PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan masalah yang telah diuraikan, permasalahan
dalam penelitian ini adalah:
Apakah dengan pemberian layanan penempatan dan penyaluran dapat
meningkatkan hubungan sosial siswa dikelas sehingga proses belajar mengajar
menjadi lebih efektif?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah:
1. Mengungkapkan penyebab tidak harmonisnya komunikasi hubungan sosial antar
siswa di kelas.
2. Mengungkapkan tingkat hubungan sosial siswa di kelas setelah diberikan layanan
penempatan dan penyaluran.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Siswa
Membangkitkan semangat, partisipasi dan peran siswa dalam belajar
Mengatasi permasalahan pribadi siswa dan teman dalam hubungan sosial
Meningkatkan harga diri siswa
Dapat meningkatkan keakraban antar siswa dalam hubungan sosial di kelas
2. Bagi Penulis
Meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi dalam pemberian layanan kepada
siswa dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling untuk masa yang akan datang.
Memberikan sumbangan penyempurnaan praktek karena penelitian tindakan
kelas ini menghasilkan deskripsi dan analisistentang kegiatan, proses atau
peristiwa – peristiwa penting dalam bimbingan konseling
Menambah informasi atau bahan masukan bagi gurun pembimbing sekolah dalam
rangka perbaikan pemberian layanan Bimbingan dan Konseling
Sehubungan dengan itu James E.Calchoum dan Joan Ross Acorello (1990:230)
menyatakan bahwa sejak lahir, melalui hubungan sosial dengan orang lain kita belajar
mengendalikan tubuh kita, berbicara, berfikir, memberikan tanggapan kepada orang lain,
memperdulikan mereka dan orang mengambil prilaku yang cocok dengan mereka. Proses
belajar untuk sosial ini disebut dengan sosialisasi.
Dalam proses hubungan sosial ini akan terjadi interaksi sosial. Hal ini erat
kaitannya dengan pendapat Bales (1992:36) yang menyatakan bahwa dalam hubungan
sosial akan terjadi interaksi sosial antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok dan kelompok dengan kelompok. Dari uraian diatas dapat diartikan bahwa
interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang individu atau lebih, yang mana
kelakuan individu yang satu akan mempengaruhi kelakuan individu yang lain, hal ini
sejalan dengan pendapat H. Bonner (dalam Abu ahmadi, 2002:57) yang menyatakan
bahwa:
“Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih,
dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau
memperbaiki kelakuan individu yang lain”.
Sehubungan dengan hal itu Calhaun dan Acalello (1990:230) menyatakan bahwa
sejak lahir, melalui hubungan sosial dengan orang lain kita belajar mengendalikan tubuh
kita, berbicara, berfikir, memberikan tanggapan, memperdulikan mereka dan mengambil
perilaku cocok dengan mereka proses belajar tersebut dengan sosialisasi. Dalam
bersosialisasi tersebut maka perlu dibina terlebih dahulu hubungan sosial. Dalam hal ini
hubungan sosial siswa di dalam kelas, sehingga bisa menciptakan interaksi baik itu antara
siswa dengan guru maupun antara siswa dengan siswa lainnya.
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Prosedur Penelitian
Perencanaan
Perencanaan prosedur kegiatan mulai dari persiapan RPL, media
pembelajaran yang digunakan, bahan ajar dan instrumen yang akan di gunakan.
Pelaksanaan
Observasi
Observasi yang dilakukan melalui observasi ini dilakukan selama satu
minggu pada saat siswa sedang mengikuti proses pembelajaran dikelas dan
penilaian observasi langsung ditulis dalam lembaran hasil observasi kegiatan
sesuai dengan pedoman observasi yang telah dibuat sebelumnya.
