Anda di halaman 1dari 19

BELAJAR MENYENANGKAN

BIDANG:

BIOPSIKOLOGI

Oleh:

KELOMPOK 2

Della Aulia Oktaviani 20170810029


Ayu Meita A. 20170810027
Vivi Widia 20170810021
Alfath Akbar 20170810047
M. Ichan Sabilillah Z. 20170810042
Muh. Alfaridzi Reza M. 20170810030
Reynaldi Novian L. 20170810016
Edwigar Annas Akbar 20170810049

UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA

FAKULTAS PSIKOLOGI

2017
DAFTAR ISI

Cover........................................................................................................................................1

Daftar Isi..................................................................................................................................2

Bab 1

1.1. Bagian Otak dan Sistem Saraf yang Teraktivasi dalam Memori.........................3

1.2. Proses Terjadinya Belajar dan Memori.................................................................6

1.3. Faktor-Faktor Mempengaruhi Terjadinya Belajar dan Memori .........................8

1.4. Keterkaitan Antara Proses Sinaptik serta Mielin...............................................10

1.5. Artikel Tentang Belajar Menyenangkan............................................................11

Daftar isi................................................................................................................................12
BAB 1

PEMBAHASAN

1.1. Bagian Otak dan Sistem Saraf yang Teraktivasi Dalam Proses Terjadinya
Belajar dan Memori
Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang bersifat menetap melalui
serangkaian pengalaman. Belajar tidak sekedar berhubungan dengan buku-buku yang
merupakan salah satu sarana belajar, melainkan berkaitan pula dengan interaksi anak
dengan lingkungannya, yaitu pengalaman. Hal yang penting dalam belajar adalah
perubahan perilaku, dan itu menjadi target dari belajar. Dengan belajar, seseorang
yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa. Kita perlu
memperluas pemahaman tentang belajar tidak hanya pada pengetahuan yang bersifat
konseptual, melainkan hal-hal yang menyangkut keterampilan serta sikap pribadi
yang mempengaruhi perilaku seseorang.
Ketika kita belajar artinya kita sedang menyerap informasi dari apa yang kita
pelajari. Proses diterimanya informasi semua tersimpan dalam memori yang ada di
dalam otak manusia. Memori otak manusia kerjanya mirip dengan memori komputer.
Pada komputer, memorinya disebut RAM (Random Access Memory) berfungsi
merekam, memelihara dan memanfaatkan informasi baru. Pada manusia, fungsinya
lebih luas lagi mencakup perbendaharaan kata, pengetahuan bahasa, semua informasi
yang telah kita pelajari, pengalaman hidup pribadi, segala kemahiran yang telah
dipelajari dari mulai berjalan, berbicara hingga prestasi musik, seni, olahraga dan
sebagainya.
Konsep memori sangat erat berkaitan dengan pendekatan kognitif, dalam hal
ini antara belajar dan memori memiliki kaitan sangat erat. Belajar merupakan
aktifitas dalam pendidikan dan merupakan sebuah proses untuk mengetahui,
memahami dan akhirnya menerapkan berbagai informasi yang diterima selama
proses pembelajaran. Ketika belajar mustahil terjadi tanpa tidak melibatkan memori,
sebab setiap eksekusi satureaksi yang dipelajari membutuhkan memori mengenai
tindakan yang pernah dilakukan. Contohnya saja ketika seorang mahasiswa psikologi
diminta untuk mengulang kembali istilah-istilah sulit dalam pelajaran yang
sebelumnya telah dipelajari, maka dia tidak akan mampu merecall jika tidak ada
memori yang tersimpan dalam otak kita.
Setiap individu memiliki daya ingat (memori) yang berbeda-beda, sehingga
hasil belajar yang diperoleh pun berbeda-beda. Ada beberapa cara untuk memperkuat
daya ingat, salah satunya dengan latihan mental, misalnya dengan menggunakan
tekhnik puzzle dan teka-teki. Selain itu, belajar secara berulang-ulang juga dapat
membantu seseorang untuk memperkuat memorinya.
Maka bagian otak yang teraktivasi dalam proses belajar dan memori atau
ingatan jangka panjang dan pendek (LTM dan STM) terdapat pada bagian lobus
frontalis lebih tepatnya pada bagian Pre Frontal Cortex (PFC).

Akan tetapi secara biologis, otak memiliki peran yang sangat besar dalam
proses memori. Setiap bagian otak memiliki peran tersendiri dalam penyimpanan
memori. Berikut adalah penjelasan beberapa bagian otak yang terkait dengan
memori, yaitu:
a) Cerebral Cortex sebagai tempat penyimpanan Long Term Memory dengan
dilihat dari 4 lobus.
b) Lobus Frontal sebagai terkait tugas-tugas Long Term Memory

c) Pre Frontal Cortex sebagai tempat penyandian kata-kata dan gambar

d) Cerebellum sebagai tempat pembentukan dan pengingatan kembali sejumlah


respon yang sederhana
e) Hipocampus berfungsi untuk menyatukan potongan-potongan informasi dari
Long Term Memory

1.2. Proses Terjadinya Belajar dan Memori yang Berkaitan dengan Proses
Mentalnya

Secara alami, manusia mengalami proses penyimpanan memori secara


sistematis ke dalam tiga jenis memori yang saling berinteraksi. Ketiga jenis memori
tersebut adalah sebagai berikut:

1) Sensory Memory (SM) adalah ingatan yang berkaitan dengan penyimpanan


informasi sementara yang dibawa oleh pancaindera.

a. Memiliki kempuan menerima informasi yang sangat banyak secara


stimultan melalui kelima indera manusia
b. Informasi berupa stimulus yang diterima sensor (indera)
c. Ingatan yang sangat singkat dan secara konstan diperbaharui: 2 detik
untuk auditori dan ½ detik untuk visual
d. Ada peran attention dalam memilih informasi yang akan dilanjutkan
ke Short Term Memory
e. Ada kemungkinan lupa karena informasi yang diterima kabur atau
tidak jelas

