1
Tarikh Nabi Muhammad dengan bersandar pada hadits yang bersumber
dari Aisyah RA.
َعلَّ َم٤ الَّ ِذيْ َعلَّ َم بِ ْالقَلَ ۙ ِم٣ ُم,ۙ اِ ْق َرْأ َو َربُّكَ ااْل َ ْك َر٢ ق
ٍ ۚ َق ااْل ِ ْن َسانَ ِم ْن َعل َ ِّاِ ْق َرْأ بِاس ِْم َرب
َ ۚ َك الَّ ِذيْ َخل
َ َ َخل١ ق
٥ ااْل ِ ْن َسانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ۗ ْم
1. Akidah
3
ke lorong-lorong Kota Makkah yang sepi agar tidak terlihat orang
Quraisy.
Ketika jumlah pemeluk Islam mencapai lebih dari 30 orang laki-laki dan
perempuan, Rasulullah saw memilih rumah salah seorang dari mereka,
al-Arqam bin Abu al-Arqam, sebagai majelis pertemuan dan pengajaran.
Dakwah pada tahapan ini menghasilkan sekitar 40 orang Muslim, laki-
laki dan perempuan. (al-Buthi, Fiqihu as-Sirah an-Nabawiyah, [Beirut:
Dar al-Fikr 2020], halaman 83)
2).secara terang-terangan
4
Kemudian beliau melanjutkan lagi. “Sesungguhnya scorang pemandu itu
tidak akan mendustakan keluarganya. Demi Allah yang tidak ada selain
Dia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian secara khusus
dan kepada manusia secara umum. Demi Allah, kalian benar-benar akan
mati layaknya sedang tidur nyenyak dan akan dibangkitkan lagi
layaknya bangun tidur. Kalian benar-benar akan dihisab terhadap apa
pun yang kalian perbuat, lalu di sana ada surga yang abadi dan neraka
yang abadi pula.”
Abu Lahab berkata, “Demi Allah, ini adalah kabar buruk. Ambillah
tindakan terhadap dirinya sebelum orang lain yang melakukannya.” Abu
Thalib menimpali, “Demi Allah kami tetap akan melindungi selagi kami
masih hidup.
4.CONTOH-CONTOH PENYIKSAAN
KAFIR QURAISY
1. hari abu Jahal melihat Rasulullah SAW di Safa
5
kelompoknya kaum Quraisy di samping Ka’bah. Mendengar kejadian
tersebut, Hamzah, paman Rasulullah SAW. Marah seraya bangkit
mencari abu Jahal, ia kemudian menemukan abu Jahal yang sedang
duduk di samping Ka’bah dengan kelompoknya kaum Quraisy. Tanpa
banyak bicara dia langsung mengangkat busur dan memukulnya ke
kepala abu Jahal hingga tengkoraknya terluka.”engkau mencacah dia
(Rasulullah SAW). Padahal aku sudah memeluk agamanya, aku
menempuh jalan yang ia tempuh, jika mampu ayo lawan aku!” tantang
Hamzah
5.PERJALANAN AQABAH
Baiat Aqabah atau Perjanjian Aqabah adalah perjanjian yang sangat
berpengaruh dalam proses dakwah Islam oleh Nabi Muhammad SAW.
Perjanjian ini terjadi antara Nabi Muhammad dengan penduduk Yastrib
atau sekarang lebih dikenal Madinah, yang dilakukan di sebuah bukit
bernama Aqabah, sekitar 5 kilometer dari Mekkah.
6
(bahasa Arab: الهجرة إلى الحبشة, al-hijra ʾilā al-habaša), juga dikenal dengan
istilah Hijrah Pertama, adalah sebuah peristiwa di awal kemunculan
Islam, sekitar tahun 613 atau 615 Masehi, ketika para pengikut Nabi
Muhammad terpaksa mengungsi ke wilayah Abisinia untuk menghindar
dari penindasan kaum Quraisy di Mekkah. Pada masa itu di wilayah
Abisinia (Arab: Habsah) berdiri Kerajaan Aksum yang beragama Kristen
yang menguasai wilayah Etiopia dan Eritrea saat ini.[1] Menurut
sumber-sumber Islam, penguasa Kerajaan Aksum pada waktu itu
dikenal dengan gelar negus (bahasa Arab: نجاشي, najā šī) yang bernama
Ashama bin Abjar. Sejarawan modern meyakini bahwa Ashama bin
Abjar adalah Negus Armah dan Ella Tsaham.[2] Beberapa sahabat yang
hijrah ke Abisinia sebagian kembali ke Mekah dan sebagian menetap di
Abisinia hingga akhirnya mereka turut pindah ke Madinah pada tahun
628.[3]