Anda di halaman 1dari 25

PENGANTAR BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN

Tugas ini disusun dalam memenuhi tugas Mata kuliah : Bimbingan dan Konseling Perkembangan Dosen Pengampu: Dr. Anwar Sutoyo, M.Pd.

Oleh: Sri Narti Nadhifatuz Zulfa 0105510006 0105510049

ROMBEL B

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)


PROGRAM PASCASARJANA PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING

2011

KATA PENGANTAR

Bersama ini kami sampaikan karya ilmiah berupa makalah yang berjudul Budaya, Konseling dan Ilmu Pendukungnya, untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Bimbingan dan Konseling Perkembangan pada Program Pasca Sarjana S2 Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Semarang. Substansi dari makalah ini adalah buku-buku mengenai pengantar Bimbingan dan konseling perkembangan yang diangkat menjadi judul makalah ini, bersumber pada literatur yang berkaitan dengan teori tersebut. Buku utama dalam penulisan ini berjudul Guidance and Counseling in the Elementary and Middle Schools:A Practical Approach, yang ditulis oleh J.J. Muro dan T. Kottman, serta buku penunjang diantaranya buku Developmental Guidance and Counseling, karya R.D. Myrick, serta buku lainnya Adapun tata cara penulisan makalah ini dalam bab I pendahuluan

memaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan makalah, sedangkan bab II memaparkan overview bimbingan dan konseling perkembangan, bab III overview pertumbuhan dan perkembangan individu serta implikasinya dalam proses konseling. Sedangkan bab IV berisi simpulan. Kiranya kesempurnaan adalah milik Tuhan, sehingga kami merasa perlu mendapatkan masukan untuk menyempurnakan makalah ini. Atas perhatian dan simpati semua pihak terhadap makalah ini kami ucapkan banyak terimakasih.

Para Penulis

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG MASALAH Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual). Konseli sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, konseli memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Disamping itu terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan konseli tidak selalu berlangsung secara mulus, atau bebas dari masalah. Dengan kata lain, proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur linier, lurus, atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut. Perkembangan konseli tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life style) warga masyarakat. Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku konseli, seperti terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah-masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Perubahan lingkungan yang diduga mempengaruhi gaya hidup, dan kesenjangan perkembangan tersebut, di antaranya: pertumbuhan jumlah

penduduk yang cepat, pertumbuhan kota-kota, kesenjangan tingkat sosial ekonomi masyarakat, revolusi teknologi informasi, pergeseran fungsi atau struktur keluarga, dan perubahan struktur masyarakat dari agraris ke industri. Iklim lingkungan kehidupan yang kurang sehat, seperti : maraknya tayangan pornografi di televisi dan VCD; penyalahgunaan alat kontrasepsi, minuman keras, dan obat-obat terlarang/narkoba yang tak terkontrol; ketidak harmonisan dalam kehidupan keluarga; dan dekadensi moral orang dewasa sangat mempengaruhi pola perilaku atau gaya hidup konseli (terutama pada usia remaja) yang cenderung menyimpang dari kaidah-kaidah moral (akhlak yang mulia), seperti: pelanggaran tata tertib Sekolah/Madrasah, tawuran, meminum minuman keras, menjadi pecandu Narkoba atau NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya, seperti: ganja,

narkotika, ectasy, putau, dan sabu-sabu), kriminalitas, dan pergaulan bebas (free sex). Penampilan perilaku remaja seperti di atas sangat tidak diharapkan, karena tidak sesuai dengan sosok pribadi manusia Indonesia yang dicitacitakan, seperti tercantum dalam tujuan pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003), yaitu: (1) beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki pengetahuan dan keterampilan, (4) memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (5) memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, serta (6) memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan tersebut mempunyai implikasi imperatif (yang mengharuskan) bagi semua tingkat satuan pendidikan untuk senantiasa memantapkan proses pendidikannya secara bermutu ke arah pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Upaya menangkal dan mencegah perilaku-perilaku yang tidak diharapkan seperti disebutkan, adalah mengembangkan potensi konseli dan memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian. Upaya ini merupakan wilayah garapan bimbingan dan konseling yang harus dilakukan secara proaktif dan berbasis

