PENDAHULUAN
atau aktivitas. Dalam pendidikan kuno aktivitas anak tidak pernah diperhatikan
karena menurut pandangan mereka anak dilahirkan tidak lain sebagai “orang
dewasa dalam bentuk kecil”. Ia harus diajarkan menurut kehendak orang dewasa.
Karena itu ia harus menerima dan mendengar apa-apa yang diberikan dan
disampaikan orang dewasa/guru tanpa dikritik. Anak tak obahnya seperti gelas
Aliran modern ini merombak dan mengubah pandangan itu dan mengantikannya
dengan penekanan pada kegiatan anak dalam proses pembelajaran. Anak aktif
mencari sendiri dan bekerja sendiri. dengan demikian anak akan lebih
siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang
diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai
mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instrukstur. Pengertian lain ialah
sebagai teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau
menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut
dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. Di dalam
kenyataan cara atau metode mengajar atau teknik penyajian yang digunakan guru
untuk menyampaikan informasi atau massage lisan kepada siswa berbeda dengan
keterampilan serta sikap. Metode yang digunakan untuk memotivasi siswa agar
dihadapi ataupun untuk menjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan metode
yang diguanakan untuk tujuan agar siswa mampu berpikir dan mengemukakan
yang digunakan sejak dahulu kala, tetapi juga yang modern, yang digunakan baru
dan eksperimen agar dapat menemukan teknik penyajian yang dipandang paling
efektif untuk pelajaran tertentu. apakah hal itu akan terjawab, kita serahkan pada
peranan guru yang utama dalam pelaksanaan penyajian, tetapi ada pula yang
menekankan pada media hasil teknologi meoderen seperti televise, radio, kasset,
menggukanan bantuan satelit. Ada pula teknik penyajian yang hanya digunakan
untuk sejumlah siswa yang terbatas, tetapi ada pula yang digunakan untuk
Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas
bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan
keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata
tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bisa membuahkan
Agar belajar menjadi aktif siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas.
menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan,
bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk
mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about dan thinking aloud)
Pada Siswa Kelas IV SDN ABC Kec. Kota Jakarta Tahun Pelajaran 2009/2010.”
B. Rumusan Masalah
siswa terhadap materi pelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa Kelas
motivasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa Kelas IV SDN ABC
Pendidikan Agama Islam, khususnya di SDN ABC Kec. Kota Jakarta, salah
D. Batasan Masalah
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas IV SDN ABC Kec. Kota
2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April semester genap tahun palajaran
2009/2010.
E. Tujuan Penelitian
Islam setelah diterapkan model pembelajaran tuntas pada siswa Kelas IV SDN
berguna sebagai:
Islam
Agama Islam.
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu
dengan asumsi bahwa di dalam kondisi yang tepat semua peserta didik akan
mampu belajar dengan baik dan memperoleh hasil belajar secara maksimal
laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan
kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Belajar
dimaksud belajar yaitu perbuatan murid dalam bidang material, formal serta
fungsional pada umumnya dan bidang intelektual pada khususnya. Jadi belajar
merupakan hal yang pokok. Belajar merupakan suatu perubahan pada sikap
dan tingkah laku yang lebih baik, tetapi kemungkinan mengarah pada tingkah
dari pada periode yang cukup panjang. Berapa lama waktu itu berlangsung
sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaklah merupakan akhir
yang tideak dapat dilihat dengan nyata proses itu terjadi dalam diri seserorang
yang sedang mengalami belajar. Jadi yang dimaksud dengan belajar bukan
tingkah laku yang nampak, tetapi prosesnya terjadi secara internal di dalam
telah dicapai. Dengan demikian bahwa prestasi merupakan hasil yang telah
Jadi prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh karena itu semua
individu dengan adanya belajar hasilnya dapat dicapai. Setiap individu belajar
menginginkan hasil yang yang sebaik mungkin. Oleh karena itu setiap
dengan baik. Sedang pengertian prestasi juga ada yang mengatakan prestasi
mengerjakan sesuatu.
dengan baik dan pedoman cara yang tapat. Setiap orang mempunyai cara atau
digunakan oleh seorang siswa, tetapi mungkin kurang sesuai untuk anak/siswa
yang lain. Hal ini disebabkan karena mempunyai perbedaan individu dalam
Oleh karena itu tidaklah ada suatu petunjuk yang pasti yang harus
faktor yang paling menentukan keberhasilan belajar adalah para siswa itu
sendiri. Untuk dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya harus
a. Faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang kita sebut faktor individu.
b. Faktor yang ada pada luar individu yang kita sebut dengan faktor sosial
Sedangkan yang faktor sosial antara lain faktor keluarga, keadaan rumah
Bagi siswa yang berada dalam faktor yang mendukung kegiatan belajar akan
dapat dilalui dengan lancar dan pada gilirannya akan memperoleh prestasi
Sebaliknya bagi siswa yang berada dalam kondisi belajar yang tidak
diatas, maka kegiatan atau proses belajarnya akan terhambat atau menemui
kesulitan.
C. Movitasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
dorongan dasar atau internal dan insentif di luar diri individu atau hadiah.
Suatu prinsip yang mendasari tingkah laku ialah bahwa individu selalu
kepada penguasaan kurikulum. Akan tetapi, para siswa tidak selalu melihat
perkembangan yang disukai. Dalam hubungan ini tugas guru adalah menolong
mereka untuk memilih topik, kegiatan, atau tujuan yang bermanfaat, baik
D. Prinsip Motivasi
Prinsip ini disusun atas dasar penelitian yang seksama dalam rangka
Oleh karena itu, pujian lebih besar nilainya bagi motivasi belajar.
3. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif daripada motivasi
yang dipaksakan dari luar. Kepuasan yang didapat oleh individu itu sesuai
mencapai tujuan, maka perbuatan itu perlu segera diulang kembali beberapa
5. Motivasi mudah menjalar luas terhadap orang lain. Guru yang berminat tinggi
dan antusias akan mempengaruhi para siswa sehigga mereka juga berminat
tinggi dan antusias. Siswa yang antusias akan mendorong motivasi para siswa
lainnya.
6. Pemahaman yang jelas tentang tujuan belajar akan merangsang motivasi.
7. Tugas-tugas yang besumber dari diri sendiri akan menimbulkan minat yang
Berkat dorongan orang lain, misalnya untuk memperoleh angka yang tinggi,
siswa akan berusaha lebih giat karena minatnya menjadi lebih besar.
memelihara minat siswa. Cara mengajar yang bervariasi ini akan meimbulkan
10. Minat khusus yang dimiliki oleh siswa berdaya guna untuk mempelajari hal-
hal lainnya. Minat khusus yang telah dimiliki oleh siswa, misalnya minat
bermain bola basket, akan mudah ditransferkan kepada minat dalam bidang
11. Kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang minat para siswa yang tergolong
kurang tidak ada artinya bagi para siswa yang tergolong pandai. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan tingkat abilitas pada siswa tersebut. Oleh karena
itu, guru yang hendak membangkitkan minat para siswanya hendaknya
12. Tekanan dari kelompok siswa umumnya lebih efketif dalam memotivasi
13. Motivasi erat hubungannya dengan kreativitas siswa. Dengan teknik mengajar
Motivasi yang telah dimiliki oleh siswa, apabila diberi semacam hambatan,
efketif.
15. Kecemasan dan frustasi dapat membantu siswa berbuat lebih baik. Emosi
16. Tugas yang terlalu sukar dapat mengakibatkan frustasi sehingga dapat menuju
kepada demoralisasi. Karena terlalu sulitnya tugas itu, para siswa cenderung
melakukan hal-hal yang tidak wajar sebagai manifestasi dari frustasi yang
17. Tiap siswa mempunyai tingkat frustasi dan toleransi yang berlain-lainan. Ada
siswa yang kegagalannya justru menimbulkan insentif, tetapi ada anak yang
selalu berhasil malahan menjadi cemas terhadap kemungkinan timbulnya
luar kelas.
interpersonal dalam prestasi akademis, hal ini akan menimbulkan dua hal:
anak yang mendapat angka baik dan anak yang mendapat angka jelek. Pada
anak yang mendapat angkan jelek mungkin akan berkembang rasa rendah diri
inteligensi, status sosial ekonomi, hubungan, dan harapan orang tua. Akan
tujuan harus dapat dicapai dan para siswa merasa bahwa mereka akan mampu
mencapainya.
4. Pemberian pujian
diingat bahwa efek pujian itu bergantung pada siapa yang memberi pujian dan
siapa yang menerima pujian itu. Para siswa yang sangat membutuhkan
keselamatan dan harga diri, mengalami kecemasan, dan merasa bergantung
pada orang lain akan rsponsif terhadap pujian. Pujian dapat ditunjukkan baik
dapat merusak pada kondisi yang lain. Dalam kompetisi harus terdapat
semangat persaingan.
kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan dapat lebih banyak dipenuhi
dengan cara kerja sama. Menurut Lowry dan Rankin (1969), kerja sama
adalah fungsi utama dan merupakan bentuk yang paling dasar dari hubungan-
minat dan motivasi belajar asalkan siswa yakin bahwa harapannya bakal
terpenuhi kelak. Harapan itu dapat merupakan hadiah, kedudukan, nama baik,
atau sejenisnya. Sebaliknya, cara ini tidak menghasilkan apa-apa jika tidak
1. Pengertian
tepat semua peserta didik akan mampu belajar dengan baik dan memperoleh
(Ramayulis, 2005:193).
apabila, (1) siswa menguasai semua bahan pelajaran yang disajikan secara
didik.
asumsi yaitu:
potensial (bakat). Hal ini dilandasi teori tentang bakat yang dikemukakan
diberi pengajaran yang sama dan hasil belajarnya diukur, ternyata akan
menunujukkan distribusi normal. Hal ini berarti bahwa peserta didik yang
lemah).
bagian, yaitu:
a. Mengidentifikasi prakondisi
c. Hasil belajar
terhadap tujuan yang gagal dicapai peserta didik, dengan prosedur dan metode
progress test).
H. Hipotesis Tindakan
mereka".
BAB III
METODE PENELITIAN
teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
yaitu: (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan
kolaboratif, (3) penelitian tindakan simultan terintegratif, dan (4) penelitian tindakan
sosial eksperimental.
Menurut Oja dan Smulyan sebagaimana dikutip oleh Kasbolah, (2000) (dalam
Sukidin, dkk. 2002:55), ciri-ciri dari setiap penelitian tergantung pada: (1) tujuan
utamanya atau pada tekanannya, (2) tingkat kolaborasi antara pelaku peneliti dan
peneliti dari luar, (3) proses yang digunakan dalam melakukan penelitian, dan (4)
Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru
sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini,
pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam
proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam
penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu
siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini
berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.
A. Rancangan Penelitian
hal yang terjadi dimasyarakat atau sekolompok sasaran, dan hasilnya langsung
atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan
dalam bentuk proses pengembangan invovatif yang dicoba sambil jalan dalam
terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain.
sebagai berikut:
1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-
benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam
3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih
dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga.
4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka, setiap langkah dari
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Arikunto, 2002: 83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu
dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang
Refleksi Rencana
awal/rancangan
Tindakan/
Observasi Putaran 2
Tindakan/
Observasi
Putaran 3
berikutnya.
masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan
membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir
1. Tempat Penelitian
C. Subyek Penelitian
D. Prosedur Penelitian
(2) tahap persiapan, dan (3) tahap pelaksanaan, (4) tahap pengolahan data, dan (5)
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan meliputi, (1) observasi di
sekolah dan diskusi dengan mitra guru, (2) penyusunan proposal penelitian.
2. Tahap Persiapan
pembuatan rambu-rambu penilaian, (5) uji coba instrumen, dan (6) seleksi dan
revisi instrumen.
3. Tahap Pelaksanaan
meliputi, (1) tahap pengumpulan data dan (2) tahap pengolahan data.
4. Tahap Penyelesaian
Pada tahap ini meliputi, (1) penyusunan laporan penelitian dan (2)
penggandaan laporan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat ukur dalam penelitian ini adalah berupa tes. Tes adalah
yang diharapkan baik secara tertulis atau lisan atau secara perbuatan (Sudjana dan
Ibrahim, 1996:100).
1. Silabus
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-
masing RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan
4 Tes formatif
Agama Islam transaksi keuangan. Tes formatif ini diberikan setiap akhir
penulis mengadakan analisis butir soal tes yang telah diuji validitas dan
reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk memilih soal yang
a. Validitas Tes
Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa
yang seharusnya diukur secara tepat. Validitas butir soal atau validitas
soal. Sehingga dapat ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima.
Tingkat kevalidan ini dapat dihitung dengan korelasi Product Moment:
b. Reliabilitas
harus valid dulu. Oleh karena itu reliabilitas suatu soal tidak perlu
diragukan lagi apabila soal tersebut benar-benar sudah valid, jadi soal
yang valid pasti reliabel. Reliabilitas butir soal dalam penelitian ini
(Arikunto, 2002:93)
dari harga r pada tabel product moment maka tes tersebut reliabel.
c. Taraf Kesukaran
kesukaran adalah:
(Arikunto, 2002:208)
d. Daya Pembeda
Dimana:
D : Indeks diskriminasi
berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji dan
dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis
a. Validitas
perhitungan 46 soal diperoleh 10 soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil
Tabel 3.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa
b. Reliabilitas
sebesar 0, 423. Harga ini lebih besar dari harga r product moment. Untuk
14 soal sedang
10 soal sukar
d. Daya Pembeda
Uraian secara lengkap analisis daya pembeda soal tes dapat dilihat pada
lampiran.
perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon
pembelajaran.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga
Σ N = Jumlah siswa
kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar
bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar
bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari
dengan
= Rata-rata
= Jumlah rata-rata
P1 = Pengamat 1
P2 = Pengamat 2
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
pengelolaan model pembelajaran tuntas dan pengamatan aktivitas siswa dan guru
pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus.
Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan
penerapan model pembelajaran tuntas dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan
Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat
belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada
yang terjadi pada siklus I. Dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi
adalah 68,22 dan ketuntasan belajar mencapai 66,67% atau ada 30 siswa
pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena
siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 66,67% lebih kecil dari
disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang
pembelajaran tuntas.
c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi
d. Refisi
siklus berikutnya.
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat
atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.
belajar mengajar.
tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai
berikut:
merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang perlu
waktu.
mereka akan lebih memahami tentang apa yang telah mereka lakukan.
6,25%
menjadi 6.25%.
adalah 74,67 dan ketuntasan belajar mencapai 75,56% atau ada 34 siswa
dari 45 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada
berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga
sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan dinginkan guru dengan
c. Refleksi
1) Memotivasi siswa
3) Pengelolaan waktu
d. Revisi Rancangan
Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat
2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut
kesimpulan/menemukan konsep.
belajar mengajar.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III
tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah
sebagai berikut:
kegiatan belajar mengajar (siklus III) yang dilaksanakan oleh guru dengan
paling dominan pada siklus III adalah membimbing dan mengamati siswa
strategis masing menjadi 10,94% dan 17,19%. Adapun aktivitas yang lain
III adalah membaca buku yaitu sebesar 19,53% dan diskusi antar
6,844%.
menjadi 5,86%, menulis yang relevan dengan KBM menjadi 7,03% dan
sebesar 78,60 dan dari 45 siswa yang telah tuntas sebanyak 39 siswa dan
siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan
dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa
apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar
dapat tercapai.
B. Pembahasan
Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap
materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II,
dan III) yaitu masing-masing 66,67%, 75,56%, dan 86,67%. Pada siklus III
Nabi dengan model pembelajaran tuntas yang paling dominan adalah bekerja
diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa
model pembelajaran tuntas dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru
besar.
BAB V
A. Simpulan
penelitian yang telah dipaparkan selama tiga siklus, hasil seluruh pembahasan
Pendidikan Agama Islam, hal ini terlihat dengan ditandai dengan peningkatan
ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (66,67%), siklus II
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar Pendidikan Agama Islam lebih efektif dan lebih memberikan
hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan model pembelajaran tuntas memerlukan persiapan yang
cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik
sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
Petunjuk
Berikan penilan anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai.
Penilaian
No Aspek yang diamati
1 2 3 4
I Pelaksanaan
A. Pendahuluan
1. Memotivasi Siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah kegiatan bersama siswa.
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan.
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam
kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
mempresentasikan hasil penyelidikan.
5. Membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep.
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman.
2. Memberikan evaluasi.
II Pengelolaan waktu
III Antusiasme kelas
1. Siswa antusias
2. Guru Antusias.
(…………………………..)
Lampiran 2
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU DAN SISWA DALAM KBM
Nama Guru:
Jakarta, 2009
Pengamat
(…………………….)
Lampiran 3
Penilaian
No. Aspek yang diamati P1 P2
1 2 3 4 1 2 3 4
Pelaksanaan
A. Pendahuluan
1. Memotivasi Siswa √ √
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran √ √
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah kegiatan bersama siswa. √ √
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan. √ √
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil
I kegiatan dalam kelompok √ √
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
mempresentasikan hasil penyelidikan
5. Membimbing siswa merumuskan √ √
kesimpulan/menemukan konsep.
C. Penutup √ √
1. Membimbing siswa membuat rangkuman.
2. Memberikan evaluasi. √ √
√ √
II Pengelolaan waktu √ √
Antusiasme kelas
III 1. Siswa antusias √ √
2. Guru Antusias. √ √
Keterangan:
Dimana: P1 = pengamat 1
P2 = pengamat 2
Lampiran 4
Penilaian
No. Aspek yang diamati P1 P2
1 2 3 4 1 2 3 4
Pelaksanaan
A. Pendahuluan
1. Memotivasi Siswa √ √
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran √ √
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah kegiatan bersama siswa. √ √
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan. √ √
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil
I kegiatan dalam kelompok √ √
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
mempresentasikan hasil penyeledikan
5. Membimbing siswa merumuskan √ √
kesimpulan/menemukan konsep.
C. Penutup √ √
1. Membimbing siswa membuat rangkuman.
2. Memberikan evaluasi. √ √
√ √
II Pengelolaan waktu √ √
Antusiasme kelas
III 1. Siswa antusias √ √
2. Guru Antusias √ √
Keterangan:
Dimana: P1 = pengamat 1
P2 = pengamat 2
Lampiran 5
Penilaian
No. Aspek yang diamati P1 P2
1 2 3 4 1 2 3 4
Pelaksanaan
A. Pendahuluan
1. Memotivasi Siswa √ √
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran √ √
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah kegiatan bersama siswa. √ √
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan. √ √
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil
I kegiatan dalam kelompok √ √
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
mempresentasikan hasil penyelidikan
5. Membimbing siswa merumuskan √ √
kesimpulan/menemukan konsep.
C. Penutup √ √
1. Membimbing siswa membuat rangkuman.
2. Memberikan evaluasi. √ √
√ √
II Pengelolaan waktu √ √
Antusiasme kelas
III 3. Siswa antusias √ √
4. Guru Antusias. √ √
Keterangan:
Dimana: P1 = pengamat 1
P2 = pengamat 2
Lampiran 6
Nama (Guru-
No. RP I (80 menit)
Siswa) P Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama Guru P1 2 3 3 3 4 6 3 5 3 32
P2 3 2 2 3 4 7 3 6 2 32
Rata-rata X 2.5 2.5 2.5 3 4 6.5 3 5.5 2.5 32
Prosentase % 7.81 7.81 7.81 9.38 12.50 20.31 9.38 17.19 7.81 100
P1 4 4 6 4 2 3 3 2 4 32
1 Nama Siswa
P2 8 2 5 5 2 2 4 2 2 32
P1 6 4 6 4 2 3 2 2 3 32
2 Nama Siswa
P2 8 2 7 5 1 2 3 2 2 32
P1 5 3 7 5 1 3 2 2 4 32
3 Nama Siswa
P2 10 4 4 4 1 2 3 2 2 32
P1 4 4 7 5 2 3 2 3 2 32
4 Nama Siswa
P2 10 4 4 3 1 2 4 2 2 32
P1 6 2 8 4 3 1 2 2 4 32
5 Nama Siswa
P2 8 3 4 5 3 3 2 2 2 32
P1 6 4 6 4 1 3 2 2 4 32
6 Nama Siswa
P2 8 4 3 5 1 3 4 2 2 32
P1 5 4 6 3 3 4 2 2 3 32
7 Nama Siswa
P2 5 4 4 5 3 3 3 3 2 32
P1 6 3 8 4 3 1 2 2 3 32
8 Nama Siswa
P2 9 4 5 4 1 2 3 2 2 32
P1 42 28 54 33 17 21 17 17 27 256
Jumlah
P2 66 27 36 36 13 19 26 17 16 256
Rata-rata X 54 27.5 45 34.5 15 20 21.5 17 21.5 256
Prosentase rata-rata % 21.09 10.74 17.58 13.48 5.86 7.81 8.40 6.64 8.40 100
Keterangan:
Rata-rata (x)
Nama (Guru-
No. RP I (90 menit)
Siswa) P Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama Guru P1 2 2 2 3 5 7 4 5 2 32
P2 3 2 2 3 4 8 3 5 2 32
Rata-rata X 2.5 2 2 3 4.5 7.5 3.5 5 2 32
Prosentase % 7.81 6.25 6.25 9.38 14.06 23.44 10.93 15.63 6.25 100
P1 2 5 6 5 2 5 2 3 2 32
1 Nama Siswa
P2 3 5 6 5 2 4 2 3 2 32
P1 3 4 7 5 2 4 2 3 2 32
2 Nama Siswa
P2 2 6 5 5 3 3 3 3 2 32
P1 4 4 6 5 3 3 2 3 2 32
3 Nama Siswa
P2 4 4 7 4 2 3 3 3 2 32
P1 4 6 6 4 1 5 2 2 2 32
4 Nama Siswa
P2 3 5 6 4 3 4 3 2 2 32
P1 5 4 6 4 3 3 2 3 2 32
5 Nama Siswa
P2 5 5 5 4 4 1 4 2 2 32
P1 5 2 7 6 1 2 3 4 2 32
6 Nama Siswa
P2 3 4 7 6 1 2 3 4 2 32
P1 6 4 6 2 3 3 2 4 2 32
7 Nama Siswa
P2 4 3 9 4 2 1 4 3 2 32
P1 4 3 6 5 3 3 3 3 2 32
8 Nama Siswa
P2 5 6 5 4 3 2 2 3 2 32
P1 33 32 50 36 18 28 18 25 16 256
Jumlah
P2 29 38 50 36 20 20 24 23 16 256
Rata-rata X 31 35 50 36 19 24 21 24 16 256
Prosentase rata-rata % 12.11 13.67 19.53 14.06 7.42 9.38 8.20 9.38 6.25 100
Keterangan:
Rata-rata (x)
Keterangan:
Rata-rata (x)
Oleh
NAMA GURU S.Ag
NIP: 130 000 000
DINAS PENDIDIKAN
SDN ABC KEC. KOTA JAKARTA
2009
ABSTRAK
Nama Guru, 2008. Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Dengan
Menerapkan Model Pengajaran Tuntas Pada Siswa Kelas IV SDN ABC Kec.
Kota Jakarta Tahun Pelajaran 2009/2010
Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas
bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan
perumusan tujuan intruksional khusus. Sebab dalam kegiaatan belajar mengajar,
mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi
otomatis dari perenungan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan
keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak
akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bisa membuahkan hasil belajar
yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif.
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: (a) Apakah
penerapan model pembelajaran tuntas dapat meningkatkan prestasi siswa terhadap
materi pelajaran Pendidikan Agama Islam (b) Bagaimanakah pengaruh model
pembelajaran tuntas dalam meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam?
Untuk meningkatkan prestasi dan motivasi siswa dalam belajar Pendidikan
Agama Islam, khususnya di SDN ABC Kec. Kota Jakarta, salah satunya yaitu dengan
menerapkan model pembelajaran tuntas. Dengan menerapkan metode pembelajaran
ini diharapkan prestasi serta motivasi belajar Pendidikan Agama Islam dapat
meningkat.
Tujuan penelitian tindakan ini adalah: (a) Ingin mengetahui bagaimanakah
peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam setelah diterapkannya model
pembelajaran tuntas. (b) Ingin mengetahui pengaruh model pembelajaran tuntas
dalam meningkatkan prestasi dan motivasi belajar terhadap materi pelajaran
Pendidikan Agama Islam.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak
tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan
pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas IV SDN
ABC Kec. Kota Jakarta tahun pelajaran 2009/2010. Data yang diperoleh berupa hasil
tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (66,67%), siklus II (75,56%),
siklus III (86,67%).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran tuntas dapat
berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa SDN ABC Kec. Kota Jakarta
tahun pelajaran 2009/2010, serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai
salah satu alternatif pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak ............................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
C. Subyek Penelitian............................................................... 28
B. Pembahasan ....................................................................... 55
A. Simpulan ............................................................................ 57
B. Saran .................................................................................. 57