Skip to content
Skip to primary sidebar
ALWIB.NET
Header Right
Islami
Wisata
Pendidikan
Ragam Cara
Tanaman Obat
Home / Islami / Kisah Nabi Muhammad SAW dari Lahir Hingga Wafat
Beliau adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi
Manaf bin Qushayi bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luayy bin Ghalib bin Fihr bin
Malik bin Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin
Nizar bin Ma’ad bin ‘Adnan dan selanjutnya bertemu garis keterunan beliau dengan
Nabi Ismail as.
Adapun garis keturunan beliau dari sisi Ibunya adalah Muhammad bin Aminahbinti
Wahab bin Abdi Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Dengan demikian, garis keturunan
beliau dari sisi ayah dan ibu bertemu pada kakek beliau, Kilab.
Pendeta ini memberitahukan kepada mereka akan munculnya seorang nabi pada
zaman ini dari kalangan orang Arab. Informasi ini termaktub dalam kitab-kitab suci
mereka, dan mereka mengatakan hingga saat ini, nabi tersebut belum muncul.
Setelah berselang dua bulan sekembalinya beliau dari negeri Syam, beliau menikah
dengan Siti Khadijah r.a.
Nabi Muhammad Usia 30 Tahun
Pada tahun ini beliau SAW menyaksikan dibangunnya kembali Ka’bah, setelah
sebelumnya Ka’bah ini hancur oleh banjir bandang dan juga pernah terbakar.
Rasulullah beserta pamannya, Abbas termasuk diantara orang yang ikut serta
membangun Ka’bah ini, dimana beliau bersama-sama yang lain, ikut mengangkut
batu-batu dipundaknya.
Pada waktu masyarakat Quraisy berselisih tentang siapa yang berhak untuk
meletakan Hajar Aswad pada tempatnya semula, Rasulullah bertindak sebagai
Hakim atau arbitrer yang memberikan keputusan yang adil. Dan masyarakat Quraisy
rela dengan keputusan beliau itu.
سانَ ِم ْن َعلَق – ا ْق َرأْ َو َربُّكَ ْاْل َ ْك َر ُم – الَّذِي َعلَّ َم بِ ْالقَلَ ِم ِ ْ َا ْق َرأْ بِاس ِْم َربِِّكَ الَّذِي َخلَقَ – َخلَق
َ اْلن
Yang artinya :
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Al-‘Alaq, 1-4)
Yang artinya :
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” (Al-Hijr, 94)
Maka beliau respon dan sambut perintah Allah SWT ini dengan baik, maka beliau
melakukan dakwah kepada manusia untuk mengesakan Allah dan meninggalkan
perbuatan syirik dan kekufuran. Sebagian mereka ada yang beriman dan sebagian
ada yang kafir.
BACA Doa Nabi Saw Untuk Suami Istri yang Saling Membangunkan Sholat
Tahajud
Maka sebagian sahabat berhijrah untuk menyelamatkan agama mereka, dan ini
adalah hijrah pertama dari Mekkah, dimana jumlah mereka yang berhijrah adalah
sepuluh orang laki-laki dan lima orang perempuan. Mereka kembali lagi ke Mekkah
dari Habasyah setelah berdiam di sana selama tiga bulan.
Dan pada tahun ini juga, Rasulullah memerintahkan kepada para sahabatnya untuk
melakukan hijrah ke Habasyah, yakni hijrah untuk kedua kalinya. Jumlah sahabat
yang ikut hijrah kali ini sebanyak delapan puluh tiga laki-laki dan delapan
perempuan.
Tahun Kesepuluh Kenabian
Pada tahun kesepuluh, Khadijah istri Rasulullah SAW wafat dan dua bulan
kemudian wafat pula paman Rasulullah SAW, Abu Thalib, pada usia delapan puluh
tujuh tahun.
Setelah wafat Abu Thalib ini, tindakan menyakiti Rasulullah SAW dari kalangan
Quraisy semakin bertambah keras, karena mereka beranggapan bahwa apa yang
telah mereka usahakan dan capai dari Rasulullah SAW tidak seperti apa yang telah
mereka peroleh ketika Abu Thalib masih hidup.
Hijrah ke Thaif
Pada tahun kesepuluh ini, Rasulullah melakukan hijrah ke Thaif, dan beliau berdiam
di sana selama satu bulan, melakukan dakwah kepada penduduk Thaif. Namun
dakwah beliau di sana tidak mendapat respon dari mereka, bahkan justru
menolaknya dengan suatu penolakan dan tindakan yang buruk. Mereka melakukan
pelemparan batu kepada beliau, sehingga mengenai kepala beliau dan
menyebabkan luka-luka di kepalanya. Setelah dakwah di sana gagal, beliau kembali
ke Mekkah.
ار ْكنَا َح ْولَهُ ِلنُ ِر َيهُ ِم ْن آ َيا ِتنَا ۚ ِإنَّهُ ه َُو َ س ْب َحانَ الَّذِي أ َس َْر ٰى ِب َع ْب ِد ِه لَي اًْل ِ ِّمنَ ْال َمس ِْج ِد ْال َح َر ِام ِإلَى ْال َمس ِْج ِد ْاْل َ ْق
َ صى الَّذِي َب ُ
ير
ُ ص ِ َالس َِّمي ُع ْالب
Yang artinya :
”Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari
Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya
Dia adalah Maha Mendengar dan Maha Melihat.” (Al-Isra, 1)
Sedangkan Mi’raj adalah naiknya beliau pada malam itu juga kea lam tinggi dan di
sana diwajibkannya ibadah shalat yang lima waktu.
Diantara mereka yang beriman, ada enam orang dari penduduk Madinah, yang
antara lain karena telah tersebarnya Islam di sana.
Tahun Kedua Belas Kenabian
Pada tahun ini, dua belas orang laki-laki dari Madinah menemui Rasulullah SAW.
Diantaranya sepuluh orang dari suku Aus dan dua orang dari suku Khazraj dan
kemudian mereka semua beriman. Dan dari yang dua belas orang ini, lima orang
diantaranya adalah dari kelompok mereka yang enam orang yang telah beriman
sebelumnya.
Dan ketika tindakan menyakiti Nabi dan para sahabat serta kaum muslimin
bertambah keras dari kalangan Quraisy, maka Nabi memerintahkan kaum muslimin
untuk melakukan hijrah ke Madinah dan selanjutnya beliau pun bersama-sama
dengan Abu Bakar juga melakukan hijrah dengan berjalan kaki cepat-cepat hingga
beliau berdua sampai ke Gua Tsur.
Yang artinya,
”… di waktu dia berkata kepada temannya, ‘Janganlah kamu berduka cita,
sesungguhnya Allah beserta kita’.” (At-Taubah, 40)
Diriwayatkan bahwa ketika Rasulullah SAW akan tidur di dalam Gua itu, Abu Bakar
meletakan kepala beliau di atas dua lututnya dan sewaktu beliau sedang tidur, Abu
Bakar melihat suatu lubang di dinding gua itu, maka ia meletakkan mata kakinya
untuk menutupi lubang tersebut, khawatir di dalam lubang itu ada sesuatu yang
menyakiti Nabi.
Maka pada saat itu mata kaki Abu Bakar disengat oleh kalajengking yang ada di
dalam lubang itu, tetapi Abu Bakar meskipun merasa kesakitan oleh sengatan itu,
tidak menggerakkan kakinya, dan ketika rasa sakitnya memuncak, air mata Abu
Bakar berjatuhan mengenai pipi Rasulullah SAW.
Maka beliau terbangun dan menanyakan kepada Abu Bakar kenapa ia menangis? Ia
menjawab bahwa ia disengat kalajengking di kakinya, maka beliau mengusap
dengan tangan beliau di tempat yang sakit itu, dan seketika rasa sakit itu hilang
dengan pertolongan Allah SWT.
Mereka tiba di kota Quba pada hari Senin tanggal dua belas Rabi’ul Awwal. Itulah
tanggal hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah, yang kelak dijadikan awal
penanggalan Islam yang dimulai dari bulan Muharram, yaitu awal Tahun Hijriyah
yang disandarkan kepada hijrah beliau ke Madinah.
Di kota Quba ini, Rasulullah SAW mendirikan sebuah masjid yang oleh Allah SWT
diberikan sifat sebagai masjid yang dibangun atas dasar taqwa (kepada Allah) dari
semenjak pertama hari dibangunnya. Di dalamnya terdapat orang-orang yang cinta
untuk bersuci, dan Rasulullah SAW melakukan shalat di dalam masjid ini bersama-
sama empat puluh orang sahabatnya.
Yang artinya,
“Di atas kita telah muncul bulan purnama. Muncul dari Tsaniyah al-Wada. Kita wajib
bersyukur kepadaNya, Seorang Da’I menyeru kita ke jalanNya. Wahai orang yang
diutus kepada kami, Kau datang membawa perintah yang harus ditaati.”
Disyariatkannya Berperang
Sebagaimana kita ketahui, bahwa Nabi SAW tidak pernah memaksa seseorang
untuk memeluk agama Islam, juga beliau tidak memiliki sebuah pedang untuk
menebas leher-leher orang. Tugas yang diemban beliau adalah semata-mata untuk
berdakwah mengajak orang untuk beriman, sekaligus menyampaikan kabar gembira
dengan datangnya Islam.
Namun karena kaum kafir Quraisy terus menerus menyakiti orang-orang islam,
disebabkan hasad dan dengki, maka kepada kaum muslimin diijinkan untuk
berperang mempertahankan diri atas tindakan mereka.
Yang artinya,
”Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang
miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan orang-
orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan oleh
Allah dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (At-Taubah, 60)
Dan kedua pasukan ini, bertemu di Badar, maka terjadilah pertempuran antara
keduanya, dan Allah SWT dalam pertempuran ini menolong pasukan Islam dengan
mendatangkan para malaikat yang ikut bertempur bersama mereka.
Dalam jarak waktu yang tidak lebih dari satu jam, pasukan Quraisy dapat
dikalahkan, mereka lari dengan meinggalkan korban mati dari pihak mereka
sebanyak 70 orang dan tertawan sebanyak 70 orang juga. Firman Allah SWT,
Yang artinya :
”Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu
adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah.” (Ali Imran, 123)
Pada tahun ini dilahirkannya Hasan bin Ali r.a dan Usman bin Affan menikah dengan
Ummi Kulsum putrid Rasulullah SAW, setelah wafatnya Ruqoyah, saudara Ummi
Kulsum. Oleh karena itulah Usman bin Affan dijuluki Dzun Nurain(yang mempunyai
dua cahaya). Pada tahun ini juga Rasulullah SAW menikahi Hafsah binti Umar bin
Khattab r.a.
Pada tahun ini Allah SWT mengharamkan khamar secara mutlak, karena bahayanya
yang demikian besar terhadap akal, harta benda dan fisik manusia. Allah SWT
berfirman,
Yang artinya,
”Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khammar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk
perbuatan syaithan. Maka jauhilah pebuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.” (Al-Maidah, 90)
Oleh karena itulah mereka diperintahkan untuk keluar atau diusir oleh Rasulullah
SAW dari Madinah. Namun mereka enggan mematuhi perintah beliau, dan mereka
tetap tidak mau pergi. Maka kaum muslimin mengepung mereka dan melakukan
pemboikotan terhadap mereka serta memaksa mereka untuk pergi meninggalkan
Madinah, dan akhirnya mereka pergi.
Pada tahun ini disyariatkannya shalat Khauf, shalat karena takut dan diturunkannya
wahyu tentang tayammum. Juga di tahun ini, Rasulullah SAW memerintahkan Zaid
bin Tsabit untuk mempelajari tulisan orang Yahudi agar Zaid bias menuliskan untuk
Nabi surat kepada orang Yahudi, dan membacakan kepada beliau surat-surat yang
datang dari mereka. Pada tahun ini pula, Husein bin Ali r.a dilahirkan.
Rasulullah SAW beserta segenap kaum Muslimin, tidak keluar sama sekali dari kota
Madinah, tetapi atas saran Salman Al-Farisi beliau memerintahkan kaum Muslimin
untuk menggali parit, sebagai bentuk strategi untuk menghindari serbuan mereka.
Selama dalam pengepungan terhadap kaum Muslimin itu, Nabi berdoa kepada Allah
SWT untuk kehancuran musuh, beliau mengucapkan doa, yang artinya,
”Ya Allah Tuhan yang menurunkan Kitab, Tuhan yang cepat perhitunganNya,
hancurkanlah kaum sekutu (musyrik dan yahudi). Ya Allah hancurkanlah mereka
sehancur-hancurnya, dan porak-porandakan mereka.”
Doa Nabi SAW didengan Allah SWT, Tuhan mengirim angin putting beliung yang
memporak-porandakan pasukan sekutu, dan mereka lari pontang panting
meninggalkan kota Madinah pada malam itu juga.
Yang artinya,
”Dan apabila kamu meminta sesuatu kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah
dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati
mereka.” (Al Ahzab, 53)
Dan Nabi SAW telah bersabda yang artinya, “Seseorang laki-laki tidak dibenarkan
duduk-duduk berdua dengan seseorang perempuan di tempat yang sunyi kecuali
bersama muhrimnya.”
س ِب ا
يًل َ ع ِإلَ ْي ِه ِ اس ِح ُّج ْال َب ْي
َ َ ت َم ِن ا ْست
َ طا ِ ََّو ِللَّـ ِه َعلَى الن
Yang artinya,
”…mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah SWT, yaitu (bagi)
orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.” (Ali Imran, 97)
Hikmah diwajibkannya ibadah haji cukup banyak, diantaranya yang terpenting dan
paling esensi adalah berkumpulnya kaum Muslimin yang sedang melaksanakan
ibadah haji ini. Dengan perbedaan kulit, etnis dan bahasa, dan Negara, berkumpul di
satu tempat dalam rangka memperbaharui janji ikatan ukhuwah islamiyyah dan
tekad kesetian untuk menegakkan kalimah Allah di muka bumi.
Disepakati adanya gencatan senjata (penghentian perang) antara kedua belah pihak
selama sepuluh tahun.
Saling memelihara keamanan masing-masing antara kedua belah pihak.
to be continued…
BAGIKAN KE FACEBOOK
Kategori: IslamiTag: Nabi Muhammad
Rekomendasi
Reader Interactions
Comments
1. FATHIMAH ZAHRA says
9 November 2016 at 6:53 PM
BAGUS BISA MENAMBAH PENGETAHUAN
Balas
Balas
Tinggalkan Balasan
Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Komentar
Nama *
Surel *
Situs Web
Kirim Komentar
Primary Sidebar
Search
Cari artikel...
Konten Terbaru
12 Tanaman Obat Alami Untuk Mengatasi Rambut Rontok
5 Tanaman Obat Penurun Tekanan Darah Tinggi
Tanaman Obat Untuk Mengatasi Masalah Pada Mata
Kelinci Anggora, Kelinci Hias Penghasil Wool
Jenis-jenis AC Berdasarkan Penggunaannya
Tanaman Obat Sakit Pinggang Alami Paling Ampuh
Obat Alami Kolesterol Menggunakan Air Minum
Kebijakan Privasi - Ketentuan Layanan - KONTAK
Artikel di blog ini hanya bersifat informasi dan tidak untuk menggantikan pendapat
ahli, dokter, atau profesional.
“Catatan Sejarah Rasulullah saw, Menyingkap Keajaiban Pribadi dan Perjuangan Rasulullah saw
serta Para Sahabat”.
Hebatnya buku ini bukan terletak pada penulisnya, pembaca, penerbit, maupun yang memberi kata
pengantarnya tetapi pada tokoh yang dikisahkannya. Baginda Nabi Muhammad saw tidak syak lagi
merupakan tokoh paling hebat sepanjang zaman yang kehadirannya secara nyata selama 63 tahun di atas
muka bumi ini telah mewarnai jagat raya dengan kepemimpinannya yang tidak ada bandingannya.
Daftar Isi “Catatan Sejarah Rasulullah saw”, ‘Menyingkap Keajaiban Pribadi dan Perjuangan
Rasulullah saw serta Para Sahabat’
BAB 1. Peristiwa Sebelum Kelahiran Rasulullah Muhammad saw
BAB 2. Kelahiran Manusia Agung
BAB 3. Turunnya Wahyu
BAB 4. Penyelamat Telah Tiba
BAB 5. Tindakan Kaum Qurays
BAB 6. Ujian Perjuangan
BAB 7. Israk Mikraj
BAB 8. Hijrah ke Madinah
BAB 9. Negara Islam Madinah
BAB 10. Perang Badar
BAB 11. Bani Qainuqa’ Hijrah
BAB 12. Tragedi Uhud
BAB 13. Penghianatan Bani Nadhir
BAB 14. Perang Ahzab (Perang Khandak)
BAB 15. Ghazwah Bani Quraidzah
BAB 16. Fitnah Munafik
BAB 17. Perjanjian Hudaibiyah
BAB 18. Pembersihan Yahudi
BAB 19. Pembukaan Khaybar
BAB 20. Umratul Qodho’
BAB 21. Perutusan Rasulullah saw
BAB 22. Perang Mu’tah
BAB 23. Abu Sufyan Masuk Islam
BAB 24. Futuh Mekah
BAB 25. Ghazwah Hunain
BAB 26. Ghanimah Hunain
BAB 27. Tahun Perwakilan
BAB 28. Ghazwah Tabuk
BAB 29. Operasi Munafiqin
BAB 30. Haji dan Khutbah Wada’
BAB 31. Kewafatan Rasulullah saw
Kisah Nabi Muhammad saw dan para Sahabat adalah sejarah satu-satunya yang pernah Allah cipta. Dunia
tidak akan pernah melihat lagi kisah sejarah seperti yang pernah terjadi di zaman Nabi Muhammad saw
dan para Sahabat. Kisah Nabi Muhammad saw ini adalah kisah sejarah yang paling besar dan paling agung
yang pernah berlaku. Watak dunia dan peradaban manusia berubah dengannya. Sejarah Rasulullah saw
sarat dengan berbagai rahasia dan perkara tersirat yang sedetik darinya pun cukup berharga untuk dinukil
untuk menjadi bacaan dan panduan kepada umat Islam dan manusia seluruhnya. Maka lahirlah berbagai
kitab Sirah yang disusun oleh berbagai pengarang, bahkan orientalis Barat pun turut berebut untuk
menampilkan dirinya sebagai penafsir sejarah Rasulullah saw.
Alangkah rugi apabila kita sebagai umat Nabi Muhammad saw ketinggalan dalam menelusuri kehebatan
perjuangan Rasulullah saw. Perjuangan Baginda saw penuh kode-kode rahasia untuk umat akhir zaman
yang perlu di kaji, diangkat dan disebarluaskan kepada dunia yang mendamba kepemimpinan Nabi
Muhammad saw. Maka lahirlah buku “Catatan Sejarah Rasulullah saw, Menyingkap Keajaiban Pribadi
dan Perjuangan Rasulullah saw serta Para Sahabat” yang disusun berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh
dari kitab-kitab sirah klasik yang jarang diceritakan orang.
Buku Catatan Sejarah Rasulullah saw ini disusun dari perspektif pejuang Islam yang berjuang sungguh-
sungguh untuk meninggikan kalimah Allah di muka bumi. Buku ini bukan bersifat kajian ilmiah seperti
yang dilakukan oleh tokoh-tokoh akademisi semata-mata. Bukan juga naratif seperti yang dihasilkan oleh
novelis yang bertujuan menghibur pembaca semata-mata. Buku ini memaparkan pesan-pesan penting yang
dapat meniup semangat pembaca untuk turut terjun dalam alam perjuangan bersama Rasulullah saw dan
para Sahabat yang berjumlah 140.000.
Baginda Nabi Muhammad saw yang merupakan Rasul terakhir adalah Rasul kita sebagai umat akhir
zaman. Maka, hal yang salah apabila kita menceraikan Rasulullah saw dari diri kita, seperti yang
dipropagandakan oleh Yahudi dan musuh-musuh Islam yang berhujah Nabi Muhammad saw telah wafat.
Sesungguhnya, walaupun jasad Baginda Nabi Muhammad saw telah wafat, ruh Baginda tetap hidup
bersama kita. Bahkan ruh Baginda Nabi Muhammad saw tetap berupaya memimpin dan memandu kita
melalui teknologi ruh, jika kita bersungguh-sunguh menjalani latihan rohaniah sehingga kita menjadi orang
ruh.
Wujudnya hubungan rohaniah yang aktif antara Rasulullah saw dengan umatnya dari kalangan yang
terpilih bukan perkara yang asing dalam kosmologi ahli-ahli sufi. Latihan rohaniah ini melibatkan proses
tazkiatun nafs (penyucian nafsu) secara disiplin dan konsisten, digerakkan oleh mujaddid-mujaddid,
pemimpin-pemimpin thoifah, syeikh-syeikh tarekat yang mayoritas mempunyai nasab yang bersambung
hingga ke Baginda Nabi Muhammad saw dan para Sahabat. Sebagaimana hadis-hadis yang
mengingatkankita akan kelebihan yang Allah karuniakan kepada para Ahlul Bait dan para Sahabat yang
Rasulullah saw umpamakan seperti bintang-bintang di langit yang menjadi petunjuk bagi umat.
Umat Islam Nusantara cukup bertuah karena mendapat limpahan warisan Islam Rasulullah saw dari
kelompok Ahlul Bait dan keturunan sahabat yang berdatangan sejak kurun ke 9 M. Walaupun dokumentasi
sejarah mencatat kedatangan mereka di dorong oleh faktor ekonomi, pada hakikatnya perdagangan mereka
adalah jembatan yang menghubungkan mereka dengan penduduk setempat. Dengan kata lain, perdagangan
mereka mempunyai motif dakwah dan menyeru manusia kepada Allah dan RAsulullah saw, bukan untuk
keuntungan semata seperti dalam ekonomi kapitalis.
Kisah-kisah yang dipetik dari sejarah Nabi Muhammad saw, telah diolah dengan nilai-nilai perjuangan
untuk menekankan betapa revelan kisah Nabi Muhammad saw dengan kehidupan zaman modern saat ini.
***********************************************************************