01. Chief officer memiliki tanggung dan tanggung jawab dalam bernavigasi
02. Bertanggung jawab dalam hal operasional cargo termasuk bongkar, muat dan perencanaan
pemuatan
03. Bertanggung jawab dalam perawatan peralatan bongkar muat yang berada diatas kapal
05. Bertanggung jawab dalam hal perawatan lambung kapal dan akomodasi
06. Semua peralatan keselamatan dan peralatan pemadaman semua berada di bawah tanggung
jawab chief officer
07. Bertanggung jawab dalam pembuatan jadwal kerja kru deck departemen
09. Memastikan bahwa semua kru memahami tentang peraturan-peraturan terbaru yang tercantum
dalam SOLAS, STCW, MARPOL dll
11. Pelatihan kepada semua kru diatas kapal tentang peraturan nasioal dan internasional sesuai
dengan kebijakan perusahaan
12. Melakukan pengecekan terhadap persedian spare part bagian deck, permintaan barang,
pencatatan lembur, laporan bulanan dan pembuatan dokumen penting lainnya sesuai dengan
manajemen perusahaan
13. Dia juga bertindak sebagai Ship Security Officer (SSO), yang bertanggung jawab dalam
keamanan kapal selama berlayar dan berada di pelabuhan
14. Dia bertanggung secara keseluruhan terhadap keamanan semua deck kru
One of the important positions in the deck department is the chief officer or propagator one, is a
leader in the deck department and responsible directly to the master and the second person after the
captain and the first person in charge if the captain was not on board.
02. Responsible for the cargo operations, including loading, unloading and loading planning
03. Responsible for the care of loading and unloading equipment that was on board
06. All safety equipment and equipment outages are all under the responsibility of the chief officer
07. Responsible for the manufacture of deck department crew work schedules
09. Ensure that all the crew know about the latest regulations contained in SOLAS, STCW,
MARPOL, MLC 2006 etc
11. Training for all crew on board and the national and international regulatory compliance with
company policy
12. To check the supply of spare parts of the deck, the demand for goods, recording overtime,
monthly statements and other important documents manufacture in accordance with the company's
management
13. He also acted as a Ship Security Officer (SSO), which is responsible for the security of the ship
during the voyage and was in port
14. He is responsible overall for the security of all deck crew He is responsible for the welfare of the
crew
Tugas dan tanggung jawab Mualim 2
Perwira jaga di atas kapal untuk mualim 2 atau Second Officer yang tugas nya bertanggung
jawab atas pembuatan Rute kapal serta koreksi book publication and chart publication dari
NOTICE TO MARINERS (NTM) dari England jika kita gunakan BA CHARTS
RANCANGAN PELAYARAN
1.A.1 PARALEL INDEKS :Suatu metode yang digunakan mengececheck secara terus menerus
pergerakan kapal yang mengikuti track/lintasan yang telah direncanakan oleh Navigator .
2.TRANSIT : Bagian dan jarak terhadap benda yang dikenal . Agar akurat dlm penggunaan
LEADING LINE , jarak kapal ke benda terdekat lebih dari 3 X jarak antara 2 buah benda yg
digunakan .
3.MARGIN OF SAFETY : Batas daerah aman / garis lurus diluar NO GO AREA dan merupakan
SPACE jika kapal terlambat untuk merubah haluan .
4. NO GO AREA : Daerah yang tidak boleh didatangi berkaitan dg kedalaman atau bahaya
Navigasi yg ada .SPACE jika kapal terlambat merubah haluan .
5.DISTANCE OF DANGER :Jarak aman terhadap suatu bahaya Navigasi yg tergantung pada
- Sarat kapal
- Dg jadwal pelayaran yg cepat , maka kebutuhana perencanaan pelayaran menjadi hal yang
sangat penting .
