Penjelasan:
(1). Narasumber berisi nama, umur dan pekerjaan
(2). Bidang yang dimaksud: Pertanian, peternakan, kelautan, rumah adat, tari-tarian,
kebiasaan, kepercayaan, pengobatan, makanan, bioteknologi, dan lain-lain
(3). Nama etnosainsnya: nama daerah setempat/ atau di Indonesiakan
(4). Penjelasan detail etnosainsnya
(5). Apa saja yang diperoleh dari hasil wawancara/ alasan masyarakat terkait dengan
etnosains tersebut
(6). Penjelasan secara ilmiah ditinjau dari IPA/Biologi
(7). STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika)= sainnya dibagian apa?,
teknologinya ada tidak, bila ada apa teknologinya/dibagian apanya, engeneringnya apa,
dan ada nilai matematikanya?
1. Suro
a. Bidang Etnosains: kepercayaan orang jawa
b. Nama Etnosains: Suro
c. Nilai etnosains (penjelasan): Bulan suro dikenal sebagai bulan yang sakral oleh
sebagian besar orang Jawa. Beberapa memiliki kepercayaan jika pada bulan ini tidak
boleh mengadakan acara/hajatan. Jika melanggar konon akan mengalami gangguan/hal-
hal yang tidak diinginkan dalam acara yang digelar.
Nilai sains masyarakat: Bulan Suro bagi masyarakat khususnya masyarakat Jawa
dianggap sebagai bulan keramat atau sakral.Kekeramatan bulan Suro yang menimbulkan
kepercayaan bahwa bentuk- bentuk kegiatan seperti pernikahan, hajatan dan sebagainya
tidak berani dilakukan. Mereka memiliki anggapan bahwa bulan Suro atau Muharram
merupakan bulan yang paling agung dan mulia.Karena terlalu mulianyabulan Suro, maka
dalam sistem kepercayaan
d. Penjelasan sains ilmiah: Untuk menentukan kapankah bulan suro dating jika
dikaitkan dengan sains yaitu berhubungan dengan revolusi bulan.
e. STEM:
Sainsnya :Revolusi bulan
Teknologi : -
Teknik : Untuk menentukan kapan datangnya bulan suro melalui revolusi bulan harus
memiliki teknik khusus agar tidak salah dalam perhitungan.
Matematika : perhitungan datangnya bulan suro dari revolusi bulan.
NARASUMBER: ibu ambar sari (53 tahun)
Gambar:
Sumber: https://images.app.goo.gl/PXqzLkBj9AHv6D7E7
2. Mengubur Ari-ari
narasumber : ibu ambar sari (53 tahun)
Bidang Etnosains: Peraturan nenek moyang
Nama Etnosains: mengubur ari-ari
Nilai etnosains (penjelasan): Ari-ari yang berperan menyalurkan nutrisi itu dianggap
sebagai teman bayi sejak dalam kandungan. Ketika bayi lahir, ari-ari yang dipotong tetap
dirawat dan dikubur dengan baik. Perlakuan yang baik ini agar ari-ari atau plasenta tidak
dimakan binatang atau membusuk di tempat sampah. Menanam ari-ari juga dikenal
dengan sebutan upacara mendhem ari-ari. Ari-ari ditempatkan di dalam kendhil dan
diberi daun talas. Alas daun talas mempunyai simpol agar sang anak kelak tumbuh tidak
hanya memikirkan hal duniawi saja.
Nilai sains masyarakat: Masyarakat jawa menganggap ari-ari sebagai bagian tak
terpisahkan dari bayi yang dilahirkan. Ia menjadi 'saudara' atau 'penjaga' bayi. Namun,
setelah bayi lahir, ari-ari pun tidak berfungsi lagi, sehingga digunting dan dipisahkan dari
tubuh bayi. Karena itu, setelah bayi dilahirkan, biasanya akan dilakukan ritual khusus
untuk menghormati jasa ari- ari, yaitu dengan menguburnya atau diistilahkan juga dengan
menanam ari-ari. Biasanya yang bertugas melakukan ritual mengubur ari-ari adalah ayah
sang bayi.
Penjelasan sains ilmiah: -
STEM : -
Gambar :
Sumber : jurnalmalang.com
3. Selametan 7 Bulanan
Narasumber: ibu sari (53 tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: selametan 7 bulanan
Nilai etnosains (penjelasan): Tradisi selametan 7 bulanan ini biasanya dilakukan untuk
tujuan demi mendoakan keselamatan ibu hamil melewati tujuh bulanan anak
pertamanya.Masyarakat di sini percaya bayi yang berusia tujuh bulan di dalam
kandungan memiliki jiwa yang keamanannya harus dirayakan.Apalagi anak pertama
dipercaya dapat membawa keberuntungan bagi keluarga dan saudara-saudara yang lain.
Di daerah saya biasanya tradisi ini dilaksanakan dengan melakukan kenduri yakni ritual
berkumpul bersama kerabat atau tetangga untuk makan dan berdoa sesuai dengan
kepercayaan.
Nilai sains masyarakat: Nilai yang terkandung dalam tradisi ini yaitu nilai
kebersamaan, silaturahmi, dan saling berbagi.
Penjelasan sains ilmiah: Saya belum menemukan nilai sains ilmiah atau keterkaitannya
dengan IPA/Biologi.
STEM : -
Gambar :
Sumber: gemaliturgi.blogspot.com
4. Pembuatan Tempe
Narasumber: ibu wati (34 tahun)
Bidang Etnosains: Makanan
Nama Etnosains: Pembuatan tempe
Nilai etnosains (penjelasan): Di daerah tempat tinggal saya cukup banyak orang yang
memiliki mata pencaharian membuka usaha, salah satunya yaitu dengan membuat produk
tempe kemudian nantinya didistibusikan ke warung-warung sayur. Tentu saja dalam
pembuatan tempe ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mendapatkan
penghasilan.
Nilai sains masyarakat: Nilai sains masyarakat yang terkandung dalam pembuatan
tempe ini yaitu bekerja keras untuk membuat tempe yang nantinya akan dijual untuk
mendapatkan penghasilan
Penjelasan sains ilmiah: Nilai sains ilmiah yang dikaitkan dengan IPA/Biologi yaitu
dalam pembuatan tempe ini menggunakan bantuan mikroba untuk proses fermentasinya.
Mikroba yang berperan pada pembuatan tempe adalah jenis jamur kapang seperti
Rhizopus o ligosporus, Rhizo pus oryzae, yang dikenal sebagai ragi tempe. Rhizopus
oryzae memprodu ksi enzim pendegradasi karbohidrat seperti amilase, selulase, xylanase,
glukoamilase dan Protease. Selain itu fungsi dari jamur ini juga sangat penting yaitu
sebagai jamur uta ma yang mengubah komposisi. substrat kacang kedelai menjadi
makanan yang lebih bernutrisi serta mengandung banyak enzim dan senyawa bioktif,
diantaranyasenyawa antibakteri.
STEM :
Sains : berhubungan dengan proses fermentasi, dalam pembuatan tempe tentu saja
menggunaka n bantuan mikroba seperti jamur Rhizopus olig osporus, Rhiz opus oryzae,
yang dikenal sebagai ragi tempe.
Teknologi: tidak menggunakan teknologi karena bisa matang secara manual
Teknik: menggunakan teknik tertentu supaya tempe bisa matang secara sempurna, seperti
pemberian ragi secara tepat atau penyimpanan secara tepat
Matematika: nilai matematika terdapat yaitu nilai untuk harga jual. Misal kodal,
keuntungan dan penjualan
Gambar :
6. Kerja Bakti
Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: kerja bakti
Nilai etnosains (penjelasan): Kerja bakti merupakan kegiatan gotong royong
membersihkan lingkungan. Biasanya dilakukan oleh para lelaki, kegiatan ini merupakan
salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan silahturami.
Nilai sains masyarakat: nilai sains masyaraakat pada gotong royong ini yaitu
menggunakan gaya gravitasi pada memacul dll
Penjelasan sains ilmiah: -
STEM : disini terdapat nilai teknik yaitu pada saat kerja sama dalam membersihkan
tempat menggunakan teknik dalam memacul, mengoret, menyapu dll
Gambar kerja bakti:
sumber: infopublik.id
7. Pembuatan Tahu
Narasumber: Bapak Yal (37 tahun)
Bidang Etnosains: pekerjaan
Nama Etnosains: pembuatan tahu
Nilai etnosains (penjelasan): proses pembuatan tahu merupakan proses yang kontinue..
