Anda di halaman 1dari 16

Proposal Penelitian Dosen

PENERAPAN ELEMEN 10 ISM CODE DALAM PELAKSANAAN


EMBARKASI DAN DEBARKASI PENUMPANGPADA KM. TIDAR

Peneliti Utama : Obet Lumalan Bijang, S.SiT., M.A.P


Anggota : Budiawan, M.T., M.Mar
M. hamdy Meydiansyah, S.Sos., M.M
Jangka Waktu, Biaya & Target Luaran
A. Jangka Waktu Penyelesaian Penelitian
Bulan
No Nama Kegiatan
4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Persiapan alat dan bahan

2 Penyebaran Kuisioner - Online

3 Penyebaran Kuisioner – Offline (Jakarta, Semarang dan Sumbar)

4 Modelling densitas lalu lintas pelayaran

5 Analisa data resiko kecelakaan (tubrukan kapal)

6 Pembuatan laporan

B. Biaya
No. Jenis Pengeluaran Jumlah (Rp) Persentase
1 Honor (Teknisi, Tenaga Lapang, Enumerator) Rp 10,000,000,- 20
Bahan habis pakai dan peralatan (Lain-lain: publikasi, seminar,
2 Rp 25,000,000,- 40
laporan)
Total Rp 35,000,000,- 100

C. Luaran
Jenis Luaran
No.
Kategori Sub Kategori Tambahan Ket

1 Artikel ilmiah dimuat di jurnal Publikasi pada jurnal nasional terakreditasi 1 tahun
Outline Proposal

Pendahuluan

Tinjauan Teori & Kajian Literatur

Metodologi Penelitian

Saran & Masukan


PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pelayaran adalah bagian dari sistem transportasi laut Keselamatan pelayaran dipengaruhi oleh berbagai
yang diatur oleh Undang-Undang No.17 Tahun 2008 faktor, tidak hanya oleh satu aspek saja.
tentang pelayaran. Keteraturan ini menjadikan sektor Contohnya, meskipun kecanggihan kapal dan
pelayaran strategis bagi pembangunan nasional dan peralatan modernnya memainkan peran penting,
mendukung tujuan persatuan dan kesatuan bangsa. tetapi juga sangat tergantung pada kemampuan
Pelayaran atau angkutan laut merupakan bagian tak sumber daya manusia, peralatan di darat,
terpisahkan dari transportasi, memiliki kemampuan koordinasi yang dilakukan sebelum dan selama
menghadapi perubahan masa depan, dan mampu pelayaran, serta perhatian terhadap rambu laut dan
melakukan pengangkutan dalam jumlah besar. faktor penumpang. Semua faktor ini sangat
Kemampuannya menghubungkan wilayah-wilayah berkontribusi untuk mencapai tingkat keselamatan
melalui perairan membuat pelayaran memiliki potensi pelayaran yang optimal (Patayang & Lia, 2019).
besar untuk dikembangkan dan berperan baik dalam Kode Manajemen Keselamatan Internasional (ISM
skala nasional maupun internasional. Ini mendukung Code) adalah pedoman regulasi manajemen
pembangunan nasional dan peningkatan internasional yang mengatur aspek keamanan dan
kesejahteraan masyarakat sesuai dengan prinsip pengoperasian kapal, serta mencegah pencemaran
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 .(Gunarti & lingkungan laut.
Sugiharto, 2019).

(*) Under Investigation


PENDAHULUAN

Berdasarkan data tingkat kecelakaan pelayaran di


samping, KM. Tidar sebagai salah satu kapal yang aktif
beroperasi mengemban tanggung jawab besar dalam
memastikan keselamatan dan kenyamanan para
penumpangnya. Seiring dengan itu, penerapan standar
internasional dalam manajemen keselamatan, yang
termasuk dalam International Safety Management (ISM)
Code yang ditetapkan oleh Organisasi Maritim
Internasional (IMO), menjadi suatu keharusan dan
kewajiban untuk mematuhi ISM demi meminimalisir
keslahan-kesalah yang menjadi factor kecelakaan
terutama dalam proses embraksi dan debraksi
penumpang.

Sumber KNKT.co.id
PENDAHULUAN
1. Ilustrasi
PENDAHULUAN
2. Batasan Masalah
Bagaimana persepsi pelaut dalam hal ini perwira navigasi, nakhoda dan seluruh
crew kapal dalam menilai penerapan ISM Code 10 dalam proses embraksi dan
debraksi penumpang demi meningkatkan keselamatan pelayaran

3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka adapun rumusan masalah
pada penelitian ini yaitu bagaimana penerapan Elemen 10 ISM Code dalam proses
embraksi dan debraksi penumpang pada KM. Tidar memengaruhi keselamatan
penumpang, efisiensi operasional, dan kepatuhan terhadap standar internasional?

4. Tujuan Penelitian
1. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat memberikan wawasan bagi manajemen
KM. Tidar dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses
embraksi dan debraksi penumpang serta meminimalkan risiko
kecelakaan.

2. Akademis
Kerangka Penelitian
Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti atau akademisi dalam
memahami implementasi Elemen 10 ISM Code dalam konteks operasional
kapal penumpang dan memberikan kontribusi pada pengembangan
TINJAUAN TEORI & KAJIAN LITERATUR
1. Penerapan
Menurut (Badudu dan Sutan Mohammad Zain) Penerapan bagi penumpang dan kru kapal. Permasalahan yang timbul dari
merupakan sebuah tindakan yang dilakukan, baik secara individu pihak kapal sendiri seringkali terkait dengan kurangnya ketaatan
maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang anak buah kapal terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh
telah dirumuskan. Secara bahasa penerapan adalah hal, cara perusahaan, khususnya terkait dengan penggunaan tangga
atau hasil.. Menurut (Lukman Ali,2007) penerapan (implementasi) gangway. Ketidak disiplinan dalam mengikuti prosedur
adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses keselamatan dapat mengakibatkan penundaan dalam proses
interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta embarkasi dan debarkasi serta menimbulkan risiko kecelakaan
memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif. bagi penumpang dan kru kapal.
2. Embarkasi dan Debarkasi Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam pelaksanaan
Menurut Tjiptono (2016:55) Pengertian dari embarkasi adalah embarkasi dan debarkasi penumpang di KM. Tidar, yang
proses naiknya penumpang ke atas kapal. Sedangkan pengertian dioperasikan oleh PT. PELNI yaitu :
debarkasi adalah proses turunnya penumpang dari kapal. Dalam
proses embarkasi dan debarkasi diperlukan pengarahan yang a. Persiapan sebelum Proses Embarkasi dan Debarkasi
dapat dilakukan dengan cara persuasif dan instruktif sehingga b. Pengaturan Area Embarkasi dan Debarkasi
membudayakan proses standar untuk menghindari pelanggaran c. Pemeriksaan Keamanan dan Identifikasi Penumpang
dan membina disiplin kerja. Permasalahan yang timbul dari pihak d. Pelayanan kepada Penumpang
kapal sendiri seringkali terkait dengan kurangnya ketaatan anak e. Koordinasi antara Awak Kapal dan Petugas Pelabuhan
buah kapal terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh f. Pelaporan dan Evaluasi
perusahaan, khususnya terkait dengan penggunaan tangga
gangway. Ketidakdisiplinan dalam mengikuti prosedur
keselamatan dapat mengakibatkan penundaan dalam proses
embarkasi dan debarkasi serta menimbulkan risiko kecelakaan
TINJAUAN TEORI & KAJIAN LITERATUR
3. Penumpang
Secara umum, penumpang dapat didefinisikan sebagai individu Sehingga di perjanjian pengangkutan pada akhirnya melahirkan
yang menggunakan layanan transportasi untuk melakukan hak dan kewajiban penumpang antara lain :
perjalanan dari satu tempat ke tempat lain. Namun, a. Kewajiban penumpang.
penumpang dalam konteks operasi kapal merupakan elemen 1) Mempunyai tiket pengangkutan (Pasal 530).
yang sangat penting. Proses embarkasi dan debarkasi 2) Mentaati segala perintah dan peraturan Nakhoda (Pasal 393),
penumpang bukan hanya rutinitas, tetapi juga momen penting di atas kapal Nakhoda mempunyai kuasa atau
yang memengaruhi keseluruhan pengalaman perjalanan wewenang atas seluruh bagian kapal dan juga memegang
mereka. Dalam konteks KM. Tidar PT. PELNI, penting untuk kendali dalam pengoperasian kapal.
memahami profil penumpang dengan baik agar dapat 3) Tidak membawa barang – barang berbahaya seperti barang
menyediakan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan yang membahayakan bagi keselamatan kapal, muatan,
mereka. Ini meliputi memperhatikan kebutuhan khusus, seperti penumpang dan crew kapal.
aksesibilitas untuk penyandang disabilitas atau layanan khusus 4) Selain aturan – aturan tentang kewajiban penumpang yang
untuk penumpang lanjut usia. telah ditentukan oleh KUHD maupun UU lainnya, penumpang
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 17 Tahun 2018 tetap harus mentaati juga segala peraturan yang dibuat oleh
tentang Keselamatan Kapal Penumpang menjadi acuan dalam perusahaan pelayaran.
memastikan keselamatan penumpang. Di dalamnya diatur
persyaratan terkait dengan keandalan kapal, kesiapan dalam
menghadapi situasi darurat, pelatihan krew, prosedur evakuasi,
dan komunikasi yang efektif antara kru kapal dan penumpang.
TINJAUAN TEORI & KAJIAN LITERATUR

3. Penumpang
b. Hak – hak penumpang.
Secara garis besar hak – hak tersebut dapat ditulis :
1) Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan.
2) Hak untuk memilih barang atau jasa serta mendapatkan barang atau jasa tersebut sesuai dengan nilai
tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
3) Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur dan juga jaminan barang atau jasa.
4) Hak untuk didengar pendapat keluhannya atas barang atau jasa yang digunakan.
5) Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan
secara patut.
6) Hak untuk diberlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskrinatif.
7) Hak untuk mendapatkan dispensasi, jika barang atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian
atau tidak sebagaimana semestinya.
TINJAUAN TEORI & KAJIAN LITERATUR
4. ISM Code 10
Elemen ke-10 dari ISM Code, yang berkaitan dengan "Pemeliharaan Kapal dan Peralatan", adalah aspek kunci
dalam memastikan bahwa kapal dan semua peralatan yang terkait beroperasi dalam kondisi yang aman dan
efisien. Pemeliharaan yang tepat adalah salah satu pilar utama dalam menjaga keselamatan pelayaran dan
mencegah insiden yang tidak diinginkan di laut. Pemeliharaan kapal meliputi berbagai aspek, termasuk
perawatan rutin, perbaikan, inspeksi berkala, dan penggantian peralatan yang aus atau rusak. Hal ini
memerlukan perencanaan yang cermat, pelaksanaan yang teratur, dan pengawasan yang ketat dari semua
sistem dan komponen kapal.

Proses perawatan dan perbaikan Kapal Penumpang


TINJAUAN TEORI & KAJIAN LITERATUR
5. Crew Kapal
Awak kapal adalah orang yang bekerja sesuai dengan
spesialisasi mereka di atas kapal juga mereka orang yang di
pekerjakan oleh perusahaan pelayaran guna melakukan tugas
serta tanggung jawab di atas kapal sesuai dengan jabatan
yang mereka terima. Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 (UU No.17/2008)
Adapun penjelasan tentang awak-awak kapal yang terdapat
pada buku sijil, Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 (UU
No.17/2008) yang dapat memperjelas struktur-struktur
dalam hierarki di dalam kepegawaian kapal. Dalam struktur
organisasi kapal nakhoda memiliki kedudukan tertinggi
sebagai pemimpin kapal.Hal Ini juga tercantum dalam UU
No 21 Tahun 1992 dan pasal 341b KUHD dengan tegas
menyatakan bahwa nakhoda adalah pemimpin kapal, kemudian
dengan menelaah pasal 341 KUHD dan pasal 1 ayat 12 UU.
No.21 thn. 1992

Struktur Organisasi Kapal


TINJAUAN TEORI & KAJIAN LITERATUR
6. Pelabuhan dan Otoritas Pelabuhan 7. PT. Pelni
Dalam konteks pelaksanaan embarking dan debarking PT. Pelni memiliki tanggung jawab untuk memastikan kelancaran,
penumpang pada KM. Tidar, peran pelabuhan dan otoritas keselamatan, dan kenyamanan penumpang selama proses
pelabuhan menjadi sangat penting. Pelabuhan bukan hanya embarking dan debarking. Selain itu, PT. Pelni juga bertanggung
sebagai tempat berlabuhnya kapal, tetapi juga sebagai pusat jawab untuk mengelola jadwal keberangkatan dan kedatangan
kegiatan pelayanan penumpang, pemuatan muatan, dan kapal secara efisien, sehingga penumpang dapat melakukan
berbagai kegiatan lainnya yang berkaitan dengan operasi perjalanan dengan tepat waktu. Selain aspek operasional, PT.
kapal. Di sisi lain, otoritas pelabuhan bertanggung jawab atas Pelni juga memiliki peran dalam menjaga hubungan yang baik
pengaturan dan pengelolaan pelabuhan, termasuk dengan otoritas pelabuhan dan pihak terkait lainnya. Kerja sama
pengawasan terhadap kegiatan embarking dan debarking yang erat antara PT. Pelni dan otoritas pelabuhan diperlukan
penumpang. untuk memastikan bahwa proses embarking dan debarking
Peran pelabuhan dan otoritas pelabuhan: berjalan lancar dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
1. Fasilitas Penumpang yang Memadai
2. Koordinasi Antara Kapal dan Pelabuhan
3. Penerapan Prosedur Keselamatan
4. Pengawasan dan Pengendalian
5. Penyediaan Fasilitas Tambahan
6. Komunikasi yang Efektif
METODOLOGI
1. Jenis Penelitian – Penedakatan yang Digunakan
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif memungkinkan
peneliti untuk mengeksplorasi berbagai aspek yang terkait dengan fenomena yang diteliti dan mendapatkan
pemahaman yang mendalam tentang konteks yang mempengaruhi proses embarking dan debarking penumpang.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Denzin dan Lincoln, bahwa penelitian kualitatif bertujuan untuk menafsirkan
fenomena yang terjadi dengan menggunakan latar alamiah dan melibatkan berbagai metode.

2. Pendekatan penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Pendekatan ini menekankan pada
analisis proses penyimpulan deduktif dan induktif serta analisis terhadap fenomena yang diamati. Penelitian ini
bertujuan untuk menggambarkan secara objektif fakta lapangan, khususnya penerapan elemen 10 ISM code dalam
pelaksanaan embraksi dan debraksi penumpang pada KM. Tidar.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Tempat penelitian dilakukan di Km. Tidar Makassar
2. Waktu penelitian akan dilaksanakan mulai bulan Mei 2024
METODOLOGI
3. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian merupakan subjek yang akan dituju oleh peneliti untuk diteliti. Jika membahas subjek penelitian,
maka harus berbicara terlebih dahulu tentang unit analisis, yaitu subjek yang nantinya akan menjadi pusat
sasaran penelitian. Subjek penelitian yang dimaksud pada penelitian ini adalah proses embarking dan debarking
penumpang pada Km. Tidar. Penentuan subjek ini dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama
penelitian berlangsung.
2. Objek dalam penelitian ini adalah masalah yang ingin di teliti yaitu bagaimana penerapan Elemen 10 ISM Code
dalam proses embraksi dan debraksi penumpang pada KM. Tidar memengaruhi keselamatan penumpang,
efisiensi operasional, dan kepatuhan terhadap standar internasional.

4. Teknik Pengumpulan data dan Analisis Data


1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitain ini menggunakan teknik-teknik sebagai
berikut:
a. Observasi
b. Interview
c. Documentasi

2. Teknik analisis Data


Tahap awal penulisan adalah mengumpulkan data, data-data yang akan
digunakan diperoleh melalui model Analsis Interactive dari Miles dan Huberman
yang membagi kegiatan analisis menjadi beberapa bagian yaitu: pengumpulan Skema Analisis Data
data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data
Thank you

Anda mungkin juga menyukai