PENANAMAN NILAI-NILAI
PADA ANAK USIA DINI
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Konseling Anak dan Remaja
Dosen Pengampu
Ibu Anisah Prafitralia, M.Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok 4
Finka Candra Maulina 222103030007
Annisa Nur Aulia Ihsanti 222103030025
Uswatun Hasanah 222103030034
Alfina Siti Karomi 22210303000
Zacky Artdhito Firmansyah 223103030001
Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT., yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga kita
dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Penanaman Nilai-Nilai Pada
Anak Usia Dini.” Shalawat dan salam kita haturkan kepada Nabi
Muhammad saw., yang kita dambakan syafa’at-Nya di akhirat kelak.
Makalah ini menjelaskan tentang Penanaman Nilai-Nilai Pada
Anak Usia dini, apa saja nilai yang ditanamkan untuk anak usia dini, dan
bagaimana cara penanamannya. Semoga makalah ini bermanfaat untuk
kita semua. Apabila di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan salah
kita kata kami mohon maaf sebesar-besarnya. Terimakasih
Wassalamualaikum Wr.Wb.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASANAN
A. Pendidikan Nilai pada Anak Usia Dini
B. Nilai-Nilai yang ditanamkan pada Anak Usia Dini
C. Penanaman Nilai-Nilai melalui Konseling
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan karakter pada anak sejak usia dini merupakan salah satu
bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar
nilai-nilai karakter kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik, kecerdasan,
afektif, bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap
perkembangan Pendidikan karakter pada anak sejak usia dini merupakan salah
satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan
dasar nilai?nilai karakter kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik,
kecerdasan, afektif, bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-
tahap perkembangan
Perlakuan dan pemberian rangsangan yang diberikan kepada anak usia dini
berbeda dengan perlakuan terhadap orang dewasa. Hal tersebut berdasarkan pada
hakikat belajar anak usia dini, yaitu anak usia dini belajar melalui bermain, dan
bermainnya anak usia dini adalah proses belajar untuk menjawab rasa ingin tahu
dan memperoleh berbagai informasi. Aktivitas bermain yang dilakukan anak akan
menjadi sumber belajar bagi anak untuk membangun pengetahuan,
mengembangkan keterampilan, dan membina perilaku terpuji. Dalam kegiatan
bermain yang didukung lingkungan yang kondusif, anak sesungguhnya juga
belajar mengembangkan nilai-nilai karakter. Saat bermain, anak belajar berbagi,
peduli, kerjasama, dan bertanggung jawab. Penanaman nilai-nilai karakter untuk
anak usia dini akan terjadi dengan sendirinya pada saat anak praktek langsung dan
melihat model/teladan dari orang lain. Oleh karena itu, pendamping pada
Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan mampu memberikan berbagai stimulasi
untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan anak, salah satunya dengan
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk anak.
Dalam Pendidikan Anak Usia Dini ada beberapa nilai-nilai yang memang
sudah seharusnya kita tanamkan, meskipun dengan cara yang berbeda daripada
penanaman nilai-nilai kepada orang yang bukan anak usia dini. Pendidikan Anak
Usia Dini lebih ditekankan untuk membangun dan mengembangkan karakter anak
sesuai dengan perkembangan dan potensi anak yang bersangkutan tersebut 2.
1
Mulyasa. 2012. Manajemen PAUD. Bandung: Remaja Rosda Karya.
2
Saputra, M. A. (2016). Penanaman nilai-nilai agama pada anak usia dini di RA DDI Addariyah
Kota Palopo. Al-Qalam, 20(2), 197-210.
Beberapa contoh nilai-nilai yang ditanamkan adalah nilai-nilai agama, nilai-nilai
moral dan karakter.
