Anda di halaman 1dari 8

Volume 10 No 2, Oktober 2017 Hlm.

79-86
ISSN 0216-9495 (Print)
ISSN 2502-5325 (Online)

Kajian Etnosains Madura dalam Proses Produksi Garam sebagai


Media Pembelajaran IPA Terpadu

Wiwin Puspita Hadi1, Mochammad Ahied2


Program Studi Pendidikan IPA Universitas Trunojoyo Madura
1
wiwin.puspitahadi@trunojoyo.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk merekronstruksi pengetahuan asli masyarakat dalm
proses produksi garam ke dalam pengetahuan ilmiah yang dijadikans sebagai
media pembelajaran IPA Pengambilan data dilakukan di desa Padelegan dan desa
Bunder Kecamatan Pademawu kabupaten Pamekasan.Metode penelitian yang
dilakukan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengambilan data melalui
observasi, angket dan wawancara. Data yang diperoleh kemudian dianalisis,
diverifikasi, dan direduksi kemudian dikontruski ke pengetahuan ilmiah dan
diintepretasikan ke konsep sains yang ada di pembelajaran IPA. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa proses pembuatan garam yang dilakukan masyarakat dapat
diinterpretasikan ke dalam pengetahuan sains dan diimplementasikan dalam
pembelajaran IPA
Kata Kunci: etnosains, garam, pembelajaran IPA.

ABSTRACT
This study was aimed to reconstruct science society into scientific knowledge in
the production process of salt for learning material that was conducted salt farmers
in Padelegan and Bunder Village, Pemekasan Regency, East Java Indonesia. The
method of this study was qualitative descriptive with retrieval of data through direct
observation, questionnaries, and interviews. The obtained data were analyze,
veryfied, reduced and reconstruction into scientific knowledge and were
interpreted. The focus of this study was tradition of salt process especially on
knowledge of salt farmer about raw materials salt and crystalization of salt. The
result showed that were five indigenous science from the salt production which
could be recontructed into scientific knowledge.
Keywords: ethnoscience, salt, science learning.

79
80 Jurnal Rekayasa Vol 10 No 2, Oktober 2017, hlm. 79-86

PENDAHULUAN guru-guru hampir 90% menyatakan


Pendidikan merupakan suatu berkeinginan untuk
upaya untuk memberdayakan mengembangkan model
potensi manusia untuk mewariskan, pembelajaran sains berbasis budaya
mengembangkan dan membangun lokal namun ternyata hanya 20%
peradaban di masa yang akan yang memiliki kemampuan untuk
datang. Salah satu upaya untuk melaksanakannya. Minimnya
membangun peradaban adalah wawasan/pengetahuan guru untuk
dengan meningkatkan pemahaman mencari contoh-contoh
terhadap lingkungan sekitar kejadian/peristiwa yang
terutama yang berkaitan dengan mengandung kearifan lokal yang
budaya sebagai warisan dari ditunjukkan dengan rencana
generasi terdahulu. Budaya akan pelaksanaan pembelajaran yang
lebih dikenal apabila dimasukkan ke disusun guru masih sedikit yang
dalam kegiatan pembelajaran salah mengaitkan dengan budaya lokal.
satunya adalah di bidang IPA. Nilai- Oleh karena itu diharapkan dengan
nilai budaya yang merupakan diintegrasikan nilai-nilai kearifan
kearifan lokal berbeda tergantung lokal dalam pembelajaran sains
dari daerah masing-maisng diharapkan pembelajaran sains
terutama Indonesia yang terdiri dari menjadi lebih bermakna dan tidak
berbagai suku, etnis, dan tradisi. hanya textbook oriented.
Diharapkan dengan proses ini Pengintegrasian diharapkan
generasi muda akan semakin tinggi meningkatkan kepekaan siswa
nilai nasionalisme dan bangga terhadap lingkungan sekitar. Di
sebagai bangsa Indonesia Madura sebagai salah satu suku di
Pembelajaran ilmu sains Indonesi juga kaya dengan
yang memperhatikan kearifan khasanah budaya salah satunya
budaya lokal sebagai jatidiri bangsa adalah garam.
dan, karakter dan adat istiadat Pulau Madura identik dengan
budaya lokal dinamakan produksi garam dalam skala regional
pembelajaran berpendekatan Jawa Timur maupun secara
etnosains Menurut Sudarmin (2015) Nasional. Madura merupakan
pembelajaran berpendakat etnosain produsen garam terbesar se jawa
sangat penting karena Indonesia timur dan nasional. Sehingga saat
terdiri dari berbagai suku bangsa ini pun, Pulau Madura identik
dan berbagai kebudayaan yang sebagai Pulau Garam. Garam
harus dilestarikan. merupakan komoditi yang penting
Sudarmin&Pujiastuti (2013) karena banyak industri yang
menyatakan bahwa pesan koservasi menggunakan garam sebagai bahan
yang dicantumkan di papan aditif, mulai industri makanan dan
pengumuman yang ada Taman minuman hingga industri kimia klor
Nasional Karimunjawa masih dan alkali (CAP). Namun demikian
mempertahankan pengetahuan sektor produksi garam secara
lokal, Sumarni (2016 menyatakan nasional masih termarjinalkan
bahwa proses pembuatan gula karena daya saing SDM rendah,
kelapa dapat digunakan sebagai kapasitas produksi kecil dan dengan
sumber belajar IPA dengan mutu garam yang tidak seragam.
merekontruksi pengetahuan asli Sampai saat ini produksi garam
masyarakat ke pengetahuan ilmiah. dalam negeri hanya laku untuk
Suastra (2010) menyebutkan bahwa garam konsumsi sedangkan garam
Hadi, W.P. & Ahied, M., Kajian Etnosains Madura…81

industri semuanya masih impor dari produksi garam dan kemandirian


negara lain. Iswahyudi dkk (2013) bangsa.
proses produksi garam rakyat Tujuan dari penelitian ini
melalui tahapan diantaranya untuk mengidentifikasi dan
penyediaan lahan (tambak), menjelaskan pengetahuan asli
pengaliran air laut ke lahan, proses mayarakat dalam proses peroduksi
penguapan air laut, proses garam yang masih dilakukan sampai
kristalisasi garam, pemisahan garam sekarang meskipun sudah diikuti
dari airnya sehingga diperoleh dengan kemajuan ilmu pengetahuan
garam rakyat. Air sisa dari proses dan teknologi. Proses pembuaran
produksi garam rakyat berwarna garam diharapkan dapat menjadi
kuning muda kemudian dibuang sumbel belajar kontekstual bagi
(tidak dimanfaatkan) disebut dengan siswa. Selain itu diharapka bahwa
air tua (bittern).Air tua (bittern) memasukkan kearifan lokal ke
merupakan air limbah dari proses dalam pembelajaran IPA dapat
produksi garam rakyat. jumlahnya memacu siswa untuk berupaya
cukup besar sehingga diperlukan menjadi penggerak dalam usaha
pengelolaan lebih lanjut. meningkatkan kesejahteraan
Petani garam masih masyarakat sekitar.
menggunakan cara tradisonal dalam
kegiatan pengolahan garam.
Pengetahuan yang mereka METODE PENELITIAN
dapatkan berlangsung secara turun Penelitian ini dilakukan di
temurun berdasarkan kearifan lokal desa Bunder dan desa Padelegan
masyarakat Madura. Proses Kecamatan Pademawu Kabupaten
pembuatan garam yang sebenarnya Pamekasan. Lokasi ini dipilih karena
tanpa mereka sadari bisa dikaji merupakan sebagain besar wilayah
berkaitan dengan keilmuan yang merupakan lahan tambak garam.
disebut sebagai etnosains . Metode penelitian yang digunakan
Etnosains merupakan upaya untuk adalah pendekatan kulitatif berbasis
merekrostruksi pengetahuan asli etnosain. Proses rekonstruksi
masyarakat (indigeneous science) difokuskan pada kegiatan yang
menjadi pengetahuan ilmiah dilakukan masyarakat pada
(scientific kwowledge). Proses pembuata garam di tambak garam
produksi garam harus dipelajari dari untuk dikaitkan dengan sains.
ilmu alam yang mendasari proses Pengambilan data meliputi data
produksi yaitu kajian kimia dan primer yang dikumpulkan melalui
fisika. Untuk itu harus ada kajian teknik observasi dan wawancara
khusus yang bisa mendokumentasi sedangkan data sekunder dengan
dan mengidentifikasi kegiatan- studi literatur dan dokumen tentang
kegiatan etnosains pada proses proses pembuatan garam. Sumarni
produksi garam sehingga (2010) untuk memastikan tingkat
diharapkan meningkatkan kepercayaan terhadap data
kemampuan petani garam. Selain itu dilakukan dengan beberapa cara (1)
hasil dari proses dokumentasi dan mengadakan observasi secara
identifikasi terhadap kegiatan intensif (2) triangulasi data dan
etnosains tersebut menjadi bisa metode; (3) menyiapkan referensi
menjadi sumber belajar keIPAan
yang mengarah kepada perbaikan
82 Jurnal Rekayasa Vol 10 No 2, Oktober 2017, hlm. 79-86