2) Short Term Memory (STM) adalah suatu proses penyimpanan memori


sementara, artinya informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama
informasi tersebut masih dibutuhkan.

a. Penyimpanan informasi bersifat sementara


b. Kemampuan terbatas, mengingat maksimal 7 item dan paling lama 30
detik
c. Terjadinya pemrosesan informasi secara sadar
d. Lupa disebabkan karena gangguan

3) Long Term Memory (LTM) adalah suatu proses penyimpanan informasi


yang relatif permanen.

a. Kemampuan menyimpan tak terbatas


b. Penyimpanan informasi relatif lebih lama dan permanen
c. Beberapa faktor yang dapat memengaruhi LTM adalah minat serta
keahlian, pemberian kode khusus dan emosi
d. Lebih mudah diingat apabila kita dalam situasi yang sama saat kita
mendapatkan informasi tersebut
e. Terdapat network atau jaringan yang memungkinkan kita untuk
melakukan asosiasi

Selain tiga jenis memori tersebut ada juga yang disebut sebagai Working
Memory (WM). Para psikologi menggunakan istilah tersebut untuk merujuk kepada
STM ditambah dengan proses mental yang melakukan pengulangan dan
pemanggilan kembali informasi dari LTM yang sesuai dengan tugas yang sedang
kita lakukan. Singkatnya, WM juga melibatkan kemampuan untuk mengendalikan
perhatian dan menghindari gangguan, dengan demikian memori yang berada dalam
WM akan tetap aktif dan mudah diakses kembali.

Hal yang sama terjadi dalam proses memori, ada proses input yang disebut
coding, ada proses menyimpan yang disebut store, dan ada proses memanggil
kembali data yang ingin kita gunakan yang disebut retieve.

Tahapan proses memori, yaitu:

a. Perekaman (encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor indera dan


sirkit syaraf internal.

b. Penyimpanan (strorage) adalah menentukan berapa lama informasi itu berada


beserta kita, dalam bentuk apa dan dimana, penyimpanan bisa aktif atau pasif.
Secara aktif bila kita menambahkan informasi tambahan, kita mengisi informasi
yang tidak lengkap dengan kesimpulan kita sendiri (inilah desas-desus menyebar
lebih banyak dari volume asal). Secara pasif terjadi tanpa penambahan.

c. Pemanggilan (retrieval), dalam bahasa sehari-hari, mengingat lagi adalah


menggunakan informasi yang disimpan.

Lupa dan ingat adalah dua hal yang wajar dalam kehidupan. Keduanya
merupakan bagian dari memori manusia. Hampir semua aktivitas manusia
membutuhkan memori. Memori adalah kemampuan individu untuk menyimpan
informasi dan informasi tersebut dapat dipanggil kembali untuk dapat dipergunakan
beberapa waktu kemudian. Misalnya, dalam hal mengingat materi mata kuliah yang
telah dijelaskan oleh dosen, mengingat tugas apa saja yang harus dikerjakan,
mengingat tempat-tempat menarik yang pernah dikunjungi, dan masih banyak lagi
yang lainnya. Kemampuan setiap individu dalam menyimpan memori pun berbeda-
beda, tergantung dari usia, kapasitas memorinya, serta dari tiga proses dasar dalam
membangun memori tersebut yakni encoding (pengkodean) merupakan proses yang
bertujuan untuk mengubah informasi menjadi bentuk yang dapat diproses dan
digunakan oleh otak, yang kedua storage (penyimpanan) yaitu menyimpan
pengalaman yang telah dipersepsikan, sehingga suatu saat dapat dimunculkan
kembali, pengalaman yang sudah dipersepsikan tadi akan meninggalkan jejak
dimemori sebagai memory traces yang disimpan dalam ingatan, memory traces bisa
hilang ataupun rusak karena proses lupa sehingga memory traces tidak sepenuhnya
bisa bertahan dalam ingatan, dan yang ketiga adalah retrieval (pemanggilan kembali)
memunculkan kembali pengalaman yang sudah disimpan dalam memori sehingga
dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, proses ini bisa dilakukan dengan
mengingat kembali (recall) atau mengenal kembali (recognize). Contoh konkrit dari
proses encoding, storage, dan retrieval tersebut dapat kita lihat dalam peristiwa
sehari-hari, misalnya saat hendak berangkat ke kampus, kita melihat seorang nenek
yang sedang menyebrang di jalan raya, kemudian nenek tersebut ditabrak sebuah
mobil. Melihat peristiwa tersebut (diterima oleh persepsi dan dibuat kode, dalam hal
ini terjadi proses encoding), kemudian kita menyimpannya dalam otak (jenis mobil,
arah bus, darimana nenek tersebut berjalan, dan sebagainya, dalam hal ini
berlangsung proses storage). Sebagai saksi mata akhirnya kita dimintai keterangan di
kantor polisi, kemudian kita menceritakan apa yang telah terjadi, sesuai dengan apa
yang telah disimpan dalam otak (proses retrieval).

Belajar adalah proses pengolahan informasi yang terjadi melalui proses mental
yang secara individual diarahkan untuk mencapai tujuan yang di harapkan. Dalam
hal ini hormon mempengaruhi motivasi siswa pada belajar dan memori. Adapun
proses mental yang berkaitan dengan belajar adalah sebagai berikut:

a. Motivasi menurun

Motivasi dan semangat belajar seseorang dapat menurun apabila kekurangan


hormon dopamine. Oleh karena itu hormon dapat memengaruhi motivasi belajar
siswa.

b. Motivasi meningkat, belajar menjadi menyenangkan dan mudah


dipahami

Hormon dopamine membuat lebih bersemangat karena motivasi meningkat.


