Intan Nurbaety
BAB 1: INTRODUCTION
1.1 IKHTISAR DIKLAT
• Menyusul kejadian tragis 11 September 2001, Majelis
Organisasi Maritim Internasional, sepakat untuk
pengembangan langkah-langkah baru yang berkaitan
dengan keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan
• diadopsi oleh Konvensi Internasional Safety of Life at sea
1974, pada Konferensi Maritime Security di London
bulan Desember 2002
• Persyaratan baru di mana kapal dan fasilitas pelabuhan
dapat bekerja sama untuk mendeteksi dan mencegah
tindakan yang mengancam keamanan di sektor
transportasi laut
STCW MANILA /2010 DAN
IMPLEMENTASINYA
• Konvensi STCW (Standards of Training,
Certification and Watchkeeping) pertama kali
diadakan pada tanggal 7 Juli 1978, dan
diberlakukan pada tanggal 28 April 1984. Pada
tahun-tahun berikutnya STCW mengalami
beberapa amandemen atau perubahan.
• Tanggal 21-25 Juni 2010 diadakan konvensi STCW
1978, terjadi perubahan besar yang dikenal
dengan amandemen 2010 atau amandemen
Manila,diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2012.
Pelaksanaan STCW 1978 Amandemen 2010
(Reg. I/15)
• 1 januari 2017 tidak diterima lagi sertifikat yang
diterbitkan berdasar ketentuan sebelumnya
• 1 januari 2013 pelaporan kepada sekjen IMO
tentang implementasi STCW 2010 dan STCW
kodanya
• 1 Juli 2013 seluruh program pendidikan wajib
berdasarkan STCW 2010 ( tidak ada lagi
program diklat berdasar STCW 1995 yang
dilaksanakan)
Isi STCW 1978 Amandemen 2010 yang
berhubungan dengan Security Awareness
• Reg VI/5 Ship Security Officer (SSO) Sesuai
Dengan Tabel A-VI/5
• Reg VI/6-1 semua pelaut wajib memiliki
sertifikat Security Awareness sesuai tabel A-
VI/6-1
• Reg VI/6-2 Pelaut yang ditunjuk untuk tugas
keamanan atau security duties sesuai tabel A-
VI/6-2
ISPS Code
ISPS Code berlaku untuk Semua kapal di pelayaran
internasional dengan kualifikasi:
• Kapal penumpang, termasuk kapal penumpang
kecepatan tinggi;
• Kapal kargo, termasuk kapal kecepatan tinggi,
dari 500 GRT dan ke atas, dan
• Unit pengeboran lepas pantai bergerak, dan
• Fasilitas pelabuhan yang melayani kapal-kapal
yang bergerak di pelayaran internasional
ISPS Code tidak berlaku untuk:
• kapal perang
• kapal cadangan angkatan laut
• kapal lainnya yang dimiliki atau
dioperasikan oleh pihak Pemerintah
dan digunakan hanya pada non-
komersial pemerintah.
1.2 KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI
WORLDWIDE PIRACY RISK BY RISK LEVEL HIGH RISK MODERATEH RISK LOW RISK
BEBERAPA KARAKTERISTIK
PEMBAJAKAN
Type Asia:
• Kapal dinaiki untuk mendapatkan uang tunai
dan barang berharga
• Sedikit penggunaan kekerasan
• Beroperasi di kapal kecil, dekat kepulauan,
dimana kapal diharuskan untuk menurunkan
kecepatan
• Biasanya dilakukan secara acak
Type Amerika Selatan/Afrika Barat:
• Menyerang kapal di tempat berlabuh atau lego jangkar
• Target adalah uang tunai, muatan, benda milik awak
kapal, dan peralatan (nilai kerugian total yang lebih
tinggi)
• Kejahatan dan kekerasan bersenjata tingkat tinggi
• Dapat dilakukan secara acak
• Menggunakan kapal kecil untuk mendekati kapal target
• Selalu menggunakan senjata
Motivasi militer dan politik :
• Serangan terorisme
• Mempunyai agenda politik dan militer
• Contoh peristiwa: pembajakan Achille Lauro (7
Oktober 1985)
Pembajakan hit and run secara
temporer:
• Mengintimidasi awak kapal
• Mencuri seluruh muatan sebelum
mengembalikan kendali kapal pada kru
• Contoh peristiwa pembajakan: Tanker
Malaysia, Nautica Kluang (27 september
2002), bertolak dari pulau Iyu Kechil. Kru
disekap di kabin, sementara bahan bakar
dipompa ke kapal lain
• Kapal Hantu:
• Kapal dinaiki untuk diambil “segalanya”
• Terjadi kekerasan tingkat tinggi (pembunuhan
inklusif)
• Sindikat terorganisir untuk memfasilitasi penipuan
muatan
• Direncanakan dan diatur dengan baik
• Beberapa kasus: MV Tenyu, MV Cheung Son, MV
Petro Ranger, MV Alondra Rainbow
Kapal Hantu:
• Kapal dinaiki untuk diambil “segalanya”
• Terjadi kekerasan tingkat tinggi (pembunuhan
inklusif)
• Sindikat terorganisir untuk memfasilitasi
penipuan muatan
• Direncanakan dan diatur dengan baik
• Beberapa kasus: MV Tenyu, MV Cheung Son,
MV Petro Ranger, MV Alondra Rainbow
Metode Ship Loc. Untuk mengantisipasi
pembajakan
ShipLoc bekerja dengan dua mode:
• Penelusuran Permanen (Permanent Tracking)
• Tanda bahaya Langsung (Immediate Alert
Notification)
Penelusuran Permanen (Permanent Tracking
Perdagangan
Kapal
Fasilitas Pelabuhan
AMANDEMEN SOLAS
• Pengenalan Kode Keamanan Fasilitas Pelabuhan dan
Kapal Internasional (International Ship & Port Facility
Security Code, ISPS Code)
• Mempercepat pengenalan Sistem Identifikasi
Otomatis (Automatic Identification System, AIS),
terdapat pada Bab V, Reg. 19
AIS yang dipasang di kapal harus dijaga
pengopersiannya setiap waktu kecuali ada perjanjian
internasional yang menyediakan perlindungan
terhadap informasi navigasi
AMANDEMEN SOLAS (LANJUTAN)
• Diperlihatkannya Nomor Identifikasi Kapal (Ship
Identifikasi Number), terdapat pada Bab XI-1, Reg 3:
– Harus ditandai secara permanen
– Memperjelas warna lambung dan bangunan di bagian
atas
– Pengecetan warna yang kontras terhadap sisi belakang
– Kamar mesin atau dinding pemisah lain yang disetujui
harus ditandai
– Tidak mudah dihapus
AMANDEMEN SOLAS (LANJUTAN)
• Pengenalan Continous Synopsis Record (CSR),
Terdapat pada Bab XI-1 Reg. 5
• Bendera kapal dan tanggal pendaftaran
• Nomer ID Kapal (Reg. 3)
• Nama kapal dan pelabuhan saat pendaftaran
• Pemilik kapal yang terdaftar dan alamatnya
• Nama penyewa dan alamatnya
• Nama Perusahaan Manajemen Keselamatan dan alamatnya
• Nama biro klasifikasi untuk melakukan pengklasifikasian kapal
• Nama badan yang mengeluarkan ISM Code Document of
Compliance
AMANDEMEN SOLAS (LANJUTAN)
Pengenalan Continous Synopsis Record (CSR), Terdapat pada Bab XI-1 Reg. 5
• Nama badan yang mengeluarkan Sertifikat Manajemen
Keselamatan ISM Code
• Nama badan yang mengeluarkan Sertifikat Keamanan Kapal
Internasional
• Tanggal kapal melakukan pendaftaran, berikut negaranya
• Menggunakan bahasa Inggris, Perancis atau Spanyol
• Status kapal sekarang tanpa memperhatikan perubahan bendera
kapal, pemilik atau penyewa
• Harus diperbarui maksimal 3 bulan dari waktu perubahan
• Dapat diinspeksi setiap saat
• Apabila terjadi perubahan bendera kapal, perusahaan harus
melaporkan negara bendera yang sekarang, sehingga salinan CSR
dapat dikirim ke negara bendera tersebut
AMANDEMEN SOLAS (LANJUTAN)
• Penomoran Bab XI menjadi XI-1 mengenai
Keselamatan Maritim
• Bab baru pada SOLAS yaitu XI-2 mengenai
Keamanan Maritim
AMANDEMEN SOLAS MENGENAI
KEAMANAN MARITIM (BAB XI-2)
Reg. 2 – Penerapan
• Kapal yang melakukan pelayaran internasional
termasuk:
• Kapal penumpang termasuk yang kapal penumpang
dengan kecepatan tinggi
• Kapal barang, termasuk yang berkecepatan tinggi,
500 GT
• Unit Pengeboran lepas pantai yang bergerak
• Fasilitas pelabuhan yang melayani kapal
AMANDEMEN SOLAS MENGENAI KEAMANAN
MARITIM (BAB XI-2) (LANJUTAN)
Reg. 3 – Kesepakatan Negara-negara yang Terikat
Persetujuan
• Menetapkan tingkat keamanan & memastikan
informasi mengenai tingkat keamanan tersedia
untuk:
• Kapal berbendera
• Fasilitas pelabuhan dengan wilayah kekuasaannya
• Prosedur Kapal untuk memasuki pelabuhan
• Kapal saat berada di pelabuhan
AMANDEMEN SOLAS MENGENAI KEAMANAN
MARITIM (BAB XI-2) (LANJUTAN)
Reg. 4 – Kewajiban Perusahaan dan Kapal
• Perusahaan dan kapal harus memenuhi Chapter XI-2 & ISPS
Code Bag. A, dan sesuai dengan Bag. B
• Kapal yang memasuki pelabuhan harus memenuhi persyaratan
tingkat keamanan pelabuhan, jika lebih tinggi dari tingkat
keamanan kapal
• Kapal harus merespon tanpa mengalami keterlambatan untuk
meningkatkan tingkat keamanan
• Jika kapal tidak dapat memenuhi persyaratan ini, maka pihak
berwenang akan diberitahu saat memulai pengoperasian atau
memasuki pelabuhan
AMANDEMEN SOLAS MENGENAI KEAMANAN
MARITIM (BAB XI-2) (LANJUTAN)
Reg. 5 – Tanggung Jawab Khusus Perusahaan
Perusahaan harus memastikan bahwa Nakhoda
mempunyai informasi kapal yang menetapkan:
• Siapa yang bertanggung jawab menentukan
orang yang diperbolehkan naik ke atas kapal
• Siapa yang bertanggung jawab untuk
menentukan pekerja di kapal
• Jika kapal disewa, siapa pihak penyewanya
AMANDEMEN SOLAS MENGENAI KEAMANAN
MARITIM (BAB XI-2) (LANJUTAN)
• Reg. 6 – Sistem Peringatan Keamanan Kapal
Diwajibkan bagi:
• Kapal yang diproduksi setelah 1 Juli 2004
• Bagi kapal penumpang yang diproduksi sebelum 1 Juli 2004,
sudah menerapkannya sebelum pengecekan radio setelah 1 Juli
2004
• Kapal tanker minyak, zat kimia, dan pembawa gas, kapal kargo
kecepatan tinggi > 500 GT yang diproduksi sebelum 1 Juli 2004,
sudah menerapkannya sebelum pengecekan radio setelah 1 Juli
2004
• Kapal kargo lain dengan bobot > 500 GT dan unit pengeboran
lepas pantai bergerak yang diproduksi sebelum 1 Juli 2004,
sudah menerapkannya sebelum pengecekan radio setelah 1 Juli
2006
Cara kerja sistem peringatan keamanan kapal
• Prosedur evakuasi
• Tugas personil kapal
• Prosedur untuk audit sistem keamanan
• Training, latihan umum dan latihan khusus
• Hubungan dengan fasilitas pelabuhan
• Tinjauan dan pembaharuan periodik
RENCANA KEAMANAN KAPAL (LANJUTAN)
Penerangan terkontrol
• Penerangan diproyeksikan ke arah bawah untuk
menerangi area tertentu
• Menerangi zona yang diamankan antara batas luar dan
sekunder
KETERBATASAN PENGGUNAAN PERALATAN
DAN SISTEM KEAMANAN
• Setiap fungsi dan operasi suatu peralatan
keamanan memiliki keterbatasan
• Masalah seperti efektifitas, sensitifitas alat
terhadap lingkungan, dan kesalahan yang
dilakukan operator harus diatasi sebaik
mungkin.
PENGUJIAN, KALIBRASI DAN PERAWATAN
PERALATAN KEAMANAN
• Rencana keamanan kapal harus
mengidentifikasi semua peralatan keamanan
kapal dan melaksanakan prosedur inspeksi,
pengujian dan perawatan semua peralatan
keamanan sesuai dengan instruksi dari
pembuat peralatan.
BAB 6
IDENTIFIKASI ANCAMAN,
PENGENALAN DAN RESPON
4.1 PENGENALAN DAN PENDETEKSIAN SENJATA, DAN
ZAT BERBAHAYA SERTA ALAT LAINNYA
• flashlight
• pita tanda
• cermin
• kertas dengan pulpen/pensil
• tongkat kecil untuk membongkar atau
membuka dari jarak jauh
Langkah-langkah pencarian
• Dimulai dari atas, kemudian kebawah, dek demi dek hingga semua
tempat tanpa terlewat
• Sebelum memasuki sebuah ruangan, berhenti sebentar untuk
mendengarkan suara yang ganjil
• Bagi ruangan menjadi dua (kiri dan kanan), bagi ruangan menjadi
tiga tingkat ketinggian: lantai hingga pinggang, pinggang hingga
kepala, kepala hingga langit-langit.
• Pencarian dilakukan dengan satu tim bergerak searah jarum jam,
dan tim lain berlawanan arah jarum jam, bergerak di sepanjang
dinding/sekat dan bertemu di sisi yang berlawanan dalam ruangan
• Kedua tim kemudian bertukar sisi dan melanjutkan pencarian
melalui bagian tengah ruangan
Langkah-langkah pencarian (lanjutan)
• Lanjutkan prosedur ini hingga seluruh ruangan diperiksa
• Bila satu ruangan selesai diperiksa, keluar dan tandai dengan
pita. Tulis nomor tim atau inisial anggota tim pada pita
• Bila ditemukan benda yang dicurigai bom atau IED, beritahu
Nakhoda segera (tidak melalui radio), hentikan pencarian di
tempat benda tersebut ditemukan
• Keputusan untuk melanjutkan pencarian dibuat oleh
nakhoda
• Saat petugas penjinak bom tiba, berikan sebanyak mungkin
penjelasan mengenai tempat dan benda tersebut.
Hal yang harus diperhatikan selama
pencarian
• Tandai area tempat bom atau IED dengan jelas
dan dapat dilihat
• Jangan menyentuh atau melangkahi benda
tersebut
• Jangan menggunakan probe, atau benda dari
logam di dekat benda tersebut
• Tingalkan benda tersebut segera
• Ambil foto bila memungkinkan
Jika benda yang dicurigai IED/Bom ditemukan
saat kapal berlayar
nakhoda memutuskan tindakan berdasarkan
ukuran dan tempat benda tersebut, lokasi
kapal di laut, serta waktu yang diperlukan
untuk mendatangkan personil keamanan dan
bantuan
PELAKSANAAN DAN KOORDINASI DALAM
PENCARIAN
Untuk melakukan prosedur pencarian yang sistematik
diperlukan peralatan antara lain:
• Senter dan baterai
• Obeng, kunci inggris, dan linggis
• Probe dan cermin
• Sarung tangan, helm, overall, dan sepatu anti-slip
• Kantong plastik dan amplop untuk mengumpulkan bukti
• Formulir untuk mendokumentasikan aktivitas dan
penemuan
Prosedur pencarian
• Anggota kru tidak diijinkan melakukan pencarian di tempat
mereka sendiri, karena bisa jadi menyembunyikan paket
atau peralatan di tempat kerja atau kamar pribadinya
• Pencarian harus dilakukan sesuai rencana yang spesifik,
dan pelaksanaannya harus dikontrol dengan hati-hati
• Pertimbangkan untuk melakukan pencarian secara
berpasangan, satu mencari di atas, yang lain mencari di
bawah
• Bila ditemukan benda yang dicurigai, salah satu diam di
tempat, sementara yang lain melaporkan penemuan.
Prosedur pencarian (lanjutan)
• Pencarian harus dapat mengenali benda
mencurigakan. Tim pencari harus menjaga kontak
dengan pengontrol pencarian
• Tim pencari harus mengetahui petunjuk mengenai
tindakan jika paket, peralatan, atau situasi
mencurigakan ditemukan
• Perlu diingat bahwa senjata atau peralatan
berbahaya dapat dengan sengaja ditempatkan sesuai
dengan maksud penyamaran, misalnya toolbox di
sebuah kamar mesin
Tempat yang biasa digunakan untuk menyem-
bunyikan senjata, zat berbahaya, atau IED
• Kabin: dibelakang, atau dibawah laci, ruang antara laci dan
dinding, di bawah bangku tidur, misalnya direkatkan di
bangku dibawah kasur, di bawah tempat cuci tangan, di
belakang kotak obat, di dalam radio/rekorder, saluran
ventilasi, di dalam alat pemanas, di atas atau di balik alat
penerangan, di atas langit-langit, di dalam sekat dinding
atau lukisan yang disobek, di dasar lemari baju atau di
dalam gulungan kaus kaki
• Fasilitas umum: saluran, pengkabelan, tangga, alat
pemadam api, saluran pengapian, panel pada lantai,
dinding, langit-langit, di balik atau di dalam pendingin air
Tempat yang biasa digunakan untuk menyem-
bunyikan senjata, zat berbahaya, atau IED
• Toilet: di balik atau di bawah tempat cuci tangan, di
belakang kloset, saluran ventilasi atau pemanas, rol
tisu toilet, dispenser handuk, kotak persediaan,
direkatkan pada gorden kamar mandi, pipa yang
nampak atau alat penerangan, panel pada lantai,
dinding, langit-langit
• Dek: ruang panel listrik, panel kontrol mesin derek,
tempat penyimpanan sekoci, di bawah gulungan tali,
di ruang penyimpanan dek, kaleng cat, tempat
muatan, ruang pembangkit listrik, locker
Tempat yang biasa digunakan untuk menyem-
bunyikan senjata, zat berbahaya, atau IED
• Ruang mesin: cofferdam, tumpuan mesin, lambung
kapal, tempat oli pada batang propeler, di bawah
catwalk, tangga keluar, saluran ventilasi, dipasang
pada pipa, atau di dalam tangki, kotak peralatanm
ruang setir darurat dan ruang penyimpanan
• Dapur dan penyimpanan alat makan: toples tepung
dan bahan kering, karung sayuran, kaleng makanan
(labelnya direkat ulang), di bawah atau di belakang
lemari es, di dalam ikan atau di sebelah daging dalam
freezer, loker atau ruang penyimpanan
PENGGELADAHAN DENGAN CARA YANG TIDAK
DISKRIMINATIF TERHADAP ORANG YANG BERPOTENSI
MENGGANGGU KEAMANAN
Contoh perilaku mencurigakan antara lain:
• Orang tidak dikenal memfoto kapal atau fasilitas
pelabuhan
• Orang dikenal berusaha mengakses kapal atau fasilitas
pelabuhan
• Seseorang yang dicurigai mendirikan stand penjualan
atau makanan berdekatan dengan fasilitas pelabuhan
• Perahu kecil berkeliaran dan orang di atasnya
mengambil foto atau membuat diagram kapal atau
fasilitas pelabuhan
Contoh perilaku mencurigakan (lanjutan)
• Pesawat yang dicurigai terbang dekat kapal atau fasilitas
pelabuhan
• Orang yang dicurigai membawa bom atau terlibat aksi bom
bunuh diri
• Orang tidak dikenal berusaha mendapatkan informasi tentang
kapal dan fasilitas pelabuhan dengan berjalan mendekati personil
atau keluarga mereka dan mengajak untuk berbincang-bincang
• Vendor yang dicurigai berusaha menjual suatu alat
• Pekerja yang dicurigai atau tidak dikenal mencoba mengakses
fasilitas pelabuhan untuk membetulkan, mengganti,
memperbaiki atau memasang alat
Contoh perilaku mencurigakan (lanjutan)
Tingkat keamanan 3:
• Menetapkan area tertutup tambahan di kapal yang dipercaya
menjadi ancaman keamanan untuk menutup akses ke
tempat itu
• Memeriksa area tertutup sebagai bagian pemeriksaan kapal
PENANGANAN KARGO
Tindakan keamanan yang berhubungan dengan
penanganan kargo bertujuan:
• Mencegah penyusupan
• Menhindari kargo yang tidak seharusnya diterima
dan disimpan di atas kapal
Tingkat Keamanan 3:
• Tindakan keamanan diaplikasikan pada
pengiriman persediaan kapal
• Lakukan pemeriksaan yang lebih ekstensif
terhadap kiriman
• Siapkan pembatasan atau penghentian
pengiriman persediaan
• Tolak pengiriman persediaan ke kapal
PENANGANAN BAGASI TITIPAN
Pastikan bagasi yang dinaikkan ke kapal diidentifikasi
dengan scanning dan pemeriksaan yang tepat sebelum
dinaikkan ke kapal
Tingkat keamanan 3:
• Tempatkan bagasi pada scanning yang lebih
ekstensif, misalnya sinar-X dilakukan minimal
dari dua sudut berbeda
• Persiapan untuk membatasi atau
menghentikan penanganan bagasi titipan
• Tolak bagasi titipan naik ke kapal
MEMONITOR KEAMANAN KAPAL
• Tindakan keamanan diaplikasikan dengan memonitor
keamanan kapal, termasuk penggunaan penerangan,
pengawas, pengawal keamanan, pengawasan dek juga
patroli
• Peralatan deteksi gangguan otomatis dan pengawasan
harus mengaktivasi alarm visual atau pendengaran di lokasi
yang secara kontinyu diperhatikan dan dimonitor
• Prosedur dan peralatan diperlukan pada tiap Tingkat
Keamanan dan pastikan peralatan monitor dapat bekerja
secara kontinyu, termasuk kemungkinan efek kondisi cuaca
dan gangguan energi
MEMONITOR KEAMANAN KAPAL (lanjutan)
Tingkat Keamanan 1:
• Personil kapal harus mampu mendeteksi aktivitas
di luar kapal baik di sisi pantai maupun sisi laut
• Pengawasan harus mencakup area di atas dan di
sekitar kapal
• Pengawasan harus memfasilitasi identifikasi
personil pada titik akses
• Pengawasan dapat dilakukan dengan koordinasi
bersama fasilitas pelabuhan
MEMONITOR KEAMANAN KAPAL (lanjutan)
Tingkat Keamanan 2:
• Tingkatkan frekuensi dan detail patroli keamanan
• Tingkatkan pengawasan dan intensitas
penerangan atau penggunaan peralatan
pengawasan dan keamanan
• Tugaskan personil tambahan untuk mengawasi
keamanan
• Pastikan koordinasi dengan patroli keamanan di
sekitar kapal
MEMONITOR KEAMANAN KAPAL (lanjutan)
Tingkat Keamanan 3:
• Nyalakan semua penerangan, hingga menerangi sekitar
kapal
• Nyalakan semua peralatan pengawas yang dapat
merekam aktivitas di atas dan sekitar kapal
• Siapkan inspeksi bawah laut untuk memeriksa lambung
kapal
• Lakukan tindakan untuk mendeteksi akses bawah laut
ke lambung kapal, dengan cara melambatkan putaran
propeler jika memungkinkan
MENJAGA KEAMANAN HUBUNGAN KAPAL-
PELABUHAN
• Hubungan kapal-pelabuhan adalah interaksi yang terjadi
ketika kapal diarahkan dan dipengaruhi oleh tindakan yang
melibatkan pergerakan orang, barang, dan ketentuan
layanan pelabuhan ke atau dari kapal
• Negara yang terikat persetujuan dapat mewajibkan kapal
yang memasuki pelabuhannya untuk memberikan informasi
kepada petugas yang diberi wewenang oleh negara tersebut
untuk memastikan terpenuhinya persyaratan sesuai Bab 2
Reg. 9 (XI-2) untuk memasuki pelabuha yang bertujuan
untuk menghindari perlunya tindakan atau langkah
pengontrolan
Informasi yang diperlukan petugas
pelabuhan
• Bahwa kapal memiliki sertifikat yang berlaku, serta nama pihak
berwenang yang menerbitkannya
• Tingkat keamanan operasi kapal
• Tingkat keamanan operasi kapal di pelabuhan sebelumnya
• Tindakan keamanan tambahan atau khusus yang dilakukan oleh
kapal di pelabuhan sebelumnya dimana kapal tersebut
menyesuaikan diri pada kondisi pelabuhan sesuai alinea 2.3
• Bahwa prosedur keamanan kapal yang tepat dijalankan selama
aktivitas kapal-ke-kapal sesuai alinea 2.3
• Informasi terkait keamanan pratis (tapi tidak dijelakan secara rinci
dalam rencana keamanan kapal) yang sesuai dengan arahan yang
terdapat pada Bag B ISPS Code
FAMILIARISASI TERHADAP SURAT
DEKLARASI KEAMANAN
• Deklarasi Keamanan adalah kesepakatan
antara sebuah kapal dengan fasilitas
pelabuhan atau kapal lain yang berhubungan
untuk menspesifikasikan tindakan keamanan
yang akan diimplemenetasikan masing-
masing.
Sebuah kapal dapat meminta pelaksanaan Deklarasi
Keamanan bila :
• Kapal bekerja pada tingkat keamanan yang lebih tinggi dibanding
fasilitas pelabuhan atau kapal lain yang berhubungan
• Terdapat kesepakatan Deklarasi Keamanan antar Negara yang
Terikat Persetujuan yang mencakup pelayaran internasional
tersebut atau kapal tertentu pada pelayaran itu
• Terdapat ancaman keamanan atau insiden keamanan yang
melibatkan kapal atau fasilitas pelabuhan
• Kapal di sebuah pelabuhan yang tidak diwajibkan untuk
mempunyai atau mengimplementasikan rencana keamanan
pelabuhan yang disetujui
• Kapal melaksanakan aktivitas antar kapal dengan kapal lain yang
tidak diwajibkan untuk mempunyai atau mengimplementasikan
rencana keamanan pelabuhan yang disetujui
Pihak yang diwajibkan untuk memenuhi
Deklarasi Keamanan:
• Nakhoda atau Perwira keamanan kapal
• Perwira keamanan fasilitas pelabuhan atau
orang yang ditunjuk oleh pihak pemerintah
untuk bertanggung jawab terhadap keamanan
di fasilitas pelabuhan.
MELAPORKAN KEJADIAN KEAMANAN
• Sesuai dengan ketetapan ISPS Code Bag. A paragraf 7 no 17.2,
Perwira Keamanan Fasilitas Pelabuhan harus melapor ke pihak
berwenang yang kompeten dan menyusun laporan insiden yang
dapat membahayakan keamanan fasilitas.
• Pada peristiwa insiden keamanan (misalnya pelanggaran batas)
PFSO dapat melapor ke polisi sesegera mungkin
• Jika fasilitas tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dengan
prosedur yang ditetapkan pada rencana keamanan, PFSO harus
melaporkan hal ini melalui telefon PSO ke ruang Nakhoda dan
Perwira Keamanan Pelabuhan (PSO)
• PSO akan berkonsultasi dengan agen pelaksana yang bertanggung
jawab pada sejauh mana aktivitas bongkar muat dapat dilanjutkan
• Jika hal ini berpengaruh pada aliran trafik, Pusat Perintah
Penguncian (Lock Command Center) akan diberi tahu.