data

tentang

perkembangan

konseli

beserta

berbagai

faktor

yang

mempengaruhinya. Dengan demikian, pendidikan yang bermutu, efektif atau ideal adalah yang mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergi, yaitu bidang administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional atau kurikuler, dan bidang bimbingan dan konseling. Pendidikan yang hanya melaksanakan bidang administratif dan instruksional dengan mengabaikan bidang bimbingan dan konseling, hanya akan menghasilkan konseli yang pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek kepribadian. Pada saat ini telah terjadi perubahan paradigma pendekatan bimbingan dan konseling, yaitu dari pendekatan yang berorientasi tradisional, remedial, klinis, dan terpusat pada konselor, kepada pendekatan yang berorientasi perkembangan dan preventif. Pendekatan bimbingan dan konseling perkembangan (Developmental Guidance and Counseling), atau bimbingan dan konseling komprehensif (Comprehensive Guidance and Counseling). Pelayanan bimbingan dan konseling komprehensif didasarkan kepada upaya pencapaian tugas perkembangan, pengembangan potensi, dan pengentasan masalah-masalah konseli. Tugas-tugas perkembangan dirumuskan sebagai standar kompetensi yang harus dicapai konseli, sehingga pendekatan ini disebut juga bimbingan dan konseling berbasis standar (standard based guidance and counseling). Standar dimaksud adalah standar kompetensi kemandirian. Dalam pelaksanaannya, pendekatan ini menekankan kolaborasi antara konselor dengan para personal Sekolah/ Madrasah lainnya (pimpinan Sekolah/Madrasah, guru-guru, dan staf administrasi), orang tua konseli, dan pihak-pihak ter-kait lainnya (seperti instansi pemerintah/swasta dan para ahli : psikolog dan dokter). Pendekatan ini terintegrasi dengan proses pendidikan di Sekolah/Madrasah secara keseluruhan dalam upaya membantu para konseli agar dapat mengem-bangkan atau mewujudkan potensi dirinya secara penuh, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.

Atas dasar itu, maka implementasi bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah diorientasikan kepada upaya memfasilitasi perkembangan potensi konseli, yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir; atau terkait dengan pengembangan pribadi konseli sebagai makhluk yang berdimensi biopsikososiospiritual (biologis, psikis, sosial, dan spiritual). 1.2.RUMUSAN MASALAH Dalam makalah ini, penulis membatasi permasalahan untuk

memfokuskan pada tiga permasalahan mendasar yang berkaitan dengan pengantar Bimbingan Konseling Perkembangan. Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah: 1. Bagaimana (overview) bimbingan dan konseling perkembangan. 2. Bagaimana (overview) pertumbuhan dan perkembangan individu serta implikasinya dalam proses konseling

1.3.TUJUAN PENULISAN Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling Perkembangan, dosen pengampu Dr. Anwar Sutoyo, M.Pd. 2. Untuk mengetahui selintas (overview) bimbingan dan konseling perkembangan. 3. Untuk mengetahui selintas (overview) pertumbuhan dan perkembangan individu serta implikasinya dala proses konseling.

BAB 2 OVERVIEW BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN

2.1.Pengertian Bimbingan Konseling Perkembangan Bimbingan dan Konseling Perkembangan: Developmental guidance and counseling is An integral part of each schools total education program, in order to preserve the academic day,..to facilities instruction by removing impredimentas to students learning. Bimbingan konseling perkembangan yaitu proses bantuan terhadap individu peserta didik secara komprehensif dan bersifat proaktif dalam memfasilitasi konseli untuk mengembangkan potensinya secara efektif untuk tercapainya perkembangan yang optimal sehingga dapat tercapai individu yang sehat secara mental. Perbedaan antara bimbingan konseling konvensional dengan BK pekembangan terdapat pada layanan dan prinsip yang mengembangkan secara menyeluruh dan kolektif dan tidak bersifat kasuistis dan secara passif akan tetapi pelayanan proaktif secara menyeluruh dengan asumsi bahwa individu mempunyai keunikan dan cenderung untuk berkembang. Sehingga layanan bimbingan konseling perkembangan merupakan layanan dasar yang resposif dan proaktif dalam tujuannya mengembangkan dan mendorong individu untuk berkembang secara optimal dan produktif. 2.2.Kerangka Pikir dan Kerja BK Perkembangan Untuk membantu para Guru BK (Konselor) mudah memahami kedudukan, prosedur, dan strategi pengelolaan Bimbingan dan Konseling Perkembangan di sekolah; berikut ini dirumuskan kerangka piker dan kerangka kerjanya, sebagai berikut: 1. Layanan bimbingan dan konseling di sekolah sebagai bagian integral dari system pendidikan di sekolah tersebut 2. Keempat komponen (konsep BK, dasar legal, personal yang profesional, dan sistem manajemen) memperkokoh keberadaan dan identitas

bimbingan dan konseling sekolah.

3.

