USULAN
TIM PENGUSUL
i
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui:
Ketua LPPM Untirta
i
ii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
iii
10. Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran:
Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA (JPPI) Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa– Internasional dan Nasional (Sinta 2).
11. Rencana luaran HKI, buku, purwarupa atau luaran lainnya yang ditargetkan, tahun
rencana perolehan atau penyelesaiannya :
iv
DAFTAR ISI
v
RINGKASAN
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1
berorientasi pada pengalaman yang dialami oleh mahasiswa, agar bisa mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri dan mengembangkan kompetensi yang dimiliki. Oleh karena itu,
literasi sains menjadi suatu hal yang penting untuk dimiliki oleh mahasiswa IPA. Untuk
mengukur keterampilan literasi sains mahasiswa IPA, maka dibutuhkan sebuah instrument
penilaian.
Instrument penilaian merupakan alat ukur untuk mendapatkan informasi hasil
belajar mahasiswa (Kemdikbud, 2019). Instrument penilaian yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah instrument tes literasi sains dalam bentuk soal pilihan ganda. Melalui
instrument tersebut, dosen dapat mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa untuk
menerapkan pengetahuan sains dalam kehidupan sehari-hari (Soobard dan Rannikmae,
2011). Sehingga dapat melatih mahasiswa untuk berpikir secara logis dan ilmiah
(Rusilowati et al, 2016). Soal pilihan ganda yang akan dikembangkan nantinya akan
disesuaikan dengan aspek literasi sains yaitu sains sebagai batang tubuh, cara untuk
menyelidiki, cara berpikir dan interaksi sains, teknologi dengan masyarakat (Linuwih et al,
2016).
Penilaian literasi sains yang dimaksud adalah penilaian pemahaman mahasiswa
terhadap konten, aplikasi dan proses sains. Konten disini berarti materi yang disesuaikan
dengan tuntutan kurikulum mahasiswa yang menekankan pada pemahaman konsep serta
penggunaannya dalam menghadapi permasalahan sains di kehidupan. Proses sains disini
dimaksudkan pada proses mental yang dialami oleh mahasiswa ketika terlibat dalam
pemecahan masalah sementara aplikasi merujuk pada penerapan dari konsep sains tersebut
(Astuti, 2016). Sehingga dalam prakteknya, penilaian literasi sains tidak hanya fokus pada
kemampuan seseorang dalam menguasai materi sains saja, melainkan juga memiliki
kecakapan hidup, kemampuan berpikir kritis serta kemampuan proses sains pada dunia
nyata (Purwanto dan Kristyowati, 2019).
Berdasarkan hasil observasi, pada mata kuliah IPA 2 dosen belum maksimal dalam
mengembangkan instrument penilaian berbasis literasi sains. Instrument yang
dikembangkan sebelumnya hanya merujuk pada konten sains saja sementara untuk aplikasi
dan prosesnya belum dimuat dalam soal. Dengan diterapkannya instrument soal yang
berorientasi pada literasi sains, diharapkan dapat menjadikan mahasiswa sebagai pribadi
yang mampu menghadapi tantangan global di abad 21. Namun karena pandemi corona
yang belum berakhir hingga saat ini membuat pelaksanaan pembelajaran banyak dilakukan
2
secara daring. Sehingga penilaian pun dituntut untuk mengalami perubahan agar
mahasiswa dapat mengakses soal literasi sains dimanapun dan kapanpun. Seiring dengan
perkembangan teknologi dan informasi, maka telah hadirnya sebuah media pembelajaran
yang dapat memudahkan dosen dalam melakukan penilaian, salah satunya yaitu plickers.
Plicker merupakan sebuah media e-learning yang memungkinkan dosen untuk
melakukan penilaian dari jarak jauh, mengumpulkan data hasil penilaian secara real time
serta mampu menampilkan kegiatan evaluasi dalam suasana yang menyenangkan karena
bentuk penilaiannya dikemas dalam bentuk games (Fransisca, 2016). Melalui Plickers,
dosen dapat menilai semua jawaban mahasiswa secara serentak hanya dengan
menggunakan kartu yang berisi kode barcode (Kent, 2019). Penggunaan plicker dapat
memberikan inovasi dalam pembelajaran serta kesan yang berbeda dan baru bagi
mahasiswa dan dapat meminimalisir budaya mencontek yang kerap sekali terjadi
dikalangan peserta didik.
Menurut Pratama (2019) kelebihan dari media plickers adalah dosen tidak perlu
mencetak banyak lembar soal, proses penggunaannya mudah dan efektif, serta hasil
jawaban mahasiswa dapat langsung ditampilkan kepada mahasiswa atau akan disimpan
dalam online database yang dapat diakses kembali oleh dosen sehingga memudahkan dosen
dalam melakukan koreksi jawaban mahasiswa. Selain itu plickers juga dapat menampilkan
soal dalam bentuk pilihan ganda dengan tidak ada batasan kata atau karakter yang
digunakan serta tidak bergantung pada kemampuan akses data yang menjadi kelemahan
dari software lain seperti kahoot yang terbatas pada jumlah kata yang ditampilkan dalam
soal. Pembelajaran akan lebih bermakna, ketika dikaitkan dengan prinsip berpikir dan
tindakan yang dibentuk oleh kebudayaan setempat.
