Anda di halaman 1dari 18

15 Tanggung Jawab Mualim 1

01. Chief officer memiliki tanggung dan tanggung jawab dalam bernavigasi

02. Bertanggung jawab dalam hal operasional cargo termasuk bongkar, muat dan perencanaan
pemuatan

03. Bertanggung jawab dalam perawatan peralatan bongkar muat yang berada diatas kapal

04. Perhitungan stabilitas kapal

05. Bertanggung jawab dalam hal perawatan lambung kapal dan akomodasi

06. Semua peralatan keselamatan dan peralatan pemadaman semua berada di bawah tanggung
jawab chief officer

07. Bertanggung jawab dalam pembuatan jadwal kerja kru deck departemen

08. Bertanggung jawab dalam pengisian dan pembongkaran ballast

09. Memastikan bahwa semua kru memahami tentang peraturan-peraturan terbaru yang tercantum
dalam SOLAS, STCW, MARPOL dll

10. Bertanggung jawab dalam penerapan ISPS Code

11. Pelatihan kepada semua kru diatas kapal tentang peraturan nasioal dan internasional sesuai
dengan kebijakan perusahaan

12. Melakukan pengecekan terhadap persedian spare part bagian deck, permintaan barang,
pencatatan lembur, laporan bulanan dan pembuatan dokumen penting lainnya sesuai dengan
manajemen perusahaan

13. Dia juga bertindak sebagai Ship Security Officer (SSO), yang bertanggung jawab dalam
keamanan kapal selama berlayar dan berada di pelabuhan

14. Dia bertanggung secara keseluruhan terhadap keamanan semua deck kru

15. Dia bertanggung jawab terhadap kesejahteraan awak kapal


Important Responsibility for Chief Officer

One of the important positions in the deck department is the chief officer or propagator one, is a
leader in the deck department and responsible directly to the master and the second person after the
captain and the first person in charge if the captain was not on board.

01. Chief officer has the responsibility and liability in navigation

02. Responsible for the cargo operations, including loading, unloading and loading planning 

03. Responsible for the care of loading and unloading equipment that was on board 

04. Calculation of the stability of the ship 

05. Responsible for the care of the hull and accommodation 

06. All safety equipment and equipment outages are all under the responsibility of the chief officer 

07. Responsible for the manufacture of deck department crew work schedules 

08. Responsible for filling and demolition ballast 

09. Ensure that all the crew know about the latest regulations contained in SOLAS, STCW,
MARPOL, MLC 2006 etc 

10. Responsible for the implementation of the ISPS Code 

11. Training for all crew on board and the national and international regulatory compliance with
company policy 

12. To check the supply of spare parts of the deck, the demand for goods, recording overtime,
monthly statements and other important documents manufacture in accordance with the company's
management 

13. He also acted as a Ship Security Officer (SSO), which is responsible for the security of the ship
during the voyage and was in port 

14. He is responsible overall for the security of all deck crew He is responsible for the welfare of the
crew
Tugas dan tanggung jawab Mualim 2

Perwira jaga di atas kapal untuk mualim 2 atau Second Officer yang tugas nya bertanggung
jawab atas pembuatan Rute kapal serta koreksi book publication and chart publication dari
NOTICE TO MARINERS (NTM) dari England jika kita gunakan BA CHARTS

RANCANGAN PELAYARAN

1.A.1 PARALEL INDEKS :Suatu metode yang digunakan mengececheck secara terus menerus
pergerakan kapal yang mengikuti track/lintasan yang telah direncanakan oleh Navigator .

2.TRANSIT : Bagian dan jarak terhadap benda yang dikenal . Agar akurat dlm penggunaan
LEADING LINE , jarak kapal ke benda terdekat lebih dari 3 X jarak antara 2 buah benda yg
digunakan .

3.MARGIN OF SAFETY : Batas daerah aman / garis lurus diluar NO GO AREA dan merupakan
SPACE jika kapal terlambat untuk merubah haluan .

4. NO GO AREA : Daerah yang tidak boleh didatangi berkaitan dg kedalaman atau bahaya
Navigasi yg ada .SPACE jika kapal terlambat merubah haluan .

5.DISTANCE OF DANGER :Jarak aman terhadap suatu bahaya Navigasi yg tergantung pada

- Sarat kapal

- Keadaan lalu lintas perairan tsb

- Keadaan cuaca , angin , kabut dsb .

- Jarak aman yg dianjurkan min 1.5 mil

- Keadaan arus dan pasang surutnya .

B. LATAR BELAKANG YANG HARUS DIPELAJARI DALAM "PASSAGE PLANING ". 


- Untuk memperkecil kesalahan dalam bernavigasi .

- Dg jadwal pelayaran yg cepat , maka kebutuhana perencanaan pelayaran menjadi hal yang
sangat penting .

- Mengumpulkan sebanyak-banyaknya referensi mengenai data-data yang diperlukan dalam


suatu pelayaran ( Informasi yg Up To Date ) yg tidak terpublikasikan guna menghindarihal yang
tidak diinginkan .

2.A PENYEBAB PASANG SURUT adalah :

- Adanya gaya tarik Grafitasi Bulan thd Bumi

- Adanya pengaruh angin dan arus

- Adanya pengaruh pergeseran / pergerakan pada dasar bumi

B.1. TIDAL STEAM : Daftar arus pasang surut deg ukuran kecepatn arus dalam mil / jam

2. HIGHT WATER : Keadaan dimana pada suatu perairan mengalami penambahan permukaan
air dari permukaan normal yang mana disebut dengan air pasang .

3. SLACK WATER : Disebut juga dengan air tenang , dimana saat air berubah dari pasang -
kesurut ( selang waktu ) begitu pula sebaliknya .

4. NEAP TIDE : Keadaan air pada saat surut ter rendah .

5. SPRING TIDE : keadaan air pada saat pasang tertinggi


3.A OCEAN PASSAGE FOR THE WORLD : Buku yang berisi mengenai data-data / keterangan
yang bersangkutan dengan peta yang menggambarkan angin arus yang tercatat dalam buku
KEPANDUAN BAHARI .

B NAVIGATIONAL WARNING : Informasi yang berisi perubahan alat-alat bantu navigasi


(Bouy,Landmark,Beacon dsb )

C SAILLING DIRECTION : Buku yang berisi data / informasi pelabuhan yang menyangkut
fasilitas dan keadaan yang dimiliki oleh sebuah pelabuhan diseluruh dunia .

4.A " GEJALA SQUAT " : - SQUAT terjadi karena adanya perbedaan antara kecepatan air
didekat lambung kapal pada saat kapal bergerak sehingga menimbulkan tekanan disekitar kapal
yang menyebabkan kapal akan lebih tenggelam .

- Yang harus diperhatikan oleh Nakhoda / Mualim Jaga adalah kedalaman perairan tsb agar kapal
tidak kandas / menyentuh dasar perairan sehingga kapal mengalami kerusakan dibagian lunasnya
.
B Rumus menghitung besarnya SQUAT diPerairan Sempit : SQUAT max = 2 x Cb x _V_ meter
100 
Rumus menghitung besarnya SQUAT di perairan lebar SQUAT max = Cb x _V_ meter 

100 
5.A YANG DI MAKSUD DENGAN BAHAYA TERPENCIL DALAM IALA ADALAH :

B 5 TANDA YANG DIPAKAI SECARA GABUNGAN :

6. 4 TAHAPAN DALAM MEMBUAT PASSAGE PLANING :

- PENILAIAN ( APPRASIAL ) : Nakhoda berkonsultasi dg para Mualim dalam hal memutuskan


route mana yang akan dilalui dg mempertimbangkan semua informasi yang berhubungan dg
route yang akan dilayari .

- PERENCANAAN ( PLANING ) : Perwira Navigasi menarik garis haluan yang akan dilalui
dipeta yang telah dipersiapkan sesuai dg routenya , dan memberikan catatan yang detail dari
rencana yang telah disetujui dari BERTH TO BERTH , termasuk persiapan berlayar dengan
pandu .

- PELAKSANAAN ( EXECUTIO ) : Pada saat akan bertolak harus mempertimbangkan kondisi


penerangan , keadaan arus ( pasang surut ) agar Nakhoda dapat mengatur kecepatan atau
memodifikasi haluan kapal agar kapal dapat berlayar dengan menyenagkan .

- PENGAWASAN ( MONITORING ) : Pada tahapan ini dapat dilakukan oleh Perwira Jaga
untuk mengecek pada tiap tahapan tugasnya dan wajib memanggil Nakhoda bila dalam
pelaksanaan tugasnya terdapat keragu-raguan atau dalam keadaan darurat dapat segera
mengambil tindakan penyelamatan .

