Anda di halaman 1dari 48

Pelaporan Studi Lapangan 35-40 Jenis Etnosains

Nama Mahasiswa: Ajeng Ambar Kusuma


Asal daerah (desa, kecamatan, kabupaten): Desa Banjar Negeri, Kecamaran Natar,
kabupaten Lamung Selatan

Penjelasan:
(1). Narasumber berisi nama, umur dan pekerjaan
(2). Bidang yang dimaksud: Pertanian, peternakan, kelautan, rumah adat, tari-tarian,
kebiasaan, kepercayaan, pengobatan, makanan, bioteknologi, dan lain-lain
(3). Nama etnosainsnya: nama daerah setempat/ atau di Indonesiakan
(4). Penjelasan detail etnosainsnya
(5). Apa saja yang diperoleh dari hasil wawancara/ alasan masyarakat terkait dengan
etnosains tersebut
(6). Penjelasan secara ilmiah ditinjau dari IPA/Biologi
(7). STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika)= sainnya dibagian apa?,
teknologinya ada tidak, bila ada apa teknologinya/dibagian apanya, engeneringnya apa,
dan ada nilai matematikanya?

1. Suro
a. Bidang Etnosains: kepercayaan orang jawa
b. Nama Etnosains: Suro
c. Nilai etnosains (penjelasan): Bulan suro dikenal sebagai bulan yang sakral oleh
sebagian besar orang Jawa. Beberapa memiliki kepercayaan jika pada bulan ini tidak
boleh mengadakan acara/hajatan. Jika melanggar konon akan mengalami gangguan/hal-
hal yang tidak diinginkan dalam acara yang digelar.
Nilai sains masyarakat: Bulan Suro bagi masyarakat khususnya masyarakat Jawa
dianggap sebagai bulan keramat atau sakral.Kekeramatan bulan Suro yang menimbulkan
kepercayaan bahwa bentuk- bentuk kegiatan seperti pernikahan, hajatan dan sebagainya
tidak berani dilakukan. Mereka memiliki anggapan bahwa bulan Suro atau Muharram
merupakan bulan yang paling agung dan mulia.Karena terlalu mulianyabulan Suro, maka
dalam sistem kepercayaan
d. Penjelasan sains ilmiah: Untuk menentukan kapankah bulan suro dating jika
dikaitkan dengan sains yaitu berhubungan dengan revolusi bulan.

e. STEM:
Sainsnya :Revolusi bulan
Teknologi : -
Teknik : Untuk menentukan kapan datangnya bulan suro melalui revolusi bulan harus
memiliki teknik khusus agar tidak salah dalam perhitungan.
Matematika : perhitungan datangnya bulan suro dari revolusi bulan.
NARASUMBER: ibu ambar sari (53 tahun)
Gambar:

Sumber: https://images.app.goo.gl/PXqzLkBj9AHv6D7E7

2. Mengubur Ari-ari
narasumber : ibu ambar sari (53 tahun)
Bidang Etnosains: Peraturan nenek moyang
Nama Etnosains: mengubur ari-ari
Nilai etnosains (penjelasan): Ari-ari yang berperan menyalurkan nutrisi itu dianggap
sebagai teman bayi sejak dalam kandungan. Ketika bayi lahir, ari-ari yang dipotong tetap
dirawat dan dikubur dengan baik. Perlakuan yang baik ini agar ari-ari atau plasenta tidak
dimakan binatang atau membusuk di tempat sampah. Menanam ari-ari juga dikenal
dengan sebutan upacara mendhem ari-ari. Ari-ari ditempatkan di dalam kendhil dan
diberi daun talas. Alas daun talas mempunyai simpol agar sang anak kelak tumbuh tidak
hanya memikirkan hal duniawi saja.
Nilai sains masyarakat: Masyarakat jawa menganggap ari-ari sebagai bagian tak
terpisahkan dari bayi yang dilahirkan. Ia menjadi 'saudara' atau 'penjaga' bayi. Namun,
setelah bayi lahir, ari-ari pun tidak berfungsi lagi, sehingga digunting dan dipisahkan dari
tubuh bayi. Karena itu, setelah bayi dilahirkan, biasanya akan dilakukan ritual khusus
untuk menghormati jasa ari- ari, yaitu dengan menguburnya atau diistilahkan juga dengan
menanam ari-ari. Biasanya yang bertugas melakukan ritual mengubur ari-ari adalah ayah
sang bayi.
Penjelasan sains ilmiah: -
STEM : -
Gambar :

Sumber : jurnalmalang.com

3. Selametan 7 Bulanan
Narasumber: ibu sari (53 tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: selametan 7 bulanan
Nilai etnosains (penjelasan): Tradisi selametan 7 bulanan ini biasanya dilakukan untuk
tujuan demi mendoakan keselamatan ibu hamil melewati tujuh bulanan anak
pertamanya.Masyarakat di sini percaya bayi yang berusia tujuh bulan di dalam
kandungan memiliki jiwa yang keamanannya harus dirayakan.Apalagi anak pertama
dipercaya dapat membawa keberuntungan bagi keluarga dan saudara-saudara yang lain.
Di daerah saya biasanya tradisi ini dilaksanakan dengan melakukan kenduri yakni ritual
berkumpul bersama kerabat atau tetangga untuk makan dan berdoa sesuai dengan
kepercayaan.
Nilai sains masyarakat: Nilai yang terkandung dalam tradisi ini yaitu nilai
kebersamaan, silaturahmi, dan saling berbagi.
Penjelasan sains ilmiah: Saya belum menemukan nilai sains ilmiah atau keterkaitannya
dengan IPA/Biologi.
STEM : -
Gambar :

Sumber: gemaliturgi.blogspot.com

4. Pembuatan Tempe
Narasumber: ibu wati (34 tahun)
Bidang Etnosains: Makanan
Nama Etnosains: Pembuatan tempe
Nilai etnosains (penjelasan): Di daerah tempat tinggal saya cukup banyak orang yang
memiliki mata pencaharian membuka usaha, salah satunya yaitu dengan membuat produk
tempe kemudian nantinya didistibusikan ke warung-warung sayur. Tentu saja dalam
pembuatan tempe ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mendapatkan
penghasilan.
Nilai sains masyarakat: Nilai sains masyarakat yang terkandung dalam pembuatan
tempe ini yaitu bekerja keras untuk membuat tempe yang nantinya akan dijual untuk
mendapatkan penghasilan
Penjelasan sains ilmiah: Nilai sains ilmiah yang dikaitkan dengan IPA/Biologi yaitu
dalam pembuatan tempe ini menggunakan bantuan mikroba untuk proses fermentasinya.
Mikroba yang berperan pada pembuatan tempe adalah jenis jamur kapang seperti
Rhizopus o ligosporus, Rhizo pus oryzae, yang dikenal sebagai ragi tempe. Rhizopus
oryzae memprodu ksi enzim pendegradasi karbohidrat seperti amilase, selulase, xylanase,
glukoamilase dan Protease. Selain itu fungsi dari jamur ini juga sangat penting yaitu
sebagai jamur uta ma yang mengubah komposisi. substrat kacang kedelai menjadi
makanan yang lebih bernutrisi serta mengandung banyak enzim dan senyawa bioktif,
diantaranyasenyawa antibakteri.
STEM :
Sains : berhubungan dengan proses fermentasi, dalam pembuatan tempe tentu saja
menggunaka n bantuan mikroba seperti jamur Rhizopus olig osporus, Rhiz opus oryzae,
yang dikenal sebagai ragi tempe.
Teknologi: tidak menggunakan teknologi karena bisa matang secara manual
Teknik: menggunakan teknik tertentu supaya tempe bisa matang secara sempurna, seperti
pemberian ragi secara tepat atau penyimpanan secara tepat
Matematika: nilai matematika terdapat yaitu nilai untuk harga jual. Misal kodal,
keuntungan dan penjualan
Gambar :

