Anda di halaman 1dari 7

1. Abu Ahmadi & Nur Uhbiyati, 2003. Ilmu Pendidikan.

Jakarta : Rineka Cipta


2. Lapp, Dianne dkk, 1975. Teaching and Learning, Philosophical, Psychological,
Curriculllar Application. New York : Macmillan Publishing Co, Inc.
3. Umar Tirtarahardja, & La Sulo, 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
4. Zais, Robert S., 1976. Curriculum Principles and Foundations. New York : Harper
& Row Publisher.

BAB XI
REFLEKSI PEMBELAJARAN DAN IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR

A. SUB POKOK BAHASAN


1. Konsep dan fungsi refleksi pembelajaran
2. Pengertian identifikasi kesulitan belajar
3. Karakteristik anak yang mengalami kesulitan belajar
4. Teknik identifikasi kesulitan belajar

B. TUJUAN
1. Mahasiswa diharuskan dapat menjelaskan pengertian dan fungsi refleksi pembelajaran.
2. Mahasiswa diharuskan dapat menjelaskan pengertian identifikasi kesulitan belajar.
3. Mahasiswa diharuskan dapat menganalisis karakteristik anak yang mengalami kesulitan
belajar.
4. Mahasiswa diharuskan dapat menganalisis berbagai teknik identifikasi kesulitan belajar.

C. PEMBAHASAN
1. Konsep dan Fungsi Refleksi Pembelajaran
1.1 Konsep Refleksi Pembelajaran
Refleksi adalah suatu tindakan atau kegiatan untuk mengetahui serta memahami apa
yang terjadi sebelumnya, belum terjadi, dihasilkan apa yang belum dihasilkan, atau apa yang
belum tuntas dari suatu upaya atau tindakan yang telah dilakukan. (Tahir, 2011: 93).
Refleksi merupakan kegiatan mengingat, merenungkan, mencermati, dan menganalisis
kembali suatu tindakan yang telah dilakukan dalam suatu pembelajaran.
Mengemukakan kembali atau melaksanakan lagi apa yang telah dilakukan
merupakan kegiatan refleksi. Kegiatan refleksi merupakan kegiatan yang sangat penting
untuk dilaksanakan sebab akan mengontrol tindakan guru. Guru dapat melihat apa yang
masih perlu diperbaiki, ditingkatkan, atau dipertahankan.
1.2 Fungsi Refleksi Pembelajaran
Fungsi adalah refleksi pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Memberikan deskripsi, berupa pemaparan apa yang terjadi, apa yang dilihat, apa yang
dialami atau dilakukan selama proses pembelajaran
2. Rasa dan pikiran, menggambarkan apa yang dirasakan dan terpikirkan sehubungan dengan
kegiatan yang dialami selama proses pembelajaran
3. Evaluasi, sehingga guru dapat memilah dan memilih mana yang baik atau tidak baik, mana
yang bermanfaat atau tidak bermanfaat dari pengalaman dalam proses pembelajaran
4. Analisis, guru dapat mencari apa yang dipahami dari proses belajar mengajar
, hingga muncul pertanyaan mengapa terdapat kekurangan dalam proses pembelajaran
tersebut padahal persiapan telah dibuat sematang mungkin
5. Kesimpulan, guru mendapatkan kesimpulan akhir apa yang seharusnya atau sebaiknya
dilakukan supaya kekurangan atau kelemahan yang pernah dialami tidak terulang kembali
6. Rencana ke depan, ketika melaksanakan proses belajar mengajar berikutnya guru dapat
melakukan perbaikan dengan terlebih dahulu membuat perencanaan apa yang akan
dilakukan

2. Pengertian Identifikasi Kesulitan Belajar


Kesulitan belajar merupakan kesulitan yang dialami oleh peserta didik dalam kegiatan
belajarnya, sehingga berakibat prestasi belajarnya rendah dan perubahan tingkah laku yang
terjadi tidak sesuai dengan partisipasi yang diperoleh sebagaimana teman-teman kelasnya
(Sunarta:1985).
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa kesulitan belajar adalah suatu
keadaan dalam proses belajar mengajar dimana peserta didik tidak dapat belajar
sebagaimana mestinya. Kesulitan belajar disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:
1) Faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam siswa
sendiri, seperti: rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi siswa, labilnya emosi dan sikap,
dan terganggunya alat-alat indera penglihatan dan pendengar (mata dan telinga).
2) Faktor ektern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri
siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung
aktivitas belajar siswa. Dari lingkungannya dibagi menjadi 3 macam:.
a. Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara ayah dan ibu, dan
rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
b. Lingkungan perkampungan/masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh (slum
area), dan teman sepermainan (peer group) yang nakal.
c. Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung yang buruk seperti dekat pasar,
kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah.

3. Karakteristik Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar


Karakteristik yang ditemui pada anak dengan kesulitan belajar, diantaranya:
1) Sejarah kegagalan akademik berulang kali.
Pola kegagalan dalam mencapai prestasi belajar ini terjadi berulang-ulang.
Tampaknya memantapkan harapan untuk gagal sehingga melemahkan usaha.
2) Hambatan fisik/tubuh atau lingkungan berinteraksi dengan kesulitan belajar.
Adanya kelainan fisik, misalnya penglihatan yang kurang jelas atau pendengaran yang
terganggu berkembang menjadi kesulitan belajar yang jauh di luar jangkauan kesulitan fisik
awal.
3) Kelainan motivasional
Kegagalan berulang, penolakan guru dan teman-teman sebaya, tidak adanya
penguatan. Semua ini ataupun sendiri-sendiri cenderung merendahkan mutu tindakan,
mengurangi minat untuk belajar, dan umumnya merendahkan motivasi atau memindahkan
motivasi ke kegiatan lain.
4) Kecemasan yang samar-samar
Kegagalan yang berulang kali, yang mengembangkan harapan akan gagal dalam
bidang akademik dapat menular ke bidang-bidang pengalaman lain. Adanya antisipasi
terhadap kegagalan yang segera datang, yang tidak pasti dalam hal apa, menimbulkan
kegelisahan, ketidaknyamanan, dan semacam keinginan untuk mengundurkan diri.
Misalnya dalam bentuk melamun atau tidak memperhatikan.
5) Perilaku berubah-ubah, dalam arti tidak konsisten dan tidak terduga.
Rapor hasil belajar anak dengan kesulitan belajar cenderung tidak konstan. Tidak
jarang perbedaan angkanya menyolok dibandingkan dengan anak lain. Ini disebabkan
karena naik turunnya minat dan perhatian mereka terhadap pelajaran. Ketidakstabilan dan
perubahan yang tidak dapat diduga ini lebih merupakan isyarat penting dari rendahnya
prestasi itu sendiri.
6) Penilaian yang keliru karena data tidak lengkap
Kesulitan belajar dapat timbul karena pemberian label kepada seorang anak
berdasarkan informasi yang tidak lengkap. Misalnya tanpa data yang lengkap seorang anak
digolongkan keterbelakangan mental tetapi terlihat perilaku akademiknya tinggi, yang tidak
sesuai dengan anak yang keterbelakangan mental.
7) Pendidikan dan pola asuh yang didapat tidak memadai.
Terdapat anak-anak yang tipe, mutu, penguasaan, dan urutan pengalaman belajarnya
tidak mendukung proses belajar. Kadang-kadang kesalahan tidak terdapat pada sistem
pendidikan itu sendiri, tetapi pada ketidakcocokan antara kegiatan kelas dengan kebutuhan
anak. Kadang-kadang pengalaman yang didapat dalam keluarga juga tidak mendukung
kegiatan belajar.

4. Teknik Identifikasi Kesulitan Belajar


Identifikasi kesulitan belajar merupakan suatu prosedur dalam memecahkan kesulitan
belajar. Sebagai prosedur maka identifikasi kesulitan belajar terdiri dari langkah-langkah
yang tersusun secara sistematis. Beberapa langkah pokok/prosedur dan teknik pelaksanaan
identifikasi kesulitan belajar adalah sebagai berikut:
1) Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar
Dalam mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan dapat dilakukan dengan cara
menandai siswa dalam satu kelas atau dalam suatu kelompok yang diperkirakan mengalami
kesulitan dalam belajar baik yang sifatnya umum maupun sifatnya lebih khusus dalam
bidang studi tertentu. Teknik yang dapat ditempuh bermacam-macam antara lain dengan:
a. Meneliti nilai ujian
b. Menganalisis hasil ujian dengan melihat tipe kesalahan yang dibuatnya.
c. Observasi pada saat siswa dalam proses belajar mengajar
d. Memeriksa buku catatan pribadi yang ada pada petugas bimbingan.
e. Melaksanakan sosiometris untuk melihat hubungan sosial psikologis yang terdapat pada
para siswa.
2) Membatasi letak kesulitan (permasalahan)
Setelah menemukan siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar, maka pesoalan
selanjutnya yang perlu ditelaah ialah analisis letak kesulitan belajar siswa dengan cara
sebagai berikut:
a. Mendekati kesulitan belajar pada bidang studi tertentu. Dapat dilakukan dengan cara
membandingkan angka nilai prestasi individu siswa untuk semua bidang studi. Untuk
membuat jelas hal ini sebaiknya dibuat grafik yang berisi semua mata pelajaran/bidang studi
lengkap dengan nilainya.
b. Mendeteksi pada kawasan tujuan belajar dan bagian ruang lingkup bahan pelajaran
dimanakah kesulitan terjadi. Dapat dilakukan dengan menganalisis jawaban siswa terhadap
soal-soal setiap mata pelajaran. Dari jawaban itu dapat diketahui pada bagiam mana siswa
mendapat kesulitan.
c. Analisis terhadap catatan mengenai proses belajar. Analisis yang dimaksud disini adalah
analisis terhadap kemampuan menyelesaikan tugas-tugas, soal-soal saat proses belajar
berlangsung, kehadiran atau ketidakhadiran saat proses belajar berlangsungsi untuk setiap
mata pelajaran, penyesuaian diri dengan temannya.
3) Membatasi jenis faktor dan sifat yang menyebabkan siswa mengalami berbagai kesulitan
Untuk membatasi jenis faktor dan sifat yang menyebabkan siswa mengalami berbagai
kesulitan dapat dipergunakan berbagai cara dan alat, baik yang dapat dibuat oleh guru,
maupun yang telah dikerjakan orang lain yang tersedia disekolah. Cara dan alat itu antara
lain: test kecerdasan, test bakat khusus, skala sikap baik yang sudah standar maupun yang
secara sederhana bisa dibuat guru, wawancara dengan siswa yang bersangkutan,
mengadakan observasi yang intensif baik dalam maupun di luar kelas, wawancara dengan
guru dan wali kelas, dan dengan orang tua atau teman-teman bila dipandang perlu
4) Perkiraan kemungkinan bantuan
Apabila kita telaah tentang letak kesulitan yang dialami siswa, jenis dan sifat
kesulitan, latar belakangnya, faktor-faktor yang menyebabkannya, maka kita akan dapat
memperkirakan beberapa hal berikut:
a. Apakah siswa tersebut masih mungkin ditolong untuk mengatasi kesulitannya atau tidak.
b. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa
tertentu.
c. Kapan dan dimana pertolongan itu dapat di berikan.
d. Siapa yang dapat memberikan pertolongan.
e. Bagaimana cara menolong siswa agar dapat dilaksanakan secara efektif.
f. Siapa sajakah yang harus dilibatsertakan dalam menolong siswa tersebut.
5) Penetapan kemungkinan cara mengatasinya
Pada langkah ini perlu menyusun suatu rencana atau alternatif-alternatif rencana yang
akan dilaksanakan untuk membantu peserta didik/siswa mengatasi masalah kesulitan
belajarnya. Rencana ini hendaknya berisi: cara-cara yang harus ditempuh untuk
menyembuhkan kesulitan yang dialami siswa tersebut dan menjaga agar kesulitan yang
serupa jangan sampai terulang. Selain itu rencana ini harus berisi tentang: jadwal kegiatan
pemberian bantuan, cara bantuan diberikan, tempat, petugas yang akan memberikan
bantuan, tindak lanjut bantuan.
6) Tindak Lanjut
Kegiatan tindak lanjut adalah kegiatan melakukan bantuan, bimbingan, arahan atau
pengajaran paling tepat dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, cara ini
dapat berupa :
a. Melaksanakan bantuan berupa melaksanakan pengajaran remidial pada mata pelajaran
yang menjadi masalah bagi siswa tertentu. Remidial dapat dilakukan oleh guru, atau pihak
lain yang dianggap dapat menciptakan suasana belajar siswa yang penuh motivasi.
b. Membagi tugas dan peranan kepada orang-orang tertentu dalam memberikan bantuan
pada siswa.
c. Senantiasa mencek dan ricek kemajuan terhadap siswa yang bermasalah baik pamahaman
mereka terhadap bantuan yang diberikan berupa bahan, maupun mencek bahan tepat guna
program remedial yang dilakukan untuk setiap saat diadakan revisi dan improvisasi.
d. Mentransfer atau mengirim (roferral case) siswa yang menurut perkiraan tidak dapat
ditangani oleh guru kepada orang atau lembaga lain (psikologi, psikiater, lembaga
bimbingan, lembaga psikoligi dan sebagainya) yang diperkirakan akan lebih dapat dan lebih
tepat membantu siswa tersebut.

D. BAHAN DISKUSI
1. Jelaskan apakah dengan adanya refleksi dapat membuat pembelajaran selanjutnya dapat
menjadi lebih baik dan terarah?
2. Bagaimanakah sikap guru dalam menghadapi seorang anak yang mengalami kesulitan
belajar? Apakah dengan melakukan bimbingan secara khusus?
3. Tindak lanjut diberikan pada anak yang benar-benar kesulitan dalam belajarnya.
Bagaimana tindak lanjut serta arahan atau pengajaran yang paling tepat dalam membantu
siswa tersebut?
http://ulfahnurulwahdah.blogspot.com/2016/06/refleksi-pembelajaran-dan-
identifikasi_9.html

Anda mungkin juga menyukai