Anda di halaman 1dari 38

     

AQIDAH

Adab Islami Ziarah Kubur


 Yananto Sulaimansyah  44 Comments

   

Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa


Ta’ala, Dzat yang telah menciptakan hidup dan
mati untuk menguji manusia siapa yang terbaik
amalannya. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurah kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, dan juga kepada
keluarganya, shahabatnya, dan orang-orang
yang mengikuti mereka denga baik.

Ketahuilah hamba-hamba Allah, sadar atau


tidak sadar, kita semua saat ini sama-sama
sedang menuju garis akhir kehidupan kita di
dunia, meskipun jaraknya berbeda-beda
setiap orang. Ada yang cepat, ada yang lama.
Tetapi, perlahan tapi pasti, setiap orang menuju
garis akhir kehidupannya di dunia, itulah
kematian. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman :

َ ‫ت َوإِ ﱠﻧ َﻣﺎ ُﺗ َو ﱠﻓ ْونَ أ ُ ُﺟ‬


ْ‫ور ُﻛ ْم َﯾ ْو َم ا ْﻟﻘِ َﯾﺎ َﻣ ِﺔ َﻓ َﻣن‬ ِ ‫س َذا ِﺋ َﻘ ُﺔ ا ْﻟ َﻣ ْو‬
ٍ ‫ُﻛل ﱡ َﻧ ْﻔ‬
‫ﺎز َو َﻣﺎ ا ْﻟ َﺣ َﯾﺎةُ اﻟ ﱡد ْﻧ َﯾﺎ إِ ﱠﻻ َﻣ َﺗﺎ ُع‬َ ‫ﺎر َوأُدْ ِﺧل َ ا ْﻟ َﺟ ﱠﻧ َﺔ َﻓ َﻘدْ َﻓ‬ ِ ‫ُز ْﺣ ِز َح َﻋ ِن اﻟ ﱠﻧ‬
ِ ‫ا ْﻟ ُﻐ ُر‬
‫ور‬

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.


Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam surga, maka sungguh ia telah
beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan”
(QS. Ali ‘Imran : 185)

Setelah mati, seorang hamba hanya tinggal


memetik apa yang selama ini ia tanam di
dunia, tidak ada kesempatan kedua untuk
menambah amal. jika kebaikan yang ia tanam,
itulah yang akan ia panen. Jika keburukan
yang ia tanam, maka dialah yang akan
merasakannya sendiri. Oleh karena itulah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
memerintahkan kita untuk banyak-banyak
mengingat kematian. Beliau bersabda,

“‫ اﻟﻣوت‬: ‫أﻛﺛروا ذﻛر ھﺎزم اﻟﻠذات” ﯾﻌﻧﻲ‬.

“Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan


(yakni kematian) ”[1]

Dan di antara cara untuk mengingat kematian


adalah dengan berziarah kubur. Banyak sekali
manfaat yang dapat dipetik dari amalan
berziarah ke kubur. Inilah yang akan menjadi
topik pembahasan kali ini[2] mengingat masih
banyaknya kaum muslimin yang salah dalam
menyikapi ziarah ini sehingga bukannya
manfaat yang mereka raih, akan tetapi ziarah
mereka justru mengundang murka Allah ‘Azza
wa Jalla. Semoga Allah Ta’ala memberikan
kita semua petunjuk.

Hukum ziarah kubur

Ziarah kubur adalah sebuah amalan yang


disyari’atkan. Dari Buraidah Ibnul Hushaib
radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ ﻓزوروھﺎ‬،‫ﻛﻧت ﻧﮭﯾﺗﻛم ﻋن زﯾﺎرة اﻟﻘﺑور‬

“Dahulu aku melarang kalian berziarah kubur,


maka (sekarang) berziarahlah” [3]
Bolehkah wanita berziarah
kubur?

Para ulama berselisih dalam hal ini. Syaikh


Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin
rahimahullah mengatakan ada 5 pendapat
ulama dalam masalah ini :

Disunnahkan seperti laki-laki


Makruh
Mubah
Haram
Dosa besar[4]

Ringkasnya, pendapat yang paling kuat –


wallahu a’lam– adalah wanita juga
diperbolehkan untuk berziarah kubur asal tidak
sering-sering. Hal ini berdasarkan beberapa
alasan :

Pertama: Keumuman sabda Nabi shallallahu


‘alaihi wa sallam dalam hadits yang sudah
lewat :

‫ ﻓزوروھﺎ‬،‫ﻛﻧت ﻧﮭﯾﺗﻛم ﻋن زﯾﺎرة اﻟﻘﺑور‬

“Dahulu aku melarang kalian dari ziarah kubur,


maka sekarang berziarahlah”[5]

Dalam hadits ini Nabi shallallahu ‘alaihi wa


sallam tidak membedakan antara laki-laki dan
wanita.
Kedua: Hadits-hadits yang menunjukkan
bolehnya wanita berziarah lebih shahih
daripada hadits yang melarang wanita
berziarah. Hadits yang melarang wanita
berziarah tidak ada yang shahih kecuali hadits
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu :

‫زوارات اﻟﻘﺑور‬
ّ ‫أن رﺳول اﻟﻠﮫ ﻟﻌن‬

“Rasulullah melaknat wanita yang sering


berziarah kubur”[6]

Ketiga: Lafazh ‫زوارات‬


ّ dalam hadits di atas
menunjukkan makna wanita yang sering
berziarah. Al Hafizh Ibnu Hajar menukil
perkataan Imam Al Qurthubi : “Laknat dalam
hadits ini ditujukan untuk para wanita yang
sering berziarah karena itulah sifat yang
ditunjukkan lafazh hiperbolik tersebut (yakni
7]”( ‫]زوارات‬.
ّ Oleh karena itu, wanita yang
sesekali berziarah tidaklah masuk dalam
ancaman hadits ini.