Sedangkan karakter ialah nilai-nilai yang khas dan baik seperti tau nilai-
nilai kebaikan, mau berbuat kebaikan, nyata berkehidupan baik, dan selalu
berdampak baik untuk lingkungan itu terpatri dalam diri dan melaksanakan hal itu
dalam perilakunya4. Dengan kata lain karakter merupakan kepribadian seseorang
yang dimilikinya yang sudah menjadi watak atau karakter yang sulit dihilangkan,
hingga hal itu menjadi cerminan seseorang berperilaku dalam kehidupannya
sehari-hari dan ini bisa jadi pembeda antara satu orang dengan orang lainnya. Ada
beberapa nilai karakter yang dapat ditanamkan pada anak sejak usia dini, dalam
pandangan pendidikan karakter ada sekitar 18 nilai karakter yang perlu disispkan
saat dalam proses pembelajaran pendidikan anak usia dini5, diantaranya adalah:
3
Ernawati, I., Masrukhi, & Tijan. (2016). Pembinaan Moral Peserta Didik melalui Eksplorasi
Lingkungan di SMP Nasima Semarang. Civic Education Journal, 2(1), 1–13.
4
M. Fadlillah dan Lilif Muallifatu Khorida. 2013. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
5
M. Fadlillah dan Lilif Muallifatu Khorida. 2013. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
a. Religius, sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran pada pelaksanaan ibadah agama lainnya dan hidup
rukun dengan penganut agama lain. Seperti,
Nilai ketuhanan
Rasulullah sebagai panutan umat hingga akhir zaman. Untuk itu Allah
berfirman dalam al-quran surah al- Ahzab ayat 21.
b. Jujur, sikap dan perilaku yang dasarnya diusahan untuk menjadikan
dirinya sebagai orang yang bisa selalu dipercaya baik dari perkataan
maupun tindakannya.
c. Toleransi, sikap dan perilaku menghargai berbagai perbedaan yang ada
disekitarnya seperti perbedaan agama, suku, ras, sikap, pendapat, dan
segala hal dari orang lain yang berbeda dengan dirinya.
d. Disiplin, sikap dan perilaku yang patuh dan tertib dari berbagai peraturan
atau ketentuan yang ada disekitarnya.
e. Kerja keras, sikap dan perilaku yang menunjukkan usaha sungguh-
sungguh dalam mengatasi berbagai rintangan belajar atau tugasnya, dan
menyelesaikan semua dengan sebaik-baiknya.
f. Mandiri, sikap dan perilaku yang tak mudah bergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugasnya.
g. Kreatif, melakukan suatu hal atau berpikir suatu hal untuk dapat cara atau
hasil baru dari sesuatu yang dimilikinya.
h. Rasa ingin tau, sikap dan perilaku yang selalu berusaha untuk mengetahui
suatu hal secara luas dan mendalam dari hal yang telah dipelajari, dilihat
maupun didengarkan.
i. Demokratis, caranya bersikap, berfikir dan berperilaku yang menilai sama
hak dan kewajibannya dengan orang lain.
j. Tanggung jawab, sikap dan perilaku seorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajibannya yang memang seharusnya dilakukannya terhadap diri
sendiri, masyarakat dan lingkungannya (baik itu alam, sosial dan budaya),
negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
k. Cinta damai, sikap, perilaku dan perkataan yang dapat menyebabkan orang
lain merasakan senang dan aman terhadap kehadiran dirinya.
l. Cinta tanah air, caranya bersikap, berfikir, dan berperilaku yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang sangat tinggi
kepada bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
bangsa.
m. Gemar membaca, sebuah kebiasaan yang menyediakan waktu untuk
membaca berbagai bacaan yang memberikan kebaikan untuk dirinya.
n. Peduli sosial, sikap dan perilaku yang selalu berkeinginan memberikan
bantuan kepada orang lain yang membutuhkannya.
o. Peduli lingkungan, sikap dan perilaku yang selalu berusaha mencegah
kerusakan terhadap lingkungan sekitarnya, dan mengembangkan usaha
untuk memperbaiki kerusakan pada lingkungan yang telah terjadi.
p. Bersahabat, sikap dan perilaku yang menunjukkan rasa senang bergaul,
berbicara dan bekerja sama dengan orang lain.
q. Semangat kebangsaan, caranya berfikir, bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan dirinya
dan kelompoknya.
r. Menghargai prestasi, sikap dan perilaku yang mendorong dirinya dapat
menghasilkan suatu hal yang bermanfaat untuk orang lain serta mengakui
dan menghormati suatu keberhasilan orang lain.
