Anda di halaman 1dari 20

RINGKASAN SIRAH NABAWIYAH

UNTUK PEMULA

Oleh Rimbun Natamarga

1
AYAH, IBU, DAN KAKEK RASULULLAH
Rasulullah bernama Muhammad. Ayah beliau bernama Abdullah,
sedangkan ibu beliau bernama Aminah.

Kakek Rasulullah bernama Abdul Muththalib.

Ketika Abdullah meninggal dunia, Aminah sedang mengandung


Rasulullah.

RASULULLAH LAHIR
Rasulullah lahir di Mekkah pada hari Senin, bulan Rabi’ul Awwal,
Tahun Gajah. Disebut Tahun Gajah, karena pada tahun itu datang
bala tentara dipimpin oleh Abrahah dari Yaman yang hendak
menghancurkan Ka’bah. Mereka datang membawa gajah-gajah.

Yang memberi nama Muhammad adalah Abdul Muththalib. Nama


“Muhammad” bermakna “orang yang betul-betul terpuji.”

IBU-IBU SUSUAN RASULULLAH


Selain oleh Aminah, Rasulullah juga disusui oleh Tsuwaibah,
hamba sahaya milik Abu Lahab, paman Rasulullah.

Tidak lama kemudian, Rasulullah disusukan kepada Halimah As


Sa’diyah. Sejak itu sampai berusia empat tahun, Rasulullah diasuh
oleh Halimah dan suaminya, Harits, di kampung Bani Sa’ad yang
terletak di pedalaman Arab.

2
Ketika Rasulullah berusia empat tahun, terjadi peristiwa
pembelahan dada Rasulullah oleh Malaikat Jibril ‘alaihis salam.
Khawatir dengan keselamatan Rasulullah, Halimah pun
mengembalikan Rasulullah kepada Aminah di Mekkah.

IBU RASULULLAH WAFAT


Rasulullah hidup bersama ibunya tidak lama. Waktu berusia enam
tahun, Rasulullah diajak Aminah mengunjungi paman-paman
Rasulullah di Madinah.

Dalam perjalanan pulang, Aminah jatuh sakit dan meninggal dunia


di Abwa, sebuah daerah yang terletak antara Madinah dan Mekkah.

KAKEK RASULULLAH WAFAT


Sepeninggal Aminah, Rasulullah dibesarkan oleh kakeknya, Abdul
Muththalib. Sebagai cucu tersayang, Rasulullah diasuh dengan
penuh kecintaan dan kelembutan.

Akan tetapi, Abdul Muththalib tidak lama mengasuh Rasulullah.


Dua tahun setelah Aminah meninggal dunia, kakek Rasulullah
meninggal dunia pula.

ABU THALIB MENGASUH RASULULLAH


Setelah Abdul Muththalib meninggal, yang mengasuh Rasulullah
adalah Abu Thalib. Abu Thalib adalah salah satu paman
Rasulullah.

3
Nama Abu Thalib adalah Abdu Manaf. Ia adalah saudara seayah
dan seibu dengan Abdullah, ayah Rasulullah.

PERGI KE SYAM YANG PERTAMA KALI


Abu Thalib adalah seorang pedagang. Ketika Rasulullah berumur
dua belas tahun, Abu Thalib mengajak Rasulullah pergi berdagang
ke Syam.

Di Bushra, Syam, rombongan Abu Thalib bertemu seorang rahib


Nasrani yang bernama Bakhira. Bakhira mengabari Abu Thalib
bahwa Rasulullah adalah seorang nabi.

Sepulang dari Syam, Rasulullah tidak pernah bepergian lagi ke


sana. Beliau menghabiskan masa remaja beliau di Mekkah di
bawah pengawasan Abu Thalib.

PERGI KE SYAM YANG KEDUA KALI


Rasulullah baru kembali ke Syam ketika beliau sudah berusia
dewasa. Waktu itu, beliau membawa dagangan-dagangan milik
Khadijah bintu Khuwailid.

Khadijah pun tertarik kepada sosok Rasulullah. Khadijah melihat


Rasulullah sebagai pemuda yang istimewa dan memiliki akhlak
yang baik. Rasulullah jujur, dapat dipercaya, tutur-katanya baik,
dan menjauhi perilaku-perilaku buruk yang biasa dilakukan oleh
orang-orang di zaman itu.

4
MENIKAHI KHADIJAH BINTU KHUWAILID
Tidak lama kemudian, Rasulullah menikahi Khadijah. Rasulullah
berusia 25 tahun, sedangkan Khadijah berusia 40 tahun.

Allah ta’ala mengaruniai mereka beberapa orang anak. Mereka


adalah Al Qasim, Zainab, Ruqayyah, Fatimah, Ummu Kultsum, dan
Abdullah.

Karena putra pertama bernama Al Qasim, maka Rasulullah pun


memiliki kuniyah Abul Qasim atau ayah Al Qasim. Kuniyah adalah
nama yang dimulai dengan “abu” atau “ummu”.

MELETAKKAN HAJAR ASWAD


Ketika Rasulullah berusia 35 tahun, terjadi peristiwa pemugaran
dan perbaikan Ka’bah. Waktu itu, terjadi banjir besar di Mekkah
yang menyebabkan bangunan Ka’bah rusak.

Orang-orang Quraisy memutuskan untuk memperbaiki Ka’bah.


Mereka pun bergotong-royong melakukannya.

Rasulullah ikut serta memperbaiki Ka’bah. Allah subhanahu wa


ta’ala kemudian menakdirkan Rasulullah sebagai orang yang
meletakkan batu Hajar Aswad di dinding Ka’bah.

5
TAHANNUTS DI GUA HIRA’
Menjelang usia 40 tahun, Rasulullah mulai mengasingkan diri dari
masyarakat Mekkah. Beliau menjauh dari manusia dan menyendiri
di Gua Hira, di pinggir kota Mekkah.

Apa yang beliau lakukan ini merupakan kebiasaan ahli-ahli ibadah


di zaman itu, sehingga tidak ada yang merasa aneh dengannya.
Kebiasaan ini disebut dengan tahannuts.

Beliau tinggal di sana bermalam-malam lamanya. Beliau pergi dari


rumah sambil membawa bekal dan setelah bekal itu habis di Gua
Hira beliau kembali pulang ke rumah.

MENJADI SEORANG NABI


Menjelang turunnya wahyu pertama, Rasulullah sering
mendapatkan mimpi-mimpi yang benar. Maksudnya, mimpi-mimpi
yang datang dari Allah.

Ketika berusia 40 tahun lewat 6 bulan, wahyu pertama turun


kepada beliau yang dibawa oleh Malaikat Jibril ‘alaihis salam.
Wahyu pertama berupa Surat Al ‘Alaq ayat 1-5.

Allah ta’ala berfirman,

‫ﰟ َرﺑ ّ َِﻚ ا ِ ي َ ﻠَ َﻖ َ ﻠَ َﻖ ْاﻻ َﺴ َﺎن ِﻣ ْﻦ َﻠَ ٍﻖ ا ْﻗ َﺮ َو َرﺑ َﻚ ا ْ ْﻛ َﺮ ُم ا ِ ي َ َﲅ ِ ﻟْ َﻘ َ ِﲅ َ َﲅ‬ ِ ْ ِ ‫ا ْﻗ َﺮ‬


‫ْاﻻ َﺴ َﺎن َﻣﺎ ﻟ َ ْﻢ ﯾ َ ْﻌ َ ْﲅ‬

6
“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabb-mu yang telah
menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Rabb-mulah yang maha pemurah. Yang mengajarkan
(manusia) dengan perantaraan kalam. Allah mengajarkan kepada
manusia apa yang tidak diketahui mereka.” (QS. Al ‘Alaq: 1-5)

MENJADI SEORANG RASUL


Setelah turun wahyu pertama, terputuslah wahyu untuk sementara
waktu. Wahyu kedua turun ketika beliau sedang berselimut. Allah
ta’ala berfirman,

‫َ ﳞَﺎ اﻟْ ُﻤﺪ ِ ّ ُﺮ ﻗُ ْﻢ ﻓَ ﻧ ِﺬ ْر َو َرﺑ َﻚ ﻓَ َﻜ ِ ّ ْﱪ َوﺛِ َﯿﺎﺑ َ َﻚ ﻓَ َﻄﻬّ ِْﺮ َواﻟﺮ ْﺟ َﺰ ﻓَ ْﺎﳗ ُْﺮ‬
“Wahai orang yang berselimut. Bangunlah, lalu berilah peringatan.
Dan agungkanlah Rabbmu. Bersihkanlah pakaianmu. Dan
tinggalkanlah segala perbuatan keji.” (QS. Al Muddatstsir: 1-5)

MENGAJAK UMAT AGAR BERTAUHID


Jika wahyu pertama menandai bahwa beliau mulai diangkat
menjadi seorang nabi, maka wahyu kedua menandai diangkatnya
beliau sebagai seorang rasul.

Sejak itu, beliau memulai tugas beliau sebagai utusan Allah yang
mengajak manusia agar bertauhid kepada Allah dan
memperingatkan manusia agar menjauhi segala bentuk kesyirikan,
sebagaimana tugas para rasul sebelum beliau. Allah ta’ala
berfirman,

7
َ ُ‫ﰻ ﻣ ٍﺔ ر ُﺳﻮ ًﻻ ِن ا ْﻋ ُﺒﺪُ و ْا ا ّ َ َوا ْﺟ َﻨِ ُﺒﻮ ْا اﻟﻄﺎﻏ‬
‫ﻮت‬ ّ ِ ُ ‫َوﻟ َ َﻘ ْﺪ ﺑ َ َﻌﺜْﻨَﺎ ِﰲ‬
“Dan sungguh telah Kami utus di setiap umat seorang rasul [yang
mengajak], ‘Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut-thaghut’.” (QS.
An Nahl: 36)

DAKWAH SECARA SEMBUNYI-SEMBUNYI


Dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah pertama kali adalah
dakwah secara sembunyi-sembunyi (sirriyyah). Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam melakukannya selama tiga tahun.

Yang masuk Islam pertama kali adalah Khadijah bintu Khuwailid.


Dari kalangan laki-laki merdeka, Abu Bakar Ash Shiddiq. Dari
kalangan anak-anak, Ali bin Abi Thalib. Dari kalangan bekas
budak, Zaid bin Haritsah. Dari kalangan orangtua yang sudah
sepuh, Waraqah bin Naufal. radhiyallahu ‘anhum ‘ajma’in.

MENGAJAR PARA SAHABAT


Setelah itu, menyusul teman-teman dekat Abu Bakar Ash Shiddiq.
Mereka adalah Utsman bin Affan, Saad bin Abi Waqqash, Az Zubair
bin Al Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah.

Setelah mereka, menyusul pula Abdurrahman bin Auf, Abu


Ubaidah bin Al Jarrah, Utsman bin Mazh’un, dan Arqam bin Abil
Arqam radhiyallahu ‘anhum. Mereka semua berasal dari kalangan
orang-orang merdeka dan sama-sama dari kalangan Quraisy.

8
Untuk mengajarkan Islam dan ayat-ayat Al Qur-an, Rasulullah
menggunakan rumah Al Arqam bin Abil Arqam radhiyallahu ‘anhu
sebagai tempat belajar. Rumah ini terletak di Bukit Shafa dan
menjadi semacam pusat berkumpulnya para sahabat nabi yang
pertama-tama masuk Islam (As Sabiqunal Awwalun).

DAKWAH SECARA TERANG-TERANGAN


Setelah tiga tahun, turunlah ayat ke-94 Surat Al Hijr. Allah ta’ala
berfirman,

ِ ْ ‫ﻓَ ْﺎﺻﺪَ ْع ِﺑ َﻤﺎ ﺗ ُْﺆ َﻣ ُﺮ َو ْﻋ ِﺮ ْض َﻋ ِﻦ اﻟْ ُﻤ‬


‫ﴩ ِﻛ َﲔ‬
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala yang
diperintahkan [kepadamu] dan berpalinglah dari orang-orang
musyrikin.” (QS. Al Hijr: 94)

Melalui ayat ini, Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan


rasulNya untuk menyampaikan dakwah secara terang-terangan
(jahriyyah).

Yang pertama kali Rasulullah dakwahi secara terang-terangan


adalah kerabat-kerabat terdekat beliau sebelum kabilah-kabilah
Quraisy lainnya dan penduduk Mekkah secara umum. Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman,

‫َو ﻧ ِﺬ ْر ﻋ َِﺸ َﲑﺗ ََﻚ ا ْ ْﻗ َﺮﺑ َِﲔ‬

9
“Dan berilah peringatan kerabat-kerabatmu yang terdekat.” (QS.
Asy Syu’ara’: 214)

BERBAGAI GANGGUAN DATANG


Ketika dakwah dilakukan secara terang-terangan, mulailah muncul
gangguan dari orang-orang musyrikin Quraisy. Dimulai dari hinaan
dan cacian sampai kepada tindakan-tindakan penyiksaan secara
fisik.

Gangguan semakin menjadi-jadi, ketika dakwah Rasulullah mulai


menyinggung tuhan-tuhan sesembahan kaum musyrikin. Mereka
tidak terima berhala-berhala mereka dijelek-jelekkan, mereka tidak
terima apa-apa yang mereka warisi dari nenek-nenek moyang
mereka direndahkan.

Dalam keadaan diganggu dan disakiti seperti itu, Rasulullah tidak


menganjurkan para sahabat beliau untuk membalasnya.
Sebaliknya, Rasulullah menyuruh mereka untuk bersabar dan
terus bersabar sampai Allah tolong mereka.

HIJRAH KE NEGERI HABASYAH


Pada tahun kelima dari tahun kenabian, Allah subhanahu wa ta’ala
mengizinkan para sahabat nabi melakukan hijrah ke negeri
Habasyah yang terletak di sebelah barat Jazirah Arab.
Berangkatlah sejumlah sahabat nabi ke Habasyah.

10
Gelombang pertama terdiri dari 12 orang laki-laki dan 4 orang
perempuan. Mereka berangkat pada bulan Rajab tahun kelima itu.

Pada gelombang kedua, berangkat sebanyak 83 orang laki-laki dan


19 orang perempuan. Mereka dipimpin oleh Ja’far bin Abi Thalib
radhiyallahu ‘anhu.

DUA SINGA ALLAH MASUK ISLAM


Setelah sebagian kaum muslimin menetap di Habasyah, masuk ke
dalam Islam paman Rasulullah, Hamzah bin Abdil Muththalib
radhiyallahu ‘anhu. Peristiwa ini terjadi pada tahun keenam dari
tahun kenabian.

Tidak lama kemudian, menyusul Umar bin Al Khaththab


radhiyallahu ‘anhu. Beliau masuk Islam ketika berusia 27 tahun.

Masuk Islamnya Umar menjadi kemulian bagi Islam dan kaum


muslimin. “Demi Allah, kami tidak sanggup mengerjakan shalat di
sekeliling Ka’bah secara terang-terangan hingga Umar masuk
Islam,” kata Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu.

DIBOIKOT OLEH MUSYRIKIN QURAISY


Cobaan untuk Rasulullah dan para sahabat nabi muncul kembali
pada tahun ketujuh dari kenabian. Kaum musyrikin Quraisy
bersepakat untuk memboikot Rasulullah dan orang-orang yang
melindungi beliau.

11
Pemboikotan itu berlangsung selama tiga tahun. Dimulai sejak
tahun ketujuh dari tahun kenabian dan baru berakhir di tahun
kesepuluh.

Setelah tiga tahun pemboikotan berlangsung, Allah ta’ala


menurunkan pertolonganNya kepada Rasulullah dan orang-orang
yang melindungi beliau. Pemboikotan itu dibatalkan sendiri oleh
sebagian kaum musyrikin Quraisy.

PERISTIWA ISRA’ DAN MI’RAJ


Enam bulan setelah berakhirnya pemboikotan, Abu Thalib dan
Khadijah radhiyallahu ‘anha meninggal dunia. Kejadian ini menjadi
cobaan berikutnya bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ditinggal oleh dua orang tercinta itu, meninggalkan kesedihan


mendalam di hati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Meski
demikian, tidak lama dari kejadian itu, Allah subhanahu wa ta’ala
menakdirkan terjadi peristiwa Isra’ dan Mi’raj pada diri Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sebelum Rasulullah dibawa untuk melakukan Isra’ dan Mi’raj,


dada beliau dibelah terlebih dahulu untuk dibersihkan. Ini
peristiwa pembelahan dada yang kedua kalinya

Isra’ adalah peristiwa diperjalankannya Rasulullah pada malam


hari dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Palestina
dengan ditemani Jibril ‘alaihis salam. Rasulullah melakukan Isra’
dengan mengendarai seekor buraq.

12
Mi’raj adalah peristiwa naiknya Rasulullah dari Masjidil Aqsha ke
Sidratul Muntaha di atas langit ketujuh. Di Sidratul Muntaha,
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menerima kewajiban
menunaikan shalat lima waktu.

ENAM ORANG DARI YATSRIB


Setelah Abu Thalib meninggal dunia, Rasulullah kehilangan sosok
pelindung. Kaum musyrikin Quraisy semakin berani untuk
mengganggu dan menyakiti Rasulullah secara fisik.

Melihat keadaan seperti itu, Rasulullah berusaha mencari pihak


yang dapat menggantikan peran Abu Thalib terhadap dakwah.
Beliau kemudian mencoba mendakwahkan Islam kepada kabilah-
kabilah Arab di luar Mekkah.

Rasulullah terus berusaha, sampai akhirnya Allah memberi


pertolongan dengan masuk Islamnya enam orang penduduk
Madinah pada tahun kesebelas dari kenabian. Madinah waktu itu
masih bernama Yatsrib.

DUA BAIAT DI AQABAH


Islam berkembang pesat di Madinah. Pada tahun ke-12 dari
kenabian, datang 12 orang penduduk Madinah untuk melakukan
baiat kepada Rasulullah. Baiat ini disebut Baiat Aqabah pertama.

13
Rasulullah kemudian mengutus Mush’ab bin Umair dan Ibnu
Ummi Maktum ke Madinah bersama pulangnya 12 orang yang
berbaiat itu. Mereka berdua diminta untuk mengajarkan Islam dan
Al Qur-an di kalangan penduduk Madinah.

Setahun setelah itu, datang sebanyak 73 orang laki-laki dan 2


orang perempuan dari kalangan penduduk Madinah. Mereka pergi
ke Mekkah untuk berbaiat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Baiat ini disebut Baiat Aqabah kedua.

HIJRAH KE MADINAH
Setelah selesai baiat, mereka meminta izin kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjadi penduduk Al ‘Aqabah.
Akan tetapi, Rasulullah tidak mengizinkan mereka untuk seperti
itu.

Sebaliknya, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengizinkan para


sahabat nabi yang ada di Mekkah untuk hijrah ke Madinah. Orang
yang pertama berangkat hijrah ke Madinah adalah Abu Salamah
radhiyallahu ‘anhu.

Setelah itu, menyusul sahabat-sahabat nabi lainnya. Rasulullah


baru berangkat hijrah ke Madinah setelah mendapat izin dari Allah
ta’ala.

14
EMPAT HAL PERTAMA DI MADINAH
Setibanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di Madinah, ada
empat hal yang beliau lakukan pertama kali.

1] Membangun Masjid Quba’ dan Masjid Nabawi

2] Mempersaudarakan kaum Muhajirin dan kaum Anshar

3] Membuat perjanjian damai dengan orang-orang Yahudi

4] Mengganti nama Yatsrib menjadi Madinah

DI ANTARA SYARIAT YANG TURUN


Setelah hijrah ke Madinah, Allah sempurnakan syariat Islam.
Barulah kemudian Allah wafatkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam.

Yang Disyariatkan pada Tahun Pertama Hijriah adalah:


1] Shalat menghadap Baitul Maqdis.
2] Berperang di jalan Allah
3] Shalat Zuhur, Ashar, dan Isya disempurnakan menjadi empat
rakaat jika tidak sedang safar
4] Azan di tiap awal waktu shalat wajib

Yang Disyariatkan pada Tahun Kedua Hijriah adalah:


1] Shalat menghadap Ka’bah
2] Shaum Ramadhan
3] Zakat fitrah dan shalat ‘id

15
4] Zakat mal
5] Kurban

Yang Disyariatkan pada Tahun Keenam Hijriah adalah:


1] Shalat khauf
2] Umrah ke baitullah
3] Shalat Istisqa’

Yang disyariatkan pada tahun kesembilan hijriah adalah haji. Akan


tetapi, Rasulullah baru bisa melaksanakan ibadah haji pada tahun
kesepuluh hijriah.

PERANG-PERANG RASULULLAH
Sejak diizinkannya berperang di jalan Allah sampai wafat
Rasulullah, ada 25 perang yang diikuti oleh beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam.

1] Perang Al Abwa’
2] Perang Buwath
3] Perang Usyairah
4] Perang Badar Pertama
5] Perang Badar Al Kubra
6] Perang Al Kudaid
7] Perang As Sawiq
8] Perang Ghathafan
9] Perang Dzu Amr

10] Perang Bahran

16
11] Perang Uhud
12] Perang Hamra-ul Asad
13] Perang Bani Nadhir
14] Perang Dzatur Riqa’
15] Perang Badar Al Maw’ad
16] Perang Dumatul Jandal
17] Perang Khandaq atau Ahzab
18] Perang Bani Lihyan
19] Perang Dzu Qarad

20] Perang Bani Musthaliq


21] Perang Khaibar
22] Penaklukan Kota Mekkah
23] Perang Hunain
24] Perang Thaif
25] Perang Tabuk

BERTEMU DAN BERPERANG DENGAN MUSUH


Dari semua perang itu, hanya sembilan perang yang Rasulullah
bertemu dengan musuh dan terjadi kontak senjata.

1] Perang Badar Al Kubra yang terjadi di tahun ke-2 H


2] Perang Uhud yang terjadi di tahun ke-3 H
3] Perang Khandaq atau Ahzab yang terjadi di tahun ke-5 H
4] Perang Bani Quraizhah yang terjadi di tahun ke-5 H (setelah
Perang Khandaq)
5] Perang Bani Musthaliq yang terjadi di tahun ke-6 H
6] Perang Khaibar yang terjadi di tahun ke-7 H

17
7] Penaklukan Kota Mekkah yang terjadi di Ramadhan tahun ke-8
H
8] Perang Hunain yang terjadi di Syawwal tahun ke-8 H
9] Perang Tha-if yang juga terjadi di Syawwal tahun ke-8 H (setelah
dari Hunain)

Dari sembilan perang yang disebutkan itu, hanya satu orang kafir
yang terluka dan terbunuh karena senjata Rasulullah. Orang kafir
itu bernama Ubay bin Khalaf.

RASULULLAH WAFAT DAN WARISAN BELIAU


Rasulullah wafat pada bulan Rabiul Awwal tahun ke-11 H. Waktu
itu, beliau berusia 63 tahun.

Sebelum wafat, beliau sakit terlebih dahulu. Sakit beliau kemudian


bertambah parah pada hari Kamis dan beliau wafat pada hari Senin
serta dimakamkan pada hari Selasa.

Yang menggantikan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam


mengimami shalat ketika beliau sakit adalah Abu Bakar Ash
Shiddiq radhiyallahu ‘anhu.

Ketika meninggal dunia, Rasulullah tidak meninggalkan warisan.


Yang diwariskan beliau shallallahu alaihi wa sallam hanyalah ilmu
agama. Karena itu, siapa saja yang mencari dan mempelajari ilmu
agama, maka sungguh telah mengambil sesuatu yang sangat
berharga.

18
DAFTAR PUSTAKA

Adz Dzahabi, Muhammad bin Ahmad bin Utsman. Siyar A’lam An


Nubala’: Juz II (Cet. 11). Beirut: Mu-assasah Ar Risalah.
1417H/1996M.

Al Albani, Muhammad Nashiruddin. Shahih As Sirah An


Nabawiyyah. Amman: Maktabah Al Islamiyyah. 1421 H.

Al Badr, Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al ‘Abbad. Syarh Al Arjuzah


Al Mi-iyyah fi Dzikri Hal Asyrafil Bariyyah lil ‘Allamah Ibni
Abil ‘Izz Al Hanafi. Riyadh: Tpn. 1431 H.

Al Hakami, Ibnu Ahmad. Amali fi As Sirah An Nabawiyyah. TTp:


TPn. TTh.

Al Mubarakfuri, Shafiyyurrahman. Ar Rahiqul Makhtum: Bahtsun fis


Sirah An Nabawiyyah ‘ala Shahibiha Afdhalu Ash Shalatu
was Salam. Benares: Dar Ihya’ At Turats. Tth.

An Najdi, Muhammad bin Abdil Wahhab. Mukhtashar Sirah Ar


Rasul (Cet. II). Riyadh: Ri-asah Idarah Al Buhuts Al
Ilmiyyah wal Ifta’. 1423H/2002M.

Ibnu Hazm, Ali bin Ahmad bin Sa’id. Jawami’ As Sirah An


Nabawiyah. Beirut: Darul Kutub Al Ilmiyyah.
1434H/2003M.

19
Ibnu Katsir, Ismail bin Umar. Al Fushul fi Ikhtishar Sirah Ar Rasul.
Kuwait: Darun Nawadir. 1431H/2010M.

Wizarah At Tarbiyyah wat Ta’lim. Tarikh Sirah Ar Rasul shallallahu


‘alaihi wa sallam. Al Mamlakah Al ‘Arabiyyah As
Su’udiyyah. 1428/2007.

20

Anda mungkin juga menyukai