Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

Merencanakan pelayaran, penentuan posisi dan arah haluan kapal di zona


pantai merupakan ilmu pengetahuan dasar bagi calon-calon pelaut, agar sewaktu
melakukan pelayaran telah memiliki ilmu yang berkenaan dengan pelayaran.
Untuk mempelajari bagaimana seorang pelaut dapat menentukan posisi duga baik
dari tempat tolak sampai ke titik tiba. Sebagian ilmu penunjang dari keahlian ini
adalah ilmu pelayaran datar, penentuan posisi dan pelayaran, olah gerak kapal dan
navigasi elektronika.

Secara garis besar ilmu pelayaran adalah suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang proses pelayaran kapal dari suatu tempat ke tempat yang lain
dengan aman, efisien dan efektif.

Banyak hal yang harus diketahui selama mempelajari ilmu pelayaran yang
menyangkut penentuan posisi kapal serta arah haluan. Terutama tentang cuaca dan
iklim atau dengan kata keadaan alur pelayaran disaat akan melakukan
pelayaran.selain itu juga yang harus diketahui bagaimana mempertahankan haluan
kapal dalam keadaan aman dalam situasi menghadapi angin dan gelombang atau
dalam keadaan cuaca buruk. Dalam ilmu pelayaran dapat dipelajari bagaimana
cara melakukan tindakan-tindakan dalam keadaan apapun. Seperti menduga waktu
tiba, temapat tiba, arah haluan yang digunakan dan penentuan posisi kapal dengan
membaring benda atau kapal. Apalagi ketika akan melakukan baringan, seorang
navigator akan melakukan perhitungan matang termasuk menentukan waktu dan
tempat tiba. Sehingga akan tercapai tujuan pelayaran dengan aman.

Tujuan : Mengetahui proses perencanaan pelayaran yang harus dilakukan


sebelum berlayar.
BAB II
PERENCANAAN PELAYARAN

1. PARALEL INDEKS :Suatu metode yang digunakan mengececheck secara


terus menerus pergerakan kapal yang mengikuti track/lintasan yang telah
direncanakan oleh Navigator .
2.TRANSIT : Bagian dan jarak terhadap benda yang dikenal . Agar akurat dlm
penggunaan LEADING LINE , jarak kapal ke benda terdekat lebih dari 3 X jarak
antara 2 buah benda yg digunakan .
3.MARGIN OF SAFETY : Batas daerah aman / garis lurus diluar NO GO AREA
dan merupakan SPACE jika kapal terlambat untuk merubah haluan .
4. NO GO AREA : Daerah yang tidak boleh didatangi berkaitan dg kedalaman
atau bahaya Navigasi yg ada .SPACE jika kapal terlambat merubah haluan .
5.DISTANCE OF DANGER :Jarak aman terhadap suatu bahaya Navigasi yg
tergantung pada
- Sarat kapal
- Keadaan lalu lintas perairan tsb
- Keadaan cuaca , angin , kabut dsb .
- Jarak aman yg dianjurkan min 1.5 mil
- Keadaan arus dan pasang surutnya .

HAL- HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN UNTUK PERENCANAAN


PELAYAN :
A. Penyebab Pasang Surut
- Adanya gaya tarik Grafitasi Bulan thd Bumi
- Adanya pengaruh angin dan arus
- Adanya pengaruh pergeseran / pergerakan pada dasar bumi
1. TIDAL STEAM : Daftar arus pasang surut deg ukuran kecepatn arus dalam mil
/ jam
2. HIGHT WATER : Keadaan pada suatu perairan mengalami penambahan
permukaan air dari permukaan normal yang mana disebut dengan air pasang .
3. SLACK WATER : Disebut juga dengan air tenang , dimana saat air berubah
dari pasang - kesurut ( selang waktu ) begitu pula sebaliknya .
4. NEAP TIDE : Keadaan air pada saat surut ter rendah .
5. SPRING TIDE : keadaan air pada saat pasang tertinggi

B. Buku Dan Pedoman Informasi Pelayaran


a. OCEANPASSAGE FOR THE WORLD : Buku yang berisi mengenai data-
data / keterangan yang bersangkutan dengan peta yang menggambarkan angin
arus yang tercatat dalam buku KEPANDUAN BAHARI .
b. NAVIGATIONAL WARNING : Informasi yang berisi perubahan alat-alat
bantu navigasi (Bouy,Landmark,Beacon dsb )
c. SAILLING DIRECTION : Buku yang berisi data / informasi pelabuhan yang
menyangkut fasilitas dan keadaan yang dimiliki oleh sebuah pelabuhan diseluruh
dunia .

