Anda di halaman 1dari 4

Hand Out : Kepemimpinan Pendidikan ( Instructional Leadership) dan PKG

Hallinger dan Heck (1993)

Mereka mereview mengenai beberapa


penelitian empirik peran kepemimpinan pembelajaran dalam
menghasilkan capaian lulusan yang baik. Mereka menyimpulkan
bahwa meskipun kepemimpinan pembelajaran tidak secara langsung
berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, namun pengaruhnya
terhadap pencapaian hasil belajar dapat terjadi.

Mereka juga menyimpulkan Kepemimpinan pembelajaran mencakup perilaku-perilaku


kepala sekolah dalam merumuskan dan mengkomunikasikan tujuan sekolah, memantau,
mendampingi, dan memberikan umpan balik dalam pembelajaran, membangun iklim
akademik, dan memfasilitasi terjadinya komunikasi antar staf.

Penilaian Kinerja Guru (PK GURU) :


1. Menjamin terjadinya proses pembelajaran yang berkualitas di semua jenjang
pendidikan
2. Dimanfaatkan untuk menyusun profil kinerja guru sebagai input dalam penyusunan
program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).
3. Dasar penetapan perolehan angka kredit guru dalam rangka pengembangan karir guru.

Jika PK Guru dapat dilaksanakan dengan baik dan obyektif, dilanjutkan


dengan program PKB yang tepat, maka cita-cita pemerintah untuk
menghasilkan ”insan yang cerdas komprehensif dan berdaya saing tinggi” lebih
cepat direalisasikan.

1.Fungsi PKG
Secara umum, PK GURU memiliki 2 fungsi utama sebagai berikut.
a. Untuk menilai kemampuan guru dalam menerapkan semua kompetensi dan
keterampilan yang diperlukan pada proses pembelajaran, pembimbingan, atau
pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
b. Untuk menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja
pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan
dengan fungsi sekolah/madrasah yang dilakukannya pada tahun tersebut.

2. Konsep Penilaian Kinerja Guru


Persyaratan dilaksanakan secara
Valid (mengukur dengan tepat), reliabel (mempunyai tingkat kepercayaan
tinggi) serta praktis (dapat dilakukan oleh siapapun).
Prinsip-prinsip utama dalam pelaksanaan PK GURU adalah sebagai berikut.
a. Berdasarkan ketentuan, dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan
mengacu pada peraturan yang berlaku.
b. Berdasarkan kinerja, Aspek yang dinilai dalam PK GURU adalah kinerja
yang dapat diamati dan dipantau, yang dilakukan guru dalam melaksanakan
tugasnya sehari-hari
c. Berlandaskan dokumen PK GURU. Penilai, guru yang dinilai, dan unsur
yang terlibat dalam proses PK GURU harus memahami semua dokumen yang
terkait dengan sistem PK GURU.
d. Dilaksanakan secara konsisten. PK GURU dilaksanakan secara teratur
setiap tahun diawali dengan penilaian formatif di awal tahun dan penilaian
sumatif di akhir tahun M
Memperhatikan hal-hal berikut: a) Obyektif, b) Adil, c) Akuntabel, d) Bermanfaat,
e) Transparan, f) Praktis, g) Berorientasi pada tujuan, h) Berorientasi pada proses, i)
Berkelanjutan dan, j) Rahasia

3. Prosedur dan Waktu Pelaksanaan PK GURU


PK GURU dilakukan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali setahun, yaitu pada
awal tahun ajaran dan akhir tahun ajaran.
a. PK Guru Formatif. PK GURU formatif digunakan untuk menyusun profil
kinerja guru dan harus dilaksanakan dalam kurun waktu 6 (enam) minggu di
awal tahun ajaran. Berdasarkan profil kinerja guru ini dan hasil evaluasi diri
yang dilakukan oleh guru secara mandiri, sekolah/madrasah menyusun
rencana PKB.
b. PK Guru Sumatif. PK GURU sumatif digunakan untuk menetapkan perolahan
angka kredit guru pada tahun tersebut. PK GURU sumatif juga digunakan
untuk menganalisis kemajuan yang dicapai guru dalam pelaksanaan PKB, baik
bagi guru yang nilainya masih di bawah standar, telah mencapai standar, atau
melebihi standar kompetensi yang ditetapkan.

Tahapan PKG:
a. Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan, harus dipahami tentang sistem dan posisi PK GURU,
kompetesi yang akan diukur, penggunaan instrumen serta sosialisasi pelaksanaan
PK GURU.
b. Tahap Pelaksanaan
Beberapa tahapan PK GURU yang harus dilalui oleh penilai sebelum
menetapkan nilai untuk setiap kompetensi, adalah sebagai berikut.
1) Sebelum Pengamatan
Pertemuan awal antara penilai dengan guru yang dinilai sebelum
dilakukan pengamatan dilaksanakan di ruang khusus tanpa ada orang
ketiga. Pada pertemuan ini, penilai mengumpulkan dokumen pendukung
dan melakukan diskusi tentang berbagai hal yang tidak mungkin dilakukan
pada saat pengamatan. Semua hasil diskusi, wajib dicatat dalam format
laporan dan evaluasi per kompetensi sebagai bukti penilaian kinerja.
2) Selama Pengamatan
Selama pengamatan di kelas dan/atau di luar kelas, penilai wajib
mencatat semua kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan
proses pembelajaran atau pembimbingan, dan/atau dalam pelaksanaan
tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Penilai
wajib mencatat semua hasil pengamatan pada format laporan dan
evaluasi per kompetensi.
3) Setelah Pengamatan
Pada pertemuan setelah pengamatan pelaksanaan proses
pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang
relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, penilai dapat mengklarifikasi
beberapa aspek tertentu yang masih diragukan.

c. Tahap pemberian nilai


1) Penilaian
Pada tahap ini penilai menetapkan nilai untuk setiap kompetensi dengan
skala nilai 1, 2, 3, atau 4. Sebelum pemberian nilai tersebut, penilai terlebih
dahulu memberikan skor 0, 1, atau 2 pada masing-masing indikator untuk
setiap kompetensi. Pemberian skor ini harus didasarkan kepada catatan hasil
pengamatan dan pemantauan serta bukti-bukti berupa dokumen lain yang
dikumpulkan selama proses PK GURU.
Pemberian nilai untuk setiap
kompetensi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.
MODEL-MODEL KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN

1)-4) Model-model Kepemimpinan Pembelajaran


5) Model Direktorat Tenaga Kependidikan
Direktorat Tenaga Kependidikan (2009) memberikan 12
kompetensi pemimpin pembelajaran yaitu:
(1) mengartikulasikan pentingnya visi, misi, dan tujuan sekolah yang
menekankan pada pembelajaran,
(2) mengarahkan dan membimbing pengembangan kurikulum,
(3) membimbing pengembangan dan perbaikan proses belajar mengajar yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran
serta pengelolaan kelas,
(4) mengevaluasi kinerja guru dan mengembangkannya,
(5) membangun komunitas pembelajaran,
(6) menerapkan kepemimpinan visioner dan situasional,
(7) melayani kegiatan siswa,
(8) melakukan perbaikan secara terus menerus,
(9) menerapkan karakteristik kepala sekolah efektif,
(10) memotivasi, mempengaruhi dan mendukung prakarsa, kreativitas,
inovasi, dan inisiasi pengembangan pembelajaran,
(11) membangun teamwork yang kompak, dan
(12) menginspirasi dan memberi contoh.

Anda mungkin juga menyukai