Anda di halaman 1dari 3

INDUCTION AND PROBABILITY

 Generalisasi adalah suatu kesimpulan berdasarkan pengamatan terhadap keseluruhan


atau sebagai gejala yang merupakan sempel dari kesesuaian, atau merupakan sebuah
proses penalaran yang membentuk kesimpulan secara umum melalui suatu fakta atau
fenomena.

 Kriteria generalisasi yaitu :


1) Generalisasi sempurna : pengambilan kesimpulan di mana seluruh fenomena yang
menjadi dasar penyimpulan diselidiki
2) Generalisasi tidak sempurna : kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang
diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki

 Contoh teori sains yang digeneralisasikan :


1) Hukum I Newton : “semua benda yang tidak dikenai gaya akan terus diam dan semua
benda yang bergerak akan terus bergerak atau gerak lurus beraturan”.
2) Teori Pasteur tentang kuman : “semua penyakit menular disebabkan oleh mikro-
organisme”.

 Generalisasi telah dibenarkan dengan menggunakan beberapa prosedur yang terpercaya,


yaitu :
1) Penalaran deduktif : prosedur yang paling dapat diandalkan untuk membenarkan
pernyataan berdasarkan pernyataan lain yang benar.
Kesimpulan didapat dengan mengikuti premis-premis. Jika " semua a ialah b “
( premis mayor), dan semua b adalah c (premis minor), maka semua c ialah a
(kesimpulan).
Terdapat kelemahan dari penalaran deduktif. Contohnya penerapan hukum pertama
newton pada gerak bumi.
2) Penalaran induktif : Proses menyimpulakn kebenaran pernyataan S berdasarkan
fakta dari pernyataan R yang benar.
Kesimpulan tidak mesti mengikuti premis-premis sebagaimana dalam penalaran
deduktif.

 Problema induksi kritik Davis Hume : Pada abad kedelapan belas, Hume menyoroti
sebuah teka-teki penting tentang penalaran induktif. Hume mengkritik dengan cara
berikut. Premis-premis dalam penalaran induktif tidak dapat menjamin sebuah
kesimpulan itu benar, ataupun kebenaran dari kesimpulan itu sendiri. “Jika penalaran
induktif tidak bisa menjamin kebenaran dari sebuah kesimpulan atau bahkan
kemungkinannya, maka sama saja dengan tidak bisa membenarkan sebuah kesimpulan”.
1) Ciri Pertama, penalaran induktif selalu memungkinkan untuk premis nya benar tetapi
kesimpulannya salah.
Contoh : sampai abad ketujuh belas orang Australia berpikir bahwa semua manusia
berkulit hitam. Ada laporan yang menyatakan betapa tercengangnya mereka ketika
melihat manusia berkulit putih untuk pertama kalinya.
2) Ciri kedua yaitu penalaran induktif tidak dapat menjamin kemungkinan
kebenaran suatu kesimpulan.
Contoh : asumsikan misalnya Ririn adalah orang Aborigin Australia yang hidup di
awal abad ke tujuh belas. Setiap manusia yang Ririn dan nenek moyangnya pernah
temui di daerah Australia bersalju maupun di gurun yang panas semuanya berkulit
hitam. Jadi Ririn berkesimpulan bahwa semua orang di dunia berkulit hitam, namun
hal ini tidak benar karena orang-orang yang pernah Ririn temui terbatas pada daerah
tertentu dan tidak representatif.
 Teka-teki Hume tidak dianggap serius oleh filsuf abad ke 18 dan 19. Teka-teki
hume tampak hanya menarik filsuf skeptic yang tidak masuk akal. Tetapi ketika
teka-teki hume menjadi semakin jelas bahwa mekanika newton salah, teka-teki
hume dianggap dengan lebih serius.