Jadi, hormon sangat terkait dengan motivasi siswa yang memengaruhi proses
belajarnya.

1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Belajar dan Memori dalam


Kehidupan Sehari-hari

1) Ingatan jangka pendek (STM)

Ingatan yang disimpan di dalam STM berlangsung kurang dari 30 detik. Jika
disajikan secara serial maka jumlah aitem yang dapat disimpan dalam STM adalah
antara 2 sampai 5 aitem. Secara umum STM memiliki kapasitas mengingat objek
berkisar 7 aitem, atau antara 5 sampai dengan 9 aitem. Informasi yang disimpan
dalam STM biasanya berupa kode auditori (bunyi), tetapi dapat pula menggunakan
kode semantik dan visual.

2) Efek posisi serial (the serial position effect)

Sejumlah informasi (item atau objek) yang disajikan secara berurutan akan
mempengaruhi ingatan seseorang. Aitem-aitem atau objek-objek yang berada pada
posisi atau urutan bagian awal (depan) dan juga akhir (belakang) akan cenderung
diingat lebih baik daripada aitem-aitem atau objek-objek yang berada pada urutan di
tengah. Karena informasi atau aitem-atem yang terletak di bagian awal akan lebih
dulu memasuki ingatan jangka pendek, sehingga memungkinkan dilakukan
pengulangan di dalam pikiran secara memadai untuk kemudian dipindahkan ke
dalam ingatan jangka panjang. Bagi informasi yang terletak diurutan tengah, ketika
memasuki ingatan jangka pendek bersamaan waktunya dengan proses pengulangan
informasi di bagian depan, sehingga hanya sedikit kapasitas bagi pengulangan
kembali informasi yang terletak di tengah. Dengan demikian informasi yang terletak
di tengah urutan belum sampai dipindahkan ke ingatan jangka panjang. Sementara
itu, informasi yang terletak di bagian akhir cenderung diingat lebih baik, sebab
informasinya masih berada pada ingatan jangka pendek pada waktu di-recall.

3) Ingatan jangka panjang (STM)

Ingatan jangka panjang ini meliputi proses penyimpanan informasi yang


bersifat lebih permanen (berlangsung lebih lama dari beberapa menit sampai waktu
yang tidak terbatas). Selain itu, informasi akan disimpan dalam bentuk maknanya
atau semantik.

4) Keahlian (expertise)

Keahlian dalam suatu bidang memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
ingatan seseorang. Orang akan dapat mengingat bahan dan informasi baru dengan
baik apabila ia memiliki latarbelakang pengetahuan yang cukup baik di bidang
tersebut. Hal ini terjadi karena latar belakang pengetahuan keahlian seseorang dapat
menjadi isyarat mental (mental cues). Isyarat mental ini merupakan bagian dari
susunan pengetahuan yang sudah dipelajari secara teliti dan diorganisasikan dengan
baik. Isyarat mental dapat menimbulkan gambaran yang jelas mengenai suatu objek
di dalam mental atau pikiran seseorang. Selain itu, isyarat mental juga memiliki sifat
yang lebih menonjol, sehingga tidak mudah dikacaukan oleh informasi yang lain.

5)Pemberian kode khusus (encoding specificity)

Prinsip pemberian kode khusus ialah seseorang akan mudah mengingat


kembali suatu peristiwa yang terjadi hanya jika sesuai dengan bekas yang ditemukan
di dalam ingatannya. Dengan kata lain, orang akan mengingat kembali informasi
dengan lebih baik jika situasinya sama dengan situasi pada waktu ia melakukan
proses pemberian kode sebelumnya. Suatu informasi yang disimpan dalam bentuk
makna atau semantik akan diingat kembali lebih efektif apabila tugas yang diminta
juga berbentuk makna, dan bukan intonasinya.

6) Emosi atau afek

Aktivitas mengingat juga dipengaruhi oleh keadaan emosi seseorang. Pertama,


dalam mengingat kata-kata maka orang cenderung mengingat lebih baik pada kata-
kata yang menyenangkan daripada kata-kata yang menyedihkan. Fenomena ini
disebut Pollyanna principles, yaitu satuan informasi yang secara emosi
menyenangkan biasanya diproses lebih efisien dan tepat daripada informasi yang
mengandung kesedihan. Kedua, kesamaan suasana hati (mood congruence), yaitu
ingatan menjadi lebih baik jika bahan yang dipelajari sama dengan suasana hati yang
berlangsung pada saat ini. Ketiga, ketergantungan dengan suasana hati (state
dependence). Ketergantungan ini terjadi apabila seseorang mengingat informasi lebih
baik dalam suasana hati sekarang yang sesuai dengan suasana hati pada saat bahan
itu pertama kali dipelajari atau diterima.

7) Very-long-term memory (VLTM)

VLTM adalah ingatan yang berlangsung lebih dari tiga bulan lamanya. Jenis
ingatan ini sebenarnya merupakan perluasan dari jenis ingatan jangka pendek dan
ingatan jangka panjang. Khusus ingatan jangka panjang dapat berlangsung dari satu
menit sampai dengan seumur hidup. Pemikiran ini terlalu luas, sehingga sebagian
ahli psikologi mencoba memahami informasi yang disimpan di dalam ingatan untuk
jangka waktu yang sangat panjang. Sebab, perbedaan interval waktu (satu hari, satu
minggu, satu bulan, satu tahun, dan puluhan tahun) akan mempengaruhi ketepatan
mengingat kembali.

8) Stres

Perasaan cemas dapat mempersempit fokus perhatian seseorang sehingga


berbagai petunjuk penting yang menuntun memori menjadi hilang. Ketika perasaan
cemas sudah membuat kita kehilangan petunjuk-petunjuk yang berguna, kita akan
semakin sulit untuk menyimpan memori ataupun mengingat kembali apa yang telah
tersimpan dalam memori.

9) Kondisi fisik yang lelah

Kondisi fisik yang lelah juga sangat mempengaruhi daya serap informasi yang
masuk, dengan demikian secara langsung mempengaruhi kemampuan mengingat.
Para ahli mengetahui bahwa pikiran dan tubuh saling mempengaruhi satu sama lain.
Kondisi fisik yang lelah bisa disebabkan oleh waktu istirahat yang kurang atau jam
belajar yang terlalu panjang

1.4. Keterkaitan Antara Proses Sinaptik serta Mielin

Mielinisasi adalah pelapisan lemak pada akson. Proses sinaptik adalah proses
komunikasi antar satu neuron dengan neuron yang lainnya. Jika semakin tebal
lapisan lemak yang melapisi akson, maka informasi yang disalurkan oleh akson
kepada dendrit semakin cepat, sehingga proses sinaptiknya juga akan semakin cepat.
Proses mielinisasi terjadi karena daya ingat dan ketahanan informasi yang masuk,
membuat mielinisasi semakin kuat jika ada pengulangan secara terus menerus,.
Semakin tebal mielin maka kemampuan otak pada respon tersebut semakin baik.
Jadi cepat atau tidaknya menangkap suatu pembelajaran berhubungan dengan proses
sinaptik yang terkait oleh proses mielinisasi. Siswa menaruh minat pada suatu
pembelajaran yang menyenangkan, maka akan menimbulkan atensi yang tinggi,
membuat pelajaran lebih mudah diingat dan bertahan lama di Long Term Memory
yang dibantu oleh proses sinaptik dan mielinisasi.

1.5. Artikel Tentang Belajar Menyenangkan

Memberi Pengalaman Belajar yang Menyenangkan kepada Guru!

Belajar yang menyenangkan menjadi sebuah keharusan di sekolah. Guru harus


dapat mewujudkannya sehingga siswa tidak bosan di kelas. Jika siswa tidak bosan
artinya pembelajaran dapat dikatakan menarik dan menyenangkan. Apabila hal itu
terjadi, disimpulkan guru sukses dalam menjalankan tugasnya. Namun kenyataannya,
menjadikan kelas menyenangkan bukan perkara mudah. Bahkan ide menyenangkan
pun masih banyak yang dipertanyakan oleh para guru. “Bagaimana sih belajar yang
menyenangkan itu?”

Bisa saja terjadi, guru tidak tahu belajar yang menyenangkan karena tidak
punya pengalaman mengikuti belajar yang menyenangkan. Pengalaman saya belajar
sedari SD sampai SMA, seingat saya, jarang sekali mengalami belajar yang
menyenangkan, sehingga saat ini ketika saya menjadi guru, terkadang saya bingung
ketika disuruh untuk mengajar yang menyenangkan. Bagaimana tidak, punya
pengalaman juga ga ada. Apalagi pelatihan yang diberikan dari dulu sampai
sekarang, pada umumnya bersifat ceramah, guru didikte harus begini, harus begitu,
harus menjadi guru yang bisa mengajar dengan menyenangkan, tetapi tidak ada
contoh dan pengalaman. Yang memberi pelatihanpun kadang tidak menyenangkan,
konvensional, kuno, dan hanya berteori saja. Kalau sudah begitu bagaimana bisa
mengetahui pembelajaran yang menyenangkan seperti apa? Oleh karena itu, menurut
saya, pelatihan bagi guru yang paling tepat saat ini harus bertujuan untuk memberi
pengalaman pembelajaran yang menyenangkan pada mereka sehingga pada akhirnya
tahu “O begini caranya mengajar yang menyenangkan!”

Nah bagaimanakan pelajaran yang menyenangkan? Menurut saya belajar yang


menyenangkan adalah yang membuat siswa belajar dan bekerja aktif di kelas. Jadi
siswa bergerak, guru hanya memberi arahan sebagai seorang fasilitator, mengawasi,
dan memberi penilaian. Untuk memahaminya, baiknya saya langsung kepada
penjabaran praktik kali ya karena kalau berteori terus nanti ga ngerti-ngerti, jadi sama
saja, mubazir! Saya akan jabarkan kegiatannya satu per satu yang menurut saya
sangat umum dan standar untuk belajar yang menyenangkan.

Pertama, ubah susunan meja kursi menjadi posisi duduk berkelompok. Hal
dasar yang dapat dilakukan oleh para guru dalam menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan adalah dengan mengelompokkan siswa dalam kelas. Coba tinggalkan
susunan meja-kursi yang konvensional. Tinggalkan meja kursi yang berderet depan
ke belakang. Gunakan bentuk baru, yaitu dengan menyusun meja kursi berdasarkan
kelompok-kelompok. Saya pikir ini mudah dilakukan. Luangkan sedikit waktu di
awal untuk mengubah susunan meja dan kursi. Lalu tempatkan siswa dalam
kelompok-kelompok. Kelompok kelompok itu berpindah tempat setiap harinya.
Yang hari ini di sebelah kiri, besok di kanan, yang tadinya di depan besok di
belakang.

Kedua, bekerja berkelompok. Buat tugas untuk bekerja kelompok. Yang


pertama dilakukan adalah mengelompokkan siswa, kemudian tiap siswa diberi tugas
sehingga membutuhkan kerja sama kelompok untuk menyelesaikan tugas kelompok
mereka. Misalnya, ada yang mencari informasi, ada yang menulis, dan ada yang
menjadi juru bicara. Tugas itu kemudian diputar antar anggota kelompok di setiap
topik yang berbeda, sehingga setiap siswa punya pengalaman bekerja berbeda.
Dalam kerja kelompok akan muncul kebutuhan untuk berdiskusi dan bertukar pikiran
serta saling membantu.

