BIDANG:
BIOPSIKOLOGI
Oleh:
KELOMPOK 2
FAKULTAS PSIKOLOGI
2017
DAFTAR ISI
Cover........................................................................................................................................1
Daftar Isi..................................................................................................................................2
Bab 1
1.1. Bagian Otak dan Sistem Saraf yang Teraktivasi dalam Memori.........................3
Daftar isi................................................................................................................................12
BAB 1
PEMBAHASAN
1.1. Bagian Otak dan Sistem Saraf yang Teraktivasi Dalam Proses Terjadinya
Belajar dan Memori
Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang bersifat menetap melalui
serangkaian pengalaman. Belajar tidak sekedar berhubungan dengan buku-buku yang
merupakan salah satu sarana belajar, melainkan berkaitan pula dengan interaksi anak
dengan lingkungannya, yaitu pengalaman. Hal yang penting dalam belajar adalah
perubahan perilaku, dan itu menjadi target dari belajar. Dengan belajar, seseorang
yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa. Kita perlu
memperluas pemahaman tentang belajar tidak hanya pada pengetahuan yang bersifat
konseptual, melainkan hal-hal yang menyangkut keterampilan serta sikap pribadi
yang mempengaruhi perilaku seseorang.
Ketika kita belajar artinya kita sedang menyerap informasi dari apa yang kita
pelajari. Proses diterimanya informasi semua tersimpan dalam memori yang ada di
dalam otak manusia. Memori otak manusia kerjanya mirip dengan memori komputer.
Pada komputer, memorinya disebut RAM (Random Access Memory) berfungsi
merekam, memelihara dan memanfaatkan informasi baru. Pada manusia, fungsinya
lebih luas lagi mencakup perbendaharaan kata, pengetahuan bahasa, semua informasi
yang telah kita pelajari, pengalaman hidup pribadi, segala kemahiran yang telah
dipelajari dari mulai berjalan, berbicara hingga prestasi musik, seni, olahraga dan
sebagainya.
Konsep memori sangat erat berkaitan dengan pendekatan kognitif, dalam hal
ini antara belajar dan memori memiliki kaitan sangat erat. Belajar merupakan
aktifitas dalam pendidikan dan merupakan sebuah proses untuk mengetahui,
memahami dan akhirnya menerapkan berbagai informasi yang diterima selama
proses pembelajaran. Ketika belajar mustahil terjadi tanpa tidak melibatkan memori,
sebab setiap eksekusi satureaksi yang dipelajari membutuhkan memori mengenai
tindakan yang pernah dilakukan. Contohnya saja ketika seorang mahasiswa psikologi
diminta untuk mengulang kembali istilah-istilah sulit dalam pelajaran yang
sebelumnya telah dipelajari, maka dia tidak akan mampu merecall jika tidak ada
memori yang tersimpan dalam otak kita.
Setiap individu memiliki daya ingat (memori) yang berbeda-beda, sehingga
hasil belajar yang diperoleh pun berbeda-beda. Ada beberapa cara untuk memperkuat
daya ingat, salah satunya dengan latihan mental, misalnya dengan menggunakan
tekhnik puzzle dan teka-teki. Selain itu, belajar secara berulang-ulang juga dapat
membantu seseorang untuk memperkuat memorinya.
Maka bagian otak yang teraktivasi dalam proses belajar dan memori atau
ingatan jangka panjang dan pendek (LTM dan STM) terdapat pada bagian lobus
frontalis lebih tepatnya pada bagian Pre Frontal Cortex (PFC).
Akan tetapi secara biologis, otak memiliki peran yang sangat besar dalam
proses memori. Setiap bagian otak memiliki peran tersendiri dalam penyimpanan
memori. Berikut adalah penjelasan beberapa bagian otak yang terkait dengan
memori, yaitu:
a) Cerebral Cortex sebagai tempat penyimpanan Long Term Memory dengan
dilihat dari 4 lobus.
b) Lobus Frontal sebagai terkait tugas-tugas Long Term Memory
1.2. Proses Terjadinya Belajar dan Memori yang Berkaitan dengan Proses
Mentalnya
Selain tiga jenis memori tersebut ada juga yang disebut sebagai Working
Memory (WM). Para psikologi menggunakan istilah tersebut untuk merujuk kepada
STM ditambah dengan proses mental yang melakukan pengulangan dan
pemanggilan kembali informasi dari LTM yang sesuai dengan tugas yang sedang
kita lakukan. Singkatnya, WM juga melibatkan kemampuan untuk mengendalikan
perhatian dan menghindari gangguan, dengan demikian memori yang berada dalam
WM akan tetap aktif dan mudah diakses kembali.
