Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Untuk pelayaran sebuah kapal dari tempat tolak ke tempat tujuan

dengan aman dan efisien dipergunakan bermacam-macam pengetahuan

Navigasi dimana salah satu diantaranya dikenal dengan nama Ilmu

Pelayaran. Ilmu Pelayaran atau Navigasi ialah ilmu yang mengajarkan

kepada kita bagaimana cara membawa kapal dari tempat tolak ke tempat tiba,

aman praktis dan ekonomis. Adapun Navigasi itu sendiri didalam praktek

terdapat empat jenis yaitu :

1. Navigasi Duga, dimana penentuan posisi kapal diatas peta laut ditentukan

berdasarkan haluan dan kecepatan kapal.

2. Pelayaran menyusur pantai, dimana penentuan posisi kapal diatas peta laut

ditentukan dengan cara membaring benda duniawi (pulau, tanjung, suar dll)

3. Navigasi Astronomi dimana penentuan posisi kapal di atas peta laut

ditentukan dengan menggunakan benda-benda angkasa seperti : matahari,

bintang dan lain-lain dengan cara mengukur tinggi benda angkasa tersebut.

4. Pelayaran elektronik, dimana berkedudukan kapal ditentukan dengan

menggunakan alat-alat elektronik seperti : radar, RDF, dan lain-lain.

1
Program Diploma Pelayaran
Untuk setiap pelayaran, harus diadakan persiapan yang baik dengan

menggunakan informasi-informasi yang ada dan mengadakan pemeriksaan

terhadap garis-garis haluan yang akan di tempuh. Pada waktu penggantian

jaga, maka posisi duga, garis haluan, haluan yang di kemudikan dan

kecepatan kapal harus di tegaskan.

Selama tugas jaga, maka haluan yang di kemudikan, kecepatan kapal

dan posisinya harus selalu di teliti pada waktu tertentu dengan menggunakan

semua alat navigasi yang ada.

Alat-alat navigasi tersebut harus selalu dalam keadaan baik dan di

lengkapi dengan petunjuk operasional yang mudah di mengerti. Untuk

keperluan navigasi di lautan bebas di gunakan peta-peta yang lain dari pada

yang lain bilamana berlayar melalui pantai.

Hampir semua peta tidak akurat karena banyak tergantung dari

perubahan-perubahan alam, misalnya sebuah topan dapat merubah posisi

buoy. Sehingga, dengan demikian maka setelah beberapa waktu maka peta

yang lama tidak dapat di percaya sepenuhnya maka perlu di adakan koreksi

peta tiap minggunya agar peta di kapal selalu up to date.

Pada saat taruna praktek di kapal KM. Niki Sejahtera, ketika kapal

berlayar memasuki alur pelyaran Semarang pada hari Senin 13 Agustus

2018, pukul 22.30 WIB kapal menyerempet buoy pembatas perairan yang

aman atau safe water mark di dekat Tanjung Jati. Hal tersebut dapat terjadi

akibat cuaca sekita laut tersebut sedang hujan deras yang di ikuti dengan

angin serta kabut tebal yang mengakibatkan penglihatan tampak terbatas,

2
Program Diploma Pelayaran
Radar tidak dapat mendeteksi keberadaan buoy tersebut. Selain itu, buoy

tersebut lampunya sudah mati dan tidak berfungsi lagi. Hal ini dapat terjadi

karena peta tidak di koreksi secara rutin setiap minggunya oleh mualim II

sehingga publikasi navigasi yang baru tidak tercantum seperti buoy,

kerangka kapal, pemasangan suar dan lainnya. Selain itu, posisi dari buoy

(safe water mark) juga sudah berpindah dari tempatnya yang dapat di

pengaruhi oleh faktor alam. Hampir seluruh ABK kapal dengan sigap

memeriksa di sekitar lambung kiri kapal apakah terjadi kerusakan atau tidak.

Kemudian, Boatswain melapor kepada perwira jaga di anjungan

bahwa terdapat kerusakan pada lambung kapal berupa luka gores (baret).

Namun tidak terlalu berbahaya atau berindikasi kebocoran. Seketika itu,

perwira jaga langsung melaporkan kepada Nahkoda tentang kejadian

tersebut dan bergegas menuju lokasi yang di laporkan bersama boatswain.

Setelah di periksa lebih lanjut ternyta memang cukup panjang luka

goresnya. Maka dari itu nahkoda menginstruksikan kepada boatswain untuk

memberi meni dan langsung mengecat ulang untuk penanggulangan

sementara pada saat kapal sampai di REDE Semarang. Setelah kapal tiba,

boatswain beserta kelasi dan kadet segera menjalankan instruksi dari

nahkoda tersebut. Kejadian tersebut terjadi akibat peta tidak di koreksi tiap

minggunya dan pada saat kapal akan berlayar.

3
Program Diploma Pelayaran
Melihat pentingnya masalah di atas, maka penulis akan mengangkat

tema di atas dan akan membahas tentang permasalahan koreksi peta guna

menanggulangi kejadian yang tidak di inginkan yang dapat membahayakan

suatu kapal,muatan maupun awak kapal itu sendiri maka dipilihlah sebuah

judul yaitu:

“PENGARUH KOREKSI PETA TERHADAP

KESELAMATAN BERLAYAR DI KM. NIKI SEJAHTERA”

B. RUMUSAN MASALAH

Dari hasil pengamatan diatas, maka dapat di rumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh peta yang tidak up to date terhadap suatu pelayaran

di KM. Niki Sejahtera?

