Anda di halaman 1dari 10

Analisis Implementasi Pendidikan Karakter pada Kegiatan

Pembelajaran Siswa Kelas 1 SDN Srengseng Sawah 07 Pagi


Diajukan untuk memenuhi Ujian Akhir Semester mata kuliah peminatan
“Pendidikan Karakter”

Dosen Pengampu :
Dra Nina Nurhasanah, M.Pd

Di Susun Oleh:

Ade Ramadina (1815160829)

PGSD A 2016

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019
A. Kajian Teori

a. Karakter
Karakter merupakan unsur pokok dalam diri manusia yang
dengannya membentuk karakter psikologi seseorang dan
membuatnya berperilaku sesuai dengan dirinya dan nilai yang cocok
dengan dirinya dalam kondisi yang berbeda-beda.
Menurut Megawangi dalam buku Darmiyati (2004: 110)
mendefinisikan pendidikan karakter sebagai “Sebuah usaha untuk
mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak
dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
mereka dapat memberikan kontribusi yang positif pada
lingkungannya”. Menurut Fitri (2012:21) Karakter dapat juga
diartikan sama dengan akhlak dan budi pekerti sehingga karakter
bangsa sama dengan akhlak bangsa atau budi pekerti.
Dari pernyataan diatas karakter merupakan nilai-nilai perilaku
manusia yang terbentuk dalam lingkup keluarga dan masyarakat
yang menunjukkan ciri khas kepribadiannya, sehingga karakter-
karakter tersebut dapat dibentuk tetapi tidaklah mudah memerlukan
proses yang sangat panjang melalui pendidikan.

b. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter merupakan usaha dalam
mengembangkan nilai-nilai karakter peserta didik dan
menanamkan kebiasaan yang baik sehingga peserta didik
memiliki kepribadian yang baik di sekolah maupun di kehidupan
sehari-hari.
Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010: 4)
pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan yang
mengembangkan dan karakter bangsa pada diri peserta didik
sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter
dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya,
sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius,
nasionalis, produktif dan kreatif.
Menurut pendapat Fadlillah (2013:23) pendidikan karakter
yaitu suatu ben-tuk pengarahan dan bimbingan supaya
seseorang mempunyai tingkah laku yang baik sesuai dengan
nilai-nilai moralitas dan keberagaman. Sedangkan menurut
Kurniawan (2015:42) Pendidikan karakter adalah usaha sadar
dan terencana untuk membentuk watak atau kepribadian
seseorang berdasarkan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat
dan lingkungan keluarga.
Pendidikan karakter juga diartikan sebagai segala sesuatu
yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter
peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik.
Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara
guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru
bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya.
Kemendiknas (2011:7) menyatakan bahwa tujuan pendidikan
karakter yaitu : 1) Mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia berhati ba-ik, berpikiran baik, dan berperilaku
baik; 2) Membangun bangsa yang berkarakter Pancasila; 3)
Mengem-bangkan potensi warganegara agar memiliki sikap
percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta
mencintai umat manusia.
Tujuan dari pendidikan karakter maka dapat dipahami
mengenai tujuan dari pendidikan karakter itu sendiri adalah
Menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai positif agar
membentuk akhlak yang baik serta menanamkan dan
memfasilitasi bentuk pendidikan yang baik dan positif sehingga
peserta didik dapat menjadi pribadi yang unggul, bermartabat,
dan berwawasan luas.
B. Hasil Analisis Implementasi Pendidikan Karakter pada Kegiatan
Pembelajaran Siswa Kelas 1 SDN Srengseng Sawah 07 Pagi

Siswa kelas 1 SDN Srengseng Sawah 07 Pagi, sebelum


memasuki ruang kelas mereka berbaris terlebih dahulu di depan
kelas. Kegiatan ini dipimpin oleh ketua kelas untuk mengatur atau
merapihkan barisan siswa. Setelah itu, siswa masuk kedalam kelas
dengan mencium tangan (salim) terlebih dahulu kepada guru yang
berdiri di depan pintu. Kegiatan ini dilakukan untuk membentuk
karakter siswa menjadi disiplin, rasa hormat kepada yang lebih tua
dan bertanggung jawab.

