PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi belajar yang efektif untuk dalam pelaksanaan pembelajaran?
2. Apa yang menjadi permasalahan belajar internal dan eksternal siswa?
3. Apa saja kesulitan belajar siswa?
4. Bagaimana mengatasi permasalahan belajar siswa?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kondisi belajar yang efektif untuk dalam pelaksanaan
pembelajaran
2. Untuk mengetahui permasalahan belajar internal dan eksternal siswa
3. Untuk mengetahui kesulitan belajar siswa
4. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam mengatasi permasalahan belajar siswa
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kondisi Belajar
Kondisi belajar merupakan suatu keadaan yang dapat mempengaruhi proses dan
hasil belajar siswa. Menurut Siregar (2010:171) kondisi belajar dapat diartikan sebagai suatu
keadaan yang harus dialami siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar. Sementara itu
Gagne menyatakan bahwa terjadinya belajar pada manusia dapat disimpulkan bila terdapat
perbedaan dalam penampilan atau kinerja manusia sebelum dan sesudah ia ditempatkan pada
situasi belajar. Hal ini berarti seseorang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku apabila
ditempatkan pada situasi belajar tertentu.
Gagne (dalam Siregar, 2010:171) membagi kondisi belajar atas dua kategori, yaitu
sebagai berikut:
1. Kondisi internal (internal concition) adalah kemampuan yang telah ada pada diri
individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru.
2. Kondisi eksternal (external condition) adalah situasi perangsang di luar diri si
pebelajar.
Selain itu Gagne juga menyatakan bahwa dibutuhkan kondisi belajar yang efektif
untuk berbagai jenis/kategori kemampuan belajar. Kondisi belajar dibagi atas lima kategori
berikut:
1. Keterampilan intelektual (intellectual skill): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar
yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali keterampilan-keterampilan bawahan,
pembimbingan dengan kata-kata atau alat lainnya, pendemonstrasian penerapan oleh
siswa dengan diberikan balikan, pemberian review.
2. Informasi verbal (verbal information): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang
dibutuhkan adalah pengambilan kembali konteks dari informasi yang bermakna,
kinerja (performance) dari pengetahuan baru yang direkonstruksi.
3. Strategi kognitif (cognitive strategy/problem solving): untuk jenis belajar ini, kondisi
belajar yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali aturan-aturan dan konsep-
konsep yang relevan, penyajian situasi masalah baru yang berhasil,
pendemonstrasian situasi oleh siswa.
4. Sikap (attitude): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah
pengambilan kembali informasi dan keterampilan intelektual yang relevan dengan
tindakan pribadi yang diharapkan, pembentukan atau pengingatan kembali model
manusia yang dihormati, penguatan tindakan pribadi dengan pengalaman langsung
yang berhasil maupun yang dialami oleh orang lain dengan mengamati orang yang
dihormati.
5. Keterampilan motorik (motor skill): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang
dibutuhkan adalah pengambilan kembali rangkaian unsur motorik, pembentukan
atau pengingatan kembali kebiasaan-kebiasaan yang dilaksanakan, pelatihan
keterampilan-keterampilan keseluruhan, balikan yang tepat
d. Konsentrasi Belajar
Konsentrasi belajar merupakan salah satu aspek psikologis yang seringkali
tidak begitu mudah untuk diketahui oleh orang lain selain diri individu yang sedang
belajar. Hal ini disebabkan kadang-kadang apa yang terlihat melalui aktivitas
seseorang belum tentu sejalan dengan apa yang sesungguhnya sedang individu
tersebut pikirkan. Bila menurut keyakinan guru siswa berkonsentrasi terhadap
pelajaran yang sedang dijelaskannya, maka umumnya guru merasa yakin bahwa
siswa dapat memahami pelajaran dengan baik. Bagaimana jika yang terjadi tidak
seperti yang diduga guru, karena ternyata separuh siswanya hanya diam, akan tetapi
tidak berkonsentrasi dengan pelajaran yang disajikan guru? Hal-hal seperti ini layak
dikaji secara cermat agar guru dapat memahami kondisi siswa sesungguhnya.
Kesulitan berkonsentrasi merupakan indikator adanya masalah belajar yang
dihadapi siswa, karena hal itu akan menjadi kendala di dalam mencapai hasil belajar
yang diharapkan. Untuk membantu siswa agar dapat konsentrasi dalam belajar tentu
memerlukan waktu yang cukup lama, disamping menuntut ketelatenan guru. Akan
tetapi dengan bimbingan, perhatian serta bekal kecakapan yang dimilki guru, maka
secara bertahap hal ini akan dapat dilakukan.
h. Kebiasaan Belajar
Kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang yang telah tertanam
dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar
yang dilakukannya. Ada beberapa bentuk perilaku yang menunjukkan kebiasaan
tidak baik dalam belajar yang sering kita jumpai pada sejumlah siswa, seperti:
1) Belajar tidak teratur
2) Daya tahan belajar rendah
3) Belajar jika menjelang ulangan atau ujian
4) Tidak memiliki catatan pelajaran yang lengkap
5) Tidak terbiasa membuat ringkasan
6) Tidak memiliki motivasi untuk memperkaya materi pelajaran
7) Senang menjiplak pekerjaan teman, termasuk kurang percaya diri di dalam
menyelesaikan tugas
8) Sering datang terlambat
9) Melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk
b. Lingkungan Sosial
Sebagai makhluk sosial maka setiap siswa tidak mungkin melepaskan dirinya
dari interaksi dengan lingkungan, terutama sekali teman-teman sebaya di sekolah.
Lingkungan sosial dapat memberikan pengaruh positif dan dapat pula memberikan
pengaruh negatif terhadap siswa. Banyak contoh berupa lingkungan sosial yang
tidak menguntungkan perkembangan siswa dan memberi pengaruh negatif terhadap
kegiatan belajar siswa. Tidak sedikit siswa yang sebelumnya rajin pergi ke sekolah,
aktif mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah, kemudian berubah menjadi siswa yang
malas, tidak disiplin dan menunjukkan perilaku buruk dalam belajar. Tidak sedikit
juga siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar karena pengaruh teman sebaya
yang mampu memberikan motivasi kepadanya untuk belajar. Demikian pula banyak
siswa yang mengalami perubahan sikap karena teman-teman sekolah memiliki sikap
positif yang dapat ia tiru dalam pergaulan atau interaksi sehari-hari.
c. Kurikulum Sekolah
Dalam rangkaian proses pembelajaran di sekolah, kurikulum merupakan
panduan yang dijadikan guru sebagai kerangka acuan untuk mengembangkan proses
pembelajaran. Kurikulum disusun berdasarkan tuntutan perubahan dan kemajuan
masyarakat sementara perubahan dan kemajuan adalah sesuatu yang harus terjadi,
maka kurikulum juga harus mengalami perubahan. Oleh karena itu sesungguhnya
perubahan kurikulum adalah suatu keharusan. Sebab jika kurikulum tidak
mengalami penyesuaian dan perubahan sementara kehidupan sosial, teknologi dan
dimensi-dimensi kehidupan lainnya terus mengalami perubahan, maka dipastikan
kurikulum tidak akan mampu memenuhi tuntutan perubahan. Perubahan kurikulum
pada sisi lain juga menimbulkan masalah. Terlebih lagi bila dalam kurun waktu yang
belum terlalu lama terjadi beberapa kali perubahan.
f. Melaksanakan/Menerapkan Solusi
Setelah solusi ditetapkan maka dilaksanakan program yang direncanakan pada
siswa yang mengalami permasalahan belajar. Bentuk pelaksanaan dapat berupa:
1) Bimbingan belajar kelompok
2) Bimbingan individual
3) Pengajaran remedial
4) Pemberian bimbingan pribadi
g. Penilaian/Umpan Balik
Pada tahap ini dilakukan penilaian terhadap pelaksanaan program solusi yang
telah disusun sebelumnya, dan mengukur tingkat keberhasilan dari solusi yang
diterapkan.
h. Tindak Lanjut
Tindak lanjut adalah usaha untuk mengetahui keberhasilan bantuan yang telah
diberikan kepada siswa dan tindak lanjutnya yang didasari hasil evaluasi
terhadap tindakan yang dilakukan dalam upaya pemberian bimbingan
Pada tanggal 1 April 2017 penulis melakukan wawancara terhadap guru kelas V
SD Negeri 101883 Pasar 13 Limau Manis. Berdasarkan hasil wawancara maka
didapatkan hasil:
a. Siswa tidak mengikuti dan memperhatikan proses pembelajaran. Siswa hanya
beramain-main sendiri ataupun dengan temannya dan tidak memperdulikan guru
yang sedang mengajar.
b. Siswa sering mencontek saat ulangan. Dari hasil ulangan yang dikumpulkan
jawaban siswa sama dengan siswa lainnya. Hal ini terjadi karena siswa ingin
mendapatkan nilai lebih tanpa mau berusaha.
c. Siswa tidak mengerjakan PR yang diberikan. Padahal guru sangat jarang
memberikan PR tetapi siswa tetap saja ada yang tidak mengerjakannya. Hal ini
terjadi karena rata-rata orang tua siswa merupakan pekerja dan kurang
memperhatikan anaknya.
d. Siswa tidak mau belajar karena cara belajar yang diberikan berbeda dengan guru
pada jenjang kelas sebelumnya. Siswa melakukan tawar-menawar dengan guru
mengenai proses belajar. Padahal guru membuat proses belajar yang aktif dan
kreatif. Namun siswa malas untuk aktif dalam kegiatan belajar dan lebih
menyukai cara guru mereka sebelumnya yang hanya belajar dengan mendengar-
mencatat-mengerjakan tugas tanpa melakukan kegiatan yang aktif dan
menyenangkan.
e. Siswa tidak mematuhi perkataan dan nasihat guru. Ketika guru mengatakan
jangan namun siswa tidak mendengarkan dan tetap melakukannya.
b. Diagnosa
Berdasarkan masalah pada identifikasi masalah maka diagnosa yang dilakukan
yaitu:
- Pada saat guru mengajar di depan kelas dengan berceramah, siswa tidak
mendengarkan dan malah bercerita dan membuat keributan dengan temannya.
Hal ini terjadi karena siswa tidak tertarik untuk belajar dan memilih bermain.
- Pada saat guru menerangkan pembelajaran, siswa sering berjalan-jalan
didalam kelas dan mengganggu teman lain yang sedang belajar. Perilaku
siswa ini hampir terjadi pada setiap mata pelajaran. Hal ini terjadi karena
siswa tidak betah duduk diam berlama-lama tanpa mengerjakan apapun
c. Menetapkan Masalah
Berdasarkan diagnosa yang telah dilakukan maka masalah yang dihadapi oleh
siswa adalah:
- Siswa bosan belajar dengan hanya mendengarkan guru mengajar dan mereka
hanya duduk diam mencatat dan mengerjakan tugas sehingga mereka memilih
untuk bermain di dalam kelas.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam proses pembelajaran siswa seringkali mengalami kesulitan baik itu berupa
pengetahuan, sikap, maupun perilaku. Kesulitan-kesulitan ini dapat menimbulkan
permasalahan belajar yang akan berdampak pada hasil belajarnya jika tidak segera ditangani.
Faktor-faktor kesulitan belajar siswa dapat bersumber dari dalam diri dan luar diri siswa.
Untuk mengatasi permasalahan belajar ini guru perlu memahami masalah-masalah yang
muncul dan faktor yang mempengaruhinya. Dengan begitu guru akan mampu menyusun
langkah-langkah dalam mengidentifikasi dan menyelsaikan permasalahan belajar siswa.
Guru harus mampu mendesain pembelajaran dengan lebih kraetif untuk menarik
minat belajar siswa. Pengkondisian ruang kelas harus disesuaikan dengan karakteristik siswa
yang pada dasarnya menyukai belajar sambil bermain. Kegiatan belajar tidak hanya bisa
dilakukan di dalam kelas sekolah (artifisial), tetapi kegiatan belajar juga bisa dilaksanakan di
ruang kelas alam natural dan kelas alam sosial sesuai dengan materi belajar yang relevan.
Guru harus mampu mendesain dan mengondisikan lingkungan yang sedemikian rupa
kreatifnya untuk anak-anak agar bisa dikondisikan untuk belajar. Belajar dalam
mengondisikan anak-anak untuk bermain dalam mengeksplorasi lingkungan untuk
memahami materi belajar melaui serangkain kegiatan bermain akan berujung pada
meningkatnya kecerdasan (kognitif), karakter (afeksi), dan keterampilan bermain dalam
menghasilkan karya dan kegiatan (psikomotorik). Salah satu peran penting guru dalam
pembelajaran adalah guru sebagai sosok kreatif yang mampu menjadi orang tua bagi anak-
anak. Di kelas guru harus bisa mengondisikan anak-anak untuk belajar dalam suasana
kekeluargaan, sedangkan di luar kelas, guru harus bisa menciptakan interaksi dengan anak-
anak seperti orangtua yang akrab, bersahabat, terlibat, dan mau mendampingi dan
memberikan solusi atas persoalan-persoalan yang dihadapi oleh anak-anak.
Dari permasalahan yang dihadapi siswa kelas V SD Negeri 101883 Pasar 13 Limau
Manis dapat diidentifikasi bahwa masalahnya yaitu siswa merasa bosan dalam mengikuti
pembelajaran didalam kelas karena guru hanya fokus pada mengajar dengan berceramah
tanpa menvariasikan model pembelajarannya. Selain itu siswa hanya duduk diam dan
mendengar guru menjelaskan di depan kelas. Dan solusi yang ditawarkan yaitu pertama
dengan mengubah mengubah cara belajar didalam kelas menjadi belajar sambil bermain dan
bernyanyi disesuaikan dengan materi pelajaran yang relevan, kedua yaitu guru mengubah
suasana belajar yang semula hanya belajar didalam kelas, menjadi belajar dengan suasana
baru yang bervariasi seperti lingkungan sekitar sekolah baik itu lingkungan kelas alam natural
maupun lingkungan kelas alam sosial disesuaikan dengan materi belajar yang relevan, ketiga
yaitu, guru mengubah model pembelajaran yang semula hanya didominasi dengan ceramah
menjadi lebih bervariasi, misalnya dengan model pembelajaran berbasis proyek atau
discovery learning yang disesuaikan dengan materi belajar yang relevan.
B. Saran
Bagi sekolah maupun guru disarankan agar dapat menjadikan solusi-solusi yang
ditawarkan dalam makalah ini dapat dijadikan referensi untuk mengatasi permasalahan
belajar siswa di sekolah sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah
dengan menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, menarik dan menyenangkan,
sehingga anak tidak akan bosan belajar dan justru akan termotivasi untuk belajar dan
berkarya.
DAFTAR PUSTAKA