C. Gejala Squat
SQUAT terjadi karena adanya perbedaan antara kecepatan air didekat
lambung kapal pada saat kapal bergerak sehingga menimbulkan tekanan disekitar
kapal yang menyebabkan kapal akan lebih tenggelam .
- Yang harus diperhatikan oleh Nakhoda / Mualim Jaga adalah kedalaman
perairan tsb agar kapal tidak kandas / menyentuh dasar perairan sehingga kapal
mengalami kerusakan dibagian lunasnya .
Rumus menghitung besarnya SQUAT diPerairan Sempit :
SQUAT max = 2 x Cb x _V_ meter 100
Rumus menghitung besarnya SQUAT di perairan lebar
SQUAT max = Cb x _V_ meter 100

TAHAPAN DALAM MEMBUAT PASSAGE PLANING :


- PENILAIAN ( APPRASIAL ) : Nakhoda berkonsultasi dg para Mualim dalam
hal memutuskan route mana yang akan dilalui dg mempertimbangkan semua
informasi yang berhubungan dg route yang akan dilayari .
- PERENCANAAN ( PLANING ) : Perwira Navigasi menarik garis haluan yang
akan dilalui dipeta yang telah dipersiapkan sesuai dg routenya , dan memberikan
catatan yang detail dari rencana yang telah disetujui dari BERTH TO BERTH ,
termasuk persiapan berlayar dengan pandu .
- PELAKSANAAN ( EXECUTIO ) : Pada saat akan bertolak harus
mempertimbangkan kondisi penerangan , keadaan arus ( pasang surut ) agar
Nakhoda dapat mengatur kecepatan atau memodifikasi haluan kapal agar kapal
dapat berlayar dengan menyenagkan .
- PENGAWASAN ( MONITORING ) : Pada tahapan ini dapat dilakukan oleh
Perwira Jaga untuk mengecek pada tiap tahapan tugasnya dan wajib memanggil
Nakhoda bila dalam pelaksanaan tugasnya terdapat keragu-raguan atau dalam
keadaan darurat dapat segera mengambil tindakan penyelamatan .

TUJUAN PEMBUATAN RANCANGAN PELAYARAN :


Untuk mempersiapkan pelayaran dg aman dari satu pelabuhan tolak ke
pelabuhan tujuan dg memperhatikan keadaan perairan , bahaya Navigasi yang ada
sepanjang pelayaran , keadaan kapal-kapal sekelilingnya dan lingkungannya
setiap saat .Selain itu dapat mempermudah dan mempercepat dlm memproses
informasi yang diperoleh .

KEUNTUNGAN YANG DIPEROLEH :


Mendapatkan Metode Navigasi yang handal yg dapat digunakan pada
pelayaran yg sama . Dan dalam alur pelayaran sempit atau terbatas dapat
berkonsentrasi dengan bantuan tehnik pemanduan .

MENYUSUN RANCANGAN PELAYARAN DAERAH PANTAI ( ROUTE


COASTAL NAVIGATION )
- Penggunaan Peta Yang Up To Date ( Sesuai ) .
- Mengetahui semua hal / tanda-tanda yang relevan terhadap benda-benda
Navigasi
- Fix posisi ditentukan secara terus menerus . Hal tsb tergantung dari jarak
terdekat dengan bahaya navigasi dan kecepatan kapal .
- Penggunaan radar hanya sebagai alat bantu navigasi saja .
- Bila tanda navigasi tidak dapat terlihat dg jelas , dapat menggunakan METHOD
PARALEL INDEKS .

MENYUSUN RANCANGAN PELAYARAN di SAMUDRA LUAS


- Rencana pada skala kecil dipeta laut / routering chart dimana terdapat
keterangan tentang OCEAN CURRENT , WIND , ICE LIMIT , dsb .
- Peta Proyeksi GNOMONIK untuk Ploting GE route .
- LOAD LINE ZONE Chart untuk menyakinkan aturan Load Line telah diikuti .

