Anda di halaman 1dari 9

KD 3 SMS

Keselamatan Pelayaran

Prinsip dasar keselamatan pelayaran menyatakan bahwa kapal yang hendak berlayar harus
berada dalam kondisi seaworthiness atau laik laut, artinya kapal harus mampu menghadapi
berbagai case atau kejadian alam secara wajar dalam dunia pelayaran

Pada dasarnya kapal yang dinyatakan laik laut merupakan kapal yang telah memenuhi
persyaratan sebagai berikut :

1. Kerangka kapal dan mesin (Hull and Machinery)

2. Peralatan dan perlengkapan keselamatan

3. Pengawakan kapal

Untuk mencegah berbagai macam kecelakaan, maka Pemilik Kapal (manajemen) harus selalu
berpegang pada aturan yang ada dan dijalankan dengan baik. Keselamatan terhadap
penumpang berikut barang-barang yang dibawa harus menjadi perhatian utama, dan
pengetatan terhadap peraturan keselamatan adalah sesuatu yang tidak boleh untuk ditawar.

Penyelenggaraan pemeliharaan, perbaikan dan perawatan kapal harus direncanakan


sedemikian rupa, dalam rangka menjamin kelangsungan pelayanan penyelenggaraan
angkutan penyeberangan bagi masyarakat. Pengertian pemeliharaan adalah rencana
pemeliharaan kapal – Sistem perawatan yang terencana (PMS) sesuai dengan instruksi
manual pabrik pembuat, peraturan klasifikasi, peraturan pemerintah dan peraturan
internasional, pemeriksaan secara reguler termasuk pengujian/test, perawatan rutin meskipun
tidak terjadi kerusakan (ganti oli, overhull dan sebagainya) dan perbaikan atas kerusakan.

Sistem perawatan yang terencana termasuk perbaikan mesin-mesin dan dek digunakan
sebagai suatu pedoman utama pelaksanaan perawatan dan perbaikan kapal, baik yang
dilakukan oleh Anak Buah Kapal (ABK) maupun Perusahaan Kontraktor yang ditunjuk oleh
pemilik kapal untuk melakukan memperbaiki kapal (Repair, Maintenance, Docking). Dengan kata
lain sifat pemeliharaan meliputi preventif, indikatif dan perbaikan.

“Break Down Repair”

“Kerusakan kapal dapat terjadi kapan saja dan dimana saja


tanpa dapat di pantau oleh para pelaku baik yang ada di kapal
ataupun yang ada di kantor darat. Biaya ditekan untuk
penghematan tetapi akhirnya akan timbul biaya yang sangat
besar” Sumber : Jusak (2010).
Safety management system

Istilah perkapalan kadang kita menyebut SMS itu bukan “short message service” tetapi
“Safety management system”. orang kapal pasti tahu hal ini karena banyak sekali istilah
perkapalan yg orang awam tak akan paham. Di atas untuk menjamin keselamatan sebuah
pelayaran, management perkapalan berjalan effective dan sistimatik harus ada guideline
untuk itu.

Safety management system ini lahir akibat keresahaan dan kegundahan para pemilik kapal,
organisasi maritim dalam hal ini IMO. banyak kecelekaan kapal tentu saja harus di evaluasi.
dan bagaimana mana mengevaluasi ini. saat itu dunia maritim belum ada panduan yg jelas.
dan resiko kecelakaan semakin tahun semakin tinggi, pencemaran di laut dan polusi semakin
meningkat.

IMO melalui ISO 1902 membuat system untuk Safety preventing and Pollution, karena
hampir 80 % kecelakaan di laut di sebabkan Human error. IMO Start to Develop safety
management system code, prosedure and requirment. yang cocok untuk kebutuhan dunia
maritim.

Dokumen Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System Manual/SMS


Manual) adalah dokumen yang berisikan kebijakan dan prosedur untuk penerapan sistem
manajemen keselamatan perusahaan dan kapal

Dokumen yang digunakan untuk menjelaskan dan menerapkan sistem manajemen


keselamatan dapat dijadikan acuan sebagai Dokumen Sistem Manajemen Keselamatan
(Safety Management System Manual/SMS Manual) dan dibuat dalam bentuk yang efektif
dan wajib berada di setiap kapal.

Berdasarkan data kecelakaan yang dianalisis oleh IMO diketahui bahwa kecelakaan kapal
yang disebabkan oleh kesalahan manusia (human error) sebesar ± 80 % dan dari seluruh
kesalahan manusia tersebut diketahui pula bahwa sekitar 80 % diantaranya diakibatkan oleh
buruknya manajemen (poor management) perusahaan pelayaran. Sistem manajemen
perusahaan pelayaran atau operator kapal berpengaruh kuat terhadap keadaan kelaiklautan
kapal.

Nakhoda adalah pengambil keputusan tertinggi di atas kapal, sedangkan perlengkapan kapal,
pemeliharaan konstruksi kapal, suratsurat dan dokumen kapal serta muatan diselesaikan
dengan sistem manajemen di darat.

ISM-code ditetapkan sebagai bagian tak terpisahkan dengan konvensi SOLAS berdasarkan
kesepakatan dalam sidang Maritime Safety Committee, IMO pada tanggal 24 Mei 1994.
Dilatar belakangi oleh dua kejadian kecelakaan yaitu kapal Ferry Herald of Free Enterprise
yang berangkat dari pelabuhan Zeebrugge, Belgia pada 1987 dan menimbulkan kerusakan
lingkungan laut dengan tenggelamnya kapal tanker Exxan Valdes di Pantai Alaska, Amerika
Serikat pada 1989. Inisiatif perumusan ISM-code dilakukan oleh committee yang sama
dengan perumus serta penyempurna SOLAS dari tahun 1960 hingga 1974/1978 yaitu
Maritime Safety Committee (MSC). ISM-code ditetapkan sebagai Chapter IX SOLAS
dengan pertimbangan kemudahan uniuk efektifitas penerapannya mengingat bahwa SOLAS
sendiri telah diratifikasi oleh negara-negara anggata IMO termasuk Indonesia (Keppres No.
65/1980). Sehingga berlakunya konvensi melalui prosedur yang menunggu lama hingga 2/3
negara anggata meratifikasi dapat dihindari.

Dalam mukadimah ISM-code dinyatakan bahwa manajemen keselamatan internasional ini


adalah untuk :

1. Menyediakan standar internasional sehubungan dengan manajemen keselamatan


pelayaran dan pencegahan pencemaran laut.

2. Untuk menjamin keselamatan di laut, pencegahan kecelakaan atau kehilangan jiwa


manusia, dan menghindari kerusakan lingkungan, khususnya terhadap lingkungan laut
dan kerugian harta benda.

Keselamatan pelayaran ini mempunyai ruang lingkup :

1. Sistem manajemen perusahaan pelayaran yang berlaku di darat dan di atas kapal.

2. Peraturan keamanan keselamatan operasi kapal.

3. Peraturan pencegahan dan penanggulangan pencemaran laut yang berasal dari kapal.

4. Jaminan kualitas (quality assurance).


Sertifikasi, Verifikasi dan Pengawasan terhadap keselamatan kapal :

1. Kapal harus dioperasikan oleh perusahaan yang telah memiliki “Document of


Compliance” yang relevan atas kapal itu.

2. “Document of Compliance” merupakan kelengkapan untuk setiap perusahaan yang


memenuhi persyaratan ISM-Code dikeluarkan oleh pemerintah, atau badan yang
diakui pemerintah , atau oleh pemerintah suatu negara atas permintaan Negara lain
dimana perusahaan menjalankan usahanya.

3. Rekaman dokumen tersequt ditempatkan di kapal, bila diperlukan Nakhoda dapat


menggunakannya pada saat dilakukan verifikasi oleh pemerintah atau badan
organisasi berwenang.

4. Sertifikat Manajemen Keselamatan atau “Safety Management Certificate” diberikan


kepada kapal oleh pemerintah atau badan organisasi yang diakui pemerintah. Sebelum
mengeluarkan sertifikat, pemerintah melakukan verifikasi yang membuktikan bahwa
manajemen perusahaan telah dijalankan sesuai dengan SMS yang telah disetujui.

5. Pemerintah atau badan organisasi yang ditunjuk harus melakukan pemeriksaan secara
berkala untuk mengetahui apakah SMS di kapal bertungsi sesuai dengan SMS yang
disetujui.

Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System) adalah fasilitas bagi seluruh
Personel di darat dan di laut untuk melaksanakan semua kebijakan perusahaan di bidang
keselamatan. SMS merupakan operasianalisasi dari ISM-code yaitu mengatur wewenang dan
tanggung jawab perusahaan, wewenang dan tanggung jawab Nakhoda, instruksi dan prosedur
pengoperasian kapal yang aman, familiarisasi dan pelatihan-pelatihan Personel. Ditegaskan
pula dalam SMS hubungan kerja menurut garis-garis komanda, koordinatif, dan konsultatif
antara Personel darat dengan Personel kapal.

Keamanan dan Keselamatan Operasi Kapal :

Dalam dunia pelayaran niaga seawarthiness diatur di dalam the Hague Visby Rules maupun
the Hamburg Rules bahwa seawarthiness kapal pengangkut sebagai kewajiban dari
pengangkut (carrier) atau pemilik kapal (ship owner). Pihak asuransi tidak menerima
pertanggungan tanpa dokumen bukti atas kelaiklautan ini.

Menurut F.N. Hapkins bahwa seawarthiness berhubungan dengan tingkat kelayakan struktur,
perlengkapan dan pengawakan kapal. Untuk keperluan asuransi laut, kapal dikatakan laik laut
apabila kapal siap menghadapi segala tantangan maupun risiko di laut. Demikian juga untuk
keperluan kontrak pengangkutan, kapal harus cargowarthiness.

Dalam hal kapal tidak laik laut atau dinamakan unsafe ship sehingga tidak dapat
dipertanggung-jawabkan yang tentu saja keadaan seperti ini tidak diinginkan dan tidak dapat
dipertanggung-jawabkan yang mengakibatkan kecelakaan.

Solas 1974 (safety of life at sea) di adopsi tahun 1994 mengatur standar keselamatan
pelayaran dalam 3 hal aspek yaitu kontruksi kapal, peralatan, dan operasional di dalam
operasional di butukan operating procedure management untuk di terap di atas kapal untuk
mengurang kecelakaan di laut. maka lahirlah ISM code pada tgl 25 Nov 1995 dan enter to
force from 1 July 1998. inilah yg menjadi paduan bagi kita sebagai pelaut.Di dalam SMS
code di berikan panduan ke ship owner /Club (P&I)

1. Disclosure

2. Company procedure

3. Commitment

4. Decision making

5. Written instruction

6. Level of Authority

7. Logistical Support

8. Emergency Procedure

9. Complaint

10. Verification
Isi dari ISM code ada 16 Element aku ambil singkatnya saja

1. General

2. Safety and environmental protection policy

3. Company responsibility and authority

4. Designed person ashore

5. Master’s responsibility and authority

6. Resources and personnel

7. shipboard operation

8. Emergency prepardness

9. Report and analysis of non conformity and hazard occurences

10. Maintenance of the ship and equipment

11. Documentation

12. Company verification review and evalution

13. Certification and periodical verification

14. interim certification

15. Verification

16. Forms of certification

begitu banyak requirment yg harus d penuhi agar ada link and match. IMO memberikan
jembatan antara hubungan shore base management dan vessel management agar nyambung
istilahnya. dimana di tempatkan seorang DPA (designed person ashore) yg berdiri
independent yg mempunyai akses langsung ke Top level management di shipping company.
keluhan kekurangan, dan masukan juga solusi yg terbaik dari informasi anak buah kapal
kapal bisa langsung ke CEO.
Posisi DPA sangat penting karena dia is the keystone to provide the structure and support for
efficient and effective safety management system on board vessel.

Pemerintah indonesia juga telah meratifikasi ISM code dan menerbitkan PM Nomor 45 tahun
2012 ( Tentang Management keselamatan kapal ) ISM code ini wajib untuk :

Kapal penumpang, termasuk kapal penumpang kecepatan tinggi semua ukuran

Kapal tangki minyak, kapal tangki pengangkut bahan kimia dan pengangkut gas dengan
ukuran ≥ 150 GT

Kapal barang lainnya, kapal barang kecepatan tinggi, kapal pengangkut curah, kapal ikan,
MODU dan unit FSO atau FPSO termasuk tongkang berawak dengan ukuran ≥ 500 GT

Di bawah itu boleh saja mengikuti jika perusahaan mau. karena system ini baik dan bagus
sekali dan bisa mem reduce human injury and lost of life. perusahaan pelayaran yg telah
menerapkan SMS ini mempunyai acuan dan standarisasi juga target . target itu bisa dilihat
sukses jika perusahan menerapkan KPI (key performannce indicator) sebagai matrixnya .
perusahaan akan lebih senang ada nya laporan Nearmiss ratusan banyak dari pada Accident
atau ribuan proactive report yg kita buat dari pada Accident karena semua perusahaan
pelayaran international akan menghindari LTA (lost time injure)

Kapal yang telah memenuhi persyaratan manajemen keselamatan dan pencegahan


pencemaran dari kapal akan diberi sertifikat

Dokumen Penyesuaian Manajemen Keselamatan (Document of Compliance/DOC) untuk


perusahaan. DOC ini hanya untuk satu type saja jika untuk kapal container ya container. atau
bulk carrier ya bulk carrier.

Sertifikat Manajemen Keselamatan (Safety Management Certificate/SMC) untuk kapal

DOC dan SMC berlaku untuk 5 tahun period. perusahaan baru bisa mendapatkan DOC
setelah menjalan ISM Code selama 3 bulan dan boleh mengajukan permohonan ke BIRO
KLASIFIKASI di indonesia kita bisa pakai BKI hanya sayang nya BKI sampai saat ini belum
masuk menjadi anggota IACS untuk kapal kapal indonesia yg operasi di indonesia lebih baik
pakai BKI sudah cukup dan di akui pemrintah Indonesia dan status BKI saat ini sudah RO
( Recognized Organization).
Jika kapal operasi di luar negeri yang terbaik harus di survey oleh Clasification under IACS
seperti LR, ABS, BV, NKK, DNV GL dan seterusnya. atau pakai double class survey. karena
survey BKI belum di akui dunia khususnya Eropa.

Kapal yang sudah mempunya SMC ini dinyatakan bahwa kapal dan perusahaan telah
memenuhi ketentuan IMO. Negara kita memang masih terlambat dalam memenuhi
kententuan dan aturan main international. ambil contoh jika kita survey kapal di indonesia
setelah kita naik atau lakukan pengecekan masi sangat banyak temuan yang di dapati di
lapangan tidak memenuhi standar. baik itu kapal tanker, kapal cargo dan lainya. tapi tak
semua perusahaan indonesia semua begitu yg sudah foreign going tentu saja mereka
mempunyai class yang berbeda.

Maka dari itu SMS di atas kapal harus di jalankan dengan benar. dan itu harus di biasakan
oleh pelaut indonesia latihan sebelum mereka masuk ke perusahaan luar negeri. safety
management harus di lakukan sesuai company procedure dan kegiatan emergency drill di
lakukan sesuai matrix, procedure dan work permit di gunakan dalam kegiatan harian di atas
kapal. familiarization untuk visitor atau crew baru harus di lakukan induction di jelaskan
letak dari alat alat LSA dan lokasi Muster point letak dimana. emergency procedure di
jelaskan dengan baik jika kapal dalam keadaan darurat. laporan proactive, safety area
inspection, nearmiss, accident dan laporan lainya seperti daily vessel report, noon position,
PMS defect report, Transmittal, petty cash, handed over dan lainya harus di lakukan sesuai
Vessel instruction Manual.

Jika semua bagian dari SMS ini di jalan dgn baik diharapkan kapal akan dapat mencapai
ZERO Accident. dan jika masih ada masalah kita bisa mereview di mana letak kekurangan
tersebut dan juga kita bisa mengambil tindakan yg tepat dan sesuai kebutuhan. pekerjaan
SMS dapat di jalankan dgn baik akan membuat kita sangat nyaman dan siap. karena kapal
dalam keadaan siap sedia sewaktu waktu kapal dan dimana saja kita singgah PSC/port state
control akan datang melakukan inspection. kita sudah dalam keadaan siap sedia tentu kita
akan percaya dan tak ragu karena peroidical internal inspection kita lakukan secara berkala
sebelum mereka datang ke atas kapal. tapi kalau anda tidak dalam keadaan siap dan juga
lalai. bisa kapal anda akan di tahan dan bahkan kalau crew kapal tidak competent bisa di
pulangkan sudah major non conformity.

IMO menampung semua keinginan negara anggota dan juga melindung kapal muatan dan
crew juga pencemaran di laut. itu sebabnya convention international mewajib akan hal ini.
Ingat tujuan dari ISM code adalah To provide an international standard for the safe
management and operation of ships and for prevention of pollution. Main objectives are to
ensure safety at sea, prevention of human injury or loss of life, and avoidance of damage to
the environment.

Patuhi aturan main di atas kapal karena lack of attention dan kemalasan anda sebagai seorang
pelaut profesional di dunia international membawah nama bangsa indonesia, harga diri kita
dan bangsa sebagai taruhannya. Lakukan yg terbaik anda akan dapatkan reward dari hasil
kerja anda, dan ada istilah “kerja keras yg kita lakukan tidak akan menghianati hasil
akhirnya”.

Anda mungkin juga menyukai