Ada beberapa cara untuk menanamkan nilai-nilai agama pada anak usia dini,
yaitu:
6
Maharani Laila. 2014. Perkembangan Moral Pada Anak. Jurnal Bimbingan dan Konseling (E-
Journal). Vol 1. No 2. 2014: 93-98. e-ISSN 2355-8539.
yang bermanfaat, dan anak salah yang selalu mendo’akan orang tuanya.
(H.R. Tirmizi)7
2. Nilai Moral
7
Nurdin Cahyadi, S. Kom., Artikel Pendidikan Agama dan Moral Penting Bagi Anak
8
Bhakti dan Mutatik. 2018. Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Pembelajaran DiTaman Kanak-
Kanak. Jurnal Moral Kemasyarakatan Vol. 3 No. 1 Tahun2018: 39 – 45
h. Bercerita, anak usia dini biasanya suka mendengarkan cerita, sehingga
pendamping harus mampu memilih cerita yang mengandung nilai-nilai
moral.9
3. Nilai Karakter
a. Menerapkan komunikasi yang baik. Hal ini bisa dilakukan dengan cara
menciptakan suasana yang nyaman dalam berbicara, upayakan tidak
berbicara dengan nada tinggi atau membentak dalam situasi apapun
b. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan aktivitas yang telah di
rencanakan.
c. Menanamkan tanggung jawab, tanggung jawab ini harus sudah
ditanamkanpada anak, sejak usia dini. Hal ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara pada setiap kegiatan yang dilakukan anak, misalnya setiap
selesai bermain di kelas maupun di luar kelas, anak anak di pandu untuk
merapikan kembali tempat bermain, dan alat permainannya. Demikian
juga ketika anak selesai makan.10
d. Menanamkan kejujuran, karakter penting yang perlu dimiliki oleh anak
pada umunya adalah kejujuran yang merupakan bagian dari spiritual
quotient. Karena kejujuran sangat berkaitan dengan sifat amanah dalam
diri anak.11
9
Safitri Novia dkk. 2019. Metode Penanaman Nilai-Nilai Agama dan Moral Pada A n a k U s i a
D i n i . Available online at JECE (Journal of Early Childhood Education). Vol. 1 No. 2. 2019: 30-
44.ISSN 2686-2492
10
Muhammad Najib dkk., Manajemen Strategik Pendidikan Karakter Bagi Anak Usia Dini,
(Yogyakarta: Gava Media, 2016): 92
11
M. Furqon Hidayatullah, Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa, (Surakarta,
Yuma Pustaka, 2010): 55
Penjelasan teori atau cerita mengenai kejujuran saja tidak cukup untuk
menumbuhkan sikap kejujuran pada anak, hal ini perlu juga dipraktekan dalam
kehidupan sehari-hari. Sebab anak-anak akan membutuhkan sesuatu yang nyata
dalam pandangan mereka, sehingga teori mengenai kejujuran tidak akan lagi
nampak abstrak untuk mereka. Untuk itu, mulailah menerapkan sikap dan perilaku
jujur dalam kehidupan seharihari, seperti menerapkannya dalam ucapan atau
kalimat dalam kehidupan sehari-hari. Tentu, apa yang diucapkan harus konsekuen
dengan apa yang diperbuat. Sebab, kadang-kadang justru kalimat inilah yang sulit
untuk dipegang. Nah,disinilah sebagai orangtua kita perlu belajar banyak dalam
hal ini.
Pujian tetap menjadi sarana efektif bukan hanya untuk anak-anak, tapi juga
untuk orang dewasa. Pujian membawaperasaan tersendiri untuk melakukan hal
yang dipujikan lebih baik lagi. Untuk itu, lakukan hal yang bisa mereka terapkan
langsung. Tentunya pantauan kita pada keseharian anak-anak penting hingga tahu
mana yang salah dengan tingkah mereka dan mana yang harus diberi acungan
jempol kita.
Bisa jadi, awalnya mereka tidak paham. Tapi lama-kelamaan mereka pasti
paham bahwa barang yang mereka temukan bukan hak milik mereka.Ajarkan
mereka untuk mengembalikan pada tempat mereka menemukannya atau
memberikan pada guru di sekolah.
f. Uji Coba
Ada uji coba yang lebih detail lagi yang harus dilakukan berkaitan dengan
kejujuran. Tentu saja pengujian yang paling efektif dan bisa terlihat adalah dalam
bentuk hal-hal yang berbau materi.Dan, yang paling nyata adalah dalam bentuk
uang. Tujuan jangka panjangnya adalah agar anak-anak kelak di masa dewasanya
tahu dengan jelas dan pasti batasan, mana uang yang menjadi miliknya dan mana
yang kepunyaan orang lain.
Coba letakkan uang di atas meja belajar anak.Lalu lihat apa reaksi mereka.
Apakah mereka cepat-cepat bertanya uang siapakah itu? Atau mereka diam saja
hingga akhirnya kita bertanya?Jika mereka langsung bertanya atau mengambil
uang itu dan memberikan pada kita, itu berarti apa yang sudah kita ajarkan benar-
benar merasuk ke kepala mereka. Tapi apabila mereka tidak lantas
memberitahukan pada kita, jangan langsung menuding mereka tidak jujur. Bisa
jadi uang itu tidak terlihat oleh mereka atau jatuh ke kolong meja hingga mereka
tidak melihatnya? Atau jumlah uang itu sendiri tidak berarti bagi anak seperti koin
seratus perak. Kuncinya, jangan pernah mengecap anak tidak jujur.12
BAB III
PENUTUP
12
Jurnal PDF METODE dan TEKNIK Kejujuran pada anak sejak usia dini David Chairilsyah Prodi PG
PAUD FKIP Universitas Riau
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa. 2012. Manajemen PAUD. Bandung: Remaja Rosda Karya
Saputra, M. A. (2016). Penanaman nilai-nilai agama pada anak usia dini di RA
DDI Addariyah Kota Palopo. Al-Qalam, 20(2), 197-210.
Ernawati, I., Masrukhi, & Tijan. (2016). Pembinaan Moral Peserta Didik melalui
Eksplorasi Lingkungan di SMP Nasima Semarang. Civic Education
Journal, 2(1), 1–13.
M. Fadlillah dan Lilif Muallifatu Khorida. 2013. Pendidikan Karakter Anak Usia
Dini. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Maharani Laila. 2014. Perkembangan Moral Pada Anak. Jurnal Bimbingan
dan Konseling (E-Journal). Vol 1. No 2. 2014: 93-98. e-ISSN 2355-8539.
Nurdin Cahyadi, S. Kom., Artikel Pendidikan Agama dan Moral Penting Bagi
Anak
Bhakti dan Mutatik. 2018. Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Pembelajaran di
Taman Kanak-Kanak. Jurnal Moral Kemasyarakatan Vol. 3 No. 1
Tahun2018: 39 – 45
Safitri Novia dkk. 2019. Metode Penanaman Nilai-Nilai Agama dan Moral Pada
Anak Usia
D i n i . Available online at JECE (Journal of Early Childhood Education).
Vol. 1 No. 2. 2019: 30-44.ISSN 2686-2492
Muhammad Najib dkk., Manajemen Strategik Pendidikan Karakter Bagi Anak
Usia Dini, (Yogyakarta: Gava Media, 2016): 92
M. Furqon Hidayatullah, Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa,
(Surakarta, Yuma Pustaka, 2010): 55
Jurnal PDF METODE dan TEKNIK Kejujuran pada anak sejak usia dini David
Chairilsyah Prodi PG PAUD FKIP Universitas Riau