Anda di halaman 1dari 18

Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 111

Volume 3 No.2, Juli-Desember 2018


p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X

Peranan Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa


7KH 5ROH RI 7HDFKHUV LQ 2YHUFRPLQJ 6WXGHQWV¶ /HDUQLQJ 'LIILFXOWLH

Munirah
hj.munirah57@gmail.com | STAI DDI Maros

Abstrak

Dalam proses pembelajaran di sekolah baik guru maupun siswa, pasti mengharapkan
agar mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Guru mengharapkan agar siswa berhasil dalam
belajarnya, dan siswa mengharapkan guru dapat mengajar dengan baik, sehingga mereka
memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Dalam kenyataan, harapan itu tidak selalu
terwujud, masih banyak siswa yang tidak memperoleh hasil yang memuaskan. Kesulitan dalam
belajar siswa merupakan suatu gejala yang selalu dihadapi oleh guru, karena guru
bertanggung jawab untuk mengatasinya, kesulitan belajar ialah suatu keadaan dimana siswa
kurang mampu menghadapi tuntutan-tuntutan yang harus dilakukan dalam proses
pembelajaran sehingga proses dan hasilnya kurang memuaskan. Ini terjadi karena kemampuan
siswa untuk melakukan tugas yang tidak seimbang dengan tuntunan pembelajaran. Ada siswa
yang mendapatkan nilai tinggi dan rendah, bahkan ada pula siswa yang gagal dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Kenyataan ini, menunjukkan bahwa masih banyak guru yang menghadapi
sejumlah hambatan dalam proses pembelajaran di kelas.
Kesulitan dalam belajar merupakan suatu bentuk gangguan faktor fisik dan psikis yang
mendasar yang meliputi pemahaman atau gangguan bahasa, lisan atau tulisan yang dengan
sendirinya muncul berbagai kemampuan tidak sempurna untuk mendengarkan, berpikir,
berbicara, membaca, menulis atau membuat perhitungan matematika. Termasuk juga
kelemahan motorik ringan, gangguan emosional akibat keadaan ekonomi, budaya atau
lingkungan yang tidak menguntungkan. Selanjutnya untuk mengetahui kesulitan belajar yang
dialami oleh siswa madrasah ibtidaiyah negeri (MIN) maka digunakan metode wawancara
dengan guru yang terkait dengan permasalahan yang ada. Adapun kesulitan belajar yang
dialami siswa MIN Turikale Kabupaten Maros yang merupakan hasil pengamantan dan hasil
wawancara dengan beberapa guru yang ada di sekolah tersebut adalah kesulitan dalam mata
pelajaran matematika yaitu berhitung, kemudian kesulitan memahami soal yang diberikan baik
itu soal tertulis maupun soal pertanyaan yang ditanyakan langsung oleh guru dan kesulitan
yang lainnya adalah terkadang siswa masih sangat sulit untuk mengeluarkan pendapatnya
sendiri.

Kata Kunci: Peranan, Guru, Mengatasi ,Kesulitan, Belajar


Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 112

Abstract

In the learning process at schools both teachears and students , surely expect to achieve
the best results. The teacher expects that the students succeed in their learning, and students
expect the teacher to be able to teach well, in order to they obtain satisfying learning outcame.
In reality WKH KRSH LV QRW DOZD\V UHDOL]HG 7KHUH DUH VWLOO PDQ\ VWXGHQWV ZKR GRQ¶W JHW
satisfactory result. The difficulties in student learning is a symptom that is always faced by the
teacher because the teacher is responsible for dealing with it. The learning difficulties are a
situation where students are less able to face the demands that must be made in the learning
process, in order that the process and results are less satisfying. This happens because the
VWXGHQWV¶ DELOLW\ WR SHUIRUP WDVNV WKDW DUH QRW EDODnced with the guidance of learning. There are
students who get high and low scores, some students even fail to achieve learning goals. This
fact shows that there are still many teachers who face a number of abstacles in the learning
process in the classroom.
The difficulties in learning are a form of interference with basic physical and
psychological factors which include language or verbal comprehension and impairment which
naturally arises various imperfect abilities for listening, thinking, speaking, reading, writing or
making mathematical calculations. Also includes mild motor weakness, emotional disturbaces
due to unfavorable economic, Colorado or environmental conditions. Furthermore, to find out
the learning difficulties experienced by public Madrasah Ibtidaiyah (MIN) students, the method
of teachers is used which is related to existing problems. The learning difficulties experienced
by students of MIN Turikale, Maros Regency, which were the result of observation and the
results of interviews with several teachers in the school were difficulties in math subject, namely
counting, then difficulty understanding the questions given both written questions and the
question asked directly by the teacher and the other difficulties are sometimes students are still
very difficult to express their own opinions.