HASIL DAN PEMBAHASAN produksi garam di tambak garam


Berdasarkan hasil observasi dilakukan secara tradisional dan
dan wawancara kepada petani garam turun temurun dari nenek moyang.
diperoleh informasi bahwa proses

Tabel 1. Hasil Rekontstruksi Pengetatuan Masyarakat menjadi Pengetahuan


Ilmiah
No Pertanyaan Sains Sains ilmiah
masyarakat
1 Tahukah yang Garam untuk Garam merupakan kumpulan senyawa
dimaksud pelengkap kimia yang bagian utamanya adalah
dengan bumbu natrium klorida (NaCl) dengan zat-zat
garam? masakan. pengotor terdiri dari CaSO4, MgSO4, MgCl2
dengan bahasa Konsep sains:
Madura “buje” unsur, senyawa, ikatan ionik
2 Apakah bahan Garam diperoleh Garam dapat diperoleh dengan tiga cara
baku garam? dari air laut yaitu penguapan air laut dengan sinar
matahari, penambangan batuan garam
(rock salt) dan dari air sumur garam. Cara
yang banyak digunakan masyarakat
adalah dengan penguapan air laut oleh
sinar matahari
Konsep sains
Pemisahan campuran, perpindahan kalor
3 Bagimana Pembuatan Pembuatan garam dilakukan dengan
pembuatan garam dilakukan beberapa kategori berdasarkan perbedaan
garam? dengan kandungan NaCl nya yaitu penguapan
menguapkan air dengan sinar matahari di ladang
laut pembuatan garam dan kemudian terbentuk
kristal dari senyawa NaCl
Konsep sains
kristalisasi
4 Bagimana Air laut Air laut yang berisi berbagai elemen dalam
tahap yang menguap dan sistem periodik unsur.Air laut sebagai
terjadi pada tinggal kristal bahan utama pembuatan garam dialirkan
proses garam ke petak-petak/kolam-kolam penguapan.
terbentuknya Ketika air laut diuapkan maka berbagai
kristal garam jenis garam akan terbentuk. Air laut
diuapkan sampai berkuran 60% dari
volume awalnya. Setelah itu dialirkan ke
kolam berikutnya sampai tahapan
berikutnya terbentuk endapan CaCO3.
Setelah 15% dari volume awal maka
terbentuk endapan CaSO4. tahap
selamjutmya adalah pengaturan pada
konsentrasi air laut antara 25-29oBe
dimana akan dieproleh kandungan NaCl
maksimal.
Konsep sains:
Kelarutan dan Ksp
Hadi, W.P. & Ahied, M., Kajian Etnosains Madura…83

No Pertanyaan Sains Sains ilmiah


masyarakat
5 Mengapa tidak tahu hanya Pada kristalisasi konsentrasi garam harus
peminihan mengikuti antara 25-29oBe karena bila konsentrasi air
dibuat sampai petunjuk dan tua belum mencapai 25o Be maka CaSO4
empat tahap yang sudah yang akan banyak mengendap, sedangkan
dengan kadar sering dilakukan jika lebih dari 29oBe maka garam-garam
Be diantara mganesium yang akan mengendap yang
25-29oBe? akan menimbulkan rasa pahit.
Konsep sains
sifat unsur dan senyawa
6 Bagaimana dengan alat Alat yang digunakan adalah Baumemeter
mengetahui yang dibeli di dalam skala Baume. Baumemeter adalah
kadar salinitas toko dan tidak alat yang digunakan untuk mengukur
di lahan tahu namanya kepadatan dari berbagfai cairan (mengukur
garam? massa jenis dari suatu benda cair). Unit
skala Baumemeter dinotasikan dengan
derajat Baume oBe. Baume dari aquades
adalah 0. Skala ini sering digunakan untuk
mengkur konsetrasi.
Konsep sains:
pengukuran konsentrasi
7 Mengapa sudah dari Proses pembentukan garam karena ada
pada dahulu seperti kristalisasi. Kristalisasi adalah suatu
peminihan ke itu pembentukan partikel padatan di dalam
4 garam bisa sebuah fasa homogen. Kristal garam
terjadi krital terbentuk dari larutan homogen air laut
garam? dengan konsetrasi 25-29oBe. Faktor yang
sangat berpengaruh pada ukuran kristal
adalah kecepatan nukleasi dan growth rate
yang dipengaruhi oleh supersaturasi.
Supersaturasi merupakan suatu kondisi
dimana konsentrasi padatan (solute)
dalam suatu larutan melebihi konsentrasi
jenuh larutan tersebut. Pembangkitan
supersaturasi salah satunya dilakukan
dengan penguapan solven melalui proses
evaporasi. Apabila pelarut pada suatu
larutan jenuh dikurangi maka konsentrasi
jenuh larutan tersebut akan turun sehingga
kondisi supersaturasi tercapai dan kristal
terbentuk.
Konsep sains:
larutan jenuh dan tak jenuh
8 Pada awal karena lama Kristal garam mengalami pertumbuhan.
kristal direndam Pertumbuhan kristal adalah bertambah
beukuran kecil besarnya ukuran kristal. Kristal semakin
makin lama besar karena kristall tumbuh yang terjadi
semakin besar dengan proses pembentukan kristal terdiri
sehingga siap dari dua tahap nukleasi primer dan
nukleasi sekunder. nukleasi primer atau
84 Jurnal Rekayasa Vol 10 No 2, Oktober 2017, hlm. 79-86

No Pertanyaan Sains Sains ilmiah


masyarakat
untuk pembentukan inti yaitu tahap dimana
dipanen? kristal-kristal mulai tumbuh namun belum
mengendap .semakin banyak inti yang
bergabung maka akan semakin cepat
pertumbuhan kristal tersebut. Tahap
selanjutnya adalah nukleasi sekunder
pada tahap ini pertumbuhan kristall
semakin cepat yang ditandai
menempelnya inti-inti menjadi kristal-kristal
padat.
Konsep sains: nukleasi dan pertumbuhan
kristal
9 Apa yang pada tahap merupakan teknologi baru yaitu
anda ketahui pembentukan menggunakan terpal atau plastik HDPE
tentang kristal dilapisi dengan ketebalan 500 mikron.
geosilator/geo dengan alas Konsep sains:
membran polimer
pada
peminihan
tahap 4?
10 Mengapa Supaya air laut Porositas tanah mempengaruhi kecepatan
pada tahap tidak merembes perembesan air lau ke dalam tanah, oleh
peminihan ke ke dalam tanah karean itu diperlukan pemadatan tanah.
4 perlu Konsep sains
dilakukan Struktur tanah
pemadatan
tanah?

Dari tabel 1 dapat di dilihat dengan kompetensi dasar di SMP


bahwa proses pembuatan garam berdasarkan kurikulum 2013 revisi
oleh petani garam dapat dikaitklan antara lain adalah

Tabel 2. Hubungan Antara Proses Pembuatan Garam Dengan Kompetensi Dasar


Di SMP
No Standar Kompetensi Konsep Sains dalam Proses Pembuatan
Garam
1 Menjelaskan konsep campuran Nama-nama senyawa yang terdapat dalam
dan zat tunggal (unsur dan air laut salah satunya garam dapur
senyawa), sifat fisika, dan kimia, Proses kristalisasi air laut menjadi garam
perubahan fisika dan kimia dalam
kehidupan sehari-hari
2 Menganalisis konsep suhu, Proses penguapan karena adanya sinar
pemuaian, kalor, perpindahan matahari yang merupakan perpindahan
kalor dan penerapannya dalam kalor secara radiasi
kehidupan sehari-hari termasuk Tiap kolam peminihan mempunyai rentang
mekanisme menjaga kestabilan waktu dalam proses penguapannya
suhu tubuh pada manusia dan tergantung dari kapasitas panas sinar
hewan matahari dan angin.
Hadi, W.P. & Ahied, M., Kajian Etnosains Madura…85

SIMPULAN pengetahuan masyarakat dengan


konsep-konsep sains yang ada
Berdasarkan hasil penelitian
disekolah sehingga diharapakan
diperoleh bahwa proses produksi
pembelajaran menjadi lebih
garam yang merupakan
bermakna. Saran untuk penelitian
pengetahuan yang diperoleh secara
selanjutnya adalah menggali lagi
turum temurun dapat dianalisis dari
tradisi dan budaya yang ada di
konsep-konsep ilmiah sehingga
madura untuk dapat dikonstruksi
dapat menjadi sumber belajar bagi
menjadi pengetahuan ilmiah untuk
siswa. Guru diharapkan mampu
menjadi sumber belajar bagi siswa.
mengkorelasikan antara

Rawajfeh, K., Al Hunaidi, T., Saidan,


DAFTAR PUSTAKA
M., & Al Hamamre, Z. 2014.
Cakraborty, D.&Patey, G.N. 2013.
Upgrading of Commercial
How Crystal Nucleate and
Potassium Chloride by
grow in Aqueous NaCl
Crystallization : Study of
Solution. The Journal. of
Parameters Aggecting yhe
Physics Chem Letters. 4,
Process. Life Science
573-578
Journal. Vol 11. 6
Fachry, AR., Tumanggor, J., & Yuni
Rositawati A.G., Taslim, C.M., &
L. 2008. Pengaruh Waktu
Soetrisnanto, D.2013.
Kristalisasi Dengan Proses
Reskristalisasi Garam Rakyat
Pendinginan Terhadap
Dari Daerah Demak Untuk
Pertumbuhan Kristal
Mencapai SNI Garam
Amonium Sulfat Dari
Sumarni, W., Sudarmin., Wiyanti&
Larutannya. Jurnal Teknik
Supartono. 2016. The
Kimia, Vol 15 No 2, 9-16
Recontruction of Society
Geertman, R.M. 2000. Sodium
Indigenous Science into
Chloride: Cristallization.
Scientific Knowledge in the
Netherlands: Academic Press
Production Process of Palm
p.4127
Sugar Journal of Turkish
Herman & Joetra W. 2015.
Science Education: Vol 13
Pengaruh Garam Dapur
No. 4. 281
(NaCl) Terhadap Kembang
Suastra , I. 2010. Model
Susut Tanah Lempung.
Pembelajaran Sains Berbasis
Jurnal Momentum, Vol 17 No
Budaya Lokal Untuk
1.13-20
Mengembangkan
Iswahyudi, Muharrami, Supriyanto.
Kompetensi Dasar Sains Dan
2013. Pengolahan limbah
Nilai Kearifan Lokal di SMP.
gram (bittern) menjadi
J. Pendidikan dan
struvite degan [engontrolan
Pengajaran. 43 No 2. 8-16
pH Prosiding Disajikan
Sudarmin & Pujiastuti, E.
Dalam Seminar Nasional;
2015.Scientific Knowledge
Trunojoyo Madura University
Based Culture and Local
Mustofa&Turjoyo, E. 2015. Analsis
Wisdom in Karimunjawa for
Optimalisasi Terhadap
Growing Soft Skills
Aktivitas Petani Garam Hilir
Conservation International
di Penambangan
Journal of Science and
Probolinggo. J. WIGA, Vol 5
Research, 4, 598-604
No 1, 46-57
86 Jurnal Rekayasa Vol 10 No 2, Oktober 2017, hlm. 79-86

Widayat. 2009. Production of Concentration by using


Industry Salt With Surface response
Sedimentation-Microfiltration methodology. Teknik Vol 30
Process: Optimazation of No 1, 11-1
Temperature and

Anda mungkin juga menyukai