 4,TP 5
kapal terkait di bidang 4.0, dan TP
penangka teknika kapal mulia internet of 6 JP TP 6 6)
p ikan penangkap ikan, 2. Kreatif Thing
meliputi : 3. Mandiri (IOT) dan
4. Penggunaan 4. Bernalar teknologi
teknologi kritis digital
mesin dan dalam
penangkapan proses
ikan kerja
5. Isu-isu global industry di
kemaritiman bidang
dan perikanan teknika
6. Polusi laut dan kapal
perompakan penangkap
ikan
2. Strategi
Pengelolaa
n
Perikanan
3. Pelanggara
n kontrak
kerja kapal
4. Pelanggara
n hukum
maritime
dan
perikanan
5. Polusi laut
6. Perompaka
n di tengah
laut
7. Isu
pemanasan
global dan
perubahan
iklim
3 Technopr Peserta didik 1. Beriman 1. Jenis-jenis 1. Diskusi 18 JP
eneur, mampu dan Job 2. Observa
job- menjelaskan bertaqwa profil/profe si/kunju
profile, tentang profil kepada si ngan 6 JP TP 7 Modul
peluang technopreneur,me Tuhan 2. Jenis-jenis industri 3
usaha dan liputi : Yang industry 3. Penugas 6 JP TP 8 (untuk
pekerjaan/ 7. Job Maha Esa dan an TP 7,
profesi di profile/profesi dan peluang 6 JP TP 9 TP 8
bidang 8. Industri dan berahklak usaha dan TP
teknika peluang usaha mulia 3. Peluang 9)
kapal 9. Peluang kerja 2. Kreatif kerja di
penangka 3. Mandiri bidang
p ikan 4. Bernalar Teknika
kritis kapal
5. Berkebhi penangkap
nekaan ikan
gobal
4 Orientasi Peserta didik 1. Beriman 1. Pengoperas 1. Diskusi 18 JP
teknik mampu dan ian 2. Observa
dasar memahami bertaqwa peralatan si
teknika tentang dasar kepada mesin- 3. Penugas
kapal konsep, meliputi Tuhan mesin an
penangka praktik : Yang praktik 4. Praktik
p ikan 10. Penggunaan Maha Esa teknika di
peralatan dan kapal worksh
mesin –mesin berahklak penangkap op
praktik mulia ikan,
11. Teknologi 2. Gotong meliputi :
yang royong - Mesin
digunakan 3. Mandiri induk 6 JP TP Modul
dalam 4. Bernalar kapal 10 4
penangkapan kritis (motor (untuk
ikan, diesel dan 6 JP TP TP 10,
penangan bensin) 11 TP 11
hasil tangkap, - Mesin dan TP
dan bantu kapal 6 JP TP 12)
pemasaran (mesin 12
hasil tangkap, refrigerasi,
12. Hukum pembangki
maritime dan t listrik,
perikanan seta pompa)
perlindungan - Mesin
terhadap perbengkel
ekosistem an (mesin
lingkungan bubut,
laut. drill, las,
gerinda,
kerja
bengkel)
2. Jenis
teknologi
modern
yang
digunakan
dalam
penangkap
an ikan,
penangana
n hasil
tangkapan
dan
pemasaran
hasil
tangkapan
3. Penerapan
hukum
maritim
dan
perikanan
serta
perlindung
an terhadap
ekosistem
lingkungan
laut
5 Prosedur Peserta didik 1. Beriman 1. Situasi 1. Diskusi 36 JP
darurat mampu dan darurat 2. Penugas
dan SAR memahami bertaqwa kapal an
tentang materi kepada 2. Jenis-jenis 3. Praktik
kesehatan dan Tuhan keadaan di 18 JP TP Modul
keselamatan awak Yang darurat worksh 13 5
kapal penangkap Maha Esa kapal op/ laut (untuk
ikan, meliputi : dan 3. Prosedur- TP 13)
13. Prosedur berahklak prosedur
darurat mulia darurat 18 JP TP
14. SAR 2. Gotong kapal 14 Modul
royong 4. Penanggul 6
3. Mandiri angan (untuk
4. Bernalar keadaan TP 14)
kritis darurat
kapal
5. Penggunaa
n isyarat
bahaya
6. Pengorgani
sasian
tindakan
dalam
keadaan
darurat
7. Pemberian
bantuan
pada
situasi
darurat
8. Pelaksanaa
n SAR
untuk
menolong
orang dan
kapal lain
sesuai SOP
6 Tata Peserta didik 1. Beriman 1. Illegal, 1. Diskusi 18 JP
laksana mampu dan Unreported 2. Observa
perikanan memahami bertaqwa , and si
yang tentang prinsip kepada Unregulate lapanga
bertanggu umum CCRF Tuhan d (IUU) n
ng jawab/ (Code of Conduct Yang Fishing, 3. Penugas
Code of for Responsible Maha Esa 2. Efek an 9 JP TP Modul
Conduct Fisheries), dan samping 15 7
for kerusakan habitat berahklak kerusakan (untuk
Responsib ikan, meliputi : mulia habitat 9 JP TP TP 15
le 15. Ruang lingkup 2. Mandiri ikan akibat 16 dan TP
Fisheries CCRF 3. Bernalar alat 16)
(CCRF) 16. Tanggung kritis tangkap
jawab 4. Berkebhi liar
pemerintah nnekaan 3. Pemelihara
terhadap global an daya
CCRF dukung
sumber
daya laut
dan
manfaat
ikan
sebagai
bahan
makanan
4. Selektivita
s dan
ukuran alat
tangkap
ikan
5. Tanggung
jawab
pemerintah
mengoptim
alkan
energy
yang
digunakan
dalam
industry
perikanan
6. Tanggung
jawab
pemerintah
terhadap
kapal dan
awak kapal
7. Identifikasi
tindakan
oleh unit
pelaksana
pelabuhan
perikanan .
7 Bangunan Peserta didik 1. Beriman 1. Bagian 1. Diskusi 18 JP
dan mampu dan utama 2. Penugas
stabilitas memahami bertaqwa kapal an
kapal tentang fungsi kepada 2. Struktur 3. Praktik
penangka konstruksi dan Tuhan bangunan di
p ikan stabilitas kapal Yang kapal worksh
ikan, meliputi : Maha Esa penangka op 9 JP TP Modul
17. Struktur/bang dan p ikan 17 8
unan kapal berahklak 3. Bentuk (untuk
ikan mulia dan tipe 9 JP TP TP 17
18. Stabilitas 2. Gotong kapal 18 dan TP
kapal ikan royong penangka 18)
3. Kreatif p ikan
4. Mandiri 4. Ketentua
5. Bernalar n dan
kritis persyarat
an sekat
kedap
5. Dasar
berganda
dan
peralatan
lensa
6. Tangki
ballast
7. Instalasi
kemudi
kapal dan
poros
baling-
baling
8. Biro
Klasifika
si
Indonesia
(BKI)
untuk
kapal
ikan
9. Stabilitas
kapal
10. Pengatura
n muatan
ikan hasil
tangkap
8 Teknik Peserta didik 1. Beriman 1. Daerah 1. Diskusi 36 JP
penangka mampu dan operasi 2. Penugas
pan, memahami bertaqwa penangkap an
penangan pengoperasian kepada an ikan 3. Kunjun
an dan dan penanganan Tuhan (fishing gan
penyimpa ikan meliputi : Yang ground) industry
nan ikan 19. Teknik Maha Esa 2. Pengoperas / praktik
hasil penangkapan dan ian di 18 JP TP Modul
tangkapan ikan dengan berahklak berbagai worksh 19 9
berbagai jenis mulia Alat op (untuk
alat tangkap 2. Gotong Tangkap TP 19)
20. Penanganan royong Ikan, 18 JP TP
ikan dan 3. Mandiri antara 20 Modul
pemasaran 4. Bernalar lain : 10
ikan hasil kritis - Jarring (untuk
tangkap lingkar TP 20)
- Jarring
paying
- Pukat
- Jarring
insang dan
bubu
- Alat
tangkap
tali dan
pancing
3. Perawatan
Alat
Tangkap
4. Penangana
n cepat
hasil
tangkapan
di atas dek
5. Penangana
n ikan
secara
higienis
dan mutu
ikan
6. Factor
mempenga
ruhi
kualitas
ikan dan
pembusuka
n
7. Prosedur
penyimpan
an ikan
8. Pengaturan
stabilitas
kapal dan
Penataan
ikan di
palka
9. Prosedur
pembongk
aran ikan
10.Pemasaran
ikan hasil
tangkap
9 Mesin Peserta didik 1. Beriman 1. Motor 1. Diskusi 36 JP
penggerak mampu dan diesel dan 2. Penugas
kapal memahami bertaqwa bensin an
penangka mesin penggerak kepada 2. Motor 3. praktik
p ikan kapal penangkap Tuhan temple di 18 JP TP Modul
ikan, meliputi : Yang 3. Dasar- worksh 21 11
21. Pengoperasian Maha Esa dasar op (untuk
mesin utama dan motor TP 21)
penggerak berahklak bakar
kapal ikan mulia 4. Prinsip 18 JP TP Modul
22. Perawatan 2. Gotong kerja motor 22 12
mesin utama royong diesel (untuk
penggerak 3. Mandiri 5. Pengoperas TP 22)
kapal ikan 4. Bernalar ian mesin
kritis kapal ikan
6. Perbaikan
dan
Perawatan
mesin
kapal ikan
TP1 TP 2 TP 3 TP 7 TP 8 TP 9

TP 12 TP 11 TP 10 TP 6 TP 5 TP 4

TP 13 TP 14 TP 17 TP 18 TP 15 TP 16

TP 22 TP 21 TP 20 TP 19
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Pada akhir fase E, peserta didik dapat memahami materi kesehatan dan keselamatan awak
kapal penangkap ikan, respons situasi darurat kapal penangkap ikan, identifikasi jenis-jenis
keadaan darurat, prosedur-prosedur darurat, penanggulangan keadaan darurat, penggunaan
isyarat bahaya, pengorganisasian tindakan dalam keadaan darurat, pemberian bantuan pada
situasi darurat, pelaksanaan SAR untuk menolong orang dan kapal lain sesuai SOP.
PERTEMUAN 1
(6JP)
TUJUAN PEMBELAJARAN KRITERIA KETERCAPAIAN
Memahami materi kesehatan dan  Peraturan keselamatan dan kesehatan kerja
keselamatan awak kapal penangkap ikan.  Peralatan keselamatan kerja
 Tindakan memasuki ruang tertutup
 Menerapkan Pencegahan kecelakaan

PROFIL PELAJAR PANCASILA


1. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia: Peserta didik
mengembangkan kemampuan beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dengan menciptakan
karya yang berhubungan dengan Tuhan YME, dirinya sendiri, orang lain maupun lingkungan
2. Mandiri : Peserta didik mengembangkan sikap mandiri untuk mengekspresikan dirinya
dalam bentuk karya
3. Bernalar Kritis : Peserta didik Merefleksi dan mengevaluasi pemikirannya sendiri
4. Gotong Royong : Peserta didik memiliki kemampuan gotong royong, yang memiliki
kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama agar pekerjaan berjalan lancar
KATA KUNCI, TOPIK/KONTEN INTI
Kesehatan dan keselamatan awak kapal penangkap ikan
SARANA DAN PRASARANA
Laptop/Gadget/Komputer, Jaringan Interbnet, Proyektor/LCD
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
Target perangkat ajar ini dapat digunakan guru untuk mengajar:
Peserta didik regular/tipikal (tanpa ketunaan dan kesulitan belajar atau berpencapaian tinggi)
Jumlah peserta didik dalam pembelajaran untuk maksimal 28 peserta didik
MODEL PEMBELAJARAN
Problem Based Learning
 Tatap Muka
ASESMEN JENIS ASESMEN
Individu Perfoma dalam presentasi hasil
Kelompok Tertulis (tes objektif, esai)
KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pengaturan Peserta Didik


 Berkelompok (5-6 orang)
Metode
 Ceramah
 Diskusi
 Presentasi
MATERI, ALAT DAN BAHAN
 Materi Ajar
Ruang Lingkup Materi:

1. Peraturan keselamatan dan kesehatan kerja


2. Peralatan keselamatan kerja
3. Tindakan memasuki ruang tertutup
4. Menerapkan Pencegahan kecelakaan

Peraturan keselamatan dan kesehatan kerja


A. Deskripsi
Kemajuan teknologi telah membawa dampak positif dalam pengembangan pendidikan,
tata hubungan sosial serta pengetahuan masyarakat, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap
pola hidup serta tingkah laku manusia di dalam memenuhi kebutuhan serta tugas dan
tanggungjawabnya. Kemajuan teknologi juga telah merubah sifat dan bentuk pekerjaan.
Banyak mesin- mesin, bahan maupun proses baru yang kita temui sebagai hasil kemajuan
teknologi. Akan tetapi kemajuan teknologi juga membawa akibat sampingan yang merugikan
bila tidak ditangani dengan baik, yaitu dalam bentuk bahaya-bahaya baru yang muncul seperti
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, pencemaran lingkungan dan sebagainya.
Tidak jarang suatu industri di kapal, karena kurang teliti dalam perencanaan, kurang
perawatan mesin atau alat kerja yang digunakan rusak , patah, pecah atau meledak, dapat
menimbulkan berbagai jenis kecelakaan dan mengakibatkan korban jiwa. Akhirnya kemajuan
yang telah dicapai oleh suatu industri akan menjadi kurang berarti dan bermanfaat serta
bahkan dapat membahayakan bagi kehidupan pekerjanya, apabila tidak direncanakan dan
ditangani secara teliti. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu kegiatan untuk
menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan cara peningkatan serta pemeliharaan
kesehatan tenaga kerja baik jasmani, rohani dan sosial. Keselamatan dan kesehatan kerja
secara khusus bertujuan untuk mencegah atau mengurangi kecelakaan dan akibatnya, dan
untuk mengamankan kapal, peralatan kerja, dan produk hasil tangkapan.
Secara umum harus diketahui sebab-sebab dan pencegahan terhadap kecelakaan,
peralatan, serta prosedur kerjanya di atas kapal.Secara khusus prosedur dan peringatan bahaya
pada area tahapan kegiatan operasi penangkapan perlu dipahami dengan benar oleh seluruh
awak kapal didalam menjalankan tugasnya. Komponen terpenting dalam menjaga
keselamatan jiwa dan keselamatan peralatan kerja adalah pengetahuan tentang penggunaan
perlengkapan keselamatan kerja bagi awak kapal, utamanya adalah awak kapal bagian mesin.
Penggunaan alat perlengkapan keselamatan kerja ini telah di standarisasi baik secara nasional
maupun internasional, sehingga wajb digunakan ketika akan melaksanakan kegiatan kerja
utamanya adalah kegiatan kerja di ruang mesin. Terdapat beberapa macam perlengkapan
keselamatan kerja, mulai dari pelindung kepala, badan hingga kaki telah disiapkan. Dengan
demikian kenyamanan kerja pada lingkungan kerja dapat tercipta, dan kecelakaan yang
diakibatkan karena faktor kelalaian manusia maupun faktor karena kelelahan bahan resiko
yang ditimbulkannya dapat diperkecil atau dihindari.
1. PERATURAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Peraturan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja di kapal an sebagai berikut:
1. UU No. 1 Th. 1970 mengenai keselamatan kerja.
2. Peraturan Menteri No. 4 Tahun 1980 mengenai syarat-syarat pemasangan dan
pemeliharaan alat pemadam api ringan.
3. SOLAS 1974 beserta amandemen -amandemennya mengenai persyaratan
keselamatan kapal.
4. STCW 1978 Amandemen 1995 mengenai standar pelatihan bagi para pelaut.
5. ISM Code mengenai code manajemen internasional untuk keselamatan
pengoperasian kapal dan pencegahan pencemaran.
6. Occupational Health Th. 1950 mengenai usaha kesehatan kerja.
7. International Code of Practice mengenai petunjuk - petunjuk tentang prosedur /
keselamatan kerja pada suatu peralatan, pengoperasian kapal dan terminal.
Menurut Undang-Undang No.1 Th. 1970
Kecelakaan diartikan suatu kejadian yang tidak diinginkan yang mengakibatkan cedera
terhadap manusia atau kerusakan terhadap harta benda serta lingkungan kerja, yang meliputi :
1. Kecelakaan kerja
2. Kebakaran
3. Peledakan
4. Penyakit akibat kerja
5. Pencemaran lingkungan kerja
Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah suatu kecelakaan yang terjadi pada seorang karena hubungan kerja
dan kemungkinan besar disebabkan karena adanya kaitan bahaya dengan pekerja dan dalam
jam kerja
Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah suatu usaha atau kegiatan untuk menciptakan lingkungan kerja yang
aman dan mencegah semua bentuk kecelakaan.
Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja adalah suatu usaha tentang cara-cara peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan tenaga kerja pada tahap yang setinggi-tingginya baik jasmani, rohani maupun
sosial.
Kecelakaan dengan segala bentuk dan akibatnya dapat merugikan pengusaha dan mayarakat,
karena kecelakaan kerja akan menimbulkan penderitaan lahir batin dan kerugian yang bersifat
ekonomis. Jadi K3 adalah masalah bersama dari semua pihak yang terlibat dalam proses
produksi barang dan jasa, yaitu pemerintah, pengusaha/pengurus tenaga kerja dan masyarakat.
Adapun sasaran dan tujuan yang akan dicapai dari adanya Undang-undang N0.1. Tahun 1970
secara umum adalah :
1. Memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja agar selalu dalam keadaan selamat
dan sehat dalam melaksanakan pekerjaan untuk meningkatkan kesejahteraan, produksi dan
produktivitas.
2. Memberikan perlindungan terhadap orang lain yang berada di tempat kerja agar selalu
selamat dan sehat.
3. Memberikan perlindungan terhadap setiap sumber produksi agar selalu dapat dipakai
dan digunakan secara aman dan efisien.

Menurut ILO & WHO


Menurut ILO & WHO Join Commitee on Occupational health 1950 bahwa usaha kesehatan
kerja haruslah ditujukan untuk :
1. Meningkatkan dan memelihara kesehatan karyawan di laut pada kondisi yang sebaik-
baiknya.
2. Menghindarkan para karyawan dari gangguan kesehatan yang mungkin timbul akibat
kerja.
3. Melindungi pelaut dari pekerjaan-pekerjaan yang mungkin dapat mempengaruhi
kesehatannya serta dapat menimbulkan kecelakaan.
4. Menempatkan pelaut pada tempat yang sesuai dengan kondisi sosiologis masing-
masing.
Peraturan IMO mengenai pencegahan kecelakaan dan kesehatan kerja bagi pelaut, untuk itu
IMO membuat petunjuk pencegahan kelelahan untuk melaksanakan tugas (Fitness duty)
antara lain :
1. Maksimum jam kerja pelaut rata-rata tidak lebih dari 12 jam perhari, setiap perwira
dan rating yang akan diberi tugas jaga harus minimal 10 jam istirahat dalam periode 24 jam.
2. Jumlah jam istirahat boleh dibagi tidak lebih dari 2 periode yang salah satu
periodenya paling sedikikt 6 jam lamanya.
3. Pengecualian dari kondisi butir 1 dan 2 di atas, sepuluh jam minimal istirahat boleh
dikurangi akan tetapi tidak boleh kurang dari 6 jam secara terus menerus dan pengurangan
tersebut tidak melebihi dari 2 hari dan tidak kurang dari 70 jam istirahat untuk periode 7 hari.
Dengan terciptanya keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik dan tepat akan memberikan
ketenangan dan kegairahan kerja yang dapat menunjang terjadinya pertumbuhan dan
perkembangan produksi dan produktivitas kerja bagi anak buah kapal, serta dapat
memberikan iklim yang baik dalam menimbulkan stabilitas sosial dilingkungan masyarakat
ketenagakerjaan. Secara langsung terjadinya kecelakaan ditempat kerja dapat dikelompokkan
secara garis besar menjadi 2 (dua) penyebab yaitu :
Tindakan Tidak Aman Dari Manusia (Unsafe Acts)
1. Bekerja tanpa wewenang
2. Gagal untuk memberi peringatan
3. Bekerja dengan kecepatan salah
4. Menyebabkan alat pelindung tidak berfungsi
5. Menggunakan alat yang rusak
6. Bekerja tanpa alat keselamatan kerja
7. Menggunakan alat secara salah
8. Melanggar peraturan keselamatan kerja
9. Bergurau di tempat kerja
10. Mabuk,
11. Mengantuk
Seseorang yang melakukan tindakan tidak aman atau kesalahan yang mengakibatkan kecelakaan
disebabkan karena :
1. Tidak tahu
Yang bersangkutan tidak mengetahui bagaimana melakukan pekerjaan dengan aman dan tidak
tahu bahaya-bahayanya sehingga terjadi kecelakaan
2. Tidak mau
Walaupun telah mengetahui dengan jelas cara kerja/peraturan dan bahaya-bahaya yang ada
serta yang bersangkutan mampu/bisa melakukannya, tetapi karena kemauan tidak ada,
akhirnya melakukan kesalahan atau mengakibatkan kecelakaan
3. Tidak mampu
Yang bersangkutan telah mengetahui cara yang aman, bahaya-bahayanya, tetapi belum
mampu atau kurang terampil, akhirnya melakukan kesalahan dan gagal.
Keadaan Tidak Aman (Unsafe Condition)
1. Peralatan pengaman yang tidak memenuhi syarat
2. Bahan/peralatan yang rusak atau tidak dapat dipakai
3. Ventilasi dan penerangan kurang
4. Lingkungan yang sesak, lembab dan bising
5. Bahaya ledakan/terbakar
6. Kurang sarana pemberi tanda peringatan
7. Keadaan udara beracun adanya gas, debu dan uap
Keadaan tidak aman inilah yang selanjutnya akan menimbulkan kecelakaan dalam bentuk
seperti:
1. Terjatuh
2. Terbakar/terkena ledakan
3. Tertimpa benda jatuh
4. Terkena arus listrik
5. Kontak dengan benda berbahaya atau radiasi
6. Terjepit benda
2. Peralatan Keselamatan Kerja
Berdasarkan Undang - undang Keselamatan Kerja N0.1. Tahun 1970, pasal 12b dan pasal
12c, bahwa tenaga kerja diwajibkan :
1. Memahami alat-alat perlindungan diri.
2. Memenuhi atau mentaati semua syarat-syarat keselamatan kerja.
Dalam pasal 13 disebutkan juga bahwa barang siapa yang akan memasuki tempat kerja,
diwajibkan untuk mentaati semua petunjuk keselamatan dan kesehatan kerja dan wajib
menggunakan alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.Dalam pasal 14 disebutkan bahwa
perusahaan diwajibkan secara cuma-cuma menyediakan semua alat perlindungan diri yang
diwajibkan pada tenaga kerja yang berada dibawah dan bagi setiap orang yang memasuki
tempat kerja tersebut.
Ada 2 macam alat-alat pelindung keselamatan yaitu terdiri dari :
Alat Pelindung Untuk Mesin-Mesin dan Alat-Alat Tenaga
Alat pelindung ini disediakan oleh pabrik pembuat mesin dan alat tenaga misalnya kap-kap
pelindung dari motor listrik, katup-katup pengaman dari ketel uap, pompa- pompa dan
sebagainya.
Alat Pelindung Untuk Para Pekerja (Personal Safety Equipment)
Alat pelindung untuk para pekerja adalah gunanya untuk melindungi pekerja dari bahaya-
bahaya yang mungkin menimpanya sewaktu-waktu dalam menjalankan tugasnya seperti :
1. Helm pelindung batok kepala
2. Alat pelindung muka dan mata
3. Alat pelindung badan
4. Alat pelindung anggota badan (lengan dan kaki)
5. Alat pelindung pernafasan
6. Alat pelindung pendengaran
Adapun jenis-jenis perlengkapan kerja, seperti yang dimaksud pada pasal 13 dan pasal 14
Undang-undang Keselamatan Kerja N0.1 Tahun 1970 adalah :
1. Alat-alat pelindung batok kepala.
2. Alat-alat pelindung muka dan mata.
3. Alat-alat pelindung badan.
4. Alat-alat pelindung anggota badan seperti lengan dan kaki.
5. Alat-alat pelindung pernafasan.
6. Alat-alat Pencegah jantung.
7. Alat-alat pelindung pendengaran.
8. Alat-alat pencegah tenggelam.

Kegunaan Alat Keselamatan Kerja


Adapun jenis peralatan keselamatan kerja beserta kegunaannya dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :

Tabel. 1. Alat Keselamatan Kerja Dan Kegunaannya


Alat-Alat Kegunaan Bagi Pemakai
Keselamatan
Topi keselamatan Pelindung kepala dari benturan dan terkena benda
yang jatuh.
Topi penyemprot pasir. Digunakan pekerja untuk pekerjaan penyemprotan
menggunakan pasir di dok kapal atau pekerja yang
bekerja membersihkan tanki bahan bakar pada kapal.
Masker las yang Digunakan oleh pekerja yang menggunakan las listrik,
dilengkapi dengan fungsinya melindungi muka dan mata dari percikan
tangkai pemegang bunga api listrik.
Masker las yang Digunakan oleh pekerja yang menggunakan las listrik,
dilengkapi dengan fungsinya melindungi muka, mata dan kepala dari
penutup kepala. percikan bunga api listrik.
Masker pelindung muka. Dikenakan oleh pekerja yang pekerjaannya
berhubungan dengan reaksi kimia.
Pelindung mata. Digunakan oleh pekerja yang menggunakan las listrik,
fungsinya melindungi mata
Kaca mata las acytelin Digunakan oleh pekerja yang menggunakan las
acyteline yang fungsinya melindungi dari percikan
bunga api.
Kaca mata yang terbuat Untuk melindungi pekerja yang pekerjaannya
dari karet berhubungan dengan debu.
Peralatan pelindung Digunakan oleh pekerja yang pekerjaannya mengelas
dada. dengan menggunakan las listrik dan las karbit.
Fungsinya untuk mencegah anggota badan terutama
dada dari percikan bunga api.
Sarung tangan yang Digunakan untuk kerjaan mengecat dan melakukan
terbuat dari kain perawatan dan perbaikan pada motor diesel.
Sarung tangan las Digunakan oleh pekerja yang pekerjaannya mengelas
dengan menggunakan las listrik dan las karbit,
fungsinya untuk menghindari tangan dari percikan
bunga api.
Sepatu keselamatan Dikenakan oleh pekerja untuk menghindari dari
(Safety shoes) terperosot dan terkena beban berat pada waktu bekerja .
Jaring keselamatan Digunakan pada pekerja yang melaksanakan pekerjaan
diatas mesin yang beroperasi.
Pengeruk Digunakan untuk menemukan orang yang jatuh
terbenam dalam air, atau barang-barang yang terjatuh
ke dalam air.
Sumbat telinga (Ear Digunakan oleh pekerja untuk menghindari diri dari
plug) suara bising.
Tutup telinga (Ear Digunakan oleh pekerja untuk menghindari dari suara
muff) bernada tinggi dan keras

Perawatan Perlengkapan Keselamatan Kerja Awak Kapal


Perawatan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam upaya memperpanjang
usia pakai dari peralatan keselamatan kerja. Adapun jenis perawatan yang dilakukan untuk
setiap jenis peralatan keselamatan kerja dapat dilihat pada tabel di bawah ini, sebagai berikut :
1. Topi Keselamatan
 Membersihkan topi setelah digunakan.
 Meletakkan pada tempatnya setelah topi keselamatan digunakan.
 Hindari menempatkan topi keselamatan pada tempat yang berhubungan langsung dengan
panas.
2. Topi Penyemprot Pasir
 Membersihkan topi penyemprot pasir setelah digunakan.
 Meletakkan pada tempatnya setelah digunakan.
 Menjaga penempatan peralatan tersebut dari tempat yang aman sehingga tidak mudah
hilang.
3. .Masker las yang dilengkapi dengan tangkai pemegang
 Membersihkan masker las, setelah digunakan.
 Meletakkan masker las tersebut pada tempat yang aman.
 Menjaga kaca pengaman masker las dari tumbukan benda keras.
 Menjaga kebersihan kaca masker las dari terkena kotoran.
4. Masker las yang dilengkapi dengan penutup kepala.
 Membersihkan masker las, setelah digunakan.
 Meletakkan masker las tersebut pada tempat yang aman.
 Menjaga kaca pengaman masker las dari tumbukan benda keras.
 Menjaga kebersihan kaca masker las dari menempelnya kotoran.
5. Masker pelindung muka
 Membersihkan masker las, setelah digunakan.
 Meletakkan masker las tersebut pada tempat yang aman.
 Menjaga kaca pengaman masker las dari tumbukan benda keras.
 Menjaga kebersihan kaca masker las dari menempelnya kotoran.
6. Pelindung mata
 Menghindari kaca pelindung mata dari terkena benda keras.
 Menyimpan pelindung mata pada tempat yang aman.
 Menjaga kebersihan pelindung mata.
7. Kaca mata las acytelin
 Membersihkan masker las, setelah digunakan.
 Meletakkan masker las tersebut pada tempat yang aman.
 Menjaga kaca pengaman masker las dari tumbukan benda keras.
 Menjaga kebersihan kaca masker las dari menempelnya kotoran.
8. Kaca mata yang terbuat dari karet
 Menghindari kaca mata dari terkena solar.
 Menyimpan kaca mata pada tempat yang aman.
 Menjaga kaca mata karet dari terkena kotoran langsung.
 Membersihkan permukaan kaca mata dari kotoran yang menempel.
9. Peralatan pelindung dada
 Menjaga kebersihan peralatan pelindung dada.
 Menyimpan pada tempat yang aman.
 Menghindari alat pelindung dari terkena benda tajam.
10. Sarung tangan yang terbuat dari kain
 Menyimpan sarung tangan pada tempat yang aman.
 Menghindari sarung tangan dari terkena benda tajam.
11. Sarung tangan las
 Menyimpan sarung tangan pada tempat yang aman.
 Menghindari sarung tangan dari terkena benda tajam.
12. Sepatu keselamatan
 Menyimpan sepatu pada tempat yang aman.
 Menjaga kebersihan sepatu pengaman.
 Menghindari sepatu pengaman tersentuh panas secara langsung.
13. Jaring keselamatan
 Menghindari jaring tersentuh langsung dengan benda tajam
 Menghindari jaring tersentuh panas secara langsung.
14. Tutup telinga
 Menyimpan pada tempat yang aman.
 Mencegah peralatan tutup telinga (Ear muff) bersentuhan benda keras.
 Menghindari sumbat telinga bersentuhan panas secara langsung.

3. Tindakan Pencegahan Untuk Memasuki Ruang Tertutup


Pada ruangan-ruangan tertutup seperti palkah, tanki, ruang pompa, koferdam,
gudang/store yang tidak berventilasi terdapat kemungkinan timbul gas beracun atau uap
beracun atau berkurangnya kandungan oksigen. Apabila terjadi suatu kecelakaan yang
mengakibatkan terlukanya personil/ seseorang di dalam sebuah ruangan yang tertutup,
langkah pertama yang diambil ialah alarm harus dibunyikan. Walaupun kecepatan / waktu
sering merupakan hal yang vital dalam usaha menolong jiwa/nyawa orang, namun
pelaksanaan pertolongan- pertolongan penyelamatan tidak boleh dicoba sampai bantuan dan
peralatan- peralatan yang diperlukan telah didapat.
Terdapat banyak contoh dimana nyawa orang hilang disebabkan oleh usaha-usaha yang
terburu-buru / tergopoh-gopoh dan persiapan-persiapan yang buruk. Bila diadakan
pengaturan-pengaturan dan penyusunan - penyusunan sebelumnya, hal ini merupakan suatu
hal yang sangat berharga didalam mengadakan suatu reaksi yang cepat dan efektif. Tali-tali
penolong, alat-alat bantu pernapasan dan sarana-sarana lain dari peralatan penyelamatan harus
dalam keadaan siaga serta siap pakai, demikian pula suatu tim yang terlihat untuk
menaggulangi keadaan darurat patut tersedia.
Apabila dicurigai bahwa suatu atmosfer yang tercampur/kotor sehingga menjadi tidak
aman merupakan salah satu sebab dari kecelakaan itu, maka petugas / orang yang masuk
kedalam ruangan itu harus menggunakan alat pelindung pernapasan serta mungkin, tali-tali
penolong juga dipakai. Sebelumnya suatu kode dari isyarat-isyarat sudah disetujui bersama.
Perwira yang bertugas untuk pelaksanaan pekerjaan penyelamatan tersebut harus tetap berada
diluar ruangan, dimana ia dapat mengadakan kontrol yang efektif.
Berkurangnya Kandungan Oksigen
1. Bila suatu tanki kosong tertutup dan tidak terbuka dalam jangka waktu relatif lama,
kandungan oksigen akan berkurang karena digunakan oleh baja dalam proses karat. Oksigen
juga dapat berkurang pada ketel yang tidak digunakan yang telah diberi bahan kimia penyerap
oksigen sebagai pencegahan karat. Pengurangan oksigen dalam palka juga dapat terjadi
bilamana digunakan untuk memuat yang menyerap oksigen seperti : sayur-mayur yang
membusuk atau fermentasi, irisan kayu, produk dari baja yang mulai berkarat dan lain-lain.
2. Hidrogen dapat terjadi dalam tangki muatan yang diberi perlindungan latodis. Konsentrasi
hidrogen mungkin masih terdapat di bagian atas kompartemen, sehingga mendesak oksigen.
3. Jika CO2, atau uap digunakan untuk memadamkan kebakaran, maka kandungan oksigen
akan berkurang dalam ruang tersebut.
4. Penggunaan gas permanen pada ruang muat kapal tanker.
Pengujian Oksigen, Gas dan Uap
Sebelum memasuki ruang di atas perlu dilakukan pengujian/test terlebih dahulu terhadap
oksigen, gas dan uap sebelum dinyatakan aman. Pada prinsipnya terdapat tiga tipe peralatan
untuk pengujian atmosfer dalam ruang tertutup yaitu :
1. The combusible gas indicator (Explosimeter)
Alat mengukur keberadaan dan kandungan uap hidrokarbon di udara. Explosimeter tidak
cocok untuk mendeteksi gas dan uap berkonsentrasi terlalu rendah, tidak mengindikasikan
penurunan kandungan oksigen atau presentasi kandungan hidrogen dan juga tidak mengukur
kandungan racun dalam atmosfer.
2. Chemical absorbtion detector
Alat mendeteksi keberadaan gas dan uap tertentu pada thereshold limit value levels.
Thereshold limit value levels (biasanya menunjukan gas dalam PPM) berkaitan dengan
tingkat penunjukan harian untuk delapan jam, rata-rata konsentrasi yang dapat ditoleransi dan
merupakan petunjuk yang berguna dalammengontrol bahaya dalam ruang tertentu. Zat yang
dapat ditentukan secara teliti detektor ini adalah berzene dan hydrogen sulphide.
3. Oxygen content meter
Alat untuk mengukur prosentase kandungan oksigen, di dalam ruang yang dicurigai terjadi
kekurangan oksigen. Setiap kapal harus memiliki alat tersebut.
Dalam hal darurat dimana ruangan yang dimaksud dicurigai tidak aman, gunakanlah alat
bantu pernapasan seperti breathing aparatus dari type yang disahkan (approved type), namun
sebelum memakai alat tersebut, periksalah dengan disaksikan oleh nahkoda atau perwira yang
bertugas. Hal-hal yang diperiksa minimal antara lain :
1. Tekanan sumber udaranya
2. Alarm tekanan rendah pada self contained breathing aparatus
3. Kekedapan masker dan jumlah sumber udaranya.
4. PENCEGAHAN KECELAKAAAN
Untuk dapat mencegah terjadinya kecelakaan, maka kita harus mengetahui penyebab terjadinya
kecelakaan tersebut.
Sebab-Sebab Kecelakaan
Dari hasil penelitian ternyata 80-85 % kecelakaan disebabkan oleh faktor kesalahan dan
kelalaian manusia yang lebih dominan. Kecelakaan umumnya diakibatkan karena
berhubungan dengan sumber tenaga misalnya tenaga gerak mesin dan peralatan, kimia, panas,
listrik dan lain-lain di atas ambang dari tubuh atau struktur bangunan. Kerugian-kerugian
tersebut tidak sedikit menelan biaya dan untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya usaha
pencegahan melalui usaha keselamatan kerja yang baik.
Penyebab Terjadinya Kecelakaan
Adapun penyebab yang dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan adalah faktor manusia.
Kecelakaan yang disebabkan oleh faktor manusia karena manusianya mempunyai sifat-sifat
antara lain :
1. Tidak tahu, dimana yang bersangkutan tidak mengetahui bagaimana melakukan pekerjaan
dengan aman , dan tidak tahu bahaya-bahaya yang ditimbul-kannya sehingga terjadi
kecelakaan.
2. Tidak mau yang bersangkutan, walupun telah mengetahui dengan jelas cara kerja
/ peraturan dan bahaya-bahaya yang ditimbulkan-nya serta mampu atau dapat melakukannya,
tetapi kemauannya tidak ada yang berakibat terjadinya kesalahan sehingga terjadi kecelakaan.
3. Tidak mampu / tidak bisa, yang bersangkutan telah mengetahui cara yang aman dan
bahaya -bahaya yang mungkin ditimbul-kannya, namun belum mampu atau kurang terampil
sehingga melakukan suatu kesalahan yang fatal.
Akibat Kecelakaan Kerja
Adapun akibat yang dapat ditimbulkan dari kecelakaan kerja adalah :
Bagi Karyawan
1. Kematian / cacat.
2. Persoalan kejiwaan akibat cacat, kerusakan bentuk tubuh atau kehilangan harta.
3. Kesedihan/penderitaan keluarga akibat kehilangan salah satu anggota keluarga.
4. Beban masa depan.
Bagi Perusahaan
1. Biaya pengobatan dan kegiatan pertolongan.
2. Biaya ganti rugi yang harus dibayar.
3. Upah yang dibayar selama korban tidak bekerja.
4. Biaya lembur.
5. Hilangnya kepercayaan masyarakat.
6. Penurunan produktivitas korban setelah bekerja nanti.
Bagi Masyarakat
1. Menimbulkan korban jiwa / cacat.
2. Kerusakan lingkungan.
3. Kerusakan harta.
Setelah kita mengetahui sebab dan proses terjadinya kecelakaan, maka kita dapat menentukan
cara penanggulangannya, baik untuk meniadakan atau mengurangi akibat kecelakaan itu.
Pada masa lalu, usaha keselamatan kerja ditujukan untuk mengatasi “Unsafe Act” dan
“Unsafe Condition” yang ternyata hanya merupakan gejala dari adanya ketimpangan
pada unsur sistem produksi.
Karena perbaikan terhadap Unsafe Act dan Unsafe Condition ini tidak merubah sebab utama
kecelakaan (ketimpangan unsur produksi), maka perbaikan ini sangat bersifat tambal sulam
dan tidak permanen. Usaha yang bersifat permanen dapat dicapai dengan melakukan
pencegahan atau perbaikan terhadap ketimpangan yang ada pada ketiga unsur sistem produksi
(manusia, lingkunagn fisik dan manajemen).

Pencegahan
Perbaikan pada unsur sistem produksi ini selain dapat mencegah terjadinya kecelakaan/insiden yang
merugikan, juga dapat meningkatkan produktifitas perusahaan .
Pendekatan Sub Sistem Lingkungan fisik.
Usaha keselamatan kerja yang diarahkan pada lingkungan fisik ini bertujuan untuk
menghilangkan, mengendalikan atau mengurangi akibat dari bahaya-bahaya yang terkandung
dalam peralatan, bahan-bahan produksi maupun lingkungan kerja.
Menurut ASSE dalam “Thje Dictionary of term used in the safety professional”, bahaya
adalah suatu keadaan atau perubahan lingkungan yang mengandung potensi untuk
menyebabkan cedera, penyakit, kerusakan harta benda, bahaya ini dapat berbentuk bahaya
mekanik, fisik, kimia, dan listrik. Usaha Pencegahan Kecelakaan melalui :
1. Perancangan mesin atau peralatan dengan memperhatikan segi-segi keselamatannya.
2. Perancangan peralatan atau lingkungan kerja yang sesuai dengan batas kemampuan
pekerja, agar tercipta “The Right Design for Human” sehingga dapat dihindari ketegangan
jiwa, badan maupun penyakit kerja terhadap manusia.
3. Pembelian yang didasarkan mutu dan syarat keselamatan kerja.
4. Pengelolaan (pengangkutan, penyusunan, penyimpanan) bahan-bahan produksi dengan
memperhitungkan standar keselamatan yang berlaku.
5. Pembuangan bahan limbah/ ballast/air got dengan memper-hitungkan kemungkinan
bahaya-nya, baik terhadap masyarakat maupun lingkungan sekitarnya.
Pendekatan Sub Sistem Manusia.
Tinjauan terhadap unsur manusia ini dapat berdiri sendiri, tetapi harus dikaitkan dengan
interaksinya bersama unsur lingkungan fisik dan sistem manajemen.
Dari sudut manusia secara pribadi, kita harus mengusahakan agar dapat dicapainya
penempatan kerja yang benar (the right man in the right job) disertai suasana kerja yang baik.
Oleh karena itu usaha pencegahan kecelakaan ditinjau dari sudut unsur manusia meliputi
antara lain :
1. Dari Segi Kemampuan
Dari segi kemampuan, dapat dilakukan program pemilihan penempatan dan pemindahan
pegawai yang baik, selain itu perlu dilaksanakan pendidikan yang terpadu bagi semua karyawan
sesuai dengan kebutuhan jabatan yang ada.
Karyawan
/ ABK yang secara fisik mampu melaksanakan pekerjaannya dengan baik, perlu dilakukan :
a. Uji kesehatan pra kerja
b. Uji kesehatan tahuanan secara berkala
c. Penempatan kerja yang baik
d. Uji kesehatan untuk pemindahan pegawai pengamatan keterbatasan fisik dari pekerja, dll.
Sedangkan untuk memperoleh karyawan/ABK yang tepat dari segi pengetahuannya , keterampilan
dan sikap kerja sesuai kompetensi perlu dilakukan pembinaan, baik bagi pekerja/ABK baru,
maupun pekerja lainnya.
2. Dari Segi Kemauan
Dari segi kemauan, perlu dilakukan program yang mampu / mau, memberikan motivasi pada
para pekerja agar bersedia bekerja secara aman.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan karyawan dalam bidang keselamatan kerja antara
lain :
a. Contoh yang diberikan oleh pengawas, pimpinan madya maupun pejabat teras perusahaan.
b. Komunikasi, dalam bentuk safety contact, safety indoctrination, propaganda & publikasi
kesela-matan dan lain-lain.
c. Partisipasi karyawan, seperti : safety talks, safety meeting safety observer program dan
lain-lain.
d. Enforcement, melalui penerapan peraturan keselamatan kerja dan saksi-saksinya.
e. Hadiah ( Reward ) dalam bentuk “Safe Behavior Reinforcement “ maupun “Award
Program”
f. Dari segi keadaan mental, seperti: marah, ketegangan kerja (stress), kelemahan mental,
bioritmik, dll. Dapat diatasi melalui perencanaan alat dan kepengawasan yang baik, sehingga
tercipta suasana kerja yang aman dan nyaman.
Pendekatan Sub Sistem Manajemen.
Manajemen merupakan unsur penting dalam usaha penanggulangan kecelakaan, karena
manajemenlah yang menentukan pengaturan unsur produksi lainnya. Dalam kaitannya dengan
manajemen ini, perlu digaris bawahi bahwa keselamatan kerja yang baik harus terpadu dalam
kegiatan perusahaan. Ini dapat terwujud jika keselamatan kerja dipadukan dalam prosedur
yang ada dalam perusahaan
Selain usaha untuk memadukan keselamatan kerja kedalam sistem prosedur kerja perusahaan,
masih diperlukan usaha-usaha lain untuk memadukan keselamatan kerja dalam kegiatan operasi
perusahaan. Umumnya usaha-usaha ini dirumuskan dalam suatu program keselamatan kerja
yang komponen-komponennya antara lain :
1. Kebijakan keselamatan kerja (Safety Policy) dan partisipasi manajemen (Manajemen
Participation).
2. Pembagian tanggung jawab dan pertanggungjawaban (Accountability) dalam bidang
keselamatan kerja.
3. Panitia keselamatan kerja (Safety Commitee).
4. Peraturan standar dan prosedur keselamatan kerja.
5. Sistem untuk menentukan bahaya, baik yang potensial melalui inspeksi, analisa kegagalan
(Fault Tree Analysis). Analisa keselmatan (Job Safety Observation).
Incident Recall Techniques maupun yang telah terjadi melalui penyelidikan kecelakaan
(Accident Investigation):
1. Pencegahan secara teknik melalui: pengawasan teknik, perlindungan mesin, alat-alat
keselamatan, perlindungan perorangan (Personal Protective Equipment), program medis,
pengendalian lingkungan dan tata rumah tangga.
2. Prosedur pemilihan, penempatan dan pemindahan pegawai serta program pembinaan.
3. Program motivasi yang meliputi : indoktrinasi keselamatan kerja, pertemuan keselamatan
kerja dan lain-lain.
4. Enforcement dan Supervission.
5. Emergency Action Plan (Rencana Tindakan Darurat).
6. Program Pengendalian Kebakaran.
7. Pengendalian Tuntutan dan Biaya Ganti Rugi.
8. Penilaian efektifitas program keselamatan kerja, melalui Catatan dan Analisa Kecelakaan,
Pelaporan Kecelakaan Audit Keselamatan, perhitungan biaya dan operasi produksi.

PERSIAPAN PEMBELAJARAN
Kesehatan Dan Keselamatan Awak Kapal Penangkap Ikan

Persiapan yang dilakukan sebelum pembelajaran dimulai:


✔ Membaca materi pembelajaran
✔ Menyiapkan lembar kerja peserta didik
✔ Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran

URUTAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Sintak Deskripsi Kegiatan


Pendahuluan Guru menunjuk ketua kelas untuk
(20 menit) melakukan doa sebelum
pembelajaran
Guru melakukan presensi
kehadiran terhadap peserta didik
Guru bertanya tentang keadaan
peserta didik
Guru menerima penjelasan tujuan
dan materi yang akan dicapai serta
metode penilaian yang akan
dilaksanakan
Guru menyampaikan kepada
peserta didik bahwa materi yang
akan dipelajari adalah tentang
peraturan kesehatan dan
keselamatan serta peralatan
keselamatan kerja
Guru mengaitkan prosedur keadaan
darurat dan K3LH saling
keterkaitan satu sama lain saat
diatas kapal
Kegiatan Inti Orientasi siswa pada Guru menyampaikan tujuan
(240 menit) masalah pembelajaran mengenai topic yang
akan dibahas
Peserta didik menerima informasi
kompetensi materi dan tujuan
pembelajaranyang akan
dilaksanakan
Guru menyarankan untuk
menyiapkan media, alat dan buku
untuk pembelajaran
Guru membagi peserta didik
menjadi 4 kelompok yang
maksimal terdiri 7 orang
menyesuaikan jumlah peserta didik
 Kelompok 1-2 : membahas tentang
prosedur keadaan darurat
 Kelompok 3-4: membahas tentang
K3LH
Peserta didik dalam kelompok
mengamati tayangan video yang
disajikan oleh guru
Peserta didik mengamati dan
menperhatikan penjelasan yang
diberikan guru
Guru membagikan Lembar Kerja
dan peserta didik membaca
petunjuk
Guru memotivasi peserta didik
dalam kelompok atau individu
untuk menuliskan atau menanyakan
permasalahan yang belum
dipahami dari masalah yang
disajikan dalam Lembar Kerja,
serta guru mempersilahkan peserta
didik dari kelompok lain untuk
memberi tanggapan
Mengorganisasi siswa Peserta didik melakukan diskusi
dalam kelompok masing-masing
atau individual dengan guru
berdasarkan petunjuk yang ada
dalam LK (misalkan: dalam LK
berisikan permasalahan dan
langkah-langkah pemecahan serta
meminta peserta didik dalam
kelompok untuk bekerja sama
untuk menyelesaikan masalah
berkaitan dengan pembahasan).
Peserta didik dalam kelompok atau
individual melakukan bertukar
fikiran dengan cara berbagi
informasi, dan klarifikasi informasi
tentang permasalahan yang dibahas
dalam kehidupan sehari-hari.
Membimbing Peserta didik masing-masing
Penyelidikan kelompok atau individual juga
membahas dan berdiskusi tentang
permasalahan berdasarkan petunjuk
LK untuk:
 Menemukan materi pembahasan
melalui penyelidikan dan diskusi
tentang peraturan kesehatan dan
keselamatan serta peralatan
keselamatan kerja dalam
melakukan evakuasi bahaya di
tempat kerja
 Menemukan informasi yang
relevan berkaitan dengan peraturan
kesehatan dan keselamatan serta
peralatan keselamatan kerja dalam
melakukan evakuasi bahaya di
tempat kerja
 Mengaplikasikan peraturan
kesehatan dan keselamatan serta
peralatan keselamatan kerja dalam
melakukan evakuasi bahaya di
tempat kerja dalam penyelesaian
masalah
Peserta didik melakukan eksplorasi
dimana mereka juga diharapkan
mengaitkan pada saat diatas kapal

Guru memberikan bantuan kepada


peserta didik dalam kelompok atau
indivisual untuk masalah yang sulit
bagi peserta didik

Guru mengarahkan peserta didik


dalam kelompok atau indivisual
untuk menyelesaikan permasalahan
dengan cermat dan teliti
Mengembangkan dan Guru meminta peserta didik untuk
menyajikan hasil mendiskusikan cara yang
digunakan untuk menemukan
semua kemungkinan pemecahan
masalah terkait masalah yang
diberikan
Peserta didik dalam kelompok
masing-masing atau individual
dengan bimbingan guru untuk
dapat mengaitkan, merumuskan,
dan menyimpulkan tentang
peraturan kesehatan dan
keselamatan serta peralatan
keselamatan kerja dalam
melakukan evakuasi bahaya di
tempat kerja serta memberikan
bantuan untuk menyajikan hasil
pemecahan masalah yang telah
diperoleh.

Peserta didik dalam kelompok atau


individual menyusun laporan hasil
diskusi penyelesaian masalah yang
diberikan terkait peraturan
kesehatan dan keselamatan serta
peralatan keselamatan kerja dalam
melakukan evakuasi bahaya di
tempat kerja sesuai materi yang
didapat oleh masing-masing
kelompok
Menganalisis dan Guru menginstruksikan kepada
evaluasi masalah peserta didik untuk
mempresentasikan hasil temuan
bersama kelompoknya

Beberapa perwakilan kelompok


atau secara individual menyajikan
secara tertulis dan lisan hasil
pembelajaran atau apa yang telah
dipelajari pada tingkat kelas atau
tingkat kelompok mulai dari apa
yang telah dipahami berkaitan
dengan permasahan kehidupan
sehari-hari berdasarkan hasil
diskusi dan pengamatan.
Peserta didik yang lain dan guru
memberikan tanggapan dan
menganalisis hasil presentasi
meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan
tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan
lainnya.
Refleksi Peserta didik melakukan refleksi,
resume dan membuat kesimpulan
secara lengkap, komprehensif dan
dibantu guru dari materi yang yang
telah dipelajari terkait
perkembangan teknologi
pengolahan hasil pertanian.

Guru memberikan apresiasi atas


partisipasi semua peserta didik
Penutup Guru menggunakan metode tanya
(10 Menit) jawab kepada peserta didik
Peserta didik mendengarkan arahan
guru pada materi selanjutnya
Untuk memperkuat materi
pertemuan kedua, guru
memberikan referensi materi dari
buku maupun dari internet untuk
persiapan pertemuan kedua
Guru menutup pembelajaran
dengan mengucapkan syukur dan
berdoa menurut keyakinan masing-
masing

KRITERIA PENGUKURAN KETERCAPAIAN


Kompetensi yang harus dikuasai peserta didik:
 Peserta didik mampu menjelaskan peraturan kesehatan dan keselamatan kerja
 Peserta didik mampu menjelaskan peralatan keselamatan kerja
 Peserta didik mampu menerapkan tindakan pada ruag tertutup
 Peserta didik mampu menerapkan pecegahan kecelakaan kerja
STRATEGI ASESMEN
 Observasi guru selama kegiatan belajar berlangsung
 Keaktifan peserta didik saat tanya jawab
 Kesantunan dalam proses belajar
 Penilaian hasil presentasi hasil diskusi
 Penilaian hasil lembar kerja peserta didik
 Asesmen tulis
Soal Essay
1. Jelaskan pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja di atas kapal?
2. Sebutkan usaha yang di lakukan untuk pencegahan kecelakaan?
3. Kerugian apa sajakah yang mengancam jika mengalami kecelakaan kerja?
4. Bagaimana tindakan pencegahan untuk memasuki ruang tertutup ?
5. Apa saja perlengkapan keselamatan di atas kapal?
REFLEKSI

Peserta Didik Guru


1. Apakah kalian memahami tentang prosedur 1. Apakah dalam membuka pelajaran dan
darurat dan K3LH dalam melakukan evakuasi memberikan penjelasan teknis atau intruksi
bahaya di tempat kerja? yang disampaikan untuk pembelajaran yang
2. Apakah kalian dapat dari darurat dalam akan dilakukan dapat dipahami oleh peserta
melakukan evakuasi bahaya di tempat kerja? didik
3. Apakah kalian dapat menjelaskan K3LH? 2. Bagain manakah pada rencana pembelajaran
4. Manfaat apa yang kamu peroleh dari materi yang perlu diperbaiki?
pembelajaran? 3. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap
5. Sikap positif apa yang kamu peroleh selama materi atau bahan ajar, pengelolaan kelas,
mengikuti kegiatan pembelajaran? latihan dan penilaian yang telah dilakukan
6. Kesulitan apa yang kamu alami dalam dalam pembelajaran?
pembelajaran? 4. Apakah dalam berjalannya proses pembelajaran
7. Apa saja yang kamu lakukan untuk belajar sesuai dengan yang diharapkan?
yang lebih baik? 5. Apakah arahan dan penguatan materi yang telah
dipelajari dapat dipahami oleh peserta didik?

DAFTAR PUSTAKA
Aliredjo Subroto.2010. Teknika Kapal Penangkap Ikan untuk Sekolah Menegah Kejuruan .
Direktorat Pembinaan SMK, Jakarta.

REMEDIAL DAN PENGAYAAN

a. Remedial
Remedial dilakukan apanila tujuan pembelajaran belum tercapai. Belum tercapainya tujuan
pembelajaran dapat diketahui apabila skor perolehan dari instrument penilaian/assesmen
masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

b. Pengayaan
Merujuk pada sumber belajar lainnya dalam menambah wawasan peserta didik disajikan pada
video https://www.youtube.com/watch?v=AEqEBUOUv8U
Dan penanganan kebakaran https://www.youtube.com/watch?v=MZqdI3HQge0

Lampiran

1. Lembar Kerja Siswa


2. Asesmen Tertulis
3. Rubrik Penilaian Individu dan kelompok
LEMBAR KERJA SISWA

Kesehatan dan keselamatan awak kapal penangkap ikan


Kelompok : 1
Anggota : …
Kelas : ...

I. KOMPETENSI DASAR
Menerapkan kesehatan dan keselamatan awak kapal penangkap ikan

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah menyimak materi kesehatan dan keselamatan awak kapal penangkap ikan , peserta
didik dapat mengidentifikasi tindakan saat di atas kapal
III. RINGKASAN MATERI

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu kegiatan untuk menciptakan lingkungan kerja
yang aman, nyaman dan cara peningkatan serta pemeliharaan kesehatan tenaga kerja baik
jasmani, rohani dan sosial. Keselamatan dan kesehatan kerja secara khusus bertujuan untuk
mencegah atau mengurangi kecelakaan dan akibatnya, dan untuk mengamankan kapal,
peralatan kerja, dan produk hasil tangkapan.
PERATURAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Peraturan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja di kapal an sebagai berikut:
1. UU No. 1 Th. 1970 mengenai keselamatan kerja.
2. Peraturan Menteri No. 4 Tahun 1980 mengenai syarat-syarat pemasangan dan
pemeliharaan alat pemadam api ringan.
3. SOLAS 1974 beserta amandemen -amandemennya mengenai persyaratan keselamatan
kapal.
4. STCW 1978 Amandemen 1995 mengenai standar pelatihan bagi para pelaut.
5. ISM Code mengenai code manajemen internasional untuk keselamatan
pengoperasian kapal dan pencegahan pencemaran.
6. Occupational Health Th. 1950 mengenai usaha kesehatan kerja.
International Code of Practice mengenai petunjuk - petunjuk tentang prosedur / keselamatan
kerja pada suatu peralatan, pengoperasian kapal dan terminal.
Penyebab Terjadinya Kecelakaan
4. Tidak tahu, dimana yang bersangkutan tidak mengetahui bagaimana melakukan pekerjaan
dengan aman , dan tidak tahu bahaya-bahaya yang ditimbul-kannya sehingga terjadi
kecelakaan.
5. Tidak mau yang bersangkutan, walupun telah mengetahui dengan jelas cara kerja
/ peraturan dan bahaya-bahaya yang ditimbulkan-nya serta mampu atau dapat melakukannya,
tetapi kemauannya tidak ada yang berakibat terjadinya kesalahan sehingga terjadi kecelakaan.
3. Tidak mampu / tidak bisa, yang bersangkutan telah mengetahui cara yang aman dan bahaya
-bahaya yang mungkin ditimbul-kannya, namun belum mampu atau kurang terampil sehingga
melakukan suatu kesalahan yang fatal.
IV. MARI BERDISKUSI

A.

Diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini bersama Teman-temanmu.

1.Siapa saja yang akan di rugikan jika terjadi kecelakaan kerja di atas kapal dan sebutkan
kerugian yang di alami?
Jawab:
............................................................................................................................
2. Analisislah mengapa kesehatan dan keselamatan awak kapal penangkap ikan harus
dilaksanakan?
Jawab:
............................................................................................................................
3. Apa saja tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan ?
Jawab:
…………………………………………………………………………………............
4. Berdasarkan kegiatan ini, bagaimana fungsi dari masing-masing alat keselamatan?
Jawab:
………………………………………………………………………………..

LEMBAR KERJA SISWA


Fasilitas Keselamatan diatas kapal
Kelompok : 2
Anggota : …
Kelas : ...

I. KOMPETENSI DASAR
Menerapkan fasilitas keselamatan diatas kapal sesuai tindakan isyarat bahaya

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


Setelah menyimak materi prosedur darurat , peserta didik dapat mengidentifikasi tindakan
kebakaran saat di atas kapal

III. RINGKASAN MATERI

Sarana dan perlengkapan keselamatan yang harus dimiliki sebuah kapal sesuai
Amandemen 1983 adalah:
1) Alat-alat penolong perorangan
2) Pesawat luput maut
3) Sekoci penyelamat
4) Alat-alat peluncuran dan embarkasi
5) Isyarat-isyarat visual
Alat-alat penolong lain Pemakaian dan penempatan sarana dan perlengkapan keselamatan
diatur sedemikian rupa agar mudah terlihat, dijangkau dan dikenakan oleh setiap orang
dilengkapi dengan petunjuk penyimpanan dan pemakaian.

IV. MARI BERDISKUSI


A. Fasilitas Keselamatan diatas kapal

1. Sebutkan sarana dan prasarana yang harus dimiliki pada sebuah kapal?
Jawab:
............................................................................................................................
2.Bagaimana perancagan layak untuk rompi penolong ?
Jawab:
............................................................................................................................
3. Bagaimana pengaturan penyimpanan lifebuoy alat keselamatan agar dapat terlepas
sendiri ?
Jawab:
…………………………………………………………………………………............
4. Berdasarkan kegiatan ini, bagaimana cara mengatur kapasistas sekoci penolong ? Jawab:
………………………………………………………………………………..

Rubrik Penilaian Individu

1. Metode dan Bentuk Instrumen


Ranah Metode Bentuk
Sikap Pengamatan Sikap Lembar Penilaian sikap
Pengetahuan Tes Tertulis Tes Tertulis
Keterampilann Observasi Lembar Observasi
keterampilan
2. Instrumen dan Rubrik Penilaian
a. Instrumen dan Rubrik Penilaian Sikap
1) Instrumen Penilaian Sikap
Berilah tanda checklist pada skor 1,2,3, atau 4 berdasarkan pekerjaan siswa dalam
pembelajaran!
Lembar Penilaian Sikap
Aktif dalam Kerjasama Santun dalam Skor Perolehan
kegiatan dalam kegiatan menyampaikan
Nama Siswa diskusi diskusi hasil diskusi
kelompok kelompok
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2) Rubrik Penilaian Sikap


Aspek yang Indikator penilaian Penilaian
dinilai
Aktif dalam  Melakukan diskusi Skor 4 : jika 4 indikator
kegiatan diskusi dan pengamatan bersama dilakukan semua
kelompok dengan rekan kelompok. Skor 3: jika hanya 3
 Melakukan diskusi, indikator yang
pengamatan, dan mengajukan dilakukan.
pertanyaan dalam kegiatan Skor 2: jika hanya 2
diskusi kelompok. indikator yang
 Melakukan diskusi, dilakukan.
pengamatan, dan mengajukan Skor ≤ 1: jika hanya 1
pertanyaan, dan indikator
menyampaikan opini saat yang dilakukan.
kegiatan diskusi kelompok. Skor 3: jika hanya 3
 Melakukan diskusi, indikator yang
pengamatan, dan mengajukan dilakukan.
pertanyaan, dan Skor 2: jika hanya 2
menyampaikan opini, dan indikator yang
menanggapi pertanyaan dilakukan.
maupun sanggahan dari siswa Skor ≤ 1: jika hanya 1
lain saat kegiatan diskusi indikator
kelompok. yang dilakukan.
Skor 3: jika hanya 3
indikator yang
dilakukan.
Skor 2: jika hanya 2
indikator yang
dilakukan.
Skor ≤ 1: jika hanya 1
indikator
yang dilakukan.

Kerjasama dalam Melakukan diskusi, Skor 4 : jika 4 indikator


kegiatan diskusi pengamatan, mengajukan dilakukan semua
kelompok pertanyaan, Skor 3: jika hanya 3
menyampaikan opini, dan indikator yang
menanggapi pertanyaan dilakukan.
maupun sanggahan dari Skor 2: jika hanya 2
siswa lain saat kegiatan indikator yang
diskusi kelompok. dilakukan.
Melakukan diskusi, Skor ≤ 1: jika hanya 1
pengamatan, mengajukan indikator
pertanyaan, yang dilakukan.
menyampaikan opini, dan Skor 3: jika hanya 3
menanggapi pertanyaan indikator yang
maupun sanggahan dari dilakukan.
siswa lain saat kegiatan Skor 2: jika hanya 2
diskusi kelomp indikator yang
 Berinteraksi dengan 1 dilakukan.
orang anggota dalam Skor ≤ 1: jika hanya 1
kegiatan diskusi indikator
kelompok. yang dilakukan.
 Berinteraksi dengan 2 Skor 3: jika hanya 3
orang anggota dalam indikator yang
kegiatan diskusi dilakukan.
kelompok. Skor 2: jika hanya 2
 Berinteraksi dengan 3 indikator yang
orang anggota dalam dilakukan.
kegiatan diskusi Skor ≤ 1: jika hanya 1
indikator
kelompok. yang dilakukan.
 Berinteraksi dengan
semua anggota dalam
kegiatan diskusi
kelompok.

Santun dalam  Menggunakan bahasa Skor 4 : jika 4 indikator


menyampaikan yang baik saat dilakukan semua
hasildiskusi menyampaikan hasil diskusi. Skor 3: jika hanya 3
 Menggunakan bahasa indikator yang
yang baik dan runtut dalam dilakukan.
menyampaikan hasil diskusi. Skor 2: jika hanya 2
 Menggunakan bahasa indikator yang
yang baik dan runtut dengan dilakukan.
mumik dan gesture yang jelas Skor ≤ 1: jika hanya 1
dan tidak berlebihan dalam indikator
menyampaikan hasil diskusi. yang dilakukan.
 Menggunakan bahasa Skor 3: jika hanya 3
yang baik, runtut, dan lancer indikator yang
dengan mimic dan gesture dilakukan.
yang jelas serta tidak Skor 2: jika hanya 2
berlebihan dalam indikator yang
menyampaikan hasil diskusi. dilakukan.
Skor ≤ 1: jika hanya 1
indikator
yang dilakukan.
Skor 3: jika hanya 3
indikator yang
dilakukan.
Skor 2: jika hanya 2
indikator yang
dilakukan.
Skor ≤ 1: jika hanya 1
indikator
yang dilakukan.

Kriteria penilaian:
Sangat Baik (SB) : apabila memperoleh skor rata-rata: 3 < skor rata-rata ≤ 4
Baik (B) : apabila memperoleh skor rata-rata: 2 < skor rata-rata ≤ 3
Cukup (C) : apabila memperoleh skor rata-rata: 1 < skor rata-rata ≤ 2
Kurang (K) : apabila memperoleh skor rata-rata: skor rata-rata ≤ 1
PERTEMUAN 2
(6JP)
TUJUAN PEMBELAJARAN KRITERIA KETERCAPAIAN
Memahami Respons Situasi Darurat Kapal Menerapkan prosedur penyelamatan diri
Penangkap Ikan dan Identifikasi Jenis-Jenis di kapal
Keadaan Darurat. Memahami peralatan keselamatan kapal
Memahami Komunikasi dalam situasi
keadaan darurat
Memahami jenis-jenis keadaan darurat

PROFIL PELAJAR PANCASILA


5. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia: Peserta
didik mengembangkan kemampuan beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dengan
menciptakan karya yang berhubungan dengan Tuhan YME, dirinya sendiri, orang lain
maupun lingkungan
6. Mandiri : Peserta didik mengembangkan sikap mandiri untuk mengekspresikan dirinya
dalam bentuk karya
7. Bernalar Kritis : Peserta didik Merefleksi dan mengevaluasi pemikirannya sendiri
8. Gotong Royong : Peserta didik memiliki kemampuan gotong royong, yang memiliki
kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama agar pekerjaan berjalan lancar
KATA KUNCI, TOPIK/KONTEN INTI
Respons Situasi Darurat Kapal Penangkap Ikan dan Identifikasi Jenis-Jenis Keadaan
Darurat
SARANA DAN PRASARANA
Laptop/Gadget/Komputer, Jaringan Interbnet, Proyektor/LCD
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
Target perangkat ajar ini dapat digunakan guru untuk mengajar:
Peserta didik regular/tipikal (tanpa ketunaan dan kesulitan belajar atau berpencapaian tinggi)
Jumlah peserta didik dalam pembelajaran untuk maksimal 28 peserta didik
MODEL PEMBELAJARAN
Discoveru Learning
 Tatap Muka
ASESMEN JENIS ASESMEN
Individu Perfoma dalam presentasi hasil
Kelompok Tertulis (tes objektif, esai)

KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pengaturan Peserta Didik
 Berkelompok (5-6 orang)
Metode
 Ceramah
 Diskusi
 Penugasan
MATERI, ALAT DAN BAHAN
 Materi Ajar
Ruang Lingkup Materi:
1. Menerapkan prosedur penyelamatan diri di kapal
2. Memahami peralatan keselamatan kapal
3. Memahami Komunikasi dalam situasi keadaan darurat
4. Memahami jenis-jenis keadaan darurat
MENERAPKAN PROSEDUR PENYELAMATAN DIRI DI KAPAL

A. Definisi
Penyelamatan jiwa manusia di laut merupakan suatu pengetahuan praktis pelaut yang
menyangkut bagaimana cara menyelamatkan diri maupun orang lain dalam keadaan darurat di
laut, akibat kecelakaan seperti terbakar, tubrukan, kandas, bocor dan tenggelam. Bahaya
tersebut dapat setiap saat menimpa para pelaut yang sedang berlayar atau orang-orang yang
sedang di atas kapal. Didalam proses penyelamatan ini baik para penolong maupun yang
ditolong harus memahami tentang :
1. Cara menggunakan alat-alat penolong yang ada di kapal dan teknik pelaksanaannya.
2. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan sebelum dan setelah terjun dari kapal ke laut.
3. Tindakan-tindakan selama terapung dan bertahan di laut.
4. Tindakan-tindakan pada waktu naik sekoci/rakit penolong.
5. Semua tindakan ini dimaksudkan agar setiap orang dalam keadaan bahaya atau darurat
dapat :
6. Menolong dirinya sendiri maupun orang lain secara cepat dan tepat, baik pada waktu terjun
ke laut maupun waktu bertahan/terapung di laut.
7. Menolong orang lain pada waktu naik ke sekoci atau rakit penolong sebelum pertolongan
datang.
Penyelamatan jiwa manusia menyangkut berbagai aspek, antara lain yang utama adalah
kewajiban dan tanggungjawab memberi pertolongan kepada orang-orang yang berada dalam
keadaan bahaya.
Prosedur Penyelamatan Diri
Dalam mempertahankan hidup selama berada di laut pada saat terjadi kecelakaan, beberapa
tindakan yang sangat penting untuk diketahui serta dipahami adalah sebagai berikut:
1. Sebagai modal utama adalah suatu kemauan dan kekuatan untuk hidup.
2. Menghemat energi atau tenaga sewaktu mengapung di air.
3. Menggunakan semua peralatan penolong/penyelamat yang ada di kapal dan yang mungkin
ditemukan selama berada/mengapung di laut.
4. Menggunakan peralatan penolong/penyelamat sesuai petunjuk.
5. Melakukan penghematan dalam penggunaan air minum yang ada dan tidak minum air laut.
6. Tidak makan yang berprotein karena akan menambah kebutuhan akan air.
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam proses penyelamatan jiwa manusia di laut, selain
perlunya suatu peraturan terhadap peralatan penyelamat atau penolong juga dibutuhkan
kesiapan personil awak kapal dalam keadaan darurat. Untuk itu diperlukan pelatihan seperti
yang tertera pada peraturan internasional STCW 78 Amandemen 95 Peraturan VI-1. dalam
STCW 78/95, selain diperlukan latihan darat perlu latihan secara periodik dan sungguh-
sungguh tentang teknik penyelamatan manusia di laut.
Dalam keadaan darurat setelah mendengar isyarat meninggalkan kapal (abandon ship) yang
terdiri 7 atau lebih peluit pendek yang diikuti 1 peluit panjang menggunakan suling kapal dan
berbagai tambahannya, maka semua orang di atas kapal harus menggunakan pakaian hangat
atau baju cebur dan baju renang. Kemudian menuju ke stasiun sekoci penolong masing-
masing.
Anak buah kapal melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan sijil keadaan darurat,
awak kapal menyiapkan sekoci penolong dan perlengkapan radio sesuai dengan prosedur
yang berlaku. Salah satu kegiatan utama adalah menghidupkan mesin sekoci dan memasang
perlengkapan radio darurat .
Bahaya-Bahaya Penyelamatan Diri di Laut
Ada beberapa bahaya yang berpengaruh pada manusia apabila mengatasi situasi dan kondisi
darurat antara lain :
Kepanasan
1. Pada dasarnya panas badan manusia adalah 97,86 0 F
2. Perubahan tempratur + 20 F yang disebabkan oleh sengatan matahari dapat mempengaruhi
daya pikir manusia
3. Penambahan tempratur 60 - 80 F dari suhu normal dalam waktu yang cukup lama dapat
mengakibatkan hal-hal fatal bagi tubuh manusia
4. Lemah adalah gejala yang jelas dari kepanasan. Biasanya tubuh manusia dapat
menyesuaikan diri dari cuaca panas antara 2 - 7 hari.
5. Cara menetralkan tubuh dari sengatan matahari adalah usahakan berteduh dengan membuat
perlindungan sehingga dapat mengurangi pengaruh panas sinar matahari.
Kedinginan
Pada umumnya kedinginan menyebabkan kehilangan kepekaan syaraf, rasa ngantuk dan
kehilangan gairah kerja. Cara mengurangi rasa dingin dengan mengeringkan pakaian yang
basah kemudian baru kenakan kembali.
Mabuk Laut
Mabuk laut adalah kondisi seseorang merasa pening, dikarenakan ketidaknyamanan atau
terbiasa berada di laut.
Pencegahan mabuk laut :
1. Pil anti mabuk
2. Jangan takut akan tidur karena pil
3. Harus diberi sugesti.
Kehilangan Cairan Tubuh
Dehidrasi merupakan problema utama dalam mempertahankan tetap hidup. Pengaruh
dehidrasi pada tubuh adalah rasa ngantuk, kehilangan gairah kerja dan kontrol diri. Dehidrasi
dapat juga disebabkan oleh mabuk laut, terlebih lagi bila mabuk disertai muntah.
Minum Air Laut
Jangan minum air laut karena dapat menyebabkan :
1. Tingkat I, badan lemah
2. Tingkat II, kesadaran berkurang
3. Tingkat III, gila/ mati
Ikan Hiu
Ikan hiu serta ikan buas lainnya biasanya terdapat di laut tropis. Pada umumnya ikan hiu tidak
akan mengganggu apabila tidak diganggu, tetapi ada kalanya mereka menyerang manusia
tanpa sebab yang pasti. Petunjuk-petunjuk untuk menghindari ikan hiu dan ikan buas lainnya:
1. Berpakaian, selalu waspada dan perhatikan sekeliling rakit.
2. Jangan memasukkan anggota badan ke dalam air bila terdapat ikan buas.
3. Jangan memancing jika terdapat ikan buas di sekitar rakit.
4. Jangan bersuara.
Meninggalkan Kapal
Perintah “Meninggalkan kapal atau Abandon Ship” adalah suatu perintah Nakhoda yang
diambil bilamana keadaan darurat yang terjadi diatas kapal seperti: terbakar, bocor yang
diakibatkan oleh tubrukan, lain-lain tidak dapat diatasi dan akhirnya mengancam keselamatan
pelayar di atas kapal. Perintah meninggalkan kapal merupakan keputusan terakhir yang
diambil oleh seorang Nakhoda. Apabila ada perintah / order meninggalkan kapal maka
seluruh awak kapal harus menuju ke stasiun pesawat luput maut untuk melaksanakan tugas
sesuai sijil meninggalkan kapal.
Bagi para penumpang ikutilah petunjuk petugas :
1. Berbarislah dengan tertib untuk naik ke sekoci penolong maupun rakit penolong kembung.
2. Dahulukan anak-anak, perempuan dan orang tua.
Prosedur meninggalkan kapal bagi ABK adalah sebagai berikut:
1. Seluruh ABK menggunakan jaket penolong (life jacket), selanjutnya berkumpul di tempat
yang ditentukan oleh perwira kapal.
2. ABK yang akan terjun ke laut berdiri tegak di sisi kapal. Yakinkan tinggi tempat terjun
tidak lebih dari 4,5 meter dari atas kapal dan perhatikan bahwa tidak ada benda atau pusaran
air di tempat terjun.
3. Sebelum terjun, tutup hidung dan mulut dengan tangan kiri untuk mencegah masuknya air
laut.
4. Pegang life jacket dengan tangan kanan keras-keras untuk menahannya agar tidak terlepas.
5. Ketika terjun ke laut arahkan pandangan mata lurus ke depan.

Gambar 1. Meninggalkan Kapal


Persiapan
Tindakan pertama mendengarkan isyarat tanda bahaya adalah gunakan seluruh pakaian
sebagai pelindung, bila anda harus meninggalkan kapal pakailah seluruh pakaian sebagai
pelindung. Pakaian akan melindungi diri anda dari dinginnya air laut, teriknya sinar matahari
dan ikan-ikan buas di laut. Pakaian sebagai pelindung memperpanjang waktu hidup anda,
pakailah pakaian hangat sebanyak mungkin, kenakan baju penolong (life jacket) anda,
pergilah segera ketempat berkumpul yang telah ditentukan.
Terjun Ke Laut
1. Berdiri tegak di sisi kapal, lihat ke permukaan laut, kemungkinan ada pusaran laut atau
benda-benda yang menghalangi.
2. Tutup hidung dan mulut dengan sebelah tangan untuk mencegah air masuk ketika terjun
3. Pegang bagian atas life jacket disatu sisi . Sebaiknya silangkan kedua sisi tangan anda. Life
jacket harus ditekan karena ketika terjun akan terdorong ke atas karena tekanan air.
4. Sekali lagi perhatikan / lihat permukaan laut.
5. Loncat dengan kaki tertutup rapat dan lurus, pandangan ke depan
6. Jangan loncat langsung ke life boat atau life raft, dan ingat jangan terjun lebih dari
ketinggian 4,5 m.

Cara Bertahan Dengan Menggunakan Baju Renang.


1. Bila telah meloncat dari kapal usahakan terapung dengan posisi terlentang.
2. Diam terapung-apung sebelum pertolongan tiba
3. Bila dekat dengan kapal penolong atau pesawat luput maut, berenanglah dengan posisi
terlentang dan gunakan kedua tangan sebagai pengayuh.
4. Ingat, harus berhemat tenaga agar dapat bertahan hidup sampai pertolongan tiba.
5. Ingat, energi dalam tubuh diperlukan untuk menjaga panas tubuh. Kematian dapat terjadi
karena hilangnya panas tubuh secara tidak disadari. Mengupayakan agar tetap berkelompok.
Gambar. 2. Bertahan Di Laut

Kendala-Kendala Saat Meninggalkan Kapal


1. Sekoci penolong tidak dapat diturunkan.
Prinsip-prinsip umum berkenaan dengan ketentuan-ketentuan dari sekoci penolong adalah:
peralatan tersebut harus siap untuk digunakan dalam keadaan darurat.
Agar siap digunakan maka sekoci-sekoci penolong harus memenuhi kondisi- kondisi sebagai
berikut : dapat diturunkan ke air secara cepat dan aman,bahkan dalam kondisi trim yang tidak
menguntungkan dan kemiringan tidak lebih dari 20º ke salah satu sisi.
2. Kurang / tidak ada penerangan
Jika terdapat kemungkinan bahwa penerangan pada stasiun berkumpul mati, maka harus ada
penerangan yang memadai dengan lampu yang dipasok dari sumber tenaga listrik darurat
untuk jangka waktu 3 jam.
3. Tidak lengkapnya personil untuk melaksanakan tugas sesuai sijil.
Untuk menghindari akibat tidak lengkapnya personil untuk melaksanakan tugas sesuai sijil
maka diharapkan semua personil disamping mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap
tugas yang diberikan sesuai dengan sijil, maka harus juga mampu melaksanakan tugas-tugas
lain diluar ketentuan sijil.
Setiap anggota awak kapal harus berpartisipasi dalam latihan meninggalkan kapal, dan latihan
kebakaran paling sedikit satu kali latihan setiap bulan. Kalau lebih dari 25 % dari jumlah
awak kapal belum berpartisipasi dalam latihan meninggalkan kapal dan latihan kebakaran
yang berlangsung dalam bulan yang lalu, maka latihan dilakukan lagi dalam waktu 24 jam
setelah kapal meninggalkan pelabuhan.
Menghidupkan Mesin Sekoci
Tahapan menghidupkan mesin sekoci adalah sebagai berikut :
Persiapan Sebelum Dihidupkan (Start)
1. Siapkan mesin pada kondisi siap dioperasikan dengan jalan pengecekan serta pemeliharaan
rutin
2. Periksa permukaan minyak pelumas secara berkala (karter dan kopling).
3. Periksa permukaan bahan bakar dalam tangki secara berkala.
4. Bahan bakar tidak dapat disemprotkan melalui injector apabila ada udara dalam sistem, hal
ini disebabkan karena kehabisan bahan bakar dan penggantian instalasi pada sistem bahan
bakar, apabila hal ini terjadi diperlukan priming untuk mengeluarkan udara tersebut.
Mengeluarkan Udara Dalam Sistem Bahan Bakar
1. Putarlah handle start untuk mengeluarkan udara dalam sistem bahan bakar
2. Longgarkan baut udara pada saringan dan biarkan sampai bahan bakar yang keluar tidak
bercampur dengan udara, setelah itu tutup kembali.
3. Lepaskan pipa bahan bakar yang menghubungkan pompa dan injector, atur kontrol
putaran pada posisi maksimum.
4. Longgarkan delivery valve di atas pompa bahan bakar + 2 putaran, apabila bahan bakar
keluar tanpa udara, tutup krmbali delivery valve tersebut selanjutnya pasang pipa bahan bakar
pada pompa tersebut.
5. Putarlah mesin dengan menggunakan engkol + 30 kali, sehingga bahan bakar dapat
bersirkulasi dan akan keluar melalui pipa bahan bakar ke injector. Apabila bahan bakar yang
keluar dipastikan sudah tidak bercampur dengan udara, maka kencangkan mur pipa bahan
bakar yang berhubungan dengan injector.
6. Putarlah terus mesin dengan engkol sampai terdengar bunyi tekanan bahan bakar pada
injector. Apabila terdengar bunyi tersebut berarti udara tidak terdapat lagi dalam sistem bahan
bakar. Apabila tidak/belum terdengar bunyi tersebut berarti harus mengulangi priming lagi.
Prosedur Start
1. Buka kran bahan bakar.
2. Buka kran utama.
3. Aturlah kedudukan governor pada posisi maksimum dan handle kopling pada posisi netral.
4. Angkat tuas dekompresi dan engkol mesin diputar 5 – 6 putaran, sehingga roda gila
memberikan momen tertentu.
5. Lepaskan tuas dekompresi sehingga mesin hidup. Apabila mesin belum hidup, coba 2 – 3
kali.
6. Apabila mesin hidup normal, tetapkan pada posisi putaran rendah dan masukkan handle
maju atau mundur dengan menambah putaran secara perlahan-lahan.
Pengoparasian Mesin Sekoci
1. Periksa bahan bakar dalam tangki, tambah bila kurang.
2. Buka kran bahan bakar,
3. Periksa minyak pelumas pada karter dan kopling.
4. Putar handle pada saringan bahan bakar pada saluran keluar beberapa kali ke kiri maupun
ke kanan.
5. Buka kran utama.
6. Putar handle start dengan tangan untuk melumasi bagian-bagian yang bergerak.
7. Atur kedudukan governor pada posisi maksimum.
8. Putar handle start sampai terdengar bunyi tekanan bahan bakar pada injector.
Mematikan Mesin
1. Atur handle gorvernor pada posisi stop.
2. Tutup kran bahan bakar.
3. Tutup kran utama bahan bakar.
4. Mesin stop pada posisi kompresi yang diatur pada putaran engkol start. Jangan
mengangkat tuas dekompresi.
Tugas - Tugas Dalam Penyelamatan
Bila sudah berada di atas pesawat luput maut, pilih seorang pemimpin diantara yang masih
hidup. Pemimpin terpilih akan mengumumkan bahwa ia akan memimpin rekan-rekannya dan
semua harus patuh akan perintah-perintahnya. Untuk menjaga moral dan menjaga kekuatan
mental dapat melakukan berdoa bersama, bercakap- cakap/bernyanyi bersama sambil
menunggu pertolongan.
Tugas-tugas yang harus dilakukan selama di atas pesawat luput maut :
1. Bukalah perbekalan dan bacalah buku petunjuknya, periksa selalu perlengkapan.
2. Berikanlah pertolongan kepada orang-orang yang akan naik ke sekoci maupun rakit
penolong kembung.
3. Putuskan tali rakit penolong kembung dengan pisau yang sudah tersedia, lepaskan pengait
tali rakit penolong kembung agar rakit penolong kembung tidak terseret oleh kapal.
4. Dayunglah rakit penolong kembung/sekoci penolong untuk menjauh dari kapal, untuk
meghindari penghisapan kapal yang tenggelam.
5. Lepaskan jangkar apung (sea achor) agar tidak hanyut terlalu jauh dari tempat kejadian.
6. Usahakan agar rakit penolong kembung/sekoci penolong dihimpun dengan mengikat satu
sama lain dengan tali + 8 m yang sudah tersedia, untuk menghindari kesepian dan
memudahkan pemberian pertolongan.
7. Obat anti mabuk dibagi 1 tablet per orang. Dalam 1 hari tidak boleh makan lebih dari 1
tablet.
8. Tolonglah yang luka dengan P3K yang tersedia di kantong perbekalan.
9. Jagalah kondisi dari rasa kedinginan dan kepanasan.
10. Dalam keadaan dingin :
11. Kembungkan lantai rakit penolong kembung dengan menggunakan pompa
tangan dan tutuplah lubang-lubang peranginan pada kanopi berilah peranginan secukupnya.
12. Dalam keadaan panas :
13. Kempeskan lantai rakit penolong kembung dan buka ventilasi-ventilasinya.
14. Keringkanlah lantai sekoci penolong/rakit penolong kembung dan pakaian yang
basah diperas dan segera dipakai kembali.
15. Janganlah memakan perbekalan sebelum lewat 24 jam.
16. Berusahalah untuk beristirahat/ tidur dengan maksud mengurangi kebutuhan
tubuh akan kalori.
17. Pelajarilah cara menggunakan isyarat kasat mata yang tersedia. Alat ini jangan
digunakan kecuali bila telah melihat kapal/pesawat terbang.
18. Adakan tugas jaga secara bergilir untuk melihat apakah ada kapal/pesawat
terbang mendekat.
Perlengkapan pesawat luput maut harus ditempatkan di kontainer pada masing- mmasing
pesawat luput maut. Setiap penggunaan perlengkapan tersebut harus diketahui oleh komandan
yang telah ditunjuk.

Penggunaan Makanan Dan Minuman Darurat


Hari pertama diberikan pembagian air kecuali yang luka karena tubuh manusia merupakan
tempat persediaan air dan orang dapat hidup bertahan dari air yang tersedia di dalam
tubuhnya. Hari ke 2, ke 3 dan seterusnya pembagian air dapat diberikan sesuai dengan
ketentuannya. Sedangkan air hujan sebaiknya ditampung, kemudian dibagikan merata.
Mempertahankan Air dalam Tubuh
Mempertahankan air di dalam tubuh sama pentingnya dengan memperoleh air untuk
diminum. Beberapa petunjuk yang harus diketahui untuk maksud tersebut adalah :
1. Lindungi permukaan kulit, untuk menghindari keringat.
2. Jangan banyak bergerak.
3. Jangan minum air laut.
4. Jangan minum air seni.
5. Jangan minum alkohol atau merokok.
6. Kulum kancing baju agar mulut selalu basah.
7. Jangan makan kecuali tersedia air untuk mencernakannya.
Pembagian Makanan
1. Banyaknya pembagian makanan harus disesuaikan dengan pembagian air minum.
2. Jangan makan makanan yang mengandung hidrat arang karena akan membutuhkan
banyak air untuk keseimbangannya.
Pembagian Air Minum
1. Dibagikan setelah 24 jam.
2. Usahakan menampung air hujan.
3. 1 orang mendapatkan jatah air 500 ml/hari.
4. Standar waktu kadaluwarsa air minum harus tahan selama 4 tahun.
5. Pertimbangan penjatahan air minum, jumlah air minum yang tersedia, jumlah penumpang,
jumlah air tambahan dan perkiraan lamanya hanyut.
6. Jumlah air yang tersedia pada sekoci
7. Sekoci penolong 1 - 3 lt/orang.
8. Rakit penolong kembung 1 - 1,5 lt/orang.
Pemakaian Air Minum
1. Selama 24 jam jatah air minum 3 kali.
2. 1/3 sebelum matahari terbit.
3. 1/3 siang hari.
4. 1/3 setelah matahari tenggelam.
B. PERALATAN KESELAMATAN DI KAPAL
Alat-alat keselamatan yang wajib dimiliki dan disediakan di atas kapal sesuai Safety Of Life
At Sea (SOLAS) ’74 adalah terdiri dari :
Pelampung Penolong (life buoy)
Pelampung penolong terbuat dari bahan apung berwarna orange dengan berat tidak lebih 2,5
kg. Pelampung harus dapat dilemparkan dari ketinggian 30 meter dari atas kapal, dan dapat
digunakan untuk mengapungkan orang di laut.
Rompi Penolong (life jacket)
Rompi penolong terbuat dari bahan tahan air dengan warna orange dan berguna untuk
mengapungkan orang yang menggunakannya di atas air.
Pakaian Cebur (immersion suit)
Pakaian cebur terbuat dari bahan tahan air dan berfungsi sebagai pelindung suhu tubuh yang
hilang akibat dinginnya air laut.
Sarana Pelindung Panas (thermal protective aid)
Sarana pelindung panas berfungsi sebagai pelindung tubuh dan untuk mengurangi hilangnya
panas tubuh.
Pesawat Luput Maut (life raft)
Pesawat luput maut adalah suatu alat penyelamat yang dapat digunakan untuk mengevakuasi
ABK (crew) pada saat meninggalkan kapal yang dalam keadaan darurat. Isi life raft terdiri
dari:
1. Minuman mineral
2. Makanan
3. Alat pancing
4. Cermin
5. Lampu senter
6. Dayung dan alat-alat isyarat bahaya.
Gambar 3. Life raft

Di dalam life raft atau rakit penolong harus diupayakan tersedia alat komunikasi darurat untuk
minta bantuan ke kapal lain atau ke tim rescue. Alat-alat komunikasi darurat yang digunakan
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Radio darurat (emergency radio)
Radio darurat adalah suatu pesawat yang berfungsi untuk komunikasi antara kapal dalam
keadaan darurat. Untuk meminta bantuan search and rescue dapat melalui frekuensi 2182 kHz
atau radio VHF pada channel 16.
2. Radio Petunjuk Posisi Darurat atau Estimating Position Indicator Radio Beacon (EPIRB)
Radio petunjuk posisi darurat (EPIRB) merupakan pesawat yang berfungsi untuk
memancarkan signal marabahaya secara teruas menerus dalam jangka waktu 10 menit.
Diharapkan kapal lain dapat menerima signal darurat yang dipancarkan sehingga akan
membantu atau menginformasi-kan ke tim SAR.

Peran Meninnggalkan Kapal Dengan Sekoci Penolong


Apabila kapal dalam keadaan darurat, maka peran meninggalkan kapal dibagi menjadi 2
kelompok, seperti tabel di bawah ini.

Tabel 2. Peran Meninggalkan Kapal Bagian Dek

Bagian Dek

Pelaksana Sekoci No.1

Nakhoda Pemimpin umum


Mualim 2 Bertugas memimpin sekoci
KKM Pembantu umum, membawa surat-surat
penting
1. Masinis Membuka tutup sekoci dan menyiapkan mesin
Sekoci
2. Markonis Menyiapkan perlengkapan radio dan membawa
surat-surat penting
2. Serang
Membuka tutup sekoci dan menyiapkan winch
sekoci
3. Kelasi A Membuka tutup sekoci dan menyiapkan winch
sekoci
Juru mudi A Membuka tutup sekoci dan melepas pengait
sekoci, menyiapkan painter depan

Juru mudi C Membuka tutup sekoci dan melepas pengait


sekoci, menyiapkan painter belakang
Oiler A Membuka tutup sekoci
Oiler C Membuka tutup sekoci
Steward Membawa surat-surat dan perbekalan
Pelayan A Membawa selimut-selimut dan kotak P3K

Tabel 3. Peran Meninggalkan Kapal Bagian Mesin


Bagian Mesin

Pelaksana Sekoci No.2


Mualim 1 Memimpin sekoci
Mualim 2 Membawa surat-surat penting dan
perlengkapan navigasi
Mualim 4 Membantu pemimpin sekoci dan membuka
tutup sekoci
Masinis 1 Membuka tutup sekoci dan menyiapkan
sekoci
Masinis 3 Membuka tutup sekoci dan menyiapkan winch
Sekoci
5. Mandor
Membuka tutup sekoci dan melepas pengait
Elektrik sekoci
Membuka tutup sekoci dan menyiapkan pinter
Depan
Juru mudi B Membuka tutup sekoci dan menyiapkan pinter

Oiler 1 Belakang
Oiler B Membantu masinis 1
Koki Membuka tutup sekoci
Pelayan B Membawa selimut dan makanan tambahan
Membawa selimut dan makanan tambahan
C. KOMUNIKASI
Komunikasi adalah hal yang sangat penting di atas kapal apalagi dalam keadaan darurat dan
untuk permintaan bantuan (SAR), oleh karena itu sesuai dengan persyaratan Konvensi
STCW 1995 maka para pelaut harus memiliki kemampuan memahami dengan baik mengenai
instruksi-instruksi, aba-aba, maupun istilah baku umum lainnya yang dilaksanakan di kapal
terutama dalam keadaan darurat.
Komunikasi yang efektif dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang berhubungan
dengan penempatan masing-masing di atas kapal akan sangat penting untuk menjamin aspek
keselamatan seperti pemadaman kebakaran dan penyelamatan diri pada saat evakuasi, sehingga hal
demikian dapat dilaksanakan dengan cepat dan tepat. Sistem komunikasi umumnya terdiri dari
pengirim berita, penerima, mode, media dan konteks. Isi komunikasi mencakup perintah
keselamatan, bahaya navigasi dan permintaan bantuan.
Hambatan-hambatan dalam komunikasi :
1. Media komunikasi yang kurang sempurna.
2. Feedback yang kurang jelas
3. Gangguan pada pengiriman dan penerimaan Komunikasi yang efektif :
1. Jelas
2. Lengkap
3. Padat
4. Kongkrit
5. Benar
Peralatan komunikasi di kapal ;
1. GMDSS
2. SSB Radio telephone
3. Marine VHF Transceiver
4. MF/HF Transceiver
5. Radio telegrap
6. Fax data, cuaca, dll
D. Jenis-Jenis Keadaan Darurat
Kecelakaan dapat terjadi pada kapal dalam pelayaran, sedang berlabuh atau sedang
melakukan kegiatan bongkar muat di pelabuhan/terminal meskipun sudah dilakukan usaha
supaya yang kuat untuk menghindarinya. Untuk melindungi pelaut dan mencegah resiko
dalam suatu aktifitas di kapal, manajemen harus memperhatikan ketentuan yang diatur dalam
Health and Safety work Act, 1974 terutama menyangkut kesehatan dan keselamatan kerja,
baik dalam keadaan normal maupun darurat. Karena suatu keadaan darurat biasanya terjadi
sebagai akibat tidak bekerja normalnya suatu sistem secara prosedural ataupun karena
gangguan alam.
Kapal sebagai bangunan terapung yang bergerak dengan daya dorong pada kecepatan yang
bervariasi melintasi berbagai daerah pelayaran dalam kurun waktu tertentu akan mengalami
berbagai problematika yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti cuaca, keadaan alur
pelayaran, manusia, kapal itu sendiri dan lain-lain yang belum dapat diduga oleh kemampuan
manusia, yang pada akhirnya menimbulkan gangguan pelayaran dari kapal.
Prosedur adalah suatu tata cara atau pedoman kerja yang harus diikuti dalam melaksanakan
suatu kegiatan agar mendapat hasil yang baik. Keadaan darurat adalah Keadaan yang lain dari
keadaan normal yang mempunyai kecenderungan atau potensi tingkat yang membahayakan
baik bagi keselamatan manusia, harta benda maupun lingkungan. Dari pengertian tersebut
diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa Prosedur keadaan darurat adalah tata cara/pedoman
kerja dalam menanggulangi suatu keadaan darurat, dengan maksud untuk mencegah atau
mengurangi kerugian lebih lanjut atau semakin besar. Di bawah ini akan di uraikan Jenis jenis
Prosedur Keadaan Darurat antara lain :
E. Prosedur intern (lokal) Prosedur Ini merupakan pedoman pelaksanaan untuk masing-
masing bagian/ departemen, dengan pengertian keadaan darurat yang terjadi masih dapat di
atasi oleh bagian-bagian yang bersangkutan, di kapal secara terkoordinasi dan terintegrasi dari
semua unit satuan tugas di kapal dan di darat (Manajemen Respon Team/MRT) sesuai dengan
standar operasional prosedur (SOP), antara lain :
 Tugas dan tanggung jawab awak kapal sesuai peraturan dinas awak kapal (PDAK) dan
penanggulangan keadaan darurat sesuai Muster List.
 Tindakan penanggulangan keadaan darurat (Contingen Plant).
 Ketentuan meninggalkan kapal (Abandon Ship)
 Cara bertahan hidup di laut (Sea Survival).
 Prosedur umum (utama)
Prosedur umum merupakan pedoman perusahaan secara keseluruhan dan telah menyangkut
keadaan darurat yang cukup besar atau paling tidak dapat membahayakan kapal-kapal lain
atau dermaga/terminal. Dari segi penanggulangannya diperlukan pengerahan tenaga yang
banyak atau melibatkan kapal-kapal / pengusaha pelabuhan setempat (MRT).
Kesiapan menghadapi keadaan darurat adalah kemampuan atau kecakapan awak kapal dan
orang-orang pekerja lainnya untuk bekerja di kapal secara profesional (terlatih) sehingga
mampu menanggulangi keadaan darurat di kapal dan apabila harus meninggalkan kapal dapat
bertahan hidup di laut (sea Survival) sampai bantuan tiba atau dapat menyelamatkan diri.

Gangguan pelayaran pada dasarnya dapat berupa gangguan yang dapat langsung diatasi,
bahkan perlu mendapat bantuan langsung dari pihak tertentu, atau gangguan yang
mengakibatkan Nakhoda dan seluruh anak buah kapal harus terlibat baik untuk mengatasi
gangguan tersebut atau untuk hares meninggalkan kapal. Keadaan gangguan pelayaran
tersebut sesuai situasi dapat dikelompokkan menjadi keadaan darurat yang didasarkan pada
jenis kejadian itu sendiri, sehingga keadaan darurat ini dapat disusun sebagai berikut :
a. Tubrukan
b. Kebakaran/ledakan
c. Kandas
d. Kebocoran/tenggelam.
e. Orang jatuh ke laut
f. Pencemaran
Dan bahaya-bahaya lain yang mengancam keselamatan kapal sehingga dapat digolongkan
keadaan darurat antara lain :
a. Kerusakan mesin induk atau mesin bantu
b. Kehilangan kemudi, baling-baling dan jangkar
c. Cuaca buruk (kabut, ombak, badai, taipon badai pasir dan salju)
d. Berlayar masuk pada daerah berbahaya alur pelayaran sempit dan dangkal
e. Berlayar masuk daerah musuh/ranjau
f. Terjadi perompakan, teroris dan perusakan
Keadaan darurat di kapal dapat merugikan Nakhoda dan anak buah kapal serta pemilik kapal
maupun Iingkungan taut bahkan juga dapat menyebabkan terganggunya 'ekosistem' dasar taut,
sehingga perlu untuk memahami kondisi keadaan darurat itu sebaik mungkin guna memiliki
kemampuan dasar untuk dapat mengindentifikasi tanda-tanda keadaan darurat agar situasi
tersebut dapat diatasi oleh Nakhoda dan anak buah kapal maupun kerjasama dengan pihak
yang terkait.
Dibawah ini akan diuraikan jenis-jenis keadaan darurat :
1) Tubrukan
Keadaan darurat karena tubrukan kapal dengan kapal atau kapal dengan dermaga maupun
dengan benda tertentu akan mungkin terdapat situasi kerusakan pada kapal, korban manusia,
tumpahan minyak ke laut (kapal tangki), pencemaran dan kebakaran. Situasi Iainnya adalah
kepanikan atau ketakutan petugas di kapal yang justru memperlambat tindakan, pengamanan,
penyelamatan dan penanggulangan keadaan darurat tersebut.

Gambar 4. Tubrukan di laut


(Google Image, 2021)
2) Kebakaran / ledakan
Kebakaran di kapal dapat terjadi di berbagai lokasi yang rawan terhadap kebakaran, misalnya
di kamar mesin, ruang muatan, gudang penyimpanan perlengkapan kapal, instalasi listrik dan
tempat akomodasi Nakhoda dan anak buah kapal.
Sedangkan ledakan dapat terjadi karena kebakaran atau sebaliknya kebakaran terjadi karena
ledakan, yang pasti kedua-duanya dapat menimbulkan situasi darurat serta perlu untuk diatasi.
Keadaan darurat pada situasi kebakaran dan ledakan tentu sangat berbeda dengan keadaan
darurat karena tubrukan, sebab pada situasi yang demikian terdapat kondisi yang panas dan
ruang gerak terbatas dan kadangkadang kepanikan atau ketidaksiapan petugas untuk bertindak
mengatasi keadaan maupun peralatan yang digunakan sudah tidak layak atau tempat
penyimpanan telah berubah.
3) Kandas
Kapal kandas pada umumnya didahului dengan tanda-tanda putaran baling-baling terasa berat,
asap di cerobong mendadak menghitam, badan kapal bergetar dan kecepatan kapal berubah
kemudian berhenti mendadak.Pada saat kapal kandas tidak bergerak, posisi kapal akan sangat
tergantung pada permukaan dasar taut atau sungai dan situasi di dalam kapal tentu akan
tergantung juga pada keadaan kapal tersebut.
Pada kapal kandas terdapat kemungkinan kapal bocor dan menimbulkan pencemaran atau
bahaya tenggelam kalau air yang masuk ke dalam kapal tidak dapat diatasi, sedangkan bahaya
kebakaran tentu akan dapat saja terjadi apabila bahan bakar atau minyak terkondisi dengan
jaringan listrik yang rusak menimbulkan nyala api dan tidak terdeteksi sehingga menimbulkan
kebakaran. Kemungkinan kecelakaan manusia akibat kapal kandas dapat saja terjadi karena
situasi yang tidak terduga atau terjatuh saat terjadi perubahan posisi kapal.
Kapal kandas sifatnya dapat permanen dan dapat pula bersifat sementara tergantung pada
posisi permukaan dasar laut atau sungai, ataupun cara mengatasinya sehingga keadaan darurat
seperti ini akan membuat situasi di lingkungan kapal akan terjadi rumit.

Gambar 5. Kapal Kandas


4) Kebocoran/Tenggelam
Kebocoran pada kapal dapat terjadi karena kapal kandas, tetapi dapat juga terjadi karena
tubrukan maupun kebakaran serta kerusakan kulit pelat kapal ka rena korosi, sehingga kalau
tidak segera diatasi kapal akan segera tenggelam.
Air yang masuk dengan cepat sementara kemampuan mengatasi kebocoran terbatas, bahkan
kapal menjadi miring membuat situasi sulit diatasi. Keadaan darurat ini akan menjadi rumit
apabila pengambilan keputusan dan pelaksanaannya tidak didukung sepenuhnya oleh seluruh
anak buah kapal, karena upaya untuk mengatasi keadaan tidak didasarkan pada azas
keselamatan dan kebersamaan.
5) Orang jatuh ke laut
Orang jatuh ke laut merupakan salah satu bentuk kecelakaan yang membuat situasi menjadi
darurat dalam upaya melakukan penyelamatan. Pertolongan yang diberikan tidak dengan
mudah dilakukan karena akan sangat tergantung pada keadaan cuaca saat itu serta
kemampuan yang akan memberi pertolongan, maupun fasilitas yang tersedia.

6) Pencemaran
Pencemaran laut dapat terjadi karena buangan sampah dan tumpahan minyak saat bunkering,
buangan limbah muatan kapal tangki, buangan limbah kamar mesin yang melebihi ambang 15
ppm dan karena muatan kapal tangki yang tertumpah akibat tubrukan atau kebocoran.
Upaya untuk mengatasi pencemaran yang terjadi merupakan hal yang sulit karena untuk
mengatasi pencemaran yang terjadi memerlukan peralatan, tenaga manusia yang terlatih dan
kemungkinan-kemungkinan resiko yang harus ditanggung oleh pihak yang melanggar
ketentuan tentang pencegahan pencemaran
PERSIAPAN PEMBELAJARAN
Prosedur Darurat dan SAR

Persiapan yang dilakukan sebelum pembelajaran dimulai:


✔ Membaca materi pembelajaran
✔ Menyiapkan lembar kerja peserta didik
✔ Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran

URUTAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Sintak Deskripsi Kegiatan


Pendahuluan Guru menunjuk ketua kelas untuk
(20 menit) melakukan doa sebelum
pembelajaran
Guru melakukan presensi
kehadiran terhadap peserta didik
Guru bertanya tentang keadaan
peserta didik
Guru menerima penjelasan tujuan
dan materi yang akan dicapai serta
metode penilaian yang akan
dilaksanakan
Guru menyampaikan kepada
peserta didik bahwa materi yang
akan dipelajari adalah tentang
Respons Situasi Darurat Kapal
Penangkap Ikan dan Identifikasi
Jenis-Jenis Keadaan Darurat diatas
kapal
Guru mengaitkan Respons Situasi
Darurat Kapal Penangkap Ikan
dan Identifikasi Jenis-Jenis
Keadaan Darurat
Kegiatan Inti Orientasi siswa pada Guru menyampaikan tujuan
(240 menit) masalah pembelajaran mengenai topic yang
akan dibahas
Peserta didik menerima informasi
kompetensi materi dan tujuan
pembelajaranyang akan
dilaksanakan
Guru menyarankan untuk
menyiapkan media, alat dan buku
untuk pembelajaran
Guru membagi peserta didik
menjadi 4 kelompok yang
maksimal terdiri 7 orang
menyesuaikan jumlah peserta didik
 Kelompok 1-2 : membahas tentang
prosedur penyelamatan
 Kelompok 3-4: membahas tentang
komunikasi dalam keadaan darurat
Peserta didik dalam kelompok
mengamati tayangan video yang
disajikan oleh guru
Peserta didik mengamati dan
menperhatikan penjelasan yang
diberikan guru
Guru membagikan Lembar Kerja
dan peserta didik membaca
petunjuk
Guru memotivasi peserta didik
dalam kelompok atau individu
untuk menuliskan atau menanyakan
permasalahan yang belum
dipahami dari masalah yang
disajikan dalam Lembar Kerja,
serta guru mempersilahkan peserta
didik dari kelompok lain untuk
memberi tanggapan
Mengorganisasi siswa Peserta didik melakukan diskusi
dalam kelompok masing-masing
atau individual dengan guru
berdasarkan petunjuk yang ada
dalam LK (misalkan: dalam LK
berisikan permasalahan dan
langkah-langkah pemecahan serta
meminta peserta didik dalam
kelompok untuk bekerja sama
untuk menyelesaikan masalah
berkaitan dengan pembahasan).
Peserta didik dalam kelompok atau
individual melakukan bertukar
fikiran dengan cara berbagi
informasi, dan klarifikasi informasi
tentang permasalahan yang dibahas
dalam kehidupan sehari-hari.
Membimbing Peserta didik masing-masing
Penyelidikan kelompok atau individual juga
membahas dan berdiskusi tentang
permasalahan berdasarkan petunjuk
LK untuk:
 Menemukan materi pembahasan
melalui penyelidikan dan diskusi
tentang Respons Situasi Darurat
Kapal Penangkap Ikan dan
Identifikasi Jenis-Jenis Keadaan
Darurat dalam melakukan evakuasi
bahaya di tempat kerja
 Menemukan informasi yang
relevan berkaitan dengan Respons
Situasi Darurat Kapal Penangkap
Ikan dan Identifikasi Jenis-Jenis
Keadaan Darurat dalam melakukan
evakuasi bahaya di tempat kerja
 Mengaplikasikan Respons Situasi
Darurat Kapal Penangkap Ikan
dan Identifikasi Jenis-Jenis
Keadaan Darurat dalam melakukan
evakuasi bahaya di tempat kerja
dalam penyelesaian masalah
Peserta didik melakukan eksplorasi
dimana mereka juga diharapkan
mengaitkan pada saat diatas kapal

Guru memberikan bantuan kepada


peserta didik dalam kelompok atau
indivisual untuk masalah yang sulit
bagi peserta didik

Guru mengarahkan peserta didik


dalam kelompok atau indivisual
untuk menyelesaikan permasalahan
dengan cermat dan teliti
Mengembangkan dan Guru meminta peserta didik untuk
menyajikan hasil mendiskusikan cara yang
digunakan untuk menemukan
semua kemungkinan pemecahan
masalah terkait masalah yang
diberikan
Peserta didik dalam kelompok
masing-masing atau individual
dengan bimbingan guru untuk
dapat mengaitkan, merumuskan,
dan menyimpulkan tentang
Respons Situasi Darurat Kapal
Penangkap Ikan dan Identifikasi
Jenis-Jenis Keadaan Darurat dalam
melakukan evakuasi bahaya di
tempat kerja serta memberikan
bantuan untuk menyajikan hasil
pemecahan masalah yang telah
diperoleh.

Peserta didik dalam kelompok atau


individual menyusun laporan hasil
diskusi penyelesaian masalah yang
diberikan terkait Respons Situasi
Darurat Kapal Penangkap Ikan
dan Identifikasi Jenis-Jenis
Keadaan Darurat dalam melakukan
evakuasi bahaya di tempat kerja
sesuai materi yang didapat oleh
masing-masing kelompok
Menganalisis dan Guru menginstruksikan kepada
evaluasi masalah peserta didik untuk
mempresentasikan hasil temuan
bersama kelompoknya

Beberapa perwakilan kelompok


atau secara individual menyajikan
secara tertulis dan lisan hasil
pembelajaran atau apa yang telah
dipelajari pada tingkat kelas atau
tingkat kelompok mulai dari apa
yang telah dipahami berkaitan
dengan permasahan kehidupan
sehari-hari berdasarkan hasil
diskusi dan pengamatan.
Peserta didik yang lain dan guru
memberikan tanggapan dan
menganalisis hasil presentasi
meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan
tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan
lainnya.
Refleksi Peserta didik melakukan refleksi,
resume dan membuat kesimpulan
secara lengkap, komprehensif dan
dibantu guru dari materi yang yang
telah dipelajari terkait Respons
Situasi Darurat Kapal Penangkap
Ikan dan Identifikasi Jenis-Jenis
Keadaan Darurat.
Guru memberikan apresiasi atas
partisipasi semua peserta didik
Penutup Guru menggunakan metode tanya
(10 Menit) jawab kepada peserta didik
Peserta didik mendengarkan arahan
guru pada materi selanjutnya
Untuk memperkuat materi
pertemuan kedua, guru
memberikan referensi materi dari
buku maupun dari internet untuk
persiapan pertemuan kedua
Guru menutup pembelajaran
dengan mengucapkan syukur dan
berdoa menurut keyakinan masing-
masing

KRITERIA PENGUKURAN KETERCAPAIAN


Kompetensi yang harus dikuasai peserta didik:
 Menerapkan prosedur penyelamatan diri di kapal
 Memahami peralatan keselamatan kapal
 Memahami Komunikasi dalam situasi keadaan darurat
 Memahami jenis-jenis keadaan darurat
STRATEGI ASESMEN
 Observasi guru selama kegiatan belajar berlangsung
 Keaktifan peserta didik saat tanya jawab
 Kesantunan dalam proses belajar
 Penilaian hasil presentasi hasil diskusi
 Penilaian hasil lembar kerja peserta didik
 Asesmen tulis
Soal Essay
1. Jelaskan bagaimana prosedur penyelamatan diatas kapal ?
2. Sebutkan jenis-jenis keadaan darurat diatas kapal ?
3. Bagaimana cara pengoprasian sekoci penolong ?
4. Sebutkan peralatan komunikasi apa saja yang di gunakan saat terjadi keadaan darurat?
5. Apa saja perlengkapan keselamatan di atas kapal?
REFLEKSI

Peserta Didik Guru


1. Apakah kalian memahami tentang prosedur 1. Apakah dalam membuka pelajaran dan
penyelamatan dalam melakukan evakuasi memberikan penjelasan teknis atau intruksi
bahaya di tempat kerja? yang disampaikan untuk pembelajaran yang
2. Apakahyang kalian dapat dari darurat akan dilakukan dapat dipahami oleh peserta
dalam melakukan evakuasi bahaya di tempat didik
kerja? 2. Bagian manakah pada rencana pembelajaran
3. Apakah kalian dapat menjelaskan Respon yang perlu diperbaiki?
terjadinya keadaan darurat ? 3. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap
4. Manfaat apa yang kamu peroleh dari materi materi atau bahan ajar, pengelolaan kelas,
pembelajaran Respon terjadinya keadaan latihan dan penilaian yang telah dilakukan
darurat dan jenis-jenis keadaan darurat ? dalam pembelajaran?
5. Sikap positif apa yang kamu peroleh 4. Apakah dalam berjalannya proses
selama mengikuti kegiatan pembelajaran? pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan?
6. Kesulitan apa yang kamu alami dalam 5. Apakah arahan dan penguatan materi yang
pembelajaran? telah dipelajari dapat dipahami oleh peserta
7. Apa saja yang kamu lakukan untuk belajar didik?
yang lebih baik?

DAFTAR PUSTAKA

Aliredjo Subroto.2010. Teknika Kapal Penangkap Ikan untuk Sekolah Menegah Kejuruan .
Direktorat Pembinaan SMK, Jakarta.

REMEDIAL DAN PENGAYAAN


a. Remedial
Remedial dilakukan apanila tujuan pembelajaran belum tercapai. Belum tercapainya tujuan
pembelajaran dapat diketahui apabila skor perolehan dari instrument penilaian/assesmen
masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

b. Pengayaan
Merujuk pada sumber belajar lainnya dalam menambah wawasan peserta didik disajikan pada

Lampiran

4. Lembar Kerja Siswa


5. Asesmen Tertulis
6. Rubrik Penilaian Individu dan kelompok
LEMBAR KERJA SISWA

Respons Situasi Darurat Kapal Penangkap Ikan dan Identifikasi Jenis-Jenis Keadaan
Darurat
Kelompok : 1
Anggota : …
Kelas : ...

I. KOMPETENSI DASAR
Menerapkan Respons Situasi Darurat Kapal Penangkap Ikan dan Identifikasi Jenis-Jenis
Keadaan Darurat

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


Setelah menyimak materi prosedur darurat , peserta didik dapat mengidentifikasi tindakan
saat di atas kapal

III. RINGKASAN MATERI

Penyelamatan jiwa manusia di laut merupakan suatu pengetahuan praktis pelaut yang
menyangkut bagaimana cara menyelamatkan diri maupun orang lain dalam keadaan darurat di
laut, akibat kecelakaan seperti terbakar, tubrukan, kandas, bocor dan tenggelam. Bahaya
tersebut dapat setiap saat menimpa para pelaut yang sedang berlayar atau orang-orang yang
sedang di atas kapal. Didalam proses penyelamatan ini baik para penolong maupun yang
ditolong harus memahami tentang :
1. Cara menggunakan alat-alat penolong yang ada di kapal dan teknik pelaksanaannya.
2. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan sebelum dan setelah terjun dari kapal ke laut.
3. Tindakan-tindakan selama terapung dan bertahan di laut.
4. Tindakan-tindakan pada waktu naik sekoci/rakit penolong.
5. Semua tindakan ini dimaksudkan agar setiap orang dalam keadaan bahaya atau darurat
dapat :
6. Menolong dirinya sendiri maupun orang lain secara cepat dan tepat, baik pada waktu terjun
ke laut maupun waktu bertahan/terapung di laut.
7. Menolong orang lain pada waktu naik ke sekoci atau rakit penolong sebelum pertolongan
datang.
Peralatan keselamatan di kapal
Pelampung Penolong (life buoy),Rompi Penolong (life jacket),Pakaian Cebur (immersion
suit),Sarana Pelindung Panas (thermal protective aid) dan Pesawat Luput Maut (life raft).