Hal yang sama terjadi dalam proses memori, ada proses input yang disebut
coding, ada proses menyimpan yang disebut store, dan ada proses memanggil
kembali data yang ingin kita gunakan yang disebut retieve.
Lupa dan ingat adalah dua hal yang wajar dalam kehidupan. Keduanya
merupakan bagian dari memori manusia. Hampir semua aktivitas manusia
membutuhkan memori. Memori adalah kemampuan individu untuk menyimpan
informasi dan informasi tersebut dapat dipanggil kembali untuk dapat dipergunakan
beberapa waktu kemudian. Misalnya, dalam hal mengingat materi mata kuliah yang
telah dijelaskan oleh dosen, mengingat tugas apa saja yang harus dikerjakan,
mengingat tempat-tempat menarik yang pernah dikunjungi, dan masih banyak lagi
yang lainnya. Kemampuan setiap individu dalam menyimpan memori pun berbeda-
beda, tergantung dari usia, kapasitas memorinya, serta dari tiga proses dasar dalam
membangun memori tersebut yakni encoding (pengkodean) merupakan proses yang
bertujuan untuk mengubah informasi menjadi bentuk yang dapat diproses dan
digunakan oleh otak, yang kedua storage (penyimpanan) yaitu menyimpan
pengalaman yang telah dipersepsikan, sehingga suatu saat dapat dimunculkan
kembali, pengalaman yang sudah dipersepsikan tadi akan meninggalkan jejak
dimemori sebagai memory traces yang disimpan dalam ingatan, memory traces bisa
hilang ataupun rusak karena proses lupa sehingga memory traces tidak sepenuhnya
bisa bertahan dalam ingatan, dan yang ketiga adalah retrieval (pemanggilan kembali)
memunculkan kembali pengalaman yang sudah disimpan dalam memori sehingga
dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, proses ini bisa dilakukan dengan
mengingat kembali (recall) atau mengenal kembali (recognize). Contoh konkrit dari
proses encoding, storage, dan retrieval tersebut dapat kita lihat dalam peristiwa
sehari-hari, misalnya saat hendak berangkat ke kampus, kita melihat seorang nenek
yang sedang menyebrang di jalan raya, kemudian nenek tersebut ditabrak sebuah
mobil. Melihat peristiwa tersebut (diterima oleh persepsi dan dibuat kode, dalam hal
ini terjadi proses encoding), kemudian kita menyimpannya dalam otak (jenis mobil,
arah bus, darimana nenek tersebut berjalan, dan sebagainya, dalam hal ini
berlangsung proses storage). Sebagai saksi mata akhirnya kita dimintai keterangan di
kantor polisi, kemudian kita menceritakan apa yang telah terjadi, sesuai dengan apa
yang telah disimpan dalam otak (proses retrieval).
Belajar adalah proses pengolahan informasi yang terjadi melalui proses mental
yang secara individual diarahkan untuk mencapai tujuan yang di harapkan. Dalam
hal ini hormon mempengaruhi motivasi siswa pada belajar dan memori. Adapun
proses mental yang berkaitan dengan belajar adalah sebagai berikut:
a. Motivasi menurun
Ingatan yang disimpan di dalam STM berlangsung kurang dari 30 detik. Jika
disajikan secara serial maka jumlah aitem yang dapat disimpan dalam STM adalah
antara 2 sampai 5 aitem. Secara umum STM memiliki kapasitas mengingat objek
berkisar 7 aitem, atau antara 5 sampai dengan 9 aitem. Informasi yang disimpan
dalam STM biasanya berupa kode auditori (bunyi), tetapi dapat pula menggunakan
kode semantik dan visual.