Keywords: Role, Teacher, Overcoming, Difficulty, Learning

PENDAHULUAN peradaban bangsa yang


bermartabat dalam rangka

M
anusia membutuhkan mencerdaskan kehidupan bangsa
pendidikan dalam bertujuan untuk beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang
kehidupannya. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
Pendidikan merupakan usaha agar berilmu, cakap, kreatif dan
menjadi warga negara yang
manusia dapat mengembangkan potensi demokratis serta bertanggung
dirinya melalui proses pembelajaran. jawab (Undang-Undang RI: 2009;
343).
Sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas
(Sistem Pendidikan Nasional) Nomor 20 Pendidikan dasar merupakan
Tahun 2003 Bab 2 Pasal 2 disebutkan pondasi untuk pendidikan selanjutnya
bahwa : dan pendidikan nasional. Untuk itu aset
³3HQGLGLNDQ 1DVLRQDO EHUIXQJVL suatu bangsa tidak hanya terletak pada
mengembangkan kemampuan dan sumber daya alam yang melimpah, tetapi
membentuk watak serta
juga terletak pada sumber daya manusia
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 112

yang berkualitas. Maka diperlukan yang tepat yang sesuai dengan tuntutan
peningkatan sumber daya manusia tugas profesionalnya secara bertanggung
Indonesia sebagai kekayaan negara dan jawab. Hal ini berarti bahwa berhasil
investasi untuk mencapai kemajuan tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
bangsa. banyak bergantung kepada guru.
Pembangunan sumber daya Belajar adalah kegiatan yang
manusia merupakan inti dan titik berat berproses dan merupakan unsur yang
dari pembangunan nasional secara sangat fundamental dalam
keseluruhan. Keberhasilan pencapaian penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang
pembangunan nasional di masa yang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil
akan datang sangat bergantung dari atau gagalnya pencapaian tujuan
kualitas manusia yang dikembangkan pendidikan itu amat bergantung pada
pada masa kini. Kualitas manusia yang proses belajar yang dialami peserta didik,
dimaksud adalah pribadi yang paripurna ( Muhibbin Syah, Psikologi Belajar ,
dalam arti terwujudnya pribadi yang 2012; 63).
serasi, selaras dan seimbang dalam Menurut Ramlan dalam bukunya
aspek-aspeknya, yaitu spritual, moral, mengatakan bahwa :
intelektual, sosial, kultural, nasional dan
³Belajar adalah proses
fisik. Manusia dengan kualitas seperti itu perubahan tingkah laku berkat
diperlukan dalam upaya meningkatkan interaksi dengan lingkungan seseorang
dikatakan melakukan kegiatan belajar
kemampuan, mutu kehidupan, dan setelah ia memperoleh hasil yakni
martabat manusia secara keseluruhan. terjadinya perubahan tingkah laku
misalnya, dari tidak tahu menjadi tahu,
Maka jelaslah bahwa pendidikan dari tidak mengerti menjadi mengerti,
mempunyai tanggung jawab dan peranan dari tidak terampil menjadi terampil.
Pada hakekatnya perubahan tingkah
yang amat penting dalam meningkatkan laku itu ialah perubahan kepribadian
kualitas manusia. SDGD GLUL VHVHRUDQJ´( Ramlan, Media
dan Sumber Pembelajarane, 2003;3).
Pendidikan merupakan salah satu
unsur terpenting dalam kehidupan Dalam kegiatan pembelajaran

manusia. Sikap guru yang mendidik selalu melibatkan dua perilaku aktif,

memiliki pengaruh terhadap yaitu guru dan siswa, dan dalam proses

perkembangan jiwa peserta didik, pembelajaran di sekolah baik guru

sehingga guru dituntut memiliki sikap maupun siswa, pasti mengharapkan agar
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 113

mencapai hasil yang sebaik-baiknya. guru bertanggung jawab untuk


Guru mengharapkan agar siswa berhasil mengatasinya. Kesulitan belajar ialah
dalam belajarnya, dan siswa suatu keadaan dimana peserta didik
mengharapkan guru dapat mengajar kurang mampu menghadapi tuntutan-
dengan baik, sehingga mereka tuntutan yang harus dilakukan dalam
memperoleh hasil belajar yang proses pembelajaran sehingga proses dan
memuaskan. Namun pada kenyataannya, hasilnya kurang memuaskan. Ini terjadi
harapan itu tidak selalu terwujud, masih karena kemampuan siswa untuk
banyak siswa yang tidak memperoleh melakukan tugas yang tidak seimbang
hasil yang memuaskan. Ada siswa yang dengan tuntunan pembelajaran.
mendapatkan nilai tinggi dan rendah, Hampir di setiap sekolah
bahkan ada pula siswa yang gagal dalam ditemukan siswa yang mengalami
mencapai tujuan pembelajaran. kesulitan dalam belajar, tidak terkecuali
Kenyataan ini, menunjukkan bahwa di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN)
masih banyak guru menghadapi sejumlah Turikale Kabupaten Maros, dimana
peserta didik yang menghadapi kesulitan terdapat beberapa siswa yang mengalami
belajar. hal tersebut mulai dari kelas rendah yaitu
Kesulitan belajar merupakan kelas I s/d 3 dan kelas tinggi yaitu kelas 4
suatu bentuk gangguan faktor fisik dan s/d kelas 6 yang dilatar belakangi dengan
psikis yang mendasar yang meliputi berbagai macam faktor. Ada siswa yang
pemahaman atau gangguan bahasa, lisan mengalami kesulitan dalam menulis,
atau tulisan yang dengan sendirinya kesulitan dalam membaca, berhitung dan
muncul berbagai kemampuan tidak berbagai macam kesulitan yang lainnya.
sempurna untuk mendengarkan, berpikir, Tetapi seorang guru yang berilmu dan
berbicara, membaca, menulis atau memiliki keyakinan dengan berdasar
membuat perhitungan matematika. pada pehamanan bahwa setiap kesulitan
Termasuk juga kelemahan motorik pasti ada jalan keluarnya, sebagaimana
ringan, gangguan emosional akibat termaktub dalam QS. Al-Insyirah ayat 5
keadaan ekonomi, budaya atau dan 6 yang berbunyi:
lingkungan yang tidak menguntungkan.
Kesulitan belajar merupakan suatu gejala
yang selalu dihadapi oleh guru, karena
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 114

Terjemahan: ³.DUHQD VHVXQJJXKQ\D khusus baik dilakukan dalam


sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
situasi sebenarnya maupun
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
NHPXGDKDQ´( Departemen Agama RI, Al- dilakukan dalam situasi yang
4XU¶DQ GDQ Terjemahannya, 2004; 596).
dibuat-buat.
b. Teknik observasi tak
Berdasarkan makna dari ayat di atas
langsung, yaitu pengumpulan
inilah yang memberikan keberanian
data dengan menggunakan
untuk melakukan sebuah penelitian
sebuah alat, baik alat yang
dalam hal mengatasi kesulitan belajar
sengaja dibuat untuk
yang dihadapi oleh siswa yang ada di
keperluan yang khusus itu,
MIN Maros.
maupun alat yang sudah ada
METODOLOGI PENELITIAN (yang semula tidak khusus
Penelitian ini menggunakan dibuat untuk keperluan
pendekatan kualitatif, sehingga yang tersebut). Adapun hal-hal
menjadi instrumen utama dalam yang diobservasi dalam
penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. penelitian ini adalah Peranan
Adapun instrumen yang digunakan dalam Guru Dalam Mengatasi
mengumpulkan data di lapangan sesuai Kesulitan Belajar Siswa.
dengan obyek jurnal ini, dengan 2. Interview/wawancara
melakukan observasi, interview, dan Dalam melaksanakan interview
dokumentasi. perlu dilakukan secara langsung
1. Observasi antara penyelidik dengan
Dalam melakukan observasi perlu informan sehingga dapat lebih
mempergunakan panca indera terbuka dalam berkomunikasi
secara keseluruhan, sehingga dalam rangka mendapatkan data
dapat menjiwai obyek penelitian. yang jelas dan kongkrit.
Observasi terbagi dua bahagian, Adapun dari segi tujuannya, inteview dapat digolon
yaitu: a. Interview Survey, yaitu
a. Tehknik observasi langsung apabila yang dicari adalah
yaitu pengumpulan data yang data yang bersifat
dilaksanakan secara langsung refresentatif untuk kelompok
tanpa menggunakan alat populasi.
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 115

b. Interview Diagnosis, yaitu PEMBAHASAN


interview yang diadakan
1. Peran dan Fungsi Guru
untuk menolong memecahkan
Guru adalah unsur terpenting
sesuatu masalah yang
dalam pendidikan disekolah, masa depan
dihadapai oleh orang yang
anak didik banyak tergantung kepada
diinterview.
guru. Guru yang pandai, bijaksana dan

Dalam metode wawancara mempunyai keikhlasan dan sikap positif

dilakukan dengan cara tanya dapat melahirkan siswa-siswa yang

jawab baik yang dilakukan secara berpengetahuan luas. Terhadap pekerjaan

langsung maupun yang dilakukan akan dapat membimbing anak didik ke

tidak langsung. Sebelum turun ke arah sikap yang positif terhadap pelajaran

lapangan untuk meneliti terlebih yang diberikan kepadanya dan dapat

dahulu mempersiapkan bahan menumbuhkan sikap positif yang

pertanyaan dan mengatur waktu diperlukan dalam hidupnya di kemudian

dengan informan. Dalam hari. Sebaliknya guru yang tidak

pengumpulan data dengan bijaksana dan menunaikan pekerjaanya

tehknik wawancara penulis tidak ikhlas atau didasarkan atas

mengadakan wawancara pertimbangan-pertimbangan bukan

berkaitan dengan hal-hal yang kepentingan pendidikan misalnya hanya

dibahas dalam penelitian ini. sekedar mencari rezeki, atau hanya ingin

3. Dokumentasi dihormati sebagai guru dan sebagainya.

Dokumentasi berasal dari kata Maka akan mengakibatkan arti atau

dokumen yang berarti surat yang manfaat pendidikan yang di berikannya

tertulis atau tercetak yang dapat kepada siswa menjadi kecil atau mungkin

dijadikan keterangan. Jadi tidak ada, bahkan mungkin menjadi

dokumentasi adalah pemilihan negatif.

atau pengumpulan bukti-bukti dan Peran guru sebagai pengajar,

keterangan. Jadi dokumentasi merupakan peran yang paling populer

merupakan bukti-bukti tertulis selama ini. Masih banyak yang

dalam hubungan dengan data menganggap bahwa tugas utama guru

dalam jurnal ini. adalah mengajar, sedangkan


membimbing di anggap sebagai tugas
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 116