YANG TERMASUK KATAGORI CRITICAL NAVIGATION


- Bernavigasi dalam jarak pandang terbatas . Artinya keadaan cuaca yang
menyebabkan / menghalangi jarak pandang hingga kurang dari 3 mil .
- Bernavigasi dalam keadaan cuaca yang buruk . Artinya keadaan laut , angin
,ataupun alam yang menyebabkan keadaan kapal susah untuk di kendalikan .
- Bernavigasi dalam alur pelayaran sempit . Artinya berlayar didaerah yang
mempunyai lalu lintas yang sempit , yang menyebabkan kapal susah / terbatas
untuk bernavigasi dg baik . ( adanya TRAFIC SPARATION , KEDALAMAN
AIR , PERAIRAN YANG RAMAI , dsb )

PERSIAPAN YANG DILAKUKAN MEMASUKI DAERAH TAMPAK


TERBATAS :
- Mengamati sekeliling dg menggunakan semua sarana yg ada .
- Menghidupkan isarat kabut secara terus menerus .
- Mempersiapkan jangkar untuk dapat digunakan sewaktu-waktu .
- Memberitahukan kepada kamar mesin untuk siap melakukan Olah Gerak .

DALAM PEMBUATAN RENCANA PELAYARAN HAL YANG PERLU DI


PERHATIKAN
- Under Keel Clearence yg cukup sepanjang pelayaran .
- Jarak aman dari bahaya navigasi .
- Posisi merubah haluan yg terkontrol oleh radar / visual .
- Melewati bagan pemisaah dg aman .
- Jarak tampak lampu / suar / bouy yang dilewati .
- Kecepatan aman sepanjang route .
- Posisi lapor / Reporting Point
- Penerbitan Navigasi yg Up To Date .
- Saat mengganti peta tidak ditempat yang kritis / banyak bahaya .

PERSIAPAN YG HARUS DIPERHATIKAN 12 JAM SEBELUM


BERANGKAT , SEHUBUNGAN DG STEERING GEAR TEST :
- Steering Gear dalam posisi Stand By .
- 1 Jam sebelum berangkat Power steering dihidupkan .
- Pengetesan Steering Gear dg memutar handle kemudi cikar kanan - cikar kiri
dan kembali keposisi tengah2 dg melihat Indikator .
- Harus dipastikan bahwa Steering Gear dapat digunakan secara manual maupun
otomatis .
- Pastikan tidak ada kebocoran pada pipa hydrolick nya .
- Semua kegiatan pengetesan dicatat dalam Check List yg ada di anjungan .

EMERGENCY STEERING DRILL


Adalah suatu kegiatan latihan yang dilakukan untuk menghadapi suatu
keadaan darurat sehubungan dg keadaan STEERING GEAR yg mengalami
kerusakan tiba2 . Hal tsb harus dilakukan sedikitnya 3 bln sekali dan dicatat dalam
LOG BOOK.

SHIP'S ROUTERING
Adalah untuk meningkatkan keamanan navigasi kapal disuatu tempat
dimana kepadatan lalu lintasnya sangat padat atau didaerah yg pergerakan
kapalnya terbatas sehubungan dg kedalam air , rintangan2 yg ada atau oleh
kondisi cuaca .
Ship's Routering digunakan pada siang ataupun malam hari pada segala
keadaan cuaca atau kondisi perairan yg ada . Sistem ini digunakan oleh semua
kapal dg mempertimbangkan segala kondisi yang ada .
TRAFFIC LINE : Suatu area dimana telah ditetapkan batas suatu arah lalu
lintasnya .
PRECAUTIONARY AREA : Route dg batas2 yg ditentukan dimana kapal2
harus bernavigasi ekstra hati-hati .
INSHORE TRAFFIC ZONE : Route yg dibuat antara batas daratan dg TSS dan
daerah pantai sekitarnya .
AREA TO BE AVOIDED : Daerah yg harus dihindari oleh semua kapal atau
daerah untuk kapal2 tertentu (khusus ) .
FUNGSI RUDDER INDICATOR : Alat petunjuk yg ada di anjungan untuk
mengetahui arah pergerakan daun kemudi disimpangkan (kekanan / kiri sesuai yg
dikehendaki).
RATE OF TURNING : Alat yg menunjukan bahwa kapal telah bergerak
( kekanan / kiri sesuai yg dikehendaki ) - ENGINE REVOLUTION ( RPM ) : Alat
yg menunjukkan putaran / pergerakan mesin ( jumlah putaran mesin per menit
AVIABLE OF TURNING CIRCLE : Data / keterangan kemampuan berputar
kapal pada saat kemudi disimpangkan dalam keadaan kosong atau bermuatan .
Data / keterangan ini dapat dilihat di anjungan .

