Anda di halaman 1dari 134

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

ILMU PELAYARAN
SURABAYA - INDONESIA
SEKILAS INFO
1. Nama lengkap : YOHAN WIBISONO
2. Tempat, tgl lahir : JEPARA, 10 MEI 1975
3. A l a m a t : GPH BLOK R 9
SIDOARJO
4. Pekerjaan : Pengajar di BP2IP
Surabaya
5. S t a t u s : SATU DUA
6. Pendidikan Terakhir
a. Kepelautan : ATT – II
b. U m u m : D-IV

c. Kependidikan : IMO Model Corse 6.09


CROWD MANAGEMENT
33 &

CRISIS MANAGEMENT

Introduction
Bagi Personil
1. Kapal2 Penumpang Ro-Ro
Reg V/2 STCW 78/95 & 97
2. Kapal2 Penumpang Selain Kapal2 Penumpang Ro-Ro
 Reg V/3 STCW 78/95 &97
1
CROWD MANAGEMENT, PASSENGER SAFETY AND SAFETY
TRAINING FOR PERSONNEL PROVIDING DIRECT SERVICES TO
PASSENGERS IN PASSENGER SPACES

2
CRISIS MANAGEMENT AND HUMAN BEHAVIOUR
TRAINING INCLUDING PASSENGER SAFETY, CARGO
SAFETY AND HULL INTEGRITY TRAINING
Standard Kompetensi Minimum bagi
 Nakhoda

 Mualim I

 Masinis I

 Masinis II

 Personil lainnya yang bertanggungjawab :


• menaikkan dan menurunkan para penumpang dlm pemuatan
• pembongkaran atau pengikatan muatan menutup bukaan lambung kapal (hull
opening)

 Personil lainnya yg memiliki tgjawab menyelamatkan penumpang dalam situasi-situasi


darurat
TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH
Pemerintah harus memastikan bhw para perwira yg telah mengikuti pelatihan
benar2 memenuhi standard2 kompetensi

SASARAN
Mampu untuk
1. Mengendalikan orang banyak dalam situasi darurat di atas kapal
2. Menyediakan peralatan keselamatan dan darurat diatas kapal
3. Berkomunikasi secara efektif dengan penumpang selama keadaan darurat
4. Mendemonstrasikan penggunaan alat2 keselamatan
5. Memenuhi dan mengikuti prosedur-prosedur keselamatan dan darurat di kapal
FASILITAS & PERLENGKAPAN PENGAJARAN

Untuk sesi pengajaran tutorial sebaiknya disediakan ruang kelas di darat, lounge,
kamar mess atau di gedung bioskop diatas kapal.
OHP dan perlengkapan audio visual untuk video-video mungkin perlu disediakan
pula.

Pelatihan praktek yang disyaratkan oleh peraturan adalah untuk kapal spesifik.
Porsi teori mungkin diselenggarakan di kelas atau di ruang belajar di darat atau
diatas kapal.
Sementara untuk pelatihan dan latihan-latihan praktek sebaiknya diadakan diatas
kapal dan didokumentasi sesuai dengan Peraturan V/2 Paragraf 4, Peraturan I/14
dan Bagian A-I/14
8. Personil kapal di anjungan rupanya tdk melihat
monitor video yg menunjukkan bahwa air memasuki
geladak kendaraan,
dan mereka tidak pula menanyakan kpd yg
bertugas di ruang kontrol dimana masuknya air
dapat diperiksa dari ruang tsb, atau minta informasi
sepenuhnya dari mereka

9. Alarm sekoci tdk dibunyikan sampai kira2 5 menit


setelah kapal miring, dan informasi tdk pula diberikan
kpd penumpang dr public address system.
Ketika alarm dibunyikan, kemiringan kapal semakin
bertambah. Hal tsb ditambah lagi dg masalah
penggunaan peralatan penyelamat menjadi faktor
terjadinya insiden2 tragis.
ALAT-2 KESELAMATAN DAN RENCANA PENGENDALIAN

SIJIL BAHAYA DAN INSTRUKSI2 DARURAT


- Alarm keadaan darurat umum; ingatlah bhw ini
bukan alarm meninggalkan kapal
- Tugas2 yg diperlukan, seperti pemandu tangga
- Familiarisasi dg layout kapal terutama di stasion2
berkumpul
- Lokasi lifejacket untuk orang dewasa dan anak2
- Lokasi peralatan ekstra untuk tinggalkan kapal,
seperti selimut
- Lokasi, isi dan penggunaan peralatan di dalam
almari darurat
- pertolongan pertama dan pengangkutan korban

- memastikan bhw para penumpang, khususnya anak2


harus diberi pakaian hangat
- sekoci atau rakit penolong disiapkan
- perintah untuk meninggalkan kapal

- perintah meninggalkan kapal sesuai prosedur

- alarm orang jatuh di laut dan prosedurnya


- berbagai jenis pelampung ( tali, lampu )

- memperhatikan lokasi dan isi buku pedoman latihan


DAFTAR JALAN KELUAR DARURAT
• Hapal dengan lokasi dimana berada
• Jika jalan keluar tidak ditemukan, misal karena asap,
maka cari jalan keluar alternatif

LARANGAN-LARANGAN MENGGUNAKAN ELEVATOR


• Ketika listrik mati dan orang2 terjebak
• Asap bisa bergerak cepat ke atas elevator
• Penunjuk tangga akan menuntun penumpang menuju
stasion berkumpul melalui rute yg aman
• Elevator dapat kelebihan beban krn orang berdesakan
untuk menyelamatkan diri
• Terlalu banyak orang berusaha masuk elevator, shg
pintu2 tidak bisa ditutup dan menyebabkan keadaan
berbahaya lanjutan
MENOLONG PENUMPANG MELEWATI RUTE MENUJU
STASION BERKUMPUL DAN EMBARKASI
1. MEMBERIKAN INSTRUKSI-2 YG JELAS DAN MENENANGKAN
• Barbicara dengan keyakinan dan berwibawa.

• Bersikap tegas shg penumpang yakin terhadap Anda.

• Berbicara pelan dan singkat, serta pastikan bahwa setiap


orang mendengar.

• Penumpang akan selalu meminta informasi lebih lanjut.

• Mengatakan kepada penumpang hanya apa yang Anda


tahu, jangan menebak-nebak.

• Mendengarkan dg hati2 pengumuman, dan jelaskan kpd


penumpang ttg informasi yg tidak mereka dengar atau tidak
dimengerti.
2. MENGENDALIKAN PENUMPANG DI KORIDOR, TANGGA
DAN JALAN

• Menunjukkan rute yg hrs diambil dgn jelas dan tenang


• Mengendalikan kelancaran arus/jalanya penumpang
• Jika ada pertanyaan dari penumpang, jawablah dg
jawaban sederhana, namun katakan bahwa informasi
lebih lanjut akan diberikan di stasion berkumpul
(untuk menghindari kelambatan)
• Menutup semua pintu yg memungkinkan penumpang
nyimpang dari rute yang telah ditentukan.
• Mengetahui penerangan darurat yang terpasang.
• Jika ada anggota keluarga terpisah, tenangkan
keluarganya, dan carilah informasi dari tempat
lain.
Tenangkan mereka dan yakinkan bahwa usaha
pencarian anggota keluarganya sedang
dilakukan.
• Memperhatikan prosedur bagi personil kapal yg
bertugas langsung mengendalikan anak2
3. MENJAGA RUTE PENYELAMATAN DARI
HAMBATAN
Memastikan bahwa trem listrik pembersih dan alat2
perawatan seperti tangga (ladder) tdk menghalangi
pintu masuk, pintu keluar dan jalan masuk
4. METODE EVAKUASI ORANG CACAT /
MEMBUTUHKAN PERTOLONGAN KHUSUS
• Tim awak kapal menolong orang2 cacat dengan
menggunakan kursi evakuasi ringan jika tersedia
• Menempatkan mereka di lokasi tertentu dan buatlah
daftar kabin shg Sistem Pengumuman dapat menun-
jukkan kpd Tim Awak kapal dimana pertolongan
dibutuhkan
• Orang2 lainnya yg butuhkan pertolongan adalah
orang mabuk, terluka, tertekan atau orang yg ber-
teriak2 karena takut.
• Menententukan Tim Khusus utk menolong orang2 tsb
• Menenangkan mereka sebisa mungkin.
• Memanggil bantuan ekstra jika diperlukan.
• Mengetahui dari mana bantuan didapatkan.
5. MENGATUR PENCARIAN RUANG-RUANG AKOMODASI
• Personil kapal dibagi dlm kelompok2 untuk mencari
ruang2 khusus untuk akomodasi

