3
Helda Jolanda Pentury, Pengembangan Kreativitas Guru dalam pembelajaran kreatif pelajaran Bahasa Inggris,
Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol 4 No. 3, 2017
4
Rohani, meningkatkan kreativitas anak usia dini melalui media bahan bekas, Jurnal Raudhah :Program Studi
Pendidikan Guru Raudhatul Athfal (PGRA), Vol. 05 No. 02
5
Helda Jolanda Pentury, Pengembangan Kreativitas Guru dalam pembelajaran kreatif pelajaran Bahasa Inggris,
Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol 4 No. 3, 2017
2. Siswa didorong untuk menemukan sendiri konsep yang sedang dikaji melalui
penafsiran yang dilakukan dengan berbagai cara cara seperti observasi, diskusi atau
percobaan.6
Selaras dengan Suryosubroto, Slihatin (2012) juga memaparkan menganai
karakterstik dari pembelajaran kreatif yang meliputi :
1. Keterlibatan peserta didik secara intelektual dan emosional dalam pembelajaran
2. Peserta didik didorong untuk menemukan dan mengkonstruksi sendiri konsep
yang sedang dikaji melalui penafsiran yang dilakukan.
3. Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanggung jawab untuk menyelesaikan
tugas bersama yang didalam kegiatan eksplorisasi, interpretasi dan rekreasi.7
6
Helda Jolanda Pentury, Pengembangan Kreativitas Guru dalam pembelajaran kreatif pelajaran Bahasa Inggris,
Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol 4 No. 3, 2017
7
Sawaludin, dkk, Penerapan Model Pembelajaran Kreatif Produktif untuk meningkatan aktifitas belajar mahasiswa
melalui lesson study di program pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, Inopendas, Vol. 2 no. 1
⁸
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kreativitas Pendidik Menurut Munandar (2002 : 26 ) Ada
teori mengatakan bahwa kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut
Psikologis yaitu :
1. Intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian atau motivasi. Secara bersamaan tiga komponen
ini dipahami sebagai faktor individu menjadi kreatif. Intelegensi meliputi kemampuan verbal,
pemikiran lancar, pengetahuan, perumusan masalah, penyusunan strategi, representasi mental,
keterampilan pengambilan keputusan dan keseimbangan serta integrasi intelektual secara
umum.
2. Gaya kognitif atau intelektual dari pribadi kreatif menunjukkan kelonggaran dan keterikatan
konvensi, menciptakan aturan sendiri, melakukan hal-hal dengan caranya sendiri dan
menyukai masalah yang tidak terlalu berstruktur.
3. Dimensi kepribadian dan motivasi meliputi ciri-ciri seperti kelenturan, dorongan untuk
berprestasi dan mendapat pengakuan keuletan dalam menghadapi rintangan dan pengambilan
resiko yang moderat.
Faktor eksternal yang dapat mendorong guru untuk mengembangkan diri. ini dapat
dikelompokkan menjadi empat, sebagai berikut :
1. Latar belakang pendidikan Pendidik
2. Pelatihan-pelatihan Pendidik dan organisasi kePendidikan
3. Pengalaman mengajar Pendidik
4. Faktor kesejahteraan Pendidik
Proses Kreativitas
Hawkins (1990) mengembangkan konsep yang berkaitan dengan proses kreatif. Dia mengatakan,
“Kreativitas melibatkan pemikiran imajinatif: perasaan, perasaan, imajinasi, dan pencarian
kebenaran” (Hawkins, 2003). Lakukan pertunjukan tari. Perjalanan ini merupakan proses batin
“melihat, mendalami, dan mewujudkan”. Proses kreatif terbagi dalam beberapa fase yaitu :
1. Sensing (merasakan) Belajar mengamati apa yang ada di sekitar Anda atau kejadian yang
sering terjadi atau yang kita alami sendiri, kemudian menyerap dan merasakan secara mendalam.
Kemudian kenali apa yang kita tangkap dari kesan indrawi.
2. Feeling (menghayati) Menghayati penginderaan yang kita tangkap dari peristiwa kehidupan
atau temuantemuan yang dianggap menarik menjadi milik kita akan sensasi dalam tubuh.
3. Imaging (mengkhayalkan) Penginderaan yang kita tangkap sebagai respon imajinasi dan
membangun imajinasi baru yang berkembang dan ada bergantiganti menggunakan cepat
misalnya kaleidoskop. 193 , Vol. 15, No. 2, Oktober 2017: 189 - 196
4. Transforming (mengejawantahkan) Sehingga menemukan kualitas estetis secara integral yang
berkaitan menggunakan khayalannya (yang masih bersifat abstrak) yang lalu dikonkritkan
menggunakan mencurahkan segala pikir buat diwujudkan sebagai ilham-ilham mobilitas yang
diinginkan.
5. Forming (memberi bentuk) Gerak terbentuk secara alamiah berdasarkan khayalan kemudian
digabungkan dengan unsur-unsur estetik tarian.