Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akhir dari rangkaian proses belajar mengajar adalah tes akhir suatu mata

pelajaran yang dilakukan melalui tes formatif, tes akhir cawu, tes akhir semester

atau tes ujian kenaikan kelas bagi siswa kelas ………... Di dalam menghadapi

ujian kenaikan kelas bagi siswa kelas ……………sekolah dasar perlu adanya

refreshing terhadap materi ajar yang telah diterima oleh siswa selama mengikuti

proses belajar mengajar.

Bagaimanakah caranya agar siswa tidak melupakan materi pelajaran yang

telah diterimanya agar siswa nantinya siap menghadapi ujian kenaikan kelas yang

siap atau tidak siap harus mereka hadapi. Bagaimanakah membuat suatu materi

ajar agar agar tidak terlupakan oleh anak didik. Dalam hal ini guru harus mencari

metode untuk mengingatkan segala memori di benak siswa yang telah mereka

terima. Guru harus bisa membangkitkan kembali memori itu.

Salah satu metode pengajaran yang bisa membuat anak bisa dan harus

mengingat kembali materi pelajaran yang telah mereka terima adalah cara belajar

aktif model pembelajaran meninjau ulang Kesulitan pada materi pelajaran.

Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri.

Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang

hanyalah kegiatan belajar aktif.


Agar belajar manjadi aktif, siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas.

Mereka haru menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan

menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan,

bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk

mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about dan thinking aloud).

Bertitik tolak dari latar belakang permasalahan tersebut di atas maka

dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Upaya Membantu Siswa

Mengingat Kembali Materi Pelajaran Matematika Lewat Metode Belajar Aktif

Model Tinjauan Ala Permainan Bingo Pada Siswa Kelas

………………………………… Tahun Pelajaran 2004/2005”.

B. Permasalahan

Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka masalah yang timbul

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah tingkat penguasaan materi pelajaran Matematika siswa

………………………………… tahun pelajaran 2004/2005?

2. Seberapa jauh tingkat penguasaan materi pelajaran Matematika yang telah

diterima siswa dalam menghadapi ujian kenaikan kelas?

3. Bagaimanakah pengaruh metode belajar aktif model tinjauan ala permainan

Bingo dalam mengingatkan kembali materi pelajaran Matematika yang telah

dipelajari pada siswa kelas ………………………………. tahun pelajaran

2004/2005?
C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui tingkat pengusasaan materi pelajaran Matematika yang telah

dipelajari pada siswa …………………………………. tahun pelajaran

2004/2005.

2. Mengetahui pengaruh metode belajar aktif model peninjauan ulang topic mata

pelajaran Matematika pada siswa kelas ……………………………….tahun

pelajaran 2004/2005.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi:

1. Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi

belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Matematika .

2. Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran

yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.

E. Penjelasan Istilah

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu

didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

1. Metode kooperatif adalah:

Suatu pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok-

kelompok untuk menetapkan tujuan bersama


2. Motivasi belajar adalah:

Merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat

melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman.

Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk tercapai suatu tujuan.

3. Prestasi belajar adalah:

Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,

setelah siswa mengikuti pelajaran matematika.

F. Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang

meliputi:

1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas

……………………………….tahun pelajaran 2003/2004.

2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester ganjil tahun

palajaran 2003/2004.

3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahsan…………………..


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Prestrasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan dalam kepustakaan.

Yang dimaksud belajar yaitu perbuatan murid dalam bidang material, formal

serta fungsional pada umumnya dan bidang intelektual pada khususnya. Jadi

belajar merupakan hal yang pokok. Belajar merupakan suatu perubahan pada

sikap dan tingkah laku yang lebih baik, tetapi kemungkinan mengarah pada

tingkah laku yang lebih buruk.

Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan harus merupakan akhir

dari pada periode yang cukup panjang. Berapa lama waktu itu berlangsung

sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaklah merupakan akhir

dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berminggu-

minggu, berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Belajar merupakan suatu proses

yang tideak dapat dilihat dengan nyata proses itu terjadi dalam diri seserorang

yang sedang mengalami belajar. Jadi yang dimaksud dengan belajar bukan

tingkah laku yang nampak, tetapi prosesnya terjadi secara internal di dalam

diri individu dalam mengusahakan memperoleh hubungan-hubungan baru.


2. Pengertian Prestasi Belajar

Sebelum dijelaskan pengertian mengenai prestasi belajar, terlebih

dahulu akan dikemukakan tentang pengertian prestasi. Prestasi adalah hasil

yang telah dicapai. Dengan demikian bahwa prestasi merupakan hasil yang

telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan sesuatu pekerjaan/aktivitas

tertentu.

Jadi prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh karena itu semua

individu dengan adanya belajar hasilnya dapat dicapai. Setiap individu belajar

menginginkan hasil yang yang sebaik mungkin. Oleh karena itu setiap

individu harus belajar dengan sebaik-baiknya supaya prestasinya berhasil

dengan baik. Sedang pengertian prestasi juga ada yang mengatakan prestasi

adalah kemampuan. Kemampuan di sini berarti yan dimampui individu dalam

mengerjakan sesuatu.

3. Pedoman Cara Belajar

Untuk memperoleh prestasi/hasil belajar yang baik harus dilakukan

dengan baik dan pedoman cara yang tapat. Setiap orang mempunyai cara atau

pedoman sendiri-sendiri dalam belajar. Pedoman/cara yang satu cocok

digunakan oleh seorang siswa, tetapi mungkin kurang sesuai untuk

anak/siswa yang lain. Hal ini disebabkan karena mempunyai perbedaan

individu dalam hal kemampuan, kecepatan dan kepekaan dalam menerima

materi pelajaran.
Oleh karena itu tidaklah ada suatu petunjuk yang pasti yang harus

dikerjakan oleh seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Tetapi

faktor yang paling menentukan keberhasilan belajar adalah para siswa itu

sendiri. Untuk dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya harus

mempunyai kebiasaan belajar yang baik.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Adapun faktor-faktor itu, dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:

a. Faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang kita sebut faktor individu.

Yang termasuk ke dalam faktor individu antara lain faktor kematangan

atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.

b. Faktor yang ada pada luar individu yang kita sebut dengan faktor sosial

Sedangkan yang faktor sosial antara lain faktor keluarga, keadaan rumah

tangga, guru, dan cara dalam mengajarnya, lingkungan dan kesempatan

yang ada atau tersedia dan motivasi sosial.

Berdasarkan faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar di atas

menunjukkan bahwa belajar itu merupaka proses yang cukup kompleks.

Artinya pelaksanaan dan hasilnya sangat ditentukan oleh faktor-faktor di atas.

Bagi siswa yang berada dalam faktor yang mendukung kegiatan belajar akan
dapat dilalui dengan lancar dn pada gilirannya akan memperoleh prestasi atau

hasil belajar yang baik.

Sebaliknya bagi siswa yang berada dalam kondisi belajar yang tidak

menguntungkan, dalam arti tidak ditunjang atau didukung oleh faktor-faktor

diatas, maka kegiatan atau proses belajarnya akan terhambat atau menemui

kesulitan.

C. Proses Belajar Mengajar Matematika

Proses dalam pengertian disini merupakan interaksi semua komponen atau

unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling

berhubungan (inter independent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan (Usman,

200: 5).

Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingka laku pada diri individu

berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Hal ini sesuai

dengan yang diutarakan Burton bahwa seseorang setelah mengalami proses

belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya,

keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa,

dari tidak mengerti menjadi mengerti. (dalam Usman, 2000: 5).

Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggungjawab

moral yang cukup berat. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam

kegiatan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan

anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar.


Proses belajar mengajar merupakan suatu inti dari proses pendidikan

secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegangn peran utama. Proses belajar

mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru

dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi

edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik

antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses

belajar mengajar (Usman, 2000: 4).

Sedangkan menurut buku Pedoman Guru Pendidikan Agama Islam,

proses belajar mengajar dapat mengandung dua pengertian, yaitu rentetan

kegiatan perencanaan oleh guru, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi program

tindak lanjut (dalam Suryabrata, 1997: 18).

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses belajar

mengajar Matematika meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari

perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut

yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu

pengajaran Matematika .

D. Prestasi Belajar Matematika

Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar.

Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik

menjadi lebih baik. Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang

dituju pada hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah.

Menurut Poerwodarminto (1991: 768), prestasi belajar adalah hasil yang dicapai
(dilakukan, dekerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan,

hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta

perjuangan yang membutuhkan pikiran.

Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang

dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah

siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat

diketahui dengan megadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk

mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan

oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru

dalam proses belajar mengajar di sekolah.

Sejalan dengan prestasi belajar, maka dapt diartikan bahwa prestasi

belajar Matematika adalah nilai yang dipreoleh siswa setelah melibatkan secara

langsung/aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif

(pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) dalam proses

belajar mengajar Matematika .

E. Gaya Belajar

Kalangan pendidik telah menyadari bahwa peserta didik memiliki

bermacam cara belajar. Sebagian siswa bisa belajar dengan sangat baik hanya

dengan melihat orang lain melakukannya. Biasanya, mereka ini menyukai

penyajian informasi yang runtut. Mereka lebih suka menuliskan apa yang

dikatakan guru. Selama pelajaran, mereka biasanya diam dan jarang terganggu

oleh kebisingan. Perserta didik visual ini berbeda dengan peserta didik auditori,
yang biasanya tidak sungkan-sungkan untuk memperhatikan apa yang dikerjakan

oleh guru, dan membuat catatan. Mereka menggurulkan kemampuan untuk

mendengar dan mengingat. Selama pelajaran, mereka mungkin banyak bicara dan

mudah teralihkan perhatiannya oleh suara atau kebisingan. Peserta didik

kinestetik belajar terutama dengan terlibat langsung dalam kegiatan. Mereka

cenderung impulsive, semau gue, dan kurang sabaran. Selama pelajaran, mereka

mungkin saja gelisah bila tidak bisa leluasa bergerak dan mengerjakan sesuatu.

Cara mereka belajar boleh jadi tampak sembarangan dan tida karuan.

Tentu saja, hanya ada sedikit siswa yang mutlak memiliki satu jenis cara

belajar. Grinder (1991) menyatakan bahwa dari setiap 30 siswa, 22 diantaranya

rata-rata dapat belajar dengan efektif selama gurunya mengahadirkan kegaitan

belajar yang berkombinasi antara visual, auditori dan kinestik. Namun, 8 siswa

siswanya sedemikan menyukai salah satu bentuk pengajaran dibanding dua

lainnya. Sehingga mereka mesti berupaya keras untuk memahami pelajaran bila

tidak ada kecermatan dalam menyajikan pelajaran sesuai dengan ara yang mereka

sukai. Guna memenuhi kebutuhan ini, pengajaran harus bersifat mulitsensori dan

penuh dengan variasi.

Kalangan pendidikan juga mencermati adanya perubahan cara belajar

siswa. Selama lima belas tahun terakhir, Schroeder dan koleganya (1993) telah

menerapkan indikator tipe Myer-Briggs (MBTI) kepada mahasiswa baru. MBTI

merupakan salah satu instrument yang paling banyak digunakan dalam dunia

pendidikan dan untuk memahami fungsi perbedaan individu dalam proses


belajar. Hasilnya menunjukkan sekitar 60 persen dari mahasiswa yang masuk

memiliki orientasi praktis ketimbang teoritis terhadap pembelajaran, dan

persentase itu bertambah setiap tahunnya. Mahasiswa lebih suka terlibat dalam

pengalaman langsung dan konkret daripada mempelajari konsep-konsep dasar

terlebih dahulu dan baru kemudian menerapkannya. Penelitain MBTI lainnya,

jelas Schroeder, menunjukkan bahwa siswa sekolah menengah lebih suka

kegiatan belajar yang benar-benar aktif dari pada kegiatan yang reflektif abstrak,

dengan rasio lima banding satu. Dari semua ini, dia menyimpulkan bahwa cara

belajar dan mengajar aktif sangat sesuai dengan siswa masa kini. Agar bisa

efektif, guru harus menggunakan yang berikut ini: diskusi dan proyek kelompok

kecil, presentasi dan debat, dalam kelas, latihan melalui pengalaman, pengalaman

lapangan, simulasi, dan studi kasus. Secara khusus Schroeder menekankan bahwa

siswa masa kini “bisa beradaptasi dengan baik terhadap kegiatan kelompok dan

belajar bersama.”

Temuan-teman ini dapat dianggap tidak mengejutkan bila kita

mempertimbangkan secepatnya laju kehidupan modern. Dimasa kini siswa

dibesarkan dalam dunia yang segala sesuatunya berjalan dengan cepat dan

banyak pilihan yang tersedia. Suara-suara terdengar begitu menghentak merdu,

dan warna-warna terlihat begitu semarak dan menarik. Obyek, baik yang nyata

maupun yang maya, bergerak cepat. Peluang untuk mengubah segala sesuatu dari

satu kondisi ke kondisi lain terbuka sangat luas.


F. Sisi Sosial Proses Belajar

Karena siswa masa kini menghadapi dunia di mana terdapat pengetahuan

yang luas, perubahan pesat, dan ketidakpastian, mereka bisa mengalami

kegelisahan dan bersikap defensif. Abraham Maslow mengajarkan kepada kita

bahwa manusia memiliki dua kumpulan kekuatan atau kebutuhan yang satu

berupaya untuk tumbuh dan yang lain condong kepada keamanan. Orang yang

dihadapkan pada kedua kebutuhan ini akan memiliki keamanan ketimbang

pertumbuhan. Kebutuhan akan rasa aman harus dipenuhi sebelum bisa

sepenuhnya kebutuhan untuk mencapai sesuatu mengambil resiko, dan menggali

hal-hal baru. Pertumbuhan berjalan dengan langkah-langkah kecul, menurut

Maslow, dan “tiap langkah maju hanya dimungkin akan bila ada rasa aman, yang

mana ini merupakan langkah ke depan dari suasana rumah yang aman menuju

wilayah yang belum diketahui” (Maslow, 1968).

Salah satu cara utama untuk mendapatkan rasa aman adalah menjalin

hubungan dengan orang lain dan menjadi bagian dari kelompok. Perasaan saling

memiliki ini memungkinkan siswa untuk menghadapi tantangan. Ketika mereka

belajar bersama teman, bukannya sendirian, mereka mendapatkan dukungan

emosional dan intelektual yang memungkinkan mereka melampaui ambang

pengetahuan dan ketermapilan mereka yang sekarang.

Jerome Bruner membahas sisi sosial proses belajar dama buku klasiknya,

Toward a Theory of Instruction. Dia menjelaskan tentang “kebutuhan mendalam

manusia untuk merespon orang lain dan untuk bekerjasama dengan mereka guna
mencapai tujuan,” yang mana hal ini dia sebut resiprositas (hubungan timbal

balik). Bruner berpendapat bahwa resiprositas merupakan sumber motivasi yang

bisa dimanfaatkan oleh guru sebagai berikut, “Di mana dibutuhkan tindakan

bersama, dan di mana resiprositas diperlukan bagi kelompok untuk mencapai

suatu tujuan, disitulah terdapat proses yang membawa individu ke dalam

pembelajaran membimbingnya untuk mendapatkan kemampuan yang diperlukan

dalam pembentukan kelompok” (Bruner, 1966).

Konsep-konsepnya Maslow dan Bruner mengurusi perkembangan metode

belajar kolaboratif yang sedemikian popular dalam lingkup pendidikan masa kini.

Menempatkan siswa dalam kelompok dan memberi mereka tugas yang menuntut

untuk bergantung satu sama lain dalam mengerjakannya merupakan cara yang

bagus untuk memanfaatkan kebutuhan sosial siswa. Mereka menjadi cenderung

lebih telibat dalam kegiatan belajar karena mereka mengerjakannya bersama

teman-teman. Begitu terlibat, mereka juga langsung memiliki kebutuhan untuk

membicarakan apa yang mereka alami bersama teman, yang mengarah kepada

hubungan-hubungan lebih lanjut.

Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif.

Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif

dengan cara khusus. Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya dan

apa yang diajarkan siswa kepada teman-temannya memungkinkan mereka untuk

memperoleh pemahaman dan penguasaan materi pelajaran. Metode belajar

bersama yang terbaik, semisal pelajaran menyusun gambar (jigsaw), memenuhi


persyaratan ini. Pemberian tugas yang berbeda kepada siswa akan mendorong

mereka untuk tidak hanya belajar bersama, namun juga mengajarkan satu sama

lain.

G. Metode Belajar Aktif Model Tinjauan Ala Permainan Bingo

1. Uraian Singkat

Strategi ini membantu mengingatkan kembali akan istilah-istilah yang

telah siswa pelajari selama menempuh mata pelajaran. Strategi ini

menggunakan format permainan Bingo.

2. Prosedur

a. Susunlah sejumlah 24 atau 25 pertanyan tentang materi pelajaran anda

yang bisa dijawab dengan istilah baku yang digunakan dalam mata

pelajaran anda. Berikut adalah beberapa contoh istilahnya.

- Angka penyebut yang paling sedikit

- Hieroglifik

- Inflasi

- Otokrasi

- Database

- Hokum humurabi

- Byte

- Garis lintang

- Impresionisme

- Alegori
- Fotosintesa

- Bilangan urutan

- Skozofrenia

- Klausa pengadaian

Anda juga dapat menggunakannama, sebagai alternative dari istilah.

Berikut adalah beberapa contohnya:

- Freud

- Caesar

- Blake

- Roosevelt

- Marco Polo

- Joan of Arc

- Dewey

- Pasteur

- Van Gogh

- Curie

- Chaucer

- Rusself

- Alley

b. Sortirlah pertanyaan menjadi lima tumpukan. Labeli tiap tumpukan denga

huruh B-I-N-G-O…… kartu Bingo untuk tiap siswa. Kartu ini mesti mirip
betul dengan kartu Bingo biasa, dengan nomor-nomor dalam tiap 24 celah

dalam matrik 5 x 5 (celah tengah “Kosong.”)

c. Bacalah sebuah pertanyaan dengan angka yang terkait. Jika seorang siswa

memiliki angkanya dan dia dapat menuliskan jawabannya dengan benar,

maka dia dapat mengisi celah tersebut.

d. Bila seorang siswa mencapai lima jawaban benar dalam sebuah deretan (baik

vertical, horizontal maupun diagonal), siswa tersebut boleh meneriakkan

“Bingo”. Permainan dapat diteruskan hingga ke 25 celah tersebut terisi.

3. Variasi

a. Sediakan hadiah yang tidak mahal, semisal sebungkus coklat, bila siswa

mendapatkan Bingo.

b. Buatlah kartu yang memiliki sel-sel yang sebelumnya diisi dengan 24 istilah

utama (plus sel “kosong” di tengahnya). Ketika sebuah pertanyaan dibacakan,

jika siswa yakinbahwa salah satu dari jawaban pada kartu itu cocok dengan

pertanyaan tersebut, dia bisa menuliskan nomor pertanyaanya di sampingnya.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian

ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu

teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997: 8) mengelompokkan

penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu, (1) guru sebagai peneliti, (b)

penelitian tindakan kolaboratif, (3) simultan terintegratif, dan (4) administrasi social

eksperimental.

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti,

penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian

tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara

penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan

refleksi.

Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran

peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa,

sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data

yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.