Ketiga, membuat produk atau hasil kerja di tiap kegiatan. Setelah


mengelompokkan siswa dan merancang kerja kelompoknya, langkah selanjutnya
adalah menghasilkan produk dari kerja kelompok tersebut. Seminim-minimnya hasil
kerja harus dapat diperlihatkan kepada kelompok lain, atau bahkan kelas lain. Cara
mudahnya adalah kita siapkan kertas plano (karton) putih dan spidol, kemudian hasil
kerja kelompok, misalnya kesimpulan, ditulis di kertas tersebut dan kemudian
ditempel di kelas atau di tempat yang dapat dilihat teman-temannya. Rasa bangga
dan senang akan muncul tatkala hasil kerja mereka dapat dipajang dan dibaca teman
ataupun guru lainnya. Hasil kerja atau produk ini jika bisa menggunakan barang daur
ulang itu lebih baik. Misalnya kertas plano putih kita ganti dengan kertas kalender
yang besar, yang bagian belakangnya masih polos warna putih. Untuk alat tulis, jika
siswa kita mampu, kita bisa bagi tugas, mereka membawa alat tulis, ada yang
membawa gunting, ada yang membawa lem, dan ada yang membawa spidol.

Keempat, mempresentasikan hasil kerja. Setiap kelompok harus mendapatkan


kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Berbagai cara dapat dilakukan,
namun umumnya ada dua cara. Pertama, setiap kelompok satu per satu mendapatkan
kesempatan untuk tampil di depan kelas mempresentasikan hasil kerjanya, di mana
kelompok lain menyimak presentasinya dan bertanya selesai presentasi. Kedua,
dengan cara berkeliling, caranya satu kelompok dengan perwakilannya singgah ke
kelompok lain untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Begitupula kelompok lain,
wakilnya melakukan presentasi di kelompok lainnya. Cara yang kedua ini
membutuhkan waktu yang lebih singkat dari yang pertama. Penggunaannya
disesuaikan dengan waktu yang kita punya.

Kelima, memperlihatkan hasil kerja atau mempraktekannya pada publik. Guru


harus punya ruang untuk menempelkan atau menampilkan hasil kerja atau produk
siswa di depan publik. Jika hasil kerja merupakan produk harus ada show case atau
bisa juga papan tempel. Jika merupakan penampilan, maka harus ada waktu untuk
menampilkannya depan publik sehingga orang lain bisa melihatnya. Ini juga
merupakan suatu cara mengejawantahkan teori ke dalam praktek. Jadi siswa tidak
hanya berteori tetapi juga mempraktekannya, pemahaman pun mudah dilakukan.

Keenam, mencairkan suasana (Ice breaking). Seorang guru harus punya cara
untuk mencairkan suasana, dari yang letih dan capek menjadi semangat kembali, dari
yang bosan menjadi ceria kembali. Beberapa cara dapat dilakukan, seperti menari
diiringi lagu dengan menggunakan tarian yang mudah dilakukan seperti tari anak
ayam, menyanyi kepala pundak lutut kaki, dan lain sebagainya. Cara lainnya adalah
bernyanyi lagu yang memberi semangat, misalnya I have a dream – nya Westlife atau
I believe I can fly nya Brian Mcknight, dan juga dapat dilakukan dengan cara
menampilkan film yang lucu atau memberi semangat. Istirahat 5 menit akan
mengubah suasana kelas, dari yang sudah mengantuk menjadi melek lagi.

Keenam aktivitas di atas menurut saya merupakan kegiatan standar yang dapat
mewujudkan suasana kelas yang menyenangkan, dan dapat digunakan sebagai variasi
pembelajaran. Untuk pelaksanaannya, guru harus berkoordinasi dengan sekolah
terutama mengenai pengadaan bahan dan alat yang dibutuhkan. Syukur-syukur
sekolah dapat memberikannya. Jika tidak guru harus menggunakan cara hemat,
apakah dengan menggunakan barang daur ulang atau dengan bekerjasama atau
berbagi dengan siswa dalam pengadaannya seperti dijabarkan di atas. Untuk
pengembangannya, guru diharapkan dapat mencari inovasi lain yang sekiranya
mudah dilakukan, tidak memberatkan, sesuai dengan waktu yang ada dan pastinya
menyenangkan.

Untuk kegiatan memberi pengalaman yang menyenangkan seperti di atas tadi,


bisa dilakukan sebagai sebuah pelatihan sebelum semester dimulai, seperti di akhir
tahun ini atau di awal tahun depan. Pelatihan dilakukan dalam dua atau tiga hari.
Kepala sekolah tidak harus menyewa tim pelatihan yang mahal (tetapi kalau ada
uangnya ga masalah si) tetapi bisa dengan membentuk tim sendiri, terdiri dari 3
orang. Jika setiap semester dilakukan sebagai sebuah cara menyegarkan diri, maka
tiga orang yang bertugas ini baiknya digilir sehingga pada akhirnya semua punya
kesempatan dan pengalaman yang sama. Kemudian Kepala sekolah bersama para
guru yang ikut pelatihan, sama-sama berkomitmen mengikutinya dengan baik.

Mengenai tema, sesuaikan dengan rumpun mata pelajaran mereka. Mereka


pun duduk berkelompok berdasarkan rumpun mata pelajarn mereka, misalnya
bahasa, IPA, IPS, Agama dan lain sebagainya. Pilih salah satu materi yang ada dalam
kurikulum, kemudian jalankan keenam kegiatan di atas. Jadi setiap rumpun akan
beraktivitas sama namun dengan topik yang berbeda sesuai masing-masing pelajaran.
Paling tidak satu hari melakukan tiga kegiatan. Jadi dua hari bisa melakukan
kegiatan, jika ada satu hari luang, maka kegiatan di hari ketiga atau hari terakhir
adalah melakukan inovasi pembelajaran dan ditutup dengan refleksi diri. Kegiatan
pelatihan ini akan membawa pengalaman bagi mereka sehingga ada gambaran
bagaimana pembelajaran yang menyenangkan di dalam kelas.

Menganalisis artikel tersebut:

1. Atensi/Konsentrasi

Dari metode di atas, dapat di tarik proses atensinya, yaitu:

Siswa mengalami pergiliran rotasi belajar yang berbeda, seperti;


pergantian letak tempat duduk secara bergilir, pembagian tugas kelompok,
dan sebagainya. Maka, siswa tidak akan merasa tertekan dan bosan, karena
mereka dapat saling melihat satu sama lain, mudah berkomunikasi antar
mereka, dan mudah saling membantu dalam belajar. Sehingga, proses atensi
yang terjadi pada setiap individunya mengalami peningkatan, sebab mereka
mengalami rotasi belajar yang menyenangkan dan tidak menimbulkan rasa
tertekan maupun kebosanan yang melanda.

2. Minat

Metode tersebut memberikan sebuah pengembangan kreatifitas pada


siswa yang tidak terbatas dengan atensi yang tinggi, maka menimbulkan
sebuah minat pada metode pembelajaran tersebut, sehingga menghasilkan
sebuah produk yang menunjang atau sebagai hasil dari pembelajaran tersebut.

3. Bagaimana proses kognisinya?

Bagian-bagian otak yaitu belahan otak kanan, belahan otak kiri, dan
belahan otak tengah. Belahan-belahan tersebut mempunyai fungsi yang
berbeda-beda. Pada hemisfer kiri manusia dirancang untuk memproses
bagian-bagian (secara berurutan), hemisfer kanan memproses keseluruhan
(secara acak) dan pada bagian otak tengah merupakan penyumbang sekitar
20% dari seluruh volume otak, bertanggungjawab atas tidur, emosi, atensi,
pengaturan bagian tubuh, hormon, seksualitas, penciuman, dan produksi
kimiawi otak.

Disaat hemisfer kiri bekerja menghafal rumus, berpikir kritis, dan


hemisfer kanan tidak bisa bekerja, maka hemisfer kanan akan mengganggu
kerja hemisfer kiri. Hemisfer kanan akan bekerja saat ada musik klasik,
gambar-gambar yang menarik, dan sebagainya. Intinya seorang guru harus
mampu memberikan pengajaran yang menyeimbangkan kerja otak.
Sedangkan otak bagian depan merupakan sumber rasio yang terdiri
dari pusat-pusat yang memahami apa yang diamati. Amygdala adalah tempat
menyimpan memori emosi yang mempunyai peran penting dalam emosional.
Amydala memungkinkan adanya respon sebelum berfikir. Sebaiknya dalam
memberikan pelajaran diawali dengan pemanasan otak, agar individu
mempersiapkan otaknya sehingga tercapai hasil belajar yang optimal.
Singkatnya semua belahan otak digunakan semua pada hampir setiap
waktu dan tidak dapat dihentikan salah satunya sama sekali. Otak bekerja
begitu banyak di luar kesadaran manusia.
Anak didik sebagai salah satu individu dalam pembelajaran dan
merupakan suatu pribadi yang berbeda satu sama lain. Pribadi yang berbeda
itu lahir dari kebiasaan belajar yang berbeda. Sesungguhnya, anak belajar
dimana saja dan kapan saja, tidak hanya disekolah tapi juga dirumah atau
keluarga, lingkungan bermain, lingkungan masyarakat.
Kebiasaan yang diberikan kepada anak akan membentuk
kepribadiannya sejak dini. Untuk membentuk kepribadian anak, langkah
pertama adalah membuat dia merasa diterima semua orang sehingga dia
mampu menerima dirinya sendiri. Perhatian kepadanya juga penting dan
diperlukan sejak dia belum mampu berbicara sekalipun. Anak harus sering
diberikan pertanyaan-pertanyaan yang memancing tumbuhnya kepribadian
dan kenyamanan diri, dimulai dari anak yang baru bisa berbicara.
Sama halnya dalam pembelajaran di sekolah, jika seorang guru
memiliki murid yang pendiam ataupun pemalu, guru bisa memancing
berbicara anak didik agar dia mempunyai keberanian untuk berbicara. Guru
juga harus mampu mengenali pribadi yang dimiliki anak didiknya. Sehingga
guru dapat dengan mudah memahami dan mengerti anak didiknya. Dan
ketika muridnya sudah mempunyai keberanian berbicara, guru harus mampu
memahami dan mendengarkan apa yang dia bicarakan, agar sekaligus
mampu mengontrol siswa, apakah yang dibicarakannya itu mampu
membentuk kepribadian baik atau tidak. Jika dia salah, sebaiknya guru tidak
memarahi atau mengucapakan kata-kata yang bisa membuat dia merasa
rendah, bodoh, apalagi tidak berguna.

1) Cara Kerja Otak


Otak terletak dalam batok kepala dan melanjut menjadi saraf tulang
belakang (medulla spinalis). Berat otak kurang lebih 1400 gram atau kira –
kira 2% dari berat badan. Tidak ada hubungan langsung antara berat otak dan
besarnya kepala dengan tingkat kecerdasan. Otak bertambah besar, namun
tetap berada dalam tengkorak sehingga semakin dalam lekukan pertanda
semakin banyak informasi yang disimpan, dan semakin cerdaslah
pemiliknya.
Secara antomis, bongkahan otak dapat dibagi menjadi otak besar
(cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan batang otak (brain stem).
Pembelajaran sangat berhubungan dengan otak besar, sedangkan otak kecil
lebih bertanggung jawab dalam proses koordinasi dan keseimbangan, dan
batang otak mengatur denyut jantung serta proses pernafasan yang sangat
penting bagi kehidupan. Dalam belajar menyenangkan, otak besar akan lebih
banyak dieksplorasi. Di dasar lekukan ada sekumpulan serat yang
menghubungkan kedua belahan otak yang disebut dengan corpus
callosum.Apabila otak dibelah secara vertikal, akan terlihat otak bagian luar
(cortex cerebri) yang berwarna abu-abu dan otak bagian dalam yang
berwarna putih.
Cortex cerebri mempunyai tiga fugsi yaitu: 1) sensorik yang berfungsi
untuk menerima masukan; 2) asosiasi yang bertugas mengolah masukan, dan
3) motorik yang bertugas mereaksi masukan dengan gerakan tubuh.
Masukan informasi dari luar ditangkap melalui panca indra baik
pengelihatan, pendengaran, penciuman, peradaban, maupun
pengecapan.Contohnya apabila telinga menerima masukan suara maka akan
dibawa oleh saraf pendengaran kepusatnya di cortex bagian samping.
Selanjutnya masukan dikirim kedaerah asosiasi untuk dicocokan makna
katanya. Akhirnya dikirim kepusat bicara di cortex depan untuk kemudian
diperintahkan lidah dan telinga dan tangan agar bertindak sebagai reaksinya.
Semua proses tersebut disimpan digudang memori dalam cortex untuk
sewaktu-waktu dapat dipanggil kembali. Kejadian puluhan tahun yang
lalu yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Otak menyimpan informasi dengan menggunakan asosiasi. Apabila
ada penguatan informasi lama dan penambahan informasi baru maka sel-sel
otak segera berkembang membentuk hubungan-hubungan baru. Semakin
banyak jalinan saraf terbentuk, semakin lama dan kuat informasi itu
disimpan.
2) Implementasi dalam Proses Pembelajaran
Belajar merupakan interaksi antara keadaan internal dan proses
kognitif siswa dengan stimulus dari lingkungan. Untuk dikatakan berhasilnya
proses pembelajaran, maka cara kerja otak tersebut menghasilkan hasil
belajar. Hasil belajar tersebut terdiri dari:
 Informasi verbal: kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan atau tertulis.
 Keterampilan intelektual: kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan
dengan lingkungan hidup.
 Strategi kognitif: kemampuan menyalurkan dan mengarahkan akivitas
kognitifnya sendiri.
 Keterampilan motorik: kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani.
 Sikap: kemampuan menerima atau menolak obyek berdasakan penilaian
terhadap obyek tesebut.
Penerapan lainnya adalah dengan cara kita sebagai manusia harus
meningkatkan atau memaksimalkan kinerja otak untuk mengasah otak atau
dengan meningkatkan konsentrasi otak. Semakin sering di asah, otak kita
akan cenderung lebih tangkap dalam meneria informasi. Dengan begitu akan
memudahkan kita menerima segala proses pembelajaran jika otak kita siap
untuk menerima pemikiran dari luar dan juga untuk mamancarkan pemikiran
kepada otak orang lain.

4. Proses Memori dari Short Term Memori menjadi Long Term Memory
Dalam menyimpan sebuah ingatan atau memori, kita bisa memilih
untuk menjadikan sebuah peristiwa itu sebagai memori jangka panjang atau
jangka pendek. Apabila kita memilihnya sebagai memori jangka pendek,
maka sebuah peristiwa tidak akan tersimpan lama. Contohnya adalah ketika
di sekolah kita belajar tentang matematika. Kita menganggap pelajaran
matematika itu sesuatu yang sulit dan tidak menyenangkan. Sehingga, rumus-
rumus yang sudah kita pelajari di sekolah tentang matematika akan hilang dan
kita tidak akan ingat setelah berada di rumah. Sedangkan memori jangka
panjang (long term memory) adalah memori yang dapat menyimpan informasi
lebih banyak dan lebih lama. Contohnya adalah ketika kita mendapat
pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya dan pelajaran tersebut adalah
pelajaran yang kita sukai maka kita akan menganggap peristiwa tersebut
bermakna bagi kita. Sehingga, kita menyimpannya di memori jangka
panjang.
Mekanisme otak dalam meneruskan sebuah informasi dari memori
jangka pendek ke memori jangka panjang adalah dengan memahami
informasi tersebut berdasarkan pemahaman sebelumnya, pengalaman
sebelumnya, konteks yang pernah dialami dan dipahami sebelumnya, dan
berdasarkan informasi-informasi yang telah tersimpan di memori jangka
panjang sebelumnya. Memahami informasi dan menyimpannya dalam
memori jangka panjang adalah proses mengkoneksikan informasi baru
dengan informasi-informasi yang telah dipahaminya sebelumnya,
menandainya, memberikan konteks terhadap informasi baru tersebut.Memori
jangka panjang merupakan aspek penting dari kognisi. Memori jangka
panjang dikodekan dalam lobus temporal. Tanpa itu kita tidak bisa
menyimpan informasi baru jangka panjang.
Ahli psikologi sering membagi lagi memori jangka panjang kedalam
kategori yang lebih spesifik. Pembagian ini lebih dimaksudkan untuk
mendapatkan kemudahan. Salah satu sistem pembagian memori jangka
panjang yang terkenal, memori dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
a. Episodic Memoryadalah memori yang berkaitan dengan peristiwa dalam hidup.
b. Procedural Memory adalah memori yang berkaitan dengan prosedur.
Prosedural memory ini merujuk pada pengetahuan tentang cara mengerjakan
sesuatu.
c. Semantic Memoryadalah memori yang berkaitan dengan arti kata.