• Memeriksa secara keseluruhan semua lokasi umum


dan pribadi, kamar santai, kabin, toilet

• Menguasai prosedur2 darurat utk memastikan bhw


suatu lokasi telah diperiksa, seperti pesan langsung
berupa tanda di tempat2 tertentu:
anjungan, pintu, dll untuk menunjukkan bhw tempat
tersebut telah diperiksa
PROSEDUR BERKUMPUL

1. PENTINGNYA MENJAGA INSTRUKSI


Menyolok/jelas, berdiri di panggung, meja
atau kursi

Mengenakan pakaian, jaket atau topi yang


menyolok

Menggunakan mikrofon atau pengeras


suara jika tersedia
2. PROSEDUR MENGURANGI DAN
MENGHINDARI KEPANIKAN

• Informasikan kpd mereka yg datang pertama agar


sabar menunggu kedatangan semua orang

• Kendalikan penumpang agar tidak mengumpul yang


sebabkan pintu2 masuk terhalang

• Bersikap meyakinkan sehingga para penumpang


akan yakin terhadap Anda

• Kepemimpinan sangat diperlukan, jangan sampai


tersebar rumor2 yg tidak jelas. Disini informasi ttg
Penumpang yg sakit bisa mempengaruhi keadaan
• Jangan tinggalkan posisi Anda, rinci Tim Penolong
atau penumpang yang diserahi tanggung jawab
untuk pertolongan tambahan

• Mengetahui bhw kelompok keluarga yg terpisah


akan memerlukan anggota keluarganya yg hilang

• Perhatikan perubahan perilaku para penumpang,


dan kirim seseorang untuk menenangkan mereka

• Jangan pernah sekalipun bertindak agresif terhadap


penumpang
3. FUNGSI DAFTAR PENUMPANG UNTUK PENGHITUNGAN
PENUMPANG DALAM EVAKUASI

• Menghitung jumlah orang setiap sekoci/rakit penolong

• Masukkan kedalam file daftar penumpang yg diantar


ke stasion embarkasi

• Daftar jumlah penumpang yg dievakuasi menuju


anjungan

• Penumpang mungkin tdk ditempatkan di st berkumpul


di kapal2 tertentu, namun penghitungan thd
penumpang harus tetap dilakukan
4. MENJELASKAN KPD PARA PENUMPANG
BAGAIMANA BERPAKAIAN DAN MENGENAKAN LIFE
JACKET DENGAN BENAR

• Mengenakan pakaian ekstra terlebih dahulu


sambil menunggu instruksi kpd para penumpang
untuk menuju stasion berkumpul

• Berikan instruksi dan demonstrasi mengenakan


life jacket dengan jelas

• Life jacket dan selimut ekstra tersedia di stasion


berkumpul
*PROSEDUR MEMBUKA, MENUTUP DAN MENGUNCI
BUKAAN LAMBUNG KAPAL (hull openings)
(* = tdk diperlukan bagi personil kpl penumpang selain ro-ro)
Membuat daftar prosedur berkaitan dg menutup, membuka
dan mengunci pintu2 haluan, buritan, samping dan rampa,
serta mengoperasikan system2 yg berhubungan dg :

• Operator yg berkompeten bertugas membuka


kunci, serta membuka, menutup dan mengunci
semua pintu.
• Semua komunikasi yang berhubungan dengan
pintu dan rampa harus jelas, dan pengumuman
bisa diterima oleh Nakhoda dengan baik.
• Sebelum berangkat, perwira akan melaporkan bhw
pintu2 telah tertutup dan dikunci

• Periksa apakah lampu indikator menunjukkan bhw


pintu2 telah tertutup dan dikunci

• Melihat monitor TV circuit tertutup pd pemeriksaan


berikutnya

• Catat pada logbook mengenai waktu2 pintu ditutup


dan dikunci

• Semua pintu tetap tertutup dan terkunci sampai tiba


di pelabuhan berikutnya

• Kunci2 kotak2 kontrol selalu dalam posisi terkunci


PROSEDUR PERAWATAN PERALATAN KHUSUS
DI KAPAL-KAPAL PENUMPANG RO-RO

• Mengetahui program perawatan kapal terencana

• Pelumasan yg memadai pd semua bag yg bergerak, engsel2,


pasak2 (cleats), dll.

• Paku2 pengikat tidak aus dan semuanya saling berhubungan

• Pin2 pengunci berada pada posisinya secara efisien

• Memeriksa langsung secara konstan, khususnya dalam kondisi


pintu tersegel

• Scuppers (lubang2 penguras) dijaga kebersihannya dan tdk


ada gigi lepas di geladak shg mencegah air mengalir keluar

• Memeriksa silinder2 hidrolik dan selang


Safety Training For Personnel Providing Direct
Services To Passengers In Passenger Spaces

KOMUNIKASI
MENGENAL BAHASA ATAU BAHASA2 YG SESUAI DG MAYORITAS
KEBANGSAAN PARA PENUMPANG DLM RUTE TERTENTU

• Pengumuman dg dua atau beberapa bhs dari


System Publik Address
• Melatih crew atau menunjuk orang lain di kapal
yg dapat berkomunikasi dlm bahasa2 yg sesuai
• Menempatkan secara strategis orang2 tsb di
lokasi2 berkumpul
• Menggunakan informasi bergambar atau video
KOSA KATA DASAR BHS INGGRIS UTK INSTRUKSI2 SEDERHANA SBG ALAT
KOMUNIKASI DG PARA PENUMPANG YG MEMERLUKAN PERTOLONGAN

• Melatih personil kapal agar dpt gunakan frasa2


dasar, seperti tunjukkan geladak, arah yg hrs dituju,
atau dimana informasi selanjutnya didapatkan

• Menunjuk para penumpang lainnya yg dpt menter-


jemahkan dan menyampaikan informasi

• Dari PA, dlm keadaan tertentu pengumuman dpt


dilakukan utk menempatkan orang2 dg kemampu-
an berbahasa tsb.
BERKOMUNIKASI SELAMA KEADAAN DARURAT DG BEBERAPA ALAT
LAIN

• Terlihat menyolok, gunakan isyarat2 tangan


untuk menunjuk langsung rute yg harus diambil

• Mengerti semua tanda/sinyal di atas kapal dan


berusaha menarik perhatian para penumpang
agar tertuju kpd tanda/sinyal tsb

• Obor/suluh akan berguna, dan tdk hanya utk


menarik perhatian kpd Anda tetapi juga kpd
penyimpanan alat2 penyelamatan dan rute2
evakuasi
INSTRUKSI2 KESELAMATAN YG LENGKAP TELAH DISAMPAIKAN SEC MENYELURUH KPD
PENUMPANG DLM BAHASA MEREKA ATAU DLM BEBERAPA BHS LAINNYA

• Rute2 perdagangan telah berubah dan beberapa


tanda/sinyal tidak dimengerti
• Brosur2 pelatihan dan informasi keadaan darurat
tidak dalam bahasa yang sesuai
• Menggunakan simbol-simbol internasional
BAHASA2 YANG DIGUNAKAN DALAM PENGUMUMAN SEWAKTU KEADAAN DARURAT
ATAU SEWAKTU LATIHAN

• Pengumuman dalam dua atau beberapa bahasa


sangat penting

• Ketegangan akan berkurang jika penumpang


mengerti informasi yang disampaikan
PERALATAN KESELAMATAN

MENDEMONSTRASIKAN KEPADA PARA PENUMPANG BAGAIMANA MENGGUNAKAN


PERALATAN KESELAMATAN

• Terdapat banyak jenis alat2 keselamatan di dunia


• Diagram dan instruksi cara menggunakan alat
keselamatan ditempel di lokasi2 berkumpul
• Memastikan bhw prosedur mengenakan peralatan
keselamatan dpt diingat
• Mempraktekkan prosedur mengenakan alat dan
mendemonstrasikan ke anggota awak kapal
lainnya

• Yakin bhw dlm mendemonstrasikan prosedur


kenakan alat kpd para penumpang megunakan
instruksi2 dan isyarat2 yg sederhana dan jelas

• Akhirnya, instruksi yang jelas akan mencegah


banyak pertanyaan dan tidak membingungkan
penumpang
PASSANGER SAFETY, CARGO SAFETY AND HULL INTEGRITY TRAINING
PEMUATAN DAN EMBARKASI
( Ro – Ro )
MUAT DAN BONGKAR UNIT2 KENDARAAN,
TERMASUK KOMUNIKASI YG DIGUNAKAN

 Perlu penghubung dg petugas di pelabuhan agar


arus komunikasi berjalan lancar dan terkendali

 Mengetahui batas2 ketinggian peron shg


memungkinkan kendaraan bergerak
PEMUATAN DAN EMBARKASI
( Ro – Ro )

• Memahami panjang antrian kendaraan angkutan penumpang dan barang serta


berbagai macam muatan lainnya
• Waspada thd tangki2 yg berisi penuh bahan bakar yg mungkin dapat mengalami
kebocoran dalam bentuk cair maupun uap
• Komunikasi dg sopir2 yg mungkin kelelahan, tertekan/ asing dengan tempat2 di
sekitar daerah pengoperasian
(Ro-Ro)
MENURUNKAN DAN MENAIKKAN RAMPA SERTA MENYUSUN DAN
MEMADATKAN GELADAK BERISI KENDARAAN YG DPT DITARIK MASUK

• Instruksi2 pengoperasian dan setiap tulisan


peringatan harus ditunjukkan dengan jelas
• Operator yg berkompetensi selalu menggunakan
alat pengendali untuk operasi menurunkan dan
menaikkan rampa
(Ro-Ro)
MENAIKKAN DAN MENURUNKAN PENUMPANG DENGAN PERHATIAN KHUSUS KPD
ORANG2 CACAT DAN ORANG2 YG MEMBUTUHKAN PERTOLONGAN

• Peralatan jalan masuk yg aman harus disediakan


antara kapal dan dermaga
• Jalan masuk terpasang dengan benar dan aman
• Jalan masuk orang cacat harus ditandai dg simbol
internasional
• Jalan masuk seharusnya tidak bertangga
• Pengumuman dari pengeras suara hrs didahului dgn
nada bunyi utk menarik perhatian para penumpang
• Semua penumpang hrs dihitung sebelum berangkat
MENGANGKUT BARANG2 BERBAHAYA

PERLINDUNGAN, PROSEDUR DAN PERSYARATAN KHUSUS YG BERHUB


DGN PENGANGKUTAN BARANG2 BERBAHAYA DIATAS KAPAL2
PENUMPANG RO-RO

• Rencana penataan dan pemisahan muatan disetujui

• Operasi muat dan bongkar muatan diawasi oleh petugas kapal

• Pengecekan rutin hrs dilakukan selama pelayaran shg deteksi


awal thd setiap bahaya bisa segera dilaporkan

• Gas2/cairan yg mudah terbakar bersuhu 23ºC yg tertutup rapat


tdk boleh disimpan di ruang ro-ro yg tertutup atau ruangan dg
kategori khusus kecuali jika memenuhi SOLAS

• Unit2 muatan kosong yg berisi residu hrs disusun sebagaimana


muatan penuh
• Penataan unit2 muatan harus memenuhi IMDG Code
PENGIKATAN MUATAN
Ketentuan2 penyusunan dan pengikatan muatan yg
dpt diterapkan untuk unit2 kendaraan

• Syahbandar hrs mengetahui dg pasti bhw di kapal


terdpt buku panduan ttg pengikatan muatan yg
cocok dg karakteristik kapal, area perdagangan
dan komposisi muatan

• Muatan dimuat dg memperhitungkan stabilitas dan


kekuatan struktur yg dpt diterima
PENGHITUNGAN STABILITAS, TRIM DAN STRESS
• Tiap kapal dilengkapi brosur stabilitas sbg pedoman
yg akurat utk menghitung stabilitas kapal dlm
berbagai kondisi
• Memahami instruksi2 penggunaan brosur dan isinya
ttg stabilitas

STABILITAS DAN TRIM UTK BERBAGAI KONDISI PEMUATAN


YG BERBEDA
• Buku stabilitas yg berisi informasi memadai bagi
Nakhoda utk memenuhi peraturan dpt diperoleh
dari yg berwenang
FAKTOR2 BEBAN GELADAK
• Periksa tonase muatan yang akan diangkut

• Hubungi selalu petugas penyusun barang di


dermaga utk penghitungan beban muatan yg
aman

• Kerusakan atau beban berlebih pada jembatan


penghubung (link span) dpt membahayakan
keselamatan di kapal
PENGARUH BALLAST DAN PEMINDAHAN BBM THD TRIM, STABILITAS
DAN STRESS
• Mengacu pd rencana penataan umum utk jenis
dan lokasi ballast serta tangki2 bahan bakar

• Lihat brosur stabilitas pd tabel sounding yg


menunjukkan kapasitas, titik berat dan data
permukaan bebas utk setiap tangki
MEMBUKA, MENUTUP & MENGIKAT BUKAAN LAMBUNG KAPAL
(HULL OPENINGS)
• Operator yg berkompeten akan selalu
membuka, menutup dan mengunci semua pintu
luar kapal (shell openings) dan rampa
• Semua komunikasi yg berhubungan dgn pintu2
dan rampa hrs jelas, dan jawaban diterima oleh
Nakhoda dng baik
• Indikator tersedia di anjungan utk semua pintu
luar kapal (shell openings) atau alat penutup utk
menunjukkan bhw pintu sedang terbuka atau
tertutup dan dlm keadaan aman
• Waktu2 membuka dan menutup semua pintu hrs
dicatat dlm log book
SURVEY PENYEGELAN
Melakukan survei penyegelan yg sesuai
• Memonitor dng layar televisi
• Memonitor sistem deteksi kebocoran air yg
didesain utk menunjukkan kebocoran pd pintu
haluan dlm dan luar, pintu buritan atau pintu2
luar (shell) lainnya
KEADAAN SEKITAR GELADAK RO-RO

PERALATAN MONITOR KEADAAN SEKITAR RUANG MUATAN RO-RO


• Jika ragu2 ttg kesegaran/ kebersihan udara; perlu
dilakukan tes atmosfir
• Pemonitoran atmosfir di ruang muatan ro-ro dg
peralatan khusus hrs dilakukan orang yg handal yg
siaga thd kemungkinan bahaya dan mengetahui
gas2 berbahaya
KEADAAN SEKITAR GELADAK RO-RO