sumber: suara.com sumber: suara.com


5. Pengajian Bulan Suro
narasumber : ibu sari (53 tahun)
Bidang Etnosains: keagamaan
Nama Etnosains: pengajian bulan suro
Nilai etnosains (penjelasan): Pengajian bulan Suro merupakan salah satu tradisi
masyarakat yang ada di Kampung rejomulyo . Pada ritual ini di dalamnya terkandung
nilai sosial budaya, ekonomi dan keagamaan. Pada nilai sosial budaya dan ekonomi
dalam pengajian bulan suro ini yaitu berfungsi sebagai sarana untuk komunikasi,
silaturahim antar sesama tetangga atau masyarakat sekitar, selain itu juga untuk
melestarikan budaya leluhur yang diwariskan secara terun-temurun. Sementara untuk
nilai keagamaan dalam pengajian bulan suro ini sendiri berfungsi sebagai sarana untuk
mengajarkan atau mendakwahkan ajaran Islam. Pengajian bulan suro di Kampung
rejomulyo biasanya dirayakan atau dimeriahkan dengan mengadakan pengajian di masjid
dan tahlilan (do’a bersama) serta ada puji- pujian dan shalawat-shalawat Nabi. Setelah itu
diadakan kegiatan makan bersama.
Bulan Muharram atau tahun baru islam adalah bulan Suro dalam penanggalan Jawa,
bulan ini disebut dengan bulan yang baik tetapi bulan yang penuh dengan pantangan atau
larangan tetapi bulan Suro juga bulan yang suci bagi umat Islam. Sehingga kebanyakan
dari masyarkat memandang sebagai bulan yang baik. Untuk melakukan perbaikan diri
dan mengutarakan rasa syukur kita kepada Allah SWT. Pada intinya pengajian bulan suro
ini ditujukan untuk membuang segala bencana, kejahatan dan malapetaka. Masyarakat
kampung saya mempercayai bahwa dengan diadakan nya pengajian suroan tiap tahunnya
maka terhindar dari segala marabahaya baik itu kejahatan, bencana dan lain sebagainya.
Nilai sains masyarakat: Dalam tradisi pengajian bulan suro ini memiliki nilai sains
masyarakat yaitu dilihat tujuannya tradisi ini yaitu sebagai sarana untuk saling
bersilaturahim antar sesama tetangga atau masyarakat sekitar.
Hal ini tercermin berbagai kepercayaan dan pengetahuan bersifat prasangka sebagai
wujud sains asli masyarakat.
Penjelasan sains ilmiah: Pada tradisi pengajian bulan suro ini belum ditemukan
penjelasan sians secara ilmiah baik ditinjau dari IPA ataupun biologi
STEM :
Sains: -
Teknologi: -
Teknik: -
Matematika: Konsep matematika pada tradisi ini yaitu terdapat pada bagian dalam
menyiapkan makanan untuk acara makan bersama biasanya masyarakat desa
mengumpulk an sedikit dana dari orang-orang desa yang akan digunakan untuk membuat
makanan untuk acara tersebut. Dimana disitu terdapat konsep matematika yaitu hitungan.
Gambar pengajian bulan suro

6. Kerja Bakti
Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: kerja bakti
Nilai etnosains (penjelasan): Kerja bakti merupakan kegiatan gotong royong
membersihkan lingkungan. Biasanya dilakukan oleh para lelaki, kegiatan ini merupakan
salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan silahturami.

Nilai sains masyarakat: nilai sains masyaraakat pada gotong royong ini yaitu
menggunakan gaya gravitasi pada memacul dll
Penjelasan sains ilmiah: -
STEM : disini terdapat nilai teknik yaitu pada saat kerja sama dalam membersihkan
tempat menggunakan teknik dalam memacul, mengoret, menyapu dll
Gambar kerja bakti:
sumber: infopublik.id

7. Pembuatan Tahu
Narasumber: Bapak Yal (37 tahun)
Bidang Etnosains: pekerjaan
Nama Etnosains: pembuatan tahu
Nilai etnosains (penjelasan): proses pembuatan tahu merupakan proses yang kontinue..
Proses tersebut dimulai dengan pemilihan bahan baku kedelai, perendaman, penggilingan,
pemasakan, penyaringan, penjendalan (penggumpalan), pencetakan, dan penguningan.
Proses pembuatan tahu ini merupakan proses yang umum dilakukan oleh masyarakat
pengrajin tahu.
Nilai sains masyarakat: nilai sains pada masyarat yaitu padaa sat pembuatan
membutuhkan kerjasama yang baik dalam pengolahannya menggunakan mesin,
memotong motong tahu, menggoreng tahu dan lain lain.
Penjelasan sains ilmiah: Tahu adalah makanan yang dibuat dari endapan perasan biji
kedelai yang mengalami koagulasi.
STEM :
Sains: Tahu adalah makanan yang dibuat dari endapan perasan biji kedelai yang
mengalami koagulasi.
Teknologi: menggunakan teknologi dalam perebusan kedelai
Teknik: Perendaman,Penggilingan,Pemasakan, Penyaringan.Pengasaman,Pembungkusan
dan Pencetakan
Matematika: nilai matematika terdapat yaitu pada saat penjualan dan penghitungan modal
dan harga jual. Disini nilai matematikanya adalah perhitungan.
Gambar pembuatan tahu:

Sumber: foto.bisnis.com sumber: finance.detik.com


sumber: m.tribunnews.com

8. Nyirih (Mengunyah Daun Sirih )


narasumber: mbah tugiyo (80tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: nyirih (mengunyah daun sirih )
Nilai etnosains (penjelasan): Kebiasaan nyirih ini sebenarnya sudah sangat jarang
dilakukan disini, namun masih ada beberapa orang-orang yang sudah tua masih
melakukan nyirih. Nyirih bertujuan untuk membantu pencernaan, menenangkan otak,
memperkuat gigi, sehingga orang yang mengunyahnya biasanya punya gigi yang utuh,
tidak ada yang ompong, bahkan sampai usia delapan puluh tahun. Biasanya menyirih
dilakukan dengan mengunyah bahan-bahan bersirih seperti, pinang, sirih, gambir,
tembakau, kapur, dan cengkih.
Fungsi menginang juga sebagai tata pergaulan dan tata nilai kemasyarakatan. Misalnya,
bahan-bahan menginang dijadikan hidangan penghormatan untuk tamu, dan sebagai alat
pengikat dalam pertunangan sebelum menikah.
Nilai sains masyarakat: Nilai yang terdapat dalam kebiasaan nyirih ini yaitu bisa saja
memiliki nilai- nilai kesehatan, karena dengan nyirih ini orang percaya bisa memperkuat
gigi, membantu pencernaan, dll. Selain itu juga nyirih memiliki nilai kemasyarakatan.
Misalnya, bahan-bahan menginang dijadikan hidangan penghormatan untuk tamu, dan
sebagai alat pengikat dalam pertunangan sebelum menikah
Penjelasan sains ilmiah: Nilai sains ilmiah atau jika dikaitkan dengan IPA/Biologi,
nyirih ini memiliki nilai sains ilmiah, pasalnya ternyata daun sirih mengandung
antioksidan alami dan juga sebagai zat
antibakteri. Kare na sifat antibakterinya, maka ekstrak daun sirih mampu menghambat
pertumbuhan bakteri serta mengurangi produksi zat asam hasil dari bakteri tersebut. Oleh
karena itu, ekstrak daun sirih banyak digunakan dalam produk yang digunakan dalam
bidang kesehatan gigi, sama halnya dengan menyirih ini.
STEM : pada konsep nyirih terdapat nilai stem yaitu Sains
Daun sirih mengandung antioksidan alami dan juga sebagai zat antibakteri. Karena sifat
antibakteriny a, maka ekstrak daun sirih mampu menghambat pertumbuhan bakteri serta
mengurangi produksi zat asam hasil dari bakteri.
Gambar nyirih:

9. Jamu Beras Kencur


Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: obat-obatan
Nama Etnosains: jamu beras kencur
Nilai etnosains (penjelasan): Masyarakat di daerah sini masih sering mengonsumsi
jamu-jamuan yang dijual oleh tukang jamu keliling, yang paling banyak yaitu jamu beras
kencur. Masyarakat disini masih banyak percaya dengan manfaat beras kencur lainnya,
seperti meningkatkan berat badan, mencegah dan mengobati jerawat pada wajah,
menangkal radikal bebas dari polusi udara, dan pengobatan sakit kepala serta pegal-pegal.
Nilai sains masyarakat: Nilai sains masyarakat pada jamu beras kencur mengandung
nilai kesehatan.
Penjelasan sains ilmiah: Nilai sains ilmiah jika dikaitkan dengan IPA/Biologi pada jamu
beras kencur yaitu Jamu ini memiliki kandungan senyawa fenolik
STEM : nilai Sains Jamu ini memiliki kandungan senyawa fenolik yang dapat berdungsi
sebagai antioksidan. Nantinya, antioksidan ini akan bantu memperbaiki keadaan sel yang
rusak.
Gambar jamu beras kencur:
Sumber: ameliablog.web.app