Pembelajaran yang terintegrasi dengan kearifan lokal yang menjadi kebiasaan yang
berkembang di suatu daerah dalam proses pembelajaran dapat membantu mahasiswa dalam
memahami konten materi yang diajarkan (Sunarti dan Murti, 2021). Integrasi budaya
setempat dalam pembelajaran IPA dapat diwujudkan, salah satunya melalui instrumen soal
yang tidak hanya berorientasi pada literasi sains, melainkan terintegrasi pada kearifan lokal.
Kearifan lokal merupakan sebuah paradigma yang didalamnya berisi pengetahuan yang
sifatnya tradisional dan turun-temurun yang dijadikan oleh pedoman hidup oleh masyarakat
daerah setempat dalam menyelelesaikan setiap permasalahan yang terjadi dalam
kehidupan, dalam hal ini adalah konteks permasalahan sains (Mardotilah et al, 2016).
3
Kearifan lokal didalamnya memuat permasalahan yang bersumber dari lingkungan mereka
serta adanya isu budaya setempat yang dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran
literasi sains (Perkasa, 2018).
Melalui instrument soal yang dikembangkan, dosen dapat memperkenalkan kepada
mahasiswa tentang budaya lokal khususnya di wilayah Provinsi banten yang berhubungan
dengan fenomena sains sehingga dapat dipelihara dan dijaga oleh generasi muda melalui
Pendidikan. Kearifan lokal ini menjadi identitas khas yang dimiliki masyarakat sekitar
sebagai strategi untuk melestarikan potensi daerah yang didalamnya tidak hanya mencakup
kebudayaan saja melainkan juga permainan, alat musik dan makanan tradisional,
semboyan, pepatah (Mumaiyizah, 2016). Dengan demikian, Pembelajaran berbasis kearifan
lokal ini dapat menghasilkan pengetahuan yang dibentuk melalui pengalaman yang dialami
langsung oleh mahasiswa dan berlangsung secara terus-menerus sehingga menjadi sebuah
tradisi (Rahyono, 2015). Salah satu makanan tradisional lokal banten yaitu keripik talas
beneng.
Talas beneng merupakan tanaman lokal yang memiliki ukuran besar dan berwarna
kuning yang menarik perhatian mata. Tanaman ini menjadi salah satu bahan pangan pokok
di Provinsi Banten, khususnya di Kelurahan Juhut, Kabupaten Pandeglang. Talas beneng
berpotensi untuk menjadi sumber pangan lokal karena memiliki protein yang tinggi yang
baik untuk Kesehatan tubuh (Nuraeni dan Mulyati, 2016). Pada mata kuliah IPA 2,
mahasiswa dibekali pengetahuan bahwa proses pembelajaran IPA di SMP/MTs dilakukan
secara terpadu dan tidak terpisahkan antara bidang kajian IPA baik Fisika, Biologi, Kimia
maupun IPBA dan lingkungan berdasarkan tuntutan dari kurikulum 2013 (Wahab dan
Saharuddin, 2019). Sehingga mahasiswa dilatih agar memiliki penguasaan konten,
pedagogik maupun strategi membelajarkan konten IPA secara terpadu melalui
pembelajaran IPA 2.
Pembelajaran IPA terpadu menunjukkan adanya hubungan antar konten dalam
kompetensi dasar IPA sehingga dapat menghasilkan beberapa tema. Salah tema
pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah yuk makan talas beneng. Tema
tersebut dipilih karena mencerminkan sosiosaintifik yang kontekstual dan erat dengan
kearifan lokal banten sehingga diharapkan mahasiswa bisa lebih peduli dan sadar akan
potensi daerah yang dimilikinya. Melalui tema tersebut banyak sekali beberapa bidang
kajian IPA yang dapat dipadukan yaitu bidang kajian Kimia, Biologi dan lingkungan.
4
Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menerapkan
konsep yang diperoleh dalam kehidupan melalui pembelajaran IPA terpadu. Dengan
demikian, mahasiswa harus dilatih untuk dapat mengidentifikasi berbagai konsep dalam
materi sehingga pembelajaran lebih holistik, autentik dan bermakna (Supardi et al, 2018).
Ada beberapa konsep yang dipadukan berdasarkan bidang kajian ipa seperti zat kimia yang
terkandung dalam talas beneng (bidang kajian Kimia), karakteristik sifat fisik dan kimia
tanah yang mendukung pertumbuhan talas beneng (bidang kajian lingkungan), dampak
mengonsumsi makanan yang mengandung talas beneng bagi kesehatan sistem pencernaan
manusia, kandungan zat makanan yang terdapat pada talas beneng serta karakteristik talas
beneng sebagai bagian dari kelompok tanaman Angiospermae (bidang kajian Biologi).
Untuk mengatasi permasalahan hal tersebut, peneliti memandang bahwa dosen
perlu melakukan pengembangan instrument soal literasi sains yang terintegrasi pada
kearifan lokal. Instrumens soal tersebut menggunakan media plickers yang dapat
diimplementasikan dalam pembelajaran di mata kuliah IPA 2. Dengan adanya
pengembangan soal diharapan dapat meningkatkan kemampuan dosen dalam hal
melakukan penilaian agar lebih variatif dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman
sehingga akan memberi dampak pada mutu pembelajaran. Untuk itu, peneliti memilih judul
penelitian sebagai berikut: “Pengembangan Soal Literasi Sains Berbasis Plickers
Terintegrasi Kearifan Lokal Banten Pada Tema Yuk Makan Talas Beneng”.
1.2. Tujuan Khusus Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrument soal literasi sains yang
terintegrasi pada kearifan lokal banten dengan tema “yuk makan talas beneng” yang layak
untuk digunakan oleh dosen dalam kegiatan evaluasi dan memenuhi kriteria penilaian baik
dari aspek materi, konstruksi dan bahasa yang diterapkan di mata kuliah IPA 2. Soal yang
dikembangkan dengan menggunakan bantuan software atau aplikasi plickers.
