Anda di halaman 1dari 75

SATSDSD COURSE

BAB 1
PENDAHULUAN

Security Awareness Training adalah pelatihan yang bertujuan untuk membina kesadaran orang-
orang yang bekerja di bidang maritim atas pengamanan kapal dan muatannya. Pelatihan ini
didasarkan pada peraturan dalam negeri, konvensi internasional, dan peraturan lain.

Berdasarkan Amandemen STCW (Standarts of Training, Certification and Watchkeeping) tahun


2010 Manila, setiap personil yang bekerja di kapal dan pelabuhan, tanpa kecuali, yang tidak
memiliki tugas khusus dengan bidang pengamanan, wajib mengikuti pelatihan Security
Awareness Training.

Personil yang menerima pelatihan ini harus merasakan realitas masalah keamanan saat ini, yang
meliputi pembajakan, terorisme, penyelundupan, pencurian kargo, dan kerusakan jaminan.
Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan setiap personil di kapal dan pelabuhan mampu
mengidentifikasi, mencegah, atau mengurangi ancaman keamanan melalui perencanaan yang
tepat, persiapan, dan koordinasi dengan berbagai pihak.

1.1 IKHTISAR DIKLAT


Menyusul kejadian tragis 11 September 2001, Majelis Organisasi Maritim Internasional pada
bulan November 2001, sepakat untuk pengembangan langkah-langkah baru yang berkaitan
dengan keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan untuk diadopsi oleh Konvensi Internasional
Safety of Life at sea 1974, pada Konferensi Maritime Security di London bulan Desember 2002.
Persyaratan baru membentuk kerangka kerja internasional di mana kapal dan fasilitas pelabuhan
dapat bekerja sama untuk mendeteksi dan mencegah tindakan yang mengancam keamanan di
sektor transportasi laut.

1.1.1 STCW MANILA /2010 DAN IMPLEMENTASINYA

Konvensi STCW (Standards of Training, Certification and Watchkeeping) pertama kali


diadakan pada tanggal 7 Juli 1978, dan diberlakukan pada tanggal 28 April 1984. Pada tahun-
tahun berikutnya STCW mengalami beberapa amandemen atau perubahan.

Pada tanggal 21-25 Juni 2010 diadakan konvensi mengenai STCW 1978, terjadi perubahan
besar yang kemudian dikenal dengan amandemen 2010 atau amandemen Manila yang akan
diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2012.

1
SATSDSD COURSE

a. Pelaksanaan STCW 1978 Amandemen 2010 (Reg. I/15)

1. 1 januari 2017 tidak diterima lagi sertifikat yang diterbitkan berdasar ketentuan
sebelumnya

2. 1 januari 2013 pelaporan kepada sekjen IMO tentang implementasi STCW 2010 dan
STCW kodanya

3. 1 Juli 2013 seluruh program pendidikan wajib berdasarkan STCW 2010 ( tidak ada lagi
program diklat berdasar STCW 1995 yang dilaksanakan)

b. Isi STCW 1978 Amandemen 2010 yang berhubungan dengan Security Awareness

1. Reg VI/5 Ship Security Officer (SSO) Sesuai Dengan Tabel A-VI/5

2. Reg VI/6-1 semua pelaut wajib memiliki sertifikat Security Awareness sesuai tabel A-
VI/6-1

3. Reg VI/6-2 Pelaut yang ditunjuk untuk tugas keamanan atau security duties sesuai tabel
A-VI/6-2

1.1.2 ISPS CODE DAN IMPLEMENTASINYA

ISPS Code berlaku untuk:

Berikut jenis kapal di pelayaran internasional:

 Kapal penumpang, termasuk kapal penumpang kecepatan tinggi;


 Kapal kargo, termasuk kapal kecepatan tinggi, dari 500 GRT dan ke atas, dan
 Unit pengeboran lepas pantai bergerak, dan
 Fasilitas pelabuhan yang melayani kapal-kapal yang bergerak di pelayaran internasional.

Catatan:

ISPS Code tidak berlaku untuk


 kapal perang
 kapal cadangan angkatan laut
 kapal lainnya yang dimiliki atau dioperasikan oleh pihak Pemerintah dan
digunakan hanya pada non-komersial pemerintah.

2
SATSDSD COURSE

1.2 KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI


Di akhir pelatihan, peserta dapat:

 Memahami sistem pengamanan di lingkungan maritim yang berlaku saat ini.


 Melaksanakan kewajiban pengamanan yang ditetapkan pada ISPS CODE.
 Menggunakan metodologi atau teknik untuk melaksanakan inspeksi pengamanan
reguler di kapal untuk menjamin tercapainya standar pengamanan serta menjaga dan
mengawasi pelaksanaan Rencana Keamanan Kapal.
 Melaksanakan audit dan inspeksi pengamanan kapal.

1.3 POLA DAN ANCAMAN KEAMANAN TERKINI

Berikut adalah beberapa kejadian terorisme dalam beberapa dekade terakhir:

Pada Oktober 1985 kapal


Italia “Achille Lauro” yang
memuat 400 penumpang
dan kru dibajak.

13 November 1995 fasilitas


pelatihan militer Amerika di
Riyadh, Arab Saudi dibom
menewaskan 7 orang.

12 Oktober 2000: 17 pelaut


AS tewas ketika sebuah
perahu kecil meledak
hingga melubangi kapal
perang USS ‘Cole’ di
Pelabuhan Yemeni, Aden.

3
SATSDSD COURSE

11 September 2001, empat


pesawat jet dibajak dan
ditabrakkan ke World Trade
Centre dan Pentagon
menewaskan lebih dari
3000 orang.

4 Oktober 2002, VLCC


‘Limburg’ diserang oleh
kapal kecil teroris di
Yaman.

12 Oktober 2002 dua bom


meledak di sebuah
nightclub di Bali, Indonesia,
menewaskan 193 orang
yang berasal dari 24 negara.

5 Agustus 2003, Teroris


menyerang Hotel J.W.
Mariott di Jakarta,
dilaporkan 13 orang tewas.

Beberapa peristiwa di atas mengingatkan perlunya kita mengetahui dan mengidentifikasi


beberapa ancaman keamanan, khususnya pada transportasi maritim.
Berikut adalah beberapa ancaman keamanan terhadap industri transportasi maritim.
4
SATSDSD COURSE

1.3.1 PEMBAJAKAN DAN SERANGAN BERSENJATA

Pembajakan didefinisikan sebagai tindakan ilegal berupa penyerangan, penahanan atau


penyanderaan kru atau penumpang pada sebuah kapal atau pesawat, yang diarahkan untuk:

 Menyerang kapal atau pesawat lain di lautan, atau menyerang orang atau properti di di
atas kapal.
 Menyerang kapal, pesawat, atau properti di suatu tempat di luar yurisdiksi suatu negara.
 Keterlibatan atau tindakan partisipasi pada operasi kapal atau pesawat yang
mensukseskan pembajakan kapal atau pesawat.

Peristiwa ini mengakibatkan banyak kerugian, antara lain:

 Kerugian materi.
 Terganggunya perdagangan.
 Meningkatnya biaya operasi (asuransi dan gaji lebih besar).
 Membahayakan kru.
 Membahayakan pada navigasi.

Berikut adalah daerah-daerah yang rawan pembajakan:

Gambar 1.1 daerah yang rawan pembajakan

5
SATSDSD COURSE
Dari gambar terlihat beberapa daerah dengan resiko tinggi pembajakan di antaranya, bagian timur
Amerika Latin, bagian barat dan timur Afrika, India, Semenanjung Malaya, Indonesia dan Laut
Cina Selatan.

Pembajakan yang terjadi memiliki karakteristik yang tertentu. Berikut adalah beberapa
karakteristik pembajakan:

a. Type Asia:
 Kapal dinaiki untuk mendapatkan uang tunai dan barang berharga.
 Sedikit penggunaan kekerasan.
 Beroperasi di kapal kecil, dekat kepulauan, dimana kapal diharuskan untuk menurunkan
kecepatan.
 Biasanya dilakukan secara acak.

b. Type Amerika Selatan/Afrika Barat:

 Menyerang kapal di tempat berlabuh atau lego jangkar.

 Target adalah uang tunai, muatan, benda milik awak kapal, dan peralatan (nilai kerugian
total yang lebih tinggi).

 Kejahatan dan kekerasan bersenjata tingkat tinggi.

 Dapat dilakukan secara acak.

 Menggunakan kapal kecil untuk mendekati kapal target.

 Selalu menggunakan senjata.

c. Motivasi militer dan politik :


 Serangan terorisme
 Mempunyai agenda politik dan militer
 Contoh peristiwa: pembajakan Achille Lauro (7 Oktober 1985)

d. Pembajakan hit and run secara temporer:


 Mengintimidasi awak kapal.
 Mencuri seluruh muatan sebelum mengembalikan kendali kapal pada kru.
 Contoh peristiwa pembajakan: Tanker Malaysia, Nautica Kluang (27 september 2002),
bertolak dari pulau Iyu Kechil. Kru disekap di kabin, sementara bahan bakar dipompa ke
kapal lain.

e. Kapal Hantu:
 Kapal dinaiki untuk diambil “segalanya”.
 Terjadi kekerasan tingkat tinggi (pembunuhan inklusif).
 Sindikat terorganisir untuk memfasilitasi penipuan muatan.
6
SATSDSD COURSE

 Direncanakan dan diatur dengan baik.


 Beberapa kasus: MV Tenyu, MV Cheung Son, MV Petro Ranger, MV Alondra Rainbow.

Suatu metode untuk mencegah dan mengantisipasi pembajakan, dikenal dengan ShipLoc.
ShipLoc bekerja dengan dua mode:

 Penelusuran Permanen (Permanent Tracking)


Sistem Shiploc menyediakan penelusuran permanen atas suatu kapal oleh pemiliknya
dengan mode nominal, dan menngirimkan tanda bahaya, bila tombol darurat diaktivasi, ke
IMB (International Maritime Bureau), ke pemilik kapal dan pihak berwajib.
Sistem terpasang di kapal dengan kondisi siap berfungsi. Saat diaktifkan, unit tersebut
mulai mengirim laporan ke pemilik kapal secara teratur untuk informasi manajemen, ini
yang dinamakan mode nominal.
 Tanda bahaya Langsung (Immediate Alert Notification)
Tanda bahaya ini dikirim dari kapal hanya ke darat dan tidak ke kapal di sekitarnya.
Tanda bahaya ini sifatnya diskrit tanpa disadari oleh orang-orang di kapal tersebut.
Mode krisis diawali dengan aktivasi tombol darurat, kemudian laporan langsung dikirim
ke pemilik kapal, IMB, dan pihak berwajib atau berkompeten di darat. Data dapat diakses
pada Website ShipLoc atau dengan menggunakan software khusus.

Gambar 1.2 Sistem Peringatan Keamanan

Kru kapal dapat lebih siap menerima serangan yang ditujukan pada kapalnya bila mengetahui
karakteristik pembajakan yang biasa terjadi.

7
SATSDSD COURSE
Berikut adalah beberapa karakteristik yang perlu diketahui oleh kru kapal:

 Pembajakan lebih sering terjadi di perairan teritorial dibanding perairan internasional, dan
dapat terjadi saat kapal di pelabuhan, lego jangkar atau saat kapal jalan.
 Kapal dinaiki di malam hari menggunakan kapal kecil, perahu, atau kapal cepat/speed
boat.
 Menaiki kapal melalui area buritan atau haluan menggunakan kait jepitan besi, bambu
dengan kait, atau tali jaring.
 Mencuri segala sesuatu yang ditemukan: muatan, peralatan/perlengkapan kapal, tali-tali,
barang-barang di gudang, dan barang berharga milik kru.
 Target utama: kamar nakhoda, barang berharga milik kapal.
 Tidak selalu membawa senjata api, sebagian besar membawa pisau atau parang besar.
 Terjadi bila kelompok perompak mengetahui informasi mengenai muatan yang berharga.

Pihak berwenang tidak selalu ada di setiap tempat, sebuah kapal perlu memiliki kemampuan
untuk mempertahankan diri sendiri saat kapal tersebut mengalami pembajakan, adapun langkah-
langkah yang perlu ditempuh dalam mewaspadai terjadinya pembajakan secara umum adalah
sebagai berikut:

 Menempatkan lebih banyak pengintai saat melewati area yang rawan pembajakan.
 Menyalakan penerangan dek dan air, untuk mengawasi bila ada kapal kecil yang
mendekat.
 Mengawasi kru, khususnya kru baru, yang bertugas sementara.
 Memasang sistem penjagaan, seperti ShipLoc, atau sistem pengamanan khusus.

Semua kru wajib memahami langkah-langkah baik dalam rangka mewaspadai maupun
mempertahankan diri saat terjadi serangan, seperti hal-hal berikut ini:

a. Pencegahan Pembajakan di Pelabuhan dan saat Lego Jangkar:


 Menyalakan Penerangan penuh baik di dek, maupun di kedua sisi.
 Menjaga suplai air ke pipa jangkar.
 Di pelabuhan, membatasi akses ke kapal di satu titik.

b. Pencegahan Pembajakan saat ada yang mendekati kapal:


 Membunyikan tanda bahaya umum (general alarm).
 Menaikkan kecepatan ke arah berlawanan secepat mungkin.
 Nyalakan penerangan dek dan sisi luar, bila diperlukan, gunakan lampu pencarian (search
Light/Aldish Light) untuk menerangi kapal yang mendekat dan membuatnya silau.
 Kirim tanda bahaya ke darat dan kapal yang berdekatan.
 Nyalakan roket peringatan, operasikan selang pemadam (fire hose).

8
SATSDSD COURSE
c. Perompak sudah menaiki kapal:
 Bila memungkinkan, mundur ke area aman yang sudah ditetapkan, dan pastikan semua
anggota kru berada di dalamnya.
 Semua akses ke anjungan harus dikunci untuk menjamin navigasi tidak terganggu.
 Laporkan situasi dengan radio dan cari bantuan bila memungkinkan.
 Jangan bersikap heroik, perompak bisa jadi bersenjata.

Saat ini sudah ada Pusat Pembajakan Regional yang didirikan di Kuala Lumpur. Organisasi ini
didukung oleh IMO dan INMARSAT, sebagai pusat anti pembajakan dan bekerja sama dengan
pihak berwenang dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Organisasi ini memberitakan
laporan pembajakan dan perompakan bersenjata secara reguler, juga menyiarkan pesan
peringatan ke kapal menggunakan layanan keamanan NET & NAVTEX.

1.3.2 TERORISME

Terorisme diartikan sebagai penggunaan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk menimbulkan
ketakutan yang dimaksudkan untuk memaksa atau mengintimidasi pemerintah atau masyarakat
dalam rangka mewujudkan tujuan yang biasanya bersifat politik, agama, atau ideologi. Prosesnya
adalah menggabungkan ‘penyebab’ dengan pembunuhan orang tak berdosa, untuk menimbulkan
kepanikan dan kondisi gawat, ditambah pemberitaan media massa untuk memperlihatkan
pengaruh tindakan ini.

Seorang teroris biasanya memiliki profil sebagai berikut:

 IQ di atas rata-rata.
 Keyakinan ideologi yang kuat.
 Sedikit perhatian pada hidupnya, karir, bahkan keluarganya.
 Menyimpan kebencian dan melakukan kekerasan untuk mencapai tujuannya.
 Bersikap low profile dan bekerja diam-diam.

Teroris biasanya bekerja dalam suatu organisasi. Organisasi yang menggunakan terorisme
sebagai jalan untuk mencapai tujuan memiliki karakteristik:

 Mengintimidasi dengan menyebarkan ketakutan.


 Berbasis di perkotaan.
 Mobilitas tinggi.
 Bergerak diam-diam.
 Tidak menyamakan taktik sukses dengan misi sukses.

Operasi terorisme memiliki karakteristik:

 Menggunakan elemen sekecil mungkin.


 Pengamanan yang sangat ketat.
9
SATSDSD COURSE

 Perencana dan pengawas tidak ambil bagian pada serangan.


 Menyerang target yang tidak memiliki pertahanan atau memiliki pengamanan yang
lemah.
 Direncanakan dengan matang.
 Dilakukan berulang kali.
 Grup teroris tidak menghendaki kegagalan.

Beberapa tindakan teroris antara lain, pengeboman (bunuh diri), pembakaran rumah, penculikan,
pembajakan, penyergapan, pembantaian, serangan bersenjata, dan barikade.

Beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi terorisme, antara lain:

 Identifikasi daftar target yang mereka incar.


 Identifikasi kelemahan kita yang menjadi ancaman.
 Waspada setiap waktu.
 Laksanakan pengecekan ulang sistem pengamanan.
 Perkuat sistem pengamanan dengan pendidikan dan latihan.
 Ambil sistem perlindungan individu.
 Gunakan sistem anti teroris secara acak untuk membingungkan penyelidikan mereka.
 Pastikan bahwa rencana pengamanan yang dimiliki sudah mencakup semua
kemungkinan.

1.3.3 PENYELUNDUPAN NARKOBA

Penyelundupan narkoba telah menjadi salah satu ancaman terbesar bagi masyarakat umum di
masa modern. Sebagian besar penyelundupan dan perdagangan narkoba dilakukan dengan kapal.
Kesempatan terbuka dengan besarnya volume pelayaran antara negara produsen dan konsumen.

Berikut ini adalah peta penyebaran daerah yang rawan penyelundupan narkoba:

10
SATSDSD COURSE

Gambar 1.3 peta penyebaran daerah yang rawan penyelundupan narkoba

Sebuah kapal mudah untuk dimanfaatkan sebagai sarana penyelundupan narkoba, antara lain:

 Oleh kru, pengunjung, kontraktor, buruh pelabuhan.


 Di bagasi, ruang muatan, dan kontainer.
 Di mobil, truk, dan trailer.
 Disembunyikan atau dipasang di peralatan kapal

Penyelundupan narkoba di kapal menjadi mudah karena tiga hal:

 Narkoba diselundupkan ke atas kapal karena lamanya waktu delay pemberangkatan kapal
dan waktu proses penanganan muatan.
 Pemilik dan operator kapal menghadapi ancaman denda dan penalti karena
penyelundupan, walaupun tidak tahu menahu mengenai hal tersebut.
 Kemungkinan melibatkan salah satu kru dari kapal.

Terjadinya penyelundupan narkoba pada kapal tempat bekerja tentu suatu hal yang sangat tidak
menyenangkan. Bagaimanapun ada beberapa hal penting dilakukan bila di kapal ditemukan
narkoba:

a. Menangani tempat penemuan:


 Ambil seorang saksi sebelum melakukan suatu tindakan.
 Tangani seminimal mungkin untuk mencegah rusaknya sidik jari.
 Area harus difoto.
11
SATSDSD COURSE

 Paket yang mencurigakan harus dibuka.


 Tutup area, pindahkan paket ke tempat aman dan terkunci.
 Siapkan laporan lengkap penemuan, termasuk pernyataan saksi yang ditandatangani

b. Penjagaan keamanan pribadi:


 Jangan pernah memcicipi, memakan atau meminum zat mencurigakan.
 Jangan menangani zat tersebut tanpa perlindungan kulit dan masker muka:
 Jangan menghirup uap atau serbuk.
 Tidak merokok di dekat zat tersebut atau mendekatkannya dengan panas atau api.
 Pastikan ventilasi dan pencahayaan yang cukup bila zat tersebut berada di ruang tertutup

c. Pelaporan (setelah penemuan diamankan):


 Jangan menutup-nutupi atau membatasi informasi pada orang yang perlu untuk tahu.
 Beri tahu pihak berwajib di pelabuhan berikut, melalui telepon, sebelum memasuki
perairan teritorial. Kegagalan melakukan hal ini dapat menyebabkan denda
penyelundupan narkoba.
 Tidak mengijinkan anggota kru untuk turun dari kapal sebelum diwawancara oleh polisi
atau petugas yang berkepentingan.

1.3.4 PENUMPANG GELAP DAN PENGUNGSI

Penumpang gelap didefinisikan sebagai orang yang dirahasiakan berada di sebuah kapal, atau di
dalam kargo yang dimuat di kapal, tanpa diketahui oleh pemilik kapal atau nakhoda atau orang
yang bertanggung jawab lainnya, dan baru diketahui berada di kapal setelah kapal meninggalkan
pelabuhan, atau di dalam kargo saat dibuka di pelabuhan tujuan, dan dilaporkan sebagai
penumpang gelap oleh nakhoda pada pihak berwenang.

Gambar 1.4 Penumpang gelap di atas kapal

12
SATSDSD COURSE
Sedangkan pengungsi didefinisikan sebagai orang yang karena rasa takut untuk dianiaya atas
alasan ras, agama, nasionalisme, keanggotaan kelompok sosial tertentu atau pendirian politik,
berada di luar negaranya, dan tidak dapat, atau takut, mencari perlindungan di negaranya.

Penumpang gelap yang berada di kapal merupakan masalah serius. Sebuah kapal di setiap
pelabuhan pada hakekatnya mudah disusupi penumpang gelap. Kemungkinan kru menemukan
penumpang gelap jauh lebih besar dibandingkan dengan kemungkinan menemukan selundupan
narkoba atau mengalami serangan pembajakan. Sementara resikonya sama dengan berhadapan
dengan pembajak, karena penumpang gelap adalah orang yang bukan kru kapal. Penumpang
gelap yang “numpang” di kapal untuk waktu yang lama dapat putus asa dan mendorongnya untuk
melakukan tindakan yang menempatkan diri mereka sendiri dan kru pada bahaya.

Berikut adalah peta daerah yang rawan penyusupan penumpang gelap:

Gambar 1.5 peta daerah yang rawan penyusupan penumpang gelap

Awak kru perlu melakukan tindakan untuk mencegah kehadiran penumpang gelap. Berikut
adalah beberapa tindakan yang dapat dilakukan:

 Selalu mengawasi semua sisi kapal dari kedatangan kapal kecil atau bahkan orang yang
berenang menuju kapal.
 Akses ke kapal harus dibatasi hanya melalui jalan masuk.

13
SATSDSD COURSE

 Jika mempekerjakan seorang pengawas lokal, pada saat melakukan tugas pengecekan
petugas lokal harus dibawa.
 Di malam hari jalan masuk harus diangkat dan area sekeliling kapal harus diterangi.
 Jumlah orang yang datang ke kapal harus diketahui.
 Pintu ruang-ruang akomodasi harus dikunci atau dijaga selama kapal berada di pelabuhan.
 Loker penyimpanan, ruang mesin, ruang muatan, dan ruangan-ruangan lain harus dikunci
atau disegel.
 Tidak ada tali atau tangga yang ditinggal tergantung di sisi kapal.
 Rat Guard (penangkal tikus masuk) harus dipasang pada semua tali tambat.
 Tutup pipa hawse harus berada di tempatnya.

Beberapa hal perlu dilakukan saat kapal hendak mulai berlayar:

 Lakukan pencarian menyeluruh di kapal sebelum meninggalkan batas pelabuhan,


terutama saat berada di pelabuhan yang frekuensi penyusupan penumpang gelapnya
tinggi.
 Orang yang ditemukan bersembunyi di kapal sebelum keberangkatan, secara teknis tidak
disebut penumpang gelap, mereka disebut penyelundup.
 Daftar cek pencarian harus digunakan, seperti yang digunakan untuk pencarian narkoba.

Walaupun usaha pencegahan naiknya penumpang gelap telah dilakukan, bukan mustahil masih
ada penumpang gelap yang berhasil berada di kapal, dan baru diketahui saat kapal sudah
meninggalkan pelabuhan.

Berikut adalah beberapa tindakan yang perlu dilakukan bila ditemukan penumpang gelap saat
kapal sudah berlayar:

 Beritahu perusahaan, pihak berwenang di pelabuhan pemberangkatan dan tujuan, negara


dari bendera kapal, dan klub P & I.
 Cari senjata, narkoba dan kertas identitas yang mungkin disembunyikan oleh penumpang
gelap.
 Perlakukan penumpang gelap dengan manusiawi, beri makanan cukup, fasilitas dan
perlengkapan mandi.
 Ambil foto dan pernyataan dari si penumpang gelap.
 Penumpang gelap tidak boleh dipekerjakan selama di kapal.
 Jika penumpang gelap berada di kapal untuk waktu yang lebih lama, kumpulkan fakta
untuk membuktikan bahwa mereka telah diperlakukan manusiawi.
 Ambil foto penumpang gelap dan fasilitas tinggalnya secara periodik.

Sesampainya di pelabuhan tujuan, perlu dilakukan prosedur pemulangan penumpang gelap, yaitu
sebagai berikut:

 Beritahu perusahaan, Klub Protection and Indemnity (P & I), dan agen di pelabuhan
terakhir dan berikutnya melalui telepon
14
SATSDSD COURSE

 Perwakilan Klub P&I akan mendatangi kapal saat kedatangan untuk mendapatkan
pernyataan dan dokumentasi yang diperlukan
 Kedutaan atau konsulat yang bersangkutan akan mengidentifikasi penumpang gelap untuk
menyusun dokumentasi perjalanan darurat
 Perwakilan P&I akan menyusun dokumentasi perjalanan dan tiket untuk pemulangan
penumpang gelap

1.3.5 PENCURIAN KARGO/MUATAN

Pencurian yang paling sering terjadi di fasilitas pelabuhan atau di atas kapal adalah pencurian
muatan/kargo. Pencurian kargo meliputi:

 Peralatan dan suplai yang dicuri dari ruang kerja


 Uang yang diambil dari kotak uang tunai
 Bentuk pencurian lain

Sistem pengamanan untuk mencegah pencurian kargo meliputi pengamanan fisik dan
pengamanan operasional

 Pengamanan fisik dipasang di fasilitas pelabuhan dan kapal seperti pagar, peralatan
pendeteksi gangguan, sistem pengawasan, penerangan, kunci, alarm, dan sebagainya.
 Pengamanan operasional meliputi prosedural dan proses seperti dokumentasi, penanganan
dan kontrol, pengontrolan akses, sistem identifikasi personal, prosedur kontrol dan
monitoring pengunjung, inspeksi kontainer, pengontrolan trafik, dan aktivitas pencegahan
kejahatan dan penegakan hukum

1.3.6 PENGRUSAKAN KAPAL

Pengrusakan kapal terjadi bila muncul api, ledakan, atau serangan yang menghasilkan kerusakan
kapal atau fasilitasnya. Walaupun terjadinya kerusakan seringkali tidak terduga, kerugiannya
tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu usaha pencegahan untuk meminimalkan kejadian ini perlu
dilakukan.

1.4 OPERASI DAN KONDISI KAPAL SERTA PELABUHAN


Pelabuhan merupakan interface/penghubung antara kapal di laut dan transportasi serta
penanganan kargo di darat. Logistik penanganan kargo, penumpang, dan kendaraan di darat serta
area dermaga, jetty, dan tempat labuh jangkar di laut merupakan tempat-tempat yang rawan
serangan terorisme. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan-tindakan pencegahan:

 Pengecekan keamanan di pelabuhan dan terminal


 Pengecekan keamanan semua petugas yang terlibat pada operasi kargo di darat dan di laut
 Pengecekan keamanan bagasi dan penyimpanan yang datang ke pelabuhan dan terminal
15
SATSDSD COURSE

 Peralatan sistem manajemen lalu lintas kapal harus dipasang di pelabuhan dan terminal
untuk mendeteksi kapal yang tidak terdaftar
 Penelusuran muatan kontainer secara online dari pelabuhan asal hingga tujuan akhir
 Mematuhi peraturan Contaniner Security Initiative (CSI) dan Custom-Trade Partnership
Against Terrorism (C-TPAT) untuk muatan kontainer di pelabuhan Amerika.

16
SATSDSD COURSE

BAB 2
KEBIJAKAN KEAMANAN MARITIM

2.1 KONVENSI INTERNASIONAL, KODA, DAN REKOMENDASI

Setelah insiden 11 September, Sekretaris Jendral IMO berinisiatif untuk meninjau aturan IMO
yang ada, yang bertujuan untuk:
 mencegah dan menekan aksi terorisme terhadap kapal di laut dan di pelabuhan
 meningkatkan keamanan di atas kapal dan di darat
 memerangi tindakan kekerasan dan kejahatan di laut

2.1.1 IMO
Selama Konferensi Diplomatik Keamanan Maritim diadakan di London pada Desember 2002,
IMO mengadopsi ketetapan baru dari Konvensi Internasional untuk Keamanan Hidup di Laut
tahun 1974 dan ISPS CODE untuk memperbaharui keamanan maritim. Keamanan maritim
meliputi keamanan di kapal, pelabuhan dan perdagangan laut.

Gambar 2.1 Cakupan Keamanan Maritim

2.1.2 AMANDEMEN SOLAS


Beberapa amandemen SOLAS yang berhubungan dengan Keamanan Maritim:
 Pengenalan Kode Keamanan Fasilitas Pelabuhan dan Kapal Internasional (International
Ship & Port Facility Security Code, ISPS Code)

17
SATSDSD COURSE

 Mempercepat pengenalan Sistem Identifikasi Otomatis (Automatic Identification System,


AIS), terdapat pada Bab V, Reg. 19
AIS yang dipasang di kapal harus dijaga pengopersiannya setiap waktu kecuali ada
perjanjian internasional yang menyediakan perlindungan terhadap informasi navigasi

Gambar 2.2 Perangkat AIS

 Diperlihatkannya Nomor Identifikasi Kapal (Ship Identifikasi Number), terdapat pada


Bab XI-1, Reg 3:
o Harus ditandai secara permanen
o Memperjelas warna lambung dan bangunan di bagian atas
o Pengecetan warna yang kontras terhadap sisi belakang
o Kamar mesin atau dinding pemisah lain yang disetujui harus ditandai
o Tidak mudah dihapus

 Pengenalan Continous Synopsis Record (CSR), Terdapat pada Bab XI-1 Reg. 5
 Bendera kapal dan tanggal pendaftaran
 Nomer ID Kapal (Reg. 3)
 Nama kapal dan pelabuhan saat pendaftaran
 Pemilik kapal yang terdaftar dan alamatnya
 Nama penyewa dan alamatnya
 Nama Perusahaan Manajemen Keselamatan dan alamatnya
 Nama biro klasifikasi untuk melakukan pengklasifikasian kapal
 Nama badan yang mengeluarkan ISM Code Document of Compliance
 Nama badan yang mengeluarkan Sertifikat Manajemen Keselamatan ISM Code
 Nama badan yang mengeluarkan Sertifikat Keamanan Kapal Internasional
 Tanggal kapal melakukan pendaftaran, berikut negaranya
 Menggunakan bahasa Inggris, Perancis atau Spanyol
 Status kapal sekarang tanpa memperhatikan perubahan bendera kapal, pemilik
atau penyewa
 Harus diperbarui maksimal 3 bulan dari waktu perubahan
 Dapat diinspeksi setiap saat

18
SATSDSD COURSE
 Apabila terjadi perubahan bendera kapal, perusahaan harus melaporkan negara
bendera yang sekarang, sehingga salinan CSR dapat dikirim ke negara bendera
tersebut
 Penomoran Bab XI menjadi XI-1 mengenai Keselamatan Maritim
 Bab baru pada SOLAS yaitu XI-2 mengenai Keamanan Maritim

 Reg. 2 – Penerapan
Kapal yang melakukan pelayaran internasional termasuk:
• Kapal penumpang termasuk yang kapal penumpang dengan kecepatan tinggi
• Kapal barang, termasuk yang berkecepatan tinggi,  500 GT
• Unit Pengeboran lepas pantai yang bergerak
• Fasilitas pelabuhan yang melayani kapal

 Reg. 3 – Kesepakatan Negara-negara yang Terikat Persetujuan


Harus menetapkan tingkat keamanan & memastikan informasi mengenai tingkat
keamanan tersedia untuk:
• Kapal berbendera
• Fasilitas pelabuhan dengan wilayah kekuasaannya
• Prosedur Kapal untuk memasuki pelabuhan
• Kapal saat berada di pelabuhan

 Reg. 4 – Kewajiban Perusahaan dan Kapal


 Perusahaan dan kapal harus memenuhi Chapter XI-2 & ISPS Code Bag. A, dan
sesuai dengan Bag. B
 Kapal yang memasuki pelabuhan harus memenuhi persyaratan tingkat keamanan
pelabuhan, jika lebih tinggi dari tingkat keamanan kapal
 Kapal harus merespon tanpa mengalami keterlambatan untuk meningkatkan
tingkat keamanan
 Jika kapal tidak dapat memenuhi persyaratan ini, maka pihak berwenang akan
diberitahu saat memulai pengoperasian atau memasuki pelabuhan

 Reg. 5 – Tanggung Jawab Khusus Perusahaan


Perusahaan harus memastikan bahwa Nakhoda mempunyai informasi kapal yang
menetapkan:
 Siapa yang bertanggung jawab menentukan orang yang diperbolehkan naik ke atas
kapal
 Siapa yang bertanggung jawab untuk menentukan pekerja di kapal
 Jika kapal disewa, siapa pihak penyewanya

 Reg. 6 – Sistem Peringatan Keamanan Kapal


Diwajibkan bagi:

19
SATSDSD COURSE

 Kapal yang diproduksi setelah 1 Juli 2004


 Bagi kapal penumpang yang diproduksi sebelum 1 Juli 2004, sudah menerapkannya
sebelum pengecekan radio setelah 1 Juli 2004
 Kapal tanker minyak, zat kimia, dan pembawa gas, kapal kargo kecepatan tinggi >
500 GT yang diproduksi sebelum 1 Juli 2004, sudah menerapkannya sebelum
pengecekan radio setelah 1 Juli 2004
 Kapal kargo lain dengan bobot > 500 GT dan unit pengeboran lepas pantai
bergerak yang diproduksi sebelum 1 Juli 2004, sudah menerapkannya sebelum
pengecekan radio setelah 1 Juli 2006

Ketika diaktifkan sistem akan :


 Mentransmisikan peringatan keamanan dari kapal ke darat, dalam hal ini pihak
berwenang, untuk mengidentifikasi lokasi kapal dan kemungkinan ancaman
keamanan yang dihadapinya
 Peringatan ini tidak dikirim ke kapal lain
 Tidak menghidupkan alarm di atas kapal
 Berlanjut hingga sistem dimatikan
 Harus dapat diaktivasi dari anjungan dan minimal satu lokasi lain
 Harus sesuai dengan standar kerja IMO
 Harus memiliki titik aktivasi yang dirancang sedemikian rupa untuk mencegah
aktivasi yang tidak di sengaja
 Dapat menggunakan peralatan komunikasi yang sudah terpasang

Ketika peringatan keamanan kapal diterima


 Pihak berwenang harus memberitahu negara-negara di sekitar kapal
 Bagi negara yang terikat persetujuan, harus memberitahu ke negara bendera

 Reg. 7 – Ancaman pada Kapal


Negara yang terikat persetujuan wajib:

 Menetapkan tingkat keamanan dan menyediakan informasi mengenai tingkat


keamanan bagi kapal yang berada di wilayahnya
 Memberikan titik kontak untuk saran dan bantuan
 Ketika resiko serangan diidentifikasi, memberitahukan kapal yang bersangkutan dan
pihak berwenang mengenai tingkat keamanan saat ini dan tindakan keamanan yang
dilakukan oleh pemerintah di pesisir tersebut

 Reg. 8 – Kebijakan Nakhoda untuk Keamanan dan Keselamatan Kapal


 Nakhoda mempunyai wewenang penuh untuk mengambil atau mengeksekusi
keputusan yang, menurut penilaian profesional nakhoda, diperlukan untuk menjaga
keselamatan dan keamanan kapal.

20
SATSDSD COURSE

 Dalam konflik antara keselamatan dan keamanan, nakhoda akan melakukan


tindakan pemenuhan kewajiban untuk menjaga keselamatan

 Regulation 9 – Tindakan Kontrol dan Kepatuhan


Pengontrolan kapal di pelabuhan
 Setiap jenis kapal yang disebutkan pada bab ini merupakan subjek pengontrolan saat
berada di pelabuhan negara yang terikat persetujuan
 Pengontrolan dibatasi pada verifikasi bahwa Setifikat Keamanan Kapal yang valid
dimiliki kapal kecuali ada alas an yang jelas untuk dipercaya mengapa kapal tidak
mematuhi SOLAS bab XI-2 atau ISPS Code
 Bila terdapat bukti kuat pelanggaran kapal, maka negara yang terikat persetujuan
perlu melakukan satu atau lebih hal berikut:
– Inspeksi kapal
– Menunda atau menahan kapal
– Pembatasan operasi kapal termasuk pergerakan
– Pengusiran dari pelabuhan

 Kapal berniat untuk memasuki pelabuhan di negara yang terikat persetujuan


mungkin perlu untuk menyiapkan:
– Sertifikat keamanan kapal yang masih berlaku
– Tingkat keamanan kapal
– Tingkat keamanan 10 pelabuhan yang sebelumnya dikunjungi kapal
– Tindakan keamanan tambahan yang diimplementasikan di 10 pelabuhan yang
dikunjungi sebelumnya
– Bukti bahwa tindakan keamanan dipertahankan selama kegiatan kapal
– Rencana Keamanan Kapal BUKAN subjek untuk diperiksa petugas dari negara
yang terikat persetujuan, kecuali bila ada alasan yang kuat untuk percaya bahwa
kapal tidak mematuhi dan pemeriksaan ini HANYA dimaksudkan untuk
verifikasi
– Selanjutnya akses dibatasi dengan persetujuan Nakhoda dan Negara yang
terikat persetujuan

Ketentuan tambahan:
 Ketika tindakan pengontrolan dilakukan, Pemerintah yang terikat persetujuan harus
memberitahukan pihak yang menerbitkan Sertifikat Keamanan Kapal
 Jika sebuah kapal ditolak masuk, atau diusir, maka pelabuhan berikutnya yang
dituju harus diberitahu mengenai fakta-fakta yang diperlukan
 Penolakan untuk masuk atau pengusiran hanya dikenakan bila ada bukti kuat untuk
meyakini bahwa kapal tersebut menimbulkan ancaman langsung terhadap keamanan

21
SATSDSD COURSE
 Reg. 10 – Kewajiban Fasilitas Pelabuhan
 Fasilitas Pelabuhan harus mematuhi Bab XI-2 & ISPS Code Bag. A sesuai dengan
Bag. B
 Negara yang terikat persetujuan harus:
– Memastikan penilaian keamanan fasilitas pelabuhan dilaksanakan, ditinjau dan
disetujui
– Memastikan Rencana Keamanan Fasilitas Pelabuhan dikembangkan, ditinjau,
disetujui dan diimplementasikan
– Menentukan dan mengkomunikasikan tindakan yang diperlukan untuk beberapa
tingkat keamanan yang berbeda

 Reg. 11 – Kesepakatan Keamanan Alternatif


Negara-negara yang terikat persetujuan dapat membuat kesepakatan yang:
 Mencakup pengaturan keamanan untuk pelayaran internasional pendek antara
pelabuhan-pelabuhan tertentu
 Tidak mencakup keamanan kapal atau pelabuhan lain
 Tidak mencakup operasional antar kapal
 Ditinjau secara berkala
 Harus diberitahukan kepada IMO

 Reg. 12 – Kesepakatan Keamanan yang Sesuai


 Pihak berwenang dapat mengijinkan kapal yang berhak mengibarkan benderanya
untuk menerapkan tindakan keamanan sesuai dengan yang telah ditetapkan
 Negara yang terikat persetujuan dapat mengijinkan pelabuhan di wilayahnya, untuk
menerapkan tindakan keamanan sesuai dengan yang telah ditetapkan
 IMO harus diberitahu mengenai kejadian ini

 Reg. 13 – Mengkomunikasikan Informasi


Negara yang terikat persetujuan wajib, paling lambat 1 Juli 2004, menyediakan untuk
perusahaan dan kapal:
 Rincian Nama dan kontak dari otoritas nasional mereka yang bertanggung jawab
atas keamanan kapal dan pelabuhan
 Lokasi pelabuhan dengan Rencana Keamanan yang disetujui
 Rincian nama dan kontak dari orang-orang yang ditunjuk untuk siap setiap saat
untuk menerima peringatan keamanan yang dikirim dari kapal ke darat
 Rincian nama dan kontak dari orang-orang yang ditunjuk untuk siap setiap saat
untuk menerima dan bertindak atas nama pihak Negara yang Terikat Persetujuan
melakukan tindakan kontrol dan kepatuhan
 Rincian nama dan kontak dari orang-orang yang ditunjuk untuk siap setiap saat
untuk memberikan saran atau bantuan dan menerima laporan tentang masalah
keamanan

22
SATSDSD COURSE

Negara yang Terikat Persetujuan wajib, paling lambat 1 Juli 2004, menyampaikan
kepada IMO:
 Rincian Organisasi Keamanan yang Diakui (Recognized Security Organization,
RSO) yang berwenang untuk bertindak atas nama mereka
 Daftar pelabuhan dengan Rencana Keamanan Pelabuhan disetujui
Daftar ini dapat:
– Diperbarui bila lokasi pelabuhan berubah
– Diperbarui bila pelabuhan dihapus
– Diperbarui bila ada pelabuhan yang ditambahkan
– Sepenuhnya direvisi setiap 5 tahun

2.1.3 ISPS CODE

ISPS (International Ship and Port Facility Security) Code:

Merupakan kumpulan aturan Keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan yang berlaku
internasional. Ketentuan mengenai fasilitas pelabuhan hanya mengatur hal yang berkaitan dengan
hubungan antara kapal dan pelabuhan. ISPS Code tidak memberikan petunjuk mengenai respon
terhadap serangan yang sebenarnya atau perbaikan setelah serangan. Aturan ini hanya
mengenalkan tanggung jawab tambahan yang harus dilakukan oleh industri pelayaran dan
pelabuhan serta Otoritas Nasional dan Lokal.

Bagian A ISPS Code berlaku untuk kapal di pelayaran internasional:

 Penumpang kapal termasuk yang berkecepatan tinggi


 Kapal kargo  500 GT, termasuk yang berkecepatan tinggi
 Unit pengeboran lepas pantai bergerak
 Juga berlaku untuk fasilitas pelabuhan yang melayani kapal-kapal pada pelayaran
internasional

ISPS Code TIDAK berlaku untuk: Kapal perang, alat bantu kapal, dan kapal yang dimiliki oleh
Negara yang Terikat Persetujuan yang digunakan untuk layanan pemerintah non-komersial.

Gambar 2.3 Kapal perang


23
SATSDSD COURSE

2.1.3.1 TANGGUNG JAWAB NEGARA YANG TERIKAT PERSETUJUAN

Negara yang terikat persetujuan memiliki tanggung jawab untuk :

 Menetapkan tingkat keamanan

Faktor yang harus dipertimbangkan ketika menetapkan tingkat keamanan antara lain:

 Tingkat dimana informasi ancaman dapat dipercaya


 Tingkat dimana informasi tersebut dibenarkan
 Tingkat dimana ancaman spesifik atau dekat
 Konsekuensi yang dihadapi akibat insiden keamanan
 Mengeluarkan instruksi yang diperlukan untuk kapal dan pelabuhan ketika Tingkat
Keamanan 3 ditetapkan
 Dapat mendelegasikan beberapa tugas kepada Organisasi Keamanan yang Diakui (RSO),
kecuali:
 Menetapkan tingkat keamanan
 Menyetujui Penilaian Keamanan Fasilitas Pelabuhan
 Menentukan pelabuhan yang memerlukan perwira keamanan
 Bila diperlukan, akan menguji efektivitas dari:

 Rencana Keamanan Kapal


 Rencana Keamanan Fasilitas Pelabuhan
 Perubahan rencana tersebut

2.1.3.2 DEKLARASI KEAMANAN (DoS)

Deklarasi keamanan adalah memenuhi persyaratan keamanan antara kapal dan pelabuhan serta
tanggung jawabnya. Negara yang terikat persetujuan harus menentukan kapan Deklarasi
Keamanan (DoS) diperlukan untuk menilai resiko hubungan kapal dan pelabuhan.

Sebuah kapal dapat meminta DoS ketika:


 Kapal tersebut beroperasi pada tingkat keamanan yang lebih tinggi dari pelabuhan
 Negara yang terikat persetujuan memiliki sebuah perjanjian yang mencakup kapal atau
pelayaran
 Terdapat ancaman atau insiden keamanan yang melibatkan kapal atau port
 Kapal berada di pelabuhan yang tidak diwajibkan memiliki Rencana Keamanan
 Kapal berhubungan dengan kapal lain yang tidak diwajibkan memiliki Rencana
Keamanan
Sebuah DoS harus diselesaikan oleh
 Nakhoda atau Perwira Keamanan Kapal

24
SATSDSD COURSE

 Perwira Keamanan Fasilitas Pelabuhan atau orang yang ditunjuk bertanggung jawab atas
keamanan di darat

2.1.3.3 KEWAJIBAN PERUSAHAAN

Sebuah perusahaan harus:

 Memastikan Rencana Keamanan Kapal berisi pernyataan yang jelas menegaskan otoritas
nakhoda
 Menetapkan dalam Rencana Keamanan Kapal bahwa Nakhoda memiliki kewenangan dan
tanggung jawab utama atas keselamatan dan keamanan kapal
 Memastikan Perwira Keamanan Perusahaan, Nakhoda & Perwira Keamanan Kapal
mendapatkan dukungan yang diperlukan untuk menjalankan tugas-tugas mereka

2.1.3.4 KEAMANAN KAPAL

Sebuah kapal wajib untuk bertindak sesuai tingkat keamanan yang ditetapkan oleh Negara yang
Terikat Persetujuan

 Tingkat 1 – Tindakan keamanan protektif minimum yang diperlukan dilaksanakan setiap


saat
 Tingkat 2 – Tindakan keamanan tambahan yang diperlukan harus dilaksanakan akibat
naiknya resiko insiden keamanan
 Tingkat 3 –Tindakan keamanan protektif yang lebih jauh harus dilaksanakan bila insiden
keamanan besar kemungkinan terjadi atau dekat

Bila Keamanan Kapal berada pada tingkat 1, kegiatan yang harus dilakukan adalah:
 Memastikan kinerja semua petugas keamanan kapal
 Mengontrol akses ke kapal
 Mengontrol keluar masuk orang dan barang bawaannya
 Memonitor area tertutup untuk akses yang sah
 Memonitor wilayah dek dan sekitar kapal
 Mengawasi penanganan kargo dan persediaan kapal
 Memastikan alat komunikasi keamanan dalam kondisi baik

Pada tingkat keamanan 2, tindakan perlindungan tambahan yang ditetapkan dalam rencana
keamanan kapal harus dilaksanakan untuk setiap aktivitas yang dilakukan di tingkat 1.

Pada tingkat keamanan 3, Upaya perlindungan lebih spesifik yang ditetapkan dalam rencana
keamanan kapal harus dilaksanakan untuk setiap aktivitas yang dilakukan di tingkat 1

25
SATSDSD COURSE

Gambar 2.4 ilustrasi instruksi tingkat keamanan 1,2, dan 3

Sebuah kapal harus mengkonfirmasi penerimaan instruksi untuk Tingkat Keamanan 2 dan 3

Sebuah kapal wajib memberitahukan pelabuhan jika di Tingkat Keamanannya lebih tinggi
dibanding pelabuhan. Kapal harus menjaga kewaspadaan dan mengatasi masalah keamanan
Pihak Pemerintah memberi saran tindakan yang diperlukan oleh kapal untuk tingkat keamanan
yang ditetapkan.

2.1.3.5 PENILAIAN KEAMANAN KAPAL

Penilaian Keamanan Kapal adalah bagian penting dan integral dari rencana keamanan kapal.
CSO harus memastikan penilaian keamanan kapal dilakukan dengan personil terlatih yang sesuai.
Seorang RSO dapat melaksanakan penilaian keamanan kapal. Penilaian Keamanan Kapal harus
mencakup survei keamanan langsung dan setidaknya:

 Identifikasi tindakan keamanan yang ada


 Identifikasi dan evaluasi operasi kapal
 Identifikasi ancaman yang mungkin
 Identifikasi kelemahan

Penilaian Keamanan Kapal harus: didokumentasikan, ditinjau, diterima dan disimpan oleh
perusahaan

2.1.3.6 RENCANA KEAMANAN KAPAL

Rencana yang telah disetujui harus dilaksanakan. Seorang RSO dapat terlibat dalam persiapan
peninjauan dan persetujuan OR, tetapi tidak keduanya. Rencana ini harus sesuai dengan Bag. B.
Penulisannnya dalam bahasa kerja kapal dan diterjemahkan ke Bahasa Inggris, Perancis, atau
Spanyol jika diperlukan.

Rencana Keamanan Kapal mencakup:


 Tindakan dirancang untuk mencegah senjata dan benda berbahaya yang tidak sah di kapal
 Identifikasi tindakan dan batasan untuk mencegah akses pihak yang tidak berkepentingan
 Tindakan untuk mencegah akses orang yang tidak berkepentingan ke kapal

26
SATSDSD COURSE

 Prosedur untuk menanggapi ancaman keamanan


 Prosedur untuk menanggapi instruksi dari Negara yang Terikat Persetujuan
 Prosedur evakuasi
 Tugas personil kapal
 Prosedur untuk audit sistem keamanan
 Training, latihan umum dan latihan khusus
 Hubungan dengan fasilitas pelabuhan
 Tinjauan dan pembaharuan periodik
 Pelaporan insiden keamanan
 Identifikasi SSO
 Identifikasi kontak jam CSO & 24
 Inspeksi, pengujian, kalibrasi, dan perawatan peralatan keamanan
 Frekuensi pengujian peralatan keamanan
 Lokasi titik aktivasi sistem peringatan keamanan kapal
 Prosedur untuk menggunakan sistem peringatan keamanan kapal

Auditor Internal harus independen dari aktivitas yang diaudit. Rencana dalam format elektronik
harus dilindungi untuk mencegah: penghapusan, pengrusakan dan pengubahan oleh orang yang
tidak berkepentingan. Rencananya harus dilindungi dari akses atau pengungkapan oleh pihak
yang tidak berkepentingan. Rencana Keamanan Kapal BUKAN subjek pemeriksaan oleh Negara
yang Terikat Persetujuan kecuali bukti kuat untuk meyakini pelanggaran kapal.

2.1.3.7 DOKUMENTASI

Dokumentasi yang harus disimpan antara lain:


 Training, Latihan Umum dan Latihan khusus
 Ancaman & insiden keamanan
 Pelanggaran keamanan
 Perubahan tingkat keamanan
 Komunikasi yang berkaitan langsung dengan keamanan kapal
 Audit internal dan peninjauan
 Peninjauan penilaian keamanan kapal secara periodik
 Peninjauan rencana keamanan kapal secara periodik
 Perawatan, kalibrasi & pengujian peralatan keamanan
 Dokumentasi harus disimpan dalam bahasa kerja kapal & diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris, Perancis atau Spanyol, jika diperlukan
 Dapat disimpan dalam bentuk elektronik, tetapi harus dilindungi untuk mencegah
penghapusan, pengrusakan, dan pengubahan oleh pihak yang tidak berkepentingan
 Dokumentasi harus dilindungi dari akses atau pengungkapan oleh pihak yang tidak
berkepentingan

27
SATSDSD COURSE

2.1.3.8 PERWIRA KEAMANAN PERUSAHAAN

Perusahaan pelayaran harus menunjuk seorang CSO. Sebuah perusahaan dapat menunjuk lebih
dari satu CSO asalkan jelas pada kapal mana tanggung jawab setiap CSO.

Tugas CSO meliputi:

 Menyarankan tingkat ancaman yang mungkin ditemui


 Memastikan penilaian keamanan kapal dilakukan
 Memastikan pengembangan, penugasan, pelaksanaan dan pemeliharaan rencana
keamanan kapal
 Memastikan Rencana keamanan kapal yang dimodifikasi untuk mengatasi kekurangan
 Mengatur audit internal dan peninjauan
 Mengatur verifikasi kapal oleh pihak berwenang
 Memastikan kekurangan dan ketidaksesuaian yang ditemukan segera diatasi
 Meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan keamanan
 Memastikan pelatihan yang memadai
 Memastikan komunikasi yang efektif antara SSO & PSO yang terkait
 Memastikan konsistensi antara persyaratan keamanan dan keselamatan
 Memastikan rencana keamanan kapal khusus untuk suatu kapal
memastikan pengaturan alternatif atau setara yang digunakan dan dijalankan

Gambar 2.5 Tanggung jawab seorang CSO

2.1.3.9 PERWIRA KEAMANAN KAPAL

Perwira Keamanan Kapal ditunjuk oleh perusahaan, dan memiliki tugas:


 Menjalankan inspeksi keamanan kapal reguler
 Memelihara dan mengawasi implementasi Rencana Keamanan Kapal

28
SATSDSD COURSE

 Mengkoordinasi aspek keamanan kargo dan persediaan kapal dengan personil kapal &
pelabuhan
 Mengusulkan modifikasi rencana keamanan kapal
 Melaporkan kekurangan dan ketidaksesuaian pada CSO
 Meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan keamanan kapal
 Pastikan pelatihan yang memadai bagi personil kapal
 Melaporkan semua insiden keamanan
 Mengkoordinasikan implementasi rencana keamanan kapal dengan CSO dan PSO terkait
 Memastikan peralatan keamanan dioperasikan, diuji, dikalibrasi & dipelihara dengan
benar

2.1.3.10 TRAINING, LATIHAN KHUSUS DAN LATIHAN UMUM

CSO & personil darat yang terkait harus memiliki pengetahuan & menerima training. SSO juga
harus memiliki pengetahuan & menerima training. Personel kapal dengan tugas keamanan khusus
harus memahami tugas mereka dan memiliki pengetahuan yang cukup serta kemampuan untuk
melakukan tugas mereka. Latihan khusus harus dilakukan dengan interval yang sesuai. CSO
harus memastikan koordinasi yang efektif dari rencana keamanan kapal dengan berpartisipasi
dalam latihan umum.

2.1.3.11 KEAMANAN FASILITAS PELABUHAN

Keamanan pada fasilitas pelabuhan diperlukan untuk bertindak sesuai tingkat keamanan yang
ditetapkan Negara yang terikat persetujuan. Tindakan keamanan harus dilaksanakan untuk
meminimalkan gangguan dan penundaan

Pada tingkat keamanan 1, tindakan yang harus dilakukan:


 Menjamin kinerja semua petugas keamanan pelabuhan
 Mengontrol akses ke fasilitas pelabuhan
 Fasilitas pelabuhan minor, termasuk tempat berlabuh dan tempat lego jangkar
 Memonitor daerah terlarang untuk mencegah akses yang tidak berkepentingan
 Mengawasi penanganan kargo & persediaan kapal
 Menjamin keamanan komunikasi berfungsi

Pada Tingkat keamanan 2:


Tindakan protektif tambahan yang dicantumkan pada rencana keamanan fasilitas pelabuhan
harus dilaksanakan untuk setiap rincian bagian pada tingkat 1

Pada Tingkat keamanan 3:


 Tindakan protektif lebih jauh yang dicantumkan pada Rencana keamanan fasilitas
pelabuhan harus diimplementasikan untuk setiap rincian bagian pada tingkat 1

29
SATSDSD COURSE

 Menanggapi & mengimplementasikan instruksi keamanan dari Negara yang terikat


persetujuan

Jika PSO diberitahu bahwa kapal mengalami kesulitan memenuhi tingkat keamanan yang
ditetapkan maka PSO & SSO harus bekerja sama & mengkoordinasikan tindakan yang
tepat.Ketika kapal berada pada tingkat keamanan yang lebih tinggi dari pelabuhan maka PSO
wajib melaporkan kepada pejabat yang berwenang.

Penilaian keamanan fasilitas pelabuhan merupakan bagian integral dari pengembangan rencana
keamanan fasilitas pelabuhan. Penilaian ini dilakukan oleh pihak yang Negara yang terikat
persetujuan atau RSO yang mereka tunjuk. Jika penilaian dilaksanakan oleh RSO, maka Negara
yang terikat persetujuan akan meninjau ulang. Penilaian ini dilaksanakan oleh personil yang ahli
di bidang itu. Penilaian akan ditinjau dan diperbarui secara berkala sesuai dengan perubahan
ancaman atau fasilitas pelabuhan minor. Peninjauan dan pembaruan wajib dilakukan bila
perubahan fasilitas utama terjadi.

Penilaian Keamanan Fasilitas Pelabuhan meliputi:


 Identifikasi & evaluasi aset penting & infrastruktur yang membutuhkan perlindungan
 Identifikasi ancaman & kemungkinan kejadiannya, untuk ijin prioritas
 Identifikasi, seleksi & prioritas tindakan pencegahan & tingkat keefektifannya
 Identifikasi kelemahan

Sebuah laporan penilaian harus disiapkan dengan mencakup:


 Bagaimana penilaian dilakukan
 Setiap kelemahan yang ditemukan
 Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kelemahan
Laporan tersebut harus dilindungi dari akses atau pengungkapan oleh pihak yang tidak
berkepentingan.

2.1.3.12 RENCANA KEAMANAN FASILITAS PELABUHAN

Rencana keamanan fasilitas pelabuhan harus memuat ketentuan untuk 3 tingkat keamanan.
Rencana ini disusun dalam bahasa kerja pelabuhan oleh RSO dan harus disetujui oleh Negara
yang terikat persetujuan.
Suatu rencana harus terdiri atas:
 Rancangan tindakan untuk mencegah senjata & zat berbahaya yang tidak sah dimasukkan
ke pelabuhan atau ke kapal
 Rancangan tindakan untuk mencegah pihak yang tidak berkepentingan mengakses
fasilitas pelabuhan, kapal di pelabuhan, dan area tertutup di pelabuhan
 Prosedur untuk menanggapi ancaman atau pelanggaran keamanan
 Prosedur untuk menanggapi instruksi keamanan dari negara yang terikat persetujuan

30
SATSDSD COURSE

 Prosedur evakuasi dalam kasus ancaman atau pelanggaran keamanan


 Prosedur untuk berinteraksi dengan aktivitas keamanan kapal
 Prosedur untuk peninjauan berkala, pembaruan & pelaporan insiden keamanan
 Identifikasi PSO termasuk rincian kontak yang siaga 24jam
 Tindakan untuk memastikan keamanan perencanaan serta keamanan yang efektif pada
kargo dan peralatan penanganan kargo
 Prosedur untuk mengaudit rencana
 Prosedur untuk menanggapi kapal
 Prosedur untuk menanggapi sistem peringatan keamanan kapal untuk kapal yang berada
di pelabuhan
 Prosedur untuk memfasilitasi pemberangkatan personil kapal dan akses untuk pengunjung
yang diijinkan naik ke kapal
 Auditor Internal harus independen terhadap aktivitas yang sedang diaudit
 Rencana keamanan fasilitas pelabuhan dapat dikombinasikan dengan rencana keamanan
pelabuhan dan rencana darurat pelabuhan lainnya
 Negara yang terikat persetujuan menentukan perubahan rencana mana yang
membutuhkan persetujuan mereka
Rencana dapat disimpan dalam bentuk elektronik, tetapi harus dilindungi untuk mencegah
penghapusan, pengrusakan dan pengubahan oleh pihak yang tidak berkepentingan. Rencana juga
harus dilindungi dari akses atau pengungkapan oleh pihak yang tidak berkepentingan.

2.1.3.13 PERWIRA KEAMANAN FASILITAS PELABUHAN

Seorang perwira keamanan fasilitas pelabuhan harus diugaskan di setiap fasilitas pelabuhan.
Seorang perwira dapat bertugas untuk lebih dari satu fasilitas pelabuhan. Tugas & tanggung
jawabnya meliputi:
 Melaksanakan survei keamanan komprehensif awal yang sesuai dengan penilaian
fasilitas pelabuhan
 Memastikan pengembangan dan pelaksanaan rencana keamanan fasilitas pelabuhan
 Melakukan pemeriksaan keamanan rutin untuk memastikan kelanjutan pelaksanaan
tindakan keamanan yang tepat
 Merekomendasikan dan mengimplementasikan modifikasi PFSP untuk memperbaiki
kekurangan dan acuan perubahan
 Meningkatkan kesadaran keamanan
 Memastikan pelatihan yang memadai
 Mengkoordinasikan pelaksanaan PFSP dengan CSO dan SSO yang terkait
 Melaporkan dan menyimpan dokumentasi kejadian yang berhubungan dengan keamanan
 Berkoordinasi dengan petugas keamanan
 Memastikan standar untuk personil yang bertanggung jawab atas keamanan terpenuhi
 Memastikan peralatan keamanan digunakan, diuji, dikalibrasi dan dirawat dengan benar
 Membantu SSO menkonfirmasi identitas orang yang hendak naik ke kapal
31
SATSDSD COURSE

PFSO harus mendapat dukungan yang diperlukan dalam melaksanakan tugasnya

2.1.3.14 TRAINING, LATIHAN KHUSUS DAN LATIHAN UMUM UNTUK KEAMANAN


FASILITAS PELABUHAN

PFSO dan personil yang terkait harus memiliki pengetahuan & menerima training. Personil yang
memiliki tugas khusus harus memahami tugas dan tanggung jawab, serta kemampuan untuk
melakukan tugas mereka.
Latihan khusus harus dilakukan dengan interval yang cukup dengan mempertimbangkan: jenis
fasilitas, pergantian personel, jenis kapal dilayani dan keadaan lain yang relevan. PFSO harus
berpartisipasi dalam latihan ini.

2.1.3.15 SERIFIKASI DAN SERTIFIKASI KAPAL

Setiap kapal merupakan sasaran verifikasi awal, verifikasi lanjutan, verifikasi menengah dan
verifikasi tambahan yang ditentukan oleh pihak berwenang. Verifikasi harus silaksanakan oleh
pertugas yang berwenang atau RSO. Setelah verifikasi sistem dan peralatan keamanan harus
dirawat untuk keperluan konfirmasi. Tidak mengubah sistem dan peralatan tanpa persetujuan
pihak berwenang. Sertifikat Keamanan Kapal Internasional (International Ship Security
Certificate, ISSC) harus diterbitkan setelah verifikasi awal atau pembaruan oleh pihak
berwenang. Sertifikat jadi tidak berlaku bila:
 Verifikasi terkait tidak diselesaikan dalam waktu tertentu
 Sertifikat tidak didukung dengan validasi
 Perusahaan baru mengambil alih kepemilikan kapal
 Negara bendera kapal dialihkan

Jika kapal dialihkan negara benderanya – Negara asal harus memberikan informasi yang relevan
mengenai laporan sertifikat dan validasi ke negara baru. Untuk pengambilalihan kapal oleh
perusahaan baru - perusahaan asal harus memberikan informasi yang relevan mengenai sertifikat
dan verifikasi ke perusahaan baru.

Sertifikat sementara dapat diterbitkan:


 Jika kapal tanpa sertifikat sedang dalam pengiriman atau membutuhkan layanan
 Ketika kapal dialihkan ke negara bendera lain
 Ketika kapal dialihkan dari bendera negara yang tidak terikat persetujuan
 Jika kapal dialihkan ke perusahaan lain

Sertifikat sementara hanya dapat diterbitkan jika:


 Penilaian Keamanan Kapal selesai
 Salinan Rencana Keamanan Kapal ada di atas kapal, dan telah diajukan untuk disetujui
dan telah diimplementasikan di atas kapal
32
SATSDSD COURSE

 Kapal itu memiliki Sistem Peringatan Keamanan


 Pengaturan telah dibuat untuk melaksanakan verifikasi diperlukan
 Semua personil kapal dengan tugas keamanan khusus memahami tugas & tanggung jawab
mereka
 SSO memenuhi persyaratan Code ISPS

Sertifikat sementara hanya dapat diterbitkan ketika CSO telah memastikan:


 Peninjauan Rencana Keamanan Kapal untuk persyaratan
 Rencana tersebut telah diajukan untuk disetujui
 Rencana ini dilaksanakan
 Telah membentuk pengaturan yang diperlukan untuk memenuhi verifikasi dalam 6 bulan

Sertifikat sementara dapat diterbitkan oleh Pihak berwenang atau RSO, berlaku untuk maksimal 6
bulan atau sampai sertifikat asli diterbitkan dan tidak dapat diperpanjang.
Sebuah Negara yang Terikat Persetujuan tidak boleh menerbitkan Sertifikat sementara berturut-
turut jika meyakini bertujuan untuk menghindari persyaratan pada Code. Sebuah Negara yang
Terikat Persetujuan dapat memastikan persyaratan mengenai CSO dan personil di atas kapal telah
dipenuhi sebelum menerima Sertifikat sementara.

2.2 REGULASI DAN PERATURAN PEMERINTAH

Pasal 116 UU 17 Tahun 2008 tentang keselamatan dan keamanan pelayaran yang meliputi:
 Keselamatan dan keamanan angkutan di perairan
 Keselamatan dan keamanan angkutan di pelabuhan
 Perlindungan terhadap lingkungan pelayaran
 Penyelenggaraan keselamatan dan keamanan pelayaran yang dilaksanakan oleh
pemerintah

Pasal 117 UU 17 Tahun 2008 tentang pelayaran


Keselamatan dan Keamanan angkutan perairan yaitu kondisi terpenuhinya persyaratan
kelaiklautan kapal ( yang dibuktikan dengan sertifikat dan surat kapal)
 Keselamatan kapal
 Pencegahan pencemaran dari kapal
 Pengawakan kapal
 Garis muat kapal dan pemuatan
 Kesejahteraan awak kapal dan kesehatan penumpang
 Status hukum kapal
 Manejemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal

33
SATSDSD COURSE

2.3 DEFINISI

 Ship Security Plan merupakan dokumen tertulis yang dikembangkan untuk memastikan
tindakan tersebut dilaksanakan atau diaplikasikan di atas kapal untuk melindungi orang yang
berada diatas kapal, muatan, dan kapal dari resiko insiden keamanan
 Company Security Officer (CSO) merupakan orang yang ditunjuk oleh pemilik atau
operator kapal yang bertanggung jawab untuk menyiapkan penilaian keamanan kapal dan
untuk mengembangkan, menjaga dan mengimplementasikan rencana keamanan kapal yang
disetujui
 Ship Security Officer (SSO) merupakan orang di atas kapal yang bertanggung jawab
kepada nahkoda mengenai keamanan kapal dan bertanggung jawab pada pelaksanaan
rencana keamanan kapal dan berkoordinasi mengenai aktivitas keamanan dengan CSO dan
PFSO
 Port Facility merupakan lokasi dimana kapal atau fasilitas pelabuhan bekerja sama,
termasuk wilayah untuk labuh jangkar, tempat sandar kapal untuk menunggu dan jalur
pemberangkatan yang sesuai
 Ship / Port Interface merupakan aktifitas yang dilakukan di atas kapal dan di fasilitas
pelabuhan dimana kapal berada ketika orang, barang dan muatan dipindahkan dari atau ke
kapal
 Ship to Ship Activity merupakan aktivitas yang tidak ada hubungannya dengan fasilitas
pelabuhan yang melibatkan pemindahan barang, orang dari satu kapal ke kapal lainnya
 Port Facility Security Officer (PFSO) merupakan orang di fasilitas pelabuhan yang
bertanggung jawab terhadap pengembangan, pelaksanaan dan pemeliharaan rencana
keamanan fasilitas pelabuhan dan berkoordinasi mengenai aktivitas keamanan dengan SSO
dan CSO
 Designated Authority merupakan organsasi atau pihak berwenang pemerintah di pelabuhan
yang bertanggung jawab terhadap fasilitas pelabuhan dan hubungan fasilitas pelabuhan
dengan kapal
 Recognized Security Organization merupakan organisasi dengan pengetahuan dan keahlian
yang memadai dalam bidang keamanan dan/atau pengoperasian kapal dan pelabuhan, yang
ditunjuk untuk melaksanakan penilaian keamanan atau verifikasi, persetujuan atau kegiatan
sertifikasi
 Declaration of Security (DOS) merupakan perjanjian antara SSO dan PFSO untuk
memastikan masalah keamanan diatasi dengan baik, dan tindakan keamanan diambil dan
dilaksanakan selama kapal berada di fasilitas pelabuhan
 Security Incidents merupakan aksi atau kondisi mencurigakan yang mengancam keamanan
kapal, fasilitas pelabuhan, hubungan kapal dengan pelabuhan atau aktivitas antar kapal
 Security Level digunakan untuk mengukur resiko adanya insiden keamanan yang sedang
diupayakan atau akan terjadi

34
SATSDSD COURSE
 Security Level 1 merupakan tingkat ancaman keamanan dimana memerlukan tindakan
keamanan protektif minimum yang harus dijaga setiap saat. Contohnya: kondisi normal,
tindakan keamanan harian
 Security Level 2 merupakan tingkat ancaman keamanan dengan risiko lebih tinggi terhadap
ancaman keamanan atau tindakan pelanggaran hukum yang terjadi di pelabuhan fasilitas
pelabuhan atau kapal. Pada tingkat keamanan ini, informasi intelejen mengindikasikan
bahwa teroris mungkin aktif di area tertentu atau mengincar target tertentu. Tingkat ancaman
ini mengindikasikan bidang industri tertentu berada dalam bahaya, tapi tidak ada target
khusus yang diketahui. Tindakan perlindungan tambahan perlu dilakukan untuk jangka
waktu tertentu
 Security Level 3 merupakan tingkat ancaman keamanan dimana resiko insiden keamanan
atau tindakan melanggar hukum yang terjadi di pelabuhan, fasilitas pelabuhan atau kapal
kemungkinannya tinggi atau sudah dekat. Informasi intelejen mengindikasikan bahwa teroris
telah memilih target spesifik walaupun tidak dapat mengidentifikasi target tersebut. Tindakan
perlindungan tambahan harus dilakukan untuk jangka waktu

2.4 PENANGANAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI KEAMANAN

2.4.1 KEAMANAN SISTEM INFORMASI

Untuk keamanan sistem informasi, aturan dasar keamanan IT antara lain


 Melindungi sandi (password): merupakan tanggung jawab individu, jangan sekali-kali
mengungkapkan sandi.
 Penggunaan software: hanya software dari perusahaan yang diperbolehkan
 Mencegah adanya virus: Memindai (scan) semua file, disk, CD yang diterima sebelum
digunakan.
 Terkena Virus: mengisolasi dan menginformasikan Administrator sistem
 Meninggalkan Komputer: log off atau aktifkan screensaver yang dilindungi password

2.4.2 KEAMANAN KOMUNIKASI

Peserta pelatihan harus memahami bahwa informasi dan komunikasi tertentu dianggap sensitif
terhadap keamanan, dan bahwa tingkat sensitivitas bisa berubah, seperti halnya tingkat keamanan
1, 2, dan 3. Percakapan yang tampak ringan dapat mengakibatkan konsekuensi kerusakan dan
semua personil harus menghargai risiko kebocoran keamanan melalui komunikasi dengan metode
yang tidak tepat atau ke orang yang salah.

35
SATSDSD COURSE

BAB 3
TANGGUNG JAWAB KEAMANAN

3.1 NEGARA YANG TERIKAT PERSETUJUAN

Negara yang terikat persetujuan adalah negara yang telah melakukan perjanjian dengan IMO
untuk mengimplementasikan Konvensi Safety Of Life At Sea (SOLAS) tahun 1974. Bagian ini
menjelaskan tanggung jawab negara-negara yang terikat persetujuan untuk mematuhi SOLAS
bab XI-2 dan ISPS Code. Sesuai dengan ketetapan regulasi XI-2/3 dan XI-2/7, Negara yang
terikat persetujuan harus menerapkan tingkat keamanan dan menyiapkan petunjuk untuk
perlindungan terhadap insiden keamanan.
Tingkat keamanan yang lebih tinggi mengindikasikan terjadinya insiden keamanan yang lebih
sering. Suatu negara yang terikat persetujuan, bila menerapkan tingkat keamanan 3 harus
menetapkan instruksi yang diperlukan dan menyediakan informasi yang berhubungan dengan
keamanan bagi kapal dan pelabuhan yang terkena dampaknya.
Negara yang terkait persetujuan dapat mendelegasikan wakilnya ke organisasi keamanan untuk
menentukan keamanan mereka sesuai kewajiban pada Bab XI-2. Negara tersebut juga harus
menguji efektifitas Rencana Keamanan Pelabuhan dan Kapal, atau peraturan mengenai rencana
tersebut yang telah disetujui.
Referensi mengenai ini terdapat pada ISPS Code Bag. A Alinea 4

3.2 ORGANISASI KEAMANAN

Organisasi keamanan adalah organisasi yang memiliki pengetahuan mendalam dan ahli dalam
masalah keamanan pada operasi kapal dan pelabuhan, yang diberi wewenang untuk mengkaji dan
memverifikasi keamanan, serta kegiatan sertifikasi atau perijinan.
Referensi mengenai ini terdapat pada ISPS Code Part B Alinea 4.3 sampai 4.6

3.3 PERUSAHAAN PELAYARAN

Setiap perusahaan pelayaran secara umum memiliki kewajiban untuk menunjuk setidaknya
seorang Perwira Keamanan Perusahaan yang bertanggung jawab untuk mengembangkan,
menerapkan, dan memelihara Rencana Keamanan Kapal untuk setiap armada kapal perusahaan
tersebut. Pemilik kapal harus menunjuk Perwira keamanan kapal untuk setiap armada kapal
perusahaan tersebut.
Rencana keamanan Kapal harus dengan jelas menegaskan kewenangan dan tanggung jawab
Nakhoda untuk mengambil keputusan mengenai keamanan kapal. Nakhoda dapat meminta
bantuan perusahaan atau petugas pelabuhan bila diperlukan. Perusahaan harus memastikan setiap
36
SATSDSD COURSE
Perwira Keamanan Kapal memiliki dukungan yang diperlukan untuk melaksanakan kewajiban
dan tanggung jawab mereka sesuai yang tertera pada SOLAS, ISPS Code, dan Rencana
Keamanan Kapal.
Dukungan yang harus dipenuhi oleh perusahaan kepada Nakhoda antara lain informasi mengenai:
 Perusahaan manajemen kapal, agen, kontraktor, dan pemegang ijin yang bertanggung
jawab mengangkat personil kapal
 Kelompok yang bertanggung jawab untuk menetapkan hubungan kerja di kapal
 Informasi nomor kontak mengenai penyewaan menurut waktu atau pelayaran, saat kapal
digunakan di bawah perjanjian penyewaan

Perusahaan harus mengetahui semua informasi terbaru dan meng-update perubahan yang terjadi.
Hanya informasi terbaru,up-to-date, yang harus dipegang oleh orang di kapal. Perusahaan tidak
berkewajiban menyediakan informasi mengenai pemilik atau operator kapal sebelumnya.
Referensi mengenai hal ini terdapat pada Solas Bab XI-1 Reg.5, ISPS Code Bag. A Alinea 6,
Solas Bab XI-1 Reg.8 dan ISPS Code Bag. A Alinea 6.1

3.4 KAPAL

Istilah kapal yang digunakan disini adalah kapal yang mengaplikasikan SOLAS bab XI. Bagian
yang terpisah dari Bab XI dan ISPS Code mengemukakan orang-orang, aktivitas, rencana,
dokumentasi dan sebagainya pada sebuah kapal dalam konteks keamanan. Semua peserta
pelatihan harus memahami hal ini berkenaan dengan sistem transportasi maritim.
Referensi mengenai hal ini terdapat pada ISPS Code Bag. A Alinea7

3.5 FASILITAS PELABUHAN

Fasilitas pelabuhan didefinisikan pada SOLAS Bab XI-2 Reg. 1 bagian 1.9 dan terdapat pada
bagian yang saling berhubungan antara kapal-pelabuhan. Bermacam-macam tugas dan aktivitas
dilaksanakan pada Fasilitas Pelabuhan. Semua peserta pelatihan harus memahami peran Fasilitas
Pelabuhan dalam menjaga keamanan sistem transportasi maritim.
Referensi mengenai hal ini terdapat pada ISPS Code Bag. A Alinea14

3.6 PERWIRA KEAMANAN KAPAL

Perwira Keamann Kapal (SSO) adalah orang di atas kapal yang ditunjuk oleh pemilik kapal atau
operator untuk bertanggung jawab terhadap keamanan di atas kapal. Tugas dan tanggung jawab
SSO antara lain
 Menugaskan inspeksi keamanan reguler pada kapal untuk memastikan terpeliharanya
tindakan keamanan yang diperlukan
 Menjaga dan mengawasi implementasi Rencana Keamanan Kapal

37
SATSDSD COURSE

 Mengkoordinasi aspek keamanan muatan dan melakukan penanganan bersama personil


kapal lain dan bersama Perwira Keamanan Fasilitas Pelabuhan
 Mengajukan modifikasi yang sesuai atau amandemen terhadap Rencana Keamanan Kapal
 Melapor kepada Perwira Keamanan Perusahaan bila ada penurunan atau hal yang tidak
sesuai yang ditemukan pada audit internal, peninjauan periodik, inspeksi keamanan, atau
verifikasi pelaksanaan, juga melaksanakan tindakan perbaikan bila diperlukan
 Mempertinggi kesadaran keamanan dan kewaspadaan di atas kapal
 Memastikan bahwa personil dengan tugas keamanan di atas kapal telah terlatih dengan
baik
 Melaporkan semua insiden keamanan
 Mengkoordinasi implementasi Rencana Keamanan Kapal bersama Perwira Keamanan
Perusahaan dan Perwira Keamanan Fasilitas Pelabuhan masing-masing
 Mengoperasikan, menguji, mengkalibrasi dan memelihara semua peralatan keamanan
dengan tepat, bila diperlukan
Referensi mengenai hal ini terdapat pada ISPS Code Bag. A alinea 12.

3.7 PERWIRA KEAMANAN PERUSAHAAN

Seorang Perwira Keamanan Perusahaan (CSO) adalah orang yang ditunjuk oleh pemilik kapal
atau operator untuk mengembangkan, mengimplementasikan, dan memelihara Rencana
Keamanan Kapal pada seluruh atau sebagian armada kapal perusahaan tersebut. Bergantung pada
bagaimana pengorganisasian armada kapal, sebuah perusahaan dapat menunjuk lebih dari satu
Perwira Keamanan Perusahaan sepanjang pembagian kapal bagi setiap Perwira Keamanan
Perusahaan jelas. Tugas dan tanggung jawab CSO antara lain:
 Memberi petunjuk pada kapal mengenai tingkat ancaman keamanan yang dihadapi oleh
kapal
 Mengawasi pengkajian keamanan untuk setiap kapal
 Mengawasi pengembangan, ijin, implementasi dan pemeliharaan setiap Rencana
Keamanan Kapal
 Mengawasi modifikasi Rencana Keamanan Kapal untuk memperbaiki kekurangan yang
ditemukan pada rencana sebelumnya
 Menyusun audit internal dan peninjauan aktivitas keamanan kapal
 Menyusun inspeksi persyaratan keamanan awal dan lanjutan oleh negara bendera kapal
atau Organisasi Keamanan yang Terkait
 Mengatasi defisiensi dan ketidaksesuaian yang ditemukan pada audit internal, peninjauan
periodik, inspeksi keamanan dan verifikasi
 Meningkatkan kesadaran keamanan dan kewaspadaan di kapal dan perusahaan
 Memastikan pelatihan yang cukup bagi orang yang bertanggung jawab terhadap
keamanan kapal
 Mengawasi komunikasi dan kerja sama yang efektif antara Perwira Keamanan Kapal dan
Perwira Keamanan Fasilitas Pelabuhan masing-masing
38
SATSDSD COURSE

 Memastikan konsistensi antara tindakan keamanan dan tindakan keselamatan


 Memastikan Rencana Keamanan untuk setiap kapal merefleksikan informasi spesifik
kapal dan sekitarnya secara akurat
 Memastikan bahwa tindakan keamanan alternatif yang sesuai dan disetujui, jika ada,
diimplementasikan dan dipelihara
Referensi mengenai hal ini terdapat pada ISPS Code Bag. A Alinea 11

3.8 PERWIRA KEAMANAN PELABUHAN

Perwira Keamanan Fasilitas Pelabuhan (PFSO) harus ada di setiap fasilitas pelabuhan. Seseorang
dapat ditunjuk sebagai PFSO untuk satu fasilitas pelabuhan atau lebih. Tugas dan tanggung
jawabseorang PFSO antara lain:
 Memerintahkan survei keamanan awal yang komprehensif pada fasilitas pelabuhan
sebagai acuan untuk pengkajian keamanan fasilitas pelabuhan
 Memastikan pengembangan dan pemeliharaan Rencana Keamanan Fasilitas Pelabuhan
 Mengimplementasikan dan melatih Rencana Keamanan Fasilitas Pelabuhan
 Menjalankan inspeksi keamanan reguler di fasilitas pelabuhan untuk memastikan
kontinyuitas tindakan keamanan yang sesuai
 Merekomendasikan dan menggabungkan modifikasi yang sesuai pada rencana keamanan
fasilitas pelabuhan dengan tujuan memperbaiki kekurangan dan meng-update rencana
supaya mengikuti perubahan yang terjadi di fasilitas pelabuhan
 Meningkatkan kesadaran keamanan dan kewaspadaan bagi personil fasilitas pelabuhan
 Memastikan pelatihan yang cukup disediakan bagi personil yang bertanggung jawab
terhadap keamanan fasilitas pelabuhan
 Melapor pada pihak berwenang dan merekam kejadian yang mengancam keamanan
fasilitas pelabuhan
 Mengkoordinasikan implementasi rencana keamanan fasilitas pelabuhan dengan
perusahaan dan Perwira Keamanan Kapal yang terkait
 Berkoordinasi dengan layanan keamanan, bila diperlukan
 Memastikan bahwa standar untuk personil yang bertanggung jawab terhadap keamanan di
pelabuhan dipenuhi
 Memastikan bahwa peralatan keamanan dioperasikan, diuji, dikalibrasi dan dipelihara
dengan baik
 Membantu Perwira Keamanan Kapal menegaskan identitas yang diperlukan untuk
pelayaran kapal saat diminta
Mengacu pada ISPS Code bag. A alinea 17

39
SATSDSD COURSE

3.9 AWAK KAPAL DENGAN TUGAS JAGA KEAMANAN

Awak kapal dengan tugas jaga keamanan adalah anggota kru kapal yang ditunjuk khusus untuk
tugas jaga keamanan untuk mendukung Rencana Keamanan Kapal. Hal ini mengacu pada ISPS
Code Bag. B Alinea 13.3

3.10 PETUGAS JAGA FASILITAS PELABUHAN


Petugas jaga fasilitas pelabuhan adalah personil fasilitas pelabuhan selain PFSO yang ditunjuk
khusus untuk tugas jaga keamanan untuk mendukung Rencana Keamanan Fasilitas Pelabuhan.
Hal ini mengacu pada ISPS Code Bag. B Alinea 18.2

3.11 PETUGAS LAIN YANG TERKAIT


Petugas lain yang terkait maksudnya semua personil kapal dan fasilitas pelabuhan dapat
memegang peranan dalam peningkatan keamanan maritim. Hal ini mengacu pada ISPS Code
Bag. B Alinea 13.4

40
SATSDSD COURSE

BAB 4
PENILAIAN KEAMANAN KAPAL
Untuk menilai keamanan suatu kapal, perlu dikumpulkan informasi mengenai:

 Informasi umum kapal


 Peralatan atau tindakan keamanan yang diterapkan
 Pola perdagangan, rute, bendera, dan muatan kapal
 Evaluasi ancaman dan penilaian resiko
 Tindakan mengembangkan/mengurangi akses
 Survei keamanan langsung
 Identifikasi aturan yang melemahkan
 Mendokumentasikan semua penemuan
 Finalisasi Rencana Keamanan Kapal
 Daftarkan ke RSO

4.1 ALAT PENILAIAN KEAMANAN


Daftar dan software untuk melakukan penilaian keamanan kapal harus didiskusikan antara CSO
dan SSO, kemudian catat pencantuman kategori sebagai berikut:

 Tata ruang umum kapal


 Lokasi area yang dibatasi aksesnya, seperti anjungan, ruang mesin, ruang radio dan lain-
lain
 Lokasi dan fungsi setiap titik akses aktual dan potensial
 Susunan dek terbuka, termasuk ketinggian dek diatas air
 Peralatan darurat dan siaga tersedia untuk tetap melaksanakan layanan penting
 Kekuatan jumlah, reliabilitas, dan tugas keamanan kru kapal
 Peralatan keamanan dan keselamatan yang ada untuk melindungi penumpang dan kru
 Perjanjian yang dibuat dengan perusahaan keamanan swasta untuk menyediakan layanan
keamanan kapal dan perariran di sekitarnya
 Prosedur dan tindakan perlindungan yang ada pada prakteknya, antara lain: inspeksi,
peralatan kontrol dan monitoring, komunikasi dan dokumen identitas pribadi, alarm,
penerangan, kontrol akses dan sistem lain yang terkait

41
SATSDSD COURSE

4.2. SURVEI KEAMANAN LANGSUNG


Survei keamanan langsung harus menguji dan mengevaluasi tindakan, prosedur, dan operasi
keamanan kapal yang ada untuk:

 Menjamin keberhasilan semua tugas keamanan kapal


 Memonitor area tertutup untuk mencegah akses yang tidak berkepentingan
 Mengontrol naiknya orang dan barang bawaannya
 Mengawasi penanganan kargo dan pengiriman persediaan kapal
 Menjamin kesiagaan peralatan dan sistem komunikasi keamanan kapal

Survei keamanan kapal merupakan bagian terintegrasi dari penilaian keamanan kapal. Hal itu
dilakukan untuk menilai aspek spesifik pada penilaia keamanan di kapal tersebut.

Informasi mengenai kapal yang harus dikumpulkan saat survei:

 Dokumentasi
Dokumentasi terdiri atas: Kebijakan dan Tanggung Jawab Perusahaan, Organisasi
Keamanan Perusahaan, Kontrak Sewa/Pekerjaan Kapal Terkini, daftar kontak,
dokumentasi, dan pemeliharaan peralatan keamanan
 Titik akses kapal
Titik akses terbagi dua:

 Akses ke kapal, terdiri atas


 akses permanen (rantai jangkar dan jalur tambat)
informasi yang dikumpulkan antara lain monitor secara visual, monitor
dengan kamera, penggunaan alarm dan sensor, penggunaan penerangan
keamanan, titik akses manusia, penguncian dan pengamanan titik akses,
pengecekan pada interval patroli keamanan, dan pengecekan reguler oleh
patroli keamanan
 Akses non permanen (tangga Jacob, gangway, ramp, derek, stasiun bunker,
pipa pembuangan)
informasi yang dikumpulkan mengenai akses non permanen: tidak menjadikan
akses tersebut permanen, diamankan ke kapal bila tidak digunakan, diawasi
saat digunakan, hanya menggunakannya atas ijin Nakhoda atau kondisi
darurat

 Akses dalam kapal (pintu, ramp, palka darurat, jalan keluar palka, palka kargo,
dan scuttle)
Informasi yang dikumpulkan: terkunci atau tidak, pemegang kunci

42
SATSDSD COURSE

 Area tertutup
Area tertutup diartikan sebagai ruang yang penting dalam operasi, kontrol dan
keselamatan kapal. Survei dilakukan untuk mengetahui pengamanan area tertutup dan
pengamanan area lain yang memerlukan tambahan keamanan.
Area tertutup menurut ISPS Code B/9-21:
 Anjungan navigasi
 Ruang mesin
 Ruang kontrol kargo
 Sistem atau peralatan pengawasan/keamanan
 Kontrol sistem penerangan
 Ruang sistem AC dan ventilasi
 Akses ke tangki, pompa, dan pipa air portabel
 Ruang yang berisi zat atau benda berbahaya
 Ruang kargo, penyimpanan kapal dan akomodasi kru

 Rute evakuasi
 Perlihatkan rute yang digunakan dengan tempat akses yang berbeda pada tingkat
keamanan 1,2 dan 3
 Rute evakuasi harus digambarkan pada rencana Persiapan Umum (PU)
 Konfirmasi kesesuaian rute evakuasi yang ditandai pada PU
 Lakukan perubahan bila diperlukan untuk menyesuaikan dengan lingkungan
sekitar kapal

 Sistem dan peralatan keamanan yang ada


 Lokasi dan cakupan sistem keamanan dan pengawasan di kapal
 Prosedur inspeksi, pengujian, kalibrasi, dan perawatan peralatan keamanan

 Evaluasi ancaman yang ada


 Tindakan keamanan tambahan yang harus dilakukan
Selama survey keamanan langsung, implementasi dan kesesuaian tindakan keamanan
harus dikonfirmasi

43
SATSDSD COURSE

BAB 5
PERALATAN KEAMANAN

5.1 SISTEM DAN PERALATAN KEAMANAN


Setiap petugas jaga keamanan kapal perlu memahami bermacam-macam tipe sistem keamanan
elektronik yang digunakan baik di darat maupun di laut dan batasannya. Contoh peralatan
keamanan: AIS, Sistem Peringatan Keamanan Kapal, Kunci, penerangan, radio tangan, peralatan
GMDSS, TV jaringan, detektor logam, detektor peledak, peralatan skrining bagasi, perangkat
sinar-X kontainer, detektor gangguan otomatis, alarm umum.

Penerapan sistem keamanan harus mempertimbangkan beberapa aspek:

 Ancaman dan aksesibilitas bagi penyusup


 Keberadaan perlindungan lain
 Biaya operasional sistem
 Konstruksi pola dagang/kargo
 Jam operasi
 Keberadaan pihak berwajib dan waktu respon yang diperkirakan untuk kedatangan
mereka

5.1.1 SISTEM DETEKSI PENYUSUPAN (INTRUSION DETECTION SYSTEM, IDS)

Sebuah sistem deteksi penyusupan (IDS) terdiri atas sensor dan alat khusus yang
memberitahukan operator bahwa terjadi penyusupan. IDS tidak dapat melindungi, melainkan
hanya mendeteksi adanya penyusupan. IDS tidak dapat menggantikan pihak berwajib, saat IDS
memberitahukan penyusupan, pihak berwajib harus merespon. IDS hanya dirancang untuk
mendeteksi tidak dapat mencegah masuknya penyusup.

Komponen IDS antara lain:

 Sensor: mata, telinga, dan berbagai teknologi yang digunakan untuk mendeteksi

Gambar 5.1 contoh penggunaan sensor


44
SATSDSD COURSE

 Unit kontrol: interface antara sensor dan pengontrol IDS


 Monitor: berfungsi untuk memberitahukan penyusupan dan mengontrol IDS, sensor,
CCTV , dan sistem energi
 Peralatan tambahan: CCTV, penerangan, perekam video

Gambar 5.2 CCTV

Contoh peralatan yang digunakan pada IDS:

 Detektor gerak: berfungsi seperti pendeteksian rentang otomatis pada kamera, perangkat
sonar memancarkan pulsa ultrasonik dan menerima pantulannya, jika terdapat perubahan
pada pantulannya, alarm akan menyala

Gambar 5.3 Detektor gerak

 Switch magnetik: digunakan pada pintu dan kabinet, rangkaian terputus saat pintu dibuka
dan membunyikan alarm

Gambar 5.3 switch magnetik

45
SATSDSD COURSE

 Radar anti pembajakan: sebuah radar yang berukuran 3 cm dilengkapi scanner


ditempatkan secara strategis untuk mendeteksi perahu kecil yang mendekati kapal
 Close Circuit TV (CCTV):
 Sangat berguna untuk pengamanan fisik, biasanya digunakan bersama detektor
gerak untuk melengkapi IDS
 Digunakan di titik masuk yang tidak dilengkapi sistem kontrol akses elektronik
secara kontinyu
 Menggunakan kamera, monitor, dan switcher, semuanya terhubung dengan kabel
untuk menghasilkan gambar dengan sudut pandang yang dipilih
 Digunakan untuk tujuan keamanan dengan cara mengawasi tempat tertentu

Gambar 5.4 CCTV

 System Identifikasi Otomatis, Automatic identification system (AIS):


 merupakan sistem transporder di atas kapal untuk memonitor kapal dari kapal lain
atau suatu tempat di darat
 Kapal yang dilengkapi AIS akan secara mengirim PCS dan data lainnya secara
kontinyu melalui frekuensi VHF khusus

Gambar 5.5 AIS

46
SATSDSD COURSE

 Sistem Kontrol Akses, Access Control System (ACS): merupakan peralatan elektronik
yang meggunakan pita magnet

Gambar 5.6 ACS

Beberapa peralatan yang digunakan untuk sistem identifikasi antara lain:

 Scan retina

Gambar 5.7 Alat scan retina

 Scan sidik jari

Gambar 5.8 Alat scan sidik jari

 Kode batang (Barcode )

Gambar 5.9 Alat scan kode batang

47
SATSDSD COURSE
 Pengenalan wajah (facial recognation)

Gambar 5.10 Alat pengenalan wajah

5.1.2 PENERANGAN

Tujuan penggunaan penerangan adalah untuk menakut-nakuti penyusup, juga sebagai alat bantu
mendeteksi penyusup dan mengusir atau menghancurkan penyusup

Keterbatasan penerangan sebagai alat bantu penjagaan keamanan adalah perlunya orang sebagai
pengawas. Sedangkan kelebihannya adalah relatif murah dalam perawatan, mengurangi
kebutuhan personil keamanan, serta mengawasi aktivitas di sekitar kapal tanpa mengungkap
keberadaannya

Penerangan ditinjau dari cakupannya terdiri atas 3 tipe:

 Tipe 1: luar kapal, untuk menerangi bila ada kapal yang mendekat

Gambar 5.11 Penerangan tipe 1

 Tipe 2: dalam kapal, menerangi tempat-tempat yang perlu diawasi

Gambar 5.12 Penerangan tipe 2

 Tipe 3: dalam dan luar kapal, baik dalam dan luar kapal diterangi untuk pengawasan

Gambar 5.13 Penerangan tipe 3


48
SATSDSD COURSE

Ada dua macam teknik penerangan yang dapat diterapkan, yaitu Penerangan Perlindungan yang
Menyilaukan dan Penerangan Terkontrol

 Perlindungan yang menyilaukan:


 Memproyeksikan cahaya menyilaukan ke area tertentu, yang sulit diawasi dan biasa
dilalui penyusup
 Digunakan untuk menerangi batas luar sekeliling kapal
 Lampu sorot yang memancarkan gelombang cahaya dengan penyebaran sudut
horizontal bagus digunakan

 Penerangan terkontrol
 Penerangan diproyeksikan ke arah bawah untuk menerangi area tertentu
 Menerangi zona yang diamankan antara batas luar dan sekunder

5.2 KETERBATASAN PENGGUNAAN PERALATAN DAN SISTEM


KEAMANAN
Tujuan dari bagian ini adalah menyampaikan pada pengguna (SSO dan Personil kapal)
keterbatasan fungsi dan operasi pada peralatan keamanan yang dapat ditemui. Masalah seperti
efektifitas, sensitifitas alat terhadap lingkungan, dan kesalahan yang dilakukan operator harus
diatasi sebaik mungkin.

5.3 PENGUJIAN, KALIBRASI DAN PERAWATAN PERALATAN


KEAMANAN
Rencana keamanan kapal harus mengidentifikasi semua peralatan keamanan kapal dan
melaksanakan prosedur inspeksi, pengujian dan perawatan semua peralatan keamanan sesuai
dengan instruksi dari pembuat peralatan.

49
SATSDSD COURSE

BAB 6
IDENTIFIKASI ANCAMAN, PENGENALAN DAN RESPON

6.1 PENGENALAN DAN PENDETEKSIAN SENJATA, DAN ZAT


BERBAHAYA SERTA ALAT LAINNYA

Definisi PBBmengenai Senjata Pemusnah Masal (Weapon of Mass Destruction, WMD) adalah
suatu senjata yang dirancang untuk menyebabkan kerusakan serius terhadap tubuh manusia,
kemampuan menewaskan manusia dalam jumlah besar, atau menyebabkan kerusakan properti
secara luas, diluar kemampuan sistem senjata konvensional.
Saat ini WMD didefinisikan lebih spesifik sebagai zat biologis atau kimia, tumbuhan atau
binatang beracun, zat radiologis dan peralatan nuklir yang digunakan sebagai senjata untuk
menyerang manusia, binatang, tumbuhan, material atau fasilitas. Menurut PBB lebih dari 45
negara telah atau sedang mengembangkan senjata kimia, biologis, dan nuklir.
Pengiriman WMD dilakukan dengan berbagai cara antara lain menggunakan kargo/kontainer,
kapal, mobil, truk, manusia, lapisan altileri, paket, dan surat. WMD biasa digunakan pada kondisi
sebagai berikut: ruang tertutup, kumpulan orang banyak, infrastruktur dan fasilitas penting,
menghasilkan efek yang besar.

Beberapa jenis WMD sesuai kategorinya:


 Zat kimia
- Gas mustard, mudah dibuat dan ditangani
- Sarin, mirip dengan berbagai pestisida
- VX, sangat beracun
 Biologis
- Anthrax, sejak digunakan Oktober 2001, 18 terluka, 5 orang tewas di AS
- Botulism, salah satu racun yang paling potensial
- Risin, terbuat dari kacang castor
- Cacar, saat ini permintaan untuk vaksin sangat tinggi di AS
 Nuklir, nyata dan potensial, memiliki kekuatan penghancur yang sangat besar sehingga
memerlukan intervensi pemerintah

Jenis lain senjata yang digunakan dewasa ini adalah Alat Peledak yang Dirancang Khusus (
Improvised Explosive Device, IED)
Alat peledak ini dibuat dengan maksud khusus dengan menggabungkan penghancuran,
pembantaian, pembakaran. Dirancang untuk merusak, menjelekkan, membingungkan atau
mengusik. Dapat digabungkan dengan peralatan militer, namun biasanya dimasukkan pada
komponen non militer.

50
SATSDSD COURSE
IED Memiliki klasifikasi eksplosif dan membakar. Eksplosif maksudnya membuat kerusakan
dengan memecah, menghasilkan panas dan ledakan. Panas yang dihasilkan sering menyebabkan
kebakaran. Membakar maksudnya menghasilkan api, menghasilkan panas tanpa terjadi ledakan
IED terbukti menimbulkan kerusakan, untuk menewaskan orang dibutuhkan kurang dari 1 kg,
sedangkan untuk menghancurkan properti dibutuhkan kurang dari 500 kg.

Gambar 6.1 beberapa bentuk IED

Karakteristik penggunaan IED :


 Delay waktu
 Target tertentu
 Berdasarkan perintah
 Menggunakan jam atau arloji dengan pengaman waktu
 Barometer

Cara mendeteksi bom paket, adalah dengan keganjilan:


 Dikirim dari sumber yang tidak diketahui
 Kesalahan perjanjian atau nama
 Dengan perjanjian tapi tanpa nama
 Salah eja terhadap kata yang umum
 Alamat yang diketik atau ditulis tangan dengan buruk
 Ditempeli perangko yang berlebihan
 Diberi pewangi yang berbau khas misalnya kamper
 Terdapat residu bubuk, akibat karat
 Dipasangi kabel yang terlihat
 Dikirim dari negara yang diketahui terlibat terorisme
 Pengiriman khusus oleh staf atau kurir pengiriman yang tidak biasa
 Kesalahan nama perusahaan
 Memiliki bobot yang berlebihan
 Menggunakan amplop yang keras/kaku dan tidak rata
 Surat dari luar negeri dengan pengiriman khusus
51
SATSDSD COURSE

 Tanda yang bersifat membatasi seperti ‘personal’ dan ‘rahasia’


 Material pengaman pada pembungkus yang berlebihan seperti lakban dan tali

Apabila ditemukan surat atau paket yang mencurigakan maka tindakan yang harus dilakukan
antara lain:
 Jangan membuka, memindahkan atau mengocok surat atau paket
 Bungkus dengan kantong plastik untuk mencegah kebocoran dan cuci tangan hingga
bersih
 Peringatkan polisi pelabuhan dan personil keamanan
 Isolasi sekitar tempat tersebut
 Matikan semua kipas angin dan AC di ruangan tersebut
 Periksa orang yang kemungkinan terkena dampak (bila paket itu berisi zat kimia
berbahaya atau senjata biologis), pastikan mereka menerima perawatan medis

6.2 METODE MENGGELEDAH DAN INSPEKSI YANG TIDAK


MENGGANGGU

Bagian ini akan menjelaskan mengenai pencarian yang dilakukan sebelum pemberangkatan
personil, rencana dan tindakan terhadap ancaman bom, dan perintah pencarian bom. Ancaman
bisa berupa ledakan langsung atau sekedar ancaman untuk mencapai tujuan mereka. Oleh karena
itu kru harus diperingatkan dan disiapkan untuk merespon dan menangani situasi ini.

Prosedur pencarian bila terjadi ancaman bom dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
 Menggunakan detector: detektor yang dilalui dengan berjalan, detektor yang dipegang,
detektor plastik atau biohazard
 Pencarian fisik: pencarian dengan berjalan, tiarap, atau berlutut
 Pencarian proaktif: dirancang untuk mencegah adanya benda selundupan (narkoba atau
bom) di kapal atau di lingkungan pelabuhan. Seseorang atau sesuatu yang mendekati
kapal bisa saja membawa IED atau barang selundupan. Karena banyaknya jumlah muatan
seorang kru bisa dengan tidak sengaja mengijinkan barang tersebut naik ke kapal.

Gambar 6.2 Berbagai sebjata yang bisa diselundupkan ke kapal

52
SATSDSD COURSE

Ancaman bom bisa saja terjadi di pelabuhan, oleh karena itu perlu diketahui juga langkah-
langkah pencarian di pelabuhan:
 Titik pusat pencarian atau inspeksi yang utama adalah pencarian pada trafik kedatangan
perahu
 Ditempatkan diluar zona standoff minimum
 Negosiasikan lebih dulu dengan agen
 Sebaiknya dilakukan di siang hari

Ancaman bom biasanya diterima melalui panggilan telepon. Setiap ancaman harus dianggap
serius sampai ada verifikasi bila itu hanya lelucon. Bisa saja ancaman itu hanya iseng untuk
mengacaukan operasi kapal. Bila ditemukan benda mencurigakan prinsip 4C:
 Confirm (konfirmasi): bahwa benda yang ditemukan adalah IED, konfirmasikan secara
visual, menggunakan perasaan dan kehati-hatian
 Clear (bersihkan): bersihkan semua personil dari tempat sekitar benda yang dicurigai
 Cordon (isolasi): Isolasi area dari personil yang tidak berkepentingan
 Control (kontrol): kontrol situasi hingga penjinak bom sampai, hubungi pihak berwenang
dan siapkan informasi sebanyak mungkin

Bila mendapat ancaman bom melalui panggilan telepon atau radio:


 Usahakan ada kru lain yang turut mendengarkan panggilan telepon
 Teman kru ini harus mendengarkan suara latar dan karakteristik suara penelepon
 Penerima telepon harus berkonsentrasi dalam mengingat detil ancaman, dan
mempertahankan panggilan telepon selama mungkin
 Mendapatkan deskripsi benda sebanyak mungkin

Setelah menerima telepon ancaman, penerima telepon harus meneruskan informasi yang benar ke
petugas penegak hukum dan perusahaan sejelas mungkin. Nakhoda akan menentukan respon
kapal untuk:
 Melakukan pencarian dengan atau tanpa evakuasi
 Melakukan pengawasan selama pencarian
 Jika evakuasi diperlukan tempat berkumpul harus dibersihkan sebelum evakuasi

Bila evakuasi harus dilaksanakan, prosedur pelaksanaannya antara lain:


 Saat evakuasi, semua kru melakukan pencarian sepintas di tempat masing-masing, kalau-
kalau ada benda mencurigakan
 Saat meninggalkan tempat, kru membawa benda pribadi masing-masing seperti kopor,
ransel, termos dan sebagainya.
 Matikan radio, PC, dan peralatan kantor

53
SATSDSD COURSE

 Jika memungkinkan pintu dan ventilasi dibiarkan terbuka untuk mengurangi tekanan
udara
 Jangan masuk kembali hingga diperbolehkan

Setelah semua kru dievakuasi, mulai dilakukan pencarian, dengan prosedur:


 Transmisi radio diputuskan
 Tim pencari harus terdiri atas minimal dua orang kru yang ditunjuk dan familier dengan
setiap ruangan.
 Gunakan daftar cek pencarian, tim pencari harus mencari di setiap tempat dan benda,
tanpa terlewat.
 Dimulai dari dermaga, kemudian dek, dan terakhir interior kapal. Area publik diperiksa
lebih dulu, kemudian area khusus

Peralatan yang digunakan untuk pencarian antara lain:


 flashlight
 pita tanda
 cermin
 kertas dengan pulpen/pensil
 tongkat kecil untuk membongkar atau membuka dari jarak jauh

Pencarian dilakukan dengan cara:


 Dimulai dari atas, kemudian kebawah, dek demi dek hingga semua tempat tanpa terlewat
 Sebelum memasuki sebuah ruangan, berhenti sebentar untuk mendengarkan suara yang
ganjil
 Bagi ruangan menjadi dua (kiri dan kanan), bagi ruangan menjadi tiga tingkat ketinggian:
lantai hingga pinggang, pinggang hingga kepala, kepala hingga langit-langit.
 Pencarian dilakukan dengan satu tim bergerak searah jarum jam, dan tim lain berlawanan
arah jarum jam, bergerak di sepanjang dinding/sekat dan bertemu di sisi yang berlawanan
dalam ruangan
 Kedua tim kemudian bertukar sisi dan melanjutkan pencarian melalui bagian tengah
ruangan
 Lanjutkan prosedur ini hingga seluruh ruangan diperiksa
 Bila satu ruangan selesai diperiksa, keluar dan tandai dengan pita. Tulis nomor tim atau
inisial anggota tim pada pita
 Bila ditemukan benda yang dicurigai bom atau IED, beritahu Nakhoda segera (tidak
melalui radio), hentikan pencarian di tempat benda tersebut ditemukan
 Keputusan untuk melanjutkan pencarian dibuat oleh nakhoda
 Saat petugas penjinak bom tiba, berikan sebanyak mungkin penjelasan mengenai tempat
dan benda tersebut.

Hal yang harus diperhatikan


 Tandai area tempat bom atau IED dengan jelas dan dapat dilihat
54
SATSDSD COURSE

 Jangan menyentuh atau melangkahi benda tersebut


 Jangan menggunakan probe, atau benda dari logam di dekat benda tersebut
 Tingalkan benda tersebut segera
 Ambil foto bila memungkinkan

Jika benda yang dicurigai IED/Bom ditemukan saat kapal berlayar, nakhoda memutuskan
tindakan berdasarkan ukuran dan tempat benda tersebut, lokasi kapal di laut, serta waktu yang
diperlukan untuk mendatangkan personil keamanan dan bantuan.
Kesimpulan mengenai respon terhadap ancaman bom:
 deteksi awal dengan kewaspadaan pada titik masuk
 Respon segera terhadap telepon ancaman bom
 Perencanaan pencarian yang tenang dan hati-hati
 Kolaborasi dengan petugas penegak hukum

6.3 PELAKSANAAN DAN KOORDINASI DALAM PENCARIAN

Untuk melakukan prosedur pencarian yang sistematik diperlukan peralatan antara lain:
 Senter dan baterai
 Obeng, kunci inggris, dan linggis
 Probe dan cermin
 Sarung tangan, helm, overall, dan sepatu anti-slip
 Kantong plastik dan amplop untuk mengumpulkan bukti
 Formulir untuk mendokumentasikan aktivitas dan penemuan

Prosedur melakukan pencarian:


 Anggota kru tidak diijinkan melakukan pencarian di tempat mereka sendiri, karena bisa
jadi menyembunyikan paket atau peralatan di tempat kerja atau kamar pribadinya
 Pencarian harus dilakukan sesuai rencana yang spesifik, dan pelaksanaannya harus
dikontrol dengan hati-hati
 Pertimbangkan untuk melakukan pencarian secara berpasangan, satu mencari di atas,
yang lain mencari di bawah
 Bila ditemukan benda yang dicurigai, salah satu diam di tempat, sementara yang lain
melaporkan penemuan.
 Pencarian harus dapat mengenali benda mencurigakan. Tim pencari harus menjaga kontak
dengan pengontrol pencarian
 Tim pencari harus mengetahui petunjuk mengenai tindakan jika paket, peralatan, atau
situasi mencurigakan ditemukan
 Perlu diingat bahwa senjata atau peralatan berbahaya dapat dengan sengaja ditempatkan
sesuai dengan maksud penyamaran, misalnya toolbox di sebuah kamar mesin

55
SATSDSD COURSE
Tempat yang biasa digunakan untuk menyembunyikan senjata, zat berbahaya, atau IED antara
lain:
 Kabin: dibelakang, atau dibawah laci, ruang antara laci dan dinding, di bawah bangku
tidur, misalnya direkatkan di bangku dibawah kasur, di bawah tempat cuci tangan, di
belakang kotak obat, di dalam radio/rekorder, saluran ventilasi, di dalam alat pemanas, di
atas atau di balik alat penerangan, di atas langit-langit, di dalam sekat dinding atau lukisan
yang disobek, di dasar lemari baju atau di dalam gulungan kaus kaki
 Fasilitas umum: saluran, pengkabelan, tangga, alat pemadam api, saluran pengapian,
panel pada lantai, dinding, langit-langit, di balik atau di dalam pendingin air
 Toilet: di balik atau di bawah tempat cuci tangan, di belakang kloset, saluran ventilasi
atau pemanas, rol tisu toilet, dispenser handuk, kotak persediaan, direkatkan pada gorden
kamar mandi, pipa yang nampak atau alat penerangan, panel pada lantai, dinding, langit-
langit
 Dek: ruang panel listrik, panel kontrol mesin derek, tempat penyimpanan sekoci, di bawah
gulungan tali, di ruang penyimpanan dek, kaleng cat, tempat muatan, ruang pembangkit
listrik, locker
 Ruang mesin: cofferdam, tumpuan mesin, lambung kapal, tempat oli pada batang
propeler, di bawah catwalk, tangga keluar, saluran ventilasi, dipasang pada pipa, atau di
dalam tangki, kotak peralatanm ruang setir darurat dan ruang penyimpanan
 Dapur dan penyimpanan alat makan: toples tepung dan bahan kering, karung sayuran,
kaleng makanan (labelnya direkat ulang), di bawah atau di belakang lemari es, di dalam
ikan atau di sebelah daging dalam freezer, loker atau ruang penyimpanan.

6.4 PENGGELADAHAN DENGAN CARA YANG TIDAK DISKRIMINATIF


TERHADAP ORANG YANG BERPOTENSI MENGGANGGU
KEAMANAN

Bagian ini akan menjelaskan pola perilaku yang mencurigakan dan pentingnya menghindari
penuduhan yang bersifat rasial dan stereotip etnik.

Contoh perilaku mencurigakan antara lain:


 Orang tidak dikenal memfoto kapal atau fasilitas pelabuhan
 Orang dikenal berusaha mengakses kapal atau fasilitas pelabuhan
 Seseorang yang dicurigai mendirikan stand penjualan atau makanan berdekatan dengan
fasilitas pelabuhan
 Perahu kecil berkeliaran dan orang di atasnya mengambil foto atau membuat diagram
kapal atau fasilitas pelabuhan
 Pesawat yang dicurigai terbang dekat kapal atau fasilitas pelabuhan
 Orang yang dicurigai membawa bom atau terlibat aksi bom bunuh diri

56
SATSDSD COURSE

 Orang tidak dikenal berusaha mendapatkan informasi tentang kapal dan fasilitas
pelabuhan dengan berjalan mendekati personil atau keluarga mereka dan mengajak untuk
berbincang-bincang
 Vendor yang dicurigai berusaha menjual suatu alat
 Pekerja yang dicurigai atau tidak dikenal mencoba mengakses fasilitas pelabuhan untuk
membetulkan, mengganti, memperbaiki atau memasang alat
 Email mencurigakan di internet, mencoba mendapatkan informasi mengenai fasilitas,
personil atau SOP
 Paket mencurigakan yang di-drop
 Sentimen anti nasional yang diekspresikan oleh pegawai atau vendor
 Panggilan telepon tidak normal yang mencurigakan dan berulang
 Perahu rekreasi ditempatkan di laut yang membahayakan untuk memancing bantuan dari
kapal lain

6.5 TEKNIK YANG DIPERGUNAKAN UNTUK MENGELABUI


TINDAKAN KEAMANAN

6.5.1 PENGINTAIAN

Definisi pengintaian adalah pengawasan jarak dekat yang dilakukan atas seseorang atau sesuatu.
Tujuan dari pengintaian teroris adalah mengambil informasi dan merencanakan gerakan untuk
mengelabui tindakan keamanan. Untuk menghadapi hal ini perlu kemampuan untuk mendeteksi
bahwa orang, instalasi atau kapal berada di bawah pengintaian seseorang atau sekelompok orang
yang bisa jadi memiliki maksud jahat. Metode pengintaian biasanya menggunakan kamera baik
langsung maupun tidak, dokumentasi dan alat penyadap, percakapan, interaksi dengan kru,
suplater, vendor, dan agen.
Untuk mengantisipasi adanya pengintaian adalah dengan mengenali lingkungan di sekitar
pergerakan kita, mengerti keterbatasan sendiri dan mengembangkan tindakan pencegahan,
menghindari rutinitas yang dapat diduga, menjaga kewaspadaan, menerapkan koordinasi yang
baik dengan keamanan pelabuhan.

Untuk mendeteksi kemungkinan adanya pengintaian antara lain:


 Mendeteksi adanya perubahan pekerja, kendaraan yang aneh atau mencurigakan,
kedatangan orang yang tidak teridentifikasi, orang yang mencoba untuk mengakses ID
tertentu atau kendaraan untuk melarikan diri. Mendeteksi adanya pengintaian adalah
kunci untuk menghentikan operasi teroris atau pembajakan.
 Melaporkan. Terorisme atau pembajakan dapat terjadi pada siapa saja, kapal mana saja
dan dimana saja. Jaga kewaspadaan terhadap ancaman potensial di wilayah anda dan
laporkan aktivitas mencurigakan segera.

57
SATSDSD COURSE

6.5.2 PENGIRIMAN BENDA BERBAHAYA

 Pengiriman senjata: dikirim ke luar negeri dalam bentuk bagian-bagian yang belum
dirakit untuk menghindari deteksi. Model senjata tangan, beberapa diantaranya terbuat
dari plastik. Mendeteksi senjata tangan dengan gambar sinar-X terkadang sulit dilakukan,
senjata tangan seperti tipe ‘dillinger’ ukurannya sangat kecil. Senjata tangan yang
dimodifikasi disamarkan bentuknya sebagai HP atau pulpen. Pencarian yang teliti harus
dilakukan saat memeriksa tas tangan.
 Bahan peledak: bom plastik atau buatan tangan dapat disembunyikan di dasar tas atau
kopor. Scanning sinar-X modern dengan analisis komputer dapat mendeteksi bahan
peledak ini dengan mudah, tapi mesin scanning yang lama bergantung pada keahlian
/pengalaman operator. Pelatihan yang tepat dapat mengenali benda dicurigai dengan
perasaan (misalnya perbedaan antara penampilan dan berat tas). Detektor uap peledak
/peralatan kimia dapat digunakan untuk membantu deteksi bahan peledak
 Pedang dan pisau: bilah dan gagang dipisahkan untuk mengelabui. Mesin scanning sinar-
X dan detektor logam harus digunakan

6.5.3 NAIKNYA ORANG TANPA IJIN

Naiknya orang ke kapal ada yang melalui ‘jalan belakang’ seperti menggunakan tali dengan kait
seperti perompak ada juga yang menggunakan penyamaran misalnya sebagai layanan polisi atau
militer. Untuk mengantisipasi cara pertama, gunakan penerangan yang baik di malam hari.
Penggunaan sistem deteksi, CCTV dan petugas pengawas. Sementara untuk mengantisipasi
penyamaran, minta petugas yang datang untuk memperlihatkan dokumen identitas, teliti identitas
untuk mendeteksi pemalsuan.

6.5.4 PEMALSUAN KUNCI

Pemalsuan kunci dapat diperoleh dengan menyuap kru kapal. Perampok biasa tidak akan
menggunakan cara ini karena mereka tidak mengetahui rencana pergerakan kapal. Hal ini hanya
dilakukan oleh teroris yang serius untuk mencapai tujuannya. Contoh target teroris adalah
penumpang dalam jumlah besar, pembawa LNG yang dapat digunakan sebagai WMD, tanker
minyak yang dapat digunakan untuk merusak lingkungan. Untuk mengantisipasinya perlu
dipasang sistem pengontrol kunci, jika menggunakan kunci digital, kode harus diubah setiap
pergantian kru.

6.5.5 SERANGAN BOM BUNUH DIRI

Serangan bom bunuh diri dilakukan dengan dua cara, diam-diam atau terang-terangan. Pelaku
memiliki keyakinan yang kuat mengenai alasan perbuatan tersebut. Sulit untuk mengantisipasi
serangan jenis ini. Contoh kasus sebuah mobil yang berisi ratusan kilo bahan peledak yang
diledakkan di sebuah dermaga cukup untuk membuat lubang besar pada kapal di sebelahnya.
58
SATSDSD COURSE

6.5.6 SERANGAN BAWAH LAUT

Untuk melakukan serangan bawah laut perlu keahlian khusus, unit militer khusus dapat
melakukan hal ini. Serangan ini menggunakan kapal selam kecil atau penyelam untuk memasang
peledak di dasar kapal. Untuk mengantisipasi serangan ini membutuhkan pelatihan dan peralatan
tingkat tinggi juga pengetahuan mengenai struktur kapal untuk memutuskan dimana peledak
dipasang. Bila kapal digolongkan rawan menjadi target teroris. Penjaga harus dilatih untuk
meneliti gelembung udara di sekitar kapal saat berada di pelabuhan.

Kesimpulan pembahasan ini adalah bahwa seseorang selalu mengawasi anda, terlebih bila anda
merupakan target, jadilah pengamat dan catat hasil pengamatan anda. Laporkan bila ada
keanehan dengan deskripsi yang jelas.

6.6 TEKNIK PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MASSA

Pada bagian ini dijelaskan:


 Strategi untuk mengatur kru selama fase krisis
 Faktor penting dalam mengatur kru dalam kondisi krisis
 Kondisi psikologis kru dan penumpang yang kacau dalam situasi ancaman bom
 Pentingnya menempatkan pemimpin saat krisis untuk mengontrol dan mengatur
kekacauan

6.6.1 KEPEMIMPINAN PADA KONDISI KRISIS

Kondisi krisis dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, termasuk di atas kapal. Penyebabnya
terutama bila terdapat ancaman keselamatan dan keamanan kapal, misalnya bom, perompak,
teroris dan lain-lain.
Seorang pemimpin yang baik harus memiliki kemampuan:
 Memiliki sifat kepemimpinan yang kuat dan mampu memerintah dengan jelas
 Membuat penilaian awal dengan cepat mengenai krisis yang terjadi
 Mengijinkan bawahan untuk mengajukan pendapat
 Bersikap suportif dan tidak berpihak
 Memegang kontrol, memberi perintah dan dukungan
 Mampu mendelegasikan dan tidak dibebani dengan terlalu banyak tugas
 Memonitor tingkat ketegangan tim-nya
 Memberi dukungan dan dorongan kepada semua bawahannya
 Melaksanakan brifing dan bimbingan rutin pada tim dan publik

59
SATSDSD COURSE
Seorang pemimpin kondisi krisis harus melakukan hal berikut:
 Memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik dan jelas walaupun berada sedang di
bawah tekanan yang hebat
 Tetap tenang, fokus, dan utuh
 Menetapkan prioritas dan keputusan di bawah tekanan
 Teknik pemecahan masalah yang cepat
 Memahami sifat manusia dibawah tekanan yang hebat
 Membagi perintah menjadi instruksi-instruksi kecil

6.6.2 MEMBERI PENJELASAN MENGENAI SITUASI KRISIS

Dalam menjelaskan situasi krisis, ada beberapa tahap:


 Tahap awal dan keterkejutan:
 Pengingkaran mengenai apa yang terjadi
 Tingkat ketidakpastian yang tinggi
 Terdapat tanda-tanda terkejut dan tegang
 Mencari pemimpin untuk mengarahkan
 Umumnya, orang menunggu instruksi mengenai hal yang harus dilakukan

 Tahap Keributan:
 Resisten secara emosional, bersikap gelisah atau membuka konflik satu sama lain
 Umumnya, harus diselesaikan dengan kesepakatan atau kompromi
 Setelah keributan, tingkat kegelisahan mereda sedikit

 Tahap Tindakan
 Penerimaan pemimpin yang memberi instruksi
 Kerjasama tim
 Tim yang lebih fleksibel dan adaptif

60
SATSDSD COURSE

BAB 7
PENERAPAN SISTEM KEAMANAN KAPAL

7.1 PENERAPAN SISTEM DALAM BERBAGAI LEVEL KEAMANAN

Pembahasan materi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai penggunaan


informasi dalam menganalisa ancaman, beberapa tingkat ancaman keamanan dan keperluannya,
mengetahui respon tindakan pada tingkat ancaman yang berbeda, serta mengetahui penggunaan
senjata.
Memproses informasi dilakukan untuk menentukan situasi ancaman menggunakan ‘intelegensi’.
Intelegensi adalah suatu produk yang merupakan gabungan dari kumpulan proses, integrasi,
analisis, evaluasi dan interpretasi terhadap informasi.

Sumber informasi yang umum bisa didapat dari:


 Berita dan media massa, seperti internet dan surat kabar
 Pengumuman pemerintah, seperti travel advisory
 Layanan data swasta
 Pengumuman dari LSM seperti Greenpeace

Sementara informasi lokal bisa didapatkan dari:


 Penduduk setempat
 Layanan sipil, seperti polisi lokal
 Anggota keluarga

Intelegensi membantu CSO/SSO dalam mengakses dan memahami situasi ancaman keamanan
sehingga dapat menentukan tindakan keamanan yang diambil.
Menurut Konferensi SOLAS 5/32, Bab XI-2, Reg 7, negara yang terikat persetujuan harus
menentukan tingkat keamanan dan menjamin informasi ini disampaikan ke kapal yang berada
atau berencana memasuki laut teritorialnya. Pemerintah negara tersebut harus menyediakan
kontak yang dapat dihubungi kapal untuk dimintai petunjuk atau bantuan dan dimana kapal bisa
melaporkan masalah keamanan. Negara yang terikat persetujuan harus memberitahu kapal
mengenai tingkat keamanan terkini serta tindakan keamanan yang harus dilakukan oleh kapal
untuk melindungi diri dari serangan sesuai dengan ketetapan pada Bag. A dari ISPS Code.
Administrasi pelabuhan juga harus mengetahui tindakan keamanan yang perlu dilakukan oleh
mereka.

Tingkat Kemanan menurut ISPS Code dibagi menjadi tiga:


 Tingkat Keamanan 1: tingkat dimana tindakan keamanan protektif yang minimum perlu
dilaksanakan sepanjang waktu

61
SATSDSD COURSE

 Tingkat Keamanan 2: tingkat dimana tindakan keamanan protektif tambahan yand


diperlukan harus dilaksanakan pada periode waktu tertentu karena bertambahnya resiko
insiden keamanan
 Tingkat Keamanan 3: tingkat dimana tindakan keamanan protektif spesifik yang lebih
jauh harus dilaksanakan untuk periode waktu yang terbatas dimana insiden keamanan
dimungkinkan atau mengancam, walaupun target spesifik tidak diketahui.

Perbedaan tingkat ini bertujuan untuk menegaskan tingkat kewaspadaan atau kesiapan
menghadapi ancaman keamanan. Level lebih tinggi menunjukkan kemungkinan insiden
keamanan yang lebih tinggi.
Faktor yang menentukan dalam menetapkan tingkat keamanan antara lain: informasi ancaman
yang dapat dipercaya, sumber informasi yang berwenang, tingkat ancaman keamanan, dan
konsekuensi potensial dari insiden keamanan yang mungkin terjadi.
Teroris dapat melakukan serangan lewat udara (menggunakan pesawat), permukaan laut
(menggunakan speedboat yang berisi peledak) dan di bawah permukaan laut (menggunakan kapal
selam kecil).
Suatu kapal perlu melaksanakan tindakan untuk mencegah ancaman keamanan sesuai dengan
tingkat keamanan yang ditetapkan oleh negara tempat kapal berada. Tindakan yang perlu
dilakukan antara lain:
 Memastikan kemampuan semua petugas keamanan kapal
 Mengontrol akses ke kapal
 Memonitor area khusus untuk memastikan hanya orang yang diijinkan yang mempunyai
akses
 Memonitor area dek dan sekitar kapal
 Mengawasi penanganan kargo dan persediaan kapal
 Memastikan komunikasi keamanan bekerja baik

7.1.1 MENGONTROL AKSES

Tindakan Keamanan untuk mengontrol akses orang ke kapal dilakukan sesuai Tingkat
Keamanan.

Tingkat Keamanan I:
 Mengecek identitas semua orang yang hendak naik ke kapal dan konfirmasi maksud
mereka
 Dalam hubungan dengan fasilitas pelabuhan, tentukan tempat khusus untuk inspeksi dan
pemeriksaan bagasi
 Pastikan bahwa kendaraan yang akan dinaikkan ke kapal juga diperiksa
 Pisahkan penumpang yang sudah dicek dan belum, penumpang yang naik dan turun
 Tempat mengakses identitas harus diamankan untuk mencegah masuknya orang yang
tidak berkepentingan

62
SATSDSD COURSE

 Amankan, dengan kunci atau cara lain, ruangan yang tidak boleh dimasuki sembarang
orang
 Berikan brifing keamanan kepada semua personil kapal mengenai ancaman yang bisa
terjadi, prosedur melaporkan orang, benda atau aktivitas yang dicurigai, dan perlunya
kewaspadaan.
Pada Tingkat Keamanan 1, pemeriksaan terhadap orang yang yang hendak masuk kapal dapat
dilakukan dengan random, dengan frekuensi sesuai dengan SSP yang disepakati. Seorang
personil kapal tidak boleh memeriksa orang yang memiliki hubungan pribadi dengannya.
Pemeriksaan harus dilakukan dengan menghormati HAM dan menjaga martabat mereka yang
diperiksa.

Tingkat Keamanan 2:
 Menempatkan personil tambahan untuk patroli di area dek selama jam malam untuk
mencegah masuknya orang tak dikenal
 Membatasi jumlah titik akses ke kapal, tutup sebagian untuk pengamanan
 Jaga akses melalui sisi kapal, diantaranya dengan patroli menggunakan perahu
 Menerapkan larangan masuk pada sisi kapal yang menempel ke pantai
 Menaikkan frekuensi dan detail pemeriksaan orang dan kendaraan yang masuk dan keluar
 Mengawal pengunjung kapal
 Memberikan brifing keamanan tambahan pada semua personil kapal mengenai
pengenalan ancaman, penegasan kembali prosedur melaporkan orang, benda atau aktivitas
yang dicurigai, dan tekankan untuk meningkatkan kewaspadaan

Tingkat Keamanan 3:
 Akses terbatas pada satu titik akses yang dikontrol
 Akses hanya diberikan pada orang yang insiden atau ancaman keamanan
 Arahkan orang-orang yang berada di atas kapal
 Hentikan keluar masuk orang ke kapal
 Hentikan operasi penanganan kargo, pengiriman, dan lain-lain
 Evakuasi kapal
 Pindahkan kapal
 Siapkan pencarian penuh pada tiap bagian kapal

7.1.2 AREA TERTUTUP

Tujuan adanya area tertutup adalah:


 Mencegah masuknya orang yang tidak berkepentingan
 Melindungi penumpang, kapal dan personil yang berkepentingan
 Melindungi area keamanan yang sensitif dalam kapal
 Melindungi kargo dan persediaan kapal dari penyusupan
Tindakan keamanan perlu dilakukan pada area tertutup dengan berbagai tingkat keamanan.
63
SATSDSD COURSE
Tingkat Kemanan 1:
 Mengunci atau mengamankan titik akses
 Gunakan peralatan pengawasan untuk memonitor area ini
 Gunakan penjaga dan patroli
 Gunakan peralatan deteksi gangguan otomatis untuk memperingatkan personil kapal bila
ada orang yang tidak berkepentingan masuk

Tingkat keamanan 2:
 Memasang area tertutup dekat titik akses
 Memonitor peralatan pengawasan secara kontinyu
 Menambah personil untuk mengawal dan melakukan patroli di area tertutup

Tingkat keamanan 3:
 Menetapkan area tertutup tambahan di kapal yang dipercaya menjadi ancaman keamanan
untuk menutup akses ke tempat itu
 Memeriksa area tertutup sebagai bagian pemeriksaan kapal

7.1.3 PENANGANAN KARGO

Tindakan keamanan yang berhubungan dengan penanganan kargo bertujuan


 Mencegah penyusupan
 Menhindari kargo yang tidak seharusnya diterima dan disimpan di atas kapal

Setelah dinaikkan ke kapal, kargo harus diidentifikasi bahwa muatan tersebut disetujui untuk
diangkut. Sebagai tambahan, tindakan keamanan memastikan kargo yang telah dinaikkan tidak
disusupi.

Tingkat keamanan 1:
 Pengecekan rutin unit pengangkut dan ruang kargo
 Pemeriksaan untuk memastikan kargo yang diangkut sesuai dengan dokumentasi kargo
 Memastikan bahwa kendaraan yang dinaikkan ke atas kapal diperiksa saat dinaikkan
 Memeriksa segel atau metode lain untuk mencegah penyusupan
 Pengecekan kargo dapat dilakukan dengan cek visual atau fisik serta menggunakan
peralatan deteksi/scanning, peralatan mekanik atau anjing.

Tingkat Keamanan 2:
 Pemeriksaan kargo, unit pengangkut dan ruang kargo secara mendetail
 Mengintensifkan pemeriksaan untuk memastikan hanya kargo untuk muatan kapal
tersebut yang dinaikkan
 Mengintensifkan pemeriksaan kendaraan yang dinaikkan ke kapal

64
SATSDSD COURSE

 Meningkatkan frekuensi dan detail pemeriksaan segel atau metode lain untuk mencegah
penyusupan

Pemeriksaan kargo mendetail dilaksanakan dengan cara berikut:


 Meningkatkan frekuensi dan detail cek visual dan fisik
 Meningkatkan frekuensi penggunaan peralatan deteksi/scanning, peralatan mekanik dan
anjing
 Mengkoordinasikan tindakan keamanan yang lebih tinggi dengan pihak-pihak terkait
dengan perjanjian dan prosedur yang ditetapkan

Tingkat Keamanan 3:
 Hentikan pemuatan atau bongkar muat kargo
 Verifikasi keberadaan benda atau zat berbahaya yang diangkut di atas kapal, jika ada, dan
lokasinya

7.1.4 PENGIRIMAN PERSEDIAAN

 Tindakan keamanan harus diaplikasikan pada pengiriman persediaan kapal


 Pastikan untuk memeriksa ketepatan persediaan kapal dan paket
 Jangan menerima pengiriman tanpa diperiksa
 Cegah penyusupan
 Jangan menerima pengiriman yang tidak dipesan
 Konfirmasi setiap pengiriman yang datang disertai bukti pemesanan dari kapal

Tindakan keamanan sesuai Tingkat Keamanan untuk Pengiriman persediaan:

Tingkat keamanan 1:
 Tindakan keamanan diaplikasikan pada pengiriman persediaan kapal
 Pemeriksaan untuk memastikan kiriman sesuai dengan pesanan
 Pastikan kiriman langsung dimasukkan ke gudang

Tingkat Keamanan 2:
 Tindakan keamanan diaplikasikan pada pengiriman persediaan kapal
 Menerapkan pemeriksaan pada kiriman yang diterima dan mengintensifkan inspeksi

Tingkat Keamanan 3:
 Tindakan keamanan diaplikasikan pada pengiriman persediaan kapal
 Lakukan pemeriksaan yang lebih ekstensif terhadap kiriman
 Siapkan pembatasan atau penghentian pengiriman persediaan
 Tolak pengiriman persediaan ke kapal

65
SATSDSD COURSE

7.1.5 PENANGANAN BAGASI TITIPAN

Tindakan keamanan perlu diaplikasikan untuk menangani bagasi yang tidak bertuan. Pastikan
bagasi tersebut diidentifikasi dengan scanning dan pemeriksaan yang tepat sebelum dinaikkan ke
kapal.
Tingkat keamanan 1: Pastikan bagasi titipan di-scanning dan diperiksa hingga 100%, scanning
dapat dilakukan menggunakan sinar-X

Tingkat keamanan 2: Tindakan keamanan tambahan diaplikasikan saat menangani bagasi titipan,
dimana scanning sinar-X dilakukan pada 100% bagasi titipan

Tingkat keamanan 3:
 Tempatkan bagasi pada scanning yang lebih ekstensif, misalnya sinar-X dilakukan
minimal dari dua sudut berbeda
 Persiapan untuk membatasi atau menghentikan penanganan bagasi titipan
 Tolak bagasi titipan naik ke kapal

7.1.6 MEMONITOR KEAMANAN KAPAL

Tindakan keamanan diaplikasikan dengan memonitor keamanan kapal, termasuk penggunaan


penerangan, pengawas, pengawal keamanan, pengawasan dek juga patroli. Peralatan deteksi
gangguan otomatis dan pengawasan harus mengaktivasi alarm visual atau pendengaran di lokasi
yang secara kontinyu diperhatikan dan dimonitor.
Prosedur dan peralatan diperlukan pada tiap Tingkat Keamanan dan pastikan peralatan monitor
dapat bekerja secara kontinyu, termasuk kemungkinan efek kondisi cuaca dan gangguan energi.

Tingkat Keamanan 1:
 Personil kapal harus mampu mendeteksi aktivitas di luar kapal baik di sisi pantai maupun
sisi laut
 Pengawasan harus mencakup area di atas dan di sekitar kapal
 Pengawasan harus memfasilitasi identifikasi personil pada titik akses
 Pengawasan dapat dilakukan dengan koordinasi bersama fasilitas pelabuhan

Tingkat Keamanan 2:
 Tingkatkan frekuensi dan detail patroli keamanan
 Tingkatkan pengawasan dan intensitas penerangan atau penggunaan peralatan
pengawasan dan keamanan
 Tugaskan personil tambahan untuk mengawasi keamanan
 Pastikan koordinasi dengan patroli keamanan di sekitar kapal

66
SATSDSD COURSE
Tingkat Keamanan 3:
 Nyalakan semua penerangan, hingga menerangi sekitar kapal
 Nyalakan semua peralatan pengawas yang dapat merekam aktivitas di atas dan sekitar
kapal
 Siapkan inspeksi bawah laut untuk memeriksa lambung kapal
 Lakukan tindakan untuk mendeteksi akses bawah laut ke lambung kapal, dengan cara
melambatkan putaran propeler jika memungkinkan

7.2 MENJAGA KEAMANAN HUBUNGAN KAPAL-PELABUHAN

Hubungan kapal-pelabuhan adalah interaksi yang terjadi ketika kapal diarahkan dan dipengaruhi
oleh tindakan yang melibatkan pergerakan orang, barang, dan ketentuan layanan pelabuhan ke
atau dari kapal.
Negara yang terikat persetujuan dapat mewajibkan kapal yang memasuki pelabuhannya untuk
memberikan informasi kepada petugas yang diberi wewenang oleh negara tersebut untuk
memastikan terpenuhinya persyaratan sesuai Bab 2 Reg. 9 (XI-2) untuk memasuki pelabuha yang
bertujuan untuk menghindari perlunya tindakan atau langkah pengontrolan. Informasi yang
diperlukan petugas antara lain:
 Bahwa kapal memiliki sertifikat yang berlaku, serta nama pihak berwenang yang
menerbitkannya
 Tingkat keamanan operasi kapal
 Tingkat keamanan operasi kapal di pelabuhan sebelumnya
 Tindakan keamanan tambahan atau khusus yang dilakukan oleh kapal di pelabuhan
sebelumnya dimana kapal tersebut menyesuaikan diri pada kondisi pelabuhan sesuai
alinea 2.3
 Bahwa prosedur keamanan kapal yang tepat dijalankan selama aktivitas kapal-ke-kapal
sesuai alinea 2.3
 Informasi terkait keamanan pratis (tapi tidak dijelakan secara rinci dalam rencana
keamanan kapal) yang sesuai dengan arahan yang terdapat pada Bag B ISPS Code
Alinea 2.3 menyatakan bahwa kapal harus menyimpan dokumentasi informasi mengenai minimal
10 panggilan di fasilitas pelabuhan.

7.3 FAMILIARISASI TERHADAP SURAT DEKLARASI KEAMANAN

Deklarasi Keamanan adalah kesepakatan antara sebuah kapal dengan fasilitas pelabuhan atau
kapal lain yang berhubungan untuk menspesifikasikan tindakan keamanan yang akan
diimplemenetasikan masing-masing.

Sebuah kapal dapat meminta pelaksanaan Deklarasi Keamanan bila


 Kapal bekerja pada tingkat keamanan yang lebih tinggi dibanding fasilitas pelabuhan atau
kapal lain yang berhubungan

67
SATSDSD COURSE

 Terdapat kesepakatan Deklarasi Keamanan antar Negara yang Terikat Persetujuan yang
mencakup pelayaran internasional tersebut atau kapal tertentu pada pelayaran itu
 Terdapat ancaman keamanan atau insiden keamanan yang melibatkan kapal atau fasilitas
pelabuhan
 Kapal di sebuah pelabuhan yang tidak diwajibkan untuk mempunyai atau
mengimplementasikan rencana keamanan pelabuhan yang disetujui
 Kapal melaksanakan aktivitas antar kapal dengan kapal lain yang tidak diwajibkan untuk
mempunyai atau mengimplementasikan rencana keamanan pelabuhan yang disetujui

Pihak yang diwajibkan untuk memenuhi Deklarasi Keamanan:


 Nakhoda atau Perwira keamanan kapal
 Perwira keamanan fasilitas pelabuhan atau orang yang ditunjuk oleh pihak pemerintah
untuk bertanggung jawab terhadap keamanan di fasilitas pelabuhan.
.
7.4 MELAPORKAN KEJADIAN KEAMANAN

Sesuai dengan ketetapan ISPS Code Bag. A paragraf 7 no 17.2, Perwira Keamanan Fasilitas
Pelabuhan harus melapor ke pihak berwenang yang kompeten dan menyusun laporan insiden
yang dapat membahayakan keamanan fasilitas.
 Pada peristiwa insiden keamanan (misalnya pelanggaran batas) PFSO dapat melapor ke
polisi sesegera mungkin
 Jika fasilitas tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dengan prosedur yang
ditetapkan pada rencana keamanan, PFSO harus melaporkan hal ini melalui telefon PSO
ke ruang Nakhoda dan Perwira Keamanan Pelabuhan (PSO)
 PSO akan berkonsultasi dengan agen pelaksana yang bertanggung jawab pada sejauh
mana aktivitas bongkar muat dapat dilanjutkan
 Jika hal ini berpengaruh pada aliran trafik, Pusat Perintah Penguncian (Lock Command
Center) akan diberi tahu.

7.5 PELAKSANAAN PROSEDUR KEAMANAN

Prosedur dan tindakan keamanan pada ketiga tingkat keamanan sesuai alinea 8.1 mengharuskan:

 Memastikan setiap kapal melaksanakan tugas keamanan


 Mengontrol akses ke kapal
 Mengontrol pemberangkatan manusia dan barang bawaannya
 Memonitor area tertutup untuk memastikan hanya orang yang berkepentingan yang bisa
masuk
 Memonitor wilayah dek dan wilayah sekitar kapal
 Mengawasi penanganan kargo dan persediaan kapal
 Memastikan alat komunikasi keamanan berfungsi baik
68
SATSDSD COURSE

BAB 8
PERSIAPAN DAN LATIHAN KEADAAN DARURAT

8.1 PELAKSANAAN PERENCANAAN TANGGAP DARURAT

ISPS Code menetapkan perlunya pelatihan untuk keamanan kapal pada Bagian A alinea 13, dan
menjelaskan petunjuk mengenai pelatihan tersebut pada Bagian B alinea 13.

Untuk pelaksanaan praktek pelatihan diperlukan:


 Prosedur, fungsi dan defisiensi peralatan
 Pengetahuan dan keterampilan peserta
 Masalah perintah, kontrol dan koordinasi
 Kerjasama dan pelaporan
 Aliran informasi dan jaringan

Menurut ISPS Code A-13.4 Latihan keamanan kapal harus dilaksanakan dalam interval waktu
yang sesuai untuk memastikan implementasi efektif SSP dan disesuaikan juga dengan tipe kapal,
pergantian personil kapal, pelabuhan yang dikunjungi, faktor lain yang mempengaruhi dan
petunjuk pada ISPS Code Bag. B

Menurut ISPS Code Bag. B, tujuan latihan adalah


 memastikan personil kapal memiliki kemampuan melakukan semua kewajiban keamanan
di semua tingkat keamanan.
 Mengidentifikasi kekurangan sehubungan dengan keamanan yang harus diatasi

Untuk mengimplementasikan SSp secara efektif, latihan harus dilaksanakan minimal sekali tiap
tiga bulan atau bila lebih dari 25% telah diganti. Latihan harus mencakup semua elemen rencana
pertahanan terhadap skenario ancaman keamanan yang tertera di paragraf B-8.9
 B-8.9.1 Perusakan kapal atau pelabuhan
 B-8.9.2 Pembajakan atau perampasan kapal atau orang di atasnya
 B-8.9.3 Penyusupan pada kargo, peralatan/sistem kapal yang penting atau
persediaan kapal
 B-8.9.4 Akses yang tidak berkepentingan, termasuk adanya penumpang gelap
 B-8.9.5 Penyelundupan peralatan atau senjata termasuk WMD
 B.8.9.6 Penggunaan kapal untuk membawa barang atau peralatan yang
menyebabkan insiden keamanan
 B-8.9.7 Penggunaan kapal itu sendiri sebagai senjata atau penyebab kerusakan
 B-8.9.8 Serangan dari sisi laut saat sandar atau lego jangkar
 B-8.9.9 Serangan di laut
69
SATSDSD COURSE

8.2 PELATIHAN KEAMANAN

8.2.1 LATIHAN KHUSUS (DRILL) UNTUK KEAMANAN KAPAL

Latihan khusus mempunyai karakteristik:


 Sering dilaksanakan
 Tidak memerlukan cakupan yang luas
 Bertujuan untuk mempertinggi kesiapan
 Biasanya hanya dilakukan dalam satu kelompok
 Sederhana, direncanakan dan dikontrol langsung
 Aktivitas sehari-hari, bersifat praktis, berbasis prosedur

Contoh: latihan memadamkan api, latihan menolong orang yang jatuh ke laut, latihan mengontrol
akses, latihan pencarian bom
Latihan khusus melatih elemen dari sistem respon darurat, berkisar dari yang sederhana hingga
rumit. Tujuan diadakan latihan khusus:
 Mempraktekkan keterampilan tangan
 Menguji peralatan
 Menguji prosedur
Latihan khusus terdiri dari 4 langkah: perencanaan, merumuskan instruksi, pelaksanaan latihan
dan pasca latihan

8.2.1.1 PERENCANAAN

 Kembangkan latihan (dapat melibatkan perencana lain tergantung cakupan latihan)


 Identifikasi dan susun daftar elemen (misalnya pencarian bom, evakuasi, pengumpulan,
dan pelapotan)
 Tentukan jika diperlukan evaluator, serta jumlahnya
 Pilih waktu dan tanggal latihan yang tepat
 Beritahu peserta

8.2.1.2 MERUMUSKAN INSTRUKSI

Instruksi dirumuskan tergantung pada cakupan latihan. Lembar intruksi dan evaluasi diberikan
pada evaluator (untuk latihan yang memerlukan evaluasi keterampilan). Lakukan juga observasi.

8.2.1.3 PELAKSANAAN LATIHAN

 Brifing semua peserta mengenai parameter latihan dan instruksi khusus yang harus diikuti
 Pastikan peserta memiliki pemahaman yang jelas
 Tentukan titik akhir latihan
70
SATSDSD COURSE

8.2.1.4 PASCA PELATIHAN

 Amankan penyimpanan
 Kumpulkan lembar evaluasi dan catatan
 Kumpulkan semua peserta untuk mendapatkan feedback dan mengetahui pemahaman
mereka
 Siapkan laporan kelompok untuk atasan dan dokumentasi, ikuti perencanaan dan prosedur
pengembangan sesuai rekomendasi.

Kesimpulan:
 Peserta harus sudah terlatih keterampilannya dan mengetahui hasil yang diharapkan
sebelum mengikuti latihan khusus
 Melalui perencanaan beri motivasi peserta bahwa mempunyai kesempatan sukses
 Pastikan aspek keselamatan dipenuhi

8.2.2 LATIHAN UMUM (EXERCISE) UNTUK KESELAMATAN KAPAL

ISPS Code menetapkan keperluan dan petunjuk latihan umum:


 A-13.5 CSO harus memastikan koordinasi dan implementasi SSP, dan harus
berpartisipasi pada latihan umum pada interval waktu tertentu
 B-13.5 Latihan umum dilaksanakan minimal satu kali dalam satu tahun kalender, dan
jarak antara dua latihan tidak boleh lebih dari 18 bulan

Latihan umum melibatkan pastisipasi: Perwira Keamanan Perusahaan, Perwira Keamanan


Pelabuhan, pihak berwenang dari negara yang terikat persetujuan, dan Perwira Keamanan Kapal
Latihan umum harus menguji komunikasi, koordinasi, ketersediaan sumber daya, dan respon
Latihan umum dapat dilaksanakan dalam bentuk:
 B-13.7.1 Skala penuh
 B-13.7.2 Simulasi atau seminar
 B-13.7.3 Digabungkan dengan pelaksanaan latihan lain, misalnya Search and
Rescue (SAR) atau respon darurat
 B-13.7.4 Partisipasi perusahaan pada latihan dengan negara yang terikat
persetujuan harus diketahui oleh administrasi pelabuhan

Karakteristik latihan umum adalah:


 Merupakan training yang komprehensif dan berskala besar
 Biasanya melibatkan 2 organisasi atau lebih
 Membutuhkan periode perencanaan yang lebih panjang
 Menggabungkan ex planning/control team (EPCT)
 Berbasis skenario
 Berupa praktek, seminar atau simulasi
71
SATSDSD COURSE
Contoh latihan umum adalah adanya penumpang gelap dan ancaman bom

Latihan umum diawali oleh suatu pertemuan yang membahas perencanaan:


 Menyediakan kesempatan untuk praktek atau mendiskusikan masalah respon darurat
 Biasanya memakan waktu lebih dari 2-3 jam
 Melibatkan diskusi forum terbuka dengan skenario yang ada
 Diskusi dipimpin oleh fasilitator yang memahami masalah
 Perencanaan dan pelaksanaan jadi lebih sederhana
 Dapat dilaksanakan di perusahaan bekerja sama dengan pelaksanaan latihan khusus kapal
di laut

Tujuan yang harus dicapai dari pertemuan ini:


 Pemahaman mengenai tugas yang ditetapkan dan perencanaan, baru atau hasil revisi,
kewajiban dan tanggung jawab
 Memelihara kesadaran mengenai perlunya perencanaan
 Meningkatkan kepercayaan pada perencanaan, dan aplikasinya pada situasi darurat
 Mengembangkan/memelihara hubungan kerja dengan organisasi respon darurat lain
 Mengidentifikasi perubahan, peninjauan ulang dan kekurangan untuk terus meng-update
dan mengembangkan perencanaan

Pengembangan latihan umum meliputi 4 bagian utama: perencanaan, merumuskan instruksi,


pelaksanaan latihan, wawancara setelah latihan

8.2.2.1 PERENCANAAN

Fasilitator harus:
 Memastikan perencaan terkini
 Mengidentifikasi tujuan latihan umum dan mendokumentasinya untuk referensi
mendatang

Fasilitator harus memilih skenario yang


 Paling mendekati tujuan
 Realistis
 Potensial untuk diperluas dengan masalah tambahan untuk para peserta
 Mengembangkan Daftar Peristiwa Nakhoda (Master Event List, MEL), dan tambahan
yang diperlukan
 Dapat membangkitkan jenis respon yang diperlukan

72
SATSDSD COURSE

8.2.2.2 MERUMUSKAN INSTRUKSI

Fasilitator harus menyiapkan narasi pembukaan pada sekenario dengan 1-2 tahap eskalasi:
 Menyediakan informasi yang harus diketahui mengenai kondisi darurat yang terjadi
 Menyertakan data kondisi cuaca, lokasi, aktivitas yang dilakukan saat darurat terjadi, dan
akibat kondisi darurat tersebut
 Jangan menguraikan respon terhadap kejadian itu

Pada tiap tahap eskalasi peserta mendapatkan informasi baru dan 4-6 pertanyaan mengenai jenis
respon yang harus dilakukan serta bimbingan diskusi mengenai masalah dan respon
Pada tiap eskalasi, seharusnya:
 Tidak membuat peserta kewalahan
 Menggambarkan peserta melalui rangkaian kejadian yang terjadi selama latihan

Eskalasi 1 menilai aktivitas respon misalnya terhadap insiden, sumber yang dibutuhkan, akses ke
tempat atau rencana khusus yang diaktifkan. Pada eskalasi 2, peserta mempelajari lebih jauh
respon untuk mengingat pengaruh jangka panjang dan cara mengatasi masalah

8.2.2.3 PELAKSANAAN LATIHAN

 Tempat latihan untuk menempatkan setting untuk peserta dan material


 Fasilitator harus mempunyai semua kertas latihan yang diperlukan
 Setiap tahap dibicarakan dan didiskusikan terpisah
 Peserta mempelajari kejadian dan mendiskusikan responnya
 Fasilitator mendorong peserta untuk: mengacu pada rencana dan mengevaluasi bahaya
dan pengaruh potensial dari kejadian tersebut
 Fasilitator mengakhiri sesi dengan: merekap pelajaran yang diambil,
mendokumentasikannya bagi team perencana untuk aksi lebih jauh, dan menyimpan
daftar hadir untuk dokumentasi

8.2.2.4 WAWANCARA SETELAH PELATIHAN

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan komentar dan rekomendasi untuk:


 Tujuan, cakupan, dan pencapaian latihan
 Pelaksanaan / manajemen latihan
 Kekurangan rencana
 Kemampuan peserta

73
SATSDSD COURSE

BAB 9
ADMINISTRASI KEAMANAN

9.1 DOKUMENTASI DAN PENCATATAN


Rencana Keamanan Kapal harus mencantumkan pentingnya menyimpan dokumentasi yang
berhubungan dengan keamanan serta prosedurnya. Setidaknya dokumentasi tersebut
mendokumentasikan aktivitas yang dilaksanakan di kapal antara lain:

 Training, Latihan Khusus dan Latihan Umum


 Ancaman keamanan dan insiden keamanan
 Aktivitas mencurigakan dan pelanggaran keamanan
 Perubahan tingkat keamanan
 Komunikasi yang berhubungan dengan telepon ancaman tertentu terhadap kapal, fasilitas
pelabuhan, dan pelabuhan
 Audit dan peninjauan internal terhadap aktivitas keamanan
 Peninjauan berkala Penilaian Keamanan Kapal
 Peninjauan berkala Rencana Keamanan Kapal
 Implementasi amandemen pada Rencana Keamanan Kapal
 Perawatanm, kalibrasi, dan pengujian peralatan keamanan, termasuk pengujian Sistem
Peringatan Keamanan Kapal
 Meng-update Dokumentasi Sinopsis Kontinyu

Dokumentasi harus dibuat dalam bahasa kerja kapal, dan juga dalam Bahasa Inggris,
Perancis, atau Spanyol jika bahasa kerja di kapal tersebut bukan salah satu dari ketiga bahasa
tersebut. Dokumentasi keamanan bersifat sensitif dan rahasia.

Semua dokumentasi tersebut harus dilindungi dari kebocoran atau akses yang tidak
berkepentingan. Jika dibuat dalam format elektronik, dokumentasi tersebut harus dilindungi
dengan prosedur yang mencegah penghapusan, pengrusakan, atau perubahan oleh orang yang
tidak berkepentingan.

Dokumentasi keamanan harus dapat diakses oleh pihak berwenang pelabuhan untuk
inspeksi, bila diperlukan, untuk memperlihatkan bahwa Rencana Keamanan Kapal telah disetujui
dan diaplikasikan.

74
SATSDSD COURSE

DAFTAR PUSTAKA

- Ship Security Officer, www.cme.net.my

- ISPS Code

- STCW 2010, Manila Convention

- Port Security, www.portofamsterdam.com

- Maritime Security Awareness, U. S. Department of Transportation Maritime

Administration

- STCW Manila/2010 dan Implementasinya, Capt. Yan Risuandi, M.Sc.

75

Anda mungkin juga menyukai