Anda di halaman 1dari 21

INDUKSI DAN PROBABILITAS

(Filsafat Ilmu)
Aji Solehudin 1907274
Reski Ivon Friska 1907579
Enur Fitriani Dewi Sobari 1907409
01 Generalisasi
Pendahuluan
02 Penalaran deduktif

03 Penalaran induktif

04 Problema Penalaran induksi


oleh Filsuf skotlandia David
Hume
05 Beberapa analisis solusi yang
ditawarkan untuk problem
penalaran induksi Hume
Generalisasi
Merupakan kesimpulan umum berdasarkan pengamatan terhadap keseluruhan (sensus) atau sebagian
gejala yang merupakan sampel dari keseluruhan.
Atau merupakan proses penalaran yang membentuk kesimpulan secara umum melalui suatu fakta,
kejadian atau fenomena.

Dalam segi kuantitas yang menjadi dasar penyimpulan, generalisasi ada dua yaitu:

.
Generalisasi sempurna
1
Modern PowerPoint Presentation

2 Generalisasi tidak sempurna

4
Jika kita berbicara tentang generalisasi, yang dimaksud adalah generalisasi tidak
sempurna. Karena populernya generalisasi ini oleh para ahli logika disebut sebagai induksi
tidak sempurna untuk menyebut bahwa tehnik ini paling banyak digunakan dalam penyusunan
pengetahuan.
Generalisasi tidak pernah
sampai kepada kebenaran
pasti, tetapi kebenaran
kemungkinan besar
(probability.)

Contoh : Pedagang Pasar Wage


A,B,C,D,E,F......,T jujur, itu tidak dapat
disimpulkan bahwa SEMUA pedagang
di Pasar Wage jujur, hanya
mempunyai kebenaran kemungkinan.
.
Banyak Teori Saintifik yang sudah
digeneralisasikan:
Hukum Pertama Teori
01 mekanika Newton
jika resultan gaya yang bekerja
pada benda nol maka benda
akan selamanya diam atau
bergerak lurus beraturan.

Generalisasi seperti ini Teori Penyebab Penyakit


02
memainkan peran penting Menular Oleh Pasteur
dalam sains, yang Semua penyakit menular
berusaha untuk disebabkan oleh mikroorganisme
menjelaskan dan
Benar atau tidaknya rumusan kesimpulan secara generalisasi, itu dapat dilihat dari hal-hal berikut.:

Data itu harus memadai jumlahnya..

Data itu harus mewakili


keseluruhan.

Pengecualian perlu diperhitungkan


karena data-data yang mempunyai
sifat khusus tidak dapat dijadikan
data.
Generalisasi ini telah dibenarkan dengan menggunakan
beberapa prosedur yang andal. Para filsuf terus mencoba
mencari hakikat dari prosedur tersebut, dengan harapan
prosedur ini dapat memperluas pengetahuan.

Terdapat dua jenis prosedur untuk memutuskan pernyataan


yaitu secara :

•Penalaran Deduktif dan


•Penalaran Induktif.
Penalaran

Penalaran adalah proses berfikir dalam menarik kesimpulan berupa


pengetahuan baru berdasarkan logika, dan bersifat analitik,

Penarikan kesimpulan tidak semata-mata didasarkan pada dugaan


melainkan harus dilengkapi dengan dukungan argumen yang benar dan
masuk akal.
Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif adalah Prosedur yang paling dapat diandalkan untuk


1 membenarkan pernyataan berdasarkan pernyataan lain yang benar .

Kesimpulan didapat dengan mengikuti premis-premis. Jika “semua A ialah B” (premis mayor), dan
2 “semua B adalah C” (premis minor), maka semua “C ialah A (kesimpulan) (Silogisme).

Penalaran deduktif bergerak dari pernyataan dasar yang umum ke kesimpulan yang khusus.
3 Kesimpulan dari deduksi bersifat pasti, tidak melibatkan peluang dan ketidakpastian.

Modern PowerPoint Presentation


Dalam kesimpulan deduktif, kita dapat menyimpulkan bahwa
pernyataan Q merupakan pernyataan benar berdasarkan
pernyataan P yang juga benar.

Misalnya:
PU (Premis Umum) : semua anjing adalah mamalia
PK (Premis Khusus) : Regina adalah seekor anjing,
Kesimpulan : Regina adalah mamalia
Namun terdapat kelemahan dari penalaran deduktif, contohnya
penerapan hukum pertama Newton pada pergerakan Bumi.

Namun terdapat kelemahan dari penalaran deduktif, contohnya


penerapan hukum pertama Newton pada pergerakan Bumi.

Lalu bagaimana para ilmuwan bisa membenarkan?

Newton dan beberapa sainstis lain memperkenalkan penalaran lainnya


yaitu penalaran induktif
Penalaran Induktif

Penalaran induktif adalah proses menyimpulkan kebenaran


1 pernyataan S berdasarkan fakta dari pernyataan R yang benar

dengan kata lain penalaran induktif adalah logika berfikir yang bergerak dari hal-hal
2 yang khusus kemudian menggeneralisasikannya menjadi hal-hal yang umum.

3 Kesimpulan tidak mesti mengikuti premis-premis


sebagaimana dalam penalaran deduktif.
Modern PowerPoint Presentation
Ada tiga ciri penting dari kesimpulan induktif:
(a)Tidak pernah terjadi bahwa S secara deduktif mengikuti
dari R -yaitu, tidak diperlukan prinsip bahwa jika R benar
maka S benar;
(b) S selalu berisi informasi yang tidak dimiliki oleh R; dan
(c)Pernyataan R mendukung pernyataan S
Penalaran Induktif
• Jenis penalaran induktif yang paling dasar adalah induksi enumeratif sederhana. di mana kita
menyimpulkan sebuah pernyataan tentang sifat-sifat yang sejenis dari beberapa hal

• Misalnya, kita bisa menyimpulkan bahwa semua burung gagak berwarna hitam berdasarkan
kenyataan bahwa terdapat 500 gagak berwarna hitam dan dari fakta bahwa tidak ada gagak yang
tidak hitam ditemukan

• Banyak ilmuwan dan filsuf berpendapat bahwa penalaran induktif tidak hanya

digunakan oleh para ilmuwan untuk membenarkan teori, tapi bisa kita rasakan
langsung dalam kehidupan sehari-hari. .
Problema Induksi; kritik Hume
Pada abad kedelapan belas, Hume menyoroti
sebuah teka-teki penting tentang penalaran induktif.

Hume mengkritik dengan cara berikut.


Premis-premis dalam penalaran induktif tidak dapat
menjamin sebuah kesimpulan itu benar, ataupun
kebenaran dari kesimpulan itu sendiri.

Jika penalaran induktif tidak bisa menjamin


kebenaran dari sebuah kesimpulan atau bahkan
kemungkinannya, maka sama saja dengan tidak
bisa membenarkan sebuah kesimpulan.
Problema Induksi; kritik Hume
Ciri Pertama, Penalaran induktif selalu memungkinkan untuk premis nya
benar tetapi kesimpulannya salah.

Misalnya, sampai abad ketujuh belas orang Australia berpikir bahwa semua
manusia berkulit hitam. Ada laporan yang menyatakan betapa
tercengangnya mereka ketika melihat manusia berkulit putih untuk
pertama kalinya.

Dari premis bahwa sejumlah besar manusia yang telah mereka lihat
berkulit hitam, mereka menyimpulkan bahwa semua manusia berkulit
hitam. Namun, generalisasi bahwa semua manusia berkulit hitam adalah
salah.
Ciri kedua yaitu penalaran induktif tidak dapat menjamin
kemungkinan kebenaran suatu kesimpulan.

Contohnya,
Asumsikan, misalnya Ririn adalah orang aborigin Australia yang
hidup di awal abad ketujuh belas. Setiap manusia yang Ririn dan
nenek moyangnya pernah baik di daerah Australia bersalju maupun di
gurun yang panas semuanya berkulit hitam. Jadi Ririn berkesimpulan
bahwa semua orang di dunia berkulit hitam, namun hal ini tidak benar
karena orang-orang yang pernah Ririn temui terbatas pada daerah
tertentu dan tidak respresentatif.
Teka-teki Hume telah diperdebatkan oleh beberapa filsuf untuk menyikapi
sebuah masalah serius pada pengetahuan ilmiah/sains diantaranya: Karl
Popper berpendapat bahwa Hume menunjukkan penalaran induksi tidak dapat
digunakan untuk menunjukkan bahwa generalisasi ilmiah benar atau mungkin
benar. Generalisasi ilmiah adalah perkiraan yang bisa saja salah sewaktu-
waktu.

Upaya Popper untuk menyelesaikan teka-teki Hume dibahas pada bab


selanjutnya. Dalam bab ini, pembahasan kita terkait beberapa upaya lain untuk
menyelesaikan teka-teki dan implikasi dari teka-teki tersebut

1 Respon tidak rasional Hume;


2 mengajukan permohonan konfirmasi resmi; dan
3 menarik gagasan probabilitas
Respon Tidak Rasional Hume
• Tidak mungkin untuk menunjukkan kebenaran penalaran
induksi jika tidak menggunakan penalaran induksi itu sendiri.
•Penalaran induksi mungkin saja benar dalam ranah disposisi
(sikap atau keinginan) alami untuk menyempurnakan tahapan
sementara dari hal yang kita telah alami.
• Contohnya berdasarkan kebiasaan y muncul setelah x, namun
kita tertipu sehingga kita berpikir bahwa setelah x pasti y, namun
faktanya tidak seperti itu.
• Dia menghargai pihak yang percaya pada keberhasilan
penalaran induksi, dan mendebat para filsuf yang menyatakan
bahwa premis dan kelogisan dari pendapat filsuf lebih dapat
dipercaya dibandingkan dengan akal sehat.
• Hume berpendapat bahwa bukan penalaran induksi yang
menyebabkan keraguan (teka-teki Hume) melainkan pendapat
para filsuflah yang menyebabkan teka-teki tersebut.
Kesimpulan
• Meskipun Hume gagal memecahkan teka-teki yang
disampaikannya sendiri. Tampaknya tidak ada satupun percaya
bahwa keragu-raguan akan penalaran induksi ini masuk akal.
• Saat kita berpikir bahwa kesimpulan berdasarkan pendapat
filsuf sama kuatnya dengan kesimpulan berdasarkan
pengalaman, ini merupakan pemikiran yang salah
• ketika kita mengasumsikan teori ilmiah merupakan hal masuk
akal yang didukung oleh penalaran induksi, kita bergantung
pada klaim saintis terkenal.

Anda mungkin juga menyukai