Mengunjungi makam
lalu melantunkan dzikir dan doa-doa menjadi sarana (wasilah) seorang hamba untuk
menghormati para pendahulu, mendoakan mereka, atau merenungi hidup yang kelak pasti
akan berakhir.
Usai membaca salam ini, Rasulullah lalu menyambungnya dengan berdoa “Ya Allah, ampunilah
orang-orang yang disemayamkan di Baqi’.” Doa ini bisa kita ganti dengan memohonkan ampun
kepada para ahli kubur tempat peziarah berkunjung.
Istiri Baginda Nabi, Siti A’isyah pernah bertanya tentang apa yang seharusnya dibaca kala ia
pergi ke kuburan. Rasulullah mengajarkan bacaan dengan redaksi lain, namun dengan
substansi yang tetap mirip, yakni mengucapkan salam, mendoakan kebaikan bagi ahli kubur,
dan menyadari bahwa peziarah pun suatu saat akan berbaring di dalam tanah. Berikut jawaban
Rasulullah:
Jawaban Nabi atas pertanyaan Siti A’isyah yang terekam dalam Shahih Muslim itu sekaligus
memberi isyarat bahwa ziarah juga bisa dilakukan oleh kaum perempuan. Hanya saja, para
peziarah dilarang menangis di atas kuburan. Imam Nawawi dalam Al-Adzkâr mengatakan, para
peziarah disunnahkan memperbanyak baca Al-Qur'an, dzikir, dan doa untuk penghuni kubur
yang diziarahi serta seluruh umat Islam yang telah meninggal dunia. Ziarah dianjurkan
dilaksanakan sesering mungkin dan diutamakan ke kuburan orang-orang saleh. (Mahbib)
Sumber : https://rumaysho.com/14599-doa-ziarah-kubur-dan-faedahnya.html