B.1. TIDAL STEAM : Daftar arus pasang surut deg ukuran kecepatn arus dalam mil / jam
2. HIGHT WATER : Keadaan dimana pada suatu perairan mengalami penambahan permukaan
air dari permukaan normal yang mana disebut dengan air pasang .
3. SLACK WATER : Disebut juga dengan air tenang , dimana saat air berubah dari pasang -
kesurut ( selang waktu ) begitu pula sebaliknya .
C SAILLING DIRECTION : Buku yang berisi data / informasi pelabuhan yang menyangkut
fasilitas dan keadaan yang dimiliki oleh sebuah pelabuhan diseluruh dunia .
4.A " GEJALA SQUAT " : - SQUAT terjadi karena adanya perbedaan antara kecepatan air
didekat lambung kapal pada saat kapal bergerak sehingga menimbulkan tekanan disekitar kapal
yang menyebabkan kapal akan lebih tenggelam .
- Yang harus diperhatikan oleh Nakhoda / Mualim Jaga adalah kedalaman perairan tsb agar kapal
tidak kandas / menyentuh dasar perairan sehingga kapal mengalami kerusakan dibagian lunasnya
.
B Rumus menghitung besarnya SQUAT diPerairan Sempit : SQUAT max = 2 x Cb x _V_ meter
100
Rumus menghitung besarnya SQUAT di perairan lebar SQUAT max = Cb x _V_ meter
100
5.A YANG DI MAKSUD DENGAN BAHAYA TERPENCIL DALAM IALA ADALAH :
- PERENCANAAN ( PLANING ) : Perwira Navigasi menarik garis haluan yang akan dilalui
dipeta yang telah dipersiapkan sesuai dg routenya , dan memberikan catatan yang detail dari
rencana yang telah disetujui dari BERTH TO BERTH , termasuk persiapan berlayar dengan
pandu .
- PENGAWASAN ( MONITORING ) : Pada tahapan ini dapat dilakukan oleh Perwira Jaga
untuk mengecek pada tiap tahapan tugasnya dan wajib memanggil Nakhoda bila dalam
pelaksanaan tugasnya terdapat keragu-raguan atau dalam keadaan darurat dapat segera
mengambil tindakan penyelamatan .
- Fix posisi ditentukan secara terus menerus . Hal tsb tergantung dari jarak terdekat dengan
bahaya navigasi dan kecepatan kapal .
- Bila tanda navigasi tidak dapat terlihat dg jelas , dapat menggunakan METHOD PARALEL
INDEKS .
- Rencana pada skala kecil dipeta laut / routering chart dimana terdapat keterangan tentang
OCEAN CURRENT , WIND , ICE LIMIT , dsb .
- LOAD LINE ZONE Chart untuk menyakinkan aturan Load Line telah diikuti .
- Bernavigasi dalam jarak pandang terbatas . Artinya keadaan cuaca yang menyebabkan /
menghalangi jarak pandang hingga kurang dari 3 mil .
- Bernavigasi dalam keadaan cuaca yang buruk . Artinya keadaan laut , angin ,ataupun alam yang
menyebabkan keadaan kapal susah untuk di kendalikan .
- Bernavigasi dalam alur pelayaran sempit . Artinya berlayar didaerah yang mempunyai lalu
lintas yang sempit , yang menyebabkan kapal susah / terbatas untuk bernavigasi dg baik .
( adanya TRAFIC SPARATION , KEDALAMAN AIR , PERAIRAN YANG RAMAI , dsb )
- Pengetesan Steering Gear dg memutar handle kemudi cikar kanan - cikar kiri dan kembali
keposisi tengah2 dg melihat Indikator .
- Harus dipastikan bahwa Steering Gear dapat digunakan secara manual maupun otomatis .
14. APAKAH YANG DISEBUT DENGAN " EMERGENCY STEERING DRILL ".
" EMERGENCY STEERING DRILL " adalah suatu kegiatan latihan yang dilakukan untuk
menghadapi suatu keadaan darurat sehubungan dg keadaan STEERING GEAR yg mengalami
kerusakan tiba2 . Hal tsb harus dilakukan sedikitnya 3 bln sekali dan dicatat dalam LOG BOOK
15.A. FUNGSI DARI " SHIP'S ROUTERING " adalah : Untuk meningkatkan keamanan
navigasi kapal disuatu tempat dimana kepadatan lalu lintasnya sangat padat atau didaerah yg
pergerakan kapalnya terbatas sehubungan dg kedalam air , rintangan2 yg ada atau oleh kondisi
cuaca .
SHIP'S ROUTERING digunakan padabsiang ataupun malam hari pada segala keadaan cuaca
atau kondisi perairan yg ada . Sistem ini digunakan oleh semua kapal dg mempertimbangkan
segala kondisi yang ada .
C. - TRAFFIC LINE : Suatu area dimana telah ditetapkan batas suatu arah lalu lintasnya .
- INSHORE TRAFFIC ZONE : Route yg dibuat antara batas daratan dg TSS dan daerah pantai
sekitarnya .
- AREA TO BE AVOIDED : Daerah yg harus dihindari oleh semua kapal atau daerah untuk
kapal2 tertentu (khusus ) .
16.A. - FUNGSI RUDDER INDICATOR : Alat petunjuk yg ada di anjungan untuk mengetahui
arah pergerakan daun kemudi disimpangkan (kekanan / kiri sesuai yg dikehendaki)
- RATE OF TURNING : Alat yg menunjukan bahwa kapal telah bergerak ( kekanan / kiri sesuai
yg dikehendaki )
- ENGINE REVOLUTION ( RPM ) : Alat yg menunjukkan putaran / pergerakan mesin ( jumlah
putaran mesin per menit ) .
- AVIABLE OF TURNING CIRCLE : Data / keterangan kemampuan berputar kapal pada saat
kemudi disimpangkan dalam keadaan kosong atau bermuatan . Data / keterangan ini dapat dilihat
di anjungan .
- STANCHION HAND`HOLD , diam min = 12 mm berdiri posisi sejajar jarak 120 cm dg tinggi
70-80 cm , tali dari manila rope tali pegangan tangkap diam min = 28 mm , preader panjang min
= 120 cm jarak max 8 anak tangga . Panjang anak tangga min 40 cm jarak antaranya 30-38 cm ,
dekat tangga pandu di main deck disiapkan pelampung dg lampu dan tali , dan tangga permanent
berdiri di bulk walk . - Pada malam hari ada penerangan yg menerangi tangga pandu mengarah
kedepan .
- Pada lambung timbulnya ditandai dg warna merah-putih lebar dan panjangnya max 0,5 mtr.
- Menggunakan peta skala besar untuk daerah2 yang ramai atau daerah pelayaran sempit .
- Menggunakan peta skala kecil untuk perairan yg dianggap aman dari bahaya navigasi .
C. " KADE KE KADE " artinya : Rencana pelayaran harus di buat mulai dari dermaga dimana
kapal akan bertolak sampai kapal tiba di dermaga tempat pelabuhan tujuan . Termasuk pelayaran
dengan menggunakan pandu di sungai atau di perairan sempit .
18.A. WHEEL OVER POINT ( W O P ) : Adalah suatu titik di peta dimana kapal harus merubah
haluan sebelum kapal tiba di WAY POINT yg telah ditentukan . Hal tsb bertujuan untuk
menghindari terjadinya OVER SHOT yang bersar pada haluan berikutnya .
B. TIDAL WINDOW : Adalah Under Keel Clearance kapal yg memungkinkan kapal berlayar
pada HIGHT WATER .
C. PILOT CARD : Kertas yg berisi data kapal ( ship particular ) mengenai mesin induk , sistem
kemudi , perlengkapan navigasi dianjungan , draft kapal , yg diberitahukan pada pandu saat naik
kekapal .
- Memanggil juru mudi untuk siap2 memegang kemudi dan membantu " LOOK OUT " .
20. DATA TIDE TABLES SEBAGAI BERIKUT : Time 03.05 10.20 15.45 20.15 Height 5.2 1.2
5.8 0.8
b. Sebuah kapal mempunyai draft 5.5 mtr , akan melewati perairan yg mempunyai kedalaman
dipeta 3 mtr . Kapal tsb menginginkan UKC 0,5 mtr . Jam berapa kapal bisa melewatinya setelah
tengah hari ?
= 1,2 + mtr
# 2 : 0.014 = 142.857 menit : 60 menit = 2 jam 23 menit + jam 10.20 = jam 12.43
Selisih waktu dari jam 10.20 - 12.43 = 2 jam 23 menit = 2.38 jam
Tinggi air pada jam 12.43 bertambah = 2.38 / 5,42 x 4,6 = 2.02 mtr
Jadi pada jam 12.43 kapal dapat melewatinya dg kedalaman air = 6,22 mtr
a. Tahap Persiapan
- Jika ada penyimpangan dari rencana pelayaran catat dan beritahukan anggota BRIDGE
TEAM .
22.A. YANG DIMAKSUD DENGAN " PUBLIKASI NAVIGASI " adalah : sumber informasi
yg diperlukan dalam navigasi kapal yg bertujuan untuk keselamatan .
- Ocean Passage for the Wold . - Tidal stream Atlas . - Marine Hand Book - Routering Chart Or
Pilot Chart - Notice To Marine . - Radio & Local Warning
D. OCEAN PASSAGE FOR THE WORLD : Publikasi yang berisikan informasi pada
perencanaan pelayaran samudra dan berita cuaca serta arus .
- Mempertahankan jarak sedekat mungkin dg batas luar alur pelayaran sempit yg berada
dilambung kanannya selama masih aman dan dapat dilaksanakan .
- Tidak boleh memotong alur pelayaran , jika hal tsb merintangi jalannya kapal lain .
- Keadaan es dan jarak pandang yg berkurang dibelahan bumu bagian utara dan selatan .
- Musim angin topan yg terdapat pada bulan2 tertentu dan menentukan tempat yg bebas untuk
berolah gerak di laut .
- Menyiapkan route alternatif, seandainya pada route utama terdapat bahaya typoon (badai) juga
bahaya navigasi lainnya
- Dalam navigasi samudra diperlukan pengamatan berita cuaca yg seksama , karemna memiliki
kemungkinan mengalami ganguan cuaca buruk dalam bernavigasi .
B. ISI DARI " BRIDGE NOTE BOOK " adalah : Tentang hal2 yg berhubungan dg keselamatan
navigasi diluar daripada rancangan pelayaran yg telah dibuat . Tentang alat2 navigai dianjungan
yg digunakan , dll .
- Echo Sounder .
- Penataan darurat dalam hal bila terjadi sumber tenaga utama tidak bekerja .
D. COASTAL & ESTUARIAL WATER : Perairan yg meliputi pantai dan muara sungai .
* Main Engine Failure : - Memberitahukannya pada Nakhoda - Memasang sosok benda bola2
pada siang hari dan menyalakan penerangan keliling merah bersusun tegak pada malam hari . -
Segera memperbaikinya . - Jika kedalamannya memungkinkan , berlabuh jangkar.
HAL HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SETELAH OPERASI BONGKAR ATAU MUAT.
1. Pastikan jumlah muatan telah sesuai dengan rencana pemuatan.
2. Pastikan trim dan lashing dalam keadaan baik.
3. menutup semua ventilasi palka untuk menghadapi keadaan cuca buruk.
4. Menerima dokumen muatan setelah memeriksanya dengan teliti.
5. Pastikan semua awak kapal telah berada dikapal dan lakukan pencarian terhadap penyusup diatas
kapal.