Anda di halaman 1dari 12

PERSPEKTIF GOTTFREDSON DAN IMPLIKASINYA

DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING KARIER

Adinda Salwani1, Anisa Chelsea Islami 2,


Putri Aulia Ferdiyani3, Resti Sestiana Lesta4
Bimbingan dan Konseling
Universitas Negeri Jakarta

Abstrak:

Gottfredson berpendapat bahwa, remaja membedakan pekerjaan berdasarkan dua


dimensi; MASKULIN dan FEMININ, serta berdasarkan tingkat kelas social. Contoh:
remaja laki2 yang lebih menginginkan pekerjaan "pria" (pilot, pemadam kebakaran,
masinisi, dll), remaja perempuan yang lebuh menginginkan pekerjaan "wanita"
(bidan, perawat, dll). Fenomena ini disebut pola puzzle, maka dari itu Gottfredson
mengembangkan teori batasan dan kompromi yang terdiri dari 4 tahap proses
perkembangan:Perkembangan kognitif, Self Creation, Batasan, dan Komp romi.

Kata Kunci : Teori Gottfredson, Teori Batasan dan Kompromi, BK Karier

PENDAHULUAN:

Secara umum teori dari Gottfredson memiliki kesamaan asumsi dengan teori
pengembangan karir lainnya yaitu “ career choice is a developmental process beginning in
chilhood; occupational aspiration reflect people efforts to implement their self -concept;
satisfaction with career choice depends on how well that choice fits the self-concept”. Proses
pemilihan karir merupakan proses perkembangan yang dimulai sejak masa kanak-kanak,
aspirasi pekerjaan menggambarkan upaya individu untuk mewujudkan konsep/citra dirinya.
Kebahagiaan yang diperoleh dalam karir akan bergantung kepada sejauhmana pilihan karir
sesuai dengan konsep dirinya. Konsep dasar teori Gottfredson adalah teori perkembangan,
namun demikian seperti yang diungkapkan diatas, Gottfredson juga mengakui persamaan
dengan teori-teori lain seperti person-environment fit theories, yaitu teori yang menyatakan
harus ada kesesuaian antara individu dengan lingkungan. Pemilihan pekerjaan merupakan
proses pencocokan dan penyesuaian, dalam arti individu mencari pekerjaan yang sesuai
dengan gambaran tentang dirinya.

Selain itu teori individualistik dipengaruhi juga oleh konsep klasifikasi sosial,
keluarga, dan gender dalam pengembangan karir. Dibandingkan kerangka pembangunan karir
yang telah mapan milik teori Super dan teori Holland, Gottfredson memberikan teori sebagai
konribusi yang terbaru dia mengasumsikan bahwa pemilihan karir adalah proses yang
membutuhkan tingkat tinggi kemahiran kognitif. Pertumbuhan kognitif merupakan instrumen
untuk pengembangan peta kognitif pendudukan dan konsepsi diri yang digunakan untuk
mengevaluasi kelayakan berbagai alternatif pekerjaan. Dalam revisi terbaru dari teorinya,
Gottfredson memaparkan tentang interaksi dinamis antara genetik dan lingkungan.
karakteristik genetik memainkan peran penting dalam membentuk karakteristik dasar
seseorang, seperti minat, keterampilan, dan nilai-nilai, namun ekspresi mereka dimoderatori
oleh lingkungan salah satu yang terkena. Meskipun genetik dan lingkungan memainkan peran
penting dalam membentuk orang tersebut, Gottfredson menyatakan bahwa orang tersebut
masih menjadi agen aktif yang bisa mempengaruhi atau membentuk lingkungan mereka
sendiri.