1.3. Urgensi Penelitian
Berikut dibawah ini beberapa alasan dilakukannya penelitian:
a. Penelitian pengembangan ini dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam
melakukan penilaian dengan menyusun instrument soal literasi sains berbasis
Plickers untuk mahasiswa Pendidikan IPA, terutama pada Mata Kuliah IPA 2.
b. Instument soal literasi sains yang melibatkan penggunaan media plickers dapat
menghadirkan inovasi baru dalam kegiatan evaluasi dan menjadi alternatif dalam
melakukan asesment formatif pada Mata Kuliah IPA 2 di jurusan pendidikan IPA.
5
c. Soal literasi sains merupakan instrument penilaian yang terintegrasi pada budaya
lokal dengan mengangkat tema makanan tradisional khas Banten yang mampu
menyajikan permasalahan kontekstual yang dihubungkan dengan konten materi
dalam setiap bidang kajian IPA sehingga pembelajarannya lebih menyeluruh dan
utuh.
1.4.Rencana Target Capaian Tahunan
Berikut dibawah ini adalah tabel rencana target capaian tahuanan penelitian:
Tabel 1.1. Rencana Target Capaian Tahunan
NO Jenis Luaran Indikator Capaian
Kategori Sub Kategori Wajib Tambahan TS1) TS+1 TS+2
1 Artikel ilmiah Internasional bereputasi tidak ada
dimuat di jurnal2)
Nasional Terakreditasi √ Submitted/
accepted
Nasional tidak terakreditasi tidak ada
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
7
mejelaskan kesimpulan (Rustaman, 2011). Ada beberapa kemampuan yang dapat diuji
dalam proses sains yaitu identifikasi pertanyaan dan bukti ilmiah, memberikan kesimpulan
dan mengkomunikasikannya serta memahami konsep ilmiah., 3). Konteks aplikasi sains
menunjukkan aplikasi pengetahuan sains yang diperoleh untuk memecahkan permasalahan
dalam kehidupan nyata sementara 4). Sikap berhubungan dengan minat, rasa percaya
seseorang terhadap sains serta memiliki tanggung jawab dalam menjaga lingkungan dan
sumber daya alam (Supardi dan Narut, 2019).
Ada empat kategori literasi saintifik sebagai berikut (Sutrisna, 2021):
a. Sains sebagai batang tubuh terdiri dari konsep, teori, prinsip, hukum maupun fakta serta
berkaitan dengan kemampuan mahasiswa dalam menyajikan hipotesis maupun mengingat
informasi yang diperolehnya.
b. Sains sebagai cara untuk menyelidiki merujuk pada penggunaan metode yang
didalamnya melibatkan proses sains seperti mengamati, mengukur, menggolongkan,
memberikan kesimpulan, melakukan analisis data, melakukan percobaan, serta mampu
berkomunikasi dengan berbagai cara baik lisan maupun tulisan, penggunaan grafik,
diagram, matriks atau tabel.
c. Sains sebagai cara berpikir menekankan pada reasoning, pemikiran induktif dan
deduktif, menghubungkan antara sebab dengan akibat serta bukti yang satu dengan yang
lain, mengkaji fakta maupun bukti, refleksi dalam mengkontruksi pengetahuan dan karya
ilmiah, menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah sekitar, memastikan sifat
dan objektivitas dalam sains.
d. Interaksi sains, teknologi dengan masyarakat merujuk pada bagaimana kebermanfaatan
ilmu sains serta teknologi bagi kehidupan masyarakat, pengaruh positif maupun negatif
dari adanya ilmu sains dan teknologi, mendiskusikan isu sosiosaintifik yang terjadi di
masyarakat. Melibatkan unsur sains dalam membuat keputusan, mampu memecahkan
permasalahan yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, sains yang berkaitan dengan etika
maupun moral.
8
maksimal mahasiwa sebanyak 63 orang. Melaui plickers dosen dapat menilai seluruh
jawaban peserta secara serentak hanya dengan mengangkat kode barcode tsb (Kent, 2019).
Dengan demikian, melalui plickers dosen secara langsung dapat mengetahui hasil jawaban
mahasiswa tanpa harus mengoreksinya satu persatu dan dapat langsung dianalisis
berdasarkan jawaban yang diberikan dan meminimalisir terjadinya budaya mencontek di
mahasiswa yang mana mahasiswa tidak diberikan kesempatan untuk mengubah jawaban
awal, tidak ada waktu untuk bekerja sama karena keterbatasan waktu dalam pengerjaan
soalnya (Nur et al, 2020).
Plickers merupakan aplikasi yang dapat diakses melalui smartphone mahasiswa
untuk memfasilitasi dosen dalam melaksanakan penilaian secara daring dengan konsep
interaktif dan menyenangkan. Setelah mahasiswa mengisi jawaban yang disediakan, maka
melalui plickers dosen dapat mengetahui jawabannya secara cepat dan realtime dengan cara
mengangkat kartu yang didalamnya terdapat kode barcode sehingga dapat memperoleh
kumpulan jawaban mahasiswa secara keseluruhan secara efisien (Pratama, 2019).
Kelebihan yang dimiliki Plickers yaitu memiliki tampilan antarmuka yang sederhana
sehingga mudah digunakan untuk semua usia, tidak memerlukan banyak perangkat
elektronik, hasil tes dapat langsung disajikan kemudian disimpan dalam server web yang
dapat diakses kembali kapan pun dan dimana pun, cocok digunakan untuk tes lisan maupun
kuis serta penggunaannya gratis atau tidak memerlukan biaya berlangganan (R. Jinu &
Beegum, 2019). Plickers juga dapat menyajikan soal dalam bentuk pilihan ganda tanpa
adanya Batasan jumlah kata maupun karakter.
Aplikasi ini dilengkapi dengan fasilitas untuk menyisipkan gambar yang sesuai
dengan konten pertanyaan. Sistem kerja Plickers yaitu dengan memerlukan akses untuk
membuka aplikasi Plickers pada ponsel, aplikasi Plickers yang akan memanfaatkan akses
kamera, serta kartu Plickers untuk seluruh mahasiswa yang telah tersedia di website
Plickers dan dapat diunduh secara gratis. Sehingga dosen hanya perlu untuk mengunduh
kartu Plickers dan mencetaknya dengan media kertas. Kartu Plickers tersebut mempunyai
desain QR dengan nomor unik di setiap pojok kartu yang berjumlah hingga 63 kombinasi.
Artinya, penilaian hasil belajar dengan Plickers ini dapat diikuti oleh mahasiswa dengan
jumlah maksimal 63 orang. Pada setiap sisi kartu terdapat label yang menandakan pilihan
jawaban mahasiswa (Pratama, 2019). Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat diperoleh
kesimpulan bahwa pengembangan asesment formatif adalah serangkaian kegiatan untuk
menghasilkan instrument penilaian formatif dalam pembelajaran sekaligus memeriksa hasil
9
jawaban secara real time yang pelaksanaan penilaian dapat dilakukan kapan pun dan dimana
pun tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.
Kearifan lokal dipandang sebagai pandangan hidup dan pengetahuan yang turun
temurun yang bersifat tradisional yang berada dalam tatanan masyarakat serta berupa
kegiatan yang dimanfaatkan dalam memecahkan permasalahan yang mereka hadapi di
kehidupan sehari-hari (Wibawarta, 2012). Kearifan lokal telah menjadi karakteristik yang
khas dan identitas masyarakat lokal yang diperoleh berdasarkan pengalaman yang dialami
secara terus-menerus sehingga terbentuklah sebuah tradisi atau kebudayaan (Rahyono,
2015). Didalam kearifan lokal tidak hanya mencakup aktivitas masyarakat saja, melainkan
juga ada ide, nilai budaya yang bisa diimplementasikan dalam kehidupan sosial untuk
membangun kesejahteraan masyarakat setempat (Endraswara et al, 2013). Melalui kearifan
lokal, harkat dan martabat bangsa dan negara dapat meningkat serta mampu menumbuhkan
rasa percaya diri, harga diri dan melibatkan emosional masyarakat (Rahyono, 2015).
Kearifan lokal mencerminkan kekayaan jati diri dan budaya bangsa juga sebagai
filter masuknya kultur asing dalam masing-masing individu sehingga dapat mengantisipasi
munculnya karakter yang tidak sesuai dengan norma dan nilai masyarakat. Sehingga nilai
kearifan lokal perlu dijaga dan dilestarikan melalui pendidikan (Yuwono, 2013). Kearifan
lokal dapat dibentuk melalui potensi masyarakat dalam menerima pengaruh global secara
selektif serta memiliki kreativitas dan inovatif sehingga tercipta ide baru (Dahliani et al,
2015). Fungsi dari kearifan lokal adalah memadukan budaya luar untuk bisa masuk ke
dalam budaya asli, memberikan orientasi terhadap perkembangan budaya serta
mengakomodir elemen budaya yang berasal dari luar (Njatrijani, 2018).
Jenis kearifan lokal terdiri dari 1). Tata Kelola yang mana setiap daerah memiliki
sistem kemasyarakatan yang mengorganisir bagaimana struktur sosial terbentuk dan
hubungan antara kelompok dalam sebuah komunitas.., 2). Sistem nilai yang menjadi nilai
kehidupan yang dijunjung tinggi serta dikembangkan oleh masyarakat tradisional yang
mengatur moral, perilaku individu benar atau salah., 3). Tata Cara memuat norma-norma
adat yang diterapkan di suatu daerah misalnya penentuan tanggal tradisional dalam
kegiatan pertanian yang dilihat berdasarkan kondisi musim yang terjadi di daerah tsb,
terdapat aturan tentang menyimpan barang ataupun peralatan, memanfaatkan air untuk
kegiatan perkebunan, rumah tradisional, makanan tradisional (Supsiloani, 2013).
10
Ada empat dimensi kearifan lokal yaitu (Njatrijani, 2018): 1). Pengetahuan lokal
dimana masyarakat memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
dimana mereka berada, hal ini dikarenakan masyarakat telah memiliki wawasan lokal
dalam memahami gejala alam serta perubahan iklim yang terjadi., 2). Nilai lokal yang
menjadi norma yang menjadi nilai lokal yang mengatur perbuatan individu agar dapat
disepakati dan ditegakkan bersama oleh anggota kelompok masyarakat dimana nilai lokal
tersebut akan mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman. 3).
Keterampilan lokal yang menunjukkan kemampuan individu untuk bisa bertahan hidup
dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari serta menjaga stabilitas ekonomi keluarga,
misalnya strategi yang digunakan dalam menangkap ikan, berburu, bertani, bercocok
tanam, dll. 4). Sumber daya lokal menjadi potensi alam yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat dengan bijak, tidak ekploitasi maupun dikomersilkan tanpa mengindahkan
nilai-nilai leluhur yang harus dijaga, sehingga masyarakat dituntut untuk menjaga
keseimbangan alam agar tetap lestari dan tidak merugikan dampak negatif di masa
mendatang.
2.4. Tema “Yuk Makan Talas Beneng”
Pada mata kuliah IPA 2, mahasiswa Pendidikan IPA dibekali pengetahuan bahwa
pembelajaran IPA di SMP diimplementasikan secara terpadu yang diawali dengan
penentuan tema terlebih dahulu karena dapat mempermudah mahasiswa untuk memahami
konsep ipa secara terpadu dengan mengintegrasikan beberapa bidang kajian IPA
didalamnya. Selain itu dapat menumbuhkan sikap disiplin, mandiri, bertanggung jawab
serta mampu berkolaborasi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan (Trianto, 2011).
Tema dipilih berdasarkan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang terdapat pada silabus
kurikulum IPA SMP/MTs sehingga keterpaduannya tidak terlalu mendalam dan luas
karena disesuaikan juga dengan perkembangan kognitif siswa agar materi yang diberikan
dapat dicerna dengan baik.
Tema yang diambil dalam penelitian adalah yuk makan talas beneng. Pemilihan
tema tersebut dikarenakan ada beberapa bidang kajian IPA yang dapat dipadukan seperti
Biologi, Kimia dan Lingkungan. Kemudian tema yang diangkat juga sangat kontekstual
terutama untuk masyarakat di wilayah Banten karena talas beneng sendiri merupakan salah
satu tanaman pangan lokal yang banyak ditemukan di hutan sekitar Gunung karang di
Kabupaten Pandeglang dengan ukuran talas yang besar dan berwarna kuning. Tanaman ini
banyak dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai bahan baku dalam membuat makanan
11
lokal banten seperti bolu, keripik, kolak, dodol, cheese stick bahkan dapat dijadikan sebagai
tepung terigu.
Model keterpaduan yang digunakan adalah webbed dengan menggunakan
pendekatan tematik agar konsep yang diajarkan dapat dipahami secara utuh dan dekat
dengan kehidupan sehari-hari. Ada beberapa tema yang digunakan dalam tema “yuk makan
talas beneng” yaitu KD 3.3. Kelas VII (kimia)., KD 3.2 Kelas VII dan KD 3.5 Kelas VIII
(Biologi) serta KD. 3.9. Kelas IX (IPBA). Berikut dibawah ini gambar model keterpaduan
webbed:
KIMIA BIOLOGI
•Zat makanan
• Sistem pencernaan makanan pada
Senyawa yang terkandung dalam talas manusia
beneng •Dampak konsumsi makanan
berbahan dasar talas beneng
IPBA
BIOLOGI
• Tanah Berpasir
Klasifikasi Tumbuhan
• Ph tanah
Talas beneng telah menjadi keanekaragaman hayati yang tumbuh secara liar
khususnya di daerah Banten yang dijadikan sebagai pangan lokal karena memiliki
kandungan karbohidrat serta protein yang baik bagi tubuh manusia serta memiliki warna
yang mencolok sehingga menarik perhatian masyarakat untuk mengonsumsinya (BPTP
Provinsi Banten, 2012). Talas dapat hidup pada berbagai jenis tanah seperti tanah sawah,
berpasir hingga tanah yang subur. Talas juga dapat tumbuh pada kondisi lembab, kering,
basah dan hidup diwilayah tropis seperti Indonesia. Suhu optimal untuk pertumbuhan talas
berkisar dari 210C- 270C. Talas beneng memiliki Ph 5.5 sampai 6.5 karena pada dejarat
keasaman tersebut talas beneng mampu tumbuh optimum. Talas memiliki zat gizi yang
baik bagi tubuh manusia yang terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak, mineral dan
vitamin dan dapat juga dijadikan sebagai bahan untuk membuat obat-obatan.
12
Talas dikelompokkan ke dalam tanaman berbiji tertutup (Angiospermae) yang
memiliki satu kotiledon (Monocotyledonae) yang tergolong genus Xanthosoma. Komponen
terbesar dari talas adalah karbohidrat dengan jenis pati yang terdiri dari dari 17-28%
amilosa dan sisanya adalah amilopektin. Dengan adanya zat pati dalam talas menyebabkan
mudah dicerna oleh tubuh sehingga cocok dikonsumsi oleh bayi maupun penyembuhan
setelah sakit. Talas juga mengandung senyawa kimia seperti asam organik (asam oksalat),
saponin, essensial oil, resin, gula, alkaloid dan glikosida. Talas beneng tumbuh terpendam
didalam tanah dan sebagian muncul di atas permukaan (Yuliani, 2013). Setiap makanan
yang masuk ke dalam tubuh termasuk makanan lokal tradisional dengan bahan baku talas
beneng akan dicerna melalui saluran pencernaan mulai dari mulut sampe ke anus.
BAB 3
METODE PENELITIAN DAN ROAD MAP PENELITIAN
14
learning diikuti dengan penyusunan kriteria yang menjadi dasar dalam membuat
prototipe.
d. Validasi Desain
Tahap validasi desain dilakukan untuk mereview, menilai desain produk yang
telah dikembangkan dengan melihat kesesuaian prototipe yang dihasilkan dengan
aspek-aspek penilaian seperti aspek konstruksi, materi dan Bahasa. Sehingga
peneliti dapat mengetahui tingkat validasi dari produk tersebut. Melalui validasi
desain juga peneliti dapat memperoleh informasi mengenai kelemahan maupun
kelebihan dari instrument soal yang dikembangkan.
e. Revisi desain
Pada tahap ini dilakukan revisi desain produk berdasarkan masukan atau komentar
maupun kritik dari validator ahli dengan tujuan untuk memperbaiki kelemahan
dari desain yang dibuat. Revisi akan selesai dilakukan setelah produk yang
dikembangkan dinyatakan valid agar dapat digunakan dalam kegiatan penilaian
hasil belajar.
f. Uji coba produk
Produk yang telah diperbaiki dan sudah dinyatakan valid dapat langsung
diujicobakan. Pada tahap awal uji coba dilakukan simulasi penggunaan media
plickers tersebut selanjutnya dapat diujicobakan kepada mahasiswa semester 1V
yang mengampu mata kuliah IPA 2 dengan jumlah terbatas. Uji coba dilakukan
untuk memperoleh data mengenai apakah instrument soal yang dikembangkan
lebih efektif atau tidak untuk diimplementasikan dalam pembelajaran
dibandingkan dengan instrument sebelumnya.
3.5. Tahap Pengumpulan dan Analisis Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh data
penelitian. Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, angket.
Berikut dibawah ini merupakan penjelasan dari setiap teknik yang digunakan:
a. Observasi
Observasi digunakan untuk memperoleh data penelitian terkait potensi dan
masalah sehingga peneliti dapat mengetahui kelemahan dari proses pembelajaran,
outcome yang dicapai dari mata kuliah IPA 2 serta instrument penilaian yang selama
digunakan oleh dosen, sehingga data tersebut nantinya dapat memudahkan peneliti
15
dalam menentukan objek yang akan diteliti. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan
cara deskriptif kualitatif.
b. Angket
Angket merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang berisi daftar
pertanyaan yang diajukan kepada responden. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
angket validasi ahli seperti ahli materi, konstruksi dan bahasa untuk memperoleh data
terkait tingkat validasi dari produk yang dikembangkan. Melalui angket validasi ahli,
validator difasilitasi oleh peneliti untuk memberikan komentar atau kritik sebagai
masukan untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan revisi produk.
Kemudian terdapat pula angket respon mahasiswa yang menjadi subjek penelitian agar
memudahkan peneliti dalam mengambil informasi terkait kepraktisan dari instrument
penilaian tersebut. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup yang memuat
skor penilaian dengan menggunakan skala likert. Berikut dibawah ini teknik analisis
data yang digunakan:
1. Analisis data angket validasi
Untuk melakukan analisis data angket validasi ahli, peneliti harus merekapitulasi
hasil penilaian dari seluruh validator ahli kemudian dicari rerata dari hasil penilaian
validator untuk setiap aspek (materi, konstruksi dan bahasa) lalu ditentukan kategori
dari aspek penilaian tersebut. Berikut dibawah ini merupakan kriteria tingkat validitas
dari instrument soal yang dikembangkan.
Tabel 3.1. Kriteria Tingkat Validitas
Rentang Kriteria
4,5<skor≤5 Sangat valid
3,5<skor≤4,5 Valid
2,5<skor≤3,5 Cukup
Skor ≤2,5 Tidak valid
(Fitriya et al, 2013).
2. Analisis data angket respon mahasiswa
Angket respon mahasiswa digunakan untuk memperoleh informasi mengenai
kepraktisan dari produk yang dikembangkan dan diujicobakan. Produk berupa
perangkat penilaian dalam bentuk soal literasi sains dinyatakan efektif, jika skor rata-
rata yang diperoleh berada pada kriteria baik.
16
Tabel 3.2. Kriteria Tingkat Kepraktisan Instrument Penilaian
Rentang Kriteria
3,4 - 4 Sangat efektif
2,6 – 3,3 Efektif
1,7 – 2,5 Kurang efektif
1 – 1,6 Tidak efektif
(Buditjahjanto et al, 2015).
Subjek :
3.5 Road Map Penelitian Seluruh Mahasiswa yang
pernah maupun sedang
mengampu Mata Kuliah
Subjek : IPA 2
Mahasiswa dalam Luaran :
kelompok besar -Instrumen penilaian
Luaran : literasi sains baik dalam
Revisi instrument bentuk tes dan non-tes
Subjek : non tes literasi -Data respon mahasiswa
Mahasiswa dalam sains
kelompok kecil Tahun 3 (2024) Instrument soal
Luaran : literasi sains
Revisi instrumen Tahun 2 (2023) berbasis plickers
tes literasi sains 1. Sosialisai instrument terintegrasi kearifan
1. Desain tes maupun non tes lokal pada tema
Tahun 1 (2022) instrument non berbasis literasi sains “yuk makan talas
tes literasi sains beneng”.
dalam bentuk
1. Desain instrument tes
kuisioner dan
literasi sains berbasis
penilaian unjuk
plickers terintegrasi
kerja
kearifan lokal
2. Uji validasi dan
Fenomena 2. Uji validasi ahli dan
efektifitas
Kajian Teori efektifitas dari
3. Uji coba
Potensi dan Masalah produk yang
kelompok besar
dikembangkan
4. Revisi hasil uji
3. Uji coba produk
coba
dalam kelompok
5.
kecil
4. Revisi hasil uji coba
Gambar 3.2. Road Map Penelitian
17
BAB IV
PEMBIAYAAN
18
Bantex Persiapan penelitian, proses penelitian 5 buah 25.000 125.000
dan laporan penelitian
Map plastik Persiapan penelitian, proses penelitian 20 buah 10.000 200.000
dan laporan penelitian
Pelubang Persiapan penelitian, proses penelitian 3 buah 45.000 135.000
kertas dan laporan penelitian
Cetak Pelaporan penelitian 5 buah 49.000 245.000
laporan
penelitian
Isi Stapler Proses Penelitian 11 buah 5.000 55.000
Fotocopy Memperbanyak dokumen untuk proses 1 paket 650.000 650.000
validasi
Publikasi Hasil Biaya publikasi hasil penelitian pada
Penelitian jurnal nasional terakreditasi 2 paket 1.500.000 3.000.000
Pejilidan hasil Biaya Pejilidan hasil penelitian 5 paket 75.000 375.000
penelitian
Sub Total 1 7.000.000
19
4.2. Jadwal Penelitian
Secara keseluruhan kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan dalam enam bulan.
Adapun jenis rencana kegiatan dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tahun 1
No. Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6
Mengumpulkan data untuk
1.
merancang soal
2. Menyusun kisi-kisi soal
Merancang dan mengembangkan
3.
soal
Validasi ahli produk (instrument
4.
soal)
5. Uji coba soal dalam skala kecil
6. Analisis hasil penelitian
7. Pembahasan hasil penelitian
8. Seminar Hasil Penelitian
9. Laporan Akhir Penelitian
10. Publikasi Hasil Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Aminah, N.S., Pratiwi, S.N & Cari, C. 2019. “Pembelajaran IPA Abad 21 dengan Literasi
Sains Siswa”. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika, Vol. 9, No.1, 34-42.
Kent, D. 2019. “Plickers And Pedagogical Practicality Of Test Formative Assessment”.
Journal of Teaching English With Technology, Vol.19, No.3, 90-104.
Linuwih, S., Mardhiyyah, L.A & Rusilowati, A. 2016. “Pengembangan Instrument Asesmen
Literasi Sains Tema Energi”. Journal of Primary Education, Vol.5, No.2, 147-154.
Mumaiyizah, 2016. Pengembangan Bahan Ajar Fisika (Listrik Statis, Sumber Arus Listrik,
Energi dan Daya Listrik) Kelas IX SMP/MTs Berbasis Kearifan Lokal. Diambil
Pada Tanggal 17 Oktober 2021, dari http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/5916/.
Pratama, K. R. 2019. “Persepsi Siswa Terhadap Penggunaan Plickers dalam Penilaian Hasil
Belajar Kimia di Era Digital”. Pedagogia Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol.17, No.3.
R, Jinu, S., & Beegum, S. 2019. “ Plickers: A Tool For Language Assessment In The
Digital Age”. International Journal Of Recent Technology And Engineering
(IJRTE)”, Vol. 8, No. 2, 166-171.
Rusilowati, A., Kurniawati, L., Nugroho, S. E., & Widiyatmoko, A. (2016). “Developing
an Instrument of Scientific Literacy Assessment on the Cycle Theme”. International
Journal of Environmental and Science Education, Vol.11, No.12, 5718-5727.
20
Lampiran 1. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
No Nama/NIDN Instansi Asal Bidang Ilmu Alokasi Uraian Tugas
Waktu
(jam/minggu)
1 Annisa Novianti Universitas Strategi 10 • Observasi
Taufik,M.Pd/0015119 Sultan Pembelajaran penilaian
204 Ageng IPA pembelajaran
Tirtayasa yang selama ini
diterapkan
dalam mata
kuliah IPA 2
• Melakukan
perbandingan
antara teknik
penilaian pada
mata kuliah
IPA 2 yang saat
ini diterapkan
dengan yang
sebelumnya
• Testing
software
plickers sebagai
platform untuk
memudahkan
peneliti dalam
Menyusun
instrument soal
literasi sains
• Evaluasi
software
plickers
• Studi literatur
literasi sains
• Publikasi pada
junal
internasional.
• Menyusun
angket validasi
ahli
2 Liska Berlian, M. Si./ Universitas Bioteknologi 10 • Analisis data
0215088401 Sultan • Sosialisasi
Ageng instrument soal
Tirtayasa literasi sains
berbasis
plickers
• Studi literatur
kearifan lokal
banten
21
• Studi literatur
software
plickers
• Studi literatur
tema “yuk
makan talas
beneng
3 Ashri Fathia Universitas Mahasiswa 3 • Mengolah data
Sultan Pendidikan (hasil tes
Ageng IPA mahasiswa)
Tirtayasa • Membuat daftar
pernyataan
positif dan
negatif pada
angket respon
mahasiswa
4 Eiftien Yuliar Rasyidin Universitas Mahasiswa 3 • Membuat kisi-
Sultan Pendidikan kisi soal literasi
Ageng IPA sains
Tirtayasa terintegrasi
kearifan lokal
• Mengolah data
angket
Ketua Peneliti
1 Nama Lengkap Annisa Novianti Taufik, M.Pd.
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4 NIK 3602015511920005
5 NIDN 0015119204
6 Tempat dan Tanggal Lahir Lebak, 15 11 1992
7 E-mail annisa@untirta.ac.id
8 Scopus ID 57205119613
9 Sinta ID 6743199
10 Nomor Telepon/HP 087771955159
11 Alamat Kantor Komplek Pemda Penancangan Blok D4 No.7,
Serang, Banten
12 Nomor Telepon 0252-508135
13 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= 5 Orang
14 Mata Kuliah Yang Diampu 1. Struktur Fungsi Hewan dan Tumbuhan
2. Biologi Umum
3. Sel dan Genetika
4. IPA terpadu 2
5. Evaluasi Hasil Pembelajaran IPA
22
6. Keanekaragaman Hewan
7. Pengembangan Media dan Sumber Belajar
IPA
8. Strategi Pembelajaran IPA
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
Nama Perguruan Universitas Sultan Ageng Universitas Pendidikan
Tinggi Tirtayasa Indonesia
Bidang Ilmu Pendidikan Biologi Pendidikan IPA
Tahun Masuk-Lulus 2010-2015 2016-2018
23
2 2020 Implementasi E- Fakultas 20.000.000,00
Learning dalam
Membangun
Keterampilan
abad 21 Calon
Guru IPA
24
3 Pengembangan Instrumen Journal of Science Education 2021
Performance Assessment
Praktikum untuk Mengukur
Keterampilan Proses
Sains (KPS) Siswa SMP Kelas
VIII pada Tema Makananku
Kesehatanku
4 Analysis of The Suitability of Jurnal Pembelajaran Sains 2021
Science Textbooks SMP Gaade
VII (Polluted Water Theme) With
Indicators Of Critical Thinking
Ability
A. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
Nama Perguruan Universitas Institut Teknologi
Tinggi Bengkulu Bandung
Bidang Ilmu Biologi Bioteknologi
Tahun masuk-lulus 2002-2006 2010-2012
26
Judul Skripsi/Tesis Produksi dan Daya Ekspresi Gen palI
Tetas Kokon Cacing Rekombinan dari Bakteri
Tanah Lumbricus Klebsiellaoxytoca dan
rubellus L. dengan Klebsiella pneumoniae
Menggunakan untuk
Beberapa Macam Produksi Gula
Media Pemeliharaan Palatinosa
yang Berbeda
Nama Pembimbing Dra. Darmi, M.S Dr. Sony Suhandono
Drs. Rizwar, M.S.
27
4 2018 Pengaruh Model Mandiri
Pembelajaran POE
terhadap
Kemampuan
Berpikir Kreatif
Peserta Didik pada
Tema Air dalam
Kehidupan
5 2018 Implementasi Mandiri
Problem Based
Learning dalam
Membangun
Kemampuan
Komunikasi
Mahasiswa Calon
Guru Kimia pada
Konsep
Komunikasi Sel
6 2017 Pengembangan Fakultas 15.000.000,00
Bahan Ajar IPA
Terpadu yang
Berorientasi
Literasi Sains
Berbasis Kearifan
Lokal Suku Baduy
pada Tema
Pelestarian
Lingkungan
28
C. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
29
2 Pengembangan Soal Uraian PENDIPA Journal of Science Volume 6,
Berbasis Indikator Kemampuan Education Nomor 1, 2021
Berpikir Tingkat Tinggi pada
Konsep Sistem Pencernaan pada
Manusia untuk Siswa Kelas VIII
SMP/MTs
30
11 Aplikasi Bioteknologi Prosiding Seminar Nasional 2015
dalam Penapisan Bakteri IPA VI
Penghasil Gen palI dari
Buah Asli Indonesia dan
Ekspresinya pada
Bakteri
E. Coli Rekombinan
Sebagai Upaya
PencarianAlternatif
Gula Sehat Generasi
Baru.
12 Cloning and Jurnalinternasional AIP 2014
construction of Conference Proceedings
recombinant palI gene
from Klebsiella oxytoca
on pET-32b into E. coli
BL21 (DE3) pLysS for
production of
isomaltulose, a new
generation of sugar.
E. Hak Cipta
No Judul Karya Jenis Karya Tahun
1 Instrumen Tes Kognitif dengan Buku September
Tema Pandemi Corona 2021
31
5 Panduan Pengelolaan Sampah Buku November
Organik Menjadi Kompos 2020
yang terdaftar ciptaannya di
Kemenkumham pada tanggal
26 November 2020.
F. Buku Ajar
No Judul Karya Jenis Karya Penerbit ISBN Tahun
1 Sebuah Kajian Literasi Sains Buku Ajar UNTIRTA 978-602-5587- 2018
Masyarakat Suku Baduy Press 08-5
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan seperlunya.
32
Anggota Peneliti 2
A. IDENTITAS DIRI
1. Nama Lengkap (dengan gelar) Ashri Fathia
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. NIM 2281190036
4. Tempat dan Tanggal Lahir Bogor, 02 Juni 2001
5. E-mail ashrifathia19@gmail.com
6. Nomor telepon/HP 089524681187
A. RIWAYAT PENDIDIKAN
TK/RA RA Mathlaul Huda Parung Panjang
SD SDN Lumpang 01
SMP SMPN 1 Parung Panjang
SMA SMAN 28 Kabupaten Tangerang
Perguruan Tinggi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Anggota Peneliti
Ashri Fathia
NIM. 2281190036
33
Anggota Peneliti 3
A. IDENTITAS DIRI
1. Nama Lengkap (dengan gelar) Eiftien Yuliar Rasyidin
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. NIM 2281190029
4. Tempat dan Tanggal Lahir Brebes, 12 Januari 2001
5. E-mail eftin.eyr@gmail.com
6. Nomor telepon/HP 085930239310
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
SD SDN Kamal 03 Jakarta Barat
SMP SMPN 190 Jakarta Barat
SMA SMAN 95 Jakarta Barat
Perguruan Tinggi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Anggota Peneliti
NIM 2281190029
34