Refleksi
Adapun refleksi adalah catatan yang yang diperoleh dari hasil refleksi
yang dilakukan dengan melalui berbagai kegiatan. refleksi ini selain dijadikan
bahan dalam penyusunan rencana tindakan selanjutnuya juga dapat digunakan
sebagai sarana untuk mengetahui telah tercapai tidaknya tujuan kegiatan
penelitian ini serta untuk menentukan hasil dan kesimpulan penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Studi Awal
Pengetahuan awal ini perlu diketahui agar kiranya penelitian ini sesuai dengan
apa yang diharapkan oleh peneliti, apakah benar kiranya kelas ini perlu diberi tindakan
yang sesuai dengan apa yang akan diteliti oleh peneliti yaitu peningkatan hubungan
sosial siswa melalui layanan penempatan dan penyaluran. Sebelum penelitian tindakan
layanan ini dilaksanakan , maka peneliti mengadakan observasi dan pengumpulan data
dari kondisi awal kelas yang akan diberi tindakan , yaitu kelas XI MIPA 1 SMA Semen
Dari data-data yang peneliti dapatkan, mulai dari pengolahan hasil sosiometri,
hasil observasi selama beberapa minggu dan hasil wawancara dengan beberapa guru
serta siswa, maka peneliti temukan permasalahan siswa yang tidak mampu bergaul
dengan teman dalam satu kelas dan cenderung mengasingkan diri dan hanya bergaul
dengan orang yang sama setiap harinya baik pada saat belajar, bermain dan bersahabat.
Dari 31 orang siswa berdasarkan hasil pengolahan sosiometri hanya 1 orang siswa yang
menjadi bintang teman paling disukai dalam belajar (3,13%), yang menjadi teman paling
disukai dalam bermain sebanyak 3 orang dari 31 siswa (9,38%), Dari perolehan data
Rancangan penelitian tindakan kelas (layanan) ini dilaksanakan dalam tiga siklus
yaitu memposisikan siswa pada bangku yang berbeda setiap minggunya. Penempatan
yang pertama dinamakan siklus pertama dengan tahap perencanaan, pelaksanaan evaluasi
dan refleksi, kemudian dilakukan observasi selama satu minggu. Dari refleksi pada tahap
pertama dilakukan siklus kedua dengan menempatkan siswa pada posisi bangku yang
Observasi perubahan hubungan sosial siswa dilakukan dalam satu minggu dengan
format observasi pada tiga aspek yang diteliti (Prayitno, 2004:10) :
Pedoman Observasi Hubungan Sosial Siswa Di Kelas
A. Kemampuan berkomunikasi
5. 4. 3. 2. 1.
Kemampuan komunikasi yang Kurang mampu berkomunikasi
berkomunikasi wajar
B. Tingkah laku keseharian di kelas
5. 4. 3. 2. 1.
Aktif dan riang jarang bergerak dan sedikit bicara Pendiam dan pasif
C. Suasana hubungan sosio-emosional antar siswa di kelas
5. 4. 3. 2. 1.
Harmonis biasa saja dan kurang hangat tidak hangat
Berdasarkan hasil yang tampak dari kegiatan siklus pertama, tampak jumlah
siswa yang mampu membina komunikasi yang baik dengan teman sebangku yang
ditempatkan secara acak, namun masih ada beberapa siswa yang tidak mampu membina
komunikasi yang baik seperti yang peneliti harapkan dikarenakan masih canggung dan
kurang terbiasa. Dari hasil siklus yang pertama, peneliti kembali merancang kegiatan
siklus kedua.
Pada siklus kedua juga diadakan pengacakan tempat duduk siswa, namun cara
pengacakannya berbeda dari pada pengacakan pada siklus yang pertarna. dengan yaitu
dengan menempatkan siswa pada posisi yang tidak beraturan dari semula sehingga apa
yang peneliti harapkan dapat tercapai.
Setelah kegiatan siklus kedua selesai, kemudian untuk melihat hasil kegiatan
dengan menggunakan pedoman observasi. Pengobservasian hasil siklus kedua ini
dilaksanakan selama satu minggu dengan menggunakan pedoman observasi seperti
pedoman observasi yang digunakan dalam kegiatan siklus pertama. Dari hasil observasi
juga akan tampak berapa orang jumlah siswa yang telah mampu membina komunikasi
yang baik/jumlah siswa yang belum mampu berkomunikasi yang baik dengan teman
sebangkunya. Kemudian dirancang kembali kegiatan siklus ketiga.
Pada siklus ketiga ini akan diadakan pada sekelompok siswa yang belum
menampakkan perubahan dalam berkomunikasi dengan teman sebangku yang ditentukan
berdasarkan pengecekan tempat duduk. Setelah selesai siklus ketiga, hasilnya dilihat dari
pengobservasian dengan menggunakan pedoman observasi.
Sesuai dengan hakekat penelitian tindakan kelas, siklus ketiga merupakan
perbaikan siklus kedua dan siklus kedua merupakan perbaikan dari siklus yang pertama.
Selanjutnya secara terperinci penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan dalam
pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran.
B. Siklus I
Perencanaan :
Mengumpulkan informasi
tentang hubungan sosial siswa,
mengadiministrasikan
sosiometri, dan
menginformasikan sosiometri,
mengacak tempat duduk siswa
Refleksi Tindakan :
Siswa yang mampu Mendapatkan informasi
Siklus I
membina hubungan hubungan sosial siswa dari
sosial yang baik di konselor sekolah,
kelas sebanyak 21 mengadministrasikan sosiometri,
orang menginformasikan hasil
(65,63%) sosiometri, mengacak tempat
duduk siswa
Pengamatan :
Komunikasi antar siswa,
tingkah laku siswa, suasana
hubungan sosio emoisonal
antar siswa
A. Perencanaan
Perencanaan dalam siklus pertama yang akan dilaksanakan adalah
1. Mengumpulkan informasi tentang hubungan sosial siswa dari Konselor sekolah
yang mengasuh kelas tersebut
2. Mengadministrasikan sosiometri
3. Menginformasikan hasil pengolahan sosiometri
4. Mengacak tempat duduk siswa
5. Mengobservasi/mengamati bagaimana hubungan sosial siswa dalam kelas, yaitu
bagaimana komunikasi mereka, bagaimana tingkah laku mereka keseharian dan
bagaimana suasana hubungan sosio-emosional mereka.
Membuat lembar observasi (pedoman observasi) untuk mengamati hubungan
sosial siswa dalam berkornunikasi selama proses belajar mengajar di kelas,
antara lain : kemampuan siswa berkomunikasi, tingkah laku keseharian siswa,
suasana hubungan sosio emosional siswa dengan siswa lain.
Membuat evaluasi berupa hasil pengamatan dan observasi selama satu
minggu.
B. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan layanan yang telah direncanakan
1. Informasi tentang hubungan sosial siswa dari Konselor sekolah yang mengasuh
kelas tersebut telah diperoleh.
2. Mengadministrasikan sosiometri pada tanggal 4 0kotober 2016
3. Menginformasikan hasil pengolahan sosiometri pada tanggal 11 oktober 2016
4. Mengacak tempat duduk siswa berdasarkan urutan tempat duduk
5. Mengobservasi/mengamati bagaimana hubungan sosial siswa dalam kelas, yaitu
hagaimana komunikasi mereka, bagaimana tingkah laku mereka keseharian dan
bagaimana-suasana hubungan sosio-emosional mereka
C. Observasi
Observasi ini dilakukan selama satu minggu pada saat siswa sedang mengikuti
proses pembelajaran dikelas dan penilaian observasi langsung ditulis dalam lembaran
hasil observasi kegiatan sesuai dengan pedoman observasi yang telah dibuat
sebelumnya. Penilaian dilihat dari : bagaimana komunikasi antar siswa, bagaimana
tingkah laku siswa keseharian dan bagaimana suasana hubungan sosio-emosional
antar siswa di kelas.
Adapun lembar hasil observasi kegiatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel. Pedoman Hasil Observasi Kegiatan Siklus Pertama
Penilaian
No Nama Siswa A B C
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Aditia Trinaldo
2 Alya Hijriani Sehan
3 An Nisa' Syafaredha
4 Anugrah Dwi Aztri
5 'Ariiq Bilhaq Husra
6 Assyifa Walanda Tari
7 Darfirahman Syafrawi
8 Dhiny Hari Utama
9 Dimas Setiawan
10 Fitratil Yauma
11 Fania Suffi Mulyani
12 Farhan Ramandheo Dwi
13 Fidya Risyani
14 Ghina Wadhia
15 Hafizh Dzaki Muzhaffar
16 Hauzan Refano Mufid
17 Khofifah Idriani Suwardi
18 Maalikul Mulki Alfarres
19 Muhammad Hasbi
20 Muhammad Ihsan
21 Puji Marcellina
22 Putri Mike Dianora
23 Rafi Darma Yansa
24 Rahayu Indriyanti
25 Sandra Ulfa
26 Sativa Mercy Pusaka
27 Yovan Fitra Mahesa
28 Yuli Amanda Putri
29 Yumna Putri Rahmania
30 Yunavia Aryani
A. Kemampuan berkomunikasi
5. 4. 3. 2. 1.
Kemampuan komunikasi yang Kurang mampu berkomunikasi
berkomunikasi wajar
B. Tingkah laku keseharian di kelas
5. 4. 3. 2. 1.
Aktif dan riang jarang bergerak dan sedikit bicara Pendiam dan pasif
C. Suasana hubungan sosio-emosional antar siswa di kelas
5. 4. 3. 2. 1.
Harmonis biasa saja dan kurang hangat tidak hangat
D. Refleksi
Dari hasil observasi (pengamatan) dilakukan refleksi untuk menentukan hasil dan
kesimpulan penelitian. Dari hasil yang diperoleh jumlah siswa yang mampu membina
hubungan yang baik (21 orang/65,63%) belum sesuai dengan harapan penelitian, masih
terdapat siswa yang memisahkan diri dengan teman yang lain, seperti membedakan teman
dengan sahabat. Hartup dan Steven (dalam Robert A. Baron dan Donn Byrne, alih bahasa
oleh Ratna Djuwita, 2005:9) mengatakan bahwa :
Memiliki teman adalah positif sebab teman dapat mendorong self esteem
dan menolong dalam mengatasi stress, tetapi teman juga bisa memiliki efek
negatif jika mereka anti sosial, menarik diri, tidak suportif, argumentatif
atau tidak stabil
Oleh karena itu, peneliti merancang kegiatan siklus kedua. Jika dalam kegiatan
pertama pengacakan tempat duduk berdasarkan urutan tempat duduk, maka dalam
kegiatan kedua lebih bervariasi yaitu penempatan berclasarkan model hubungan sosial
yang terdapat di kelas seperti yang biasanya pendiam ditempatkan dengan siswa yang
aktif dalam segala hal. Dengan tujuan siswa tersebut mampu dan sanggup berkomunikasi
serta membina hubungan yang baik dengan orang lain.
C. Siklus II
Perencanaan :
Mengacak tempat duduk
berdasarkan urutan bangku
genap dan ganjil, memberikan
materi tentang saling mengenal
Refleksi Tindakan :
Siswa yang mampu Menempatkan siswa pada urutan
Siklus II
membina hubungan bangku genap dan ganjil
sosial yang baik di
kelas meningkat
menjadi 25 orang
(78,13%)
Pengamatan :
Komunikasi
Kegiatan yang dilakukan antar kedua
pada siklus siswa, adalah mengulang kembali tahap-tahap
tingkah laku siswa, suasana
kegiatan dalam siklus sebelumnya
hubungan(pertama). Dalam kegiatan layanan penempatan dan
sosio emoisonal
penyaluran yang kedua dilakukan sejumlah rencana baru untuk memperbaiki hasil yang
diperoleh dari siklus pertama, yaitu merubah metode pengacakan.
A. Perencanaan
Pada perencanaan dalam siklus kedua yang akan dilaksanakan adalah
1. Mengatur tempat duduk siswa dengan memposisikan siswa pada bangku urutan
pertama pada siswa bangku urutan ketiga, siswa pada bangku urutan kedua dengan
siswa pada bangku urutan keempat, begitu seterusnya.
2. Mengobservasi/mengamati.bagaimana hubungan sosial antar siswa di dalam kelas.
Membuat lembar observasi (pedoman observasi) untuk mengamati hubungan
sosial siswa di dalam kelas dengan menggunakan lembaran observasi pada siklus
yang pertama.
Membuat evaluasi berupa kesan-kesan siswa-setelah mengikuti kegiatan layanan
penempatan dan penyaluran (diacak tempat duduknya).
B. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan layanan penempatan dan penyaluran pada siklus kedua ini
sama halnya dengan pelaksanaan kegiatan layanan penempatan dan penyaluran pada
siklus I, yaitu :
1. Memposisikan siswa pada bangku yang berbeda dengan posisi pada siklus l
2. Menyajikan permainan di kelas yang bisa menimbulkan keakraban antar siswa
3. Mengobservasi/mengamati bagaimana hubungan sosial antar siswa di dalam kelas.
Membuat lembar observasi (pedoman observasi) untuk mengamati hubungan
sosial siswa di dalam kelas dengan menggunakan lembaran observasi pada siklus
yang pertama.
Membuat evaluasi berupa kesan-kesan siswa setelah mengikuti permainan
pengakraban dan setelah mengikuti kegiatan layanan penempatan dan penyaluran
(diacak tempat duduknya).
C. Observasi
Observasi ini dilakukan selama satu minggu pada saat siswa sedang mengikuti
proses pembelajaran dikelas dan penilaian observasi langsung ditulis dalam lembaran
hasil observasi kegiatan sesuai dengan pedoman observasi yang telah dibuat sebelumnya.
Penilaian dilihat dari : bagaimana komunikasi antar siswa, bagaimana tingkah laku siswa
keseharian dan bagaimana suasana hubungan sosio-emosional antar siswa di kelas.
Adapun lembar hasil observasi kegiatan sama dengan yang digunakan pada
kegiatan siklus I dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel. Pedoman Hasil Observasi Kegiatan Siklus Kedua
Penilaian
No Nama Siswa A B C
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Aditia Trinaldo
2 Alya Hijriani
3 An Nisa'
4 Anugrah Dwi Aztri
5 'Ariiq Bilhaq Husra
6 Assyifa Walanda
7 Darfirahman
8 Dhiny Hari Utama
9 Dimas Setiawan
10 Fitratil Yauma
I1 Fania Suffi
12 Farhan Ramandheo
13 Fidya Risyani
14 Ghina Wadhia
15 Hafizh Dzaki
16 Hauzan Refano
17 Khofifah Idriani
18 Maalikul Mulki
19 Muhammad Hasbi
20 Muhammad Ihsan
21 Puji Marcellina
22 Putri Mike Dianora
23 Rafi Darma Yansa
24 Rahayu Indriyanti
25 Sandra Ulfa
26 Sativa Mercy
27 Yovan Fitra
28 Yuli Amanda Putri
29 Yumna Putri
30 Yunavia Aryani
Keterangan :
A. Kemampuan berkomunikasi
5. 4. 3. 2. 1.
Kemampuan komunikasi yang Kurang mampu berkomunikasi
berkomunikasi wajar
B. Tingkah laku keseharian di kelas
5. 4. 3. 2. 1.
Aktif dan riang jarang bergerak dan sedikit bicara Pendiam dan pasif
C. Suasana hubungan sosio-emosional antar siswa di kelas
5. 4. 3. 2. 1.
Harmonis biasa saja dan kurang hangat tidak hangat
Setelah kegiatan siklus kedua dari hasil observasi dari 31 siswa yang pada siklus I
meningkat menjadi 21 orang (65,63%). Pada siklus II jumlah siswa Yang mampu
membina hubungan sosial di dalam kelas meningkat menjadi 29 orang (70,7%)"
D. Refleksi
Dari hasil observasi (pengamatan) dilakukan refleksi untuk menentukan hasil dan
kesimpulan penelitian. Dari hasil yang diperoleh peningkatan jumlah siswa yang mampu
membina hubungan sosial yang baik dari 21 orang (65,63%) menjadi 25 orang (78,13%)
hasil yang cukup memuaskan dari hasil pelaksanaan kegiatan layanan, tampak perubahan
yang cukup besar dengan pelaksanaan kegiatan layanan penempatan dan penyaluran
dengan pemberian permainan pengakraban. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Melvin
L. Silberman (alih bahasa oleh Raisul Muttaqien, 2006:43) bahwa dengan metode
permainan akan menimbulkan suasana yang asyik dalam belajar, yaitu :
Gunakan latihan yang menyenangkan atau kuis untuk memancing pendapat,
pengetahuan atau keterampilan siswa. Gunakan permainan yang
membangkitkan semangat dan keterlibatan. Permainan juga sangat membantu
memunculkan suasana dramatis yang kelak akan diingat terus oleh siswa
Namun peneliti perlu melihat kembali bagaimana hasil peroleh jika diadakan pada
sekelompok siswa lagi yang belum termasuk dalam tujuan penelitian ini untuk itu peneliti
kembali merancang kegiatan siklus III.
D. Siklus III
Perencanaan :
Menempatkan siswa yang aktif
dengan siswa yang kurang aktif,
memberikan materi tentang
kerjasama dan kekompakan
permainan pengakraban
Refleksi Tindakan :
Siswa yang mampu Memposisikan siswa yang
hubungan social yang Siklus III kurang aktif dengan yang aktif,
baik di kelas meningkat menyajika layanan informasi
menjadi 29 orang tentang kerjasama dan
(90,63%) kekompakan, memberikan
permainan pengakrban
Pengamatan :
Komunikasi antar siswa,
tingkah laku siswa, suasana
hubungan sosio emoisonal
Kegiatan layanan penempatan dan penyaluran pada siklus ketiga ini adalah
menyempurnakan hasil kegiatan layanan penempatan penyaluran pada kegiatan siklus
kedua, pelaksanaan kegiatan pada siklus ketiga ini hanya dilakukan pada beberapa orang
saja.
A. Perencanaan
Pada perencanaan dalam siklus III yang akan dilaksanakan adalah
1. Memposisikan siswa pada bangku yang berbeda dengan posisi pada siklus II
namun pada siklus ini penempatannya lebih bervariasi. Beberapa orang tersebut
ditempatkan pada bangku dengan orang yang sangat aktif dan riang kesehariannya
2. Menyajikan permainan di kelas yang bisa menimbulkan keakraban antar siswa
(mari saling mengenal)
3. Mengobservasi/mengamati bagaimana hubungan sosial antar siswa di dalam
kelas.
Membuat lembar observasi (pedoman observasi) untuk mengamati hubungan
sosial siswa di dalam kelas dengan menggunakan lembaran observasi pada
siklus yang pertama.
Membuat evaluasi berupa kesan-kesan siswa setelah mengikuti permainan
pengakraban dan setelah mengikuti kegiatan layanan penempatan dan
penyaluran (diacak tempat duduknya).
B. Pelaksanaan
Adapun bentuk pelaksanaan kegiatan siklus III ini sama seperti apa yang
direncanakan sebelumnya.
1. Memposisikan siswa pada bangku yang berbeda dengan posisi pada siklus II
namun pada siklus ini penempatannya lebih bervariasi. Beberapa orang tersebut
ditempatkan pada bangku dengan orang yang sangat aktif dan riang kesehariannya
2. Menyajikan permainan di kelas yang bisa menimbulkan keakraban antar siswa
3. Mengobservasi/mengamati bagaimana hubungan sosial antar siswa di dalam
kelas.
Membuat lembar observasi (pedoman observasi) untuk mengamati hubungan
sosial siswa di dalam kelas dengan menggunakan lembaran observasi pada
siklus yang pertama.
Membuat evaluasi berupa kesan-kesan siswa setelah mengikuti permainan
pengakraban dan setelah mengikuti kegiatan layanan penempatan dan
penyaluran (diacak tempat duduknya).
C. Observasi
Observasi ini dilakukan selama dua hari pada saat siswa sedang mengikuti
proses pembelajaran dikelas dan penilaian observasi langsung ditulis dalam lembaran
hasil observasi kegiatan sesuai dengan pedoman observasi yang telah dibuat
sebelumnya. Penilaian dilihat dari : bagaimana komunikasi antar siswa, bagaimana
tingkah laku siswa keseharian dan bagaimana suasana hubungan sosio-emosional
antar siswa di kelas.
Adapun lembar hasil observasi kegiatan sama dengan yang digunakan pada
kegiatan siklus I dan siklus II. Setelah kegiatan siklus III selesai, maka dari hasil
observasi dari 30 siswa yang pada siklus II mengalami peningkatan sebanyak 25
orang siswa yang telah mampu membina hubungan yang baik dengan teman, mampu
menggunakan komunikasi yang baik dalam berbicara yaitu (78,13%), maka pada
siklus III ini jumlah siswa yang telah mampu membina hubungan sosial meningkat
menjadi 29 orang siswa (90,63%).
Adapun lembar hasil observasi kegiatan sama dengan yang digunakan pada
kegiatan siklus I dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel. Pedoman Hasil Observasi Kegiatan Siklus Ketiga
Penilaian
No Nama Siswa A B C
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Aditia Trinaldo A
2 Alya Hijriani Sehan A
3 An Nisa' Syafaredha A
4 Anugrah Dwi Aztri A
5 'Ariiq Bilhaq Husra '
6 Assyifa Walanda Tari A
7 Darfirahman Syafrawi Dinata D
8 Dhiny Hari Utama D
9 Dimas Setiawan D
10 Fitratil Yauma F
I1 Fania Suffi Mulyani F
12 Farhan Ramandheo Dwi F
13 Fidya Risyani F
14 Ghina Wadhia G
15 Hafizh Dzaki Muzhaffar H
16 Hauzan Refano Mufid H
17 Khofifah Idriani Suwardi K
18 Maalikul Mulki Alfarres M
19 Muhammad Hasbi M
20 Muhammad Ihsan MUJAHID M
21 Puji Marcellina P
22 Putri Mike Dianora P
23 Rafi Darma Yansa R
24 Rahayu Indriyanti aR
25 Sandra Ulfa S
26 Sativa Mercy Pusaka
27 Yovan Fitra Mahesa
28 Yuli Amanda Putri
29 Yumna Putri Rahmania
30 Yunavia Aryani
D. Refleksi
Dari hasil observasi (pengamatan) dilakukan refleksi untuk menentukan hasil
dan kesimpulan penelitian. Dari hasil yang diperoleh peningkatan jumlah siswa yang
mampu membina hubungan sosial meningkat pada setiap siklus (Siklus I, II dan III)
ini menunjukkan keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan layanan penempatan dan
penyaluran terhadap permasalahan siswa dalam kemampuan membina hubungan
sosial dengan teman di kelas, setiap pemberian layanan disajikan permainan-
permainan menarik yang bertujuan menumbuhkan keakraban antar siswa, sehingga
siswa tertarik untuk ikut terlibat dalam kegiatan yang diberikan. Dengan adanya
keakraban antar siswa, berarti timbul kelekatan siswa satu dengan siswa yang lain.
Gaya kelekatan tersebut yang pada dasarnya mempengaruhi seseorang dalam
membina hubungan dengan orang lain. Seperti yang disebutkan oleh Robert A. Baron
dan Donn Byrne (alih bahasa oleh Ratna Djuwita, - 2005:19) yaitu:
Pada semua usia gaya kelekatan memberi pengaruh utama pada
kemudahan orang.-orang berteman, pada cara mereka berinteraksi
dengan orang lain' dan pada kemampuan mereka dalam membina
hubungan.
Artinya semakin seseorang merasa lekat dengan orang lain, maka hubungan
yang terjadi antara orang tersebut semakin akrab dan harmonis,tetapi kelekatan
tersebut tidak ada maka tidak akan tercipta keakraban diantaranya.
Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah : data mengenai
bagaimana komunikasi antar siswa, bagaimana tingkah laku siswa keseharian dan
bagaimana suasana hubungan sosio-emosional antar siswa di kelas dengan cara
mengamati atau mengobservasi. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis kualitatif dan kuantatif.
E. Analisis Data
Hasil kegiatan penelitian yang peneliti lakukan di SMA Semen Padang pada
siswa kelas XI MIPA 1 yang berjumlah 30 orang siswa tersebut, maka didapatkan hasil
dari kegiatan yang dilakukan dalam tiga siklus. Pada siklus pertama siswa yang melai
menampakkan kemampuan dalam hubungan sosial sebanyak 21 orang, kemudian setelah
dilaksanakan siklus kedua siswa yang mampu membina hubungan sosial meningkat
menjadi 25 orang dan setelah dilaksanakan siklus ketiga total siswa yang memiliki
hubungan sosial yang balk semakin meningkat, yaitu sebanyak 29 orang. Adapun
penilaian hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Berdasarkan tabel diatas, awal pengamatan dan dari data yang peneliti peroleh 30
orang siswa, sebanyak 11 orang siswa termasuk aktif/mampu dalam membina hubungan
sosial di kelas, 21 orang siswa belum mampu dalam membina hubungan sosial di kelas.
Setelah dilakukan kegiatan layanan penempatan dan penyaluran pada siklus I maka
diperoleh hasil siswa yang mampu membina hubungan sosial di kelas sebanyak 21 siswa
dari 31 orang siswa (65,63%). Pada siklus II hasil yang diperoleh yaitu sebanyak 25 siswa
yang mampu membina hubungan sosial di kelas dari 31 siswa (78,12%) dan pada siklus
III diperoleh hasil 29 siswa yang mampu membina hubungan sosial di kelas dari 30 siswa
(90,63%).
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peranan Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah tidak bisa diabaikan begitu saja
mengingat dan menimbang begitu banyaknya permasalahan yang dialami oleh siswa
sehingga dalam penanganannya mernbutuhkan tenaga yang profesional dibidangnya. Jika
masalah yang ada dientaskan sesuai dengan layanan atau tindakan yang diberikan maka
permasalahan tersebut tidak akan memberikan dampak yang buruk khususnya terhadap
siswa. Seperti dalam penelitian ini, peneliti menemukan permasalahan bagaimana
meningkatkan hubungan sosial antar siswa di kelas. Dalam hal ini, peneliti menggunakan
layanan penempatan dan penyaluran sebagai solusi untuk mengentaskan permasalahan
tersebut dan hasilnya dari 11 orang (34,38%) siswa yang mampu membina hubungan
sosial yang baik setelah diadakannya kegiatan layanan penempatan penyaluran dalam tiga
siklus meningkat menjadi 29 orang (90,63%).
Hubungan sosial yang baik antar siswa bisa ditingkatkan dengan menempatkan
siswa pada posisi yang tepat di kelas. Dalam proses belajar mengajarpun hal tersebut bisa
dilaksanakan, mengingat siswa begitu banyak terlibat dengan teman satu kelas ketika
mengikuti pembelajaran.
B. Saran
Dari penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan maka peneliti menyarankan :
1. Guru hendaknya memberikan perhatian yang sama pada setiap siswa sehingga tidak
tercipta persepsi siswa yang salah dan tidak timbul kecemburuan pada temannya.
1. Pihak sekolah untuk dapat memberikan dukungan sepenuhnya terhadap kegiatan
layanan konseling yang dilakukan oleh konselor sekolah, dalam hal ini kegiatan
layanan penempatan dan penyaluran.
2. Pentingnya kerja sama antara kepala sekolah, guru mata pelajaran dan konselor
sekolah guna pengembangan potensi siswa menjadi siswa yang unggul, cerdas,
berprestasi dan memiliki budi pekerti yang baik serta kemampuan membina hubungan
sosial yang baik antar siswa.
3. Konselor sekolah untuk dapat memberikan layanan yang benar-benar tepat dan sesuai
dengan kebutuhan siswa terutama dalam meningkatkan hubungan sosial siswa
Ali, M dan M. Asrori. 2004. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta :
Rineka Cipta.
James, Calhout dan Accola Joan Rose. 1995. Psikologi Tentang Penyesuaian Diri dan
Hubungan Kemanusian (Alih Bahasa oleh R. S. Satmoka). Semarang : Bumi Aksara.
Redaksi Sinar Grafika. 2007. Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) 2003
(UU RI No. 20 Tahun 2003). Jakarta : Sinar Grafika.
Robert dan Donn Byrne. 2005. Psikologi Sosial Jilid 2 Edisi ke-10 (Alih Bahasa oleh Ratna
Djuwita). Jakarta : Erlangga.
Silberman, Melvin. 2006. Active Learning 1001 Cara Belajar Siswa Aktif (Alih Bahasa oleh
Raisin Muttagien). Bandung : Nusamedia.
Surjadi, A. 1989. Membuat Siswa Aktif dalam Mengajar. Bandung: Mandar Maju.