A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di

…………………………………………………… tahun pelajaran 2004/2005.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat

penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada …………….

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas

………………………………….. tahun pelajaran …....

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut

Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat

reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan

rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam

pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki

kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis,

2000: 3).
Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian

yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi

pembelajaran yang dilakukan.

Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan

pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya

adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,

maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan

Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke

siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action

(tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada

siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan,

dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang

berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian

tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.


Putar
an 1

Refleksi Rencana
Rencana
awal/rancangan
awal/rancangan Putar
an 2
Tindakan/
Observasi
Rencanayang
yang
Refleksi Rencana
direvisi
direvisi Putar
an 3
Tindakan/
Observasi

Rencanayang
yang
Refleksi Rencana
direvisi
direvisi

Tindakan/
Observasi

Gambar 3.1 Alur PTK

Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun

rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di

dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil

atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model tinjauan ala

permainan bingo.
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang

diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat

membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana

masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan

membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir

masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki

sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan

pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.

2. Rencana Pelajaran (RP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai

pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-

masing RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan

pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

3. Lembar Kegiatan Siswa


Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses

pengumpulan data hasil eksperimen.

4. Tes formatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep Matematika

pada yang telah dipelajari selama ini. Tes formatif ini diberikan setiap akhir

putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif).

Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 48 soal yang telah diujicoba, kemudian

penulis mengadakan analisis butir soal tes yang telah diuji validitas dan

reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk memilih soal yang

baik dan memenuhi syarat digunakan untuk mengambil data. Langkah-

langkah analisi butir soal adalah sebagai berikut:

a. Validitas Tes

Validitas butir soal atau validitas item digunakan untuk

mengetahui tingkat kevalidan masing-masing butir soal. Sehingga dapat

ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima. Tingkat kevalidan ini

dapat dihitung dengan korelasi Product Moment:

N  XY    X   Y 
rxy 
N  X 2
  X 
2
N  Y 2
 Y 
2
 (Suharsimi Arikunto,

2001: 72)

Dengan: rxy : Koefisien korelasi product moment

N : Jumlah peserta tes


ΣY : Jumlah skor total

ΣX : Jumlah skor butir soal

ΣX2 : Jumlah kuadrat skor butir soal

ΣXY : Jumlah hasil kali skor butir soal

b. Reliabilitas

Reliabilitas butir sola dalam penelitian ini menggunakan rumus

belah dua sebagai berikut:

2r1 / 21 / 2
r11  (Suharsimi Arikunto, 20001: 93)
(1  r1 / 21 / 2 )

Dengan: r11 : Koefisien reliabilatas yang sudah disesuaikan

r1/21/2 : Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

Kriteria reliabilitas tes jika harga r11 dari perhitungan lebih besar

dari harga r pada tabel product moment maka tes tersebut reliabel.

c. Taraf Kesukaran

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal

adalah indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk menentukan taraf

kesukaran adalah:

B
P (Suharsimi Arikunto, 2001: 208)
Js

Dengan: P : Indeks kesukaran

B : Banyak siswa yang menjawab soal dengan benar


Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria untuk menentukan indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut:

- Soal dengan P = 0,000 sampai 0,300 adalah sukar

- Soal dengan P = 0,301 sampai 0,700 adalah sedang

- Soal dengan P = 0,701 sampai 1,000 adalah mudah

d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang

berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya

pembeda desebut indeks diskriminasi. Rumus yang digunakan untuk

menghitung indeks diskriminasi adalah sebagai berikut:

B A BB
D   PA  PB (Suharsimi Arikunto, 2001: 211)
JA JB

Dimana:

D : Indeks diskriminasi

BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar

BB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar

JA : Jumlah peserta kelompok atas

JB : Jumlah peserta kelompok bawah

BA
PA   Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
JA

BB
PB   Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JB
Kriteria yang digunakan untuk menentukan daya pembeda butir

soal sebagai berikut:

- Soal dengan D = 0,000 sampai 0,200 adalah jelek

- Soal dengan D = 0,201 sampai 0,400 adalah cukup

- Soal dengan D = 0,401 sampai 0,700 adalah baik

- Soal dengan D = 0,701 sampai 1,000 adalah sangat baik

D. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui

observasi pengolahan metode pembelajaran aktif mdel meninjau kesulitan pada

materi pelajaran, dan tes formatif.

E. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan

pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan

teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat

menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan

tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk

memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa

selama proses pembelajaran.


Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa

setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara

memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu:

1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang

selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga

diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

X 
X
N
Dengan : X = Nilai rata-rata

Σ X = Jumlah semua nilai siswa

Σ N = Jumlah siswa

2. Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan

secara klasikal. Berdasarkan petunju pelaksanaan belajar mengajar kurikulum

1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah

mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas

tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama

dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan

rumus sebagai berikut:

P
 Siswa. yang.tuntas.belajar x100%
 Siswa
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

observasi berupa pengamatan pengelolaan metode belajar aktif model tinjauan ala
permainan bingo dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran,

dan data tes formatif siswa pada setiap siklus.

Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang

betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat

validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.

Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan

pengelolaan metode belajar aktif model tinjauan ala permainan bingo yang

digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode belajar aktif model

tinjauan ala permainan Bingo dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan data

pengamatan aktivitas siswa dan guru.

Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah

diterapkan metode belajar aktif model tinjauan ala permainan bingo.

A. Analisis Item Butir Soal

Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui instrument penelitian

berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji dan

dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes

yang dilakukan meliputi:

1. Validitas

Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan tes

sehingga dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini. Dari


perhitungan 48 soal diperoleh 18 soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil dari

validits soal-soal dirangkum dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa

Soal Valid Soal Tidak Valid


5, 6, 7, 9, 12, 13, 14, 17, 19, 21, 23, 25, 27, 28, 29, 30, 1, 2, 3, 4, 8, 10, 11, 15, 16, 18,
32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 20, 22, 24, 38, 39, 46, 47, 48

2. Reliabilitas

Soal-soal yang telah memenuhi syarat validitas diuji reliabilitasnya.

Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas r 11 sebesar 0, 754.

Harga ini lebih besar dari harga r product moment. Untuk jumlah siswa (N =

30) dengan r (95%) = 0,361. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan

telah memenuhi syarat reliabilitas.

3. Taraf Kesukaran (P)

Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal.

Hasil analisis menunjukkan dari 48 soal yang diuji terdapat:

- 21 soal mudah

- 16 soal sedang

- 11 soal sukar

4. Daya Pembeda

Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui kemampuan soal

dalam membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang

berkemampuan rendah.
Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang berkteriteria

jelek sebanyak 10 soal, berkriteria cukup 25 soal, berkriteria baik 8 soal, dan

yang berkriteria tidak baik 5 soal. Dengan demikian soal-soal tes yang

digunakan telah memenuhi syara-syarat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran,

dan daya pembeda.

B. Analisis Data Penelitian Persiklus

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat

pengajaran yang mendukung.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I

dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2005 di Kelas ….. dengan jumlah siswa

30 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses

belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah

dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksaaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses


belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada

siklus I adalah sebagai berikut:

Table 2. Nilai Tes Pada Siklus I

Keterangan Keterangan
No. Urut Nilai No. Urut Nilai
T TT T TT
1 70 √ 16 80 √
2 50 √ 17 70 √
3 70 √ 18 30 √
4 80 √ 19 80 √
5 40 √ 20 50 √
6 80 √ 21 40 √
7 70 √ 22 80 √
8 60 √ 23 50 √
9 80 √ 24 30 √
10 30 √ 25 70 √
11 70 √ 26 80 √
12 70 √ 27 70 √
13 80 √ 28 80 √
14 60 √ 29 80 √
15 80 √ 30 80 √
Jumlah 990 10 5 Jumlah 970 10 5
Jumlah Skor 1960
Jumlah Skor Maksimal Ideal 3000
% Skor Tercapai 65,33

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 20

Jumlah siswa yang belum tuntas : 10

Klasikal : Belum tuntas

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I


1 Nilai rata-rata tes formatif 65,33
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 20
3 Persentase ketuntasan belajar 66,67

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan

metode belajar aktif model tinjauan ala permainan Bingo diperoleh nilai

rata-rata prestasi belajar siswa adalah 65,33 dan ketuntasan belajar

mencapai 66,67% atau ada 20 siswa dari 30 siswa sudah tuntas belajar.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal

siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65

hanya sebesar 66,67% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang

dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa banyak

yang lupa dengan materi pelajaran yang telah diajarkan selama hampir

satu semester ini.

2. Siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada tahap inipeneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat

pengajaran yang mendukung.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II

dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2005 di Kelas ……….. dengan jumlah

siswa 30 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan

memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga keslah atau kekurangan

pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi)

dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah

tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai

berikut.

Table 4. Nilai Tes Pada Siklus II

Keterangan Keterangan
No. Urut Nilai No. Urut Nilai
T TT T TT
1 70 √ 16 90 √
2 70 √ 17 80 √
3 50 √ 18 70 √
4 70 √ 19 80 √
5 60 √ 20 40 √
6 70 √ 21 70 √
7 70 √ 22 60 √
8 80 √ 23 50 √
9 70 √ 24 70 √
10 40 √ 25 80 √
11 70 √ 26 70 √
12 80 √ 27 90 √
13 90 √ 28 80 √
14 60 √ 29 80 √
15 90 √ 30 80 √
Jumlah 1040 11 4 Jumlah 1090 12 3
Jumlah Skor 2130
Jumlah Skor Maksimal Ideal 3000
% Skor Tercapai 71,00

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 23

Jumlah siswa yang belum tuntas :7

Klasikal : Belum tuntas

Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II

No Uraian Hasil Siklus II


1 Nilai rata-rata tes formatif 71,00
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 23
3 Persentase ketuntasan belajar 76,67

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa

adalah 71,00 dan ketuntasan belajar mencapai 76,67% atau ada 23 siswa

dari 30 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada

siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami

peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil


belajar siswa ini karena siswa-siswa telah mulai mengulang pelajaran

yang sudah diterimanya selama ini sehingga para siswa sebagian sudah

mengingat meteri yang telah diajarkan oleh guru.

3. Siklus III

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat

pengajaran yang mendukung.

b. Tahap kegiatan dan pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III

dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2005 di Kelas ………….. dengan

jumlah siswa 30 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.

Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan

memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan

pada siklus II tidak terulang laig pada siklus III. Pengamatan (observasi)

dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah

tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah

sebagai berikut.
Table 6. Nilai Tes Pada Siklus III

Keterangan Keterangan
No. Urut Nilai No. Urut Nilai
T TT T TT
1 70 √ 16 60 √
2 80 √ 17 80 √
3 60 √ 18 80 √
4 70 √ 19 70 √
5 80 √ 20 80 √
6 70 √ 21 80 √
7 90 √ 22 70 √
8 80 √ 23 80 √
9 70 √ 24 60 √
10 90 √ 25 80 √
11 90 √ 26 90 √
12 80 √ 27 80 √
13 90 √ 28 90 √
14 80 √ 29 80
15 90 √ 30 90
Jumlah 1190 14 1 Jumlah 1170 13 2
Jumlah Skor 2360
Jumlah Skor Maksimal Ideal 3000
% Skor Tercapai 78,67

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 27

Jumlah siswa yang belum tuntas :3

Klasikal : Tuntas

Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus III

No Uraian Hasil Siklus III


1 Nilai rata-rata tes formatif 78,67
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 27
3 Persentase ketuntasan belajar 90,00

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif

sebesar 78,67 dan dari 30 siswa yang telah tuntas sebanyak 27 siswa dan
3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal

ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 90,00% (termasuk kategori

tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari

siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi

oleh adanya usaha siswa untuk mempelajari kembali materi ajar yang

telah disampaikan oleh guru. Disamping itu siswa juga merasa belajar

mengulang ini adalah juga sebagai persiapan untuk menghadapi ujian

kenaikan kelas yang sudah dekat waktunya.

c. Refleksi

Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik

maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan

penerapan metode belajar aktif model tinjauan ala permainan Bingo. Dari

data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:

1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua

pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum

sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing

aspek cukup besar.

2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif

selama proses belajar berlangsung.

3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami

perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

4) Hasil belajar siswsa pada siklus III mencapai ketuntasan.


d. Revisi Pelaksanaan

Pada siklus III guru telah menerapkan metode belajar aktif model

tinjauan ala permainan Bingo dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa

serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah

berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi

yang perlu diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah

memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan

agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan

metode belajar aktif model tinjauan ala permainan Bingo dapat

meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran

dapat tercapai.

C. Pembahasan

1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode belajar aktif

model tinjauan ala permainan Bingo memiliki dampak positif dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin

mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru untuk

menghadapi ujian kenaikan kelas (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I,

II, dan III) yaitu masing-masing 66,67%, 76,67%, dan 90,00%. Pada siklus III

ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran


Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

metode belajar aktif model tinjauan ala permainan Bingo dalam setiap siklus

mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar

siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada

setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran Matematika dengan metode belajar aktif model tinjauan ala

permainan Bingo yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan

alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar

siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas isiwa

dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah

melaksanakan langkah-langkah metode belajar aktif model tinjauan ala

permainan Bingo dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang

muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam

mengerjakan kegiatan pembelajaran, menjelaskan/melatih menggunakan alat,

memberi umpan balik/evaluasi/anya jawab dimana prosentase untuk aktivitas

di atas cukup besar.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus,

dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat

disimpulkan sebagai berikut:


1. Pembelajaran dengan metode belajar aktif model tinjauan ala permainan

Bingo memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa

yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap

siklus, yaitu siklus I (66,67%), siklus II (76,67%), siklus III (90,00%).

2. Penerapan metode belajar aktif model tinjauan ala permainan Bingo

mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa yang ditunjukan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan

bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode belajar aktif model

tinjauan ala permainan Bingo sehingga mereka menjadi termotivasi untuk

belajar.

3. Penerapan metode belajar aktif model tinjauan ala permainan Bingo efektif

untuk mengingatkan kembali materi ajar yang telah diterima siswa selama ini,

sehingga mereka merasa siap untuk menghadapi ujian kenaikan kelas yang

segera akan dilaksanakan.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses

belajar mengajar Bahasa Inggris lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang

optimal bagi siswa, makan disampaikan saran sebagai berikut:

1. Untuk melaksanakan metode belajar aktif model tinjauan ala permainan

Bingo memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus

mempu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan


dengan metode belajar aktif model tinjauan ala permainan Bingo proses

belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih

sering melatih siswa dengan kegiatan berbagai metode, walau dalam taraf

yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemuan pengetahuan baru,

memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu

memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya

dilakukan di …………………………………….. tahun pelajaran 2004/2005.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineksa Cipta

Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindon.

Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi
UGM.

Lee, W.R. 1985. Language Teaching Games and Contests. London: Oxfortd
University Press.

Melvin, L. Siberman. 2004. Aktif Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:
Nusamedia dan Nuansa.

Riduwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti


Pemula. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.

Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars.

Weed, Gretchen, E. 1971. Using Games in Teaching Children. ELEC Bulletin No.
32. Winter. Tokyo. Japan.
UPAYA MEMBANTU SISWA MENGINGAT KEMBALI MATERI

PELAJARAN MATEMATIKA LEWAT METODE BELAJAR

AKTIF MODEL TINJAUAN ALA PERMAINAN BINGO PADA

SISWA KELAS ………………….

…………………………………………………

TAHUN 2004/2005

KARYA ILMIAH

OLEH

…………………….

NIP: ……………………

DINAS PENDIDIKAN …………………………….

…………………………………………………………..
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan penelitian ini telah disetujui dan disyahkan untuk melengkapi perpustakaan
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dan dapat diajukan sebagai salah satu Karya
Ilmiah untuk Penetapan Angka Kredit Jabatas Guru pada Golongan IV a ke IV b.

Kepala Sekolah ………………………..


………………………… Penulis

………………………. ……………………
NIP: ………………… NIP: ………………….

Mengetahui Mengetahui
Kepala UPTD Perpustakaan Umum Kepala Cabang Dinas Pendidikan
Kabupaten ………………… Kecamatan ………

…………………... ………………
NIP: ……………….. NIP: ……………

Mengetahui Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan Ketua PD II PGRI
Kabupaten …………… Kabupaten ………….

………………………….. ……………….
Pembina TK I NPA: …………….
NIP: ……………….
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan

limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan

karya ilmiah dengan judul “Upaya Membantu Siswa Mengingat Kembali Materi

Pelajaran Matematika Lewat Metode Belajar Aktif Model Tinjauan Ala Permainan

Bingo Pada Siswa Kelas …………………………… Tahun Pelajaran 2004/2005”,

penulisan karya ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam bacaan di perpustakaan

sekolah dan dapat dipakai sebagai perbandingan dalam pembuatan karya ilmiah bagi

teman sejawat juga anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka pembinaan

karya ilmiah remaja.

Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya

kepada:

1. Yth. Kepala Dinas Pendidikan ………………………..

2. Yth. Ketua PD II PGRI …………………………

3. Yth. Rekan-rekan Guru …………………………………

4. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna

untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu

penulis harapkan.

Penulis
ABSTRAK

………………………. 2005. Upaya Membantu Siswa Mengingat Kembali Materi


Pelajaran Matematika Lewat Metode Belajar Aktif Model Tinjauan Ala
Permainan Bingo Pada Siswa Kelas …………………………………….. Tahun
Pelajaran 2004/2005

Kata Kunci: belajar aktif, tinjauan ala permainan bingo

Bagaimanakah agar siswa tidak melupakan materi pelajaran yang telah


diterimanya agar siswa nantinya siap menghadapi ujian kenaikan kelas yang siap atau
tidak siap harus mereka hadapi. Bagaimanakah membuat suatu materi ajar agar tidak
terlupakan oleh anak didik. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan
penguasaan materi pelajaran yang telah diterima oleh peserta didik.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak
tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan
pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas
……………………………………….. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif,
lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (65,38%), siklus II
(76,92%), siklus III (88,46%).
Simpulan dari penelitian ini adalah gabungan metode ceramah dan metode
pengajaran autentik dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa
……………………………………. serta model pembelajaran ini dapat digunakan
sebagai salah satu alternative pembelajaran Matematika .
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ..............................................................................................

Lembar Pengesahan .........................................................................................

Kata Pengantar .................................................................................................

Abstrak .............................................................................................................

Daftar Isi ..........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................

B. Permasalahan .....................................................................

C. Tujuan Penelitian ...............................................................

D. Kegunaan Penelitian .........................................................

E. Penjelsan Istilah…………………………………………..

F. Batasan Masalah…………………………………………

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar .....................................

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ..........

C. Proses Belajar Mengajar Matematika ...............................

D. Preatasi Belajar Matematika .............................................

E. Gaya Belajar ......................................................................

F. Sisi Sosial Proses Belajar ...................................................


G. Metode Belajar Aktif Model Tinjauan Ala Permainan

Bingo ..................................................................................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian .............................

B. Rancangan Penelitian ........................................................

C. Instrumen Penelitian ........................................................

D. Metode Pengumpulan Data ...............................................

E. Teknik Analisis Data .........................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Item Butir Soal ....................................................

B. Analisis Data Penelitian Persiklus .....................................

C. Pembahasan .......................................................................

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................

B. Saran-saran ........................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

Anda mungkin juga menyukai