Anda di halaman 1dari 30

RATING FORMING PART OF AS

NAVIGATIONAL WATCH

STIP
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUASIA
PERHUBUNGAN SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

JAKARTA
KURIKULUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMBENTUKAN

KOMPETENSI KEPELAUTAN

Program : Diklat Pelaut Rating Dinas Jaga Navigasi (Peningkatan)

Kompetensi : Pelaut Rating Dinas Jaga Navigasi

Masa Studi : 3 Minggu efektif

Beban Diklat : 120 Jam


1 Jam Pelajaran : 60 Menit

Persyaratan : SLTP atau Sederajat

References : Regulation Z7/4 and STCW Code Section A - B/4 STCW2010


KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas Anugerah Tuhan Yang Maha Esa, karena kami telah selesai merevisi
penyusunan handout diklat keterampilan Rating As Able Seafarer Deck Dimana handout diklat
keterampilan Rating Forming Part of A Navigational Watch ini sebelumnya disusun oleh tim
penyusun STIP beberapa tahun yang lalu. Dalam edisi ini kami sebagai tim penyusun merevisi
susunan buku menyesuaikan dengan kurikulum baru berdasarakan STCW 1978 Amendments
2010 dan menambahkan saduran dari SOLAS peraturan khusus tentang Forming Part of A
Navigational Watch.

Namun Kami sadari buku ini masih belum sempurna dan kami berharap mendapatkan
koreksi baik langsung maupun tertulis. Harapan kami smeoga buku ini bermanfaat bagi kita
semua khususnya para pelaut yang mengikuti diklat Forming Part of A Navigational Watch.

Jakarta

Desember 2018

Tim Penyusun
DAFTAR ISI:

1. SISTEM KEMUDI DAN PERINTAH KEMUDI


1.1 Pengertian Mesin Kemudi.............................................................................01
1.2 Persyaratan Mesin Kemudi Menurut SOLAS............................................01 1.3
Bagian Utama Sistem Kemudi......................................................................02 1.4
Jenis-jenis Mesin Kemud ............................................................................ i04 1.5
Komponen-komponen Pada Sistem Kemudi ..............................................06 1.6
Fungsi (Cairan) fluid Dalam Mesin Kemudi Hidrolik...............................07 1.7
Cara Kerja Mesin Kemudi............................................................................08 1.8
Kemudi Darurat.............................................................................................09 2.
Unsur – unsur pengemudian kapal 16
3. Definisi kapal....................................................................................................... 19
4. JENIS STANDAR SERTIFIKASI.....................................................................20
5. REKRUTMEN 21
6. KAPAL SEDANG BERLABUH ........................................................................26
6.1 KAPAL YANG SEDANG BERLABUH JANGKAR ....................................26
6.2 KAPAL SEDANG SANDAR DI DERMAGA
7. Pengoperasian peralatan emergency dan aplikasi emergency prosedur........27
a. Breathing Aparatus .......................................................................................28
b. FIREMAN OUTFIT......................................................................................28

0
1. SISTEM KEMUDI & PERINTAH KEMUDI

1.1 Pengertian Mesin Kemudi

Mesin kemudi merupakan peralatan yang berfungsi untuk mengatur proses kerja
dari kemudi kapal. Sistem kontrol steering gear terdiri dari bermacam-macam tipe seperti
kontrol hidrolik, mekanik, pneumatik, dan kontrol elektrik. Pada zaman sekarang ada
sebagian atau bahkan semua kontrol dari peralatan steering gear kapal menggunakan
sistem kontrol elektrik dalam proses kerjanya.

Mesin kemudi dikapal sangatlah penting untuk melakukan pergerakan kapal itu sendiri.
Apabila mesin kemudi kapal selalu dalam kondisi yang baik, maka gerak dari kapal
tersebut akan baik-baik saja. Namun apabila mesin kemudi yang ada dikapal tidak
terawat, maka akan mengganggu gerak atau operasional kapal kapal itu sendiri.

Pemasangan instalasi mesin kemudi pada hakikatnya dimaksudkan untuk


menyelenggarakan system pengemudian kapal sesuai permintaan anjungan, sebagaimana
halnya dengan permesinan diatas deck, fungsi mesin kemudi dapat dimasukkan pada
penjagaan aspek keselamatan pelayaran, untuk itu instalasi ini perlu dikondisikan selalu
siap dioperasikan dan lancar serta dapat dikendalikan sesuai yang dikehendaki.

Mesin kemudi di kapal sekarang banyak yang menggunakan mesin kemudi


elektro hidrolis. Sebenarnya ada jenis lain selain mesin kemudi elektro hidrolis,
diantaranya mesin kemudi uap,mesin kemudi hidrolik, dan mesin kemudi listrik. Namun,
untuk sekarang ini penggunaan mesin kemudi itu jarang digunakan. Dikarenakan
pengoperasiannya yang susah dan memakan biaya atau tenaga yang lebih besar. Diantara
ketiga jenis mesin kemudi diatas, mesin kemudi jenis elektro hidrolis yang lebih mudah
pengoperasiannya.

1.2 Persyaratan Mesin Kemudi Menurut SOLAS

Kemudi adalah suatu alat terpenting dari suatu kapal, karena merupakan salah
satu faktor terpenting untuk menentukan keselamatan kapal. Oleh sebab itu kemudi
harus memenuhi persyaratan- persyaratan yang diharuskan untuk kepentingan dan
keselamatan serta sesuai yang diisyaratkan dalam SOLAS 74 aturan 29 Bab II mengenai
perangkat kemudi.

Nok Kemudi adalah bagian dari penataan daun kemudi yang berfungsi untuk
menahan gerakan daun kemudi tidak melampaui batas efektif kanan dan kiri 30º/35º daun
kemudi harus dapat menyimpang dari posisi tengah- tengah ke maksimum kanan dan kiri
dalam waktu 28 detik. Nok Kemudi ditempatkan

● Pada kokot jantan dan betina upper dan lower gain teratas
● Pada kwadran daun kemudi.

Gambar 1 : Nok Kemudi

Sumber : PT. Citra Bahari Shipyard

Keterangan :

a : Daun Kemudi, b : Poros Flens,

c : Kokot Jantan, d : Kokot bertina, e : Baut penutup,

f : Nok daun Kemudi.


1.3 Bagian Utama Sistem Kemudi

Gambar 2 : Sistem Kemudi


Sumber : PT. Citra Bahari Shipyard

Sistem kemudi memiliki 3 bagian utama:

a. Hidrolik

2
Berfungsi sebagai penggerak daun kemudi melalui rudder stock, sehingga
kemudi dapat bergerak bersama pada saat belok dan juga berfungsi untuk
meringankan gerakan daun kemudi pada saat digerakkan.

b. Rudder stock

Rudder stock adalah poros yang mengikat rudder blade dan penerus gaya
dari sistem hidrolis ke daun kemudi.

c. Rudder blade

Rudder balade berfungsi untuk membelokkan arah aliran air yang


disebabkan oleh baling-baling sehingga dapat membelokkan kapal. Rudder blade
(daun kemudi) dibagi dalam dua tempat : upper rudder frame (bagian atas) dan
bottom rudder frame (bagian bawah).

1.4 Jenis-jenis Mesin Kemudi

a. Mesin kemudi hidrolik

Mesin kemudi ini menggunakan tenaga hidrolik oli yang dapat


dipompakan dari anjungan sampai di steering room dibawah. Adanya gerakan
dari peralatan transmitter di anjungan (misalnya dengan memutar roda kemudi)
maka minyak hidrolik pada pipa penghubung akan ditekandan diteruskan ke
receiver cilinder di steering room dan setara dengan itu maka akan menggerakkan
daun kemudi kearah sebagaimana yang dikehendaki anjungan.

b. Mesin kemudi elektro hidrolik

Pada umumnya sistem ini menggerakkan 2 motor dengan satu set pompa.
Namun tidak jarang kapal dengan menggunakan 2 pompa hidrolik, sehingga kerja
dari mesin kemudi menjadi dua kali lipat lebih cepat reaksinya. Hal ini digunakan
pada saat kapal berolah gerak memasuki pelabuhan, masuk pelayaran sempit atau
sungai.

Pada mesin kemudi ini bagian-bagian yang utama adalah:

1). Telemotor

2). Ram Hidrolik

3). Motor

4) .Pompa hidrolik

Gambar 3 : Mesin Kemudi Elektro Hidrolik 4 Ram

Sumber : PT. Citra Bahari Shipyard

c. Mesin kemudi listrik

Pada mesin kemudi jenis ini terdapat dua rangkaian yang utama
didalamnya yaitu:

1. Rangkaian pembangkit tenaga (power system) untuk menggerakkan daun


kemudi.
2. Rangkaian pengendali (control system) yang berfungsi
mengendalikan operasi dari rangkaian pembangkit
tenaga.

Gambar 4 : Mesin Kemudi Listrik

Sumber : PT. Citra Bahari Shipyard

4
1.5 Komponen-komponen Pada Sistem Kemudi

a. Tangki hidrolik (hydrolic receiver)

Tangki hidrolik adalah sebagai tempat oli untuk digunakan pada sistem
hidrolik. Untuk mempertahankan kondisi oli baik selama mesin operasi,
dilengkapi saringan yang bertujuan agar kotoran jangan masuk ke tangki. Hidrolik
tangki diklasifikasikan sebagai vented type reservoir atau reservoir pressure
dengan adanya tekanan-tekanan didalam tangki, masuknya debu dari udara akan
berkurang dan oli akan didesak masuk ke dalam pompa.

b. Pompa hidrolik

Pompa hidrolik berfungsi sebagai jantung dalam tubuh manusia adalah


sebagai pemompa darah. Pompa hidrolik merupakan komponen dari sistem
hidrolik yang membuat oli mengalir atau pompa hidrolik sebagai sumber tenaga
yang mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga hidrolik.

c. Silinder hidrolik

Silinder hidrolik berfungsi merubah tenaga zat cair menjadi tenaga


mekanik. Fluida tertekan itu menekan sisi piston silinder untuk menggerakkan
beberapa tekanan mekanis.

Ada 2 macam silinder hidrolik:


1). Single acting silinder yang mempunyai satu bagian, sehingga
fluida yang tertekan hanya masuk melalui satu saluran dan menekan ke satu arah.
Silinder ini untuk gerakkan membalik dengan cara membuka valve atau karena
gaya grafitasi atau juga kekuatan spring.

2). Doble acting silinder yang mempunyai port pada tiap bagian
sehingga fluida bertekanan bias melakukan dua gerakan piston.

d. Pressure control valve

Tekanan hidrolik dikontrol melalui penggunaan sebuah valve yang


membuka dan menutup pada waktu berbeda berdasarkan aliran fluida bypass dari
tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah. Pressure control valve biasanya tipe
pilot yaitu bekerja secara otomatis oleh tekanan hidrolik. Pilot oil ditahan oleh
spring yang biasanya di adjust, semakin besar tekanan spring maka semakin besar
pula tekanan fluida yang dibutuhkan untuk menggerakkan valve.

e. Directional control valve

5
Aliran fluida hidrolik dapat dkontrol menggunakan valve yang hanya
memberikan satu arah aliran. Valve ini sering dinamakan dengan check valve
yang umumnya menggunakan sistem bola. Valve ini terdiri dari bagian yang
menjadi satu blok yang terpisah. Garis putus-putus menunjukkan pilot pressure,
saluran pilot pressure ini akan menyambung atau memutuskan valve tergantung
dari jenis valve normally close atau normally open. Spring berfungsi untuk
mengkondisikan valve dalam kondisi normal. Jika tekanan sudah buil up pada
posisi flow side valve. Saluran pilot akan menekan dan valve akan terbuka. Ketika
pressure sudah turun kembali maka spring maka akan mengembalikan ke posisi
semula dibantu pilot line pada sisi satunya sehingga aliran akan terputus.

f. Flow control valve

Fungsi pengontrol katup aliran adalah untuk mengontrol arah dari


gerakkan silinder hidrolik atau motor hidrolik dengan mengubah arah aliran oli
atau memutuskan aliran oli.

g. Flow control mekanis

Ada kalanya sistem hidrolik membutuhkan penurunan laju aliran atau


menurunkan tekanan oli pada beberapa titik dalam sistem. Hal ini biasa dilakukan
dengan memasang restrictor.

h. Fitter

Fitter digunakan untuk menyaring kotoran-kotoran yang terbawa oleh


cairan oli agar tidak terjadi penyumbatan pada hambatan hidrolik.

i. Elektro motor

Elektro motor adalah suatu unit penggerak dengan energi listrik untuk
menggerakkan alat-alat tertentu, seperti pompa, kompressor, separator dan lain
lain.

1.6 Fungsi (Cairan) fluid Dalam Mesin Kemudi Hidrolik

Fluida berfungsi sebagai media penghantar energi dalam sistem hidrolik di mesin
kemudi. Fungsi yang lain sebagai pelumas, media penghilang kalor yang timbul akibat
tekanan, dan meredam getaran atau suara.

Fluida hidrolik dalam aplikasinya mempunyai 4 fungsi utama, yaitu:

a. Sebagai penerus gaya

6
Aplikasi fluida sebagai penerus gaya, fluida harus dapat mengalir dengan mudah
melalui komponen-komponen salurannya. Terlalu banyak hambatan untuk mengalir, akan
sangat besar tenaga yang hilang. Fluida sedapat mungkin harus mempunyai sifat tidak
kompresible, sehingga gerakan yang terjadi pada saat pompa dihidupkan atau katup
dibuka dengan segalanya dapat dipindahkan.

b. Fluida sebagai pelumasan

Sebagian besar pada komponen hidrolik, pelumasan bagian dalam disediakan oleh
fluida cair. Elemen pompa dan komponen- komponen lain yang bergesekan saling
meluncur satu dengan yang lainnya, sehingga antara dua bidang yang melakukan gesekan
itu perlu diberi lapisan film minyak, untuk menjaga agar dua bidang itu tidak terjadi
kontak langsung.Untuk menjamin umur pemakaian komponen hidrolik lebih lama,
kandungan oli harus terdiri dari bahan-bahan tambah utama yang diinginkan untuk
menjamin karakteristik anti keausan yang tinggi.

Tetapi tidak semua oli hidrolik mesti mengandung bahan tambah. Untuk
pelayanan hidrolik secara umum, jenis minyak oli hidrolik memberikan perlindungan
yang baik terhadap pemakaian pompa dan motor, dan yang menguntungkannya lagi
adalah umur pelayanan pemakaiannya panjang. Disamping oli memberikan campuran
yang sangat bagus juga sifat perlindungan terhadap proses korosi sangat baik.

c. Sebagai pengisi (sealing)

Dalam hal ini fluida adalah hanya sebagai pengisi (penutup) terhadap tekanan di
dalam suatu komponen hidrolik.
d. Sebagai Pendingin

Sirkulasi minyak oli melalui pipa-pipa penghantar dan seluruh dinding bak
penampung (reservoir) akan menyerap panas yang ditimbulkan dalam sistem hidrolik.

1.7 Cara Kerja Mesin Kemudi

a. Perintah diberikan melalui sebuah control equipment, baik electrical control,


hydrolik maupun secara manual.
b. Perintah yang diberikan tadi diterima oleh perangkat receiver yang menjadi satu
bagian pada receiver unit di dekat system transmisi.
c. Perintah yang diterima tadi kemudian diteruskan pada system transmisi yang
digunakan. Jika perangkat elektrik yang digunakan pada system transmisi tersebut
maka dari receiver akan dihubungkan menggunakan kabel pada steering gear. Jika
menggunakan system hidraulik, maka dari receiver akan diteruskan pada system
hidraulik yang meliputi running pump untuk mengarahkan fluida kemudian
working cylinder untuk memberikan gaya pada rudder untuk dapat bergerak.

7
d. Gerakan yang dihasilkan pada masing-masing system transmisi tentunya juga
menggunakan steering gear untuk memperbesar momen putar yang dihasilkan
oleh system transmisi. Gaya tersebut diteruskan pada daun kemudi atau rudder
sehingga rudder dapat bergerak dan mengarahkan kapal pada posisi yang
diinginkan.

Gambar 7 : Mesin Kemudi

Sumber : PT. Citra Bahari Shipyard

1.8 Kemudi Darurat

Kemudi darurat merupakan unit roda kemudi elektromekanis yang mengarahkan


kapal dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya. Biasanya unit roda kemudi adalah 2 atau
4 ram unit yang dioperasikan secara elektro- hidrolik dengan dua atau lebih motor
hidrolik untuk gerakan ram.

Situasi dapat terjadi di mana operasi remote control mungkin gagal bekerja dan
dapat berupa hilangnya kontrol kemudi secara tiba-tiba dari bridge. Hal ini dapat
disebabkan oleh kegagalan daya mendadak, masalah kelistrikan pada sistem atau sistem
kontrol yang mencakup motor tele-motor atau motor servo yang rusak yang digunakan
untuk mentransfer sinyal dari bridge ke unit kemudi. Untuk mengontrol kemudi kapal
pada situasi darurat tersebut dengan tindakan manual dari dalam ruang roda kemudi
digunakan sistem kemudi darurat.

● Prosedur Pengoperasian Kemudi Darurat

Poin-poin berikut harus diikuti untuk pengoperasian kemudi darurat.

a. Prosedur dan diagram pengoperasian kemudi darurat harus ditampilkan di


ruang peralatan kemudi dan jembatan

8
b. Bahkan dalam situasi darurat kami tidak dapat memutar kemudi besar
dengan tangan atau cara lain, dan itulah sebabnya motor hidrolik diberikan
pasokan dari generator darurat langsung melalui papan sakelar darurat
(regulasi SOLAS). Itu juga harus dipajang di ruang kemudi.
c. Pastikan komunikasi yang jelas untuk operasi darurat melalui VHF atau
sistem telepon kapal.
d. Biasanya sebuah sakelar diberikan di panel catu daya perangkat kemudi
untuk motor tele; matikan pasokan dari panel.
e. Ubah mode operasi dengan memilih sakelar untuk motor yang disuplai
daya darurat.
f. Terdapat peniti pada roda kemudi operasi manual sehingga selama
pengoperasian normal pengoperasian manual selalu dalam mode cut-off.
Lepaskan pin itu.
g. Roda kemudi disediakan yang mengontrol aliran oli ke domba jantan
dengan indikator sudut kemudi. Roda dapat diputar searah jarum jam atau
berlawanan arah jarum jam untuk pergi ke kiri atau ke kanan atau
sebaliknya.
h. Jika ada listrik mati, melalui telepon daya suara menerima perintah dari
jembatan untuk sudut kemudi. Segera setelah Anda mendapatkan pesanan,
putar roda dan periksa indikator sudut kemudi.
Gambar 8 : Kemudi Darurat

Sumber : PT. Citra Bahari Shipyard

a. Penggunaan Kompas Magnet dan Gyro

b. PERINTAH KEMUDI

Prinsip pengemudian kapal bahwa semua perintah kemudi yang diberikan harus diulangi oleh
juru mudi dan mualim jaga sebagai pemberi perintah harus memastikan bahwa perintah tersebut

9
dilaksanakan benar dan tepat. Semua perintah yang lain dan juru mudi harus melaporkan bila
kapal tidak ada pergerakan.
10
11

12
c. MERUBAH KEMUDI OTOMATIS KE KEMUDI MANUAL / SEBALIKNYA

Pengemudian kapal adalah Bagian Penting tugas navigator bagaimana cara


membawa kapal tetap ke garis haluan yang telah ditentukan.

13
kemudi kapal dan instalasinya adalah suatu sistem didalam kapal yang
memegang peranan penting di dalam pelayaran dan menjamin kemampuan olah
gerak kapal tersebut. Pada saat seorang navigator sedang mengemudikan
kapalnya

Ada beberapa jenis dan type mesin kemudi di atas kapal antara

laian : 1. Mesin kemudi tenaga uap (Chain and Rod Steering

Gear).

2. Mesin kemudi hydraulic


3. Mesin kemudi electro Hydraulic
4. Mesin kemudi Electric.
Ada beberapa jenis sistem kemudi yg kita kenal di atas kapal
1. Sistem kemudi manual (tangan)
2. Sistem kemudi secara auto pilot (automat)
3. Sistem kemudi darurat
Pada saat kapal sedang berlayar, kapal akan mengalami pengaruh
ganggun dari luar di antaranya yaitu :

1. Arus

2. Angin
3. Ombak
Sedangkan gangguan dari dalam antara lain :
1. Konstruksi kapal itu sendiri dan
2. putaran baling – baling
kapal dengan baling – baling tunggal (putaran kekanan) akan mempunyai
pengaruh merubah haluan sejati (Hs) kapal cendrung selalu kekanan untuk dapat
menstabilakan haluan sejati (Hs) kapal atau mengendalikanya di perlukan unsur
– unsur pengemudian

14
2 Unsur – unsur pengemudian kapal :

1. Baling – baling yg memberikan tenaga dorong

2. Baling – baling haluan (Bow Sthruter) : Baling – baling yg di pasang


dihaluan sekitar 10% dari panjang kapal dihitung dari tinggi depan yg
gunanya untuk membantu dalam olah gerak, membantu gerakan haluan kapal
kekiri dan kekanan
3. Baling – baling samping dan

4. Daun kemudi

Unsur-

Unsur pada Pengemudian, Baling-baling merupakan unsur pengemudian yang


aktif sedangkan Kemudi merupakan unsur pengemudian yang pasif karna jika
kita menginginkan dampak dari kemudi,harus ada aliran air yang mengalir
dengan kecepatan yang cukup menekan daun kemudi dan hal ini akan terjadi
apabila kapal. mempunyai laju terhadap air, tetapi dapat juga terjadi pada kapal
yang berhenti dengan mmenggerakan baling-baling pendorong. Pada dasarnya
gerakan yang terjadi oleh kapal adalah akibat adanya gaya hydrodinamis yang
15
bekerja pada kapal. gaya-gaya ini terjadi karena ada air yang mengalir
melewatinya.arus air yang bergerak ini akan mempengaruhi unsur-unsur
pengemudian tersebut. Pengemudian kapal adalah sebagian tugas Navigator
yang sangat penting dalam melayarkan sebuah kapal.
Adapun tujuan dari Pengemudian adalah untuk membawa kapal kegaris haluan
yang telah ditentukan dan merupakan suatu upaya untuk mempertahankan agar
kapal tetap pada garis haluannya yang di inginkan.

Pengontrolan pada saat pengemudian


dapat dilakuan dengan :
1. Dengan acuan index paralel petunjuk docomenter dengan memberikan
aba – aba kemudi.

2. Dengan loksodrom tertentu yaitu dengan penentuan posisi terdekat.

3. Pengecekan hasil pengemudian dapat dilihat melalui hasil rekaman yang


telah dikemudikan yang terdapat pada alat Course Recorder.

Ada beberapa hal yang sering digunakan dalam pengoperasian

kapal : 1. Melalui unsur garis – indeks paralel :

Jika Navigator sedang melakukan olah gerak diperairan sempit kemudian


melihat Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) / Suar Penuntun atau garis
suar agak terbuka maka dalam kondisi seperti ini navigator perlu merubah
haluan sedemikian rupa, dan Navigator akan segera memberikan aba-aba
kepada juru midi untuk mengembalikan haluan kapal kearah haluan yang
ditentukan sesuai dengan heading line yang tercantum pada peta sehingga
setelah beberapa saat kedua suar yang berada di haluan akan terlihat berimpit

16
kembali. Jika kita tidak mendapat acuan ekstrern seperti ini, kapal tidak dapat
di kemudikan sedemikian rupa agar Hd (heading direction) atau Hp (haluan
pedoman) nya dapat ditahan secara konstan. Apabila Navigator tidak
melakukan upaya tersebut maka kapal tidak mungkin dapat mengikuti alur
pelayaran sesuai loxondrom tertentu.
Tetapi untuk sementara navigator sudah berupaya untuk menempatkan posisi
kapal pada posisi yg paling mendekati.

1. Melalui nilai – decometer yang tetap :

Jika navigator melakukan pergerakan diperairan sempit dengan


menggunakan pesawat RADAR kemudian melihat sarana bantu navigasi
pelayaran (SBNP)/ Suar penuntun atau Garis suar (RACON)di RADAR
agak terbuka atau gema acuan meninggalkan index paraller atau penunjuk
dekometer pada RADAR berubah, maka navigator segera memberikan aba-
aba kepada juru mudi.
Navigator perlu meruba haluan sedemikin rupa, sehingga setelah selang
waktu tertentu,kedua suar yg berada dihaluan terlihat berimpit kembali atau
gema acuan suda kembali pada index atau diberikan lagi pada nilai
decometer yang gtetap pada RADAR.
Jika kita tidak mendapat acuan ektern ini, kapal tidak dapatdikemudikan
sedemikian rupa agar Hd (heading direction) atau Hp (haluan pedoman)nya
dapat ditahan secara konstan.
Apabila navigator tidak melakukan upaya tersebut maka kapal tidak mungkin
dapat mengikuti alur pelayaran sesuai loxondrom tertentu.
Tetapi untuk sementera navigator sudah berupaya untuk menempatkan posisi
kapal yang paling mendekati.

Loxondrom

Ialah suatu garis lurus dipeta yang memotong derajah-derajah dengan sudut
yang sama besarnya yang menghubungkan antara 2 tempat dibumi. (pada
kenyataannya garis lurus tersebut dibumi merupakan garis lengkung).

17
Orthodrom

Ialah haluan yangditempuh oleh kapal dengan menggunakan jarak perjalanan


yang terpendek, jadi diatas bumi yang berbangun bulat itu menurut lingkaran
besar yang memotong derajah-derajah di atas sudut yang tidak sama besarnya
mengikuti lintas lengkung mengakibatkan bahwa Hs atau Hd atau Hp
berubah secara kontinyu, kecepatan perubahan �� Hs dapat ditunjukan
oleh “Rate of turn indicator”.
Hs =
haluan
sejati Hd=
heading
direction
Hp=
haluan
pedoman
Pengemudi pada lintas lengkunga ini sekarang dapat terlaksana sedemikian
rupa, sehingga dapat dipertahankan �� Hs yang konstan

3. Definisi kapal

Kapal adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut (sungai dan
sebagainya) seperti halnya sampan atau perahu yang lebih kecil. Kapal biasanya cukup besar
untuk membawa perahu kecil seperti sekoci. Sedangkan dalam istilah inggris, dipisahkan antara
ship yang lebih besar dan boat yang lebih kecil. Secara kebiasaannya kapal dapat membawa
perahu tetapi perahu tidak dapat membawa kapal. Ukuran sebenarnya di mana sebuah perahu
disebut kapal selalu ditetapkan oleh undang-undang dan peraturan atau kebiasaan setempat.
Berabad-abad kapal digunakan oleh manusia untuk mengarungi sungai atau lautan yang diawali
oleh penemuan perahu. Biasanya manusia pada masa lampau menggunakan kano, rakit ataupun
perahu, semakin besar kebutuhan akan daya muat maka dibuatlah perahu atau rakit yang
berukuran lebih besar yang dinamakan kapal.

Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan kapal pada masa lampau menggunakan
kayu, bambu ataupun batang-batang papirus seperti yang digunakan bangsa mesir kuno
kemudian digunakan bahan bahan logam seperti besi/baja karena kebutuhan manusia akan kapal
yang kuat. Untuk penggeraknya manusia pada awalnya menggunakan dayung kemudian angin
dengan

18
bantuan layar, mesin uap setelah muncul revolusi Industri dan 14 mesin diesel serta Nuklir.
Beberapa penelitian memunculkan kapal bermesin yang berjalan mengambang di atas air seperti
Hovercraft dan Eakroplane. Serta kapal yang digunakan di dasar lautan yakni kapal selam.
Berabad abad kapal digunakan untuk mengangkut penumpang dan barang sampai akhirnya pada
awal abad ke-20 ditemukan pesawat terbang yang mampu mengangkut barang dan penumpang
dalam waktu singkat maka kapal pun mendapat saingan berat. Namun untuk kapal masih
memiliki keunggulan yakni mampu mengangkut barang dengan tonase yang lebih besar
sehingga lebih banyak didominasi kapal niaga dan tanker sedangkan kapal penumpang banyak
dialihkan menjadi kapal pesiar seperti Queen Elizabeth dan Awani Dream.

4. JENIS STANDAR SERTIFIKASI

Telah secara luas diketahui bahwa IMO mengadakan Konferensi Diplomatik di Manila,
Filipina, pertengahan tahun 2010 untuk membahas amandemen STCW. Banyak orang yang tidak
mengetahui pada tingkat apa revisinya dan realitas implementasinya di balik hal tersebut. Untuk
meluruskan hal-hal tersebut mari kita lihat apa yang telah terjadi langkah demi langkah.

1. Amandemen STCW Manila.

Pada 25 Juni 2010, Organisasi Maritim Internasional (IMO) serta stakeholder utama
lainnya dalam dunia industry pelayaran dan pengawakan global secara resmi meratifikasi apa
yang disebut sebagai 15 "Amandemen Manila" terhadap Konvensi Standar Pelatihan untuk
Sertifikasi dan Tugas Jaga bagi Pelaut (STCW) dan Aturan terkait. Amandemen tersebut
bertujuan untuk membuat STCW selalu mengikuti perkembangan jaman sejak pembuatan dan
penerapan awalnya pada tahun 1978, dan amandemen selanjutnya pada tahun 1995.

a. Mulai Berlakunya. Amandemen Konvensi STCW akan diterapkan melalui prosedur


penerimaan dengan pemahaman yang telah disepakati yang mengisyaratkan bahwa perubahan
tersebut sudah harus diterima paling lambat 1 Juli 2011 KECUALI bila lebih dari 50% dari para
pihak terkait STCW menolak perubahan yang demikian. Sebagai hasilnya, Amandemen STCW
ditetapkan mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2012.

2. Tujuan Amandemen STCW. Hal-hal berikut menguraikan perbaikan-perbaikan kunci yang


diwujudkan melalui Amandemen baru, yaitu:

1) Sertifikat Kompetensi & Endorsement-nya hanya boleh dikeluarkan oleh Pemerintah -


sehingga mengurangi kemungkinan pemalsuan sertifikat kompetensi.

2) Pelaut yang telah menjalani pemeriksaan kesehatan sesuai Standar medis umum untuk
pelaut dari satu negara dapat berlaku di kapal yang berasal dari negara lain tanpa
menjalani pemeriksaan medis ulang. 16

3) Persyaratan revalidasi sertifikat dirasionalisasi untuk kepentingan pelaut.

19
4) Pengenalan metodologi pelatihan modern seperti pembelajaran jarak jauh dan
pembelajaran berbasis web.

5) Jam istirahat bagi pelaut dikapal diselaraskan dengan persyaratan Maritime Labor
Convention ILO/MLC (Konvensi Buruh Maritim ILO) 2006, dengan maksud untuk
mengurangi kelelahan.

6) Memperkenalkan persyaratan-persyaratan tambahan untuk menghindari alkohol dan


penyalahgunaan zat terlarang.

7) Kompetensi dan kurikulum baru harus terus diperbarui mengikuti perkembangan


teknologi modern dan kebutuhan riil dilapangan.

8) Pelatihan penyegaran dibahas dengan layak dalam konvensi.

5. REKRUTMEN

Rekrutmen atau dalam Bahasa Inggris recruitment yang berarti penerimaan tenaga-tenaga
baru, adalah kegiatan yang sangat penting dalam suatu perusahaan atau organisasi. Sebelum
organisasi dapat mengisi sebuah lowongan pekerjaan, organisasi tersebut harus mencari
orangorang yang tidak hanya memenuhi syarat untuk posisi tersebut, namun juga menginginkan
pekerjaan tersebut. Melalui rekrutmen, organisasi dapat melakukan komunikasi dengan pihak
pihak tertentu untuk memperoleh sumber daya manusia yang potential, sehingga akan banyak
pencari kerja dapat mengenal dan mengetahui organisasi yang pada akhirnya akan memutuskan
kepastian atau tidaknya dalam bekerja. Dasar 17 penarikan calon karyawan harus ditetapkan
terlebih dahulu supaya pelamar yang memasukkan lamarannya sesuai dengan pekerjaan atau
jabatan yang diminatinya. Dasar penarikan harus berpedoman pada spesifikasi pekerjaan yang
telah ditentukan untuk menduduki jabatan tersebut. Job specification harus diuraikan secara
terperinci dan jelas agar para pelamar mengetahui kualifikasi yang dituntut oleh lowongan kerja
tersebut. (Malayu S.P Hasibuan dalam buku “Manajemen Sumber Daya Manusia”, 2006: 41).

Rekrutmen adalah serangkaian aktivitas untuk mencari dan memikat pelamar kerja
dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi
kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian. Aktivitas rekrutmen dimulai
pada saat calon mulai dicari dan berakhir kala lamaran mereka diserahkan. (Henry Simamora,
dalam Buku “Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 3”, 2006). Menurut Sondang P. Siagian
dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 1 tahun 2006 menyatakan bahwa, “Proses
rekrutmen dimulai pada saat diambil langkah mencari pelamar dan berakhir ketika pelamar
mengajukan lamarannya. Secara konseptual dapat dikatakan bahwa langkah yang segera
mengikuti proses rekrutmen, yaitu seleksi bukan lagi merupakan bagian dari rekrutmen. Jika
proses rekrutmen ditempuh dengan tepat dan baik, hasilnya ialah adanya sekelompok yang
kemudian diseleksi guna menjamin bahwa hanya yang paling memenuhi semua persyaratan
yang diterima sebagai pekerja dalam organisasi yang memperlukannya’.

20
Rekrutmen yang efektif memerlukan tersedianya informasi yang akurat dan
berkesinambungan mengenai jumlah dan kualifikasi individu yang diperlukan untuk
melaksanakan berbagai pekerjaan dalam organisasi. Aktivitas rekrutmen akan menyisihkan
pelamar yang kurang tepat dan memfokuskan upayanya pada calon yang akan dipanggil kembali.
Aktivitas rekrutmen dapat membangun opini publik yang menguntungkan dengan cara
mempengaruhi sikap para pelamar sedemikian rupa terlepas mereka diangkat atau tidak. Menurut
Susatyo Herlambang dalam buku “Pengantar Manajemen: Cara Mudah Memahami Ilmu
Manajemen” (2013: 86) menyatakan bahwa, langkah-langkah yang biasanya dilakuka dalam
prosedur seleksi yang digunakan adalah:

1) Wawancara Pendahuluan

2) Pengumpulan data pribadi

3) Pengujian

4) Wawancara yang lebih mendalam (interview)

5) Pemeriksaan referensi-referensi prestasi

6) Pemeriksaan kesehatan

7) Keputusan pribadi

8) Orientasi jabatan

Agar kualitas tenaga kerja yang diperoleh sesuai dengan keinginan perusahaan, maka
terlebih dahulu perusahaan harus memilih sumbersumber tenaga kerja yang tersedia. Pemilihan
sumber-sumber tenaga kerja 19 sangat penting mengingat jika salah dalam pemilihan sumber
tenaga kerja akan berakibat fatal yaitu akan memperoleh tenaga kerja yang tidak sesuai dengan
harapan. Jika rekrutmen berhasil dengan kata lain banyak pelamar yang memasukkan
lamarannya, maka peluang perusahaan untuk mendapatkan karyawan yang terbaik akan menjadi
semakin terbuka lebar, karena perusahaan akan memiliki banyak pilihan yang terbaik dari para
pelamar yang ada. Setelah proses perekrutan telah dilaksanakan maka diadakan sebuah
perjanjian kerja antara pelaut dan perusahaan atau dalam hal ini disebut Perjanjian Kerja Laut
(PKL) yang tercantum dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2013 Tentang Ketenagakerjaan
yang memuat :

1) Hak dan kewajiban pengusaha.

2) Hak dan kewajiban serikat pekerja/serikat buruh serta pekerja/buruh.

3) Angka waktu dan tanggal mulai berlakunya perjanjian kerja bersama.

4) Tandatangan para pihak pembuat perjanjian kerja laut.

Pengertian Perjanjian Kerja Laut (PKL) yang diatur dalam pasal 395 KUHD berbunyi:

21
“Yang dinamakan perjanjian kerja laut adalah perjanjian yang diadakan antara seorang
pengusaha kapal disatu pihak dengan seorang pekerja dipihak lain, dimana pihak terakhir
tersebut mengikatkan diri untuk melakukan pekerjaan dibawah perintah pengusaha kapal sebagai
nahkoda atau anak buah kapal dengan mendapat upah”. 20 Pembuatan Perjanjian Kerja Laut
harus dilakukan secara tertulis dengan ancaman batal. Hal ini dibedakan antara Perjanjian Kerja
Laut yang dilakukan oleh pengusaha kapal dengan nahkoda dan perwira-perwira kapal cukup
dilakukan secara tertulis biasa. Sedangkan perjanjian kerja laut antara pengusaha kapal dengan
anak buah kapal harus dilakukan secara tertulis dan diadakan di depan muka seorang pegawai
yang berwenang yang ditunjuk oleh pemerintah (syahbandar). (Siti Utari, dalam Buku
“Pengangkutan Laut Di Indonesia”, 1994: 17). Adapun pengertian dari jabatan-jabatan pelaut
yaitu:

1) Bosun/Serang

Serang atau yang biasa disebut Bosun paling senior dibagian geladak, dan
bertanggung jawab kepada komponen-komponen lambung kapal. Serang atau Bosun
mengepalai seluruh bawahan di bagian geladak, dan biasanya bukan petugas jaga, kecuali
di kapal-kapal yang berawak sedikit.

2) AB (Able Body) / Juru Mudi

Mendukung pejabat Deck dalam semua aspek kegiatan ruang kemudi, kargo dan
operasional pelayaran, di bawah pengawasan kepala kelasi, dan pumpman jika diperlukan.

3) O/S (Seaman Biasa)/Kelasi

O/S bertugas membantu AB, O/S mendukung pejabat Deck dalam semua aspek
dalam kegiatan kemudi, kargo dan operasional pelayaran 21 dan kesiapan peralatan,
kebersihan deck dibawah pengawasan kepala kelasi, dan pumpman jika diperlukan.

4) Greaser/Oiler atau juru minyak

Bertugas sebagai pencatan pemasukan dan pengeluaran bahan bakar dan minyak
lumas serta melaporkan kepada masinis jaga apabila ada kelainan pada bertugas sebagai
pencatan pemasukan dan pengeluaran bahan bakar dan minyak lumas serta melaporkan
kepada masinis jaga apabila ada kelainan pada pesawat-pesawat indicator minyak.

5) Wiper

Posisi Junior bertugas di tanki kapal membantu One number Oiler, Oiler. Wiper
mendukung pejabat Engineer di semua aspek tugas menjaga mesin, pemeliharaan dan
perbaikan

6) Chief Cook

22
Jabatan Chief Cook bertanggung jawab atas kapal Cateriing Department, Chief
Cook juga membuat laporan kepada Master, dan mengawasi/memimpin 2 nd Cook dan
Utility/helper dalam semua aspek termasuk disiplin dan kebersihan. Membuat menu dan
memastikan tentang pemenuhan untuk ABK kapal. Chief Cook mengatur anggaran dan
kontrol pedoman makanan dalam batas-batas yang di tetapkan oleh Master, mencanakan
menu yang berfariasi.

7) Second Cook 22

Bertugas membantu Chief Cook, membuat laporan kepada kepala Cook, bertugas memasak
sehari-hari atas perintah Chief Cook dan membantu/dan mengawasi Utility pada aspek tugasnya.
8) Steward Jabatan seseorang yang mengurus alat-alat dapur di kapal, sebagai pekerja yang
mengupayakan kebersihan lingkungan daerah kerja,agar terhindar dari gangguan kesehatan bagi
Master kapal maupun awak kapal

a. Prosedur serah terima tugas jaga

Yang melaksanakan tugas jaga navigasi

1.Petugas jaga yang melaksanakan tugas jaga navigasi harus:

a. Samasekali tidak diperkenankan meninggalkan anjungan sebelum ada pengganti

b.Tugas melaksanakan tanggungjawab navigasi secara aman

c.Bilamana merasa ragu-ragu tentang tindakan beritahu nakhoda

2.Selama tugas jaga, haluan, posisi kapal dan kecepatan kapal harus diperiksa secara berkala

3.Petugas jaga harus memiliki engetahuan mengoperasikan seluruh peralatan navigasi yang ada
dianjungan

4.Petugas jaga dianjungan tidak boleh merangkap tugas tugas lain

5.Petugas jaga navigasi menggunakan seluruh peralatan navigasi di anjungan se efektif mungkin

6.Jika menggunakan radar harus sesuai dengan ketentuan peraturan internasional pencegahan
tubrukan di laut (P2TL)

7.Petugas jaga navigasi tidak boleh ragu-ragu menggunakan kemudi,mesin,semboyan bunyi


yang ada

8.Petugas jaga navigasi harus mengetahui sifat-sifat olahgerak kapal termasuk jarak henti dan
lingkaran putar kapl

23
9.Harus dilakukan pencatatan secara baik selama tugas jaga yang berhubungan dengan
olahgerak kapal dan berkaitan dengan navigasi

10.Petugas jaga navigasi harus menjamin bahwa pengamatan yang baik yang dilakukan teru
menerus
11.penguji kemampuan operasional peraltan navigasi harus dilakukan sesering mungkin

12.Petugas jaga navigasi harus melakukan pemeriksaan tetap untuk menjamun bahwa:

a.kemudi otomatis atau kemudi tangan yang mengikuti haluan yang benar b.kesalahan

pada standar kompas

c.kemudi otomatis harus diuji secara manual paling sedikit satu kali dalam satu putaran
tugas jaga

d.lampu-lampu navigasi dan lampu isyarat harus berfungsi dengan baik

13.Petugas jaga navigsi harus mematuhi persyaratan-persyaratan SOLAS 1974 dengan


mempertimbangkan:

a.menempatkan seseorang awak kapal untuk mengemudikan kapal

b.jika kapal sedang menggunakan kemudi otomatis jurumudi jaga harus teap di

anjungan 14.Petugas jaga navigasi harus bisa menggunakan semua alat bantu navigasi

elektronik

15.Petugas jaga navigasi harus menggunakan radar pada jarak tampak yang terbatas dan
diperairan yang penuh lalulintas kapal

