Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL KARYA ILMIAH TERAPAN

ANALISA PELAKSANAAN DINAS JAGA PADA SAAT KAPAL MT.XX


BERLABUH JANGKAR

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Program Studi Diploma III Pelayaran
(Diklat Pelaut Tingkat III Pembentukan)

TEUKU NANTAMUDA ROSAMIA PRATAMA


NIT: 113303101958
AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PELAYARAN


(DIKLAT PELAUT TINGKAT III PEMBENTUKAN)
POLITEKNIK PELAYARAN SUMATERA BARAT
TAHUN 2021

PERSETUJUAN UJIAN PROPOSAL


KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul : ANALISA PELAKSANAAN DINAS JAGA PADA SAAT


KAPAL MT.XX BERLABUH JANGKAR

Nama : TEUKU NANTAMUDA ROSAMIA PRATAMA

NIT : 113303191058

Program Studi : Nautika

Program Keahlian : D-III / ANT III PEMBENTUKAN

Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk dilakukan ujian kelayakan.

Padang Pariaman, 2021.

Pembimbing II Pembimbing I

Nelfi Erlinda Capt.M.Abduh,M.MT.


NIDN. 1018028702 NIP. 19710314 199808 1 001

Mengetahui :
Ketua Program Studi Nautika

Achmad Ali Mashartanto, S.Kom., M.Si.


NIP.19810714 200812 1 002
A. Judul Penelitian
”Analisa pelaksanaan dinas jaga pada saat kapal MT.XX berlabuh jangkar”

B. Latar Belakang
Kapal adalah sarana angkutan laut yang sangat dibutuhkan untuk menunjang
kelancaran pengangkutan barang. Indonesia merupakan negara kepulauan
dimana pulau yang satu dengan pulau yang lainnya dihubungkan dengan laut.
Peran angkutan laut sebagai salah satu moda transportasi sangatlah penting.
Hal ini berkaitan dengan kapasitas angkutan laut terutama kapal-kapal niaga
dalam mendistribusikan muatan dalam jumlah besar. Terutama untuk kegiatan
expor impor barang yang dapat menghasilkan devisa bagi negara.
Sarana angkutan laut untuk pendistribusian barang menjadi alternatif utama,
karena pengiriman barang dapat dilaksanakan dalam jumlah yang besar serta
biaya yang dikeluarkan lebih kecil dibandingkan dengan sarana angkutan yang
lain, Lebih efektif dan efisien. Agar hal tersebut dapat terlaksana dengan baik,
dibutuhkan kecakapan bagi para perwira dalam membawa kapal dengan aman
serta ditempuh dengan jarak terpendek dan juga disertai rasa tanggung jawab dan
etos kerja yang tinggi.
Untuk mencegah terjadinya bahaya tubrukan atau kapal larat, karena
keberhasilan pelayaran sampai di tempat tujuan dengan selamat tanpa mengalami
kecelakaan dan tepat waktu sangat tergantung kepada kemampuan dalam
pelaksanaan dinas jaga laut pada saat kapal sedang berlabuh jangkar
diperlukan konsentrasi, ketelitian, tanggung jawab yang tinggi dalam
membawa kapal serta kecakapan sebagai pelaut yang baik dalam pengambilan
keputusan. Maka mualim jaga sebagai pengganti Nahkoda, dia bertanggung
jawab penuh setiap saat selama jam tugasnya terhadap keselamatan kapal dan
patuh terhadap Collision Regulation 1972 dan Regulation VIII/2 dari STCW
1978 as amended Manila in 2010.
Salah satu faktor yang menjadi penyebabnya ialah cuaca buruk. Sebagai
petugas jaga yang professional dalam menjalankan tugas jaga, jika
mengetahui sesuatu yang ganjil atau yang tidak seperti biasanya sebaiknya di lihat,
di pantau apakah hal tersebut layak terjadi atau tidak.
Jika hal tersebut meragukan sebagai petugas jaga dapat melaporkan hal
tersebut ke pihak atasannya, dari ABK ke mualim jaga atau dari mualim
jaga kepada nahkoda. Hal yang ganjil tersebut dapat berupa informasi-
informasi seperti tugas-tugas dalam pelaksanaan dinas jaga harus diatur
sedemikian rupa sehingga dalam berdinas jaga para petugas jaga tidak mengalami
kebingungan dan mengerti hal-hal yang harus dilaksanakan pada saat berdinas
jaga.
Pasang surut, arus, arah angin dan faktor-faktor lain harus menjadi
pertimbangan saat memilih tempat berlabuh, selain itu, Anda dapat memilih satu
tempat yang cukup lapang untuk berlabuh sehingga tidak akan melanggar kapal-
kapal lain, pantai atau batu karang di bawah pengaruh air dan angin. Selain itu,
silakan menghindari berlabuhan di saluran yang sempit sehingga tidak membatasi
kapal-kapal lain,
Setiap berlabuh dan di tempat yang beda maka beda juga cara kita berlabuh
jangkar, disini yang di bedakan adalah kedalaman dan arus serta faktor cuaca yang
ada di sekitar kapal. Sebelum berlabuh, pilih posisi labuh dengan
mempertimbangkan dasar laut, bahaya di sekitarnya, keadaan cuaca, laut dan
pasang surut, kedalaman air dan kemudahan berolah gerak,
Dari uraian latar belakang tersebut dan juga untuk menghindari bahaya pada
saat berdinas jaga dan berlabuh jangkar, penulis tertarik untuk mengambil judul
“Analisa Pelaksanaan Dinas Jaga Pada Saat Kapal MT.XX Berlabuh
Jangkar”

C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah
pokok yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Tindakan apa saja yang harus diperhatikan dalam dinas jaga saat kapal
berlabuh jangkar????
2. Bagaimana potensi resiko yang mungkin akan timbul saat kapal sedang
berlabuh jangkar ?

D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti dalam melakukan penelitian
dan penulisan proposal diatas kapal MT.XX pada saat kapal berlabuh jangkar
adalah:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan dinas jaga pada saat kapal MT.XX
berlabuh jangkar
2. Untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan pada kapal MT.XX saat
sedang berlabuh jangkar.

E. MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan yang menjadi focus penelitian dan tujuan yang
ingin dicapai, maka penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat, antara
lain :

1. Manafaat Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi


akademisi/pihak-pihak yang berkompetan dalam pencarian informasi dan
dapat digunakan sebagai referensi mengenai kinerja perwira di lingkungan
pelayaran

a)Operation of the windlass (pengoperasian mesin jangkar)

b) Visually Checking the anchor and its chain (pengecekan secara visual jangkar
dan rantainya.)

c)Keeping track on how many shackles are lowered (memantau berapa


banyak segel yang diturunkan)

d) Reporting (Pelaporan kepada tim anjungan)

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan memeberi masukan kepada pihak


pengelola pelabuhan dalam mengambil kebijakan dan Tindakan di masa akan
datang tentang prosedur kerja perwira dikapal.

a)Satu jam sebelum pelaksanaan, Nakhoda membuat OHN (one hour notice)
dan mengedarkannya ke ABK (anak buah kapal) yang terkait dengan
pelaksanaan olah gerak kapal, yaitu kepala kamar mesin, para mualim, para
ABK untuk menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan
berlabuh jangkar, seperti :
1) . Mencoba atau test teradap main engine (propeller), telegraph, steering
gear, thruster, CPP, alat-alat komunikasi radio, dan suling kapal.
2) . Memastikan peralatan-peralatan dapat bekerja dengan baik tanpa
dicoba,
seperti : penataan jangkar, echo sounder, kompas, alat-alat penentuan
posisi kapal dan jam-jam kapal.
b)Bila akan dilaksanakan pemanduan kapal oleh pandu, maka persiapkan
peralatan penerimaan pandu, seperti : tangga pandu, man ropes, pelampug
penolong yang sudah dilengkapi dengan tali penyelamat, dan lampu
apung, lampu senter alat-alat komunikasi radio, life jacket, dan
benderabendera semboyan serta memasangnya dengan baik dan benar
Serta dilaksanakan penjemputan pandu kapal.
c). Menyiapkan dokumen-dokumen clearence, seperti : dokumen imigrasi,
bea cukai, dokumen dan surat-surat kapal.
d). Memasang bendera kebangsaan kapal, bendera nama kapal dan bendera
yang dikunjungi.
e). Memilih tempat berlabuh jangkar.
f). Membuat jangkar siap dilego.

E. TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Jangkar
Menurut Gard (2016:20), jangkar adalah pada kapal yang terbuat dari besi
serta diturunkan ke dalam air, yang digunakan untuk menghentikan laju kapal
terhadap air pada saat mesin dalam keadaan mati. Jangkar merupakan bagian
yang tidak bisa terlepaskan dari kapal dimana
jangkar memiliki fungsi selain untuk berlabuh, jangkar dalam olah gerak di atas
kapal juga berfungsi untuk
1.mengikat kapal dengan dasar perairan,
2.mencegah tubrukan,
3.menahan kapal dilaut yang pada saat terjadi ombak besar,
4.menahan haluan kapal terhadap angin
5.mencegah kandasnya kapal.
Menurut Gard (2016:19), jangkar terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
a) (Arm) , bagian dari jangkar yang membentang dari ujung jangkar
(Crown) sampai dengan akhir dari batang jangkar (Shank) yang
menghubungkan ke telapak jangkar (Palm).
b) (Band) adalah logam melingkar yang mengamankan dua bagian dari stok
kayu bersama-sama dengan batang jangkar (Shank).
c) (Bill) adalah bagian jangkar yang paling ujung, akhir dari lengan jangkar
(palm).
d) (Crown) adalah bagian jangkar yang memiliki ujung runcing, akhir dari
jangkar yang mengubungkan batang jangkar (Shank) dengan lengan jangkar
(Arm).
e) (Eye) adalah lubang di akhir batang jangkar (Shank) dimana tempat cincin
jangkar terpasang.
f) (Fluke) merupakan bagian jangkar yang berbentuk sekop, bagian dari lengan
jangkar (Arm) yang digunakan untuk menggali dasar laut untuk
mengamankan kapal.
g) (Palm) adalah bagian datar jangkar paling atas, sebagian merupakan bagian
dari sekop (Fluke).
h) Ring adalah bagian dari jangkar, dimana tali atau rantai jangkar melekat dan
terhubung ke jangkar kapal.
i) (Shank) adalah batang tegak dari jangkar.
j) (Stock) adalah lintas bar jangkar yang mengubah posisi jangkar, dimana
memungkinkan sekop pada jangkar (fluke) untuk menggali ke dasar
laut.

1. Dinas Jaga
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014:188) dinas adalah segala
sesuatu yang bersangkutan dengan urusan pekerjaan jabatan, sedang bertugas,
bekerja. Jaga (2014:376) adalah bangun, tidak tidur berkawal atau bertugas
menjaga keselamatan dan keamanan, mengawasi, melindungi dan menjaga
keselamatan dan keamanan lingkungan sekitar. Sedangkan Menurut
Purwadarminta (2006: 293 dan 459), pengertian dari dinas jaga dibagi menjadi
dinas dan dinas jaga yaitu:
a. Dinas adalah bagian kantor atau pemerintah yang mengurus pekerjaan
tertentu, segala sesuatu yang berhubungan dengan jawatan atau sedang
menjalankan tugas kewajiban
b. Jaga adalah tidak tidur, bangun, berkawal, menunggui supaya selamat
(jangan sampai hilang), berawas-awas waspada dalam menghadapi segala
kemungkinan.
Dari definisi tersebut diatas Pengertian dinas jaga adalah tanggung jawab
untuk suatu pekerjaan jaga adalah tanggung jawab untuk suatu
pekerjaan jaga yang dilakukan dikapal atau di pelabuhan untuk
mencegah atau meminimalkan resiko dari pencurian, menciptakan situasi
dan kondisi agar aman dan terkendali. Sesuai dengan prosedur yang
di inginkan dan menjaga semua fasilitas kapal agar terbebas dari
pencurian atau pengerusakan dari pihak-pihak tertentu. Maksud dan
tujuan dilaksanakannya dinas jaga, yaitu :
1) Menjaga keamanan, keselamatan, ketertiban kapal, muatan dan
lingkungannya.
2) Melaksanakan atau mentaati peraturan dan ketentuan yang berlaku
secara nasional maupun internasional.
3) Melaksanakan perintah atau instruksi dari perusahaan maupun dari
nahkoda.
Mengingat pentingnya penerapan prosedur dinas jaga yang benar diatas
kapal, dalam hal ini menyangkut penerapan aturan-aturan dan pelaksanaan
itu sendiri. Setiap awak kapal terutama seorang mualim harus memahami
betul tentang organisasi kerja dikapal, termasuk dalam hal ini mengenai
peraturan jam jaga, jam kerja dan jam istirahat. Tentunya aturan yang
dibuat ini mengacu terhadap aturan yang telah ditetapkan dan disepakati
secara internasional.
Setiap kewajiban-kewajiban selama tugas jaga haruslah delalu
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Hal ini dimaksudkan agar
terciptanya kondisi kerja yang baik, Menurut Djoko Subandrijo (2011:67).
Pelaksanaan dinas jaga yang dilakukan oleh petugas jaga navigasi atau
tugas jaga anjungan, harus memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang berkaitan dengan jaga navigasi atau jaga anjungan Pada
waktu kapal sedang berlayar maupun kapal sandar di pelabuhan.
Dinas Harian
a. Dilakukan pada hari-hari kerja sedangkan hari minggu dan hari besar
libur.
b. Tugas- tugas yang dilakukan meliputi tugas administrasi dan perawatan
operasional kapal, sesuai jabatan dan tanggung jawab masing-masing personil.
2. Berlabuh jangkar
Yang dimaksud dengan berlabuh jangkar pada kapal itu apabila makan didasar
laut dan kapal tidak bergerak lagi. Banyak hal yang hjangkarnya arus dipersiapkan
antara lain persiapan dianjungan, di kamar mesin, pemilihan tempat labuh yang
baik.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab dinas jaga pada saat kapal
berlabuh jangkar telah diatur dalam peraturan internasional STCW’95
Amandemen Manila 2010 dan ISPS CODE sedangkan peraturan lokal
terdapat pada standing order yang dibuat oleh chief officer. Dalam ISPS
CODE bagian A pasal 12 tentang petugas keamanan kapal (Ship Security Officer)
disebutkan :
a. Petugas keamanan kapal harus ditunjuk untuk setiap kapal.
b. Sebagai tambahan terhadap hal-hal yang dapat ditetapkan ditempat
lain didalam bagian A kode ini, tugas-tugas dan tanggung jawab
petugas keamanan kapal meliputi, tetapi tidak terbatas pada:
1) Melakukan pemeriksaan kapal secara regular untuk
memastikan bahwa tata cara keamanan sesuai dan tetap
terjaga.
2) Menjaga dan mengawasi implementasi rancangan keamanan
kapal, termasuk terhadap amandemen dan rancangan
dimaksud.
3) Mengkoordinir aspek keamanan terhadap kegiatan bongkar
muat barang dan pergudangan dengan personil diatas kapal
3. Persiapan kapal sebelum berlabuh jangkar
a. Pemberitahuan kepada KKM dan Perwira Deck serta petugas yang ditunjuk ½ -
1 jam sebelum lego jangkar dilaksanakan
b. Topdal (Log) diangkat, bendera-bendera dipasang, tangga disiapkan, serta
peralatan bongkar muat barang, penumpang, pos juga dipersiapkan
c. Alat navigasi dianjungan siap digunakan seperti perum dihidupkan untuk
mengetahui kedalaman perairan, Radio siap untuk komunikasi.
d. Mesin-mesin jangkar dipanaskan dan dicoba, dengan jangkar diarea keluar ulup
untuk memastikan jangkar siap dipakai dan tidak macet.
e. Buku kepanduan Bahari dan peta rencana diteliti untuk mengetahui keadaan dan
situasi tempat berlabuh yang sebenarnya
4. Pelaksanaan Labuh Jangkar
Dalam pelaksanaan labuh jangkar harus diikuti hal-hal sebagai nerikut :
a. Dekati tempat berlabuh denganmengikuti suatu garis merkah/penuntun yang
ada atau mengadakan baringan, dan kecepatan kapal perlahan-lahan disertai
dengan mengadakan peruman kedalaman air dan jenis dasar laut.
b. Untuk menghemat waktu dan ketepatan tempat berlabuh yang dikehendaki,
maka pelaksanaan letgo jangkar dilakukan pada arah yang benar. Biasanya
jangkar dipilih yang berada diatas angin dan olah gerak kapal dilakukan
melawan angin dan arus. Untuk mengetahui arus dan angin lihat kapal-kapal
lain yang telah letgo jangkar atau benda lain yang terapung hanyut dibawa
angin. Anemometer adalah alat untuk mengetahui arah dan kecepatan angin.
Current meter adalah alat untuk mengetahui arah dan kecepatan arus.
c. Jika keadaan memungkinkan letgo jangkar dilakukan pada saat kapal bergerak
mundur agar rantai jangkar tidak menumpuk dan menggores badan kapal. Bila
arus kuat hingga kapal mundur terlalu cepat maka dapat diberikan kapal
maju/mesin maju agar rantai jangkar tidak terlalu kencang.
d. Dalam keadaan terpaksa, letgo jangkar dapat dilaksanakan dengan kapal maju
(misalnya tempat sempit). Kerugiannya rantai jangkar dapat merusak kulit
kapal dan lunas samping.
e. Hendaknya selalu dihindari letgo jangkar waktu kapal berhenti sebab: -
diragukan jangkar makan atau tidak - rantai jangkar menumpuk dan dapat
menyebabkan jangkar terbelit
f. Perwira I, Serang dan Mistri siap di Haluan pada waktu kapal mendekati
tempat labuh jangkar. Serang bertugas mengatur peralatan-peralatan mesin
jangkar, menyiapkan bola jangkar dan lain- lain. Mistri bertugas melayani
mesin jangkar, bandrem dan memberikan tanda bel. Mualim I harus selalu
melaporkan ke anjungan tentang berapa panjang rantai yang sudah diarea,
arah rantai, kencang/makan atau slack dan hal-hal lain yang dianggap perlu.
g. Selama manouvre letgo jangkar berlangsung mesin jangkar tetap stand by,
setelah jangkar makan dan bandrem distopper, posisi jangkar sesuai dengan
tempat yang dikehendaki maka mesin selesai. Tanda-tanda berlabuh dipasang
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tentukan posisi /tempat berlabuh
dengan baringan catat dalam buku journal kapal berapa rantai jangkar diarea
dan lain-lain.
Secara teoritis dengan dalam 15 depa dan dasar laut yang baik, maka
panjang rantai jangkar cukup diarea 4 x dalamnya air. Ingat bahwa masing-
masing rantai jangkar haluan kanan dan kiri terbatas kira-kira 10 segel. Sebelum
jangkar di letgo, jangkar dikeluarkan dari ulup dan diarea hingga sedikit diatas
permukaan air ± 1 meter, kemudian bandrem dikencangkan dan kopling dibuka,
jangkar siap letgo.
Dalamnya air lebih dari 15 depa, Pada kedalaman perairan yang lebih dari
15 depa, meletgo jangkar dari ulup adalah berbahaya. Jangkar dikeluarkan dari
ulup di area sampai kira-kira 15 depa diatas dasar laut. Kemudian bandrem
dikencangkan kopling dibuka, jangkar siap di letgo.
5. Prosedur Hibob Jangkar
Pada waktu menghibib jangkar prosedur berikut harus diikuti :
a. Regu jangkar disiapkan dalam waktu yang cukup
b. Pemanasan yang cukup untuk mesin jangkar, khususnya mesin uap
c. Regu jangkar berpakaian kerja lengkap sebelum menuju stasiun jangkar
d. Kamar mesin harus diberitahu dalam waktu yang cukup
e. Pada waktu di stasiun jangkar, gunakan gear, hidupkan pencuci jangkar dan
siap untuk menerima perintah dari anjungan navigasi
f. Pada waktu menerima perintah untuk hibob jangkar, hibob jangkar perlahan-
lahan beberapa menit sebelum memberikan tenaga penuh, laporkan tiap segel
yang telah masuk
g. Gunakan tenaga mesin untuk mengurangi tegangan pada rantai
h. Pada waktu jangkar terhibib, anjungan harus diberitahu. Secara prinsip jangkar
mengapung maksudnya adalah jangkar telah lepas dari dasar lauat tetapi tidak
cukup aman bagi kapal untuk maju atau mundur menjauh sampai jangkar
terlihat
i. Jangkar harus dimasukan, rem dipasang dan gear dilepas serta pembilasan
dihentikan. Nakhoda harus memutuskan kapan jangkar harus diikat
G. METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Dan Lokasi Penelitian


a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis pada saat melakukan
penelitian ini terdiri atas:
1) Metode kuantitatif
Metode kuantitatif adalah data primer yang dikumpulkan melalui
penyebaran kuesioner dibentuk dalam skala pengukuran. Skala
pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan
untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat
ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran
akan menghasilkan data kuantitatif (sugiyono,2012:92)
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif yaitu penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih
ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus
penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori ini
juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar
penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat
perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam kuantitatif
dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian
berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau
penolakan terhadap teori yang digunakan, sedangkan dalam penelitian
kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada
sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.
Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan
sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya.
Penelitian kualitatif menekankan pada kedalaman data yang didapatkan
oleh peneliti. Semakin dalam dan detail data yang didapatkan, maka
semakin baik kualitas dari penelitian kualitatif ini.
b. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan dikapal “MT.XX”. Tempat ini dipilih untuk
dijadikan tempat penelitian dikarenakan di kapal “MT.XX” memiliki crew
dan officer yang memiliki pemahaman dan pengalaman dalam mengatasi
masalah pelaksanaan dinas jaga pada saat kapal MT.XX berlabuh jangkar.

2. Teknik Pengumpulan Data


a. Teknik Wawancara
Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap
informasi atau kekurangan yang didapatkan sebelumnya. Teknik
wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara
mendalam (in depth interview) adalah Menurut Sugiyono (2017,194)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melaksanakan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang akan diteliti, dan apabila peneliti juga ingi mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah dari responden tersebut
sedikit.
b. Teknik Observasi
Teknik pengamatan ini adalah salah satu teknik pengumpulan data
kualitatif yang dianjurkan untuk mendapatkan data-data deskriptif. Teknik
observasi berasal dari kata observation yang berarti pengamatan. Teknik
ini digunakan untuk memahami pola, norma, dan makna perilaku dari
informasi yang diteliti.
c. Teknik Kuesioner
Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mengajukan pertanyaan untuk dijawab oleh responden, biasanya secara
tertulis, kuesioner digunakan ketika peneliti ingin mengetahui presepsi atau
kebiasaan suatu populasi berdasarkan responden.
Teknik pengumpulan data adalah strategi atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, peneliti dapat
menggunakan salah satu atau menggabungkan setiap metode tergantung
dengan masalah yang akan di teliti. Peneliti memperoleh data kualitatif
dominan menggunakan teknik observasi atau pengamatan agar peneliti
mendapatkan data-data deskriptif. Pada suatu masalah yang membutuhkan
informan untuk memperoleh informasi maka akan digunakan metode
wawacara, dengan cara tanya jawab secara lansung antara pewawancara
dengan informan atau orang yang di wawancarai, tanpa mengunakan
pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat
dalam kehidupan sosial relatif lama

3. Teknik Analisis Data


Dalam penelitian, data adalah informasi-informasi yang dikatakan
oleh manusia, dimana manusia tersebut menjadi subyek penelitian, hasil
observasi, fakta-fakta, hasil wawancara, dokumen yang sesuai dengan fokus
penelitian. Sumber data adalah subyek darimana data dapat diperolah. Data
dalam penelitian ini menggunakan sumber primer dan sumber sekunder.
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
23 pengumpul data, sedangkan sumber sekunder adalah sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang
lain atau lewat dokumen.( Sugiyono, 2016:308-309). Teknik yang digunakan
penulis adalah metode deskriptif kualitatif, dalam penelitian kualitatif
deskriptif, data kualitatif disajikan dalam bentuk kumpulan kata-kata, bukan
rangkaian angka, dan tidak dapat diklasifikasikan ke dalam struktur
kategori/klasifikasi. Data dapat dikumpulkan dengan berbagai cara
(observasi, wawancara, dokumen) dan biasanya diproses sebelum digunakan.

Berdasarkan dari penjelasan diatas dapat disimpulkan langkah-


langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu;
a. Informasi lapangan diringkas sebagai bahan baku, sistematis, terfokus, dan
mudah dikendalikan.
b. Menelaah, mengkaji dan mempelajari lebih dalam data tersebut kemudian
mencari solusi dalam permasalahan yang diangkat dalam penelitian.
c. Pilih data yang dianggap sebagai data primer yang berhubungan langsung
dengan masalah dan hanya merupakan data sekunder.
d. Selanjutnya menganalisis dan mengolah data yang telah dikumpulkan
dengan metode yang telah ditentukan
e. Langkah terakhir adalah meringkas dan mengkomunikasikan hasil
penelitian.
JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan dimulai dari melakukan pembuatan proposal kemudian penulis
melakukan praktek selama 12 bulan dia atas kapal (lapangan) dan kemudian lanjut
pembuatan karya ilmiah terapan selama beberapa bulan. Berikut tabel kegiatan
penulis :

Bulan

Rencana /
No Kegiatan

Juli - Agustus

Agustus - Juli
Realisasi

April - Juni

September
Agustus
Bimbingan dan pengajuan
1 Realisasi V
judul proposal
2 Perbaikan judul proposal Realisasi V

3 Realisasi
Pengarahan dari Kaprodi V
4 Pembuatan proposal Realisasi V
5 Ujian kelayakan proposal Rencana V
6 Melakukan penelitian Rencana V
Penyusunan hasil penelitian
7 Rencana V
dalam bentuk karya ilmiah
8 Sidang komprehensif Rencana V
9 Perbaikan Rencana V
10 Penjilidan Rencana V
11 Pengesahan Rencana V

DAFTAR PUSTAKA
Manila, Amended. 2010. Collision Regulation (1972) dan Regulation VIII/2 dari
STCW 1978
Global Position System. Yaitu sistem penentuan posisi global dengan
menggunakan satelit. A.J. Swift (1993:59)
KBBI, 2014. Dinas adalah segala sesuatu yang bersangkutan dengan urusan
pekerjaan jabatan (188)
Moleong, Lexy J. 2015. Metodelogi Penelitiaan Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT
Alfabeta
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung:
Alfabeta
Tim Penyusun Bahasa Indonesia. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Depdikbud Balai Pustaka
Republik Indonesia. 1992. “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
1992 tentang Pelayaran” (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1992 No. 98).
Manila, Amended. 2010. Peraturan internasional STCW’95 dan ISPS CODE

Anda mungkin juga menyukai