Problema induksi kritik Davis Hume : Pada abad kedelapan belas, Hume menyoroti
sebuah teka-teki penting tentang penalaran induktif. Hume mengkritik dengan cara
berikut. Premis-premis dalam penalaran induktif tidak dapat menjamin sebuah
kesimpulan itu benar, ataupun kebenaran dari kesimpulan itu sendiri. “Jika penalaran
induktif tidak bisa menjamin kebenaran dari sebuah kesimpulan atau bahkan
kemungkinannya, maka sama saja dengan tidak bisa membenarkan sebuah kesimpulan”.
1) Ciri Pertama, penalaran induktif selalu memungkinkan untuk premis nya benar tetapi
kesimpulannya salah.
Contoh : sampai abad ketujuh belas orang Australia berpikir bahwa semua manusia
berkulit hitam. Ada laporan yang menyatakan betapa tercengangnya mereka ketika
melihat manusia berkulit putih untuk pertama kalinya.
2) Ciri kedua yaitu penalaran induktif tidak dapat menjamin kemungkinan
kebenaran suatu kesimpulan.
Contoh : asumsikan misalnya Ririn adalah orang Aborigin Australia yang hidup di
awal abad ke tujuh belas. Setiap manusia yang Ririn dan nenek moyangnya pernah
temui di daerah Australia bersalju maupun di gurun yang panas semuanya berkulit
hitam. Jadi Ririn berkesimpulan bahwa semua orang di dunia berkulit hitam, namun
hal ini tidak benar karena orang-orang yang pernah Ririn temui terbatas pada daerah
tertentu dan tidak representatif.
Teka-teki Hume tidak dianggap serius oleh filsuf abad ke 18 dan 19. Teka-teki
hume tampak hanya menarik filsuf skeptic yang tidak masuk akal. Tetapi ketika
teka-teki hume menjadi semakin jelas bahwa mekanika newton salah, teka-teki
hume dianggap dengan lebih serius.
Karl Popper berpendapat “Bahwa David Hume menunjukan induksi tidak dapat
digunakan untuk menunjukan bahwa generalisasi ilmiah itu benar atau mungkin benar”