PROSEDUR PERANGINAN RUANG2 MUATAN RO-RO


• Utk mengurangi akumulasi asap, sopir kendaraan
diperintah matikan mesin sesegera mungkin setelah
masuk geladak dan jangan menghidupkan mesin
sebelum diperintah
• Selama muat dan bongkar, peranginan dpt
ditambah dgn membiarkan pintu haluan dan buritan
terbuka, dimana terdpt lambung bebas (freeboard)
pd pintu2 masuk ini
PELATIHAN
MANAJEMEN KRISIS DAN PERILAKU MANUSIA

DESAIN KAPAL, LAY OUT, EMERGENCY PLANS,


PROSEDUR2 DAN LATIHAN2
Desain dan kategori umum kapal (emergency plans)
• sistem penataan geladak
• penomoran pintu-pintu dan tangga
• pintu darurat dan peralatan alternatif untuk
penyelamatan keluar
• sistem penataan di stasion-stasion berkumpul
• lokasi dan penggunaan peralatan keselamatan
• gejala khusus atau gejala tdk biasanya di kapal
Peraturan Keselamatan
• Peraturan armada niaga
• Prosedur2 khusus di kapal
• SOLAS  ISM Code
• IMDG Code
• Codes of Safety Working
Practice
• Peraturan Nasional
RENCANA DAN PROSEDUR KEADAAN
DARURAT
Keadaan darurat meliputi
• Kesalahan struktur
• Kesalahan permesinan
• Tubrukan
• Kandas
• Kebakaran
• Ancaman bom
• Polusi
• Komunikasi untuk bantuan/pertolongan
• Prosedur alat bantu pernapasan
• Pengendalian asap
• Prosedur pencarian bungkusan yg mencurigakan
LATIHAN KEADAAN DARURAT DIATAS KAPAL

Perlunya pra-rencana latihan utk keadaan darurat


diatas kapal,
• Persyaratan nasional dan internasional prosedur
keadaan darurat di atas kapal
• Para awak kapal yg terampil dalam tugas-tugas
keadaan darurat
• Tim yg diambil dari penumpang jika diperlukan
• Tanya jawab tentang keselamatan (safety brief)
• Pengenalan semua peralatan keselamatan
• Mengatur skenario latihan dengan tujuan khusus
yg harus dicapai
Semua perlu perhatikan dan ikuti prosedur keadaan darurat yg direncanakan
sebelumnya

• Segera menuju ke stasion darurat shg orang2 yg


hilang segera bisa diidentifikasi

• Latihan rutin akan membiasakan diri mengikuti


prosedur2 yg benar

• Siap siaga menggantikan tugas pimpinan yg


hilang
MENGOPTIMALKAN SUMBER DAYA

Menyadari bhw sumber2 daya yg tersedia


dlm keadaan darurat mungkin terbatas :
• Peralatan harus disimpan dengan baik dan
mudah dicapai untuk segera digunakan bila
terjadi keadaan darurat.
• Segera memindahkan peralatan darurat dari
tempat yg tidak aman, seperti peralatan
medis, alat pernapasan dan tabung oksigen
Memanfaatkan semaksimal mungkin
sumber daya dan peralatan yg tersedia
• Pastikan bhw semua perlengkapan dlm keadaan
baik, bisa dioperasikan secara penuh dan siap
digunakan
• Ketua tim siap siaga di tempat utk melaks tugas
• Pastikan apakah tlh menempatkan personil pd
posisi yg sesuai utk keadaan darurat - dimana
personil tsb harus terlatih, pengalaman, terampil
dan mental baik, dll.
• Menunjuk personil terbaik untuk posisi khusus
Mengatur lat utk kesiagaan, belajar dr kecelakaan2 yg telah terjadi di kapal2 yg membawa
penumpang, serta melakukan debriefing (tanya jawab) setelah latihan

• Setiap lat direncanakan oleh perwira yg berbeda


yg kemudian melakukan koordinasi serta tanya
jawab tentang latihan tersebut

• Masukan/saran dari personil yg lebih senior

• Jangan melakukan latihan2 tanpa pengumuman,


berikan selalu peringatan/pengumuman
sebelumnya
• Pastikan bahwa semua perlengkapan
disimpan kembali dg baik setelah latihan,
dan siap digunakan kembali se-waktu2
• Rangsang awak kapal utk berdiskusi
bagaimana insiden tadi berkembang dan
tindakan2 apa yg telah diambil
• Bila dipandang perlu, perwira berdiskusi dg
awak kapal secara terpisah setelah tanya
jawab dg personil senior sebelumnya
• Prosedur2 yg tidak benar, bisa diulang
MENGENDALIKAN BERBAGAI RESPON
THD SITUASI DARURAT

Memimpin dan membimbing orang lain


dalam keadaan darurat
• Berikan contoh situasi darurat
• Lakukan pengamatan/penanganan dengan
segera
• Bertindak tenang
• Tegas
• Dapat diandalkan dan mendapat respek dari
anggota
Fokuskan pada pembuatan keputusan, dan
bertindak cepat dlm keadaan darurat
• Dengarkan informasi yg diberikan oleh personil
yg sdh pernah mengalami situasi semacam itu

• Gaya kepemimpinan diperlukan, seperti


otokrasi, diktatoris, penuh petunjuk

• Perhatikan bahwa konsultasi mungkin tdk tepat


untuk dilakukan dalam keadaan darurat
Memotivasi, mendorong serta menenangkan
penumpang dan personil lainnya
• Menarik perhatian
• Berikan dukungan pada tim
• Bersemangat
• Selalu bersikap positip
STRESS
(Tertekan)
Mengenali perkembangan gejala2 stress pd
seseorang dan anggota tim
• Otak mendeteksi perubahan lingkungan dan
menterjemahkannya sbg ancaman besar
• Hal ini menyebabkan reaksi dg cara memilih lari
atau menghadapi masalah tsb
• Jantung berdenyut lebih cepat dan napas
semakin naik turun
• Orang akan berkeringat secara berlebih
Pengaruh stress (tertekan)
• Perhatian difokuskan pada area insiden dan
keseluruhan rencana kadang diabaikan
• Tidak/kurang konsentrasi
• Cenderung untuk mencoba dan salah dari pada
mengikuti prosedur yg ada
• Nasehat2 baik diabaikan
Pengaruh stress (tertekan)
• Kemampuan berkurang untuk memecahkan
masalah rumit karena kurangnya perhatian
• Pertimbangan solusi alternatif kurang
• Ketegangan tanggung jawab menyebabkan :
> pendelegasian yg berlebih
> tidak mungkin melakukan kontak
> hilang kontrol
Respon Ketegangan
Karena Keadaan Darurat
Perilaku dan Respon Manusia (Penumpang)

• Penumpang tdk percaya bhw bencana sedang


menimpa mereka
• Mereka tidak percaya thd tanda bahaya yg paling
jelas sekalipun
• Penumpang khawatir, terlihat bodoh yaitu dengan
cara mengekspresikan perhatiannya pada diri
sendiri ketika bereaksi thd bahaya yg tidak jelas
• Alarm berbunyi terus-menerus tetapi tdk akan
direspon
• Penumpang mengalami kepanikan dan ketakutan
• Penumpang akan mencoba menemukan beberapa
cara utk memastikan bhw memang benar sedang
terjadi situasi darurat, dari pada lari tanpa kendali
Orang2 panik dan bertindak tdk rasional, kemampuan utk memahami berkurang
serta tidak responsif thd instruksi2 darurat
• Kepanikan tdk hanya dlm wujud kekhawatiran
tetapi juga ketakutan sejati
• Ketakutan bersifat tdk rasional tetapi akan mudah
terjadi dlm situasi darurat
• Muncul pendapat bhw tindakan harus segera
dilakukan dan orang2 harus bergerak secepat
mungkin mengikuti rute2 penyelamatan
• Kepanikan juga menyebabkan orang lari tanpa
memperhatikan orang lain
• Ketika pikiran difokuskan hanya pd melarikan
diri, maka sering mengabaikan informasi2 dan
petunjuk dari personil kapal dan lingkungan
sekitar yg asing
Penumpang dan personil lain mungkin mulai mencari
kerabat, kawan dan/atau harta benda miliknya sbg reaksi
pertama ketika sesuatu terjadi

• Reaksi positif utk mencari anggota2 kelompok


khususnya mereka yg lemah, seperti anak2, orang
tua, orang cacat, dll.
• Para penumpang akan berpikiran bhw anak2 akan
aman diatas kapal jika ada staf terlatih disana
• Setiap kelompok keluarga memiliki kepentingan2,
tempat bermain, alat permainan, bar, film, dll. yg
ber-beda2
• Personil yg bertugas hrs menenangkan para keluarga
yg kehilangan anggotanya bhw pencarian sedang
dilakukan
• Bagi mereka yg bertugas di tempat2 berkumpul, harus
memberikan pengumuman, menjaga komunikasi
telpon atau radio diantara mereka
• Sekali para penumpang telah berkumpul, mereka
tidak diijinkan meninggalkan tempat
• Personil yg bertugas dpt dikirim ke stasion berkumpul
lain utk mencari anggota keluarga yg hilang dan
mengantarnya ke kelompok keluarganya
• Tenangkan hati mereka bhw organisasi kapal telah
ditugasi utk menyelesaikan masalah tsb
Membimbing penumpang yg menuju ke bagian atas kapal
• Pengaturan yg efektif thd penumpang menuju sekoci
• Memahami bhw penumpang akan menuju tempat yg
tinggi di kapal, karena dalam daftar kapal disebutkan
bhw beberapa alat keselamatan berada di sebelah luar
di tempat peluncuran
• Memahami bhw kepanikan dpt muncul krn anggota
keluarga yg terpisah
• Perintah dari personil kapal yg bertugas kadang
diabaikan oleh penumpang
• Perintah harus pelan, jelas, informatif dan
menentramkan hati
• Menugaskan tim awak kapal khusus utk menenangkan
penumpang dan menjelaskan prosedur2 kapal
MENCIPTAKAN DAN MENJAGA
KOMUNIKASI YG EFEKTIF

Pentingnya komunikasi yg efektif


• Berbicara pelan dan jelas

• Jangan memberikan informasi terlalu banyak

• Hanya memberikan informasi yg Anda tahu


kepada para penumpang

• Jangan membuat informasi rekaan atau


menceritakan rumor yg nantinya bisa
menyebar
Mendorong pertukaran informasi dg penumpang
dan personil kapal lainnya
• Penuh perhatian thd keperluan para penumpang,
menjawab setiap pertanyaan mereka

• Jika ada permintaan yg relevan dan penting dari


penumpang, berikan pemahaman kpd mereka bhw
Anda sedang/akan mendapatkan informasi

• Ketahuilah bhw para penumpang akan terus tanya


tentang apa yg sedang terjadi, shg buatlah mereka
tenang
Berkomunikasilah dgn bhs atau beberapa bhs yg sesuai dg
kebangsaan penumpang dan personil kapal lainnya

• Mengidentifikasi anggota2 awak kapal yg dapat


berkomunikasi lebih dari satu bahasa

• Menempatkan mereka pada posisi2 strategis


seperti area2 berkumpul

• Memilih penumpang yg mungkin bisa terjemahkan


Kemungkinan berkomunikasi dg alat komunikasi lainnya
(seperti demonstrasi, isyarat tangan, menunjukkan lokasi
instruksi, stasion berkumpul, alat2 penyelamat atau rute2
evakuasi) jika dirasa komunikasi lisan tidak praktis

• Menunjukkan diri dg berdiri di platform, kursi atau


meja ketika memberikan informasi
• Menunjukkan tanda2 darurat bergambar dan
instruksi2 lain dg gunakan isyarat2 tangan disertai,
mungkin dg membawa tongkat atau suluh
• Menggunakan baju pelampung dan tunjukkan
prosedur mengenakannya dengan benar dan pelan
Milih bhs yg akan digunakan utk pengumuman dlm
keadaan darurat atau latihan bagi penumpang
dan anggota awak kapal lain
• Memberikan pengumuman dalam dua bahasa
atau lebih secara lokal atau kepada publik
• Membakukan pengumuman shg dpt ditulis di
kartu2 sbg pengumuman keadaan darurat di
anjungan
• Memastikan bhw pengumuman2 dibuat/
disampaikan dlm beberapa bhs yg identik atau
sama dg bhs utama yg dipakai di kapal
• Memastikan bhw pengumuman2 yg dibuat akan
dimengerti oleh awak kapal khususnya mereka
yg menolong penumpang
Selanjutnya, siapkan diri anda untuk
tidak stress berat!
• Merupakan salah satu penyakit gangguan jiwa
(neorosa)
Jangan sampai diabaikan

• Meski lebih banyak tersamar gejalanya, bila


diluar kendali, bisa sakit jiwa/sakit raga & mati
• Penyebab a.l. :
~Kehilangan orang2 yg dicintai
~Pemerkosaan
~Kekacauan luar biasa
~Dll.

• Dlm kondisi tertentu, stress dpt mrpk sumber motivasi


bagi individu. Namun dlm kondisi lain dpt
menghambat aktivitas/kreativitas.

• Stress perlu dikelola secara efektif & efisien  tidak


merusak individu & organisasi
SUMBER ATAU SEBAB2 STRESS

1.Pandangan Holistik
Terjadinya ketdk serasian atau ketdk seimbangan
dlm hubungan seseorang dg lingkungan :
~Binatang
~Sesama Manusia
~Air, Api, Udara
 marah  sedih  stress
SUMBER ATAU SEBAB2 STRESS
2.Pandangan Psikolog
a. Faktor Intern (dari diri sendiri)
-Jiwa labil
-Daya tahan tubuh
-Kemampuan mengendalikan diri

b. Faktor Extern, yg berhubungan dengan


-Lingkungan tinggal
-Suasana kacau
-Polusi
Misal keadaan darurat/musibah
GEJALA-GEJALA STRESS

Gejala Fisik ( keadaan jasmani/badan yg menjadi


tanda2 akan terajangkitnya sesuatu )
• Sesak nafas, mabuk, mual
• Ingin menangis, mudah marah
• Selera makan berubah  malas makan atau
sebaliknya
• Diare
• Susah tidur
• Sering berkeringat
• Sering gelisah
• Sakit kepala, nyeri punggung / leher
GEJALA-GEJALA STRESS

Gejala Mental Stress


• Merasa cemas sepanjang waktu
• Tidak dapat mengambil keputusan, sering merasa
tidak dapat menghadapi masalah
• Tidak menyukai orang lain dan diri sendiri
• Khawatir
• Merasa tidak dapat berkonsentrasi
• Kehilangan rasa humor dan tidak menaruh minat
thd apapun
TAHAPAN GEJALA STRESS
TAHAP I
• Pandangan tajam (tidak lazim)
• Semangat besar
• Energi cukup berlebihan
• Ingin menyelesaikan seluruh tugas
 Perlu waspada dan mampu mengelolanya,
menjadi stress yg positip MENCARI PEMUASAN
TAHAP II
• Otot2 mulai tegang
• Pegal2
• Loyo
• Tidak santai
• Dampak yg menyenangkan mulai hilang
TAHAPAN GEJALA STRESS

TAHAP III
• Perasaan tegang mulai meningkat
• Rasa mau pingsan
• Gangguan fungsi usus dan perut
• Pusing

TAHAP IV
• Kesulitan bertahan sepanjang hari
• Sulit menghadapi persoalan
• Tidak mampu berkonsultasi
• Rasa takut
TAHAPAN GEJALA STRESS
TAHAP V
• Makin letih dan
• Kesulitan mengerjakan hal-hal yg sederhana

TAHAP VI
• Kesulitan berdiri
• Jantung berdebar keras
• Perasaan seluruh tubuh panas
• Menggigil dan habis tenaga
•  STRESS STADIUM AKHIR
•  Hati-hati, sering tidak dirasakan pada awal2
tahapan  tau2 tahap IV dst
AKIBAT STRES
(Fisik & Psikis)

Mengganggu Perasaan
• Cemas
• Iri hati
• Sedih
• Pemarah
• Rendah diri
• Ragu/bimbang
AKIBAT STRES
(Fisik & Psikis)

Mengganggu Pikiran
• Tidak dapat berpikir jernih
• Sering lupa
• Daya pikir rendah
• Tidak dapat berkonsentrasi
• Merasa tidak mampu membuat
keputusan yg tepat
AKIBAT STRES
(Fisik & Psikis)

Berpengaruh thd perilaku


(Menyakiti diri sendiri dan orang lain)

• Mengganggu hak dan


ketenangan orang lain
(Memfitnah, dsb)

• Menundukkan kepala sepanjang


hari ( Duduk termenung, dsb )
AKIBAT STRES
(Fisik & Psikis)

Memacu beragam penyakit


(Psychosomatic, penyakit pd badan krn kurang sehat mental)
• Darah tinggi
• Penyakit jantung
• Maag
• Lumpuh sebagian atau total
• Penyakit kulit, reumatik, alergi, asma, dsb.
AKIBAT STRES
(Fisik & Psikis)

Menimbulkan depresi
(gangguan yg berlangsung lama disertai gejala2 dan tanda2
spesifik, ngganggu kewajaran sikap dan tindakan seseorang 
kesedihan yg amat sangat)
• Sedih

• Murung

• Cemas

• Tertekan  Bunuh diri ?


PENGELOLAAN STRESS
Sifatnya untuk stress stadium awal
Untuk stadium lanjut  Bantuan Psikolog/Dr. Jiwa

Lakukan sesuatu yg membutuhkan kekuatan fisik dan yg


membuat suatu semangat positip
• Melupakan sementara persoalan dan ketegangan, akan
mendptkan hasil yg memuaskan
PENGELOLAAN STRESS
Sifatnya untuk stress stadium awal
Untuk stadium lanjut  Bantuan Psikolog/Dr. Jiwa

Latihan Jasmani 
• Efek kimia pd otak yg mengurangi ketegangan

• Bila merasa enak thd diri sendiri, dunia sekeliling akan terasa
enak

• Terapi Stress :
Aerobik,
Olah-raga lain seperti : Tennis meja, Volly ball, Golf, dll.
PENGELOLAAN STRESS
Sifatnya untuk stress stadium awal
Untuk stadium lanjut  Bantuan Psikolog/Dr. Jiwa

KELUARKAN PERASAAN SECARA POSITIP


Ber-macam2 perasaan, bila dipendam akan menyesakkan pernafasan
Bicarakan perasaan2 anda pd orang lain yg dpt dipercaya.
Bila tidak, keluarkan perasaan mell tulisan dlm buku harian atau dlm
kertas apapun sampai perasaan tenang kembali.
JANGAN SAMPAI SEDIH BERKEPANJANGAN
Beri batas waktu untuk bersedih (jangan ber-larut2)
Lakukan aktivitas, missal :

• Menangis bila ingin menangis


• Berteriak dan menjerit di alam terbuka
• Tertawa
• Dsb.

Hindari pelampiasan yg negatif  dapat merusak diri sendiri dan orang


lain.
TEHNIK MENGELOLA STRESS
BERSIFAT PREFENTIP
(Berkaitan dg Human Relation)

PRINSIP2 BAGI TEAM PENGENDALI /


PENGATUR / KOMANDAN
• Rencanakan dan tentukan perintah secara efisien
• Berikan informasi ttg keputusan yg mempengaruhi
orang2 yg diatur
• Hargai privacy orang lain
• Jaga kepercayaan
• Berkonsultasilah dg orang2 yg diatur dlm hal yg
mempengaruhi mereka
• Nasehati dan doronglah mereka
• Bersikap penuh pengertian thd mereka
TEHNIK MENGELOLA STRESS
BERSIFAT PREFENTIP
(Berkaitan dg Human Relation)
PRINSIP2 BAGI YANG DIKENDALIKAN / DIATUR
• Jangan ragu2 bertanya bila perintah tidak jelas
• Gunakan inisiatif pribadi bila mungkin
• Mengutarakan perasaan pd Komandan sebelum
kpd orang lain
• Tunjukkan sikap kooperatif dan riang
• Terimalah kritik dengan lapang dada
• Jaga kepercayaan
• Tidak mencemarkan orang lain

DISAMPING ITU, KESEHATAN MENTAL JUGA PERLU


UNTUK MENGELOLA STRESS
Studi Kasus

1. Herald of Free Enterprise

2. Scandinavian Star

3. Estonia
1
Investigasi Resmi terhadap
Terbaliknya Kapal Penumpang Ro-Ro
‘Herald of Free Enterprise’
6 Maret 1987
Laporan No. 8074, Investigasi Resmi. HMSO Publications Centre, PO Box 276, London SW8 5DT,
UK10. Security Administration

 Jumlah penumpang : kira-kira 459


 Route pelayaran : Zeebrugge menuju Dover
 Saat mulai berlayar : pintu-pintu haluan terbuka
 Angin sepoi dr timur dan bergelombang kecil,
melewati tanggul dermaga luar pada pukul 18.24
dan kapal terbalik 4 menit kemudian
 Jumlah korban : 188 orang meninggal
Herald of Free Enterprise
?

• Mualim I tdk melakukan tugas sesuai prosedur; merasa hrs segera menuju
pelabuhan selanjutnya begitu muat / bongkar selesai dilakukan

• Para Pwa tdk memiliki ABK yg tetap (terdapat 3 ABK dan 5 Pwa)

• Seharusnya ada kesamaan tugas dlm setiap kelompok Pwa dan ABK-nya.
Pertanyaan muncul atas tragedi tersebut

• Mengapa tidak adanya pembantu Bosun dari pelabuhan tidak diketahui ?

• Mengapa tidak ada sistem yg begitu mudah utk memastikan bahwa tugas
penting menutup pintu2 haluan telah dilaksanakan dengan baik ?

• Pengabaian menutup pintu haluan merupakan potensi kesalahan yg bisa


saja dilakukan oleh setiap individu, namun hal ini harus menjadi perhatian
khusus
• Terkesan bhw utk sesegera mungkin meninggalkan Zeebrugge agar tepat waktu sesuai
jadwal, ditunjukkan adanya Memorandum (surat peringatan) dr manajer operasional
Zeebrugge.

• Isi Memorandum :
“Cepat ambil catatan, jika terlambat berangkat dr Zeebrugge maka akan sampai di tujuan
selanjutnya tidak tepat waktu, 15 menit lebih awal !”

• Sebelumnya, muncul keprihatinan dari para Nakhoda lain bahwa kapal-2 mereka telah
mengangkut penumpang lebih banyak dari yang diijinkan dalam Passenger Safety
Certificate.
• Seorang Nakhoda menginformasikan kpd kantor pelabuhan pd Oktober
1983 bhw lampu2 indikator di anjungan seharusnya dipasang utk
mengetahui integritas lambung sudah selesai dilaksanakan.
Namun, usulan bijaksana tsb justru mendpt ejekan dr beberapa pengawas.