Disiplin merupakan titik masuk bagi pendidikan karakter bagi


sekolah karena jika tidak ada rasa hormat terhadap aturan, otoritas,
dan hak orang lain, maka tidak ada lingkungan yang baik bagi
pengajaran dan pembelajaran (Thomas Lickona, 2013: 175).
Penanaman karakter disiplin secara tidak langsung akan
menanamkan karakter lain pada siswa, termasuk karakter tanggung
jawab. Disiplin moral akan memunculkan tanggung jawab pada
siswa. Sebagaimana dijelaskan Thomas Lickona (2013: 168) bahwa
disiplin moral menjadi alasan pengembangan siswa untuk
menghormati peraturan, menghargai sesama, dan otoritas
pengakuan guru; rasa tanggung jawab para siswa demi kebaikan
sifat mereka; dan tanggung jawab mereka terhadap moral di dalam
sebuah komunitas di dalam kelas.
Penerapan karakter disiplin melalui pembiasaanyang
diterapkan oleh sekolah akan mempunyai pengaruhyang positif bagi
kehidupan peserta didik. Sebab disiplin sekolah merupakan usaha
untuk memelihara perilaku peserta didik agar tidak menyimpang dan
dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma,
peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah.
Sikap hormat terhadap guru merupakan salah satu karakter
yang harus dimiliki oleh siswa sebagai bentuk penghormatan dan
memuliakan guru, ini berkaitan dengan definisi Menurut Chaplin,
Lickona (2012:70) mengatakan bahwa rasa hormat berarti
menunjukkan penghargaan kita terhadap harga diri orang lain
ataupun hal lain selain diri kita.
Supriyanti (2008:17-19) mengungkapkan bahwa cara
bersikap hormat terhadap guru antara lain: 1) Selalu tunduk dan
patuh terhadap guru, 2) Berbicara yang halus dan sopan, 3) Siswa
tidak boleh berkata kasar apalagi membentaknya, 4) Selalu menjaga
nama baik sekolah dan menghormati guru, 6) Menyapa dengan
ramah bila bertemu dengan guru, 7) Mencontoh tingkah laku yang
baik. Supriyanti juga menambahkan bahwa siswa yang mau
memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh gurunya, maka
siswa tersebut sudah termasuk menghormati gurunya.
Setelah memasuki ruang kelas, guru meminta kepada salah
satu siswa untuk memimpin doa sebelum pembelajaran dimulai.
Kegiatan berdoa sebelum memulai pembelajaran ini dilakukan agar
siswa terbentuk karakter yang religius. Setelah membaca doa, guru
mengajak siswa untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia
yaitu “Indonesia Raya”. Kegiatan menyanyikan lagu “Indonesia
Raya” ini bertujuan untuk membentuk karakter siswa agar mencintai
tanah air yaitu Indonesia.

Salah satu nilai yang ada di dalam pendidikan karakter adalah


nilai religius. Nilai ini sangat erat kaitannya dengan nilai keagamaan
karena nilai religius bersumber dari agama dan mampu merasuk
kedalam jiwa seseorang. Nilai religius bersifat mutlak dan abadi,
serta bersumber pada kepercayaan dalam diri manusia.
Menurut Kemendiknas 2010 (9-10) Sikap dan perilaku yang
patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan
pemeluk agama lain.
Karakter religius ini sangat dibutuhkan oleh siswa dalam
menghadapi perubahan zaman dan degradasi moral, dalam hal ini
siswa diharapkan mampu memiliki dan berprilaku dengan ukuran
baik dan buruk yang di dasarkan pada ketentuan dan ketetapan
agama.
Menurut Kemendiknas 2010 (9-10) Karakter Cinta Tanah air
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan,kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
bangsa.
Menurut Suyadi (2013:9) cinta tanah air merupakan sikap dan
perilaku yang mencerminkan rasa bangga, setia, peduli dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekonomi, politik
dan sebagainya, sehingga tidak akan tergiur dengan tawaran
bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri. Lebih kongkritnya
cinta tanah air adalah suatu perasaan yang timbul dari hati
seseorang warga negara untuk mengabdi, memelihara, melindungi
tanah airnya dari segala ancaman dan gangguan. Indikasi bahwa
siswa memiliki nilai karakter cinta tanah air adalah diantaranya:
menghargai jasa para tokoh/pahlawan nasional, bersedia
menggunakan produk dalam negeri, menghargai keindahan alam
dan budaya Indonesia, hafal lagu-lagu kebangsaan, memilih
berwisata di dalam negeri, dan lain-lain.

Setelah melakukan kegiatan berdoa dan menyanyikan lagu


“Indonesia Raya” kemudian guru melakukan kegiatan pembelajaran
seperti biasa. Dalam kegiatan pembelajaran ini guru menggunakan
metode pembelajaran yaitu kerja kelompok walaupun, tidak setiap
pembelajaran mengggunakan metode kerja kelompok. Dalam
kegiatan metode pembelajaran kerja kelompok ini, siswa dapat
membentuk karakter sikap kerja sama dengan temannya. Dengan
ada nya sikap kerja sama, siswa belajar untuk menghargai orang
lain, mendengarkan dengan pikiran terbuka, dan membangun
persetujuan kerjasama dan berkemampuan bersosialisasi dan
komunikasi.
Karakter kerja sama merupakan salah satu karakter utama
yang perlu ditanamkan kepada siswa, sehingga karakter tersebut
digu-nakan sebagai fokus penulisan ini. Karakter kerja sama penting
dimiliki oleh se-tiap siswa pada jenjang pendidikan Sekolah Da-sar,
karena karakter tersebut mampu melatih siswa dalam memahami,
merasakan, dan melak-sanakan aktivitas kerja sama guna mencapai
tujuan bersama (Rukiyati, dkk, 2014). Selain itu kemampuan kerja
sama mampu meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan
berinteraksi, serta melatih siswa beradaptasi dengan ling-kungan
baru. Hal tersebut menurut Hurlock (1997:10) merupakan tugas
perkembangan yang harus dicapai oleh siswa Sekolah Dasar dalam
melakukan hubungan sosial. Kemampuan siswa dalam mencapai
tugas perkembangannya di-pengaruhi pada penanaman dan
pembiasaan karakter kerja sama.
Karakter kerjasama dapat ditanamkan, di-latih, dan
dikembangkan melalui berbagai cara, salah satu bentuknya melalui
kegiatan pembela-jaran. Kerja sama dalam pembelajaran dapat dil-
akukan oleh dua siswa atau lebih yang saling berinteraksi,
menggabungkan tenaga, ide atau pendapat dalam waktu tertentu
dalam mencapai tujuan pembelajaran sebagai kepentingan ber-
sama.
Didalam kelas guru juga
membentuk sikap karakter siswa untuk
peduli lingkungan. Sikap peduli
lingkungan yang dilakukan yaitu, tidak
membuang sampah sembarangan baik
di dalam kelas maupun di area
lingkungan sekolah. Selain itu, siswa
diajarkan untuk mencegah kerusakan
yang terjadi pada lingkungan sekitar.
Seperti, pada saat pembelajaran
berlangsung siswa yang ingin meraut
pensilnya dipersilahkan oleh guru untuk meraut pensil nya di luar kelas dan
membuag sampah dari rautan pensil tersebut di tempat sampah yang
sudah tersedia di depan kelas. Alasan guru mempersilahkan siswa untuk
meraut pensil tersebut di luar kelas, agar kondisi kebersihan kelas tetap
terjaga.
Karakter peduli lingkungan ini dideskripsikan sebagai sikap dan
tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam
di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi (Listyarti, 2014: 7). Karakter peduli
lingkungan merupakan karakter yang wajib diimplementasikan bagi sekolah
di setiap jenjang pendidikan. Semua warga sekolah harus mempunyai sikap
peduli terhadap lingkungan dengan cara meningkatkan kualitas lingkungan
hidup, meningkatkan kesadaran warga sekolah tentang pentingnya peduli
lingkungan serta mempunyai inisiatif untuk mencegah kerusakan
lingkungan. Pendidikan karakter peduli lingkungan ditanamkan sejak dini
kepada siswa sehingga dapat mengelola secara bijaksana sumber daya
alam yang ada di sekitar, serta untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab
terhadap kepentingan generasi penerus yang akan datang. Ketika karakter
peduli lingkungan sudah tumbuh menjadi mental yang kuat, maka akan
mendasari perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Aulia, Listya Rani. 2016. Implementasi Nilai Religius Dalam


Pendidikan Karakter Bagi Peserta Didik Di Sekolah Dasar Juara
Yogyakarta. 315 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 3 Vol. V Tahun
2016.

Khotimah, Husnul. 2017. Pengaruh Pembelajaran Afektif


Terhadap Sikap Hormat Siswa Kepada Guru. HOLISTIKA : Jurnal
Ilmiah PGSD ISSN : 2579 – 6151 Volume 1 No. 2 November 2017
e-ISSN.

Purwanti, Dwi. 2017. Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan


Dan Implementasinya. Dwijacendekia Jurnal Riset Pedagogik 1 (2)
(2017) 14-20.

Rahmat, Nur. 2017. Pembentukan Karakter Disiplin Siswa


Melalui Guru Kelas Di Sd Negeri 3 Rejosari Kabupaten Oku Timur.
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan
Volume 2, No. 2, Juli-Desember 2017.

Santoso, Anang. 2016. Pendidikan Karakter Kerja Sama


Dalam Pembelajaran Siswa Sekolah Dasar Pada Kurikulum 2013.
Vol.1 No.1 April 2016 P ISSN 2503 – 1201 & E ISSN 2503 – 5347.

Sri Utami . 2012. Pengembangan Pembelajaran pendidikan


Kewarganegaraan dengan Pendekatan Tematik Dalam Upaya pembinaan
Sikap Cinta Tanah Air. Disertasi (dipublikasikan). Bandung, SPS
Universitas Pendidikan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai