6 Pembuatan laporan
B. Biaya
No. Jenis Pengeluaran Jumlah (Rp) Persentase
1 Honor (Teknisi, Tenaga Lapang, Enumerator) Rp 10,000,000,- 20
Bahan habis pakai dan peralatan (Lain-lain: publikasi, seminar,
2 Rp 25,000,000,- 40
laporan)
Total Rp 35,000,000,- 100
C. Luaran
Jenis Luaran
No.
Kategori Sub Kategori Tambahan Ket
1 Artikel ilmiah dimuat di jurnal Publikasi pada jurnal nasional terakreditasi 1 tahun
Outline Proposal
Pendahuluan
Metodologi Penelitian
Sumber KNKT.co.id
PENDAHULUAN
1. Ilustrasi
PENDAHULUAN
2. Batasan Masalah
Bagaimana persepsi pelaut dalam hal ini perwira navigasi, nakhoda dan seluruh
crew kapal dalam menilai penerapan ISM Code 10 dalam proses embraksi dan
debraksi penumpang demi meningkatkan keselamatan pelayaran
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka adapun rumusan masalah
pada penelitian ini yaitu bagaimana penerapan Elemen 10 ISM Code dalam proses
embraksi dan debraksi penumpang pada KM. Tidar memengaruhi keselamatan
penumpang, efisiensi operasional, dan kepatuhan terhadap standar internasional?
4. Tujuan Penelitian
1. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat memberikan wawasan bagi manajemen
KM. Tidar dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses
embraksi dan debraksi penumpang serta meminimalkan risiko
kecelakaan.
2. Akademis
Kerangka Penelitian
Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti atau akademisi dalam
memahami implementasi Elemen 10 ISM Code dalam konteks operasional
kapal penumpang dan memberikan kontribusi pada pengembangan
TINJAUAN TEORI & KAJIAN LITERATUR
1. Penerapan
Menurut (Badudu dan Sutan Mohammad Zain) Penerapan bagi penumpang dan kru kapal. Permasalahan yang timbul dari
merupakan sebuah tindakan yang dilakukan, baik secara individu pihak kapal sendiri seringkali terkait dengan kurangnya ketaatan
maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang anak buah kapal terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh
telah dirumuskan. Secara bahasa penerapan adalah hal, cara perusahaan, khususnya terkait dengan penggunaan tangga
atau hasil.. Menurut (Lukman Ali,2007) penerapan (implementasi) gangway. Ketidak disiplinan dalam mengikuti prosedur
adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses keselamatan dapat mengakibatkan penundaan dalam proses
interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta embarkasi dan debarkasi serta menimbulkan risiko kecelakaan
memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif. bagi penumpang dan kru kapal.
2. Embarkasi dan Debarkasi Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam pelaksanaan
Menurut Tjiptono (2016:55) Pengertian dari embarkasi adalah embarkasi dan debarkasi penumpang di KM. Tidar, yang
proses naiknya penumpang ke atas kapal. Sedangkan pengertian dioperasikan oleh PT. PELNI yaitu :
debarkasi adalah proses turunnya penumpang dari kapal. Dalam
proses embarkasi dan debarkasi diperlukan pengarahan yang a. Persiapan sebelum Proses Embarkasi dan Debarkasi
dapat dilakukan dengan cara persuasif dan instruktif sehingga b. Pengaturan Area Embarkasi dan Debarkasi
membudayakan proses standar untuk menghindari pelanggaran c. Pemeriksaan Keamanan dan Identifikasi Penumpang
dan membina disiplin kerja. Permasalahan yang timbul dari pihak d. Pelayanan kepada Penumpang
kapal sendiri seringkali terkait dengan kurangnya ketaatan anak e. Koordinasi antara Awak Kapal dan Petugas Pelabuhan
buah kapal terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh f. Pelaporan dan Evaluasi
perusahaan, khususnya terkait dengan penggunaan tangga
gangway. Ketidakdisiplinan dalam mengikuti prosedur
keselamatan dapat mengakibatkan penundaan dalam proses
embarkasi dan debarkasi serta menimbulkan risiko kecelakaan
TINJAUAN TEORI & KAJIAN LITERATUR
3. Penumpang
Secara umum, penumpang dapat didefinisikan sebagai individu Sehingga di perjanjian pengangkutan pada akhirnya melahirkan
yang menggunakan layanan transportasi untuk melakukan hak dan kewajiban penumpang antara lain :
perjalanan dari satu tempat ke tempat lain. Namun, a. Kewajiban penumpang.
penumpang dalam konteks operasi kapal merupakan elemen 1) Mempunyai tiket pengangkutan (Pasal 530).
yang sangat penting. Proses embarkasi dan debarkasi 2) Mentaati segala perintah dan peraturan Nakhoda (Pasal 393),
penumpang bukan hanya rutinitas, tetapi juga momen penting di atas kapal Nakhoda mempunyai kuasa atau
yang memengaruhi keseluruhan pengalaman perjalanan wewenang atas seluruh bagian kapal dan juga memegang
mereka. Dalam konteks KM. Tidar PT. PELNI, penting untuk kendali dalam pengoperasian kapal.
memahami profil penumpang dengan baik agar dapat 3) Tidak membawa barang – barang berbahaya seperti barang
menyediakan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan yang membahayakan bagi keselamatan kapal, muatan,
mereka. Ini meliputi memperhatikan kebutuhan khusus, seperti penumpang dan crew kapal.
aksesibilitas untuk penyandang disabilitas atau layanan khusus 4) Selain aturan – aturan tentang kewajiban penumpang yang
untuk penumpang lanjut usia. telah ditentukan oleh KUHD maupun UU lainnya, penumpang
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 17 Tahun 2018 tetap harus mentaati juga segala peraturan yang dibuat oleh
tentang Keselamatan Kapal Penumpang menjadi acuan dalam perusahaan pelayaran.
memastikan keselamatan penumpang. Di dalamnya diatur
persyaratan terkait dengan keandalan kapal, kesiapan dalam
menghadapi situasi darurat, pelatihan krew, prosedur evakuasi,
dan komunikasi yang efektif antara kru kapal dan penumpang.
TINJAUAN TEORI & KAJIAN LITERATUR
3. Penumpang
b. Hak – hak penumpang.
Secara garis besar hak – hak tersebut dapat ditulis :
1) Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan.
2) Hak untuk memilih barang atau jasa serta mendapatkan barang atau jasa tersebut sesuai dengan nilai
tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
3) Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur dan juga jaminan barang atau jasa.
4) Hak untuk didengar pendapat keluhannya atas barang atau jasa yang digunakan.
5) Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan
secara patut.
6) Hak untuk diberlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskrinatif.
7) Hak untuk mendapatkan dispensasi, jika barang atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian
atau tidak sebagaimana semestinya.
TINJAUAN TEORI & KAJIAN LITERATUR
4. ISM Code 10
Elemen ke-10 dari ISM Code, yang berkaitan dengan "Pemeliharaan Kapal dan Peralatan", adalah aspek kunci
dalam memastikan bahwa kapal dan semua peralatan yang terkait beroperasi dalam kondisi yang aman dan
efisien. Pemeliharaan yang tepat adalah salah satu pilar utama dalam menjaga keselamatan pelayaran dan
mencegah insiden yang tidak diinginkan di laut. Pemeliharaan kapal meliputi berbagai aspek, termasuk
perawatan rutin, perbaikan, inspeksi berkala, dan penggantian peralatan yang aus atau rusak. Hal ini
memerlukan perencanaan yang cermat, pelaksanaan yang teratur, dan pengawasan yang ketat dari semua
sistem dan komponen kapal.
2. Pendekatan penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Pendekatan ini menekankan pada
analisis proses penyimpulan deduktif dan induktif serta analisis terhadap fenomena yang diamati. Penelitian ini
bertujuan untuk menggambarkan secara objektif fakta lapangan, khususnya penerapan elemen 10 ISM code dalam
pelaksanaan embraksi dan debraksi penumpang pada KM. Tidar.