Oleh karena itu, pengembangan karir dipandang sebagai proses penciptaan diri di
mana individu mencari jalan atau ceruk untuk mengekspresikan kecenderungan genetik
mereka dalam batas-batas mereka sendiri. Berbeda dengan gagasan mendirikan pilihan yang
merupakan proses seleksi, Gottfredson berteori bahwa pilihan karir dan pengembangan malah
bisa dilihat sebagai proses eliminasi atau batasan di mana orang semakin menghilangkan
alternatif pekerjaan tertentu dari pertimbangan lebih lanjut. Sejak awal tahun 1981, teori
Gottfredson ini hanya menerima perhatian terbatas dalam literatur empiris. Teori Gottfredson
ini telah digunakan sebagai sampel di Amerika Serikat, dan pencarian literatur menggunakan
PSYINFO tidak menghasilkan penelitian dengan sampel internasional. Teori ini sulit untuk
menguji secara empiris terutama karena sebagian besar variabel hipotesis, seperti gender,
prestise, batasan, dan kompromi, sulit untuk dioperasionalkan,proses perkembangan hipotesis
idealnya harus diuji melalui desain penelitian longitudinal yang membutuhkan banyak waktu
dan sumber daya. Di sebuah artikel teori pengembangan karir Swanson dan
Gore berkomentar bahwa teori milik Gottfredson "adalah salah satu dari beberapa upaya
untuk mempelajari secara khusus periode yang sesuai dengan tahap pertumbuhan super ini.
Namun, pada dasarnya tetap cukup sulit untuk menguji proposisi teoritis, dan
sayangnya, setelah teruji teori ini tidak terbukti banyak berguna. Namun demikian, teori
Gottfredson ini masih menawarkan perspektif yang unik untuk karir profesional bimbingan
internasional. Misalnya, dalam banyak kebudayaan hidup, prestasi diukur dengan
keberhasilan dalam pendidikan dan ujian publik dan pencapaian di posisi karir yang memiliki
status sosial yang tinggi dan pengaruh. Demikian juga, stereotipe gender juga merupakan
bagian dari banyak budaya (misalnya, budaya Asia), dan individu didorong untuk mengejar
pekerjaan yang dianggap kompatibel sesuai jenis kelamin mereka. Oleh karena itu, teori
Gottfredson menawarkan sebuah kerangka di mana pengaruh prestise dan gender dapat
dipahami dalam konteks budaya yang beragam. Sementara itu, sebagai karir intervensi
bimbingan menjadi lebih sentral dalam primer pada sekolah menengah di seluruh dunia, teori
Gottfredson ini dapat digunakan sebagai panduan konseptual untuk program pembangunan.

BIOGRAFI

Anne Gotfredson lahir di San Francisco, ia dan suami pertamanya Gary Don
Gottfredson menerima gelar sarjana psikologi pada tahun 1969 dari University of California,
Berkeley, kemudian bekerja di Peace Corps di Malaysia hingga 1972. Ia juga mengajar di
sekolah-sekolah yang kurang beruntung pada saat ia muda. [1] Mereka berdua kemudian
melanjutkan ke sekolah pascasarjana di Universitas Johns Hopkins, di mana ia menerima
gelar Ph.D. dalam sosiologi pada tahun 1977. Gottfredson kemudian mengambil posisi di
Pusat Organisasi Sosial Sekolah Hopkins dan menyelidiki masalah-masalah segregasi dan
tipologi pekerjaan berdasarkan keahlian dan kemampuan intelektual. Dia menikah pada satu
titik Robert A. Gordon, yang bekerja di daerah terkait di Hopkins, dan mereka bercerai pada
pertengahan 90-an. Pada tahun 1985, Gottfredson berpartisipasi dalam sebuah konferensi
yang disebut "The g Factor in Employment Testing." Makalah yang disajikan kemudian
diterbitkan dalam edisi Desember 1986 Journal of Vocational Behavior, diedit oleh
Gottfredson. Pada tahun 1986, Gottfredson diangkat sebagai Associate Professor of
Educational Studies di University of Delaware, Newark. Tahun itu, ia mempresentasikan
serangkaian makalah tentang faktor intelijen umum dan pekerjaan.

Pada tahun 1988 Gottfredson menerima hibah pertama dari banyak Dana Perintis
untuk bekerja pada perbedaan pendidikan dan kebijakan pekerjaan. Pada tahun 1989, komite
promosi dan jabatan Universitas Delaware menolak promosi Gottfredson menjadi profesor
penuh, dengan alasan penelitian "cacat" dan "tidak ilmiah". Dia dipromosikan menjadi
profesor penuh pada tahun berikutnya. Penelitian dan pandangan Gottfredson telah
menimbulkan kontroversi, terutama kesaksiannya tentang kebijakan tindakan afirmatif publik
dan pembelaannya terhadap The Bell Curve, terutama "Mainstream Science on Intelligence,"
sebuah editorial yang ditulis olehnya, ditandatangani oleh 52 rekan kerja, dan diterbitkan di
Wall Street Jurnal. Sejak saat itu ia telah menulis sejumlah artikel tentang ras dan
kecerdasan, terutama yang berlaku untuk kualifikasi pekerjaan.

KONSEP DASAR TEORI GOTTFRESDON:

Gottfredson telah merumuskan sebuah teori baru dengan 'batasan dan kompromi
dimana seorang individu menginginkan pekerjaan yang cocok dengan citra diri mereka.
Menurut Gottfredson, latar belakang sosial ekonomi dan tingkat intelektual sangat
mempengaruhi konsep diri individu dalam lingkungan masyarakat. Sebagai orang
memproyeksikan ke dunia kerja, mereka memilih pekerjaan yang sesuai dengan kelas sosial,
tingkat intelektual, dan jenis kelamin mereka. Teori dari Gottfredson memiliki empat konsep
utama yaitu : a) cognitif growth, b). Self-creation, c) circumscription, dan d). compromise.

 Konsep pertama yaitu cognitive growth (usia 3-13 tahun), Gottfredson


menjelaskan bahwa kapasitas individu untuk belajar dan bernalar meningkat
selama proses perkembangan dari mulai masa post-natal sampai usia
remaja, perkembangan kemampuan mental individu mempengaruhi perilaku
dan kehidupan. Dua produk utama dari proses ini adalah peta kognitif dan
konsep diri mengenai pekerjaan. Kedua hal tersebut akan
mempengaruhi pemahaman individu terhadap dunia kerja.
 Konsep kedua yaitu self-creation (mulai usia 14 tahun), konsep ini berakar
dari asumsi peran lingkungan dan bawaan dalam perkembangan individu,
berikutnya Gottfredson mengembangkan konsep self-creation, dalam konsep
ini individu dinyatakan sebagai pemeran sentral dalam perkembangan yang
dijalaninya, semenjak dilahirkan individu mengarahkan dirinya sendiri, dan
menciptakan perilakunya sendiri. Menurut Gottfredson melalui pengembangan
pemahaman diri individu bisa lebih mampu mengarahkan dirinya sendiri.
Pembatasan diri dan kompromi merupakan proses dimana individu memilih
suatu jalan dan menghindari jalan yang lain, secara keseluruhan itulah yang
disebut dengan proses self-definition dan self-creation.
 Konsep ketiga adalah circumscription, yaitu suatu proses pembatasan dan
proses penginternalan konsep diri tentan pilihan karir. Proses ini menjadi
proses yang penting, dan bahkan Anastahsou (2008:124) mengelompokkan
dua tahapan diatas yakni cognitive growth dan self creation merupakan bagian
dari tahapan circumscription. Tahap ini dilandasi oleh empat hal, yaitu :
a. Tahap pertama adalah orientasi dalam hal kekuatan dan ukuran diri, tahap
ini dimulai kira-kira sejak usia tiga sampai lima tahun. Pada tahap ini individu
mulai bisa mengenal dan menyadari perbedaan dirinya dengan lingkungan
disekitar, seperti dengan orang dewasa disekitarnya, orang dewasa berbeda
dengan dirinya “anak kecil” dan pekerjaan merupakan bagian dari kehidupan
orang dewasa;
b. Tahap kedua adalah orientasi peran gender, tahap ini mulai muncul mulai
dari usia enam tahun. Pada tahap ini individu mulai mengenali diri dan peran
gendernya, individu mulai menyesuaikan diri, seperti bagaimana berpakaian
yang sesuai sebagai anak laki-laki atau perempuan;
c. Tahap ketiga adalah orientasi terhadap penilaian sosial. Tahap ini mulai
berkembang pada usia sembilan sampai tiga belas tahun. Individu pada masa
ini mulai menyadari peran kemasyarakatan, adanya perbedaan status antar
anggota masyarakat. Individu mengetahui status sosial tinggi dan rendah, dan
akan memilih pekerjaan yang memiliki status pekerjaan yang tinggi,
d. Tahap ke empat adalah munculnya orientasi terhadap aspek internal
individu. Tahap ini dimulai pada usia empat belas tahun, tahap ini sering
disebut dengan masa krisis identitas dalam konteks psikologi perkembangan.
Pada tahap ini, individu mulai memilih, menetapkan dan mencari alternatif
mengenai perencanaan diri dan pekerjaannya.
 Konsep kelima adalah compromise, berbeda dengan konsep pembatasan,
proses kompromi merupakan proses pencarian alternatif yang didasarkan pada
realitas diluar diri individu. Hal ini didasarkan bahwa lingkungan ikut andil
mempengaruhi kesempatan seseorang untuk memperoleh pekerjaan
tertentu. Hakikat dari konsep kompromi dalam teori ini adalah proses dimana
individu melepaskan pilihan yang telah ditetapkan, kepada pilihan lain yang
dianggap lebih realistis dan lebih mudah diraih. Kompromi bisa muncul ketika
individu telah melakukan antisipasi terhadap kemungkinan eksternal hal ini
disebut dengan kompromi antisipatik, selain itu kompromi bisa muncul ketika
hambatan sudah jelas terlihat, kompromi ini disebut dengan experiental
compromise. Gottfredson menjelaskan empat prinsip dalam kompromi, yaitu
: (a) Perkembangan dari kondisi yang diprioritaskan, dimana syarat yang
relatif penting menjadi persyaratan seperti jenis kelamin, prestise, dan jenis
pekerjaan; (b) Prinsip kedua terkait dengan kapasitas individu dalam memilih
sesuatu yang cukup bagus, dan tidak memerlukan yang paling bagus;
(c) Prinsip ketiga adalah ketika pilihan yang ada tidak memberikan kepuasan
kepada individu, dan individu menolak untuk berkomitmen kepada pilihan
manapun, karena tidak menginginkan hal yang sama; (d) Prinsip keempat
adalah proses menampung beberapa kemungkinan. Sebagai contoh,
kebahagian individu akan ditentukan oleh tingkat kemampuan individu dalam
mewujudkan berbagai keinginan lingkungannya, sekalipun pilihan untuk
mewujudkan keinginan sendiri juga tersedia.

KARAKTERISTIK TEORI GOTTFREDSON

Teori Gottfreson memfokuskan pada isi dari aspirasi karir, dan bagian-bagian
perkembangan lainnya. Anasthasou (2008:123) menegaskan bahwa pada teori ini
mengelaborasi secara dinamis antara faktor bawaan dan lingkungan, yang menurutnya
keduanya mempunyai peran yang sama-sama penting dalam membentuk pribadi individu
yang utuh. Namun walaupun susunan genetic dan lingkungan memainkan peran penting
dalam membentuk orang, Gottfredson mempertahankan bahwa individu masih merupakan
agen yang aktif yang dapat mempengaruhi cetakan atau lingkungan mereka. Oleh karena itu,
pengembangan karir dipandang sebagai sebuah proses penciptaan diri dalam individu yang
melihat jalur-jalur untuk mengekploitasi atau mengeskplorasi kecenderungan genetik mereka
dalam batas lingkungan budaya mereka sendiri. Beberapa aplikasi yang dapat diterapkan
yakni mengoptimalkan pembelajaran yang dilalui individu, mengoptimalkan self insight, dan
mengoptimalkan self investment.

Gottfredson (1996) menunjukkan bahwa teorinya menyoroti kebutuhan untuk karir


konselor untuk mendorong eksplorasi dan realisme, dan dia menekankan pentingnya
informasi. Gottfredson menggambarkan ketegangan untuk seorang konselor, yang di satu sisi
dapat berkomitmen untuk membantu klien mereka menjauh dari batasan sebelumnya hidup
mereka, namun pada sisi lain perlu menerima kenyataan kompromi yang diperlukan.
Gottfredson menggambarkan bagaimana anak-anak mengembangkan konsep individu dari
"zona alternatif "pekerjaan didefinisikan dalam hal prestise. Teori Gottfredson
mengemukakan bahwa kesediaan seseorang untuk membuat trade-off karena karir kurang
disukaididasarkan pada seperangkat prioritas bersyarat, mulai dari kecil untuk kompromi
yang parah. Pada intinya, semakin besar satu kompromi harus membuat (yaitu, lebih banyak
pilihan yang tersedia dianggap untuk jatuh lebih jauh zona luar seseorang dari alternatif yang
bisa diterima) .

RISET-RISET YANG BERKENAAN DENGAN TEORI BATASAN DAN


KOMPROMI

Beberapa penelitian telah mengeksplorasi teori Gottfredson; Namun, dukungan


empiris untuk model telah ditawarkan sebagai bukti dengan batasan dan masing-masing
kompromi diuji dalam dirinya sendiri. Sejumlah studi penelitian meneliti batasan dan
kompromi komponen telah menghasilkan temuan beragam. Holt (1989) memberikan
beberapa dukungan untuk kompromi, tetapi menyarankan bahwa model tersebut mungkin
merupakan penyederhanaan proses yang berlebihan. Taylor dan Pryor (1985) mendukung
pengaruh relatif dari tiga variabel (yaitu, minat, prestise, jenis kelamin), namun mereka
menyimpulkan bahwa pengaruhnya mungkin lebih kompleks daripada yang disarankan
Gottfredson.

Hesketh, Durant, dan Pryor (1990), dalam penelitian mereka yang menilai 27
pekerjaan hipotetis yang menggabungkan jenis kelamin, prestise, dan minat, tidak
menemukan dukungan untuk komponen kompromi model Gottfredson. Penelitian yang
dilakukan dengan orang Asia-Amerika (Leung, 1993) menemukan bahwa jangkauan dan area
zona alternatif yang dapat diterima umumnya menjadi lebih besar pada tahun-tahun remaja
daripada menjadi lebih kecil seperti yang diprediksi oleh Gottfredson. Leung juga
menemukan bahwa orang Amerika-Asia lebih mungkin untuk berkompromi dengan jenis
kelamin demi prestise.

Untuk mendukung teori Gottfredson adalah Henderson, Hesketh, dan Tuffin (1988)
yang hasilnya menunjukkan bahwa preferensi jenis kelamin akan mempengaruhi preferensi
pekerjaan sejak usia yang lebih dini daripada yang disarankan oleh Gottfredson, dengan laki-
laki menunjukkan jenis kelamin lebih kaku daripada perempuan. Lapan & Jingeleski (1992)
mendukung pentingnya jenis kelamin dan prestise dalam penelitian dengan siswa kelas
delapan, dan mereplikasi peta kognitif Gottfredson tentang kejuruan. Meskipun penelitian
oleh Hesketh, Durant, dan Pryor (1990) tidak mendukung komponen kompromi, mereka
menemukan bahwa komponen batasan tetap layak karena pekerjaan responden dihilangkan
pada usia dini tidak lagi menarik perhatian dan pengetahuan di tahun-tahun berikutnya.

Hesketh, Pryor, dan Gleitzman (1989) menyelidiki penerapan teori fuzzy-set pada
pengukuran dimensi yang relevan dengan teori batasan dan kompromi. (A fuzzy-set adalah
gagasan garis lintang penerimaan dan penolakan dalam pengukuran sikap sepanjang
kontinum dari total keanggotaan ke non-keanggotaan.) Studi ini menemukan bahwa zona
alternatif yang dapat diterima berdasarkan peta kognitif dapat diukur sebagai fuzzy- set,
menghasilkan berbagai alternatif pekerjaan dalam ruang sosial individu daripada pilihan
tunggal.

Salah satu asumsi yang dapat ditarik dari literatur akan menyarankan bahwa teori
Gottfredson lebih kompleks daripada yang diusulkan sebelumnya; Namun, penelitian
tampaknya menunjukkan bahwa teori itu memang memberikan kerangka kerja yang
bermanfaat. Penelitian telah menunjukkan bahwa komponen kompromi sangat penting untuk
memahami pengambilan keputusan karier.

APLIKASI TEORI BATASAN DAN KOMPROMI DALAM BK KARIER

Bimbingan konseling sebagai bagian integral dari pendidikan yang berfungsi untuk
membantu siswa dalam mencapai perkembangan yang optimal, salah satunya membantu
siswa mencapai tugas perkembangan karier yakni dalam pengambilan keputusan karier yang
sesuai dengan apa yang siswa inginkan. Konselor sekolah mempunyai peranan yang lebih
besar dibandingkan dengan personil sekolah lain untuk membantu siswa dalam proses
pengambilan keputusan karier untuk masa depannya. Peran bimbingan dan konseling juga
sangat penting untuk memberikan informasi terkait dengan berbagai pilihan karier yang ada
sehingga siswa memiliki banyak referensi dalam proses pengambilan keputusan kariernya.

Status dan Penggunaan Teori Gottfredson Gottfredson (1996, 2002) menyarankan


bahwa teorinya mempunyai dua penggunaan. Salah satu dari teori tersebut adalah pada
program desain perkembangan karier yang menguraikan pilihan stereotip jenis kelamin dan
pembatasan dalam pekerjaan didasarkan pada status sosial. Dia menyarankan bahwa program
sekolah dasar harus fokus pada eksplorasi rentang pekerjaan untuk mencegah pelarangan dini
dan untuk memberikan sebuah dasar bagi pilihan pekerjaan di kemudian hari. Program
sekolah menengah harus mewaspadai siswa yang membatasi pilihan pekerjaan dan
mendorong mereka untuk mengeksplorasi diri. Proses pengenalan minat dan kemampuan
berlanjut pada tingkat sekolah menengah atas dan isu mengenai bagaimana memasuki
pekerjaan harus dikenalkan.

Secara jelas, teori Gottfredson mempunyai implikasi dalam bimbingan karier.


Aplikasi kedua dalam teorinya melibatkan diagnosa perkembangan masalah. Dia mencatat
lima masalah yang harus dinilai. Daerah yang harus dinilai adalah:

1. Apakah klien tersebut mempunyai pilihan pekerjaan? Jika tidak, apakah masalah
kurangnya pengetahuan diri, kurangnya pengetahuan kerja, ataukah ketidakmauan
untuk memilih pilihan yang mudah diterima? Apakah ketidakmauan menerima hasil
atas jenis kelamin atau ras/etnis ataukah karena seseorang tersebut gay, lesbian, atau
biseksual sehingga mendapatkan diskriminasi?

2. Apakah tuntutan orang yang masuk pekerjaan cocok dengan kriteria klien? apakah
pilihan-pilihan tersebut menjadi tepat untuk dipikirkan?

3. Apakah klien tersebut puas dengan pilihan yang dibuat? Jika tidak, apakah
ketidakpuasan sebuah hasil dari keharusan atas kepentingan, ataukah pandangan
stereotip atas jenis kelamin atau ras/etnis? Apakah orientasi seksual berhubungan
dengan kepantasan seseorang pada pekerjaan?

4. Sudahkah klien terlalu terkekang atas pilihan pekerjaannya karena kurangnya


pengetahuan diri, pengetahuan mengenai pekerjaan, atau jenis kelamin atau ras/etnis
tidak teruji? Sudahkah orientasi jenis kelamin klien tak semsetinya ada dalam pilihan
pekerjaan?

5. Apakah klien tersebut sadar akan jalan pilihan pekerjaan yang diambil, dan apakah
dia percaya bahwa dia dapat bernegosiasi terhadap jalan pilihan itu? Sudahkah pilihan
pekerjaan dihilangkan karena kurangnya keahlian atau pengetahuan mengenai jalan
pilihan ini?

Informasi pekerjaan memainkan peran penting dalam pendekatan Gottfredson pada


bimbingan karier. Kekuatan teori itu sendiri adalah bahwa ini memberikan konselor karier
sebuah jalan untuk menggambarkan bagaimana pekerjaan tersebut mungkin dibatasi oleh
pandangan jenis kelamin. Selain itu, karena proses perputaran dan kompromi mungkin sejajar
dengan proses bahwa ras dan etnis minoritas dan seseorang yang homoseksual atau biseksual
terjadi, ini dapat dilaksanakan dengan mudah bagi kelompok-kelompok ini. Namun, teori
Gottfredson adalah berdasar kepada kemungkinan bahwa klien tersebut akan menjadi
pembuat keputusan, juga sebagai pelaksanaan bagi klien yang tidak mempunyai nilai sosial
sendiri yang merupakan sebuah problematik.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan mengenai teori Batasan dan Kompromi di atas, dapat


disimpulkan bahwa teori Gottfredson memiliki empat konsep utama yaitu : a) cognitif
growth, b). Self-creation, c) circumscription, dan d). compromise. Budaya yang modern
menyediakan menu okupasi yang sangat luas, individu akan mempelajari berbagai okupasi
tersebut dan mengetahui bahwa ada beberapa pekerjaan yang pernah ada. Individu memilih
vokasinya sesuai dengan tempat yang paling tepat untuk dirinya secara sosial. Latar belakang
sosial ekonomi dan tingkat intelektual sangat mempengaruhi konsep diri individu dalam
lingkungan masyarakat. Sebagai orang memproyeksikan ke dunia kerja, mereka memilih
pekerjaan yang sesuai dengan kelas sosial, tingkat intelektual, dan jenis kelamin mereka.
Pilihan vokasinya kemudian menjadi proses batasan (circumsription) untuk mengeliminasi
alternatif okupasi yang berkonflik dengan konsep diri. Pada awal kehidupan, anak akan mulai
memahami seluruh okupasi yang tidak diterima oleh sosial untuk dirinya sampai memahami
lebih jelas pekerjaan tersebut.

DAFTAR RUJUKAN:

Athanasou, A, J., & Esbroeck, V. R. (2019). International Handbook of Career Guidance.


Brown, S. D., & Lent, R. W. (2013). Career Development and Counseling : Putting Theory
and Research to Work.
Sharf, R. S. (2005). Applying Career Development Theory to Counseling. Brooks Cole.
Widiastuti, N. (2017). Aspirasi Karier Siswa SMA Berdasarkan Status Sosial Ekonomi dan
Gender. Journal of Education Counseling, 1, 109-128.
Eliason, G., Eliason Trisha, Samide, J., & Patrick, J. (2014). Career Development Across the
Lifespan: Counseling for Comunity, Schools, Higher, Education, and Beyond.
Charlotte: Information Age Publishing.

Bakar, A. R., & Mohamed, S. (2004). Academic performance, educational and occupational
aspirations of technical secondary school students. Pertanika Journal of Social
Science and Humanities, 31-43.
Brown, D. (2002). Career Choice and Development. San Fransisco: Jossey Bass.
Brown, S. D., & Lent, R. W. (2005). Career development and counseling: Putting theory and
research to work. Applying Gottfredson theory of circumsdription and compromise in
career guidance and counseling, 71-100.
Crasswell, J. W. (2012). Educational research (4th Edition).
Creed, P. A. (2009). Career decision-making, career barriers and occupational aspirations in
Chinese adolescents. International Journal for Educational and Vocational Guidance,
189-203.
Dillard, J. M. (1985). Life Long Career Planning. Ohiyo: Meril Publishing Co.
Gottfredson, L. S. (1981). Circumscription and compromise: A developmental theory of
occupational aspirations. Journal of Counseling Psychology, 545-579.
Gottfredson, M. R. (1990). Ageneral theory of crime. Stanford: Stanford University Press.
Greenhaus, J. H. (2006). Encyclopedia of career development. USA: Sage.
Gunarsa, Y. S. (1991). Psikologi Remaja. Jakarta: Gunung Mulia.
Gurnasah, S. (2003). Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia.
Hidayat, D. R., Cahyawulan, W., & Alfan, R. (2019). Karier: Teori dan Implikasinya dalam
Bimbingan dan Konseling Komprehensif. Sukabumi: CV Jejak.
N., F. (2014). Hubungan Antara Aspirasi Karir Dengan Kematangan Vokasional Pada Siswa
SMK Walisongo 1 Gempol Pasuruan. Tesis.
Santrock, J. W. (2003). Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. (2009). Life-span development. New York: McGraw-Hill.
Sarwono, S. W. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Seligmen, L. (1994). Developmental career counseling and assessment. California: Sage.
Super, D. E. (1960). The vocational maturity of ninthgrade boys. New York: Teachers
College Press.
Winkel, W. S., & Hastuti, M. S. (2005). Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Zuwana. (Tidak Diterbitkan). Tingkat Aspirasi Pendidikan dna Jabatan Siswa SMA serta
Implikasinya bagi Bimbingan dan Konseling. Universitas Negeri Padang.

Gothard, B. (2001). Careers Guidance in Context. London: SAGE Publication.


Gottfredson, L. S. (1981). Circumscription and compromise: A developmental theory of
occupational aspirations. Journal of Counseling Psychology, 545-579.
Hesketh, B., Durant, C., & Pryor, R. (1990). Career compromise: A test of Gottfredson's
(1981) theory using a policy-capturing procedur. Journal of Vocational Behavior, 97-
108.

Hesketh, B., Pryor, R., & Gleitzman, M. (1989). Fuzzy logic: Toward measuring
Gottfredson's concept of occupational social space. Journal of Counseling
Psychology,, 103-109.

Patton, W. (2008). Careers Develompental Series 2. Netherland: Sense Publisher.

Anda mungkin juga menyukai