• Nakhoda tdk ada usaha utk membaca sarat muat kapal, sebaliknya angka2
fiktif selalu dimasukkan dalam logbook yg selalu pula menunjukkan bahwa
‘Herald’ berlayar dengan keadaan stabil/seimbang !
Sinopsis Singkat tentang Tindakan-Tindakan
Darurat yang Direkomendasikan

• Lampu-lampu indikator failsafe (gagal aman) harus


dipasang di anjungan, pd semua pintu bangunan
kapal atas, seperti jalan2 masuk penumpang, serta
pintu2 bunkering, penyimpanan dan pemuatan

• Kondisi lampu2 indikator harus dicatat dalam


catatan harian sebelum kapal berangkat

• Pengawasan dengan closed circuit TV ke geladak


kendaraan harus dipasang untuk memonitor pintu2
dan muatan
• Kendaraan2 pengangkut harus selalau diikat
• Semua pintu dan rampa harus digembok saat
penambatan kapal, namun jika tidak mungkin,
pintu2 harus digembok ketika kapal membebaskan
tambatan
• Setiap berlabuh harus membawa sertifikat sah yg
secara khusus meliputi informasi bhw kapal dapat
beroperasi, serta dapat menutup pintu2 haluan dan
buritan tanpa berpindah dari tambatan
• Alat2 ukur dan indicator2 mekanik, angin, listrik atau
hidrostatis hrs dipasang. Alat2 ini akan menunjukkan
sarat muat depan, tengah dan belakang di lokasi2
pemuatan dan di anjungan.
• Alat2 ukur sarat muat harus ditempatkan saling dihadapkan dg loadicator (indikator
muatan) di posisi pusat yg tepat, jika mungkin, di stasiun2 kerja yaitu di dua stasion
pemuatan dan di anjungan

• Operator harus mengoperasikan jembatan timbang

• Dlm keadaan mendesak, penerangan darurat yg kedap air dan memadai harus
dipasang

• Jendela2 penyelamatan bisa diandalkan, tdk rumit dan bisa dibuka dr setiap sisi

• Alat2 penyelamatan seringnya berada di bag depan, belakang dan atas kapal yg
sangat tinggi.
Pemeriksaan thd rute2 penyelamatan hrs dilakukan secara rutin.
• Negara-negara anggota setuju bahwa :
- Lemari2 dipasang di geladak atas yg berisi kapak,
suluh, tangga, tali alat naik dan harnesses, serta
beberapa alat untuk anak kecil

- Dinding2 kaca didesain dengan celah-celah

- Footholds (lambung bawah) permanen terpasang


untuk membantu gerakan dengan sudut
keseimbangan ekstrem
• Berbagai rekomendasi sekarang ini telah masuk dalam
“Code of Intac Stability”

Bisa dilihat bahwa banyak rekomendasi tersebut


sekarang ini telah diterapkan secara internasional.
2
Bencana ‘Scandinavian Star’
7 April 1990
Laporan Kantor Norwegia 1991, (ISBN 82-583-0236-1)

• 30 Maret 1990: Frederikshvan (Denmark)  Oslo (Norwegia)


• Pengawakan : 99 orang (90 orang baru 9 orang lama)
• 6 April 1990, meninggalkan Oslo (383 penumpang)
• 7 April 1990 (01.45 dan 02.00) terjadi kebakaran.
Berawal dr pancang seprei tempat tidur di geladak 4.
Api dpt padamkan, namun api lain muncul di geladak
3 yg dgn cepat menyebar ke geladak 4, 5, selanjutnya
ke atas shg terjadilah kebakaran besar
• Jumlah korban : 158 orang meninggal
• Kebanyakan karena menghirup asap
• Pengawakan : semua crew bersertifikat yg sesuai

• Tetapi Komite Keselamatan bhw para Mualim tdk


memiliki pengalaman latihan keselamatan rutinitas
yg lebih baik

• Dikatakan, 1 orang tdk berpengalaman latihan


pemadam kebk, yg lainnya pernah mengikuti
pelatihan namun sudah beberapa tahun yang lalu

• Sec keseluruhan crew sedikit atau tdk sama sekali


memiliki kemampuan “bahasa Inggris” (Bhs Asing)
• Banyak crew tdk mengetahui emergency plan atau
fungsi2 mereka di dalamnya.

Emergency plan yg sebenarnya sulit diterapkan


pd pengoperasian kapal baru tsb.

Para perwira yg bersangkutan tdk mencurahkan


perhatian dan kewaspadaan thd perubahan2 yg
diperlukan

Kelompok evakuasinya terlalu sedikit anggota


untuk bisa berfungsi secara efisien, dan para crew
tdk tersebar secara tepat pd beberapa lokasi
• Para crew tsb seharusnya menguasai penggunaan
peralatan melalui latihan2 dan metode2 lainnya
• Pelatihan kebakaran yang dilaksanakan tidak efektif
sama sekali
• Tidak ada lat kebakaran yg dilaksanakan dalam 24
jam kapal ketika meninggalkan Frederikshvan pada 1
April 1990. Hal ini telah melanggar Peraturan SOLAS.
Kapal jelas2 mengalami tekanan komersial
• Pada kebakaran kedua, api menyebar dg cepat ke
geladak2 atas dan banyak penumpang terjebak di
kabin2
• Banyak orang di atas kapal tdk mendengar alarm
kebakaran. Bel2 tdk bunyi dan hanya dibunyikan
beberapa kali saja dlm periode pendek
• Selama kebakaran, beberapa crew, atas inisiatif
sendiri2 bunyikan alarm dan mengevakuasi para
penumpang,
Namun krn kurangnya pengaturan, mereka tdk
pernah memberikan respon sbg satu kesatuan (tim)
Tdk ada usaha nyata yg dilakukan utk padamkan
api krn tim kebakaran tdk pernah berkumpul atau
dibentuk
• Capten perintahkan agar sekoci2 disiapkan, tetapi
evakuasi dilakukan oleh crew yg kurang pengalaman
dlm bekerja sec ber-sama2 serta dlm menggunakan
peralatan kapal
• Konsekuensi paling serius adl krn kurangnya
pengaturan, shg komando kapal tdk miliki gagasan
bagaimana agar orang sebanyak itu bisa mening-
galkan kapal dgn sekoci secara aman dan lancar
Rekomendasi

• Sistem pemadam dan alat deteksi asap harus


dipasang pd semua ruang akomodasi kapal2
penumpang
• Lat keselamatan hrs dilaksanakan oleh semua crew
di atas kapal penumpang.
Pelatihan penyegaran bagi awak kapal dilakukan
setiap 5 th.
• Port State Control di negara2 Scandinavia tdk
memadai dan hrs diperbaiki
Perbaikan tsb harus memasukkan :
Pemeriksaan dng atau tanpa pemberitahuan
sebelumnya
Pelaksanaan latihan-latihan kebakaran dan
sekoci yang memuaskan
Instruksi2 yg memadai dgn menggunakan bhs
yg umum dipakai oleh awak kapal agar mampu
berkomunikasi satu sama lain dan berkomuni-
kasi dengan para penumpang
• Patroli kebakaran dilakukan setiap setengah jam

• Alarm harus terus berbunyi sampai diganti


secara manual atau kadang2 diselingi dengan
pengumuman2 dari public address system

• Sistem alarm dengan kekuatan jangkauan


sampai ke setiap kabin paling tidak 75 decibels
dan paling tidak 10 decibels diatas suara latar

• Semua geladak dan jalan tangga di kapal


penumpang harus memiliki desain dan kerangka
yg sama
• Rute penyelamatan dari pintu kabin keluar menuju jln
tangga penyelamatan atau menuju geladak terbuka
tdk boleh ada lebih dari satu perubahan arah
• Harus ada rute2 penyelamatan pd dua sisi kpl shg
penumpang tdk hrs lari menyimpang
• Jumlah jalan tangga yg dilalui hrs dibatasi
• Jln2 tangga dan gang2 hrs panjang menuju arah
utama rute penyelamatan
• Jln2 tangga hrs berlanjut, dan hanya boleh dipotong
oleh penyeberangan
• Harus terdapat pegangan tangga berlanjut
• Tidak boleh terdapat gang-gang buntu
• Jumlah jalan tangga dibatasi
• Ventilasi ruangan tangga bebas asap/rokok
• Dibuat peraturan utk menjaga pintu2 keluar, stasion2
berkumpul dan lokasi2 sekoci bebas rokok
• Dibuat persyaratan memasang system2 ventilasi guna
menyedot/menyuling asap
• Isyarat suara yg berbeda dg bel alarm harus dipasang
di depan pintu2 keluar
• Digunakan sistem keseragaman tanda/isyarat
• Pelindung muka dari asap disediakan di kabin2
• Analisis evakuasi dilakukan kapal2 penumpang
• Alat deteksi asap beralarm harus bisa menutup pintu2
kebakaran
• Indikator2 harus menunjukkan apakah pintu2 api
terbuka atau tertutup
• Alat2 bantu napas dgn petunjuk2 integral dipasang
lebih banyak, dan kompresor harus disediakan
• Persyaratan yg lebih keras harus diterapkan dalam
penggunaan bahan2 yg mudah terbakar

Dapat dilihat bahwa banyak persyaratan tsb di atas


sekarang ini telah dimasukkan dalam SOLAS
3
Terbaliknya Kapal Penumpang Ro-Ro
MV ‘Estonia’
28 September 1994
Ref : laporan akhir Terbaliknya Kapal Penumpang Ro-Ro MV ‘Estonia’ pada 28 September 1994 di
Laut Baltik, 1997 Edits, Ltd. Helsinki (ISBN 51-53-1611-1)

• Nama sebelumnya ‘Viking Sally’, dibuat pada 1979


• Survei dan Perawatan
Sebelum dilakukan survei, peringatan tlh diberikan kpd
mereka agar periksa kekuatan alat2 pengunci rampa
dan pintunya, namun tidak dilakukan
• Pengoperasian Diatas Kapal
Jadwal kerja sekitar 150 awak kapal  selama 2
minggu di kapal dan 2 minggu meninggalkan kapal
Bhs hari2  bhs Estonia, tapi bhs Inggris diwajibkan
utk semua posisi2 kerja yg selalu berhubungan
dengan penumpang kapal
• Keadaan Pelayaran
Sehari sebelum berangkat, latihan Port State Control
dng seorang pengawas dari Swedia. (Tidak ada
penyimpangan yg terjadi yg menuntut penahanan)
Penutup pintu palka kedap air di geladak
kendaraan terbu-ka, dan paling tdk ada 1 pintu
ditengerai tdk pernah ditutup
• Kapal tenggelam di Laut Baltik
Dari 989 orang, hanya 137 orang yg selamat (852 ?)
Angin berkekuatan 8, tinggi gelombang 4 m di
haluan kiri
Peralatan pengunci dan engsel2 bow visor gagal
menahan satu atau dua hantaman gelombang
pendek, air masuk ke geladak kendaraan dan
akhirnya kapal terbalik
• Dua laporan kpd Pwa Jaga ttg suara2 aneh dari lokasi
haluan dan usaha2 dibuat utk menemukan penyebab
suara. Namun, kecepatan tdk dikurangi dari 14 knots.

• Waktu utk evakuasi sangat pendek (10 – 20 menit) dan


tdk terorganisir. Evakuasi terhambat dg tambahnya :
Kemiringan secara cepat
Adanya lorong-lorong sempit
Tangga-tangga yang melintang
Barang-barang hilang dan keramaian
Peralatan penyelamat, tidak berfungsi sebagaimana
ketentuan
Sekoci-sekoci tidak bisa diturunkan
• Laporan2 dr mereka yg selamat bervariasi sekali :
“Banyak yg panik, berteriak dan menjerit… mereka
berlari ke belakang dan ke depan mencari tangga
dan saling bertubrukan satu sama lain”
“Beberapa dari mereka hanya berdiri terpaku,
rupanya mengalami shock”
“Haire, haire, laeval on haire” yg berarti “Alarm, alarm,
ada bunyi alarm di kapal”, dalam bahasa Estonia
yang tidak dipahami oleh orang Swedia
“Banyak awak kapal yg dilanda kepanikan di gang2”
“Di geladak terdapat banyak life jackets dan melalui
pintu2 yg terbuka seorang awak kapal berusaha
memandu orang2 keluar
“Orang2 saling bergandengan tangan – menolong
satu sama lain untuk keluar dari sisi kiri geladak”
• Salah seorang saksi mengatakan bahwa para awak
kapal dibantu lainnya membentuk rantai (saling
bergandengan) untuk pertolongan
• Bbrp orang tdk bisa bedakan pesan2 apa yg mereka
dengar, dan lainnya mengatakan bhw mereka
mungkin tdk bisa mendengar alarm krn teriakan2
• “Di bawah anjungan terdpt sekumpulan orang yg
bertindak cukup tenang”.
• “Ada 20 orang - sepertinya anak2 muda yang sedang
mabuk”
• Beberapa penumpang mengatakan bhw terjadi
kepanikan, sementara yg lainnya mengatakan tidak
• “Di geladak seorang crew bicara dgn tenang kpd yg
lainnya dan ber-sama2 dgn crew lain berusaha untuk
melepas sekoci, namun tidak berhasil”.

• Saksi lain melaporkan melihat seorang laki-laki berdiri


mencoba menenangkan mereka yang ketakutan.
• Seorang Serang terlihat melakukan tindakan heroik
menolong para penumpang dan melepas rakit.
• Beberapa dari mereka yang selamat bertindak tidak
rasional
• Mereka lambat menyadari bahwa suara-suara yang
mereka dengar adalah tidak biasanya
• Ketika mereka jelas ttg situasi yg sedang terjadi,lalu
bertindak tepat dan pergi keluar dengan tujuan jelas
yaitu menuju geladak shg menjadi orang pertama
yang dievakuasi
1. Alat pengunci bow visor gagal karena gelombang,
menyebabkan tubrukan muatan.
Apakah kapal melaju terlalu cepat dalam kondisi-
kondisi umum ?

2. Alat pengunci bow visor seharusnya lebih kuat


beberapa kali utk tingkat keselamatan yg layak pd
jalur rutin antara Talinn dan Stockholm.
Kemungkinan tinggi gelombang lebih tinggi pd rute
ini dari pd pelayaran2 12 tahun sebelumnya yg
rutenya lebih dekat dan lebih banyak rute2 aman.
3. Insiden2 bow visor depan pernah terjadi pd
kapal ‘Diana II’, tetapi hal ini tdk memerlukan
inspeksi sistematis dan syarat2 utk penguatan
alat2 tambahan visor pd kapal2 yg ada

4. Informasi ttg insiden2 bow visor biasanya


disampaikan ke industri perkapalan, shg para
Nakhoda memiliki sedikit pengetahuan ttg
potensi2 bahaya

5. Tindakan awal oleh para perwira di anjungan


menunjukkan bahwa mereka tidak menyadari
haluan sepenuhnya terbuka ketika kapal mulai
miring
6. Para perwira di anjungan tdk mengurangi kecepatan
setelah menerima laporan2 suara metalik dan
investigasi di lokasi haluan
Pengurangan kecepatan dgn segera waktu itu akan
sangat memungkinkan peluang bagi keselamatan :
apakah adanya tekanan komersial ini ditujukan agar
tepat waktu sesuai jadwal yg telah ditetapkan atau
karena kurangnya ilmu tentang pelayaran dasar
7. Visor tidak bisa dilihat dari posisi ketika memberikan
perintah2 mengemudi yg oleh Komisi dianggap sbg
faktor kontribusi penting yg menyebabkan kapal
terbalik
Tak ada gading yang tak retak

Sampai
jumpa……

Anda mungkin juga menyukai