Bimbingan dan konseling di sekolah perlu memperhatikan: a. Dinamika dan harapan stakeholder b. Visi, misi, tujuan, dan program sekolah c. Kondisi obyektif sekolah

4. Untuk memahami ketiga variable pada butir (3) perlu dilakukan asesmen lingkungan dan siswa, dan pemahaman visi, misi, dan program sekolah. Asesmen dan pemahaman ini akan melahirkan: a. Kebutuhan, harapan, dan kondisi lingkungan b. Harapan sekolah c. Kebutuhan dan perkembangan siswa 5. Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling, dirumuskan dengan mensinergikan ketiga kebutuhan di atas (4a, b, c) yang tertuang dalam rumusan tugas-tugas perkembangan (kompetensi) siswa. Rumusan tugas perkembangan ini merupakan perilaku ideal yang diharapkan dicapai siswa melalui proses layanan bimbingan dan konseling. 6. Bimbingan dan Konseling Perkembangan memiliki 4 (empat) komponen program, yakni: layanan bimbingan atau layanan kurikulum bimbingan, layanan responsif, layanan perencanaan individual, dan dukungan sistem. (Gybers & Henderson, dalam Muro Kottman, 1995:5) a. Layanan Dasar Bimbingan, sebagai kurikulum bimbingan dan konseling. b. Layanan Responsif, yakni program yang difokuskan pada pemecahan masalah saat ini, bersifat segera, untuk kelompok atau individu tertentu. c. Layanan Perencanaan Individual, yakni program yang difokuskan untuk memfasilitasi individu siswa dalam merencanakan pengembangan diri (pendidikan, karir, pribadi, sosial). d. Dukungan sistem, yang berkenaan dengan dukungan manajerial secara umum dan sistem manajemen bimbingan dan konseling. 7. Setiap komponen program-program di atas dilaksanakan dengan

menggunakan strategi dan teknik tertentu. Para Guru BK (Konsleor)

sekolah diharapkan menguasai dengan baik dan cermat berbagai strategi dan teknik pelaksanaan program. 8. Evaluasi dan akuntabilitas menjadi hal yang cukup penting dalam aspek manajeman bimbingan dan konseling. Evaluasi dilakukan terhadap perkembangan siswa melalui berbagai teknik yang relevan; dan akuntabilitas ditampilkan dalam laporan keterlaksanaan program dan pencapaian tujuan bimbingan dan konseling, serta kinerja konselor dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling (Direktorat

Pendidikan Lanjutan Pertama & ABKIN, 2004). 2.3. Asumsi Bimbingan dan Konseling Perkembangan Bimbingan dan konseling perkembangan didasarkan pada beberapa asumsi diantaranya ; 1. Watak dasar manusia mendorong individu ke arah perkembangan diri secara positif dan berurutan 2. Konseli bukanlah individu yang sakit 3. Konseling dipusatkan pada situasi saat ini dan yang akan dating 4. Konseli bukanlah pasien 5. Konselor/guru BK bukanlah individu yang netral/bebas nilai-nilai 6. Konseli adalah individu yang unik untuk mengembangakan identitas dirinya dan mengintegrasikannya kedalam gaya hidupnya 2.4. Tujuan Bimbingan dan Konseling Perkembangan 1. Membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, kemampuan, bakat, minat, dan cita-citanya. 2. Mengenal lingkungan dirinya yang meliputi lingkungan pendidikan, pekerjaan, sosial kemasyarakatan, dan alam. 3. Membuat keputusan dan pilihan secara realistis. 4. Merumuskan rencana pribadinya yang berkaitan dengan rencana pendidikan, karir, dan rencana kehidupan lainnya 5. Mewujudkan potensi dan mengembangkan minat dan cita-citanya.

6. Membantu individu agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, akademik, dan karir sebagai berikut (Pedoman Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia, 2007). 2.5. Topik-topik dalam pelayanan dasar bimbingan ; 1. Tugas Perkembangan diri sebagai individu yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa meliputi topik-topik ; memahami secara lebih luas dan mendalam, meyakini dan menjalankan kaidah-kaidah agama yang dianutnya (bimb. Pribadi) memahami, menjalankan, hubungan sosial berdasarkan kaidah-kaidah agama yang dianut (Bimbingan sosial) memahami dan mewujudkan kegiatan-kegiatan belajar sesuai dengan kaidah-kaidah ajaran agama (Bimbingan belajar) memahami dan menjalankan kaidah-kaidah agama dalam pengarahan diri untuk pengembangan karir 2. Tugas Perkembangan ; mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat, meliputi topik-topik ; memahami dan menerima perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri (bimb. Pribadi) memahami dan menjalankan pola hidup sehat (bimb. Pribadi) memahami bahwa perubahan fisik dan psikis mempengaruhi hubungan sosial serta bersikap empati kepada orang lain yang sedang mengalami perubahan fisik dan psikis (bim. Sosial) memahami pengaruh perubahan fisik dan psikis terhadap kegiatan belajar serta mampu mengatasi kesulitan yang terjadi akibat perubahan fisik dan psikis dalam kegiatan belajar (bim. Belajar) memahami bahwa kondisi fisik dan psikis mempengaruhi pengembangan persiapan karir serta mengembangkan kondisi fisik dan psikis yang sehat untuk pengembangan karir (bimb. Karir) mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita

memahami, menerima dan menjalankan peran pribadi dalam kelompok sebaya sebagai pria atau wanita (bimb. Pribadi)

mampu menjalin hubungan sosial dengan teman sebaya sesaui perannya sebagai pria atau wanita (bim. Sosial)

Mewujudkan pengaruh positif dan menghindari pengaruh yang negatif dari hubungan teman sebaya terhadap kegiatan belajar (bimb. Belajar)

memanfaatkan hubungan teman sebaya dalam upaya pengembangan persiapan karir dan memahami bahwa pria dan wanita mempunyai kedudukan yang sama dalam bekerja dan mengembangkan karir

3. Tugas perkembangan ; memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas memahami dan menjalankan nilai dan cara bertingkah laku pribadi dalam kehidupan diluar kelompok sebaya (bimb. Pribadi) memahami dan mampu menerapkan nilai-nilai dan cara berperilaku sosial dalam kehidupan diluar kelompok sebaya (bimb. Sosial) memahami pengaruh hubungan dalam kehidupan sosial yang lebih luas terhadap kegiatan belajar serta mewujudkan pengaruh positif dan menghindari pengaruh negatif dari hubungan dalam kehidupan sosial yang lebih luas terhadap kegiatan belajar 4. Mengenal bakat, minat, serta arah kecenderungan karir dan apresiasi seni Memahami kemampuan, bakat dan minat yang dimiliki dan arah kecenderungan karir sesuai dengan bakat dan minat (bimb. Pribadi). Mengenal aspek-aspek sosial terhadap kemampuan , bakat dan minat (bimb. Sosial) Memahami aspek-aspek sosial dalam pengembangan karir dan dalam apresiasi seni (bimb. Sosial) Memahami pengaruh positif kemampuan, bakat dan minat sendiri terhadap kegiatan belajar serta pengaruh positif apresiasi seni terhadap kegiatan belajar (bimb. Belajar) memahami pengaruh kemampuan, bakat dan minat terhadap karir (bimb. Karir)

mampu mengarahkan kecenderungan karir sendiri sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat (bim. Karir)

mampu mengapresiasi berbagai jenis karir dalam bidang seni (bimb. Karir

2.6. Visi Bimbingan dan Konseling Perkembangan Visi pelayanan bimbingan dan konseling perkembangan antara lain adalah sebagai berikut : 1. Bimbingan dan Konseling sebagai ilmu dan profesi harus mampu memberikan sumbangan bagi dunia Pendidikan Nasional dan kehidupan masyarakat pada umumnya. 2. Dari sudut pandang BK sebagai profesi bantuan (helping profesion) layanan Bimbingan dan Konseling seharusnya diabdikan bagi

peningkatan harkat dan martabat kemanusiaan dengan cara memfasilitasi perkembangan individu atau kelompok individu sesuai dengan kekuatan, kemampuan potensial aktual, serta kelemahan dan hambatan serta kendala yang dihadapi dalam perkembangan dirinya. 3. Bimbingan dan Konseling tidak lagi hanya dipelajari sebagai perangkat teknik, melainkan sebagai kerangka berpikir dan bertindak yang bernuansa kemanusiaan dan keindividuan. 4. Pendekatan BK bergeser dari supply-side ke demand-side dengan

melakukan upaya proaktif kepada masyarakat yang menjadi target layanan, menggunakan berbagai sumber dan teknologi informasi untuk memperkaya peran profesional, mengembangkan manajemen informasi dan jaringan kerja konselor serta memanfaatkan berbagai jalur dan setting layanan. 5. Profesi BK harus senantiasa terbuka untuk berkembang selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta tuntutan lingkungan akademis dan profesional, sehingga mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi dunia pendidikan nasional dan kehidupan manusia pada umumnya. Selain itu juga Visi BK Perkembangan antara lain :

1.

Terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan

perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta didik berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia. 2. Mengembangkan potensi, kompetensi, atau tugas- tugas perkembangan peserta didik secara optimal, sehingga menjadi seorang pribadi manusia yang memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sikap dan kemampuan profesional yang pada gilirannya akan mampu pembangunan nasional dan bersaing dalam era global. 3. Penyelenggaraan bimbingan dan konseling tidak lepas dari nilai-nilai yang terkandung dalam agama, falsafah negara, perundang-undangan, konsep-konsep bimbingan. 4. Layanan bimbingan merupakan tugas bersama semua personel sesuai dengan kinerjanya masing-masing. 5. Bimbingan dan konseling diorientasikan kepada pengembangan pribadi individu yang berkemampuan belaja dalam berinteraksi secara sehat dan benar dalam lingkungannya. 2.7. Misi Bimbingan dan Konseling Perkembangan Misi pelayanan bimbingan dan konseling perkembangan antara lain adalah sebagai berikut : 1. Misi edukatif, yaitu mendidik individu di dalam masyarakat dengan mengembangkan perilaku-perilaku efektif, baik perilaku jangka panjang, jangka pendek maupun keseharian. 2. Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi perkembangan individu di dalam masyarakat ke arah perkembangan optimal melalui strategi dan menyukseskan

pendekatanpsiko-paedagogis sebagai upaya pengembangan lingkungan, pengembangan individu dan/atau lingkungan belajar. 3. Misi Pengentasan Masalah (outreach), yaitu memfasilitasi pengentasan masalah peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari. 2.8. Program Bimbingan dan Konseling Perkembangan

Program bimbingan dan konseling perkembangan antara lain : 1. Perencanaan Perencanaan prosedur dan keputusan yang membantu konselor/guru BK antara lain : a. Mengidentifikasi visi dan misi serta tujuan sekolah, sarana dan prasarana pendukung program bimbingan, dan kebijakan pimpinan sekolah b. Mengidentifikasi karakteristik siswa dan kebutuhannya terhadap layanan bimbingan dan konseling. Hasil identifikasi menjadi masukan bagi perancangan program bimbingan dan konseling. 2. Perancangan Perancangan program bimbingan dan konseling dengan menetapkan elemen dan komponen program bimbingan dan konseling perkembangan yang komprehensif terdiri dari : a. Rasionel ; Pada bagian rasionel, konselor mengemukakan ; 1) Dasar pemikiran tentang pentingnya program bimbingan dan konseling dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah 2) Alasan-alasan pentingnya individu mencapai penguasaan

kompetensi sebagaimana yang dihasilkan program bimbingan dan konseling 3) Kesimpulan hasil analisis kebutuhan individu dan lingkungannya serta dukungan teori terkini dan kecenderungan profesi terhadap program dan rancangannya 4) Dan hal-hal lain yang dianggap relevan 3. Rencana Operasional (action Plan) Rencana kegiatan (action plan) diperlukan untuk menjamin

pelaksanaan program bimbingan dan konseling dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Rencana kegiatan adalah uraian detail dari program yang menggambarkan isi komponen program, baik kegiatan disekolah maupun

diluar sekolah, untuk memfasilitasi individu mencapai tugas perkembangan tertentu. 2.9.Pendekatan Bimbingan dan Konseling Selama bertahun-tahun, empat pendekatan dasar untuk bimbingan dan konseling telah mengembangkan: (a) krisis, (b) perbaikan, (c) preventive (pencegahan), dan (d) perkembangan (Myrick, 1993). Dalam pendekatan krisis, konselor menunggu sampai ada beberapa jenis krisis dan kemudian melompat ke dalam tindakan untuk membantu orang dalam kesepakatan krisis dengan masalah. Dengan pendekatan ini, cukup sering semua pihak yang terlibat berharap konselor untuk menggunakan teknik intervensi krisis dan "memperbaiki" masalah. Sebagai contoh, Sally Appleby datang ke kantor Ms McMillan itu, menangis tentang fakta bahwa George Stormwinds ki1ocked ke bawah di tempat bermain karena dia tidak akan memberinya mainan yang dia inginkan. Jika Ms McMillan adalah menggunakan pendekatan krisis untuk bimbingan dan konseling, ia mungkin bertanya Sally untuk brainstorming solusi untuk krisis dengan George. Dia juga mungkin meminta George untuk datang ke kantornya dan bekerja dengan kedua anak-anak di datang ke semacam resolusi untuk masalah. Ketika seorang konselor terlibat dalam pendekatan perbaikan, ia berfokus pada kelemahan terukur dan mencoba untuk memulihkan mereka (Myrick, 1993). Tujuan intervensi ini adalah untuk menghindari

kemungkinan krisis di wilayah tersebut. Banyak strategi yang digunakan dalam pendekatan perbaikan melibatkan siswa mengajarkan keterampilan, seperti keterampilan belajar dan keterampilan sosial, mereka tidak miliki. Jika Ms McMillan adalah menggunakan pendekatan perbaikan dengan Sally dan George, dia mungkin memutuskan untuk mengajarkan mereka keterampilan negosiasi, sehingga mereka bisa lebih adil memecahkan masalah

interpersonal.

Dalam model pencegahan bimbingan dan konseling, konselor berusaha untuk mengantisipasi masalah generik dan untuk mencegah mereka dari terjadi (Myrick, 1993). Masalah-masalah ini mungkin termasuk penyalahgunaan obat, merokok, gangguan makan, putus sekolah, kehamilan remaja, dan sejenisnya-masalah yang berpotensi mempengaruhi sejumlah besar siswa. Model pencegahan ini didasarkan pada gagasan bahwa jika konselor dapat mendidik siswa tentang bahaya kegiatan tertentu dan metode untuk menghindari mereka sebelum mereka mulai menikmati dalam masalah perilaku, konselor akan dapat mencegah mereka dari

melakukannya. Sebagian besar teknik yang digunakan dalam model pencegahan melibatkan mengajar dan menyebarkan informasi. Jika Ms McMillan akan menggunakan model pencegahan konseling, dia akan sudah diajarkan Sally dan George tentang meminta apa yang mereka inginkan dan bersikap tegas, untuk mencegah mereka menggunakan perilaku agresif untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Pendekatan perkembangan lebih proaktif daripada dia lain tiga pendekatan untuk bimbingan dan konseling. Para konselor yang

menggunakan pendekatan perkembangan telah mengidentifikasi keterampilan khusus dan pengalaman bahwa anak-anak perlu memiliki agar sukses di sekolah dan dalam kehidupan (Myrick, 1993). Karena program pembinaan perkembangan didasarkan pada hasil siswa, konselor desain kurikulum bimbingan di mana ada kegiatan sesuai dengan tahapan perkembangan yang menyediakan informasi dan berlatih agar siswa memiliki kesempatan untuk memperoleh keterampilan masing-masing.Konselor, guru, atau beberapa kombinasi dari personil sekolah dapat memberikan berbagai unsur dari kurikulum bimbingan perkembangan (Reynolds, 1993). Teknik intervensi yang digunakan dalam pendekatan ini termasuk mengajar, berbagi informasi, bermain peran, pembinaan, bimbingan, dan konseling.Jika fokus utama Ms McMillan adalah pada pendekatan perkembangan, ia akan telah bekerja dengan Sally dan George dari saat mereka berada di kelas satu, dengan

menggunakan instruksi dan belajar pengalaman untuk memberi mereka keterampilan interpersonal yang mereka butuhkan untuk secara efektif berinteraksi dengan satu sama lain. Sebuah panduan yang dirancang dengan baik perkembangan dan program konseling akan mencakup keseimbangan dari tiga pendekatan lain, serta pendekatan pembangunan. Konselor yang memilih untuk menggunakan pendekatan perkembangan akan ingin menggunakan elemen intervensi krisis; keterampilan-bangunan; pekerjaan perbaikan, program pencegahan; dan kurikulum bimbingan komprehensif perkembangan (Baker, 1992; Myrick, 1993). Dia atau dia akan mengembangkan hasil siswa yang menyertai rencana kering untuk bagaimana mencapai hasil tersebut untuk domain akademik, sosial / pribadi, dan karier (Reynolds, 1993).

BAB 3 OVERVIEW PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN INDIVIDU SERTA IMPLIKASINYA DALAM PROSES KONSELING

1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN INDIVIDU Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak di atur kembali. Dalam perkembangan tidaklah terbatas pada pengertian

pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan dan belajar.Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk/tahap kebentuk/tahap berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian. Dalam perkembangan mengacu pada fisik maupun psikis,bersifat evolusi dan involusi, dan terjadi sepanjang hayat. Pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk pada perubahanperubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran dan struktur, seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki, kepala, jantung, paru-paru, dan sebagainya. Pertumbuhan fisik bersifat meningkat, menetap, dan kemudian mengalami kemunduran sejalan dengan bertambahnya usia. Dalam pertumbuhan hanya mengacu pada fisik atau tubuh, hanya terbatas pada sifat evolusi dan hanya pada batas waktu tertentu. Dengan demikian, perkembangan lebih merujuk pada kemajuan mental dan perkembangan rohani, sedangkan pertumbuhan lebih cenderung menunjuk pada kemajuan fisik atau pertumbuhan tubuh yang melaju sampai pada suatu titik optimum dan kemudian menurun menuju pada keruntuhannya. Setiap perkembangan memiliki fase- fase dan tugas perkembangan antara lain:

y y

Masa Prenatal, masa dimana bayi dalam kandungan ibu Masa Bayi, masa dimana anak lahir kedunia dan masih bergantung pada lingkungan maupun orang sekitar

Masa Anak- anak, masa dimana mulai mengenal lingkungan dan sudah mulai mendapat pendidikan yang utama yaitu pendidikan dari keluarga sebagai awal untuk menuju pendidikan formal

Masa Remaja, masa peralihan antara anak- anak menuju dewasa dan biasanya pada masa ini mereka mulaimencari jati diri, bagaimana sebenarnya mereka, dan mau apa mereka selanjutnya

Masa dewasa, kondisi psikis mulai stabil, sudah bisa menyelesaikan masalah dengan fikiran jernih dan hati yang tenang serta sudah bisa mengambil sikap untuk masa depannya kelak.

Masa tua, dimana seseorang sudah mantap dengan jalan hidupnya dan apa yang di ambil pada masa dulu, pada masa ini kondisi fisik dan psikis sudah mulai menurun cara kerjanya. Dalam pertumbuhan dan perkembangan banyak aliran- aliran ada di

dalamnya, diantaranya adalah y Aliran nativisme

Aliran yang menitik beratkan pada faktor genetis sebagai faktor yang sangat berpengaruh dalam perkembangan dan pertumbuhan manusia, dalam aliran ini berpendapat bahwa manusia pada dasarnya dari lahir sudah membawa bakat, baik karena keturunan orang tuanya ataupun karena takdir dari tuhan. Jika pepembawaannya baik, maka baik pula anak itu.Menurut aliaran ini anak manusia tidak perlu diberi pendidikan karena hal itu sudah ada dari lahir. y Aliran empirisme

Dalam aliran empirisme, lingkungan adalah salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam proses perkembangan, jika anak dalam proses berkembang

hidup dalam lingkungan orang- orang yng sangat mencintai pendidikan, pasti sesulit apapun keuangan keluarganya pasti akan diusahakan, karena bagi mereka pendidikan adalah hal yang paling utama untuk masa depannya kedepan. y Aliran konvergensi

Perpaduan antara aliran antara aliran nativisme dan empirisme dimana kedua hal tersebut saling berkaitan dan berhubungan, perkembangan yang sehat akan berkembang jika kombinasi dari fasilitas yang diberikan dari lingkungan dan potensialitas kodrati anak mendorong kemampuan anak, dan menjadi tidak stabil apabila pengaruh lingkungan melumpuhkan sikofisis anak y Aliran asosiasi

Unsure terkecil dari jiwa manusia adalah simple idea dan gabungan dari simple idea adalah complex idea,dan apabila complex idea saling digabungkan akan mementuk compound idea.Aliran asosiasi merupakan pengembangan dari empirisme yang mempelajari tentang manusia. y Aliran Gestalt

Gerakan psikologi yang melawan psikologi strukturalisme. Gestalt berupa objek yang berbeda dari jumlah dan bagian- bagiannya menunujukkan premis dasar system psikologi yang mengonseptualisasi berbagai peristiwa psikologi sebagai suatu fenomena yang terorganisasi utuh dan logis.Tujuan psikologi gestalt adalah menyelidiki organisasi- organisasi aktivitas mental dan mengetahui secara tepat karakteristik interaksi manusia dengan lingkungan. y Aliran kognitif

Membahas munculnya dan diperolehnya skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya. Teori ini berpendapat bahwa kita membangun

kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan y Aliran konstruktivisme

Menekankan perkembangan konsep dan pengetahuan yang mendalam, suatu pengetahuan di anggap benar bila pengetahuan itu berguna untuk menghadapi dan memecahkan suatu masalah. Konstruktivisme adalah salah satu filsafat yang menekankan bahwa pengetahuan adalah bentukan kita sendiri y Aliran Behaviorisme

Terbentuknya perilaku berdasarkan belajar dan pengalaman. Dalam teori ini orang yang belajar di anggap sebagai orang yang pasif, seseorang telah di anggap belajar sesuatu jika sudah bisa menunjukkan perubahan. Menurut aliran ini yang penting dalam proses belajar adalah input dari hal tersebut. y Aliran Humanisme

Mempelajari tentang aktualisasi diri, kesehatan, harapan, kretivitas, hakikat, individualistis,. Aliran ini sangat memperhatikan dimensi manusia dalam berhubungan dengan lingkungannya secara manusiawi dengan menitik beratkan pada kebebasan individu untuk mengungkapkan pendapat dan menentukan pilihannya. 2. IMPLIKASI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DALAM PROSES KONSELING Pertumbuhan dan perkembangan individu seperti yang dipaparkan di atas membawa sejumlah implikasi bagi kegiatan konseling. Pertama, proses konseling melibatkan seorang konselor. Seorang konselor dipersyaratkan menguasai pengetahuan tentang perkembangan manusia dan ragam teknik asesmen perilaku dan lingkungan.