 Karl Popper berpendapat “Bahwa David Hume menunjukan induksi tidak dapat
digunakan untuk menunjukan bahwa generalisasi ilmiah itu benar atau mungkin benar”

 Upaya Karl Popper menangani teka-teki Hume :


1) Tanggapan arasionalis Hume
 Tidak mungkin bagi kita untuk bertahan hidup jika tidak mengasumsikan bahwa
induksi benar-benar meyakinkan. Penalaran induksi mungkin saja benar dalam
ranah disposisi (sikap atau keinginan) alami untuk menyempurnakan tahapan
sementara dari hal yang kita telah alami.
 Contoh : Berdasarkan kebiasaan y yang muncul setelah x, namun kita tertipu
sehingga kita berpikir bahwa setelah x pasti y, namun faktanya tidak seperti itu.
2) Mengajukan permohonan konfirmasi formal
 Konfirmasi berasal dari bahasa Inggris “confirmation” yang berarti penegasan,
pengesahan.
 Konfirmasi adalah cara untuk membenarkan pernyataan secara objektif, kita
seharusnya tidak dapat mengkonfirmasi pernyataan yang sangat berbeda satu
sama lain meskipun dengan menggunakan pengamatan yang sama.
 Teori Carl Hempel: “Beberapa penalaran induktif akan dibenarkan jika dia bisa
menunjukkan konfirmasi (penegasaan) yang dapat dijelaskan secara formal
(secara nyata). Hempel berpikir bahwa setiap premis yang dibuat dengan tidak
memperlihatkan konten yang spesifik maka itu dapat dijadikan kesimpulan
pernyataan yang lain.
 Teori Nelson Goodman : “Konfirmasi adalah hubungan antara bukti dan
hipotesis, definisi kita tentang hubungan itu dapat secara sah menggunakan
pengetahuan lain yang relevan”. Misalnya, menggunakan pengetahuan tentang
hasil prediksi masa lalu yang mengandung keterangan/penjelasan yang telah
lama digunakan dan tidak terbantahkan. Misal mengenai zamrud yang berwarna
hijau (lama) dan abu abu (baru).
 Teori Hilary Kornblith : “Sebuah pernyataan dapat mengkonfirmasi pernyataan
lain atau tidak tergantung pada apakah istilah subjek dari pernyataan tersebut
mengacu pada jenis yang alami”. Hal-hal dalam jenis alami memiliki struktur
dasar yang sama yang menyebabkan mereka memiliki sejumlah besar sifat
umum dari jenis tertentu. Misalnya pada jenis daun tanaman yang mempunyai
klorofil namun mempunyai bentuk yang berbeda - beda.

3) Menarik gagasan probabilitas yang masuk akal secara intuitif


 Teori Phlogiston : Pada abad kedelapan belas banyak ahli kimia percaya bahwa
pembakaran sehari-hari adalah penghilangan zat yang mereka sebut phlogiston.
Mereka mengemukakan sejumlah alasan untuk mempercayai teori flogiston,
yaitu: a) Ternyata setelah pembakaran seperti itu suatu zat menjadi lebih kecil; b)
Logam memiliki lebih banyak kesamaan satu sama lain seperti logam mengkilap,
mudah dibentuk, dan lain lain. Karena teori phlogiston telah dibangun untuk
menjelaskan ini dan fenomena lainnya, dapat dikatakan bahwa teori ini dibangun
dengan menggunakan pengamatan.
 Inferensi Induksi : membuat kesimpulan sementara dari pengamatan
(observasi). Penarikan kesimpulan (inferensi) dari premis terhadap konklusinya
bisa benar tetapi juga bisa salah, karena premisnya masih “mungkin”. Inferensi
dari premis menuju konklusi yang hanya berdasarkan atas kemungkinan saja
dinamakan inferensi induksi.
o Metode Induksi (Aliran Empirisme)
Kata Empirisme berasal dari kata Yunani Empirikos, artinya pengalaman.
Manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya,
pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman inderawi.
Indera menghubungkan manusia dengan hal-hal kongkrit material. Hal ini
dapat dilihat bila kita memperhatikan pertanyaan seperti : “Bagaimana orang
mengetahui es itu dingin ?” Seorang Empiris akan mengatakan, “karena saya
merasakannya dan seorang ilmuwan juga merasakan seperti itu”.

Anda mungkin juga menyukai