IV. MARI BERDISKUSI

A.

Diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini bersama Teman-temanmu.

1.Bahaya-bahaya apakah yang terjadi dalam penyelamatan di laut ?


Jawab:
............................................................................................................................
2. Analisislah mengapa prosedur meninggalkan kapal harus segera dilaksanakan?
Jawab:
............................................................................................................................
3. Apa saja tindakan setelah meninggalkan kapal?
Jawab:
…………………………………………………………………………………............
4. Berdasarkan kegiatan ini, bagaimana cara bertahan hidup di laut sebelum bantuan datang
Jawab:
………………………………………………………………………………..
PERTEMUAN 3
(6JP)
TUJUAN PEMBELAJARAN KRITERIA KETERCAPAIAN
Memahami Prosedur-Prosedur Darurat dan  Memahami Denah darurat yang ada di
Penanggulangan Keadaan Darurat kapal
 Memahami pola penanggulangan
keadaan darurat di atas kapal
persyaratan kerja di kapal, kontrak kerja, buku pelaut, sertifikasi
PROFIL PELAJAR PANCASILA
9. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia: Peserta didik
mengembangkan kemampuan beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dengan menciptakan
karya yang berhubungan dengan Tuhan YME, dirinya sendiri, orang lain maupun lingkungan
10. Mandiri : Peserta didik mengembangkan sikap mandiri untuk mengekspresikan dirinya
dalam bentuk karya
11. Bernalar Kritis : Peserta didik Merefleksi dan mengevaluasi pemikirannya sendiri
12. Gotong Royong : Peserta didik memiliki kemampuan gotong royong, yang memiliki
kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama agar pekerjaan berjalan lancar
KATA KUNCI, TOPIK/KONTEN INTI
Bisnis Pelayaran Perikanan
SARANA DAN PRASARANA
Laptop/Gadget/Komputer, Jaringan Interbnet, Proyektor/LCD
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
Target perangkat ajar ini dapat digunakan guru untuk mengajar:
Peserta didik regular/tipikal (tanpa ketunaan dan kesulitan belajar atau berpencapaian tinggi)
Jumlah peserta didik dalam pembelajaran untuk maksimal 28 peserta didik
MODEL PEMBELAJARAN
Discoveru Learning
 Tatap Muka
ASESMEN JENIS ASESMEN
Individu Perfoma dalam presentasi hasil
Kelompok Tertulis (tes objektif, esai)

KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pengaturan Peserta Didik
 Berkelompok (5-6 orang)
Metode
 Ceramah
 Diskusi
 Penugasan
MATERI, ALAT DAN BAHAN
 Materi Ajar
Ruang Lingkup Materi:
1. Memahami Denah darurat yang ada di kapal
2. Memahami pola penanggulangan keadaan darurat di atas kapal

Denah Keadaan Darurat

A. Alur Denah Keadaan Darurat


a. Persiapan
Perencanaan dan persiapan adalah syarat utama untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan
keadaan darurat dikapal.
Nahkoda dan para perwira harus menyadari apa yang mereka harus lakukan pada keadaan
darurat yang bermacam-macam, misalnya kebakaran di tangki muatan, kamar mesin, kamar
A.B.K. dan orang pingsan di dalam tangki, kapal lepas dari dermaga dan Hanyut, cara kapal
lepas dermaga dan lain-lain. Harus dapat secara cepat dan tepat mengambil keputusan apa
yang harus dilakukan untuk mengatasi segala macam keadaan darurat.
Data/info yang selalu harus siap
 Jenis jumlah dan pengaturan muatan.
 Apakah ada cairan kimia yang berbahaya.
 General arrangement dan stabilitas info, serta
 Rencana peralatan pemadam kebakaran.
b. Organisasi keadaan darurat
Suatu organisasi keadaan darurat harus disusun untuk operasi keadaan darurat. Maksud dan
tujuan organisasi bagi setiap situasi adalah untuk :
 Menghidupkan tanda bahaya.
 Menemukan dan menaksir besarnya kejadian dan kemungkinan bahayanya.
 Mengorganisasi tenaga dan peralatan.
Ada empat petunjuk perencanaan yang perlu diikuti :
 Pusat komando (Bridge Manajement)
Kelompok yang mengontrol kegiatan di bawah pimpinan Nahkoda atau perwira senior serta
dilengkapi perangkap komunikasi intern dan extern.
 Satuan kesadaran darurat (regu darurat)
Kelompok di bawah perwira senior yang dapat menaksir keadaan, melapor kepusat komando
menyarankan tindakan apa yang harus diambil apa dan dari mana bantuan dibutuhkan.
 Satuan pendukung (regu penolong)
Kelompok pendukung ini di bawah seorang perwira harus selalu slap membantu kelompok
induk dengan perintah pusat komando dan menyediakan bantuan pendukung seperti peralatan,
perbekalan, bantuan medis, termasuk alat bantuan pernapasan dan lain-lain.
 Kelompok ahli mesin
Kelompok di bawah satuan pendukung Engineer atau Senior Engineer menyediakan bantuan
atas perintah pusat komando.Tanggung jawab utamanya di ruang kamar mesin, dan bisa
memberi bantuan bila diperlukan.
c. Tindakan pendahuluan
Seseorang yang menemukan keadaan darurat harus membunyikan tanda bahaya, laporkan
kepada perwira jaga yang kemudian menyiapkan organisasi, sementara itu yang berada
dilokasi segera mengambil tindakan untuk mengendalikan keadaan sampai diambil alih oleh
organisasi keadaan darurat. Personil yang berada ditempat kejadian keadaan darurat segera
melakukan tindakan awal untuk mengendalikan keadaan sampai diambil alih oleh organisasi
keadaan darurat. Setiap orang harus tahu dimana tempatnya dan apa tugasnya termasuk
kelompok pendukung harus stand-by menunggu perintah selanjutnya.
d. Alarm kebakaran kapal.
Pada saat berada di teminal, alarm ini harus diikuti dengan beberapa tiupan panjang dengan
waktu antara tidak kurang dari 10 detik.
e. Denah peralatan pemadam kebakaran.
Denah peralatan ini harus dipasang tetap pada tempat yang mudah dilihat disetiap geladak.
f. Pengawasan dan pemeliharaan.
Karena peralatan pemadam kebakaran harus selalu slap untuk dipergunakan setiap saat, maka
perlu adanya pengecekan secara periodik dan dilaksanakan oleh perwira yang bertanggung
jawab akan pemeliharaan/perbaikan atau pengisian tabung harus tepat waktu.
g. Latihan
Untuk menjaga ketrampilan dan kesiapan anak buah maka harus diadakan latihan balk teori
atau praktek secara berkala dan teratur. Bila ada kesempatan untuk mengadakan latihan
bersama atau pertemuan pemadaman kebakaran dengan personil darat maka harus diadakan
tukar informasi balk mengenai jumlah maupun letak alat pemadam kebakaran guna
memperlancar pelaksanaan bila terjadi kebakaran di kapal. Keuntungan dibuat organisasi
penanggulangan keadaan darurat, antara lain :
 Tugas dan tanggung jawab tidak terlalu berat, karena dipikul bersama-sama serta berbeda-
beda.
 Tugas dan tanggung jawab dapat tertulis dengan jelas dengan demikian dapat mengurangi
tindakan-tindakan yang kurang disiplin.
 Hanya ada satu pimpinan (komando), sehingga perintah, instruksi dan lainlain akan lebih
terarah, teratur dan terpadu, terhindar dari kesimpangsiuran.
 Dapat terhindar dari hambatan hirarki formal yang selalu ada dalam perusahaan, karena
petugas dari berbagai bidang yang diperlukan semuanya sudah tergabung dalam satu bentuk
organisasi.
Upaya mencegah terjadinya Keadaan Darurat

1) Badan kapal dan mesin harus kuat dan memenuhi syarat.


2) Peralatan dan perlengkapan harus baik dan terpelihara sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
3) Berita cuaca harus dipantau setiap saat.
4) Anak Buah Kapal harus mempunyai kemampuan fisik dan mental, terdidik dan terampil.
5) ABK harus mempunyai disiplin yang tinggi dan mampu bekerjasama antar mereka.
Perencanaan dan Persiapan Keadaan Darurat.
Ada empat petunjuk perencanaan yang perlu diikuti :
1) Pusat Komando, kelompok yang mengontrol kegiatan di bawah pimpinan Nakhoda atau
Perwira Senior serta dilengkapi Perangkat Komunikasi Intern dan Eksteren.
2) Satuan Keadaan Daurat, kelompok Pendukung ini dibawah seorang perwira harus siap
membantu kelompok induk dengan perintah pusat komando, menyarankan tindakan apa
yang harus diambil.
3) Satuan Kelompok Pendukung ini dibawah seorang perwira harus membantu kelompok
induk dengan perintah pusat komando dan menyediakan bantuan pendukung seperti
peralatan, perbekalan, bantuan medis dll.
4) Kelompok Ahli Mesin, kelompok dibawah satuan pendukung engineer atau senior
engineer menyediakan bantuan atas perintah pusat komando.

Penyediaan Peralatan Pemadam.

Peralatan pemadam kebakaran harus selalu siap untuk dipergunakan setiap saat, dengan
demikian perlu adanya pemeriksaan setiap saat yang dilaksanakan oleh perwira yang
bertanggung jawab terhadap pemeliharaan/perbaikan atau pengisian tabung, dll.

a. Alat Penolong

Alat-alat penolong yang wajib disediakan di atas kapal, sesuai SOLAS’ 74 adalah :
1) Alat Penyelamatan Diri, yaitu Pelampung Penyelamat, Baju Renang, Pakaian Cebur,
Sarana Pelindung Panas, Isyarat Visual, Cerawat tangan ( Red Hand Flare ), Cerawat Perasut
( Parachute Signal ) Isyarat asap apung ( Bouyant Smoke Signal )
2) Survival Craft :
 Sekoci Penolong
 Rakit Penolong
- Rakit Penolong Kembung
- Rakit Penolong Tegar
3) Sekoci Penyelamat ( Resque boat)
4) Alat – Alat Peluncur dan emberkasi
5) Roket Pelempar tali ( Line Throwing Apliances )

b. Kegunaan Alat-alat Penolong.

1) Pelampung penolong dan jaket / rompi penolong (life jacket), gunanya untuk
mengapungkan orang yang menggunakanya di atas air
2) Survival suit and Immersion Suit, gunanya sebagai pelindung/pencegah suhu tubuh yang
hilang akibat dinginya air laut.
3) Media Pelindung Panas (Thermal Protective Aid), gunanya sebagai pelindung tubuh,
mengurangi hilangnya panas tubuh.
4) Isyarat Visual (Pyrotechis), gunanya sebagai isyarat tanda bahaya bilamana penyelamat
melihat ada kapal penolong, isyarat ini hanya dapat dilihat oleh mata. Pada siang hari
digunakan isyarat asap apung (buoyant smoke signal) pada malam hari dapat digunakan obor
tangan (Red hand flare) atau obor parasut (parachute signal).
5) Pesawat luput maut (survival craft), gunanya untuk menolong / mempertahankan jiwa
orang-orang yang berada dalam bahaya dari sejak orang tersebut meninggalkan kapal.
6) Sekoci Penyelamat (life boat), selain digunakan untuk menyelamatkan orang-orang dalam
keadaan bahaya juga digunakan untuk memimpin pesawat luput maut.
Roket pelempar tali (line throwing appliances), gunanya sebagai alat penghubung pertama
antara kapal yang ditolong dengan yang menolong yang selanjutnya dipakai untuk keperluan
lainnya
B. Pola Penanggulangan Keadaan Darurat
Penanggulangan keadaan darurat didasarkan pada suatu pola terpadu yang mampu
mengintegrasikan aktivitas atau upaya. Penanggulangan keadaan darurat tersebut secara cepat,
tepat dan terkendali atas dukungan dari instansi terkait dan sumber daya manusia serta
fasilitas yang tersedia.
Dengan memahami pola penanggulangan keadaan darurat ini dapat diperoleh manfaat :
 Mencegah (menghilangkan) kemungkinan kerusakan akibat meluasnya kejadian darurat
itu.
 Memperkecil kerusakan-kerusakan mated dan lingkungan.
 Dapat menguasai keadaan (Under control).
Untuk menanggulangi keadaan darurat diperlukan beberapa Iangkah mengantisipasi yang
terdiri dari :
a. Pendataan
Dalam menghadapi setia keadaan darurat dikenal selalu diputuskan tindakan yang akan
dilakukan untuk mengatasi peristiwa tersebut maka perlu dilakukan pendataan sejauh mana
keadaan darurat tersebut dapat membahayakan manusia (pelayar), kapal dan lingkungannya
serta bagaimana cara mengatasinya disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang tersedia.
Langkah-Langkah pendataan
 Tingkat kerusakan kapal
 Gangguan keselamatan kapal (Stabilitas)
 Keselamatan manusia
 Kondisi muatan
 Pengaruh kerusakan pada lingkungan
 Kemungkinan membahayakan terhadap dermaga atau kapal lain.
b. Peralatan
Sarana dan prasarana yang akan digunakan disesuaikan dengan keadaan darurat yang dialami
dengan memperhatikan kemampuan kapal dan manusia untuk melepaskan diri dari keadaan
darurat tersebut hingga kondisi normal kembali.
Petugas atau anak buah kapal yang terlibat dalam operasi mengatasi keadaan darurat ini
seharusnya mampu untuk bekerjasama dengan pihak lain bila mana diperlukan (dermaga,
kapal lain/team SAR). Secara keseluruhan peralatan yang dipergunakan dalam keadaan
darurat adalah:
 Breathing Apparatus
 Alarm
 Fireman Out Fit
 Tandu
 Alat Komunikasi
dan lain-lain disesuaikan dengan keadaan daruratnya.

Gambar 6. Peralatan keselamatan

PERSIAPAN PEMBELAJARAN
Prosedur-Prosedur Darurat dan Penanggulangan Keadaan Darurat

Persiapan yang dilakukan sebelum pembelajaran dimulai:


✔ Membaca materi pembelajaran
✔ Menyiapkan lembar kerja peserta didik
✔ Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran

URUTAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Sintak Deskripsi Kegiatan


Pendahuluan Guru menunjuk ketua kelas untuk
(20 menit) melakukan doa sebelum
pembelajaran
Guru melakukan presensi
kehadiran terhadap peserta didik
Guru bertanya tentang keadaan
peserta didik
Guru menerima penjelasan tujuan
dan materi yang akan dicapai serta
metode penilaian yang akan
dilaksanakan
Guru menyampaikan kepada
peserta didik bahwa materi yang
akan dipelajari adalah tentang
Perjanjian Kerja Laut dan
Sertifikasi Keahlian Pelaut
Guru memaparkan bahwa
pentingnya Prosedur-Prosedur
Darurat dan Penanggulangan
Keadaan Darurat dalam di atas
kapal
Kegiatan Inti Stimulasi Guru menyampaikan tujuan
(240 menit) pembelajaran mengenai topic yang
akan dibahas
Peserta didik menerima informasi
kompetensi materi dan tujuan
pembelajaranyang akan
dilaksanakan
Guru menyarankan untuk
menyiapkan media, alat dan buku
untuk pembelajaran

Guru menampilkan materi yang


disajikan oleh guru
Peserta didik mengamati dan
menperhatikan penjelasan yang
diberikan guru
Guru membagikan Lembar Kerja
dan peserta didik membaca
petunjuk
Guru memotivasi peserta didik
dalam kelompok atau individu
untuk menuliskan atau menanyakan
permasalahan yang belum
dipahami dari masalah yang
disajikan dalam Lembar Kerja
Menyajikan masalah Peserta didik melakukan diskusi
dalam kelompok masing-masing
atau individual dengan guru
berdasarkan petunjuk yang ada
dalam LK (misalkan: dalam LK
berisikan permasalahan dan
langkah-langkah pemecahan serta
meminta peserta didik dalam
kelompok untuk bekerja sama
untuk menyelesaikan masalah
berkaitan dengan pembahasan).
Peserta didik dalam kelompok atau
individual melakukan bertukar
fikiran dengan cara berbagi
informasi, dan klarifikasi informasi
tentang permasalahan yang dibahas
dalam kehidupan sehari-hari.
Pengumpulan Data Peserta didik masing-masing
membahas dan berdiskusi tentang
permasalahan berdasarkan petunjuk
LK untuk:
 Memahami Prosedur-Prosedur
Darurat dan Penanggulangan
Keadaan Darurat di atas kapal

Peserta didik melakukan eksplorasi


dimana mereka juga diharapkan
mengaitkan materi yang akan di
implemantasikan saat di dunia kerja
Guru memberikan bantuan kepada
peserta didik untuk masalah yang
sulit bagi peserta didik
Guru mengarahkan peserta didik
untuk menyelesaikan permasalahan
dengan cermat dan teliti
Pembuktian data Guru meminta peserta didik untuk
mendiskusikan cara yang
digunakan untuk menemukan
semua kemungkinan pemecahan
masalah terkait masalah yang
diberikan
Peserta didik dengan bimbingan
guru untuk dapat mengaitkan,
merumuskan, dan menyimpulkan
tentang Perjanjian Kerja Laut dan
Sertifikasi Keahlian Pelaut
perikanan
Peserta didik menyelesaikan
perintah soal-soal pada Lembar
Kerja yang disediakan oleh guru
Kesimpulan Guru menyimpulkan materi yang
telah di berikan, peserta didik
menyajikan secara tertulis dan lisan
hasil pembelajaran atau apa yang
telah dipelajari
Peserta didik yang lain dan guru
memberikan tanggapan dan
menganalisis hasil diskusi meliputi
tanya jawab untuk mengkonfirmasi,
memberikan tambahan informasi,
melengkapi informasi ataupun
tanggapan lainnya

Refleksi Peserta didik melakukan refleksi,


resume dan membuat kesimpulan
secara lengkap, komprehensif dan
dibantu guru dari materi yang yang
telah dipelajari terkait Perjanjian
Kerja Laut dan Sertifikasi Keahlian
Pelaut Perikanan

Guru menggunakan metode tanya


jawab kepada peserta didik
Penutup Peserta didik mendengarkan arahan
(10 Menit) guru pada materi selanjutnya
Untuk memperkuat materi
pertemuan kedua, guru
memberikan referensi materi dari
buku maupun dari internet untuk
persiapan pertemuan kedua
Guru menutup pembelajaran
dengan mengucapkan syukur dan
berdoa menurut keyakinan masing-
masing

KRITERIA PENGUKURAN KETERCAPAIAN


Kompetensi yang harus dikuasai peserta didik:
 Peserta didik mampu menjelaskan Prosedur-prosedur darurat
 Peserta didik mampu menjelaskan Pola penanggulangan keadaan darurat
STRATEGI ASESMEN
 Observasi guru selama kegiatan belajar berlangsung
1. Keaktifan peserta didik saat tanya jawab
2. Kesantunan dalam proses belajar
 Penilaian hasil presentasi hasil diskusi
 Penilaian hasil lembar kerja peserta didik
 Asesmen tulis
Soal Essay
1. Apa yang harus di lakukan dalam prosedur-prosedur keadaan darurat sebagai kkm di kapal?
2. Apa saja tujuan mengetahui pola penanganan keadaan darurat?
3. Sebutkan dan jelaskan alat-alat penolong yang di gunakan saat keadaan darurat ?
4. Apa saja upaya yang di lakukan untuk mencegah terjadinya keadaan darurat?
REFLEKSI
PESERTA DIDIK GURU
1. Apakah kalian memahami tentang Prosedur-1. Apakah dalam membuka pelajaran dan
Prosedur Darurat dan Penanggulangan memberikan penjelasan teknis atau intruksi
Keadaan Darurat? yang disampaikan untuk pembelajaran yang
2. Apakah kalian dapat dari Prosedur-Prosedur akan dilakukan dapat dipahami oleh peserta
Darurat dan Penanggulangan Keadaan didik
Darurat? 2. Bagainmanakah pada rencana pembelajaran
3. Apakah kalian dapat menjelaskan manfaat yang perlu diperbaiki?
dari Penanggulangan keadaan darurat? 3. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap
4. Manfaat apa yang kamu peroleh dari materi materi atau bahan ajar, pengelolaan kelas,
pembelajaran? latihan dan penilaian yang telah dilakukan
5. Sikap positif apa yang kamu peroleh selama dalam pembelajaran?
mengikuti kegiatan pembelajaran? 4. Apakah dalam berjalannya proses
6. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran sesuai dengan yang
pembelajaran? diharapkan?
7. Apa saja yang kamu lakukan untuk belajar 5. Apakah arahan dan penguatan materi yang
yang lebih baik? telah dipelajari dapat dipahami oleh peserta
didik?

DAFTAR PUSTAKA

Aliredjo Subroto.2010. Teknika Kapal Penangkap Ikan untuk Sekolah Menegah Kejuruan .
Direktorat Pembinaan SMK, Jakarta.

REMEDIAL

a. Remedial
Remedial dilakukan apanila tujuan pembelajaran belum tercapai. Belum tercapainya tujuan
pembelajaran dapat diketahui apabila skor perolehan dari instrument penilaian/assesmen
masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
LEMBAR KERJA SISWA

Tugas
a. Carilah petunjuk prosedur-prosedur darurat yang ada di kapal di daerahmu dan diskusikan
b. Catat dan identifikasi, Bagaimana Upaya penanggulangan terjadinya keadaan darurat
c. Presentasikan di depan Kelas untuk berbagi informasi dengan teman belajar

Tes Formatif

1. Di dalam proses pemyelamatan diri, baik para penolong maupun yang ditolong haruslah
tahu dan paham benar tentang
a. Cara berenang di laut
b. Cara terjun ke laut
c. Tindakan yang harus dilakukan sebelum dan sesudah terjun dari kapal ke laut
d. Tindakan menolong orang di laut
e. Cara melempar tali

2. Pilih salah satu upaya terpenting untuk mencegah terjadinya keadaan darurat berikut ini
a. Berita cuaca harus dipantau setiap saat
b. ABK harus memiliki kemampuan fisik dan mental, terdidik, terampil dan disiplin
c. Badan kapal dan mesin harus kuat dan memenuhi syarat
d. Peralatan dan perlengkapan harus baik
e. Memantau kondisi kapal

3. Agar peralatan pemadam kebakaran harus selalu siap untuk dipergunakan setiap saat,
maka perlu adanya
a. Pembelian peralatan yang baru
b. Pemeriksaan secara berkala
c. Latihan penggunaan peralatan
d. Pemeriksaan dan perawatan berkala
e. Perawatan jika sudah mau di gunakan saja

4. Alat penyelamatan diri yang wajib disediakan di atas kapal, sesuai SOLAS ’74 antara
lain
a. Pelampung penyelamat, baju renang dan isyarat visual
b. Sekoci penolong, rakit penolong dan alat peluncur
c. Rakit pelempar tali, tangga embarkasi dan isyarat asap
d. Peluit, dayung dan senter
e. Pelampung dan jaket
5. Sekoci penyelamat selain digunakan untuk menyelamatkan orang-orang dalam keadaan
bahaya juga digunakan untuk
a. Memancing ikan untuk keperluan makan orang-orang di atas sekoci
b. Menggandeng pesawat luput maut
c. Memimpin pesawat luput maut
d. Mangangkut pakaian cebur
e. Mencari ikan

6. Sijil darurat memberikan rincian tentang


a. Tugas pokok, fungsi setiap awak kapal
b. Struktur jabatan awak kapal yang ada di atas kapal
c. Wewenang dan tanggungjawab awak kapal
d. Prosedur tindakan awak kapal dalam keadaan darurat
e. Kondisi sedang berlayar

7. Sijil darurat bagi kapal penumpang harus dibuat dan disetujui oleh
a. Pemerintah
b. Pengusaha perkapalan
c. Asosiasi pelaut
d. Syahbandar
e. Presiden

8. Bila ada orang jatuh dan kapal ke laut maka setiap orang yang melihat pertama kali harus
a. Memperhatikan orang yang jatuh ke laut, kemudian memberitahu ABK
b. Berteriak ada orang jatuh ke laut ke arah anjungan
c. Melempar pelampung penolong, kemudian berteriak ada orang jatuh ke laut
d. Melompat ke laut dan menolongnya
e. Melepat life jaket

9. Isyarat visual untuk sebuah pertolongan di kapal yang mengalami keadaan darurat
dilakukan
a. Siang hari saja
b. Malam hari saja
c. Siang dan malam
d. Saat cuaca buruk
e. Tidak semuanya
10. Pelampung penolong dan jaket penolong gunanya adalah
a. Alat bantu berenang bagi orang yang mengalami keadaan darurat di kapal
b. Sebagai tanda bahwa orang memakai berada dalam keadaan darurat
c. Agar kelihatan menyolok sehingga menarik perhatian bagi kapal penolong
d. Mengapungkan orang yang menggunakannya di atas air
e. Di gunakan sebelum tidur

RUBRIK DAN KRITERIA PENILAIAN


a. Rubrik Sikap Ilmiah
Skor
No Aspek
4 3 2 1
1. Menanya
2. Mengamati
3. Menalar
4. Mengolah data
5. Menyimpulkan
6. Menyaji
Kriteria:
1. Aspek Menanya
Jika pertanyaan yang diajukan sesuai dengan permasalahan yang
Skor 4 :
sedang dibahas
Jika pertanyaan yang diajukan cukup sesuai dengan permasalahan
Skor 3 :
yang sedang dibahas
Jika pertanyaan yang diajukan kurang sesuai dengan
Skor 2 :
permasalahan yang sedang dibahas
Skor 1 : Tidak menanya
2. Aspek Mengamati
Skor 4 : Terlibat dalam pengamatan dan aktif dalam memberikan pendapat
Skor 3 : Terlibat dalam pengamatan
Skor 2 : Berusaha terlibat dalam pengamatan
Skor 1 : Diam tidak aktif
3. Aspek Menalar
Skor 4 : Jika menalar dengan benar
Skor 3 : Jika menalar hanya sebagian yang benar
Skor 2 : Mencoba bernalar walau masih salah
Skor 1 : Diam tidak menalar
4. Aspek Mengolah Data
Skor 4 : Jika Hasil Pengolahan data benar semua
Skor 3 : Jika hasil pengolahan data sebagian besar benar
Skor 2 : Jika hasil pengolahan data sebagian kecil benar
Skor 1 : Jika hasil pengolahan data salah semua

5. Aspek Menyimpulkan
Skor 4 : jika kesimpulan yang dibuat seluruhnya benar
Skor 3 : jika kesimpulan yang dibuat seluruhnya benar
Skor 2 : kesimpulan yang dibuat sebagian kecil benar
Skor 1 : Jika kesimpulan yang dibuat seluruhnya salah
6. Aspek Menyajikan
Skor 4 : jika laporan disajikan secara baik dan dapat menjawabsemua
petanyaan dengan benar
Skor 3 : Jika laporan disajikan secara baik dan hanya dapat menjawab
sebagian pertanyaan
Skor 2 : Jika laporan disajikan secara cukup baik dan hanya sebagian kecil
pertanyaan yang dapat di jawab
Skor 1 : Jika laporan disajikan secara kurang baik dan tidak dapat
menjawab pertanyaan
b. Rubrik Penilaian Diskusi
Skor
No Aspek
4 3 2 1
1. Terlibat Penuh
2. Bertanya
3. Menjawab
4. Memberikan
Gagasan/Ide
5. Kerja Sama
6. Tertib
1. Aspek Terlibat Penuh
Skor 4 : Dalam diskusi kelompok terlihat aktif, tanggung jawab,
mempunyai pemikiran/ide, berani berpendapat
Skor 3 : Dalam diskusi kelompok terlihat aktif, dan berani berpendapat
Skor 2 : Dalam diskusi kelompok kadang-kadang berpendapat
Skor 1 : Diam sama sekali tidak terlibat
2. Aspek Bertanya
Skor 4 : Memberikan pertanyaan dalam kelompok dengan bahasa yang
jelas
Skor 3 : Memberikan pertanyaan dalam kelompok dengan bahasa yang
kurang jelas
Skor 2 : Kadang-kadang memberikan pertanyaan
Skor 1 : Sama sekali tidak bertanya