Jenis-jenis memori diatas dibagi berdasarkan kejadian atau ingatan apa yang
disimpan. Lokasi atau tempat disimpannya memori adalah di seluruh bagian
otak, meskipun juga terpusat di bagian-bagian tertentu. Sebagai contoh, studi-
studi PET menunjukkan pada area frontal di otak terlibat dalam pemrosesan
mendalam terhadap informasi, seperti menentukan apakah suatu kata
mendeskripsikan benda hidup atau benda mati. Studi-studi tersebut
mengindikasikan bahwa jenis – jenis kinerja memori bersifat spesifik. Meskipun
demikian, dalam pemrosesan – pemrosesan spesifik tersebut, bagian-bagian lain
di otak tetap terlibat, meskipun hanya dalam tingkat yang rendah. Prinsip
spesialisasi dan distribusi fungsi tersebut didapati pada jenis-jenis kinerja
memori dan sistem penyimpanan yang lain.

5. Pengaruh Emosi pada Belajar


Emosi berpengaruh besar pada kualitas dan kuantitas belajar. Emosi
yang positif dapat mempercepat proses belajar dan mencapai hasil belajar
yang lebih baik, sebaliknya emosi yang negatif dapat memperlambat belajar
atau bahkan menghentikannya sama sekali. Penjelasan tentang hal ini dapat
diambil dari teori tentang struktur dan cara kerja otak, yaitu Otak Triune.
Menurut teori ini, otak manusia terdiri dari tiga bagian dan pemanfaatan
seluruh bagian otak dapat membuat belajar lebih cepat, lebih menarik, dan
lebih efektif. Dari ketiga bagian otak tersebut, bagian otak yang memainkan
peran dalam belajar adalah neokoerteks, sedang yang memainkan peran besar
dalam emosi adalah sistem limbik. Jika siswa mengalami emosi positif, maka
sel-sel saraf akan mengirim impuls-impuls positif ke neokorteks dan proses
belajar pun dapat terjadi. Sebaliknya, jika siswa mengalami emosi negatif,
maka tertutup kemungkinan untuk timbulnya impuls-impuls yang mendorong
belajar, tetapi yang terjadi adalah meningkatnya fungsi mempertahankan diri
terhadap emosi yang tidak menyenangkan. Akibatnya,proses belajar menjadi
lamban atau bahkan terhenti.
Karena itu, pembelajaran yang berhasil haruslah dimulai dengan
menciptakan emosi yang positif pada diri pelajar. Jika siswa mengalami
emosi positif, mereka dapat menggunakan neokorteks untuk tugas-tugas
belajar. Untuk menciptakan emosi positif pada diri siswa dapat dilakukan
dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan menciptakan lingkungan
belajar yang menyenangkan. Lingkungan yang dimaksud di sini mencakup
lingkungan fisik dan lingkungan psikologis. Lingkungan fisik menmcakup
penataan ruang kelas dan penataan alat bantu belajar, sedang lingkunagan
psikologis mencakup penggunaan musik untuk meningkatkan hasil belajar.
Penataan ruang kelas, seperti penataan tempat duduk, pajangan, dan
penyediaan wewangian, memainkan peranan penting dalam menciptakan
emosi positif dalam belajar. Bayangkan jika siswa masuk ke ruang kelas yang
pengab dan bau dengan dinding yang kosong atau pajangan, serta susunan
bangku yang membosankan, maka sulit diharapkan mereka dapat mencapai
hasil belajar yang optimal.
Selain penataan ruang kelas, penggunaan alat bantu belajar yang
menarik dan musik yang lembut juga sangat membantu dalam penciptaan
lingkungan belajar yang menyenangkan dan dalam meningkatkan hasil
belajar siswa. Penggunaan alat bantu menimbulkan “rasa” yang lebih baik
dari penjelasan yang diberikan oleh guru, sedang irama, ketukan, dan
keharmonisan musik mempengaruhi gelombang otak dan detak jantung, juga
membangkitkan perasaan dan ingatan.
Hal yang tidak kalah pentingnya dalam penciptaan emosi positif
adalah dengan penciptaan kegembiraan belajar. Kegembiraan belajar
seringkali merupakan penentu utama kualitas dan kuantitas belajar yang dapat
terjadi. Kegembiraan bukan berarti menciptakan suasana kelas yang ribut dan
penuh hura-hura. Akan tetapi, kegembiraan berarti bangkitnya minat, adanya
keterlibatan penuh dan terciptanya makna, pemahaman, dan nila yang
membahagiakan pada diri si pemelajar.

6. Kenapa Belajar Menyenangkan Lebih Bisa Masuk dan Bertahan Lama?


Karena saat kita melakukan belajar menyenakangkan, ada minat yang
ditimbulkan terhadap pembelajaran tersebut, sehingga atensi/konsentrasi serta
proses kognisinya meningkat. Selain itu, proses mielinisasi dan sinaptiknya
juga mengalami peningkatan yang membuat belajar menyenangkan lebih
mudah menyerap masuk dan bertahan lama pada memori otak manusia atau
Long Term Memory.

7. Bagaimana proses mielinisasi yang terjadi?


Proses mielinisasi pada belajar menyenangkan ini, semakin menebal
menyelimuti akson yang akan mengirimkan informasi kepada dendrit atau sel
saraf satu ke sel saraf yang lain menjadi semakin cepat. Sehingga reaksi yang
ditimbulkan oleh si pelaku belajar menyenangkan ini, akan mudah cepat
menanggap proses pembelajaran tersebut tanpa merasa bosan atau tertekan,
akan tetapi menimbulkan minat terhadap pembelajaran tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/ahmadimam/memberi-pengalaman-belajar-yang-
menyenangkan-kepada-guru_566f738ed77e618c048b456e

L. Solo, Robert, H. Maclin Otto, Kimberly, M. Machin. 2007. Psikologi Kognitif. Jakarta:
Penerbit Erlangga

Puspitawati, Ira. Indri Hapsari, Iriani. Dyah Suryaratri, Ratna. 2012. Psikologi Faal.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya

P.J. Pinel, John. 2009. Biopsikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai