Anda di halaman 1dari 62

MANAJEMEN

KESELAMATAN ASDP
By : Ir. JRC. HOSANG, MT

LOGO
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaaan melalui orang


lain (Mary Parker Follet).
Seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai tujuan organisasi.

Keselamatan adalah suatu keadaan aman, dalam suatu kondisi


yang aman secara fisik, sosial, spiritual, finansial, politis, emosional,
pekerjaan, psikologis, ataupun pendidikan dan terhindar dari
ancaman terhadap faktor-faktor tersebut. Untuk mencapai hal ini,
dapat dilakukan perlindungan terhadap suatu kejadian yang
memungkinkan terjadinya kerugian ekonomi atau kesehatan.

2
Setiap kapal mempunyai suatu sistem manajemen keselamatan
dalam rangka menciptakan suatu lingkungan kerja yang berwawasan
keselamatan dalam mengoperasikan dan menjalankan pelayaran

Keselamatan pelayaran tidak hanya dilihat dari kondisi kapalnya,


sebab banyak faktor lain yang mempengaruhi.
Salah satu faktor penting, yakni penerapan sistem perawatan
terencana atau Planned Maintenance System (PMS) yang dapat
dilakukan oleh operator ataupun galangan.

3
Sistem manajemen keselamatan harus
memastikan :

 Ketaatan pada aturan dan peraturan wajib, dan

 Bahwa penerapan ketentuan, garis panduan dan


rekomendasi standar dari organisasi,
administrasi, lembaga klasifikasi, dan organisasi
industri maritim dilakukan sebagai bahan
pertimbangan.

4
Yang dimaksud dengan Keselamatan
Kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi
persyaratan material konstruksi, bangunan,
permesinan dan pelistrikan, stabilitas, tata
susunan serta perlengkapan termasuk radio dan
elektronika kapal yang dibuktikan dengan
sertifikat setelah dilakukan pemeriksaan dan
pengujian yang pelaksanaan penilikannya
dilakukan secara terus menerus sejak kapal
dirancang bangun, dibangun, beroperasi sampai
dengan kapal tidak digunakan lagi oleh Pejabat
Pemeriksa Keselamatan Kapal.

5
Keselamatan Transportasi Laut

Masalah keselamatan transportasi laut akhir-akhir ini melejit ke permukaan


menjadi tema hangat pemberitaan, baik pada media televisi / medsos
maupun berita koran, seiring dengan kecelakaan-kecelakaan transportasi laut
yang terjadi pada akhir – akhir ini.

Peranan keselamatan pelayaran dalam sistem transpotasi laut merupakan


hal yang mutlak diperhitungkan, karena menyangkut transportasi barang dan
orang yang menyeberangi lautan dengan penuh risiko, bahaya dan ancaman
badai, kabut dan gerakan-gerakan dari laut seperti ombak, arus, karang laut,
pendangkalan serta jalur pelayaran yang tetap dan berubah, yang
menjadikan transportasi laut dalam pelayaran berisiko tinggi.

6
Peranan keselamatan transportasi laut adalah terselenggaranya transportasi
laut yang lancar, aman, tertib dan teratur, selamat dan terjangkau ongkosnya,
dan barulah kontribusinya tidak terabaikan bahkan merupakan unsur yang
sangat menentukan dalam kelancaran transportasi laut untuk menunjang
pencapaian sasaran pembangunan nasional NKRI.

Kelancaran transportasi laut merupakan media interaksi antar-ruang/pulau


yang berperan sebagai “jembatan penghubung” atau akses yang efektif dan
effisien dalam perwujudan Wawasan Nusantara.

Transportasi laut dari sudut ekonomi merupakan suatu usaha yang luas
cakupan unit usahanya. Perusahaan pelayaran terkait dengan usaha unit
terminal, armada dan lain-lain, perusahaan EMKL, penyediaan fasilitas
pelabuhan, fasilitas galangan kapal sebagai penunjang dan sebagainya.

Memang unsur keselamatan pelayaran hanyalah merupakan salah satu mata


rantai saja, tetapi sangat menentukan terhadap manfaat ekonomi dan
keseluruhan rantai usaha transportasi laut.

7
Kecelakaan Kapal di laut
Bagaimana potret kecelakaan kapal dalam sistem transportasi laut di
Indonesia ??

8
Manajemen Keselamatan Pelayaran

Dunia pelayaran sangatlah luas dan penuh dengan tantangan dan bahaya.
Sejak jaman dulu hingga saat ini, laut dipenuhi dengan lalu lintas yang
sangat ramai, bahkan bahayapun seringkali terjadi.
Guna mengendalikan tingkat bahaya dalam dunia pelayaran, maka
disusunlah suatu sistem manajemen keselamatan pelayaran yang disebut
sebagai ISM Code (International Safety Management Code) yang
dikeluarkan oleh IMO (International Maritime Organisation), yang
merupakan standar yang disusun dari beberapa kesepakatan dan regulasi
yang menyangkut keselamatan dan pencegahan pencemaran lingkungan
kelautan, misalnya :
HSC Quality Manual; HSC Fleet Manual; HSC Crew Management Manual;
SOLAS; MARPOL 73/78; ILO 147; Classification Society Survey Rules;
Regulasi dan peraturan lain yang berlaku.

9
ISM Code merupakan panduan, bukan berisi petunjuk pengoperasian
kapal, yang menuntut organisasi untuk menyusun sistem manajemen
keselamatan pelayarannya sesuai kapal yang dimiliki dan digunakan.
Keseluruhan manualnya harus mencakup pengendalian kerja di kapal
dan seluruh pendukungnya di darat.
Dapat berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya,
namun tetap mengacu pada aturan ISM Code.
Sertifikat akan diterbitkan untuk setiap kapal bila pelaksanaan sudah
diverifikasi memenuhi persyaratan standar ISM Code.
Selanjutnya sertifikat manajemen keselamatan pelayaran (Safety
Management Certificate) berlaku 5 (lima) tahunan dan selama masa
tersebut akan dilakukan audit oleh penerbit sertifikat.

10
Pemahaman arti “keselamatan” dalam standar ini adalah pernyataan
bahwa risiko bahaya pada manusia dan kerusakan pada kapal serta
pencemaran laut dapat ditekan pada tingkatan yang ditentukan.
Atau dapat diartikan sebagai “bebas dari bahaya”, baik pada kapal,
manusia maupun lingkungan.
Keamanan pelayaran merupakan faktor utama dalam sistem manajemen
untuk pelayaran.

11
Bahaya pelayaran merupakan faktor yang tidak dapat tidak terjadi sama
sekali, namun dapat dikurangi dan ditekan secara terus menerus dengan
berbagai upaya sebagai berikut :

• Melaksanakan prosedur kerja dengan konsisten


• Melakukan komunikasi yang tepat dan benar
• Menggunakan alat-alat pelindung diri yang tepat
• Menyusun perencanaan kerja dan pemantauan hasil kerja
• Melatih personil secara rutin.

Dalam pelaksanaan sistem manajemen keselamatan pelayaran,


perusahaan pelayaran perlu menunjuk personil yang bertanggung jawab
memantau pelaksanaan sistem tersebut bagi seluruh personil di semua
tingkatan dalam suatu organisasi (perusahaan) .

12
Sasaran yang harus dibuat perlu mencakup :

• Tersedianya prosedur operasional kapal dan pencegahan


pencemaran lingkungan

• Tersedianya panduan darurat untuk segala risiko bahaya

• Adanya peningkatan berkelanjutan secara terus-menerus pada


seluruh personil, baik di darat (perusahaan/organisasi)
maupun di laut (personil kapal) dalam penanganan
pencegahan bahaya, kondisi darurat dan pencegahan
pencemaran lingkungan.

13
Kunci awal yang harus dipahami dalam pelaksanaan standar ini
adalah :

• Commitment : langkah awal untuk memulai pelaksanaan


standar, mulai dari pimpinan tertinggi hingga seluruh personil
di bawah.

• Common sense : bahwa yang dijalankan adalah hal yang


bisa dilakukan; namun bila belum dimengerti, bertanyalah
pada personil yang sudah mengerti.

• Communication : komunikasi yang menyeluruh tanpa


batasan waktu.

14
Keuntungan menjalankan manajemen keselamatan pelayaran :

• Menumbuhkan kesadaran akan mutu/keselamatan pelayaran

• Meningkatkan efisiensi, produktivitas, jaminan, dan


meningkatkan keuntungan – kepercayaan pelanggan –
kepuasan pelanggan

• Peningkatan berkelanjutan

• Meningkatkan performa perusahaan

• Meningkatkan moral personil.

15
Tantangan yang akan terus dihadapi adalah :

• Menekan terjadinya kesalahan operasional

• Menekan terjadinya kecelakaan manusia

• Upaya untuk terus menjaga dan melindungi manusia dan


lingkungan

• Pengendalian atas pelaksanaan sistem dan ketidaksesuaian

• Pengakuan secara internasional

• Menjembatani antara keinginan klien dengan perusahaan,


terkait dengan mutu pelayanan.

16
17
Internasional Safety Management Code

Internasional Safety Management Code adalah standar Internasional


manajemen keselamatan dalam pengoperasian kapal serta upaya
pencegahan/pengendalian pencemaran lingkungan

Sesuai dengan kesadaran terhadap pentingnya faktor manusia dan


perlunya peningkatan manajemen operasional kapal dalam mencegah
terjadinya kecelakaan kapal, manusia, muatan barang/cargo dan harta
benda serta mencegah terjadinya pencemaran lingkungan laut, maka
IMO mengeluarkan peraturan tentang manajemen keselamatan kapal &
perlindungan lingkungan laut yang dikenal dengan Peraturan
Internasional Safety Management (ISM Code) yang juga
dikonsolidasikan dalam SOLAS Convention.

18
ISM Code menghendaki adanya komitmen dari manajemen tingkat puncak
sampai pelaksanaan, baik di darat maupun di kapal.
Pemberlakuan ISM-Code, diharapkan keselamatan kapal akan lebih
terjamin.

Pemenuhan ISM-Code yang mengacu kepada 13 elemen, terdiri dari :


1. Umum;
2. Kebijakan keselamatan dan perlindungan lingkungan;
3. Tanggung jawab dan wewenang perusahaan;
4. Petugas yang ditunjuk di darat (Designated Person);
5. Tanggung jawab dan wewenang Nakhoda;
6. Sumber daya dan tenaga kerja;
7. Pengembangan rencana pengoperasian kapal;
8. Kesiapan menghadapi keadaan darurat;

19
9. Pelaporan dan analisis ketidaksesuaian, kecelakaan dan kejadian
berbahaya;
10. Pemeliharaan kapal dan perlengkapannya;
11. Dokumentasi;
12. Verifikasi, tinjauan dan evalusi perusahaan;
13. Sertifikasi, verifikasi dan pengawasan.
Note : saat ini sudah dimodifikasi menjadi 16 elemen.

Dalam menjamin keselamatan kapal, unsur manusia mempunyai peran


yang sangat besar dan terdapat 3 (tiga) kelompok unsur manusia yang
berperan dalam menjalankan fungsi manajemen keselamatan kapal :
1. Pengusaha (operator) kapal;
2. Nakhoda;
3. Pengawas kapal.

Ketiga kelompok inilah yang membuat keputusan layak tidaknya kapal


berlayar.
20
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurwahida (PPS UNHAS,
2003), tentang Persepsi Pengambil Keputusan Terhadap Implementasi
ISM Code, yang dilakukan terhadap 100 responden di Wilayah
Pelabuhan Makassar yang terdiri dari operator (25 orang), nakhoda (52
orang) dan pegawai (23 orang), diperoleh gambaran sebagai berikut :

• Semakin tinggi pendidikan populasi, semakin baik persepsi mereka


terhadap keselamatan kapal.
• Terdapat hubungan positif antara persepsi pemahaman terhadap
keselamatan kapal berkorelasi dengan pendidikan, pengalaman
dan penghasilan.
• Persepsi para pengambil keputusan dan tingkat implementasi
standar keselamatan kapal pada kapal-kapal pelayaran rakyat
dinominasi pada tingkatan kategori sedang, bahkan cenderung
rendah dan masih sedikit pada kategori tinggi.

21
• Hasil-hasil ini mendukung penelitian dan data-data yang menjadi
latar belakang penelitian ini bahwa penyebab utama terjadinya
kecelakan kapal disebabkan oleh faktor kesalahan manusia.

Selanjutnya untuk maksud memperkecil risiko kecelakaan


kapal, yang diakibatkan oleh kesalahan manusia dalam rangka
menghindari korban jiwa dan harta benda, serta perlindungan
lingkungan laut, maka sistem manajemen keselamatan kapal-
kapal pelayaran rakyat perlu dibina dan dikembangkan dengan
menjalankan fungsi-fungsi manajemen berdasarkan pada
peraturan Manajemen Keselamatan Kapal Internasional (ISM
Code)

22
Sumber Daya Awak Kapal

Kapal sekalipun sudah memiliki kondisi prima barulah dapat beroperasi


dan dimanfaatkan bila telah diawaki oleh personil dengan kecakapan
sesuai perundang-undangan, memiliki pengetahuan yang memadai
tentang peraturan, aturan, kode, dan petunjuk yang terkait dengan
pelayaran.

Jadi bagaimanapun modernnya suatu kapal dan diperlengkapi dengan


peralatan-peralatan otomatis, toh masih juga membutuhkan awak kapal.

Para awak kapal harus memiliki kemampuan untuk menyiapkan


kapalnya dan juga harus mampu melayarkan kapal dengan muatan
barang atau penumpang secara aman sampai tempat tujuannya.

23
Bila dikaji lebih dalam, maka dapat diuraikan tugas-tugas para awak
kapal antara lain :
• Harus senantisa “memelihara kapalnya” untuk bisa tetap dalam
kondisi siap layar dalam arti laik laut.
 Semua peralatan mesin dan perlengkapan lainnya termasuk
alat-alat penolong harus senantiasa siap pakai, baik ketika
berada di pelabuhan maupun selama pelayaran nanti.
• Harus membuat “rencana pemuatan/stowage plan” sedemikian rupa
sehingga selama dalam pelayaran, muatan yang sedang diangkut
tidak akan membahayakan kapal ditinjau dari segi keseimbangan
kapal (ship’s stability).
• Harus memiliki “kemampuan bernavigasi” yang diperlukan untuk
menyeberangkan kapalnya dari satu pelabuhan ke pelabuhan
lainnya dalam batas-batas pelayaran tertentu secara aman.

24
Awak kapal, terutama nakhoda dan para perwiranya harus memenuhi
kriteria yang ditentukan untuk dapat kewenangan memangku jabatan
tertentu di kapal.
 Karena itu mereka harus mengikuti pendidikan formal terlebih
dahulu sebelum diberi ijazah kepelautan yang memungkinkan
mereka bertugas di kapal.

Awak kapal yang tahu dan sadar akan tugas-tugasnya akan sangat
menguntungkan bagi perusahaan.
 Karena kapal akan terpelihara kondisi teknisnya, sehingga umur
kapal dapat lebih diperpanjang.
 Berarti nilai depresiasi/penyusutan dapat diperkecil.

Awak kapal yang terampil dalam penyusunan muatan, dapat


menghindari terjadinya kerusakan muatan maupun kapal, sehingga
dapat menghindari adanya claim.

25
Berdasarkan hasil penelitian Analisis Kompetensi Perwira Awak Kapal
Pelayaran Rakyat oleh Widarbowo (PPS UNHAS, 2006), menunjukkan
bahwa :

- Sebagian besar (54,7 %) perwira awak kapal pelayaran rakyat


memiliki kompetensi dengan penilaian kurang mampu.

- Terdapat hubungan kuat antara kompetensi perwira bagian deck


dan mesin terhadap tingkat kecelakaan.

- Aspek-aspek dalam kelompok kejuruan kompetensi yang perlu


ditingkatkan untuk perwira bagian deck yaitu :
 Pengetahuan pedoman, pengetahuan peta, peraturan tubrukan
di laut, pengetahuan arus dan pasang surut, serta kecakapan
pelaut.

26
- Sedangkan untuk perwira mesin yaitu :
 Sistem pendingin, sistem pelumasan, cara (prosedur)
menjalankan motor dan pemeliharaannya serta susunan
instalasi motor/penggerak kapal.

- Dari segi keamanan pelayaran, maka awak kapal yang terampil bisa
menghindari bahaya-bahaya navigasi/kandas ataupun bertubrukan
dengan kapal lain.
- Keselamatan pelayaran sangat tergantung pada para awak kapal.

27
Keselamatan dan Kelaikan Kapal

Indonesia sebagai benua maritim, memiliki keunikan tersendiri dalam


sistem transportasi laut yaitu menggunakan armada kapal motor baja
yang relatif modern dan kapal layar motor tradisional yang terbuat dari
konstruksi kayu (pelayaran rakyat).

Kondisi kapal motor baja secara administratif dapat dikatakan relatif


lumayan, karena kapal-kapal tersebut terregistrasi pada Biro Klasifikasi,
yang ditandai dengan kepemilikan kelas kapal. Namun dari segi teknik
dan ekonomi, perlu dipertanyakan.

Hal ini disebabkan karena umur armada kapal banyak yang sudah
berumur tua, sehingga dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan yang
tidak terduga, sehingga mempengaruhi keselamatan kapal.

28
Pada periode tahun 2002, berdasarkan data dari 30 kapal perintis yang
beroperasi di KTI, ditemukan bahwa 67 % armada kapal perintis telah
mencapai usia lebih dari 25 tahun.

Jadi untuk periode sekarang ini, seandainya tidak dilakukan peremajaan


kapal, maka prosentasi armada perintis yang berumur di atas 25 tahun
pasti udah meningkat diatas 90 %.