16.Petugas jaga navigasi harus menjamin bahwa skala jarak yang aman

17.Jika menggunakan radar harus memiliki suatu skala jarak yang memadai

18.Hal-hal yang harus diberitahukan kepada Nakhoda:

a.Jika terjadi berkurangna jarak tampak

b.kondisi lalulintas kapal yang ramai

c.jika sulit mempertahnkan haluan yang benar

d.jika tidak melihat adanya daratan

e.secara tidak terduga melihat adanya daratan

24
f.jika terjadi kerusakan mesin

g.jika peralatan radio rtidak berfungsi


h.jika dalam cuaca buruk

i.jika kapal menemui setiap bahaya navigasi

j.jika kapal dalam keadaan darurat atau ragu dalam mengambil keputusan

19.Meskipun ada keharusan memberitahu nakhoda perwira jaga navigasi mengambil tindakan
secpatnya demi keselamatan kapal

20.Petugas jaga navigasi memberi petunjuk-petunjuk dan informasi kepada bawahan yang
membantu tugas jaga untuk pengamatan yang baik

6. KAPAL SEDANG BERLABUH

1.KAPAL YANG SEDANG BERLABUH JANGKAR

Petugas jaga navigasi harus melakukan tugasnya ketika sedang berlabuh jangkar:

a. Menentukan dan menggambar posisi kapal pada peta sedini mungkin

b. Melakukan pemeriksaan secara berkala bahwa kapal tetap pada posisi labuh jangkar
yang aman.

c. menjamin pengamatan yang baik

d. memastikan bahwa pemeriksaan kapalsecara berkala

e. mengamati keadaan gelombang dan cuaca keadaan laut

f. bila jangkar menggaruk atau hanyut beritahu nakhoda

g. memastikan kesiapan mesin induk

h. bila berkurang jarak tampak beritahu nakhoda

i. menunjukan lampu labuh pada malam hari dan tanda-tanda labuh pada siang hari

j. mengambil tindakan melindungi dari pencemaran

2. KAPAL SEDANG SANDAR DI DERMAGA

Petugas jaga harus:

25
a.melakukan tugas keliling secara berkala

b.menaruh perhatian secara khusus:


1. tros-tros kapal kencang atau kendor sekali,gangway,jangkar sesuai pasang dan

surut 2.menjaga stabilitas kapal (kemiringan atau trim)

3.cuaca dan keadaan laut

4.keselamatan dan perlindungan dari kebakaran

5.air di got-got dan tangki-tangki

6.mengawasi buruh yang kerja diatas kapal

7.memasang lampu-lampu deck pada malam hari

c.mengawasi cuaca buruk untuk melindungi kapal krew dan muatan

d.melindungi pencemaran

e.dalam keadaan darurat beritahu nakhoda

f.menjamin stabilitas kapal dengan baik

g.memberikan bantuan kepada kapal lain bila ada alarm marabahaya

h.menjaga baling-baling

i.mencatat dalam buku harian kapal segala kejadian/peristiwa penting mengenai


kapal

7. Pengoperasian peralatan emergency dan aplikasi emergency prosedur

Keadaan Darurat (Emergency Situation) adalah suatu keadaan diluar keadaan normal
yang terjadi diatas kapal yang mempunyai tingkat kecelakaan akan dapat membahayakan jiwa
manusia, harta benda, dan lingkungan dimana kapal berada.

Jenis-Jenis Keadaan Darurat

1. Tuibrukan
2. Kandas/Terdampar
3. Reaksi Muatan Berbahaya
4. Pengerasan Muatan
5. Ledaka Kamar Mesin
6. Kebakaran

26
7. Tenggelam Kebocoran
8. Kecelakaan Kerja

A. BREATHING APARATUS
Fungsi utama Breathing Asparatus, membantu untuk melakukan pernafasan terutama
ketika dalam keadaan atau peristiwa berbahaya. Tiga Komponen Utama Breathing Aparatus

1. Tangki atau tabung udara bertekanan Tinggi, volume bervariasi. Kapasitas tabung umumnya
berkisar : 9L, 8L, 6L, 5L, 4L, 3L, atau 2L. Tangki udara ini biasanya terbuat dari bahan
Alumunium, Baja maupun Fiber Composite.

2. Regulator pengatur tekanan

3. Sambungan inhalasi berupa corong mulut atau masker mulut dan masker wajah, yang
menyatu.

b. FIREMAN OUTFIT

digunakan oleh pemadam api saat terjadi kebakaran diatas kapal, biasanya terdiri dari 4
set fireman outfit. Tergantung pada jenis kapal tersebut. Fireman out fit terdiri atas :

- Protective Clothing of material to protect sky from heat.

- Boots of Rubber or Other

- Life line Panjang 30 meter

- Safety Lamp

- Axe and BA set dapat digunakan kurang lebih 30 menit tergantung jenis BA

nya. Buoyant smoke signals

Syarat minimun dari SOLAS di chapter III regulasi 37 untuk smoke signal yaitu:

•Kedap air

•dilengkapi cara penggunaan yang ringkas dan jelas

•Tidak meledak ketika diaktifkan

•daya tampak Asap harus tajam dengan minimum pakai selama 3 menit

•Hanya mengeluarkan asap bukan api.

27
Rocket parachute flare

SOLAS chapter III regulasi 26 memberi syarat minimun untuk rocket parasut selain point diatas
yaitu:
•Minimun jarak vertikal ke udara yang bisa dijangkau adalah 300 meter

•Lama menyala tidak kurang dari 40 detik dengan minimun intensitas cahaya 30000
candela.

•Kecepatan jatuhnya setelah parashut terbuka minimal 5 m/s

•Ketika menyala tidak merusak atau membakar parashutnya diudara

28

Anda mungkin juga menyukai