Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

MGMPS IPA
SMPN 1 WONOAYU

Oleh

S I M A H,S.Pd.
NIP.196112221983012002

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO


DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 1 WONOAYU
Jl. Raya Semambung, Wonoayu Telp. 031-8972179 - 6 1 2 6 1
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Eksistensi dan kiprah forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sekolah (MGMPS)
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam meningkatkan mutu pembelajaran telah
dirasakan oleh sebagian besar guru di negara kita. Munculnya kegiatan MGMPS dirancang
untuk mendukung peningkatan kemampuan professional guru di sekolah sehingga
berdampak terhadap penjaminan mutu pendidikan di kabupaten/ kota yang berpengaruh
positif terhadap pencapaian visi, misi dan tujuan pendidikan nasional. Berbagai kegiatan
yang dilakukan di MGMPS seperti penyiapan silabus implementatif, RPP, pembuatan
bahan ajar, metode, penilaian proses dan hasil belajar, lembar kerja dan pengembangan alat
peraga serta penelitian tindakan kelas diharapkan mampu mendukung terwujudnya
pembelajaran yang bermutu.
Intensitas kegiatan forum MGMPS ini akan tergantung pada tingkat kepedulian dan
komitmen berbagai unsur terkait pada tataran individu maupun manajemen pada sekolah
dan Dinas Pendidikan di daerah yang bersangkutan. Secara makro, pengalaman empirik
menunjukkan bahwa intensitas kegiatan MGMPS ini masih kurang optimal. Masalah yang
dihadapi antara lain:
1. Manajemen MGMPS kurang berfungsi secara optimal.
2. Program program pemberdayaan kurang menggigit dan kurang signifikan.
3. Dana pendukung kurang proporsional.
4. Rendahnya dukungan asosiasi profesi.
Dalam kontek ini guru perlu didorong secara terus menrus untuk senantiasa
meningkatkan profesionalismenya. Keberadaan forum MGMPS dipandang sangat strategis
untuk meningkatkan mutu kesiapan guru dalam pembelajaran. Jalur pemberdayaan bottom
up pada era otonomi, reformasi dan tranformasi pendidikan national yang berpangkal dari
kebutuhan lapangan melalui forum ini diyakini akan lebih bermakna, tidak hanya bagi
guru, melainkan juga bagi siswa khususnya dan masyarakat pada umumnya.
B. Tujuan
Kegitan MGMPS IPA SMP Kabupaten Sidoarjo bertujuan untuk :
1. Meningkatkan kompetensi guru melalui aktifitas MGMPS di SMPN 1 Wonoayu.
2. Pembuatan Alat peraga.
3. Pengenalan kurikulum 2013.
4. Memecahkan masalah masalah pembelajaran yang dihadapi dan saling berbagi
pengalaman.
5. Memetakan jalan untuk menghindari narkoba.
6. Sebagai sarana sosialisai UU No. 5 Tahun 2013 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).
C. Sasaran
Sasaran dari pelakanaan kegiatan MGMPS ini adalah guru-guru mata pelajaran IPA di
SMPN 1 Wonoayu.
D. Hasil yang Diharapkan
1. Meningkatnya aktifitas peserta MGMPS di SMPN 1 Wonoayu.
2. Terselenggaranya kegiatan MGMPS secara berkala dan berkesinambungan di SMPN
1 Wonoayu.
3. Meningkatnya kinerja guru guru IPA di sekolah masing masing.
4. Meningkatnya kompetensi professional guru.
5. Terwujudnya sekoah bebas narkoba.
E. Manfaat
1. Terbukanya peluang bagi siswa untuk mengikuti pembelajaran yang menyenangkan,
bermakna dan bermutu.
2. Terbukanya peluang bagi guru guru IPA untuk meningkatkan kompetensi sesuai
dengan standar nasional pendidikan melalui berbagai kegiatan MGMP.
3. Memberikan kesempatan bagi sekolah untuk memiliki guru yang kompeten,
professional dan mampu meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah sesuai standar
nasional pendidikan.
4. Membuka kesempatan bagi MGMPS untuk memberdayakan guru-guru di sekolah.
5. Membuka kesempatan bagi pemerintah kabupaten/kota dan dinas pendidikan memiliki
guru guru yang professional sehingga mutu pendidikan akan meningkat.
BAB II
LAPORAN KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI

A. LAPORAN KEGIATAN MGMPS IPA PERTEMUAN 1


A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari : Sabtu
Tanggal : 13 Januari 2018
Jam : 12.30 – 14.00
Tempat : Ruang Lab IPA SMPN 1 Wonoayu
Materi : Kebijakan Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kabupaten
Sidoarjo dalam Merespon Implementasi Kurikulum 2013
Edisi Revisi ( penyampain hasil MGMP Kabupaten )

A. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan agar guru mampu melaksanakan tugas mengajar di dalam kelas sesuai
dengan tuntutan dan karakteristik Kurikulum 2013 edisi revisi yang meliputi kompetensi
proses pembelajaran Kurikulum 2013.

B. Penjelasan Isi Kegiatan


1. Kebijakan Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo dalam merespon
implementasi Kurikulum 2013 edisi Revisi
Kurikulum 2013 untuk tingkat SMP sudah diimplementasikan sejak bulan Juli 2013
pada beberapa sekolah, pada tahun 2014 diimplementasikan pada seluruh sekolah, dan
pada tahun 2015 karena timbulnya permasalahan dalam implementasinya, sebagian besar
sekolah kembali ke kurikulum 2013 dan sebagian lagi, terutama sekolah-sekolah yang
menerapkan kurikulum 2013 sejak tahun 2013 tetap melanjutkan kurikulum 2013. Dengan
diberlakukannya kurikulum 2013 dan kurikulum 2004 di sekolah sekolah pada dasarnya
tidak perlu mempengaruhi proses pembelajaran dan penilaian yang harus dilakukan oleh
pendidik. Pendidik tetap perlu mengembangkan penilaian yang mengukur capaian siswa
yang mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dan kreativitas tinggi peserta didik serta memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya sesuai dengan standar kompetensi yang perlu dicapai peserta
didik.
Kurikulum 2013 merupakan hasil evaluasi terhadap KTSP dan menjadi penguat
dalam peningkatan kompetensi yang seimbang antara sikap (attitude), keterampilan
(skill/psikomotor), dan pengetahuan (knowledge). Pada kurikulum 2013 proses
pembelajaran berbasis pada kompetensi dengan didukung oleh 4 pilar aktifitas
pembelajaran yaitu produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. Di dalam dokumen kurikulum
2013 terdapat deskripsi Kompetensi Dasar, Kompetensi Inti dan Struktur Kurikulum.
Kompetensi Dasar dikembangkan dari Kompetensi Inti yang mengikat berbagai
Kompetensi Dasar ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus
dicapai peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. Kompetensi
Inti harus dimiliki peserta didik melalui pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran
peserta didik aktif, sedangkan Kompetensi Dasar merupakan kompetensi minimal yang
harus dicapai oleh peserta didik untuk materi dan jenjang tertentu.
Perubahan proses pembelajaran dan penilaian dalam implementasi kurikulum 2013
menuntut pendidik untuk mengukur ketiga ranah kompetensi yaitu kompetensi sikap
spiritual dan sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan secara
seimbang dan terintegratif. Oleh sebab itu pendidik perlu merancang dan mengembangkan
berbagai jenis penilaian untuk mengukur ketiga ranah tersebut untuk mengukur
ketercapaian setiap
Pendekatan saintifik meliputi lima pengalaman belajar sebagaimana tercantum dalam tabel
berikut.
Tabel Deskripsi Langkah Pembelajaran
Langkah
Deskripsi Kegiatan Bentuk hasil belajar
Pembelajaran
Mengamati Mengamati dengan indra Perhatian pada waktu mengamati suatu
(observing) (membaca, mendengar, objek/membaca suatu tulisan/mendengar
menyimak, melihat, menonton, suatu penjelasan, catatan yang dibuat
dan sebagainya) dengan atau tentang yang diamati, kesabaran, waktu
tanpa alat (on task) yang digunakan untuk
mengamati
Menanya Membuat dan mengajukan Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan
(questioning) pertanyaan, tanya jawab, yang diajukan peserta didik (pertanyaan
berdiskusi tentang informasi yang faktual, konseptual, prosedural, dan
belum dipahami, informasi hipotetik)
tambahan yang ingin diketahui,
atau sebagai klarifikasi.
Mengumpulkan Mengeksplorasi, mencoba, jumlah dan kualitas sumber yang
informasi berdiskusi, mendemonstrasi-kan, dikaji/digunakan, kelengkapan informasi,
(experimenting) meniru bentuk/gerak, melakukan validitas informasi yang dikumpulkan, dan
eksperimen, membaca sumber instrumen/alat yang digunakan untuk
lain selain buku teks, mengumpulkan data.
mengumpulkan data dari nara
sumber melalui angket,
wawancara, dan memodifikasi/
menambahi/mengembangkan
Menalar/Mengasosi Mengolah informasi yang sudah Mengembangkan interpretasi, argumentasi
asi (associating) dikumpulkan, menganalisis data dan kesimpulan mengenai keterkaitan
dalam bentuk membuat kategori, informasi dari dua fakta/konsep,
mengasosiasi atau interpretasi argumentasi dan kesimpulan
menghubungkan mengenai keterkaitan lebih dari dua
fenomena/informasi yang terkait fakta/konsep/teori, mensintesis dan
dalam rangka menemukan suatu argumentasi serta kesimpulan keterkaitan
pola, dan menyimpulkan. antar berbagai jenis fakta-fakta/ konsep/
teori/ pendapat; mengembangkan
interpretasi, struktur baru,argumentasi,
dan kesimpulan yang menunjukkan
hubungan fakta/konsep/teori dari dua
sumber atau lebih yang tidak
bertentangan; mengembangkan
interpretasi, struktur baru, argumentasi
dan kesimpulan dari
konsep/teori/pendapat yang berbeda dari
berbagai jenis sumber.
Mengkomunikasika Menyajikan laporan dalam bentuk menyajikan hasil kajian (dari mengamati
n (communicating) bagan, diagram, atau grafik; sampai menalar) dalambentuk tulisan,
menyusun laporan tertulis; dan grafis, media elektronik, multi media dan
Langkah
Deskripsi Kegiatan Bentuk hasil belajar
Pembelajaran
menyajikan laporan meliputi lain-lain
proses, hasil, dan kesimpulan
secara lisan

C. Tindak Lanjut
Untuk menindaklanjuti hasil kegiatan tersebut di atas, guru telah dapat merancang skenario
pembelajaran yang berdasarkan Pendekatan Saintifik, serta dapat memotivasi peserta didik
dalam proses pembelajaran agar memiliki rasa ingin tahu dan setelah itu akan muncul kegiatan
menanya sampai akhirnya peserta didik dapat mengumpulkan data, mengasosiasi dan
mengomunikasikan hasil kerja kelompok mereka dengan cara presentasi di depan kelas
sehingga model pembelajaran akan berpusat pada peserta didik bukan model pembelajaran
teacher center.

D. Penutup
Dengan adanya kegiatan kolektif guru yang membahas tentang pendekatan saintifik ini
diharapkan guru sudah dapat menguasai kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran yang
terdapat pada Kurikulum 2013. Semoga laporan kegiatan ini dapat bermanfaat dan dapat
merubah paradigma lama dalam proses pembelajaran sehingga generasi emas 2045 dapat
tercapai.

E. Matrik Ringkasan Pelaksanaan Kegiatan


Peran Guru Nama-Nama
(sebagai Waktu
Nama Institusi Tempat Fasilitator/
Peserta/ Kegiata Dampak
Kegiatan Penyelenggara Kegiatan Pemakalah/
Pemakalah/ n
Pembahas) Pembahas
MGMPS Peserta MGMPS IPA Ruang Lab 11 – 8 - Yayuk Dian Pembelajaran
IPA SMPN SMPN 1 IPA 2018 Mandasari,S.Pd di kelas lebih
1 Wonoayu Wonoayu SMPN 1 menyenangkan
WOnoayu dengan
munculnya rasa
ingin tahu dari
peserta didik
Demikian laporan kegiatan MGMPS IPA ini kami sampaikan, agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Mengetahu Wonoayu, 15 Januari 2018


Kepala SMPN 1 Wonoayu Guru Mapel IPA

Drs. M. QODIM, M.Si. S I M A H,S.Pd.


NIP. 196002051986121001 NIP. 196112221983012002
E. LAPORAN KEGIATAN MGMPS IPA PERTEMUAN 5
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari : Sabtu
Tanggal : 15 September 2018
Jam : 12.30 – 14.00
Tempat : Ruang Lab IPA SMPN 1 Wonoayu
Materi : Pengembangan Silabus ( penyampaian hasil MGMP Kabupaten )
B. Tujuan Kegiatan
Agar peserta dapat mengetahui dan membedakan dimensi pengetahuan yaitu pengetahuan
faktual, pengetahuan konseptual dan pengetahuan prosedural.

C. Penjelasan Isi Kegiatan

Memperhatikan konteks global dan kemajemukan masyarakat Indonesia, misi dan orientasi
Kurikulum 2013 diterjemahkan dalam praktik pendidikan dengan tujuan khusus agar peserta
didik memiliki kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan masyarakat di masa kini dan di
masa mendatang, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1. Kompetensi yang dimaksud
yaitu: (1) menumbuhkan sikap religius dan etika sosial yang tinggi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; (2) menguasai pengetahuan; (3) memiliki
keterampilan atau kemampuan menerapkan pengetahuan dalam rangka melakukan
penyelidikan ilmiah, pemecahan masalah, dan pembuatan karya kreatif yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
Gambar 1. Dimensi Kompetensi
Ilmu Pengetahuan Alam atau sains adalah upaya sistematis untuk menciptakan, membangun,
dan mengorganisasikan pengetahuan tentang gejala alam. Upaya ini berawal dari sifat dasar
manusia yang penuh dengan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu ini kemudian ditindaklanjuti
dengan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan yang paling sederhana namun akurat
dan konsisten untuk menjelaskan dan memprediksi gejala-gejala alam. Penyelidikan ini
dilakukan dengan mengintegrasikan kerja ilmiah dan keselamatan kerja yang meliputi
kegiatan mengamati, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang percobaan,
mengumpulkan data, menganalisis, akhirnya menyimpulkan dan memberikan rekomendasi,
serta melaporkan hasil percobaan secara lisan maupun tulisan.
Hasil dari penyelidikan ini umumnya membawa ke pertanyaan lanjutan yang lebih rinci, lebih
rumit, dan memerlukan upaya yang lebih keras untuk menyelidikinya. Kegiatan penyelidikan
ini memerlukan teknologi yang sesuai, yang umumnya berupa teknologi terkini yang ada. Di
lain pihak, dari kegiatan penyelidikan pada akhirnya dihasilkan teknologi yang lebih baru.
Dengan demikian, Ilmu Pengetahuan Alam sangat layak sebagai waha na untuk penumbuhan
dan penguatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terus-menerus pada diri peserta
didik pada berbagai jenjang pendidikan. Melalui pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang
meliputi kerja ilmiah, makhluk hidup dan proses kehidupan, zat dan sifatnya, energi dan
perubahannya, bumi dan antariksa, serta keterkaitan antara sains, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat, peserta didik dapat mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.
Silabus ini disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang sederhana sehingga mudah
dipahami dan dilaksanakan oleh guru. Penyederhanaan format dimaksudkan agar
penyajiannya lebih efisien, tidak terlalu banyak halaman namun lingkup dan substansinya
tidak berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan (sequence) materi dan
kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan dengan prinsip keselarasan antara ide,
desain, dan pelaksanaan kurikulum; mudah diajarkan oleh guru (teachable); mudah dipelajari
oleh peserta didik (learnable); terukur pencapainnya (measurable); bermakna (meaningfull);
dan bermanfaat untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan
kelanjutan pendidikan peserta didik.

Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan kesempatan kepada guru untuk
mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran, serta mengakomodasi keungulan-
keunggulan lokal. Atas dasar prinsip tersebut, komponen silabus mencakup kompetensi dasar,
materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran. Uraian pembelajaran yang terdapat dalam
silabus merupakan alternatif kegiatan yang dirancang berbasis aktivitas. Pembelajaran
tersebut merupakan alternatif dan inspiratif sehingga guru dapat mengembangkan berbagai
model yang sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dalam melaksanakan
silabus ini guru diharapkan kreatif dalam pengembangan materi, pengelolaan proses
pembelajaran, penggunaan metode dan model pembelajaran, yang disesuaikan dengan situasi
dan kondisi masyarakat serta tingkat perkembangan kemampuan peserta didik.
Dimensi Pengetahuan terdiri atas 3 yaitu;
1. Pengetahuan faktual berisi konvensi (kesepakatan) dari elemen-elemen dasar berupa istilah
atau simbol (notasi) dalam rangka memperlancar pembicaraan dalam suatu bidang disiplin ilmu
atau mata pelajaran (Anderson, L. & Krathwohl,D. 2001). Pengetahuan faktual meliputi aspek-
aspek pengetahuan istilah, pengetahuan khusus dan elemen-elemennya berkenaan dengan
pengetahuan tentang peristiwa, lokasi, orang, tanggal, sumber informasi, dan sebagainya
Sebagai contoh dari pengetahuan faktual adalah sebagai berikut:
Pengetahuan tentang:
1. Langit, bumi, dan matahari;
2. Fakta-fakta mengenai kebudayaan dan pranata sosial;
3. Karya tulis ilmiah dalam bentuk buku dan jurnal;
4. Simbol-simbol dalam peta;
5. Matahari yang mengeluarkan sinar panas;
6. Fakta-fakta yang penting dalam bidang kesehatan;
7. Desa dan kota;
8. Bentuk lukisan yang dipamerkan.
2. Pengetahuan konseptual memuat ide (gagasan) dalam suatu disiplin ilmu yang
memungkinkan orang untuk mengklasifikasikan sesuatu objek itu contoh atau bukan contoh,
juga mengelompokkan (mengkategorikan) berbagai objek.
 Pengetahuan konseptual meliputi prinsip (kaidah), hukum, teorema, atau rumus yang
saling berkaitan dan terstruktur dengan baik (Anderson, L. & Krathwohl, D. 2001).
 Pengetahuan konseptual meliputi pengetahuan klasifikasi dan kategori, pengetahuan dasar
dan umum, pengetahuan teori, model, dan struktur.
 Pengetahuan tentang:
1. Teori evolusi dan rotasi bumi;
2. Macam-macam hubungan interaksi dan sistem sosial;
3. Struktur kalimat yang benar dan bagian-bagiannya;
4. Fungsi peta dalam geografi;
5. Hukum-hukum fisika dasar;
6. Makanan sehat;
7. Prinsip-prinsip pemerintahan desa;
3. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana urutan langkah-langkah
dalam melakukan sesuatu.
 Pengetahuan prosedural meliputi pengetahuan dari umum ke khusus dan algoritma,
pengetahuan metode dan teknik khusus dan pengetahuan kriteria untuk menentukan
penggunaan prosedur yang tepat (Anderson, L. & Krathwohl, D. 2001).
Contoh pengetahuan procedural antara lain sebagai berikut:
Pengetahuan tentang:
1. Prosedur pemanfaatan panas matahari sebagai sumber tenaga;
2. Prosedur pendirian organisasi sosial;
3. Mengartikan kata yang didasarkan pada analisis struktur
4. kalimat;
5. Langkah-langkah pembuatan gambar peta;
6. Langkah-langkah pengukuran tegangan listrik;
7. Pola makan yang baik dan sehat;
8. Tata cara pemilihan kepala desa;
D. Tindak Lanjut
Peserta kegiatan dapat menganalisis dimensi pengetahuan

MENGIDENTIFIKASI DIMENSI PENGETAHUAN

Mata Pelajaran : IPA Kelas : VII


Berilah tanda centang “V’ yang sesuai
DIMENSI
PENGETAHUAN
KOMPTENSI INTI KOMPTENSI DASAR PROS KET
FAKT KONSE
EDUR
UAL PTUAL
AL
3. Memahami 3.1 Memahami konsep pengukuran V
pengetahuan faktual, berbagai besaran yang ada pada
konseptual, dan diri, makhluk hidup, dan
prosedural) lingkungan fisik sekitar sebagai
berdasarkan rasa ingin bagian dari observasi, serta
tahunya entang pentingnya perumusan satuan
ilmu pengetahuan, terstandar (baku) dalam
teknologi, seni, pengukuran
budaya terkait
fenomena dan 3.2 Mengidentifikasi ciri hidup dan
kejadian tampak mata tak hidup dari benda-benda dan
makhluk hidup yang ada di
lingkungan sekitar

3.3 Memahami prosedur


pengklasifikasian makhluk
hidup dan benda-benda tak-
hidup sebagai bagian kerja
ilmiah,serta mengklasifikasikan
berbagai makhluk hidup dan
benda-benda tak-hidup
berdasarkan ciri yang diamati

3.4 Mendeskripsikan keragaman


pada sistem organisasi
kehidupan mulai dari tingkat
sel sampai organisme, serta
komposisi utama penyusun sel

3.5 Memahami karakteristik zat,


serta perubahan fisika dan kimia
pada zat yang
dapat dimanfaatkan untuk
kehidupan sehari-hari
Memahami keberagaman suku,
agama, ras, budaya, dan gender

3.6 Mengenal konsep energi,


berbagai sumber energi, energi
dari makanan, transformasi
energi, respirasi, sistem
pencernaan makanan, dan
fotosintesis

3.7 Memahami konsep suhu,


pemuaian, kalor, perpindahan
kalor,dan penerapannya dalam
mekanisme menjaga
kestabilan suhu tubuh pada
manusia dan hewan serta dalam
kehidupan
sehari-hari

3.8 Mendeskripsikan interaksi antar


makhluk
hidup dan lingkungannya

3.9 Mendeskripsikan pencemaran


dan dampaknya bagi makhluk
hidup

3.10 Mendeskripsikan tentang


penyebab terjadinya
pemanasan global dan
dampaknya bagi ekosistem

E. Penutup
Dengan adanya dimensi pengetahuan, maka pendidik dapat menyajikan konsep agar dapat
lebih menarik dan sesuai dengan konsep mata pelajaran, sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam menyampaikan konsep, dan dengan mengetahui karakteristik peserta didik, maka akan
tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan aktif.

F. Matrik Ringkasan Pelaksanaan Kegiatan


Peran Guru Nama-Nama
(sebagai
Nama Institusi Tempat Waktu Fasilitator/
Peserta/Pem Dampak
Kegiatan Penyelenggara Kegiatan Kegiatan Pemakalah/
akalah/Pem
bahas) Pembahas
MGMPS Peserta MGMPS IPA Ruang 8 Dra. Lilik Sri Pembelajaran
IPA SMPN SMPN 1 Lab IPA September Harini di kelas lebih
1 Wonoayu Wonoayu SMPN 1 2018 menyenangkan
Wonoayu dengan
munculnya
rasa ingin tahu
dari peserta
didik
Demikian laporan kegiatan MGMPS IPA ini kami sampaikan, agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Mengetahu Wonoayu, 12 September 2018


Kepala SMPN 1 Wonoayu Guru Mapel IPA

Drs. M. QODIM, M.Si. S I M A H,S.Pd.


NIP. 196002051986121001 NIP. 196112221983012002
F. LAPORAN KEGIATAN MGMPS IPA PERTEMUAN 6
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari : Sabtu
Tanggal : 13 Oktober 2018
Jam : 12.30 – 14.00
Tempat : Ruang Lab IPA SMPN 1 WOnoayu
Materi : Penyusunan RPP
B. Tujuan Kegiatan Yang Dilakukan;
Agar guru dapat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan
permendikbud No 22 tahun 2016.

C. Penjelasan Isi Kegiatan;

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap
muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan
kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap
pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis
agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema
yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih.
Komponen RPP terdiri atas:
a. identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
b. identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
c. kelas/semester;
d. materi pokok;
e. alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar
dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang
harus dicapai;
f. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan;
g. kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
h. materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;
i. metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
j. media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi
pelajaran;
k. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber
belajar lain yang relevan;
l. langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan
m. penilaian hasil pembelajaran.
3. Prinsip Penyusunan RPP
Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual,
bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,
kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau
lingkungan peserta didik.
b. Partisipasi aktif peserta didik.
c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
d. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan
kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai
bentuk tulisan.
e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian
umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam
satu keutuhan pengalaman belajar.
g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran,
lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
h. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif
sesuai dengan situasi dan kondisi.

D. Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang dilakukan oleh peserta adalah menelaah silabus yang terdapat pada
Permendikbud No 22 Tahun 2016.

E. Penutup
Semoga kegiatan ini dapat bermanfaat bagi pendidik dan dengan telah dikemanbangkannya
RPP Mata Pelajaran IPA oleh Kemendikbud, dapat membantu pendidik untuk menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan baik.

F. Matrik Ringkasan Pelaksanaan Kegiatan


Peran Guru Nama-
(sebagai Nama
Nama Institusi Tempat Waktu
Peserta/ Fasilitator/ Dampak
Kegiatan Penyelenggara Kegiatan Kegiatan
Pemakalah/ Pemakalah/
Pembahas) Pembahas
MGMPS Peserta MGMPS IPA Ruang 13 Simah,S.Pd.
Pendidik
IPA SMPN SMPN 1 Lab IPA Oktobermengajar
1 Wonoayu Wonoayu SMPN 1 2018 menyesuaikan
Wonoayu format RPP
berdasarkan
Permendikbud
No 22 Tahun
2016
Demikian laporan kegiatan MGMPS IPA ini kami sampaikan, agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Mengetahu Wonoayu, 15 Oktober 2018


Kepala SMPN 1 Wonoayu Guru Mapel IPA

Drs. M. QODIM, M.Si. S I M A H,S.Pd.


NIP. 196002051986121001 NIP. 196112221983012002
G. LAPORAN KEGIATAN MGMPS IPA PERTEMUAN 7
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari : Sabtu
Tanggal : 10 November 2018
Jam : 12.30 – 14.00
Tempat : Ruang Lab IPA SMPN 1 Wonoayu
Materi : Pemantapan Penggunaan Alat Praktikum IPA
B. Tujuan Kegiatan Yang Dilakukan;
Tujuan yang diharapkan dari kegiatan ini adalah peserta dapat memantapkan penggunaan alat
praktikum IPA..

C. Penjelasan Isi Kegiatan;

Di kalangan peserta didik telah berkembang kesan yang kuat bahwa pelajaran IPA merupakan
pelajaran yang sulit untuk dipahami dan kurang menarik (Betha, 2004). Hal ini disebabkan
kurangnya minat dan motivasi untuk mempelajari IPA dengan senang hati, banyak siswa
merasa terpaksa untuk belajar IPA. Lemahnya motivasi belajar IPA karena kurangnya
pemahaman tentang hakikat, kemanfaatan, keindahan dan lapangan kerja yang dapat
dihasilkan dari belajar IPA. Agar belajar IPA terasa lebih menyenangkan, maka manfaat
belajar IPA perlu dipahami. Untuk menghadapi halangan atau kesulitan apapun ketika sedang
belajar IPA motivasi belajar menjadi modal pertama.
Pembelajaran IPA akan lebih bermakna jika siswa terlibat aktif dalam mengamati,
memahami dan memanfaatkan gejala-gejala alam yang ada di lingkungan sekitar. Dalam
proses tersebut siswa dilatih untuk memiliki kemampuan observasi dan eksperimen yang lebih
ditekankan pada melatih kemampuan berpikir dan kerja ilmiah. Selain itu siswa dilatih
melakukan percobaan dengan mengenal peralatan yang digunakan dalam pengukuran baik di
laboratorium maupun di alam sekitar peserta didik. Dengan didukung kemampuan matematis
yang dimiliki, peserta didik dilatih untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan bernalar
yang taat asas, serta kemampuan berpikir dan bernalar ini dilaihkan melalui pengelolaan data
yang akurat, yang kebenarannya tidak diragukan lagi (Depdiknas, 2006).
Sebagai penunjang terselenggaranya proses pembelajaran yang menyenangkan perlu
disediakan alat peraga yang memadai. penggunaan alat peraga mempunyai nilai-nilai: untuk
meletakkan dasar-dasar yang nyata dalam berfikir, mengurangi terjadinya verbalisme,
memperbesar minat dan perhatian peserta didik untuk belajar, meletakkan dasar
perkembangan belajar agar hasil belajar bertambah mantap, memberikan pengalaman yang
nyata untuk dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap peserta didik,
menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan, membantu tumbuhnya
pemikiran dan berkembangnya kemampuan berbahasa, memberikan pengalaman yang tidak
mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman
belajar yang lebih sempurna (Soelarko, 1995).
Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan
tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar
mengajar yang efektif, merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar,
tujuan dan isi pelajaran, untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu peserta
didik dalam menangkap pengertian yang diberikan guru, serta diutamakan untuk
mempertinggi mutu belajar mengajar (Sudjana, 2002).
D. Tindak Lanjut
Peserta kegiatan dapat melaksanakan pembelajaran menggunakan ruang laboratorium IPA
dan menggunakan alat – alat praktik
E. Penutup
Dengan adanya pemantapan penggunaan alat lab IPA ini diharapkan guru /peserta aktif
menggunakan ruang laboratorium IPA sebagai sumber belajar

F. Matrik Ringkasan Pelaksanaan Kegiatan


Peran Guru Nama-
(sebagai Nama
Nama Institusi Tempat Waktu
Peserta/ Fasilitator/ Dampak
Kegiatan Penyelenggara Kegiatan Kegiatan
Pemakalah/ Pemakalah/
Pembahas) Pembahas
MGMPS Peserta MGMPS IPA Ruang 10 Herman Peserta dapat
IPA SMPN SMPN 1 Lab IPA November Priyanto,Sd. menggunakan
1 Wonoayu wONOAYU SMPN 1 2018 alat
Wonoayu laboratorium
IPA sebagai
sumber belajar

Demikian laporan kegiatan MGMPS IPA ini kami sampaikan, agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Mengetahu Wonoayu, 15 November 2018


Kepala SMPN 1 Wonoayu Guru Mapel IPA

Drs. M. QODIM, M.Si. S I M A H,S.Pd.


NIP. 196002051986121001 NIP. 196112221983012002
D. LAPORAN KEGIATAN MGMP IPA PERTEMUAN 4
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari : Sabtu
Tanggal : 11 Agustus 2018
Jam : 12.30 – 14.00
Tempat : Ruan Lab IPA SMPN 1 Wonoayu
Materi : Pembuatan Media Pembelajaan Berbasis IT ( pennyampaian hasil
MGMP Kabupaten )
B. Tujuan Kegiatan
Membantu pendidik dan satuan pendidikan untuk:
1. Meningkatkan kemampuan mengenai prinsip-prinsip pembuatan media power point
animasi
2. Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran menggunakan media power point animasi

C. Penjelasan Isi Kegiatan;

 Media Pembelajaran
Media dalam prespektif pendidikan merupakan instrumen yang sangat strategis dalam ikut
menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Sebab keberadaannya secara langsung
dapat memberikan dinamika tersendiri terhadap peserta didik. Kata media pembelajaran
berasal dari bahasa latin ”medius” yang secara harfiah berarti ”tengah”, perantara atau
pengantar. Dalam bahasa Arab, media perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan. Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis
besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku
teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam
proses belajar mengajar cenderung diartikan alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.20 Association
for Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala
bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education
Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar,
dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan
belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional.

Menurut Oemar Hamalik media pembelajaran adalah Alat, metode, dan teknik yang
digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa
dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Menurut Suprapto dkk, menyatakan
bahwa media pembelajaran adalah suatu alat pembantu secara efektif yang dapat digunakan
oleh guru untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam penelitian kali ini peneliti lebih
cenderung menggunakan definisi media pembelajaran dari Oemar Hamalik dengan alasan
bahwa cakupannya lebih luas, tidak hanya dibatasi sebagai alat tetapi juga teknik dan metode
sehingga dapat mencakup definisi dari para ahli pendidikan lainnya.

 Media Pembelajaran Berbasis Internet (E-Learning)


Dalam paradigma pembelajaran tradisional, proses belajar mengajar biasanya berlangsung di
dalam kelas dengan kehadiran guru di dalam kelas dan pengaturan jadwal yang kaku di mana
proses belajar mengajar hanya bisa berlaku pada waktu dan tempat yang telah ditetapkan.
Peran guru sangat dominan dan bertanggung jawab atas efektivitas proses belajar
mengajar dan guru juga menjadi sumber belajar yang dominan. Dalam paradigma
sekarang, dengan pendekatan SCL dominasi guru berkurang dan sebagian besar hanya
berperan sebagai fasilitator dan bukan sebagai satu-satunya sumber belajar. Sebagai
fasilitator guru semestinya dapat memfasilitasi siswa atau siswa agar dapat belajar
setiap saat di mana saja dan kapan saja siswa merasa memerlukan. Proses belajar
mengajar akan berjalan efektif dan efisien bila didukung dengan tersedianya media
yang menunjang. Penyediaan media serta metodologi pendidikan yang dinamis,
kondusif serta dialogis sangat diperlukan bagi pengembangan potensi peserta didik,
secara optimal. Hal ini disebabkan karena potensi peserta didik akan lebih terangsang
bila dibantu dengan sejumlah media atau sarana dan prasarana yang mendukung
proses interaksi yang sedang
dilaksanakan.

Media dalam perspektif pendidikan merupakan instrumen yang sangat strategis dalam
ikut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Sebab keberadaannya secara
langsung dapat memberikan dinamika tersendiri terhadap peserta didik. Dengan
keterbatasan yang dimiliki, manusia seringkali kurang mampu menangkap dan
menanggapi hal-hal yang bersifat abstrak atau yang belum pernah terekam dalam
ingatannya. Untuk menjembatani proses internalisasi belajar mengajar yang demikian,
diperlukan media pendidikan yang
memperjelas dan mempermudah peserta didik dalam menangkap pesan-pesan
pendidikan yang disampaikan. Oleh karena itu, semakin banyak peserta didik
disuguhkan dengan berbagai media dan sarana prasarana yang mendukung, maka
semakin besar kemungkinan nilai-nilai pendidikan mampu diserap dan dicernanya.
Kemajuan ICT, proses ini dimungkinkan dengan menyediakan sarana pembelajaran
online melalui internet dan media elektronik. Konsep pembelajaran berbasis ICT
seperti ini lebih dikenal dengan e-learning. E-Learning atau electronic learning kini
semakin merupakan salah satu
cara untuk mengatasi masalah pendidikan, baik di negara-negara maju maupun di
negara yang sedang berkembang. Banyak orang menggunakan istilah yang berbeda
beda dengan e-learning, namun pada prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang
menggunakan jasa elektronika sebagai alat bantunya. E-Learning memang merupakan
suatu teknologi pembelajaran yang yang relatif baru di Indonesia. Untuk
menyederhanakan istilah, maka electronic learning disingkat menjadi e-learning. Kata
ini terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari ‘electronica’ dan
‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan
menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika.

D. Tindak Lanjut
Tindak lanjut dari kegiatan tentang pembuatan media power point berbasis animasi agar guru
dapat menyajikan pembelajaran yang menarik bagi siswa.
E. Penutup
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembuatan power point berbasis animasi dapat
menarik pembelajaran bagi siswa.
Dan semoga laporan kegiatan ini dapat bermanfaat bagi pendidik khususnya dan untuk dunia
pendidikan pada umumnya.

F. Matrik Ringkasan Pelaksanaan Kegiatan


Peran Guru Nama-Nama
(sebagai
Nama Institusi Tempat Waktu Fasilitator/
Peserta/ Dampak
Kegiatan Penyelenggara Kegiatan Kegiatan Pemakalah/
Pemakalah/
Pembahas) Pembahas
MGMPS Peserta MGMPS IPA Ruang 13 Zainun Aslik,S.Si Pembuatan
IPA SMPN SMPN 1 Lab IPA Januari PONISI dapat
1 Wonoayu Wonoayu SMPN 1 2018 menarik siswa
Wonoayu menyukai
pembelajaran

Demikian laporan kegiatan MGMPS IPA ini kami sampaikan, agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Mengetahu Wonoayu, 13 Agustus 2018


Kepala SMPN 1 Wonoayu Guru Mapel IPA

Drs. M. QODIM, M.Si. S I M A H,S.Pd.


NIP. 196002051986121001 NIP. 196112221983012002
B. LAPORAN KEGIATAN MGMPS IPA PERTEMUAN 2
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari : Sabtu
Tanggal : 10 Februari 2018
Jam : 12.30 – 14.00
Tempat : Ruang Lab IPA SMPN 1 Wonoayu
Materi : Telaah Soal Ujian Nasional

B. Tujuan Kegiatan Yang Dilakukan;


Tujuan kegiatan ini adalah supaya guru dapat membuat soal berbasis soal ujian nasional sesuai
dengan kisi - kisi standar kelulusan.

C. Penjelasan Isi Kegiatan;

CONTOH KISI-KISI UJIAN NASIONAL IPA


TAHUN PELAJARAN 2016/2017

ASPEK LEVEL IPK INDIKATOR SOAL No

FIS- Pengetahuan dan Siswa dapat Disajikan gambar pengukuran panjang 1.


KIM Pemahaman memahami menggunakan mistar,peserta didik
 Mengidentifikasi tentang: dapat menentukan hasl pengukurannya.
 Menyebutkan - pengukuran
 Menunjukkan - besaran dan Hasil pengkurun tersebut adalah…cm.
 Membedakan satuan A. 2
 Mengelompokkan - konsep zat dan B. 3
 Menjelaskan wujudnya C. 4
D. 5

- zat dan Disajikan data hasil percobaan, peserta 2.


perubahannya didik dapat menunjukkan macam-
macam perubahan kimia.
Perhatikan data hasil percobaan berikut
ini!
1. kayu terbakar menjadi arang
2. air laut menjadi garam
3. Sayur menjadi basi
4. besi berkarat.
Perubahan kimia ditunjukkan oleh
kelompok nomor ….
A. 1, 2, dan 3 C. 1, 3
dan 4
B. 1, 2, dan 4 D. 2, 3,
dan 4
( Kunci : C )
ASPEK LEVEL IPK INDIKATOR SOAL No

- partikel zat Disajikan gambar partikel zat, peserta 3.


didik dapat menunjukkan jenis partikel
zat.
Perhatikan gambar berikut ini !

Yang menunjukkan jenis partikel zat


diatas adalah....
A. ion atom
B. molekul unsur
C. molekul senyawa
D. ion molekul
( kunci : D )

BIO Pengetahuan dan - sistem Disajikan dekripsi proses pernafasan, peserta 4.


Pemahaman pernapasan didik dapat mendeskripsikan proses
pernafasan dada pada fase ekspirasi
 Mengidentifikasi manusia
Caca menjadi anggota dream team basket
 Mendeskripsikan disekolahnya. Untuk menjaga stamina dia
 Mengklasifikasi rajin lari pagi sebelum berangkat ke sekolah.
 Menunjukkan Pada waktu lari pagi dia menggunakan
 Menjelaskan pernafasan dada. Mekanisme ekspirasi
pernafasan dada adalah….
 Menentukan A. Otot antar tulang rusuk berkontraksi –
tulang rususk terangkat – rongga dada
membesar – volume rongga dada
membesar – tekanan udara rongga dada
menurun – udara luar masuk ke paru-paru
B. Otot diafragma berkontraksi – kedudukan
diafragma – mendatar – volume rongga
dada membesar – tekanan udara di rongga
dada menurun – udara luar masuk ke paru-
paru
C. Otot antar tulang rusuk berelaksasi –
tulang rusuk menurun – rongga dada
mengecil – volume rongga dada mengecil
– tekanan udara rongga dada membesar –
udara keluar dari paru-paru
D. Otot diafragma berelaksasi –kedudukan
diafragma melengkung – volume rongga
dada mengecil –tekanan udara rongga
dada membesar - udara keluar dari paru-
paru
( Kunci : C )
- sistem .Disajikan gambar alat reproduksi wanita, 5.
reproduksi peserta didik dapat menunjukkan alat
reproduksi yang berfungsi sebagai tempat
manusia pembentukan sel telur dan tempat
terjadinya fertilisasi

Perhatikan gambar alat reproduksi wanita


berikut ini !

Tempat pembentukan sel telur dan tempat


terjadinya
fertilisasi ditunjukkan oleh nomor ….
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
( Kunci : A )

D. Tindak Lanjut Yang Akan Atau Telah Dilaksanakan Oleh Guru Peserta Kegiatan
Tersebut
Peserta dapat membuat soal berdasarkan kisi – kisi Standar Kelulusan

E. Penutup
Semoga kegiatan ini mempunyai pengaruh positif terhadap suasana pembelajaran di kelas
serta dapat meningkatkan hasil proses pembelajaran.

F. Matrik Ringkasan Pelaksanaan Kegiatan


Peran Guru Nama-Nama
(sebagai
Nama Institusi Tempat Waktu Fasilitator/
Peserta/ Dampak
Kegiatan Penyelenggara Kegiatan Kegiatan Pemakalah/
Pemakalah/
Pembahas) Pembahas
MGMPS Peserta MGMPS IPA Ruang 10 Khlilah,S.Ag. Menambah
IPA SMPN SMPN 1 Lab IPA Februari wawasan guru
1 Wonoayu Wonoayu SMPN 1 2018 IPA
Wonoayu

Demikian laporan kegiatan MGMPS IPA ini kami sampaikan, agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Mengetahu Wonoayu, 13 Februari 2018


Kepala SMPN 1 Wonoayu Guru Mapel IPA

Drs. M. QODIM, M.Si. S I M A H,S.Pd.


NIP. 196002051986121001 NIP. 196112221983012002
C. LAPORAN KEGIATAN MGMPS IPA PERTEMUAN 3
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari : Sabtu
Tanggal : 10 Maret 2018
Jam : 12.30 – 14.00
Tempat : Ruang Lab IPA SMPN 1 Wonoayu
Materi : Peningkatan Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran IPA

B. Tujuan Kegiatan Yang Dilakukan;


Tujuan dari kegiatan ini adalah agar pendidik dapar meningkatkan keterampilan bertanya
dalam peoses pembelajaran sehingga tercipta proses pembelajaran yang dapat dengan mudah
siswa memahami apa yang disampaikan oleh guru.

C. Penjelasan Isi Kegiatan;


Komitmen nasional tentang perlunya pendidikan karakter dapat diimplementasikan dengan
integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran, salah satunya yaitu pembelajaran IPA.
Integrasi pendidikan karakter di dalam proses pembelajaran dilaksanakan mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi pembelajaran. Salah satu pendekatan yang
digunakan untuk menanamkan pendidikan karakter yaitu pendekatan kontekstual.
Satu sub-faktor penting dari keadaan individu yang mempengaruhi belajar adalah self-
regulated learning.. Untuk menghindarkan salah pengertian di antara pembaca, pada uraian
berikut ini akan digunakan istilah kemandirian belajar. Sebagai terjemahan dari istilah self-
regulated learning atau disingkat SRL.
Sejumlah pakar (Butler, 2002, Corno dan Mandinah, 1983, Corno dan Randi, 1999, Hargis,
http:/www.smartkidzone.co/, Kerlin, 1992, Paris dan Winograd, 1998, Schunk dan
Zimmerman, 1998, Wongsri, Cantwell, dan Archer, 2002), menguraikan pengertian istilah
SRL, merelasikannya dengan beberapa istilah lain yang serupa, memeriksa efek SRL terhadap
pembelajaran sains melalui internet, serta memberikan saran untuk memajukan SRL pada
siswa/mahasiswa Dalam artikel-artikel di atas, istilah SRL didefinisikan agak berbeda, namun
semuanya memuat tiga karakteritik utama yang serupa, yaitu merancang tujuan, memilih
stategi, dan memantau proses kognitif dan afektif yang berlangsung ketika seseorang
menyelesaikan suatu tugas akademik.
Corno dan Mandinah (1983), Hargis (http:/www.jhargis.co/) dan Kerlin, (1992)
mendefisikan SRL sebagai upaya memperdalam dan memanipulasi jaringan asosiatif dalam
suatu bidang tertentu, dan memantau serta meningkatkan proses pendalaman yang
bersangkutan Definisi tersebut menunjukkan bahwa SRL merupakan proses perancangan
dan pemantauan diri yang seksama terhadap proses kognitif dan afektif dalam menyelesaikan
suatu tugas akademik. Dalam hal ini, SRL itu sendiri bukan merupakan kemampuan mental
atau keterampilan akademik tertentu seperti kefasihan membaca, namun merupakan proses
pengarahan diri dalam mentransformasi kemampuan mental ke dalam keterampilan akademik
tertentu (Hargis, http:/www.jhargis.co/). Mengacu pada pendapat Corno dan Mandinach
(1983), Kerlin (1992) mengklasifikasi SRL dalam dua katagori yaitu: (1) proses pencapaian
informasi, proses transformasi informasi, proses pemantauan, dan proses perancangan, serta
(2) proses kontrol metakognitif.
D. Tindak Lanjut
Peserta dapat melaksanakan proses pembelajaran yang mempermudah siswa untuk memahami
konsep melalui apa yang disampaikan guru di kelas.
E. Penutup
Semoga laporan kegiatan ini dapat memotivasi pendidik menciptakan karya inovatif dalam
pembelajaran.
F. Matrik Ringkasan Pelaksanaan Kegiatan
Peran Guru Nama-Nama
(sebagai
Nama Institusi Tempat Waktu Fasilitator/
Peserta/ Dampak
Kegiatan Penyelenggara Kegiatan Kegiatan Pemakalah/Pem
Pemakalah/
Pembahas) bahas
MGMPS Peserta MGMPS IPA Ruang 11 Yayuk Dian Pesan konsep
IPA SMPN 1 Lab IPA Maret Mandasari,S.Pd. dari mata
SMPN 1 Wonoayu SMPN 1 2018 pelajaran dapat
Wonoayu Wonoayu dengan mudah
dipahami oleh
peserta didik
karena dengan
adanya media
akan
mempermudah
peserta didik
untuk
menguasai
konsep.
Demikian laporan kegiatan MGMPS IPA ini kami sampaikan, agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Mengetahu Wonoayu, 13 Maret 2018


Kepala SMPN 1 Wonoayu Guru Mapel IPA

Drs. M. QODIM, M.Si. S I M A H,S.Pd.


NIP. 196002051986121001 NIP. 196112221983012002
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Kegiatan MGMPS IPA sangat berarti dan bermanfaat dalam meningkatkan kompetensi
guru dalam pelaksanaan kegiatan proses belajar. Dengan adanya semangat dan kemauan
yang baik, kegiatan MGMPS dapat juga berjalan dengan baik.

B. Rekomendasi
Semoga kegiatan MGMPS tetap berlanjut sehingga kegiatan MGMPS ini dapat digunakan
sebagai wadah untuk meningkatkan mutu dan profesionalisme guru agar tetap eksis dan
semakin berkembang lagi.

Anda mungkin juga menyukai