(Filsafat Ilmu)
Aji Solehudin 1907274
Reski Ivon Friska 1907579
Enur Fitriani Dewi Sobari 1907409
01 Generalisasi
Pendahuluan
02 Penalaran deduktif
03 Penalaran induktif
Dalam segi kuantitas yang menjadi dasar penyimpulan, generalisasi ada dua yaitu:
.
Generalisasi sempurna
1
Modern PowerPoint Presentation
4
Jika kita berbicara tentang generalisasi, yang dimaksud adalah generalisasi tidak
sempurna. Karena populernya generalisasi ini oleh para ahli logika disebut sebagai induksi
tidak sempurna untuk menyebut bahwa tehnik ini paling banyak digunakan dalam penyusunan
pengetahuan.
Generalisasi tidak pernah
sampai kepada kebenaran
pasti, tetapi kebenaran
kemungkinan besar
(probability.)
Kesimpulan didapat dengan mengikuti premis-premis. Jika “semua A ialah B” (premis mayor), dan
2 “semua B adalah C” (premis minor), maka semua “C ialah A (kesimpulan) (Silogisme).
Penalaran deduktif bergerak dari pernyataan dasar yang umum ke kesimpulan yang khusus.
3 Kesimpulan dari deduksi bersifat pasti, tidak melibatkan peluang dan ketidakpastian.
Misalnya:
PU (Premis Umum) : semua anjing adalah mamalia
PK (Premis Khusus) : Regina adalah seekor anjing,
Kesimpulan : Regina adalah mamalia
Namun terdapat kelemahan dari penalaran deduktif, contohnya
penerapan hukum pertama Newton pada pergerakan Bumi.
dengan kata lain penalaran induktif adalah logika berfikir yang bergerak dari hal-hal
2 yang khusus kemudian menggeneralisasikannya menjadi hal-hal yang umum.
• Misalnya, kita bisa menyimpulkan bahwa semua burung gagak berwarna hitam berdasarkan
kenyataan bahwa terdapat 500 gagak berwarna hitam dan dari fakta bahwa tidak ada gagak yang
tidak hitam ditemukan
• Banyak ilmuwan dan filsuf berpendapat bahwa penalaran induktif tidak hanya
digunakan oleh para ilmuwan untuk membenarkan teori, tapi bisa kita rasakan
langsung dalam kehidupan sehari-hari. .
Problema Induksi; kritik Hume
Pada abad kedelapan belas, Hume menyoroti
sebuah teka-teki penting tentang penalaran induktif.
Misalnya, sampai abad ketujuh belas orang Australia berpikir bahwa semua
manusia berkulit hitam. Ada laporan yang menyatakan betapa
tercengangnya mereka ketika melihat manusia berkulit putih untuk
pertama kalinya.
Dari premis bahwa sejumlah besar manusia yang telah mereka lihat
berkulit hitam, mereka menyimpulkan bahwa semua manusia berkulit
hitam. Namun, generalisasi bahwa semua manusia berkulit hitam adalah
salah.
Ciri kedua yaitu penalaran induktif tidak dapat menjamin
kemungkinan kebenaran suatu kesimpulan.
Contohnya,
Asumsikan, misalnya Ririn adalah orang aborigin Australia yang
hidup di awal abad ketujuh belas. Setiap manusia yang Ririn dan
nenek moyangnya pernah baik di daerah Australia bersalju maupun di
gurun yang panas semuanya berkulit hitam. Jadi Ririn berkesimpulan
bahwa semua orang di dunia berkulit hitam, namun hal ini tidak benar
karena orang-orang yang pernah Ririn temui terbatas pada daerah
tertentu dan tidak respresentatif.
Teka-teki Hume telah diperdebatkan oleh beberapa filsuf untuk menyikapi
sebuah masalah serius pada pengetahuan ilmiah/sains diantaranya: Karl
Popper berpendapat bahwa Hume menunjukkan penalaran induksi tidak dapat
digunakan untuk menunjukkan bahwa generalisasi ilmiah benar atau mungkin
benar. Generalisasi ilmiah adalah perkiraan yang bisa saja salah sewaktu-
waktu.