Proses tersebut dimulai dengan pemilihan bahan baku kedelai, perendaman, penggilingan,
pemasakan, penyaringan, penjendalan (penggumpalan), pencetakan, dan penguningan.
Proses pembuatan tahu ini merupakan proses yang umum dilakukan oleh masyarakat
pengrajin tahu.
Nilai sains masyarakat: nilai sains pada masyarat yaitu padaa sat pembuatan
membutuhkan kerjasama yang baik dalam pengolahannya menggunakan mesin,
memotong motong tahu, menggoreng tahu dan lain lain.
Penjelasan sains ilmiah: Tahu adalah makanan yang dibuat dari endapan perasan biji
kedelai yang mengalami koagulasi.
STEM :
Sains: Tahu adalah makanan yang dibuat dari endapan perasan biji kedelai yang
mengalami koagulasi.
Teknologi: menggunakan teknologi dalam perebusan kedelai
Teknik: Perendaman,Penggilingan,Pemasakan, Penyaringan.Pengasaman,Pembungkusan
dan Pencetakan
Matematika: nilai matematika terdapat yaitu pada saat penjualan dan penghitungan modal
dan harga jual. Disini nilai matematikanya adalah perhitungan.
Gambar pembuatan tahu:
10. Jaranan
Narasumber: Bapak Man (45 Tahun)
Bidang Etnosains: tari daerah
Nama Etnosains: jaranan
Nilai etnosains (penjelasan): Tari Jaranan adalah kesenian tari tradisional yang
dimainkan oleh para penari dengan menaiki kuda tiruan yang tebuat dari anyaman
bambu.
Tarian jaranan ini sering ditampilkan sebagai pertunjukan pada acara-acara tertentu
seperti pada acara ulang tahun desa, pada acara hajatan, dan lain sebagainya.
Nilai sains masyarakat: Pada tarian jaranan ini selain kaya akan nilai seni dan budaya,
tarian ini juga sangat kental akan kesan magis dan nilai spiritual.
Penjelasan sains ilmiah: Nilai sains ilmiah jika dikaitkan dengan IPA/Biologi pada
tarian jaranan ini yaitu bisa dikaitkan dengan sistem gerak manusia.
STEM : terdapat nilai sains dalam tari jaranan yait Nilai sainsnya bisa dihubungkan
dengan sistem gerak manusia. Dan terdapat nilai teknik yaitu teknik dalam setiap bentuk
tariannya
Gambar jaranan:
Sumber: suryaradio.com
Sumber: bombastis.com
Sumber: bawuran-bantul.desa.id
13. Tidak Boleh Makan Sayap Ayam
Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: makanan
Nama Etnosains: tidak boleh makan sayap ayam
Nilai etnosains (penjelasan): Sayap ayam merupakan bagian paling lezat tetapi pada
masyarakat jawa terdapat mitos untuk tidak makan sayap ayam. Nilai sains masyarakat:
Jika makan sayap ayam menyebabkan sulit mendapatkan jodoh
Penjelasan sains ilmiah: Sayap ayam mengandung kandungan minyak tinggi sehingga
bagi seseorang yang memiliki kulit berminyak, makan sayap ayam dapat menyebabkan
timbulnya jerawat.
STEM : -
Gambar :
sumber: grid.id
Sumber: facebook.com
Sumber: tebuireng.online
Gambar:
Sumber: cookped.com
17. Seruit
Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: makanan
Nama Etnosains: seruit
Nilai etnosains (penjelasan): Seruit merupakan masakan ikan yang digoreng atau
dibakar lalu dicampur dengan sambal terasi. Provinsi Lampung juga memiliki pontensi
wisata kuliner yang siap memanjakan lidah kita. Salah satu kulier yang menjadi favorit
orang banyak, yakni Seruit.Seruit merupakan makanan khas Lampung yang terdiri dari
masakan ikan yang digoreng atau dibakar, lalu dicampur dengan sambal terasi, tempoyak,
atau mangga.Beberapa jenis ikan yang disajikan dengan sambal ini adalah ikan tongkol,
ikan layis, ikan belida ataupun ikan baung lalu. Sebagai pelengkap sajian, ada juga
lalapan. Meskipun ada beberapa tahapan, tapi cara membuat Seruit cukup mudah. Ikan
yang akan dinikmati dipersiapkan dulu. Nama Seruit berasal dari kata ‘Nyeruit’, yang
artinya dilakukan bersama-sama. Hal ini menggambarkan masyarakat Lampung yang
memiliki nilai kebersamaan tinggi.Seperti masyarakat daerah lainnya di Indonesia,
masyarakat Lampung adalah masyarakat yang gemar berkumpul dan bersilaturahmi, baik
keluarga maupun antar tetangga.Secara kultural, Lampung memiliki dua masyarakat adat,
yakni Lampung Sai Batin dan Lampung Pepaduan.Keduanya sama-sama memiliki
kebiasaan berkumpul. Nah, saat berkumpul diperlukan makanan yang bisa dinikmati
bersama-sama. Pada waktu berkumpul inilah, biasanya Seruit disajikan. Bagi masyarakat
Lampung Pepaduan, Seruit adalah makanan pokok yang harus selalu ada.