Upaya untuk mempertahankan kondisi kapal pada taraf klasifikasi


kelaikan kapal yang memenuhi persyaratan keselamatan kapal,
pencegahan pencemaran laut dari kapal, pengawasan pemuatan,
kesehatan, dan kesejahteraan ABK, penumpang dan status hukum
kapal untuk berlayar di perairan tertentu bukanlah suatu hal yang
mudah, karena memerlukan pembiayaan modal yang besar.

29
Sarana Penunjang Pelayaran

Selain dari faktor teknis kapal dan ABK yang telah diuraikan di atas,
Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), juga tidak kurang pentingnya
sebagai unsur penunjang di bidang keselamatan pelayaran.

Hal ini terdiri dari rambu-rambu laut lainnya yang berfungsi sebagai
sarana penuntun bagi kapal-kapal yang sedang berlayar agar terhindar
dari bahaya-bahaya navigasi terutama yang berada di bawah
permukaan air.

Termasuk disini adalah Stasiun Radio Pantai yang sangat berguna bagi
kapal-kapal yang yang dilengkapi dengan alat navigasi Radio Direction
Finder / RDF.

30
CUACA :

Cuaca merupakan faktor yang sangat sulit untuk diperhitungkan. Paling


banyak hanya bersifat ramalan-ramalan cuaca yang sangat bersifat
nisbi.

Mengingat cuaca ini adalah juga ikut mempengaruhi keselamatan


pelayaran, maka ramalan-ramalan cuaca perlu diusahakan mendekati
tingkat ketelitian yang prima.

Karena itu, fasilitas untuk peramalan cuaca dan penyiaran/penyebaran


hasil-hasil perlu ditingkatkan.

31
Rangkuman

Kinerja keselamatan transportasi laut, penyeberangan, sungai dan


transportasi danau adalah cenderung mengalami degradasi kualitas dan
kuantitas, termasuk jaminan keselamatan pelayaran.

Faktor yang mempengaruhi adalah masalah teknis armada kapal,


kapasitas dan komitmen SDM atau manajemen, dan faktor sarana
penunjang pelayaran, kondisi geografi atau cuaca dan perairan.

Pengembangan armada nasional terkendala permodalan perusahaan


pelayaran dan galangan kapal, sehingga kualitas armada pelayaran
relatif udah berumur.

Kondisi perusahaan pelayaran yang memprihatinkan akan berakibat


terhadap keselamatan pelayaran.

32
Armada kapal menjadi tidak terpelihara, kondisi teknis kapal menurun,
akhirnya perhatian terhadap kesejahteraan, kemampuan, dan
kompetensi profesi awak kapal akan tersisihkan.
 Berarti rawan unsur keselamatan pelayaran

Perlu uluran tangan pemerintah dengan perangkat kebijakan guna


menciptakan iklim, yang memungkinkan pengusaha pelayaran dan
perkapalan dapat melaksanakan rehabilitasi, replacement maupun
perluasan armada kapalnya.

Diperlukan bantuan dan pelonggaran syarat-syarat lunak, bagi kredit


investasi dan modal kerja. Begitu pula terhadap industri penunjangnya
dan galangan kapal nasional, kiranya dapat diberi perlakuan sama,
dalam rangka peningkatan kondisi teknis kapal ataupun pembuatan
kapal-kapal baru.

33
34
Keselamatan Kapal :
Keselamatan KAPAL adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan
material konstruksi, bangunan, permesinan dan pelistrikan, stabilitas, tata
susunan serta perlengkapan termasuk radio dan elektronika kapal yang
dibuktikan dengan sertifikat setelah dilakukan pemeriksaan dan pengujian
yang pelaksanaan penilikannya dilakukan secara terus menerus sejak kapal
dirancang bangun, dibangun, beroperasi sampai dengan kapal tidak
digunakan lagi oleh Pejabat Pemeriksa Keselamatan Kapal.

BACK
35
36 Company name
Data-data kecelakaan transportasi laut :

• Pintu kapal (ramp door) KM Samporna lepas, 7 penumpang


dan 6 motor terjun ke laut di Sumenep. (Jumat, 25/11/2022).

• Sebuah truk terbakar di Kapal Mutiara Timur di Perairan


Amed, Karangasem, Bali yang berlayar dari Pelabuhan
Ketapang, Bayuwangi Jawa Timur menuju Pelabuhan Lembar,
Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Rabu
(16/11/2022).

• KM Satria Pulo Breuh asal Kota Banda Aceh tujuan Pulau


Aceh dihantam ombak besar saat keluar dari muara Krueng
(sungai) Aceh, sehingga karam di Pantai Wisata Gampong
Jawa, Jumat (23/9/2022)

• Sebuah kapal cepat atau yang mengangkut 11 penumpang


terbalik di Laut Demta, di dekat Kampung Bukisi, Distrik
Demta, Kabupaten Jayapura, Papua. (Selasa, 23/8/ 2022)..

37
• Sebuah perahu nelayan tenggelam ditabrak kapal kargo di
Laut Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel). (Selasa, 05 Juli
2022).

• Dua kapal penyeberangan Ketapang-Gilimanuk mengalami


tabrakan di Selat Bali, yaitu KMP Trisila Bhakti II dan KMP
Gerbang Samudera II.pada Jumat (13/5/2022).

• Kapal angkut semen Tonasa 2.300 ton tenggelam di Laut


Bima, di perairan sebelah Utara Pulau Sangiang, Kecamatan
Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) (Sabtu,
7 Mei 2022).

• Kapal KM Sabuk Nusantara 91 berpenumpang 434 orang


kandas di perairan Setabok, Kecamatan Sapeken, Sumenep..
(Kamis, 05 Mei 2022).

38
• Kapal Pengayoman IV tenggelam pada Jumat pagi sekitar
pukul 09.00, saat hendak menuju Pulau Nusakambangan..
(Jumat, 17 September 2021)

• Sebuah kapal barang yang bertolak dari Kecamatan Batu


Atas, Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, menuju
Sorong, Papua Barat, ditemukan tenggelam di Laut Banda.
(Senin, 13 September 2021)

• Kapal Motor Penumpang (KMP) Yunicee tenggelam di


perairan kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Bali, setelah terseret
arus atau ombak laut yang tinggi di perairan dekat Pelabuhan
Gilimanuk. (Selasa, 29 Juni 2021)

• Kapal Motor (KM) Wicly Jaya Sakti tenggelam di perairan


timur Jambi pada Sabtu (22/5/2021).

39
• Kapal selam KRI Nanggala-402 hilang kontak pada Rabu
(22/4/2021). Empat hari setelah hilang kontak, kapal itu
dinyatakan tenggelam dan awak kapal yang berjumlah 53
orang dinyatakan gugur.

• KM Papua Star tenggelam di Muara Basim, Distrik Fayit,


Kabupaten Asmat, Papua, Kapal itu memuat 7 penumpang..
(Senin, 01 Maret 2021)

• Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Bili terbalik di Dermaga


Perigi Piai, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas,
Kalimantan Barat (Kalbar), pukul 14.00 WIB. (Sabtu, 20
Februari 2021)

• Dua kapal tabrakan di Perairan Gresik yakni kapal motor


(KM) Tanto Bersinar dengan TB (tugboat) Mitra Jaya XIX yang
menggandeng tongkang (TK) Makmur Abadi 5.
( Sabtu, 23 Januari 2021)
40
• Kapal kargo KM Tanto Ceria terbakar di Pelabuhan Tanjung
Perak, Surabaya. (Selasa, 26 November 2019)

• Kapal Bermuatan Sembako KM Cahaya Mandiri terbakar di


Pelabuhan Semarang, 2 ABK Terluka. (Kamis, 21 November
2019)

• Kapal Patroli Polisi Terbakar di Pelabuhan Semarang. (Kamis,


14 November 2019)

• Kapal Motor (KM) Bintang Jaya VI terbakar di


perairan Buleleng, Bali. ( Rabu, 06 November 2019)

• Kapal Angkut Gas Elpiji Terbakar di Riau, 2 ABK Hilang.


(Sabtu, 26 Oktober 2019)

41
• Kapal Feri KMP BSPI terbakar di Laut Merak (dekat Pulau
Merak Besar). (Kamis, 07 Februari 2019)

• Kapal Penyeberangan Ketapang – Gilimanuk, KMP Prathita


IV kandas di Selat Bali (Sabtu, 02 Februari 2019)

• Cuaca buruk, Kapal Cargo (Kapal Logistik Ayu 88) terdampar


di Pantai Makassar. (Senin, 28 Januari 2019)

• Kapal Tanker Eastern Glory tabrak dan nyangkut di Jembatan


Barelang Batam ( 23 Januari 2019)

• Cuaca buruk, kapal kayu terbalik di laut Barombong Selatan,


Sulsel. (22 Januari 2019)

42
• Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo prihatin dengan
kecelakaan kapal secara beruntun, yakni KM Sinar Bangun di
Danau Toba Sumut dan KM Lestari Maju di perairan Selayar,
Sulsel. (Kamis, 05 Juli 2018)
• Speed boat tabrakan di Sungai Musi, 2 tewas, 2 hilang.
( Rabu, 30 Mei 2018)
• Segitiga Masalembo, kembali makan korban, kapal terbakar
5 tewas (19 Mei 2017)

• Kapal terbakar, 22 penumpang lompat ke laut di Pulau Ayer,


Kepulauan Seribu Selatan ( 27 April 2017)

• Awal maret 2016, kapal Feri Rafelia II dari Gilimanuk ke


Ketapang, tenggelam di selat Bali

• Terkuak Fakta Buruh Migran Pasca-Kapal Tenggelam di


Malaysia (Januari 2016)
43
• 16 Dokumen WNI Diduga Korban Kapal Karam di Malaysia
Ditemukan (Januari 2016)
• Belum Teridentifikasi, 4 Korban KM Marina Dimakamkan
(Desember 2015)
• Bambang Gerindra: Kecelakaan KM Wihan Sejahtera di perairan
Teluk Lamong, karena Langgar Aturan (November 2015)
• Kapal Feri Hong Kong Tabrak Benda Misterius, 124 Orang
Cedera (Oktober 2015)
• Tabrakan Kapal di Kendal, 3 Nelayan Tewas dan 5 Orang Hilang
(Sept 2015)
• Kapal Pencari Cumi-Cumi Vs Tanker di Laut Jawa, 1 Tewas 3
Hilang (Juli 2015)
• Kapal Feri Terbalik di Perairan Filipina, 36 Tewas (Juli 2015)

44
• KNKT : Kecelakaan kapal penyeberangan di Indonesia 80%
karena Human Error – Berita Trans (Kamis, 31 Maret 2016)

• Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mencatat


sebanyak 483 insiden kecelakaan kapal perikanan Indonesia
dalam kurun waktu 2018-2021. Korban meninggal dunia dalam
insiden tersebut 443 jiwa.

• KNKT Rilis Sepanjang 2021 Angka Kecelakaan Moda


Pelayaran Naik. KNKT pun mencatat bahwa sepanjang 2021
moda pelayaran menyumbang angka terbesar pada
kecelakaan transportasi yang di investigasi oleh KNKT.

BACK

45
Potret Kecelakaan Kapal dalam Sistem Transportasi Laut di Indonesia

Beberapa gambaran kecil di antara sekian banyak kejadian kecelakaan


kapal di laut :

1. KMP Manggala, tanggal 29 Juni 1998 dalam pelayaran dari pelabuhan


Ferry Merak mengangkut 428 orang penumpang dan 56 unit kendaraan
tujuan pelabuhan Ferry Bakauheni, kapal mengalami kerusakan mesin
kemudi dan kemudian kandas di pantai Ujung Pulau Rimau Balak
Lampung. Dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa, semua penumpang
dapat dievakuasi dengan selamat dan semua kendaraan dapat
dipindahkan ke kapal lain (ship to ship transfer)

2. KM. Nusantara Pacific ex. Kiho Maru No. 8, tanggal 16 Desember 1999
tenggelam di perairan antara Pulau Masalembo dan Pulau Kalamban
ketika dalam pelayarannya dari pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
tujuan Samarinda dengan muatan general cargo dalam peti kemas
berukuran 20” sebanyak 60 TEUS ( 52 di dalam palka dan 6 TEUS on
deck) mengalami kerusakan mesin induk.
46
3. KM HHC, tanggal 25 Juli 2000 dalam pelayaran dari pelabuhan Cilacap
menuju pelabuhan Parepare dengan mengangkut 990.414 metric tons
asphalt cair telah mengalami kebocoran dan kemudian tenggelam di
perairan ambang luar pelabuhan Cilacap. Dalam kecelakaan ini tidak
ada korban jiwa manusia, namun kapal beserta muatannya tidak dapat
diselamatkan dan telah terjadi pencemaran laut di sekitar lokasi
kejadian.

4. KMP. Wimala Dharma, tanggal 07 September 2003 bertolak dari


pelabuhan penyeberangan Padang Bai ke Lembar dengan muatan 7 truk
besar, 7 truk sedang, 1 bis besar, 2 mobil pribadi dan 8 sepeda motor
serta 125 penumpang dan 15 ABK termasuk nakhoda. Diduga kapal
berangkat dengan kondisi kelebihan muatan/over draft, tidak tepatnya
sikap olah gerak pada saat kapal bertolak meninggalkan dermaga dan
cuaca buruk mengakibatkan penurunan kemampuan stabilitas kapal.
Alkhirnya kapal KMP. Wimala Dharma tenggelam pada kedalaman
sekitar 300 m – 500 m di perairan Selat Lombok. Seluruh muatan tidak
dapat diselamatkan, sebanyak 15 ABK termasuk nakhoda dan 120
penumpang selamat, sedangkan 5 penumpang meninggal dunia.
47
5. KM Wahai Star, tanggal 10 Juli 2007 berangkat dari pelabuhan Namrole
(Pulau Buru), dengan mengangkut kurang lebih 59 penumpang. Akibat
cuaca buruk dan gelombang tinggi hampir 3,0 m membuat speed boat
yang digandeng dengan menggunakan tali yang panjangnya 7,0 m,
berbenturan mengenai buritan kapal yang mengakibatkan kebocoran di
bagian belakang kapal dan air masuk ke dalam kamar mesin, sehingga
kapal kehilangan stabilitas dan akibat hantaman gelombang
menyebabkan kapal semakin miring ke kiri dan akhirnya KM Wahai Star
tenggelam. Sebelumnya para awak dan penumpang dianjurkan untuk
menyelamatkan diri dengan terjun ke laut. Dengan jarak kira-kira 8 – 9
mil dari pulau Ambon, penumpang ditemukan 59 orang dengan rincian
43 orang selamat dan 16 orang meninggal.

6. Pada 10 Januari 2009, pukul 19.00 WITA, KM Teratai Prima berangkat


dari Pelabuhan Cappa Ujung, Pare-pare, menuju Samarinda, Kalimantan
Timur, dengan membawa pelayar sebanyak 365 orang dan membawa
muatan campuran sebanyak 443 ton. Kapal melintas daerah Perairan
Tanjung Batu Roro, Sulawesi Selatan pada 11 Januari 2009.

48
Tak lama kemudian, kondisi perairan mulai bergelombang tinggi. Kapal
mulai oleng karena gelombang dan arus lokal. Dalam waktu singkat,
kapal tenggelam. Kondisi cuaca, angin, dan tingginya gelombang
menyebabkan kapal kurang stabil. Kemampuan daya mesin induk dan
awak kapal juga kurang baik sehingga membuat kapal tenggelam dalam
waktu cepat.

7. Pada 22 November 2009 pukul 08.05 WIB, KM Dumai Express 10


bertolak dari Pelabuhan Sekupang, Batam dengan tujuan Bengkalis
berlanjut ke Dumai. Saat bertolak dari Pelabuhan Sekupang, cuaca
cerah berawan. Akan tetapi, ketika kapal sampai perairan di antara
Pulau Nipa dan Pulau Karimun Kecil, ada gelombang dengan ketinggian
antara 2,5 hingga 4 meter. Dinding kapal retak oleh hantaman ombak
sehingga air laut masuk dan menyebabkan haluan kapal terendam.
Kapal kemudian miring ke kiri. Sebanyak 254 penumpang beserta awak
kapal dapat diselamatkan tim penolong. Dalam peristiwa ini, 42 orang
ditemukan meninggal dan 32 orang lainnya tidak dapat ditemukan.

49
8. Pada 26 Agustus 2011, KMP Windu Karsa bertolak dari dermaga
Pelabuhan Penyeberangan Bajoe, Sulawesi Selatan, menuju Kolaka,
Sulawesi Tenggara. Kapal tersebut memuat 110 penumpang beserta
29 awak kapal. Kejadian berawal dari air laut yang menggenangi
geladak. Lama kelamaan ketinggian air telah melewati motor dan mesin
kemudi sehingga pompa elektrik hidrolik mesin kemudi tidak berfungsi.
Kapal terus mengalami kemiringan, hingga puncaknya mencapai 90
derajat sehingga sebagian penumpang terjatuh dari geladak
akomodasi penumpang. Akhirnya, kapal tersebut tenggelam pada
kedalaman 60 meter. Peristiwa ini terjadi karena ada gangguan stabilitas
setelah air masuk ke KMP Windu Karsa. Sebanyak 91 orang korban
telah dievakuasi dan sisanya dilakukan penyelamatan oleh beberapa
kapal bantuan dan dibantu oleh TNI AL.

9. Pada 23 Desember 2013, kapal KM. Irama Nusantara bertolak dari


Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, menuju Pelabuhan Sampit.
Kondisi perairan Pula Keramian kurang bersahabat dengan gelombang
besar. Air masuk ke dalam kapal, dan pemompaan air tidak efektif
mengingat air yang masuk terlalu banyak.
50
Penumpang diimbau untuk memakai life jacket dan meninggalkan kapal.
Kapal akhirnya tenggelam di Perairan Pulau Keramian, Masalembo, Laut
Jawa, 24 Desember 2013. Akibat kecelakaan ini, KM. Irama Nusantara
beserta seluruh muatannya tenggelam di perairan sekitar Pulau
Keramian, 3 awak kapal meninggal dan 10 orang lainnya dinyatakan
hilang/tidak ditemukan.

10. Pada 19 Desember 2015, MV. Marina Baru 2B bertolak dari Pelabuhan
Kolaka, Sulawesi Tenggara dengan tujuan Pelabuhan Siwa, Sulawesi
Selatan. Ketika tiba di Teluk Bone, Sulawesi Selatan, cuaca yang semula
baik berubah menjadi gelombang. Kapal MV Marina tetap melanjutkan
perjalanannya. Kondisi cuaca semakin tak bersahabat ketika adanya
pusaran angin dan mendung. Anjungan kapal pun retak dan air laut
masuk ke haluan serta kamar mesin. Kapal ini lama kelamaan
tenggelam. Dari jumlah pelayar/penumpang 118 orang, sebanyak 40
orang penumpang berserta awak kapal dapat diselamatkan tim
penolong. Sedangkan 66 orang ditemukan meninggal dan 12 orang
dinyatakan hilang.

51
11. Pada 14 Oktober 2016, kapal KM Dharma Kencana VIII bertolak dari
pelabuhan Labuhan Bajo ke Tanjung Perak Surabaya. Ketika dalam
posisi melintasi Pulau Kokotan, kapal mulai mendapatkan getaran.
Getaran terjadi karena kapal menyenggol karang bawah aiir. Kebocoran
pada kapal tidak bisa ditanggulangi di ruang pompa kapal. Akhirnya air
segera menggenangi kamar mesin. Karena air begitu cepat masuk,
nahkoda segera memerintahkan untuk mengkandaskan kapal. Akhirnya,
kapal kandas di alur pelabuhan Labuhan Bajo, NTT. Seluruh awak kapal
dan penumpang berhasil dievakuasi oleh kapal-kapal yang datang
memberikan bantuan. Pemeriksaan bawah air terhadap kerangka
KM Dharma Kencana VIII menunjukkan bahwa terjadi kerusakan pada
lambung kapal sisi kanan dengan panjang sekitar 30 jarak gading.

12. Kapal Motor Arista yang mengangkut 35 penumpang tenggelam di Selat


Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu 13 Juni 2018. Sedikitnya 13 orang
tewas, kebanyakan anak-anak dan perempuan. Kapal yang membawa
22 penumpang itu baru sekitar 5 mil berangkat dari Pelabuhan Paotere
menuju Pulau Barrang Lompo, namun sesampai di Perairan Gusung,
Kecamatan Ujung Tanah, kapal dihantam angin dan ombak besar.
Sehingga kapal langsung terbalik dan tenggelam.
52
13. Kapal Motor (KM) Arin Jaya yang mengangkut 52 penumpang tenggelam
di perairan antara Pulau Sapudi-Pulau Giliyang, Kabupaten Sumenep,
Madura, Jawa Timur, Senin 17 Juni 2019 pagi. Sedikitnya 21 orang
tewas. Kapal itu mulanya berangkat dari Pelabuhan Guwa-Guwa,
Kecamatan Ra'as, Sumenep, namun dalam pelayarannya karam dan
para penumpang tercebur ke laut. "Kapal penumpang tradisional ini
muatan normalnya adalah sekitar 30 penumpang, tapi dinaiki sekitar 52
penumpang, sehingga diduga kapal tenggelam karena kelebihan muatan
disamping terkena ombak besar," ujar Kabid Humas Polda Jawa Timur
Kombes Frans Barung Mangera.

14. Kapal motor penyeberangan tenggelam di Sungai Kapuas, Desa Nanga


Seberuang, Kecamatan Semitau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan
Barat, Sabtu 19 Januari 2019 malam. Akibatnya 13 penumpang
dinyatakan tewas. Kasat Reskrim Polres Kapuas Hulu Iptu Siko
mengatakan, kapal itu berlayar dari Dermaga PT Berlian Estate menuju
Dermaga PT SJRE (Apeng) membawa 24 orang dan sembilan sepeda
motor. "Sebelum sampai Dermaga Apeng, berjarak sekitar 10 meter,
kapal ini mengalami karam," katanya..
53
15. Speed boat Awet Muda 200 PK menabrak pohon Pedado di perairan
Sungai Musi, Sumatera Selatan. Polisi menyebut penyebab kecelakaan
karena pengemudi dalam keadaan mengantuk. "Penyebab tabrakan
karena pengemudi ngantuk. Saat itu pengemudi utamanya tertidur dan
digantikan sama kernetnya, ternyata kernet ini juga ngantuk," terang
Kasubdit Gakkum Polair Polda Sumsel, AKBP Munaspin, kepada
wartawan, Selasa (19/3/2019).

16. Tiga kapal mengalami tabrakan beruntun di Sungai Mentaya Perairan,


Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Kabupaten Kotawaringin Timur,
Kalimantan Tengah. Seorang nakhoda kapal tugboat dinyatakan hilang.
Kecelakaan beruntun itu terjadi pada hari Rabu 9/9/2020 sekitar pukul
20.00 WIB. Kapal yang terlibat tabrakan adalah KM Surya Pertiwi
dengan tongkang dan tugboat AIK GADIS/TK.GS5.
Informasi awal menyebutkan, KM Surya Pertiwi hilang kendali kemudian
menabrak tongkang. Kerasnya tabrakan membuat tongkang tersebut
melaju dan menabrak tugboat AIK GADIS/TK.GS5, sehingga
tugboat tersebut miring dan akhirnya tenggelam.
54
Tiga anak buah kapal berhasil selamat, sedangkan Nakhoda tidak
ditemukan dan dinyatakan hilang.
Penyebabnya diperkirakan karena hujan deras, kabut, dan arus deras
sehingga KM Surya Pertiwi menabrak tongkang, lalu tongkang
menabrak tugboat. Tugboat menjadi miring hingga akhirnya tenggelam.

17. Dua kapal tabrakan di Perairan Gresik yakni kapal motor (KM) Tanto
Bersinar dengan TB (tugboat) Mitra Jaya XIX yang menggandeng
tongkang (TK) Makmur Abadi 5 pada Sabtu (23/1/2021). Hingga tiga hari
pencarian, 5 anak buah kapal (ABK) yang hilang belum ditemukan.
"Saat ini kita masih pencarian, dan belum ditemukan (5 ABK yang
hilang)," ujar Kasi Operasi Kantor Basarnas Surabaya, I Wayan Suyatna
saat dikonfirmasi, Senin (25/1/2021).
Wayan menjelaskan, pihaknya sejauh ini telah menemukan bangkai
kapal TB Mitra Jaya XIX yang terbalik usai ditabrak KM Tanto Bersinar
dan rencana akan ditarik ke pelabuhan rakyat terdekat," imbuhnya.
Wayan menjelaskan, pihaknya menurunkan 8 orang rescue penyelam.
Para penyelam ini dibekali peralatan alat ekstrikasi under water yang
dipersiapkan untuk upaya pencarian korban
55
Diketahui, kecelakaan dua kapal itu terjadi pada Sabtu (23/1) sekitar
pukul 03.30 WIB. Sedangkan lokasinya di area Bouy 3 Perairan Gresik.
Akibat peristiwa itu, 5 anak buah kapal (ABK) dilaporkan hilang dan
masih dalam pencarian. Sedangkan 5 ABK lainnya berhasil
diselamatkan nelayan setempat.
Lalu bagaimana kronologi dua kapal tersebut tabrakan?
Kapal TB Mitra Jaya XIX yang menggandeng kapal tongkang Makmur
Abadi berangkat tanggal 11 Januari dari Pelabuhan Sungai Puting
Kalimantan Selatan. Kapal bermuatan crude palm oil (CPO) itu akan
menuju Pelabuhan Gresik.
Namun dalam pelayarannya pada hari Sabtu tanggal 23 Januari 2021
sekitar pukul 03.14 WIB, saat melintas di Perairan area Bouy 3 atau
sekitar 20 mil dari Karang Jamuang, kapal tersebut tiba-tiba ditabrak dari
depan oleh KM Tanto Bersinar, yang berangkat dari Surabaya.
Akibat tabrakan itu, TB Mitra Jaya XIX sempat hilang kontak dan
lambung tongkang Makmur Jaya mengalami robek dan bocor. Penyebab
tabrakan sendiri saat ini masih diselidiki.

56
NOTE :
Jumlah kecelakaan kapal yang terjadi di perairan Indonesia berdasarkan
catatan dari Mahkamah Pelayaran Indonesia cukup memprihatinkan, yaitu:
- periode 1998/2000 tercatat ada 93 kasus,
- tahun 2001 tercatat angka kecelakaan kapal sebanyak 52 kasus
- tahun 2002 terjadi 46 kasus.
Jenis kecelakaan yang terjadi :
- tenggelam (31 %)
- kandas (25 %)
- tubrukan (18,27 %)
- kebakaran (9,67 %)
- lainnya (16,06 %)
Penyebab kecelakaan :
- human error (78,45 %)
- kesalahan teknis (9,67 %)
- cuaca (1,07 %)
- cuaca dan kesalahan teknis (10,81 %)

57
Jumlah Kecelakaan Kapal Berdasarkan Hasil Putusan Mahkamah Pelayaran
Tahun 2003 – 2013
Uraian
N Jenis 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah
o Kecelaka- Total
. an
1 Tenggelam 16 10 8 12 9 13 11 4 7 16 3 109
.
2 Tubrukan 10 11 10 9 4 15 9 2 5 7 8 90
.
3 Kandas 5 9 4 5 5 2 3 6 3 3 14 59
.
4 Terbakar 6 3 5 6 9 4 5 5 4 6 5 58
.
5 Lainnya 1 3 3 6 5 1 5 2 2 2 3 33
.
Jumlah 38 36 30 38 32 35 33 19 21 34 33 349

Sumber : Mahkamah Pelayaran, Setjen, Kemenhub

58
59
60
Jumlah kecelakaan kapal yang terjadi di perairan Indonesia berdasarkan
catatan dari Mahkamah Pelayaran Indonesia untuk periode 2003 - 2013
tercatat ada 349 kasus,
Jenis kecelakaan yang terjadi rata-rata selama 11 tahun (2003 – 2013) :
- tenggelam (31 %)
- tubrukan (26 %)
- kandas (17 %)
- kebakaran (17 %)
- lainnya (9 %)
Penyebab kecelakaan :
- human error (57 %)
- kesalahan force majeur (24 %)
- kondisi lainnya (19 %)
Lokasi kejadian/Wilayah :
- Wilayah Barat ( 61 %)
- Wilayah Tengah (32 %)
- Wilayah Timur (7 %)
BACK
61
62

Ada 16 Elemen dari ISM CODE

1. Umum
2. Kebijakan keselamatan dan perlindungan lingkungan
3. Tanggung jawab dan wewenang perusahaan
4. Designated person
5. Tanggung jawab dan wewenang Nakhoda
6. Sumber daya dan tenaga kerja
7. Pengembangan pengoperasian kapal
8. Kesiapan menghadapi keadaan darurat
9. Pelaporan dan analisa ketidak sesuaian kecelakaan dan kejadian
berbahaya
10. Pemeliharaan kapal dan perlengkapannya
11. Dokumentasi
12. Verifikasi tinjauan dan evaluasi perusahaan
13. SertifIkasi Verifikasi dan Pengawasan
14. Sertifikasi sementara
15. Formulir sertifikat
16. Verifikasi

Anda mungkin juga menyukai