3. Aspek Menjawab
Skor 4 : Memberikan jawaban dari pertanyaan dalam kelompok dengan
bahasa yang jelas
Skor 3 : Memberikan jawaban dari pertanyaan dalam kelompok dengan
bahasa yang kurang jelas
Skor 2 : Kadang-kadang memberikan jawaban dari pertanyaan
kelompoknya
Skor 1 : Diam tidak pernah menjawab pertanyaan
4. Aspek Memberikan Gagasan/Ide
Skor 4 : Memberikan gagasan/ide yang orisinil berdasarkan pemikiran
sendiri
Skor 3 : Memberikan gagasan/ide yang didapat dari buku bacaan
Skor 2 : Kadang-kadang memberikan gagasan/ide
Skor 1 : Diam tidak pernah memberikan gagasan
5. Aspek Kerjasama
Skor 4 : Dalam diskusi kelompok terlibat aktif, tanggung jawab dalam
tugas, dan membuat teman-temannya nyaman dengan
keberadaannya
Skor 3 : Dalam diskusi kelompok terlibat aktif tapi kadang-kadang
membuat teman-temannya kurang nyaman dengan keberadaannya
Skor 2 : Dalam diskusi kelompok kurang terlibat aktif
Skor 1 : Diam tidak aktif
6. Aspek Tertib
Skor 4 : Dalam diskusi kelompok aktif, santun, sabar mendengarkan
pendapat teman-temannya
Skor 3 : Dalam diskusi kelompok tampak aktif tapi kurang santun
Skor 2 : Dalam diskusi kelompok suka menyela pendapat orang lain
Skor 1 : Selama terjadi diskusi sibuk sendiri dengan cara berjalan kesana
kemari

c. Rubrik Presentasi
Skor
No Aspek
4 3 2 1
1. Kejelasan Presentasi
2. Pengetahuan
3. Penampilan
1. Kejelasan Presentasi
Skor 4 : Sistematika penjelasan logis dengan bahasa dan suara yang sangat
jelas
Skor 3 : Sistematika penjelasan logis dan bahasa sangat jelas tetapi suara
kurang jelas
Skor 2 : Sistematika penjelasan tidak logis meskipun menggunakan bahasa
dan suara cukup jelas
Skor 1 : Sistematika penjelasan tidak logis meskipun menggunakan bahasa
dan suara cukup jelas
2. Pengetahuan
Skor 4 : Menguasai materi presentasi dan dapat menjawab pertanyaan
dengan baik dan kesimpulan mendukung topik yang dibahas
Skor 3 : Menguasai materi presentasi dan dapat menjawab pertanyaan
dengan baik dan kesimpulan mendukung topik yang dibahas
Skor 2 : Penguasaan materi kurang meskipun bisa menjawab seluruh
pertanyaan dan kesimpulan tidak berhubungan dengan topik yang
dibahas
Skor 1 : Materi kurang dikuasai serta tidak bisa menjawab seluruh
pertanyaan dan kesimpulan tidak mendukung topik
3. Penampilan
Skor 4 : Penampilan menarik, sopan dan rapi, dengan penuh percaya diri
serta menggunakan alat bantu
Skor 3 : Penampilan cukup menarik, sopan, rapih dan percaya diri
menggunakan alat bantu
Skor 2 : Penampilan kurang menarik, sopan, rapi tetapi kurang percaya
diri serta menggunakan alat bantu
Skor 1 : Penampilan kurang menarik, sopan, rapi tetapi tidak percaya diri
dan tidak menggunakan alat bantu

d. Rubrik Penilaian Pelaksanaan Praktikum


Skor
No Aspek
4 3 2 1
1. Cara menyiapkan alat
dan bahan
2. Proses pelaksanaan
selama praktikum
3. Kebersihan dan
penataan alat
1. Cara Menyiapkan Alat dan Bahan
Skor 4 : jika seluruh alat dan bahan disiapkan sesuai dengan prosedur
Skor 3 : jika sebagian besar alat dan bahan disiapkan sesuai dengan
prosedur
Skor 2 : jika sebagian kecil alat dan bahan disiapkan sesuai dengan
prosedur
Skor 1 : jika alat dan bahan tidak disiapkan sesuai dengan prosedur

2. Proses Pelaksanaan Selama Praktikum


Skor 4 : jika selama pelaksanaan praktikum melaksanakan seluruh proses
dengan benar
Skor 3 : jika selama pelaksanaan praktikum melaksanakan sebagian besar
proses dengan benar
Skor 2 : jika selama pelaksanaan praktikum melaksanakan sebagian kecil
proses dengan benar
Skor 1 : jika selama pelaksanaan praktikum tidak ada proses yang
dilakukan dengan benar dengan benar
3. Kebersihan dan Penataan Alat
Skor 4 : jika seluruh alat dibersihkan dan ditata kembali dengan benar
Skor 3 : jika sebagian besar alat dibersihkan dan ditata kembali dengan
benar
Skor 2 : jika sebagian kecil alat dibersihkan dan ditata kembali dengan
benar
Skor 1 : jika tidak ada hasil alat dibersihkan dan ditata kembali dengan
benar


CAPAIAN PEMBELAJARAN
Pada akhir fase E, peserta didik dapat memahami proses bisnis Teknika kapal penangkap
ikan sebagai bagian integral dari bisnis pelayaran perikanan, antara lain tentang penerapan
prosedur darurat dan K3LH, persyaratan kerja di kapal, kontrak kerja, buku pelaut,
sertifikasi, hukum maritim dan hukum perikanan, penangkapan ikan
PERTEMUAN 4
(6JP)
TUJUAN PEMBELAJARAN KRITERIA KETERCAPAIAN
Memahami Penggunaan Isyarat Bahaya  Memahami pengenalan isyarat bahaya
 Menerapkan Alat isyarat bahaya di atas
kapal

PROFIL PELAJAR PANCASILA


5. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia: Peserta didik
mengembangkan kemampuan beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dengan menciptakan
karya yang berhubungan dengan Tuhan YME, dirinya sendiri, orang lain maupun lingkungan
6. Mandiri : Peserta didik mengembangkan sikap mandiri untuk mengekspresikan dirinya
dalam bentuk karya
7. Bernalar Kritis : Peserta didik Merefleksi dan mengevaluasi pemikirannya sendiri
8. Gotong Royong : Peserta didik memiliki kemampuan gotong royong, yang memiliki
kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama agar pekerjaan berjalan lancar
KATA KUNCI, TOPIK/KONTEN INTI
Penggunaan Isyarat Bahaya
SARANA DAN PRASARANA
Laptop/Gadget/Komputer, Jaringan Interbnet, Proyektor/LCD
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
Target perangkat ajar ini dapat digunakan guru untuk mengajar:
Peserta didik regular/tipikal (tanpa ketunaan dan kesulitan belajar atau berpencapaian tinggi)
Jumlah peserta didik dalam pembelajaran untuk maksimal 28 peserta didik
MODEL PEMBELAJARAN
Problem Based Learning
 Tatap Muka
ASESMEN JENIS ASESMEN
Individu Perfoma dalam presentasi hasil
Kelompok Tertulis (tes objektif, esai)

KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pengaturan Peserta Didik
 Berkelompok (5-6 orang)
Metode
 Ceramah
 Diskusi
 Presentasi

MATERI, ALAT DAN BAHAN


 Materi Ajar
Ruang Lingkup Materi:
1. Memahami pengenalan isyarat bahaya
2. Menerapkan Alat isyarat bahaya di atas kapal

Pengenalan Isyarat Bahaya


A. Definisi
Tanda untuk mengingatkan anak buah kapal tentang adanya suatu keadaan darurat
atau bahaya adalah dengan kode bahaya.
a. Sesuai peraturan Internasional isyarat-isyarat bahaya dapat digunakan secara umum untuk
kapal laut adalah sebagai berikut:
 Satu isyarat letusan yang diperdengarkan dengan selang waktu kira-kira 1 (satu) menit.
 Bunyi yang diperdengarkan secara terus-menerus oleh pesawat pemberi isyarat kabut
(smoke signal)
 Cerawat - cerawat atau peluru-peluru cahaya yang memancarkan bintangbintang memerah
yang ditembakkan satu demi satu dengan selang waktu yang pendek.
 Isyarat yang dibuat oleh radio telegrafi atau sistim pengisyaratan lain yang terdiri atas
kelompok SOS dari kode morse.
 Isyarat yang dipancarkan dengan menggunakan pesawat radio telepon yang terdiri atas
kata yang diucapkan "Mede" (mayday)
 Kode isyarat bahaya internasional yang ditujukan dengan NC.
 Isyarat yang terdiri atas sehelai bendera segi empat yang di atas atau sesuatu yang
menyerupai bola.
 Nyala api di kapal (misalnya yang berasal dari sebuah tong minyak dan sebagainya, yang
sedang menyala).
 Cerawat payung atau cerawat tangan yang memancarkan cahaya merah.
 Isyarat asap yang menyebarkan sejumlah asa jingga (orange).
 Menaik-turunkan lengan-lengan yang terentang kesamping secara perlahanlahan dan
berulang- ulang.
 Isyarat alarm radio telegrafi
 Isyarat alarm radio teleponi
 Isyarat yang dipancarkan oleh rambu-rambu radio petunjuk posisi darurat

Gambar 3. Alat Komunikasi


(Google Images, 2021)

Sesuai dengan kemungkinan terjadinya situasi darurat di kapal, isyarat bahaya yang umumnya
dapat terjadi adalah :
1) Isyarat kebakaran (fire)
Apabila terjadi kebakaran di atas kapal maka setiap orang di atas kapal yang pertama kali
melihat adanya kebakaran wajib melaporkan kejadian tersebut pada mualim jaga di anjungan.
Mualim jaga akan terus memantau perkembangan upaya pemadaman kebakaran dan apabila
kebakaran tersebut tidak dapat di atasi dengan alat-alat pemadam portable dan dipandang
perlu untuk menggunakan peralatan pemadam kebakaran tetap serta membutuhkan peran
seluruh anak buah kapal, maka atas keputusan dan perintah Nakhoda isyarat kebakaran wajib
dibunyikan dengan kode suling atau bel satu pendek dan satu panjang secara terus menerus
seperti berikut :
Setiap anak buah kapal yang mendengar isyarat kebakaran wajib melaksanakan tugasnya
sesuai dengan perannya pada sijil kebakaran dan segera menuju ke tempat tugasnya untuk
menunggu perintah lebih lanjut dari komandan regu pemadam kebakaran.
2) Isyarat sekoci / meninggalkan kapal
Dalam keadaan darurat yang menghendaki Nakhoda dan seluruh anak buah kapal
harus meninggalkan kapal maka kode isyarat yang dibunyikan adalah melalui bel atau suling
kapal sebanyak 7 (tujuh) pendek dan satu panjang secara terus menerus seperti berikut :
3) Isyarat orang jatuh ke Laut
Dalam pelayaran sebuah kapal dapat saja terjadi orang jatuh ke laut, bila seorang
awak kapal melihat orang jatuh ke laut, maka tindakan yang harus dilakukan adalah :
• Berteriak "Orang jatuh ke laut"
• Melempar pelampung penolong (lifebuoy)
• Melapor ke Mualim jaga.
Selanjutnya Mualim jaga yang menerima laporan adanya orang jatuh ke laut dapat
melakukan manouver kapal untuk berputar mengikuti ketentuan "Willemson Turn" atau
"Carnoevan turn" untuk melakukan pertolongan. Bila ternyata korban tidak dapat ditolong
maka kapal yang bersangkutan wajib menaikkan bendera internasional huruf "O".
3) Isyarat Bahaya lainnya
Dalam hal-hal tertentu bila terjadi kecelakaan atau keadaan darurat yang sangat
mendesak dengan pertimbangan bahwa bantuan pertolongan dari pihak lain sangat dibutuhkan
maka setiap awak kapal wajib segera memberikan tanda perhatian dengan membunyikan bel
atau benda lainnya maupun berteriak untuk meminta pertolongan.
Tindakan ini dimaksud agar mendapat bantuan secepatnya sehingga korban dapat
segera ditolong dan untuk mencegah timbulnya korban yang lain atau kecelakaan maupun
bahaya yang sedang terjadi tidak meluas.
Dalam keadaan bahaya atau darurat maka peralatan yang dapat digunakan adalah
peralatan atau mesin-mesin maupun pesawat-pesawat yang mampu beroperasi dalam keadaan
tersebut. Sebuah kapal didesain dengan memperhitungkan dapat beroperasi pada kondisi
normal dan kondisi darurat.
Oleh sebab itu pada kapal dilengkapi juga dengan mesin atau pesawat yang mampu
beroperasi pada kondisi darurat. Adapun mesin-mesin atau pesawat-pesawat yang dapat
beroperasi pada keadaan darurat terdiri dari :
 Emergency steering gear
 Emergency generator
 Emergency radio communication
 Emergency fire pump
 Emergency ladder
 Emergency buoy
 Emergency escape trunk
 Emergency alarm di kamar pendingin, cargo space, engine room space, accomodation
space
Setiap mesin atau pesawat tersebut di atas telah ditetapkan berdasarkan ketentuan
SOLAS 1974 tentang penataan dan kapasitas atau kemampuan operasi. Sebagai contoh
Emergency Fire Pump (pompa pemadam darurat) berdasarkan ketentuan wajib dipasang di
luar kamar mesin dan mempunyai tekanan kerja antara 3 - 5 kilogram per sentimeter persegi
dan digerakkan oleh tenaga penggerak tersendiri. Sehingga dalam keadaan darurat bila pompa
pemadam utama tidak dapat beroperasi, maka alternatif lain hanya dapat menggunakan
pompa pemadam darurat dengan aman di luar kamar mesin.

B. ALAT – ALAT ISYARAT


Isyarat semboyan atau secara visual dengan menggunakan pantulan sinar matahari melalui
cermin (phyrotecchnique) adalah cara lain yang dapat berfungsi sebagai isyarat tanda bahaya.
Jenis-jenis Isyarat visual untuk di kapal terdiri dari :
1. Cerawat tangan (rand hard flare)
Cerawat tangan digunakan sebagai alat isyarat bahaya dengan nyala warna merah terang
dengan lama menyala 10 detik, dan digunakan pada malam hari.
2. Cerawat parasut (parachute signal)
Cerawat parasut berfungsi sebagai alat isyarat visual yang dapat dilontarkan secara vertikal
sejauh 300 m dengan lama menyala 40 detik, dan digunakan malam hari.
3. Isyarat asap apung (buoyant smoke signal)
Isyarat asap apung digunakan sebagai alat isyarat visual yang dapat mengeluarkan asap jingga
selama 10 detik di atas air dan digunakan pada siang hari.
Alat-alat keselamatan yang ada di atas kapal biasanya harus;
1. Mudah terlihat
2. Mudah dijangkau
3. Dapat diluncurkan paling lama 30 menit.
Perawatan terhadap alat keselamatan tersebut harus dilakukan secara periodik, agar anak buah
kapal terlatih mengenal arti dan pentingnya keselamatan.
Apabila kapal dalam keadaan bahaya dan memerlukan pertolongan, harus menggunakan atau
memperlihatkan isyarat-isyarat yang disyaratkan oleh ketentuan internasional sebagaimana
ditetapkan dalam Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut tahun 1972 dengan Amandemen
1993.

Gambar 7. Isyarat peringatan

 PERLENGKAPAN PERISYARATAN (SIGNALLING EQUIPMENT)


a. Isyarat kasat mata
b. Senter untuk isyarat morse
c. Cermin isyarat untuk malam hari
d. Peluit
e. Layar warna orange pada sekoci terbuka
f. Lampu aldis

1. CARA MENGGUNAKAN CERMIN


a. Cermin dimiringkan ke arah matahari untuk mendapatkan cahaya.
b. Dari lubang kecil yang ada di tengah-tengah cermin kita lihat ke arah kapal yang akan
diminati pertolongan.
c. Cermin di goyangkan, sinar pantulan yang berbentuk tanda SOS di arahkan ke kapal
yang akan menolong.

2. ISYARAT KASAT MATA


Isayarat kasat mata yang harus dibawa pada sekoci penolong maupun pada rakit

penolong kembung adalah :

a. 6 buah obor tangan


b. 6 buah obor parasut
c. 2 buah isyarat asap apung
a. Obor Tangan (Red Hand Flare)
1) Tersimpan dalam tabung tahan air.
2) Diberi petunjuk cara memakai dan mempunyai sarana penyulut sendiri.
3) Nyala warna merah terang.
4) Intensitas cahaya minimal 15.000 X cahaya lilin.
5) Lama menyala minimal 1 menit.
6) Dapat menyala terus selama 10 detik walaupun terendam 100 mm di bawah
permukaan air.
b. Obor Parasut
1) Tersimpan dalam tabung tahan air.
2) Diberi petunjuk cara memakai dan mempunyai sarana penyulut sendiri.
3) Harus mampu dilontarkan secara vertikal dalam jarak minimal 300 m.
4) Intensitas cahaya minimal 30.000 X cahaya lilin.
5) Lama menyala minimal 40 detik.
6) Kecepatan turun maksimal 5 m/detik.
c. Isyarat Asap Apung
1) Tersimpan dalam tabung tahan air.
2) Ada petunjuk cara memakainya.
3) Tidak menimbulkan ledakan kalau menyala.
4) Warna asap menyolok dengan waktu minimal 3 menit.
5) Tidak menimbulkan nyala api.
6) Tidak tenggelam.
7) Dapat memancarkan asap selama 10 detik walau terendam 100 mm di bawah
permukaan air.

PERSIAPAN PEMBELAJARAN
Prosedur Darurat dan SAR

Persiapan yang dilakukan sebelum pembelajaran dimulai:


✔ Membaca materi pembelajaran
✔ Menyiapkan lembar kerja peserta didik
✔ Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran

URUTAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Sintak Deskripsi Kegiatan


Pendahuluan Guru menunjuk ketua kelas untuk
(20 menit) melakukan doa sebelum
pembelajaran
Guru melakukan presensi
kehadiran terhadap peserta didik
Guru bertanya tentang keadaan
peserta didik
Guru menerima penjelasan tujuan
dan materi yang akan dicapai serta
metode penilaian yang akan
dilaksanakan
Guru menyampaikan kepada
peserta didik bahwa materi yang
akan dipelajari adalah tentang
Hukum Maritim dan Hukum
Perikanan, Penangkapan dan
penanganan pasca penangkapan
ikan
Guru mengaitkan Hukum Maritim
dan Hukum Perikanan,
Penangkapan dan penanganan
pasca penangkapan ikan saat diatas
kapal
Kegiatan Inti Orientasi siswa pada Guru menyampaikan tujuan
(240 menit) masalah pembelajaran mengenai topic yang
akan dibahas
Peserta didik menerima informasi
kompetensi materi dan tujuan
pembelajaranyang akan
dilaksanakan
Guru menyarankan untuk
menyiapkan media, alat dan buku
untuk pembelajaran
Guru membagi peserta didik
menjadi 4 kelompok yang
maksimal terdiri 7 orang
menyesuaikan jumlah peserta didik
 Kelompok 1-2 : membahas tentang
Hukum Perikanan dan Hukum
Perikanan
 Kelompok 3-4: membahas tentang
Penangkapan dan penanganan
pasca penangkapan ikan
Peserta didik dalam kelompok
mengamati tayangan video yang
disajikan oleh guru
Peserta didik mengamati dan
menperhatikan penjelasan yang
diberikan guru
Guru membagikan Lembar Kerja
dan peserta didik membaca
petunjuk
Guru memotivasi peserta didik
dalam kelompok atau individu
untuk menuliskan atau menanyakan
permasalahan yang belum
dipahami dari masalah yang
disajikan dalam Lembar Kerja,
serta guru mempersilahkan peserta
didik dari kelompok lain untuk
memberi tanggapan
Mengorganisasi siswa Peserta didik melakukan diskusi
dalam kelompok masing-masing
atau individual dengan guru
berdasarkan petunjuk yang ada
dalam LK (misalkan: dalam LK
berisikan permasalahan dan
langkah-langkah pemecahan serta
meminta peserta didik dalam
kelompok untuk bekerja sama
untuk menyelesaikan masalah
berkaitan dengan pembahasan).
Peserta didik dalam kelompok atau
individual melakukan bertukar
fikiran dengan cara berbagi
informasi, dan klarifikasi informasi
tentang permasalahan yang dibahas
dalam kehidupan sehari-hari.
Membimbing Peserta didik masing-masing
Penyelidikan kelompok atau individual juga
membahas dan berdiskusi tentang
permasalahan berdasarkan petunjuk
LK untuk:
 Menemukan materi pembahasan
melalui penyelidikan dan diskusi
tentang Hukum maritime dan
hukum Perikanan
 Menemukan informasi yang
relevan berkaitan dengan
Penangkapan dan penanganan
pasca penangkapan ikan
 Mengaplikasikan Hukum maritime
dan hukum Perikanan dan
Penangkapan dan penanganan
pasca penangkapan ikan untuk
penyelesaian masalah
Peserta didik melakukan eksplorasi
dimana mereka juga diharapkan
mengaitkan pada saat diatas kapal

Guru memberikan bantuan kepada


peserta didik dalam kelompok atau
indivisual untuk masalah yang sulit
bagi peserta didik

Guru mengarahkan peserta didik


dalam kelompok atau indivisual
untuk menyelesaikan permasalahan
dengan cermat dan teliti
Mengembangkan dan Guru meminta peserta didik untuk
menyajikan hasil mendiskusikan cara yang
digunakan untuk menemukan
semua kemungkinan pemecahan
masalah terkait masalah yang
diberikan
Peserta didik dalam kelompok
masing-masing atau individual
dengan bimbingan guru untuk
dapat mengaitkan, merumuskan,
dan menyimpulkan tentang Hukum
maritime dan hukum Perikanan,
Penangkapan dan penanganan
pasca penangkapan ikan untuk
menyajikan hasil pemecahan
masalah yang telah diperoleh.
Peserta didik dalam kelompok atau
individual menyusun laporan hasil
diskusi penyelesaian masalah yang
diberikan terkait tentang Hukum
maritime dan hukum Perikanan,
Penangkapan dan penanganan
pasca penangkapan ikan dalam
melakukan evakuasi bahaya di
tempat kerja sesuai materi yang
didapat oleh masing-masing
kelompok
Menganalisis dan Guru menginstruksikan kepada
evaluasi masalah peserta didik untuk
mempresentasikan hasil temuan
bersama kelompoknya

Beberapa perwakilan kelompok


atau secara individual menyajikan
secara tertulis dan lisan hasil
pembelajaran atau apa yang telah
dipelajari pada tingkat kelas atau
tingkat kelompok mulai dari apa
yang telah dipahami berkaitan
dengan permasahan kehidupan
sehari-hari berdasarkan hasil
diskusi dan pengamatan.
Peserta didik yang lain dan guru
memberikan tanggapan dan
menganalisis hasil presentasi
meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan
tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan
lainnya.
Refleksi Peserta didik melakukan refleksi,
resume dan membuat kesimpulan
secara lengkap, komprehensif dan
dibantu guru dari materi yang yang
telah dipelajari terkait
perkembangan teknologi
pengolahan hasil pertanian.

Guru memberikan apresiasi atas


partisipasi semua peserta didik
Penutup Guru menggunakan metode tanya
(10 Menit) jawab kepada peserta didik
Peserta didik mendengarkan arahan
guru pada materi selanjutnya
Untuk memperkuat materi guru
memberikan referensi materi dari
buku maupun dari internet untuk
persiapan ujian
Guru menutup pembelajaran
dengan mengucapkan syukur dan
berdoa menurut keyakinan masing-
masing

KRITERIA PENGUKURAN KETERCAPAIAN


Kompetensi yang harus dikuasai peserta didik:
 Peserta didik mampu menjelaskan Hukum maritime dan Hukum Perikanan
 Peserta didik mampu menjelaskan Penangkapan dan penanganan pasca penangkapan ikan
STRATEGI ASESMEN
 Observasi guru selama kegiatan belajar berlangsung
1. Keaktifan peserta didik saat tanya jawab
2. Kesantunan dalam proses belajar
 Penilaian hasil presentasi hasil diskusi
 Penilaian hasil lembar kerja peserta didik
 Asesmen tulis
Soal Essay
1. Bagaimana Penggunaan cermin untuk pengisyaratan keadaan darurat?
2. Sebutkan alat isyarat visual ketika terjadi keadaan bahaya !
3. Sebutkan apa kegunaan isyarat keadaan darurat ?
4. Apa yang kalian ketahui tentang abbadon ship ?
5. Apa yang dimaksud cerawat tangan?
REFLEKSI

PESERTA DIDIK GURU


1. Manfaat apa yang kamu peroleh dari materi1. Apakah dalam membuka pelajaran dan
pembelajaran? memberikan penjelasan teknis atau intruksi
2. Sikap positif apa yang kamu peroleh selama yang disampaikan untuk pembelajaran yang
mengikuti kegiatan pembelajaran? akan dilakukan dapat dipahami oleh peserta
3. Kesulitan apa yang kamu alami dalam didik?
pembelajaran? 2. Bagain manakah pada rencana pembelajaran
4. Apa saja yang kamu lakukan untuk belajar yang perlu diperbaiki?
yang lebih baik? 3. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap
materi atau bahan ajar, pengelolaan kelas,
latihan dan penilaian yang telah dilakukan
dalam pembelajaran?
4. Apakah dalam berjalannya proses
pembelajaran sesuai dengan yang
diharapkan?
5. Apakah arahan dan penguatan materi yang
telah dipelajari dapat dipahami oleh peserta
didik?
DAFTAR PUSTAKA

Aliredjo Subroto.2010. Teknika Kapal Penangkap Ikan untuk Sekolah Menegah Kejuruan .
Direktorat Pembinaan SMK, Jakarta.

REMEDIAL DAN PENGAYAAN

a. Remedial
Remedial dilakukan apabila tujuan pembelajaran belum tercapai. Belum tercapainya tujuan
pembelajaran dapat diketahui apabila skor perolehan dari instrument penilaian/assesmen
masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

b. Pengayaan
Tugas
LEMBAR KERJA SISWA
Penggunaan isyarat bahaya di atas kapal
Kelompok :
Anggota : …
Kelas : ...

I. KOMPETENSI DASAR
Memahami dan menjelaskan penggunaan isyarat bahaya di atas kapal
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyimak materi hukum maritime, peserta didik dapat mengidentifikasi kebijakan
yang harus di patuhi saat berada di laut

III. RINGKASAN MATERI

Isyarat bahaya yang umumnya dapat terjadi adalah :


1) Isyarat kebakaran (fire)
Apabila terjadi kebakaran di atas kapal maka setiap orang di atas kapal yang pertama kali
melihat adanya kebakaran wajib melaporkan kejadian tersebut pada mualim jaga di anjungan.
2) Isyarat sekoci / meninggalkan kapal
Dalam keadaan darurat yang menghendaki Nakhoda dan seluruh anak buah kapal
harus meninggalkan kapal maka kode isyarat yang dibunyikan adalah melalui bel atau suling
kapal sebanyak 7 (tujuh) pendek dan satu panjang secara terus menerus seperti berikut :
3) Isyarat orang jatuh ke Laut
Dalam pelayaran sebuah kapal dapat saja terjadi orang jatuh ke laut, bila seorang
awak kapal melihat orang jatuh ke laut, maka tindakan yang harus dilakukan adalah :
• Berteriak "Orang jatuh ke laut"
• Melempar pelampung penolong (lifebuoy)
• Melapor ke Mualim jaga.
Jenis-jenis Isyarat visual untuk di kapal terdiri dari :
1. Cerawat tangan (rand hard flare)
Cerawat tangan digunakan sebagai alat isyarat bahaya dengan nyala warna merah terang
dengan lama menyala 10 detik, dan digunakan pada malam hari.
2. Cerawat parasut (parachute signal)
Cerawat parasut berfungsi sebagai alat isyarat visual yang dapat dilontarkan secara vertikal
sejauh 300 m dengan lama menyala 40 detik, dan digunakan malam hari.
3. Isyarat asap apung (buoyant smoke signal)
Isyarat asap apung digunakan sebagai alat isyarat visual yang dapat mengeluarkan asap jingga
selama 10 detik di atas air dan digunakan pada siang hari.

IV. MARI BERDISKUSI

A. Diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini bersama Teman-temanmu.

1.Bagaimana pengoperasian cerawat tangan?


