I. Kesimpulan Induktif
Kesimpulan induktif: keteraturan masa lampau yang didalam pengalaman saya diambil untuk
membenarkan kepercayaan tentang sesuatu yang belum pernah saya alami. Perlu dicatat bahwa
pertimbangan semacam itu sering digunakan untuk mewakili pengetahuan kita yang sedikit
tentang masa depan, tetapi tidak dalam hal ini. Argumen Induktif berkenaan dengan masa depan,
masa sekarang dan masa lampau. Pertimbangkan argument-argumen berikut:
Prinsip Keseragaman adalah asumsi-asumsi yang digunakan untuk menganggap bahwa dunia ini
bertindak secara teratur dan berkelanjutan, dan bahwa pengalaman kita membantu memahami
alam dan keteraturannya.
Premise : Semua salju yang pernah saya lihat berwarna putih
Premise : Prinsip Keseragaman
Misalkan, dimana kita tidak memiliki pengalaman harus menyerupai mereka yang memiliki
pengalaman dan tentu saja alam selalu berlanjut secara sama
Kesimpulan : Semua salju yang ada sekarang berwarna putih
Dengan penyertaan premis ini, pertimbangan tersebut adalah valid secara deduktif. Namun
apakah premis tambahan ini dibenarkan? Ada dua hal yang bisa dibenarkan dalam meyakini
prinsip keseragaman. Bisa jadi merupakan kebenaran apriori bisa juga anggapan empiris tentang
dunia, satu dari yang mana yang memiliki bukti posteriori.
Sangat penting untuk menyadari sifat dari anggapan Hume. Dia berpendapat bahwa semua
penarikan kesimpulan secara induktif adalah invalid: Kita tidak memiliki baik penarikan
kesimpulan secara apriori maupun empiris untuk menerima keyakinan berdasarkan kesimpulan
induktif. Kita tidak dibenarkan untuk meyakini bahwa matahari akan bersinar esok. Disini inti
persoalannya: Saya mungkin menganggap matahari akan terbit esok hari dimana teman saya
mungkin menganggap bahwa matahari akan bersinar sangat terik. Berdasarkan Hume,
keyakinan saya tidak bisa lebih dibenarkan daripada itu oleh teman saya.
Berdasarkan adat dan kebisaaan kita semua berpikir sepanjang garis induktif. Bagaimanapun
pemikiran seperti itu tidak dibenarkan, hal itu hanyalah hasil dari watak psikologis tertentu yang
dimiliki manusia. ( Hume, Abstract, in Hume 1978 : bukanlah, maka dari itu, alasan, yang mana
merupakan panduan hidup, tapi kebisaaan )
Binatang juga memiliki watak dan dipandu oleh kebisaaan dan mereka mengharapkan
keteraturan seperti yang telah mereka alami.
Kita berada dalam posisi yang analogis dengan watak ayam tersebut, kita mengharapkan
matahari akan bersinar esok sama seperti ayam mengharapkan akan diberi makan esok, namun
tidak ada pembenaran akan keyakinan tersebut. Sama seperti pendapat Hume tentang para
ilmuwan tidak mampu membenarkan keyakinannya bahwa gravitasi akan terus menjaga tubuh
kita berada pada orbit, yang mana ilmuwan telah mengobservasinya sebagai tindak lanjut
III.2 Probabilitas
Russel ( 1912 ) menerima bahwa induksi tidak memberikan kita keyakinan yang pasti
tentang hal-hal yang belum teramati, dia menganggap, bagaimanapun, bahwa terdapat
kemungkinan tinggi kesimpulan induktif kita adalah benar. Jika semua jamrud yang kita
uji sejauh ini berwarna hijau, maka ada kemungkinan yang cukup yang berikutnya juga
akan berwarna hijau. Dan kesimpulan yang memiliki kemungkinan besar akan menjadi
benar adalah satu yang bisa kita terima secara benar. Namun, pendekatan itu
mendapatkan masalah dimana kita tidak mengetahui apakah kita telah menguji sampel
yang mewakili jenis dari yang kita pertanyakan. Maka dari itu, kita tidak bisa
membenarkan dalam membuat kemungkinan probabilistic mengenai hal-hal yang belum
teramati.
X 1 2 4 6 10
Y 2 4 8 12 ?
Pertanyaan:
1. Dapatkah kita hidup secara skeptic induktif? Bagaimanakah hidup orang-orang yang
tidak menerima simpulan induktif?
Jawab:
Pada dasarnya kita bisa hidup secara skeptic induktif, dimana dalam kehidupan ini
umumnya manusia memiliki sifat ketidakpuasan terhadap sesuatu termasuk seperti selalu
penasaran mengenai masa depan sehingga manusia cenderung selalu mencoba mencari
jawaban akan apa yang akan terjadi di masa depan, karena masa lalu tidak mampu menjadi
dasar. Hal tersebutlah yang membuat manusia secara otomatis menjadi selalu waspada dan
siaga terhadap kemungkinan baik maupun buruk yang akan terjadi padanya di masa depan.
Setiap orang dalam hidupnya akan dipenuhi oleh dugaan-dugaan dan rasa keingintahuan
akan hal apa yang akan terjadi selanjutnya. apabila orang-orang tidak menerima simpulan
induktif dan rasa keingintahuan tersebut dapat ditindaklajuti dengan observasi, sehingga
manusia akan memiliki pikiran yang terbuka akan hal-hal yang baru.
2. Apakah saya dibenarkan untuk mempercayai bahwa semua jamrud berwarna hijau?
Jawab:
Kepercayaan saya mengenai semua jamrud berwarna hijau dapat dibenarkan menurut
kesimpulan induktif, kaum Koherentis dan Reliabilis. Hal tersebut karena sebelumnya saya
mencari tau informasi mengenai jamrud dan informasi-informasi yang saya dapatkan
menunjukkan bahwa semua jamrud berwarna hijau, dan informasi-informasi yang saya
Kesimpulan Induktif.
Hipotesis: Semua atlet sepeda gayung berbadan kurus
Kesimpulan: Semua atlet Tour de France berbadan kurus
Berdasarkan model ini tidak dapat dipastikan bahwa kesimpulannya pasti benar namun kita
bisa melihat bukti-bukti yang ada atau secara logika pun bahwa sebagai atlet sepeda tidaklah
mungkin berbadan gemuk atau tentu idealnya atlet sepeda berbadan kurus, karena intensitas
olahraga dan latihan otot dilakukan setiap hari, sehingga kesimpulan tersebut patut kita
yakini sebagai suatu kebenaran.
4. Apakah Teka-Teki Baru dari Induksi benar-benar bisa dikatakan baru? Apakah
berbeda dari Skeptisme terhadap Induksi milik Hume?
Jawab:
Adanya perdebatan mengenai banyaknya cara untuk menggambarkan keteraturan yang telah
diobservasi di dunia ini lah yang memunculkan statement bahwa teka-teki baru dari induksi.
Kita tidak dibenarkan untuk meyakini satu gambaran saja dibanding gambar yang lain. Teka-
teki baru dari induksi tidak sama dengan skeptisme induksi hume. Skeptisme terhadap
induksi milik Hume tidak mengakui adanya prinsip keteraturan sedangkan teka-teki baru
membenarkan untuk meyakini adanya prinsip keteraturan dimana dikatakan dunia ini
berjalan secara teratur dan diharapkan kita berpikiran terbuka untuk percaya deskripsi-
deskripsi akan hal-hal yang telah terobservasi.