sampingan. Guru tidak hanya dituntut antar manusia, memiliki keterampilan


sebagai pengajar, akan tetapi paling tidak menyelesaikan tugas bersama dalam
sebagai pengajar yang mendidik. kelompok. Dan setiap guru adalah
Menurut E. Mulyasa mengemukakan pemimpin yang harus memiliki
bahwa Peran dan fungsi guru kepribadian, menguasai ilmu
berpengaruh terhadap pelaksanaan kepemimpinan, prinsip hubungan antar
pendidikan di sekolah. Di antara peran manusia, teknik berkomunikasi, serta
dan fungsi guru tersebut adalah sebagai menguasai berbagai aspek kegiatan
berikut: organisasi sekolah. Dan setiap guru akan
1) Sebagian pendidik dan pengajar, dihadapkan pula oleh berbagai tugas
2) Sebagai anggota masyarakat;. administrasi yang harus dikerjakan di
3) Sebagai pemimpin; sekolah, sehingga harus memiliki
4) Sebagai administrator; kepribadian yang jujur, teliti, rajin, serta
5) Sebagai pengelola memahami strategi dan manajemen
pembelajaran;( Mulyasa,E, pendidikan. Bahwa setiap guru harus
Standar kompetensi Sertifikasi mampu menguasai berbagai metode
Guru, 2009). pembelajaran dan memahami situasi
belajar-mengajar didalam maupun di luar
Bahwa setiap harus mampu
kelas..
memiliki kestabilan emosi,ingin
Eka Prihatin (thn:2009),
memajukan peserta didik, bersikap
mengemukakan dalam bukunya bahwa
realitas, jujur dan terbuka, serta peka
peranan dan fungsi guru adalah sebagai
terhadap perkembangan, terutama inovasi
berikut:
pendidikan. Untuk mencapai semua itu,
1) Guru sebagai demonstrator.
guru harus memiliki pengetahuan yang
2) Guru sebagai mediator dan
luas, menguasai berbagai jenis bahan
fasilitator.
pembelajaran, menguasai teori dan
3) Guru sebagai evaluator;.
praktek pendidikan serta menguasai
4) Guru sebagai pribadi (prihatin
metodologi pembelajaran.
Eka, Guru sebagai Fasilitator,
Bahwa setiap guru harus pandai
2009).
bergaul dengan masyarakat. Untuk itu,
harus menguasai psikologi social, Guru hendaknya mampu
memiliki pengetahuan tentang hubungan mengembangkan ilmu yang dimiliki dan
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 117

mampu melaksanakan ketarampilan- proses pendidikan, karena peristiwa


keterampilan mengajar, guru hendaknya belajar mengajar banyak berakar pada
memiliki pengetahuan dan pemahaman berbagai pandangan dan konsep. Guru
yang cukup tentang media pendidikan adalah unsur terpenting dalam
sebagai alat komunikasi untuk lebih pendidikan di sekolah. Guru
mengefektifkan proses belajar mengajar. merupakan ikatan utama bagi siswa-
Tujuan dari penilaian adalah untuk siswanya. Namun pada umumnya
mengetahui hasil belajar siswa, orang tidak memandang guru sebagai
mengetahui ketepatan metode orang yang pandai yang mempunyai
pembelajaran, disamping itu untuk intelegensi yang tinggi.
mengetahui kedudukan siswa di dalam
kelas. Seorang guru harus mampu
berperan sebagai pelajar, Orang tua,
pencari teladan, pencari keamanan. b. Siswa
Dalam pendidikan tradisional,
2. Unsur-unsur Pendidikan peserta didik dipandang sebagai
a. Guru
organisme yang pasif, hanya menerima
Tiap orang yang pernah sekolah,
informasi dari orang dewasa. Kini dengan
tentu pernah berhubungan dengan guru
makin cepatnya perubahan sosial, dan
dan mempunyai gambaran tertentu
berkat penemuan teknologi, maka
tentang kepribadian guru. Ternyata
komunikasi antar manusia berkembang
banyak kesamaan mengenai gambaran
amat cepat. Peserta didik dalam usia dan
orang pada umumnya tentang guru.
tingkat kelas yang sama bisa memiliki
Gambaran tentang guru tampak dalam
profil materi pengetahuan yang berbeda-
cerita- cerita film, sandiwara, karikatur
beda.
dalam pemain yang diperankan oleh
Untuk itu peserta didik harus
anak- anak yang belum bersekolah,
dipandang secara filosofis menerima
walaupun gambaran tentang guru tidak
keadaan dan keberadaannya. Inilah
lengkap dan mungkin juga tidak benar
prinsip dasar pendidikan untuk peserta
keseluruhannya. Guru adalah orang
didik sehingga proses pendidikan dapat
yang memegang peranan mengajar
berjalan dengan baik. Ada empat sifat
dalam proses pendidikan, proses
belajar mengajar merupakan inti dari
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 118

anak didik yang harus dimiliki antara lain Arsyad, media


pembelajaran, 2011).
:
1. Seorang anak didik harus
d. Tujuan Pendidikan
membersihkan hatinya dari
Tujuan adalah sesuatu yang
kotoran dan penyakit jiwa
harus dan diharapkan tercapai setelah
sebelum menuntut ilmu.
usaha atau kegiatan selesai, Oleh karena
2. Seorang anak didik harus
pendidikan merupakan usaha atau
mempunyai tujuan menuntut
kegiatan yang berproses melalui tahapan-
ilmu,
tahapandan tingkatan, maka tujuannya
3. Seorang anak didik harus
pun bertahap atau bertingkat-tingkat.
tabah dalam menimbah ilmu
Tujuan pendidikan bukanlah sesuatu
pengetahuan
benda yang tetap dan statis, tetapi ia
4. Seorang anak didik harus
merupakan sesuatu keseluruhan dari
menghormati guru.
kepribadian seseorang, berkenaan dengan

c. Alat Pendidikan seluruh aspek kehidupannya.

Alat dan metode pendidikan Pendidikan dapat dikatakan

merupakan dua sisi dari satu mata uang. berhasil jika semua tujuan yang di

Alat melihat jenisnya sedangkan metode inginkan tercapai, misalnya tujuan

melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat pendidikan adalah untuk mendidik siswa

dan metode diartikan sebagai segala menjadi tenaga yang siap pakai. Siap

sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan pakai adalah suatu tahapan pencapaian

dengan sengaja untuk mencapai tujuan pengertian, kemampuan dan kemauan

pendidikan. Azhar Arzyad yang tinggi untuk menyelesaikan tugas

mengemukakan bahwa : yang telah di amanahkan. Tujuan

³ 0HGLD DSDELOD GLSDKDPL pendidikan memiliki fungsi, yaitu


secara garis besar adalah memberikan arah pada segenap kegiatan
manusia, materi, atau
kejadian yang membangun pendidikan dan merupakan sesuatu yang
kondisi yang membuat ingin dicapai dalam suatu pendidikan.
siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan
atau sikap, dalam pengertian 3. Syarat-syarat Menjadi Guru
ini, guru, buku teks, dan a. Syarat Jasmani,
lingkungan sekolah
PHUXSDNDQ PHGLD ´( Azhar
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 119

Guru merupakan seorang b. Syarat Rohani


pemimpin, guru adalah pemimpin Di samping itu, guru juga dituntut
dari murid-murid yang ada dibawah untuk bersifat pragmatis dan
asuhannya. Sebagai seorang realistis, tatapi juga memiliki
pemimpin, wajarlah kalau ia pandangan yang mendasar dan
menjadi kebanggaan dari murid- filosofis. Guru harus juga mematuhi
muridnya, selalu dipuja dan dipuji norma dan nilai yang berlaku serta
oleh murid-muridnya, dan sekaligus memilki semangat membangun.
merupakan tempat kepercayaan dari Inilah pentingnya bahwa guru itu
murid-muridnya. harus memiliki panggilan hati nurani
Oleh karena itu persyaratan untuk mengabdi untuk anak didik.
jasmaniah bagi seorang Guru yang c. Syarat Administrasi,
pertama-tama harus dipenuhi ialah, Syarat-syarat administratif ini
bahwa seorang Guru tidak boleh antara lain meliputi: soal
mempunyai cacat tubuh yang nyata. kewarganegaraan (warga negara
Misalnya saja, mata juling atau Indonesia), umur (sekurang-
kero(Jawa), mulut sumbing, kurangnya 18 tahun), berkelakuan
jalannya pengkor, atau pincang, dan baik, memiliki latar belakang
sebagainya. Hal ini semua, di guru,megajukan permohonan. Di
samping memang bisa mengganggu samping itu masih ada syarat-syarat
Guru dalam menunaikan tugasnya, lain yang telah ditentukan sesuai
akan mengurangi atau dengan kebajikan yang ada.
menghilangkan kebanggaan murid
Dalam persyaratan teknis ini ada
itu kepada Gurunya, dan bahkan
yang bersifat formal, yakni harus
dapat mendatangkan kekecewaan di
berijazah pendidikan guru. Hal ini
hati murid-murid. Kekecewaan
mempunyai konotasi bahwa
murid terhadap keadaan (fisik)
seseorang yang memiliki ijazah
Gurunya ini, sangat berpengaruh
pendidikan guru itu dinilai sudah
pada suasana pengajaran dan
mampu mengajar. Kemudian syarat-
pendidikan, dan dengan sendirinya
syarat yang lain adalah menguasai
berpengaruh kepada hasil
cara dan teknik mengajar, terampil
pendidikan.
mendesain program pengajaran serta
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 120

memiliki motivasi dan cita-cita ³%HODMDU GDSDW GLGHIHQLVLNDQ


sebagai membangun beberapa
memajukan pendidikan atau
synopsis baru. Menunjukkan bahwa
pengajar. setelah belajar, tingkat kepadatan
atau densitas diukur dari banyaknya
synopsis yang sekaligus
A. Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa
memperlihatkan perbedaan yang
1. Kesulitan Belajar besar dengan kapasitas otak yang
UHQGDK ´ ( ³5DPDGK\ 6XI\DQ GDQ
Sebelum membahas tentang
permadi Dadi, Mengembangkan
kesulitan belajar penulis akan membahas Kecerdasan).
tentang kesulitan kemudian dilanjutkan
Belajar adalah memperoleh
dengan belajar, adapun pengertiannya
pengetahuan atau menguasai pengetahuan
sebagai berikut. Kesulitan adalah adanya
melalui pengalaman, mengingat,
kendala yang dihadapi oleh seseorang,
menguasai pengalaman, dan
namun kesulitan yang dimaksud adalah
mendapatkan informasi atau menemukan.
sulitnya menerima materi yang didapat
Dari beberapa definisi tersebut, dapat
dalam proses pembelajaran sedangkan
disimpulkan bahwa belajar pada
belajar adalah usaha memperoleh
KDNLNDWQ\D DGDODK ³SHUXEDKDQ´ \DQJ
sejumlah ilmu pengetahuan. Oleh sebab
terjadi di dalam diri seseorang setelah
itu, pengetahuan memegang peranan
melakukan aktivitas tertentu.
penting bagi kehidupan manusia.
Manusia adalah mahluk belajar, ia
Pengetahuan adalah kekuasaan, siapa
dilahirkan tanpa memiliki pengetahuan,
memiliki banyak pengetahuan maka dia
sikap dan kecakapan apapun kemudian
akan mendapat kekuasaan sebaliknya
tumbuh dan berkembang menjadi
yang kurang pengetahuan maka akan di
mengetahui, mengenal dan lain- lain. Itu
kuasai oleh orang lain. Belajar adalah
terjadi karena ia belajar dengan
proses perubahan tingkah laku berkat
menggunakan potensi dan kapasitas diri
interaksi dengan lingkungan, seseorang
yang telah di anugrahkan Allah
dikatakan belajar setelah ia memperoleh
kepadanya .Dalam proses pembelajaran
hasil yakni terjadi perubahan tingkah laku
tidak semua siswa yang dihadapi
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu.
memiliki tingkat kecerdasan yang sama,
Menurut Gary Linch (Ramadhy Sufyan
daya ingat yang sama akan tetapi
dan Permadi Dadi) mengatakan sebagai
memiliki kecerdasan yang berbeda-beda.
berikut :
Tidak sedikit guru yang menghadapi
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 121

siswa bermasalah dalam kesulitan


belajar. Adapun defenisi kesulitan belajar
adalah sebagai berikut: 2. Faktor penyebab kesulitan
Kesulitan belajar dapat diartikan belajar
sebagai suatu kondisi dalam proses Adapun faktor-faktor yang
belajar yang ditandai dengan adanya menyebabkan kesulitan belajar siswa
hambatan-hambatan dalam mencapai adalah sebagai berikut:
tujuan atau hasil belajar yang ditetapkan. a. Faktor internal siswa (dari dalam diri
Hambatan-hambatan itu mungkin siswa).
disadari siswa atau sebaliknya. Hambatan 1. Faktor Fisiologis
ini dapat berasal dari dalam ataupun dari Kondisi fisik pada umumnya sangat
luar siswa. Kesulitan belajar merupakan berpengaruh terhadap belajar. Anak
suatu gejala yang akan di hadapi oleh dalam keadaan jasmaninya segar akan
guru dan merupakan tanggung jawab berbeda belajarnya dengan anak yang
guru untuk mengatasinya. Kesulitan kelelahan. Anak yang kekurangan gizi
belajar adalah suatu keadaan dimana ternyata kemampuan belajarnya di
siswa kurang mampu mengahdapi bawah anak-anak yang tidak
tuntutan- tuntutan yang harus dilakukan kekurangan gizi. Mereka cepat lelah,
dalam proses belajar sehingga proses dan mudah mengantuk, dan tidak mudah
hasilnya kurang memuaskan. menerima pelajaran.
2. Faktor psikologi.
Jadi kesulitan belajar pada siswa
a. Cacat Mental,
adalah ketidak mampuan anak yang
Cacat mental sangat mempengaruhi
karena satu dan lain hal secara terkait
kemampuan belajar sehingga, secara
menunjukkan kesulitan dalam mengikuti
otomatis mengakibatkan ketidak
pendidikan pada umumnya, tidak mampu
mampuan belajar. Cacat mental ada
mengembangkan potensinya secara
yang terbawa sejak lahir, misalnya
optimal, prestasi belajar yang dicapai
karena faktor internal seperti : idiot
berada di bawah potensinya sehingga
dan embisil, adapula cacat mental dari
mereka memerlukan perhatian dan
faktor eksternal seperti : kecelakaan,
pelayanan khusus untuk mendapatkan
atau karena faktor kecelakaan
hasil yang baik sesuai dengan bakat dan
perawatan ( mal praktek ).
kemampuannya.
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 122

Anak yang mengalami kesehatan Motivasi adalah kondisi psikologis


mental yang kurang sehat,maka dapat yang mendorong seseorang untuk
merugikan belajarnya, misalnya, anak melakukan sesuatu. Jadi motovasi
yang sedih akan kacau pikirannya, untuk belajar adalah kondisi
anak yang kecewa akan sulit psikologis yang mendorong seseorang
menghadikan konsentrasi, biasanya untuk belajar. Penemuan-penemuan
mereka melakukan kompensasi penelitian menunjukkan bahwa hasil
dibidang lain mungkin melakukan belajar pada umumnya meningkat, jika
perbuatan-perbuatanagresif, seperti: motivasi untuk belajar bertambah.
kenakalan, merusak alat-alat Sebaliknya jika motivasi kurang maka
sekolah,dan sebagainya. Keadaan hasil belajar akan berkurang.
seperti ini, akan menimbulkan d. Ego,
kesulitan belajar, sebab yang dia Rasa angkuh seorang siswa dapat
raskana tidak mendatangkan menyebabkan kesulitan belajar karena
kebahagiaan. merasa sudah pintar, sehingga tidak
b. Bakat mau melakukan tolong menolon dalam
Kurangnya bakat khusus untuk proses pembelajaran.
suatu situasi pembelajaran tertentu. e. Inteligensi ( IQ )
Beberapa jenis pembelajaran tertentu, Golongan inteligensi (IQ ) anak
seperti melukis, musik, dan olahraga sebagai berikut
banyak ditentukan oleh bakat khusus. 9 Kecerdasan baik yang memiliki
Apabila siswa kurang memiliki bakat IQ antara 110-130
khusus dalam suatu bidang tertentu 9 Kecerdasan biasa yang memiliki
maka besar kemungkinan siswa akan IQ antara 90-110
mengalami kesulitan belajar, 9 Kecerdasan kurang yang
misalnya: siswa yang kurang berbakat memiliki IQ antara 70-90
dalam melukis, akan banyak 9 Kecerdasan kurang yang
menghadapi kesulitan belajar memiliki IQ kurang dari 70
dibandingkan dengan siswa yang
b. Faktor eksternal siswa (dari luar
memiliki bakat khusus.
diri siswa)
c. Motivasi
1. Faktor keluarga
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 123

Salah satu faktor kesulitan Adalah gangguan belajar yang


belajar adalah suasaana dalam memanifestasikan dirinya sebagai
keluarga yang kurang kesulitan dengan membaca, ejaan dan
mendukung kegiatan dalam beberapa kasus matematika. Hal
belajar,seperi: kegaduhan di ini terpisah dan berbeda dari kesulitan
rumah, kurang perhatian dari membaca hasil dari penyebab lain, seperti
orang tua, tidak tersedianya penglihatan atau pendengaran, atau dari
peralatan belajar, kurangnya membaca instruksi yang buruk atau tidak
ekonomi keluarga sehingga memadai. Ansori Muhammad
fasilitas belajar anak tidak Mengemukakan bahwa:
dapat di sediakan.
³.HVXOLWDQ PHPEDFD GLVOHNVLD
2. Faktor lingkungan sekolah
adalah gangguan belajar membaca yang
Faktor lingkungan sekolah
ditunjukkan dengan kemampuan
yang kurang mendukung
membacanya dibawah kemampuan
dalam proses belajar akan
VHVXQJJXKQ\D \DQJ GLPLOLNL´.( Ansori
mengakibatkan kesulitan
Muhammad, Psikologi pembelajaran;
belajar pada anak seperti :
2008. 236).
kegaduhan, bau busuk dan
sebagainya.
Gejala kesulitan membaca atau
3. Faktor lingkungan tempat
disleksia adalah sebagai berikut.
tinggal
Inteligensi, usia, dan pendidikan yang
Faktor lingkungan yang
dimilikinya. Gangguan ini bukan
kurang mendukung seperti:
terbentuk dari ketidak mampuan fisik,
pengaruh pergaulan, pengaruh
seperti karena ada masalah dengan
teknologi, pengaruh menonton
penglihatan, tetapi merupakan ketidak
tv, keadaan alam dapat
mampuan otak mengelola dan
mengakibatkan kesulitan
memproses informasi yang sedang di
belajar pada anak.
baca anak tersebut.

3. Jenis-Jenis Kesulitan Belajar Cara mengatasi sdisleksia (

a. Disleksia (Kesulitan belajar Kesulitan Membaca)

membaca ) 1. Tehnik bermain tiba- tiba


2. Lomba menamai benda
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 124

3. Bernyanyi matematis . biasa ditandai dengan


4. Menonton TV kesulitan belajar dan mengerjakan tugas
5. Permainan drama. yang melibatkan angka atau simbol
b. Gangguan disgrafia ( Kesulitan otomatis. Beberapa cara yang dapat
belajar Menulis ) dilakukan untuk mengurangi kesulitan
Mengacu kepada anak yang belajar matematika:
mengalamai hambatan dalam menulis, 1. Membuat materi yang berorientasi
meskipun intelegensianya normal pada dunia sekitar siswa
(bahkan ada yang di atas rata-rata) dan 2. Memberikan siswa kebebasan
dia tidak mengalami gangguan dalam bergerak, dan bepikir
motorik maupun visual. Gangguan ini 3. Belajar sambil bermain
juga bukan diakibatkan oleh masalah 4. Melakukan harmonisasi guru dan
ekonomi dan sosial tetapi merupakan siswa.
hambatan neurologis dalam kemampuan
4. Usaha Mengatasi Kesulitan
menulis, yang meliputi hambatan fisik,
Belajar
seperti: tidak dapat memegang pensil
a. Identifikasi,
dengan benar atau tulisannya jelek. Anak
Identifikasi adalah suatu
dengan gangguan disgrafia mengalami
kegiatan yang diarahkan untuk
kesulitan dalam mengharmonisasikan
menemuka siswa yang mengalami
ingatan dengan penguasaan gerak ototnya
kesulitan belajar, yaitu mencari informasi
secara otomatis saat menulis huruf dan
tentang siswa dengan melakukan
angka. Berikut ini ciri-ciri yang bisa
kegiatan berikut:
dikenali dari penderita disgrafia.
1. Data dokumen hasil belajar
c. Diskalkulia ( Kesulitan Belajar
2. Menganalisis absensi siswa di
Matematika )
dalam kelas
Diskalkulia ( Kesulitan belajar
3. Mengadakan wawancara
Matematika) adalah gangguan pada
dengan siswa
kemampuan kalkulasi secara matematis.
4. Menyebar angket untuk
Terbagi menjadi bentuk kesulitan
memperoleh data tentang
menghitung dan kesulitan kalkulasi anak
permasalahan belajar.
tersebut akan menunjukkan kesulitan
dalam memahami proses ± proses
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 125

5. Tes untuk mengetahui data 4. Alat bantu belajar mengajar


tentang kesulitan belajar atau yang di perlukan
masalah yang dihadapi. 5. Waktu kegiatan pelaksanaan
b. Diagnosis
Diagnosis adalah penentuan d. Memberikan bantuan atau Terapi
mengenai hasil dari pengolahan data Terapi yang dimaksud disini
tentang siswa yang mengalami kesulitan adalah memberikan bantuan kepada anak
belajar dan jenis kesulitan belajar yang yang mengalami kesulitan belajar sesuai
dialami siswa. Kegiatan diagnosis dapat dengan program yang disusun pada tahap
dilakukan dengan cara: prognosis. Bentuk terapi yang dapat
1. Membandingkan nilai prestasi diberikan antara lain sebagai berikut:
individu untuk setiap mata 1. Bimbingan belajar kelompok
pelajaran dengan rata-rata nilai 2. Bimbingan belajar individual
seluruh individu. 3. Pengajaran remedial
2. Membandingkan prestasi 4. Pemberian bimbingan pribadi
dengan potensi yang dimiliki 5. Alih tangan kasus.
oleh siswa tersebut Diantara kesulitan belajar yang
3. Membandingkan nilai yang telah disebutkan di atas menunjukkan
diperoleh dengan batas bahwa setiap siswa di sekolah ±sekolah
minimal yang diperoleh. mengahadapi masalah tersebut dan
c. Prognosi termasuk di sekolah MIN Maros.
Prognosis adalah merujuk pada Sehingga inilah yang menjadi tantangan
aktivitas penyusunan rencana atau bagi seorang guru dalam melaksanakan
program yang di harapkan dapat kewajibannya di dalam kelas pada saat
membantu mengatasi masalah kesulitan proses belajar mengajar.
belajar siswa. Prognosis dapat berupa:
PENUTUP
1. Bentuk treatmen yang akan
Aktivitas belajar merupakan inti
dilakukan
dari kegiatan di sekolah. Sebab semua
2. Bahan atau materi yang di
aktivitas belajar dimaksudkan untuk
perlukan
mencapai keberhasilan proses belajar
3. Metode yang akan di gunakan
bagi setiap siswa yang sedang menjalani
studi di sekolah tersebut. Namun,
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 126