7.A. TUJUAN PEMBUATAN RANCANGAN PELAYARAN : Untuk mempersiapkan


pelayaran dg aman dari satu pelabuhan tolak ke pelabuhan tujuan dg memperhatikan keadaan
perairan , bahaya Navigasi yang ada sepanjang pelayaran , keadaan kapal-kapal sekelilingnya
dan lingkungannya setiap saat .Selain itu dapat mempermudah dan mempercepat dlm memproses
informasi yang diperoleh .

B KEUNTUNGAN YANG DIPEROLEH : Mendapatkan Metode Navigasi yang handal yg dapat


digunakan pada pelayaran yg sama . Dan dalam alur pelayaran sempit atau terbatas dapat
berkonsentrasi dg bantuan tehnik pemanduan .

8.A. MENYUSUN RANCANGAN PELAYARAN DAERAH PANTAI ( ROUTE COASTAL


NAVIGATION ) harus memperhatikan :
- Penggunaan Peta Yang Up To Date ( Sesuai ) .

- Mengetahui semua hal / tanda-tanda yang relevan terhadap benda-benda Navigasi

- Fix posisi ditentukan secara terus menerus . Hal tsb tergantung dari jarak terdekat dengan
bahaya navigasi dan kecepatan kapal .

- Penggunaan radar hanya sebagai alat bantu navigasi saja .

- Bila tanda navigasi tidak dapat terlihat dg jelas , dapat menggunakan METHOD PARALEL
INDEKS .

B MENYUSUN RANCANGAN PELAYARAN di SAMUDRA LUAS harus memperhatikan :

- Rencana pada skala kecil dipeta laut / routering chart dimana terdapat keterangan tentang
OCEAN CURRENT , WIND , ICE LIMIT , dsb .

- Peta Proyeksi GNOMONIK untuk Ploting GE route .

- LOAD LINE ZONE Chart untuk menyakinkan aturan Load Line telah diikuti .

9.A. PRIMARY and SECONDARY POSITION FIXING :

10. YANG TERMASUK KATAGORI CRITICAL NAVIGATION adalah :

- Bernavigasi dalam jarak pandang terbatas . Artinya keadaan cuaca yang menyebabkan /
menghalangi jarak pandang hingga kurang dari 3 mil .

- Bernavigasi dalam keadaan cuaca yang buruk . Artinya keadaan laut , angin ,ataupun alam yang
menyebabkan keadaan kapal susah untuk di kendalikan .

- Bernavigasi dalam alur pelayaran sempit . Artinya berlayar didaerah yang mempunyai lalu
lintas yang sempit , yang menyebabkan kapal susah / terbatas untuk bernavigasi dg baik .
( adanya TRAFIC SPARATION , KEDALAMAN AIR , PERAIRAN YANG RAMAI , dsb )

11. PERSIAPAN YANG DILAKUKAN MEMASUKI DAERAH TAMPAK TERBATAS :

- Mengamati sekeliling dg menggunakan semua sarana yg ada .

- Menghidupkan isarat kabut secara terus menerus .

- Mempersiapkan jangkar untuk dapat digunakan sewaktu-waktu .

- Memberitahukan kepada kamar mesin untuk siap melakukan Olah Gerak .


12. DALAM PEMBUATAN RENCANA PELAYARAN HAL YANG PERLU DI
PERHATIKAN antara lain :

- Under Keel Clearence yg cukup sepanjang pelayaran .

- Jarak aman dari bahaya navigasi .

- Posisi merubah haluan yg terkontrol oleh radar / visual .

- Melewati bagan pemisaah dg aman .

- Jarak tampak lampu / suar / bouy yang dilewati .

- Kecepatan aman sepanjang route .

- Posisi lapor / Reporting Point

- Penerbitan Navigasi yg Up To Date .

- Saat mengganti peta tidak ditempat yang kritis / banyak bahaya .

13. PERSIAPAN YG HARUS DIPERHATIKAN 12 JAM SEBELUM BERANGKAT ,


SEHUBUNGAN DG STEERING GEAR TEST : 

- Steering Gear dalam posisi Stand By .

- 1 Jam sebelum berangkat Power steering dihidupkan .