PELAKSANAAN PROSEDUR KEAMANAN
Prosedur dan tindakan keamanan pada ketiga tingkat
keamanan sesuai alinea 8.1 mengharuskan:
• Memastikan setiap kapal melaksanakan tugas keamanan
• Mengontrol akses ke kapal
• Mengontrol pemberangkatan manusia dan barang
bawaannya
• Memonitor area tertutup untuk memastikan hanya
orang yang berkepentingan yang bisa masuk
• Memonitor wilayah dek dan wilayah sekitar kapal
• Mengawasi penanganan kargo dan persediaan kapal
• Memastikan alat komunikasi keamanan berfungsi baik
BAB 8
PERSIAPAN DAN LATIHAN KEADAAN DARURAT
Untuk pelaksanaan praktek pelatihan
diperlukan:
• Prosedur, fungsi dan defisiensi peralatan
• Pengetahuan dan keterampilan peserta
• Masalah perintah, kontrol dan koordinasi
• Kerjasama dan pelaporan
• Aliran informasi dan jaringan
LATIHAN KHUSUS (DRILL) UNTUK
KEAMANAN KAPAL
Latihan khusus mempunyai karakteristik:
• Sering dilaksanakan
• Tidak memerlukan cakupan yang luas
• Bertujuan untuk mempertinggi kesiapan
• Biasanya hanya dilakukan dalam satu kelompok
• Sederhana, direncanakan dan dikontrol langsung
• Aktivitas sehari-hari, bersifat praktis, berbasis prosedur
Contoh: latihan memadamkan api, latihan menolong
orang yang jatuh ke laut, latihan mengontrol akses,
latihan pencarian bom
LATIHAN KHUSUS (DRILL) UNTUK
KEAMANAN KAPAL (lanjutan)
Tujuan diadakan latihan khusus:
• Mempraktekkan keterampilan tangan
• Menguji peralatan
• Menguji prosedur
Latihan khusus terdiri dari 4 langkah:
perencanaan, merumuskan instruksi,
pelaksanaan latihan dan pasca latihan
Latihan khusus (lanjutan)
Perencanaan
• Kembangkan latihan (dapat melibatkan perencana
lain tergantung cakupan latihan)
• Identifikasi dan susun daftar elemen (misalnya
pencarian bom, evakuasi, pengumpulan, dan
pelapotan)
• Tentukan jika diperlukan evaluator, serta jumlahnya
• Pilih waktu dan tanggal latihan yang tepat
• Beritahu peserta
Latihan Khusus
MERUMUSKAN INSTRUKSI
Instruksi dirumuskan tergantung pada cakupan latihan. Lembar
intruksi dan evaluasi diberikan pada evaluator (untuk latihan
yang memerlukan evaluasi keterampilan). Lakukan juga
observasi.
PELAKSANAAN LATIHAN
• Brifing semua peserta mengenai parameter latihan dan
instruksi khusus yang harus diikuti
• Pastikan peserta memiliki pemahaman yang jelas
• Tentukan titik akhir latihan
Latihan Khusus (lanjutan)
PASCA PELATIHAN
• Amankan penyimpanan
• Kumpulkan lembar evaluasi dan catatan
• Kumpulkan semua peserta untuk mendapatkan
feedback dan mengetahui pemahaman mereka
• Siapkan laporan kelompok untuk atasan dan
dokumentasi, ikuti perencanaan dan prosedur
pengembangan sesuai rekomendasi.
Latihan umum (exercise)
Karakteristik latihan umum adalah:
• Merupakan training yang komprehensif dan berskala
besar
• Biasanya melibatkan 2 organisasi atau lebih
• Membutuhkan periode perencanaan yang lebih panjang
• Menggabungkan ex planning/control team (EPCT)
• Berbasis skenario
• Berupa praktek, seminar atau simulasi
Contoh latihan umum adalah adanya penumpang gelap dan
ancaman bom
Latihan Umum (lanjutan)
Perencanaan:
• Menyediakan kesempatan untuk praktek atau
mendiskusikan masalah respon darurat
• Biasanya memakan waktu lebih dari 2-3 jam
• Melibatkan diskusi forum terbuka dengan skenario yang
ada
• Diskusi dipimpin oleh fasilitator yang memahami masalah
• Perencanaan dan pelaksanaan jadi lebih sederhana
• Dapat dilaksanakan di perusahaan bekerja sama dengan
pelaksanaan latihan khusus kapal di laut
Latihan Umum (lanjutan)
MERUMUSKAN INSTRUKSI