aktivitas belajar bagi perserta didik ini Jika kenyataan ini di hadapi oleh siswa
terkadang mengalami gangguan, baik yang bersangkutan, maka sulit untuk
yang berasal dari diri siswa itu sendiri, menerapkan metode pengajaran secara
yang mungkin diakibatkan oleh adanya klasikal. Hal ini disebabkan oleh daya
kondisi internal yang tidak atau kurang tangkap belajar siswa yang berbeda.
mendukung proses aktivtas belajar Oleh sebab itulah, maka
tersebut, seperti kondisi fisik yang kurang dibutuhkan seorang guru yang memiliki
sehat, cacat, intelegensi, bakat, minat, kreatifitas serta ilmu pengetahuan di
motivasi, kesehatan mental, dan faktor dalam melaksanakan kewajibannya
internal siswa lainnya. Maupun yang sebagai seorang pengajar, pembimbing,
diakibatkan oleh adanya faktor eksternal pelatih dan sebagainya.
seperti faktor orang tua, suasana rumah
DAFTAR PUSTAKA
dan keadaan ekonomi keluarga,
lingkungan sekolah, media massa, serta Abd. Rahman Gatteng , Menuju Guru
Profesional dan Beretika, Cet.; I
lingkungan sosial di mana siswa itu Yogyakarta; Graha Guru, 2009.
berdomisili.
Amin Amirullah, Panduan Menyusun
Namun demikian, jika gangguan Proposal Skripsi Tesis dan
belajar yang dialami siswa tersebut Disertasi, Cet. I, Jakarta: Smart
Pustaka, 2013.
disebabkan karena adanya kelemahan
individual, seperti IQ yang rendah, rasa Ansori Muhammad, Psikologi
pembelajaran, Cet. II CV Wacana
kurang aman, kurang penghargaan, Prima; Bandung; 2008.
kenakalan, dan lain sebagainya. Maka Azhar Arsyad, media pembelajaran. Cet.
XIV, Jakarta : PT Raja Grahafindo
persoalan belajar yang dialami siswa Persada, 2011.
tersebut mungkin berakibat pada kurang
Chaeruddin ³(WLND 3URIHVL GDQ .HJXUXDQ
terserapnya daya tangkap belajar ³ Fakultas tarbiyah dan keguruan UIN
terhadap pelajaran tertentu, sehingga
Departemen Agama RI, Al-4XU¶DQ GDQ
pada akhirnya tidak akan tercapai tujuan Terjemahannya, (Bandung, Al-
pembelajaran. Integensi yang lemah yang Jumanatul Ali : 2004

dimiliki oleh siswa tertentu, akan Departemen Pendidikan Nasional, Kamus


sulit untuk mengadaptasikan dirinya Besar Bahasa Indonesia, Cet. IV,
Jakarta: Balai Pustaka, 1985.
ditengah-tengah belajar siswa lain yang
memiliki daya tangkap belajar tinggi. Mulyasa,E, Standar kompetensi
Sertifikasi Guru,Cet.
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 127

IV;Bandung;PT Remaja Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran,


Rosdakarya,2009. Cet. I; wacana Prima, 2009.

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Cet. Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif,


XII; Jakarta: Rajawali Pers, 2012. Kualitatif dan Kombinasi,
Bandung: Alfabeta, 2011.
Pupuh Faturrohman dan Sobri Sutikno,
Strategi Belajar Mengajar, Cet. I; Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,
Aditama, 2007. Suatu Pendekatan Praktek, Ed, II,
Cet. X (Jakarta: Rineka Cipta,
Prihatin Eka, Guru sebagai Fasilitator. 1982.
cet.; I Bandung ; PT. Karya
Mandiri Persada, 2009. Sutrisno Hadi, Statistik, Jilid II
(Yogyakarta: Andi Offset, 1988), h.
Ramlan, Media dan Sumber 220
Pembelajaran, universitas
muhammadiyah pare- pare, 2003. Sudjana, Metode Statistik, Bandung,
Tarsito, 1986.
Ramadhy Sufyan dan permadi Dadi,
Mengembangkan Kecerdasan, Cet; Undang-Undang RI, Guru Dan Dosen
I Bandung, PT Sarana Karya Panca Sisdiknas, Cet. 1; Surabaya:
Nusa. Wacana Intelektual, 2009.

Rusman,M.P, Model-model Winarto Surakhmat, Dasar dan Tehknik


Pembelajaran, Cet. 5; Jakarta: PT. Research, Ed. VI, Bandung :
Raja Grafindo Persada, 2012. Tarsito, 1987.

Anda mungkin juga menyukai