- Pengetesan Steering Gear dg memutar handle kemudi cikar kanan - cikar kiri dan kembali
keposisi tengah2 dg melihat Indikator .

- Harus dipastikan bahwa Steering Gear dapat digunakan secara manual maupun otomatis .

- Pastikan tidak ada kebocoran pada pipa hydrolick nya .

- Semua kegiatan pengetesan dicatat dalam Check List yg ada di anjungan .

14. APAKAH YANG DISEBUT DENGAN " EMERGENCY STEERING DRILL ". 

" EMERGENCY STEERING DRILL " adalah suatu kegiatan latihan yang dilakukan untuk
menghadapi suatu keadaan darurat sehubungan dg keadaan STEERING GEAR yg mengalami
kerusakan tiba2 . Hal tsb harus dilakukan sedikitnya 3 bln sekali dan dicatat dalam LOG BOOK

15.A. FUNGSI DARI " SHIP'S ROUTERING " adalah : Untuk meningkatkan keamanan
navigasi kapal disuatu tempat dimana kepadatan lalu lintasnya sangat padat atau didaerah yg
pergerakan kapalnya terbatas sehubungan dg kedalam air , rintangan2 yg ada atau oleh kondisi
cuaca .

B. BILAMANA SHIP'S ROUTERING DIGUNAKAN ? JELASKAN ! 

SHIP'S ROUTERING digunakan padabsiang ataupun malam hari pada segala keadaan cuaca
atau kondisi perairan yg ada . Sistem ini digunakan oleh semua kapal dg mempertimbangkan
segala kondisi yang ada .

C. - TRAFFIC LINE : Suatu area dimana telah ditetapkan batas suatu arah lalu lintasnya .

- PRECAUTIONARY AREA : Route dg batas2 yg ditentukan dimana kapal2 harus bernavigasi


ekstra hati-hati .

- INSHORE TRAFFIC ZONE : Route yg dibuat antara batas daratan dg TSS dan daerah pantai
sekitarnya .

- AREA TO BE AVOIDED : Daerah yg harus dihindari oleh semua kapal atau daerah untuk
kapal2 tertentu (khusus ) .

16.A. - FUNGSI RUDDER INDICATOR : Alat petunjuk yg ada di anjungan untuk mengetahui
arah pergerakan daun kemudi disimpangkan (kekanan / kiri sesuai yg dikehendaki)
 - RATE OF TURNING : Alat yg menunjukan bahwa kapal telah bergerak ( kekanan / kiri sesuai
yg dikehendaki )
 - ENGINE REVOLUTION ( RPM ) : Alat yg menunjukkan putaran / pergerakan mesin ( jumlah
putaran mesin per menit ) .
- AVIABLE OF TURNING CIRCLE : Data / keterangan kemampuan berputar kapal pada saat
kemudi disimpangkan dalam keadaan kosong atau bermuatan . Data / keterangan ini dapat dilihat
di anjungan .

B. HAL2 YG TERCANTUM DLM "REQUIRED BOARDING ARRAGEMENTS FOR


PILOT" SESUAI INTERNATIONAL MARITIME PILOT ASSOCIATION : - Ketentuan
panjang tali tangga pilot dilambung bebas tidak lebih dari 9 mtr .

- STANCHION HAND`HOLD , diam min = 12 mm berdiri posisi sejajar jarak 120 cm dg tinggi
70-80 cm , tali dari manila rope tali pegangan tangkap diam min = 28 mm , preader panjang min
= 120 cm jarak max 8 anak tangga . Panjang anak tangga min 40 cm jarak antaranya 30-38 cm ,
dekat tangga pandu di main deck disiapkan pelampung dg lampu dan tali , dan tangga permanent
berdiri di bulk walk . - Pada malam hari ada penerangan yg menerangi tangga pandu mengarah
kedepan .

- Pada lambung timbulnya ditandai dg warna merah-putih lebar dan panjangnya max 0,5 mtr.

17.A. HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PENYUSUNAN PETA LAUT


SEHUBUNGAN DG ROUTE PELAYARAN :

- Menggunakan peta2 yang Up To Date .


- Menyusun peta sesuai skala dan daerah pelayarannya .

- Menggunakan peta skala besar untuk daerah2 yang ramai atau daerah pelayaran sempit .

- Menggunakan peta skala kecil untuk perairan yg dianggap aman dari bahaya navigasi .

- Susun peta menurut route pelayarannya .

B. HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MEMBUAT " VOYAGE PLANING


ABSTRACT " :

- Jarak yang terdekat dg tujuan .

- Keadaan perairan yg aman tentang kedalamannya .

- Alat bantu navigasi yg nyata dan jelas .

- Keadaan cuaca , angin , ombak , jarak tampak .

- Lingkungan laut yang akan dilewati .

C. " KADE KE KADE " artinya : Rencana pelayaran harus di buat mulai dari dermaga dimana
kapal akan bertolak sampai kapal tiba di dermaga tempat pelabuhan tujuan . Termasuk pelayaran
dengan menggunakan pandu di sungai atau di perairan sempit .

18.A. WHEEL OVER POINT ( W O P ) : Adalah suatu titik di peta dimana kapal harus merubah
haluan sebelum kapal tiba di WAY POINT yg telah ditentukan . Hal tsb bertujuan untuk
menghindari terjadinya OVER SHOT yang bersar pada haluan berikutnya .

B. TIDAL WINDOW : Adalah Under Keel Clearance kapal yg memungkinkan kapal berlayar
pada HIGHT WATER .

C. PILOT CARD : Kertas yg berisi data kapal ( ship particular ) mengenai mesin induk , sistem
kemudi , perlengkapan navigasi dianjungan , draft kapal , yg diberitahukan pada pandu saat naik
kekapal .

19.A. YANG DIMAKSUD ALUR PELAYARAN SEMPIT adalah : Alur pelayaran dimana


lebar perairan kurang dari 2 mil atau alur pelayaran yg membatasi olah gerak kapal karena
keadaan draugh nya serta kedalaman air

B. HAL YANG DILAKUKAN SETELAH NAKHODA MENGAMBIL ALIH KOMANDO


SAAT BERLAYAR DI DALAM KABUT ,

- Membantu Nakhoda dalam bernavigasi dan mengecheck posisi kapal .


- Menghidupkan isarat kabut .

- Mengoperasikan / menghidupkan radar .

- Memberitahukan kamarmesin untuk bersiap melakukan olah gerak .

- Memanggil juru mudi untuk siap2 memegang kemudi dan membantu " LOOK OUT " .

20. DATA TIDE TABLES SEBAGAI BERIKUT : Time 03.05 10.20 15.45 20.15 Height 5.2 1.2
5.8 0.8

a. Hitung tinggi air jam 13.00 .

b. Sebuah kapal mempunyai draft 5.5 mtr , akan melewati perairan yg mempunyai kedalaman
dipeta 3 mtr . Kapal tsb menginginkan UKC 0,5 mtr . Jam berapa kapal bisa melewatinya setelah
tengah hari ?

JAWAB : a. Selisih tinggi air antara jam 10.20 - 15.45

= 5.8 - 1.2 = 4,6 mtr

Selisih waktu jam 10.20 - 15.45

= 5 jam 25 menit = 5,42 jam

Selisih waktu dari jam 10.20 - 13.00

= 2 jam 40 menit = 2,67 jam

Tinggi air mendekati jam 13.00 bertambah

= 2,67 / 5,42 x 4,6 = 2,27 mtr

Pada jam 10.20 tinggi air

= 1,2 + mtr

Jadi tinggi air pada jam 13.00 adalah

= 3,47 mtr b. Draft kapal = 5,5 mtr

Kenaikan air tiap menit = 4,6 / 325 = 0.014 mtr

UKC yg diinginkan = 0,5 + mtr


Kenaikan air yg dibutuhkan = 2 mtr Kedalaman yg diinginkan = 6 mtr

# 2 : 0.014 = 142.857 menit : 60 menit = 2 jam 23 menit + jam 10.20 = jam 12.43

Selisih waktu dari jam 10.20 - 12.43 = 2 jam 23 menit = 2.38 jam

Tinggi air pada jam 12.43 bertambah = 2.38 / 5,42 x 4,6 = 2.02 mtr

Pada jam 10.20 tinggi air = 1,2 + mtr

Pada jam 12.43 tinggi air bertambah menjadi = 3,22 mtr

Kedalaman air dipeta = 3 + mtr

Jadi pada jam 12.43 kapal dapat melewatinya dg kedalaman air = 6,22 mtr

21 . 4 TAHAPAN DALAM RANCANGAN PELAYARAN , URUTKAN DAN JELASKAN


HAL2 YG DILAKUKAN DALAM TAHAP PELAKSANAAN DAN MONIRORING : 

a. Tahap Persiapan

b. Tahap Pemilihan Route

c. Tahap Perencanaan Navigasi

d. Tahap Pelaksanaan dan Monitoring :

- Periksa secara berkala agar posisi tetap di garis haluan

- Perhatikan arus dan angin .

- Waspadai navigasi sekitar garis haluan .

- Perhitungkan tambahan sarat akibat SQUAT LIST .

- Pergunakan method Parallel Indeks jika perlu .

- Perhatikan jika ada MASTER ORDER .

- Jika ada penyimpangan dari rencana pelayaran catat dan beritahukan anggota BRIDGE
TEAM .
22.A. YANG DIMAKSUD DENGAN " PUBLIKASI NAVIGASI " adalah : sumber informasi
yg diperlukan dalam navigasi kapal yg bertujuan untuk keselamatan .

B. 10 PUBLIKASI NAVIGASI YANG DIPERLUKAN DALAM PELAYARAN : 


- Chart Catalogue - List Of Light - Guide To Port Entry - Navigational Chart - Tidal Table . -
Load Line Chart

- Ocean Passage for the Wold . - Tidal stream Atlas . - Marine Hand Book - Routering Chart Or
Pilot Chart - Notice To Marine . - Radio & Local Warning

- Sailing Derection and Pilot Books . - Navigational Warning . -

C. NOTICE TO MARINERS : Publikasi yg di keluarkan tiap minggu oleh badan Hydrografi


Inggris , Amerika yg berisikan perubahan2 alat bantu navigasi , penerbitan2 baru , untuk
mempermudah pelaut mengkoreksi peta agar tetap dalam keadaan Up To Date .

D. OCEAN PASSAGE FOR THE WORLD : Publikasi yang berisikan informasi pada
perencanaan pelayaran samudra dan berita cuaca serta arus .

E. NAVIGATIONAL WARNING : Informasi terakhir yg menyangkut perubahan alat2 bantu


navigasi ( Bouy,Beacon, dsb )

23. HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN BERLAYAR DIPERAIRAN SEMPIT DAN


DANGKAL . 

- Mempertahankan jarak sedekat mungkin dg batas luar alur pelayaran sempit yg berada
dilambung kanannya selama masih aman dan dapat dilaksanakan .

- Tidak boleh memotong alur pelayaran , jika hal tsb merintangi jalannya kapal lain .

- Jika memungkinkan , hindari berlabuh jangkar di alur pelayaran .

24. YG HARUS DIPERHATIKAN UNTUK MENGANTISIPASI KEADAAN CUACA YG


DAPAT BERPENGARUH THD ROUTE PELAYARAN adalah : - Pengupan arus laut yg
berkembang yg dapat mempengaruhi kecepatan kapal yg telah direncanakan . Hal ini akan
berpengaruh pada jarak dan waktu tempuh yg telah ditentukan .

- Keadaan es dan jarak pandang yg berkurang dibelahan bumu bagian utara dan selatan .

- Musim angin topan yg terdapat pada bulan2 tertentu dan menentukan tempat yg bebas untuk
berolah gerak di laut .
- Menyiapkan route alternatif, seandainya pada route utama terdapat bahaya typoon (badai) juga
bahaya navigasi lainnya

25.A. PERBEDAAN ANTARA RANCANGAN PELAYARAN SAMUDRA DG


RANCANGAN PELAYARAN PANTAI adalah :

- Kwalitas dan kwantitas persyaratan navigasinya .

- Jarak tempuh untuk bernavigasi .

- Sumber2 informasi untuk navigasi yg diperlukan .

- Dalam navigasi samudra diperlukan pengamatan berita cuaca yg seksama , karemna memiliki
kemungkinan mengalami ganguan cuaca buruk dalam bernavigasi .

B. ISI DARI " BRIDGE NOTE BOOK " adalah : Tentang hal2 yg berhubungan dg keselamatan
navigasi diluar daripada rancangan pelayaran yg telah dibuat . Tentang alat2 navigai dianjungan
yg digunakan , dll .

C. 10 KEGIATAN YG TERDAPAT DALAM " BRIDGE AND NAVIGATIONAL


EQUIPMENT " SAAT ONE HOURS NOTICE :

- Alarm - Compass Magnet .

- Penerangan deck dan lambung .

- Lampu navigasi , termasuk lampu darurat .

- Echo Sounder .

- Alat2 komunikasi internal serta jenis portable .

- Alat2 Navigasi Electronick .

- Compass Gyro & Repeater .

- Penataan darurat dalam hal bila terjadi sumber tenaga utama tidak bekerja .

D. COASTAL & ESTUARIAL WATER : Perairan yg meliputi pantai dan muara sungai .

E. VESSEL TRAFFIC CONTROL :Sebuah Station di suatu wilayah yg mengatur lalu lintas


kapal keluar / masuk perairannya
26.A. TINDAKAN YANG DILAKUKAN BILA DALAM PELAYARAN MENGALAMI : 

* Gyro Compass Failure :

- Menggunakan standart compass sebagai petunjuk haluan kapal .

- Memberitahukannya pada Nakhoda . - Memberitahukannya pada Kamar mesin . - Memberitahu


orang yg bertanggung jawab/ ahli mengenai alat tsb

* Steering Gear Failure :

- Memakai Emergency Steering Gear . - Memberitahukannya pada Nakhoda . -


Memberitahukannya pada kamar Mesin dan KKM . - Melakukan tindakan perbaikan .

* Main Engine Failure : - Memberitahukannya pada Nakhoda - Memasang sosok benda bola2
pada siang hari dan menyalakan penerangan keliling merah bersusun tegak pada malam hari . -
Segera memperbaikinya . - Jika kedalamannya memungkinkan , berlabuh jangkar.

Tugas dan tanggung jawab Mualim 3

Tugas Mualim 3 Saat Proses sandar kapal selesai.


1. Mengatur kembali peralatan yang digunakan. Seperti : peta, mistar, aldish lamp, radar,
    VHF pada chanel yang berlaku dipelabuhan, dll.
2. Mematikan lampu navigasi dan menghidupkan penerangan deck dan penerangan gang
    way.
3. Melaporkan draft kapal kepada chief officer. Serta specific gravity jika diperlukan.
4. Membuat dan menyerahkan condition report kepada c/o dan master.
5. Mempersiapkan bendera yang dibutuhkan ketika berada didaerah pelabuuhan.
6. Mempersiapkan pasang surut pelabuhan dan ditempel di deck office yang digunakan
    untuk mengatur tali-tali tambat dan gang way.
7. Mempersiapkan diri untuk melaksanakan proses bongkar muat berdasarkan petunjuk
    dari c/o.

TUGAS-TUGAS SAAT KAPAL BERLABUH / ANCHOR.


1. Jika berada di pelabuhan korea maka komunikasi dengan agent harus terus dilakukan
    dimana peralatan komunikasi harus siap setiap saat.
2. Mencatat waktu kapal sandar, pilot diatas kapal, dll.
   3. Memperhatikan komunikasi melalui VHF yang ditujukan kepada kapal.
   4. Memahami perubahan kondisi laut dan cuaca pada saat itu.
   5. Membuat catatan ketika berjaga.
6. Mengawasi posisi kapal dan melaporkan kepada kapten jika terjadi perubahan.
7. Mengerti dan memahami pergerakan kapal.
8. Melakukan pengamatan keliling yang baik.
9. Memasang penerangan ketika anchor.
 10. Mempersiapkan bendera yang diperlukan.
 11. Pada saat keadaan darurat, panggilan kedarat harus segera dilakukan.

TUGAS-TUGAS KETIKA KAPAL BERSANDAR DIPELABUHAN.


1. Memperhatikan tali-tali tambat kapal berdasarkan pasang surut dan sarat kapal. Serta
    menambahkan tali tambat dan fender jika arus dan angina bertambah kencang.
2. Menjaga tangga gang way agar tidak rusak akibat benturan dengan pelabuhan.
3. Memperhatikan pergerakan kapal maju atau mundur ketika kapal bersandar.
4. Menempatkan seorang juru mudi di gang way setiap saat untuk mencatat tamu yang
    datang kekapal.
5. Berhati-hati terhadap bahaya penyusup dan ancaman bom.
6. Jangan pernah membuang sampah kelaut dipelabuhan.
7. Pada saat kapal melakukan percobaan mesin berhati hatilah terhadap kapal disekitar
    kapal kita dan tali tali tambat kapal serta gangway harus diamankan.

PENGECEKAN SEBELUM OPERASI BONGKAR MUAT.


1. Menggunakan peralatan keamanan ketika membaca draft kapal.
2. Memastikan tutup palka dibuka atau ditutup dengan baik.
3. Mengkonfirmasikan rencana bongkar muat kapal dengan foreman.
4. Memastikan penerangan yang baik ketika pengoperasian bongkar muat serta level
    keamanan yang berlaku.
5. Memahami dengan baik rencana bongkar muat kapal.
6. Menanyakan dan mengetahui kecepatan bongkar muat perjam.
7. Memahami rencana ballast atau debalasting kapal. serta tidak overflow ketika proses
    ballast dan meminimalisasikan sisa ballast pada saat debalasting.
8. Memastikan tersedianya jalan untuk melakukan komunikasi dengan pihak darat ketika
    proses bongkar muat berlangsung.
9. Mengetahui kedalaman yang diijinkan berdasarkan pasang surut air laut.
 10. Mengetahui peraturan khusus yang berlaku di pelabuhan tersebut.

Terkait ; Cara Mengatur Muatan Kapal Kontainer

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN KETIKA OPERASI BONGKAR MUAT.


1. Mencatat waktu ketika kegiatan bongkar muat dimulai, stop, resume, serta selesai. dan
    mencatat alasan mengapa kegiatan bongkar muat berhenti.
2. Berhati-hati jangan sampai kehilangan muatan dan mencegah terjadinya kebakaran
    di palka.
3. Mengetahui keadaan alat pengaman muatan seperti : alat lashing, wire, dll.
4. Mengawasi kegiatan bongkar muat oleh buruh agar tidak terjadi kerusakan terhadap
    kapal.
5. Jangan sampai overflow ballast, tetapi diperlukan ketika ada pemeriksaan.
6. Menjaga kekencangan dari tali-tali tambat.
7. Jika terjadi hujan. mencegah agar muatan tidak rusak akibat air hujan.
8. Mencatat laporan cuaca daerah sekitar pelabuhan terutama hujan atau salju.
9. Mencatat perbedaan perhitungan muatan antara dart dan kapal.
 10. Memperhatikan bahwa kapal tidak dapat berlayar apabila over draft.

HAL HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SETELAH OPERASI BONGKAR ATAU MUAT.
1. Pastikan jumlah muatan telah sesuai dengan rencana pemuatan.
2. Pastikan trim dan lashing dalam keadaan baik.
3. menutup semua ventilasi palka untuk menghadapi keadaan cuca buruk.
4. Menerima dokumen muatan setelah memeriksanya dengan teliti.
5. Pastikan semua awak kapal telah berada dikapal dan lakukan pencarian terhadap penyusup diatas
kapal.

PERSIAPAN SEBELUM OPERASI BALAST/DEBALASTING.


1. Memastikan keadaan generator, pompa dan pipa dalam keadaan siap dan tidak ada masalah.
2. Memastikan level oli dalam pompa dalam keadaan siap dan segera isi jika kurang.
3. Menempelkan error jika ada sehingga tidak terjadi kesalahan.
4. Menggunakan walky talky untuk berkomunikasi.
5. Persiapkan senter atau penerangan lain pada saat malam hari.

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA WAKTU BALAST/DEBALASTING.


1. Pengaturan ballast/debalasting dilaksanakan berdasarkan kecepatan muat/bongkar per satu jam,
serta perhatikan ketinggian air draft, kemiringan, trim dan draft belakang.
2. Menjaga trim kapal agar tetap kebelakang terutama pada saat debalasting, serta meminimalkan
sisa air ballast dengan stripping.
3. Jangan sampai overflow ballast, tanki ballast harus diisi 85% dipelabuhan dan mengisi ballast pada
saat kapal di laut lepas.
4. Ketika serah terima jaga informasikan keadaan ballast setiap tanki.
5. Menghindari mengisi ballast dengan air laut yang tercemar atau kotor, tetapi jika mengharuskan
maka harus diganti dengan yang bersih pada saat dilaut lepas.
6. Menjalankan pompa setelah kran ballast dibuka, dan tutup kran ketika pompa mati.
7. Memastikan tidak terjadi kebocoran pipa ballast dan memperbaiki pipa tersebut dengan segera.

Anda mungkin juga menyukai