Sejumlah informasi (item atau objek) yang disajikan secara berurutan akan
mempengaruhi ingatan seseorang. Aitem-aitem atau objek-objek yang berada pada
posisi atau urutan bagian awal (depan) dan juga akhir (belakang) akan cenderung
diingat lebih baik daripada aitem-aitem atau objek-objek yang berada pada urutan di
tengah. Karena informasi atau aitem-atem yang terletak di bagian awal akan lebih
dulu memasuki ingatan jangka pendek, sehingga memungkinkan dilakukan
pengulangan di dalam pikiran secara memadai untuk kemudian dipindahkan ke
dalam ingatan jangka panjang. Bagi informasi yang terletak diurutan tengah, ketika
memasuki ingatan jangka pendek bersamaan waktunya dengan proses pengulangan
informasi di bagian depan, sehingga hanya sedikit kapasitas bagi pengulangan
kembali informasi yang terletak di tengah. Dengan demikian informasi yang terletak
di tengah urutan belum sampai dipindahkan ke ingatan jangka panjang. Sementara
itu, informasi yang terletak di bagian akhir cenderung diingat lebih baik, sebab
informasinya masih berada pada ingatan jangka pendek pada waktu di-recall.
4) Keahlian (expertise)
Keahlian dalam suatu bidang memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
ingatan seseorang. Orang akan dapat mengingat bahan dan informasi baru dengan
baik apabila ia memiliki latarbelakang pengetahuan yang cukup baik di bidang
tersebut. Hal ini terjadi karena latar belakang pengetahuan keahlian seseorang dapat
menjadi isyarat mental (mental cues). Isyarat mental ini merupakan bagian dari
susunan pengetahuan yang sudah dipelajari secara teliti dan diorganisasikan dengan
baik. Isyarat mental dapat menimbulkan gambaran yang jelas mengenai suatu objek
di dalam mental atau pikiran seseorang. Selain itu, isyarat mental juga memiliki sifat
yang lebih menonjol, sehingga tidak mudah dikacaukan oleh informasi yang lain.
VLTM adalah ingatan yang berlangsung lebih dari tiga bulan lamanya. Jenis
ingatan ini sebenarnya merupakan perluasan dari jenis ingatan jangka pendek dan
ingatan jangka panjang. Khusus ingatan jangka panjang dapat berlangsung dari satu
menit sampai dengan seumur hidup. Pemikiran ini terlalu luas, sehingga sebagian
ahli psikologi mencoba memahami informasi yang disimpan di dalam ingatan untuk
jangka waktu yang sangat panjang. Sebab, perbedaan interval waktu (satu hari, satu
minggu, satu bulan, satu tahun, dan puluhan tahun) akan mempengaruhi ketepatan
mengingat kembali.
8) Stres
Kondisi fisik yang lelah juga sangat mempengaruhi daya serap informasi yang
masuk, dengan demikian secara langsung mempengaruhi kemampuan mengingat.
Para ahli mengetahui bahwa pikiran dan tubuh saling mempengaruhi satu sama lain.
Kondisi fisik yang lelah bisa disebabkan oleh waktu istirahat yang kurang atau jam
belajar yang terlalu panjang
Mielinisasi adalah pelapisan lemak pada akson. Proses sinaptik adalah proses
komunikasi antar satu neuron dengan neuron yang lainnya. Jika semakin tebal
lapisan lemak yang melapisi akson, maka informasi yang disalurkan oleh akson
kepada dendrit semakin cepat, sehingga proses sinaptiknya juga akan semakin cepat.
Proses mielinisasi terjadi karena daya ingat dan ketahanan informasi yang masuk,
membuat mielinisasi semakin kuat jika ada pengulangan secara terus menerus,.
Semakin tebal mielin maka kemampuan otak pada respon tersebut semakin baik.
Jadi cepat atau tidaknya menangkap suatu pembelajaran berhubungan dengan proses
sinaptik yang terkait oleh proses mielinisasi. Siswa menaruh minat pada suatu
pembelajaran yang menyenangkan, maka akan menimbulkan atensi yang tinggi,
membuat pelajaran lebih mudah diingat dan bertahan lama di Long Term Memory
yang dibantu oleh proses sinaptik dan mielinisasi.
Bisa saja terjadi, guru tidak tahu belajar yang menyenangkan karena tidak
punya pengalaman mengikuti belajar yang menyenangkan. Pengalaman saya belajar
sedari SD sampai SMA, seingat saya, jarang sekali mengalami belajar yang
menyenangkan, sehingga saat ini ketika saya menjadi guru, terkadang saya bingung
ketika disuruh untuk mengajar yang menyenangkan. Bagaimana tidak, punya
pengalaman juga ga ada. Apalagi pelatihan yang diberikan dari dulu sampai
sekarang, pada umumnya bersifat ceramah, guru didikte harus begini, harus begitu,
harus menjadi guru yang bisa mengajar dengan menyenangkan, tetapi tidak ada
contoh dan pengalaman. Yang memberi pelatihanpun kadang tidak menyenangkan,
konvensional, kuno, dan hanya berteori saja. Kalau sudah begitu bagaimana bisa
mengetahui pembelajaran yang menyenangkan seperti apa? Oleh karena itu, menurut
saya, pelatihan bagi guru yang paling tepat saat ini harus bertujuan untuk memberi
pengalaman pembelajaran yang menyenangkan pada mereka sehingga pada akhirnya
tahu “O begini caranya mengajar yang menyenangkan!”
Pertama, ubah susunan meja kursi menjadi posisi duduk berkelompok. Hal
dasar yang dapat dilakukan oleh para guru dalam menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan adalah dengan mengelompokkan siswa dalam kelas. Coba tinggalkan
susunan meja-kursi yang konvensional. Tinggalkan meja kursi yang berderet depan
ke belakang. Gunakan bentuk baru, yaitu dengan menyusun meja kursi berdasarkan
kelompok-kelompok. Saya pikir ini mudah dilakukan. Luangkan sedikit waktu di
awal untuk mengubah susunan meja dan kursi. Lalu tempatkan siswa dalam
kelompok-kelompok. Kelompok kelompok itu berpindah tempat setiap harinya.
Yang hari ini di sebelah kiri, besok di kanan, yang tadinya di depan besok di
belakang.
Keenam, mencairkan suasana (Ice breaking). Seorang guru harus punya cara
untuk mencairkan suasana, dari yang letih dan capek menjadi semangat kembali, dari
yang bosan menjadi ceria kembali. Beberapa cara dapat dilakukan, seperti menari
diiringi lagu dengan menggunakan tarian yang mudah dilakukan seperti tari anak
ayam, menyanyi kepala pundak lutut kaki, dan lain sebagainya. Cara lainnya adalah
bernyanyi lagu yang memberi semangat, misalnya I have a dream – nya Westlife atau
I believe I can fly nya Brian Mcknight, dan juga dapat dilakukan dengan cara
menampilkan film yang lucu atau memberi semangat. Istirahat 5 menit akan
mengubah suasana kelas, dari yang sudah mengantuk menjadi melek lagi.
Keenam aktivitas di atas menurut saya merupakan kegiatan standar yang dapat
mewujudkan suasana kelas yang menyenangkan, dan dapat digunakan sebagai variasi
pembelajaran. Untuk pelaksanaannya, guru harus berkoordinasi dengan sekolah
terutama mengenai pengadaan bahan dan alat yang dibutuhkan. Syukur-syukur
sekolah dapat memberikannya. Jika tidak guru harus menggunakan cara hemat,
apakah dengan menggunakan barang daur ulang atau dengan bekerjasama atau
berbagi dengan siswa dalam pengadaannya seperti dijabarkan di atas. Untuk
pengembangannya, guru diharapkan dapat mencari inovasi lain yang sekiranya
mudah dilakukan, tidak memberatkan, sesuai dengan waktu yang ada dan pastinya
menyenangkan.
1. Atensi/Konsentrasi
2. Minat
Bagian-bagian otak yaitu belahan otak kanan, belahan otak kiri, dan
belahan otak tengah. Belahan-belahan tersebut mempunyai fungsi yang
berbeda-beda. Pada hemisfer kiri manusia dirancang untuk memproses
bagian-bagian (secara berurutan), hemisfer kanan memproses keseluruhan
(secara acak) dan pada bagian otak tengah merupakan penyumbang sekitar
20% dari seluruh volume otak, bertanggungjawab atas tidur, emosi, atensi,
pengaturan bagian tubuh, hormon, seksualitas, penciuman, dan produksi
kimiawi otak.