10. Jaranan
Narasumber: Bapak Man (45 Tahun)
Bidang Etnosains: tari daerah
Nama Etnosains: jaranan
Nilai etnosains (penjelasan): Tari Jaranan adalah kesenian tari tradisional yang
dimainkan oleh para penari dengan menaiki kuda tiruan yang tebuat dari anyaman
bambu.
Tarian jaranan ini sering ditampilkan sebagai pertunjukan pada acara-acara tertentu
seperti pada acara ulang tahun desa, pada acara hajatan, dan lain sebagainya.
Nilai sains masyarakat: Pada tarian jaranan ini selain kaya akan nilai seni dan budaya,
tarian ini juga sangat kental akan kesan magis dan nilai spiritual.
Penjelasan sains ilmiah: Nilai sains ilmiah jika dikaitkan dengan IPA/Biologi pada
tarian jaranan ini yaitu bisa dikaitkan dengan sistem gerak manusia.
STEM : terdapat nilai sains dalam tari jaranan yait Nilai sainsnya bisa dihubungkan
dengan sistem gerak manusia. Dan terdapat nilai teknik yaitu teknik dalam setiap bentuk
tariannya
Gambar jaranan:

Sumber: suryaradio.com

11. Tradisi Larangan Pernikahan pada Bulan Suro


Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: Tradisi Larangan Pernikahan pada bulan suro
Nilai etnosains (penjelasan): Dalam tradisi larangan pernikahan ini, masyarakat sekitar
percaya bahwa pada bulan Muharram, atau orang Jawa menyebutnya bulan Syuro. Saat
bulan Syuro, ada larangan untuk tidak melakukan pernikahan, karena masyarakat percaya
pada bulan Syuro ini diangap bulan keramat. Apabila larangan itu dilanggar dapat
mendatangkan musibah. Baik bagi pasangan pengantin, maupun bagi kedua keluarga
besar.
Nilai sains masyarakat: Nilai sains masyarakat nya mengenai tradisi larangan dalam
pernikahan ini yaitu karena kepercayaan nya saja
Penjelasan sains ilmiah: Dalam tradisi larangan pernikahan ini saya belum menemukan
nilai sains ilmiah yang dihubungkan dengan IPA/Biologi.
STEM : -
Gambar larangan pernikahan:

Sumber: bombastis.com

12. Menanam Padi


Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: pertanian
Nama Etnosains: menanam padi
Nilai etnosains (penjelasan): Dalam pertanian terdapat sistem pertanian tradisional atau
disebut juga dengan budidaya tradisional. Sistem budidaya tradisional merupakan sistem
budidaya yang telah diwariskan turun-temurun sehingga menjadi pengetahuan lokal
petani dalam melakukan kegiatan budidaya.
Tahap awal dari kegiatan-kegiatan pertanian, pada mulanya dengan melakukan
pembukaan lahan dengan luasan tertentu dan dengan teknis tertentu yang sudah
diwariskan secara turun-temurun. Jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi tanah dan
lingkungan yang akan ditanam untuk di daerah sini biasanya ditanami padi dan cara
penanamannya, mencegah serangan hama dan penyakit agar tumbuh dengan baik, dan
lain sebagainya yang diwariskan secara turun-temurun.
Nilai sains masyarakat: Nilai sains masyarakat mengenai kebiasaan menanam padi ini
yaitu adanya nilai-nilai bekerja sama, gotong royong dan saling membantu satu sama lain
dalam mengelola lahan.
Penjelasan sains ilmiah: -
STEM : Teknik Tahap awal dari kegiatan- kegiatan pertanian, pada mulanya dengan
melakukan pembukaan lahan dengan luasan tertentu dan dengan teknis tertentu yang
sudah diwariskan secara turun- temurun.
Gambar menanam padi:

Sumber: bawuran-bantul.desa.id
13. Tidak Boleh Makan Sayap Ayam
Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: makanan
Nama Etnosains: tidak boleh makan sayap ayam
Nilai etnosains (penjelasan): Sayap ayam merupakan bagian paling lezat tetapi pada
masyarakat jawa terdapat mitos untuk tidak makan sayap ayam. Nilai sains masyarakat:
Jika makan sayap ayam menyebabkan sulit mendapatkan jodoh
Penjelasan sains ilmiah: Sayap ayam mengandung kandungan minyak tinggi sehingga
bagi seseorang yang memiliki kulit berminyak, makan sayap ayam dapat menyebabkan
timbulnya jerawat.
STEM : -
Gambar :

Sumber: merahputih.com sumber: idntimes.com

13. Tidak Boleh Duduk Depan Pintu


Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: tidak boleh duduk depan pintu
Nilai etnosains (penjelasan): Kebiasaan duduk di depan pintu merupakan salah satu
kebiasaan buruk bagi masyrakat jawa.
Nilai sains masyarakat: Mitos jangan duduk atau berdiri di depan pintu sangat populer
di tengah masyarakat. Banyak dari mereka yang mengartikan bahwa hal tersebut akan
mendatangkan kesulitan dan musibah, seperti susah dapat jodoh dan rezeki jadi seret.
Penjelasan sains ilmiah: Secara ilmiah, duduk di depan dapat mengganggu orang lain
dan debu atau kotoran dari luar sangat mudah untuk bersarang di kulit sehingga
menyebabkan kulit kering.
STEM : -
Gambar :

sumber: grid.id

14. Bancakan (selametan)


Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: bancakan (selametan)
Nilai etnosains (penjelasan): Bancakan/slametan biasanya dilakukan setelah
terwujudnya suatu keinginan yang diinginkan, yang bermaksud untuk mensyukuri atas
karunia yang telah diterima.
Nilai sains masyarakat: Diwujudkan dalam bentuk nasi tumpeng yang berbentuk
kerucut,biasanya nasi gurih (nasi uduk) dengan aneka lauk, atau dikenal juga dengan
istilah kembul bujana.
Penjelasan sains ilmiah: Bancakan terdiri dari banyak lauk, diantaranya ayam, telur,
mie, kuluban, kerupuk, dan nasi. Dengan berbagai lauk ini dapat memenuhi kebutuhan
nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
STEM : -
Gambar :

Sumber: facebook.com

15. Lebaran Ketupat


Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: lebaran ketupat
Nilai etnosains (penjelasan): Lebaran ketupat merupakan hari ketujuh setelah hari raya
idul fitri dengan membuat ketupat. Lebaran Ketupat biasanya dilaksanakan pada hari
kedelapan hari raya Idul Fitri, yang artinya pada 8 Syawal. Para warga yang mengikuti
tradisi tersebut, membawa ketupat masing-masing dari rumahnya, kemudian melakukan
selamatan atau yang biasa disebut bancakan dalam tradisi Jawa.Ketupat yang digunakan
dalam tradisi Lebaran Ketupat ini biasanya dibuat menggunakan daun janur yang
dibentuk persegi. Kemudian diisi dengan beras yang dimasukkan ke dalam anyaman daun
kelapa lalu dikukus hingga matang. Dalam tradisi Lebaran Ketupat, masyarakat yang
merayakannya juga akan berbagi ketupat dengan satu sama lain, baik dengan tetangga
maupun saudara.Dalam perayaan Kupatan, ketupat disantap dengan berbagai hidangan
lain seperti lodeh, kare, sambal goreng ati, opor ayam atau sapi.
Nilai sains masyarakat: Nilai yang terkandung dalam tradisi ini yaitu
• Ngaku lepat (mengaku bersalah)
• Laku papat (lebaran, luberan, leburan, laburan)
• Janur
• Lepet
Penjelasan sains ilmiah: Ketupat terbuat dari beras yang dimasukan ke dalam anyaman
janur. Beras mengandung karbohidrat yang berguna untuk energy, dan dibungkus dengan
janur akan menjadi lebih sehat dibandingkan dibungkus dengan
plastik.
STEM :
Sains: berbentuk seperti kubus pada bangun ruang matematika
Teknik: pada proses pembuatan ketupat menggunakan teknik pada saat melipat-lipat
ketupat sampai ketupat jadi.
Gambar:

Sumber: tebuireng.online

16. Peyek Kacang


Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: makanan
Nama Etnosains: peyek kacang
Nilai etnosains (penjelasan): Peyek kacang merupakan makanan sejenis gorengan yang
biasa dinikmatai sebagai camilan. peyek atau rempeyek merupakan gorengan adonan
tepung beras kental dengan pengisi seperti kacang, udang atau ikan. Camilan satu ini
punya rasa gurih renyah yang lezat. Cara membuat peyek kacang bahkan menjadi
camilan tradisional yang dibuat secara turun temurun. Di beberapa daerah, peyek bahkan
dijadikan oleh-oleh khas. Rempeyek atau peyek adalah sejenis makanan pelengkap dari
kelompok gorengan. Secara umum, rempeyek adalah gorengan tepung beras yang
dicampur dengan air hingga membentuk adonan kental, diberi bumbu (terutama garam,
bawang putih) dan daun jeruk, dan diberi bahan pengisi yang khas, biasanya biji kacang
tanah atau kedelai. Peran tepung di sini adalah sebagai pengikat. Pengisi dapat juga bahan
pangan hewani berukuran kecil, seperti ikan teri, ebi, udang kecil, yutuk, jingking, atau
laron. Saat ini orang juga membuat rempeyek dari daun bayam & kepiting.Sebagai
makanan pelengkap, fungsi rempeyek sama dengan kerupuk yaitu sebagai pelengkap
hidangan Rempeyek mudah ditemukan dijual di warung makan, pasar, ataupun di pasar
swalayan. Di pedesaan biasanya disajikan dalam acara pernikahan atau pelayatan.
Nilai sains masyarakat: Peyek kacang merupakan camilan yang biasa dinikamati
seperti kerupuk. Biasa dijual di pasar tradisional atau disajikan dirumah makan
Penjelasan sains ilmiah: kacang adalah sumber protein nabati yang sangat baik
STEM : Teknik : Pada proses penggorengan menggunakan minyak yang panas dan api
yang sedang saja. Goreng hingga kecoklatan lalu ditiriskan

Gambar:

Sumber: cookped.com

17. Seruit
Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: makanan
Nama Etnosains: seruit
Nilai etnosains (penjelasan): Seruit merupakan masakan ikan yang digoreng atau
dibakar lalu dicampur dengan sambal terasi. Provinsi Lampung juga memiliki pontensi
wisata kuliner yang siap memanjakan lidah kita. Salah satu kulier yang menjadi favorit
orang banyak, yakni Seruit.Seruit merupakan makanan khas Lampung yang terdiri dari
masakan ikan yang digoreng atau dibakar, lalu dicampur dengan sambal terasi, tempoyak,
atau mangga.Beberapa jenis ikan yang disajikan dengan sambal ini adalah ikan tongkol,
ikan layis, ikan belida ataupun ikan baung lalu. Sebagai pelengkap sajian, ada juga
lalapan. Meskipun ada beberapa tahapan, tapi cara membuat Seruit cukup mudah. Ikan
yang akan dinikmati dipersiapkan dulu. Nama Seruit berasal dari kata ‘Nyeruit’, yang
artinya dilakukan bersama-sama. Hal ini menggambarkan masyarakat Lampung yang
memiliki nilai kebersamaan tinggi.Seperti masyarakat daerah lainnya di Indonesia,
masyarakat Lampung adalah masyarakat yang gemar berkumpul dan bersilaturahmi, baik
keluarga maupun antar tetangga.Secara kultural, Lampung memiliki dua masyarakat adat,
yakni Lampung Sai Batin dan Lampung Pepaduan.Keduanya sama-sama memiliki
kebiasaan berkumpul. Nah, saat berkumpul diperlukan makanan yang bisa dinikmati
bersama-sama. Pada waktu berkumpul inilah, biasanya Seruit disajikan. Bagi masyarakat
Lampung Pepaduan, Seruit adalah makanan pokok yang harus selalu ada.
(daftar pustaka:
https://pesonaindonesia.kompas.com/read/2019/05/03/192431627/nikmatnya-seruit-cita-
rasa-asam-manis-pedas-jadi-satu)
Nilai sains masyarakat: Seruit biasa disajikan ketika ada acara besar seperti acara
keluarga, arisan, dll.
Penjelasan sains ilmiah: seruit mengandung banyak vitamin protein dkarbohidrat dan
nutrisi lainnya karena seruit itu makanan makanan berupa lalapan, ikan, tempe, tahu dll
STEM : disini menganddung nilai teknik yaitu pada saat proses pembuatan makanannya
dan pengulekan sambal seruitnya dan teknik membakar ikannya
Gambar:

Sumber: idntimes.com
18. Pengajian Ta’lim Setiap Hari Minggu.
Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: pengajian ta’lim setiap hari minggu.
Nilai etnosains (penjelasan): pengajian ta’lim dilakukan setiap hari minggu. Informasi
Suhaid. Majelis Ta’lim desa Nanga Suhaid secara rutin melaksanakan pengajian setiap
minggu. Hal ini merupakan program khusus diterapkan setiap seminggu sekali dengan
sistem bergiliran tempat pengajian. Menurut akar katanya, istilah majelis ta’lim tersusun
dari gabungan dua kata: majelis yang berarti (tempat) dan ta’lim yang berarti
(pengajaran), yang berarti tempat pengajaran atau pengajian bagi orang-orang yang ingin
mendalami ajaran-ajaran islam sebagai sarana dakwah dan pengajaran agama.
Majelis ta’lim adalah salah satu lembaga pendidikan diniyah non formal yang bertujuan
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dan akhlak mulia bagi
jamaahnya, serta mewujudkan rahmat bagi alam semesta.
Fleksibelitas majelis ta’lim inilah yang menjadi kekuatan sehingga mampu bertahan dan
merupakan lembaga pendidikan islam yang paling dekat dengan umat (masyarakat).
Majelis ta’lim juga merupakan wahana interaksi dan komunikasi yang kuat antara
masyarakat awam dengan para mualim, dan antara sesama anggota jamaah majelis ta’lim
tanpa dibatasi oleh tempat dan waktu.Majelis ta’lim merupakan lembaga pendidikan
diniyah non-formal yang keberadaannya di akui dan diatur dalam : Undang-undang
nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional; Peraturan pemerintah nomor
19 tahun 2005 tantang standar nasional pendidikan; Peraturan pemerintah nomor 55 tahun
2007 tentang pendidikan agama dan
pendidikan keagamaan; Keputusan MA nomor 3 tahun 2006 tentang strutur departement
agama tahun 2006.

( daftar pustaka: https://info.kapuashulukab.go.id/2019/11/18/pengajian-rutin-majelis-


taklim-desa-nanga-suhaid/)
Nilai sains masyarakat: pengajian ta’lim merupakan silahturahmi yang memiliki
nilai ibadah tersendiri yang dapat mengubah diri atau memperbaiki diri dari
perbuatan yang keji dan mungkar
Penjelasan sains ilmiah: -
STEM : -
Gambar: Sumber: kalbar.kemenag.go.id
19. Membuat Bubur Merah Putih Waktu Neton Anak
Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: membuat bubur merah putih waktu neton anak
Nilai etnosains (penjelasan): Membuat bubur merah putih menjadi semacam ritual
perayaan sederhana untuk menyambut kehadiran anak di keluarga Jawa. Makanan tradisi
ini juga dibuat sebagai bentuk rasa syukur seseorang atas lahirnya anak dan hidup di
dunia. Makanan tradisi ini juga dibuat sebagai bentuk rasa syukur seseorang atas lahirnya
anak dan hidup di dunia. Setiap tradisi pasti memiliki suatu nilai yang berharga, tidak
terkecuali dalam tradisi bubur merah putih yang sarat akan makna dan simbol. Secara
implisit, bubur merah putih memiliki makna sebagai lambang kehidupan manusia di
dunia, yang awalnya tercipta dari ayah dan ibu. Dalam mitologi Jawa, bubur putih
dimaknai sebagai "bibit dari ayah" atau sebagai simbol sperma “darah putih”. Sedangkan
bubur merah sebagai simbol bibir dari ibu atau "darah merah". Keduanya dipersatukan
dalam wadah sebagai simbol lahirnya manusia baru. Hal ini juga berkaitan dengan
‘weton’, atau hari lahir menurut penanggalan Jawa, Seperti pon, kliwon, wage, pahing
yang masing-masing memiliki nilai simbolik angka yang disatukan dengan hari lahir.
Seperti halnya perayaan ulang tahun, dengan kue tart-nya, maka tradisi weton pun selalu
dilengkapi dengan kehadiran bubur merah putih.
(dapus: https://sahabatnestle.co.id/content/resep/bubur-merah-putih-simbol-perayaan-
sederhana-khas-indonesia.html )
Nilai sains masyarakat: makanan merah putih dipercaya bisa mencegah hal hal yang
tidak di inginkan kepada anak
Penjelasan sains ilmiah: bubur merah putih memiliki makna tersendiri. Menurut Heri,
warna merah pada bubur merah putih merupakan simbol indung telur. Sementara warna
putih pada bubur merah putih adalah simbol dari sperma. Warna bubur merah putih
menjadi representasi perempuan dan laki-laki dalam kehidupan. Selain itu, bubur merah
putih juga bisa diartikan sebagai simbol kehidupan baru. Memasak bubur merah putih
tidak sembarangan. Ada beberapa ritual khusus yang harus dilakukan saat membuat
bubur merah putih.
STEM: terdapat nilai teknik pembuatan bubur yaitu pada saat proses pemasakan bubur
dari awal hingga akhir.

20. among-among syukuran


Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: among-among syukuran
Nilai etnosains (penjelasan): tradisi yang sekilas mirip perayaan ulang tahun, namun
pelaksanaannya menggunakan hitungan yang berbeda. Tradisi ini biasa disebut among-
among. Tradisi among-among ini sudah dilakukan oleh orang jawa secara turun-temurun
sejak zaman nenek moyang. Perbedaan among-among dengan ulang tahun yaitu jika
ulang tahun dirayakan setiap tahun sekali pada setiap tanggal kelahiran berdasar kalender
umum, tapi jika among-among dirayakan menggunakan dasar weton kelahiran seseorang
pada penanggalan jawa. Among-among merupakan salah satu bentuk tradisi yang
dilaksanakan hampir di semua daerah yang penduduknya mayoritas suku Jawa. tradisi ini
dilakukan dengan nama dan tatacara yang berbeda di setiap daerah. Biasanya tradisi ini
dilaksakan pada saat tujuh bulan kehamilan, kelahiran, turun tanah (dll)
(dapus: https://www.google.com/search?q=among-
among+adalah&rlz=1C1CHBD_enID904ID904&hl=id&sxsrf=AOaemvKEPxWLHOVH
kD7_w8SxsJ2TqVb5Zw:1638030698988&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUK
Ewj-usbv-
7j0AhUTSGwGHc4qCNEQ_AUoAXoECAEQAw&cshid=1638030806426923&biw=13
66&bih=600&dpr=1 )

Nilai sains masyarakat: Among-among dirayakan dengan makan bersama-sama oleh


sekumpulan anak-anak kecil yang biasanya diundang terlebih dahulu untuk datang ke
rumah anak yang sedang diamong-amongi. Jika diamati ini mirip tradisi kenduren yang
dilakukan oleh orang-orang tua/dewasa. Hanya saja among-among ini diselenggarakan
lebih sederhana dan tidak mesti harus berpakaian rapi atau sopan sebagaimana kenduren
atau ulang tahun. Among-among juga biasanya hanya diikuti oleh anak-anak kecil yang
biasa bermain atau ditemui di lingkungan sekitar tempat tinggal anak yang diamong-
amongi.
Penjelasan sains ilmiah: -
STEM :-
Gambar :
Sumber: trisuci.com sumber: cendananews.com

21. Tidak Boleh Menyapu Di Malam Hari


Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: tidak boleh menyapu di malam hari
Nilai etnosains (penjelasan):
Nilai sains masyarakat: Kegiatan menyapu di malam hari menjadi hal yang dilarang
karena dipercaya dapat membuang rezeki yang telah kita kumpulkan selama seharian.
Menariknya banyak orang mempraktekkan mitos ini walaupun tidak ada penjelasan logis
mengenai korelasi antara menyapu malam hari dengan hilangnya rezeki. Namun, jika
dimaknai secara logis, kegiatan menyapu memang sebaiknya dilakukan pagi atau siang
hari karena di waktu tersebut penerangan lebih maksimal dan hasilnya pun nanti juga
akan maksimal.
Penjelasan sains ilmiah: masyarakat percaya bahwa apabila menyapu di malam hari
akan membuang rezeki
STEM : -
Gambar :
sumber: indozone.id

22. Sereh
Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: tanaman obat
Nama Etnosains: sereh ,
Nilai etnosains (penjelasan): serai adalah tumbuhan rumput yang dapat dimanfaatkan
sebagai bumbu dapur dan obat. Tanaman ini cukup mudah dibudidayakan. Bahkan
hampir tidak memerlukan perawatan khusus.Serai berakar tunggal, berserabut, dan
mempunyai rimpang yang pendek. Batangnya yang semu dan kaku, diselimuti oleh
pelepah daun. Namun, pelepah daun tersebut harus diambil dulu sebelum serai
digunakan. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan khasiat serai.
(dapus: “serai” id.wikipedia.org. 28 November 2021. https://id.wikipedia.org/wiki/Serai)
Nilai sains masyarakat: sereh dipercaya masyarakat sebagai tanaman yang baik baik
untuk kesehatan, sereh juga kerap dimanfaatkan untuk bahan pengusir serangga alami,
menyegarkan udara, mengurangi stres, dan meningkatkan mood.
Penjelasan sains ilmiah: sereh merupakan tanaman herbal yang berasal dari Sri Lanka
dan India Selatan, tapi sekarang tumbuh di banyak negara di seluruh dunia. Umumnya
batang putih pada sereh digunakan dalam masakan Asia. Tak jarang yang menjadikannya
sebagai minuman, baik direbus bersama jahe, teh, kunyit dan masih banyak lagi.
Tanaman ini memiliki daun panjang yang mirip dengan lamun dan sangat mudah tumbuh.
Diperkirakan ada 55 spesies sereh, namun hanya varietas India Timur dan India Barat
yang cocok digunakan dalam memasak. Beberapa peneliti tertarik pada manfaat air sereh
untuk kesehatan, hingga tercetus beragam studi baru
STEM :
Sains: serai atau sereh (Cymbopogon citratus) adalah tumbuhan anggota suku rumput-
rumputan yang dimanfaatkan sebagai bumbu dapur untuk mengharumkan makanan. Serai
dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Lemongrass. Serai sekilas mirip dengan
tanaman daun bawang. Tanaman ini berasal dari daerah Ceylon, Sri Lanka yang
kemudian menyebar dan tumbuh alami di negara-negara tropis. Tanaman ini biasa
ditanam sebagai tanaman bumbu dan tanaman obat.
Teknik : teknik penanaman serai yaitu ditanam sesuai habitatnya
Gambar :

Sumber: health.grid.id

23. Menyisir Rambut Ketika Bangun Tidur


Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: menyisir rambut ketika bangun tidur
Nilai etnosains (penjelasan): pada daerah kami mempercayai bahwasannya apabila
menyisir rambut pada saat bangun tidur di percaya akan membuang semua balak
( musibah) yang akan terjadi didalam diri kita
Nilai sains masyarakat: pada daerah kami empercayai bahwasannya apabila menyisir
rambut pada saat bangun tidur di percaya akan membuang semua balak ( musibah) yang
akan terjadi didalam diri kita
Penjelasan sains ilmiah: Rambut atau sering disebut bulu adalah organ seperti benang
yang tumbuh di kulit hewan dan manusia, terutama mamalia. Rambut muncul dari
epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah
dermis. Struktur mirip rambut, yang disebut trikoma, juga ditemukan pada tumbuhan.
STEM : -
Gambar :

Sumber: idntimes.id

24. Membasuh Telapak Kaki Pada Saaat Hari Ibu


Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: membasuh telapak kaki pada saaat hari ibu
Nilai etnosains (penjelasan): Mencium dan membasuh kaki ibu adalah upaya untuk
menunjukan kasih sayang kepadanya,Banyak orang yang menganggap, ungkapan surga
ada di kaki ibu, sehingga kaki ibu harus dicuci, dibersihkan sebagai bagian dari bakti
kepada orang tua, apalagi jika sesudah mencuci kaki seorang ibu lalu meminum airnya.
Nilai sains masyarakat: membasuh telapak kaki ibu menambah keberkahan pada diri
setiap anak
Penjelasan sains ilmiah: -
STEM : -
Gambar :

25. Es Cendol
Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: makanan
Nama Etnosains: Es cendol
Nilai etnosains (penjelasan): penganan yang dibuat dari tepung beras dan sebagainya
yang dibentuk dengan penyaring, kemudian dicampur dengan air gula dan santan. Cendol
merupakan minuman penutup es manis yang mengandung tetesan tepung beras
hijau,santan, dan sirup gula aren. Es cendol merupakan minuman khas dari Sunda
tepatnya di Bandung, Jawa Barat, dengan bahan terbuat dari tepung kacang hijau atau
tepung hunkwe. Dalam pembuatannya, tepung tersebut diayak dengan diberi warna hijau
alami yang terbuat dari daun pandan atau daun suji. Kemudian bahan tadi dijadikan
adonan dengan dicetak panjang-panjang menggunakan pencetak khusus agar lebih rapi.
Setelah matang, cendol biasa disajikan dengan parutan es bersama bahan lainnya, seperti
bubur kacang hijau, buah nangka, biji selasih, buah durian, singkong potong dan
sebagainya.
(dapus: “Cendol dan Dawet, Serupa tapi tak Sama”. Goodnewsfromindonesia. 28
November 2021. https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/01/20/cendol-dan-dawet-
serupa-tapi-tak-sama )
Nilai sains masyarakat: Cendol biasa dikonsumsi sebagai es cendol yang menyegarkan.
Escendol lezat
Penjelasan sains ilmiah: Cendol merupakan makanan yang menyehatkan, karena
mengandung karbohidrat dari bahan baku yang digunakan
STEM : teknik dalam pembuatan cendol yaitu dibuat menjadi bulat bulat sehingga
membentuk cendol
Gambar:
sumber: goodneswfromindonesia.com

26. Tahlilan
Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: tahlilan
Nilai etnosains (penjelasan): Tahlilan biasa dilakukan ketika seseorang meninggal
dunia. Tahlilan adalah ritual/upacara selamatan yang dilakukan sebagian umat Islam,
kebanyakan di Indonesia dan kemungkinan di Malaysia, untuk memperingati dan
mendoakan orang yang telah meninggal yang biasanya dilakukan pada hari pertama
kematian hingga hari ketujuh, dan selanjutnya dilakukan pada hari ke-40, ke-100, kesatu
tahun pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Ada pula yang melakukan tahlilan pada hari
ke-1000. Tahlilan merupakan kegiatan membaca serangkaian ayat Alquran dan zikir-zikir
dengan maksud menghadiahkan pahala bacaannya kepada orang yang telah
meninggal."Tahlilan" berasal dari kata bahasa Arab tahlīl (‫ )تهليل‬yang berarti membaca
kalimat Lā ilāh(a) illa Allāh (‫“ ال إله إال هللا‬Tidak ada sesembahan yang berhak untuk
disembah selain Allah”), salah satu yang dibaca pada kegiatan tahlilan. Tradisi tahlilan
biasa diselenggarakan setiap malam Jumat atau pada hari-hari kesekian setelah
meninggalnya seseorang, meskipun tidak terbatas pada dua kesempatan tersebut.Sudut
pandang lain melihat bahwa kegiatan yang sama merupakan “acara kumpul-kumpul di
rumah kematian sambil makan-makan disertai mendoakan sang mayit agar dirahmati oleh
Allah,” karena memang penyelenggara memberikan makanan hidangan dan untuk dibawa
pulang.
(dapus: “Tahlilan”.wikipedia.org. 28 November 2021.
https://id.wikipedia.org/wiki/Tahlilan )
Nilai sains masyarakat: Kegiatan ini bisa dilakukan dirumah kerabat yang sedang
mengalami kemalangan meninggal dunia dengan maksud mendoakan arwah agar tenang
di alam sana, kegiatan ini juga bermaksud untuk menyambung tali silahturahmi
Penjelasan sains ilmiah: -
STEM :-
Gambar :

sumber: nu.or.id

27. Senam Sore


Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: senam sore
Nilai etnosains (penjelasan): senam sore biasa dilakukan oleh ibu ibu muda untuk
menjaga tubuhnya supaya tetap sehat. senam sehat setiap selasa ini semoga dapat saling
mempererat rasa solidaritas sesama kader, meningkatkan kesadaran, kesetiakawanan,
gotong royong dan meningkatkan kebugaran ibu-ibu dalam menjungjung tinggi nilai
persaudaraan dan saling bersilahturahmi. Dengan begitu akan memiliki kesadaran akan
hidup sehat, hal ini perlu dicontoh oleh warga lainya dan diharapkan juga untuk ikut
dalam kegiatan senam sehat ini bukan untuk ibu-ibu saja bapak-bapak, muda -mudi
maupun anak-anak pun boleh mengikuti kegiatan senam sehat ini. Butuh kesadaran tinggi
untuk menjaga kesehatan karena kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam
kehidupan, karena itu dengan kegiatan rutin ini supaya kita bisa menjaga pola hidup sehat
dan menjaga kebugaran tubuh.
(dapus: “senam sore ibu-ibu PKK”. penawarrejo.desa.id. 28 Nonvember 2021.
http://penawarrejo.desa.id/senam-sore-ibu-ibu-pkk/ )
Nilai sains masyarakat: senam sore bisa meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh
Penjelasan sains ilmiah: Senam sangat bermanfaat dalam mengembangkan komponen
fisik dan kemampuan gerak (motor ability). Orang - orang yang terlibat senam akan
berkembang daya tahan ototnya, kekuatannya, powernya, kelenturannya, koordinasi,
kelincahan, serta keseimbangan.

STEM :
1. sains : senam merupakan satu di antara cabang olahraga yang melibatkan beberapa
gerakan tubuh serta membutuhkan kecepatan, kekuatan, dan keserasian gerakan fisik.
Senam dapat membantu seseorang untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan keterampilan, serta menanamkan nilai mental spiritual kepada individu
yang melakukannya.
2. teknik: yaitu teknik dalam setiap gerakan senam
3. teknologi: yaitu menggunakan salon untuk penguat musik senam
Gambar:

Gambar: penawarrejo.desa.id

28. Ronda Malam


Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: ronda malam
Nilai etnosains (penjelasan): Ronda adalah berjalan keliling atau patroli untuk menjaga
keamanan di desa baik dengan berjalan kaki ataupun menggunakan kendaraan bermotor.
Dalam ronda biasanya terbagi dalam beberapa kelompok untuk berpatroli menyebar di
setiap jalan dan gang perumahan warga yang termasuk dalam satu desa atau dusun yang
bersangkutan.
Nilai sains masyarakat: ronda malam bisa menjaga keamanan pada masyarakat
Penjelasan sains ilmiah: -
STEM : -
Gambar :
sumber: radarbangka.co.id

29. Yasinan Malam Jumat


Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: yasinan malam jumat
Nilai etnosains (penjelasan): yasinan malam jumat adalah tradisi yang sangat banyak
digunakan pada setiap rumah tangga masyarakat rejomulyo yaitu untuk lebih
mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Nilai sains masyarakat: yasinan malam jumat bisa lebih membuat masyarakat dekat
kepada sang pencipta
Penjelasan sains ilmiah: -
STEM : -
Gambar:

Sumber: ahncentre.blogspot.com

30. Puputan
Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: puputan
Nilai etnosains (penjelasan): Tradisi puputan merupakan tradisi yang dilakukan dalam
rangkaian kelahiran seorang anak. Upacara ini menandai putusnya tali pusar si bayi
(puput artinya lepas). Waktu untuk penyelenggaraan upacara ini tidak ada ketentuan yang
pasti, hal ini bergantung pada lama dan tidaknya tali pusar si bayi lepas dengan
semdirinya. Tali pusar bayi dapat lepas sebelum seminggu bahkan bisa lebih dari
seminggu. Sehingga keluarga si bayi harus siap mengadakan upacara puputan jika
sewaktu-waktu tali pusar tersebut lepas.
Biasanya, tradisi ini diselenggarakan dengan mengadakan kenduri atau selamatan yang
dihadiri oleh kerabat dan tetangga terdekat. Sesajian (makanan) yang disediakan dalam
upacara puputan antara lain nasi gudangan yang terdiri dari nasi dengan lauk pauk, sayur-
mayur dan parutan kelapa, bubur merah, bubur putih dan jajan pasar. Puputan ini juga
ditandai dengan dipasangnya sawuran (bawang merah, dlingo bengle yang dimasukkan
ke dalam kupat), dan aneka macam duri kemarung di sudut-sudut kamar bayi.
Nilai sains masyarakat: Tradisi Puputan adalah selamatan setelah lepasnya tali pusar,
upacara ini merupakan salah satu upacara setelah kelahiran pada masyarakat Jawa Tradisi
Puputan diperuntukan pada seorang bayi untuk memohon keselamatan, selain itu juga
berfungsi menjaga kesehatan dan kesehatan bayi
Penjelasan sains ilmiah: -
STEM : -
Gambar :