Jawab:
............................................................................................................................
2. Analisislah Bagaimana prosedur menolong orang ketika orang jauh di laut?
Jawab:
............................................................................................................................
3. Apa saja yang termasuk dalam perlengkapan perisyaratan (signalling equipment)?
Jawab:
…………………………………………………………………………………............
4. Berdasarkan kegiatan ini, bagaimana cara pengunaan isyarat asap apung
Jawab:
………………………………………………………………………………..
Rubrik Penilaian Individu

1. Metode dan Bentuk Instrumen


Ranah Metode Bentuk
Sikap Pengamatan Sikap Lembar Penilaian sikap
Pengetahuan Tes Tertulis Tes Tertulis
Keterampilann Observasi Lembar Observasi
keterampilan

2. Instrumen dan Rubrik Penilaian


a. Instrumen dan Rubrik Penilaian Sikap
2) Instrumen Penilaian Sikap
Berilah tanda checklist pada skor 1,2,3, atau 4 berdasarkan pekerjaan siswa dalam
pembelajaran!
Lembar Penilaian Sikap
Aktif dalam Kerjasama Santun dalam Skor Perolehan
kegiatan dalam kegiatan menyampaikan
Nama Siswa diskusi diskusi hasil diskusi
kelompok kelompok
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
2) Rubrik Penilaian Sikap
Aspek yang Indikator penilaian Penilaian
dinilai
Aktif dalam Melakukan diskusi dan Skor 4 : jika 4 indikator
kegiatan diskusi pengamatan bersama dengan dilakukan semua
kelompok rekan kelompok. Skor 3: jika hanya 3
Melakukan diskusi, indikator yang
pengamatan, dan mengajukan dilakukan.
pertanyaan dalam kegiatan Skor 2: jika hanya 2
diskusi kelompok. indikator yang
Melakukan diskusi, dilakukan.
pengamatan, dan mengajukan Skor ≤ 1: jika hanya 1
pertanyaan, dan indikator
menyampaikan opini saat yang dilakukan.
kegiatan diskusi kelompok. Skor 3: jika hanya 3
Melakukan diskusi, indikator yang
pengamatan, dan mengajukan dilakukan.
pertanyaan, dan Skor 2: jika hanya 2
menyampaikan opini, dan indikator yang
menanggapi pertanyaan dilakukan.
maupun sanggahan dari siswa Skor ≤ 1: jika hanya 1
lain saat kegiatan diskusi indikator
kelompok. yang dilakukan.
Skor 3: jika hanya 3
indikator yang
dilakukan.
Skor 2: jika hanya 2
indikator yang
dilakukan.
Skor ≤ 1: jika hanya 1
indikator
yang dilakukan.

Kerjasama dalam Melakukan diskusi, Skor 4 : jika 4 indikator


kegiatan diskusi pengamatan, mengajukan dilakukan semua
kelompok pertanyaan, Skor 3: jika hanya 3
menyampaikan opini, dan indikator yang
menanggapi pertanyaan dilakukan.
maupun sanggahan dari Skor 2: jika hanya 2
siswa lain saat kegiatan indikator yang
diskusi kelompok. dilakukan.
Melakukan diskusi, Skor ≤ 1: jika hanya 1
pengamatan, mengajukan indikator
pertanyaan, yang dilakukan.
menyampaikan opini, dan Skor 3: jika hanya 3
menanggapi pertanyaan indikator yang
maupun sanggahan dari dilakukan.
siswa lain saat kegiatan Skor 2: jika hanya 2
diskusi kelomp indikator yang
 Berinteraksi dengan 1 dilakukan.
orang anggota dalam Skor ≤ 1: jika hanya 1
kegiatan diskusi indikator
kelompok. yang dilakukan.
 Berinteraksi dengan 2 Skor 3: jika hanya 3
orang anggota dalam indikator yang
kegiatan diskusi dilakukan.
kelompok. Skor 2: jika hanya 2
 Berinteraksi dengan 3 indikator yang
orang anggota dalam dilakukan.
kegiatan diskusi Skor ≤ 1: jika hanya 1
kelompok. indikator
 Berinteraksi dengan yang dilakukan.
semua anggota dalam
kegiatan diskusi
kelompok.

Santun dalam  Menggunakan bahasa yang Skor 4 : jika 4 indikator


menyampaikan baik saat menyampaikan dilakukan semua
hasildiskusi hasil diskusi. Skor 3: jika hanya 3
 Menggunakan bahasa yang indikator yang
baik dan runtut dalam dilakukan.
menyampaikan hasil diskusi. Skor 2: jika hanya 2
 Menggunakan bahasa yang indikator yang
baik dan runtut dengan dilakukan.
mumik dan gesture yang jelas Skor ≤ 1: jika hanya 1
dan tidak berlebihan dalam indikator
menyampaikan hasil diskusi. yang dilakukan.
 Menggunakan bahasa yang Skor 3: jika hanya 3
baik, runtut, dan lancer indikator yang
dengan mimic dan gesture dilakukan.
yang jelas serta tidak Skor 2: jika hanya 2
berlebihan dalam indikator yang
menyampaikan hasil diskusi. dilakukan.
Skor ≤ 1: jika hanya 1
indikator
yang dilakukan.
Skor 3: jika hanya 3
indikator yang
dilakukan.
Skor 2: jika hanya 2
indikator yang
dilakukan.
Skor ≤ 1: jika hanya 1
indikator
yang dilakukan.

Kriteria penilaian:
Sangat Baik (SB) : apabila memperoleh skor rata-rata: 3 < skor rata-rata ≤ 4
Baik (B) : apabila memperoleh skor rata-rata: 2 < skor rata-rata ≤ 3
Cukup (C) : apabila memperoleh skor rata-rata: 1 < skor rata-rata ≤ 2
Kurang (K) : apabila memperoleh skor rata-rata: skor rata-rata ≤ 1
PERTEMUAN 5
(6JP)
TUJUAN PEMBELAJARAN KRITERIA KETERCAPAIAN
Memahami Pengorganisasian Tindakan  Memahami Sijil keadaan darurat
dalam Keadaan Darurat  Memahami merkah-merkah lintas
penyelamatan diri

PROFIL PELAJAR PANCASILA


13. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia: Peserta
didik mengembangkan kemampuan beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dengan
menciptakan karya yang berhubungan dengan Tuhan YME, dirinya sendiri, orang lain
maupun lingkungan
14. Mandiri : Peserta didik mengembangkan sikap mandiri untuk mengekspresikan dirinya
dalam bentuk karya
15. Bernalar Kritis : Peserta didik Merefleksi dan mengevaluasi pemikirannya sendiri
16. Gotong Royong : Peserta didik memiliki kemampuan gotong royong, yang memiliki
kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama agar pekerjaan berjalan lancar
KATA KUNCI, TOPIK/KONTEN INTI
Bisnis Pelayaran Perikanan
SARANA DAN PRASARANA
Laptop/Gadget/Komputer, Jaringan Interbnet, Proyektor/LCD
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
Target perangkat ajar ini dapat digunakan guru untuk mengajar:
Peserta didik regular/tipikal (tanpa ketunaan dan kesulitan belajar atau berpencapaian tinggi)
Jumlah peserta didik dalam pembelajaran untuk maksimal 28 peserta didik
MODEL PEMBELAJARAN
Discoveru Learning
 Tatap Muka
ASESMEN JENIS ASESMEN
Individu Perfoma dalam presentasi hasil
Kelompok Tertulis (tes objektif, esai)

KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pengaturan Peserta Didik
 Berkelompok (5-6 orang)
Metode
 Ceramah
 Diskusi
 Penugasan
MATERI, ALAT DAN BAHAN
 Materi Ajar
Ruang Lingkup Materi:
3. Perjanjian Kerja Laut
4. Sertifikasi Keahlian Pelaut
A. Sijil Bahaya Atau Keadaan Darurat

Dalam keadaan darurat atau bahaya setiap awak kapal wajib bertindak sesuai ketentuan sijil
keadaan darurat, oleh sebab itu sejil keadaan darurat senantiasa dibuat dan diinformasikan
pada seluruh awak kapal. Sijil keadaan darurat di kapal perlu digantungkan di tempat yang
strategis, sesuai, mudah dilihat dan mudah dibaca oleh seluruh pelayar.
Perincian prosedur dalam keadaan darurat, seperti :
a. Tugas-tugas khusus yang harus ditanggulangi di dalam keadaan darurat oleh setiap anak
buah kapal.
b. Sijil keadaan darurat selain menunjukkan tempat tugas-tugas khusus, juga tempat
berkumpul (kemana setiap awak kapal harus pergi).
c. Sijil keadaan darurat bagi setiap penumpang harus dibuat dalam bentuk yang ditetapkan
oleh pemerintah.
d. Sebelum kapal berangkat, sijil keadaan darurat harus sudah dibuat dan salinannya
digantungkan dibeberapa tempat yang strategis di kapal, terutama diruang ABK.
e. Didalam sijil keadaan darurat juga diberikan pembagian tugas yang berlainan bagi setiap
ABK (misalnya : menutup pintu kedap air, menurunkan sekoci penolong, menyiapkan alat-
alat pemadam kebakaran, dll).
f. Selain itu di dalam sijil keadaan darurat disebutkan tugas-tugas khusus yang dikerjakan
oleh anak buah kapal bagian Security Duties (SD)
Dalam hal yang menyangkut pemadam kebakaran, sijil keadaan darurat memberikan petunjuk
cara-cara yang terjadi biasanya dikerjakan dalam terjadi kebakaran, serta tugas-tugas khusus
yang harus dilaksanakan dalam hubungan dengan operasi pemadaman, peralatan-peralatan
dan instalasi pemadam kebakaran di kapal.
Sijil keadaan darurat harus membedakan secara khusus semboyan- semboyan panggilan bagi
ABK untuk berkumpul di sekoci penolong mereka masing-masing, di rakit penolong atau
ditempat berkumpul untuk memadamkan kebakaran

Suatu organisasi keadaan darurat harus disusun untuk operasi keadaan darurat. Maksud dan
tujuan organisasi bagi setiap situasi adalah untuk :
a. Menghidupkan tanda bahaya
b. Menemukan dan menaksir besarnya kejadian dan
c. Kemungkinan bahayanya
d. Mengorganisasi tenaga dan peralatan.

Ada empat petunjuk perencanaan yang perlu diikuti dalam pengorganisasian keadaan darurat,
antara lain :
a. Pusat Komando.
b. Satuan Keadaan Darurat.
c. Satuan Pendukung.
d. Kelompok Ahli Mesin

B.Merkah-Merkah Lintas Penyelamatan Diri


Semboyan untuk berkumpul dalam keadaan darurat terdiri dari dari 7 atau lebih tiupan pendek
yang diikuti dengan 1 tiupan panjang dengan menggunakan sujling kapal atau sirine. Sebagi
tambahan dapat dilengkapi dengan bunyui bel atau gong secara terus menerus. Jika semboyan
ini berbunyi, berarti semua orang yang berada di atas kapal harus menhgenakan pakaian
hangat dan baju renang dan menuju ke tempat darurat.
ABK melakukan tugas di tempat darurat mereka sesuai dengan yang tertera di dalam sijil
awak darurat dan selanjutnya menunggu perintah. Setiap juru mudi dan anak buah sekoci
menuju ke sekoci dan mengerjakan :
1. Membuka tutup sekoci, melipat dan memasukkannya ke dalam sekoci.
2. Dua orang dalam sekoci masing-masing seorang di depan untuk memasang tali penahan
sekoci yang berpasak dan seorang di belakang untuk memasang propeler sekoci.
3. Tali yang berpasak dipasang sejauh mungkin ke depan tetapi sebelah dalam daru lopor
sekoci dan di sebelah luar tali-tali lainnya.
4. Memeriksa apakah semua awak kapal dan penumpang telah memakai rompi renang
denganbenar atau tidak.
5. Selanjutnya menunggu perintah
Berikut ini akan dijelaskan prosedur atau tata cara dan tindakan yang perlu diambil dalam
menghadapi beberapa situasi keadaan darurat.
1. Tubrukan
a. Bunyikan sirine bahaya
b. Menggerakan kapal sedemikian rupa untuk mengurangi pengaruh tubrukan
c. Pintu-pintu kedap air dan pintu-pintu kebakaran otomatis ditutup
d. Lampu-lampu dek dinyalakan
e. Nahkoda diberi tahu
f. Kamar mesin diberi tahu
g. VHF dipindahkan ke chanel 16
h. Awak kapal dan penumpang dikumpulkan di stasiun darurat
i. Data tentang posisi kapal diletakan di ruang radio dan diperbaharui bila ada perubahan
posisi.
j. Ketinggian air pada got-got dan tangki-tangki diukur.
2. Kandas, Terdampar
a. Stop mesin
b. Bunyikan sirine bahaya
c. Pintu-pintu kedap air ditutup
d. Nahkoda diberi tahu
e. Kamar mesin diberi tahu
f. VHF dipindahkan ke chanel 16
g. Tanda-tanda bunyi "kapal kandas" dibunyikan Lampu dan sosok-sosok benda diperlihatan
i. Lampu dek dinyalakan
j. Ketinggian air pada got-got dan tangki-tangki diukur
k. Kedalaman laut di sekitar kapal diukur
l. Data tentang posisi kapal diletakan di ruang radio dan diperbaharui bila ada perubahan
posisi.
3. Kebakaran
a. Sirine bahaya dibunyikan
b. Regu-regu pemadam kebakaran yang bersangkutan siap dan mengetahui lokasi kebakaran
c. Ventilasi, pintu-pintu kebakaran otomatis, pintu-pintu kedap air ditutup.
d. Lampu-lampu di dek dinyalakan
e. Nahkoda diberi tahu
f. Petugas di kamar mesin diberi tahu
g. Data tentang posisi kapal diletakan di ruang radio dan diperbaharui bila ada perubahan
posisi.
4. Air Masuk Ke Dalam Ruangan
a. Sirine bahaya dibunyikan
b. Siaga (dalam keadaan darurat)
c. Pintu-pintu kedap air ditutup
d. Nahkoda diberi tahu
e. Petugas di kamar mesin diberi tahu
f. Data tentang posisi kapal diletakan di ruang radio dan diperbaharui bila ada perubahan
posisi
5. Meninggalkan Kapal
a. Sirine tanda berkumpul untuk meninggalkan kapal dibunyikan (atas perintah nahkoda)
b. Awak kapal berkumpul di dekat sekoci (tempat yang sudah ditentukan dalam sijil darurat)

Lintas-lintas penyelamatan diri :


1. Mengetahui Lintas Penyelamatan Diri (Escape Routes)
Dalam keadaan darurat dimana kepanikan sering terjadi maka kadang- kadang untuk
mencapai suatu tempat misalnya sekoci sering terjadi kesulitan. Untuk itu awak kapal harus
mengenal/mengetahui lintas penyelamatan diri (Escape Routes), komunikasi di dalam kapal
itu sendiri dan sistim alarmnya. Di kapal, lintas-lintas penyelamatan diri secara darurat dapat
ditemui pada tempat- tempat tertentu seperti :
a. Kamar Mesin
b. Di Ruangan Akomodasi
2. Komunikasi Intern dan Sistem Alarm
Komunikasi intern dan sistem alarm yang efisien sangatlah diperlukan dalam keadaan darurat.
Bentuk komunikasi darurat untuk meninggalkan kapal dapat berupa isyarat bunyi (suara) dari
lonceng, sirine atau juga dapat menggunakan mulut/teriak.
Isyarat yang digunakan adalah tujuh bunyi pendek atau lebih disusul dengan satu bunyi
panjang dari suling/sirine atau bel listrik. Alarm keadaan darurat lainnya seperti : kebakaran,
orang jatuh ke laut, dan lainya tidak diatur secara nasional melainkan oleh si pemilik kapal
sendiri.
PERSIAPAN PEMBELAJARAN
Prosedur Darurat dan SAR

Persiapan yang dilakukan sebelum pembelajaran dimulai:


✔ Membaca materi pembelajaran
✔ Menyiapkan lembar kerja peserta didik
✔ Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran

URUTAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Sintak Deskripsi Kegiatan


Pendahuluan Guru menunjuk ketua kelas untuk
(20 menit) melakukan doa sebelum
pembelajaran
Guru melakukan presensi
kehadiran terhadap peserta didik
Guru bertanya tentang keadaan
peserta didik
Guru menerima penjelasan tujuan
dan materi yang akan dicapai serta
metode penilaian yang akan
dilaksanakan
Guru menyampaikan kepada
peserta didik bahwa materi yang
akan dipelajari adalah tentang
Hukum Maritim dan Hukum
Perikanan, Penangkapan dan
penanganan pasca penangkapan
ikan
Guru mengaitkan Hukum Maritim
dan Hukum Perikanan,
Penangkapan dan penanganan
pasca penangkapan ikan saat diatas
kapal
Kegiatan Inti Orientasi siswa pada Guru menyampaikan tujuan
(240 menit) masalah pembelajaran mengenai topic yang
akan dibahas
Peserta didik menerima informasi
kompetensi materi dan tujuan
pembelajaranyang akan
dilaksanakan
Guru menyarankan untuk
menyiapkan media, alat dan buku
untuk pembelajaran
Guru membagi peserta didik
menjadi 4 kelompok yang
maksimal terdiri 7 orang
menyesuaikan jumlah peserta didik
 Kelompok 1-2 : membahas tentang
Hukum Perikanan dan Hukum
Perikanan
 Kelompok 3-4: membahas tentang
Penangkapan dan penanganan
pasca penangkapan ikan
Peserta didik dalam kelompok
mengamati tayangan video yang
disajikan oleh guru
Peserta didik mengamati dan
menperhatikan penjelasan yang
diberikan guru
Guru membagikan Lembar Kerja
dan peserta didik membaca
petunjuk
Guru memotivasi peserta didik
dalam kelompok atau individu
untuk menuliskan atau menanyakan
permasalahan yang belum
dipahami dari masalah yang
disajikan dalam Lembar Kerja,
serta guru mempersilahkan peserta
didik dari kelompok lain untuk
memberi tanggapan
Mengorganisasi siswa Peserta didik melakukan diskusi
dalam kelompok masing-masing
atau individual dengan guru
berdasarkan petunjuk yang ada
dalam LK (misalkan: dalam LK
berisikan permasalahan dan
langkah-langkah pemecahan serta
meminta peserta didik dalam
kelompok untuk bekerja sama
untuk menyelesaikan masalah
berkaitan dengan pembahasan).
Peserta didik dalam kelompok atau
individual melakukan bertukar
fikiran dengan cara berbagi
informasi, dan klarifikasi informasi
tentang permasalahan yang dibahas
dalam kehidupan sehari-hari.
Membimbing Peserta didik masing-masing
Penyelidikan kelompok atau individual juga
membahas dan berdiskusi tentang
permasalahan berdasarkan petunjuk
LK untuk:
 Menemukan materi pembahasan
melalui penyelidikan dan diskusi
tentang Hukum maritime dan
hukum Perikanan
 Menemukan informasi yang
relevan berkaitan dengan
Penangkapan dan penanganan
pasca penangkapan ikan
 Mengaplikasikan Hukum maritime
dan hukum Perikanan dan
Penangkapan dan penanganan
pasca penangkapan ikan untuk
penyelesaian masalah
Peserta didik melakukan eksplorasi
dimana mereka juga diharapkan
mengaitkan pada saat diatas kapal

Guru memberikan bantuan kepada


peserta didik dalam kelompok atau
indivisual untuk masalah yang sulit
bagi peserta didik

Guru mengarahkan peserta didik


dalam kelompok atau indivisual
untuk menyelesaikan permasalahan
dengan cermat dan teliti
Mengembangkan dan Guru meminta peserta didik untuk
menyajikan hasil mendiskusikan cara yang
digunakan untuk menemukan
semua kemungkinan pemecahan
masalah terkait masalah yang
diberikan
Peserta didik dalam kelompok
masing-masing atau individual
dengan bimbingan guru untuk
dapat mengaitkan, merumuskan,
dan menyimpulkan tentang Hukum
maritime dan hukum Perikanan,
Penangkapan dan penanganan
pasca penangkapan ikan untuk
menyajikan hasil pemecahan
masalah yang telah diperoleh.
Peserta didik dalam kelompok atau
individual menyusun laporan hasil
diskusi penyelesaian masalah yang
diberikan terkait tentang Hukum
maritime dan hukum Perikanan,
Penangkapan dan penanganan
pasca penangkapan ikan dalam
melakukan evakuasi bahaya di
tempat kerja sesuai materi yang
didapat oleh masing-masing
kelompok
Menganalisis dan Guru menginstruksikan kepada
evaluasi masalah peserta didik untuk
mempresentasikan hasil temuan
bersama kelompoknya

Beberapa perwakilan kelompok


atau secara individual menyajikan
secara tertulis dan lisan hasil
pembelajaran atau apa yang telah
dipelajari pada tingkat kelas atau
tingkat kelompok mulai dari apa
yang telah dipahami berkaitan
dengan permasahan kehidupan
sehari-hari berdasarkan hasil
diskusi dan pengamatan.
Peserta didik yang lain dan guru
memberikan tanggapan dan
menganalisis hasil presentasi
meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan
tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan
lainnya.
Refleksi Peserta didik melakukan refleksi,
resume dan membuat kesimpulan
secara lengkap, komprehensif dan
dibantu guru dari materi yang yang
telah dipelajari terkait
perkembangan teknologi
pengolahan hasil pertanian.

Guru memberikan apresiasi atas


partisipasi semua peserta didik
Penutup Guru menggunakan metode tanya
(10 Menit) jawab kepada peserta didik
Peserta didik mendengarkan arahan
guru pada materi selanjutnya
Untuk memperkuat materi guru
memberikan referensi materi dari
buku maupun dari internet untuk
persiapan ujian
Guru menutup pembelajaran
dengan mengucapkan syukur dan
berdoa menurut keyakinan masing-
masing

KRITERIA PENGUKURAN KETERCAPAIAN


Kompetensi yang harus dikuasai peserta didik:
 Peserta didik mampu menjelaskan Hukum maritime dan Hukum Perikanan
 Peserta didik mampu menjelaskan Penangkapan dan penanganan pasca penangkapan ikan
STRATEGI ASESMEN
 Observasi guru selama kegiatan belajar berlangsung
3. Keaktifan peserta didik saat tanya jawab
4. Kesantunan dalam proses belajar
 Penilaian hasil presentasi hasil diskusi
 Penilaian hasil lembar kerja peserta didik
 Asesmen tulis
Soal Essay
6. Bagaimana Pengelolaan perikanan di Indonesia saat ini?
7. Sebutkan status Pemanfaatan Sumber daya Ikan!
8. Sebutkan 11 Pembagian Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia?
9. Apa yang kalian ketahui tentang Oil Record Book?
10. Apa yang dimaksud Penangkapan Ikan?
REFLEKSI

PESERTA DIDIK GURU


5. Manfaat apa yang kamu peroleh dari materi6. Apakah dalam membuka pelajaran dan
pembelajaran? memberikan penjelasan teknis atau intruksi
6. Sikap positif apa yang kamu peroleh selama yang disampaikan untuk pembelajaran yang
mengikuti kegiatan pembelajaran? akan dilakukan dapat dipahami oleh peserta
7. Kesulitan apa yang kamu alami dalam didik?
pembelajaran? 7. Bagain manakah pada rencana pembelajaran
8. Apa saja yang kamu lakukan untuk belajar yang perlu diperbaiki?
yang lebih baik? 8. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap
materi atau bahan ajar, pengelolaan kelas,
latihan dan penilaian yang telah dilakukan
dalam pembelajaran?
9. Apakah dalam berjalannya proses
pembelajaran sesuai dengan yang
diharapkan?
10. Apakah arahan dan penguatan materi yang
telah dipelajari dapat dipahami oleh peserta
didik?

DAFTAR PUSTAKA

Aliredjo Subroto.2010. Teknika Kapal Penangkap Ikan untuk Sekolah Menegah Kejuruan .
Direktorat Pembinaan SMK, Jakarta.

REMEDIAL DAN PENGAYAAN

a. Remedial
Remedial dilakukan apabila tujuan pembelajaran belum tercapai. Belum tercapainya tujuan
pembelajaran dapat diketahui apabila skor perolehan dari instrument penilaian/assesmen
masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

c. Pengayaan
Tugas
LEMBAR KERJA SISWA
Pengorganisasian keadaan darurat
Kelompok : 1
Anggota : …
Kelas : ...

I. KOMPETENSI DASAR
Memahami dan menjelaskan pengorganisasian keadaan darurat
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyimak materi pengorganisasian keadaan darurat , peserta didik dapat
mengidentifikasi kebijakan yang harus di patuhi saat berada di laut

III. RINGKASAN MATERI

Ada empat petunjuk perencanaan yang perlu diikuti dalam pengorganisasian keadaan darurat,
antara lain :
e. Pusat Komando.
f. Satuan Keadaan Darurat.
g. Satuan Pendukung.
h. Kelompok Ahli Mesin

Lintas-lintas penyelamatan diri :


3. Mengetahui Lintas Penyelamatan Diri (Escape Routes)
Dalam keadaan darurat dimana kepanikan sering terjadi maka kadang- kadang untuk
mencapai suatu tempat misalnya sekoci sering terjadi kesulitan. Untuk itu awak kapal harus
mengenal/mengetahui lintas penyelamatan diri (Escape Routes), komunikasi di dalam kapal
itu sendiri dan sistim alarmnya. Di kapal, lintas-lintas penyelamatan diri secara darurat dapat
ditemui pada tempat- tempat tertentu seperti :
c. Kamar Mesin
d. Di Ruangan Akomodasi
4. Komunikasi Intern dan Sistem Alarm
Komunikasi intern dan sistem alarm yang efisien sangatlah diperlukan dalam keadaan darurat.
Bentuk komunikasi darurat untuk meninggalkan kapal dapat berupa isyarat bunyi (suara) dari
lonceng, sirine atau juga dapat menggunakan mulut/teriak.
Isyarat yang digunakan adalah tujuh bunyi pendek atau lebih disusul dengan satu bunyi
panjang dari suling/sirine atau bel listrik. Alarm keadaan darurat lainnya seperti : kebakaran,
orang jatuh ke laut, dan lainya tidak diatur secara nasional melainkan oleh si pemilik kapal
sendir

IV. MARI BERDISKUSI

A.

Diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini bersama Teman-temanmu.

1.Bagaimana pengorganisasian keadaan darurat di atas kapal ?


Jawab:
............................................................................................................................
2. Analisislah Bagaimana perincian prosedur keadaan darurat?
Jawab:
............................................................................................................................
3. Apa saja isi sijil darurat ?
Jawab:
…………………………………………………………………………………............
4. Berdasarkan kegiatan ini, bagaimana cara menggunakan lintas penyelamatan diri
?Jawab:
………………………………………………………………………………..
Rubrik Penilaian Individu

1. Metode dan Bentuk Instrumen


Ranah Metode Bentuk
Sikap Pengamatan Sikap Lembar Penilaian sikap
Pengetahuan Tes Tertulis Tes Tertulis
Keterampilann Observasi Lembar Observasi
keterampilan

2. Instrumen dan Rubrik Penilaian


a. Instrumen dan Rubrik Penilaian Sikap
3) Instrumen Penilaian Sikap
Berilah tanda checklist pada skor 1,2,3, atau 4 berdasarkan pekerjaan siswa dalam
pembelajaran!
Lembar Penilaian Sikap
Aktif dalam Kerjasama Santun dalam Skor Perolehan
kegiatan dalam kegiatan menyampaikan
Nama Siswa diskusi diskusi hasil diskusi
kelompok kelompok
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2) Rubrik Penilaian Sikap


Aspek yang Indikator penilaian Penilaian
dinilai
Aktif dalam Melakukan diskusi dan Skor 4 : jika 4 indikator
kegiatan diskusi pengamatan bersama dengan dilakukan semua
kelompok rekan kelompok. Skor 3: jika hanya 3
Melakukan diskusi, indikator yang
pengamatan, dan mengajukan dilakukan.
pertanyaan dalam kegiatan Skor 2: jika hanya 2
diskusi kelompok. indikator yang
Melakukan diskusi, dilakukan.
pengamatan, dan mengajukan Skor ≤ 1: jika hanya 1
pertanyaan, dan indikator
menyampaikan opini saat yang dilakukan.
kegiatan diskusi kelompok. Skor 3: jika hanya 3
Melakukan diskusi, indikator yang
pengamatan, dan mengajukan dilakukan.
pertanyaan, dan Skor 2: jika hanya 2
menyampaikan opini, dan indikator yang
menanggapi pertanyaan dilakukan.
maupun sanggahan dari siswa Skor ≤ 1: jika hanya 1
lain saat kegiatan diskusi indikator
kelompok. yang dilakukan.
Skor 3: jika hanya 3
indikator yang
dilakukan.
Skor 2: jika hanya 2
indikator yang
dilakukan.
Skor ≤ 1: jika hanya 1
indikator
yang dilakukan.

Kerjasama dalam Melakukan diskusi, Skor 4 : jika 4 indikator


kegiatan diskusi pengamatan, mengajukan dilakukan semua
kelompok pertanyaan, Skor 3: jika hanya 3
menyampaikan opini, dan indikator yang
menanggapi pertanyaan dilakukan.
maupun sanggahan dari Skor 2: jika hanya 2
siswa lain saat kegiatan indikator yang
diskusi kelompok. dilakukan.
Melakukan diskusi, Skor ≤ 1: jika hanya 1
pengamatan, mengajukan indikator
pertanyaan, yang dilakukan.
menyampaikan opini, dan Skor 3: jika hanya 3
menanggapi pertanyaan indikator yang
maupun sanggahan dari dilakukan.
siswa lain saat kegiatan Skor 2: jika hanya 2
diskusi kelomp indikator yang
 Berinteraksi dengan 1 dilakukan.
orang anggota dalam Skor ≤ 1: jika hanya 1
kegiatan diskusi indikator
kelompok. yang dilakukan.
 Berinteraksi dengan 2 Skor 3: jika hanya 3
orang anggota dalam indikator yang
kegiatan diskusi dilakukan.
kelompok. Skor 2: jika hanya 2
 Berinteraksi dengan 3 indikator yang
orang anggota dalam dilakukan.
kegiatan diskusi Skor ≤ 1: jika hanya 1
kelompok. indikator
 Berinteraksi dengan yang dilakukan.
semua anggota dalam
kegiatan diskusi
kelompok.

Santun dalam  Menggunakan bahasa yang Skor 4 : jika 4 indikator


menyampaikan baik saat menyampaikan dilakukan semua
hasildiskusi hasil diskusi. Skor 3: jika hanya 3
 Menggunakan bahasa yang indikator yang
baik dan runtut dalam dilakukan.
menyampaikan hasil diskusi. Skor 2: jika hanya 2
 Menggunakan bahasa yang indikator yang
baik dan runtut dengan dilakukan.
mumik dan gesture yang jelas Skor ≤ 1: jika hanya 1
dan tidak berlebihan dalam indikator
menyampaikan hasil diskusi. yang dilakukan.
 Menggunakan bahasa yang Skor 3: jika hanya 3
baik, runtut, dan lancer indikator yang
dengan mimic dan gesture dilakukan.
yang jelas serta tidak Skor 2: jika hanya 2
berlebihan dalam indikator yang
menyampaikan hasil diskusi. dilakukan.
Skor ≤ 1: jika hanya 1
indikator
yang dilakukan.
Skor 3: jika hanya 3
indikator yang
dilakukan.
Skor 2: jika hanya 2
indikator yang
dilakukan.
Skor ≤ 1: jika hanya 1
indikator
yang dilakukan.

Kriteria penilaian:
Sangat Baik (SB) : apabila memperoleh skor rata-rata: 3 < skor rata-rata ≤ 4
Baik (B) : apabila memperoleh skor rata-rata: 2 < skor rata-rata ≤ 3
Cukup (C) : apabila memperoleh skor rata-rata: 1 < skor rata-rata ≤ 2
Kurang (K) : apabila memperoleh skor rata-rata: skor rata-rata ≤ 1
PERTEMUAN 6
(6JP)
TUJUAN PEMBELAJARAN KRITERIA KETERCAPAIAN
Memahami Pemberian bantuan dan SAR  Melakukan sar untuk menolong orang dan
kapal lain
 Memahami pola sar dengan bantuan
helikopter

PROFIL PELAJAR PANCASILA


17. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia: Peserta didik
mengembangkan kemampuan beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dengan menciptakan
karya yang berhubungan dengan Tuhan YME, dirinya sendiri, orang lain maupun lingkungan
18. Mandiri : Peserta didik mengembangkan sikap mandiri untuk mengekspresikan dirinya
dalam bentuk karya
19. Bernalar Kritis : Peserta didik Merefleksi dan mengevaluasi pemikirannya sendiri
20. Gotong Royong : Peserta didik memiliki kemampuan gotong royong, yang memiliki
kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama agar pekerjaan berjalan lancar
KATA KUNCI, TOPIK/KONTEN INTI
Bisnis Pelayaran Perikanan
SARANA DAN PRASARANA
Laptop/Gadget/Komputer, Jaringan Interbnet, Proyektor/LCD
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
Target perangkat ajar ini dapat digunakan guru untuk mengajar:
Peserta didik regular/tipikal (tanpa ketunaan dan kesulitan belajar atau berpencapaian tinggi)
Jumlah peserta didik dalam pembelajaran untuk maksimal 28 peserta didik
MODEL PEMBELAJARAN
Discoveru Learning
 Tatap Muka
ASESMEN JENIS ASESMEN
Individu Perfoma dalam presentasi hasil
Kelompok Tertulis (tes objektif, esai)

KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pengaturan Peserta Didik
 Berkelompok (5-6 orang)
Metode
 Ceramah
 Diskusi
 Penugasan
MATERI, ALAT DAN BAHAN
 Materi Ajar
Ruang Lingkup Materi:
 Melakukan sar untuk menolong orang dan kapal lain
 Memahami pola sar dengan bantuan helikopter

A. Melakukan SAR Untuk Menolong Orang Dan Kapal Lain


Penyelamatan orang jatuh ke laut :
a. Lemparkan pelampung yang sudah dilengkapi dengan lampu apung dan asap sedekat
mungkin dengan orang yang jatuh
b. Kapal diolah gerak sedemikian rupa sehingga orang yang jatuh terhindar dari benturan
kapal dan baling-baling
c. Posisi dan letak pelampung diamati
d. Mengolahgerakan kapal untuk melakukan pertolongan sebaik mungkin (bila tempat
berolah gerak memungkinkan, disarankan menggunakan metode "Williamson Turn"
e. Tugaskan seseorang untuk mengatasi orang yang jatuh agar tetap terlihat.
f. Bunyikan tiga suling panjang dan diulang sesuai kebutuhan.
g. Regu penolong siap di sekoci.
h. Nahkoda diberi tahu
i. Petugas di kamar mesin diberi tahu
j. Letak atau posisi kapal relatif terhadap orang yang jatuh di plot.
Posisi kapal tersedia di kamar radio dan diperbaharui bila ada perubahan posisi.
Pencarian dan Penyelamatan (Search And Rescue/SAR)
a. Mengambil pesan bahaya dengan menggunakan radio pencari arah.
b. Pesan bahaya atau S.O.S. dipancarkan ulang
c. Mendengarkan pola semua frekwensi bahaya secara terus menerus.
d. Mempelajari buku petunjuk terbitan SAR (MERSAR).
e. Mengadakan hubungan antar SAR laut dengan SAR udara pada frekwensi 2182 KHz dan
atau chanel 16.
f. Posisi, haluan dan kecepatan penolong yang lain di plot.j
B. SAR DENGAN BANTUAN HELIKOPTER
Penyelamatan korban dari kapal dengan bantuan helikopter dapat dilaksanakan bila kondisi
laut aman. Jenis peralatan yang digunakan untuk mengangkut korban dengan helikopter
terdiri dari
1. Pengangkat jenis tunggal (single lift)
2. Pengangkat jenis ganda (double lift)
3. Pengangkat jenis keranjang (basket lift)
4. Pengangkat tandu (stretcher lift)
5. Jaring penyelamat ( rescue net)
Faktor-faktor yang menghambat pertolongan korban dari atas kapal dengan helikopter antara
lain :
1. Cuaca buruk
2. Malam hari
3. Keterampilan pilot dan awak pesawat
4. Kepanikan korban
5. Keterampilan memasang alat bantu pengangkat

Tata Cara Prosedur Keadaan Darurat


Semboyan untuk berkumpul dalam keadaan darurat terdiri dari 7 atau lebih tiupan pendek
yang diikuti dengan 1 tiupan panjang dengan menggunakan suling kapal atau sirine. Sebagai
tambahan dapat dilengkapi dengan bunyi bel atau gong secara terus menerus. Jika semboyan
ini berbunyi, berarti semua orang yang berada di atas kapal harus mengenakan pakaian hangat
dan baju renang dan menuju ke tempat darurat. ABK melakukan tugas di tempat darurat
mereka sesuai dengan yang tertera di dalam sijil awak darurat dan selanjutnya menunggu
perintah. Setiap juru mudi dan anak buah sekoci menuju ke sekoci dan mengerjakan :
Membuka tutup sekoci, melipat dan memasukkannya ke dalam sekoci.
Dua orang dalam sekoci masing-masing seorang di depan untuk memasang tali penahan
sekoci yang berpasak dan seorang di belakang untuk memasang propeler sekoci.
Tali yang berpasak dipasang sejauh mungkin ke depan tetapi sebelah dalam dari lopor sekoci
dan di sebelah luar tali-tali lainnya.
Memeriksa apakah semua awak kapal dan penumpang telah memakai rompi renang dengan
benar atau tidak, Selanjutnya menunggu perintah.
Berikut ini akan dijelaskan prosedur atau tata cara dan tindakan yang perlu diambil dalam
menghadapi beberapa situasi keadaan darurat.
Tubrukan
Apabila kapal terjadi tubrukan, maka hal yang harus dilakukan oleh Petugas Jaga laut sebagai
berikut :

1. Bunyikan sirine bahaya


2. Menggerakan kapal sedemikian rupa untuk mengurangi pengaruh tubrukan
3. Pintu-pintu kedap air dan pintu-pintu kebakaran otomatis ditutup
4. Lampu-lampu dek dinyalakan
5. Nahkoda diberi tahu
6. Petugas kamar mesin diberi tahu
7. VHF dipindahkan ke chanel 16
8. Awak kapal dan penumpang dikumpulkan di stasiun darurat
9. Data tentang posisi kapal diletakan di ruang radio dan diperbaharui bila ada perubahan
posisi.
10. Ketinggian air pada got-got dan tangki-tangki diukur.
11. Bertindak secara procedural atau mengikuti perintah penanggungjawab kapal.

Gambar 7. Kapal Tubrukan


Kandas Atau Terdampar
Apabila kapal kandas atau terdampar, maka hal yang harus dilakukan oleh Petugas Jaga laut
sebagai berikut :

1. Stop mesin
2. Bunyikan sirine bahaya
3. Pintu-pintu kedap air ditutup
4. Nahkoda diberi tahu
5. Petugas kamar mesin diberi tahu
6. VHF dipindahkan ke chanel 16
7. Tanda-tanda bunyi "kapal kandas" dibunyikan
8. Lampu dan sosok-sosok benda diperlihatkan
9. Lampu dek dinyalakan
10. Ketinggian air pada got-got dan tangki-tangki diukur
11. Kedalaman laut di sekitar kapal diukur
12. Data tentang posisi kapal diletakan di ruang radio dan diperbaharui bila ada
perubahan posisi.

Gambar 8. Kapal Kandas


Kebakaran
Apabila terjadi kebakaran di kapal, maka hal yang harus dilakukan oleh Petugas Jaga sebagai
berikut :
1. Sirine bahaya dibunyikan
2. Regu-regu pemadam kebakaran yang bersangkutan siap dan mengetahui lokasi kebakaran
3. Ventilasi, pintu-pintu kebakaran otomatis, pintu-pintu kedap air ditutup.
4. Lampu-lampu di dek dinyalakan
5. Nahkoda diberi tahu
6. Petugas di kamar mesin diberi tahu
7. Data tentang posisi kapal diletakan di ruang radio dan diperbaharui bila ada perubahan
posisi.

Gambar 9. Kapal Terbakar


Air Masuk Ke Dalam Ruangan
1. Sirine bahaya dibunyikan
2. Siaga (dalam keadaan darurat)
3. Pintu-pintu kedap air ditutup
4. Nahkoda diberi tahu
5. Petugas di kamar mesin diberi tahu
6. Data tentang posisi kapal diletakan di ruang radio dan diperbaharui bila ada perubahan
posisi
Suatu keadaan dapat diatasi secara tepat dan cepat sangat tergantung pada kerjasama antar
penolong dan yang ditolong. Kapal lain atau tim SAR diharapkan dapat memberikan
pertolongan dengan mencari lokasi kecelakaan. Untuk mempercepat ditemukannya lokasi
kecelakaan diharapkan bantuan yang aktif dari awak kapal dan penumpang yang mendapat
kecelakaan. Untuk itu buatlah tanda-tanda yang dapat diapungkan di air atau apa saja yang
kiranya dapat menarik perhatian kapal lain atau tim SAR, misalnya menggunakan isyarat
visual atau menggunakan cermin semboyan.

PERSIAPAN PEMBELAJARAN
Prosedur Darurat dan SAR

Persiapan yang dilakukan sebelum pembelajaran dimulai:


✔ Membaca materi pembelajaran
✔ Menyiapkan lembar kerja peserta didik
✔ Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran

URUTAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Sintak Deskripsi Kegiatan


Pendahuluan Guru menunjuk ketua kelas untuk
(20 menit) melakukan doa sebelum
pembelajaran
Guru melakukan presensi
kehadiran terhadap peserta didik
Guru bertanya tentang keadaan
peserta didik
Guru menerima penjelasan tujuan
dan materi yang akan dicapai serta
metode penilaian yang akan
dilaksanakan
Guru menyampaikan kepada
peserta didik bahwa materi yang
akan dipelajari adalah tentang
Hukum Maritim dan Hukum
Perikanan, Penangkapan dan
penanganan pasca penangkapan
ikan
Guru mengaitkan Hukum Maritim
dan Hukum Perikanan,
Penangkapan dan penanganan
pasca penangkapan ikan saat diatas
kapal
Kegiatan Inti Orientasi siswa pada Guru menyampaikan tujuan
(240 menit) masalah pembelajaran mengenai topic yang
akan dibahas
Peserta didik menerima informasi
kompetensi materi dan tujuan
pembelajaranyang akan
dilaksanakan
Guru menyarankan untuk
menyiapkan media, alat dan buku
untuk pembelajaran
Guru membagi peserta didik
menjadi 4 kelompok yang
maksimal terdiri 7 orang
menyesuaikan jumlah peserta didik
 Kelompok 1-2 : membahas tentang
Hukum Perikanan dan Hukum
Perikanan
 Kelompok 3-4: membahas tentang
Penangkapan dan penanganan
pasca penangkapan ikan
Peserta didik dalam kelompok
mengamati tayangan video yang
disajikan oleh guru
Peserta didik mengamati dan
menperhatikan penjelasan yang
diberikan guru
Guru membagikan Lembar Kerja
dan peserta didik membaca
petunjuk
Guru memotivasi peserta didik
dalam kelompok atau individu
untuk menuliskan atau menanyakan
permasalahan yang belum
dipahami dari masalah yang
disajikan dalam Lembar Kerja,
serta guru mempersilahkan peserta
didik dari kelompok lain untuk
memberi tanggapan
Mengorganisasi siswa Peserta didik melakukan diskusi
dalam kelompok masing-masing
atau individual dengan guru
berdasarkan petunjuk yang ada
dalam LK (misalkan: dalam LK
berisikan permasalahan dan
langkah-langkah pemecahan serta
meminta peserta didik dalam
kelompok untuk bekerja sama
untuk menyelesaikan masalah
berkaitan dengan pembahasan).
Peserta didik dalam kelompok atau
individual melakukan bertukar
fikiran dengan cara berbagi
informasi, dan klarifikasi informasi
tentang permasalahan yang dibahas
dalam kehidupan sehari-hari.
Membimbing Peserta didik masing-masing
Penyelidikan kelompok atau individual juga
membahas dan berdiskusi tentang
permasalahan berdasarkan petunjuk
LK untuk:
 Menemukan materi pembahasan
melalui penyelidikan dan diskusi
tentang Hukum maritime dan
hukum Perikanan
 Menemukan informasi yang
relevan berkaitan dengan
Penangkapan dan penanganan
pasca penangkapan ikan
 Mengaplikasikan Hukum maritime
dan hukum Perikanan dan
Penangkapan dan penanganan
pasca penangkapan ikan untuk
penyelesaian masalah
Peserta didik melakukan eksplorasi
dimana mereka juga diharapkan
mengaitkan pada saat diatas kapal

Guru memberikan bantuan kepada


peserta didik dalam kelompok atau
indivisual untuk masalah yang sulit
bagi peserta didik

Guru mengarahkan peserta didik


dalam kelompok atau indivisual
untuk menyelesaikan permasalahan
dengan cermat dan teliti
Mengembangkan dan Guru meminta peserta didik untuk
menyajikan hasil mendiskusikan cara yang
digunakan untuk menemukan
semua kemungkinan pemecahan
masalah terkait masalah yang
diberikan
Peserta didik dalam kelompok
masing-masing atau individual
dengan bimbingan guru untuk
dapat mengaitkan, merumuskan,
dan menyimpulkan tentang Hukum
maritime dan hukum Perikanan,
Penangkapan dan penanganan
pasca penangkapan ikan untuk
menyajikan hasil pemecahan
masalah yang telah diperoleh.
Peserta didik dalam kelompok atau
individual menyusun laporan hasil
diskusi penyelesaian masalah yang
diberikan terkait tentang Hukum
maritime dan hukum Perikanan,
Penangkapan dan penanganan
pasca penangkapan ikan dalam
melakukan evakuasi bahaya di
tempat kerja sesuai materi yang
didapat oleh masing-masing
kelompok
Menganalisis dan Guru menginstruksikan kepada
evaluasi masalah peserta didik untuk
mempresentasikan hasil temuan
bersama kelompoknya

Beberapa perwakilan kelompok


atau secara individual menyajikan
secara tertulis dan lisan hasil
pembelajaran atau apa yang telah
dipelajari pada tingkat kelas atau
tingkat kelompok mulai dari apa
yang telah dipahami berkaitan
dengan permasahan kehidupan
sehari-hari berdasarkan hasil
diskusi dan pengamatan.
Peserta didik yang lain dan guru
memberikan tanggapan dan
menganalisis hasil presentasi
meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan
tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan
lainnya.
Refleksi Peserta didik melakukan refleksi,
resume dan membuat kesimpulan
secara lengkap, komprehensif dan
dibantu guru dari materi yang yang
telah dipelajari terkait
perkembangan teknologi
pengolahan hasil pertanian.

Guru memberikan apresiasi atas


partisipasi semua peserta didik
Penutup Guru menggunakan metode tanya
(10 Menit) jawab kepada peserta didik
Peserta didik mendengarkan arahan
guru pada materi selanjutnya
Untuk memperkuat materi guru
memberikan referensi materi dari
buku maupun dari internet untuk
persiapan ujian
Guru menutup pembelajaran
dengan mengucapkan syukur dan
berdoa menurut keyakinan masing-
masing

KRITERIA PENGUKURAN KETERCAPAIAN


Kompetensi yang harus dikuasai peserta didik:
 Peserta didik mampu Melakukan sar untuk menolong orang
 Peserta didik mampu menjelaskan pola sar dengan bantuan helikopter
STRATEGI ASESMEN
 Observasi guru selama kegiatan belajar berlangsung
5. Keaktifan peserta didik saat tanya jawab
6. Kesantunan dalam proses belajar
 Penilaian hasil presentasi hasil diskusi
 Penilaian hasil lembar kerja peserta didik
 Asesmen tulis
Soal Essay
1. Bagaimana cara menolong orang jatuh di laut ?
2. Sebutkan factor yang menghambat proses evakuasi korban di laut !
3. Sebutkan alat yang di gunakan untuk mengevakuasi korban dengan helicopter ?
4. Apa yang kalian ketahui tentang SAR ?
5. Apa yang dimaksud Williamson Turn ?
REFLEKSI
PESERTA DIDIK GURU
9. Manfaat apa yang kamu peroleh dari materi11. Apakah dalam membuka pelajaran dan
pembelajaran? memberikan penjelasan teknis atau intruksi
10. Sikap positif apa yang kamu peroleh selama yang disampaikan untuk pembelajaran yang
mengikuti kegiatan pembelajaran? akan dilakukan dapat dipahami oleh peserta
11. Kesulitan apa yang kamu alami dalam didik?
pembelajaran? 12.Bagain manakah pada rencana pembelajaran
12. Apa saja yang kamu lakukan untuk belajar yang perlu diperbaiki?
yang lebih baik? 13.Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap
materi atau bahan ajar, pengelolaan kelas,
latihan dan penilaian yang telah dilakukan
dalam pembelajaran?
14. Apakah dalam berjalannya proses
pembelajaran sesuai dengan yang
diharapkan?
15. Apakah arahan dan penguatan materi yang
telah dipelajari dapat dipahami oleh peserta
didik?

DAFTAR PUSTAKA

Aliredjo Subroto.2010. Teknika Kapal Penangkap Ikan untuk Sekolah Menegah Kejuruan .
Direktorat Pembinaan SMK, Jakarta.

REMEDIAL DAN PENGAYAAN

a. Remedial
Remedial dilakukan apabila tujuan pembelajaran belum tercapai. Belum tercapainya tujuan
pembelajaran dapat diketahui apabila skor perolehan dari instrument penilaian/assesmen
masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

d. Pengayaan
LEMBAR KERJA SISWA
Pemberian bantuan dan SAR
Kelompok : 1
Anggota : …
Kelas : ...

I. KOMPETENSI DASAR
Memahami dan menerapkan Pemberian bantuan dan SAR
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyimak materi Pemberian bantuan dan SAR, peserta didik dapat
mengidentifikasi kebijakan yang harus di patuhi saat berada di laut

III. RINGKASAN MATERI

Melakukan SAR Untuk Menolong Orang Dan Kapal Lain


Penyelamatan orang jatuh ke laut :
a. Lemparkan pelampung yang sudah dilengkapi dengan lampu apung dan asap sedekat
mungkin dengan orang yang jatuh
b. Kapal diolah gerak sedemikian rupa sehingga orang yang jatuh terhindar dari benturan
kapal dan baling-baling
c. Posisi dan letak pelampung diamati
d. Mengolahgerakan kapal untuk melakukan pertolongan sebaik mungkin (bila tempat
berolah gerak memungkinkan, disarankan menggunakan metode "Williamson Turn"
e. Tugaskan seseorang untuk mengatasi orang yang jatuh agar tetap terlihat.
f. Bunyikan tiga suling panjang dan diulang sesuai kebutuhan.
g. Regu penolong siap di sekoci.
h. Nahkoda diberi tahu
i. Petugas di kamar mesin diberi tahu
j. Letak atau posisi kapal relatif terhadap orang yang jatuh di plot. Posisi kapal tersedia di
kamar radio dan diperbaharui bila ada perubahan posisi. Pencarian dan Penyelamatan
(Search And Rescue/SAR)
k. Mengambil pesan bahaya dengan menggunakan radio pencari arah.
l. Pesan bahaya atau S.O.S. dipancarkan ulang
m. Mendengarkan pola semua frekwensi bahaya secara terus menerus.
n. Mempelajari buku petunjuk terbitan SAR (MERSAR).
o. Mengadakan hubungan antar SAR laut dengan SAR udara pada frekwensi 2182 KHz
dan atau chanel 16.
p. Posisi, haluan dan kecepatan penolong yang lain di plot.j
B. SAR DENGAN BANTUAN HELIKOPTER
Penyelamatan korban dari kapal dengan bantuan helikopter dapat dilaksanakan bila kondisi
laut aman. Jenis peralatan yang digunakan untuk mengangkut korban dengan helikopter
terdiri dari
1. Pengangkat jenis tunggal (single lift)
2. Pengangkat jenis ganda (double lift)
3. Pengangkat jenis keranjang (basket lift)
4. Pengangkat tandu (stretcher lift)
5. Jaring penyelamat ( rescue net)
Faktor-faktor yang menghambat pertolongan korban dari atas kapal dengan helikopter antara
lain :
1. Cuaca buruk
2. Malam hari
3. Keterampilan pilot dan awak pesawat
4. Kepanikan korban
5. Keterampilan memasang alat bantu pengangkat

A.
Diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini bersama Teman-temanmu.

1.Bagaimana prosedur penyelamatan orang ketika jaruh di laut?


Jawab:
............................................................................................................................
2. Analisislah Bagaimana prosedur pengoprasian pesawat luput maut ?
Jawab:
............................................................................................................................
3. Apa saja peralatan yang di gunakan untuk mengangkat korban dengan helikopter?
Jawab:
…………………………………………………………………………………............
4. Berdasarkan kegiatan ini, bagaimana cara mempertahankan hidup di laut?
Jawab:
………………………………………………………………………………..
Rubrik Penilaian Individu

1. Metode dan Bentuk Instrumen


Ranah Metode Bentuk
Sikap Pengamatan Sikap Lembar Penilaian sikap
Pengetahuan Tes Tertulis Tes Tertulis
Keterampilann Observasi Lembar Observasi
keterampilan

2. Instrumen dan Rubrik Penilaian


a. Instrumen dan Rubrik Penilaian Sikap
4) Instrumen Penilaian Sikap
Berilah tanda checklist pada skor 1,2,3, atau 4 berdasarkan pekerjaan siswa dalam
pembelajaran!
Lembar Penilaian Sikap
Aktif dalam Kerjasama Santun dalam Skor Perolehan
kegiatan dalam kegiatan menyampaikan
Nama Siswa diskusi diskusi hasil diskusi
kelompok kelompok
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2) Rubrik Penilaian Sikap


Aspek yang Indikator penilaian Penilaian
dinilai
Aktif dalam Melakukan diskusi dan Skor 4 : jika 4 indikator
kegiatan diskusi pengamatan bersama dengan dilakukan semua
kelompok rekan kelompok. Skor 3: jika hanya 3
Melakukan diskusi, indikator yang
pengamatan, dan mengajukan dilakukan.
pertanyaan dalam kegiatan Skor 2: jika hanya 2
diskusi kelompok. indikator yang
Melakukan diskusi, dilakukan.
pengamatan, dan mengajukan Skor ≤ 1: jika hanya 1
pertanyaan, dan indikator
menyampaikan opini saat yang dilakukan.
kegiatan diskusi kelompok. Skor 3: jika hanya 3
Melakukan diskusi, indikator yang
pengamatan, dan mengajukan dilakukan.
pertanyaan, dan Skor 2: jika hanya 2
menyampaikan opini, dan indikator yang
menanggapi pertanyaan dilakukan.
maupun sanggahan dari siswa Skor ≤ 1: jika hanya 1
lain saat kegiatan diskusi indikator
kelompok. yang dilakukan.
Skor 3: jika hanya 3
indikator yang
dilakukan.
Skor 2: jika hanya 2
indikator yang
dilakukan.
Skor ≤ 1: jika hanya 1
indikator
yang dilakukan.

Kerjasama dalam Melakukan diskusi, Skor 4 : jika 4 indikator


kegiatan diskusi pengamatan, mengajukan dilakukan semua
kelompok pertanyaan, Skor 3: jika hanya 3
menyampaikan opini, dan indikator yang
menanggapi pertanyaan dilakukan.
maupun sanggahan dari Skor 2: jika hanya 2
siswa lain saat kegiatan indikator yang
diskusi kelompok. dilakukan.
Melakukan diskusi, Skor ≤ 1: jika hanya 1
pengamatan, mengajukan indikator
pertanyaan, yang dilakukan.
menyampaikan opini, dan Skor 3: jika hanya 3
menanggapi pertanyaan indikator yang
maupun sanggahan dari dilakukan.
siswa lain saat kegiatan Skor 2: jika hanya 2
diskusi kelomp indikator yang
 Berinteraksi dengan 1 dilakukan.
orang anggota dalam Skor ≤ 1: jika hanya 1
kegiatan diskusi indikator
kelompok. yang dilakukan.
 Berinteraksi dengan 2 Skor 3: jika hanya 3
orang anggota dalam indikator yang
kegiatan diskusi dilakukan.
kelompok. Skor 2: jika hanya 2
 Berinteraksi dengan 3 indikator yang
orang anggota dalam dilakukan.
kegiatan diskusi Skor ≤ 1: jika hanya 1
kelompok. indikator
 Berinteraksi dengan yang dilakukan.
semua anggota dalam
kegiatan diskusi
kelompok.

Santun dalam  Menggunakan bahasa yang Skor 4 : jika 4 indikator


menyampaikan baik saat menyampaikan dilakukan semua
hasildiskusi hasil diskusi. Skor 3: jika hanya 3
 Menggunakan bahasa yang indikator yang
baik dan runtut dalam dilakukan.
menyampaikan hasil diskusi. Skor 2: jika hanya 2
 Menggunakan bahasa yang indikator yang
baik dan runtut dengan dilakukan.
mumik dan gesture yang jelas Skor ≤ 1: jika hanya 1
dan tidak berlebihan dalam indikator
menyampaikan hasil diskusi. yang dilakukan.
 Menggunakan bahasa yang Skor 3: jika hanya 3
baik, runtut, dan lancer indikator yang
dengan mimic dan gesture dilakukan.
yang jelas serta tidak Skor 2: jika hanya 2
berlebihan dalam indikator yang
menyampaikan hasil diskusi. dilakukan.
Skor ≤ 1: jika hanya 1
indikator
yang dilakukan.
Skor 3: jika hanya 3
indikator yang
dilakukan.
Skor 2: jika hanya 2
indikator yang
dilakukan.
Skor ≤ 1: jika hanya 1
indikator
yang dilakukan.
Kriteria penilaian:
Sangat Baik (SB) : apabila memperoleh skor rata-rata: 3 < skor rata-rata ≤ 4
Baik (B) : apabila memperoleh skor rata-rata: 2 < skor rata-rata ≤ 3
Cukup (C) : apabila memperoleh skor rata-rata: 1 < skor rata-rata ≤ 2
Kurang (K) : apabila memperoleh skor rata-rata: skor rata-rata ≤ 1

Anda mungkin juga menyukai