Keempat: Persetujuan (taqrir) Nabi shallallahu


‘alaihi wa sallam terhadap seorang wanita yang
sedang menangis di sisi kubur kemudian beliau
hanya memberikan peringatan kepada wanita
tersebut seraya berkata,

‫اﺗﻘﻰ اﻟﻠﮫ و اﺻﺑرى‬

“Bertaqwalah engkau kepada Allah dan


bersabarlah!”[8]
Dalam hadits ini Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam tidaklah mengingkari perbuatan wanita
tersebut. Dan sudah diketahui bahwa taqrir
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah
hujjah.

Kelima: Wanita dan laki-laki sama-sama perlu


untuk mengingat kematian, mengingat akhirat,
melembutkan hati, dan meneteskan air mata
dimana hal-hal tersebut adalah alasan
disyari’atkannya ziarah kubur. Kesimpulannya,
wanita juga boleh berziarah kubur

Keenam: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam


memberikan keringanan kepada para wanita
untuk berziarah kubur. Dalilnya adalah hadits
dari shahabat Abdullah bin Abi Mulaikah :

‫ ﯾﺎ أم اﻟﻣؤﻣﻧﯾن‬:‫ ﻓﻘﻠت ﻟﮭﺎ‬،‫أن ﻋﺎﺋﺷﺔ أﻗﺑﻠت ذات ﯾوم ﻣن اﻟﻣﻘﺎﺑر‬


‫ ﻓﻘﻠت‬،‫ ﻣن ﻗﺑر أﺧﻲ ﻋﺑد اﻟرﺣﻣن ﺑن أﺑﻲ ﺑﻛر‬:‫ﻣن أﯾن أﻗﺑﻠت؟ ﻗﺎﻟت‬
‫ ﺛم‬:‫ ﻧﻌم‬:‫ أﻟﯾس ﻛﺎن رﺳول اﻟﻠﮫ ﻧﮭﻰ ﻋن زﯾﺎرة اﻟﻘﺑور؟ ﻗﺎﻟت‬:‫ﻟﮭﺎ‬
‫أﻣر ﺑزﯾﺎرﺗﮭﺎ‬

“Aisyah suatu hari pulang dari pekuburan. Lalu


aku bertanya padanya : “Wahai Ummul
Mukminin, dari mana engkau?” Ia menjawab :
“Dari kubur saudaraku Abdurrahman bin Abi
Bakr”. Lalu aku berkata kepadanya :
“Bukankah Rasulullah melarang ziarah kubur?”
Ia berkata : “Ya, kemudian beliau
memerintahkan untuk berziarah” “[9]
Ketujuh: Disebutkan dalam kisah ‘Aisyah yang
membuntuti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
ke pekuburan Baqi’ dalam sebuah hadits yang
panjang, ‘Aisyah bertanya kepada Rasulullah,

‫ اﻟﺳﻼم ﻋﻠﻰ أھل اﻟدﯾﺎر‬:‫ ﻗوﻟﻲ‬:‫ﻛﯾف أﻗول ﻟﮭم ﯾﺎ رﺳول اﻟﻠﮫ؟ ﻗﺎل‬
‫ وﯾرﺣم اﻟﻠﮫ اﻟﻣﺳﺗﻘدﻣﯾن ﻣﻧﺎ‬،‫ﻣن اﻟﻣؤﻣﻧﯾن واﻟﻣﺳﻠﻣﯾن‬
‫ وإﻧﺎ إن ﺷﺎء اﻟﻠﮫ ﺑﻛم ﻟﻼﺣﻘون‬،‫واﻟﻣﺳﺗﺄﺧرﯾن‬

“Ya Rasulullah, apa yang harus aku ucapkan


kepada mereka (penghuni kubur-ed)?”
Rasulullah menjawab, “Katakanlah :
Assalamu’alaykum wahai penghuni kubur dari
kalangan kaum mukminin dan muslimin.
Semoga Allah merahmati orang-orang yang
mendahului kami dan orang-orang yang dating
kemudian. Dan insya Allah kami akan
menyusul kalian”[10]

Syaikh Al Albani rahimahullah berkata setelah


membawakan hadits ini : “Al Hafizh di dalam At
Talkhis (5/248) berdalil dengan hadits ini akan
bolehnya berziarah kubur bagi wanita”[11]

Dengan berbagai argumen di atas jelaslah


bahwa wanita juga diperbolehkan berziarah
kubur asalkan tidak sering-sering. Inilah
pendapat sejumlah ulama semisal Al Hafizh
Ibnu Hajar Al ‘Asqalani, Al ‘Aini, Al Qurthubi,
Asy Syaukani, Ash Shan’ani, dan lainnya
rahimahumullah.[12]
Hikmah ziarah kubur

Ziarah kubur adalah amalan yang sangat


bermanfaat baik bagi yang berziarah maupun
yang diziarahi. Bagi orang yang berziarah,
maka ziarah kubur dapat mengingatkan
kepada kematian, melembutkan hati, membuat
air mata menetes, mengambil pelajaran, dan
membuat zuhud terhadap dunia. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

،‫ َﻓﺈِ ﱠﻧ ُﮫ ُﯾ ِر ﱡق ا ْﻟ َﻘ ْﻠ َب‬،‫ور أَ َﻻ َﻓ ُزو ُروھَﺎ‬


ِ ‫ﺎر ِة ا ْﻟﻘُ ُﺑ‬
َ ‫ت َﻧ َﮭ ْﯾ ُﺗ ُﻛ ْم َﻋنْ ِز َﯾ‬
ُ ‫ُﻛ ْﻧ‬
‫ َو َﻻ َﺗﻘُوﻟُوا ھ ُْﺟ ًرا‬،‫ َو ُﺗ َذ ﱢﻛ ُر ْاﻵﺧ َِر َة‬، َ‫َو ُﺗدْ ِﻣ ُﻊ ا ْﻟ َﻌ ْﯾن‬

“Dahulu aku melarang kalian untuk berziarah


kubur, sekarang berziarahlah karena ziarah
dapat melembutkan hati, membuat air mata
menetes, dan mengingatkan akhirat. Dan
janganlah kalian mengucapkan al hujr[13]”[14]

Dalam hadits tersebut, Rasulullah shallallahu


‘alaihi wa sallam menjelaskan hikmah dibalik
ziarah kubur. Ketika seseorang melihat kubur
tepat di depan matanya, di tengah suasana
yang sepi, ia akan merenung dan menyadari
bahwa suatu saat ia akan bernasib sama
dengan penghuni kubur yang ada di
hadapannya. Terbujur kaku tak berdaya. Ia
menyadari bahwa ia tidaklah hidup selamanya.
Ia menyadari batas waktu untuk
mempersiapkan bekal menuju perjalanan yang
sangat panjang yang tiada akhirnya adalah
hanya sampai ajalnya tiba saja. Maka ia akan
mengetahui hakikat kehidupan di dunia ini
dengan sesungguhnya dan ia akan ingat
akhirat, bagaimana nasibnya nanti di sana?
Apakah surga? Atau malah neraka? Nas-
alullahas salaamah wal ‘aafiyah.

Selain itu, ziarah kubur juga bermanfaat bagi


mayit yang diziarahi karena orang yang
berziarah diperintahkan untuk mengucapkan
salam kepada mayit, mendo’akannya, dan
memohonkan ampun untuknya. Tetapi, ini
khusus untuk orang yang meninggal di atas
Islam. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha,

‫ ﻓﺳﺄﻟﺗﮫ ﻋﺎﺋﺷﺔ ﻋن‬،‫ ﻓﯾدﻋو ﻟﮭم‬،‫أن اﻟﻧﺑﻲ ﻛﺎن ﯾﺧرج إﻟﻰ اﻟﺑﻘﯾﻊ‬
‫ إﻧﻲ أﻣرت أن أدﻋو ﻟﮭم‬:‫ذﻟك؟ ﻓﻘﺎل‬

“Nabi pernah keluar ke Baqi’, lalu beliau


mendo’akan mereka. Maka ‘Aisyah
menanyakan hal tersebut kepada beliau. Lalu
beliau menjawab : “Sesungguhnya aku
diperintahkan untuk mendo’akan mereka””[15]

Adapun jika mayit adalah musyrik atau kafir,


maka tidak boleh mendo’akan dan memintakan
ampunan untuknya berdasarkan sabda beliau,

‫ اﺳﺗﺄذﻧت رﺑﻲ‬:‫ ﻓﻘﺎل‬،‫ وأﺑﻛﻰ ﻣن ﺣوﻟﮫ‬,‫ ﻓﺑﻛﻰ‬.‫زار اﻟﻧﺑﻲ ﻗﺑر أﻣﮫ‬


‫ واﺳﺗﺄذﻧﺗﮫ ﻓﻲ أن أزور ﻗﺑرھﺎ‬،‫ ﻓﻠم ﯾؤذن ﻟﻲ‬،‫ﻓﻲ أن أﺳﺗﻐﻔر ﻟﮭﺎ‬
‫ ﻓزوروا اﻟﻘﺑور ﻓﺈﻧﮭﺎ ﺗذﻛر اﻟﻣوت‬،‫ﻓﺄذن ﻟﻲ‬
“Nabi pernah menziarahi makam ibu beliau.
Lalu beliau menangis. Tangisan beliau tersebut
membuat menangis orang-orang disekitarnya.
Lalu beliau bersabda : “Aku meminta izin
kepada Rabb-ku untuk memintakan ampunan
untuk ibuku. Tapi Dia tidak mengizinkannya.
Dan aku meminta izin untuk menziarahi makam
ibuku, maka Dia mengizinkannya. Maka
berziarahlah kalian karena ziarah tersebut
dapat mengingatkan kalian kepada
kematian”[16]

Maka ingatlah hal ini, tujuan utama berziarah


adalah untuk mengingat kematian dan akhirat,
bukan untuk sekedar plesir, apalagi meminta-
minta kepada mayit yang sudah tidak berdaya
lagi.

Adab Islami ziarah kubur

Agar berbuah pahala, maka ziarah kubur harus


sesuai dengan tuntunan syari’at yang mulia ini.
Berikut ini adab-adab Islami ziarah kubur :

Pertama: Hendaknya mengingat tujuan utama


berziarah

Ingatlah selalu hikmah disyari’atkannya ziarah


kubur, yakni untuk mengambil pelajaran dan
mengingat kematian.
Imam Ash Shan’ani rahimahullah berkata :
“Semua hadits di atas menunjukkan akan
disyari’atkannya ziarah kubur dan menjelaskan
hikmah dari ziarah kubur, yakni untuk
mengambil pelajaran seperti di dalam hadits
Ibnu Mas’ud (yang artinya) : “Karena di dalam
ziarah terdapat pelajaran dan peringatan
terhadap akhirat dan membuat zuhud terhadap
dunia”. Jika tujuan ini tidak tercapai, maka
ziarah tersebut bukanlah ziarah yang
diinginkan secara syari’at”[17]

Kedua: Tidak boleh melakukan safar untuk


berziarah

Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu


‘alaihi wa sallam,

‫ َو َﻣ ْﺳ ِﺟ ِد‬،‫اﻟﺣ َر ِام‬
َ ‫ اﻟ َﻣ ْﺳ ِﺟ ِد‬: َ‫ﺳﺎ ِﺟد‬ َ ‫اﻟر َﺣﺎل ُ إِ ﱠﻻ إِ َﻟﻰ َﺛﻼَ َﺛ ِﺔ َﻣ‬ َ ‫ﻻَ ُﺗ‬
‫ﺷ ﱡد ﱢ‬
‫ﺻﻰ‬َ ‫ َو َﻣ ْﺳ ِﺟ ِد اﻷَ ْﻗ‬،‫ﺳ ﱠﻠ َم‬
َ ‫ﺻ ﱠﻠﻰ اﻟﻠ ُﮫ َﻋ َﻠ ْﯾ ِﮫ َو‬
َ ‫ول‬ ِ ‫ﺳ‬ ُ ‫اﻟر‬
‫ﱠ‬

“Janganlah melakukan perjalanan jauh (dalam


rangka ibadah, ed) kecuali ke tiga masjid :
Masjidil Haram, Masjid Rasul shallallahu ‘alaihi
wa sallam (Masjid Nabawi), dan Masjidil
Aqsha”[18]

Ketiga: Mengucapkan salam ketika masuk


kompleks pekuburan

“Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu, dahulu


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengajarkan mereka (para shahabat) jika
mereka keluar menuju pekuburan agar
mengucapkan :

‫ﺎر ﻣ َِن ْاﻟﻣ ُْؤ ِﻣ ِﻧﯾ َْن َو ْاﻟﻣُﺳْ ﻠِ ِﻣﯾ َْن َوإِ ﱠﻧﺎ إِنْ َﺷﺎ َء اﻟﻠ ُﮫ‬ َ
ِ ‫اَﻟ ﱠﺳﻼَ ُم َﻋ َﻠ ْﯾ ُﻛ ْم أھْ َل اﻟ ﱢد َﯾ‬
‫َﻟﻼَ ِﺣﻘُ ْو َن َﻧﺳْ ﺄ َ ُل اﻟﻠ َﮫ َﻟ َﻧﺎ َو َﻟ ُﻛ ُم ْاﻟ َﻌﺎ ِﻓ َﯾ َﺔ‬

“Salam keselamatan atas penghuni rumah-


rumah (kuburan) dan kaum mu’minin dan
muslimin, mudah-mudahan Allah merahmati
orang-orang yang terdahulu dari kita dan
orang-orang yang belakangan, dan kami Insya
Allah akan menyusul kalian, kami memohon
kepada Allah keselamatan bagi kami dan bagi
kalian”[19]

Keempat: Tidak memakai sandal ketika


memasuki pekuburan

Dari shahabat Basyir bin Khashashiyah


radhiyallahu ‘anhu : “Ketika Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang berjalan,
tiba-tiba beliau melihat seseorang sedang
berjalan diantara kuburan dengan memakai
sandal. Lalu Rasulullah bersabda,

َ ‫ْك« َﻓ َﻧ َظ َر اﻟرﱠ ُﺟ ُل َﻓ َﻠﻣﱠﺎ َﻋ َر‬


‫ف‬ َ ‫ َوﯾ َْﺣ َك أَ ْﻟ ِق ﺳِ ْﺑ ِﺗ ﱠﯾ َﺗﯾ‬،‫ْن‬
ِ ‫ِب اﻟ ﱢﺳ ْﺑ ِﺗ ﱠﯾ َﺗﯾ‬
َ ‫ﺻﺎﺣ‬
َ ‫َﯾﺎ‬
‫ﺻﻠﱠﻰ اﻟﻠ ُﮫ َﻋ َﻠ ْﯾ ِﮫ َو َﺳﻠﱠ َم َﺧ َﻠ َﻌ ُﮭ َﻣﺎ َﻓ َر َﻣﻰ ِﺑ ِﮭ َﻣﺎ‬ َ ‫َرﺳُو َل اﻟﻠﱠ ِﮫ‬

“Wahai pemakai sandal, celakalah engkau!


Lepaskan sandalmu!” Lalu orang tersebut
melihat (orang yang meneriakinya). Tatkala ia
mengenali (kalau orang itu adalah) Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia melepas kedua
sandalnya dan melemparnya”[20]

Kelima: Tidak duduk di atas kuburan dan


menginjaknya

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau


berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

َ ‫َﻷَنْ َﯾﺟْ ﻠ‬
َ ُ‫ َﻓ َﺗ ْﺧﻠ‬،ُ‫ِس أَ َﺣ ُد ُﻛ ْم َﻋ َﻠﻰ َﺟﻣْ َر ٍة َﻓ ُﺗﺣْ ِر َق ِﺛ َﯾﺎ َﺑﮫ‬
‫ َﺧ ْﯾ ٌر‬،ِ‫ص إِ َﻟﻰ ِﺟ ْﻠ ِده‬
‫ِس َﻋ َﻠﻰ َﻗﺑ ٍْر‬ َ ‫َﻟ ُﮫ ِﻣنْ أَنْ َﯾﺟْ ﻠ‬

“Sungguh jika salah seorang dari kalian duduk


di atas bara api sehingga membakar bajunya
dan menembus kulitnya, itu lebih baik daripada
duduk di atas kubur”[21]

Keenam: Mendo’akan mayit jika dia seorang


muslim

Telah lewat haditsnya di footnote no. 14.


Adapun jika mayit adalah orang kafir, maka
tidak boleh mendo’akannya.

Ketujuh: Boleh mengangkat tangan ketika


mendo’akan mayit tetapi tidak boleh
menghadap kuburnya ketika mendo’akannya
(yang dituntunkan adalah menghadap kiblat)

Hal ini berdasarkan hadits ‘Aisyah radhiyallahu


‘anha ketika beliau mengutus Barirah untuk
membuntuti Nabi yang pergi ke Baqi’ Al
Gharqad. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam berhenti di dekat Baqi’, lalu mengangkat
tangan beliau untuk mendo’akan mereka.[22]
Dan ketika berdo’a, hendaknya tidak
menghadap kubur karena Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam melarang shalat menghadap
kuburan. Sedangkan do’a adalah intisari
sholat.

Kedelapan: Tidak mengucapkan al hujr

Telah lewat keterangan dari Imam An Nawawi


rahimahullah bahwa al hujr adalah ucapan
yang bathil. Syaikh Al Albani rahimahullah
mengatakan : “Tidaklah samar lagi bahwa apa
yang orang-orang awam lakukan ketika
berziarah semisal berdo’a pada mayit,
beristighotsah kepadanya, dan meminta
sesuatu kepada Allah dengan perantaranya,
adalah termasuk al hujr yang paling berat dan
ucapan bathil yang paling besar. Maka wajib
bagi para ulama untuk menjelaskan kepada
mereka tentang hukum Allah dalam hal itu.
Dan memahamkan mereka tentang ziarah
yang disyari’atkan dan tujuan syar’i dari ziarah
tersebut”[23]

Kesembilan: Diperbolehkan menangis tetapi


tidak boleh meratapi mayit

Menangis yang wajar diperbolehkan


sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menangis ketika menziarahi kubur ibu beliau
sehingga membuat orang-orang disekitar
beliau ikut menangis. Tetapi jika sampai tingkat
meratapi mayit, menangis dengan histeris,
menampar pipi, merobek kerah, maka hal ini
diharamkan.

Rambu-rambu untuk para


peziarah

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan


berkaitan dengan ziarah kubur ini agar ziarah
kubur yang dilakukan menjadi amalan shalih,
bukan menyebabkan murka Allah Subhanahu
wa Ta’ala :

Hikmah disyari’atkannya ziarah kubur


adalah untuk mengambil pelajaran dan
mengingat akhirat, bukan untuk tabarruk
kepada mayit meskipun dia dahulu orang
sholeh. Syaikh Shalih Al Fauzan
hafizhahullah mengatakan : “(Hendaknya)
tujuan ziarahnya adalah untuk mengambil
pelajaran, nasihat, dan mendo’akan mayit.
Jika tujuannya adalah untuk tabarruk
dengan kubur, atau melakukan ritual
penyembelihan di sana, dan meminta
mayit untuk memenuhi kebutuhannya dan
mengeluarkannya dari kesulitan, maka ini
ziarah yang bid’ah lagi syirik”[24]
Tidak boleh mengkhususkan waktu-waktu
tertentu untuk berziarah karena hal itu
tidak ada dalilnya. Kapan saja ziarah itu
dibutuhkan, maka berziarahlah. Ingatlah,
sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Diantara hal yang tidak ada tuntunannya
juga adalah kebiasaan menabur bunga di
atas kuburan. Penta’liq Matan Abi Syuja’ –
kitab fikih madzhab syafi’i- berkata :
“Diantara bid’ah yang diharamkan adalah
menaburkan/meletakkan bunga-bunga di
atas jenazah atau kubur karena hanya
buang-buang harta”[25]

Selesailah pembahasan tentang ziarah kubur


ini. Semoga Allah ‘Azza wa Jalla agar
menjadikan amal ini sebagai amalan yang
memberatkan timbangan kebaikan di hari
perhitungan kelak dan memberikan manfaat
kepada kaum muslimin dengannya. Aamiin.
Wallahu Ta’ala a’lam. Walhamdu lillahi Rabbil
‘aalamin.

Penulis: Yananto

Artikel www.muslim.or.id

[1] HR. At Tirmidzi (no. 2307), Ibnu Majah (no.


4258), An Nasa’I (4/4), Ahmad (2/292,293).
Syaikh Salim Al Hilaly hafizhahullah
mengatakan: “hadits shahih li ghairihi”. Lihat
Bahjatun Nazhirin (1/581), Daar Ibnul Jauzy

[2] Dan hal yang sangat mengherankan bagi


penulis yakni adanya orang-orang yang
menuduh Salafiyyun Ahlus Sunnah wal
Jama’ah, atau yang mereka sebut sebagai
Wahhabi, yang senantiasa berpegang teguh
dengan sunnah Nabi, mengharamkan ziarah
kubur secara mutlak. Semoga Allah
memberikan mereka petunjuk kepada sunnah.

[3] HR. Muslim no. 977. Lihat Bahjatun


Nazhirin (1/583)

[4] Lihat Asy Syarhul Mumti (5/380)

[5] HR. Muslim no. 977

[6] Hadits ini hasan dengan beberapa


penguatnya. Diriwayatkan oleh Tirmidzi no.
1056 dan beliau berkomentar : hadits hasan
shahih, juga oleh Ibnu Majah no. 1576 dan Al
Baihaqi (4/78). Lihat Jaami’ Ahkaamin Nisaa
(1/580).

[7] Lihat Fathul Baari (3/149), Maktabah As


Salafiyyah (versi pdf)

[8] HR. Bukhari no. 1283

[9] HR. Al Hakim (1/376) dan Al Baihaqi (4/78).


Adz Dzahabi berkata : “Shahih”. Al Bushiri
berkata : “Sanadnya shahih dan perawinya
tsiqah”. Syaikh Al Albani berkata : “Hadits ini
(derajatnya) sebagaimana penilaian mereka
berdua”. Lihat Ahkaamul Janaa-iz hal. 230,
Maktabah Al Ma’arif

[10] HR. Muslim (3/14), Ahmad (6/221), An


Nasa’I (1/286), dan Abdurrazzaq (no. 6712)

[11] Lihat Ahkaamul Janaa-iz hal. 232,


Maktabah Al Ma’arif

[12] Lihat Bahjatun Nazhirin (1/583), Daar Ibnul


Jauzy

[13] Al Hujr adalah ucapan yang bathil. Lihat Al


Majmu’ (5/310), Maktabah Syamilah

[14] HR. Al Hakim (1/376), dinilai hasan oleh


Syaikh Al Albani dalam Ahkaamul Janaa-iz hal.
229

[15] HR. Ahmad (6/252). Syaikh Al Albani


berkata : “Shahih sesuai syarat Syaikhain
(yakni Bukhari dan Muslim-ed)”. Lihat
Ahkaamul Janaa-iz hal. 239

[16] HR. Muslim (3/65). Dalam hadits ini juga


terdapat dalil bolehnya menziarahi makam
orang kafir dengan tujuan hanya untuk
mengambil pelajaran saja, bukan untuk
mendo’akannya.

[17] Lihat Subulus Salaam (1/502), Maktabah


Syamilah
[18] Muttafaqun ‘alaihi dari shahabat Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu

[19] HR. Muslim no. 974

[20] HR. Abu Dawud (2/72), An Nasa’I (1/288),


Ibnu Majah (1/474), Ahmad (5/83), dan
selainnya. Al Hakim berkata : “Sanadnya
shahih”. Hal ini disetujui oleh Adz Dzahabi dan
juga Al Hafizh di Fathul Baari (3/160). Lihat
Ahkaamul Janaa-iz hal. 173, Maktabah Al
Ma’arif

[21] HR. Muslim (3/62)

[22]Syaikh Al Albani mengatakan :


“Diriwayatkan oleh Ahmad (6/92), dan hadits ini
terdapat di Al Muwaththo’ (1/239-240), dan An
Nasa’I dengan redaksi yang semisal tetapi
disana tidak disebutkan (kalau Nabi)
mengangkat tangan. Dan sanad hadits ini
hasan”. Lihat Ahkaamul Janaa-iz hal. 246,
Maktabah Al Ma’arif

[23] Lihat Ahkaamul Janaa-iz hal.227,


Maktabah Al Ma’arif

[24] Lihat Al Mulakhkhos Al Fiqhi hal. 248,


Daarul Atsar

[25] Ta’liq Matan Al Ghayah wat Taqrib fi Fiqhis


Syafi’I hal. 106, Daar Ibnu Hazm
Sahabat muslim, yuk berdakwah bersama kami.
InsyaAllah, setiap artikel yang dibaca, bisa
menjadi pahala untuk kita semua. Donasi
sekarang.

 TOPICS: ADAB, KUBUR, PEKUBURAN, PEMAKAMAN,


ZIARAH

   

PREVIOUS
Soal-210: Hukum Ikut Kuis di Majalah

NEXT

Soal-211: Hukum Sistem Poin Dalam SMS

ABOUT AUTHOR

Yananto Sulaimansyah
View all posts by Yananto Sulaimansyah »
ARTIKEL TERKAIT
 

 

Tanda Pengagungan kepada Pengaruh Nama


Allah bagi Insan Ber

44 COMMENTS

Dedy Juhaeni  20 Desember 2011

Afwan ustad, selain doa yg di ajarkan Nabi shallallahu


‘alaihi wa sallam kepd Aisyah, adakah doa2 lain yg di
ajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam? Ataukah
cukup membaca doa tsb di atas?

Jazakallah
/dedy

 BALAS

Muhammad Abduh Tuasikal  25 Desember 2011

@ Dedy, cukup doa di atas.

 BALAS

Muhammad Nashiruddin Hasan  20 Desember 2011


nice post akh iman…
semoga bisa istiqomah dalam menulis artikel
bermanfaat…

 BALAS

ummu aqila  20 Desember 2011

jazakalloh ilmunya…!!

 BALAS

dalyono  28 Januari 2012

sehubungan ziarah kubur dalam hadits kita disusruh


mengucapkan salam kepada penghuni kubur padahal
dalam al qur’an surat Faathir ayat 22 Allah berfirman
yang intinya oarang yang sudah meninggal tidak bisa
mendengar lantas kalau tidak bisa mendengar untuk
apa kita mengucapkan salam ? bagaimana
penjelasanya ? mohon penjelasan !

 BALAS

Yulian Purnama  29 Januari 2012

#dalyono
Ucapan salam kepada penghuni kubur adalah do’a
untuk mereka, bukan agar mereka membalas
salamnya. Adapun doa, tidak ada kelaziman bahwa
yang didoakan harus mendengar doanya.

 BALAS

yadi  11 Maret 2012

bagaimana menyikapi hadits yg ustadz kemukakan di


atas: “Janganlah melakukan perjalanan jauh (dalam
rangka ibadah, ed) kecuali ke tiga masjid : Masjidil
Haram, Masjid Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam
(Masjid Nabawi), dan Masjidil Aqsha”?
apakah jika melakukan perjalanan jauh (dalam rangka
ibadah) saja tidak boleh bagaimana jika melakukan
perjalanan jauh untuk berdagang atau untuk mencari
kerja, menengok saudaranya yg jau yg sedang sakit?

 BALAS

Muhammad Abduh Tuasikal  21 Maret 2012

@ Yadi
Yg saudara tanyakan adl bukan dalam rangka ibadah
dan bukan yang dimaksudkan adalah tempat yg
dituju. Sehingga bersafar untuk berdagang, bekerja
dan menengok saudara yg sakit tdklah terlarang.
Safar yg dimaksudkan adalah hadits tsb adl safar
dalam rangka ibadah dan yang dimaksudkan adalah
tempatnya. Seperti safar menuju kuburan wali untuk
ngalap berkah, ini jelas terlarang berdasarkan hadits
tersebut.
Wallahu a’lam.

 BALAS

ruby yono  28 Mei 2012

saya sih setuju setuju saja kalo bisa ditingkat kan


supaya kami dapat melihat dengan senang

 BALAS

ahmad junaidi  13 Juli 2012

assalamu’alaikum.saya pernah berziarah kemakam


para wali bersama rombongan,teman2 dan ustad serta
kyai saya.dan perjalananya cukup jauh,apakah itu
termasuk yang dilarang?
 BALAS

Yulian Purnama  13 Juli 2012

#ahmad junaidi
Wa’alaikumussalam, ya, itu terlarang.

 BALAS

Agus  25 Desember 2012

Apakah diperbolehkan berdoa dengan doa orang tua


tadz (berulang2 atau sekali saja)? kalo gak hapal
doanya apakah boleh dengan bahasa indonesia ?
Jazakumullah khoiron katsiro.

 BALAS

Muhammad Abduh Tuasikal  27 Desember 2012

# Agus:
Boleh, asal menghadap kiblat.

 BALAS

Angg  29 Mei 2020

Assalaamu’alaikum.
Bolehkah ziarah k kuburan kakek/nenek dan berdoa
dengan doa yang diucapkan ketika sholat jenazah?

 BALAS

Yulian Purnama, S.Kom.  9 Juni 2020

Wa’alaikumussalam, boleh

 BALAS

ahmad junaidi  10 Januari 2013


mohon penjelasanya.bolehkah meng”keramik” kuburan?
apa hukumnya? dan bagaimana yg disyari’atkan?
apakah digundikkan? atau lebih bagus rata?..syukron.

 BALAS

Yulian Purnama, S.Kom.  11 Juli 2013

#ahmad junaidi
Hukumnya tidak boleh. Cukup ditinggikan sedikit
tanahnya, dan diberi tanda dengan batu atau lainnya
yang bisa untuk menandai.

 BALAS

nita  6 Maret 2013

apakah sebenarnya wanita haram untuk ziarah kubur?

 BALAS

Yulian Purnama  6 Maret 2013

#nita
Ulama khilaf, sebagian melarang, sebagian
memakruhkan dan yang lain membolehkan selama
aman dari fitnah. Yang rajih insya Allah, hukumnya
boleh selama aman dari fitnah.

 BALAS

Juni  12 Maret 2013

maaf saya muslim yg masih belajar


saya pernah menabur bunga di atas kubur ato jenazah
mungkin penjelasan yg di atas kurang buat saya
Jazakumullah khoiron katsiro

 BALAS
nisa  7 April 2013

saya belum paham maksud “safar untuk berziarah”

apabila makam orang tua kita terletak di tempat yang


sangat jauh dari tempat tinggal kita, sehingga apabila
ingin berziarah ke makam orang tua harus melakukan
perjalanan yang jauh, apakah itu termasuk “safar untuk
berziarah”?

 BALAS

Yulian Purnama, S.Kom.  22 Juli 2013

#nisa
Niatkan untuk membersihkan makam orang tua
suoaya masih bisa dikenali

 BALAS

nisa  8 April 2013

assalamu’alaikum
saya masih belum paham dengan “safar untuk
berziarah”.
apabila kita hendak berziarah ke makam orangtua yang
letaknya jauh sehingga harus melakukan perjalanan
yang jauh, apakah itu juga termasuk “safar untuk
berziarah”?
terima kasih.

 BALAS

Yulian Purnama  12 April 2013

#nisa
wa’alaikumussalam, yang dimaksud adalah safar
untuk ziarah kubur karena berkeyakinan adanya
keutamaan di kubur tersebut. Adapun safar ziarah
kubur kepada kubur orang tua, niatkanlah untuk
ziarah kubur sekaligus merawat kuburan orang tua.
Karena misalnya jika tidak dirawat bisa tertutup
rumput, tidak kentara, sehingga terinjak-injak atau
diduduki.

 BALAS

khaliva  19 Juli 2013

Boleh mengangkat tangan ketika mendo’akan mayit


tetapi tidak boleh menghadap kuburnya ketika
mendo’akannya (yang dituntunkan adalah menghadap
kiblat)
afwan ane mau tanya.. terus berdoanya membelakangi
kiblat?
jaakumulloh bi khoir

 BALAS

Yulian Purnama, S.Kom.  19 Juli 2013

#khaliva
Kata-kata yang ada di dalam kurung itu
penjelasannya, yang dituntunkan adalah berdoa
menghadap kiblat bukan menghadap ke kuburan.

 BALAS

Abdullah  17 November 2013

afwan ya ustadz, mau tanya, apakah si penghuni kubur


akan mendapatkan pahala ketika kita mendo’akan atau
menyalaminya? Kemudian ya ustadz, ana kurang faham
tentang hukum mengenakan sandal di area kubur,
masalahnya di daerah ana itu ada jalan penting yang
memotong area pemakaman, nah apa kita harus lepas
alas kaki ustadz? syukron atas jawabannya.
 BALAS

Agus R  5 Juni 2019

Mohon penjelasan tentang ziarah kubur di


pemakaman yg bercampur antara muslim dan non
muslim. Apakah adab ziarah kubur berlaku? Dan
bolehkan mendo’akan kerabat (muslim) yg
dimakamkan di tempat tersebut? Syukron wa
barokallahu fiik.

 BALAS

Yulian Purnama  6 Juni 2019

Boleh ziarah kubur di sana dan boleh mendoakan


yang muslim

 BALAS

irfan  9 Desember 2013

Mohon penjelasan tambahan mengenai tidak memakai


sandal di pekuburan.. Apakah ketika sampai gerbang
pekuburan (umum) kita harus buka sandal? Bagaimana
jika yg berziarah menggunakan kendaraan pribadi
sementara parkiran ada di dalam areal pekuburan,
kapan harus menanggalkan sandalnya?
Selain itu, perintah ini sangat unfamiliar di zama skrg.
Bagaimana afwan menyikapi hal ini? Terima kasih
sebelumnya.

 BALAS

Rickie  3 Januari 2014

Afwan ustadz,
Ucapan salam ketika masuk kuburan,apa kah
diperboleh kan dng ucapan sepenggal, seperti
“Assalamu’alaikum” , “Assalamu’alaikum ahladdiyar” ,
Assalamu’alaikum ahladdiyari minal mu’miniin wal
muslimiin”

Mohon penjelasanya ustadz,,


Jazakullah khoir.

 BALAS

Yulian Purnama  5 Januari 2014

Yang terbaik adalah sesuai dengan lafadz yang


diajarkan Nabi, namun jika tidak hafal boleh
Assalamu’alaikum saja

 BALAS

Alizar Yusza  31 Desember 2015

terimkasih , sekarang saya menjadi tahu bahwa yang


saya lakukan sebelum belumnya adalah salam.
semoga Alloh memberi kebaikan kepada anda. aamiin

 BALAS

Hendi  6 Mei 2019

Maaf ada koreksi itu doa dlm bhs arabnya kurang


kumplit.

 BALAS

Amar  18 Januari 2021

Bismillah izin save haditsnya…


Di bikin poster dan insya Allah di amalkan

 BALAS
LEAVE A REPLY

Your comment...

Name (required)

Email (required)

Website

SUBMIT COMMENT

Search... 
7 ARTIKEL TERBARU

Wajibkah Fidyah bagi Wanita Hamil atau Menyusui jika


Tidak Puasa Ramadhan? (Bag. 2)

Ketika Anggota Badan Kita Memberikan Persaksian


(Tafsir Surat Yasin Ayat 65)

Wajibkah Fidyah bagi Wanita Hamil atau Menyusui jika


Tidak Puasa Ramadhan? (Bag. 1)

Salah Kaprah Pelaku Terorisme Berkedok Jihad (Bag.


1)

Doa Sepanjang Ramadhan

Hukum Menggunakan Pasta Gigi, Obat Tetes Telinga


dan Tetes Mata saat Puasa

Tanda Pengagungan kepada Allah


CARI TENTANG APA?

Pilih Kategori

PENTING DIKETAHUI!

Makna Tauhid

Memahami Makna Syirik

Mari Mengenal Manhaj Salaf

Meneladani Sahabat Nabi, Jalan Kebenaran

Tidak Semua Pendapat Dalam Khilafiyah Ditoleransi

Penyimpangan Terhadap Al Asma Al Husna

Bid’ah dan Bahayanya

Menjelaskan Bid’ah Bukan Berarti Memvonis Neraka

Ada Apa dengan Wahabi?


Bolehkah Wanita Memakai Parfum?

Beberapa Karakter Terbaik dan Terburuk Seorang


Wanita

Para Wanita Perindu Surga

Jika Suci dari Haid di Waktu Ashar, Apakah juga


Harus Shalat Dzuhur?

MUSLIM.OR.ID
Profil
Donasi
Iklan
E-book
Hitung Waris
Muslimah.or.id

YPIA.OR.ID

Profil YPIA
Sejarah YPIA
Struktur YPIA
Radio Muslim
Donasi Dakwah

ALAMAT KAMI

Pogung Rejo No. 412, RT 14/RW 51, kelurahan


Sinduadi, kecamatan Mlati, kabupaten Sleman, kode
pos: 55284
Kontak: +62 857-4952-5735
E-mail: muslim.or.id[at]gmail.com

Facebook | Twitter | IG | Telegram | Youtube

Copyright 2021 Muslim.or.id. All Rights Reserved.

Anda mungkin juga menyukai