HAL-HAL YANG TERCANTUM DALAM "REQUIRED BOARDING


ARRAGEMENTS FOR PILOT" SESUAI INTERNATIONAL MARITIME
PILOT ASSOCIATION :
- Ketentuan panjang tali tangga pilot dilambung bebas tidak lebih dari 9 mtr .
- STANCHION HAND`HOLD , diam min = 12 mm berdiri posisi sejajar jarak
120 cm dg tinggi 70-80 cm , tali dari manila rope tali pegangan tangkap diam min
= 28 mm , preader panjang min = 120 cm jarak max 8 anak tangga . Panjang anak
tangga min 40 cm jarak antaranya 30-38 cm , dekat tangga pandu di main deck
disiapkan pelampung dg lampu dan tali , dan tangga permanent berdiri di bulk
walk . - Pada malam hari ada penerangan yg menerangi tangga pandu mengarah
kedepan .
- Pada lambung timbulnya ditandai dg warna merah-putih lebar dan panjangnya
max 0,5 mtr.
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PENYUSUNAN PETA
LAUT SEHUBUNGAN DENGAN ROUTE PELAYARAN :
- Menggunakan peta2 yang Up To Date .
- Menyusun peta sesuai skala dan daerah pelayarannya .
- Menggunakan peta skala besar untuk daerah2 yang ramai atau daerah pelayaran
sempit .
- Menggunakan peta skala kecil untuk perairan yg dianggap aman dari bahaya
navigasi .
- Susun peta menurut route pelayarannya .

HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MEMBUAT " VOYAGE


PLANING ABSTRACT " :
- Jarak yang terdekat dg tujuan .
- Keadaan perairan yg aman tentang kedalamannya .
- Alat bantu navigasi yg nyata dan jelas .
- Keadaan cuaca , angin , ombak , jarak tampak .
- Lingkungan laut yang akan dilewati .

" KADE KE KADE " artinya : Rencana pelayaran harus di buat mulai dari
dermaga dimana kapal akan bertolak sampai kapal tiba di dermaga tempat
pelabuhan tujuan . Termasuk pelayaran dengan menggunakan pandu di sungai
atau di perairan sempit .
WHEEL OVER POINT ( W O P ) : Adalah suatu titik di peta dimana kapal harus
merubah haluan sebelum kapal tiba di WAY POINT yg telah ditentukan . Hal tsb
bertujuan untuk menghindari terjadinya OVER SHOT yang bersar pada haluan
berikutnya .
TIDAL WINDOW : Adalah Under Keel Clearance kapal yg memungkinkan kapal
berlayar pada HIGHT WATER .
PILOT CARD : Kertas yg berisi data kapal ( ship particular ) mengenai mesin
induk , sistem kemudi , perlengkapan navigasi dianjungan , draft kapal , yg
diberitahukan pada pandu saat naik kekapal .
YANG DIMAKSUD ALUR PELAYARAN SEMPIT adalah : Alur pelayaran
dimana lebar perairan kurang dari 2 mil atau alur pelayaran yg membatasi olah
gerak kapal karena keadaan draugh nya serta kedalaman air

HAL YANG DILAKUKAN SETELAH NAKHODA MENGAMBIL ALIH


KOMANDO SAAT BERLAYAR DI DALAM KABUT ,
- Membantu Nakhoda dalam bernavigasi dan mengecheck posisi kapal .
- Menghidupkan isarat kabut .
- Mengoperasikan / menghidupkan radar .
- Memberitahukan kamarmesin untuk bersiap melakukan olah gerak .
- Memanggil juru mudi untuk siap2 memegang kemudi dan membantu " LOOK
OUT " .

DATA TIDE TABLES SEBAGAI BERIKUT : Time 03.05 10.20 15.45 20.15
Height 5.2 1.2 5.8 0.8
a. Hitung tinggi air jam 13.00 .
b. Sebuah kapal mempunyai draft 5.5 mtr , akan melewati perairan yg mempunyai
kedalaman dipeta 3 mtr . Kapal tsb menginginkan UKC 0,5 mtr . Jam berapa
kapal bisa melewatinya setelah tengah hari ?
JAWAB : a. Selisih tinggi air antara jam 10.20 - 15.45 = 5.8 - 1.2 = 4,6 mtr
Selisih waktu jam 10.20 - 15.45 = 5 jam 25 menit = 5,42 jam
Selisih waktu dari jam 10.20 - 13.00 = 2 jam 40 menit = 2,67 jam Tinggi air
mendekati jam 13.00 bertambah = 2,67 / 5,42 x 4,6 = 2,27 mtr
Pada jam 10.20 tinggi air = 1,2 + mtr Jadi tinggi air pada jam 13.00 adalah
= 3,47 mtr b. Draft kapal = 5,5 mtr Kenaikan air tiap menit = 4,6 / 325 = 0.014
mtr UKC yg diinginkan = 0,5 + mtr Kenaikan air yg dibutuhkan = 2 mtr
Kedalaman yg diinginkan = 6 mtr # 2 : 0.014 = 142.857 menit : 60 menit = 2 jam
23 menit + jam 10.20 = jam 12.43 Selisih waktu dari jam 10.20 - 12.43 = 2 jam
23 menit = 2.38 jam Tinggi air pada jam 12.43 bertambah = 2.38 / 5,42 x 4,6 =
2.02 mtr Pada jam 10.20 tinggi air = 1,2 + mtr Pada jam 12.43 tinggi air
bertambah menjadi = 3,22 mtr Kedalaman air dipeta = 3 + mtr
Jadi pada jam 12.43 kapal dapat melewatinya dg kedalaman air = 6,22 mtr
TAHAPAN DALAM RANCANGAN PELAYARAN
a. Tahap Persiapan
b. Tahap Pemilihan Route
c. Tahap Perencanaan Navigasi
d. Tahap Pelaksanaan dan Monitoring :
- Periksa secara berkala agar posisi tetap di garis haluan
- Perhatikan arus dan angin .
- Waspadai navigasi sekitar garis haluan .
- Perhitungkan tambahan sarat akibat SQUAT LIST .
- Pergunakan method Parallel Indeks jika perlu .
- Perhatikan jika ada MASTER ORDER .
- Jika ada penyimpangan dari rencana pelayaran catat dan beritahukan anggota
BRIDGE TEAM .

PUBLIKASI NAVIGASI adalah : sumber informasi yg diperlukan dalam


navigasi kapal yg bertujuan untuk keselamatan .
PUBLIKASI NAVIGASI YANG DIPERLUKAN DALAM PELAYARAN :
- Chart Catalogue . - List Of Light
- Guide To Port Entry - Navigational Chart
- Tidal Table . - Load Line Chart
- Ocean Passage for the Wold . - Tidal stream Atlas .
- Marine Hand Book - Routering Chart Or Pilot Chart - Notice To Marine . -
Radio & Local Warning
- Sailing Derection and Pilot Books .
- Navigational Warning . –

NOTICE TO MARINERS : Publikasi yg di keluarkan tiap minggu oleh badan


Hydrografi Inggris , Amerika yg berisikan perubahan2 alat bantu navigasi ,
penerbitan2 baru , untuk mempermudah pelaut mengkoreksi peta agar tetap dalam
keadaan Up To Date .
OCEAN PASSAGE FOR THE WORLD : Publikasi yang berisikan informasi
pada perencanaan pelayaran samudra dan berita cuaca serta arus .
NAVIGATIONAL WARNING : Informasi terakhir yg menyangkut perubahan
alat2 bantu navigasi ( Bouy,Beacon, dsb )

HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN BERLAYAR DIPERAIRAN SEMPIT


DAN DANGKAL .
- Mempertahankan jarak sedekat mungkin dg batas luar alur pelayaran sempit yg
berada dilambung kanannya selama masih aman dan dapat dilaksanakan .
- Tidak boleh memotong alur pelayaran , jika hal tsb merintangi jalannya kapal
lain .
- Jika memungkinkan , hindari berlabuh jangkar di alur pelayaran .

HAL YANGG HARUS DIPERHATIKAN UNTUK MENGANTISIPASI


KEADAAN CUACA YANG DAPAT BERPENGARUH TERHADAP ROUTE
PELAYARAN
- Pengupan arus laut yg berkembang yg dapat mempengaruhi kecepatan kapal yg
telah direncanakan . Hal ini akan berpengaruh pada jarak dan waktu tempuh yg
telah ditentukan .
- Keadaan es dan jarak pandang yg berkurang dibelahan bumu bagian utara dan
selatan .
- Musim angin topan yg terdapat pada bulan2 tertentu dan menentukan tempat yg
bebas untuk berolah gerak di laut .
- Menyiapkan route alternatif, seandainya pada route utama terdapat bahaya
typoon (badai) juga bahaya navigasi lainnya

PERBEDAAN ANTARA RANCANGAN PELAYARAN SAMUDRA


DENGAN RANCANGAN PELAYARAN PANTAI adalah :
- Kwalitas dan kwantitas persyaratan navigasinya .
- Jarak tempuh untuk bernavigasi .
- Sumber2 informasi untuk navigasi yg diperlukan .
- Dalam navigasi samudra diperlukan pengamatan berita cuaca yg seksama ,
karemna memiliki kemungkinan mengalami ganguan cuaca buruk dalam
bernavigasi .
BRIDGE NOTE BOOK adalah : Tentang hal2 yg berhubungan dg keselamatan
navigasi diluar daripada rancangan pelayaran yg telah dibuat . Tentang alat2
navigai dianjungan yg digunakan , dll .
KEGIATAN YG TERDAPAT DALAM " BRIDGE AND NAVIGATIONAL
EQUIPMENT " SAAT ONE HOURS NOTICE :
- Alarm - Compass Magnet .
- Penerangan deck dan lambung .
- Lampu navigasi , termasuk lampu darurat .
- Echo Sounder .
- Alat2 komunikasi internal serta jenis portable .
- Alat2 Navigasi Electronick .
- Compass Gyro & Repeater .
- Penataan darurat dalam hal bila terjadi sumber tenaga utama tidak bekerja .

COASTAL & ESTUARIAL WATER : Perairan yg meliputi pantai dan muara


sungai .
VESSEL TRAFFIC CONTROL :Sebuah Station di suatu wilayah yg mengatur
lalu lintas kapal keluar / masuk perairannya

TINDAKAN YANG DILAKUKAN BILA DALAM PELAYARAN


MENGALAMI MASALAH :
* Gyro Compass Failure :
- Menggunaka standart compass sebagai petunjuk haluan kapal .
- Memberitahukannya pada Nakhoda . - Memberitahukannya pada Kamar mesin .
- Memberitahu orang yg bertanggung jawab/ ahli mengenai alat tsb
* Steering Gear Failure :
- Memakai Emergency Steering Gear . - Memberitahukannya pada Nakhoda .
- Memberitahukannya pada kamar Mesin dan KKM .
- Melakukan tindakan perbaikan .
* Main Engine Failure :
- Memberitahukannya pada Nakhoda - Memasang sosok benda bola2 pada siang
hari dan menyalakan penerangan keliling merah bersusun tegak pada malam hari .
- Segera memperbaikinya . - Jika kedalamannya memungkinkan , berlabuh
jangkar .

ALAT-ALAT NAVIGASI DI KAPAL


1. Kompas 6. Radio
2. GPS 7. Radar
3. Sonar 8. Perum
4. Fish finder 9. Topdal
5. Sextan 10. Dll.

PERALATAN DIKAPAL

1. Katalog peta 6. Penggaris segitiga


2. Daftar pasang 7. Jangka semat
3. Peta laut 8. Pensil
4. Daftar arus pasang 9. penghapus
5. Mistar jajar 10. Dll.

Haluan kapal dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Haluan loxodrom (haluan garis lurus) yaitu haluan yang tetap


2. Haluan orthodrom (haluan lingkar besar) yaitu haluan yang berubah
BAB III
KESIMPULAN

TAHAPAN DALAM RANCANGAN PELAYARAN


a. Tahap Persiapan
b. Tahap Pemilihan Route
c. Tahap Perencanaan Navigasi
d. Tahap Pelaksanaan dan Monitoring :
- Periksa secara berkala agar posisi tetap di garis haluan
- Perhatikan arus dan angin .
- Waspadai navigasi sekitar garis haluan .
- Perhitungkan tambahan sarat akibat SQUAT LIST .
- Pergunakan method Parallel Indeks jika perlu .
- Perhatikan jika ada MASTER ORDER .
- Jika ada penyimpangan dari rencana pelayaran catat dan beritahukan anggota
BRIDGE TEAM .

PERSIAPAN YANG HARUS DIPERHATIKAN 12 JAM SEBELUM


BERANGKAT , SEHUBUNGAN DENGAN STEERING GEAR TEST :
- Steering Gear dalam posisi Stand By .
- 1 Jam sebelum berangkat Power steering dihidupkan .
- Pengetesan Steering Gear dg memutar handle kemudi cikar kanan - cikar kiri
dan kembali keposisi tengah2 dg melihat Indikator .
- Harus dipastikan bahwa Steering Gear dapat digunakan secara manual maupun
otomatis .
- Pastikan tidak ada kebocoran pada pipa hydrolick nya .
- Semua kegiatan pengetesan dicatat dalam Check List yg ada di anjungan .

Anda mungkin juga menyukai