BAB 1
PENDAHULUAN
Security Awareness Training adalah pelatihan yang bertujuan untuk membina kesadaran
orang-orang yang bekerja di bidang maritim atas pengamanan kapal dan muatannya. Pelatihan
ini didasarkan pada peraturan dalam negeri, konvensi internasional, dan peraturan lain.
Personil yang menerima pelatihan ini harus merasakan realitas masalah keamanan saat ini,
yang meliputi pembajakan, terorisme, penyelundupan, pencurian kargo, dan kerusakan
jaminan. Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan setiap personil di kapal dan pelabuhan
mampu mengidentifikasi, mencegah, atau mengurangi ancaman keamanan melalui
perencanaan yang tepat, persiapan, dan koordinasi dengan berbagai pihak.
Pada tanggal 21-25 Juni 2010 diadakan konvensi mengenai STCW 1978, terjadi
perubahan besar yang kemudian dikenal dengan amandemen 2010 atau amandemen Manila
yang akan diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2012.
1. 1 januari 2017 tidak diterima lagi sertifikat yang diterbitkan berdasar ketentuan
sebelumnya
1
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
2. 1 januari 2013 pelaporan kepada sekjen IMO tentang implementasi STCW 2010
dan STCW kodanya
3. 1 Juli 2013 seluruh program pendidikan wajib berdasarkan STCW 2010 ( tidak
ada lagi program diklat berdasar STCW 1995 yang dilaksanakan)
b. Isi STCW 1978 Amandemen 2010 yang berhubungan dengan Security Awareness
1. Reg VI/5 Ship Security Officer (SSO) Sesuai Dengan Tabel A-VI/5
2. Reg VI/6-1 semua pelaut wajib memiliki sertifikat Security Awareness sesuai tabel A-
VI/6-1
3. Reg VI/6-2 Pelaut yang ditunjuk untuk tugas keamanan atau security duties sesuai
tabel A-VI/6-2
Catatan:
2
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
3
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Menyerang kapal atau pesawat lain di lautan, atau menyerang orang atau properti di di
atas kapal.
Menyerang kapal, pesawat, atau properti di suatu tempat di luar yurisdiksi suatu negara.
Keterlibatan atau tindakan partisipasi pada operasi kapal atau pesawat yang
mensukseskan pembajakan kapal atau pesawat.
4
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Peristiwa ini mengakibatkan banyak kerugian, antara lain:
Kerugian materi.
Terganggunya perdagangan.
Meningkatnya biaya operasi (asuransi dan gaji lebih besar).
Membahayakan kru.
Membahayakan pada navigasi.
Dari gambar terlihat beberapa daerah dengan resiko tinggi pembajakan di antaranya, bagian
timur Amerika Latin, bagian barat dan timur Afrika, India, Semenanjung Malaya, Indonesia
dan Laut Cina Selatan.
Pembajakan yang terjadi memiliki karakteristik yang tertentu. Berikut adalah beberapa
karakteristik pembajakan:
a. Type Asia:
Kapal dinaiki untuk mendapatkan uang tunai dan barang berharga.
Sedikit penggunaan kekerasan.
Beroperasi di kapal kecil, dekat kepulauan, dimana kapal diharuskan untuk
menurunkan kecepatan.
Biasanya dilakukan secara acak.
5
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Target adalah uang tunai, muatan, benda milik awak kapal, dan peralatan (nilai
kerugian total yang lebih tinggi).
e. Kapal Hantu:
Kapal dinaiki untuk diambil “segalanya”.
Terjadi kekerasan tingkat tinggi (pembunuhan inklusif).
Sindikat terorganisir untuk memfasilitasi penipuan muatan.
Direncanakan dan diatur dengan baik.
Beberapa kasus: MV Tenyu, MV Cheung Son, MV Petro Ranger, MV Alondra
Rainbow.
Suatu metode untuk mencegah dan mengantisipasi pembajakan, dikenal dengan ShipLoc.
ShipLoc bekerja dengan dua mode:
6
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Mode krisis diawali dengan aktivasi tombol darurat, kemudian laporan langsung
dikirim ke pemilik kapal, IMB, dan pihak berwajib atau berkompeten di darat. Data
dapat diakses pada Website ShipLoc atau dengan menggunakan software khusus.
Kru kapal dapat lebih siap menerima serangan yang ditujukan pada kapalnya bila mengetahui
karakteristik pembajakan yang biasa terjadi.
Berikut adalah beberapa karakteristik yang perlu diketahui oleh kru kapal:
Pembajakan lebih sering terjadi di perairan teritorial dibanding perairan internasional, dan
dapat terjadi saat kapal di pelabuhan, lego jangkar atau saat kapal jalan.
Kapal dinaiki di malam hari menggunakan kapal kecil, perahu, atau kapal cepat/speed
boat.
Menaiki kapal melalui area buritan atau haluan menggunakan kait jepitan besi, bambu
dengan kait, atau tali jaring.
Mencuri segala sesuatu yang ditemukan: muatan, peralatan/perlengkapan kapal, tali-tali,
barang-barang di gudang, dan barang berharga milik kru.
Target utama: kamar nakhoda, barang berharga milik kapal.
Tidak selalu membawa senjata api, sebagian besar membawa pisau atau parang besar.
Terjadi bila kelompok perompak mengetahui informasi mengenai muatan yang berharga.
Pihak berwenang tidak selalu ada di setiap tempat, sebuah kapal perlu memiliki kemampuan
untuk mempertahankan diri sendiri saat kapal tersebut mengalami pembajakan, adapun
langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam mewaspadai terjadinya pembajakan secara
umum adalah sebagai berikut:
Menempatkan lebih banyak pengintai saat melewati area yang rawan pembajakan.
7
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Menyalakan penerangan dek dan air, untuk mengawasi bila ada kapal kecil yang
mendekat.
Mengawasi kru, khususnya kru baru, yang bertugas sementara.
Memasang sistem penjagaan, seperti ShipLoc, atau sistem pengamanan khusus.
Semua kru wajib memahami langkah-langkah baik dalam rangka mewaspadai maupun
mempertahankan diri saat terjadi serangan, seperti hal-hal berikut ini:
Saat ini sudah ada Pusat Pembajakan Regional yang didirikan di Kuala Lumpur. Organisasi
ini didukung oleh IMO dan INMARSAT, sebagai pusat anti pembajakan dan bekerja sama
dengan pihak berwenang dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Organisasi ini
memberitakan laporan pembajakan dan perompakan bersenjata secara reguler, juga
menyiarkan pesan peringatan ke kapal menggunakan layanan keamanan NET & NAVTEX.
1.3.2 TERORISME
8
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Seorang teroris biasanya memiliki profil sebagai berikut:
IQ di atas rata-rata.
Keyakinan ideologi yang kuat.
Sedikit perhatian pada hidupnya, karir, bahkan keluarganya.
Menyimpan kebencian dan melakukan kekerasan untuk mencapai tujuannya.
Bersikap low profile dan bekerja diam-diam.
Teroris biasanya bekerja dalam suatu organisasi. Organisasi yang menggunakan terorisme
sebagai jalan untuk mencapai tujuan memiliki karakteristik:
Beberapa tindakan teroris antara lain, pengeboman (bunuh diri), pembakaran rumah,
penculikan, pembajakan, penyergapan, pembantaian, serangan bersenjata, dan barikade.
Beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi terorisme, antara lain:
Penyelundupan narkoba telah menjadi salah satu ancaman terbesar bagi masyarakat umum di
masa modern. Sebagian besar penyelundupan dan perdagangan narkoba dilakukan dengan
kapal. Kesempatan terbuka dengan besarnya volume pelayaran antara negara produsen dan
konsumen.
9
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Berikut ini adalah peta penyebaran daerah yang rawan penyelundupan narkoba:
Sebuah kapal mudah untuk dimanfaatkan sebagai sarana penyelundupan narkoba, antara lain:
Narkoba diselundupkan ke atas kapal karena lamanya waktu delay pemberangkatan kapal
dan waktu proses penanganan muatan.
Pemilik dan operator kapal menghadapi ancaman denda dan penalti karena penyelundupan,
walaupun tidak tahu menahu mengenai hal tersebut.
Kemungkinan melibatkan salah satu kru dari kapal.
Terjadinya penyelundupan narkoba pada kapal tempat bekerja tentu suatu hal yang sangat
tidak menyenangkan. Bagaimanapun ada beberapa hal penting dilakukan bila di kapal
ditemukan narkoba:
10
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Penumpang gelap didefinisikan sebagai orang yang dirahasiakan berada di sebuah kapal, atau
di dalam kargo yang dimuat di kapal, tanpa diketahui oleh pemilik kapal atau nakhoda atau
orang yang bertanggung jawab lainnya, dan baru diketahui berada di kapal setelah kapal
meninggalkan pelabuhan, atau di dalam kargo saat dibuka di pelabuhan tujuan, dan
dilaporkan sebagai penumpang gelap oleh nakhoda pada pihak berwenang.
Sedangkan pengungsi didefinisikan sebagai orang yang karena rasa takut untuk dianiaya atas
alasan ras, agama, nasionalisme, keanggotaan kelompok sosial tertentu atau pendirian politik,
berada di luar negaranya, dan tidak dapat, atau takut, mencari perlindungan di negaranya.
11
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Penumpang gelap yang berada di kapal merupakan masalah serius. Sebuah kapal di setiap
pelabuhan pada hakekatnya mudah disusupi penumpang gelap. Kemungkinan kru
menemukan penumpang gelap jauh lebih besar dibandingkan dengan kemungkinan
menemukan selundupan narkoba atau mengalami serangan pembajakan. Sementara resikonya
sama dengan berhadapan dengan pembajak, karena penumpang gelap adalah orang yang
bukan kru kapal. Penumpang gelap yang “numpang” di kapal untuk waktu yang lama dapat
putus asa dan mendorongnya untuk melakukan tindakan yang menempatkan diri mereka
sendiri dan kru pada bahaya.
Awak kru perlu melakukan tindakan untuk mencegah kehadiran penumpang gelap. Berikut
adalah beberapa tindakan yang dapat dilakukan:
Selalu mengawasi semua sisi kapal dari kedatangan kapal kecil atau bahkan orang yang
berenang menuju kapal.
Akses ke kapal harus dibatasi hanya melalui jalan masuk.
Jika mempekerjakan seorang pengawas lokal, pada saat melakukan tugas pengecekan
petugas lokal harus dibawa.
Di malam hari jalan masuk harus diangkat dan area sekeliling kapal harus diterangi.
Jumlah orang yang datang ke kapal harus diketahui.
Pintu ruang-ruang akomodasi harus dikunci atau dijaga selama kapal berada di pelabuhan.
Loker penyimpanan, ruang mesin, ruang muatan, dan ruangan-ruangan lain harus dikunci
atau disegel.
12
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Tidak ada tali atau tangga yang ditinggal tergantung di sisi kapal.
Rat Guard (penangkal tikus masuk) harus dipasang pada semua tali tambat.
Tutup pipa hawse harus berada di tempatnya.
Walaupun usaha pencegahan naiknya penumpang gelap telah dilakukan, bukan mustahil
masih ada penumpang gelap yang berhasil berada di kapal, dan baru diketahui saat kapal
sudah meninggalkan pelabuhan.
Berikut adalah beberapa tindakan yang perlu dilakukan bila ditemukan penumpang gelap saat
kapal sudah berlayar:
Beritahu perusahaan, Klub Protection and Indemnity (P & I), dan agen di pelabuhan
terakhir dan berikutnya melalui telepon
Perwakilan Klub P&I akan mendatangi kapal saat kedatangan untuk mendapatkan
pernyataan dan dokumentasi yang diperlukan
Kedutaan atau konsulat yang bersangkutan akan mengidentifikasi penumpang gelap untuk
menyusun dokumentasi perjalanan darurat
Perwakilan P&I akan menyusun dokumentasi perjalanan dan tiket untuk pemulangan
penumpang gelap
Pencurian yang paling sering terjadi di fasilitas pelabuhan atau di atas kapal adalah pencurian
muatan/kargo. Pencurian kargo meliputi:
13
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Sistem pengamanan untuk mencegah pencurian kargo meliputi pengamanan fisik dan
pengamanan operasional
Pengamanan fisik dipasang di fasilitas pelabuhan dan kapal seperti pagar, peralatan
pendeteksi gangguan, sistem pengawasan, penerangan, kunci, alarm, dan sebagainya.
Pengamanan operasional meliputi prosedural dan proses seperti dokumentasi, penanganan
dan kontrol, pengontrolan akses, sistem identifikasi personal, prosedur kontrol dan
monitoring pengunjung, inspeksi kontainer, pengontrolan trafik, dan aktivitas pencegahan
kejahatan dan penegakan hukum
Pengrusakan kapal terjadi bila muncul api, ledakan, atau serangan yang menghasilkan
kerusakan kapal atau fasilitasnya. Walaupun terjadinya kerusakan seringkali tidak terduga,
kerugiannya tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu usaha pencegahan untuk meminimalkan
kejadian ini perlu dilakukan.
14
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
BAB 2
KEBIJAKAN KEAMANAN MARITIM
Setelah insiden 11 September, Sekretaris Jendral IMO berinisiatif untuk meninjau aturan IMO
yang ada, yang bertujuan untuk:
mencegah dan menekan aksi terorisme terhadap kapal di laut dan di pelabuhan
meningkatkan keamanan di atas kapal dan di darat
memerangi tindakan kekerasan dan kejahatan di laut
2.1.1 IMO
Selama Konferensi Diplomatik Keamanan Maritim diadakan di London pada Desember 2002,
IMO mengadopsi ketetapan baru dari Konvensi Internasional untuk Keamanan Hidup di Laut
tahun 1974 dan ISPS CODE untuk memperbaharui keamanan maritim. Keamanan maritim
meliputi keamanan di kapal, pelabuhan dan perdagangan laut.
15
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Pengenalan Continous Synopsis Record (CSR), Terdapat pada Bab XI-1 Reg. 5
Bendera kapal dan tanggal pendaftaran
Nomer ID Kapal (Reg. 3)
Nama kapal dan pelabuhan saat pendaftaran
Pemilik kapal yang terdaftar dan alamatnya
Nama penyewa dan alamatnya
Nama Perusahaan Manajemen Keselamatan dan alamatnya
Nama biro klasifikasi untuk melakukan pengklasifikasian kapal
Nama badan yang mengeluarkan ISM Code Document of Compliance
Nama badan yang mengeluarkan Sertifikat Manajemen Keselamatan ISM Code
Nama badan yang mengeluarkan Sertifikat Keamanan Kapal Internasional
Tanggal kapal melakukan pendaftaran, berikut negaranya
Menggunakan bahasa Inggris, Perancis atau Spanyol
Status kapal sekarang tanpa memperhatikan perubahan bendera kapal, pemilik
atau penyewa
Harus diperbarui maksimal 3 bulan dari waktu perubahan
Dapat diinspeksi setiap saat
Apabila terjadi perubahan bendera kapal, perusahaan harus melaporkan negara
bendera yang sekarang, sehingga salinan CSR dapat dikirim ke negara bendera
tersebut
Penomoran Bab XI menjadi XI-1 mengenai Keselamatan Maritim
Bab baru pada SOLAS yaitu XI-2 mengenai Keamanan Maritim
Reg. 2 – Penerapan
Kapal yang melakukan pelayaran internasional termasuk:
• Kapal penumpang termasuk yang kapal penumpang dengan kecepatan tinggi
16
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
17
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Mentransmisikan peringatan keamanan dari kapal ke darat, dalam hal ini pihak
berwenang, untuk mengidentifikasi lokasi kapal dan kemungkinan ancaman
keamanan yang dihadapinya
Peringatan ini tidak dikirim ke kapal lain
Tidak menghidupkan alarm di atas kapal
Berlanjut hingga sistem dimatikan
Harus dapat diaktivasi dari anjungan dan minimal satu lokasi lain
Harus sesuai dengan standar kerja IMO
Harus memiliki titik aktivasi yang dirancang sedemikian rupa untuk mencegah
aktivasi yang tidak di sengaja
Dapat menggunakan peralatan komunikasi yang sudah terpasang
Ketentuan tambahan:
Ketika tindakan pengontrolan dilakukan, Pemerintah yang terikat persetujuan
harus memberitahukan pihak yang menerbitkan Sertifikat Keamanan Kapal
Jika sebuah kapal ditolak masuk, atau diusir, maka pelabuhan berikutnya yang
dituju harus diberitahu mengenai fakta-fakta yang diperlukan
Penolakan untuk masuk atau pengusiran hanya dikenakan bila ada bukti kuat
untuk meyakini bahwa kapal tersebut menimbulkan ancaman langsung terhadap
keamanan
Negara yang Terikat Persetujuan wajib, paling lambat 1 Juli 2004, menyampaikan
kepada IMO:
Rincian Organisasi Keamanan yang Diakui (Recognized Security Organization,
RSO) yang berwenang untuk bertindak atas nama mereka
Daftar pelabuhan dengan Rencana Keamanan Pelabuhan disetujui
Daftar ini dapat:
– Diperbarui bila lokasi pelabuhan berubah
– Diperbarui bila pelabuhan dihapus
– Diperbarui bila ada pelabuhan yang ditambahkan
– Sepenuhnya direvisi setiap 5 tahun
Merupakan kumpulan aturan Keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan yang berlaku
internasional. Ketentuan mengenai fasilitas pelabuhan hanya mengatur hal yang berkaitan
dengan hubungan antara kapal dan pelabuhan. ISPS Code tidak memberikan petunjuk
mengenai respon terhadap serangan yang sebenarnya atau perbaikan setelah serangan. Aturan
ini hanya mengenalkan tanggung jawab tambahan yang harus dilakukan oleh industri
pelayaran dan pelabuhan serta Otoritas Nasional dan Lokal.
20
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Bagian A ISPS Code berlaku untuk kapal di pelayaran internasional:
ISPS Code TIDAK berlaku untuk: Kapal perang, alat bantu kapal, dan kapal yang dimiliki
oleh Negara yang Terikat Persetujuan yang digunakan untuk layanan pemerintah non-
komersial.
Faktor yang harus dipertimbangkan ketika menetapkan tingkat keamanan antara lain:
Deklarasi keamanan adalah memenuhi persyaratan keamanan antara kapal dan pelabuhan
serta tanggung jawabnya. Negara yang terikat persetujuan harus menentukan kapan Deklarasi
Keamanan (DoS) diperlukan untuk menilai resiko hubungan kapal dan pelabuhan.
Sebuah kapal wajib untuk bertindak sesuai tingkat keamanan yang ditetapkan oleh Negara
yang Terikat Persetujuan
Bila Keamanan Kapal berada pada tingkat 1, kegiatan yang harus dilakukan adalah:
Memastikan kinerja semua petugas keamanan kapal
22
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Pada tingkat keamanan 2, tindakan perlindungan tambahan yang ditetapkan dalam rencana
keamanan kapal harus dilaksanakan untuk setiap aktivitas yang dilakukan di tingkat 1.
Pada tingkat keamanan 3, Upaya perlindungan lebih spesifik yang ditetapkan dalam rencana
keamanan kapal harus dilaksanakan untuk setiap aktivitas yang dilakukan di tingkat 1
Sebuah kapal harus mengkonfirmasi penerimaan instruksi untuk Tingkat Keamanan 2 dan 3
Sebuah kapal wajib memberitahukan pelabuhan jika di Tingkat Keamanannya lebih tinggi
dibanding pelabuhan. Kapal harus menjaga kewaspadaan dan mengatasi masalah keamanan
Pihak Pemerintah memberi saran tindakan yang diperlukan oleh kapal untuk tingkat
keamanan yang ditetapkan.
Penilaian Keamanan Kapal adalah bagian penting dan integral dari rencana keamanan kapal.
CSO harus memastikan penilaian keamanan kapal dilakukan dengan personil terlatih yang
sesuai. Seorang RSO dapat melaksanakan penilaian keamanan kapal. Penilaian Keamanan
Kapal harus mencakup survei keamanan langsung dan setidaknya:
Penilaian Keamanan Kapal harus: didokumentasikan, ditinjau, diterima dan disimpan oleh
perusahaan
23
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
2.1.3.6 RENCANA KEAMANAN KAPAL
Rencana yang telah disetujui harus dilaksanakan. Seorang RSO dapat terlibat dalam persiapan
peninjauan dan persetujuan OR, tetapi tidak keduanya. Rencana ini harus sesuai dengan Bag.
B. Penulisannnya dalam bahasa kerja kapal dan diterjemahkan ke Bahasa Inggris, Perancis,
atau Spanyol jika diperlukan.
Auditor Internal harus independen dari aktivitas yang diaudit. Rencana dalam format
elektronik harus dilindungi untuk mencegah: penghapusan, pengrusakan dan pengubahan oleh
orang yang tidak berkepentingan. Rencananya harus dilindungi dari akses atau pengungkapan
oleh pihak yang tidak berkepentingan. Rencana Keamanan Kapal BUKAN subjek
pemeriksaan oleh Negara yang Terikat Persetujuan kecuali bukti kuat untuk meyakini
pelanggaran kapal.
2.1.3.7 DOKUMENTASI
Perusahaan pelayaran harus menunjuk seorang CSO. Sebuah perusahaan dapat menunjuk
lebih dari satu CSO asalkan jelas pada kapal mana tanggung jawab setiap CSO.
25
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
CSO & personil darat yang terkait harus memiliki pengetahuan & menerima training. SSO
juga harus memiliki pengetahuan & menerima training. Personel kapal dengan tugas
keamanan khusus harus memahami tugas mereka dan memiliki pengetahuan yang cukup serta
kemampuan untuk melakukan tugas mereka. Latihan khusus harus dilakukan dengan interval
yang sesuai. CSO harus memastikan koordinasi yang efektif dari rencana keamanan kapal
dengan berpartisipasi dalam latihan umum.
Keamanan pada fasilitas pelabuhan diperlukan untuk bertindak sesuai tingkat keamanan yang
ditetapkan Negara yang terikat persetujuan. Tindakan keamanan harus dilaksanakan untuk
meminimalkan gangguan dan penundaan
Tindakan protektif lebih jauh yang dicantumkan pada Rencana keamanan fasilitas
pelabuhan harus diimplementasikan untuk setiap rincian bagian pada tingkat 1
Menanggapi & mengimplementasikan instruksi keamanan dari Negara yang terikat
persetujuan
Jika PSO diberitahu bahwa kapal mengalami kesulitan memenuhi tingkat keamanan yang
ditetapkan maka PSO & SSO harus bekerja sama & mengkoordinasikan tindakan yang
tepat.Ketika kapal berada pada tingkat keamanan yang lebih tinggi dari pelabuhan maka PSO
wajib melaporkan kepada pejabat yang berwenang.
Rencana keamanan fasilitas pelabuhan harus memuat ketentuan untuk 3 tingkat keamanan.
Rencana ini disusun dalam bahasa kerja pelabuhan oleh RSO dan harus disetujui oleh Negara
yang terikat persetujuan.
Suatu rencana harus terdiri atas:
Rancangan tindakan untuk mencegah senjata & zat berbahaya yang tidak sah
dimasukkan ke pelabuhan atau ke kapal
Rancangan tindakan untuk mencegah pihak yang tidak berkepentingan mengakses
fasilitas pelabuhan, kapal di pelabuhan, dan area tertutup di pelabuhan
Prosedur untuk menanggapi ancaman atau pelanggaran keamanan
Prosedur untuk menanggapi instruksi keamanan dari negara yang terikat persetujuan
Prosedur evakuasi dalam kasus ancaman atau pelanggaran keamanan
27
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Seorang perwira keamanan fasilitas pelabuhan harus diugaskan di setiap fasilitas pelabuhan.
Seorang perwira dapat bertugas untuk lebih dari satu fasilitas pelabuhan. Tugas & tanggung
jawabnya meliputi:
Melaksanakan survei keamanan komprehensif awal yang sesuai dengan penilaian
fasilitas pelabuhan
Memastikan pengembangan dan pelaksanaan rencana keamanan fasilitas pelabuhan
Melakukan pemeriksaan keamanan rutin untuk memastikan kelanjutan pelaksanaan
tindakan keamanan yang tepat
Merekomendasikan dan mengimplementasikan modifikasi PFSP untuk memperbaiki
kekurangan dan acuan perubahan
Meningkatkan kesadaran keamanan
Memastikan pelatihan yang memadai
Mengkoordinasikan pelaksanaan PFSP dengan CSO dan SSO yang terkait
Melaporkan dan menyimpan dokumentasi kejadian yang berhubungan dengan keamanan
Berkoordinasi dengan petugas keamanan
Memastikan standar untuk personil yang bertanggung jawab atas keamanan terpenuhi
Memastikan peralatan keamanan digunakan, diuji, dikalibrasi dan dirawat dengan benar
Membantu SSO menkonfirmasi identitas orang yang hendak naik ke kapal
28
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
2.1.3.14 TRAINING, LATIHAN KHUSUS DAN LATIHAN UMUM UNTUK
KEAMANAN FASILITAS PELABUHAN
PFSO dan personil yang terkait harus memiliki pengetahuan & menerima training. Personil
yang memiliki tugas khusus harus memahami tugas dan tanggung jawab, serta kemampuan
untuk melakukan tugas mereka.
Latihan khusus harus dilakukan dengan interval yang cukup dengan mempertimbangkan:
jenis fasilitas, pergantian personel, jenis kapal dilayani dan keadaan lain yang relevan. PFSO
harus berpartisipasi dalam latihan ini.
Setiap kapal merupakan sasaran verifikasi awal, verifikasi lanjutan, verifikasi menengah dan
verifikasi tambahan yang ditentukan oleh pihak berwenang. Verifikasi harus silaksanakan
oleh pertugas yang berwenang atau RSO. Setelah verifikasi sistem dan peralatan keamanan
harus dirawat untuk keperluan konfirmasi. Tidak mengubah sistem dan peralatan tanpa
persetujuan pihak berwenang. Sertifikat Keamanan Kapal Internasional (International Ship
Security Certificate, ISSC) harus diterbitkan setelah verifikasi awal atau pembaruan oleh
pihak berwenang. Sertifikat jadi tidak berlaku bila:
Verifikasi terkait tidak diselesaikan dalam waktu tertentu
Sertifikat tidak didukung dengan validasi
Perusahaan baru mengambil alih kepemilikan kapal
Negara bendera kapal dialihkan
Jika kapal dialihkan negara benderanya – Negara asal harus memberikan informasi yang
relevan mengenai laporan sertifikat dan validasi ke negara baru. Untuk pengambilalihan kapal
oleh perusahaan baru - perusahaan asal harus memberikan informasi yang relevan mengenai
sertifikat dan verifikasi ke perusahaan baru.
29
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Sertifikat sementara dapat diterbitkan oleh Pihak berwenang atau RSO, berlaku untuk
maksimal 6 bulan atau sampai sertifikat asli diterbitkan dan tidak dapat diperpanjang.
Sebuah Negara yang Terikat Persetujuan tidak boleh menerbitkan Sertifikat sementara
berturut-turut jika meyakini bertujuan untuk menghindari persyaratan pada Code. Sebuah
Negara yang Terikat Persetujuan dapat memastikan persyaratan mengenai CSO dan personil
di atas kapal telah dipenuhi sebelum menerima Sertifikat sementara.
Pasal 116 UU 17 Tahun 2008 tentang keselamatan dan keamanan pelayaran yang meliputi:
Keselamatan dan keamanan angkutan di perairan
Keselamatan dan keamanan angkutan di pelabuhan
Perlindungan terhadap lingkungan pelayaran
Penyelenggaraan keselamatan dan keamanan pelayaran yang dilaksanakan oleh
pemerintah
2.3 DEFINISI
Ship Security Plan merupakan dokumen tertulis yang dikembangkan untuk memastikan
tindakan tersebut dilaksanakan atau diaplikasikan di atas kapal untuk melindungi orang
yang berada diatas kapal, muatan, dan kapal dari resiko insiden keamanan
Company Security Officer (CSO) merupakan orang yang ditunjuk oleh pemilik atau
operator kapal yang bertanggung jawab untuk menyiapkan penilaian keamanan kapal dan
untuk mengembangkan, menjaga dan mengimplementasikan rencana keamanan kapal
yang disetujui
30
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Ship Security Officer (SSO) merupakan orang di atas kapal yang bertanggung jawab
kepada nahkoda mengenai keamanan kapal dan bertanggung jawab pada pelaksanaan
rencana keamanan kapal dan berkoordinasi mengenai aktivitas keamanan dengan CSO
dan PFSO
Port Facility merupakan lokasi dimana kapal atau fasilitas pelabuhan bekerja sama,
termasuk wilayah untuk labuh jangkar, tempat sandar kapal untuk menunggu dan jalur
pemberangkatan yang sesuai
Ship / Port Interface merupakan aktifitas yang dilakukan di atas kapal dan di fasilitas
pelabuhan dimana kapal berada ketika orang, barang dan muatan dipindahkan dari atau
ke kapal
Ship to Ship Activity merupakan aktivitas yang tidak ada hubungannya dengan fasilitas
pelabuhan yang melibatkan pemindahan barang, orang dari satu kapal ke kapal lainnya
Port Facility Security Officer (PFSO) merupakan orang di fasilitas pelabuhan yang
bertanggung jawab terhadap pengembangan, pelaksanaan dan pemeliharaan rencana
keamanan fasilitas pelabuhan dan berkoordinasi mengenai aktivitas keamanan dengan
SSO dan CSO
Designated Authority merupakan organsasi atau pihak berwenang pemerintah di
pelabuhan yang bertanggung jawab terhadap fasilitas pelabuhan dan hubungan fasilitas
pelabuhan dengan kapal
Recognized Security Organization merupakan organisasi dengan pengetahuan dan
keahlian yang memadai dalam bidang keamanan dan/atau pengoperasian kapal dan
pelabuhan, yang ditunjuk untuk melaksanakan penilaian keamanan atau verifikasi,
persetujuan atau kegiatan sertifikasi
Declaration of Security (DOS) merupakan perjanjian antara SSO dan PFSO untuk
memastikan masalah keamanan diatasi dengan baik, dan tindakan keamanan diambil dan
dilaksanakan selama kapal berada di fasilitas pelabuhan
Security Incidents merupakan aksi atau kondisi mencurigakan yang mengancam
keamanan kapal, fasilitas pelabuhan, hubungan kapal dengan pelabuhan atau aktivitas
antar kapal
Security Level digunakan untuk mengukur resiko adanya insiden keamanan yang sedang
diupayakan atau akan terjadi
Security Level 1 merupakan tingkat ancaman keamanan dimana memerlukan tindakan
keamanan protektif minimum yang harus dijaga setiap saat. Contohnya: kondisi normal,
tindakan keamanan harian
Security Level 2 merupakan tingkat ancaman keamanan dengan risiko lebih tinggi
terhadap ancaman keamanan atau tindakan pelanggaran hukum yang terjadi di pelabuhan
fasilitas pelabuhan atau kapal. Pada tingkat keamanan ini, informasi intelejen
mengindikasikan bahwa teroris mungkin aktif di area tertentu atau mengincar target
tertentu. Tingkat ancaman ini mengindikasikan bidang industri tertentu berada dalam
bahaya, tapi tidak ada target khusus yang diketahui. Tindakan perlindungan tambahan
perlu dilakukan untuk jangka waktu tertentu
Security Level 3 merupakan tingkat ancaman keamanan dimana resiko insiden
keamanan atau tindakan melanggar hukum yang terjadi di pelabuhan, fasilitas pelabuhan
atau kapal kemungkinannya tinggi atau sudah dekat. Informasi intelejen mengindikasikan
31
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
bahwa teroris telah memilih target spesifik walaupun tidak dapat mengidentifikasi target
tersebut. Tindakan perlindungan tambahan harus dilakukan untuk jangka waktu
Peserta pelatihan harus memahami bahwa informasi dan komunikasi tertentu dianggap
sensitif terhadap keamanan, dan bahwa tingkat sensitivitas bisa berubah, seperti halnya
tingkat keamanan 1, 2, dan 3. Percakapan yang tampak ringan dapat mengakibatkan
konsekuensi kerusakan dan semua personil harus menghargai risiko kebocoran keamanan
melalui komunikasi dengan metode yang tidak tepat atau ke orang yang salah.
32
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
BAB 3
TANGGUNG JAWAB KEAMANAN
Negara yang terikat persetujuan adalah negara yang telah melakukan perjanjian dengan IMO
untuk mengimplementasikan Konvensi Safety Of Life At Sea (SOLAS) tahun 1974. Bagian
ini menjelaskan tanggung jawab negara-negara yang terikat persetujuan untuk mematuhi
SOLAS bab XI-2 dan ISPS Code. Sesuai dengan ketetapan regulasi XI-2/3 dan XI-2/7,
Negara yang terikat persetujuan harus menerapkan tingkat keamanan dan menyiapkan
petunjuk untuk perlindungan terhadap insiden keamanan.
Tingkat keamanan yang lebih tinggi mengindikasikan terjadinya insiden keamanan yang lebih
sering. Suatu negara yang terikat persetujuan, bila menerapkan tingkat keamanan 3 harus
menetapkan instruksi yang diperlukan dan menyediakan informasi yang berhubungan dengan
keamanan bagi kapal dan pelabuhan yang terkena dampaknya.
Negara yang terkait persetujuan dapat mendelegasikan wakilnya ke organisasi keamanan
untuk menentukan keamanan mereka sesuai kewajiban pada Bab XI-2. Negara tersebut juga
harus menguji efektifitas Rencana Keamanan Pelabuhan dan Kapal, atau peraturan mengenai
rencana tersebut yang telah disetujui.
Referensi mengenai ini terdapat pada ISPS Code Bag. A Alinea 4
Setiap perusahaan pelayaran secara umum memiliki kewajiban untuk menunjuk setidaknya
seorang Perwira Keamanan Perusahaan yang bertanggung jawab untuk mengembangkan,
menerapkan, dan memelihara Rencana Keamanan Kapal untuk setiap armada kapal
perusahaan tersebut. Pemilik kapal harus menunjuk Perwira keamanan kapal untuk setiap
armada kapal perusahaan tersebut.
Rencana keamanan Kapal harus dengan jelas menegaskan kewenangan dan tanggung jawab
Nakhoda untuk mengambil keputusan mengenai keamanan kapal. Nakhoda dapat meminta
bantuan perusahaan atau petugas pelabuhan bila diperlukan. Perusahaan harus memastikan
setiap Perwira Keamanan Kapal memiliki dukungan yang diperlukan untuk melaksanakan
kewajiban dan tanggung jawab mereka sesuai yang tertera pada SOLAS, ISPS Code, dan
Rencana Keamanan Kapal.
Dukungan yang harus dipenuhi oleh perusahaan kepada Nakhoda antara lain informasi
mengenai:
Perusahaan manajemen kapal, agen, kontraktor, dan pemegang ijin yang bertanggung
jawab mengangkat personil kapal
Kelompok yang bertanggung jawab untuk menetapkan hubungan kerja di kapal
Informasi nomor kontak mengenai penyewaan menurut waktu atau pelayaran, saat
kapal digunakan di bawah perjanjian penyewaan
33
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Perusahaan harus mengetahui semua informasi terbaru dan meng-update perubahan yang
terjadi. Hanya informasi terbaru,up-to-date, yang harus dipegang oleh orang di kapal.
Perusahaan tidak berkewajiban menyediakan informasi mengenai pemilik atau operator kapal
sebelumnya.
Referensi mengenai hal ini terdapat pada Solas Bab XI-1 Reg.5, ISPS Code Bag. A Alinea 6,
Solas Bab XI-1 Reg.8 dan ISPS Code Bag. A Alinea 6.1
3.3 KAPAL
Istilah kapal yang digunakan disini adalah kapal yang mengaplikasikan SOLAS bab XI.
Bagian yang terpisah dari Bab XI dan ISPS Code mengemukakan orang-orang, aktivitas,
rencana, dokumentasi dan sebagainya pada sebuah kapal dalam konteks keamanan. Semua
peserta pelatihan harus memahami hal ini berkenaan dengan sistem transportasi maritim.
Referensi mengenai hal ini terdapat pada ISPS Code Bag. A Alinea7
Fasilitas pelabuhan didefinisikan pada SOLAS Bab XI-2 Reg. 1 bagian 1.9 dan terdapat pada
bagian yang saling berhubungan antara kapal-pelabuhan. Bermacam-macam tugas dan
aktivitas dilaksanakan pada Fasilitas Pelabuhan. Semua peserta pelatihan harus memahami
peran Fasilitas Pelabuhan dalam menjaga keamanan sistem transportasi maritim.
Referensi mengenai hal ini terdapat pada ISPS Code Bag. A Alinea14
Perwira Keamann Kapal (SSO) adalah orang di atas kapal yang ditunjuk oleh pemilik kapal
atau operator untuk bertanggung jawab terhadap keamanan di atas kapal. Tugas dan tanggung
jawab SSO antara lain
Menugaskan inspeksi keamanan reguler pada kapal untuk memastikan terpeliharanya
tindakan keamanan yang diperlukan
Menjaga dan mengawasi implementasi Rencana Keamanan Kapal
Mengkoordinasi aspek keamanan muatan dan melakukan penanganan bersama personil
kapal lain dan bersama Perwira Keamanan Fasilitas Pelabuhan
Mengajukan modifikasi yang sesuai atau amandemen terhadap Rencana Keamanan Kapal
Melapor kepada Perwira Keamanan Perusahaan bila ada penurunan atau hal yang tidak
sesuai yang ditemukan pada audit internal, peninjauan periodik, inspeksi keamanan, atau
verifikasi pelaksanaan, juga melaksanakan tindakan perbaikan bila diperlukan
Mempertinggi kesadaran keamanan dan kewaspadaan di atas kapal
Memastikan bahwa personil dengan tugas keamanan di atas kapal telah terlatih dengan
baik
Melaporkan semua insiden keamanan
Mengkoordinasi implementasi Rencana Keamanan Kapal bersama Perwira Keamanan
Perusahaan dan Perwira Keamanan Fasilitas Pelabuhan masing-masing
34
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Seorang Perwira Keamanan Perusahaan (CSO) adalah orang yang ditunjuk oleh pemilik kapal
atau operator untuk mengembangkan, mengimplementasikan, dan memelihara Rencana
Keamanan Kapal pada seluruh atau sebagian armada kapal perusahaan tersebut. Bergantung
pada bagaimana pengorganisasian armada kapal, sebuah perusahaan dapat menunjuk lebih
dari satu Perwira Keamanan Perusahaan sepanjang pembagian kapal bagi setiap Perwira
Keamanan Perusahaan jelas. Tugas dan tanggung jawab CSO antara lain:
Memberi petunjuk pada kapal mengenai tingkat ancaman keamanan yang dihadapi
oleh kapal
Mengawasi pengkajian keamanan untuk setiap kapal
Mengawasi pengembangan, ijin, implementasi dan pemeliharaan setiap Rencana
Keamanan Kapal
Mengawasi modifikasi Rencana Keamanan Kapal untuk memperbaiki kekurangan
yang ditemukan pada rencana sebelumnya
Menyusun audit internal dan peninjauan aktivitas keamanan kapal
Menyusun inspeksi persyaratan keamanan awal dan lanjutan oleh negara bendera
kapal atau Organisasi Keamanan yang Terkait
Mengatasi defisiensi dan ketidaksesuaian yang ditemukan pada audit internal,
peninjauan periodik, inspeksi keamanan dan verifikasi
Meningkatkan kesadaran keamanan dan kewaspadaan di kapal dan perusahaan
Memastikan pelatihan yang cukup bagi orang yang bertanggung jawab terhadap
keamanan kapal
Mengawasi komunikasi dan kerja sama yang efektif antara Perwira Keamanan Kapal
dan Perwira Keamanan Fasilitas Pelabuhan masing-masing
Memastikan konsistensi antara tindakan keamanan dan tindakan keselamatan
Memastikan Rencana Keamanan untuk setiap kapal merefleksikan informasi spesifik
kapal dan sekitarnya secara akurat
Memastikan bahwa tindakan keamanan alternatif yang sesuai dan disetujui, jika ada,
diimplementasikan dan dipelihara
Referensi mengenai hal ini terdapat pada ISPS Code Bag. A Alinea 11
35
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Awak kapal dengan tugas jaga keamanan adalah anggota kru kapal yang ditunjuk khusus
untuk tugas jaga keamanan untuk mendukung Rencana Keamanan Kapal. Hal ini mengacu
pada ISPS Code Bag. B Alinea 13.3
36
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
BAB 4
IDENTIFIKASI ANCAMAN, PENGENALAN DAN RESPON
Jenis lain senjata yang digunakan dewasa ini adalah Alat Peledak yang Dirancang Khusus (
Improvised Explosive Device, IED)
Alat peledak ini dibuat dengan maksud khusus dengan menggabungkan penghancuran,
pembantaian, pembakaran. Dirancang untuk merusak, menjelekkan, membingungkan atau
mengusik. Dapat digabungkan dengan peralatan militer, namun biasanya dimasukkan pada
komponen non militer.
IED Memiliki klasifikasi eksplosif dan membakar. Eksplosif maksudnya membuat kerusakan
dengan memecah, menghasilkan panas dan ledakan. Panas yang dihasilkan sering
menyebabkan kebakaran. Membakar maksudnya menghasilkan api, menghasilkan panas
tanpa terjadi ledakan IED terbukti menimbulkan kerusakan, untuk menewaskan orang
dibutuhkan kurang dari 1 kg, sedangkan untuk menghancurkan properti dibutuhkan kurang
dari 500 kg.
37
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Apabila ditemukan surat atau paket yang mencurigakan maka tindakan yang harus dilakukan
antara lain:
Jangan membuka, memindahkan atau mengocok surat atau paket
Bungkus dengan kantong plastik untuk mencegah kebocoran dan cuci tangan hingga
bersih
38
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Bagian ini akan menjelaskan mengenai pencarian yang dilakukan sebelum pemberangkatan
personil, rencana dan tindakan terhadap ancaman bom, dan perintah pencarian bom. Ancaman
bisa berupa ledakan langsung atau sekedar ancaman untuk mencapai tujuan mereka. Oleh
karena itu kru harus diperingatkan dan disiapkan untuk merespon dan menangani situasi ini.
Prosedur pencarian bila terjadi ancaman bom dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut:
Menggunakan detector: detektor yang dilalui dengan berjalan, detektor yang dipegang,
detektor plastik atau biohazard
Pencarian fisik: pencarian dengan berjalan, tiarap, atau berlutut
Pencarian proaktif: dirancang untuk mencegah adanya benda selundupan (narkoba
atau bom) di kapal atau di lingkungan pelabuhan. Seseorang atau sesuatu yang
mendekati kapal bisa saja membawa IED atau barang selundupan. Karena banyaknya
jumlah muatan seorang kru bisa dengan tidak sengaja mengijinkan barang tersebut
naik ke kapal.
39
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Ancaman bom bisa saja terjadi di pelabuhan, oleh karena itu perlu diketahui juga langkah-
langkah pencarian di pelabuhan:
Titik pusat pencarian atau inspeksi yang utama adalah pencarian pada trafik
kedatangan perahu
Ditempatkan diluar zona standoff minimum
Negosiasikan lebih dulu dengan agen
Sebaiknya dilakukan di siang hari
Ancaman bom biasanya diterima melalui panggilan telepon. Setiap ancaman harus dianggap
serius sampai ada verifikasi bila itu hanya lelucon. Bisa saja ancaman itu hanya iseng untuk
mengacaukan operasi kapal. Bila ditemukan benda mencurigakan prinsip 4C:
Confirm (konfirmasi): bahwa benda yang ditemukan adalah IED, konfirmasikan
secara visual, menggunakan perasaan dan kehati-hatian
Clear (bersihkan): bersihkan semua personil dari tempat sekitar benda yang dicurigai
Cordon (isolasi): Isolasi area dari personil yang tidak berkepentingan
Control (kontrol): kontrol situasi hingga penjinak bom sampai, hubungi pihak
berwenang dan siapkan informasi sebanyak mungkin
Setelah menerima telepon ancaman, penerima telepon harus meneruskan informasi yang
benar ke petugas penegak hukum dan perusahaan sejelas mungkin. Nakhoda akan
menentukan respon kapal untuk:
Melakukan pencarian dengan atau tanpa evakuasi
Melakukan pengawasan selama pencarian
Jika evakuasi diperlukan tempat berkumpul harus dibersihkan sebelum evakuasi
40
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Tim pencari harus terdiri atas minimal dua orang kru yang ditunjuk dan familier
dengan setiap ruangan.
Gunakan daftar cek pencarian, tim pencari harus mencari di setiap tempat dan benda,
tanpa terlewat.
Dimulai dari dermaga, kemudian dek, dan terakhir interior kapal. Area publik
diperiksa lebih dulu, kemudian area khusus
41
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Jika benda yang dicurigai IED/Bom ditemukan saat kapal berlayar, nakhoda memutuskan
tindakan berdasarkan ukuran dan tempat benda tersebut, lokasi kapal di laut, serta waktu yang
diperlukan untuk mendatangkan personil keamanan dan bantuan.
Kesimpulan mengenai respon terhadap ancaman bom:
deteksi awal dengan kewaspadaan pada titik masuk
Respon segera terhadap telepon ancaman bom
Perencanaan pencarian yang tenang dan hati-hati
Kolaborasi dengan petugas penegak hukum
Untuk melakukan prosedur pencarian yang sistematik diperlukan peralatan antara lain:
Senter dan baterai
Obeng, kunci inggris, dan linggis
Probe dan cermin
Sarung tangan, helm, overall, dan sepatu anti-slip
Kantong plastik dan amplop untuk mengumpulkan bukti
Formulir untuk mendokumentasikan aktivitas dan penemuan
Tempat yang biasa digunakan untuk menyembunyikan senjata, zat berbahaya, atau IED antara
lain:
Kabin: dibelakang, atau dibawah laci, ruang antara laci dan dinding, di bawah bangku
tidur, misalnya direkatkan di bangku dibawah kasur, di bawah tempat cuci tangan, di
belakang kotak obat, di dalam radio/rekorder, saluran ventilasi, di dalam alat pemanas,
di atas atau di balik alat penerangan, di atas langit-langit, di dalam sekat dinding atau
lukisan yang disobek, di dasar lemari baju atau di dalam gulungan kaus kaki
Fasilitas umum: saluran, pengkabelan, tangga, alat pemadam api, saluran pengapian,
panel pada lantai, dinding, langit-langit, di balik atau di dalam pendingin air
42
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Toilet: di balik atau di bawah tempat cuci tangan, di belakang kloset, saluran ventilasi
atau pemanas, rol tisu toilet, dispenser handuk, kotak persediaan, direkatkan pada
gorden kamar mandi, pipa yang nampak atau alat penerangan, panel pada lantai,
dinding, langit-langit
Dek: ruang panel listrik, panel kontrol mesin derek, tempat penyimpanan sekoci, di
bawah gulungan tali, di ruang penyimpanan dek, kaleng cat, tempat muatan, ruang
pembangkit listrik, locker
Ruang mesin: cofferdam, tumpuan mesin, lambung kapal, tempat oli pada batang
propeler, di bawah catwalk, tangga keluar, saluran ventilasi, dipasang pada pipa, atau
di dalam tangki, kotak peralatanm ruang setir darurat dan ruang penyimpanan
Dapur dan penyimpanan alat makan: toples tepung dan bahan kering, karung sayuran,
kaleng makanan (labelnya direkat ulang), di bawah atau di belakang lemari es, di
dalam ikan atau di sebelah daging dalam freezer, loker atau ruang penyimpanan.
Bagian ini akan menjelaskan pola perilaku yang mencurigakan dan pentingnya menghindari
penuduhan yang bersifat rasial dan stereotip etnik.
43
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
4.3.1 PENGINTAIAN
Definisi pengintaian adalah pengawasan jarak dekat yang dilakukan atas seseorang atau
sesuatu. Tujuan dari pengintaian teroris adalah mengambil informasi dan merencanakan
gerakan untuk mengelabui tindakan keamanan. Untuk menghadapi hal ini perlu kemampuan
untuk mendeteksi bahwa orang, instalasi atau kapal berada di bawah pengintaian seseorang
atau sekelompok orang yang bisa jadi memiliki maksud jahat. Metode pengintaian biasanya
menggunakan kamera baik langsung maupun tidak, rekaman dan alat penyadap, percakapan,
interaksi dengan kru, suplater, vendor, dan agen.
Untuk mengantisipasi adanya pengintaian adalah dengan mengenali lingkungan di sekitar
pergerakan kita, mengerti keterbatasan sendiri dan mengembangkan tindakan pencegahan,
menghindari rutinitas yang dapat diduga, menjaga kewaspadaan, menerapkan koordinasi yang
baik dengan keamanan pelabuhan.
Pengiriman senjata: dikirim ke luar negeri dalam bentuk bagian-bagian yang belum
dirakit untuk menghindari deteksi. Model senjata tangan, beberapa diantaranya terbuat
dari plastik. Mendeteksi senjata tangan dengan gambar sinar-X terkadang sulit
dilakukan, senjata tangan seperti tipe ‘dillinger’ ukurannya sangat kecil. Senjata
tangan yang dimodifikasi disamarkan bentuknya sebagai HP atau pulpen. Pencarian
yang teliti harus dilakukan saat memeriksa tas tangan.
Bahan peledak: bom plastik atau buatan tangan dapat disembunyikan di dasar tas atau
kopor. Scanning sinar-X modern dengan analisis komputer dapat mendeteksi bahan
peledak ini dengan mudah, tapi mesin scanning yang lama bergantung pada keahlian
/pengalaman operator. Pelatihan yang tepat dapat mengenali benda dicurigai dengan
perasaan (misalnya perbedaan antara penampilan dan berat tas). Detektor uap peledak
/peralatan kimia dapat digunakan untuk membantu deteksi bahan peledak
Pedang dan pisau: bilah dan gagang dipisahkan untuk mengelabui. Mesin scanning
sinar-X dan detektor logam harus digunakan
44
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
4.3.3 NAIKNYA ORANG TANPA IJIN
Naiknya orang ke kapal ada yang melalui ‘jalan belakang’ seperti menggunakan tali dengan
kait seperti perompak ada juga yang menggunakan penyamaran misalnya sebagai layanan
polisi atau militer. Untuk mengantisipasi cara pertama, gunakan penerangan yang baik di
malam hari. Penggunaan sistem deteksi, CCTV dan petugas pengawas. Sementara untuk
mengantisipasi penyamaran, minta petugas yang datang untuk memperlihatkan dokumen
identitas, teliti identitas untuk mendeteksi pemalsuan.
Pemalsuan kunci dapat diperoleh dengan menyuap kru kapal. Perampok biasa tidak akan
menggunakan cara ini karena mereka tidak mengetahui rencana pergerakan kapal. Hal ini
hanya dilakukan oleh teroris yang serius untuk mencapai tujuannya. Contoh target teroris
adalah penumpang dalam jumlah besar, pembawa LNG yang dapat digunakan sebagai WMD,
tanker minyak yang dapat digunakan untuk merusak lingkungan. Untuk mengantisipasinya
perlu dipasang sistem pengontrol kunci, jika menggunakan kunci digital, kode harus diubah
setiap pergantian kru.
Serangan bom bunuh diri dilakukan dengan dua cara, diam-diam atau terang-terangan. Pelaku
memiliki keyakinan yang kuat mengenai alasan perbuatan tersebut. Sulit untuk mengantisipasi
serangan jenis ini. Contoh kasus sebuah mobil yang berisi ratusan kilo bahan peledak yang
diledakkan di sebuah dermaga cukup untuk membuat lubang besar pada kapal di sebelahnya.
Untuk melakukan serangan bawah laut perlu keahlian khusus, unit militer khusus dapat
melakukan hal ini. Serangan ini menggunakan kapal selam kecil atau penyelam untuk
memasang peledak di dasar kapal. Untuk mengantisipasi serangan ini membutuhkan pelatihan
dan peralatan tingkat tinggi juga pengetahuan mengenai struktur kapal untuk memutuskan
dimana peledak dipasang. Bila kapal digolongkan rawan menjadi target teroris. Penjaga harus
dilatih untuk meneliti gelembung udara di sekitar kapal saat berada di pelabuhan.
Kesimpulan pembahasan ini adalah bahwa seseorang selalu mengawasi anda, terlebih bila
anda merupakan target, jadilah pengamat dan catat hasil pengamatan anda. Laporkan bila ada
keanehan dengan deskripsi yang jelas.
45
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
BAB 5
PENERAPAN SISTEM KEAMANAN KAPAL
Intelegensi membantu CSO/SSO dalam mengakses dan memahami situasi ancaman keamanan
sehingga dapat menentukan tindakan keamanan yang diambil.
Menurut Konferensi SOLAS 5/32, Bab XI-2, Reg 7, negara yang terikat persetujuan harus
menentukan tingkat keamanan dan menjamin informasi ini disampaikan ke kapal yang berada
atau berencana memasuki laut teritorialnya. Pemerintah negara tersebut harus menyediakan
kontak yang dapat dihubungi kapal untuk dimintai petunjuk atau bantuan dan dimana kapal
bisa melaporkan masalah keamanan. Negara yang terikat persetujuan harus memberitahu
kapal mengenai tingkat keamanan terkini serta tindakan keamanan yang harus dilakukan oleh
kapal untuk melindungi diri dari serangan sesuai dengan ketetapan pada Bag. A dari ISPS
Code. Administrasi pelabuhan juga harus mengetahui tindakan keamanan yang perlu
dilakukan oleh mereka.
46
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Tingkat Keamanan 3: tingkat dimana tindakan keamanan protektif spesifik yang lebih
jauh harus dilaksanakan untuk periode waktu yang terbatas dimana insiden keamanan
dimungkinkan atau mengancam, walaupun target spesifik tidak diketahui.
Perbedaan tingkat ini bertujuan untuk menegaskan tingkat kewaspadaan atau kesiapan
menghadapi ancaman keamanan. Level lebih tinggi menunjukkan kemungkinan insiden
keamanan yang lebih tinggi.
Faktor yang menentukan dalam menetapkan tingkat keamanan antara lain: informasi ancaman
yang dapat dipercaya, sumber informasi yang berwenang, tingkat ancaman keamanan, dan
konsekuensi potensial dari insiden keamanan yang mungkin terjadi.
Teroris dapat melakukan serangan lewat udara (menggunakan pesawat), permukaan laut
(menggunakan speedboat yang berisi peledak) dan di bawah permukaan laut (menggunakan
kapal selam kecil).
Suatu kapal perlu melaksanakan tindakan untuk mencegah ancaman keamanan sesuai dengan
tingkat keamanan yang ditetapkan oleh negara tempat kapal berada. Tindakan yang perlu
dilakukan antara lain:
Memastikan kemampuan semua petugas keamanan kapal
Mengontrol akses ke kapal
Memonitor area khusus untuk memastikan hanya orang yang diijinkan yang
mempunyai akses
Memonitor area dek dan sekitar kapal
Mengawasi penanganan kargo dan persediaan kapal
Memastikan komunikasi keamanan bekerja baik
Tindakan Keamanan untuk mengontrol akses orang ke kapal dilakukan sesuai Tingkat
Keamanan.
Tingkat Keamanan I:
Mengecek identitas semua orang yang hendak naik ke kapal dan konfirmasi maksud
mereka
Dalam hubungan dengan fasilitas pelabuhan, tentukan tempat khusus untuk inspeksi
dan pemeriksaan bagasi
Pastikan bahwa kendaraan yang akan dinaikkan ke kapal juga diperiksa
Pisahkan penumpang yang sudah dicek dan belum, penumpang yang naik dan turun
Tempat mengakses identitas harus diamankan untuk mencegah masuknya orang yang
tidak berkepentingan
Amankan, dengan kunci atau cara lain, ruangan yang tidak boleh dimasuki sembarang
orang
Berikan brifing keamanan kepada semua personil kapal mengenai ancaman yang bisa
terjadi, prosedur melaporkan orang, benda atau aktivitas yang dicurigai, dan perlunya
kewaspadaan.
47
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Pada Tingkat Keamanan 1, pemeriksaan terhadap orang yang yang hendak masuk kapal dapat
dilakukan dengan random, dengan frekuensi sesuai dengan SSP yang disepakati. Seorang
personil kapal tidak boleh memeriksa orang yang memiliki hubungan pribadi dengannya.
Pemeriksaan harus dilakukan dengan menghormati HAM dan menjaga martabat mereka yang
diperiksa.
Tingkat Keamanan 2:
Menempatkan personil tambahan untuk patroli di area dek selama jam malam untuk
mencegah masuknya orang tak dikenal
Membatasi jumlah titik akses ke kapal, tutup sebagian untuk pengamanan
Jaga akses melalui sisi kapal, diantaranya dengan patroli menggunakan perahu
Menerapkan larangan masuk pada sisi kapal yang menempel ke pantai
Menaikkan frekuensi dan detail pemeriksaan orang dan kendaraan yang masuk dan
keluar
Mengawal pengunjung kapal
Memberikan brifing keamanan tambahan pada semua personil kapal mengenai
pengenalan ancaman, penegasan kembali prosedur melaporkan orang, benda atau
aktivitas yang dicurigai, dan tekankan untuk meningkatkan kewaspadaan
Tingkat Keamanan 3:
Akses terbatas pada satu titik akses yang dikontrol
Akses hanya diberikan pada orang yang insiden atau ancaman keamanan
Arahkan orang-orang yang berada di atas kapal
Hentikan keluar masuk orang ke kapal
Hentikan operasi penanganan kargo, pengiriman, dan lain-lain
Evakuasi kapal
Pindahkan kapal
Siapkan pencarian penuh pada tiap bagian kapal
48
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Tingkat keamanan 2:
Memasang area tertutup dekat titik akses
Memonitor peralatan pengawasan secara kontinyu
Menambah personil untuk mengawal dan melakukan patroli di area tertutup
Tingkat keamanan 3:
Menetapkan area tertutup tambahan di kapal yang dipercaya menjadi ancaman
keamanan untuk menutup akses ke tempat itu
Memeriksa area tertutup sebagai bagian pemeriksaan kapal
Setelah dinaikkan ke kapal, kargo harus diidentifikasi bahwa muatan tersebut disetujui untuk
diangkut. Sebagai tambahan, tindakan keamanan memastikan kargo yang telah dinaikkan
tidak disusupi.
Tingkat keamanan 1:
Pengecekan rutin unit pengangkut dan ruang kargo
Pemeriksaan untuk memastikan kargo yang diangkut sesuai dengan dokumentasi
kargo
Memastikan bahwa kendaraan yang dinaikkan ke atas kapal diperiksa saat dinaikkan
Memeriksa segel atau metode lain untuk mencegah penyusupan
Pengecekan kargo dapat dilakukan dengan cek visual atau fisik serta menggunakan
peralatan deteksi/scanning, peralatan mekanik atau anjing.
Tingkat Keamanan 2:
Pemeriksaan kargo, unit pengangkut dan ruang kargo secara mendetail
Mengintensifkan pemeriksaan untuk memastikan hanya kargo untuk muatan kapal
tersebut yang dinaikkan
Mengintensifkan pemeriksaan kendaraan yang dinaikkan ke kapal
Meningkatkan frekuensi dan detail pemeriksaan segel atau metode lain untuk
mencegah penyusupan
49
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Tingkat Keamanan 3:
Hentikan pemuatan atau bongkar muat kargo
Verifikasi keberadaan benda atau zat berbahaya yang diangkut di atas kapal, jika ada,
dan lokasinya
Tingkat keamanan 1:
Tindakan keamanan diaplikasikan pada pengiriman persediaan kapal
Pemeriksaan untuk memastikan kiriman sesuai dengan pesanan
Pastikan kiriman langsung dimasukkan ke gudang
Tingkat Keamanan 2:
Tindakan keamanan diaplikasikan pada pengiriman persediaan kapal
Menerapkan pemeriksaan pada kiriman yang diterima dan mengintensifkan inspeksi
Tingkat Keamanan 3:
Tindakan keamanan diaplikasikan pada pengiriman persediaan kapal
Lakukan pemeriksaan yang lebih ekstensif terhadap kiriman
Siapkan pembatasan atau penghentian pengiriman persediaan
Tolak pengiriman persediaan ke kapal
Tindakan keamanan perlu diaplikasikan untuk menangani bagasi yang tidak bertuan. Pastikan
bagasi tersebut diidentifikasi dengan scanning dan pemeriksaan yang tepat sebelum
dinaikkan ke kapal.
Tingkat keamanan 1: Pastikan bagasi titipan di-scanning dan diperiksa hingga 100%,
scanning dapat dilakukan menggunakan sinar-X
50
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Tingkat keamanan 3:
Tempatkan bagasi pada scanning yang lebih ekstensif, misalnya sinar-X dilakukan
minimal dari dua sudut berbeda
Persiapan untuk membatasi atau menghentikan penanganan bagasi titipan
Tolak bagasi titipan naik ke kapal
Tingkat Keamanan 1:
Personil kapal harus mampu mendeteksi aktivitas di luar kapal baik di sisi pantai
maupun sisi laut
Pengawasan harus mencakup area di atas dan di sekitar kapal
Pengawasan harus memfasilitasi identifikasi personil pada titik akses
Pengawasan dapat dilakukan dengan koordinasi bersama fasilitas pelabuhan
Tingkat Keamanan 2:
Tingkatkan frekuensi dan detail patroli keamanan
Tingkatkan pengawasan dan intensitas penerangan atau penggunaan peralatan
pengawasan dan keamanan
Tugaskan personil tambahan untuk mengawasi keamanan
Pastikan koordinasi dengan patroli keamanan di sekitar kapal
Tingkat Keamanan 3:
Nyalakan semua penerangan, hingga menerangi sekitar kapal
Nyalakan semua peralatan pengawas yang dapat merekam aktivitas di atas dan sekitar
kapal
Siapkan inspeksi bawah laut untuk memeriksa lambung kapal
Lakukan tindakan untuk mendeteksi akses bawah laut ke lambung kapal, dengan cara
melambatkan putaran propeler jika memungkinkan
51
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Sesuai dengan ketetapan ISPS Code Bag. A paragraf 7 no 17.2, Perwira Keamanan Fasilitas
Pelabuhan harus melapor ke pihak berwenang yang kompeten dan menyusun laporan insiden
yang dapat membahayakan keamanan fasilitas.
Pada peristiwa insiden keamanan (misalnya pelanggaran batas) PFSO dapat melapor
ke polisi sesegera mungkin
Jika fasilitas tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dengan prosedur yang
ditetapkan pada rencana keamanan, PFSO harus melaporkan hal ini melalui telefon
PSO ke ruang Nakhoda dan Perwira Keamanan Pelabuhan (PSO)
PSO akan berkonsultasi dengan agen pelaksana yang bertanggung jawab pada sejauh
mana aktivitas bongkar muat dapat dilanjutkan
Jika hal ini berpengaruh pada aliran trafik, Pusat Perintah Penguncian (Lock
Command Center) akan diberi tahu.
52
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
BAB 6
PERSIAPAN DAN LATIHAN KEADAAN DARURAT
ISPS Code menetapkan perlunya pelatihan untuk keamanan kapal pada Bagian A alinea 13,
dan menjelaskan petunjuk mengenai pelatihan tersebut pada Bagian B alinea 13.
Menurut ISPS Code A-13.4 Latihan keamanan kapal harus dilaksanakan dalam interval waktu
yang sesuai untuk memastikan implementasi efektif SSP dan disesuaikan juga dengan tipe
kapal, pergantian personil kapal, pelabuhan yang dikunjungi, faktor lain yang mempengaruhi
dan petunjuk pada ISPS Code Bag. B
Untuk mengimplementasikan SSp secara efektif, latihan harus dilaksanakan minimal sekali
tiap tiga bulan atau bila lebih dari 25% telah diganti. Latihan harus mencakup semua elemen
rencana pertahanan terhadap skenario ancaman keamanan yang tertera di paragraf B-8.9
B-8.9.1 Perusakan kapal atau pelabuhan
B-8.9.2 Pembajakan atau perampasan kapal atau orang di atasnya
B-8.9.3 Penyusupan pada kargo, peralatan/sistem kapal yang penting atau
persediaan kapal
B-8.9.4 Akses yang tidak berkepentingan, termasuk adanya penumpang gelap
B-8.9.5 Penyelundupan peralatan atau senjata termasuk WMD
B.8.9.6 Penggunaan kapal untuk membawa barang atau peralatan yang
menyebabkan insiden keamanan
B-8.9.7 Penggunaan kapal itu sendiri sebagai senjata atau penyebab kerusakan
B-8.9.8 Serangan dari sisi laut saat sandar atau lego jangkar
B-8.9.9 Serangan di laut
Contoh: latihan memadamkan api, latihan menolong orang yang jatuh ke laut, latihan
mengontrol akses, latihan pencarian bom
Latihan khusus melatih elemen dari sistem respon darurat, berkisar dari yang sederhana
hingga rumit. Tujuan diadakan latihan khusus:
Mempraktekkan keterampilan tangan
Menguji peralatan
Menguji prosedur
Latihan khusus terdiri dari 4 langkah: perencanaan, merumuskan instruksi, pelaksanaan
latihan dan pasca latihan
6.1.1 PERENCANAAN
Instruksi dirumuskan tergantung pada cakupan latihan. Lembar intruksi dan evaluasi
diberikan pada evaluator (untuk latihan yang memerlukan evaluasi keterampilan). Lakukan
juga observasi.
Brifing semua peserta mengenai parameter latihan dan instruksi khusus yang harus
diikuti
Pastikan peserta memiliki pemahaman yang jelas
Tentukan titik akhir latihan
Amankan penyimpanan
Kumpulkan lembar evaluasi dan catatan
Kumpulkan semua peserta untuk mendapatkan feedback dan mengetahui pemahaman
mereka
54
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Siapkan laporan kelompok untuk atasan dan dokumentasi, ikuti perencanaan dan
prosedur pengembangan sesuai rekomendasi.
Kesimpulan:
Peserta harus sudah terlatih keterampilannya dan mengetahui hasil yang diharapkan
sebelum mengikuti latihan khusus
Melalui perencanaan beri motivasi peserta bahwa mempunyai kesempatan sukses
Pastikan aspek keselamatan dipenuhi
6.1.1 PERENCANAAN
Fasilitator harus:
Memastikan perencaan terkini
Mengidentifikasi tujuan latihan umum dan mendokumentasinya untuk referensi
mendatang
Fasilitator harus menyiapkan narasi pembukaan pada sekenario dengan 1-2 tahap eskalasi:
Menyediakan informasi yang harus diketahui mengenai kondisi darurat yang terjadi
Menyertakan data kondisi cuaca, lokasi, aktivitas yang dilakukan saat darurat terjadi,
dan akibat kondisi darurat tersebut
Jangan menguraikan respon terhadap kejadian itu
Pada tiap tahap eskalasi peserta mendapatkan informasi baru dan 4-6 pertanyaan mengenai
jenis respon yang harus dilakukan serta bimbingan diskusi mengenai masalah dan respon
Pada tiap eskalasi, seharusnya:
Tidak membuat peserta kewalahan
Menggambarkan peserta melalui rangkaian kejadian yang terjadi selama latihan
56
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
Eskalasi 1 menilai aktivitas respon misalnya terhadap insiden, sumber yang dibutuhkan, akses
ke tempat atau rencana khusus yang diaktifkan. Pada eskalasi 2, peserta mempelajari lebih
jauh respon untuk mengingat pengaruh jangka panjang dan cara mengatasi masalah
57
SECURITY AWARENESS TRAINING COURSE
DAFTAR PUSTAKA
- ISPS Code
Administration
58