Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

ISM Code merupakan standar internasional untuk manajemen keselamatan

pengoperasian kapal-kapal dan pencegahan pencemaran laut yang

disahkan oleh IMO (Intrnational Maritime Organisation) dengan resolusi

assembly : A. 741(18) pada tanggal 4 November 1993 dan menjadi wajib

dengan diberlakukannya Bab IX, konvevsi SOLAS 1974, yaitu secara

bertahap dan mulai diberlakukan khusus untuk kapal-kapal tanker yaitu

pada tanggal 1 Juli 1998. Salah satu produk ISM Code adalah Safety

Management System. Pengenalan suatu sistem manajemen keselamatan

(SMS) mensyaratkan suatu perusahaan untuk mengembangkan dan

mengimplementasikan prosedur-prosedur dari manajemen keselamatan

guna menjamin bahwa kondisi-kondisi, kegiatan-kegiatan dan tugas-tugas

diatas kapal benar adanya dan dilaksanakan sesuai dengan standar aturan

yang baku dimana manajemen tersebut mempengaruhi keselamatan dan

perlindungan lingkungan yang direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan


sesuai dengan standar aturan yang baku dimana manajemen tersebut

mempengaruhi keselamatan dan perlindungan lingkungan yang

direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan dan diawasi sesuai dengan

persyaratan-persyaratan legislatif dan perusahaan pelayaran.

Sistem Manajemen Keselamatan (SMK) dikembangkan dan dipelihara oleh

personil-personil yang terlibat dalam pengopersian kapal dan pencegahan

pencemaran dilaut dari kapal itu. Ini adalah penting untuk mengenal bahwa

tanggung jawab dan kewenangan dari personil-personil yang ada dan

berbeda-beda dimana terlibat dalam sistem ini, dan jalur komunikasi antara

personil-personil darat dan personil-personil kapal yang dipengaruhi oleh

sistem itu sendiri. Sekali ditetapkan, dikembangkan dan diimplementasikan

dalam tugas-tugas dan kegiatan yang berhubungan dengan keselamatan

diatas kapal dan perlindungan lingkungan dilaut, kedua-duanya adalah

merupakan sasaran dari dibentuknya suatu sistem manajemen

keselamatan.

Suatu perusahaan yang sukses dalam pengembangan dan

pengimplementasikan suatu SMS yang sesuai, dari pengalaman yang ada

ternyata menunjukkan adanya suatu pengurangan dalam kecelakaan-

kecelakaan yang dapat menyebabkan suatu ancaman terhadap personil,

kerusakan terhadap lingkungan atau bahkan kerusakan terhadap harta

benda dalam hal ini kapal dan inventarisnya sehingga dapat menyebabkan

keterlambatan dalam pengoperasian kapal dan muatan yang ada.

Penjelasan diatas sangat mempengaruhi pengimplementasian sistem

manjemen keselamatan,maka demi terwujudnya pelaksanaan SMS (Safety

2
Management System) diatas kapal yang nyata sehingga prosedur-prosedur

kerja sesuai checklist yang standar sesuai dengan ISM Code benar-benar

dilaksanakan dan melihat yang terjadi dikapal kami adalah sangat jauh dari

standar yang ada yaitu mengenai penerapan prosedur kerja.

Mempertimbangkan hal tersebut maka kami mencoba mengangkat sebuah

skripsi untuk dapat menjadi bahan perbaikan dari keadaan yang ada dan

mengembangkan ilmu yang kami dapat berdasarkan pengalamam selama

praktek laut dengan judul :

“MENINGKATKAN PERANAN APLIKASI SISTEM MANAJEMEN

KESELAMATAN SESUAI STANDAR ISM (INTERNATIONAL SAFETY

MANAGEMENT) CODE DIKAPAL MV. WAN HAI 213

Adapun maksud dari penulisan skripsi dengan judul diatas adalah

memberikan masukan kepada pihak pemerintah dan perusahaan pelayaran

dalam pelaksanaan system manajemen keselamatan diatas kapal sehingga

dapat mengurangi hambatan-hambatan dalam pengoperasaian kapal dan

kecelakaan kerja serta mencegah pencemaran laut oleh kapal.

B. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

1. Tujuan penelitian

Adalah untuk memberikan suatu gambaran kepada para pembaca

tentang sistem manajemen keselamatan diatas kapal dan

pelaksanaannya. Tulisan ini juga bermanfaat bagi para pembaca pada

umumnya dan khususnya bagi para pelaksana langsung diatas kapal

dalam hal ini perwira dan kru rating kapal. Tulisan ini juga diharapkan

3
dapat menjadi acuan bagi para taruna/i yang akan melaksanakan

praktek laut di atas kapal dan praktek darat diperusahaan-perusahaan

pelayaran di seluruh negara maritim khususnya Indonesia. Melalui

tulisan ini para pembaca dapat memahami persyaratan-persyaratan

yang ditetapkan oleh ISM Code, khususnya sistem manajemen

keselamatan sehingga pengoperasian kapal dapat dilaksanakan dengan

baik yang tetap dalam koridor aturan dan aman secara

berkesinambungan serta adanya kesadaran mengenai pencegahan

pencemaran laut.

2. Kegunaan penelitian

Dengan membaca tulisan ini pelaksana diatas kapal dapat memotivasi

dirinya untuk lebih memahami elemen-elemen dalam ISM Code

sehingga dalam pelaksanaan tugasnya sebagai seorang perwira

ataupun kru diatas kapal dapat menciptakan situasi kerja yang

aman,sesuai prosedur dan terhindar dari resiko-resiko cidera dan atau

hilangnya jiwa manusia, terhambatnya pengoperasian kapal dan

kerusakan lingkungan akibat pencemaran laut yang disebabkan oleh

tidak dilakasanakannya manajemen keselamatan sesuai ISM Code.

Menurut ISM Code suatu manajemen keselamatan yang distrukturkan

memungkinkan suatu perusahaan untuk memfokuskan pada praktek-

praktek keselamatan dalam operasi-operasi kapal dan dalam kesiapan

keadaan darurat, pengembangan dan pengimplementasian suatu

manajemen keselamatan menunjuk adanya suatu pengurangan dalam

4
kesalahan-kesalahan yang dapat menyebabkan suatu ancaman

terhadap personil kerja diatas kapal, kerusakan terhadap lingkunan dan

atau kerusakan harta benda (kapal dan inventarisnya serta muatan yang

diangkut.

Untuk menghillangkan hambatan-hambatan yang mungkin ada, maka

antara pihak kapal dan pihak darat harus memenuhi manajemen

keselamatan yaitu dengan mengembangkan suatu sifat kepemilikan dari

sistem tersebut. Dalam masalah dokumentasi, dikapal tidak lepas dari

cara perusahaan pelayaran menetapkan dan memelihara prosedur-

prosedur untuk mengawasi semua dokumen-dokumen dan data yang

ada hubungannya dengan manajemen keselamatan.

C. PERUMUSAN MASALAH

Dalam pelaksanaan sistem manajemen keselamatan (SMS) diatas kapal

tidaklah mudah, banyak kendala-kendala yang kami hadapi. Sistem

manajemen keselamatan merupakan suatu sistem dimana didalamnya

terdiri dari berbagai aspek dan aspek ini harus saling bekerja sama

sehingga sistem akan berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan dan

tidak lepas dari aturan yang ada. Akan tetapi kalau salah satu aspek tidak

tidak dapat berjalan, maka sistem tidak akan berjalan seperti yang

diharapkan. Adapun kendala-kendala atau masalah-masalah yang penulis

alami selama praktek laut diatas kapal MV WAN HAI 213 dalam

pelaksanaan sistem manajemen keselamatan (SMS) telah kami rumuskan

5
dalam berbagai pertanyaan yang sesuai dengan kendala-kendala yang

kami hadapi adalah sebagai berikut :

1. Apakah sumber daya manusia diatas kapal dalam hal ini perwira dan kru

rating sudah memenuhi standar pelatihan dan jaga laut (STCW 1995)

2. Apakah sosialisasi dari sistem manajemen keselamatan telah dilakukan

secara menyeluruh baik dari pihak darat maupun dari pihak kapal itu

sendiri.

3. Bagaimana pengawasan dari perwira dek senior terhadap bawahannya

dalam hal ini adalah perwira dek junior dan kru rating.

4. Apakah perencanaan kerja dan pengorganisasian diatas kapal sudah

dibentuk dan berjalan sebagaimana mestinya.

D. PEMBATASAN MASALAH

Dalam pembatasan masalah mengenai penerapan ISM Code diatas kapal,

penulis membatasi pada masalah yang terjadi di kapal MV WAN HAI 213

khususnya mengenai prosedur keselamatan yang harus dilakukan oleh para

perwira dan kru rating karena dalam pelaksanaan ISM Code meliputi aspek

maka dalam skripsi ini penulis hanya membahas tentang aspek :

a. Sumber daya manusia sebagai pelaksana dari aturan-aturan yang

berhubungan dengan sistem manajemen keselamatan.

b. Dokumentasi meliputi checklist sebagai pedoman prosedur keselamatan

kerja departemen dek.

Kedua aspek itu merupakan aspek yang sangat penting dalam proses

pelaksanaan sebuah system manajemen keselamatan sesuai dengan

6
dikapal MV WAN HAI 213 yang harus dilaksanakan dengan baik dan

relevan, dengan mengacu pada ISM Code dan juga dengan tidak

mengesampingkan aspek-aspek lain yang juga sangat penting, agar tujuan

yang kita inginkan yaitu tercapainya suatu keselamatan kerja dan

pengoperasian kapal secara aman demi terwujudnya pencegahan

pencemaran dilaut secara nyata melalui prosedur keselamatan sesuai ISM

Code.

E. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI

Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi 5(lima) bab secara sistematis

agar dapat mudah dimengerti oleh para pembaca dalam mengikuti

penyajian skripsi ini.

1. JUDUL

2. PERSETUJUAN SKRIPSI

3. PENGESAHAN SKRIPSI

4. KATA PENGANTAR

5. DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

masalah dan sistematika penulisan Dalam bab pertama ini

penulis menguraikan masalah gambaran umum,latar belakang

penulis membuat judul serta permasalahannya, alasan pemilihan

judul, tujuan kegunaan penelitian ,perumusan masalah,

pembatasan

BAB II LANDASAN TEORI

7
A. Pada bab ini menguraikan beberapa landasan teori yang di

gunakan sebagai pedoman untuk pembahasan selanjutnya, yaitu

tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran.

BAB III METODE PENELITIAN

B. Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai waktu dan

tempat penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis membahas mengenai deskripsi data,

analisis data,alternative pemecahan masalah, dan evaluasi

pemecahan masalah.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran penulis yang berisi

jawaban terhadap penelitian yang telah dibuat berdasarkan

hasil analisis dan pembahasan serta usul-usul yang dikemukakan

oleh peneliti bagi penyelesaian masalah yang di hadapi

Anda mungkin juga menyukai