2. Bagaimana cara mengkoreksi peta yang benar untuk meminimalisir

kecelakaan yang disebabkan ketika kapal berlayar di KM. Niki

Sejahtera?

C. RUANG LINGKUP DAN PEMBATASAN MASALAH

Demikian luasnya ruang lingkup permasalahan yang meliputi

pelayaran bagi suatu kapal, maka masalah yang akan penulis bahas dalam

penulisan tugas akhir ini di batasi pada pentingnya koreksi peta suatu

pelayaran di KM. Niki Sejahtera.

4
Program Diploma Pelayaran
D. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui pengaruh peta yang tidak up to date terhadap

keselamatan suatu pelayaran di KM. Niki Sejahtera.

2. Untuk mengetahui cara mengkoreksi peta yang benar untuk

meminimalisir kecelakaan yang di sebabkan peta tidak di koreksi ketika

kapal berlayar pada KM. Niki Sejahtera.

E. MANFAAT PENELITIAN

Adapun hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat

secara teoritis dan praktis antara lain:

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih

terhadap dunia pelayaran Indonesia mengenai resiko yang di alami ketika

tidak di adakan suatu koreksi peta di atas kapal.

2. Secara praktis, penelitian diharapkan dapat memberikan konstribusi

kepada pihak-pihak tertentu, antara lain:

a. Bagi perwira dan awak kapal KM. Niki Sejahtera yang berikutnya,

agar selalu mengoreksi peta agar tidak terjadi kejadian yang tidak di

inginkan.

b. Menjadi masukan pada pihak perusahaan dan lembaga pendidikan

dan pelatihan akan pentingnya pengoreksian sebuah peta di atas

kapal.

5
Program Diploma Pelayaran
F. SISTEM PENULISAN

1. Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung pada objek

penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang sedang dilakukan.

Sehingga observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang

dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-

pencatatan. Observasi digunakan untuk mendapatkan atau

mengumpulkandata secara langsung serta mencatat data yang

berkaitan dengan pokok permasalahan.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan

untuk memperoleh informasi lengsung dari sumbernya. Wawancara

merupakan proses tanya jawab secara lisan yang dilakukan oleh

beberapa orang saling berhadapan dan saling menerima serta

memberikan informasi. Dalam penyusunan penelitian ini, penulis

melakukan wawancara dengan sasaran penelitian antara lain

Nahkoda, Mualim I, Mualim II, Crew Deck.

3. Studi Kepustakaan

Tinjauan Pustaka adalah cara mencari data suatu penelitian yang

memerlukan bahan bersumber dari perpustakaan. Studi kepustakaan

merupakan penelitian yang dilakukan di ruang perpustakaan untuk

menghimpun dan menganalisis data yang bersumber dari

perpustakaan, yang dapat dijadikan sumber rujukan menyusun suatu

laporan ilmiah.

6
Program Diploma Pelayaran
BAB II

LANDASAN TEORI

A. KOREKSI PETA

Menurut suyono (1982:96), koreksi peta adalah proses memindah

suatu berita kedalam sebuah peta, berita tersebut dari berita pelaut

indonesia (BPI) atau notice to marine (NTM) yang berisi tentang

publikasi – publikasi navigasi seperti buoy, kerangka kapal, pemasangan

kabel laut/bom laut dll.

1. Menurut infopelautindonesia.com (2016), Macam – macam koreksi

sebagai berikut

a. Koreksi peta (chart correction)

Koreksi peta merupakan tugas dari 2nd officer dan khusus

wilayah indonesia untuk koreksi peta di keluarkan oleh BPI(berita

pelaut indonesia) dan internasional di sebut Notice To Marine yang

di keluarkan oleh british admiralty.Setiap minggu BPI akan

mengeluarkan publikasi tentang informasi area-area pelayaran baik

itu buoy, kerangka kapal, atau pun pekerjaan rig. Jadi, koreksi peta

adalah informasi yang di berikan oleh pemegang authority setempat

yang bertanggung jawab untuk memberikan informasi kepada pelaut

tentang bahaya-bahaya navigasi ataupun adanya penambahan-

penambahan alur pelayaran di catat atau di pindahkan kedalam peta

laut yang terdapat di atas kapal.

7
Program Diploma Pelayaran
b. Koreksi publikasi(publication correction)

koreksi publikasi kita dapatkan dari NTM (Notice To Marine)

atau BPI(Berita Pelaut Indonesia) setiap minggunya dan sama halnya

dengan koreksi peta, koreksi publikasi juga wajib di koreksi apabila

notice to marine atau berita pelaut indonesia sudah berada di atas

kapal.

c. Koreksi Temporary and Premilinary (TNP Correction)

Adalah koreksi sementara dan dapat berubah sewaktu-waktu di

koreksi berikutnya seperti terdapat pekerjaan navigasi, pemasangan

suar, penyelaman bawah laut yang hanya bersifat sementaransaja

tetapi koreksi ini juga wajib di kerjakan oleh officer yang

bertanggung jawab dalam hal navigasi untuk memastikan

keselamatan dalam bernavigasi. Pada saat akan melakukan koreksi

peta jangan lupa untuk mencantumkan no koreksi di bawah kiri peta.

Dimana berguna untuk melacak koreksi yang telah kita lakukan dan

apabila ada koreksi yang terlewat kita akan segera mengetahuinya.

Mengoreksi peta menggunakan pulpen berwarna ungu dengan

ukuran ujungnya 0,18 untuk mengoreksi dan 0,25 untuk menghapus

benda dalam peta. Untuk koreksi T&P (Temporary & Preliminary)

menggunakan pensil 2B karena koreksi ini hanya berlaku dalam

kurun waktu tertentu diman akan di hilangkan lagi di kemudian hari.

8
Program Diploma Pelayaran
2. Cara mengoreksi peta dapat di lakukan sebagai berikut:

a. Persiapkan alat tulis seperti bulpen, pensil, penghapus,

b. Membaca peunjuk BPI (berita pelait indonesia) yang di keluarkan

tiap bulannya oleh hidros yang di kirim oleh kantor.

c. Tulis menggunakan pensil pada PETA yang di gunakan sesuai

berita di BPI dengan route yang di tempuh.

3. Menurut infopelautindonesia.com, Hal – hal yang akan di temui

dalam melakukan koreksi peta yang didapat dari NTM (Notice To

Marine):

a. Insert atau memasukkan

Yaitu dimana kita harus menambah benda atau objek tertentu

kedalam peta. Caranya adalah apabila kita mendapat koreksi berupa

tracing, kita hany aperlu menyamakan tracing tersebuta dengan peta

yang kita gunakan. Apabila kita hanya mendapatkan berupa NTM

maka kita harus melakukan plot posisi atau menentukan posisi pada

peta terlebih dahulu.

Setelah menyamakan antara garis lintang, bujur, kedlam laut

atau chart datum, benda-benda darat maupun laut yang ada dalam

tracing dengan peta kita tinggal menandai letak yang di tentukan

untuk menambahkan objek yang terdapat pada tracing dan

menggambarkannya pada peta.

b. Delete atau menghapus

Yaitu kita di harapkan untuk menghapus bojek atau benda

atau informasi pada peta dimana sudah tidak ada atau tidak di

9
Program Diploma Pelayaran
butuhkan lagi. Caranya dengan mencoret benda atau objek atau

informasi dengan dua garis lurus.

c. Delete and replace(menghapus dan menggantikan)

Yaitu kita di harapkan untuk menghapus suatu objek benda

atau informasi yang ada di peta kemudian mengganti dengan

informasi benda atau objek yang baru. Caranya adalah pertama kita

harus menghapus terlebih dahulu kemudian menambah informasi

yang baru.

d. Move atau memindah

Yaitu kita di harapkan untuk memindahkan suatu objek benda atau

informasi yang ada di peta ke posisi yang baru. Caranya yaitu, apabila

perpindahan benda tersebut dekat maka kita tinggal mena,mbahkan tanda

panah mengulir dari objek benda atau informasi semula mengarah ke

posisi yang

B. KESELAMATAN PELAYARAN

Menurut F.O Pandean (1980:78), Keselamatan pelayaran di

definisikan sebagai suatau keadaan terpenuhinya persyaratan

keselamatan dan keamanan yang menyangkut angkutan di perairan dan

kepelabuhan. Terdapat banyak penyebab kecelakaan kapal laut karena

tidak didindahkannya keharusan tiap kapal melakukan apa yang harus di

lakukan oleh setiap awak kapal.

10
Program Diploma Pelayaran
Kecelakaan dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu:

1. Faktor teknis

Biasanya terkait dengan kurang cermat di dalam desain kapal,

penelantaran perawatan kapal sehingga mengakibatkan kerusakan kapal

atau bagian-bagian kapal yang menyebabkan kapal mengalami

kecelakaan.

2. Faktor manusia

Faktor manusia merupakan faktor yang paling besar yang antara lain

meliputi:

Kecerobohan dalam menjalankan kapal, kekurang mampuan awak kapal

dalam menguasai berbagai permasalahan yang mungkin timbul dalam

operasional kapal, secara sadar memuat kapal secara berlebihan.

3. Faktor alam

faktor alam seperti cuaca buruk merupakan permasalahan yang

seringkali di anggap sebagai penyebab utama dalam kecelakaan laut.

Permasalahan yang biasanya di alami adalah badai, arus yang besar,

gelombang tinggi, kabut yang menyebabkan jarak pandang terbatas.

Kecelakaan yang sering terjadi di kapal kususnya terkait dengan

prosedur dari keselamatan dalam pelayaran itu sendiri. Setiap kali sebuah

kecelakaan kapal yang terjadi pasti ada tiga pihak yang terlebih dahulu

mendapat sorotan dari publik antara lain syahbandar, pemilik kapal dan

nahkoda.

11
Program Diploma Pelayaran
C. PETA

Menurut Suyono (1982:85), Peta laut adalah proyeksi bumi atau

sebagian muka bumi yang di gambarkan diatas bidang datar dan di

gunakan untuk berayar di laut.

1. Syarat-syarat peta laut:

a. Peta harus konform (sebangun)

b. Loxodrom dapat di gambarkan sebagai garis lurus

c. Perbedaan skala sangat kecil

d. Derajah atau jajar tegak lurus satu sama lain

2. Bagian-bagian peta laut:

a. Nomor peta

Sudut kiri atas dan sudut kiri bawah di luar garis peta.

b. Judul peta

Di tempatkan di tempat yang tidak mengganggu alur pelayaran

c. Skala peta

Di bawah judul peta atau di bawah satuan kedalam laut.

d. Satuan kedalaman peta

Sudut kiri atas dan sudut kiri bawah diluar garis peta, biasanya dalam

meter, fathom, feet.

e. Koreksi peta

Berada di kiri bawah peta

f. Penerbit peta

Tengah-tengah bagian bawah dari peta, tepat diluar garis peta.

12
Program Diploma Pelayaran
g. Edisi peta

Disamping sebelah kanan dari penerbit peta di luar garis peta.

h. Mawar pedoman/variasi

Ditempat yang di lalui kapal, gunanya untuk membantu mengetahui

haluan kapal, arah kapal, baringan dan variasi.

i. Region buoyoge sytem

Di bawah judul peta, tepat di bawah skala peta

j. Lintang / bujur

Kiri dan kanan secara vertikal, atas dan bawah secara horisontal

3. Data informasi yang di berikan oleh peta laut:

a. Bentuk garis pantai (countour)

b. Kedalaman peta

c. Muka surutan

d. Suar, buoy,liadimh line (suar penuntun) beserta data-datanya

e. Jenis dasar laut / pantai

f. Alur pelayaran, tempat berlabuh, pintu berlabuh

g. Daratan

h. Informasi peta (No. Peta, judul peta, skala peta, koreksi peta,

proyeksi peta, peneliti peta, peringatan, edisi peta, satuan dan

kedalaman laut)

i. Bahaya navigasi (kerangka kapal, karang, gosong, ranjau, kabel

bawah laut, pipa bawah laut dll)

13
Program Diploma Pelayaran
Menurut Suyono (1982:, Skala peta adalah perbandingan satu-satuan

panjang di peta terhadap panjang sebenarnya. Jenis peta menurut

skalanya yaitu sebagai berikut:

1. Peta ikhtisar

Peta ikhtisar adalah peta yang memiliki skala 1:600.000 atau

lebih besar dipakai untuk menentukan track dari satu tempat ke

tempat yang lain sebelum di pindah ke peta yang lebih besar.

2. Peta haluan

Peta yang memiliki skala 1:500.000 atau lebih besar di gunakan

untuk menarik garis haluan ke tempat tujuan.

3. Peta pantai

Peta yang memiliki skala 1:50.000 atau lebih di pakai untuk

mendekati atau menjauhi teluk atau pelabuhan.

4. Peta penjelas

Peta yang memiliki skala 1:50.000 atau lebih di pakai untuk

memperjelas navigasi di daerah perairan sempit, daerah bahaya

atau daerah yang ramai di layari.

5. Peta rencana

Peta yang memiliki skala 1:50.000 di gunakan untuk memasuki

pelabuha atau alur

Menurut suyono, Katalog peta adalah suatu buku khusus

mengenai peta laut yang berisi index peta dari A-W yang meliputi

14
Program Diploma Pelayaran
laut/pencarian di seluruh dunia, dimana kita dapat melihat peta-

peta mana yang akan kita gunakan untuk pelabuhan tujuan.

D. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERWIRA DI ATAS KAPAL

1. Menurut Sriwulanoct.blongspot.co.id (2017), tugas dan tanggung

jawab perwira di atas kapal sebagai berikut:

a. Tugas Dan Tanggung Jawab Mualim 1 (chief officer)

1). Kepala dari dinas deck (geladak) dan membantu nahkoda

dalam hal mengatur pelayanan di kapal jika kapal.

2). Dinas deck

3). Pemeliharaan seluruh kapal kecuali kamar mesin dan

ruangan-ruangan lainnya yang di pergunakan untuk kebutuhan

dinas kamar mesin

4). Muat bongkar muatan di palka dan lain – lain.

5). Pekerjaan – pekerjaan administrasi yang berhubungan dengan

pengangkutan muatan, bagasi pos dan lain-lain.

6). Pengganti nahkoda pada waktu nahkoda berhalangan maka

mualim I memimpin kapal atas perintahnya.

7). Mualin I harus mengetahui benar peraturan-peraturan dinas

perusahaan dan semua intruksi-intruksi mengenai tugas

perwakilan, pengangkutan dan lain-lain.

8). Mengatur muatan, persediaan air tawar dan mengatur arah

navigasi.

b. Tugas dan tanggung jawab mualim 2 (2nd officer)

1). Melaksanakan tugas jaga saat berlayar dan di pelabuhan

15
Program Diploma Pelayaran
2). Menarik garis haluan di peta berdasarkan petunjuk dan

persetujuan dari nahkoda

3.) memeriksa tersedianya peta – peta dengan koreksi terakhir

dan buku – buku navigasi untuk keperluan pelayaran yang di

rencanakan dan melakukan koreksi sesuai dengan informasi

terakhir yang ada di kapal.

4). Menentukan posisi kapal tengah hari dan menyiapkan laporan

posisi tengah hari

5). Merawat semua peralatan dan perlengkapan navigasi serta

menyiapkan semua laporan pencatatannya

6). Melaksanakan perawatan sosok benda termasuk bendera –

bendera, lampu – lampu navigasi dan alat – alat isyarat

7). Melaksnakan pengamatan dan perawatan ruang kemudi,

ruang peta dan navigasi serta instrumennya termasuk teropong,

teleskop, lampu aldis, dan handy talky selama kapal berada dii

pelabuhan.

8). Bekerjasama dengan KKM untuk mempersiapkan voyage

report secara teliti dan tepat waktu.

9). Menyiapkan setiap laporan cuaca yang di butuhkan dan

bekerjasama dengan perwira radio

10). Melaksanakan tugas sebagai perwira kesehatan,

mempersiapkan dan menjamin bahwa persediaan peralatan

kesehatan dan obat – obatan cukup untuk pelayaran.

c. Tugas dan tanggung jawab mualim 3 (third officer)

16
Program Diploma Pelayaran
1) Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan kelengkapan lfe

boats, liferaft, lifejacket serta administrasi lainnya.

2) Pemeliaraan, kelengkapan dan bekerjanya dengan baik dari

boto-botol pemadam kebakaran, alat-alat pelempar tali, alat –

alat semboyan bahaya (parachute signal dsb), alat pernafasan

dll serta administrasinya.

3) Membuat sijil-sijil kebakaran, sekoci dan orang jatuh ke laut

dan memasangnya di tempat-tempat yang telah di tentukan.

4) Memelihara dan menjaga kelengkapan bendera-bendera

(kebangsaan, bendera-bendera semboyan internasional, serta

bendera perusahaan.

5) Mengawasi pendugaan tanki-tanki air tawar, ballast, dan got-

got palka serta mencatatnya dengan buku journal.

Membantu mualim II dalam menentukan noon position

17
Program Diploma Pelayaran
BAB III

TINJAUAN UMUM

A. SEJARAH BERDIRINYA PT. BERLIAN LAUTAN SEJAHTERA

Penulis melakukakn pengamatan di atas kapal milik perusahaan

pelayaran PT. BERLIAN LAUTAN SEJAHTERA yang beralamat di JL.

Perak Timur no.512 blok G-4 Tanjung Perak, Surabaya. PT. BERLIAN

LAUTAN SEJAHTERA merupakan suatu perusahaan yang bergerak

dalam bidang keagenan dan pengiriman pada tahun 2011. Seiring

semakin meningkatnya permintaan jasa transportasi laut. Kemudian pada

tahun 2014, aktifitas kegiatannya adalah pelayaran. Sebagai perusahaan

pelayaran kami telah memegang Surat Ijin Usaha Perusahaan Angkutan

Laut (SIUPAL) dengan Nomor : B X-310/AL.001 yang dikeluarkan oleh

Direktorat Jendral Perhubungan Laut, pada tanggal 07 Agustus 2014.

PT. BERLIAN LAUTAN SEJAHTERA merupakan perusahaan

pelayaran nasional angkutan laut dalam negeri yang telah memiliki 6

(enam) armada, salah satunya yaitu KM. Niki Sejahtera yang beroperasi

dengan tujuan yaitu: Semarang-Surabaya-Banjarmasin-Labuan Bajo-

Ende PP.

18
Program Diploma Pelayaran
Misi : Menyelenggarakan usaha transportasi laut yang

dikelola berdasarkan prinsip tata kelola

perusahaan yang sehat dan profesional, yang

mengacu serta memenuhi semua persyaratan yang

digariskan oleh International Safety Management

Code..

Visi: Perusahaan akan berusaha memberikan pelayanan

dengan standar nasional dan manajemen

keselamatan yang memberikan kontribusi nilai

tambah pada karyawan, masyarakat dan

pemerintah setempat

Motto: Kepuasan pelanggan adalah kebanggan kami

19
Program Diploma Pelayaran
B. STRUKTUR ORGANISASI KM. NIKI SEJAHTERA

Gambar 3.1 Struktur Organisasi KM. Niki Sejahtera

20
Program Diploma Pelayaran
C. WAKTU DAN TEMPAT PENGAMATAN

1. Waktu Pengamatan

Pengamatan berlangsung selama penulis melaksanakan praktek

di KM. Niki Sejahtera milik PT. Berlian Lautan Sejahtera, mulai tanggal

08 Februari 2018 sampai tanggal 11 Februari 2019. Pengamatan ini di

lakukan dengan pengamatan pada perawatan publikasi navigasi yang

akan di kaji dalam karya tulis ini.

2. Tempat Pengamatan

Tempat dimana penulis melaksanakan pengamatan selama menjalani

praktek laut di kapal:

Nama Kapal : KM. Niki Sejahtera ex.Takachiho

Call Sign : YBNX2

Bendera : Indonesia

No. IMO : 8908789

GRT : 9.365

NRT : 3.334

Panjang : 131,16 m (LOA) / 120 m (LBP)

Lebar : 26,6 m

Tanda Selar : GT. 9365 NO.3117/Ka

Penggerak Utama : NKK-SEMT-PIELSTICK, 18 PC,/600 RPM

Tahun Pembuatan : Jepang 1989

Speed : 22 Knot

Tempat Pendaftaran : Surabaya

Pemilik : PT. BERLIAN LAUTAN SEJAHTERA

21
Program Diploma Pelayaran
Gambar 3.2 KM. Niki Sejahtera ketika Berlayar

Gambar 3.3 KM. Niki Sejahtera ketika memuat

22
Program Diploma Pelayaran
D. IDENTIFIKASI MASALAH

Dalam hal ini penulis akan mengidentifikasi masalah yang di

angkat dari rumusan masalah guna memudahkan dalam membuat

gambaran yang lebih jelas. Untuk selanjutnya penulis akan

mencantumkan pembahasan masalah ini ke dalam bab IV. Dari tinjauan

di atas penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh peta yang tidak up to date terhadap suatu pelayaran

di KM. Niki Sejahtera?

Dari bagian ini dapat di lihat bahwa pengaruh dari peta yang tidak up to

date dapat berakibat terjadinya suatu kecelakaan yang tidak di inginkan

terhadap suatu kapal, muatan, maupun awak kapal itu sendiri. Banyak

faktor yang mempengaruhi peta tidak up to date seperti peta tidak di

koreksi setiap minggunya, tidak berlangganan BPI dan memang nahkoda

tidak mempermasalahkan jika peta tidak di koreksi oleh awak kapalnya.

2. Bagaimana cara mengkoreksi peta yang benar untuk meminimalisir

kecelakaan yang di sebabkan ketika kapal berlayar di KM. Niki

Sejahtera?

Dalam hal ini dapat di jelaskan bahwa kecelakaan yang terjadi di KM.

Niki Sejahtera merupakan kelalaian tugas dari mualim II dimana peta

tidak dikoreksi setiap minggunya. Cara mengkoreksi peta yang benar

yiatu di lakukan setiap minggu dengan berlangganan BPI/NTM,

sehingga kecelakaan yang di sebabkan oleh peta yang tidak di koreksi

dapat diminimalisir. Selain itu, untuk meminimalisir kecelakaan saat

berlayar awak kapal harus selalu berhati-hati ketika berjaga dengan

23
Program Diploma Pelayaran
melakukan pengamatan sekitar, selalu waspada akan bahaya navigasi

yang dapat membahayakan kapal, muatan maupun ABK.

24
Program Diploma Pelayaran
BAB IV

PEMBAHASAN

A. PENYAJIAN DATA

Berdasarkan observasi secara langsung yang di lakukan penulis

di atas kapal KM. Niki Sejahtera milik PT. Berlian Lautan Sejahtera di

dapatkan sebagai berikut:

Kejadian pada hari Senin tanggal 13 Agustus 2018 pada pukul 22.30

WIB, pada saat kapal berlayar dan akan memasuki alur pelayaran

Semarang terjadi kejadian dimana kapal menyerempet buoy pembatas

perairan aman atau safe water mark di dekat Tanjung Jati. Semua ABK

kapal dengan sigap memeriksa di sekitar lambung kiri kapal apakah

terjadi kerusakan atau tidak.

Kemudian, Boatswain melapor kepada perwira jaga di anjungan

bahwa terdapat kerusakan pada lambung kapal berupa luka gores (baret).

Namun tidak terlalu berbahaya atau berindikasi kebocoran. Seketika itu,

perwira jaga langsung melaporkan kepada Nahkoda tentang kejadian

tersebut dan bergegas menuju lokasi yang di laporkan bersama

boatswain.

Setelah di periksa lebih lanjut ternyta memang cukup panjang

luka goresnya,. Maka dari itu nahkoda menginstruksikan kepada

boatswain untuk memberi meni dan langsung diadakan re-paint atau cat

ulang untuk penanggulangan sementara pada saat kapal sampai di REDE

25
Program Diploma Pelayaran
Semarang. Setelah kapal tiba di pelabuhan, boatswain beserta kelasi dan

kadet segera menjalankan instruksi dari nahkoda tersebut. Kejadian

tersebut dapat terjadi akibat peta tidak di koreksi setiap minggunya oleh

mualim II yang merupakan tanggung jawabnya sebagai perwira di kapal

seperti yang tertera dalam landasan teori bagian D dimana di jelaskan

tugas dan tanggung jawab mualim II. Tugas dan tanggung jawab mualim

2 (2nd officer) sebagai berikut:

1. Melaksanakan tugas jaga saat berlayar dan di pelabuhan

2. Menarik garis haluan di peta berdasarkan petunjuk dan

persetujuan dari nahkoda

3. Memeriksa tersedianya peta – peta dengan koreksi terakhir dan

buku – buku navigasi untuk keperluan pelayaran yang di

rencanakan dan melakukan koreksi sesuai dengan informasi

terakhir yang ada di kapal.

4. Menentukan posisi kapal tengah hari dan menyiapkan laporan

posisi tengah hari

5. Merawat semua peralatan dan perlengkapan navigasi serta

menyiapkan semua laporan pencatatannya

6. Melaksanakan perawatan sosok benda termasuk bendera –

bendera, lampu – lampu navigasi dan alat – alat isyarat

7. Melaksnakan pengamatan dan perawatan ruang kemudi, ruang

peta dan navigasi serta instrumennya termasuk teropong,

26
Program Diploma Pelayaran
teleskop, lampu aldis, dan handy talky selama kapal berada dii

pelabuhan.

8. Bekerjasama dengan KKM untuk mempersiapkan voyage

report secara teliti dan tepat waktu.

9. Menyiapkan setiap laporan cuaca yang di butuhkan dan

bekerjasama dengan perwira radio

10. Melaksanakan tugas sebagai perwira kesehatan,

mempersiapkan dan menjamin bahwa persediaan peralatan

kesehatan dan obat – obatan cukup untuk pelayaran.

Berikut ini adalah posisi kejadian kapal Buoy di KM. Niki

Sejahtera:

27
Program Diploma Pelayaran
Gambar 4.1 posisi buoy yang di srempet KM. Niki Sejahtera

Dari gambar 4,1 di atas dapat di lihat posisi buoy yang di tabrak

oleh KM. Karunia Sejahtera. Kejadian yang terjadi pada KM. Karunia

Sejahtera tersebut merupakan akibat dari peta tidak di koreksi oleh

mualim II kapal tersebut. Koreksi peta sangatlah penting dalam suatu

pelayaran baik pelayaran lokal maupun pelayaran samudra. Kecelakaan

akibat bahaya-bahaya navigasi dapat diminimalisir dengan mengoreksi

peta. Perlu di ketahui bahwa bekerja di atas kapal memiliki resiko yang

sangat tinggi maka peralatan mengoreksi peta harus lengkap dan dengan

kondisi yang baik.