Kedua,

konselor

melakukan

intervensi

yang

terfokus

pada

pengembangan, pencegahan, maupun remediasi : membantu individu maupun kelompok untuk meningkatkan mutu lingkungan baik secara fisik, sosial maupun psikologis yang akan mempengaruhi pertumbuhan individu yang bekerja, belajar, atau hidup di dalamnya. Konselor dikehendaki memiliki kemampuan mengantisipasi sosok perkembangan yang diharapkan dan menguasai keterampilan psikologis untuk mengembangkan lingkungan belajar. Konselor seolah-olah harus datang lebih awal ke dunia kehidupan masa depan. Ketiga, konselor berperan dan berfungsi sebagai seorang

psychoeducator dengan perangkat pengetahuan dan keterampilan psikologis yang dimilikinya untuk membantu individu mencapai tingkat perkembangan yang lebih tinggi.

BAB IV SIMPULAN

1. Bimbingan dan Konseling Perkembangan: Developmental guidance and counseling is An integral part of each schools total education program, in order to preserve the academic day,..to facilities instruction by removing impredimentas to students learning. 2. Bimbingan konseling perkembangan yaitu proses bantuan terhadap individu peserta didik secara komprehensif dan bersifat proaktif dalam memfasilitasi konseli untuk mengembangkan potensinya secara efektif untuk tercapainya perkembangan yang optimal sehingga dapat tercapai individu yang sehat secara mental. 3. Untuk membantu para Guru BK (Konselor) mudah memahami kedudukan, prosedur, dan strategi pengelolaan Bimbingan dan Konseling

Perkembangan di sekolah; dirumuskan kerangka piker dan kerangka kerjanya. 9. Bimbingan dan Konseling Perkembangan memiliki 4 (empat) komponen program, yakni: layanan bimbingan atau layanan kurikulum bimbingan, layanan responsif, layanan perencanaan individual, dan dukungan sistem. (Gybers & Henderson, dalam Muro Kottman, 1995:5) 10. Visi Bimbingan dan Konseling Perkembangan : Bimbingan dan Konseling sebagai ilmu dan profesi harus mampu memberikan sumbangan bagi dunia Pendidikan Nasional dan kehidupan masyarakat pada umumnya. 11. Misi Bimbingan dan Konseling Perkembangan; misi edukatif, misi pengembanan, misi pengentasan masalah. 12. Program Bimbingan dan Konseling Perkembangan: perencanaan,

perancangan, rencana operasional. 13. Pendekatan Bimbingan dan Konseling, ada empat pendekatan dasar untuk bimbingan dan konseling telah mengembangkan: (a) krisis, (b) perbaikan, (c) preventive (pencegahan), dan (d) perkembangan (Myrick, 1993).

14. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak di atur kembali. 15. Pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk pada perubahanperubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran dan struktur, seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki, kepala, jantung, paru-paru, dan sebagainya. 16. Aliran- aliran dalam pertumbuhan dan perkembangan: Aliran nativisme, Aliran empirisme, Aliran konvergensi, Aliran asosiasi, Aliran Gestalt, Aliran kognitif, Aliran konstruktivisme, Aliran Behaviorisme, Aliran Humanisme 17. Implikasi pertumbuhan dan perkembangan dalam proses konseling: proses konseling melibatkan seorang konselor. Seorang konselor dipersyaratkan menguasai pengetahuan tentang perkembangan manusia dan ragam teknik asesmen perilaku dan lingkungan. konselor melakukan intervensi yang terfokus pada pengembangan, pencegahan, maupun remediasi : membantu individu maupun kelompok untuk meningkatkan mutu lingkungan baik secara fisik, sosial maupun psikologis yang akan mempengaruhi pertumbuhan individu yang bekerja, belajar, atau hidup di dalamnya. konselor berperan dan berfungsi sebagai seorang psychoeducator dengan perangkat pengetahuan dan keterampilan psikologis yang dimilikinya untuk membantu individu mencapai tingkat perkembangan yang lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

J.J. Muro dan T. Kottman, Guidance and Counseling in the Elementary and Middle Schools:A Practical Approach R.D. Myrick, Developmental Guidance and Counseling http://yoezronbloon.blogspot.com/2010/02/bimbingan-dan-konselingperkembangan.html http://paramitha-pradnya.blogspot.com/2011/05/bimbingan-dan-konselingperkembangan.html#more Dwi Teguh Priyanto, http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/15/pertumbuhandan-perkembangan-pada-manusia/ Atandira Suaningrum, http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/15/pertumbuhanperkembangan-dalam-kancah-psikologi-umum/

Anda mungkin juga menyukai