(daftar pustaka:
https://pesonaindonesia.kompas.com/read/2019/05/03/192431627/nikmatnya-seruit-cita-
rasa-asam-manis-pedas-jadi-satu)
Nilai sains masyarakat: Seruit biasa disajikan ketika ada acara besar seperti acara
keluarga, arisan, dll.
Penjelasan sains ilmiah: seruit mengandung banyak vitamin protein dkarbohidrat dan
nutrisi lainnya karena seruit itu makanan makanan berupa lalapan, ikan, tempe, tahu dll
STEM : disini menganddung nilai teknik yaitu pada saat proses pembuatan makanannya
dan pengulekan sambal seruitnya dan teknik membakar ikannya
Gambar:
Sumber: idntimes.com
18. Pengajian Ta’lim Setiap Hari Minggu.
Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: pengajian ta’lim setiap hari minggu.
Nilai etnosains (penjelasan): pengajian ta’lim dilakukan setiap hari minggu. Informasi
Suhaid. Majelis Ta’lim desa Nanga Suhaid secara rutin melaksanakan pengajian setiap
minggu. Hal ini merupakan program khusus diterapkan setiap seminggu sekali dengan
sistem bergiliran tempat pengajian. Menurut akar katanya, istilah majelis ta’lim tersusun
dari gabungan dua kata: majelis yang berarti (tempat) dan ta’lim yang berarti
(pengajaran), yang berarti tempat pengajaran atau pengajian bagi orang-orang yang ingin
mendalami ajaran-ajaran islam sebagai sarana dakwah dan pengajaran agama.
Majelis ta’lim adalah salah satu lembaga pendidikan diniyah non formal yang bertujuan
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dan akhlak mulia bagi
jamaahnya, serta mewujudkan rahmat bagi alam semesta.
Fleksibelitas majelis ta’lim inilah yang menjadi kekuatan sehingga mampu bertahan dan
merupakan lembaga pendidikan islam yang paling dekat dengan umat (masyarakat).
Majelis ta’lim juga merupakan wahana interaksi dan komunikasi yang kuat antara
masyarakat awam dengan para mualim, dan antara sesama anggota jamaah majelis ta’lim
tanpa dibatasi oleh tempat dan waktu.Majelis ta’lim merupakan lembaga pendidikan
diniyah non-formal yang keberadaannya di akui dan diatur dalam : Undang-undang
nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional; Peraturan pemerintah nomor
19 tahun 2005 tantang standar nasional pendidikan; Peraturan pemerintah nomor 55 tahun
2007 tentang pendidikan agama dan
pendidikan keagamaan; Keputusan MA nomor 3 tahun 2006 tentang strutur departement
agama tahun 2006.
22. Sereh
Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: tanaman obat
Nama Etnosains: sereh ,
Nilai etnosains (penjelasan): serai adalah tumbuhan rumput yang dapat dimanfaatkan
sebagai bumbu dapur dan obat. Tanaman ini cukup mudah dibudidayakan. Bahkan
hampir tidak memerlukan perawatan khusus.Serai berakar tunggal, berserabut, dan
mempunyai rimpang yang pendek. Batangnya yang semu dan kaku, diselimuti oleh
pelepah daun. Namun, pelepah daun tersebut harus diambil dulu sebelum serai
digunakan. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan khasiat serai.
(dapus: “serai” id.wikipedia.org. 28 November 2021. https://id.wikipedia.org/wiki/Serai)
Nilai sains masyarakat: sereh dipercaya masyarakat sebagai tanaman yang baik baik
untuk kesehatan, sereh juga kerap dimanfaatkan untuk bahan pengusir serangga alami,
menyegarkan udara, mengurangi stres, dan meningkatkan mood.
Penjelasan sains ilmiah: sereh merupakan tanaman herbal yang berasal dari Sri Lanka
dan India Selatan, tapi sekarang tumbuh di banyak negara di seluruh dunia. Umumnya
batang putih pada sereh digunakan dalam masakan Asia. Tak jarang yang menjadikannya
sebagai minuman, baik direbus bersama jahe, teh, kunyit dan masih banyak lagi.
Tanaman ini memiliki daun panjang yang mirip dengan lamun dan sangat mudah tumbuh.
Diperkirakan ada 55 spesies sereh, namun hanya varietas India Timur dan India Barat
yang cocok digunakan dalam memasak. Beberapa peneliti tertarik pada manfaat air sereh
untuk kesehatan, hingga tercetus beragam studi baru
STEM :
Sains: serai atau sereh (Cymbopogon citratus) adalah tumbuhan anggota suku rumput-
rumputan yang dimanfaatkan sebagai bumbu dapur untuk mengharumkan makanan. Serai
dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Lemongrass. Serai sekilas mirip dengan
tanaman daun bawang. Tanaman ini berasal dari daerah Ceylon, Sri Lanka yang
kemudian menyebar dan tumbuh alami di negara-negara tropis. Tanaman ini biasa
ditanam sebagai tanaman bumbu dan tanaman obat.
Teknik : teknik penanaman serai yaitu ditanam sesuai habitatnya
Gambar :
Sumber: health.grid.id
Sumber: idntimes.id
25. Es Cendol
Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: makanan
Nama Etnosains: Es cendol
Nilai etnosains (penjelasan): penganan yang dibuat dari tepung beras dan sebagainya
yang dibentuk dengan penyaring, kemudian dicampur dengan air gula dan santan. Cendol
merupakan minuman penutup es manis yang mengandung tetesan tepung beras
hijau,santan, dan sirup gula aren. Es cendol merupakan minuman khas dari Sunda
tepatnya di Bandung, Jawa Barat, dengan bahan terbuat dari tepung kacang hijau atau
tepung hunkwe. Dalam pembuatannya, tepung tersebut diayak dengan diberi warna hijau
alami yang terbuat dari daun pandan atau daun suji. Kemudian bahan tadi dijadikan
adonan dengan dicetak panjang-panjang menggunakan pencetak khusus agar lebih rapi.
Setelah matang, cendol biasa disajikan dengan parutan es bersama bahan lainnya, seperti
bubur kacang hijau, buah nangka, biji selasih, buah durian, singkong potong dan
sebagainya.
(dapus: “Cendol dan Dawet, Serupa tapi tak Sama”. Goodnewsfromindonesia. 28
November 2021. https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/01/20/cendol-dan-dawet-
serupa-tapi-tak-sama )
Nilai sains masyarakat: Cendol biasa dikonsumsi sebagai es cendol yang menyegarkan.
Escendol lezat
Penjelasan sains ilmiah: Cendol merupakan makanan yang menyehatkan, karena
mengandung karbohidrat dari bahan baku yang digunakan
STEM : teknik dalam pembuatan cendol yaitu dibuat menjadi bulat bulat sehingga
membentuk cendol
Gambar:
sumber: goodneswfromindonesia.com
26. Tahlilan
Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: tahlilan
Nilai etnosains (penjelasan): Tahlilan biasa dilakukan ketika seseorang meninggal
dunia. Tahlilan adalah ritual/upacara selamatan yang dilakukan sebagian umat Islam,
kebanyakan di Indonesia dan kemungkinan di Malaysia, untuk memperingati dan
mendoakan orang yang telah meninggal yang biasanya dilakukan pada hari pertama
kematian hingga hari ketujuh, dan selanjutnya dilakukan pada hari ke-40, ke-100, kesatu
tahun pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Ada pula yang melakukan tahlilan pada hari
ke-1000. Tahlilan merupakan kegiatan membaca serangkaian ayat Alquran dan zikir-zikir
dengan maksud menghadiahkan pahala bacaannya kepada orang yang telah
meninggal."Tahlilan" berasal dari kata bahasa Arab tahlīl ( )تهليلyang berarti membaca
kalimat Lā ilāh(a) illa Allāh (“ ال إله إال هللاTidak ada sesembahan yang berhak untuk
disembah selain Allah”), salah satu yang dibaca pada kegiatan tahlilan. Tradisi tahlilan
biasa diselenggarakan setiap malam Jumat atau pada hari-hari kesekian setelah
meninggalnya seseorang, meskipun tidak terbatas pada dua kesempatan tersebut.Sudut
pandang lain melihat bahwa kegiatan yang sama merupakan “acara kumpul-kumpul di
rumah kematian sambil makan-makan disertai mendoakan sang mayit agar dirahmati oleh
Allah,” karena memang penyelenggara memberikan makanan hidangan dan untuk dibawa
pulang.
(dapus: “Tahlilan”.wikipedia.org. 28 November 2021.
https://id.wikipedia.org/wiki/Tahlilan )
Nilai sains masyarakat: Kegiatan ini bisa dilakukan dirumah kerabat yang sedang
mengalami kemalangan meninggal dunia dengan maksud mendoakan arwah agar tenang
di alam sana, kegiatan ini juga bermaksud untuk menyambung tali silahturahmi
Penjelasan sains ilmiah: -
STEM :-
Gambar :
sumber: nu.or.id
STEM :
1. sains : senam merupakan satu di antara cabang olahraga yang melibatkan beberapa
gerakan tubuh serta membutuhkan kecepatan, kekuatan, dan keserasian gerakan fisik.
Senam dapat membantu seseorang untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan keterampilan, serta menanamkan nilai mental spiritual kepada individu
yang melakukannya.
2. teknik: yaitu teknik dalam setiap gerakan senam
3. teknologi: yaitu menggunakan salon untuk penguat musik senam
Gambar:
Gambar: penawarrejo.desa.id
Sumber: ahncentre.blogspot.com
30. Puputan
Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: puputan
Nilai etnosains (penjelasan): Tradisi puputan merupakan tradisi yang dilakukan dalam
rangkaian kelahiran seorang anak. Upacara ini menandai putusnya tali pusar si bayi
(puput artinya lepas). Waktu untuk penyelenggaraan upacara ini tidak ada ketentuan yang
pasti, hal ini bergantung pada lama dan tidaknya tali pusar si bayi lepas dengan
semdirinya. Tali pusar bayi dapat lepas sebelum seminggu bahkan bisa lebih dari
seminggu. Sehingga keluarga si bayi harus siap mengadakan upacara puputan jika
sewaktu-waktu tali pusar tersebut lepas.
Biasanya, tradisi ini diselenggarakan dengan mengadakan kenduri atau selamatan yang
dihadiri oleh kerabat dan tetangga terdekat. Sesajian (makanan) yang disediakan dalam
upacara puputan antara lain nasi gudangan yang terdiri dari nasi dengan lauk pauk, sayur-
mayur dan parutan kelapa, bubur merah, bubur putih dan jajan pasar. Puputan ini juga
ditandai dengan dipasangnya sawuran (bawang merah, dlingo bengle yang dimasukkan
ke dalam kupat), dan aneka macam duri kemarung di sudut-sudut kamar bayi.
Nilai sains masyarakat: Tradisi Puputan adalah selamatan setelah lepasnya tali pusar,
upacara ini merupakan salah satu upacara setelah kelahiran pada masyarakat Jawa Tradisi
Puputan diperuntukan pada seorang bayi untuk memohon keselamatan, selain itu juga
berfungsi menjaga kesehatan dan kesehatan bayi
Penjelasan sains ilmiah: -
STEM : -
Gambar :
Sumber: kumbul.kabpacitan.id
Sumber: suara.com
Sumber: faktajabar.co.id
32. Arisan Keluarga
Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: arisan keluarga
Nilai etnosains (penjelasan): arisan keluarga adalah sebuah arisan yang anggotanya
terdiri dari semua anggota keluarga yang masih ada kaitannya saudara. Sistem arisan ini
tidak seperti arisan yang biasa dilakukan oleh banyak orang namun sistem arisan ini
secara berpindah pindah tempat.
Nilai sains masyarakat: arisan keluarga dapat mempererat tali persaudaraan
Penjelasan sains ilmiah: -
STEM :-
Gambar:
Sumber: gedangsari.com
33. Posyandu
Narasumber: Ibu Nasyiatul ‘Ilmi A.Md. Keb. (30 Tahun)
Bidang Etnosains: kebiasaan
Nama Etnosains: posyandu
Nilai etnosains (penjelasan): posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang
dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait. Posyandu
adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga
berencana.
Nilai sains masyarakat: posyandu sebagai sarana dalam menangani pertumbuhan
anak bayi, batita dan balita
Penjelasan sains ilmiah: posyandu adalah sarana yang bertujuan untuk:
Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil),
melahirkan dan nifas.
Membudayakan NKBS
Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan
dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat
sehat sejahtera.
Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan
ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.
STEM :
Sains: nilai sains pada posyandu yaitu pada saat imunisasi dan kegiatan di bagian
kesehatan anak lainnya
Teknik: pada saat proses pengecekan dan penyuntikan anak
Gambar :
sumber: dero.ngawikab.id
sumber: webblogkkn.unsyiah.ac.id
35. Cireng
Narasumber: Ibu Ambar Sari (53 Tahun)
Bidang Etnosains: makanan
Nama Etnosains: cireng
Nilai etnosains (penjelasan):
Nilai sains masyarakat: cireng yaitu makanan ringan yang bisa dibuat dengan mudah
dan dapat dijadikan cemilan sehat. Cireng (singkatan dari aci goreng, bahasa Sunda untuk
'tepung kanji goreng') (Aksara Sunda Baku: ) adalah makanan ringan yang berasal dari
daerah Sunda yang dibuat dengan cara menggoreng campuran adonan yang berbahan
utama tepung kanji atau tapioka. Makanan ringan ini sangat populer di daerah Priangan,
dan dijual dalam berbagai bentuk dan variasi rasa. Makanan ini cukup terkenal pada era
80-an. Bahan makanan ini antara lain terdiri dari tepung kanji, tepung terigu, air, merica
bubuk, garam, bawang putih, kedelai, daun bawang dan minyak goreng.
Seiring dengan perkembangan zaman, cireng telah terinovasi hingga variasi rasa yang ada
mencakup daging ayam, sapi, sosis, baso, hingga keju dan ayam teriyaki. Bahkan inovasi
tidak hanya secara rasa namun bentuk, contohnya adalah cimol, cilung, dll. Sekarang
Cireng tidak hanya terdapat di Priangan saja, tetapi sudah menyebar ke hampir seluruh
penjuru Nusantara. Dahulu, cireng umumnya dijual oleh pedagang yang menaiki sepeda
dengan peralatan membuat cireng di bagian belakang sepedanya. Akan tetapi, kini telah
tersedia cireng yang dijual secara online seperti cireng banyur khas Garut, rujak cireng
patuapujangga, dan berbagai produk cireng lainnya.
( dapus: “cireng”. Id.wikipedia.org. 28 November 2021.
https://id.wikipedia.org/wiki/Cireng )
Penjelasan sains ilmiah: Cireng adalah makanan ringan yang berasal dari daerah Sunda
yang dibuat dengan cara menggoreng campuran adonan yang berbahan utama tepung
kanji atau tapioka. Makanan ringan ini sangat populer di daerah Priangan, dan dijual
dalam berbagai bentuk dan variasi rasa. Makanan ini cukup terkenal pada era 80-an.
STEM :
Sains: mumnya cireng yang terbuat dari tepung tapioka, mengandung karbohidrat 50 g;
protein 0,5 g; lemak 0,3 g per 100 g berat tapioka. Tepung tapioka yang kerap dipakai
untuk membuat cireng punya banyak manfaat untuk kesehatan. Salah satunya kesehatan
saraf.
Teknik: pada saaat proses pembentukan cireng
Gambar:
sumber: kabarbesuki.pikiran-rakyat.com
KETERANGAN:
= TERDAPAT STEM
sumber: courtina.id
c. Bentuk Tangga
sumber: artikel.rumah123.com
d. Bentuk Tiang Dan Jendela
sumber: courtina.id
e. Bangunaan Nuwo Sesat sebelum Renovasi
sumber: id.wikipedia.org