Anda di halaman 1dari 10

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ILMU TAJWID

SISWA SMP MUHAMMADIYAH MATARAM SEMESTER III

TAHUN 2012-2013

MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI

WALIMATUL HIDAYATI, S.Ag

SMP MUHAMMADIYAH MATARAM TAHUN 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kita sebagai ummat muslim menghadapi zaman era globalisasi seperti

sekarang ini merupakan ujian bagi kita sekaligus tantangan yang harus kita

1
hadapi dengan berbekal ilmu agama, lebih-lebih pada siswa didik yang masih

dalam masa perkembangan yang mudah sekali tersentuh atau dipengaruhi oleh

perkembangan zaman yang modern seperti sekarang ini. Sehingga tidak

menutup kemungkinan lambat laun generasi penerus bangsa ini akan semakin

jauh dari nilai-nilai agama khususnya. Ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur’an

sebagai kitab suci yang harus dipertahankan ummat islam sampai akhir zaman.

Dalam hal ini ilmu tajwid sebagai dasar untuk dapat membaca Al-Qur’an

secara benar dan harus dikembangkan pada anak didik. Kondisi yang terjadi pada

siswa VIII di SMP Muhammadiyah Mataram selama pembelajaran mata

pelajaran PAI khususnya yang menyangkut ilmu tajwid mengalami beberapa

masalah antara lain:

1. Infut siswa sangat rendah

2. Ketertarikan siswa masih kurang

3. Tingkat kesadaran siswa tentang manfaat mempelajari ilmu tajwid masih

rendah.

Sementara disisi lain siswa dituntutuntuk memenuhi ketercapaian standar

KKM. Untuk itu perlu dilakukan cara pembelajaran yang efektif bagi siswa untuk

memenuhi ketercapaian KKM tersebut. Salah satu upaya untuk memudahkan

siswa dalam meningkatkan motivasi belajar ilmu tajwid siwa, dengan cara

menerapkan metode demonstrasi.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah; “Apakah penerapan metode

demonstrasi dapat meningkatkan motivasi belajar ilmu tajwid siswa?

C. Tujuan Penelitian

Agar pelaksanaan penelitian tindakan kelah (PTK) ini dapat berjalan

sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, untuk itu harus mempunyai tujuan

yang jelas.

2
Adapun tujuan dari penulisan penelitian ini adalah;

- Untuk mengetahui efektifitas penerapan metode demonstrasi di kelas

- Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar ilmu tajwis siswa dengan

penerapan metode demonstrasi.

- Untuk mengetahui dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa pada materi pembelajaran ilmu tajwid.

D. Manfaat Penelitian

Terkaitnya dengan tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di atas, maka

manfaat penelitian ini adalah:

1. Untuk siswa

a. Memudahkan siswa memahami ilmu tajwid

b. Meningkatkan motivasi belajar siswa

c. Meningkatkan prestasi belajar siswa

2. Untuk Guru

a. Memudahkan guru dalam pembelajaran ilmu tajwi

b. Memudahkan guru memeberikan penilaian terhadap aktifitas belajar

siswa.

3
BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. KAJIAN TEORITIS

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau

tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.

Usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang

tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang

dikehendaki atau mendapat kepuasan dengan perbuatannnya (Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka,th. 1990,593).

2. Pengertian Belajar

Belajar dianggap sebagai proses perubahan prilaku yang merupakan

akibat dari pengalaman dan latihan. Belajar itu merupakan proses perubahan

melalui kegiatan atau prosedur latihan, baik latihan laboratorium maupun di

lingkungan alamiah. Belajar bukan sekedar mengumpulkan pengetahuan,

tetapi merupakan proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga

menyebabkan perubahan prilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya

interaksi individu dengan lingkungan yang di sadari.

Pengaruh lingkungan dan potensi dasar yang dibawa manusia sejak

dilahirkan merupakan suatu hal yang mendapat penekanan dalam beberapa

teori dan konsep belajar. Potensi adalah unsure yang biasanya merupakan

suatu kemampuan umum. Manusia secara genetis sejak lahir telah di lengkapi

dengan suatu organ yang di sebut kemampuan umum yang bersumber dari

otak. Struktur otak telah ditentukan secara biologis. Fungsinya sangat

dipengaruhi oleh intraksi manusia dengan lingkungannya (Semiawan ,1977,

Yana Wardhana, Teori Belajar dan Mengajar, Bandung, PT. Pribumi Mekar,

2010)h.3.

4
Dalam kegiatan belajar, bagian terpenting adalah proses, bukan hasil

atau produk. Ini mengungkapkan bahwa pemahaman hasil belajar harus

diperoleh dengan usaha sendiri, sedangkan orang lain hanya sebagai perantara

atau syang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar tidak dapat

disaksikan dengan kasat mata. Kita hanya mungkin dapat menyaksikan

sekedar adanya gejala-gejala perubahan prilaku yang tampak. Contohnya

ketika seorang murid secara kasat mata terlihat memerhatikan secara seksama

sambil mengangguk-anggukkan kepala sewaktu guru menjelaskan suatu

materi pelajaran, belum tentu murid itu terlibat di dalam proses belajar.

Tingkah lakunya tersebutmungkin bukan karena ia sedang memperhatikan

pelajaran serta faham apa yang di sampaikan oleh guru, ia tidak mengerti apa-

apa. Siswa yang demikian pada hakikatnya tidak belajar karena tidak

menampakkan gejala-gejala perubahan tingkah laku. Sebaliknya saat ada

siswa yang seakan-akan tidak memperhatikan, misalnya terlihat mengantuk

atau acuh tak acuh belum tentu ia tidak sedang belaja, mungkin saja secara

mental ia sedang mencerna apa yang di sampaikan guru sehingga ketika

ditanya ia bisa menjawab dengan benar semua pertanyaan. Berdasarkan

adanya perubahan tingkah laku yang ditimbulkan tersebut, kita yakin bahwa

sebenarnya ia sudah melakukan proses belajar (Yana Wardhana,Teori Belajar

dan Mengajar, Bandung, PT,Pribumi Mekar, 2010) h.5.

Tujuan Belajar

Robert M. Bagne mengelompokan kondidsi-kondisi belajar (system

lingkungan belajar ) sesuai dengan tujuan-tujuan belajar yang ingin di capai.

Bagne mengemukakan delapan macam, yang kemudian dissederhanakam

menjadi lima macam kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar

sehingga, pada gilirannya membutuhkan sekian macam kondisi belajat atau

(system lingkungan belajar) untuk pencapaiannya kelima macam kemampuan

hasil belajar tersebut adalah;

5
a. Keterampilan intlektual (yang merupakan hasil belajar terpenting dari

system lingkungan sekolastik).

b. Strategi kognity, mengatur, “cara belajar” dan berpikir seseorang didalam

arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah.

c. Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.

Kemampuan ini umumnya dikenal dan tidak jarang.

d. Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain keterampilan

menulis, mengetik, menggunakan jangka dan sebagainya.

e. Sikap dan nilai, berhubungan dengan anak serta intensitas emosional yang

dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari

kecendrungannya bertingkah laku terhadap orang, barang atau kejadian.

(Drs.JJ. Hasibuan, Dip Ed, Drs. Moedjiono, proses belajar mengajar,

Remaja Karya CV. Bandung; 1988.h.5.).

Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor dalam diri siswa maupun dari

luar diri siswa.

Faktor dari dalam diri siswa yaitu minat siswa untuk belajar ilmu

tajwid dan kemampuannya untuk mempelajari ilmu tajwid.

Faktor dari luar diri siswa yaitu: lingkungan keluarga yang kurang

maksimal mendukung motivasi belajar siswa, lingkungan sekitar yang

cenderung lebih mementingkan kegiatan bermain dan membuang-buang

waktu dengan percuma.

3. Pengertian Ilmu Tajwid

Ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang menguraikan dan mempelajari

tentang cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar (Ust. Abu Rijki Al

hanif, Pelajaran Ilmu Tajwid, Pedoman Tata Cara membaca Al-Qur’an

dengan baik dan benar, Terbit terang, Surabaya: 1996.h.9).

Ilmu Tajwid adalah; ilmu yang digunakan untk mengetahui bagaimana

sebenarnya membunyikan hurup-hurup dengan betul, baik hurup yang berdiri

sendiri maupun hurup dalam rangkaian (Abdulloh Asyari.B.A. Belajar Ilmu

6
Tajwid, Qaidah bagaimana seharusnya membaca Al-Qur’an untuk pelajaran

permulaan).

- Tujuan mempelajari ilmu tajwid adalah agar dapat membaca Al-Qur’an

dengan baik dan benar (ust. Abu Rijki Al Hanip, Terbit Terang, Surabaya:

1996,h.9)

- Guna Ilmu Tajwid ialah untuk memelihara bacaan Al-Qur’an dari kesalahan

dan perubahan serta memelihara lisan dari kesalahan membacanya. (Abdulloh

Al Asyari, B.A. Pelajaran Tajwid, Appolo, Surabaya, 1987, h.7).

- Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid adalah Fardhu ‘ain bagi yang belum bisa

membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.

Arti fardhu ‘Ain adalah bahwa adalah setiap orang muslim berkewajiban

tanpa kecuali (Ust. Abu Rifki Al Hanafi, Terbit Terang, Surabaya: 1996. h. 9).

Mempelajari Ilmu Tajwid hukumnya Fardhu kifaya, membaca Al-Qur’an

dengan baik sesuai dengan ilmu Tajwid hukumnya Fardhu ‘Ain (Abdulloh

Asy ari,B.A Pelajran Tajwid Appolo, Surabaya: 1987.h.7).

Pada proses pembelajran ilmu tajwid penilaian dilakukan terhadap aktivitas

belajar siswa.

4. Pengertian Metode Demonstrasi

Metode mengajar adalah alat yang dapat merupakan bagian dari

perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar mengajar.

Dan karena strategi belajar mengajar merupakan sarana atau alat untuk

mencapai tujuan –tujuan belajar, maka metode mengajar merupakan alat pula

untuk mencapai tujuan belajar.

Jika proses pembelajaran ingin berhasil dengan lebih baik yang

pertama harus diperhatikan adalah metode atau pendekatan yang akan

dilakukan sehingga sasaran yang diharapkan dapat tercapai atau telaksana

dengan baik. Metode atau cara pendekatan sesuai fungsinya merupakan alat

untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, pengetahuan tentang metode dapat

7
diaplikasikan dengan tepat, selain itu sasran untuk mencapai tujuannyapun

akan semakin efektif dan efesien.

Pemilihan metode berkaitan langsung dengan usaha-usaha guru dalam

menampilkan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga

pencapaian tujuan pengajaran diperoleh dengan optimal. Salah satu hal yang

mendasar untuk dipahami guru adalah bagaimana memahami kedudukan

metode sebagai salah satu bagian bagi keberhasilan kegiatan pembelajaran

yang sama pentinya dengan bagian-bagian lain di dalam keseluruhan struktur

pendidikan.

Metode mengajar yang diterapkan dalam dalam suatu proses

pembelajaran dikatakan efektif jika menghasilkan sesuatu sesuai dengan yang

diharapkan, atau dengan kata lain, tujuan tercapai. Semakin tinggi

kekuatannya untuk menghasilkan sesuatu, maka efektif metode

tersebut.Sementara itu metode mengajar dikatakan efesien jika penerapannya

dalam menghasilkan sesuatu yang diharapkan itu relatif menggunakan tenaga,

biaya dan waktu yang minimum. Dengan kata lain semakin kecil tenaga, biaya

dan waktu yang dikeluarkan untuk keberhasilan suatu usaha, semakin efesien

juga metode itu.

Metode atau cara atau penedekatan yang diharapkan dapat terlaksana

dengan baik, jika materi yang akan diajarkan dirancang terlebih dahulu.

Artinya untuk menerapkan suatu metode, cara atau pendekatan dalam proses

pemebelajaran, terlebih dahulu harus menyusun strategi belajar pembelajaran.

Dengan strategi yang telah tersusun, dapat ditentukan metode mengajar atau

teknik mengajar yang pada akhirnya dapat dipilih alat atau media pengajaran

sebagai pendukung materi pelajaran yang akan di ajarkan.

Metode demonstrasi, melali metode ini siswa minta secara

langsungmemperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan. Disamping itu

siswa tidak hanya mendengar tetapi juga melihat apa yang terjadi dan siswa

8
dapat mencermati atau memperhatikan serta membandingkan antara teori dan

praktik.

Kekurangannya adalah metode demonstrasi ini memakan waktu yang cukup

lama dengan persiapan yang rumit serta memerlukan motivasi dan

profesionalisme seorang guru (Yana Wardhana, Teori Belajar dan Mengajar,

PT. Pribumi Mekar, Bandung;2010. H. 46).

Keuntungan Metode Demonstrasi;

a. Perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal yng dianggap penting

oleh pengajar sehingga siswa dapat menangkap hal-hal yang penting.

Perhatian siswa lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar, dan tidak

tertuju kepada hal lain.

b. Dapat mengurangi kesalahan –kesalahan bila dibandingkan dengan hanya

menbaca atau mendengarkan keterangan guru. Sebab siswa memperoleh

persepsi yang jelas dari hasil pengamatannya.

c. Bila siswa turut aktif melakukan demonstrasi, maka siswa akan

memperoleh pengalaman praktek untuk mengembangkan kecakapan dan

ketrampilan.

d. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan siswa akan dapat di

jawab waktu mengamati proses demonstrasi.

Batas-batas Kemungkinannya;

a. Demonstrasi akan merupakan metode yang tidak wajar bila alat atau benda

yang didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan jelas oleh sisswa.

Misalnya alat itu terlalu kecil atau penjelasannya tidak terang.

b. Demonstrasi tidak efektif bila tidak di ikuti kegiatan yang memungkinkan

siswa ikut mencoba, yang merupakan pengalaman yang berharga bagi

siswa.

c. Kadang-kadang suatu demonstrasi menjadi kurang bermakna bila tidak

dilakukan di tempat yang sebenarnya. (Drs.JJ Hasibuan, Dip Ed, Drs.

Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, Remadja Karya CV;1988,h.30)

9
B. HIPOTESIS TINDAKAN

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah dengan penerapan metode

demonstrasi dapat meningkatkan motivasi belajar ilmu tajwid siswa.

10

Anda mungkin juga menyukai