Berikut list dan jumlah alat pengoreksi peta di kapal KM. Karunia

Sejahtera:

No Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan

1. Peta 17 Baik Baik

2. Jangka 1 Baik Baik

3. Mistar Jajar 1 Baik Baik

4. Mistar Segitiga 2 Baik Baik

5. Bolpoin 3 Baik Baik

6. Penghapus 2 Baik Baik

7. Pensil 2 Baik Baik

8. NTM/BPI 1 Baik Baik

9. Katalog Peta 1 Baik Baik

28
Program Diploma Pelayaran
10. Buku daftar deviasi _ _ _

11. Buku daftar pasang surut 1 Baik Baik

12. Rautan 1 Baik Baik

12. Lampu penerang 1 Baik Baik

Tabel 4.1 data alat pengoreksi petadi atsas kapal KM. Karunia Sejahtera

1. Kondisi alat pengoreksi peta di KM. Karunia Sejahtera

Pentingnya koreksi peta untuk sebuah pelayaran guna menghindari

bahaya-bahaya navigasi, berikut alat pengoreksi peta di KM. Karunia

Sejahtera antara lain:

a. Peta

Gambar 4.2 contoh peta

Peta adalah proyeksi bumi atau sebagian muka bumi yang

digambarkan diatas bidang datar dan di gunakan untuk berlayar di

laut.

b. Jangka

29
Program Diploma Pelayaran
Gambar 4.3 contoh dari jangka

Jangka adalah alat suatu alat yang di gunakan untuk

memperkirakan waktu tiba, mengukur jarak haluan dan jarak

baringan di peta.

c. Mistar Jajar

Gambar 4.4 mistar jajar dan mistar segitiga

Mistar jajar adalah suatu alat yang di gunakan untuk melukis

garis yang sejajar baringan di atas peta dengan bantuan mawar

pedoman di peta.

d. Mistar Saegitiga

30
Program Diploma Pelayaran
Mistar segitiga adalah suatu alat yang di gunakan untuk membuat

garis baringan atau arah kapal.

e. Bolpoin

Untuk menulis sebuah hasil koreksi di suatu peta

f. Penghapus

Di gunakan untuk menghapus garis haluan yang salah, ataupun

hal lainnya.

g. Pensil

Pensil adalah suatu alat yang di gunakan untuk menaris garis

haluan, garis baringan maupun arah kapal di peta.

h. NTM/BPI

Gambar 4.5 contoh BKI

31
Program Diploma Pelayaran
NTM (notice to marine) / BPI (berita pelaut indonesia) berisi

tentang berita berita tentang pelaut. Setiap minggunya BPI akan

mengeluarkan publikasi tentang informasi area-area pelayaran baik

itu buoy, kerangka kapal ataupun pekerja rig.

i. Katalog Peta

Katalog peta adalah kumpulan peta-peta yang akan di pakai atau

di gunakan dalam merencanakan pelayaran.

j. Buku daftar deviasi

Suatu alat yang di gunakan untuk mengetahui deviasi dimana

kita berada pada saat pengambilan posisi dalam suatu pelayaran.

k. Buku daftar pasang surut

Di gunakan untuk mengetahui air laut, waktu surut atau waktu

pasang.

l. Rautan

Adalah suatu alat yang di gunakan untuk meruncingkan pensil

m. Lampu di ruang peta

Yaitu suatu alat yang di gunakan untuk menerangi ruang peta jika

ingin menentukan posisi.

B. PEMBAHASAN

1. PENGARUH PETA YANG TIDAK UP TO DATE DI KM. NIKI

SEJAHTERA

Pengaruh peta yang tidak up to date di KM. Niki Sejahtera

menyebabkan sebuah kecelakaan pada tanggal 13 Agustus 2018

32
Program Diploma Pelayaran
pukul 22.30WIB saat akan memasuki alur pelayaran semarang

dimana kapal menabrak sebuah buoy pembatas perairan aman atau

safe water mark. Kejadian tersebut terjadi karena peta tidak di

koreksi setiap minggunya sehingga peta tidak akurat atau tidak up to

date. Tidak akuratnya sebuah peta dimana banyak perubahan bahaya-

bahaya navigasi yang baru belum tercantum di dalamnya. Perubahan-

perubahan dan tambahan pada publikasi yang belum di cantumkan

sebagai berikut:

1. Kerangka Kapal

Kerangka kapal merupakan bahaya navigasi yang di

sebabkan oleh kecelakaan yang terjadi terhadap suatu kapal

yang menyebabkan kapal tersebut tenggelam atau kandas di

suatu perairan.

2. Adanya pendangkalan dalam laut atau perairan

Pendangkalan laut terjadi akibat sampah –sampah yang di

buang ke laut sehingga mengakibatkan sampah bercampur

dengan lumpur sehingga membahayakan dalam suatu

pelayaran dan dapat menyebabkan kapal kandas.

3. Padam atau matinya lampu suar

Padamnya lampu suar di suatu perairan dapat di sebab kan

karena suar tersebut rusak atau memang sudah habis masa,

sehingga dapat menyusahkan pelaut untuk masuk ke alur.

33
Program Diploma Pelayaran
4. Berpindahnya posisi buoy

Berpindahnya posisi buoy dalam suatu perairan atau laut

dapat di sebabkan karena faktor alam sehingga posisinya

berpindah dari posisi semula. Maka perpindahan tersebut

harus di koreksi dalam suatu peta, sehingga tidak

membahayakan pelayaran.

5. Adanya bahaya navigasi lainnya

Bahaya navigasi lainnya yang terdapat di dalam laut seperti

kabel laut atau bom laut, karang laut, gosong dan lainnya

harus selalu di perhatikan sehingga kapal dapat terhindar dari

bahaya tersebut.

2. UPAYA MEMINIMALISIR KECELAKAAN YANG DI

SEBABKAN KETIKA KAPAL BERLAYAR DI KM. NIKI

SEJAHTERA

Nahkoda memberikan intruksi kepada seluruh awak kapal

agar jangan sampai kejadian yang sama terulang kembali. Berikut

hal-hal yang dapat meminimalisir kecelakaan akibat peta tidak up to

date:

a. Berlangganan NTM/BKI

Koreksi peta di keluarkan oleh berita pelaut indonesia (BPI)

dan internasional NTM (notice to marine) yang di keluarkan oleh

British Admiralty. Setiap minggunya NTM/BPI akan

mengeluarkan publikasi tentang informasi area-area pelayaran,

baik itu buoy, kerangka kapal, ataupun pekerja rig. Koreksi peta

34
Program Diploma Pelayaran
adalah informasi kepada pelaut tentang bahaya-bahaya navigasi

di suatu perairan. Maka dari itu setiap kapal harus berlangganan

BPI agar dapat terhindar dari bahaya navigasi. Selain itu,

informasi tentang publikasi bahaya navigasi dapat di diperoleh

dari siaran berita pelaut indonesia.

b. Pengamatan keliling

Pengamatan keliling merupakan pengamatan visual maupun

menggunakan seluruh peralatan yang ada di anjungan sehingga

secara dini dapat mendeteksi adanya bahaya tubrukan maupun

bahaya-bahaya navigasi lainnya yang mungkin akan terjadi.

c. Rencana-rencana penggantian

1) Perusahaan telah membuat agreement dengan penyalur untuk

adakan penggantian secara otomatis terhadap peta-peta dan

publikasi-publikasi lainnya.

2) Bila peta tidak di pakai, peta harus di simpan dalam folio

geografis masing-masing sesuai dengan yang tercantum

dalam daftar peta-peta.

3) Bila perlu untuk membeli peta baru, maka Nahkoda harus

minta untuk adakan pembaruan daftar induknya.

4) Peta-peta yang kumal agar di minta di ganti baru melalui

penyalurnya.

35
Program Diploma Pelayaran
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian-uraian dalam pembahasan sebelumnya

mengenai pentingnya koreksi peta saat memasuki alur pelayaran di kapal

sebagai upaya penanggulangan kecelakaan akibat bahaya navigasi di

laut. Maka sebagai bagian akhir dari makalah ini penulis memberikan

kesimpulan yang di ambil dari hasil penelitian dan analisa data adalah

sebagai berikut:

1. Pengaruh peta yang tidak up to date di KM. Niki Sejahtera

mengakibatkan kecelakaan yang membahayakan kapal,

muatan dan ABK. Kejadian tersebut terjadi karena peta tidak

di koreksi setiap minggunya sehingga peta tidak akurat atau

tidak up to date. Tidak akuratnya sebuah peta dimana banyak

perubahan bahaya-bahaya navigasi yang baru belum

tercantum di dalamnya seperti kerangka kapal, pendangkalan,

matinya lampu suar, berpindahnya posisi buoy dan adanya

bahaya navigasi lainnya.

2. Dengan adanya kejadian menabrak buoy di area sebelum

memasuki alur pelayaran semarang di KM. Niki Sejahtera,

maka kesadaran crew kapal dalam upaya penanggulangan

kecelakaan yang di akibatkan peta tidak up to date semakin

36
Program Diploma Pelayaran
bertambah yaitu dengan berlangganan BPI/NTM setiap

minggunya, pengoreksian peta secara teratur dan juga

rencana penggantian peta-peta yang sudah rusak.

B. SARAN

Dari beberapa simpulan di atas, masih terdapat beberapa kekurangan

dalam penanggulangan kecelakaan yang di akibatkan oleh peta tidak up

to date di atas kapal, maka penulis memberikan saran-saran sebagai

berikut:

1. Saran Teoritis

Dalam penanggulangan kecelakaan yang di sebabkan oleh peta tidak

up to date di atas kapal maka sebaiknya di lakukan koreksi peta

secara teratur, berlangganan NTM/BPI agar peta selalu up to date

dan akurat saat akan digunakan untuk berlayar.

2. Saran Praktis

Sebagai upaya pencegahan kecelakaan yang di akibatkan oleh peta

tidak up to date , maka di haruskan untuk mengkoreksi peta-peta

yang akan dipergunakan terlebih dahulu sebelum kapal akan

berlayar. Dan menentukan track yang benar-benar bebas dari

berbagai bahaya navigasi di perairan yang di lewati. Sehingga dapat

mengantisipasi kecelakaan yang di akibatkan oleh bahaya-bahaya

navigasi.

37
Program Diploma Pelayaran
38
Program Diploma Pelayaran

Anda mungkin juga menyukai