Sumber: kumbul.kabpacitan.id

31. Bagi THR di Hari Raya


Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: bagi THR di hari raya
Nilai etnosains (penjelasan): THR adalah tunjangan hari raya yang biasa dilakukan
masyarakat desa rejo mulyo yaitu kegiatan memberi uang atau sembako. Tunjangan Hari
Raya atau THR adalah pendapatan non upah yang wajib dibayarkan oleh perusahaan
kepada pekerja sebelum hari raya keagamaan. Saat ini, semua hal yang berkaitan dengan
THR sudah diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 6 Tahun 2016 tentang
Tunjangan Hari Raya Keagamaan bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan. Definisi THR
menurut Kementerian Ketenagakerjaan dalam peraturannya adalah pendapatan non upah
yang wajib dibayarkan oleh Pengusaha kepada Pekerja/Buruh atau keluarganya
menjelang Hari Raya Keagamaan.
Nilai sains masyarakat: kegiatan ini biasa dilakukan setelah sholah ied, biasa
dilakukan oleh orang-orang tua yang berbagi rezeki kepada anak-anak yang masih
kecil. Biasanya anak-anak akan berpindah dari rumah satu ke rumah lainnya
Penjelasan sains ilmiah: Tunjangan Hari Raya atau THR adalah pendapatan non upah
yang wajib dibayarkan oleh perusahaan kepada pekerja sebelum hari raya keagamaan.
Saat ini, semua hal yang berkaitan dengan THR sudah diatur dalam Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan No. 6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan bagi
Pekerja/Buruh di Perusahaan. Definisi THR menurut Kementerian Ketenagakerjaan
dalam peraturannya adalah pendapatan non upah yang wajib dibayarkan oleh Pengusaha
kepada Pekerja/Buruh atau keluarganya menjelang Hari Raya Keagamaan.
STEM : -
Gambar :

Sumber: suara.com

31. Potong Hewan Qurban Pada Saat Idul Adha


Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: potong hewan qurban pada saat idul adha
Nilai etnosains (penjelasan): Menyembelih dalam syariat Islam adalah langkah
melenyapkan ruh binatang dengan cara memotong leher kerongkongan dan tenggorokan
serta dua urat nadi dengan alat yang tajam, kecuali gigi dan tulang atau cara lain yang
dibenarkan oleh syariat Islam. Setiap tanggal 10 Dzul Hijjah, semua umat Islam yang
tidak melaksanakan haji merayakan hari raya Idul Adha. Pada hari itu, umat Islam sangat
disunnahkan untuk berqurban dimana mereka menyembelih hewan qurban untuk
kemudian dibagi-bagikan kepada seluruh umat Islam di suatu daerah. Lalu apakah
sebenarnya Qurban itu? Dibawah ini akan dijelaskan secara lengkap.
Qurban berasal dari bahasa Arab, “Qurban” yang berarti dekat (‫)قربان‬. Kurban dalam
Islam juga disebut dengan al-udhhiyyah dan adh-dhahiyyah yang berarti binatang
sembelihan, seperti unta, sapi (kerbau), dan kambing yang disembelih pada hari raya Idul
Adha dan hari-hari tasyriq sebagai bentuk taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah.
Nilai sains masyarakat: menyembelih hewan qurban dapat menambah pahala dan
membantu faqir miskin yang ingin memasak daging
Penjelasan sains ilmiah: Setiap tanggal 10 Dzul Hijjah, semua umat Islam yang tidak
melaksanakan haji merayakan hari raya Idul Adha. Pada hari itu, umat Islam sangat
disunnahkan untuk berqurban dimana mereka menyembelih hewan qurban untuk
kemudian dibagi-bagikan kepada seluruh umat Islam di suatu daerah. Lalu apakah
sebenarnya Qurban itu? Dibawah ini akan dijelaskan secara lengkap. Qurban berasal dari
bahasa Arab, “Qurban” yang berarti dekat (‫)قربان‬. Kurban dalam Islam juga disebut
dengan al-udhhiyyah dan adh-dhahiyyah yang berarti binatang sembelihan, seperti unta,
sapi (kerbau), dan kambing yang disembelih pada hari raya Idul Adha dan hari-hari
tasyriq sebagai bentuk taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah.
(dapus: “Pengertian Qurban secara Lengkap dengan Penjelasannya”. amalqurban.com.
28 November 2021. https://www.amalqurban.com/pengertian-qurban-secara-lengkap-
dengan-penjelasannya/ )
STEM :
Sains: hewan qurban yang disembelih yaitu hewan sapi dan kambing
Teknik: pada saat penyembelihan dan pemotongan sapi dan kambing
Gambar:

Sumber: faktajabar.co.id
32. Arisan Keluarga
Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: arisan keluarga
Nilai etnosains (penjelasan): arisan keluarga adalah sebuah arisan yang anggotanya
terdiri dari semua anggota keluarga yang masih ada kaitannya saudara. Sistem arisan ini
tidak seperti arisan yang biasa dilakukan oleh banyak orang namun sistem arisan ini
secara berpindah pindah tempat.
Nilai sains masyarakat: arisan keluarga dapat mempererat tali persaudaraan
Penjelasan sains ilmiah: -
STEM :-
Gambar:

Sumber: gedangsari.com

33. Posyandu
Narasumber: Ibu Nasyiatul ‘Ilmi A.Md. Keb. (30 Tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: posyandu
Nilai etnosains (penjelasan): posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang
dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait. Posyandu
adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga
berencana.
Nilai sains masyarakat: posyandu sebagai sarana dalam menangani pertumbuhan
anak bayi, batita dan balita
Penjelasan sains ilmiah: posyandu adalah sarana yang bertujuan untuk:
 Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil),
melahirkan dan nifas.
 Membudayakan NKBS
 Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan
dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat
sehat sejahtera.
 Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan
ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.
STEM :
Sains: nilai sains pada posyandu yaitu pada saat imunisasi dan kegiatan di bagian
kesehatan anak lainnya
Teknik: pada saat proses pengecekan dan penyuntikan anak
Gambar :
sumber: dero.ngawikab.id

34. Mengaji TPA


Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: mengaji TPA
Nilai etnosains (penjelasan): Mengaji TPA merupakan salah satu kegiatan untuk
mengenalkan atau mengajarkan megaji kepada anak-anak. Kegiatan ini biasa dilakukan
setelah solat ashar dan setiap hari. Disini anak-anak di ajarkn baca iqro;, al-Quran, dan
hafalan solat serta surah pendek.
Nilai sains masyarakat: Kegiatan ini biasanya diikuti anak anak untuk belajar mengaji,
biasa dilakukan disetiap sore hari
Penjelasan sains ilmiah: -
STEM :
Gambar:

sumber: webblogkkn.unsyiah.ac.id
35. Cireng
Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: makanan
Nama Etnosains: cireng
Nilai etnosains (penjelasan):
Nilai sains masyarakat: cireng yaitu makanan ringan yang bisa dibuat dengan mudah
dan dapat dijadikan cemilan sehat. Cireng (singkatan dari aci goreng, bahasa Sunda untuk
'tepung kanji goreng') (Aksara Sunda Baku: ) adalah makanan ringan yang berasal dari
daerah Sunda yang dibuat dengan cara menggoreng campuran adonan yang berbahan
utama tepung kanji atau tapioka. Makanan ringan ini sangat populer di daerah Priangan,
dan dijual dalam berbagai bentuk dan variasi rasa. Makanan ini cukup terkenal pada era
80-an. Bahan makanan ini antara lain terdiri dari tepung kanji, tepung terigu, air, merica
bubuk, garam, bawang putih, kedelai, daun bawang dan minyak goreng.
Seiring dengan perkembangan zaman, cireng telah terinovasi hingga variasi rasa yang ada
mencakup daging ayam, sapi, sosis, baso, hingga keju dan ayam teriyaki. Bahkan inovasi
tidak hanya secara rasa namun bentuk, contohnya adalah cimol, cilung, dll. Sekarang
Cireng tidak hanya terdapat di Priangan saja, tetapi sudah menyebar ke hampir seluruh
penjuru Nusantara. Dahulu, cireng umumnya dijual oleh pedagang yang menaiki sepeda
dengan peralatan membuat cireng di bagian belakang sepedanya. Akan tetapi, kini telah
tersedia cireng yang dijual secara online seperti cireng banyur khas Garut, rujak cireng
patuapujangga, dan berbagai produk cireng lainnya.
( dapus: “cireng”. Id.wikipedia.org. 28 November 2021.
https://id.wikipedia.org/wiki/Cireng )
Penjelasan sains ilmiah: Cireng adalah makanan ringan yang berasal dari daerah Sunda
yang dibuat dengan cara menggoreng campuran adonan yang berbahan utama tepung
kanji atau tapioka. Makanan ringan ini sangat populer di daerah Priangan, dan dijual
dalam berbagai bentuk dan variasi rasa. Makanan ini cukup terkenal pada era 80-an.
STEM :
Sains: mumnya cireng yang terbuat dari tepung tapioka, mengandung karbohidrat 50 g;
protein 0,5 g; lemak 0,3 g per 100 g berat tapioka. Tepung tapioka yang kerap dipakai
untuk membuat cireng punya banyak manfaat untuk kesehatan. Salah satunya kesehatan
saraf.
Teknik: pada saaat proses pembentukan cireng
Gambar:
sumber: kabarbesuki.pikiran-rakyat.com

KETERANGAN:
= TERDAPAT STEM

= TIDAK TERDAPAT STEM

= HANYA SAINS SAJA


Rumah Adat Lampung Selatan
1. Definisi Nuwo Sesat
Nuwo Sesat adalah salah satu rumah tradisional[1][2] yang ada di Provinsi Lampung.
Nuwo Sesat berfungsi sebagai tempat pertemuan adat bagi para purwatin (Penyimbang)
pada saat mengadakan pepung adat (Musyawarah).[3] Karena itu rumah tradisional ini
juga disebut Balai Agung. Bagian-bagian dari rumah tradisional ini adalah Anjungan
yang merupakan serambi yang digunakan untuk pertemuan kecil, Pusiban adalah ruang
dalam yang digunakan sebagai tempat musyawarah resmi, ruang Tetabuhan adalah
ruangan tempat menyimpan alat musik tradisional, ruang gajah merem yang digunakan
untuk tempat istirahat bagi para penyimbang, dan ijan geladak adalah tangga masuk yang
dilengkapi dengan atap. Atap rumah adat ini disebut rurung agung.[4]
Pada sisi depan rumah tradisional ini terdapat ukiran ornamen bermotif perahu yang
menjadi ciri khas. Hal lain yang khas di rumah tradisional ini adalah hiasan payung-
payung besar berwarna putih, kuning, dan merah pada bagian atapnya, payung-payung
tersebut merupakan lambang dari tingkat tetuha komunitas bagi masyarakat tradisional
Lampung. Secara fisik Nuwo Sesat berbentuk rumah panggung bertiang. Sebagian besar
material dari rumah adat ini terbuat dari papan kayu. Dahulu rumah adat Nuwo Sesat
beratap anyaman ilalang, tetapi seiring perkembangan zaman penggunaan ayaman ilalang
tergantikan dengan genting. Perubahan rumah adat Lampung dapat dilihat antara lain
pada ruang di bawah rumah yang disebut Bah Nuwo. Sekarang rumah tradisional Nuwo
Sesat tidak lagi menjadi ruang pertemuan tetuha (tetua) Penyimbang komunitas budaya
Pepadun, tetapi sebagai tempat tinggal biasa.
Pada masa sekarang, rumah adat Nowou Sesat sudah banyak digantikan oleh rumah yang
lebih modern. Namun di beberapa daerah di Lampung masih bisa ditemukan rumah adat
Nowou Sesat ini, beberapa di antaranya adalah daerah berikut ini: Kampung Wana,
Olokgading, Balambangan Pager, Menggala, Talang Padang, dan kampung-kampung tua
lainnya di Lampung masih dipertahankan oleh masyarakat setempat. Rumah adat Nowou
Sesat diyakini sebagai bentuk semangat keterbukaan, kekuatan, kenyamanan, dan
keindahan yang dianut oleh masyarakat setempat.[6] Pembagian bangunan dari rumah
adat Nowou Sesat bersesuaian dengan fungsi hierarki dalam masyarakat adat Lampung.
Rumah adat ini dibangun dengan menggunakan prinsip struktur sosial yang menyatu
dengan kedaerahan yang ada.
Rumah tradisional Nowou Sesat banyak dibangun dengan mengikuti aliran jalur utama
perkampungan. Rumah Adat Nowou Sesat terdiri dari bangunan musyawarah yang
disebut Sesat atau bantaian. Bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal disebut
dengan Lamban, Lambahana atau Nuwo. Tak ketinggalan bangunan tempat penyimpanan
bahan makanan dan benda pusaka yang disebut Lamban Pamanohan. Dan bangunan
ibadah yang disebut Mesjid, Mesigit, Surau, Rang Ngaji, Pok Ngajei. Perkembangan
rumah ada di Lampung banyak dipengaruhi dengan adanya perkembangan zaman.
Utamanya dikarenakan adanya pengaruh dari tanah Jawa dari banyaknya pendatang yang
datang dari Jawa ke Lampung.

sumber: courtina.id

2. Bagian-Bagian Rumah Nuwo Sesat


Rumah adat Nowou Sesat memiliki bentuk sebagai rumah panggung bertiang dengan
sebagian besar materialnya terbuat dari papan kayu. Bagian dinding dari bangunan rumah
adat ini menggunakan susunan papan kayu sebagai bahannya. Hal ini berlaku sama juga
untuk bagian lantainya. Jadi ada kesamaan antara dinding dan lantainya. Hal inilah yang
mampu meminimalisir kerusakan jika terjadi gempa. Terlebih dikarenakan posisi provinsi
Lampung yang berada pada pertemuan lempeng Asia dan Australia. Bagian dalam dari
bangunan ini memiliki perabotan yang biasanya berasal dari masa kuno di masa lalu.
Biasanya di bagian depan dan samping terdapat anak tangga untuk bisa masuk ke arah
bangunan utama. Banyak ukiran-ukiran juga pada bagian bangunan ini. Selain itu, tiang-
tiang penyangga dari bangunan ini juga memiliki ukiran-ukiran ini. Seiring dengan
perkembangan zaman dan situasi tiang kayu penyangga pada rumah adat Nowou Sesat ini
sering kali diganti dengan batubara atau beton cor. Bahkan di beberapa bagian rumah
lainnya digunakan semen, cat, dan kaca. Dahulu rumah sesat beratap anyaman ilalang,
tetapi sekarang sudah menggunakan genting.Namun demikian perubahan ini diharapkan
tetap mempertahankan sistem tata ruang hirearki yang telah ada sebelumnya dan
diwariskan secara turun temurun. Hal ini dikarenakan tata bangunan dan ruangan
mengandung makna simbolis dan filosofis patut dilesatrikan oleh generasi selanjutnya.
Tata ruangan pada rumah adat Nowou Sesat didasarkan pada pola sosial yang ada di
dalam masyarakat setempat. Beberapa pembagian ruangan yang ada di dalam bangunan
rumah adat Nowou Sesat adalah tepas, agung, kebik temen, kebik tengah, gaghang,
dapur, dan ganyang besi.
Ruangan tepas adalah bagian serambi yang terbuka di bagian depan rumah yang
berhubungan dengan ijan ke rumah panggung. Bagian ruangan ini berfungsi sebagai
tempat menerima tamu dan juga sering kali digunakan untuk ruangan berdiskusi dalam
mencapai permufakatan. Namun di siang hari, ruangan ini juga bisa digunakan oleh
anggota keluarga untuk beristirahat.
Ruang agung merupakan sebuah ruangan yang berada lebih tinggi daripada tepas.
Ruangan ini berfungsi sebagai ruangan merwatin(generasi muda mufakat). Posisi
ketinggian dari ruangan ini menunjukkan posisi hirearki yang lebih tinggi karena ruangan
ini cerminan Sakai Sambayan atau mufakat.
Ruangan gaghang adalah ruangan yang biasa digunakan untuk fungsi kebersihan karena
disinilah tempat untuk mencuci peralatan rumah tangga. Sedangkan di ruang dapur
digunakan sebagai tempat untuk memasak makanan.
Ruang ganyang besi merupakan ruangan yang digunakan untuk sanak saudara yang
belum memiliki suami ataupun istri.
(dapus: “Nuwo Sesat”. id.wikipedia.org. 28 November 2021.
https://id.wikipedia.org/wiki/Nuwo_Sesat )

3. Gambar bagian- bagian rumah Nuwo Sesat


a. Gambar Atap Nuwo Sesat
Nuwo Sesat juga memiliki bentuk menyerupai rumah panggung, namun berbahan kayu-
kayu alami yang berbentuk anyaman ilalang unik khas Lampung pada sisi atapnya.
Meski demikian, atap ilalang tersebut sudah digantikan oleh genteng untuk melindungi
atap rumah secara maksimal.
b. Lantai dan Dinding Nuwo Setiap
sumber: daerahkita.com

c. Bentuk Tangga

sumber: artikel.rumah123.com
d. Bentuk Tiang Dan Jendela

sumber: courtina.id
e. Bangunaan Nuwo Sesat sebelum Renovasi
sumber: id.wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai