Anda di halaman 1dari 9

USMAN BIN AFFAN

Para sahabat adalah generasi yang terdidik dengan Alquran. Allah turunkan kitab-Nya yang
mulia di masa mereka. Dan Rasul-Nya ‫ ﷺ‬mendidik generasi mulia ini secara
langsung. Menjelaskannya dalam perkataan dan perbuatan.

Di antara sahabat Nabi ‫ ﷺ‬yang terdidik dengan bimbingan Alquran itu adalah Dzu
Nurain, Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu. Kedua telinga Utsman mendengar langsung ayat
Alquran yang dilantunkan oleh sayyidul anbiya wal mursalin. Ayat-ayat tersebut meninggalkan
kesan yang begitu dalam di hatinya. Terpraktikkan pada kepribadiannya. Menyucikan hatinya
dan menahbiskan jiwanya. Kemudian mempengaruhi ruhnya. Jadilah ia manusia baru –karena
memeluk Islam- dengan jiwa yang mulia. Tujuan hidup yang agung. Dan perangai yang
istimewa.

Menjadikan Alquran Sebagai Sahabat

Dari Abi Abdurrahman as-Sulami, ia berkata, “Para pembaca Alquran –semisal Utsman bin
Affan, Abdullah bin Mas’ud, dll- bercerita kepada kami bahwa mereka belajar dari Rasulullah
10 ‫ ﷺ‬ayat. Mereka tidak menambahnya sampai memahami makna kandungannya
dan mengamalkannya. Mereka berkata, ‘Kami mempelajari Alquran; memahaminya, sekaligus
mempraktikkannya’. Oleh karena itu, para sahabat butuh beberapa waktu untuk menghafalkan
satu surat. Semua itu karena Allah Ta’ala berfirman,

‫ب‬ ْ ‫ك لِّ َي َّد َّبرُوا آ َيا ِت ِه َولِ َي َت َذ َّك َر أُولُو‬


ِ ‫األل َبا‬ ٌ ‫ار‬ َ ‫ِك َتابٌ أَ ْن َز ْل َناهُ إِلَي‬
َ ‫ْك ُم َب‬

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka
memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai
pikiran.” (QS. Shaad: 29).”

Dari Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

َ ْ‫َخ ْي ُر ُك ْم َمنْ َت َعلَّ َم ْالقُر‬


‫آن َو َعلَّ َم ُه‬

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Alquran dan mengamalkannya.” (HR.
Bukhari).

Di antara murid-murid Utsman bin Affan yang paling terkenal adalah Abu Abdurrahman as-
Sulami, al-Mughirah bin Abi Syihab, Abu al-Aswad, dan Wazir bin Hubaisy (Tarikh al-Islami oleh
Imam adz-Dzahabi, 1: 467).

Quote Utsman Tentang Alquran

Sejarah telah mencatat kalimat-kalimat penuh hikmah dari Utsman bertutur tentang Alquran. Ia
berkata,
“Jika hati kita suci, maka ia tidak akan pernah puas dari kalam Rabb nya.” (Majmu’ Fatawa Ibnu
Taimiyah, bab al-Adab wa at-Tasawwuf).

Beliau juga mengatakan, “Sungguh aku membenci, satu hari berlalu tanpa melihat (membaca)
Alquran.” (al-Bidayah wa an-Nihayah oleh Ibnu Katsir, 10: 388).

Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu mengatakan, “Bagian dunia yang kucintai ada tiga: (1)
mengenyangkan orang yang lapar, (2) memberi pakaian mereka yang tak punya, dan (3)
membaca Alquran”. (Irsyadul Ibad li Isti’dadi li Yaumil Mi’ad, Hal: 88).

Dalam kesempatan lainnya, Utsman berkata, “Ada empat hal ketika nampak merupakan
keutamaan. Jika tersembunyi menjadi kewajiban. (1) Berkumpul bersama orang-orang shaleh
adalah keutamaan dan mencontoh mereka adalah kewajiban. (2) Membaca Alquran adalah
keutamaan dan mengamalkannya adalah kewajiban. (3) Menziarahi kubur adalah keutamaan
dan beramal sebagai persiapan untuk mati adalah kewajiban. (4) Dan membesuk orang yang
sakit adalah keutamaan dan mengambil wasiat darinya adalah kewajiban”. (Irsyadul Ibad li
Isti’dadi li Yaumil Mi’ad, Hal: 90).

Utsman juga berkata, “Ada 10 hal yang disia-siakan: Orang yang berilmu tapi tidak ditanyai.
Ilmu yang tidak diamalkan. Pendapat yang benar namun tidak diterima. Senjata yang tidak
digunakan. Masjid yang tidak ditegakkan shalat di dalamnya. Mush-haf Alquran yang tidak
dibaca. Harta yang tidak diinfakkan. Kendaraan yang tidak dipakai. Ilmu tentang kezuhudan
bagi pencinta dunia. Dan usia panjang yang tidak menambah bekal untuk safarnya (ke akhirat).”
(Irsyadul Ibad li Isti’dadi li Yaumil Mi’ad, Hal: 91).

Tidak jarang, Allah al-Hakim mewafatkan seseorang sedang melakukan kebiasaannya ketika
hidup. Demikian pula yang terjadi pada Utsman. Ia amat dekat dan selalu bersama Alquran.
Hingga ia wafat pun sedang membaca Alquran.

Dialah Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu. Salah seorang khalifah rasyid yang diikuti
sunnahnya. Persahabatanya begitu dengan Nabi yang mulia, Muhammad ‫ﷺ‬. Ia
adalah di antara sahabatnya yang paling istimewa. Dan ia pula laki-laki yang menikahi dua putri
Rasulullah ‫ﷺ‬. Cukuplah sebuah riwayat dari Sufyan bin Uyainah berikut ini untuk
mengetahui kedudukan Utsman di sisi Rasulullah ‫ﷺ‬.

Dari Sufyan bin Uyainah, dari Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya, ia berkata, “Rasulullah
‫ ﷺ‬apabila duduk, maka Abu Bakar duduk di sebelah kanannya, Umar di sebelah
kirinya, dan Utsman di hadapannya. Ia menulis rahasia Rasulullah ‫ﷺ‬.” (Tarikh
Dimasy oleh Ibnu Asakir, 26: 344).

Oleh Nurfitri Hadi (@nfhadi07)


Artikel www.KisahMuslim.com

Read more http://kisahmuslim.com/4992-utsman-bin-affan-bersahabat-dengan-alquran.html

UBAY BIN KA’AB, YANG PALING FASIH BACAAN ALQURANNYA (1/2)


 ADMIN · JULY 4, 2017
19  23.3K  66

Ubay bin Ka’ab al-Anshari salah seorang sahabat mulia. Seorang sahabat Anshar yang disebut
qari’nya (pembaca Alqurannya) Rasulullah. Ia datang ke Mekah. Bertemu Rasulullah dan
menawarkan Kota Madinah, negeri yang aman untuk hijrah beliau. Berikut ini tulisan pertama
dari dua tulisan tentang sahabat yang mulia, Ubay bin Ka’ab radhiallahu ‘anhu.

Mengenal Qari Rasulullah

Dia adalah Ubay bin Ka’ab bin Qays al-Khazraji al-Anshari. Ia memiliki dua kun-yah. Rasulullah
memberinya kun-yah Abu al-Mundzir. Sedangkan Umar bin al-Khattab menyebutnya Abu aht-
Thufail. Karena ia memiliki seorang putra yang bernama ath-Thufail.

Ubay adalah seorang laki-laki yang rambut dan janggutnya berwarna putih. Namun ia tak
mengubah warna perak rambut kepalanya itu dengan inay. Atau pewarna lainnya.

Allah Ta’ala memilih Ubay termasuk salah seorang yang pertama-tama memeluk Islam. Ia
bersyahadat saat Baiat Aqobah kedua. Saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di
Madinah, ia dipersaudarakan dengan Said bin Zaid. Salah seorang dari sepuluh orang sahabat
utama, al-muabsyiruna bil jannah.

Dididik Sang Nabi

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah pendidik yang handal. Beliau memberi teladan
dengan lisan dan perbuatan. Apa yang beliau ajarkan menancap di hati. Menjadi guratan-
guratan yang muncul dalam perbuatan. Ubay pun merasakan murninya pendidikan nubuwah
itu.

‫ف ثم‬pp‫ وصلى أبيّ فخف‬،‫ فالتفت أبي ولم يجبه‬،‫ “يا أُبيّ ” وهو يصلي‬:‫ فقال رسول هللا‬،‫عن أبي هريرة أن رسول هللا خرج على أبي بن كعب‬

،‫ يا رسول هللا‬:‫ال‬pp‫ فق‬.”‫ “ما منعك يا أبي أن تجيبني إذ دعوتك؟‬:‫ فقال رسول هللا‬.‫ السالم عليك يا رسول هللا‬:‫ فقال‬،‫انصرف إلى رسول هللا‬

ِ ‫ “أفلم تجد فيما أوحي إليَّ {اسْ َت ِجيبُوا هَّلِل ِ َولِلرَّ س‬:‫ قال‬.‫إني كنت في الصالة‬
‫ وال أعود إن‬،‫ بلى‬:‫]؟” قال‬24 :‫ُول إِ َذا دَ َعا ُك ْم لِ َما يُحْ ِيي ُك ْم} [األنفال‬

.‫شاء هللا‬

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menemui Ubay bin
Ka’ab. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Wahai Ubay.” Saat itu Ubay
sedang shalat. Ia hanya menoleh, tapi tidak menjawab panggilan Nabi. Ubay melanjutkan
shalatnya. Dan menyegerakannya.

Setelah itu ia menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Assalamu’alaika ya


Rasulullah,” sapa Ubay. Rasulullah bersabda, “Hai Ubay, apa yang menghalangi untuk
menjawab panggilanku saat aku menanggilmu tadi?” “Wahai Rasulullah, tadi aku sedang
shalat,” jawab Ubay.
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menanggapi, “Tidakkah engkau mendapati sesuatu yang
diwahyukan kepadaku ‘Penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu
kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu’?” [Quran Al-Anfal: 24].

“Iya (aku telah mengetahuinya). Aku tidak akan mengulanginya lagi, insyaallah,” janji Ubay.
(Sunan at-Turmudzi, Kitab Fadhail Quran, Juz: 5: 2875).

Perhatikanlah, bagaimana para sahabat dalam menanggapi perintah Rasulullah. Mereka tidak
membantah. Tidak mengedepankan hasrat dan keinginan mereka. Ketika mengetahui bahwa
Rasulullah menafsirkan ayat tersebut demikian. Mereka pun berazam untuk mengamalkannya.
Tentu ini menjadi teladan bagi kita. Bagaimana adab ketika mendengar atau membaca hadits-
hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang perintah dan larangan.

Rasulullah melarang kita dari riba, mendekati zina, dll. Beliau memerintahkan wanita muslimah
untuk mengenakan hijab yang sempurna. Ingatlah pesan Allah yang disampaikan Rasulullah
dalam Surat Al-Anfal ayat 24 tersebut.

َ ‫ُول إِ َذا دَ َعا ُك ْم لِ َما يُحْ ِيي ُك ْم ۖ َواعْ لَمُوا أَنَّ هَّللا َ َيحُو ُل َبي َْن ْال َمرْ ِء َو َق ْل ِب ِه َوأَ َّن ُه إِلَ ْي ِه ُتحْ َشر‬
‫ُون‬ َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬
ِ ‫ِين آ َم ُنوا اسْ َت ِجيبُوا هَّلِل ِ َولِلرَّ س‬

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul
menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa
sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-
lah kamu akan dikumpulkan.” [Quran Al-Anfal: 24].

Dalam riwayat Imam Ahmad dengan sanad dari Abu Hurairah dari Ubay bin Ka’ab bahwasanya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫رج من‬pp‫و أن ال تخ‬pp‫ “فإني أرج‬:‫ قال‬.‫ بلى‬:‫“أال أعلمك سورة ما أنزل في التوراة وال في الزبور وال في اإلنجيل وال في القرآن مثلها؟” قلت‬

،‫ يا رسول هللا‬:‫ه فقلت‬pp‫ فذ ّكرت‬:‫ال‬pp‫ ق‬.‫اب‬pp‫رب الب‬pp‫ فأخذ بيدي فجعل يحدثني حتى بلغ ق‬،‫ ثم قام رسول هللا فقمت معه‬.”‫ذلك الباب حتى تعلمها‬

‫ذي‬pp‫رآن العظيم ال‬pp‫اني والق‬pp‫ وهي السبع المث‬،‫ “هي هي‬:‫ال‬pp‫ ق‬،‫اب‬pp‫ة الكت‬pp‫ تصلي؟” فقرأ بفاتح‬p‫ “فكيف تقرأ إذا قمت‬:‫ قال‬.‫السورة التي قلت لي‬

.”‫أوتي ُته‬

“Maukah kuajarkan kepadamu suatu surat yang tidak Dia turunkan yang semisalnya dalam
Taurat dan Injil. Juga tidak ada pada Alquran yang semisalnya?” Ubay menjawab, “Tentu.” “Aku
berharap sebelum engkau keluar dari pintu itu, engkau telah mempelajarinya,” kata Rasulullah.

Kemudian Rasulullah berdiri. Dan aku berdiri bersamanya. Beliau mengandeng tanganku
sambil mengajarkanku. Sampai beliau hampir sampai di pintu.

Aku berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, mana surat yang Anda janjikan untukku?”

Beliau berkata, “Apa yang engkau baca saat shalat?”


“Aku membaca surat Al-Fatihah,” jawabku.

“Itulah dia. Itulah dia (surat yang tidak terdapat dalam Injil dan Taurat. Bahkan dalam Alquran
yang menyamai kemuliaannya). Surat itu adalah tujuh yang berulang-ulang. Dan Alquran yang
agung yang diwahyukan padaku.”

Dalam riwayat yang lain, Ubay memperlambat langkahnya. Karena sangat ingin mendengar
surat yang dijanjikan Rasulullah untuknya. Demikianlah semangatnya Ubay bin Ka’ab dan
sahabat-sahabat lainnya memperoleh ilmu dari Rasulullah.

Kemuliaan Ubay bin Ka’ab

:‫ا َل‬pp‫ َق‬.”}ِ‫اب‬pp‫ ِل ْال ِك َت‬pْ‫ رُوا مِنْ أَه‬p‫ِين َك َف‬ َ p‫رأَ َعلَ ْي‬p
َ ‫ك {لَ ْم َي ُكنْ الَّذ‬ َ p‫ “إِنَّ هَّللا َ أَ َم‬: ٍّ‫ا َل ال َّن ِبيُّ ألُبَي‬pp‫ َق‬: ٍ‫ك‬ppِ‫ْن َمال‬
َ p‫رنِي أَنْ أَ ْق‬p ِ ‫اري بسنده َعنْ أَ َن‬pp‫روى البخ‬
ِ ‫سب‬

.‫ َف َب َكى‬،”‫ “ َن َع ْم‬:‫َو َسمَّانِي؟! َقا َل‬

Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Nabi berkata kepada
Ka’ab, “Sesungguhnya Allah memerintahkanku untuk membacakan kepadamu ‘Orang-orang
kafir yakni ahli Kitab… [Quran Al-Bayyinah: 1]”

“Dia (Allah) menyebut namaku, wahai Rasulullah,” tanya Ubay penuh haru. “Iya,” jawab Nabi.
Ubay pun menangis. (HR. al-Bukhari 4959)

‫بي؟‬pp‫د الن‬pp‫رآن على عه‬pp‫ع الق‬pp‫ من جم‬:‫ سألت أنس بن مالك‬:‫فكان ممن جمعوا القرآن على عهد رسول هللا؛ ففي البخاري بسنده عن قتادة قال‬

.‫ وأبو زيد رضي هللا عنهم جميعًا‬،‫ وزيد بن ثابت‬،‫ ومعاذ بن جبل‬،‫ أبي بن كعب‬:‫ أربعة كلهم من األنصار‬:‫قال‬

Ubay adalah orang yang mencatat dan menyusun Alquran di zaman Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Imam al-Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya dari Qatadah, ia berkata,
“Aku bertanya kepada Anas bin Malik, ‘Siapa yang mengumpulkan Alquran di masa Nabi?’
Anas menjawab, ‘Ada empat orang. Semuanya dari kalangan Anshar. Ubay bin Ka’ab, Muadz
bin Jabal, Zaid bin Tsabit, dan Abu Zaid -radhiallahu ‘anhum jami’an’.” (HR. al-Bukhari, 5003).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa ia adalah orang yang paling fasih
bacaan Alqurannya di umat ini. Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

‫ت‬
ٍ ‫اب‬p ُ ‫أَرْ َح ُم أ ُ َّمتِي ِبأ ُ َّمتِي أَبُو َب ْك ٍر َوأَ َش ُّد ُه ْم فِي أَمْ ِر هَّللا ِ ُع َم ُر َوأَصْ دَ قُ ُه ْم َح َيا ًء ع ُْث َمانُ َوأَعْ لَ ُم ُه ْم ِب ْال َحاَل ِل َو ْال َح َر ِام ُم َع ُاذ بْنُ َج َب ٍل َوأَ ْف َر‬
ِ p‫ض ُه ْم َز ْي ُد بْنُ َث‬

ْ َ ُ ‫أْل‬ َ َ ُ ُ َ
ِ َّ‫َوأ ْق َرؤُ ُه ْم أبَيٌّ َولِ ُك ِّل أ َّم ٍة أ ِمينٌ َوأمِينُ َه ِذ ِه ا َّم ِة أبُو ُع َبيْدَ َة بْنُ ال َجر‬
‫اح‬

“Umatku yang paling penyayang terhadap yang lain adalah Abu Bakar. Yang paling kokoh
dalam menjalankan perintah Allah adalah Umar. Yang paling jujur dan pemalu adalah Utsman.
Yang paling mengetahui halal dan haram adalah Mu’adz bin Jabal. Yang paling mengetahui
ilmu fara’idh (pembagian harta warisan) adalah Zaid bin Tsaabit. Yang paling bagus bacaan
Alqurannya adalah Ubay. Setiap umat mempunyai orang kepercayaan. Dan orang kepercayaan
umat ini adalah Abu Ubaidah bin Al-Jarrah.” (HR. at-Turmudzi 3791).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengakui luasnya ilmu Ubay bin Ka’ab. Dalam Shahih
Muslim terdapat sebuah hadits dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bertanya,

‫ك‬pp‫ أتدري أي آية من كتاب هللا مع‬،‫ “يا أبا المنذر‬:‫ قال‬.‫ هللا ورسوله أعلم‬:‫ قلت‬:‫ أتدري أي آية من كتاب هللا معك أعظم؟” قال‬،‫“يا أبا المنذر‬

.”‫ك ْالع ِْل ُم أَ َبا ْال ُم ْنذ ِِر‬


َ ‫“وهَّللا ِ لِ َي ْه ِن‬
َ :‫ فضرب في صدري وقال‬:‫ قال‬.”‫ “هَّللا ُ الَ إِلَ َه إِالَّ ه َُو ْال َحيُّ ْال َقيُّو ُم‬:‫ قلت‬:‫أعظم؟” قال‬

“Wahai Abu al-Mundzir, tahukah engkau satu ayat yang paling agung dalam Kitabullah yang
kau hafal?” Ubay menjawab, “Allah dan Rasul-Nyalah yang lebih mengetahui.” “Wahai Abu al-
Mundzir, tahukah engkau satu ayat yang paling agung dalam Kitabullah yang kau hafal?”
Rasulullah ingin Ubay menjawabnya. Aku menjawab, “Allaahu laa ilaaha illaa huwa al-Hayyu al-
Qayyum… (Allah Dialah yang tidak ada sesembahan selain Dia. Yang Maha Hidup dan terus-
menerus mengurusi makhluknya).” Kemudian Rasulullah menderapkan tangannya di dadaku
dan mengatakan, “Demi Allah, semoga dadamu dipenuhi dengan ilmu, wahai Abu Mundzir.”
(HR. Muslim 810).

Banyak tokoh-tokoh sahabat yang belajar Alquran dari Ubay. Di antara mereka: Ibnu Abbas,
Abu Hurairah, Abdullah bin Saib, Abdullah bin Ayyasy bin Abi Rabi’ah, Abu Abdurrahman as-
Sulami -radhiallahu ‘anhu jami’an-.

Kemuliaan lainnya yang disandang sahabat Anshar ini adalah sebagai penulis wahyu. Ubay
adalah orang pertama di Madinah yang menuliskan wahyu untuk Rasulullah. Kalau tidak ada
Ubay, baru Rasulullah memanggil Zaid bin Tsabit. Di zaman Umar, ia diangkat menjadi hakim di
Yaman.

Bersambung…

Read more http://kisahmuslim.com/5960-ubay-bin-kaab-yang-paling-fasih-bacaan-
alqurannya.html------------

Kedudukan Ubay bin Ka’ab

Ubay bin Ka’ab menjadi guru dari sahabat-sahabat utama dalam bidang Alquran. Di antara
murid beliau adalah Abdullah bin Abbas, Abu Hurarairah, Abdullah bin Saib, Abdullah bin Iyasy
bin Abi Rabiah, Abu Abdurrahman as-Sulami -radhiallahu ‘anhum jami’an-.

Selain Alquran, Ubay juga meriwayatkan beberapa hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Di antaranya:
‫ا‬pp‫ فعرفته‬.”ً‫وال‬pp‫ “عرِّ ْفها ح‬:‫ فأتيت النبي فقال‬،‫ أخذت صر ًة مائ َة دينار‬:‫ فقال‬p‫ لقيت أبي بن كعب‬:‫روى البخاري بسنده عن سويد بن غفلة قال‬

ً ‫ فلم أجد ثم أتيته‬p‫ فعرفتها‬.”ً‫ “عرِّ ْفها حوال‬:‫ فقال‬،‫حوالً فلم أجد من يعرفها ثم أتيته‬
‫اء‬pp‫إن ج‬pp‫ ف‬،‫ا‬pp‫ا وعددها ووكاءه‬pp‫ “احفظ وعاءه‬:‫ فقال‬،‫ثالثا‬

.‫ ال أدري ثالثة أحوال أو حوالً واح ًدا‬:‫ فقال‬،‫ فاستمتعت فلقيته بع ُد بمكة‬.”‫صاحبها وإال فاستمتع بها‬

Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dengan sanadnya dari Suwaid bin Ghaflah, ia berkata, “Aku
bertemu dengan Ubay bin Ka’ab. Ia mengatakan, ‘Aku menemukan sebuah kantong yang
berisikan seratus Dinar. Kemudia aku menemui Nabi. Beliau bersabada, ‘Umumkanlah selama
setahun’. Aku pun mengumumkannya selama setahun. Namun tidak ada yang mengakuinya.
Kemudian kutemui lagi Nabi. Beliau bersabad, ‘Umumkanlah selama setahun’. Ku-umumkan
setahun, namun tak juga ada yang mengakuinya. Kemudian kutemui lagi beliau untuk yang
ketiga kalinya. Beliau bersabda, ‘Jaga wadah, jumlah, dan pengikatnya. Jika pemiliknya datang
(berikan). Jika tidak, gunakanlah’. Aku pun menggunakannya.

Kata-Kata Bijak Ubay bib Ka’ab

Ubay bin Ka’ab memotivasi kaum muslimin untuk serius mempelajari bahasa Arab. Beliau
mengatakan,

‫تعلموا العربية كما تعلّمون حفظ القرآن‬

“Pelajarilah bahasa Arab, sebagaimana kalian mempelajari menghafal Alquran.”

Ia juga mengajarkan agar kaum muslimin mengedepankan Allah dari segala hal. Di antara
pesannya adalah:

‫ا‬pp‫اه هللا بم‬pp‫ وال تهاون به فأخذه من حيث ال ينبغي له إال أت‬،‫ما ترك عبد شي ًئا ال يتركه إال هلل إال آتاه هللا ما هو خير منه من حيث ال يحتسب‬

.‫هو أشد عليه‬

“Tidaklah seorang hamba meninggalkan sesuatu yang motivasinya hanya karena Allah. Pasti
Allah akan menggantikan sesuatu yang lebih baik untuknya dari jalan yang tidak ia sangka.
Tidaklah ia meremehkan sesuatu yang tak pantas itu, ia ambil dengan cara yang tak
selayaknya, pasti Allah akan datangkan sesuatu yang lebih buruk untuknya.”

Wafat

Sejarawan berbeda pendapat kapan tahun wafatnya Ubay. Ada yang mengatakan ia wafat
pada masa kekhalifahan Umar. Yaitu pada tahun 19 H. Ada juga yang mengatakan tahun 20 H.
Pendapat lainnya menyatakan tahun 22 H. Pada masa khalifah utsman tahun 32 H. Pendapat
terakhir ini terdapat dalam al-Mustadrak. Dan ini merupakan pendapat yang paling kuat karena
Utsman memasukkannya dalam tim penyusun Alquran.
Read more http://kisahmuslim.com/5973-ubay-bin-kaab-yang-paling-fasih-bacaan-alqurannya-
22.html-------------

dakwatuna.com – “Bacalah Al-Quran karena dia akan datang memberi syafaat kepada para
sahabatnya”. (HR Muslim)
Saat tak ada tempat bernaung dan pembela di hari yang maha sulit, ketakutan dan ketegangan
melilit, azab neraka siap menggigit, Qur’an akan datang tanpa sulit dan rumit memberi syafaat
di hari berbangkit kepada para sahabatnya pengikut Rasul pembawa risalah langit.
Inilah 7 cara yang harus kita gamit:
1. Imani
Yakin bahwa Qur’an adalah kitab yang turun dari Allah sebagai pedoman hidup. Tanda kita
mengimani Qur’an di antaranya dibaca, dijadikan rujukan pertama dalam setiap masalah,
jadikan sebagai hakim jika ada perselisihan.
Dalam Al-Quran surat Al Baqarah ayat 121, Allah berfirman:
“Orang-orang yang telah kami beri kitab, mereka membacanya dengan sebenarnya, mereka
itulah orang yang beriman kepadanya (Al-Quran) dan barangsiapa yang ingkar kepadanya,
mereka itulah orang yang merugi.” (Haqqo tuqootih= membaca dengan sebenarnya, memahami
dan mengamalkannya)
2. Baca
Setiap hari jadikan membaca Qur’an sebagai kebiasaan yang turun temurun menjadi budaya
yang mendarah daging. Serasa ada yang kurang jika belum baca Qur’an dalam sehari. Seperti
kebiasaan makan dan minum. Sudah otomatis, ini adalah makanan ruhani.
3. Mempelajari tajwid
Untuk menghasilkan bacaan Qur’an yang baik, sebagai bentuk memuliakan kitab Suci, maka
wajib membaca nya dengan tajwid yang benar, makhraj dan hukum-hukumnya agar kita
membacanya sesuai dengan haknya, karena Qur’an  diturunkan dengan bahasa Arab, maka
kita wajib membacanya seperti lidah orang Arab. (Yusuf: 2)
4. Mentadabburi
Berusaha memahami kandungannya, menikmati iramanya, untaian kata yang indah hikmah dan
rahasia dari setiap huruf, pilihan kata dan ayatnya.
5. Menghafalnya dan muraja’ah
Supaya tertancap di dada, menjadi cahaya menerangi hati, inner beauty kecantikan dari dalam.
Jadi teman kala sendiri, dalam perjalanan, dalam tahajjud, supaya hafalan senantiasa terjaga
tidak gampang lupa.
6. Mengamalkannya
Ibnu Abbas didoakan Rasulullah supaya jadi ahli tafsir, memahami Al Qur’an, menyingkap
rahasianya. Jadi orang yang paling paham Qur’an setelah Nabi.  Suatu hari datang tiga orang
tamu dari tiga kota yang berbeda. Mereka mengadukan berbagai masalah kepada Ibnu Abbas.
Orang pertama mengadukan kampungnya yang kekeringan hingga banyak tanaman dan
binatang yang mati dan penduduk yang terancam kelaparan. Lalu Ibnu Abbas menjawab:
Istighfarlah!
Orang kedua datang dari dusun yang jauh minta dikaruniai keturunan. Jawab Ibnu Abbas:
Istighfarlah!
Orang ketiga datang dengan masalah kekurangan harta alias kemiskinan. Jawab Ibnu Abbas:
Istighfarlah!
Ketiga orang tersebut merasa dipermainkan oleh Ibnu Abbas. “Bagaimana mungkin tiga
permasalahan yang berbeda kau beri solusi hanya dengan satu kata: “istighfarlah”
Ibnu Abbas menjawab: “silakan buka surat Nuh ayat 10-12.”:
“Maka aku berkata: Mohonlah ampun kepada Rabbmu sesungguhnya Dia maha pengampun.
Niscaya pasti Dia turunkan hujan yang lebat kepadamu. Dan Dia memperbanyak harta dan
anak-anakmu, dan menjadikan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu.”
Begitulah janji Allah istighfar akan menjawab tiga masalah berbeda. Jika kita mengimani ayat
ini, dan mengamalkannya, niscaya hidup kita akan menjadi mudah dan lapang.
7. Mengajarkannya dan mendakwahkannya
“Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang mempelajari Qur’an dan yang
mengajarkannya” (HR. Bukhari, Abu Daud, At-Tirmidzi. Ibnu Majah dan Ad-Darimi)
Salah satu sarana menjaga hafalan Qur’an adalah mengajarkan nya kepada orang lain. Secara
tidak langsung kita akan mengulang-ulang bacaan kita ketika mengajarkannya. Otomatis ini
merekam kembali dan membuat memori semakin terjaga baik dari kemungkinan lupa.
Mengajarkan Qur’an seperti menanam pohon kebaikan yang akarnya menancap kuat dan
batangnya menjulang ke langit, daunnya lebat dan buahnya manis bermanfaat sehingga
menyenangkan dan bermanfaat bagi orang banyak.
“Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang
baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya menjulang ke langit.” (Pohon itu)
menghasilkan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Dan Allah membuat
perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat.” (Ibrahim: 24-25)
Di Pakistan yang termasuk negara berkembang seperti di Indonesia, rakyatnya hidup dekat
dengan Qur’an, harga daging dan susu terjangkau oleh daya beli masyarakat miskin, setiap tiga
rumah ada satu penghuni yang hafal Qur’an. Negeri itu penuh berkah dari Qur’an yang
dipegang teguh oleh penduduknya.
Bandingkan dengan Indonesia yang kaya raya bagai zamrud di khatulistiwa. Allah anugerahkan
lautan yang luas, dengan ribuan pulau yang subur. Kata Koes plus ”Bukan lautan hanya kolam
susu… tongkat dan kayu jadi tanaman…”
Namun bencana datang silih berganti, gempa, banjir, tsunami….oooohhh.
Penduduknya jauh dari Qur’an, banyak melakukan maksiat, hingga kemiskinan menyebabkan
para wanita jadi TKW. Para suami jadi TKI mereka mengadu nasib tanpa perlindungan dan
kepastian. Akibatnya anak- anak mereka tak terurus dan terdidik dengan baik.
Semoga tulisan ini memberi semangat kepada kita agar kembali bergaul dan bersahabat
dengan Qur’an.
Nah inilah tujuh cara kita bersahabat dengan Qur’an supaya kita menjadi bagian dari para
sahabat Qur’an yang akan mendapat syafaat di hari yang anak dan harta tidak  bermanfaat,
kecuali amal shalih yang melekat dalam hidup yang singkat, di dunia yang menipu dan
memikat, para hamba yang terjerat, hingga menyesal di akhirat, azab Allah melaknat, bagi
orang yang maksiat.

Disarikan dari ceramah Ramadhan DR. Khairan M Arief MED di masjid Miftahul Jannah Jati
Bening Dua tahun 1433 H.

Sumber: https://www.dakwatuna.com/2014/02/02/45693/tujuh-cara-bersahabat-dengan-al-
quran/#ixzz5AFehzzZO 
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Anda mungkin juga menyukai