4. Proses Memori dari Short Term Memori menjadi Long Term Memory
Dalam menyimpan sebuah ingatan atau memori, kita bisa memilih
untuk menjadikan sebuah peristiwa itu sebagai memori jangka panjang atau
jangka pendek. Apabila kita memilihnya sebagai memori jangka pendek,
maka sebuah peristiwa tidak akan tersimpan lama. Contohnya adalah ketika
di sekolah kita belajar tentang matematika. Kita menganggap pelajaran
matematika itu sesuatu yang sulit dan tidak menyenangkan. Sehingga, rumus-
rumus yang sudah kita pelajari di sekolah tentang matematika akan hilang dan
kita tidak akan ingat setelah berada di rumah. Sedangkan memori jangka
panjang (long term memory) adalah memori yang dapat menyimpan informasi
lebih banyak dan lebih lama. Contohnya adalah ketika kita mendapat
pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya dan pelajaran tersebut adalah
pelajaran yang kita sukai maka kita akan menganggap peristiwa tersebut
bermakna bagi kita. Sehingga, kita menyimpannya di memori jangka
panjang.
Mekanisme otak dalam meneruskan sebuah informasi dari memori
jangka pendek ke memori jangka panjang adalah dengan memahami
informasi tersebut berdasarkan pemahaman sebelumnya, pengalaman
sebelumnya, konteks yang pernah dialami dan dipahami sebelumnya, dan
berdasarkan informasi-informasi yang telah tersimpan di memori jangka
panjang sebelumnya. Memahami informasi dan menyimpannya dalam
memori jangka panjang adalah proses mengkoneksikan informasi baru
dengan informasi-informasi yang telah dipahaminya sebelumnya,
menandainya, memberikan konteks terhadap informasi baru tersebut.Memori
jangka panjang merupakan aspek penting dari kognisi. Memori jangka
panjang dikodekan dalam lobus temporal. Tanpa itu kita tidak bisa
menyimpan informasi baru jangka panjang.
Ahli psikologi sering membagi lagi memori jangka panjang kedalam
kategori yang lebih spesifik. Pembagian ini lebih dimaksudkan untuk
mendapatkan kemudahan. Salah satu sistem pembagian memori jangka
panjang yang terkenal, memori dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
a. Episodic Memoryadalah memori yang berkaitan dengan peristiwa dalam hidup.
b. Procedural Memory adalah memori yang berkaitan dengan prosedur.
Prosedural memory ini merujuk pada pengetahuan tentang cara mengerjakan
sesuatu.
c. Semantic Memoryadalah memori yang berkaitan dengan arti kata.
Jenis-jenis memori diatas dibagi berdasarkan kejadian atau ingatan apa yang
disimpan. Lokasi atau tempat disimpannya memori adalah di seluruh bagian
otak, meskipun juga terpusat di bagian-bagian tertentu. Sebagai contoh, studi-
studi PET menunjukkan pada area frontal di otak terlibat dalam pemrosesan
mendalam terhadap informasi, seperti menentukan apakah suatu kata
mendeskripsikan benda hidup atau benda mati. Studi-studi tersebut
mengindikasikan bahwa jenis – jenis kinerja memori bersifat spesifik. Meskipun
demikian, dalam pemrosesan – pemrosesan spesifik tersebut, bagian-bagian lain
di otak tetap terlibat, meskipun hanya dalam tingkat yang rendah. Prinsip
spesialisasi dan distribusi fungsi tersebut didapati pada jenis-jenis kinerja
memori dan sistem penyimpanan yang lain.
https://www.kompasiana.com/ahmadimam/memberi-pengalaman-belajar-yang-
menyenangkan-kepada-guru_566f738ed77e618c048b456e
L. Solo, Robert, H. Maclin Otto, Kimberly, M. Machin. 2007. Psikologi Kognitif. Jakarta:
Penerbit Erlangga
Puspitawati, Ira. Indri Hapsari, Iriani. Dyah Suryaratri, Ratna. 2012. Psikologi Faal.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya